INTERFERON NELLA NOVITA Dikenalkan tahun 2006. Badan kesehatan dunia (WHO)
ELEMENTS mendefinisikan biosimilar sebagai produk obat biologis yang dibuat mirip dengan obat aslinya setelah masa paten berakhir
Dapat berupa rekombinan protein terapetik, hormon dan
antibodi. Terbuat atau diperoleh dari sel-sel hidup melalui teknik rekayasa genetika seperti interferon
Kebutuhan akan obat biosimilar akan semakin bertambah
terutama untuk terapi penyakit degeneratif dan diyakini lebih mudah dicerna tubuh SISTEM EKSPRESI BIOSIMILAR • Pemilihan sistem ekspresi protein (host/mesin produksi) dan vector yang akan membawa gen pengkode protein target menjadi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan KARAKTER PROTEIN BIOSIMILAR • tidak hanya ditentukan oleh struktur primer (urutan asam amino) atau konformasi spasialnya (struktur sekunder sampai quartener), yang paling penting agar protein berfungsi secara biologis adalah adanya suatu proses seluler yang disebut ‘post translational modifications’ yang mana proses ini tidak dikontrol oleh gen yang mengkode protein, tetapi murni merupakan kondisi dari sel yang memproduksinya (host). • Modifikasi tersebut meliputi: glikosilasi, pembentukan ikatan disulfide, gugus fosfat , oksidasi metionin dan deaminasi asparagine Kultur sel diprakarsai oleh garis sel tertentu, kemudian ditingkatkan ke tahap produksi di bawah kondisi pertumbuhan yang terkendali BIOSIMILA R seperti media, ph, dan suhu. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan pengotor dan supernatan yang tidak diinginkan. Pada tahap selanjutnya, supernatan bebas pengotor dimurnikan menggunakan metode kromatografi melalui pendekatan pengikatan khusus, dilanjutkan dengan BIOSIMILA R filtrasi virus, ultrafiltrasi, dan diafiltrasi. Akhirnya, konsentrasi dan perumusan sifat biologis target menyelesaikan proses pembuatan GAMBAR DIAGRAM REPRESENTATIF DARI PROSES PEMBUATAN BIOLOGIS INTERFERON • Merupakan protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh dalam melawan senyawa berbahaya, seperti virus, bakteri, atau kanker • Bekerja dengan meningkatkan respon kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan virus, bakteri, atau kanker INTERFERON • terbagi lagi dalam 3 kelompok besar, yakni: • Alfa, • Beta, dan • Gamma. Masing-masing kelompok tersebut memiliki tipe obat dengan fungsi, merk dagang, dan dosis yang berbeda-beda. INTERFERON • Merupakan protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh dalam melawan senyawa berbahaya, seperti virus, bakteri, atau kanker • Bekerja dengan meningkatkan respon kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan virus, bakteri, atau kanker INTERFERON ALFA-2A • Digunakan untuk mengatasi Leukemia jenis sel berambut dan myeloid kronis, sarkoma Kaposi terkait AIDS, hepatitis C kronis, hepatitis B kronis, kanker ginjal, melanoma, serta limfoma jenis sel-T kutaneus dan folikular INTERFERON ALFA-2B • Digunakan untuk mengatasi condyloma acuminata (kutil kelamin), Leukemia sel berambut, Leukemia myeloid kronis, Hepatitis C kronis, Hepatitis B kronis aktif, melanoma, sarkoma Kaposi terkait AIDS, tumor karsinoid, limfoma folikular dan multiple myeloma INTERFERON ALFA-N3 • Digunakan untuk meningkatkan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi virus atau kanker INTERFERON BETA • Interferon Beta-1a: Digunakan untuk mengatasi multiple sclerosis.
• Interferon Beta-1b: Digunakan untuk
mengatasi multiple sclerosis kambuhan INTERFERON GAMMA-1B • Digunakan untuk menangani granuloma kronik atau menunda perkembangan osteopetrosis maligna berat POTENSI TERAPEUTIK INTERFERON BETA
• Selama beberapa dekade, interferon tipe I
seperti IFN α dan IFN β telah menjadi pilihan pengobatan yang menjanjikan terhadap virus hepatitis B (HBV) dan multiple sclerosis (MS). Dalam sebuah studi klinis, monoterapi IFN β terhadap hepatitis C kronis (CHC) terbukti lebih efektif daripada terapi kombinasi IFN α dan ribavirin • Baru-baru ini, sebuah penelitian in vitro melaporkan bahwa SARS-CoV-2 lebih sensitif terhadap IFN β daripada IFN α. • Terapi IFN βdapat menjadi pilihan pengobatan yang tepat terhadap COVID- 19 dibandingkan dengan IFN α dalam hal spesifisitas, kemanjuran, dan efek samping yang terkait INTERFERON BETA DAN AKTIVITAS ANTIVIRUS • bahwa IFN β mengontrol translasi protein virus melalui ISG (gen yang distimulasi interferon protein) • Studi sebelumnya melaporkan bahwa baik SARS-CoV-1 dan SARS-CoV-2 secara efektif menurunkan regulasi ISG yang akhirnya mengarah pada perkembangan virus • Akan menjadi pendekatan logis untuk meningkatkan regulasi ISG ini melalui pemberian IFN β untuk mempertahankan aktivitas antivirus di inang. IFN BETA DAN EFEK IMUNOMODULATOR
• Selain aktivitas antivirus, IFN β juga
menunjukkan sifat antiinflamasi yang kuat • IFN β menginduksi protein anti-inflamasi intraseluler seperti tristetraprolin (TTP) dan supresor pensinyalan sitokin (SOCS) INTERVENSI KLINIS • Baru-baru ini, obat-obatan seperti remdesivir, lopinavir/ritonavir, dan hydroxychloroquine secara klinis disetujui sebagai intervensi terapeutik terhadap COVID-19. Namun, studi klinis yang dilakukan pada obat-obatan ini tidak melaporkan perbaikan klinis yang signifikan atau pengurangan angka kematian di antara pasien COVID-19, yang mungkin disebabkan oleh non-spesifisitas obat-obat • Ini menjelaskan pentingnya intervensi terapeutik yang lebih bertarget seperti pemberian IFN β. • Dalam studi klinis baru-baru ini, terapi kombinasi tiga (interferon beta-1b, lopinavir-ritonavir, dan ribavirin) untuk pasien COVID-19 secara signifikan mengurangi waktu pemulihan dibandingkan dengan kelompok kontrol (lopinavir- ritonavir) • Secara keseluruhan, dapat diduga bahwa IFN β dapat menjadi komponen kunci untuk mencapai efisiensi dalam terapi kombinasi rangkap tiga dan ganda melawan COVID-19 TERIMA KASIH NELLA NOVITA