PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan
2) Sekretaris.
Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
memimpin dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan
teknis administratif kegiatan dan ketatausahaan yang meliputi
urusan tata usaha serta Keuangan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian penyusunan dan perumusan bersama
kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis Dinas;
b. penyusunan bersama program kerja dan rencana kegiatan Dinas
berdasarkan pada visi dan misi Dinas;
c. penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Sekretariat;
d. pengelolaan ketatausahaan perkantoran serta penelaahan dan
pengkajian konsep naskah dinas dan produk hukum lingkup
Dinas;
e. pembinaan dan pengendalian administrasi keuangan dan
kepegawaian Dinas;
f. perumusan bahan rencana kebutuhan belanja langsung dan
belanja tidak langsung serta bahan rencana kebutuhan,
pemanfaatan dan pemeliharaan barang inventaris Dinas;
g. penyelenggaraan pelayanan kehumasan;
h. pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan
tugas bawahan;
i. penyusunan bahan laporan pelaksanaan kegiatan Sekretariat
dan kegiatan Dinas secara berkala;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala
Dinas.
a. Tingkat pendidikan
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan,
Jenis Kelamin, serta Status
Jabatan Fungsional
2 Fungsional Arsipparis 0 0 0
JUMLAH 1 0 1
Indikator Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target
Kinerja sesuai Target Target
No Indikator
Tugas dan SPM IKK 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Lainnya
Fungsi SKPD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Persentase
Partisipasi
perempuan - - 30,75 29.78 30 30.25 30.55 30.75 40.7 20.2 18 21.84 - 1.37 0.67 0.67 0.71 -
dilembaga
pemerintahan
2 Persentase
Partisipasi
perempuan - - 35 31.75 32.75 33.75 34.55 35 32.73 64.69 38.58 78.15 1.03 1.98 2.31 2.26 -
dilembaga
swasta
3 Persentase
Partisipasi
- - 35 38.14 38.34 38.54 38.7 38.94 28.96 75.93 38.57 38.57 - 0.76 1.98 1.01 1.00 -
angkatan kerja
perempuan
4 Persentase
Proporsi kursi 30 % - 18 % 16 % 16 % 16 % 16 % 16 % 16% 16% 18% 18% - 1.00 1.00 1.00 1.00 -
yang diduduki
perempuan di
DPRD
5 Penyelesaian
pengaduan
perlindungan
100
perempuan dan - - 100 % 100% 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % - 1.00 1.00 1.00 1.00 -
%
anak dari
tindak
kekerasan
6 Rasio KDRT - - - 437:1 450:1 460:1 465:1 470:1 437:1 1639: 1 1470:1 1265:1 1.00 1.00 1.00 -
7 Predikat
Evaluasi
pengembangan - - - 0 0 Pratama Madya Madya 0 Pratama Madya Madya - 1.00 1.00 1.00 - -
Kota Layak
Anak
TABEL DATA PEKERJA DI LEMBAGA PEMERINTAH
ANGGOTA DPR RI
ANGGOTA DPRD
BURUH HARIAN
KEPOLISIAN RI
ANGGOTA DPD
ANGGOTA BPK
DUTA BESAR
KONSTITUSI
MAHKAMAH
KARYAWAN
KARYAWAN
KARYAWAN
PENDUDUK
APOTEKER
HONORER
ANGGOTA
PERAWAT
DOKTER
DOSEN
BIDAN
LEPAS
BUMN
BUMD
GURU
KOTA
PNS
JML
KECAMATAN TNI
BEKASI TIMUR 2756 35 23 391 29 197 146 0 0 0 0 0 4 83 1576 160 118 326 22 5866
BEKASI UTARA 2641 27 28 360 27 172 253 0 0 2 0 0 1 93 2361 143 143 387 33 6671
BEKASI SELATAN 2129 25 26 421 28 161 140 0 1 0 0 0 1 93 1131 211 75 212 17 4671
PONDOKGEDE 2353 112 25 515 14 69 109 1 0 0 0 0 1 152 1367 321 78 148 16 5281
PENATA RAMBUT
PENATA BUSANA
PENYIAR RADIO
TUKANG JAHIT
TUKANG GIGI
PENATA RIAS
PENERJEMAH
JURU MASAK
PERANCANG
KONSULTAN
PENGACARA
WARTAWAN
PROMOTOR
KARYAWAN
PENDUDUK
PSIKIATER
PSIKOLOG
AKUNTAN
SENIMAN
NOTARIS
TELEVISI
PENELITI
LAINNYA
PIALANG
PENYIAR
ARSITEK
SWASTA
BUSANA
JUMLAH
PARAJI
ACARA
PILOT
KECAMATAN
Kota Bekasi,
4.00, 59.49
Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat Nasional
Capaian IDG Provinsi Jawa Barat pada tingkat provinsi cukup baik,
namun berada dibawah rata-rata nasional. Hal ini dapat dlihat
pada grafik berikut :
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Nasional, 2015,
Nasional, 2013, Nasional, 2014,
Nasional, 2012, 70.68 70.83
70.46
70.07
Nasional, 2011,
69.14
Capaian IDG Kota Bekasi pada tingkat provinsi cukup baik, namun
masih berada dibawah Provinsi Jawa Barat dan nasional.
Series1,
Tasikmalaya,
60.75, 3%
Series1, Kota Series1, Ciamis,
Cirebon, 74.89, 4% 62.43, 3%
Series1, Kota Series1,
Bandung, 58.06, 3% Kuningan,
69.59, 4%
b. Rasio KDRT
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
menunjukkan tingkat kejadian satu kekerasan dalam sejumlah
rumah tangga. Selama tiga tahun terakhir angka rasio KDRT di
Kota Bekasi semakin meningkat. Pada tahun 2015 angka rasio
KDRT di Kota Bekasi mencapai 1639: 1, selanjutnya pada tahun
2016 angkanya mencapai 1470:1, lalu hingga pada tahun 2017
mencapai 1265 : 1. Meskipun angka-angka tersebut jauh dari
target yang ditetapkan yakni 470: 1 , seolah-olah kondisi kasus
KDRT di Kota Bekasi semakin parah. Namun, jika dilihat dari sisi
lain, semakin tingginya rasio KDRT ini mencerminkan satu hal
yang lain, yakni terjadi perubahan pandangan masyarakat
terhadap pengungkapan KDRT, setelah dilakukan peningkatan
sosialisasi penanggunalan KDRT di masyarakat. Selain itu,
kemudahan penangaduan kasus serta jaminan kerahasiaan
membuat antusiasme masyarakat untuk melaporkan setiap
kasus yang terjadi menjadi semakin banyak. Fenomena
peningkatan secara statistic rasio KDRT di Kota Bekasi
sebenarnya baru memasuki fase penyikapan “gunung es” yang
selama ini terjadi. Paradigma masyarakat yang semakin terbuka
dalam penyikapan kasus KDRT ini akan menuju fakta yang
sebenarnya yang secara perlahan akan berdampak kepada
pengurangan kasus KDRT. Semakin mudah pelaporan kasus,
jika diimbangi dengan penanganan yang baik akan memberikan
dampak positif sehingga timbul perasaan malu dan jera untuk
melakukan KDRT. Predikat Evaluasi pengembangan Kota Layak
Anak
Predikat Kota Layak Anak (KLA) diberikan
kepada Kabupaten/Kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan
sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang
terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam
kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya
hak dan perlindungan anak. Penilaian indikatro KLA bersadarkan
6 dimensi, yaitu :
1. Kelembagaan
2. Klaster 1 : Hak sipil dan kebebasan
3. Klaster 2 : Lingkungan keluarga dan pengasuhan anak
4. Klaster 3 : Kesehatan dasar dan kesejahteraan
5. Klaster 4 : Pendidikan, Pemanfaatan waktu luang, dan
kegiatan budaya
6. Klaster 5 : perlindungan khusus.
Target yang ditetapkan dalam renstra sebelumnya predikat
yang dicapai oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Bekasi adalah “Pratama” pada tahun
2015 kemudian meningkat menjadi madya pada tahun 2016 dan
tahun 2017. Sebagaimana target yang diharapkan, realisasi yang
dicapai dalam predikat kota layak anak ini tercapai 100%.
Keberhasilan pencapaian penghargaan KLA ini tidak terlepas dari
sarana dan prasarana yang memadai yang ada di Kota Bekasi
serta dukungan dari banyak pihak.
1 2 3 4 5 6
1 Penganiayaan 32 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 31 Kasus
2 Pengeroyokan 3 Kasus 2 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
3 Kekerasan Fisik 18 Kasus 16 Kasus 23 Kasus 0 Kasus
4 Perkosaan 32 Kasus 5 Kasus 12 Kasus 11 Kasus
5 Pelecehan Seksual 32 Kasus 26 Kasus 26 Kasus 42 Kasus
6 Pencemaran nama baik 2 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
7 Penelantaran 6 Kasus 0 Kasus 3 Kasus 2 Kasus
8 Kecelakaan Lalu Lintas 0 Kasus 2 Kasus 2 Kasus 0 Kasus
9 Kesehatan 0 Kasus 1 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
10 Pencurian 0 Kasus 1 Kasus 4 Kasus 2 Kasus
11 Persetubuhan 0 Kasus 43 Kasus 27 Kasus 24 Kasus
12 Hak Asuh Anak 0 Kasus 7 Kasus 3 Kasus 13 Kasus
13 Hak Kebebasan Anak 0 Kasus 1 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
14 Narkoba 0 Kasus 1 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
15 Tawuran 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
16 lainnya (Aborsi, Pendidikan 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 2 Kasus
& Bullying)
17 lainnya (Bullying) 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
Jumlah 125 Kasus 105 Kasus 100 Kasus 127 Kasus
Tabel
REKAPITULASI DATA KEKERASAN ANAK KOTA BEKASI TAHUN 2017
1 Penganiayaan 7 Kasus
2 Pengeroyokan 0 Kasus
3 Kekerasan Fisik 31 Kasus
4 Kekerasan Psikis 6 Kasus
5 Perkosaan/Pencabulan 24 Kasus
6 Pelecehan Seksual 67 Kasus
7 Pencemaran Nama Baik 0 Kasus
8 Penelantaran 7 Kasus
9 Kecelakaan Lalu Lintas 0 Kasus
10 Kesehatan 3 Kasus
11 Pencurian 2 Kasus
12 Persetubuhan 13 Kasus
13 Hak Asuh Anak 21 Kasus
14 Hak Kebebasan Anak 0 Kasus
15 Eksploitasi 1 Kasus
16 Anak Berhadapan dengan hukum (pelaku) 4 Kasus
17 Bullying 5 Kasus
18 Tawuran 0 Kasus
19 Lainnya 7 Kasus
Jumlah 198 Kasus
Tabel
REKAPITULASI DATA KDRT KOTA BEKASI
JUMLAH KORBAN
NO UNIT
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
PPA POLRES
1 198 389 423 150 161 142 155 152
BEKASI
P2TP2A KOTA
2 24 28 41 65 70 71 75 66
BEKASI
Total 222 417 464 215 231 213 230 218
Selama 5 tahun terakhir, dalam melaksanakan program Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Bekasi mendapatkan
alokasi dana yang fluktuatif.
Dana tertinggi diberikan pada tahun 2014 dan 2017. Pada tahun 2017 pemberian dana yang cukup besar inni karena
terjadi pelimpahan kewenangan dari dinas lain ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. Dari sisi penyerapan, hampir semua
anggaran pada tahun 2014 – 2017 terserap dengan baik (diatas 90 %). Hanya saja pada tahun 2018 penyerapan anggaran relative rendah dari yang
ditargetkan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2018 terjadi turbulensi keuangan di lingkungan pemerintah Kota Bekasi, sehingga tidak semua
anggaran yang dialokasikan dapat diserap.
2.2.3. Tantangan dan Hambatan
Selama mencapai kinerja yang dihasilkan, tentunya banyak terapat
tantangan dan hambatan yang mengiringinya. Tantangan dan hambatan
merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar dan berpengaruh
dalam pencapaian kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Bekasi. Tantangan dan hambatan dapat berupa
target –target yang sebaiknya ditetapkan oleh stakeholder lain, maupun
kondisi social dan lingkungan masyarakat yang dihadapi. Tantangan
yang dihadapi Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kota Bekasi adalah sebagai berikut:
a. Pemenuhan hak-hak anak masih belum menjadi agenda utama para
pihak khususnya dalam bidang pendidikan perlunya Sekolah Ramah
Anak dan pemenuhan Hak Anak Disabilitas, bidang kesehatan
perlunya Puskesmas Ramah Anak serta pemenuhan ruang bermain
ramah anak dan aksesibilitas bagi anak disabilitas.
b. Masih lemahnya kesadaran masyarakat terkait wilayah yang
terbebas asap rokok yang perlu diatur oleh Perda.
c. Masih lemahnya sinergitas dengan pihak media elektronik dan cetak
dalam mensosialisasikan pencapaian Kota Layak Anak;
d. Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap permasalahan
perempuan dan anak (KDRT);
e. Perencanaan yang Responsif Gender belum optimal dilaksanakan
karena faktor teknis (belum tersedianya data terpilah menurut jenis
kelamin);
f. Rendahnya partisipasi politik perempuan;
g. Masih rendahnya upaya perempuan dalam mengakses sumber-
sumber ekonomi untuk meningkatkan kemandirian perempuan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan keluarga melalui optimalisasi
sumber daya lokal.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi
Telaah Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi merupakan
tahapan untuk menterjemahkan arah pembangunan selama 5 tahun kedepan
masa kepemimpinan Wali kota dan Wakil Wali Kota Bekasi yang berkaitan
dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Bekasi.
Dengan menterjemahkan arah pembangunan tersebut selanjutnya dilakukan
identifikasi permasalahan serta faktor penghambat dan pendorong untuk
mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan.
Visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi terpilih periode tahun 2018-2023
adalah “Kota Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan”. Untuk
mewujudkan visi tersebut diatas, diperlukan tindakan nyata dalam misi yang
terdiri dari:
1. Meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan yang baik.
2. Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan prasarana dan sarana
kota yang maju dan memadai..
3. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi jasa kreatif dan perdagangan
yang berdayasaing.
4. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat yang
berpengetahuan, sehat, berakhlak mulia, kreatif, dan inovatif.
5. Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan kehidupan kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup yang nyaman.
Berdasarkan Visi dan Misi diatas, yang memiliki keterkaitan dengan tugas
dan fungsi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan AnakKota
Bekasi adalah misi ke-4, yaitu “Meningkatkan dan mengembangkan kualitas
kehidupan masyarakat yang berpengetahuan, sehat, berakhlak mulia,
kreatif, dan inovatif”. Misi ke-4 dalam rangkaian misi tersebut lebih menyasar
pada dimensi kemanusiaan serta sistem kehidupan bermasyarakat. Misi ke-
4 ini memiliki 1 tujuan yang termuat dalam kalimat tersebut, yakni:
“Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Berkualitas dan Berakhlak
Mulia”. Dengan indikator Indeks Pembangunan Manusia yang targetnya pada
tahun 2023 mencapai 80.35. Tujuan ini memiliki 6 Sasaran, yaitu:
a. Tercapainya Masyarakat yang berpengetahuan tinggi, kreatif dan
inovatif
b. Tercapainya Masyarakat Kota bekasi yang sehat
c. Menurunnya Jumlah Penduduk Miskin
d. Menurunnya angka pencari kerja
e. Meningkatnya Partisipasi pemuda dalam pembangunan
f. Terbangunnya Masyarakat yang religius dan Berakhlak Mulia
Dari tujuan diatas yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan AnakKota Bekasi adalah poin ke-2 dan ke-3.
Salah satu kriteria “berakhlak mulia” adalah ketika masyarakatnya mengetahui
dan menyadari posisi perempuan dan anak-anak dalam kehidupan sosial.
Dengan terbentuknya masyarakat Kota Bekasi yang mampu menghormati dan
melindungi perempuan dan anak-anak menandakan akhlak yang mulia telah
tumbuh di Kota Bekasi. Hal ini bersesuaian dengan urusan Dinas
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan AnakKota Bekasi dalam hal
perlindungan perempuan, peningkatan kualitas keluarga, pemenuhan hak
anak, serta perlindungan khusus anak.
Adapun dalam mewujudan visi dan misi Wali Kota sebagaimana
dijelaskan diatas, tentunya memiliki faktor penghambat dan pendorong seperti
tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel
Penghambat dan Pendorong Visi Misi Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Terpilih
Permasalahan Faktor
Misi, Tujuan
Pelayanan
No dan Sasaran
Perangkat Penghambat Pendorong
RPJMD
Daerah
Misi ke-4 :Meningkatkan dan mengembangkan kualitas kehidupan
masyarakat yang berpengetahuan, sehat, berahlak mulia, kreatif dan
inovatif
1 Tujuan 4.2 1. Semakin Kurangnya Semakin
Mewujudkan meningkatnya sosialisasi mudahnya
masyarakat kasus perlindungan mekanisme dan
Bekasi kekerasan anak. akses pelaporan
kasus
berakhlak terhadap Masih Terdapat tenaga
mulia anak-anak terdapatnya profesional yang
sifat siap membantu
Sasaran 4.2.1 individualism penanganan
Terbangunnya masyarakat kasus
Masyarakat yang
yang religius menghambat Adanya
dan pelaporan komitmen
Berakhlak kasus. kepala daerah
Mulia untuk
2. Masih Perkembangan mengembangkan
munculnya TIK yang disisi Kota Layak Anak
kasus lain Adanya
kekerasan menginspirasi kelembagaan
terhadap tindak criminal untuk
perempuan meningkatkan
dalam rumah moralitas
tangga masyarakat.
Adanya
Masih adanya kerjasama yang
ketidakpahaman baik antara
peran suami- pemerintah
istri dalam daerah dan
keluarga instansi terkait
Masih adanya melalui lembaga
moral negative P2TP2A
dalam
masyarakat
3. Masih Belum
munculnya optimalnya
kasus fungsi
kekerasan kelembaggan
terhadap didalam
perempuan di masyarakat
luar rumah untuk
tangga melindungi
perempuan
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
1.3.1 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
merupakan instansi yang menangani urusan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan anak tingkat Pusat. Berdasarkan Renstra KPPPA
Tahun 2014 – 2019 (revisi), menjabarkan bahwa dalam rangka
mewujudkan Indonesia yang berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
adalah dengan mencapai kondisi sebagai berikut:
a. Kesetaraan Gender
b. Keadilan Gender
c. Perlindungan Perempuan
d. Pemenuhan Hak Anak
Dari ke-lima tujuan tersebut keempat tujuan diluar tatakelola dalam internal
KPPPA sangat terkait dengan seluruh peran dan tupoksi Dinas Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Bekasi. Berikut merupakan telaah
tujuan terhadap tujuan KPPPA terhadap tupoksi Dinas Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan AnakKota Bekasi.
a. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan
Sasaran strategis tujuan ini adalah sebagai berikut:
- Meningkatnya capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG)
- Meningkatnya capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Dalam mendukung tujuan ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan AnakKota Bekasi juga berperan serta sebagaimana tupoksi
dari Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan AnakKota
Bekasi yang dibantu oleh bidang Pengarustamaan Gender (PUG),
Pemberdayaan Perempuan dan Kualitas Keluarga Pemberdayaan
Perempuan yaitu pengarustamaan gender dan pemberdayaan perempuan
bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum serta kualitas keluarga untuk
mencapai pelaksanaan teknis urusan di bidangnya.
Berikut merupakan perbandingan antara target KPPPA dan capaiannya di
Kota Bekasi:
IPG IDG
Kondisi Kondisi
Tahun Target KPPPA Tahun Target KPPPA
Kota Bekasi Kota Bekasi
2014 90,34 92,94 2014 70,68 68,89
2015 91,03 92,99 2015 70,83 69,02
2016 91,25 n.a 2016 70,98 n.a
2017 91,50 n.a 2017 71,13 n.a
2018 91,75 n.a 2018 71,28 n.a
2019 92,00 n.a 2019 71,43 n.a
Berdasarkan kedua tabel diatas, terlihat bahwa capaian IPD Kota Bekasi
sudah berada diatas target dari KPPPA. Sedangkan IDG, sebaliknya masih
berada di bawah Target KPPPA.
Permasalahan Faktor
Pelayanan
No Tujuan KPPPA
Perangkat Penghambat Pendorong
Daerah
1 Meningkatkan Masih Masih rendahnya Semakin
kesetaraan rendahnya nilai tingkat partisipasi banyaknya caleg
gender dalam IDG di Kota perempuan di perempuan di kota
pembangunan Bekasi lembaga legislatif bekasi
Persaingan yang Peningkatan
ketat dengan sosialisasi dan
caleg pria peningkatan
pendidikan politk
2 Meningkatkan Masih banyak Masih terdapat terdapatnya
Perlindungan terjadi kasus moralitas negative lembaga
Anak dan kekerasan di masyarakat masyarakat yang
Perempuan terhadap anak sebagai pemicu berpotensi
dan perempuan kekerasan meningkatkan
terhadap moralitas
perempuandan masyarakat
anak-anak Peningkatan
Masih sosialisasi
terdapatnya keterbukaan
perasaan “tabu”di masyarakat dalam
masyarakat mensikapi kasus
untuk kekerasan terhadap
melaporkan anak dan
kaasus perempuan
3 Meningkatkan Masih terdapat Masih terdapat Peningkatan
kualitas kasus tidak keluarga dan sosialisasi terdahap
pemenuhan hak terpenuhinya masyarakat yang masyarakat.
dan hak anak belum mehamami
perlindungan hak dan
khusus anak pelrindungan
terhadap anak
Masih perlu Masih kurangnya Sosialisasi terhadap
peningkatan kesadaran OPD OPD
status KLA kota Bekasi
untuk
mendukung
proses menuju
KLA
4 Meningkatkan Masih belum Kurangnya Peningkatan
partisipasi optimal koordinasi dan koordinasi untuk
masyarakat dan sinergitas sinkronisasi sinkronisasi langkah
sinergitas antar lembaga langkah dalam pemberdayaan
lembaga masyarakat pemberdayaan perempuan dan
masyarakat dalam hal perempuan dan perlindungan anak
dalam peningkatan perlindungan Pemberian
peningkatan pemberdayaan anak pemahaman dan
pemberdayaan perempuan dan sosialisasi kepada
perempuan dan perlindungan stakeholder terkait.
perlindungan anak
anak.
IPG IPG
Kondisi Kondisi
Tahun Target KPPPA Tahun Target KPPPA
Kota Bekasi Kota Bekasi
2014 70 65.33 2014 65,25 92,94
2015 72.02 64.84 2015 66,07 92,99
2016 73 n.a 2016 67,00 n.a
2017 73.05 n.a 2017 67,05 n.a
2018 75 n.a 2018 68,00 n.a
Pancapaian IPG kota Bekasi sangat tinggi dibandingkan dengan target Provinsi
Jawa Barat. Hal ini menunjukkan tingkat kesenjangan antara laki-laki dan
perempuan di Kota Bekasi rendah. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki
sudah tercapai. Adapun rendahnya nilai IDG banyak dipengaruhi oleh
partisipasi perempuan di Kota Bekasi masih rendah dibandingkan target yang
seharusnya.
2. Meningkatkan kualitas hidup perempuan serta fasilitasi perlindungan dan
pemenuhan hak perempuan dan anak
Tujuan ini dijabarkan dalam suatu indikator komposit yaitu :
- Cakukpan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan
Target indikator ini adalah 100% yang artinya tertanganinya semua kasus
yang terjadi di masyarakat. Target ini untuk tahun yang sudah terlaksana,
berhasil dilaksanakan di Kota Bekasi.
- Persentase anggota parlemen perempuan
Target indikator ini adalah 26 % perempuan yang menjadi anggota
parlemen. Kondisi di Kota Bekasi masih jauh dari target yang ditargetkan
di Provinsi Jawa Barat. Selama lima tahun sebelumnya, jumlah anggota
perempuan DPRD Kota Bekasi hanya mencapai 18 % .
- Jumlah pemberdayaan perempuan melalui program PEKKA dan Jumlah
kelompok PEKKA yang terbentuk.
BP3AKB menargetkan terdapaat 27 program pemberdayaan ekonomi
perempuan melalui kelompok Pekka, dan jumlah kelompok PEKKA yang
ditargetkan tahun 2018 sejumlah 599 kelompok. Untuk mendukung
program ini di Kota Bekasi sudah melaksanakan program pemberdayaan
ekonomi kepada kelompok PEKKA, dan Adapun jumlah kelompok PEKKA
yang ada di Kota Bekasi saat ini memiliki sejumlah kelompok PEKKA yang
siap dibina.
- Jumlah P2WKKS
Target total desa P2WKS yang ditargetkan di Provinsi jawa barat adalah 265
pada tahun 2018. Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Kota Bekasi juga melakukan Penyelenggaraan Peningkatan Peran
Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2W-KSS). Adapun jumlah
P2WKSS yang dibina di Kota Bekasi selama ini mencapai 100 keluarga.
- Jumlah Kabupaten / Kota Layak Anak
BP3AKB Provinsi Jawa Barat juga menargetkan jumlah kota layak anak
yang ada di Provinsi Jawa Barat. Adapun jumlah Kota Layak Anak yang
ditargetkan adalah 64 kota pada tahun 2018. Untuk mendukung target ini,
Kota Bekasi juga sudah menjadi bagian dari kota Layak Anak dengan
predikat pertama pada tahun 2015, dan meningkat menjadi madya pada
tahun 2016 dan 2017.
3. Pengendalian kependudukan dan Meningkatkan Ketahanan Keluarga
Adapun terkait dengan tujuan ke-3 ini, tidak terkait dengan peran dan
tupoksi Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota
Bekasi. Dalam rangka mendukung tercapainya DP3AKB kota Jawa Barat,
berikut rangkuman permasalahan, faktor pendorong, dan faktor penghambat
yang terdapat dalam pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Bekasi.
Permasalahan Faktor
Tujuan BP3AKB Pelayanan
No
JABAR Perangkat Penghambat Pendorong
Daerah
1 Meningkatkan Masih Masih Semakin
implementasi dan rendahnya rendahnya banyaknya
kerjasama nilai IDG di tingkat caleg
pengarusutamaan Kota Bekasi partisipasi perempuan di
gender (PUG) perempuan di kota bekasi
dalam lembaga
pembangunan legislatif
daerah Jawa Persaingan Peningkatan
Barat yang ketat sosialisasi
dengan caleg dan
pria peningkatan
pendidikan
politk
Permasalaha Faktor
N n Pelayanan
Tujuan SDGs
o Perangkat Penghambat Pendorong
Daerah
1 Mengakhiri Masih sering Kurangnya Perlu adanya UPTD
segala bentuk terjadi sosialisasi di PPA sebagai
diskriminasi kekerasan masyarakat kepanjangan tangan
terhadap dan dan Dinas Pemberdayaan
semua perbedaan staekholder Perempuan di
perempuan dan bagi anak terkait tingkat bawah,
anak perempuan sehingga menerima
perempuan dan laki - laki laporan, menproses
dimanapun sampai ke bantuan
berada hukum bisa
2 Menghapuskan Masih terjadi dilaksanakan
segala bentuk bentuk
kekerasan kekerasan
terhadap terhadap
perempuan dan perempuan
anak dan anak,
perempuan serta
pada ruang perdagangan
publik dan manusia di
pribadi, Kota Bekasi.
termasuk
perdagangan
manusia serta
eksploitasi
seksual dan
bentuk
eksploitasi
lainnya
3 Menghapuskan Masih terjadi Kurangnya Perlunya
semua praktek- perkawinan sosialisasi di sosialisasi dan
praktek yang usia dini, dan masyarakat kerjasama pihak
membahayakan paksaan di dan terkait/staekholde
, seperti Kota Bekasi. staekholder r
perkawinan terkait
anak, Masih
perkawinan berlakunya
dini dan adat yang
perkawinan kuat di
paksa serta masyarakat
sunat
perempuan
3.3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Peraturan mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah di Kota Bekasi dimunculkan
dengan tujuan untuk mengatur agar alokasi penggunaan setiap ruang spasial
di Kota Bekasi mendukung capaian pembangunan. Di dalamnya terdapat
batasan-batasan peruntukan penggunaan setiap luasan spasial di Kota Bekasi.
Keberadaan peraturan mengenai RTRW ini secara langsung tidak banyak
berimplikasi pada pelaksanaan Peran dan Tupoksi Dinas Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan AnakKota Bekasi. Berikut merupakan beberapa
implikasi RTRW yang berdampak pada kegiatan Dinas Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan AnakKota Bekasi:
a. Pembangunan sarana pendukung pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak biasanya dialokasikan kepada wilayah pemukiman.
Pembangunan sarana dan fasilitas ini tidak begitu terhambat dengan adanya
batasan RTRW. Sebaliknya, dengan membangun di kawasan yang sesuai
dengan RTRW akan mendukung funsionalitas bangunan.
b. Tujuan pemberdayaan ekonomi perempuan berkaitan dengan pembangunan
industri baru oleh perempuan, dalam hal ini adalah PEKKA. Ciri industri yang
akan dibangun biasanya adalah industri skala mikro atau skala kecil.
Keberadaan RTRW seringkali membatasi pengaturan peruntukan industri.
Sehingga dalam memberdayakan perempuan untuk berkarya dalam hal
pendirian industri, direkomendasikan sesuai dengan aturan dalam RTRW.
Berikut merupakan isu strategis yang dirasa penting untuk dikawal selama lima
tahun kedepan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
AnakKota Bekasi dalam menjalankan peran dan tupoksinya:
1. Peningkatan komitmen Tim Gugus Tugas Layak Anak (KLA) untuk
mewujudkan Kota Layak Anak.
2. Kelembagaan pengarusutamaan gender belum berjalan secara efektif dalam
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.
3. Peningkatan peran perempuan dalam membangun ketahanan keluarga
untuk pondasi kualitas keluarga..
4. Peningkatan kerjasaman antara stakeholder dan masyarakat dalam upaya
pengungkapan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan
kasus kekerasan terhadap anak.
2020
2021
2022
2023
dan Sasaran
1 Menciptakan Meningkatnya
lingkungan yang Perlindungan Predikat Kota
Nindya
Nindya
Madya
Utama
Utama
1.280 : 01
1.290 : 01
1.300 : 01
1.400 : 01
78 %
79 %
79 %
80 %
80 %
Dalam Perempuan
Pembangunan Dalam
pembangunan
2 Meningkatkan Meningkatnya
kualitas pelayanan kualitas
Nilai AKIP B B B B B
public yang pelayanan publik
akuntabel yang akuntabel
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tabel strategi dan arah kebijakan sebagaimana dijelaskan diatas adalah sebagai
berikut:
Visi : KOTA BEKASI CERDAS, KREATIF, MAJU, SEJAHTERA, DAN IHSAN
Misi : 4. Meningkatkan dan Mengembangakan Kualitasi Kehidupan Manusia
yang Berpengetahuan, Sehat, Berakhlak Mulia, Kreatif dan Inovatif
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Terciptanya 1. Meningka 1. Meningk sosialisasi
kehidupan tkan atkan pencegahan
masyarakat yang Perlindun perlindu kekerasan terhadap
kondusif dalam gan ngan perempuan
mewujudkan terhadap terhadap Pembangunan UPT
Perempuan dan Anak Perempua perempu DPPA yang berdiri
yang berkualitas n an Pelatihan/Edukasi
Trauma Healing
yang terselenggaran
untuk stakeholder
penanganan kasus
KDRT
Fasilitasi Kasus
Perlindungan
Kekerasan
Terhadap
Perempuan
Peningkatan
ketrampilan
pelayanan dan
2. Meningakt 2. Meningk Sosialisasi dan
an atkan Edukasi
Perlindung perlindu Pencegahan
an ngan Kekerasan
terhadap terhadap Terhadap Anak
anak anak Pelayanan
Pengaduan
perlindungan
khusus anak di
rumah aman
penangan kasus
perlindungan anak
oleh fasilitator
Telepon Sahabat
Perempuan dan
Anak
profil anak kota
bekasi
3. Memenu Implementasi 5
hi hak klaster pemenuhan
anak hak anak
Pembangunan
sarana dan
prasarana
pemenuhan hak
anak
Penyelenggaraan
event-event anak
Penyelenggaraan
forum anak
Pembinaan Puspaga
Pelaksanaan
program PPKWS
Peningkatan
kualitas
3. Meningk 4. Meningk kelembagaan PKK
atkan atkan dan Posyandu
peran kualitas Penyelenggaraan
perempu hidup Pelatihan PPRG
an dalam perempu Pembinaan
pembang an kelompok
unan PEKKA
Pelatihan
ketrampilan wanita
Pembinaan GOW
dan DWP
Penyelenggaraan
event wanita
Pemberdayaan
lembaga kewanitaan
untuk membekali
ketrampilan kerja
wanita
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
SERTA PENDANAAN
Tebal
Target Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kondisi
Awal
Target Capaian Setiap tahun Kondisi Kinerja
Periode
No Indikator RPJMD Akhir Periode
RPJMD
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
0 1 2 3 4 5
Predikat Kota
1 Madya Madya Nindya Nindya Utama Utama Utama
Layak Anak
1.260:01
1.270:1
1.280:1
1.290:1
1.400:1
1.400:1
1.300:1
2 Rasio KDRT
Persentase
Partisipasi
3 Perempuan 78% 79% 79% 80% 80% 80% 80 %
Dalam
pembangunan
Nilai Evaluasi
4 CC B B B B B B
AKIP
BAB VIII
PENUTUP