Uts Ekonomi Politik Internasional
Uts Ekonomi Politik Internasional
Nama:Carolina Tulak
Nim:2010521018
Prodi:S1 Hubungan Internasional
Webinar
“Fast Fashion Industry’s Impact on the Environmental and Social Injustice”
Pembicara:1.)Anastasya Wulandari Hasyim
2.)Wahyu Aji
1.level individu
2.level negara
*Persaingan harga
-Outsourcing dan perjanjian subkontrak
Outsourcing:pengalokasian tugas yang semula didalam internal ke pihak luar perusahaan.
Subkontrak: pengalokasian tugas yang tidak dapat dikerjakan dalam internal perusahaan ke
pihak luar perusahaan.
-Delokalisasi,law shopping dan social dumping
-Produksi lokal:tenaga kerja “murah” :pekerja migran
*Instrumen Perlindungan Pekerja
-Hak pekerja dalam Hukum Global/Global Law
-Klausa Sosial dalam Regioanal Trade Agreements(RTAs) dan Genelarised Scheme of
Preference (GSP)
-Perjanjian Kerja Bersama(PKB)/collective bargaining agreement(CBA)
-Pedoman etika bisnis dan etika kerja/code of conducts
-tanggung jawab sosial perusahaan/corporate social responsibility.
Petarung adalah komunitas yang peduli terhadap permasalahan yang muncul dari
berkembangnya kota/desa di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.
*ciri-ciri fast fashion
-produk fast fashion memiliki banyak model dan selalu tren terbaru.
-model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat.
-diproduksi pada negara Asia dan negara berkembang,dimana pekerja digaji dengan sangat
murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan upaya yang layak,salah satunya Indonesia.
-menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas(murah) dan tidak tahan lama.
*dampak fast fashion
-Industri fast fashion biasanya pewarna tekstil yang murah dan berbahaya,sehingga dapat
menyebabkan pencemaran air dan berisiko terhadap kesehatan manusia.
-poliester adalah salah satu bahan baku yang banyak digunakan industri fast fashion yang
berasal dari bahan baku fosil,sehingga saat dicuci akan menimbulkan serat mikro yang
meningkatkan jumlah sampah plastik.
Sekertaris Jenderal konsorsium pembaharuan agraria.Dewi Kartika mengungkapkan total
241 kasus konflik agraria terjadi sepanjang tahun 2020.Total kasus tersebut terjadi di 359
daerah di Indonesia dengan korban terdampaknya sebanyak 135.332 kepala
keluarga.Konflik agraria tertinggi terjadi pada sektor perkebunan yaitu sebanyak 122
kasus.Jumlah ini naik 28 persen dibandingkan pada 2019 yaitu sebanyak
87kasus.Selanjutnya tertinggi kedua konflik agraria terjadi pada sektor kehutanan yaitu
sebanyak 41 kasus.Angka ini bahkan meroket 100 persen dari 2019 yang berjumlah
sebanyak 20 kasus.
Dari sisi ekonomi,bahana sekuritas menyebut bahwa potensi penerimaan pajak karbon pada
tahun pertama implementasi sekitar Rp.29 triliun hingga Rp.57 triliun,dengan asumsi tarif
pajak sekitar US$5-10 per tco2 yang mencakup 60 persen.
Sementara itu pemerintah Indonesia menetapkan rencana tarif pajak karbon minimal Rp.75
per kilo gram (kg).Karbon dioksida ekuivalen(Co2e)atau satuan yang setara walaupun jauh
dari rekomendasi tarif yang di tetapkan pemerintah Indonesia masih dapat ditolelir sebagai
langkah awal yang baik dan tentunya sesuai dengan kondisi saat ini.