Hal
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
1
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2. Kerangka Pendanaan
…………………………………………
BAB I
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Landasan Hukum Penyusunan Perubahan Renstra Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2018-2023
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap
Perempuan(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3277);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
4
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak
Pidana Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4635);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol
Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama
Perempuan dan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4990);
11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol
Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);
12. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
14. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);
5
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan
Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4698);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 123);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5887);
6
24. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);
25. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);
26. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional;
27. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perlindungan Ibu dan
Anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur;
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 14 Tahun 2008
tentang Pencegahan & Penanganan Perdagangan Orang;
29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 7 Tahun 2012
tentang Perlindungan Anak;
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 3 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Daerah;
31. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun 2013
tentang Perlindungan terhadap Anak yang Bekerja;
32. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 7 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Daerah.
33. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak;
34. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Kesehatan Daerah;
35. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 1 Tahin 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
7
Tenggara Timur Tahun 2016 Nomor 009, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0082);
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
38. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Indikator
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
39. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender dan
Anak;
40. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Data
Gender dan Anak;
41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah;
8
42. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
43. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020-2024;
44. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 19 Tahun 2008
tentang Perlindungan Perempuan;
45. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 42 Tahun 2009
tentang Revolusi Kesehatan Ibu & Anak;
46. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun 2010
tentang Organisasi & Tata Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Nusa Tenggara
Timur;
47. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 35 Tahun 2010
tentang Mekanisme Pencegahan & Penanganan Korban Perdagangan
Orang di Provinsi Nusa Tenggara Timur;
48. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif
Gender;
49. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 15 tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Gong Belajar;
50. Peraturan Gubernur Nomor 17 tahun 2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan PUG Lingkup Provinsi Nusa Tenggara Timur;
51. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 11 Tahun 2019
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Provinsi Nusa Tenggara Timur;
9
52. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 139/KEP/HK/2010
tentang Tim Kerja Terpadu Pencegahan dan Penanganan Korban
Perdagangan Orang di Bandara El Tari Kupang dan Pelabuhan Tenau;
53. Keputusan Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak
Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Tingkat Provinsi NTT
Nomor:01/KEP/GT/2012 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD)
Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan Orang di Provinsi
NTT;
54. Keputusan Gubernur NTT No. 294/KEP/HK/2014 tentang Gugus
Tugas Anti Perdagangan Orang dan Pencegahan serta Penanganan
Calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah/Non
Prosedural Provinsi NTT;
55. Keputusan Gubernur Nomor 152/KEP/HK/2015 tentang Kelompok
Kerja Pengarusutamaan Gender Provinsi Nusa Tenggara Timur;
56. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 111/KEP/HK/2018
tentang Forum Komunikasi Wilayah Partisipasi Publik Untuk
Kesejahteraan Perempuan dan Anak Nusa Tenggara Timur Periode
2018-2020;
57. Surat Edaran Gubernur NTT No. BU.260/23/DP3A/2017 tentang Isu
Responsif Gender dan Perlindungan Anak untuk Walikota, Bupati dan
pimpinan OPN lingkup Pemeritah Provinsi NTT;
58. Keputusan Kepala Dinas PP dan PA Provinsi NTT Nomor:
DP3A.01/824/01/I/2017 tentang Grand Design Pembangunan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT Tahun
2017-2025.
59. Keputusan Gubernur NTT nomor 21/KEP/HK/2020 tentang Tim
Pengelola Taman Penitipan Anak Lingkup Provinsi NTT
60. Keputusan Gubernur NTT nomor 38/KEP/HK/2020 tentang Pengurus
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi
NTT
10
1.3 Maksud dan Tujuan
11
Perlindungan Anak, mekanisme penyusunan Renstra, landasan hukum
penyusunan .
2. BAB II Memuat Tugas dan Fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provinsi, Sumber Daya yang tersedia serta capaian
Kinerja di tahun 2019 dan 2020 sesuai Indikator Kinerja yang
ditetapkan sebelumnya.
3. BAB III Menguraikan permasalahan dan isu-isu di masyarakat
berdasarkan data statistik dan program, telaahan terhadap Visi dan Misi
Kepala Daerah , telaahan terhadap Renstra Kementerian PP PA RI ,
Kajian Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta
menentukan isu-isu strategis Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
4. BAB IV Menetapkan Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai oleh Dinas
pemberdyaaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan baseline yang
telah ada.
5. BAB V Berisi rangkuman Strategi dan Arah Kebijakan
6. BAB VI adalah Uraian Rencana Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
serta rencana pendanaan untuk mencapai indikator kinerja.
7. BAB VII. Penutup.
12
BAB II
13
- Pelaksanaan administrasi dinas di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak serta
- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsi.
Struktur Organisasi DP3A terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris dan 4 Kepala
Bidang serta 3 Kepala Sub Bagian dan 8 Seksi sebagai berikut:
14
TABEL 1 :Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan
Sekretaris
Fungsional
Kasubag Kasubag
Program, Kasubag Kepegawaia
Data dan Keuangan n dan
Evaluasi Umum
B. Sekretaris:
16
9. Melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait dalam
pelaksanaan program dan atau kegiatan agar terjalin kerjasama yang
baik ;
10. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam meningkatkan disiplin sesuai
ketentuan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, professional,
beretika dan bermoral ;
11. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas ;
17
5. Mengawasi pelaksanaan tugas kelembagaan gender dan kemitraan serta
melakukan evaluasi hasilnya berdasarkan data yang ditemukan
dilapangan dan data masukan dari instansi/pihak-pihak terkait untuk
mengetahui keberhasilan dan kegagalab yang terjadi serta menyusun
bahan alternatif pemecahan masalah ;
6. Mengawasi penyelenggaraan pembinaan kelembagaan gender dan
kemitraan serta fasilitasi melalui sosialisasi, lokakarya, advokasi, dialog
publik dan pelatihan-pelatihan teknis untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan aparatur dan sumber daya manusia di daerah ;
7. Mengawasi pelaksanaan pengelolaan data kelembagaan gender
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk bahan
masukkan atasan ;
8. Memberi petunjuk dalam menyempurnakan konsep naskah dinas lainnya
yang berkaitan dengan bidang kelembagaan gender dan kemitraan sesuai
prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;
9. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam bekerja agar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tercipta ASN yang
handal, profesional dan bermoral ;
10. Melakukan koordinasi tugas dengan instansi dan pihak terkait sesuai
dengan kebutuhan kerja agar terjalin kerja sama yang baik ;
11. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan bidang kelembagaan gender
dan kemitraan serta laporan hasil pelaksanaan tugas kedinasan lain
sesuai sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan masukkan atasan ;
12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsi untuk kelancaraan
pelaksanaan tugas.
18
D. Kepala Bidang Peningkatan Kualitas hidup Perempuan dan
Keluarga
19
10. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta hasil pelaksanaan
tugas kedinasan lain sesuai sumber data yang ada dan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan
masukkan atasan ;
11. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas
20
8. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar terciptanya ASN yang handal,
professional dan bermoral;
9. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi/Lembaga terkait untuk
menjalin kerja sama yang berkaitan dengan bidang pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak;
10. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta hasil pelaksanaan
tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas yang berkaitan dengan
pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak;
11. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
21
6. Melaksanakan fasilitasi perlindungan perempuan dan anak, Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) korban kekerasan terhadap perempuan dan
anak;
7. Menyiapkan bahan pencegahan dan penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan;
8. Menyiapkan bahan pengembangan data base tentang komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) perlindungan hak perempuan dan anak;
9. Menyelenggarakan pembinaan melalui advokasi, sosialisasi, lokakarya dan
dialog publik untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan aparatur
dan sumber daya manusia pemberdayaan perempuan terhadap
pelaksanaan tugas perlindungan hak perempuan;
10. Menyusun dan/ atau memeriksa dan mengoreksi olahan data pembinaan
perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap pencegahan
dan penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan, anak,
perlindungan tenaga kerja perempuan dan perdagangan orang, dan
kualitas keluarga, masalah sosial dan kondisi khusus perempuan,
perlindungan hak perempuan lanjut usia an penyandang disabilitas,
perempuan dengan HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA dan
perempuan didaerah konflik dan daerah yang terkena bencana
berdasarakan data masukan dari instansi dan pihak-pihak terkait untuk
bahan penyusunan program kerja dan data base perlindungan
perempuan ;
11. Menyusun dan/atau mengoreksi konsep nasakah dinas yang berkaitan
dengan tugas bidang perlindungan hk perempuan sesuai ketentuan dan
prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
12. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar terciptanya ASN yang handal,
professional dan bermoral;
22
13. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan unit/instansi atau
lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas;
14. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta hasil pelaksanaan
tugas kedinasan lain sesuai sumber data yang ada dan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan
masukkan atasan ;
15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah
Sumber Daya Manusia pada DP3A Provinsi kondisi Januari 2021 sebagai berikut:
23
Kepala Seksi Pencegahan Kekerasan IV a Penata Tk. I Ada
Perempuan, Anak dan Perdagangan Orang
Kepala Seksi Penanganan Kekerasan IV a Penata Tk. I Ada
Perempuan, Anak dan Perdagangan Orang
Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak IV a Penata Tk I Ada
Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak IV a Penata Tk. I Ada
9. Fungsional Umum 30 orang
Total ASN per Januari 2020 47 orang
Dari table 2. diatas, semua jabatan struktural pada DP3A sesuai Struktur
Organisasi total 17 Pejabat struktural terisi. Keadaan ini diharapkan dapat
mendorong percepatan pencapaian indiaktor kinerja Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT. Penjabaran SDM DP3A Provinsi
NTT berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:
24
sangat diperlukan. Penambahan pegawai ditahun 2021 merupakan kebutuhan
mendesak seiring adanya ASN yang pensiun.
25
28. Meja rapat 1 set
29. Gorden 30 pcs
30. Kamera 1 unit
31. Kulkas 2 pintu 1 unit
7 % terbentuknya % 20 20 16 20 80 100
26
kelompok ekonomi
perempuan marginal
dalam mendukung
pemberdayaan
ekonomi inklusif
Pencapaian target program pada tahun 2019 sangat baik bahkan ada indicator
yang pencapaiannya melebihi target. Indikator prosentase kecamatan yang
memiliki kader champion untuk meningkatkan kesadaran perempuan dalam
pembangunan melalui Pusat Pembelajaran Ina boi berbasis masyarakat tidak
tercapai. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan, karena tidak adanya anggaran
untuk kegiatan tersebut di tahun 2020 karena refocusing anggaran akibat
pandemic covid-19, termasuk semua kegiatan program pada Bulan Maret 2020
27
mengalami refocusing. Walaupun ada refocusing di tahun 2020, beberapa
indicator tetap tercapai dengan sumber daya yang tersedia.
28
BAB III
a. Pengarusutamaan Gender
IPG NTT pada tahun 2018 adalah 92,57 dan menjadi 92.72 ditahun 2019.
Jika dibandingkan dengan IPG nasional, IPG Provinsi NTT lebih tinggi dimana IPG
national tahun 2019 adalah 91.07 dan 2018 adalah 90.99.
29
105
100 99.04
96.88 97.48
96.43 95.91
95.52
94.87 95.44 95.48
95 94.47
92.37 92.76 92.72
91.29
91.27 91.28 90.89
89.64 89.42
90 88.22 88.16
87.17
84.64 2018
85
2019
80
75
at r g n ra lu r ta r a e a ai o at h a o r a a g R
Bar imu pan lata Uta Be Alo ba imu Sikk End gad gar Nda Bar nga Day eke imu aiju alak pan IMU
T u e m T N ng te ai Te at ag i T u R M Ku T
ba ba K h S gah Le res a r r N ra b a A
m m a
g en lo M Ro gga mba Ba ga Sa ot GAR
Su Su n F a g K
Te r T an Su mb an G
or imo M Su M TEN
Tim T SA
NU
https://www.bps.go.id/indicator/40/463/1/indeks-pembangunan-gender-
ipg-.html
30
c. Kekerasan terhadap perempuan dan Anak di Provinsi NTT
31
Sumber data: Laporan P2TP2A Prov. NTT
STATUS GIZI
SASARAN
BALITA
Diukur
No KABUPATEN/KOTA RIIL Panjang/ Sangat
AGUSTUS Pendek Stunting %
Tinggi Pendek
2020 Badan
7=(6/3
1 2 3 4 5 6=(4+5)
)
10,8
1. KAB SUMBA BARAT 50 8,592 851 1,912 2,763 32.2
24,0
2. KAB SUMBA TIMUR 39 18,900 1,208 2,852 4,060 21.5
32,1
3. KAB KUPANG 64 29,258 2,415 5,129 7,544 25.8
KAB TIMOR TENGAH 43,8
4. SELATAN 33 41,592 5,722 11,182 16,904 40.6
KAB TIMOR TENGAH 22,9
5. UTARA 23 20,173 1,380 4,456 5,836 28.9
18,7
6. KAB BELU 01 16,164 953 2,475 3,428 21.2
19,9
7. KAB ALOR 71 15,204 975 2,445 3,420 22.5
10,1
8. KAB LEMBATA 54 8,241 532 1,583 2,115 25.7
19,2
9. KAB FLORES TIMUR 89 17,542 716 3,258 3,974 22.7
10 25,3
. KAB SIKKA 00 20,414 870 3,140 4,010 19.6
11 20,9
. KAB ENDE 95 19,709 916 2,514 3,430 17.4
12 11,7
. KAB NGADA 25 10,375 265 1,388 1,653 15.9
13 28,1
. KAB MANGGARAI 06 23,614 1,508 3,814 5,322 22.5
14 KAB ROTE NDAO 13,3
32
. 38 12,883 873 2,455 3,328 25.8
15 KAB MANGGARAI 22,8
. BARAT 50 21,900 925 2,863 3,788 17.3
16 7,5
. KAB SUMBA TENGAH 40 6,560 315 794 1,109 16.9
17 KAB SUMBA BARAT 31,2
. DAYA 01 17,799 2,236 3,681 5,917 33.2
18 11,4
. KAB NAGEKEO 08 10,390 264 1,169 1,433 13.8
19 KAB MANGGARAI 25,3
. TIMUR 40 22,136 393 1,619 2,012 9.1
20 8,2
. KAB SABU RAIJUA 95 7,192 663 1,595 2,258 31.4
21 15,6
. KAB MALAKA 93 14,184 1,002 2,717 3,719 26.2
22 22,6
. KOTA KUPANG 83 11,601 750 1,828 2,578 22.2
33
Tabel 7. Laporan cakupan ASI Ekslusif 0-6 Bulan Provinsi NTT tahun 2020
34
Maka berdasarkan arahan Gubernur Nusa Tenggara Timur tentang
implementasi percepatan pencegahan dan penanganan stunting di NTT maka
perangkat daerah Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak di
harapakan untuk Memastikan di laksanakan Intergritas perspektif gender
dalam seluruh proses pembangunan program,dan anggaran pembangunan
tepat sasaran termasuk ibu hamil samapai ketingkat desa dengan prioritas
pada upaya peningkatan komsumsi gizi (pola komsumsi),pola asuhanak serta
Kesehatan lingkungan. Malnutrisi pada anak balita di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) tersebar luas dengan prevelensi stunting 42% menempatkan
Provinsi NTT sebagai provinsi dengan prevelensi Stunting tertinggi di Indonesia
dan berdasarka Standar WHO Prevelensi stunting >30% tergolong sangat
tinggi. Selain stunting prevelensi Wasting (kekurangan gizi akut) di NTT (12%)
dan menurut WHO Provelensi stunting d kombinasikan dengan proporsi
kekurangan gizi telah menempatkan anak-anal di bawah usia lima tahun di
NTT dalam resiko mortalitas, morbiditi dan disability dan dalam jangka
panjang mereka rentan terhadap penyakit tidak menular, perfomen sekolah
yang rentang dan produktifitas rendah.
Sementara itu target Asi Eklusif adalah 40% sementara berdasarkan data
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melampaui target akan tetapi prosentase
stunting di Nusa Tenggra Timur Tetap tinggi. Mengapa demikan?
Sesungguhnya permasalahan yang utama bukan pada " ASI yang tidak
memadai baik dari aspek kualitas dan ketersediaan kuantitas tetapi lebih
pada masalah fisik, emosi dan sosial yang membatasi keluarnya ASI.
Meskipun menyusui adalah suatu kondisi alami, menyusui juga merupakan
bagian dari perilaku yang perlu dipelajari oleh seorang ibu. Hampir semua ibu
dapat menyusui asalkan mereka memiliki informasi yang akurat dan mendapat
dukungan dari pasangan, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Peran ayah
sangat penting dalam mendukung upaya pemeuhan ASI eksklusif selama 6
bulan dan dilanjutkan hingga 24 bulan. Ayah juga harus aktif mengambil
keputusan dimana pasangan usia muda pasti mengalami kehidupan dengan
mertua. Seorang ayah juga harus bisa menjaga suasana hati ibu tetap bahagia
dan tidak stress agar produksi ASI lancar demi tumbuh kembang anak dan
mencegah stunting. Selain itu juga perlu dilakukan pelatihan pola asuh yang
baik untuk nutrisi anak dan pengetahuan mengenai nutrisi ibu hamil menjadi
penting untuk dilakukan terutama dengan melibatkan ayah yang memiliki
peran setara dengan ibu untuk pengasuhan anak. Ayah memiliki tanggung
jawab yang setara dengan ibu dalam mengasuh anak dan melakukan
pekerjaan rumah tangga. Modul kelas ayah mencakup langkah-langkah praktis
yang harus dilakukan ayah pada berbagai tahapan yakni sejak masa
kehamilan ibu, pemberian ASI Ekslusif, hingga anak tumbuh besar.
35
Keterlibatan ayah diharapkan dapat mencegah stunting dan meringankan
beban pekerjaan ibu di rumah. Kelas ayah merupakan salah satu Langkah
strategis pencegahan stunting yang merangkul lebih banyak pihak. Hal ini
melengkapi layanan konseling gizi yang telah ada baik bagi calon orang tua,
orang tua dan orang yang bertanggung jawab terhadap anak mereka
Di tingkat desa, beban kerja ibu atau perempuan yang besar mulai dari
mengurus rumah tangga, mengurus anak, mengambil air dan bekerja di kebun
dan tidak mendapat dukungan dari suami atau keluarga dalam memberikan
ASI Eksklusif adalah juga merupakan faktor yang menghambat tercapainya
ASI eksklusif dan ASI hingga usia dua tahun atau lebih. Hal ini belum
termasuk ibu-ibu muda yang belum siap untuk memiliki anak dan selanjutnya
setelah melahirkan anaknya untuk diasuh oleh keluarga. Dengan kondisi
struktural seperti ini adalah sulit untuk meningkatkan cakupan ASI Ekskluisf
sementara faktor-faktor penghambat mulai dari sosial budaya, pengetahuan,
kebijakan tidak dibenahi.
Data Kepemilikan Akta Kelahiran pada anak umur 0-18 tahun di Provinsi NTT
keadaan Januari 2020 terlihat pada tabel dibawah ini:
JUMLAH BELUM
JUMLAH SUDAH
KAB/KOTA ANAK 0-18 % MEMILIKI %
PENDUDUK MEMILIKI AKTA
TAHUN AKTA
36
ROTE NDAO 148,506 35,403 34,733 98.11 670 1.89
MANGGARAI
BARAT 263,562 90,735 90,099 99.30 636 0.70
NAGEKEO 165,154 50,01 47,946 95.87 2,064 4.13
SUMBA TENGAH 88,182 33,91 32,903 97.03 1,007 2.97
SUMBA BARAT
DAYA 314,062 82,19 41,839 50.91 40,351 49.09
MANGGARAI
TIMUR 270,492 97,634 92,083 94.31 5,551 5.69
SABU RAIJUA 94,546 33,612 31,465 93.61 2,147 6.39
MALAKA 194,864 39,673 14,985 37.77 24,688 62.23
KOTA KUPANG 441,102 108,085 93,989 86.96 14,096 13.04
TOTAL PROVINSI 5,452,967 1,621,500 1,449,129 89.37 172,371 10.63
IK- IPG
37
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis pada RPJMD
38
Data gender dan anak akan dikembangkan selaras dengan pengembangan
Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak serta mengimplementasikan penyediaan Profil Gender dan
Anak di tingkat provinsi melalui kerja sama DP3A dan mitra termasuk dengan
BPS. Ditingkat kabupaten/kota, belum ada kabupaten/kota yang memiliki Profil
Gender dan Anak.
Profil Gender dan anak yang tersedia akan didorong untuk dimanfaatkan di
tingkat perangkat daerah sesuai kebutuhan teknis perencaaan perangkat daerah
lain.
BAB IV
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah pada Dinas Pembrdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak sebagai berikut:
39
4 Meningkatkan Meningkatnya Cakupan Kabupaten dan 8 32 50,7 100 100
kualitas hidup kualitas hidup Kota yang melaksanakan
perempuan perempuan dan Pengarusutamaan Gender
dan keluarga kesetaraan (PUG)
melalui relasi gender dalam
setara gender bidang
kesehatan,
pendidikan,
ekonomi, sosial
dan politik
Meningkatnya Peningkatan Cakupan
kualitas hidup Keluarga yang 0 25 50 75 100
keluarga melaksanakan pola asuh
menuju setara gender target 750
keluarga KK.
sejahtera Peningkatan lembaga
yang memfasilitasi 0 60 80 100 100
terwujudnya ketahanan
keluarga (Target 10
lembaga
40
Perlindungan pengasuhan alternatif Jumlah Desa
Khusus Anak yang holistic yang telah
integrative melalui TPA mencapai
- Meningktnya tahapan desa
komitmen masyarakat layak anak
dan stakeholder ( Target 250 Desa)
terhadap PHA melalui
pembentukan
Kelurahan/Desa
Layak Anak
41
dengan
hukum (ABH)
7 Meningkatkan Tersedia dan Cakupan ketersediaan 10 20 40 50 50
ketersediaan dimanfaatkan dan pemanfaatan data
dan nya data gender dan anak
pemanfaatan gender dan
data gender anak di
dan anak provinsi dan
kab/kota
BAB V
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi Daerah pada tahun 2023, perlu
dijabarkan secara detail strategi untuk mencapai visi dan misi serta menetapkan
arah dan tindakan untuk mencapai tujuan melalui kebijakan program. Tabel
dibawah ini menggambarkan secara detail Tujuan, Sasaran Kebijakan pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan Misi Gubernur
dan Wakil Gubernur NTT.
42
program, dan - Meningkatkan - Meningkatkan - Meningkatkan
kegiatan Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi
4. Menyusun, kebijakan kebijakan kebijakan
mengkoordinasika Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
n berbagai PUG PUG PUG
regulasi termasuk termasuk termasuk
pelaksanaan PUG PPRG PPRG PPRG
5. Memperkuat - Meningkatkan - Meningkatkan - Meningkatkan
jejaring/lembaga Advokasi Advokasi Advokasi
PUG kebijakan kebijakan kebijakan
6. Pengembangan dan dan dan
KIE Gender pendampinga pendampinga pendampinga
n n n
peningkatan peningkatan peningkatan
partisipasi partisipasi partisipasi
perempuan perempuan perempuan
dalam politik dalam politik dalam politik
hukum, hukum, hukum,
sosial dan sosial dan sosial dan
ekonomi ekonomi ekonomi
- Advokasi - Advokasi - Advokasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan
dan dan dan
Pendampinga Pendampinga Pendampinga
n kepada n kepada n kepada
Lembaga Lembaga Lembaga
Penyedia Penyedia Penyedia
Layanan Layanan Layanan
Pemberdayaa Pemberdayaa Pemberdayaa
n Perempuan n Perempuan n Perempuan
- Peningkatan - Peningkatan - Peningkatan
Kapasitas Kapasitas Kapasitas
Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya
Lembaga Lembaga Lembaga
Penyedia Penyedia Penyedia
Layanan Layanan Layanan
Pemberdayaa Pemberdayaa Pemberdayaa
n Perempuan n Perempuan n Perempuan
- Pengembangan - Pengembangan - Pengembangan
Komunikasi Komunikasi Komunikasi
Informasi Informasi Informasi
dan Edukasi dan Edukasi dan Edukasi
(KIE) (KIE) (KIE)
Pemberdayaa Pemberdayaa Pemberdayaa
n Perempuan n Perempuan n Perempuan
Meningkat 1. Meningkat 1. Perluasan akses - Koordinasi Penguatan Kemandirian
kan nya dan dan koordinasi, lokal dalam
kualitas kualitas pendampingan membentuk jejaring, urusan
hidup hidup kelompok jejaring implementasi peningkatan
perempuan perempua perempuan dengan tatanan normal kualitas hidup
dan n dan - mendapatkan berbagai baru dan perempuan dan
keluarga kesetaraan pelayanan pemangku sinergitas kesetaraan
melalui gender kesehatan dan kepentingan peran level gender
relasi dalam pendidikan yang untuk urusan provinsi dan
setara bidang berkualitas peningkatan kabupaten/kot
gender kesehatan, - kesempatan kualitas hidup a untuk urusan
pendidikan berusaha yang perempuan pemberdayaan
, ekonomi, optimal serta dan perempuan dan
sosial dan kesempatan kesetaraan kesetaraan
politik kerja dan upah gender gender
43
yang layak - Mewujudkan
- Kesempatan Tatanan
terlibat kegiatan Normal Baru
sosial dan politik dalam urusan
pemberdayaan
2. Penguatan perempuan
jejaring dan
kesetaraan
- gender
- Memperkuat
sinergitas
peran pada
level provinsi
dan
kabupaten/ko
ta untuk
urusan
peningkatan
kualitas hidup
perempuan
dan
kesetaraan
gender
2. Meningkat 1. Perluasan akses - Koordinasi, Peningkatan Kemandirian
nya keluarga: Membentuk dan penguatan lokal dalam
kualitas - Mendapatkan jejaring koordinasi, urusan
hidup pelayanan dengan jejaring, peningkatan
keluarga kesehatan berbagai implementasi kualitas hidup
menuju - Kesempatan pemangku Tatanan keluarga
keluarga pendidikan kepentingan Normal Baru mencapai
sejahtera berkualitas untuk urusan dan sinergitas keluarga
- Kesempatan peningkatan peran level sejahtera
mendapatkan kualitas hidup provinsi dan
pekerjaan dan keluarga kabupaten/kot
upah yang layak melalui relasi a untuk urusan
- Kesempatan setara gender peningkatan
bersosialisasi kualitas hidup
- Mewujudkan keluarga
2. Pendampingan Tatanan melalui pola
peningkatan Normal Baru asuh setara
kualitas keluarga dalam urusan gender
melalui PUSPAGA peningkatan
(Pusat kualitas hidup
Pembelajaran keluarga
Keluarga) dan
stakeholder - Sinergitas
terkait. peran pada
level provinsi
3. Penguatan dan
kapasitas kabupaten/ko
pendamping ta untuk
peningkatan urusan
kualitas keluarga peningkatan
kualitas hidup
keluarga
melalui pola
asuh setara
gender
44
kualitas akses keluarga aspek koordinasi, urusan
hidup untuk pencegahan jejaring, dan pencegahan
keluarga pencegahan terjadinya sinergitas stunting dalam
melalui stunting dalam stunting peran level keluarga
relasi bidang dalam provinsi dan
setara pendidikan, keluarga. kabupaten/kot
gender kesehatan, a untuk
dalam ekonomi dan - Koordinasi, pencegahan
pemenuha sosial budaya membentuk stunting
n hak jejaring
anak - Peningkatan dengan
untuk peran laki-laki berbagai
mencegah dalam relasi pemangku
stunting setara gender kepentingan
dalam untuk
pencegahan pencegahan
stunting stunting
dalam
- Pendampingan keluarga
keluarga oleh
Champion Gender - Memperkuat
dalam sinergitas
pencegahan peran pada
stunting level provinsi
dan
kabupaten/ko
ta untuk
urusan
pencegahan
stunting
Peningkata Meningkat Meningkatkan Peningkatan sda sda
n cakupan nya pelayanan dan Kapasitas
penangana presentasi pengembangan Sumber Daya
n kasus penangana Lembaga Penyedia Lembaga
kekerasan n kasus Layanan Penyedia
terhadap kekerasan Perlindungan Layanan
perempuan terhadap Perempuan Penanganan
dan anak perempua Kewenangan Provinsi bagi
n dan Perempuan
anak Korban
sesuai Kekerasan
regulasi Kewenangan
Provinsi
Meningkat Meningkatkan Peningkatan sda sda
nya koordinasi fungsi layanan
kualitas penguatan diutamakan
penangan pembentukan bagi
an kasus lembaga layanan di Kabupaten/kot
kekerasan kabupaten/kota a yang belum
terhadap memiliki
perempua P2TP2A
n Meningkatkan peran Peningkatan sda sda
termasuk Tim Gugus Tugas Pencegahan
TPPO Pencegahan dan dan pemberian
Penaganan Korban pelayanan
Perdangangan Orang kepada buruh
dalam mencegah dan migran
mengagalkanTenaga perempuan non
Kerja prosedural di
Non Prosedural Provinsi
dan kab/kota
45
Memperkuat Peningkatan sda sda
mekanisme kualitas
kerjasama antara lembaga
pemerintah, aparat layanan
penegak hukum, termasuk SDM
lembaga layanan, yang melayani
masyarakat dan perempuan
dunia usaha dalam korban
pencegahan dan kekerasan
penanganan tindak
kekerasa terhadap
perempuan
termasuk TPPO.
Meningkatkan Penguatan sda sda
pemahaman lembaga
pemerintah, aparat penyedia
penegak hukum, layanan
masyarakat dan perlindungan
dunia usaha tentang korban
pencegahan dan kekerasan dan
penanganan tindak perdagangan
kekerasan terhadap orang dengan
perempuan fokus pada
termasuk TPPO penyusunan
dan review
kebijakan
Meningkatkan Peningkatan
ketersediaan data pengolahan
kekerasan dan data korban sda sda
trafficking dalam dan pelaku
upaya analisis kekerasan dan
kecendrungan dalam trafficking yang
menetapkan terintegrasi
intervensi dan secara
kebijakan Nasional
Meningkat 1. Meningkat Perluasan akses 1. Memperkuat 1. Memperkua 1. Memperkua
kan nya pelayanan bagi sinergitas t sinergitas t sinergitas
kualitas pelayanan anak/pendidik peran pada peran pada peran pada
pemenuha pendidika dan pengasuh level level level
n hak dan n anak - Mendapatka Provinsi provinsi provinsi
perlindung usia dini n pelayanan untuk untuk mutu dalam
an khusus dan pendidikan peningkatan layanan upaya
anak pengasuha anak usia kualitas Tempat peningkata
n dini melalui mutu Penitipan n pelayanan
alternative Tempat pelayanan, Anak (TPA) Tempat
yang Pentipan yang optimal melalui Penitipan
holistil Anak pada sarana Anak (TPA)
integrative - Memberikan Tempat prasarana guna
melalui pelayanan Penitipan yang memperoleh
Tempat terhadap Anak (TPA) berkualitas sertifikat
Penitipan anak usia dalam 2. Penguatan ISO
Anak (TPA) dini dengan rangka kapasitas 2. Peningkata
2. Meningkat pola memperoleh pendidik/pe n kualitas
nya asah,asih,as akreditas ngasuh kapasitas
komitmen uh 2. Mewujudka Tempat pendidik/pe
masyaraka - Mendapatka n tatanan Penitipan ngasuh
t dan n- pelayanan norma baru Anak (TPA) melalui
stakeholde kesehatan bagi dengan bantuan
r terhadap dan pelaksanaan metode beasiswaStr
pemenuha pemberian kegiatan studi ata 1 ( S1 )
n hak Pemberian pembelajara banding pendidikan
46
anak Makanan n dan 3. Memperkua guru anak
melalui Tambahan pengasuhan t sinergitas usia dini
pembentu Anak dimasa peran pada (PG AUD)
kan Sekolah Pandemi level bagi
Kelurahan (PMTAS) Covid-19 provinsi dan pendidik/pe
/Desa - Memberikan 3. Peningkatan Kab/Kota ngasuh
Layak penguatan kapasitas dalam dengan
Anak kapasitas pola asuh upaya latar
3. Meningkat pola asuh bagi pembentuk belakang
nya akses (Parenting Pendidik/Pe an SMA
dan terang skill) bagi ngasuh Desa/Kelur sederajat
bagi anak pendidik/pe Tempat ahan Layak 3. Kemandiria
yang layak ngasuh Penitipan Anak n Kab/Kota
untuk Tempat Anak (TPA) 4. Mewujudka dalam
dapat Pentipan 4. Koordinasi n Kab/Kota pembentuk
berpartisip Anak (TPA) dengan Layak Anak an
asi dan jejaring/Lem 5. Penguatan Kab/Kota
menyalurk Perluasan akses baga jejaring dan Layak Anak
an aspirasi pemenuhan hak Swadaya koordinasi Provinsi
dan anak : Masyarakat Forum Layak Anak
kreasinya - Membangun (LSM), Anak 4. Koordinasi
secara komitmen Organisasi ditingkat dalam
optimal masyarakat Perangkat Kab/Kota, peningkata
sebagai dan Daerah Provinsi dan n kualitas
pelapor stakeholder (OPD) Pusat Forum
dan terhadap terkait 6. Penguatan Anak baik
pelopor pemenuhan dalam jejaring ditingkat
(2P) hak anak rangka pemangku Kab/Kota
4. Meningkat untuk hidup persiapan/t kepentingan maupun
nya tumbuh dan ahapan- di Kab/Kota Provinsi
penangana berkembang tahapan dalam 5. Kemandiria
n - Menyatukan pembentuka upaya n local
perlindung komitmen n pembentuk dalam
an khusus pemerintah Desa/Kelura an pembentuk
terhadap desa/keluraha han Layak kelompok an
anak n dalam upaya Anak Perlindunga kelompok
dalam memenuhi dan 5. Memperkuat n Anak Perlindunga
upaya melindungi sinergitas Terpadu n Anak
pencegaha hak hak anak peran gugus Berbasis Terpadu
n - Membentuk tugas Masyarakat Berbasis
kekerasan Desa/Keluraha pengarusuta (PATBM) Masyarakat
melalui n Layak Anak maan anak Memperkuat (PATBM)
pembentu Perluasa akses (PUHA) sinergitas dalam
kan bagi Forum Anak tingkat peran pada upaya
kelompok - Memberikan Provinsi dan level Provinsi mewujudka
Perlindung kesempatan Kab/Kota dengan n Provinsi
an Anak bagi anak 6. Advokasi adanya Layak Anak
Terpadu untuk dapat pembentuka regulasi dalam Mewujudkan
Berbasisi berpartisipasi n bentuk tatanan
Masyaraka mengeluarkan Desa/Kelura PERGUB kehidupan
t (PATBM) aspirasinya han Layak maupun yang layak
5. Meningkat secara optimal Anak PERDA yang bagi
nya bagi Tingkat berkaitan pemenuhan
pemahama pembangunan Kab/Kota dengan hak anak dan
n dalam - Memberikan 7. Memperkuat perlindungan perlindungan
menyamak kesempatan sinergitas khusus khusus anak
an kepada anak peran pada terhadap anak
presepsi untuk dapat level
antar berperan provinsi dan
pemangku sebagai Kab/Kota
kepentinga dalam
47
n terkait pelapor dan memberikan
penangan pelopor (2P) ruang dan
Anak yang - Memberikan akses bagi
Berhadapa kesempatan anak dalam
n dengan kepada anak menyalurka
Hukum untuk dapat n aspirasi
menyampaikan dan
aspirasi kreatifitasny
(menyalurkan a serta
hak anak) menyuaraka
melalui n hak-
MUSREMBAN haknya
G melalui
- Memberikan Forum Anak
kesempatan 8. Koordinasi
untuk dan
membangun membentuk
jejaring jejaring
diantara dengan
pengurus pemangku
Forum Anak di kepentingan
tingkat untuk
Nasional urusan
Perluasan akses pembentuka
bagi kelompok n kelompok
PATBM : Perlindunga
- Membangun n Anak
komitmen Terpadu
pemerintah Berbasis
Provinsi dan Mayarakat
Kabupaten (PATBM)
untuk 9. Memperkuat
menanggapi sinergitas
secara serius peran pada
pencegahan level
penanganan provinsi dan
kasus Kab/Kota
kekerasan dalam upaya
terhadap anak penangan
- Memberikan Anak
kesempatan Berhadapan
pendidikan dengan
dan pelatihan Hukum
bagi Fasilitator (ABH)
kader/aktifis
PATBM
48
- Pendampingan
bagi Anak
Berhadapan
dengan
Hukum (ABH)
melalui Pusat
Pelayanan
Terpadu
Perlindungan
Perempuan
dan Anak
(P2TP2A)
Meningkat Meningkat - Memperkuat - Peningkatan - Peningkatan - Peningkatan
kan nya mekanisme Pengumpula Pengumpula Pengumpula
ketersediaa ketersedia penyediaan, n, n, n,
n dan an dan pemutakhiran, pengolahan pengolahan pengolahan
pemanfaat pemanfaat dan analisis dan analisis dan analisis dan
an data an data pemanfaatan penyajian penyajian penyajian
gender dan gender dan data pilah data gender data gender data gender
anak anak gender dan anak dan anak dan anak
- Mengupayakan dalam dalam dalam
data kelembagaan kelembagaan kelembagaan
terpilah/data data data data
gender masuk - Peningkatan - Peningkatan - Peningkatan
dalam SIM pengolahan pengolahan pengolahan
Daerah (NTT data terpilah data terpilah data terpilah
satu data, secara secara secara
Flobamora berkala berkala berkala
satu data) - Peningkatan - Peningkatan - Peningkatan
- Membentuk SDM dalam SDM dalam SDM dalam
Forum Data pengelolaan pengelolaan pengelolaan
Pemberdayaan data melalui data melalui data melalui
Perempuan pelatihan pelatihan pelatihan
dan tentang tentang tentang
Perlindungan sistem data sistem data sistem data
Anak di tingkat gender/ gender/ gender/
Provinsi dan statistik statistik statistik
Kabupaten/Ko gender gender gender
ta
49
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Tabel T-C.27.
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT
50
Tujuan Sasaran Kode Program dan Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kegiatan/Sub Kinerja Capaia
Kegiatan Tujuan, n pada
Sasaran, Tahun Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Program Awal
(outcome) dan Perenc
Kegiatan anaan Targ Rp Tar Rp Tar Rp Targ Rp Targ Rp
(output) et get get et et
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16
Meningkat Meningka 2.08. Program: Outcome: 15 204. 28 224.5 39 246
kan tnya 02.1. Pengarusutamaa Tersedianya 096. 05.75 956
pelaksanaa Pemberd 01.0 n Gender (PUG) dokumen 140 0 325
n PUG ayaan 4 dan perencanaan
melalui PUG di 39 Pemberdayaan kegiatan yang
PPRG di Perangka Perempuan menggunakan
Perangkat t Daerah analisis GAP,
Daerah (PD) Kegiatan: GBS, dan TOR
tingkat tingkat Pelembagaan di 39 PD dan
Prov. NTT Prov. PUG pada 30 PD kab. TTS
NTT dan lembaga
30 ASN pemerintah Output:
Kab. TTS kewenangan Terlatihnya 69
provinsi orang ASN
untuk
Sub Kegiatan: menggunakan
Sosialisasi analisis GAP,
kebijakan GBS,dan TOR
pelaksanaan PUG
termasuk PPRG
kewenangan
provinsi(Bimtek
PPRG bagi 39 PD
Lingkup Prov.
NTT dan 30 ASN
Kab. TTS di So’e)
53
Meningkat Terlaksan 2.08.0 Program: Outcome : 10 131. 20 144.1 22 158
kan anya 2.1.03 Pengarusutamaa Tersedianya 008. 09.27 520
pelaksanaa evaluasi n Gender (PUG) satu laporan 430 3 200
n PUG APE dan dan strategi
untuk Pembinaa Pemberdayaan pelaksanaan
memperole n Perempuan PUG
h APE di penyusun
daratan an PRG di Kegiatan : Output :
Timor, Desa Penguatan dan Terevaluasiny
Flores, dan Model Pengembangan a pelaksanaan
Sumba (Kolabora lembaga PUG dan PPRG
si TP PKK penyedia di daratan
NTT) layanan Timor, Flores,
pemberdayaan dan Sumba
perempuan
kewenangan
provinsi
Sub Kegiatan:
Advokasi
kebijakan dan
pendampingan
kepada lembaga
penyedia
pelayanan
pemberdayaan
perempuan
kewenangan
provinsi
(Evaluasi APE
Kolaborasi TP
PKK NTT)
54
Meningkat Advokasi 2.08.0 Program: Outcome: 1 59.3 2 65.61 4 71.8
kan Forum 2.1.02 Pengarusutamaa Tersedianya 73.8 1.246 42.3
kolaborasi Koordina .02 n Gender (PUG) rekomendasi 10 70
jejaring/le si PUSPA dan Mitra/
mbaga Prov. Pemberdayaan Kelompok
PUG di NTT bagi Perempuan Masyarakat
daerah 50 orang yang terlibat
Kegiatan: dalam
Advokasi dan percepatan
pendampingan pembangunan
peningkatan PP-PA
partisipasi
perempuan Output:
dalam politik, Terlaksananya
hukum, sosial, koordinasi
dan ekonomi forum PUSPA
kewenangan bagi 50 orang
provinsi
Sub Kegiatan:
Advokasi Forum
koordinasi
PUSPA prov.
NTT
(Advokasi
Forum
Koordinasi
PUSPA Prov.
NTT bagi 50
orang)
Sub Kegiatan:
Peningkatan
kapasitas
sumber daya
lembaga
penyedia
layanan
pemberdayaan
perempuan
kewenangan
provinsi
(Fasilitasi dan
evaluasi
SEKOPER di
Kabupaten TTS)
IKK
56
BAB VIII
PENUTUP
57
dalam rangka pengarusutamaan gender, peningkatan kualitas hidup perempuan,
keluarga, maupun perlindungan dan pemenuhan hak anak di provinsi NTT melalui
pencapaian indikator Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak sampai dengan tahun 2023.
58