ACARA 1
Disusun oleh:
NIM : 1800017042
Prodi : Biologi
Gol.Kel :2
Asisten : Intan
LABORATORIUM BIOLOGI
YOGYAKARTA
2020
ACARA 1
A. TUJUAN
1. Mengetahui perubahan warna bahan daun sirsak (Annona muricata)
sebelum dan sesudah dikeringkan.
2. Mengetahui perubahan warna bahan rimpang kunyit mangga
(Curcuma amada ) sebelum dan sesudah dikeringkan.
3. Mengetahui hasil presentase rumus rendemen daun sirsak (Annona
muricata).
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan baku alami yang digunakan untuk membuat
ramuan obat tradisional, sebulum tercampur dan melewati proses pengolahan
apapun kecuali proses pengeringan (Utami,2003).
Macam-macam simplisia ada 3 yaitu: Simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia mineral. Simplisia nabati berasal dari tanaman yang
masih utuh bagian-bagiannya biasanya berupa tumbuhan liar maupun tanaman
budidaya. Simplisia hewani berasal dari hewan, baik yang masih utuh maupun
kandungan zat-zat berguna sebagai obat dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral berasal dari bahan mineral yang belum diolah , baik diolah
dengan cara sederhana maupun belum berupa zat kimia murni (Afifah,2003).
C. ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan simplisia rimpang
temulawak (Curcuma xanthorriza) dan kunyit mangga (Curcuma amada ) serta
daun sirsak (Annona muricata) dengan matahari yaitu: Pisau, timbangan analitik,
telenan, loyang, kain hitam, dan nampan.
D. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan simplisia
rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza) dan kunyit mangga (Curcuma
amada)) serta daun sirsak (Annona muricata) dengan matahari yaitu: Daun Sirsak
50 gr,Rimpang Kunyit Mangga,dan Temulawak @200 gr, tissue, air.
E. CARA KERJA
1. Bahan rimpang dan daun dipilih kemudian dicuci dan dikeringkan
(sortasi basah).
2. Bahan rimpang dan daun ditimbang menggunakan timbangan analitik
untuk mengetahui berat awal.
3. Bahan rimpang dirajang dengan ukuran sedang, tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis.
4. Bahan rimpang dan daun disusun (diusahakan tidak bertindihan).
5. Kemudian dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung dan
ditutup menggunakan kain berwarna hitam.
6. Setelah bahan kering , kemudian rimpang dan daun ditimbang
menggunakan timbangan untuk mengetahui berat akhir.
7. Kemudian diamati warna sebelum dan sesudah dikeringkan.
8. Tahap sortasi kering
9. Simplisia yang sudah dihaluskan dengan blender kemudian dapat
disimpan/dikemas.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna : Warna :
Rimpang
1 Jingga 228 66 0,28
Temulawak
Jingga kecokelatan
Warna :
Rimpang Warna :
2 Matahari Kuning 269 24 0,08
Kunyit Mangga Kuning
kecokelatan
Warna : Warna :
Hijau kecokelatan
HASIL
Rumus:
Presentase (%) = (Berat akhir/Berat awal) x 100%
Gambar. 1 Gambar.2
Daun sirsak (Annona muricata) Rimpang temulawak
(Cucumaxanthorriza) dan kunyit mangga
(Curcuma amada )
Gambar.3 Gambar.4
Bahan sebelum dikeringkan Bahan setelah dikeringkan
PEMBAHASAN
1. Pembuatan simplisia dilakukan karena dapat memanfaatkan bahan
yang berasal dari nabati, hewani,dan mineral untuk pembuatan obat secara tradisional.
Untuk menjamin keseragaman senyawa atif, keamanan maupun kegunaannya, maka
simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan
minimal tersebut ,ada beberapa faktor yang berpengaruh yaitu bahan baku simplisia
,proses pembuatan, serta cara cara pengepakan dan penyimpanan.
2. Tahapan pembuatan simplisia yang pertama dilakukan yaitu pemanenan
dan pengumpulan bahan baku yang akan digunakan seperti rimpang temulawak
(Curcuma xanthorriza) dan kunyit mangga (Curcuma amada) serta daun sirsak
(Annona muricata). Tahap kedua yaitu sortasi basah dengan cara memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan asing lainya dari bahan simplisia misalnya debu,tanah maupun pasir.
Yang ketiga yaitu tahap pencucian setelah tahap sortasi basah untuk lebih
membersihkan sisa-sisa kotoran yang tersisa. Tahap keempat yaitu perajangan rimpang
temulawak (Curcuma xanthorriza) dan kunyit mangga (Curcuma amada) diperlukan
dengan cara merajang bahan dengan ukuran sedang,tidak terlalu tebal dan tidak terlalu
tipis. Tahap kelima yaitu pengeringan, semua bahan diletakkan di atas loyang dan tidak
saling bertindihan supaya keringnya merata,kemudian dijemur dibawah sinar matahari.
Tahap keenam yaitu sortasi kering yang bertujuan untuk menghilangkan kotora-kotoran
sisa pengeringan, seperti menghilangkan debu. Tahap ketujuh yaitu pengepakan,
bertujuan untuk tahan lama,tidak berubah bentuknya, serta terhindar dari kotoran. Tahap
terahir atau tahap kedelapan yaitu penyimpanan dan pemeriksaan mutu yaitu bertujuan
supaya simplisia terjaga keawetannya dan siap di produksi.
3. Perbedaan tahapan rimpang dan daun yaitu. Pada daun setelah tahap
penjucian yaitu daun dilap terlebih dahulu menggunakan tissue. Sebelum dilakukan
pengeringan rimpang dirajang terlebih dahulu dengan ukuran tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis atau sedang saja.
4. Pengeringan dengan matahari langsung merupakan proses pengeringan
yang paling ekonomis dan paling mudah dilakukan, akan tetapi dari segi kualitas alat
pengering buatan (oven) akan memberikan produk yang lebih baik. Sinar ultra violet
dari matahari juga menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia bahan yang
dikeringkan. Pengeringan dengan oven dianggap lebih menguntungkan karena akan
terjadi pengurangan kadar air dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat akan tetapi
penggunaan suhu yang terlampau tinggi dapat meningkatkan biaya produksi selain itu
terjadi perubahan biokimia sehingga mengurangi kualitas produk yang dihasilkan
sedang metode kering angin dianggap murah akan tetapi kurang efisien waktu dalam
pengeringan simplisia.
5. Warna yang dihasilkan bahan rimpang temulawak (Curcuma
xanthorriza) sebelum dikeringkan bewarna jingga dan setelah dikeringkan berwarna
jingga kecokelatan. Warna yang dihasilkan kunyit mangga (Curcuma amada) sebelum
dikeringkan berwarna kuning dan selah dikeringkan berwarna kuning kecokelatan. Serta
warna yang dihasilkan daun sirsak (Annona muricata) sebelum dikeringkan berwarna
hijau dan setelah dikeringkan berwarna hijau kecokelatan. Untuk bau tidak dapat
diketahui karena praktikum dilakukan secara online. Adanya perbedaan dari 2 metode
pengeringan yaitu pengeringan mengunakan sinar matahari membutuhkan waktu 2 hari
untuk mengetahui hasil bahan kering dan harus ditutup menggunakan kain hiam.
Pengeringan menggunakan oven hanya perlu beberapa jam saja. Perubahan warna
setelah pengeringan dapat mempengaruhi kandungan/senyawa aktif dalam bahan,
karena setelah melalui tahap pengeringan bahan akan mengalami berubahan warna dan
berkurangnya kadar air. Semakin keringnya bahan yang dihasilkan maka semakin pekat
perubahan warnanya.
6. Perbandingan berat awal dan berat akhir rimpang temulawak
(Curcuma xanthorriza) yaitu 228 : 66 ,dengan hasil presentase rendemen memiliki
kadar air 0,28%. Perbandingan berat awal dan berat akhir kunyit mangga (Curcuma
amada) yaitu 269 : 24 dengan hasil presentase rendemen memiliki kadar air 0,08% .
Perbandingan berat awal dan berat akhir daun sirsak (Annona muricata) yaitu 300 : 79
dengan hasil presentase rendemen memiliki kadar air 0,26%. Menurut Salamah ( 2015),
Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang
dihasilkan semakin banyak yang berarti kadar air juga tinggi. Menurut Herawati et al
(2012) ,simplisia yang baik adalah dalam kondisi kering (kadar air < 10%).
G. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum pembuatan simplisia Rimpang temulawak
(Curcuma xanthorriza L.) dan kunyit mangga (Curcuma amada) serta Daun
sirsak (Annona muricata) dengan Matahari adalah
H. DAFTAR PUSTAKA
Afifah,Efi dan Tim. 2003. Khasiat Dan Manfaat Temulawak Rimpang
Penyembuh Aneka Penyakit. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Herawati, Nuraida, dan Sumarto, 2012, Cara Produksi Simplisia Yang
Baik,Seafast Center, Bogor, 10-11.
Mardiana, L. 2011. Ramuan dan Khasiat Daun Sirsak. Jakarta: Penebar Swadaya
Muller, J and Heindl. 2006. Drying Of Medical Plants In R.J. Bogers, L.E.Cracer,
and D> Lange (eds), Medical and Aromatic Plant, springer, The
Netherland, p.237-252.
Utami,Prapti dan Tim. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus.
AgroMedia Pustaka. Jakarta.