Anda di halaman 1dari 13

BAB XVI

Farmakologi terkait Gangguan Imunologi


dr. MMA Dewi Lestari, M.Biomed
Pencatat : Agnes
Editor : Yola
QC : Mawar

IMUNOMODULATOR
● Imunomodulator adalah bahan alami atau sintetis yang mengatur sistem kekebalan tubuh
dan menginduksi mekanisme pertahanan bawaan dan adaptif
● Zat - zat ini diklasifikasikan menjadi 2 jenis :
○ Imunostimulan
○ Imunosupresan

IMUNOSTIMULAN
● Imunostimulan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai infeksi melalui
peningkatan level basal respon imun
● Imunostimulan dapat meningkatkan aktivitas oksidatif neutrofil, meningkatkan
aktivitas menelan sel fagositik dan merangsang sel sitotoksik sebagai mekanisme
pertahanan yang diperlukan
● Banyak kelainan yang dapat diobati menggunakan beberapa imunostimulan seperti
penyakit autoimun, infeksi virus, dan kanker
● Ada beberapa alasan penggunaan imunostimulan dalam pengendalian berbagai penyakit
menular antara lain :
○ Resistensi bakteri terhadap antibiotik → Dapat digunakan bersama (bersinergi)
dengan antibiotik meskipun memiliki mekanisme yang berbeda namun akan
bersama-sama melawan infeksi
○ Reaksi alergi terhadap antibiotik → jika tidak ada sediaan antibiotik lainnya
maka dapat diberi imunostimulan
○ Efek imunosupresif dari antibiotik → misalnya penggunaan antibiotik yang
berkepanjangan mematikan flora normal usus (fungsi flora normal : pertahanan
tubuh alami)
○ Efek buruk antibiotik pada infeksi virus

● Ada beberapa tipe dari imunostimulan dengan berbagai mekanisme dan fungsi, seperti:
⭐biasanya keluar di ujian - dokter

Produk bakterial Bacillus Calmette - Guerin (BCG) → vaksin TBC

Karbohidrat kompleks Glucans, schizophyllan, scleroglucan, lentinan, statolon,


bestatin, acemannan

Vaksin Dibahas di bab lain

Obat imunoenhancing Levamisole, isoprinosine (paling sering digunakan pada


(bekerja dengan anak - anak ; contohnya saat terkena cacar dan pada anak
meningkatkan sistem yang tidak bisa menerima anti virus), fluoro-quinolone
kekebalan) avridine, polyribonucleotidies

Faktor nutrisi Vitamins, carotenoids, lipid, trace elements, selenium

Ekstrak hewan Chitosan dari udang

Sitokin Macrophage activating factor, Interferon, interleukin-2


(IL-2), Tumor Necrosis Factor (TNF)

Ekstrak tumbuhan Lectins, mitogens seperti phytohemagglutinin,


concanavalin A

● Representasi skematik dari beberapa tipe


imunostimulan dan fungsi umumnya
○ Berperan sebagai imunostimulan
dari faktor eksternal
○ Berperan dengan menstimulasi host / imun manusia. Aksinya di beberapa macam
titik tangkap

● Contoh imunostimulan dan fungsi spesifiknya

Imunostimulan Tipe Fungsi

Bacillus Calmette - Produk bakterial Meningkatkan respon yang dimediasi oleh sel
Guerin (BCG) B dan T pada fagositosis dan resistensi
terhadap infeksi

Levanomisole Obat Menginduksi limfosit B dan T, monosit dan


makrofag

Thalidomide Obat Memberikan efek terapeutik pada penyakit


RA dan angiogenesis

Recombinant cytokines Sitokin / adjuvan Generasi interferon dan interleukin untuk


merangsang respon imun yang efektif

Immunocynin Obat Mengobati kanker kandung kemih

Glucans Karbohidrat Menstimulasi mekanisme antitumor dan


kompleks peningkatan resistensi inang terhadap
berbagai mikroba patogen pada mamalia

Trehalose Karbohidrat Memproduksi antibodi, stimulasi kekebalan


kompleks spesifik terhadap berbagai infeksi bakteri

Bestatin Obat Meningkatkan respon imun humoral dan


seluler, juga aktivitas antitumor bleomycin
dan adriamycin

Chitosan Imunostimulan Mengaktifkan produksi sitokin IL-1, TNF-


yang berasal dari alpha, dan oksigen reaktif sebagai perantara
hewan untuk meningkatkan sistem pertahanan
terhadap infeksi mikroba

CpG oligonucleotides Obat / adjuvan Berperan dalam pematangan dan migrasi DC


dan imiquimod dan peningkatan respon imun humoral dan
seluler

Prebiotics Imunostimulan Meningkatkan inisiasi respon imun bawaan


yang berasal dari
tumbuhan

● Imunostimulan yang berasal dari tumbuhan (herbal)

Imunostimulan Fungsi

Ocimumsanctum Menstimulasi respon antibodi dan aktivitas neutrofil

Phyllanthus emblica Sebagai antioxidant, antifungal, antimikrobial, antiinflamasi

Azadirachta indica Sebagai anti HIV, antitumor, antimikrobial

Solanum trilobatum Sebagai antibakterial dan antikanker

Eclipta alba Meningkatkan indeks fagositosis dan titer antibodi juga


penghitungan sel darah putih (WBC) pada mencit

Zingiber officinale Meningkatkan proliferasi neutrofil, makrofag dan limfosit secara


signifikan

Echinacea (purple Mengembangkan resistensi terhadap cold stress


coneflowers) dan Allium
sativum (bawang)

Camellia sinensis Sebagai antioksidan, antiangiogenesis, antiproliferatif yang


berhubungan dengan tindakan preventif dan pengobatan kanker

Aloe vera Meningkatkan respon imun spesifik dan non-spesifik, aktivitas


lisosom, potensi bakterisidal serum dan protein total juga level
IgM

Cynodon dactylon Prevensi infeksi white spot syndrome virus (WSSV)

Achyranthes aspera Sebagai imunitas spesifik dan non-spesifik di ikan

Nyctanthes arbortristis Sebagai hepatoprotective, anti-leishmanial, antivirus, dan


antifungal

Produk sayur yang Aktivitas fagositosis


difermentasi

Saffron Kandungan karotenoid meningkatkan respon proliferatif dari


limfosit T dan B ke mitogen, aktivitas sel NK, angka dan
aktivitas dari sitotoksik sel T, aktivitas Macrophage tumor killing
dan sekresi dari TNF-alpha pada binatang

Fungsinya masih banyak diteliti sampai saat ini, walaupun tingkat kepercayaan masih ada
yang belum sampai ke uji klinis.

IMUNOMODULASI PADA ANAK : PERAN DIET


● Imunomodulator tidak hanya didapatkan dari obat, makanan berperan penting dalam
menjaga sistem kekebalan tubuh
● Beberapa makronutrien & mikronutrien mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
● Ada interaksi yang kompleks antara makan, mikrobioma, dan faktor epigenetik
● Pengaruh nutrisi tunggal terhadap fungsi kekebalan tubuh mungkin sulit dipelajari
● Makanan kaya akan :
○ Arginin : ikan, bayam, daging merah, ayam, biji-bijian
○ Glutamin : ikan, udang, kerang (seafood)
○ Peptida bioaktif : susu kedelai, gandum, beras, jagung, oat
○ Docosahexaenoic : susu, telur, salmon
○ Prebiotik : gandum, kacang kedelai, pisang, apel, bawang putih
○ Seng / Zinc : daging merah, susu, jamur, udang
○ Besi : daging merah, bayam, ikan
○ Tembaga : jamur, tiram, jeroan
○ Selenium : daging, telur, ikan
○ vitamin (A,B,C,D,E) : pelajari di materi dokter Yiska yah
Makanan diatas Harus diberikan untuk merangsang fungsi kekebalan tubuh
pada anak

● Konseling gizi harus dimulai sejak dini, dengan menekankan pentingnya makanan yang
memiliki sifat modulasi kekebalan, dan mendorong pola makan yang sehat → Konseling
bisa diberikan kepada orang tua
● Informasi lebih lanjut mengenai asupan makanan yang optimal (dan kadar darah /
plasma) untuk mencapai tindakan imunoregulasi nutrisi ini diperlukan.
● Diperlukan studi intervensi yang dirancang dengan baik, yang menyelidiki dampak pola
makan secara keseluruhan terhadap sistem kekebalan tubuh.

Efek vitamin pada immunomodulation

VITAMIN EFEK IMUNOMODULATOR

Vitamin A Meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh dan mendukung


fungsi imunitas non-spesifik antigen mukosa dengan
meningkatkan sekresi musin.
Mengatur diferensiasi, pematangan dan fungsi beberapa mediator
sistem kekebalan tubuh (makrofag, neutrofil)

Vitamin B6 Terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh dengan memproduksi


interleukin-2 (IL-2)

Vitamin B9 (asam folat) Berperan penting dalam respon imun sitotoksik yang dimediasi
dan Vitamin B12 oleh sel Natural Killer (NK) dan sel T CD8+ dengan
meningkatkan regulasi sel.
Defisiensi vitamin B12 menyebabkan asam tetrahydofolic (THF)
terperangkap dalam bentuk termetilasi dan akumulasi metil-THF
yang menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan. Penting untuk
menjaga keseimbangan kedua vitamin ini dalam kaitannya dengan
respon imun. Telah terbukti bahwa kedua vitamin ini memberikan
efek khusus pada sel NK dan sel T CD8+ sitotoksik. Kadar
vitamin B12 diatas 221 pmol/L (>300 ng/L atau pg/mL) dianggap
normal

Vitamin C Vitamin C banyak berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh,


termasuk pertumbuhan, fungsi sel imun bawaan dan adaptif,
fagositosis, pembunuhan mikroba, produksi antibodi dan
mendukung fungsi penghalang epitel

Vitamin D Pada imunitas bawaan, vitamin D menstimulasi, meningkatkan


produksi peptida antimikroba (cathelicidin dan B-defensin)

Vitamin E Vitamin E memiliki beberapa efek yang penting dalam menjaga


sistem imun tubuh, seperti berperan dalam fagositosis, proliferasi
dan diferensiasi sel T, produksi antibodi, berperan sebagai
scavenger dalam spesies reactive oxygen. Vitamin E juga
mencegah propagasi dari radikal bebas yang berbahaya untuk
asam lemak polysaturated di membran fosfolipid dan lipoprotein
darah. Pada rekasi imun, vitamin E juga melindungi sel dan fungsi
sel seperti protein, kerusakan asam lemak oleh mekanisme
pertahanan terhadap patogen

HUBUNGAN KOMPLEKS DARI STATUS NUTRISI, RESPON INFLAMASI DAN


MATURASI IMUN
Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition73(3):293-298, September 2021

HUBUNGAN MAKANAN DENGAN POTENTIAL IMMUNOMODULATORY


PROPERTIES

IMUNOSUPRESAN
● Obat imunosupresan adalah golongan obat yang menekan / menurunkan kekuatan
sistem kekebalan tubuh
● Beberapa dari obat - obatan ini digunakan untuk mengurangi kemungkinan tubuh
menolak organ yang ditransplantasikan, seperti hati, jantung, atau ginjal. Obat-obatan ini
disebut anti-rejection drugs.
● Obat imunosupresan lainnya sering digunakan untuk mengobati gangguan autoimun
sepert: SLE, prosirasis, penyakit chron, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis.
● Imunosupresan dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok :
○ Glucocorticoid → prednisone, dexamethasone, dan hydrocortisone
○ Cytostatic → methotrexate (digunakan dalam pengobatan permasalahan kulit
karena sistem imun), azathioprine, mercaptopurine, fluorouracil
○ Antibodi → poliklonal antibodi dan monoklonal antibodi
○ Drugs acting on immunophilins → ciclosporin, tacrolimus, sirolimus,
everolimus
○ Other → interferon, opioids, TNF binding protein, mycophenolate

OBAT ANTI REJEKSI (anti-rejection drugs)


● Obat Anti rejeksi merupakan obat yang mampu menurunkan kemampuan tubuh untuk
menolak transplantasi organ
● Ada 2 tipe imunosupresan obat anti rejeksi
○ Obat induksi → anti rejeksi yang digunakan saat melakukan transplantasi
○ Obat maintenance → anti rejeksi yang digunakan untuk jangka panjang
● Diklasifikasikan kedalam maintenance drug, terdapat 4 kelas :
○ Calcineurin Inhibitors : tacrolimus dan cyclosporine
○ Antiproliferative agents : mycophenolate mofetil, mycophenolate sodium dan
azathioprine
○ mTOR inhibitor : sirolimus
○ Steroids : prednisone

ANTIHISTAMIN
● Antihistamin merupakan salah satu obat yang paling sering diberikan pada anak-anak
● Obat ini digunakan untuk mengobati gejala yang bergantung pada pelepasan histamin →
rhinitis, asma urtikaria dan anafilaksis

● Efek histamin pada reseptor H1 :


○ Meningkatkan pelebaran dan permeabilitas kapiler → hipotensi dan edema
○ Meningkatkan kontraksi otot polos bronkiolar (melalui pelepasan IP3 dan DAG)
→ bronkokonstriksi
○ Meningkatkan produksi lendir hidung dan bronkus
○ Meningkatkan aktivasi reseptor nosiseptif perifer→ meningkatkan nyeri dan
pruritus
○ Penurunan Konduksi di nodus AV

● Tipe dari antihistamin


○ Antagonis reseptor H1 (antihistamin paling umum digunakan untuk reaksi
alergi) → mengurangi gejala dari alergi yang dimediasi oleh histamin.
○ Antagonis reseptor H2 → menurunkan produksi asam lambung (bukan untuk
alergi). Secara klinis, obat ini menguntungkan untuk ulkus peptikum dan hyper
acid secretion
○ Antagonis reseptor H3 dan H4 → tidak memiliki indikasi terapeutik → no
selective drug
● Penggunaan antihistamin (H1-Blocker)
○ Digunakan untuk berbagai reaksi alergi : rhinitis, dermatitis, konjungtivitis,
urtikaria, ekzema, alergi obat dan makanan
○ Obat pre anastesi : promethazine digunakan karena efek sedatif dan
antikolinergiknya
○ Sebagai antiemetik : promethazine, diphenhydramine, dimenhydrinate, dan
lainnya. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati mabuk perjalanan,
parkinsonism, kontrol vertigo pada penyakit meniere, transfusi darah dan infusion
reaction
○ Memberikan efek sedatif dan hipnosis : promethazine dan difenhidramin untuk
menidurkan anak - anak saat operasi minor
● Efek samping dari Antihistamine (H1-Blocker)
○ Sedasi → Efek sedasi antihistamin generasi 1 lebih besar dibandingkan generasi 2
(kurang menonjol di antihistamin 2 karena terbatas pada aktivitas SSP). Sedasi
yang dimaksud hanya untuk kepentingan terapi.
○ Efek antikolinergik → mulut dan mata kering, midriasis, retensi urin, takikardi,
pusing, tinitus (terutama antihistamin generasi 1)
○ Efek anti-α-adrenergik → hipertensi postural yang bisa mengakibatkan jatuh,
kenaikan berat badan
○ Sakit kepala/ Headaches

● Klasifikasi berdasarkan efek sedasinya


○ Highly sedating → diphenhydramine, dimenhidrinat, doxylamin, embramin,
promethazin, hydroxyzin
○ Moderately sedating → pheniramine, antazoline, trimeprazine, meclizine dan
buclizine
○ Mildly sedating (rasa ngantuknya muncul pelan-pelan) → chlorpheniramine,
methdilazine, mepyramine, dimethindene, triprolidine, mebhyroline, cyclizine dan
clemastine
○ Non - sedating → terfenadine, astemizole, cetirizine dan loratadine
○ Anti - vertigo → cinnarizine

● Klasifikasi berdasarkan generasinya

ANTIHISTAMIN BERDASARKAN GENERASINYA

GENERASI 1 GENERASI 2

● Diphenhydramine ● Loratadine
● Meclizine ● Desloratadine
● Doxylamine ● Cetrizine
● Promethazine ● Levocetrizine
● Clemastine ● Azelastine
● Dimenhydrinate ● Fexofenadine
● Brompheniramine ● Ketotifen
● Hydroxyzine
● Chlorpheniramine
● Dimentindene
● Cyprohepatadine

ANTIHISTAMIN GENERASI 1
● CNS depression → memberikan efek sedasi, ngantuk dan tidak fokus. Beberapa
antihistamin memiliki efek antiemetik dan anti parkisonism
● Bekerja sebagai anti alergi dan hampir semua manifestasi dari reaksi tipe 1 bisa di
supresi
● Memiliki aksi antikolinergik → mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin
dan lainnya
● Antihistamin H1 dapat diabsorbsi dengan baik lewat oral dan parenteral. Kemudian
didistribusikan ke seluruh tubuh dan dimetabolisme di hati. Lalu, dieliminasi melalui urin
● Efek samping
○ Sedasi, ngantuk, tidak fokus, letargi, sakit kepala, penurunan konsentrasi,
kelemahan, lesu, inkoordinasi, dll
○ Efek antikolinergik seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin
○ Reaksi alergi terhadap anti alergi bisa terjadi namun jarang. Bisa muncul pada
penggunaan obat topikal

ANTIHISTAMIN GENERASI 2
● Cetrizine, loratadine, azelastine dan fexofenadine merupakan antihistamin yang sangat
selektif terhadap reseptor H1
● Tidak memiliki efek antikolinergik dan kurang dalam efek antiemetik
● Tidak dapat melalui BBB (blood brain barrier) → efek sedasi minimal
● Tidak menganggu psikomotor
● Biasanya harganya mahal (terutama non generik). Untuk yang generik lebih terjangkau
harganya
● Generasi 2 lebih sering dan lebih dianjurkan untuk digunakan daripada generasi 1
karena :
○ Lebih aman untuk digunakan
○ Efek samping terhadap kognitif dan antimuskarinik minimal
○ Memiliki mekanisme aksi yang lebih panjang. Contohnya loratadine dan cetrizine
hanya perlu di minum 1x sehari
● Meskipun sudah banyak dijual secara luas di pasaran, penggunaan pada anak perlu
diperhatikan karena masih banyak efek samping khususnya pada tahun pertama
kehidupan
● Banyak antihistamin yang diresepkan off-label khususnya pada anak kurang dari 2 tahun,
dimana masih banyak data mengenai keamanan obat antihistamin masih kurang dan tidak
direkomendasikan
● Efek samping generasi 2 lebih minimal dibanding generasi 1

REFERENSI
● Gunawan SG. 2016. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FK UI. Jakarta
● Hilal-Dandan R, Brunton LL. 2011. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of
Therapeutics. 12th ed. McGraw-Hill. USA.
● Katzung, B.G. 2009. Basic & Clinical Pharmacology. 11th Edition. McGraw-Hill. USA.

Anda mungkin juga menyukai