Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN 2460-6383

Volume 5, Nomor 1, Juli 2019


E-ISSN 2621-7058

Pengaruh Pendekatan Konstekstual dan


0 Model Pembelajaran Keliling Kelompok
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu (Sejarah) di Kelas
VII SMP Negeri 2 Muara Enim Tahun
Ajaran 2017/2018
Fenni Eka Fitriani

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik


Pada Mata Pelajaran Sejarah Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Macth di Kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 18
Unggulan Palembang
Weni Erita

Fundamentalisme Dalam Syair Perang


Palembang 1819
Jeki Sepriady

Pola Tata Ruang Desa Tegur Wangi


Sebagai Sumber Pembelajaran IPS
Terpadu (Sejarah) di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Muara Enim
Safitri Wulan Dari

Aktualisasi Nilai
Nilai-Nilai Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia di Kecamatan Ilir
Barat I Kota Palemba
Palembang
Dimas Setiawan
Setiawan, Ahmad Zamhari

Pengembangan Media Pembelajaran Peta


Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia
Dengan Memanfaatkan Limbah Daun
Bambu
M. Al Qurba
Qurbah, Aan Suriadi

Pengembangan Media Pembelajaran

Kalpataru
Audio Visual Pada Materi Sejarah
Penyebaran Islam di Kecamatan Sirah
Pulau Padang
Apsa Dora
Dora, Muhamad Idris

Sejarah Peran Komunitas Ulama Dalam


Pelestarian Budaya Jawa Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah
JURNAL SEJARAH DAN Eka Susanti
Susanti, Ida Suryani
PEMBELAJARAN SEJARAH
Pengembangan Media Pembelajaran Video
Tutorial Pembuatan Reflika Arca di SMA
Nurul Iman Palembang
Program Studi Pendidikan Sejarah Hikmah Wati, Sukardi
Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nilai Sejarah Gereja Siloam Dalam
Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia
Palembang
Penyebaran Agama Kristen di Kota
Palembang Sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah
Otty Nindi Kesuma Butar
Butar-Butar, Kabib Sholeh
Kalpataru
Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Volume 5, Nomor 1, Juli 2019

Penanggung Jawab
Dr. Dessy Wardiah, M.Pd.

Ketua Dewan Redaksi


Drs. Sukardi, MPd

Penyunting Pelaksana
Muhamad Idris, MPd
Eva Dina Chairunisa, MPd
Jeki Sepriady, SPd

Penyunting Ahli
Dr Tahrun, M.Pd. (Universitas PGRI Palembang)
Drs. Supriyanto, MHum (Universitas Sriwijaya Palembang)
Dra Retno Purwati, MHum (Balai Arkeologi Sumatera Selatan)
Dr. Nor Huda Ali, M.Ag., M.A (Masyarakat Sejarawan Indonesia Sumsel)
Budi Agung Sudarman, S.S, MPd (Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan)
Dr. Purmansyah, MA (Universitas Muhammadiyah Palembang)

Alamat Redaksi
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang
Telp 0711-510043
Email: jurnalkalpatarusejarah@gmailcom
Website: https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa
Kalpataru DAFTAR ISI

JURNAL SEJARAH DAN Pengaruh Pendekatan Konstekstual dan Model


Pembelajaran Keliling Kelompok Terhadap Hasil
PEMBELAJARAN SEJARAH
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
(Sejarah) di Kelas VII SMP Negeri 2 Muara Enim Tahun
Ajaran 2017/2018
Fenni Eka Fitriani................................................................................ 1-9

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata


Terbit dua kali setahun pada Pelajaran Sejarah Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Macth di Kelas XI MIPA 5 SMA
Juli dan Desember
Negeri 18 Unggulan Palembang
Weni Erita ......................................................................................... 10-18

Diterbitkan oleh: Fundamentalisme Dalam Syair Perang Palembang


Program Studi Pendidikan Sejarah 1819
Jeki Sepriady .................................................................................... 19-24
Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan Pola Tata Ruang Desa Tegur Wangi Sebagai Sumber
dan Ilmu Pendidikan Pembelajaran IPS Terpadu (Sejarah) di Sekolah
Universitas PGRI Palembang Menengah Pertama Negeri 1 Muara Enim
Safitri Wulan Dari.............................................................................. 25-29

Aktualisasi Nilai-Nilai Perjuangan Kemerdekaan


Indonesia di Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang
Dimas Setiawan, Ahmad Zamhari .................................................... 30-39

Pengembangan Media Pembelajaran Peta Masuknya


Bangsa Eropa ke Indonesia Dengan Memanfaatkan
Limbah Daun Bambu
Gambar Cover: M. Al Qurbah, Aan Suriadi ................................................................ 40-44
Pohon Kalpataru
Candi Prambanan Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual
Pada Materi Sejarah Penyebaran Islam di Kecamatan
Sirah Pulau Padang
Apsa Dora, Muhamad Idris ............................................................... 45-53

Sejarah Peran Komunitas Ulama Dalam Pelestarian


Budaya Jawa Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah
Eka Susanti, Ida Suryani .................................................................. 54-62

Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial


Pembuatan Reflika Arca di SMA Nurul Iman
Palembang
Koleksi: Muhamad Idris Hikmawati, Sukardi ........................................................................... 63-68

Nilai Sejarah Gereja Siloam Dalam Penyebaran Agama


Kristen di Kota Palembang Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah
Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh ................................. 69-77
Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

NILAI SEJARAH GEREJA SILOAM DALAM PENYEBARAN AGAMA KRISTEN DI KOTA


PALEMBANG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang
Email: otty.kesuma@gmail.com

Kabib Sholeh
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang
Email: habibsholeh978@gmail.com

ABSTRAK

Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) Palembang “Siloam” pertama kali berdiri di Palembang
pada tahun 1933 oleh Belanda. Gereja Siloam salah satu bentuk perkembanganya agama Kristen di
Palembang, hingga sekarang Gereja ini masih digunakan sebagai tempah beribadah bagi agama Kristen.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah nilai sejarah apakah pada Gereja Kristen Sumatera Bagian
Selatan Palembang “Siloam” yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah
menengah atas? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai sejarah Gereja Kristen Sumatera Bagian
Selatan Palembang “Siloam” yang dapat dimanfaatkkan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah
menengah atas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data dengan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gereja Siloam didirikan
pada tahun 1933 di kawasan jalan Talang Semut yang memiliki nama Belanda Gereja Gereformeerd.
Gereja ini merupakan hasil dari peninggalan kolonialisme dari bangsa Belanda, Gereja ini juga memiliki
peran besar dalam perkembangan agama Kristen di kota Palembang. Dengan dijadikanya nilai sejarah
Gereja Siloam dalam penyebaran agama Kristen di kota Palembang sebagai sumber pembelajaran
sejarah di SMA Negeri 2 Palembang, maka dapat membantu siswa mengetahui dan belajar hasil
bangunan yang ditinggalkan para penjajah dari Belanda di kota Palembang sehingga dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri siswa.

Kata Kunci: Gereja Siloam, Agama Kristen, Pembelajaran Sejarah.

A. PENDAHULUAN gereja Indonesia yang ada sekarang. Begitu


Penelitian yang dilakukan Ari Krisna juga untuk wilayah pulau Jawa. Pada zaman
Widi Atmaja tahun 2009 dari Universitas perang kemerdekaan, gereja juga
Atma Jaya Yogyakarta yang berjudul Gereja memberikan kontribusinya dalam kehidupan
Kristen Indonesia di Babarsari di Yogyakarta bermasyarakat. Gereja-gereja pada zaman
yang membahas tentang sejarah awal ini telah berasimilasi dalam kehidupan
perkembangan gereja yang ada di rakyat sehari-hari, dan menjadi bagian dari
Indonesia. Perkembangan gereja di perjalanan bangsa Indonesia sampai hari
Indonesia mengalami banyak pasang surut. ini, antara lain: Gereja Kristen Indonesia
Sekitar tahun 1800, keadaan Gereja di (GKI), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja
Indonesia memprihatinkan. Jumlah anggota- Pasundan, Gereja Gereformerd, Gereja Isa
anggotanya selama dua abad hampir tidak Almasih (GIA).
bertambah. Tampaknya seakan-akan Penelitian yang dilakukan oleh Ricky
agama itu akan hilang dari seluruh Putra Parulian dari Universitas Negeri
Indonesia. Satu abad kemudian terjadi Semarang tahun 2013 dari Indonesian
perubahan. Pada abad ke-19 dan pada awal Journal of History Education yang berjudul
abad ke-20 diletakkanlah dasar gereja- peranan Gereja HKBP (Huria Kristen Batak

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 69


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

Protestan) terhadap perkembangan 13 Agustus 1932 dibangunlah sebuah


toleransi kehidupan beragama masyarakat Gereja Kristen Protestan pertama di
kota Semarang tahun 2000-2010 yang Palembang yang terletak disekitar
membahas tentang sejarah berdirinya HKBP perumahan Talang Semut. Gereja ini
Semarang, perkembangan Gereja HKBP bernama Gereja Gereformeerd atau Gereja
Semarang dan peranan HKBP dalam Kristen Sumatera bagian Selatan (GKSBS).
pengembangan toleransi kehidupan gaya arsitekur gereja ini adalah de stilj
beragama kota Semarang tahun 2000-2010. dengan jenis atap plet beton. Pada awalnya
Gereja Huria Kristen Batak Protestan jumlah jemaat gereja yaitu 144 orang yang
(HKBP) merupakan satu dari berbagai merupakan orang-orang Belanda dan Cina.
macam Gereja Kristen Protestan yang ada Selanjutnya jumlah ini semakin bertambah
di Indonesia. HKBP merupakan Gereja dengan adanya transmigrasi dari Jawa.
Kristen yang berkembang dengan Gereja ini kemudian berganti nama menjadi
kebudayaan Batak. Gereja HKBP ini Gereja Siloam. Para jemaatnya menyebut
memiliki penyebaran yang cukup luas di Gereja ini dengan sebutan gereja putih
Indonesia, ini seiring dengan penyebaran (white cruch) karena keseluruhan bangunan
orang-orang yang berasal dari suku Batak di gereja berwarna putih (Hestiliani, 2017:15).
seluruh Indonesia. Gereja HKBP memiliki Dalam permasalahan di atas yang
anggota mayoritas suku Batak. Oleh karena berjudul nilai sejarah gereja Siloam dalam
itu anggota HKBP dalam hidupnya penyebaran agama Kristen di kota
menghayati Dalihan Na Tolu. Yakni Palembang dapat dijadikan sebagai sumber
melarang pernikahan semarga. Gereja pembelajaran sejarah di sekolah menengah
HKBP menerima prinsip melarang atas (SMA) yang di kaitkan dengan silabus
pernikahan semarga ini agar tidak terjadi kelas XI yang terdapat dalam Kompetensi
kekacauan di masyarakat. Sebagaimana Dasar (KD) 3.1 yaitu menganalisis proses
dikatakan Rasul Paulus agar semuanya masuk dan perkembangan penjajahan
berlangsung secara teratur. bangsa Barat (Portugis, Belanda, Inggris) di
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Indonesia. Karena gereja Siloam merupakan
oleh Teti Hestiliani tahun 2017 dari Jurnal peninggalan bangsa Hindia-Belanda,
Criksetra yang berjudul kota Palembang Pentingnya siswa-siswi mempelajari sejarah
pada masa pemerintahan Kolonial Hindia gereja Siloam karena gereja ini merupakan
Belanda tahun 1906-1942 dalam peninggalan sejarah yang wajib dilestarikan,
penelitianya dia membahas otonomi dan dapat juga mengembangan karakter yang
perencanaan kota yang dilakukan oleh berhubungan sikap nasionalisme dan sikap
pemerintah Kolonial Hindia Belanda di menghargai antar umat beragama.
Palembang, salah satunya membahas Permasalahan dalam penelitian ini
tentang pembangunan tempat peribadatan adalah nilai sejarah apakah pada Gereja
yang dilakukan pemerintah Belanda seperti Kristen Sumatera Bagian Selatan
Gereja Siloam di Palembang karena orang Palembang “Siloam” yang dapat dijadikan
Eropa banyak menganut agama Kristen. sebagai sumber pembelajaran sejarah di
Kenapa saya lebih memilih untuk sekolah menengah atas?. Tujuan penelitian
membahas Gereja Siloam di kota ini untuk mengetahui nilai sejarah Gereja
Palembang karena belum ada para peneliti Kristen Sumatera Bagian Selatan
yang membahas gereja ini padahal gereja Palembang “Siloam” yang dapat
ini memliki cerita sejarah yang menarik dimanfaatkkan sebagai sumber
untuk dibahas apalagi gereja ini sudah pembelajaran sejarah di sekolah menengah
masuk dalam salah satu bangunan atas.
bersejarah di kota Palembang. Pada tanggal

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 70


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

B. METODE PENELITIAN melakukan observasi dan pengamatan


Penelitian ini dilakukan di kota langsung di gereja Siloam guna mengetahui
Palembang yaitu di jalan Hang Tuah No. 23, sejarah gereja dan melihat atau mengamati
Talang Semut, kecamatan Bukit Kecil. bangunan luar dan bangunan dalam gereja
Selanjutnya penelitian ini juga dilaksanakan Siloam.
di SMA Negeri 2 di Palembang yaitu untuk
penelitian dalam rangka menerapkan materi Dokumentasi
nilai sejarah dari gereja Siloam dalam Dokumen merupakan catatan
kegiatan proses belajar mengajar di kelas. peristiwa yang sudah berlalu yang
Dalam penulisan ini peneliti berbentuk tulisan, gambar, atau karya
menggunakan metode penelitian deskriptif monumental dari seseorang. Studi dokumen
kualitatif, Penelitian deskriptif kualitatif di merupakan pelengkap dari penggunaan
uraikan dengan kata-kata dan, disimpulkan metode observasi dan wawancara. Hasil
(diberi makna oleh peneliti), dan di verifikasi penelitian akan lebih dipercaya jika
(dikonsultasikan kembali kepada responden didukung oleh sebuah dokumen. Teknik
dan teman sejawat). Minimal ada tiga hal dokumentasi digunakan untuk
yang digambarkan dalam penelitian mengumpulkan data dari sumber non-insani.
kualitatif, yaitu karakteristik pelaku, kegiatan, Sumber ini terdiri dari dokumen dan
atau kejadian-kejadian yang terjadi selama rekaman (Sugiyono, 2017:176).
penelitian, dan keadaan lingkungan atau Penulis mengumpulkan data
karakteristik tempat penelitian berlangsung dokumentasi dari berupa foto dan video dari
(Bungin, 2015:6). bangunan sekitar gereja Siloam, gambar-
gambar yang ada di dalam bangunan gereja
Teknik Pengumpulan Data dan buku atau arsip yang disimpan di gereja
Observasi Siloam.
Secara umum pengertian observasi
adalah cara menghimpun bahan-bahan Wawancara
keterangan yang dilakukan dengan Wawancara adalah suatu percakapan
mengadakan pengamatan dan pencatatan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu
secara sistematis terhadap fenomena- dan merupakan proses tanya jawab lisan
fenomena yang dijadikan objek dimana dua orang atau lebih berhadapan
pengamatan. Observasi sebagai alat secara fisik. Wawancara dapat dilakukan
evaluasi banyak digunakan untuk menilai secara terstuktur maupun tidak terstuktur,
tingkah laku, individu atau proses terjadinya dan dapat dilakukan memalui tatap muka
suatu kegiatan yang dapat diamati. (face to face) maupun dengan
Observasi yang dapat menilai atau menggunakan telepon. Dalam penelitian ini
mengukur hasil belajar ialah tingkah laku penulis melakukan wawancara dengan
para siswa pada waktu guru mengajar. Bapak Sutiyo selaku penjaga gereja Siloam
Observasi dapat dilakukan baik secara dan melakukan wawancara dengan Bapak
partisipatif (participant observation) maupun Rumanto yaitu pendeta di gereja Siloam.
non partisipasi (non-participant observation)
(Sugiyono, 2017:16). Studi Pustaka
Observasi adalah pengamatan dan Definisi studi pustaka ialah suatu
pencatatan suatu objek dengan sistematika karangan ilmiah yang berisi karangan
fenomena yang akan diselidiki. Observasi pendapat berbagai pakar mengenai suatu
dapat dilakukan sesaat atau mungkin dapat masalah yang kemudian ditelaah dan
diulang dan dilakukan dengan orang-orang dibandingkan dan ditarik kesimpulannya.
yang tepat. Dalam penelitian ini peneliti Seperti layaknya suatu karangan ilmiah,

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 71


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

studi kepustakaan pun terdiri dari bagian Conclusion Drawing/Verification


pembuka, bagian isi/tubuh dan bagian Langkah ketiga dalam analisis data
penutup. Bagian pembuka berisi kualitatif menurut Miles dan Huberman
pendahuluan yang menjelaskan latar adalah penarikan kesimpulan vertifikasi,
belakang masalah yang dilanjutkan dengan kesimpulan awal yang dikemukan masih
perumusan masalah, tinjauan singkat dan bersifat sementara, dan akan berubah bila
tujuan/manfaat yang ingin dicapai atau tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
diharapkan. Bagian isi mengungkapkan mendukung pada tahap pengumpulan data
uraian masalah. Sedangkan bagian penutup berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang
berupa kesimpulan yang berisi jalan keluar dikemukan pada tahap awal, didukung oleh
penyelesaian masalah yang telah dibahas bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
(Sugiyono, 2017:78). peneliti kembali kelapangan mengumpulkan
data. Maka kesimpulan yang dikemukan
Teknik Analisis Data merupakan kesimpulan yang kredibel.
Data Redution (Reduksi Data) Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
Data yang diperoleh dari lapangan mungkin akan menjawab rumusan masalah
jumlahnya cukup banyak untuk itu maka yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin mungkin juga tidak, karena kesimpulan
lama peneliti kelapanagan maka jumlah data dapat berupah sementara (Sugiyono,
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. 2017:247-252).
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data C. HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti merangkum, memilih hal-hal yang Sebelum membahas lebih dalam
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang sejarah dari gereja Siloam penulis akan
penting, di cari tema dan polanya. Dengan menjelaskan apa itu gereja. Kata Gereja
demikian data yang telah direduksi akan yakni kita harus menetapkan apa yang
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan diteliti dan diselidiki oleh ilmu sejarah yang
mempermudah peneliti untuk melakukan memusatkan perhatiannya kepada “Gereja”.
pengumpulan data selanjutnya, dan Apa yang menjadi objek atau sasaran
mencarinya bila diperlukan. penelitian sejarah gereja? Tentang hal ini
ada beberapa pendapat yang perlu
Data Display (Penyajian Data) diperhatikan. Pada dasarnya, pendapat
Setelah data reduksi, melangkah tentang pokok sejarah gereja dapat
selanjutnya adalah menyajikan data. Kalau dibedakan dua macam. Ada pendapat-
dalam penelitian kualitatif penyajian data ini pendapat yang bertolak dari apa yang
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dilihat, dari kenyataan empiris, dan ada
phie hard, pitogram dan sejenisnya. Melalui pendapat yang bertolak dari pandangan
penyajian data tersebut, maka data theologis mengenai gereja (Jonge,
terorganisasikan, sehingga akan semakin 1993:19).
mudah peneliti memahaminya. Dalam Gereja Siloam yang penulis bahas
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam judul penelitian ini, gereja Siloam
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, memiliki nama panjang yaitu Gereja Kristen
bagan, hubungan antar kategori dan Siloam Sumatera Bagian Selatan
sejenisnya, yang paling sering digunakan Palembang “Siloam” yang juga disebut
untuk menyajikan data dalam penelitian dengan sebutan White Church, tanggal 13
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat Agustus 1933 dibangunlah sebuah gereja
naratif. Kristen Protestan pertama di Palembang
yaitu Gereja Gereformeerd yang terletak

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 72


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

disekitar perumahan Talang Semut yang Gereformeerd ini dapat dibagi dalam
mendirikan adalah orang Belanda. beberapa tahapan sebagai berikut:
Arsitekur gereja ini adalah De Stilj 1. Tahap persiapan pada tahun 1951
(gaya arsitektur yang dipakai oleh orang sampai tahun 1962.
Belanda) dengan jenis atap plet beton. Pada 2. Tahap pengembangan dan
awalnya jumlah jemaat gereja yaitu 144 pendewasaan pada tahun 1956 sampai
orang yang merupakan orang-orang tahun 1962.
Belanda dan Cina. Selanjutnya jumlah ini 3. Tahap pemantapan dan pendewasaan
semakin bertambah dengan adanya gereja penuh pada tahun 1962 sampai
transmigrasi dari Jawa pada tahun 1938. tahun 1974.
Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh 4. Tahap pemenuhan panggilan “Take
di gereja Siloam ini adalah Prof. Dr. R Off” pada tahun 1974.
Soedarmo, dia juga orang yang Pada tanggal 12 September 1956
mentakhbiskan Pdt. J.S Hardjowasito sebelum gereja ini dilakukan pendewasaan
sebagai pendeta di gereja Siloam sebelumnya dilakukan rapat untuk
Palembang tanggal 17 Desember 1961. menetukan calon-calon anggota majelis
Gereja Siloam ini sering berganti baru gereja yang akan menjabat setelah
nama. Pada awal berdiri tahun 1933 mereka gereja pendewasaan (mandiri).
menggunakan nama Belanda yaitu Gereja Pendeta yang pertama kali saat
Gereformeerd, sekitar tahun 1935 di bagian gereja masih menggunakan nama Belanda
depan gereja belum terdapat prasasti “Gereja Gereformeerd” yaitu Pdt. Ds. J.s
lambang Salib dan juga nama Siloam Hardjowasito yang diangkat menjadi
karena memang masih nama Belanda tetapi pendeta utusan dari Pematang Siantar
bangunan dari awal memang sudah untuk gereja Siloam. Pada tahun 1935
berwarna putih. Sekitar tahun 1938 gereja Gereja Gereformeerd disewa oleh pihak
berganti nama menjadi Gereja Kristen Jawa HKBP sehingga umat Kristen jika ingin
(GKJ) yang disana ada juga jemaat orang beribadah harus meminta izin terlebih
Belanda dan banyak juga para kelompok dahulu. Kemajuan dan persekutuan yang
Kristen berbahasa Jawa bergabung menjadi cikal bakal GKSBS Palembang
sebelum tahun 1938. Pada tahun 1942 Siloam nampak jelas sejak tahun 1953.
orang Belanda kalah dan mulai Jemaat ini terdiri dari orang-orang Kristen
meninggalkan kota Palembang. Pada Jawa yang tinggal dan bekerja di kota
tanggal 25 November 1956 gereja Siloam di Palembang. Mula-mula ibadah dilakukan
dewasakan atau dimandirikan menjadi dari rumah ke rumah. Namun dikemudian
Gereja Kristen Jawa di Palembang dengan hari hal ini dipandang tidak memungkinkan
jumlah 25 kepala keluarga, tetapi banyak lagi sebab semakin banyak jemaat yang
orang tidak setuju dengan nama Gereja bergabung dalam persekutuan ini.
Kristen Jawa karena dianggap minoritas Karena kemurahan dari Gereja
gereja tersebut adalah orang Jawa sehingga Gereformeed Plaju di Palembang, jemaat
diganti menjadi Gereja Kristen Palembang inipun mendapat tempat ibadah di Gereja
(GKP) dengan menghilangkan nama Jawa Putih, meski harus bergantian dengan
di gerejanya, jemaatnya pada saat itu HKBP. Akhir tahun 1955 (19 Desember)
banyak orang Jawa, Chinese, Ambon, pihak HKBP resmi meninggalkan Gedung
Manado dan Papua (Hasil wawancara Gereja Gereformeed dan orang-orang
dengan Pdt. Emeritus Rumanto pada Kristen boleh beribadah di gereja tersebut,
tanggal 13 Mei 2019). dengan semangat bersekutu yang besar
Perkembangan Gereja GKSBS dan didasarkan dengan tata peraturan GKJ
Palembang “Siloam” atau Gereja maka pada tahun 1956 diresmikanlah

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 73


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

jemaat ini menjadi Gereja Dewasa (GKSBS, lagi yang menganggap agama adalah
1976: 14). Melalui sebuah perjuangan peraaan tergantung secara mutlak pada
yang berliku-liku, penuh romantika akhirnya suatu realitas yang mengatasi dirinya.
Gereja Gereformeerd Belanda dapat Dengan demikian, sangat perlu menemukan
menyerahkan Gereja Putih kepada jemaat terlebih dahulu pengertian tentang agama
kota Palembang pada tanggal 16 April 1960. sebagai dasar pembahasan selanjutnya
Perlu dicatat disini bahwa Ds. Le Grand, (Hardiana, 2017: 50).
Sdr. Patiasina dan Sdr. Karamoy banyak Agama Kristen adalah sebuah
memberikan andil dalam memperjuangkan kepercayaan yang berdasar pada ajaran,
gereja ini. Gereja Putih menjadi milik jemaat hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan
Gereja Kristen Palembang yang tergabung Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini
dalam Sinode Jawa Tengah (GKSBS, 1976: meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan
23). Mesias, juru selamat bagi seluruh umat
Gereja ini kemudian berganti nama manusia, yang menebus manusia dari dosa.
menjadi gereja Siloam. Para jemaatnya Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci
menyebut gereja ini dengan sebutan gereja mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus
putih (white chruch) karena keseluruhan Kristus pertama kali dipanggil Kristen di
bangunan gereja berwarna putih. Tempat Antiokia.
yang baru maka penjajakan dilakukan oleh Kekristenan adalah monoteisme,
tim GKSJ (Gereja Kristen Jawa Sumatera yang percaya akan tiga pribadi (secara
sekarang menjadi Gereja Kristen atau teknis dalam bahasa Yunani hypostasis)
GKSBS) maka, pada tahun 1936 telah Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas
digagas kerjasama antara GKJS dengan pertama kali pada Konsili Nicea Pertama
Gereja Gereformeerd di Palembang. (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi
Sebelum mandiri, jemaat tersebut Konstantin I. Pemeluk agama Kristen
merupakan kelompok dari Gereja mengimani bahwa Yesus Kristus atau Isa
Gereformeerd di Batavia. Pada tahun 1938 Almasih adalah Tuhan dan Juru Selamat,
itu pula disepakati kerjasama itu. GKJS dan memegang ajaran yang disampaikan
melayani daerah Lampung dan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen,
Gereformeerd Palembang melayani Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja)
Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tetapi dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil
dalam perkembangannya, Gereja Matius 18:18-19). Umat Kristen juga
Gereformeerd Palembang juga membantu percaya bahwa Yesus Kristus akan datang
pemberitaan Injil di Lampung. Sekarang pada kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim
gereja ini berganti nama menjadi gereja akan dunia ini (Imunaelo, 2010: 9).
Siloam yang bisa kita lihat dari bangunan Penyebar utama agama Kristen pada
depan gedungnya (Hestiliani, 2017:15). masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling
gencar menyebarkan ajaran Kristen ke
Sejarah Penyebaran Agama Kristen di berbagai pelosok dunia. Pada masa inilah,
Kota Palembang datang masa-masa kegelapan (192-284),
Bila mendengar agama, di benak mulai dari Kaisar Commodus hingga Kaisar
banyak orang pasti muncul gambaran yang Diocletian. Pada masa inilah orang-orang
berbeda-beda. Ada yang menganggap masa itu kehilangan kepercayaan terhadap
agama sebagai jalan dan cara hidup; konsep balas jasa langsung yang dianut di
Agama adalah kepercayaan pada hal atau Paganisme, sehingga agama Kristen pun
realitas yang lebih luhur dari pada manusia; semakin diminati. Hingga akhirnya pada
agama dalah rangkaian tindakan khas tahun 313, Kaisar Konstantinus melegalkan
seperti do’a, ibadah, dan upacara, serta ada agama Kristen dan bahkan minta untuk

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 74


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

dipermandikan, dan 80 tahun setelahnya, diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kaisar Theodosius melarang segala bentuk Pada masa pemerintahan Hindia Belanda di
paganisme dan menetapkan agama Kristen Palembang seluruh kebijakan berpusat dan
sebagai agama negara. Sebagai agama dikendalikan oleh pemerintah Hindia
resmi negara, Kekristenan menyebar Belanda termasuk penyebaran agama
dengan sangat cepat. Namun Gereja juga Kristen di Palembang termasuk membangun
mulai terpecah-pecah dengan munculnya gereja Kristen pertama yang ada di kota
berbagai aliran (bidaah). Salah satu upaya Palembang, gereja inilah yang menjadi awal
untuk menekan bidaah adalah dengan perkembangan agama Kristen di kota
diadakannya Konsili Nicea yang pertama Palembang.
pada tahun 325 M. Konsili Nicea 11 Komponen kota dengan fungsi yang
mencetuskan pengakuan iman umat Kristen religi terdapat pada bangunan Masjid Agung
keseluruhan pertama kali, sebagai tanda Palembang, Gereja Siloam, dan Klenteng.
persatuan Kristen universal yang dibedakan Masjid Agung Palembang terletak di sebelah
dari umat-umat Kristen yang bidaah. Salah Timur Laut dari Benteng Kuto Besak dengan
satu contohnya adalah bidaah Arianisme, jarak sekitar 150 meter. Masjid ini dibangun
yang merupakan salah satu krisis bidaah pada masa yang sama dengan Benteng
terbesar saat itu yang menjadi alasan utama Kuto Besak. Dimana proses
diadakannya Konsili Nicea yang pertama. pembangunannya berlangsung selama
Ketika kerajaan Romawi runtuh dan tercerai- sepuluh tahun dari tahun 1738 sampai 1748.
berai, gereja Kristen tetap bertahan Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan
(Imanuelo, 2010:10-11). (GKSBS) Palembang “ Siloam” terletak di
Di Indonesia agama Kristen dulu kawasan pemukiman etnis Eropa di
dianggap sebagai “barang impor”, Kambang Iwak atau Talang Semut. Gereja
peninggalan dari masa penjajahan Hindia- ini didirikan pada tahun 1933. Sedangkan
Belanda. Tetapi pandangan tersebut Klenteng terletak di Pemukiman etnis
ternyata dianggap salah bagi Bakker, Tionghoa di kelurahan 9-10 Ulu, kecamatan
berdasarkan penelitian-penelitian yang ia Sebrang Ulu 1 (Soeroso, 2017:156).
lakukakan. Menurut Bakker para penjajah Pada saat Palembang ditetapkan
dari Eropa terutama Hindia Belanda (Culver, menjadi kota madya banyak orang-orang
2014:18). Membentuk sebuah Kongsi Eropa yang datang. Orang-orang Eropa dan
Dagang di Indonesia, setelah terbentuk orang asing lainnya ini menganut agama
Kongsi Dagang Belanda (VOC), mereka Kristen. Untuk mempermudah kegiatan
menancapkan monopoli perdagangan di peribadatan penganut agama kristen maka
Nusantara. Kedatangan bangsa Belanda dibangunlah sebuah gereja.
dengan VOC-nya di Indonesia berhasil Peran GKSBS Palembang “Siloam”
menggantikan pengutusan Katolik, yang (Gereja Siloam) sangat penting bagi para
mendahului mereka nyaris selama seratus penganut agama Kristen. Menurut bapak
tahun. VOC lebih mendukung Protestan dan Sutiyo dan Pendeta Rumanto awal
mengambil-alih jemaah Katolik di kawasan sejarahnya yaitu saat para kolonial Belanda
Timur Indonesia, hanya di Flores Katolik mulai datang ke Indonesia termasuk kota
terus berkembang. Palembang, para penjajah selalu menuntut
Sedangkan Kristen mulai adanya tempat peribadatan karena rata-rata
berkembang di kota Palembang saat penjajah yang datang ke kota Palembang
Palembang mulai dikuasai pemerintah adalah orang Kristiani, mereka tidak bisa
Hindia-Belanda bertepatan tertangkapnya beribadah karena tidak ada gereja Kristen
Sultan Mahmud Badaruddin II tahun 1821 pada zaman itu di Palembang. Akhirnya
yang pada akhirnya kekuasaan kesultanan setelah dipertimbangkan, pihak kolonial

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 75


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

mulai membangun gereja Kristen pertama di dengan nama Gereja Kristen Jawa karena
kota Palembang yang bernama Gereja dianggap minoritas Gereja tersebut adalah
Gereformeerd dengan konsep semua orang Jawa sehingga diganti menjadi Gereje
bangunan putih yang sekarang dikenal Kristen Palembang (GKP) dengan
dengan sebutan GKSBS (Gereja Kristen menghilangkan nama Jawa di gerejanya.
Sumatera Bagian Selatan) Palembang Gereja ini memiliki peranan yang besar bagi
“Siloam” (Hasil wawancara bersama Bapak bidang politik, sosial, agama dan budaya di
Sutiyo pada tanggal 13 Mei 2019). kota Palembang.
Dari sejarah di atas bisa dijadikan
Pembahasan sumber dan materi pembelajaran sejarah
Relevansi Sejarah GKSBS nasional Indonesia mengenai nilai sejarah
Palembang “Siloam” dalam penyebaran gereja Siloam dalam penyebaran agama
agama Kristen di kota Palembang terhadap Kristen di kota Palembang pada kelas XI
sumber pembelajaran sejarah di SMA yang masuk dalam silabus kelas XI yang
Negeri 2 Palembang. terdapat di Kompotensi Inti 3 dan
Para kolonial Belanda tersebut bukan Kompotensi Dasar 3.1 mengenai masa
sekedar menjalankan perdagangan datang kolonial Belanda yang di mulai dari
ke Indonesia melainkan juga untuk masuknya Belanda ke Indonesia yaitu
menyebarkan agama Kristen di Indonesia ditandai dengan datangnya orang Belanda
dengan sistem 3 G (Gold, Glory, Gospel). yaitu Cornelis Houtmen tidak lama Belanda
Gold yang berarti mencari kekayaan dan membuat kongsi dagang yaitu VOC
keuntungan dengan mencari dan setelah VOC menjalankan pemerintahan di
mengumpulkan emas, perak dan bahan Nusantara, kemudian dilanjutkan oleh
tambang dan bahan-bahan lain yang pemerintah gebernur Jenderal Daendels,
berharga, Glory yang artinya kejayaan, dilanjutkan oleh pemerintahan kolonial
superioritas, dan kekuasaan. Mereka saling Inggris yang memerintah Indonesia dipimpin
bersaing dan ingin berkuasa di wilayah baru oleh Thomas Raffles dan kembali lagi ke
yang ditemukannya dan Gospel adalah penjajahan Belanda yaitu memasuki masa
menjalankan tugas suci untuk menyebarkan tanah paksa yang dipimpin oleh Van Den
agama. Dalam bangsa Barat 3 G Bosch.
merupakan hal yang sangat penting. Salah
satu hasil dari penjajahan yang mereka D. SIMPULAN
lakukan di kota Palembang yaitu Gereja Kristen Sumatera Bagian
dibangunnya gereja Siloam. Pada awal Selatan (GKSBS) Palembang “Siloam”
berdiri tahun 1933 mereka menggunakan merupakan bukti bangunan awal
nama Belanda yaitu Gereja Gereformeerd, perkembangnya bagi agama Kristen di kota
sekitar tahun 1935 di bagian depan gereja Palembang. Pada masa kolonial orang-
belum terdapat prasasti lambang Salib dan orang Eropa dan orang asing lainnya yang
juga nama Siloam karena memang masih ada di kota Palembang menganut agama
nama Belanda tetapi bangunan dari awal Kristen, Untuk mempermudah kegiatan
memang sudah berwarna putih. Pada tahun peribadatan agama Kristen maka
1942 orang Belanda kalah dan mulai dibangunlah sebuah gereja. Gereja Siloam
meninggalkan kota Palembang. memiliki nama asli yaitu Gereja Kristen
Pada tanggal 25 November 1956 Sumatera Bagian Selatan Palembang
gereja Siloam didewasakan atau “Siloam” yang juga disebut dengan sebutan
dimandirikan menjadi Gereja Kristen Jawa di White Church, gereja ini dibangun pada
Palembang dengan jumlah 25 kepala tanggal 13 Agustus 1933 dibangunlah
keluarga, tetapi banyak orang tidak setuju sebuah gereja Kristen Protestan pertama di

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 76


Kalpataru, Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 (69-77)

Palembang yaitu Gereja Gereformeerd yang Hestiliani, Teti, dkk. 2017. “Kota Palembang
terletak di jalan Hang Tuah No. 23, Talang Pada Masa Pemerintahan
Semut kecamatan Bukit Kecil didirikan Kolonial Belanda Tahun 1906-1942”.
orang Belanda dengan arsitekur De Stilj Dalam Jurnal Pendidikan Sejarah
(gaya arsitektur yang dipakai oleh orang Criksetra. Yogyakarta,15.
Belanda) dengan jenis atap plet beton.
Gereja Kristen Sumatera Bagian Hardiana, Yanyan. “Pembelajaran Sejarah
Selatan (GKSBS) Palembang “Siloam” Indonesia Berbasisi Peristiwa-
memiliki peranan penting dalam Peristiwa Lokal di Tasikmalaya Untuk
perkembangan agama Kristen pada tahun Meningkatkan Kemampuan Berbpikir
1933 di kota Palembang. Gereja ini Kritis”. Dalam Historia Jurnal
memberikan eksitensi bagi agama Kristen Pendidiksn Sejarah dan Sejarah.
karena gereja pertama yang ada di Volume XV, Nomor 1, 2017).
Palembang dan makin lama gereja ini makin
diakui dan juga makin berkembang di Imanuelo, M. 2010. “Tinjauan Umum Agama
masyarakat Palembang karena saat itu di Kristen dan Nilai-nilai Kekristenan”.
Palembang banyak orang yang menganut Dalam E-Journal UAJY Respository.
agama Islam pasca pemerintahan Universitas Atma Jaya. Yogyakarta,
kesultanan, sehingga orang Belanda 15.
membangunlah Gereja ini selain sebagai
tempat peribadatan yang sangat penting Jonge, D. C. 1993. Pembimbing Ke Dalam
bagi agama Kristen di kota Palembang. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK
Gereja Kristen Sumatera Bagian Gunung Mulia.
Selatan Palembang “Siloam” dapat dijadikan
sebagai materi pembelajaran sejarah kelas Soeroso, M. P. 2017. 25th Retrospeksi Balai
XI yang terdapat dalam Kompetensi Dasar Arkeologi Sumatera Selatan.
3.1 yaitu menganalisis proses masuk dan Yogyakarta: Kepel Press.
perkembangan penjajahan bangsa Barat
(Portugis, Belanda, Inggris) di Indonesia di Sugiyono. 2017. Metodelogi Penelitian
SMA Negeri 2 Palembang. Karena nilai Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:
sejarah dari gesreja Siloam ini banyak sekali Alfabeta.
yang bisa dimanfaatkan sebagai materi
pembelajaran, tetapi belum dimanfaatkan Tim Yayasan GKSBS. 1976. Peringatan 20
sekolah sebelumnya dengan adanya materi Tahun Gereja Kristen Palembang
pembelajaran ini ternyata siswa-siswi dan “Siloam”. Palembang: Yayasan
guru memberi respon baik karena tertarik GKSBS.
untuk mengetahui lebih dalam sejarah dari
Gereja Siloam ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2015. Metode Penelitian


Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Culver, E. Jonathan. 2014. Sejarah Gereja


Indonesia. Bandung: Biji Sesawi.

Otty Nindi Kesuma Butar-Butar, Kabib Sholeh | 77

Anda mungkin juga menyukai