Anda di halaman 1dari 3

LABORATORIUM KEPERAWATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR


Kode / No. Tanggal Tebit: No Revisi: Halaman
PD-3.01/ SOP September 2011 1 3
007.01.16 003
Disahkan Oleh
STANDAR OPERASIONAL Ka. STIKES Panakkukang
PROSEDUR

STANDAR SPMI
PERAWATAN LUKA KERING DAN LUKA BASAH
Asriyanti, SKM., M.Kes.
1. PENGERTIAN
Perawatan luka adalah penanganan luka, baik pada luka operasi, luka tekan, maupun luka
erupsi akibat kecelakaan, serta penyakit tertentu yang memerlukan teknologi sederhana.

2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


a. Indikasi
1. Pembalutan kering: luka post-operasi, luka dengan proses penyembuhan yang baik
(luka kering, tidak ada tanda infeksi)
2. Pembalutan basah: luka yang kotor (misalnya gangrene), luka dengan proses
penyembuhan yang belum sempurna (masih terdapat drainase)
b. Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
1. Menghilangkan sekresi yang terakumulasi dan jaringan mati pada luka
2. Menurunkan pertumbuhan mikroorganisme pada luka
3. Mempercepat proses penyembuhan luka

4. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam tindakan iniadalah:
Alat-alat:
1. Bak Instrumen steril yang berisi:1 buah piset chirurgis, 2 buah
pinset anatomi, gunting angkat jahitan, kasa/kapas, kapas lidi, kasa deppers, dan gunting
nekrotomi
2. Sarung tangan steril pada tempatnya dan sarung tangan bersih
3. Cucing
4. Masker & Handscoon
5. Korentang dan tempatnya
6. Bengkok
7. Perlak/ alas
8. Gunting
9. Plester
10. Kantong sampah atau plastic
Bahan:
1. Alkohol 70%
2. Betadin
3. Cairan:normal salin 0,9% / Betadin / Alkohol / Air steril
4. Obat topical (misalnya nebacetin, gentamicin)

5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi:
1. Identifikasi klien
2. Siapkan alat dan bahan
3. Informed consent
b. Tahap Orientasi:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Memberikan privasi pada klien
4. Memberikan posisi yang nyaman pada klien
c. Tahap Kerja:
1. Cuci tangan
2. Pakai handscoon/sarung tangan
3. Letakkan peralatan pada posisi yang ergonomis (bak instrument dibuka, cairan
dituang ke dalam cucing).
4. Kenakan masker muka (bila perlu)
5. Pasang perlak dan alas.
6. Buka balutan lama (balutan atas) menggunakan pinset (teknik menggulung) dan
buang ke sampah medis
7. Lepas sarung tangan dan pakai sarung tangan steril.
Pada luka kering (teknik balutan kering)
1. Gunakan swab yang terpisah untuk setiap usapan
2. Bersihkan area luka secara sirkular dari area yang kurang terkontaminasi ke area
yang paling terkontaminasi (dari dalam ke luar)
3. Akhiri dengan mengusap menggunakan kasa kering (satu arah)
4. Pasang kasa pada area luka
5. Pasang kasa lapisan kedua atau sesuai kebutuhan
6. Fiksasi dengan plester
Pada luka basah (teknik balutan basah)
1. Bersihkan luka dengan cairan (normal
salin/betadin/alcohol/rivanol/salep), bila perlu gunakan cairan perhidrol (H2O2)
untuk luka yang sangat kotor, kemudian bilas dengan larutan NaCl.
2. Bila ada jaringan nekrosis, lakukan nekrotomi
3. Bersihkan area luka secara sirkular dari area yang kurang
terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi (dari dalam ke luar)
4. Memasang balutan basah steril pada area luka
5. Pasang kasa berserat halus dan lembap pada area luka
menggunakan NaCl/Betadin/Rivanol.
6. Jika luka cukup dalam, masukka kasa lembap dengan hati-hati
ke dalam luka menggunakan pinset sampai semua permukaan luka dapat kontak
dengan kasa yang lembap.
7. Pasang kasa steril yang kering di atas kasa basah sesuai
kebutuhan
8. Fiksasi dengan plester atau balutan sesuai kondisi luka.
Setelah selesai, rapikan peralatan yang telah dipakai, letakkan di bengkok, dan buang
ke kantong sampah medis
9. Lepas sarung tangan dan buang ke sampah medis
10. Atur posisi klien senyaman mungkin
11. Cuci tangan.
b. Tahap Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
2. Evaluasi kondisi luka selama proses perawatan luka (adanya tanda-tanda infeksi,
timbulnya granulasi, adanya nekrosis, dan lain-lain)
3. Bereskan alat
4. Lepaskan handscoon
5. Cuci tangan
c. Tahap Dokumentasi
1. Catat karakteristik luka, jenis drainase yang muncul, jenis balutan yang digunakan,
dan toleransi klien.
2. Catat jadwal penggantian balutan dan obat topical pada status klien.

Referensi:
Hidayati, R., Huda, M., Hayati, F., Setyorini, D., Aini, E. N., Nuari, N. A., et al. (2014). Praktik
Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Ciracas, Jakarta: Erlangga.

Annamma, J., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures.
Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai