Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal

Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin

Kartini
Pasca Sarjana Universitas PGRI Palembang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis dan mendeskripsikan


pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP
Negeri 3 Sanga Desa. 2) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh
komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3 Sanga Desa.
3)Menganalisi dan mendeskripsikan pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3
Sanga Desa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Sampel
penelitian adalah jumlah keseluruan populasi yang ada di SMP Negeri 3 Sanga
Desa yaitu 22 responden. Hasil penelitian menunjukkan (1) Nilai thitung variabel
gaya kepemimpinan kepala sekolah sebesar 46.456 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru 2) Nilai thitung variabel
komunikasi interpersonal sebesar 35,738 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja guru. 3) Nilai Fhitung variabel gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja
mengajar guru sebesar 4,978 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Kriteria
pengujian adalah jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi
interpersonal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Komunikasi interpersonal, dan Kinerja Guru.

Abstract: This study aims to: 1) Analyze and describe the influence of the
principal's leadership style on teacher performance at SMPN 3 Sanga Desa. 2)
Analyze and describe the effect of interpersonal communication on teacher
performance at SMPN 3 Sanga Desa. 3) Analyze and describe the influence of
the principal's leadership style and interpersonal communication on the
performance of teachers at SMPN 3 Sanga Desa. This study used a
quantitative research design, the researcher investigates the problem by
studying or reviewing the existing variables with an ex post facto approach. The
research sample is the total population at SMPN 3 Sanga Desa, namely 22
respondents. The results showed (1) The t-count value of the principal's
leadership style variable was 46,456 with a significance level of 0,000. It can be
concluded that the principal's leadership style has a significant effect on
teacher performance.2) The t-count value of the interpersonal communication
variable is 35.738 with a significance level of 0.000. Thus it can be concluded
that interpersonal communication has a significant effect on teacher
performance. 3) The value of Fcount of the principal's leadership style variable
and interpersonal communication on teacher teaching performance is 4.978
with a significance level of 0.000. Based on the explanation that has been
stated, it can be seen that the value of Fcount> Ftable and a significance level
of <0.05, thus it can be concluded that the principal's leadership style and
interpersonal communication have a significant effect on teacher performance.
Keywords: Leadership Style, Interpersonal Communication, and Teacher
Performance.

PENDAHULUAN kepala sekolah dan guru, jika dilakukan


Sekolah, sebagai organisasi secara baik dan intensif, maka akan
pendidikan memerlukan pemimpin yang mempengaruhi sikap guru dalam
menaruh perhatian terhadap aspek menjalankan tugasnya sehari-hari, yang
kepuasan kerja guru. Guru yang berujung pada peningkatan kinerjanya di
mempunyai kepuasan kerja tinggi akan sekolah. Sebaliknya, apabila proses
bekerja dengan semangat, sehingga komunikasi yang terjadi di sekolah kurang
memberikan peluang untuk mencapai baik, maka dapat menimbulkan sikap yang
hasil kerja yang tinggi. Pengaruh otoriter. Terutama ketika terjadi perbedaan
Komunikasi Interpersonal organiasi dalam pendapat yang berkepanjangan antara
mendorong kepuasan kerja guru terasa kepala sekolah dan guru. Jika hal itu
sangat penting, karena guru konsisten terjadi, maka dapat berdampak pada
terhadap pekerjaannya. Untuk mencapai kinerja guru yang kurang maksimal.
tujuan yang diinginkan maka diperlukan Proses komunikasi diperlukan adanya
kerjasama yang baik antara kepala keterbukaan dan kerjasama yang
sekolah dan guru. Salah satunya dengan harmonis antara kepala sekolah dan guru,
proses komunikasi yang baik. Komunikasi agar tujuan yang ingin dicapai oleh
yang terjadi di sekolah terutama antara
lembaga pendidikan tersebut dapat dalam pembinaan yang dilakukan oleh
tercapai. kepala sekolah terdahulu dengan yang
Gaya kepemimpinan pada sekarang sehingga membuat perbedaan
dasarnya mengandung pengertian pada kinerja guru baik itu motivasi
sebagai suatu perwujudan tingkah laku maupun penghargaan terhadap guru.
seorang pemimpin, yang menyangkut selain itu, dalam melaksanakan fungsinya
kemampuannya dalam memimpin yang sebagai edukator, kepala sekolah harus
dapat memengaruhi bawahannya. Gaya senantiasa berupaya meningkatkan
kepemimpinan diharapkan dapat kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh
mendorong seluruh bawahan dan seluruh para guru.
warga sekolah dapat memberdayakan Dalam hal ini faktor pengalaman
dirinya, dan membentuk rasa akan sangat mempengaruhi
tanggungjawab atas tugas-tugas yang profesionalisme kepala sekolah.
diembannya (Mulyasa, 2013:48). Sikap pengalaman semasa menjadi guru,
seorang pemimpin terhadap manusia menjadi wakil kepala sekolah, atau
mempunyai pengaruh besar terhadap menjadi anggota organisasi
bagaimana orang itu bersikap sebagai kemasyarakatan sangat mempengaruhi
seorang pemimpin. Khusunya terhadap kemampuan kepala sekolah dalam
pengaruh anatara harapam pemimpin, melaksanakan pekerjaannya, demikian
dengan hasil kerja bawahannya (Kompri, halnya pelatihan dan penataran yang
2015:80). diikuti. Namun, saat ini untuk
Berdasarkan hasil observasi dan pengangkatan kepala sekolah hanya
wawancara yang dilakukan oleh peneliti didasarkan oleh politik yang dilakukan
pada tanggal 2-3 Oktober 2019 di SMP oleh oknum tertentu sehingga hal itu
Negeri 3 Sanga Desa bahwa hasil terjadi. Dengan demikian, profesionalisme
observasI mengenai guru yang mengajar kepala sekolah pun diragukan. Maka,
di kelas dibawah kepemimpinan masa berdasarkan latar belakang masalah
jabatan kepala sekolah pada saat ini, tersebut, peneliti amengkaji sebuah
keadaan guru yang tidak sesuai dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh
harapan seperti masih terdapat sebagian Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
guru yang terlambat karena lebih Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja
mementingkan urusan pribadinya seperti Guru di SMP Negeri 3 Sanga Desa”
hajatan yang secara rutinitas lebih
menekuni kegiatan urusan pribadi
daripada kegiatan utama sebagai guru di
sekolah. Kemudian Ladyong (2014)
menjelaskan bahwa perubahan pola kerja
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA oleh individu atau kelompok untuk
TEORETIK DAN PENGAJUAN mengkoordinasi dan memberi arah
HIPOTESIS kepada individu atau kelompok lainnya
A. Deskripsi Teoretik yang tergabung dalam wadah tertentu
1.1. Hakikat Kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang telah
Permadi (dalam Kompri, 2015:45) ditetapkan sebelumnya (Danim, 2012: 11).
secara etimologis “pemimpin” dan Menurut Nixon (dalam Sutrisno,
“kepemimpinan” berasal dari “pimpin” 2009:217) kepemimpinan merupakan
(Inggris to lead), maka konjugasi berubah suatu bentuk seni yang unik, yang
menjadi “pemimpin” (leader) dan membutuhkan kekuatan dan visi pada
“kepemimpinan” (leadership). Kata-kata tingkat yang luar biasa. Kepemimpinan
“pimpin” mengandung beberapa arti yang merupakan aktivitas perilaku seseorang
erat kaitannya dengan pengertian dalam memengaruhi orang lain. Persoalan
memelopori berjalan dimuka, menuntun, memengaruhi merupakan suatu bentuk
membimbing, mendorong, mengambil yang tidak semua individu mampu
langkah/prakasa pertama, bergerak lebih mengusainya.
awal, berbuat lebih dahulu memberi Dari berbagai definisi yang telah
contoh, menggerakkan orang lain melalui dikemukakan oleh para ahli, dapat
pengaruh. Secara konseptual disimpulkan kepemimpinan adalah proses
kepemimpinan dapat ditinjau dari memengaruhi atau menggerakkan orang
beberapa sudut pandang, yaitu: (1) lain untuk mencapai tujuan yang sudah
kelompok status; (2) tokoh; (3) fungsi; dan ditetapkan sebelumnya. Tujuan itu bisa
(4) proses. Para direktur, eksekutif, ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bisa
administrator, manajer, bos dan kepala juga ditetapkan bersama-sama dengan
biasanya dimasukkan dalam tokoh orang-orang yang dipimpinnya.
kategori yang disebut kepemimpinan
(leadership) status elite didapat karena 1.2 Komunikasi Interpersonal
status keturunan, pemilihan atau Menurut Robbins ( 2010:10) Pada
pengangkatan (Nawawi, 2013:154). hakikatnya komunikasi interpersonal
Menurut Sutrisna (2009:216) adalah komunikasi antara komunikator
kepemimpinan adalah gejala universal dan komunikan. Komunikasi ini paling
yang ada pada setiap kelompok manusia efektif mengubah sikap, pendapat, atau
sebgai sebuah system sosial, mulai dari perilaku seseorang. Komunikasi
kelompok kecil yang terdiri dari beberapa interpersonal bersifat dialogis.
orang sampai pada kelompok besar yang Menurut Cangara (2010)
dinamakan bangsa. Kepemimpinan komunikasi interpersonal merupakan
adalah setiap tindakan yang dilakukan proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau lebih secara tatap atau tidak. Apabila tidak berhasil, maka
muka. Selanjutnya, menurut Enjang komunikator dapat memberi kesempatan
(2009:68) adalah komunikasi antar orang- kepada komunikan untuk bertanya seluas-
orang secara tatap muka, yang luasnya. (Wiryanto, 2005: 36) bahwa ciri-
memungkinkan setiap peserta menangkap ciri komunikasi interpersonal yaitu:
reaksi yang lain secara langsung, baik 1. Keterbukaan (openess), yaitu
verbal maupun nonverbal. kemauan menanggapi dengan
Selain itu, Kellermen dan Peter senang hati informasi yang
(2001) dalam bukunya Interpersonal diterima di dalam menghadapi
Communication mendefinisikan hubungan interpersonal.
komunikasi interpersonal adalah 2. Empati (empathy), yaitu
komunikasi yang memiliki karakteristik merasakan apa yang dirasakan
yaitu komunikasi terjadi dari satu orang ke orang lain.
orang lain, komunikasi berlangsung 3. Dukungan (supportiveness), yaitu
secara tatap muka dan isi dari komunikasi situasi yang terbuka untuk
itu merefleksikan karakter pribadi dari tiap mendukung komunikasi
individu sebaik hubungan dan peran sosial berlangsung efektif.
mereka. 4. Rasa positif (positivenes),
Berdasarkan beberapa pengertian seseorang harus memiliki
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perasaan positif terhadap dirinya,
komunikasi interpersonal adalah proses mendorong orang lain lebih aktif
komunikasi yang terjadi antara dua orang berpartisipasi, dan menciptakan
atau lebih secara langsung (tatap muka) situasi komunikasi kondusif untuk
dan terjadi timbal balik secara langsung interaksi yang efektif.
pula baik secara verbal maupun non- 5. Kesetaraan atau kesamaan
verbal. (equality), yaitu pengakuan secara
diam-diam bahwa kedua belah
1.3 Karakteristik Komunikasi pihak menghargai, berguna, dan
Interpersonal mempunyai sesuatu yang penting
Komunikasi interpersonal bersifat untuk disumbangkan.
dialogis, dalam arti arus balik antara Berdasarkan paparan diatas
komunikator dengan komunikan terjadi mengenai ciri-ciri komunikasi
langsung, sehingga pada saat itu juga interpersonal, dapat disimpulkan bahwa
komunikator dapat mengetahui secara dalam komunikasi interpersonal, agar
langsung tanggapan dari komunikan, dan diperoleh komunikasi yang efektif maka
secara pasti akan mengetahui apakah dibutuhkannya keterbukaan
komunikasinya positif, negatif dan berhasil (opennes),empati (empathy), sikap
mendukung (supportivenes),rasa orang yang memiliki kharisma atau
positif(positivenes) dan kesetaraan wibawa hingga perlu untuk ditiru dan
(equality). diteladani.
Mengutip pendapat Laurence D.
1.4 Definisi Guru Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon
Menurut Syah (dalam Mujib, dalam bukunya This is Teaching (hlm.10):
2012:81) guru, dalam KBBI (Kamus Besar “Teacher is professional person who
Bahasa Indonesia), diartikan sebagai guru conducts classes”. ( Guru adalah
yang pekerjaan atau mata seseorang yang mempunyai kemampuan
pencahariannya mengajar. Lebih lanjut, dalam menata dan mengelola kelas).
kata guru dapat mengandung bermacam- Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan
macam intrepretasi bahkan juga konotasi. C. Morris MC Clare dalam foundation of
Pertama, kata seorang (a person) bisa teaching, An Introducing to Modern
mengacu pada siapa saja asal pekerjaan Education, hlm.141: “teacher are those
sehari harinya mengajar. Kata mengajar persons who consciously direct the
dapat pula ditafsirkan bermacam-macam, experiences and behavior of an individual
misalnya menularkan pengetahuan dan so that education takes places. “(Guru
kebudayaan kepada orang lain, melatih adalah mereka yang secara sadar
keterampilan jasmani kepada orang lain, mengarahkan pengalaman dan tingkah
serta menanamkan nilai dan keyainan laku dari seorang individu hingga dapat
kepada guru lain. terjadi pendidikan) (Uno, 2016:15).
Guru adalah salah satu komponen Jadi, dapat disimpulkan guru
manusiawi dalam proses belajarmengajar, adalah orang dewasa yang secara sadar
yang ikut berperan dalam usaha bertanggungjawab dalam mendidik,
pembentukan sumber daya mnusia yang mengajar, dan membimbing peserta didik.
potensial di bidang pembangunan Guru yang disebut guru adalah guru yang
(Sardiman, 2011:125). memiliki kemampuan merancang program
Menurut Dedi Supriyadi (dalam pembelajaran serta mampu menata dan
Sondi dan Suherman, 2010:7) guru mengelola kelas agar peserta didik dapat
sebagai suatu profesi di Indonesi baru belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
dalam taraf sedang tumbuh (emerging tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
profession) yang tingkat kematangannya dari proses pendidikan.
belum sampai pada yang telah dicapai
oleh profesi-profesi lainnya sehingga guru 1.5 Kinerja Guru
dikatakan sebagai profesi yang semi Secara leksikal kinerja guru
profesional. Guru merupakan seseorang merupakan terjemahan dari bahasa
yang harus digugu dan ditiru, dalam arti inggris, work perfomance atau job
perfomance, tetapi sering disingkat dalam upaya mencapai tujuan lembaga
menjadi perfomance an sich. Kinerja atau organisasi bersangkutan. Dalam hal
dalam bahasa Indonesia disebut prestasi ini sebenarnya terdapat hubungan yang
kerja dan dalam kamus besar bahasa erat antara kinerja perguruan dengan
Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang kinerja organisasi. Dengan perkataan lain
dicapai: prestasi yang diperlihatkan; bila kinerja guru baik maka kemungkinan
kemampuan kerja. besar kinerja organisasi juga baik. Kinerja
Kinerja adalah tingkat keberhasilan dikatakan baik dan memuaskan apabila
seseorang atau kelompok guru dalam tujuan yang dicapai sesuai dengan
melaksanakan tugas dan standar yang telah ditetapkan (Wahab da
tanggungjawabnya serta kemampuan Umiarso, 2011:119). Dari beberapa
untuk mencapai tujuan dan standar yang pendapat para ahli dapat disimpulkan
telah ditetapkan (Rahmawati dan bahwa kinerja guru adalah kemampuan
Daryanto, 2013:16). Ada pendapat yang ditunjukkan oleh guru dalam
tentang definisi yang berbeda-beda. Rue melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
dan Byar (dalam Nawawi, 2013:212)
mengatakan bahwa kinerja adalah 1.6 Hipotesis Penelitian
berkaitan dengan operasi, aktivitas “Hipotesis merupakan jawaban
program dan misi organisasi. sementara terhadap rumusan masalah
Menurut Miner (dalam Sutrisno, penelitian, di mana rumusan masalah
2010:170) dalam kinerja adalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
bagaimana seseorang diharapkan dapat kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013:96).
berfungsi dan berperilaku sesuai dengan Dikatakan sementara karena jawaban
tugas yang telah diharapkan dapat yang diberikan berdasarkan pada teori
berfungsi dan berperilaku sesuai dengan yang relevan, belum didasarkan pada
tugas yang telah dibebankan kepadanya. faktafakta yang diperoleh. Bertolak dari
Setiap harapan mengenai bagaimana kerangka berfikir di atas, maka dugaan
seseorang harus berperilaku dalam yang dapat diajukan dalam penelitian ini
melaksanakan tugas,berarti menunjukkan yaitu:
suatu peran dalam organisasi. Ha1 : Ada pengaruh positif antara gaya
Prawisentono (dalam Sutrisno, 2010:170) kepemimpinan kepala sekolah
suatu organisasi, baik organisasi terhadap kinerja guru di SMP
pemerintah maupun organisasi privat Negeri 3 Sanga Desa.
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan Ha2 : Ada Pengaruh positif komunikasi
harus melalui sarana dalam bentuk interpersonal terhadap kinerja
organisasi yang digerakkan sekelompok guru di SMP Negeri 3 Sanga
guru yang berperan aktif sebagai pelaku Desa.
Ha3 : Ada Pengaruh positif antara gaya mengetahui penyebab yang terjadi dalam
kepemimpinan kepala sekolah suatu kelompok yang telah terjadi dengan
dan komunikasi interpersonal tinjauan ke belakang.
terhadap kinerja guru di SMP
Negeri 3 Sanga Desa. Populasi
Populasi adalah wilayah
METODOLOGI PENELITIAN generalisasi yang terdiri atas: obyek/
Penelitian ini menggunakan desain subyek yang mempunyai kualitas dan
penelitian kuantitatif, peneliti menyelidiki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
permasalahan dengan mempelajari atau peneliti untuk dipelajari dan kemudian
meninjau variabel-variabel yang ada ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
(Sudaryono, dkk. 2013: 11). Sugiyono 61). Populasi bukan hanya orang, tetapi
(1999) dalam Riduwan (2013: 50) juga obyek dan benda-benda alam yang
menjelaskan bahwa penelitian kunatitatif lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
dengan pendekatan ex post facto adalah yang ada pada obyek/ subyek yang
suatu penelitian yang dilakukan untuk dipelajari, tetapi meliputi seluruh
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh
kemudian melihat ke belakang untuk subyek atau obyek yang dipelajari tetapi
mengetahui faktor-faktor yang dapat juga meliputi seluruh karakteristik/ sifat
menimbulkan kejadian tersebut. Menurut yang dimiliki oleh subyek/obyek yang
Kerlinger (1973) dalam Emzir (2012: 119) diteliti itu. Dalam penelitian ini populasinya
penelitian ex post facto adalah penelitian adalah seluruh guru di SMP Negeri 3
empiris yang sistematis dimana variabel Sanga Desa dengan jumlah 22 orang.
bebas tidak dikendalikan secara langsung
karena eksistensi dari variabel telah Sampel
terjadi. Gay (1981) dalam Emzir (2012: Sampel adalah bagian dari jumlah
119) menyatakan bahwa penelitian ex dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi
post facto adalah penelitian yang (Sugiyono, 2010). Menurut Riduwan
dilakukan untuk menentukan penyebab (2013: 56) sampel adalah bagian dari
atau alasan dalam perbedaan perilaku populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
pada suatu kelompok yang telah terjadi keadaan tertentu yang akan diteliti.
dan diteliti dalam tinjauan ke belakang. Karena tidak semua data dan informasi
Berdasarkan beberapa pengertian akan diproses dan tidak semua orang
penelitian ex post facto menurut para ahli, akan diteliti melainkan cukup dengan
dapat disimpulkan bahwa penelitian ex sampel yang mewakili. Oleh karena itu,
post facto adalah penelitian yang sampel yang diambil dari populasi harus
dilakukan secara sistematis untuk benar-benar representatif. Untuk
mendapatkan sampel yang representatif kepala sekolah terhadap kinerja guru di
diperlukan teknik sampling. Sugiono SMP Negeri 3 Sanga Desa
(2010) populasi penelitian yang kurang
H1 : ρ1 ≠ 0, terdapat pengaruh positif dan
dari 100 responden maka semua populasi
signifikan antara gaya kepemimpinan
haraus dijadikan sampel. Berdasarkan
kepala sekolah terhadap kinerja guru di
penjelasan diatas makan sampel
SMP Negeri 3 Sanga Desa. Kriteria
penelitian adalah jumlah keseluruan
pengujian:
populasi yang ada di SMP Negeri 3 Sanga
Terima H0, jika hasil uji sig. t ≥ 0,05
Desa yaitu 22 responden.
Tolak H0, jika hasil uji sig. t < 0,05

Hasil analisis sebagaimana yang


HASIL PENELITIAN
disajikan sebelumnya menunjukkan nilai
Pengaruh Gaya kepemimpinan kepala
Sig. t = 0,019 < 0,05. Artinya H0 ditolak,
sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
atau terdapat pengaruh yang positif dan
Untuk mengetahui seberapa
signifikan antara variabel gaya
besar kontribusi variabel bebas terhadap
kepemimpinan kepala sekolah (X1)
variabel terikat atau sumbangan efektif
terhadap kinerja guru (Y) SMP Negeri 3
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
Sanga Desa.
kinerja guru dapat dilihat dari R2 yang
terlihat pada tabel di atas. Pengujian Pengaruh Komunikasi interpersonal

hipotesis pada penelitian ini menggunakan (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

analisis regresi liniersederhana. Melalui


Penelitian ini menggunakan
analisis regresi dapat diketahui hubungan
analisis regresi linier sederhana untuk
antara gaya kepemimpinan kepala
mengetahui hubungan antara variabel
sekolahdengan kinerja guru, mengetahui
komunikasi interpersonal (X2) terhadap
persentase pengaruh yang terjadi antara
kinerja mengajar guru (Y). Pengolahan
gaya kepemimpinan kepala
data untuk analisis regresi dilakukan
sekolahdengan kinerja mengajar guru,
dengan menggunakan bantuan program
menggambarkan seberapa besar
SPSS versi 23.0
pengaruh dari gaya kepemimpinan kepala
Pernyataan hipotesis statistik peneltitian:
sekolahterhadap kinerja guru, serta untuk
H0 : ρ2 = 0, tidak terdapat pengaruh positif
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang
dan signifikan antara Komunikasi
gaya kepemimpinan kepala sekolah
interpersonal terhadap kinerja guru di
terhadap kinerja guru. Pernyataan
SMP Negeri 3 Sanga Desa
hipotesis statistik penelitian:
H1 : ρ2 ≠ 0, terdapat pengaruh positif dan
H0 : ρ1 = 0, tidak terdapat pengaruh positif
signifikan antara Komunikasi interpersonal
dan signifikan antara gaya kepemimpinan
terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3
Sanga Desa signifikan antara gaya kepemimpinan
Kriteria pengujian: kepala sekolah dan Komunikasi
Terima H0, jika hasil uji sig. t ≥ 0,05 interpersonal secara bersama-sama
Tolak H0, jika hasil uji sig. t < 0,05 terhadap kinerja guru di SMP Negeri 3
Hasil analisis sebagaimana yang Sanga Desa Kriteria pengujian :
disajikan sebelumnya menunjukkan nilai Terima H0, jika hasil uji sig. F ≥ 0,05
Sig. t = 0,000 < 0,05. Artinya H0 ditolak, Tolak H0, jika hasil uji sig. F < 0,05
atau terdapat pengaruh yang positif dan Hasil analisis sebagaimana yang
signifikan antara variabel Komunikasi disajikan sebelumnya menunjukkan nilai
interpersonal (X2) terhadap kinerja guru Sig.F = 0,000 < 0,05. Artinya H0 ditolak,
(Y) SMP Negeri Sanga Desa. atau terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel gaya
Pengaruh Gaya kepemimpinan kepala
kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
sekolah (X1) dan Komunikasi
Komunikasi interpersonal (X2) secara
interpersonal (X2) secara Bersama-
bersama-sama terhadap kinerja guru (Y)
sama terhadap Kinerja Guru (Y)
SMP Negeri 3 Sanga Desa.
Analisis regresi linier ganda adalah
KESIMPULAN
hubungan secara linier antara dua atau
Berdasarkan analisis data,
lebih variabel independen dengan variabel
pengujian hipotesis, dan pembahasan
dependen. Analisis ini untuk memprediksi
yang telah diuraikan pada bab
nilai dari variabel dependen apabila nilai
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
variabel independen mengalami kenaikan
sebagai berikut:
atau penurunan dan untuk mengetahui
(1) Berdasarkan hasil penelitian dapat
arah hubungan antara variabel
diketahui bahwa nilai thitung variabel gaya
independen dengan variabel dependen
kepemimpinan kepala sekolah sebesar
apakah masing-masing variabel
46.456 dengan tingkat signifikansi sebesar
independen berhubungan positif atau
0,000. Kriteria pengujian adalah jika
negatif.
thitung > ttabel dan tingkat signifikansi <
Pernyataan hipotesis statistik penelitian:
0,05 maka H0 ditolak. Berdasarkan
H0 : ρ1=ρ2 = 0, tidak terdapat pengaruh
penjelasan yang telah dikemukakan,
positif dan signifikan antara gaya
dapat diketahui bahwa nilai thitung >
kepemimpinan kepala sekolah dan
ttabel dan tingkat signifikansi < 0,05,
Komunikasi interpersonal secara
sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya
bersama-sama terhadap kinerja guru di
kepemimpinan kepala sekolah
SMP Negeri 3 Sanga Desa
berpengaruh secara signifikan terhadap
H1 : ρ1,2 ≠ 0, terdapat pengaruh positif dan kinerja r guru. Besaran pengaruh gaya
kepemimpinan kepala sekolah terhadap tingkat signifikansi < 0,05 maka terdapat
kinerja guru adalah 78,2%. Temuan pengaruh yang signifikan antara variabel
tersebut membuktikan bahwa gaya independen terhadap variabel dependen.
kepemimpinan kepala sekolah dapat Berdasarkan penjelasan yang telah
memengaruhi kinerja guru di SMP Negeri dikemukakan, dapat diketahui bahwa nilai
3 Sanga Desa, semakin tinggi gaya Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi <
kepemimpinan kepala sekolah yang 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dimiliki guru, semakin tinggi pula gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
kinerjanya. komunikasi interpersonal berpengaruh
(2) Berdasarkan hasil penelitian dapat secara signifikan terhadap kinerja
diketahui bahwa nilai thitung variabel mengajar guru. Besaran pengaruh gaya
komunikasi interpersonal sebesar 35,738 kepemimpinan kepala sekolah dan
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. komunikasi interpersonal terhadap kinerja
Kriteria pengujian adalah jika thitung > guru adalah 78,3%. Temuan tersebut
ttabel dan tingkat signifikansi < 0,05 maka membuktikan bahwa tinggi rendahnya
H0 ditolak. Berdasarkan penjelasan yang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal yang dimiliki
nilai thitung > ttabel dan tingkat guru, mempunyai pengaruh yang
signifikansi < 0,05, sehingga dapat signifikan terhadap kinerja guru Sekolah di
disimpulkan bahwa komunikasi SMP Negeri 3 Sanga Desa. Semakin
interpersonal berpengaruh secara tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah
signifikan terhadap kinerja mengajar guru. dan komunikasi interpersonal yang dimiliki
Besaran pengaruh komunikasi guru, akan berbanding lurus terhadap
interpersonal terhadap kinerja mengajar kinerja guru.
guru adalah 45,7%. Temuan tersebut
membuktikan bahwa komunikasi DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
interpersonal dapat memengaruhi kinerja
Penelitian Suatu Pendekatan
guru SMP Negeri Sanga Desa, semakin Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
tinggi komunikasi interpersonal guru,
Albarobis, Muhyidin. 2012. Kepemimpinan
semakin tinggi pula kinerjanya.
Pendidikan.Jogjakarta: PT Pustaka
(3) Berdasarkan hasil penelitian dapat Insan Madani.
diketahui bahwa nilai Fhitung variabel
A.M., Sardiman. 2011. Interaksi dan
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo. Arikunto,
komunikasi interpersonal terhadap kinerja
Suharsimi.2010.Prosedur
mengajar guru sebesar 4,978 dengan Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Kriteria
pengujian adalah jika Fhitung > Ftabel dan
B.Uno, Hamzah. 2008. Profesi
Kependidikan. Jakarta: Bumi Hendrawati, Anik. 2015. Pengaruh
Aksara. Kepemimpinan Transformasional
Sekolah, Motivasi Kerja
B.Uno, Hamzah. 2016. Teori Motivasi & Guru, Dan Budaya Sekolah
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Terhadap Prestasi Belajar.
Aksara. Jurnal Akuntabilitas anajemen
Pendidikan . 3( 2): (141-157).
Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Ibrahim, Ali. S. 2013. Principal leadership
Grafindo Persada. style, school performance, and
principal effectiveness. Dubai
Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi, schools. 2 (1): 41-54.
Kepemimpinan dan Efektivitas
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Kellerman, Peter Felix. 2001. Sociodrama
And Colletive Trauma. Jurnal of
Daryanto. Rachmawati. 2013. Kinerja dan Personality and Social Psychology.
Kedisiplinan. Yogyakarta: Pelita London: Jessica Kingsley
Press. Publishers.

Fadhil. 2015. Kepala Sekolah Dalam Kompri, S.Pd.I., M.Pd.I. 2015. Manajemen
Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sekolah (Orientasi Kemandirian
Sd Negeri 2 Pagar Air Kepala Sekolah). Yogyakarta:
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Pustaka Pelajar.
Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan, Volume 3(4): (102- Kurniadin, Didin dan Iman Machali. 2014.
111) Manajemen Pendidikan Konsep
dan Prinsip Pengelolaan
Enjang, AS. 2009. Komunikasi Konseling. Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Bandung: Nuansa. Media.

Fitria, H. Kristiawan, M. Rasyid, A. 2019. Ladyong, Brenda L. 2014. Organizational


The Educational Character on Climate and Teachers‟ Work
Instruction. Opcion. 35 (1). Motivation: A Case Study of
Selected Schools in Prachinburi,
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Thailand. Scholarly Journal of
Multivariate dengan Program IBM Education, 3/5: 52-57.
SPSS 19. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. MA,. Mulyono. 2008. Manajemen
Administrasi dan Organisasi
Handayani, Ella. 2018. Pengaruh Gaya Pendidikan. Jogjakarta :Ar- Ruzz
Kepemimpinan dan Komunikasi Media.
Interpersonal terhadap Proses
Pengambilan Keputusan dalam Mujib, Fathul. 2012. Super Power In
Mewujudkan Peningkatan Kinerja. Educating. Jogjakarta :
Jurnal Pubrik. 12 (1), 24-32. Diva Press.161.

Handayani, Titik. 2015. Pengaruh Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional:


Kepemimpinan Kepala Sekolah, Konsep, Strategi dan Aplikasinya
Motivasi Guru, Dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu
interpersonal Terhadap Kinerja Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Guru Sma Negeri Wonosobo”. RajaGrafindo Persada.
Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan. Volume 3( 2): 264-
277.
Mediakom. 2012. Cara Kilat Belajar Jurnal Akutabilitas Manajemen
Analisis Data dengan SPSS 20. Pendidikan, 2/2: 265-278.
Yogyakarta: Andi.

Mulyasa, H.E. 2013. Manajemen


Kepemimpinan Kepala Sekolah. Peraturan Pemerintah Nomorr 66 Tahun
Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010 Pasal 58A tentang Sistem
Pengelolahan Pendidikan di
Mutmainnah. 2008. Mutu Pendidikan dan indonesia. Peraturan Menteri
Kinerja Guru dalam Pendidikan. Pendidikan Republik Indonesia
Jakarta: Red Offset. Nomor 23 Tahun 2015 tentang
penumbuhan Budi Pekerti.
.
Nadarasa, Thusyanthini. 2013. The Prayitno, Duwi. Teknik Mudah dan Cepat
Inflence Of Principals’ Leadership Melakukan Analisis Data
Styles On School Teachers’ Job Penelitian dengan SPSS.2010.
Satisfaction – Study Of Secondry Jogjakarta: Gava media Cara kilat
School In Jaffna District. Belajar Analisis Data dengan
International Journal of Research SPSS 20. 2012. Yogyakarta: Andi
Studies in Education, 2 (1): 41-54 . Offset.

Nawawi, Ismail. 2013. Komunikasi Poerwanti, Endang. 2008. Assesmen


interpersonal Kepemimpinan dan Pembelajaran SD. Direktorat
Kinerja. Jakarta: Prenamedia Jenderal Pendidikan Tinggi P.T.,
Group. Endang. 2014. “Pengaruh
Kepemimpinan Kepala
Novitasari, Atik. 2012. Pengaruh Sekolah Dan Budaya Organisasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Terhadap Kinerja Guru Sma
Lingkungan Kerja, Pendidikan, Negeri 1 Simpang Empat”. Jurnal
Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Apresiasi Ekonomi, 2(3): 143-
Guru. Economic Education 152.
Analysys Journal, 1(2): 2-6.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar.
Nuraisyah, Siti. 2014. Pengaruh Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Komunikasi interpersonal Dan Rahardjo, Sri. 2014. The Effect Of
Motivasi Kerja Guru Terhadap Competence, Leadership And
Kinerja Guru Pada SMP Negeri Di Work Environment Towards
Kecamatan Pandan Kabupaten Motivation And Its Impact On The
Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Performance Of Teacher Of
Jurnal Bisnis dan Manajemen Elementary School In Surakarta
Eksekutif.1 (1): artikel 7. City, Central Java, Indonesia.
International Journal of Advanced
Nurhayani. 2013. The Impact of Research in Management
Organizational Impact on and Social Sciences, 3(6): 59-74.
Teachers’ Job Performance. 162.
Management journal. 08 (01) 15-
22. Rahmawati, Tutik& Daryanto. 2013.
Penilaian Kinerja Profesi Guru dan
Pamungkas, Widyanggoro dan Cepi S. Angka Kreditnya. Yogyakarta:
Abdul Jabar. 2014. Pengaruh Gava Media.
Profesionalitas, Kepuasan
Kerja dan Kinerja Guru SMKN Rahayu,Sri. 2017. Komunikasi
di Kabupaten Boyolali. Interpersonal Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Budaya Kerja
Organisasi terhadap Motivasi Kerja Saondi, Ondi & Aris Suherman. 2010.
dan Kepuasan Kerja Guru Etika Profesi Keguruan. Bandung :
SMP. Jurnal Manajemen PT. Refika Aditama.
Kepemimpinan. 12 (1), 73-84.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010.
Rauh , I Nyoman. 2013. “Kontribusi Gaya Metodologi Penelitian: Pendekatan
Kepemimpinan, Supervisi Praktis dalam Penelitian.
Akademik Kepala Sekolah, Yogyakarta: Andi.
Dan Komunikasi interpersonal
Terhadap Kinerja Guru Sd Di Sudarsono, Daryanto, A. . Manajemen
Gugus Iii Kecamatan Sukasada”. Kemandirian Sekolah Yogyakarta:
4(1): 7. Pelajar Publisher.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Susanto . 2013. Komunikasi Interperonsal


Variabel-variabel Penelitian. dalam Organaisi di Indonesia.
Bandung: Alfabeta. .2013. Belajar Jakarta : Alam Pubisher.
Mudah Penelitian: Untuk Guru-
Karyawan dan Peneliti Sutomo, dkk. 2011. Manajemen Sekolah.
Pemula. Bandung: Alfabeta. Semarang: UNNES PRESS.
dan Sunarto. 2010. Pengantar
Statistika Untuk Penelitian: Sutrisno, E. 2010. Komunikasi
Pendidikan, Sosial,Komunikasi, interpersonal. Jakarta: Prenamedia
Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Group. 2009. Manajemen S
Alfabeta umber Daya Manusia. Jakarta:
Prenamedia Group.
Riduan, R. 2013. Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Budaya Kerja. Jurnal Sutrisno, E. 2009. Komunikasi
Manajemen Kepemimpinan. 14 (1), interpersonal. Jakarta: Prenamedia
33-40. Group. 2009. Manajemen S
umber Daya Manusia (1st Edition)
. Jakarta: Prenamedia
Rizqiana, Arifah, Muhammad Group.
Syamsundan Sukiswo
Dirdjosuparto.2014.Analisis
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Sekolah dan Motivasi Kerja Pendidikan Pendekatan
Guru terhadap Komitmen Kerja Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Guru (Studi Kasus: SDIT Bandung: Alfabeta.
Ummul Quro’ Kota
Bogor). Jurnal Ilmu Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Manajemen. 12(1) : (61-69). Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D:
Robbins. 2010. Komunikasi Interpersonal Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.
dan Prestasi Kerja. Jakarta:
Gerhana Media.
Supratiknya. 2003. Peranan dan Nilai
Sagala, Syaiful. 2008. Administrasi Komunikasi Interperonsal dalam
Pendidikan Kontemporer. Organaisani. Jakarta :
Bandung: Alfabeta . 2009. Bintang Pubisher.
Memahami Organisasi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta. 2010. Tetuko, Budi. 2012. Pengaruh
Manajemen Strategik dalam Motivasi Kerja, Komunikasi
Peningkatan Mutu Pendidikan. interpersonal, Kepemimpinan
Bandung: Alfabeta. Kepala sekolah Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Kinerja
Guru Sma Swasta Di Kabupaten
Grobogan . Jurnal Pendidikan Wiryanto. 2005. Komunikasi Interpersonal
Manjemen. 1(2): (130-134). yang Membangun Organisasi.
Yogyakarta: Andi. Off.
Thoha, Miftah. 1995. Kepemimpinan
dalam Manajemen Suatu Yanti. 2016. Analisis Pengaruh Gaya
Pendekatan Perilaku. Jakarta: CV Kepemimpinan dan Komunikasi
Rajawali. Interpersonal dan Kinerja
Karyawan. UKRIDA Jurnal. 10 (1),
Wahab H.S, Abd dan Umiarso. 2011. 1-10.
Kepemimpinan Pendidikan dan
Kecerdasan Spritual. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Widoyoko, Putro Eko. 2016. Tekhnik


Penyusunan Instrumen
Penelitian. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai