G DENGAN KASUS
GASTROENTERITIS (GEA) RUANGAN KEPERAWATAN ANAK
RSUD DAYA KOTA MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
YULIA
21.04.044
CI LAHAN CI INSTITUSI
(…………………………) (………………………..)
A. Data umum
1. Identitas klien
Nama : An. G
TTL : 15-09-2020
Agama : Islam
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Suku : Bugis Makassar
Alamat : Jln. Pampang V RT2 RW 2
Ttg msk RS : 17-03-2022
Dx medis : GEA (Gastroenteritis)
Ruangan : Keperawatan Anak
Sumber inf : Ibu Klien
2. Identitas orang tua
a. Ayah
Nama : Tn. I
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Pampang V RT2 RW 2
Umur : 3 oktober 1998
Pekerjaan : kuli bangunan
b. Ibu
Nama : Ny. D
Pendidikan : SD
Alamat : Jln. Pampang V RT2 RW 2
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : IRT
c. Identitas saudara/i kandung
? ? ? ? ?
?
Keterangan simbol :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Serumah
E. Riwayat imunisasi
Frekuensi makan Ibu klien mengatakan klien Susu formula dan bubur 2
makan 3 kali sehari kali sehari dengan
frekuensi 1/3 piring
2. Cairan
Frekuensi minum Ibu klien mengatakan klien 1000 ml/ hari sama
inum sebanyak 1200 ml/ hari dengan susu formula
3. Eliminasi (BAB/BAK)
4. Istirahat tidur
5. Olaraga
6. Personal hygine
Gosok gigi -
Pengaturan jadwal - -
harian
Penggunaan alat - -
bantu aktivitas
Kesulitan - -
pergerakan tubuh
N. Pemeriksaan fisik
Hari atau tanggal : Selasa 18-03-2022 Jam : 09.00
1. Keadaan umum klien
Kesadaran : composmentis
Penampilan : Penampilan sesuai usia
Ekspresi wajah : Pucat
Kebersihan secara umum: An.G nampak bersih.
Tanda-tanda Vital :
TD: - mmHg
N : 120 X/ menit
P : 30 X/ menit
S : 37.8 0
C
2. Atropometri
Panjang badan : - Cm
Berat badan : 9 Kg
Lingkar lengan atas : 19 Cm
Lingkar kepala : 50 Cm
Lingkar dada : 48 Cm
Lingkar perut : 44 Cm
Skin fold :-
3. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : Kedaan rambut bersih, warna rambut hitam, rambut
tidak mudah rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan di kepala, tidak ada nyeri tekan,
dan telktur rambut halus.
2. Muka
Inspeksi : Bentuk muka simetris, bentuk wajah oval, tidak ada
gerakan abnormal, ekpresi wajah pucat.
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, suhu kulit hangat ,
tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
Inspeksi : Tidak ada edema pada papebra, sclera tidak icterus,
warna konjungtiva tidak anemis, pupil miosis bila di
beri rangsangan atau refleks cahaya, posisi mata
simetris, memiliki bulu mata, dan penglihatan normal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata.
4. Hidung dan sinus
Inspeksi : Posisi hidung simetris.
5. Telinga
Inspeksi : posisi telinga simetris antara telinga kiri dan kakan,
ukuran dan bentuk telinga sama, lubang telinga tidak
terdapat serumen, dan tidak menggunakan alat batu
pendengaran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga.
6. Mulut
Inspeksi : Lidah kotor berwarna putih, tidak ada pendarahan
pada gusi
7. Tengorokan
Inspeksi : Warna mukosa pucat, dan tidak ada nyeri
menelan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
8. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
Palpasi : Tidak teraba kelenjar tiroid, dan tidak teraba
kelenjar linfe.
9. Toraks dan pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernafasan (30x/
menit).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan suhu kulit teba hangat.
Perkusi : bunyi paruh redup
Askultasi : suara pernafasan brongkovesikular dan tidak ada
bunyi tambahan
10. Jantung
Palpasi : Teraba ictus cordis.
Perkusi : Bunyi jantung pekak, dan tidak ada pembesaran
jantung (bagian atas itrakosta II, bagian bawa
intrakosta VI, bagian kiri : linea mediclavukularis
sinistra, dan bagian kanan line parasikularis dextra).
Askultasi : bunyi jantung tunggal ( LUP/DUP), tidak ada
bunyi jantung tambahan.
11. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut rata.
Palpasi : Tidak teraba pembesaran herpar, tidak ada nyeri
tekan.
Askultasi : Peristaltik usus 23 x / menit
Perkusi : Bunyi tyimpani
12. Genetalia dan anus : Normal tdak ada kea
13. Ekstermitas
Ektremitas atas
a. Motorik
Nampak pergerakan ektermitas bawah dan atas dapat di gerakan dan
GCS 15
kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
b. Refleks
Pengkajian refleks di dapatkan pada kedua ektermitas atas bisep dan
trisep dan refleks pada ekstermitas bawah refleks babinsky kanan dan
kiri
c. Sensori
Pengkajian sensori An.G didapatkan ada respon rangsangan nyeri (pada
saat dicubit tangannya An.G merespon bergerak).
14. Status neurologis
a. Nervus 1 (olfaktorius) : Tidak ternilai
b. Nervus 2 (optikus) : ada
c. Nervus 3,4 dan 6 : kontriksi pupil ada, gerakan kelopak mata
ada, pergerakan bola mata ada, pergerakan
mata ke bawa dan kedalam ada.
d. Nervus 5 (trigeminus) : sesibilitas atau sensori ada , reflex dagu ada,
reflex kornea ada.
e. Nervus 7 (fasialis) : gerakan mimic ada
f. Nervus 8 (Acusticus) : fungsi pendengaran ada
g. Nervus 9 dan 10 : reflex menelan spontan, reflex muntah
ternillai, suara ada .
h. Nervus 11(Assesorius) : membalikan kepala ke kiri dan kekanan ada.
i. Nervus 12 ( Hypoglossus): defesiasi lidah ada dan hasil pengkajian
didapatkan tidak ada kaku kuduk.
15. Kulit / intergumen
Hasil pengkajian kulit didapatkan warna kulit putih, turgor kulit kembali
dibawah 2 detik, suhu kulit hangat , tidak terdapat tidak ada udema pada
kulit, dan ibu klien mengelukan demam yang dialami klien
Pemeriksaan penunjang
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Jumlah leukosit 7.7 5.0 – 13.0 10^3/uL
limfosit L 28.6 30 – 60 %
PEMBERIAN OBAT
ANALISA DATA
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
Absorbs terganggu
DO:
1. defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam
Volumen usus meningkat
2. fases lembek atau cair
3. frekuensi peristaltik
meningkat Peningkatan frekuensi
4. bising usus hiperaktif BAB
Ds :
Do :
Peningkatan permeabilitas
1. Turgo kulit menurun kapiler
2. Volume urine menurun
3. Suhu tubuh meningkat
kekurangan intake cairan
4. Berat badan menurun tiba-
tiba
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFENISI BATASAN DIAGNOSA
No
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen diare (I.03101)
proses infeksi 2x24 jam diharapkan eliminasi fekal membaik
Observasi :
dengan, kriteria hasil:
Ditandai dengan :
1. kontrol pengeluaran feses meningkat 1. Identifikasi penyebab diare (mis,
DS: 2. keluhan defekasi lama dan sulit menurun inflamasi gastrointestinal, iritasi
3. konsistensi feses membaik gastrointestinal, proses infeksi,
1. ibu klien mengatakan
4. frekuensi defekasi membaik malabsorbsi, efek obat-obatan dan
klien sering BAB
5. peristaltic usus membaik pemberian susu formula
dengan frekuensi 4-
2. Monitor warna volumen, frekuensi,
5x/hari
dan konsistensi tinja
2. ibu klien mengatakan
3. monitor tanda dan gejala
BAB encer sedikit
hypovolemia (mis, nadi teraba lemah,
ampas
turgo kulit turun, mukosa mulut
DO: kering, BB menurun)
4. monitor jumlah pengeluaran diare
1. defekasi lebih dari 3 kali
Terapeutik :
dalam 24 jam
2. fases lembek atau cair 1. berikan asupan cairan oral (mis,
Edukasi :
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas dan
mengandung laktosa
Kolaborasi :
difenoksilat)
pektil)
2. Hipovolemia berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Pemantauan elektrolit (l.03122)
dengan kehilangan cairan aktif 2x24 jam diharapkan status cairan membaik
Observasi :
Ditandai dengan dengan Kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
Ds : 1. output urine meningkat ( mis, frekuensi nadi meningkat, nadi
4. Ibu klien mengatakan 2. keluhan haus menurun teraba lemah, turgo kulit menurun,
klien jarang minum 3. perasaan lemah menurun volumen urin menurun, haus, lemah)
5. Ibu klien mengatakan 2. Monitor intake dan output cairan
4. berat badan membaik
klien merasa lemah dan
6. Mengeluh haus 5. suhu tubuh membaik Terapeutik:
iritasi gastrointestinal,
proses O :
infeksi, malabsorbsi, efek obat-
obatan dan pemberian susu 1. fases lembek atau cair
formula A: