Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM KEPERAWATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR


Kode / No. Tanggal Tebit: No Revisi: Halaman
PD-3.01/ SOP September 2011 1 2
007.01.15 002
Disahkan Oleh
STANDAR OPERASIONAL Ka. STIKES Panakkukang
PROSEDUR

STANDAR SPMI
PERAWATAN LUKA
Asriyanti, SKM., M.Kes.
1. PENGERTIAN
Perawatan luka adalah tindakan perawatan (3M) mencuci, membuang jaringan mati serta
membalut luka yang dilakukan berdasarkan hasil pengkajian luka dan disesuaikan dengan
kondisi luka saat itu.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
 Indikasi
a. Luka baru maupun luka lama,
b. Luka post operasi,
c. Luka bersih, luka kotor
 Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
1. Mengoptimalkan kenyamanan dan keamanan pasien
2. Meminimalkan penggantian balutan dengan tetap mempertahankan konsep lembab
3. Mengurangi resiko komplikasi
4. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam tindakan ini:
 Set Perawatan Luka: gunting jaringan, pinset anatomis, nierbekken, gunting verban,
kassa, alat pengukur
 Baskom
 Sarung tangan
 Perlak
 Sabun pencuci
 Cairan pencuci
 Topical terapi (sesuai dengan kondisi luka)
 Balutan luka (sesuai dengan kondisi luka)
 perekat/elastic verban/ haft,
 Pelastik tempat sampah
 Sampiran
status pasien, pen, lembar informed consent
5. PROSEDUR
 Tahap Pre Interaksi:
1. Identifikasi pasien
2. Siapkan alat dan bahan

 Tahap Orientasi:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Inform Consent
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Menjaga privasi
5. Mengatur posisi pasien

 TahapKerja:
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Gunakan sarung tangan 2 lapis dan lakukan penggantian sarung tangan saat mencuci,
Mengkaji dan membalut luka (sekurangya2 kali )
3. Membuka balutan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya perdarahan/Trauma
pada luka.
4. Dokumentasikan luka pasien
5. Lakukan pencucian luka dengan menggunakan sabun, bilas/guyur dengan cairan
fisiologis
6. Bersihkan tepi luka dan kulit sekitar luka
7. Keringkan
8. Lakukan pengkajian luka dengan seksama sesuai prosedur dan format pengkajian
luka
1. Bila terdapat jaringan nekrosis (berwarna kuning atau hitam), lakukan Debridement
(dengan gunting atau bisturi )
2. Sebelum pemberian topical terapi lakukan dokumentasi ulang
3. Berikan topical terapi yang sesuai berdasarkan warna luka, banyaknya eksudat dan
ada tidaknya infeksi :
a. Warna dasar luka
JENIS
PINK MERAH KUNING HITAM
TOPIKAL
Salep Luka
Hydroactive gel
Hydrocolloid
pasta / powder
Kalsium alginate
Hydrofobic
Collagen

b. Banyaknya exudates
JENIS TIDAK
BANYAK SEDANG SEDIKIT
TOPIKAL ADA
Salep Luka
Transparant film
Hidrokoloid

KalsiumAlginate
Hydrocellulosa
Foam

c. Tanda infeksi
JENIS KumanGram Kuman
Anaerob Jamur
TOPIKAL + Gram -
Salep Luka
Silver
Anti Mikrobial

4. Balut luka secara occlusive/tertutup (moisture balance), pada beberapa jenis Topical
tidak memerlukan kassa lagi sebagai balutan kedua missal: hydrocolloid dan
polyurethane foam
5. Berikan tambahan kassa/gause bila eksudat sangat banyak (sesuaikan dengan kondisi
luka)
6. Tutup dengan perekat (elastic verban)
7. Berikan informasi kapan mengganti balutan.
 Tahap Terminasi :
1. Tanyakan keadaan klien setelah dilakukan tindakan
2. Kaji pergerakan dan rasa nyaman pasien setelah dibalut.
3. Berikan informasi kapan mengganti balutan.
4. Ajarkan tindakan emergensi yang diperlukan dalam merawat luka sebelum waktu
kontrol.
5. Berpamitan dengan klien
6. Rapikan pasien dan bereskan alat
7. Mencuci tangan
 Tahap Dokumentasi :
1. Catat tindakan yg dilakukan dan hasilnya
2. Catat waktu (hari,tgl,jam)
3. Catat nama perawat yang melakukan tindakan dan tanda tangan

Referensi:

Ruth a bryant, Denise p.nix. 2007. Acute and chronic wounds. 3rdEdition.mosby.

Anda mungkin juga menyukai