BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan maju indonesia sehat adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan sehat dan prilaku yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan derajat yang optimal adalah dengan cara
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (RS) (Depkes, 2010).
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang
mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin.
Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakan habis akan mempercepat penyembuhan
dan memperpendek hari rawat. Penyelenggaraan makanan yang higienis dan sehat menjadi
prinsip dasar penyelenggaraan makanan di rumah sakit karena pelayanan makanan rumah sakit
diperuntukkan untuk orang sakit dengan ancaman penyebaran kuman pathogen yang tinggi.
Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh penjamah
makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan
akibat bahan kimia, mikroorganisme, serta dapat pula menimbulkan alergi (Adam, 2011).
Rumah sakit pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam
konsep Perpectif mutu total (Perpectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan
penilaian terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu senjata untuk
mempertahankan pasien di masa yang akan datang. Kualitas pelayanan sangat penting dalam
meningkatkan kepuasaan pasien dan dengan sendirinya akan menimbulkan citra rumah sakit
tersebut (Wikipedia, 2010).
penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status
yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat (Depkes, 2010).
Pramusaji adalah orang yang bertugas atau bekerja dalam bidang penyajian makanan
dan minuman. Namun dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, pramusaji tidak hanya bertugas
menyajikan makanan dan minuman kepada konsumen atau pasien di rumah sakit. Seorang
pramusaji harus memiliki ketrampilan untuk menawarkan makanan dan minuman dan
menjual produk tersebut sehingga menciptakan suatu produk bagi perusahaan. Barometer
pengukur berhasil atau tidaknya pramusaji dalam melaksanakan tugasnya adalah kepuasan
dari tamu yang dilanyan terhadap produk makanan dan minuman (Fera, 2009).
Pramusaji dalam dunia pelayanan jasa makanan dan minuman berfungsi sebagai aset
ataupun obligasi yang loyal yang mengedepankan visi dan misi managemen dan pramusaji itu
sendiri. Baik pramusaji ataupun manajemen harus secara berkesinambungan dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mewujudkan visi dan misi
rumah sakit tersebut. Didunia rumah sakit modern khususnya dbidang makanan dan minuman
pramusaji tidak hanya bertugas melayani proses penyajian makanan dan minuman saja (Fera,
2009).
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan
(Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas
organisme yang bersangkutan. perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. ( Notoatmodjo, 1993).
Perilaku atau tingkah laku seseorang terjadi akibat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Artinya kedua belah pihak, baik individu maupun lingkungan sama-
sama mempunyai peranan dan terjadinya mekanisme perilaku manusia (Notoatmodjo, 1993).
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui betapa pentingnya peranan
pramusaji dalam pendistribusian makanan di rumah sakit. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk meneliti tentang bagaimana gambaran standar pramusaji dalam menyajikan makanan
kepada pasien di RSUDZA Banda Aceh.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalahnya adalah bagaimanakah
perilaku pramusaji dan betapa penting peranan pramusaji dalam pendistribusian makanan di
RSUDZA Banda Aceh.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada
pasien di RSUDZA Banda Aceh.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana prilaku pramusaji (mengucapkan salam, menyapa pasien,
berbicara dengan pasien) pada saat pendistribusian makanan di RSUDZA Banda Aceh.
b. Untuk mengetahui bagaimana tindakan pramusaji (mengetuk pintu, senyum dan
mempersilahkan makan pasien) pada saat pendistribusian di RSUDZA Banda Aceh.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Instansi terkait
Diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi untuk
penyempurnaan prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di instalasi
gizi RSUDZA Banda Aceh.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman dan informasi tentang
gambaran prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di RSUDZA Banda
Aceh.
E. Keterbatasan penelitian
Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti hanya meneliti gambaran prilaku
pramusaji dalam menyajikan makanan selama 5 hari Di RSUDZA Banda Aceh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pramusaji
Pramusaji adalah orang yang bertugas atau bekerja dalam bidang penyajian
makanan dan minuman. Namun dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, pramusaji tidak
hanya bertugas menyajikan makanan dan minuman kepada konsumen atau pasien
dirumah sakit. Seorang pramusaji harus memiliki ketrampilan untuk menawarkan
makanan dan minuman dan menjual produk tersebut sehingga menciptakan suatu produk
bagi perusahaan. Barometer pengukur berhasil atau tidaknya pramusaji dalam
melaksanakan tugasnya adalah kepuasan dari tamu yang dilanyan terhadap produk
makanan dan minuman (Fera, 2009)
B. Peranan pramusaji
Pramusaji memiliki peranan sebagai penyaji hidangan memang tugas pokok seorang
pramusaji, namun menyajikan secara benar dengan standar pelayanan yang telah
ditentukan belum tentu dapat memberikan kepuasan pada tamu atau pasien yang
dilayani. Untuk itu, pramusaji harus benar-benar memahami dari hakikat pelayanan
yang diberikan kepada tamu atau pasien serta aspek pendukung lainnya sehingga dapat
memberikan kepuasan yang mengesankan kepada atau pasien dirumah sakit (Fera,
2009).
3. Kepribadian
Seorang pramusaji harus cekatan, ramah, dan memiliki selera humor yang baik dan mampu
menahan amarah. Pramusaji harus mampu berbaur dengan pelanggan/ tamu dalam berbicara
dan memiliki kemampuan untuk tersenyum di waktu dan tempat yang tepat. Dengan
kemampuan personality dan menjadikan hal ini sebagai atribut. Pramusaji bisa membantu
menejemen karena kemampuan personality bisa menjadikan seorang pramusaji menjadi
wiraniaga yang baik.
4. Sikap Terhadap Tamu Pendekatan yang tepat kepada pelanggan adalah hal yang paling
penting, pramusaji tidak harus berlebihan tetapi lebih kepada mengantisipasi keinginan tamu
dan keperluannya. Pramusaji harus benar- benar memperhatikan tamu. Pelayanan terhadap
tamu diharuskan dilakukan dengan seksama dan penuh perhatian terlebih terhadap tamu yang
sulit untuk di ajak berinteraksi saat proses pelayanan. Pramusaji diharapkan tidak
berargument dengan tamu kecuali untuk menenangkan keadaan Pada saat penanganan
complant untuk menghindari ketegangan dalam kejadian complant, pramusaji harus
berkoordinasi dengan kepala pelayanan/ head waiter ataupun langsung kepada manejemen.
D. ETIKA
1. Pengertian etika
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral. (Wikipedia, 2010).
2. Peranan etika
Peranan etika bagi aktivitas mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan
kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-nilai dan norma-norma, sehingga segala
perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat (Wikipedia, 2010).
3. Etika pramusaji
1. Sopan dan ramah kepada siapa saja
2. Memberi perhatian kepada orang lain
3. Ingin membantu
4. Memilki rasa toleransi
5. Dapat menguasai diri
6. Berbicara dengan wajar
7. Tidak bersikap kasar
(Wikipedia, 2010).
E. Sikap
1. Pengertian sikap
Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam
kegiatan-kegiatan. Maka sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang
nyata, yang berulang-ulang Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu
masyarakat (Admin, 2012).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap.
Admin (2012), mengemukakan bahwa Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial.
Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah:
a. Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan
akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
b. Kebudayaan.
Menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian
seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola
reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan
perilaku yang lain.
c. Faktor emosi dalam diri
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seseorang.
F. PERILAKU
1. Pengertian perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan
(Depdiknas, 2005). Dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas
organisme yang bersangkutan. perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. ( Notoatmodjo, 2005).
2. Klasifikasi perilaku
Menurut Notoatmodjo (2005), dilihat dari bentuk respon
terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
a). Perilaku tertutup
Respon seseorang terhadap stimulusnya dalam bentuk
terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
secara jelas.
b). Perilaku terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang
dengan mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari.
G. TINDAKAN
1. Pengertian tindakan
Tindakan atau praktek adalah respon atau reaksi konkret
seseorang terhadap stimulus atau objek. Respon ini sudah
dalam bentuk tindakan (action) yang melibatkan aspek
psikomotor atau seseorang telah mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapi ( Notoatmodjo, 2005)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan, untuk terbentuknya sikap menjadi suatu perbuatan
yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Disamping
faktor fasilitas juga diperlukan faktor
dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2005), Adapun tingkatan-tingkatan
dalam tindakan atau praktek adalah:
1. Persepsi.
Yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan
praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin
Yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator
praktek tingkat kedua.
3. Mekanisme
Yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan.
4. Adopsi
Yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
( Notoatmodjo, 2005)
B. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana tata cara pramusaji dalam
menyajikan makanan di Instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh. Secara konseptual hal ini
tersebut dapat digambarkan pada skema berikut ini
Prilaku pramusaji
Tindakan baik dan tidak baik
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu gambaran prilaku pramusaji dalam
menyajikan makanan Di RSUDZA Banda Aceh
B. Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di instalasi gizi RSUDZA Banda Aceh pada tanggal 14- 18 April
2014.
C. Subjek
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 16 orang pramusaji Di Instalasi Gizi RSUDZA Banda
Aceh..
D. Cara
pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap objek penelitian dengan
menggunakan kuesioner dalam bentuk form ceklist.
E. Pengolahan Data
1. Prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan
% score =
Keterangan :
Baik : ≥ 80 %
Cukup : 60 – 79 %
Kurang : < 60 %.
Analisis data diolah secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang
karakteristik subjek penelitian dan prilaku pramusaji dalam menyajikan
makanan disajikan dalam bentuk tabular dan tekstular.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
RSUDZA terletak di jalan tgk daud beureueh no.108 banda aceh. Instalasi gizi
merupakan instalasi penunjang medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
terletak bersebelahan dengan ruang farmasi dan instalasi laundry. Dalam manajemen system
penyelenggaraan makanan, instalasi gizi ini menggunakan system pengolahan semi
outsourcing yaitu pengelolaan makanan oleh catering luar yang tidak ada hubungannya
dengan RSUDZA. Namun pengadaan fasilitas dapur menjadi tanggung jawab RSUDZA
Banda Aceh.
Katering mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pelayanan gizi pasien
berdasarkan kebijakan dari direktur dan instalasi gizi runah sakit. Katering ini melayani
kebutuhan pasien dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan
tenaga kerja. Metode yang diterapkan meliputi pembagian jadwal kerja, uraian pekerjaan dan
lamanya jadwal kerja. Pekerjaan karyawan katering telah diatur dalam uraian tugas dan
tanggung jawab yang telah disusun. Hal ini diharapkan dapat memudahhkan setiap karyawan
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Jenis makanan yang dihidangkan
meliputi makanan diet, menu pilihan dan makanan selingan diet bagi pasien. Makanan yang
dihidangkan untuk pasien sudah memenuhi standar porsi secara tertulis. Makanan yang
dihidangkan untuk pasien sudah memenuhi standar porsi tertulis.
Pramusaji makanan di instalasi Gizi RSUDZA Banda Aceh terdiri dari 16 orang.
Tingkatan pendidikan pramusaji yaitu SMA sampai sarjana. Semua tenaga pramusaji berjenis
kelamin laki-laki. Pendistribusian makanan kepada pasien dilakukan pada pagi jam 07.00
WIB, siang jam 12.00 WIB dan sore jam 16.30 WIB.
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan makanan yang dilakukan di instalasi
Gizi RSUDZA Banda Aceh adalah pendistribusian makanan. Dimana pada saat
pendistribusian para pramusaji mengatur makanan yang telah disajikan ke trolly yang telah
disediakan agar bisa disajikan kepada pasien. Lalu makanan dibawa keruangan pasien oleh
pramusaji.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang prilaku pramusaji yang bekerja di
instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh diperoleh hasil sebagai berikut :
Table 1. Gambaran Prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien
di RSUDZA Banda Aceh tahun 2014
No Prilaku Pramusaji Persentase (%)
1. Baik 7 43,8 %
2. Cukup 6 37,5 %
3. Kurang 3 18,7 %
16 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan
di Instalasi Gizi di RSUDZA Banda Aceh, bahwa dari 16 orang pramusaji, 7 orang pramusaji
sudah melakukan prilaku yang baik terhadap menyajikan makanan kepada pasien dengan
nilai ≥80 % dikatagorikan dengan baik, yaitu mengucapkan salam, mengetuk pintu, senyum,
mempersilahkan makan, dan berbicara kepada pasien. 6 orang pramusaji sudah melakukan
perilaku yang cukup terhadap menyajikan makanan kepada pasien dengan nilai 60-70 %
dikatagorikan dengan cukup, sedangkan 3 orang pramusaji belum melakukan sepenuhnya
prilaku dalam menyajikan makanan kepada pasien dengan nilai <60% dikatagorikan kurang,
yaitu tidak mempersilahkan makan kepada pasien dan tidak berbicara kepada pasien. Jadi
prilaku pramusaji dalam menyajikan makanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum
RSUDZA Banda Aceh sudah mencukupi namun belum mencapai target yang maksimal.
Pramusaji memiliki peranan sebagai penyaji hidangan memang tugas pokok seorang
pramusaji, namun menyajikan secara benar dengan standar pelayanan yang telah ditentukan
belum tentu dapat memberikan kepuasan pada tamu atau pasien yang dilayani. Untuk itu,
pramusaji harus benar-benar memahami dari hakikat pelayanan yang diberikan kepada tamu
atau pasien serta aspek pendukung lainnya sehingga dapat memberikan kepuasan yang
mengesankan kepada atau pasien dirumah sakit (Fera, 2009).
Dalam pelayanan, pramusaji memiliki barbagai fungsi yaitu Sebagai pemandu selera,
Sebagai penyaji hidangan. Pramusaji menuntun pasien untuk mendapat kembali selera
makannya, Pramusaji dituntut untuk melayani penyajian makanan kepada pasien, sesuai
dengan standarisasi yang dimiliki oleh rumah sakit itu sendiri yang dapat membuat tamu
merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan itu, Pramusaji dirumah sakit harus melayani dan
memberikan perhatian kepada para pasien, reputasi rumah sakit sangat didukung oleh
pramusaji yang telah memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
Seorang pramusaji harus cekatan, ramah, dan memiliki dan mampu menahan amarah.
Pramusaji harus mampu berbaur dengan pasien dalam berbicara dan memiliki kemampuan
untuk tersenyum di waktu dan tempat yang tepat (Fera, 2009).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
- Perilaku pramusaji dalam mengucapkan salam, menyapa pasien pada saat pendistribusian
makanan di RSUDZA Banda Aceh sudah tergolong baik dan mencukupi. Namun perilaku
pramusaji pada saat berbicara dengan pasien belum tergolong mencukupi karena hanya 5
orang dari 16 orang pramusaji yang melakukannya.
- Tindakan pramusaji dalam mengetuk pintu, senyum pada saat pendistribusian makanan di
RSUDZA Banda Aceh sudah tergolong baik dan mencukupi. Namun perilaku pramusaji pada
saat mempersilahkan makan pasien belum tergolong mencukupi karena hanya 5 orang dari 16
orang pramusaji yang melakukannya.
B. Saran
Perlu penambahan pengetahuan tenaga pramusaji melalui pelatihan dan penyegaran
pelayanan makanan kepada pasien agar kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes , RI, 2010, Pedoman PGRS: pelayanan Gizi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan
RI. Jakarta.
Admin, 2012. Sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, Dunia psikologi
http://www.wikipedia.com/2009/12/11%-penduduk-indonesia-pramusaji /
http://www.wikipedia.com/2010/08/20/etika /
Fera, riska, 2009. pelayanan pramusaji dalam meningkatkan kenyamanan para tamu. Yogyakarta