Anda di halaman 1dari 46

A.

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kemen PPPA) pada hakikatnya adalah perubahan besar
dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk
menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional
dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari
perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu melayani
publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-
nilai PEDULI (Profesional, Equal, Dedikasi, Unggul,
Loyalitas, Integritas) dan kode etik pegawai Kemen
PPPA.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


1 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka ada
delapan area penting manajemen pemerintahan yang
perlu dilakukan perubahan secara sungguh-sungguh
dan berkelanjutan. Salah satu area penting perubahan
tersebut adalah perubahan mindset (pola pikir) dan
culture set (budaya kerja). Perubahan pola pikir dan
budaya kerja birokrasi di lingkungan Kemen PPPA
ditujukan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan
kinerja birokrasi yang tinggi. Makna integritas adalah
individu anggota organisasi yang mengutamakan
perilaku terpuji, tidak koruptif, disiplin dan penuh
pengabdian sehingga dapat mendorong terwujudnya
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Sedangkan kinerja tinggi bermakna individu anggota
organisasi yang memiliki etos kerja yang tinggi, bekerja
secara profesional dan mampu mencapai target-target
kinerja yang ditetapkan sehingga mampu mendorong
terwujudnya pencapaian target-target kinerja organisasi
yang telah ditetapkan.

Salah satu faktor penting dalam hal perubahan pola


pikir dan budaya kerja di lingkungan Kemen PPPA
adalah adanya keteladanan berperilaku yang nyata
dari pimpinan dan individu di lingkungan Kemen PPPA.
Pimpinan mempunyai lingkar pengaruh yang luas,
sehingga perilaku pimpinan akan menjadi contoh bagi
para bawahan untuk bertindak dan berperilaku.

Agent of Change Kemen PPPA 2


Perilaku pimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai PEDULI
(Profesional, Equal, Dedikasi, Unggul, Loyalitas,
Integritas) akan memudahkan usaha untuk mengubah
perilaku bawahannya. Selain unsur pimpinan, untuk
mempercepat perubahan kepada seluruh pegawai di
lingkungan Kemen PPPA, sangat diperlukan beberapa
individu untuk menjadi unsur penggerak utama
perubahan yang sekaligus dapat menjadi contoh dalam
berperilaku bagi seluruh pegawai di lingkungan Kemen
PPPA.

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan individu


atau kelompok individu dari tingkat pimpinan sampai
dengan pegawai untuk dapat menggerakkan perubahan
pada lingkungan kerjanya dan sekaligus dapat berperan
sebagai teladan (role model) bagi setiap individu
yang lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
PEDULI. Individu atau kelompok individu ini disebut
dengan Agen Perubahan. Individu atau kelompok
individu yang ditunjuk sebagai Agen Perubahan
bertanggung jawab untuk selalu mempromosikan dan
menjalankan keteladanan mengenai peran tertentu
yang berhubungan dengan pelaksanaan peran, tugas
dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh
karena itu, untuk melaksanakan peran dan tugas serta
mekanisme kerja Agen Perubahan di lingkungan kemen
PPPA diperlukan suatu panduan.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


3 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
2. Tujuan
Penyusunan Panduan Bagi Agen Perubahan ini
dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi Agen
Perubahan di lingkungan kemen PPPA dalam
menjalankan peran dan tugas serta mekanisme kerja.
Sedangkan tujuan disusunnya panduan ini adalah
untuk:
a. Membantu dalam memahami Peran dan Tugas
Agen Perubahan di lingkungannya;
b. Memberikan panduan dalam mekanisme kerja
Agen Perubahan sehingga diperoleh harmonisasi
dan sinergitas dalam gerak langkah;
c. Memberi panduan dalam penyusunan rencana
tindak dalam upaya mengukur keberhasilan Agen
Perubahan di lingkungannya

3. Sasaran
Sasaran disusunnya Panduan Bagi Agen Perubahan di
lingkungan Kemen PPPA adalah:
a. Tercapainya kesamaan pengertian dan
pemahaman dalam pelaksanaan peran dan tugas
serta mekanisme kerja Agen Perubahan;
b. Terwujudnya keterpaduan dan sinergitas antara
Agen Perubahan dengan unsur lainnya dalam
lingkup reformasi birokrasi Kemen PPPA;
c. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam
penyelenggaraan manajemen perubahan.

Agent of Change Kemen PPPA 4


4. Asas Pembangunan Agen Perubahan

Beberapa asas yang harus diperhatikan dalam


pembangunan Agen Perubahan agar dapat berjalan
efektif adalah:
a. Komitmen Pimpinan
Pembangunan Agen Perubahan akan berhasil
apabila ada komitmen yang kuat pada pimpinan
tertinggi. Komitmen dan keterlibatan aktif dari
pimpinan tertinggi adalah sebuah keharusan
untuk pembangunan Agen Perubahan.
b. Partisipatif
Perubahan membutuhkan partisipasi aktif dari
seluruh komponen yang terlibat dalam proses
pembangunan Agen Perubahan.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


5 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
c. Rasa Memiliki
Menumbuhkembangkan rasa memiliki dalam
suatu organisasi, dapat mendorong terjadinya
perubahan dan mempertahankan momentum
pembangunan Agen Perubahan tetap terpelihara.
d. Ketersediaan Sumber Daya
Pelaksanakan pembangunan Agen Perubahan
membutuhkan investasi sumber daya yang
mampu mendukung proses pembangunan yang
berkelanjutan, baik dana, personil, waktu serta
sarana dan prasarana.
e. Lingkungan yang Kondusif
Perlunya diciptakan lingkungan internal organisasi
yang kondusif bagi Agen Perubahan, khususnya
terkait dengan kebijakan pimpinan organisasi
agar dapat melaksanakan perubahan sesuai
dengan rencana tindak secara konsisten dan
berkelanjutan.

5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Bagi Agen Perubahan
mencakup pengaturan tentang: Pembentukan Agen
Perubahan; Peran tugas, mekanisme dan rencana
tindak; Pembinaan dan pengembangan; serta
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Agent of Change Kemen PPPA 6


B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 191);
3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 - 2014;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012
tentang Budaya Pengembangan Budaya Kerja;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan
Instansi Pemerintah.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


7 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
C. Peran dan Tugas Agen Perubahan
1. Peran Agen Perubahan

a. Membangun kesadaran bahwa mereka


memerlukan perubahan
Pada tahap awal Agen Perubahan diharapkan
mampu menyadarkan komunitas target perubahan
bahwa mereka memerlukan perubahan dengan
menunjukkan alternatif sikap/perilaku yang
sebaiknya mereka lakukan serta perubahan sikap
itu akan memberikan kemudahan/keuntungan
bagi mereka. Diharapkan pada tahap ini komunitas
target perubahan mempunyai kesadaran dalam

Agent of Change Kemen PPPA 8


bentuk keyakinan bahwa untuk hal yang lebih
baik mereka harus berubah demi kebaikan dan
kemanfaatan bagi mereka sendiri.
b. Mengembangkan hubungan dengan saling tukar
informasi
Ketika komunitas target perubahan menyadari
bahwa mereka memerlukan perubahan, makaAgen
Perubahan secara terus menerus membangun
komunikasi. Sebelum mengembangkan hubungan
yang baik, Agen Perubahan harus dapat diterima
serta dipercaya oleh komunitas target perubahan.
Agen Perubahan harus mampu membangun citra
diri sehingga dipersepsikan bahwa dia adalah
orang yang kompeten (competence), kridibel
(credible), dapat dipercaya (trustworthiness)
dan bersikap penuh simpati dan empati pada
komunitas target perubahan.
c. Melakukan identifikasi masalah
Agen Perubahan bertanggung jawab dengan cara
menyajikan hasil analysis – synthesis tentang
apa – apa yang ada (exist ing) dan ternyata tidak
dapat memenuhi kebutuhannya saat itu, dan
oleh sebab itu memerlukan perubahan. Pada
saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan
mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan
menggunakan cara pandang (perspective) target
perubahan dan menyampaikan dengan bahasa
yang sympatic.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


9 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
d. Mendorong niat untuk berubah
Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai
cara tindakan yang mungkin harus dilakukan
oleh komunitas target perubahan untuk mencapai
tujuan (goal) mereka, maka Agen Perubahan
dituntut untuk mampu memberi motivasi kepada
komunitas target perubahan agar mengadopsi
inovasi yang telah ditawarkan Agen Perubahan.
e. Mentransformasikan sekedar niat menjadi
tindakan nyata
Pada tahap ini Agen Perubahan dituntut
untuk mencari tahu tentang cara bagaimana
mempengaruhi komunitas target perubahan
berperilaku sebagaimana rekomendasi yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka
sendiri. Pada tahap ini komunikasi interpersonal
antar mereka sendiri (kelompok masyarakat)
dapat membantu meyakinkan mereka untuk
memutuskan mengadopsi inovasi yang sesuai
dengan kebutuhan mereka.
f. Merawat adopsi mencegah pembatalan adopsi
Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi
komunitas target perubahan agar tetap bertahan
dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan
dengan mengadopsi inovasi. Pendampingan
merupakan tahap penting, karena menjadi
konfirmasi tentang perubahan perilaku yang

Agent of Change Kemen PPPA 10


dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan
manfaatnya bagi mereka.
g. Pencapaian hubungan Agen Perubahan dan
target perubahan
Tujuan akhir Agen Perubahan adalah mendorong
komunitas target perubahan mampu bersikap/
berperilaku dengan mengadopsi inovasi
yang telah diperkenalkan sebelumnya. Agen
Perubahan setelah mampu mendorong komunitas
target perubahan mengadopsi Inovasi, maka
komunitas target perubahan seharusnya telah
mampu menciptakan kader Agen Perubahan
(baru). Apabila target perubahan telah mampu
menghasilkan Agen Perubahan (baru) maka tugas
Agen Prubahan telah berakhir.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


11 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
2. Tugas Agen Perubahan
a. Sebagai katalis
Agen perubahan sebagai katalis bertugas
memberikan keyakinan kepada seluruh pegawai
di lingkungan unit kerja masing-masing tentang
pentingnya perubahan unit kerja menuju ke arah
unit kerja yang lebih baik.
b. Sebagai penggerak perubahan
Agen perubahan bertugas mendorong dan
menggerakkan pegawai untuk ikut berpartisipasi
dalam perubahan menuju ke arah unit kerja yang
lebih baik;
c. Sebagai pemberi solusi
Agen perubahan bertugas memberikan alternatif
solusi kepada para pegawai atau pimpinan di
lingkungan unit kerja yang menghadapi kendala
dalam proses berjalannya perubahan unit kerja
menuju unit kerja yang lebih baik.
d. Sebagai mediator
Agen perubahan bertugas membantu
memperlancar proses perubahan, terutama
menyelesaikan masalah yang muncul dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi dan membina
hubungan antara pihak-pihak yang ada di dalam
(internal) dan pihak di luar (eksternal) unit kerja
terkait dengan proses perubahan.
e. Sebagai penghubung

Agent of Change Kemen PPPA 12


Agen perubahan bertugas menghubungkan
komunikasi dua arah antara para pegawai di
lingkungan unit kerjanya dengan para pengambil
keputusan.

3. Kunci Keberhasilan Agen Perubahan

Keberhasilan Agen Perubahan melakukan perubahan


sikap dan perilaku komunitas target perubahan
bergantung pada seberapa jauh upaya Agen
Perubahan melakukan pendekatan pada komunitas
target perubahan.
a. Ethos Kerja Agen Perubahan

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


13 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
Agen Perubaahn akan berhasil melakukan
perubahan sikap/perilaku komunitas target
perubahan sejalan dengan seberapa sering
mereka berhubungan dengan kelompok target
perubahan, semakin tinggi frekuensi hubungan
Agen Perubahan dengan komunitas target
perubahan akan semakin tinggi keberhasilan
Agen Perubahan. Sehubungan dengan itu maka
keberhasilan Agen Perubahan diukur berdasarkan
seberapa besar kelompok target perubahan
mengadopsi perubahan akibat lahirnya inovasi.
b. Orientasi Komunitas Target Perubahan
Posisi Agen Perubahan berada di tengah, yaitu
antara Innovator/Regulator dengan komunitas
target perubahan, sehingga Agen Perubahan
sering dalam posisi yang berlawanan, di satu sisi
Innovator/Regulator menghendaki sikap perilaku
tertentu, di sisi lain komunitas target perubahan
mengharapkan perilaku yang berbeda. Agen
Perubahan akan lebih berhasil apabila lebih
berorientasi pada komunitas target perubahan
daripada memenuhi harapan Innovator/Regulator.
c. Kompatibelitas Inovasi Dengan Kebutuhan
Komunitas Target Perubahan
Agen Perubahan sering dihadapkan dengan
kesulitan mengidentifikasi kebutuhan
komunitas target perubahan. Setiap perubahan
yang mengabaikan begitu saja kebutuhan

Agent of Change Kemen PPPA 14


komunitas target perubahan akan mengalami
kegagalan. Sebaliknya apabila Agen Perubahan
memperhatikan apa yang sesungguhnya
kebutuhan komunitas target perubahan dan
sebisanya terdapat kompatabilitas (compatability)
antara perubahan yang diharapkan Innovator/
Regulator dengan kebutuhan komunitas target
perubahan. Semakin tinggi kompatabilitas antara
perubahan yang diharapkan dengan kebutuhan
komunitas target perubahan akan semakin
berhasil.
d. Rasa Empati
Rasa empati adalah kemampuan seseorang
untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain
dan merasakan suka dukanya dalam posisi itu.
Dengan demikian apabila Agen Perubahan tidak
mampu berempati pada orang lain khususnya
komunitas target perubahan, maka dapat
dipastikan komunitas target perubahan cenderung
menolak berubah. Rasa empati Agen Perubahan
terhadap masalah yang dihadapi/dirasakan oleh
Komunitas target perubahan akan lebih berhasil
daripada mereka yang tidak berempati.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


15 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
D. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja seorang Agen Perubahan dalam
menyukseskan berjalannya reformasi birokrasi dan
internalisasi nilai PEDULI adalah sebagai berikut:

1. Mekanisme Kerja dengan Pimpinan Satuan


Kerja

a. Agen Perubahan bertanggung jawab langsung


kepada pimpinan satuan kerja selaku pihak yang
menetapkan
b. Agen Perubahan menyusun rencana tindak
individu dan kelompok sesuai dengan persyaratan

Agent of Change Kemen PPPA 16


yang telah ditetapkan. Rencana tindak harus
mendapat persetujuan dari pimpinan satuan kerja
c. Berdasarkan atas rencana tindak yang telah
disetujui tersebut, Agen Perubahan melaksanakan
rencana tindaknya dan melaporkan secara berkala
kepada Tim Reformasi Birokrasi Kemen PPPA
d. Pimpinan satuan kerja memonitor secara berkala
pelaksanaan rencana tindak kerja Agen Perubahan
di unit kerjanya, sekaligus mendukung upaya Agen
Perubahan dalam melakukan perubahan dengan
menyediakan dukungan maupun sumber-sumber
yang dibutuhkan
e. Jika terdapat permasalahan dalam implementasi
perubahan, Agen Perubahan dapat menyampaikan
permasalahan serta usulan alternatif solusinya
kepada pimpinan secara langsung dan berjenjang
f. Pimpinan satuan kerja memberikan arahan
dan solusi kepada Agen Perubahan terhadap
permasalahan yang dihadapi Agen Perubahan
dalam mengimplementasikan rencana tindaknya.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


17 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
2. Mekanisme Kerja dengan Sesama Agen
Perubahan Lainnya

a. Individu Agen Perubahan pada satuan kerja dapat


bergabung dalam Forum Agen Perubahan Kemen
PPPA
b. Forum Agen Perubahan Kemen PPPA menjadi
sarana bagi Agen Perubahan untuk melakukan
koordinasi, pertukaran pengalaman serta untuk
mereplikasi kemajuan dan hambatan/kendala
yang dihadapi
c. Koordinasi antar Agen Perubahan dilakukan pada
tahap perencanaan penyusunan rencana tindak,
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Agent of Change Kemen PPPA 18


3. Mekanisme Kerja dengan Pegawai Lainnya

a. Agen Perubahan melakukan langkah konkret


perubahan di lingkungan unit kerjanya melalui
penerapan rencana tindak yang telah ditetapkan
b. Agen Perubahan secara aktif melakukan
internalisasi tentang rencana tindak perubahan
dan rencana aksi program reformasi birokrasi
internal di lingkungan satuan kerjanya kepada para
pegawai melalui berbagai cara seperti pertemuan
rutin dalam knowledge sharing, sosialisasi,
pelatihan kantor sendiri; dll
c. Penerapan rencana tindak dilakukan mulai dari
masing-masing Agen Perubahan. Selanjutnya

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


19 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
secara bertahap Agen Perubahan mengajak
individu anggota organisasi lain untuk mengikuti
perubahan perilaku yang baik sesuai dengan nilai
PEDULI.

E. Proses Bisnis Agen Perubahan

Agar tugas dan peran Agen Perubahan dapat efektif dan


efisien serta dapat diukur keberhasilannya, maka Agen
Perubahan wajib menyusun rencana tindak secara konkret
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Rencana tindak Agen Perubahan adalah rencana


tindak individu dan kelompok yang disusun dan
diimplementasikan oleh masing-masing Agen
Perubahan dalam berperilaku melaksanakan tugas
keseharian dalam unit kerja masing-masing
2. Rencana tindak harus disampaikan kepada pimpinan
Satuan Kerja dengan tembusan kepada Tim Reformasi
Birokrasi Kemen PPPA
3. Penyusunan rencana tindak Agen Perubahan harus
sesuai dengan kebutuhan di satuan kerja masing-
masing. Oleh karena itu, Substansi rencana tindak Agen
Perubahan harus selaras dengan nilai-nilai organisasi
(PEDULI), isu strategis, rencana aksi dan roadmap
Reformasi Birokrasi Kemen PPPA

Agent of Change Kemen PPPA 20


4. Penyusunan rencana tindak Agen Perubahan harus
memperhatikan prinsip-prinsip perencanaan yang baik,
yaitu antara lain:
a. Spesifik, yaitu rencana tindak harus merumuskan
dengan jelas hasil yang akan dicapai dan fokus
kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan
analisis dan identifikasi permasalahan;
b. Terukur, yaitu rencana tindak harus memiliki
indikator kinerja dan target agar dapat diukur
keberhasilanya;
c. Logis, yaitu rencana kerja harus disesuaikan
dengan sumber daya yang dimiliki dan realistis
untuk dapat dicapai;
d. Periode waktu, yaitu rencana kerja harus memiliki
periode waktu yang jelas.
5. Rencana tindak Agen Perubahan dapat terintegrasi
dalam perilaku dan sasaran kerja pegawai (SKP)
individu pegawai.
6. Bentuk formulir rencana tindak Agen Perubahan

Tabel I. Rencana Tindak Agen Perubahan

Perubahan yang ingin dicapai Rencana Tindak


Nilai
No Indikator Keterangan
Organisasi Sasaran Target Kegiatan Waktu
Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


21 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
F. Peningkatan Kapasitas
Pengembangan terhadap Agen Perubahan dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan dan integritas
individu Agen Perubahan sehingga mampu melaksanakan
perannya dengan baik dan meningkatkan kuantitas jumlah
individu yang mau dan mampu menjadi Agen Perubahan.

Pengembangan untuk meningkatkan kualitas kemampuan


dan integritas individu Agen Perubahan dalam melaksanakan
perannya, dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan sebagai
berikut:

1. Peningkatan kemampuan antara


lain berupa: pelatihan; benchmarking;
workshop; seminar; Focus Group
Discussion, dan sebagainya

2. Pengembangan untuk
peningkatan jumlah Agen Perubahan
pada satuan kerja dilakukan melalui
rekrutmen baru secara berkala
setahun sekali dengan mengacu
pada Permenpan dan RB Nomor
27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Agen Perubahan di
Instansi Pemerintah.

Agent of Change Kemen PPPA 22


G. Pembinaan
Pembinaan dilakukan terhadap Agen Perubahan yang
bersangkutan. Pembinaan terhadap Agen Perubahan dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk pelatihan terkait dengan
pelaksanaan reformasi birokrasi, yang materinya meliputi:

1. Pemahaman tentang program pencegahan korupsi;


2. Pemahaman tentang teori dan implementasi integritas
dan nilai-nilai inti organisasi lainnya;
3. Teknik dan strategi komunikasi mempengaruhi orang
lain;
4. Materi lainnya yang terkait dengan subtansi program
reformasi birokrasi; dan
5. Pelayanan Publik.
BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN
23 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
H. Penghargaan

Guna memberikan motivasi kerja, perlu diberikan


penghargaan kepada Agen Perubahan yang dianggap
berprestasi dan berintegritas. Penghargaan tersebut dapat
berupa: pemberian fasilitas kerja; pemberian kesempatan
melakukan studi banding dalam/luar negeri; tugas belajar;
atau bentuk-bentuk penghargaan lainnya yang wajar, yang
bila memerlukan biaya berasal dari sumber yang sah dan
dapat dipertanggungjawabkan.

Agent of Change Kemen PPPA 24


I. Kriteria Agen Perubahan dan
Komposisi
1. Kriteria Agen Perubahan
a. Langsung menangani dokumen reformasi birokrasi
b. Cakupan tugas dan fungsinya lebih luas baik yang
bersifat internal maupun eksternal
c. Jenjang pengkaderan sesuai penggolongan tidak
terlalu jauh
d. Mampu memberikan motivasi dan inovasi
e. Mampu memberikan keteladanan dan integritas

2. Komposisi Agen Perubahan


a. Agen Perubahan di Lingkungan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 209 Tahun
2019

No Nama Unit Kerja

1 Dr. Ir. Pribudiarta Nur, MM Sekretaris Kementerian


Deputi Bidang Kesetaraan
2 Ir. Agustina Erni S, M.Sc
Gender
Deputi Perlindungan Hak
3 Prof.dr.Vennetia R.D,M.Sc,Ph.D
Perempuan
Deputi Bid. Perlindungan
4 Nahar, SH, M.Si
Anak

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


25 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, SE, Deputi Bidang Tumbuh
5
M.Sc Kembang Anak
Deputi Bidang
6 Indra Gunawan, S.K.M., M.A.
Partisipasi Masyarakat
7 Titi Eko Rahayu, S.E., M.A.P. Staf Ahli Menteri
8 Rini Handayani, SE.MM Staf Ahli Menteri
9 Raja Susianawati, SH, MH Staf Ahli Menteri
10 Dra. Dyah Elvina Inspektorat
11 Ambarwati, S.E., MM. Sekretariat Kementerian
12 Fakih Usman, S.Sos., ME. Sekretariat Kementerian
13 Margareth Robin Korwa, SH, MH. Sekretariat Kementerian
Deputi Bidang
14 drg. Dewi Respatiningsih
Kesetaraan Gender
Rr. Endah Sri Rejeki, S.E,M. IDEA, Deputi Bidang
15
Ph.D Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
16 Muhammad Ihsan, S.Ag, MA.
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
17 Budi Mardaya, S.E, M. Si.
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
18 Dra. Niken Kiswandari, Msi.
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
19 Ir. Prijadi Santoso, M.Si Perlindungan Hak
Perempuan
Deputi Bidang
20 Ir. Destri Handayani, ME Perlindungan Hak
Perempuan
Deputi Bidang
21 Drs. Rafail Walangitan, MA Perlindungan Hak
Perempuan

Agent of Change Kemen PPPA 26


Deputi Bidang
22 Ali Khasan, S.H., M.Si. Perlindungan Hak
Perempuan
Deputi Bidang
Nyimas Aliah, S. E., S.Sos,
23 Perlindungan Hak
M.IKom
Perempuan
Deputi Bidang
24 Drs. Dermawan, M. Si.
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
25 Ciput Eka Purwianti, S.Si. MA.
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
26 Hasan, S.H.
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
27 Usman Basuni, S.E. MA. MPHR.
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
28 Dra. Valentina Gintings, M.Si
Perlindungan Anak
Deputi Bidang Tumbuh
29 Dra. Eko Novi Ariyanti R.D., M.Si.
Kembang Anak
Deputi Bidang Tumbuh
30 Dr. Ir. Lies Rosdianty, M.Si.
Kembang Anak
Rohika Kurniadi Sari, S.H.M. Deputi Bidang Tumbuh
31
Si. Kembang Anak
Deputi Bidang Tumbuh
32 Drs. Hendra Jamal’s, M.Si
Kembang Anak
Deputi Bidang Tumbuh
33 Dra. Elvi Hendrani
Kembang Anak
Deputi Bidang
34 Dr. Entos, SP, MPHM
Partisipasi Masyarakat
Sri Prihantini Lestari Wijayanti, Deputi Bidang
35
SH, MH Partisipasi Masyarakat
Deputi Bidang
36 Drs. Fatahillah, M.Si
Partisipasi Masyarakat

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


27 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
Deputi Bidang
37 Dra. Maydian Werdiastuti, M.Si.
Partisipasi Masyarakat
Komisi Perlindungan
38 Elita Gafar, SE, MM
Anak Indonesia
Sekretariat
39 Suhaeni, S.Sos.
Kementerian
Sekretariat
40 Ir. Agus Wiryanto, M.Si.
Kementerian
Sekretariat
41 Frangky Tilung, ST
Kementerian
Prita Ismayani Sriwidyarti,S.Sos. Sekretariat
42
MT Kementerian
Sekretariat
43 Vrandaromez, IP.
Kementerian
Sekretariat
44 Nani Dwi Wahyuni, SE.MIS
Kementerian
Sekretariat
45 Dwi Budi Prasetyo, SE, M.Si
Kementerian
Sekretariat
46 Sylvianti Angraini, S.Si.
Kementerian
Sekretariat
47 Drs. Budi Hartono, M.Si
Kementerian
Sekretariat
48 Sudarmadji, SE
Kementerian
Sekretariat
49 Ratna Oeni Cholifah, SE, MM
Kementerian
Sekretariat
50 Lydia Agnes Gultom, S.Psi
Kementerian
Sekretariat
51 Adelia Amanda, SE
Kementerian
Sekretariat
52 Prasetyatiningsih
Kementerian

Agent of Change Kemen PPPA 28


Sekretariat
53 R. Ahmad Affandi
Kementerian
Sekretariat
54 Setiorini, SKM
Kementerian
Sekretariat
55 Lucia Yulianti
Kementerian
Sekretariat
56 Yeyep Mulyana, S.H., M.H.
Kementerian
Sekretariat
57 Yudha Priasuharyo, SH
Kementerian
Sekretariat
58 Dwi Ratna Anugrah
Kementerian
Deputi Bidang
59 Siti Murtinah, S. Sos.
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
60 Siti Mardiah, S.Pt. M.Si.
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
61 Ratih Rachmawati, S.Sos
Kesetaraan Gender
Deputi Bidang
62 Chusnul Mahfudhoh Rifatin Perlindungan Hak
Perempuan
Deputi Bidang
63 Dian Rahmawati, S.Sos
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
64 Kasih Anggraeni, S.Kom
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
65 Chairini Putri Azhari
Perlindungan Anak
Deputi Bidang
66 Dhian Ningrum Sulistiawati
Perlindungan Anak
Deputi Bidang Tumbuh
67 Anggin Nuzula Rahma, S.Sos
Kembang Anak

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


29 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
Deputi Bidang Tumbuh
68 Shintya Deni Putri
Kembang Anak
Deputi Bidang
69 Susanti, S.Sos. MAP.
Partisipasi Masyarakat
Deputi Bidang
70 Santi Herlina Zaenab, S.E., MM.
Partisipasi Masyarakat
Drs. H. Dodi Mohamad Hidayat, Deputi Bidang
71
M.Kom.I Partisipasi Masyarakat
Deputi Bidang
72 Muhamad Soleh, S.E.
Partisipasi Masyarakat
Deputi Bidang
73 Ririn Afitri Tatu
Partisipasi Masyarakat
Komisi Perlindungan
74 Dra. Atjeu Janestri
Anak Indonesia
Komisi Perlindungan
75 Dwi Jalu Atmanto
Anak Indonesia
76 Anggun Tri Kusumawati, S. Sos Inspektorat
77 Kartika Mayasari, SE Inspektorat
78 Devy Nia Pradika, SE Inspektorat
79 Indah Mutiara Hati, SE Inspektorat
80 Sandi Tri Leksono, SE Inspektorat
81 Lu’Lu Nurrahiimah Assyahidah Inspektorat
82 Rosandra Deby Inspektorat

b. Tim Seleksi dan Pengembangan Agen Perbuahan


berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 5
Tahun 2019 tentang Penetapan Tim Seleksi dan
Pengembangan Agen Perubahan di Lingkungan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak

Agent of Change Kemen PPPA 30


Kedudukan
No Jabatan
dalam Tim
1 Pengarah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 Penanggung Jawab Sekretaris Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
3 Ketua Deputi Bidang Perlindungan Hak
Perempuan
4 Sekretaris Sekretaris Deputi Bidang Perlindungan
Hak Perempuan
5 Anggota a. Kepala Biro Umum dan SDM
b. Kepala Biro Hukum dan Humas
c. Kepala Biro Perencanaan dan Data
d. lnspektur
e. Sekretaris Deputi Bidang
KesetaraanGender
f. Sekretaris Deputi Bidang Perlindungan
Anak
g. Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh
Kembang Anak
h. Sekretaris Deputi Bi dang Partisipasi
Masyarakat
i. Psikolog

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


31 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
J. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Untuk konsistensi Agen Perubahan dalam melakukan proses
perubahan melalui pelaksanaan monitoring dan evaluasi
(Monitoring dan Evaluasi) secara berkala.

1. Subtansi Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan Evaluasi secara berkala atas
pelaksanaan peran dan tugas Agen Perubahan perlu
dilakukan dengan tujuan untuk mengukur efektivitas
proses dan hasil atas pelaksanaan perubahan serta
memberikan umpan balik (feedback) perbaikan secara
berkelanjutan dalam membangun Agen Perubahan
yang andal. Oleh karena itu, pelaksanaan Monitoring

Agent of Change Kemen PPPA 32


dan Evaluasi perlu difokuskan pada perkembangan
pelaksanaan rencana tindak Agen Perubahan yang telah
disusun. Apabila terdapat permasalahan dan kendala
dalam pelaksanaan rencana tindak implementasi
perubahan, Agen Perubahan dapat menyampaikan
permasalahan serta usulan alternatif solusinya kepada
pimpinan secara tertulis langsung dan berjenjang.

Bentuk formulir Monitoring dan Evaluasi Rencana


Tindak Agen Perubahan adalah sebagai berikut:

Tabel II. Monev Rencana Tindak Agen


Rencana
Perubahan yang ingin dicapai Realisasi Atas Keterangan
Tindak
Nilai Hambatan/
No
Organisasi Indikator Target Target Kendala
Sasaran Kegiatan Kegiatan
Kinerja Kinerja Kinerja /Usulan
Solusi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2. Pihak Yang Melakukan Monitoring dan


Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi berkala dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Monitoring dan Evaluasi internal
dilakukan sendiri oleh masing-masing oleh Agen
Perubahan, dan Monitoring dan Evaluasi eksternal
dilakukan oleh Tim Reformasi Birokrasi Kemen PPPA.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


33 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
3. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi
Mekanisme pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
dilakukan sejalan dengan pelaksanaan rencana tindak
Agen Perubahan, yaitu sebagai berikut:
a. Monitoring dan Evaluasi Internal
Agen Perubahan
(1) Setiap Agen Perubahan
memonitor perkembangan capaian hasil
dan proses pelaksanaan rencana tindak
Agen Perubahan yang telah ditetapkan.
(2) Hasil pelaksanaan Monitoring
dan Evaluasi dituangkan dalam
bentuk laporan tertulis secara
sederhana. Laporan Monitoring dan
Evaluasi minimal memuat informasi
perkembangan pelaksaaan rencana
kerja Agen Perubahan, permasalahan/
hambatan dan kendala yang dihadapi
serta usulan alternatif pemecahan
masalah/hambatan dan kendala.
(3) Laporan Monitoring dan Evaluasi
disampaikan kepada pimpinan satuan
kerja, dengan tembusan kepada Tim
Reformasi Birokrasi Kemen PPPA

Agent of Change Kemen PPPA 34


b. Monitoring dan Evaluasi Eksternal Agen
Perubahan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi eksternal
adalah :
(1) Pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi dilakukan secara berkala
dan tahunan
(2) Pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi dilakukan melalui penelahan
laporan yang diterima dari Agen
Perubahan dan pengolahan informasi
yang diperoleh langsung di lapangan
(3) Mekanisme Monitoring dan
Evaluasi secara khusus dapat diatur
oleh Tim Reformasi Birokrasi Kemen
PPPA

4. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi


Berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi, Pimpinan
satuan kerja berkewajiban memberikan arahan dan
solusi kepada individu maupun Agen Perubahan
terhadap permasalahan yang dihadapi Agen Perubahan
dalam mengimplementasikan rencana tindaknya.

BUKU PANDUAN BAGI AGEN PERUBAHAN


35 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINGUNGAN ANAK
K. Penutup

Salah satu faktor penting penentu keberhasilan pengembangan


reformasi birokrasi dalam hal perubahan pola pikir dan budaya
anti korupsi di lingkungan Kemen PPPA adalah adanya
keteladanan yang nyata dari individu anggota dan pimpinan
organisasi. Perlu suatu aksi nyata yang diimplementasikan
dengan komitmen penuh agar penanaman nilai-nilai tersebut
berhasil diwujudkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan Agen


Perubahan yang merupakan individu atau kelompok anggota
organisasi yang dapat menggerakan perubahan pada
lingkungan kerjanya dan sekaligus dapat berperan sebagai
teladan bagi setiap individu organisasi yang lain dalam
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi, yaitu PEDULI
(Profesional, Equal, Dedikasi, Unggul, Loyalitas, Integritas).
Individu yang ditunjuk sebagai Agen Perubahan bertanggung
jawab untuk selalu mempromosikan dan menjalankan
keteladanan mengenai peran tertentu yang berhubungan
dengan program yang menjadi tanggung jawabnya.

Pedoman ini digunakan sebagai acuan di lingkungan


Kemen PPPA dalam pembangunan Agen Perubahan
yang penerapannya disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan masing-masing satuan kerja.

Agent of Change Kemen PPPA 36

Anda mungkin juga menyukai