Anda di halaman 1dari 8

ACARA 2

“Estimasi Populasi dengan Metode CMRR”

A. Tujuan
Tujuan dari prakttikum Estimasi Populasi dengan Metode CMRR adalah:
1. Mengetahui populasi dari belalang sawah (Oxyca chinensis) di persawahan
Tamanan Kulon dengan Metode Peterson.
2. Mengetahui populasi dari belalang sawah (Oxyca chinensis) di persawahan
Tanaman Kulon dengan Metode Eschmayer.
3. Mengetahui metode perhitungan yang paling baik dalam estimasi populasi belalang
di persawahan Tamanan Kulon.
4. Mengetahui faktor abiotik yang berpengaruh pada populasi belalang sawah (Oxyca
chinensis).

B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian populasi dan CMRR
Menurut Margono (2010), “populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Sedangkan menurut
Sukmadinata (2011) mengemukakan bahwa populasi adalah “kelompok besar dan
wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita”. Senada dengan itu, Arikunto (2002)
mengemukakan bahwa populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi
berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data, maka
ukuran atau banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia.
Menurut Boylestad (2001), CMRR merupakan sebuah fitur penting darikoneksi
diferensial, ketika sinyal yang berlawanan pada masukan diperkuat sementarasecara
umum untuk dua masukan hanya sebagaian diperkuat dari keseluruhan operasiyang
memperkuat beda sinyal pada dua masukan. karena noise dari setiap sinyal masukan
yang tidak diinginkan umumnya sama untuk kedua masukan. Koneksi diferensial
cenderung memberikan redaman dari masukan noise sambil memberikan penguatan
pada sinyal keluaran. Jadi CMRR merupakan kemampuan dari Op-Amp
untuk melakukan penolakan pada noise dari sinyal masukan yang diberikan. CMRR
dapat diketahui melalui rangkaian operasi common mode dan modediferensian.
untuk common mode yaitu dengan memberikan sinyal masukan yang samauntuk
kedua pin masukan pada Op-Amp. Idealnya kedua sinyal masukan sama-
samadikuatkan, namun karena hal ini keluaran Op-Amp menghasilkan sinyal
keluaran yang polaritasnya berlawanan sehingga sinyal keluaran yang dihasilkan
sangat kecil.
2. Syarat-syarat CMRR
Metode CMRR, selain dapat memperkirakan kerapatan populasi juga dapat
memperkirakan laju kelahiran dan laju kematian populasi. Boylestad (2001),
menyatakan bahwa syarat digunakannya metode CMMR untuk menganalisis
kepadatan populasi adalah populasi tersebut harus berada dalam wilayah yang luas,
sehingga tidak terbatas pada wilaya tertentu. Asumsi-asumsi dalam metode CMMR
antara lain sebagai berikut :
 Pergantian antar individu rendah. Individu tidak mudah mati, tidak mudah besar,
tidak mudah berkembang biak.
 Populasi tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian antara
pemberian tanda dan penangkapan kembali).
 Hewan yang tertangkap sekali atau lebih, tidak akan mempengaruhi
penangkapan selanjutnya.
 Hewan yang ditandai tidak terpengaruh dan tidak mudah hilang.
 Hewan yang tercampur secara homogen dalam populasi.
 Sampling dilakukan dengan internal waktu yang tetap.
 Hewan yang ditandai mempunyai probabilitas kesintasan.
 Populasi yang diambil dilakukan secara acak

3. Metode perhitungan CMRR


a. Metode Peterson
Metode Peterson adalah salah satu metode dalam mengukur kepadatan
absolut. Pada dasarnya, model Peterson adalah metode dengan menangkap
sejumlah individu dari sejumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu
yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa
waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan (penangkapan ke-2)
terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua
inilah diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan
pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua
(Soegianto, 1994).
Rumus dasar yang digunakan untuk penghitungan adalah rumus Peterson
yaitu:

Menghitung kesalahan (eror) metode CMRR dapat dilakukan dengan


cara menghitung kesalahan baku (standar eror) dengan rumus:

Setelah menentukan standar eror, kemudian ditentukan selang kepercayaannya


dengan rumus :

Keterangan :
N : Jumlah hewan dalam populasi
M : Jumlah hewan yang ditangkap pertama dan ditandai
n : Jumlah hewan yang ditangkap kedua dan belum ditandai
R : Jumlah hewan yang ditangkap kedua dan sudah ditandai sebelumnya
t (df, a), lihat tabel distribusi t dengan df= ¥, dan a adalah tingkat signifikansi.

b. Metode Eschmayer
Metode Schumayer-Eschmeyer merupakan pengembangan dari metode
Schnabel dan metode Licoln-Petersen, hanya saja karena perhitungannya yang
cukup rumit membuat metode ini jarang digunakan oleh para ahli ekologi untuk
menghitung jumlah anggota populasi. Metode Eschmeyer, yaitu
memperkirakan besarnya populasi simulan (objek simulasi). Dengan demikian
dapat ditentukan nilai kepadatan suatu populasi di daerah tertentu dengan
menggunakan metode Eschmeyer (Ogle, 2013).

C. Alat dan Bahan (dibuat paragraf)


Alat yang digunakan pada praktikum estimasi populasi dengan metode CMRR
adalah kantong plastic, sweep net, pengukuran parameter abiotik
Bahan yang digunakan pada praktikum estimasi populasi dengan metode CMRR
adalah belalang sawah (Oxya chinensis)
D. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum estimasi populasi dengan metode CMRR adalah :
1. Sweep net diayunkan pada permukaan padi sawah sebanyak 5 kali ayunan tunggal.
2. Belalang sawah yang tertangkap kemudian diambil, dihitung dan diberi tanda,
kemudian dilepaskan kembali.
3. Dengan cara yang sama diambil pada cuplikan yang kedua dengan jeda 5-8 menit
per pengambilan, apabila terdapat belalang yang bertanda dicatat sebagai m atau R,
belalang sawah yang terambil dicatat sebagai T.
4. Pengambilan dilakukan sebanyak 10 kali.

E. Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Data golongan estimasi hewan bergerak cepat dengan metode DMRR
DATA GOLONGAN ESTIMASI POPULASI HEWAN BERGERAK CEPAT DENGAN METODE CMRR
GOLONGAN I
R
S C=n M T R CM (CM)² MR CM/R ² R³ R²/C
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 10 1 10 0 10 100 0 0 0 0 0
3 4 11 4 0 44 1936 0 0 0 0 0
4 3 15 2 1 45 2025 15 45 1 1 0.333333
5 1 18 0 1 18 324 18 18 1 1 1
6 1 19 1 0 19 361 0 0 0 0 0
7 1 20 0 1 20 400 20 20 1 1 1
8 7 21 7 0 147 21609 0 0 0 0 0
9 6 28 6 0 168 28224 0 0 0 0 0
10 4 34 2 2 136 18496 68 68 4 8 1
11 3 38 3 0 114 12996 0 0 0 0 0
12 1 41 1 0 41 1681 0 0 0 0 0
13 8 42 8 0 336 112896 0 0 0 0 0
14 2 50 2 0 100 10000 0 0 0 0 0
15 1 52 1 0 52 2704 0 0 0 0 0
16 0 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 2 53 2 0 106 11236 0 0 0 0 0
18 1 55 1 0 55 3025 0 0 0 0 0
19 0 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 1 56 1 0 56 3136 0 0 0 0 0
21 1 57 1 0 57 3249 0 0 0 0 0
22 5 58 5 0 290 84100 0 0 0 0 0
23 2 63 2 0 126 15876 0 0 0 0 0
24 2 65 2 0 130 16900 0 0 0 0 0
25 1 67 1 0 67 4489 0 0 0 0 0
26 3 68 3 0 204 41616 0 0 0 0 0
27 2 71 2 0 142 20164 0 0 0 0 0
28 2 73 2 0 146 21316 0 0 0 0 0
29 0 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 3 75 3 0 225 50625 0 0 0 0 0
31 3 78 3 0 234 54756 0 0 0 0 0
32 2 81 2 0 162 26244 0 0 0 0 0
33 2 83 2 0 166 27556 0 0 0 0 0
34 2 85 2 0 170 28900 0 0 0 0 0
35 1 87 0 1 87 7569 87 87 1 1 1
Σ 88 1749 81 6 3673 634509 208 238 8 12 4.333333

Keterangan :
S : Penangkapan ke-n
C : Jumlah individu yang terperangkap
M : Jumlah seluruh individu yang telah terambil
T : Indivindu tidak tertanda yang terperangkap
R : Individu tertanda yang terperangkap

FAKTOR KELOMPOK
ABIOTIK å
1 2 3 4 5 RATA-RATA
KECEPATAN
ANGIN 1,53 0,97 1,23 1,26 1,26 6,25 1,25
SUHU UDARA 30 30 30 30 30 150 30
KELEMBAPAN
UDARA 64 64 64 64 64 320 64
INTENSITAS
CAHAYA 102173 44230 48000 35643 41220 271266 54253
Tabel 2. Tabel perhitungan faktor abiotik
F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka

H. Lampiran
Gambar 1. Pengukuran Gambar 2. Belalang
Intensitas Cahaya Sawah (Oxyca Chinensis)
Menggunakan Lux Meter

Gambar 3. Belalang
Sawah (Oxyca Chinensis)

Anda mungkin juga menyukai