S DENGAN
KASUS KEJANG DEMAM DI RUANGAN PICU
RSUD KOTA MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
YULIA
21.04.044
CI LAHAN CI INSTITUSI
(…………………………) (………………………..)
A. Data umum
1. Identitas klien
Nama : An. S
TTL : 06-03-2021
Agama : Islam
Umur : 1 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Suku : Bugis makassar
Alamat : Jln. Antang
Ttg msk RS : 07-03-2022
Dx medis : demam kejang kompleks
Ruangan :PICU
Sumber inf :Ibu Klien
2. Identitas orang tua
a. Ayah
Nama : Tn. R
Pendidikan :SD
Alamat :Jln. Antang
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : supir
b. Ibu
Nama : Ny. S
Pendidikan :SD
Alamat :Jln. Antang
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : IRT
c. Identitas saudara/i kandung
? ? ? ? ? ? ?
40 39
13 5 1
Keterangan simbol :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Serumah
E. Riwayat imunisasi
L. Reaksi hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Keluarga klien mengatakan dia membawa An. S ke rumah sakit karena klien
kejang setelah seminggu demam dirumah, pada saat di kaji keluarga klien
merasa cemas dengan kondisi klien dan tidak mengetahui dampak dari demam
tinggi.
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
-
M. Aktivitas sehari-hari/ pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
2. Cairan
3. Eliminasi (BAB/BAK)
4. Istirahat tidur
5. Olaraga
6. Personal hygine
Gosok gigi -
Pengaturan jadwal - -
harian
Penggunaan alat - -
bantu aktivitas
N. Pemeriksaan fisik
Hari atau tanggal : Selasa 08-03-2022 Jam : 09.00
1. Keadaan umum klien
Kesadaran : Composmentis
Penampilan : Penampilan sesuai usia
Ekspresi wajah : Pucat
Kebersihan secara umum: An.S nampak bersih.
Tanda-tanda Vital :
TD: - mmHg
N : 152 X/ menit
P : 40 X/ menit
S : 39.5 0
C
2. Atropometri
Panjang badan : 72 Cm
Berat badan : - Kg
Lingkar lengan atas : 16 Cm
Lingkar kepala : 48 Cm
Lingkar dada :45 Cm
Lingkar perut : 40 Cm
Skin fold :-
3. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : Kedaan rambut bersih, warna rambut hitam, rambut
tidak mudah rontok.
Palpasi :tidak ada benjolan di kepala, tidak ada nyeri tekan,
dan telktur rambut halus.
2. Muka
Inspeksi : Bentuk muka simetris, bentuk wajah oval, tidak ada
gerakan abnormal, ekpresi wajah pucat.
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, suhu kulit hangat ,
tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
Inspeksi : Tidak ada edema pada papebra, sclera tidak icterus,
warna konjungtiva tidak anemis, pupil miosis bila di
beri rangsangan atau refleks cahaya, posisi mata
simetris, memiliki bulu mata, dan penglihatan normal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata.
4. Hidung dan sinus
Inspeksi :Posisi hidung simetris, terpasang Nasal kanul (1 L),
pernafasan cuping hidung,terpasang NGT
5. Telinga
Inspeksi : posisi telinga simetris antara telinga kiri dan kakan,
ukuran dan bentuk telinga sama, lubang telinga tidak
terdapat serumen, dan tidak menggunakan alat batu
pendengaran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga.
6. Mulut
Inspeksi : lidah kotor berwarna putih, tidak ada pendarahan
pada gusi, bibir pucat
7. Tengorokan
Inspeksi :Warna mukosa pucat, dan tidak ada nyeri menelan.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan.
8. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
Palpasi : Tidak teraba kelenjar tiroid, dan tidak teraba
kelenjar linfe.
9. Toraks dan pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada simetris, irama pernafasan (40x/
menit).
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, dan suhu kulit teba hangat.
Perkusi : bunyi paruh redup
Askultasi : suara pernafasan brongkovesikular dan tidak ada
bunyi tambahan
10. Jantung
Palpasi : Teraba ictus cordis.
Perkusi :Bunyi jantung pekak, dan tidak ada pembesaran
jantung (bagian atas itrakosta II, bagian bawa
intrakosta VI, bagian kiri : linea mediclavukularis
sinistra, dan bagian kanan line parasikularis dextra).
Askultasi : bunyi jantung tunggal ( LUP/DUP), tidak ada
bunyi jantung tambahan.
11. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut rata.
Palpasi : Tidak teraba pembesaran herpar, tidak ada nyeri
tekan.
Askultasi : Peristaltik usus 23 x / menit
Perkusi : Bunyi tyimpani
12. Genetalia dan anus : Normal tdak ada kea
13. Ekstermitas
Ektremitas atas
a. Motorik
Nampak pergerakan ektermitas bawah dan atas dapat di gerakan dan
GCS 4
kekuatan otot
2222 2222
2222 2222
b. Refleks
Pengkajian refleks di dapatkan pada kedua ektermitas atas bisep dan
trisep dan refleks pada ekstermitas bawah refleks babinsky kanan dan
kiri
c. Sensori
Pengkajian sensori An.S didapatkan ada respon rangsangan nyeri (pada
saat dicubit tangannya An.S merespon bergerak).
14. Status neurologis
a. Nervus 1 (olfaktorius) : Tidak ternilai
b. Nervus 2 (optikus) : ada
c. Nervus 3,4 dan 6 : kontriksi pupil ada, gerakan kelopak mata
ada, pergerakan bola mata ada, pergerakan
mata ke bawa dan kedalam tidak ternilai.
d. Nervus 5 (trigeminus) : sesibilitas atau sensori tidak ternilai, reflex
dagu tidak ternilai, reflex kornea tidak ternilai.
e. Nervus 7 (fasialis) : gerakan mimic ada
f. Nervus 8 (Acusticus) : fungsi pendengaran ada
g. Nervus 9 dan 10 : reflex menelan spontan, reflex muntah tidak
ternillai, suara tidak ada.
h. Nervus 11(Assesorius) : membalikan kepala ke kiri dan kekanan ada.
i. Nervus 12 ( Hypoglossus): defesiasi lidah tidak ternilai dan hasil
pengkajian didapatkan tidak ada kaku kuduk.
15. Kulit / intergumen
Hasil pengkajian kulit didapatkan warna kulit putih, turgor kulit lembab,
suhu kulit hangat , tidak terdapat tidak ada udema pada kulit, dan ibu klien
mengelukan demam yang dialami An.s.
HEMATOLOGI
Darah Rutin
limfosit L 20.5 30 – 60 %
4. PCT H 0.48
5. Leukosit 11.7
6. limfosit
DS : - Kelemahan otot pernapasan Pola napas tidak
efektif berhubungan
DO
Deformitas dinding dada dengan gangguan
1. Tampak menggunakan alat kejang
bantu pernapasan
Imaturitas neurologi
2. Pola napas abnormal (mis,
bradipnea, hipoventilasi)
3. Tekanan inspirasi dan Sindrom hipoventilasi
ekspirasi menurun
Pola napas tidak efektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFENISI BATASAN DIAGNOSA
No
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
2. Definisi : inspirasi dan/atau a. Penggunaan otot bantu Pola napas tidak efektif
ekspirasi yang tidak memberikan pernapasan fase ekspirasi
ventilasi adekuat memanjang
b. Pernapasan abnormal
Kategori : fisiologis
(mis, takipnea, bradipnea,
Subkategori : respirasi/D0005 hiperventilasi)
c. Pernapasan pursed-lip
d. Pernapasan cuping hidung
e. Diameter thorak anterior-
posterior meningkat
f. Ventilasi semenit
menurun
g. Kapasitas vital menurun
h. Tekanan ekspirasi
menurun
i. Tekanan inspirasi
menurun
j. Ekskursi dada beubah
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Hipertermia (I.15506)
3x24 jam diharapkan hipertermia menurun,
dengan proses infeksi Observasi :
dengan, kriteria hasil:
Ditandai dengan 1. kejang menurun 1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. konsumsi oksigen membaik (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
DS: 3. suhu tubuh membaik panas).
4. suhu kulit membaik 2. Monitor suhu tubuh.
1. Keluarga mengatakan
Terapeutik :
klien sering demam
DO: 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
2. Berikan cairan oral.
1. Kulit klien tampak hangat
3. Ganti linen setiap hari atau lebih
2. Suhu tubuh diatas nilai sering jika mengalami hyperhidrosis
normal ( S : 39,5 C )
o
(keringat berlebih).
3. Tampak kejang 4. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
2. Pola napas tidak efektif Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Manajemen jalan napas (l.01011)
berhubungan dengan gangguan 2x24 jam diharapkan pola napas membaik Observasi :
kejang dengan Kriteria hasil : 1. monitor pola napas ( frekuensi,
GCS 4
A:
3. berikan minum air hangat
1. Pola napas tidak efektif membaik
hasil : klien hanya diberikan susu
sebanyak 50 cc /2 jam P : lanjutkan intervensi
4. berikan oksigen
1. monitor pola napas ( frekuensi,
hasil :
kedalaman, usaha napas)
klien telah diberikan oksigen/telah
2. posisikan semi fowler atau fowler
terpasang oksigen oksigen nasal
3. berikan minum air hangat
kanul sebanyak 1 liter
4. berikan osigen
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator
hasil : klien hanya diberikan susu 1. Pola napas tidak efektif membaik
sebanyak 50 cc /2 jam
P : lanjutkan intervensi
4. berikan oksigen
hasil : 1. monitor pola napas ( frekuensi,
klien telah diberikan oksigen/telah kedalaman, usaha napas)
terpasang oksigen oksigen nasal 2. posisikan semi fowler atau fowler
kanul sebanyak 1 liter 3. berikan minum air hangat
4. berikan osigen
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN III
2. jumat/ 11-03-2022
1. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
2. Lackman’s (1996). Care Principle and Practise Of Medical Surgical Nursing, Philadelpia :
WB Saunders Company.
3. Pasiyan Rahmatullah (1999), Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Editor : R. Boedhi
Darmoso dan Hadi Martono, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
4. Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica.
5. Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I, Jakarta :
EGC
6. Suyono, (2000). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
7. Doenges, Marilynn (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata : EGC.
8. PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi Dan
Indikator Diagnostik ((Cetakan Iii) 1 Ed.). Jakarta: DPP PPNI.
10. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi Dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((Cetakan II) 1 Ed.). Jakarta: DPP PPNI.