Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian

Metode pengembangan yang digunakan dalam Pengembangan Sistem Pada Website


Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin menggunakan metode
waterfall. Tahapan tahapannya adalah sebagai berikut :

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pengembangan aplikasi ini
adalah wawancara tidak terstruktur dan observasi. Wawancara yang dilakukan dengan
menanyakan langsung poin-poin penting permasalahan yang berhubungan dengan system
pada web narasumber terpercaya, Selanjutnya dengan melakukan observasi, yaitu mengamati
proses dari sistem yang berjalan yang menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk mengembangkan sebuah sistem yang baru.

Dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, maka ada beberapa cara
dan tahap penulis dalam mengumpulkan data penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara wawancara bertujuan untuk mengetahui informasi

secara langsung tentang permasalahan dan proses bisnis yang terjadi di Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasinserta mengetahui keinginan

instansi. Informasi dan data yang di dapat akan digunakan untuk membangun dan

merancang aplikasi tersebut. Proses wawancara dilakukan bersama seksi aplikasi

informatika bidang tata kelola Informatika. Dari wawancara tersebut menghasilkan

alur proses system pada website yang berjalan selama ini.

2. Observasi

Yaitu pengamatan yang didasari oleh kegiatan–kegiatan “pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengkodean terhadap serangkaian perilaku dan


suasana yang berkenaan dengan organisme in situ (naturalistik), sesuai dengan

tujuan–tujuan empiris”. (Suhandang, 2012:145).

Dalam melakukan penelitian ini, penulis selalu berkunjung ke kantor Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin sebelum akhirnya

melakukan wawancara dengan para narasumber yang dipilih oleh penulis.

3. Studi Literatur

Penelitian berikut tidak lepas dari proses studi pustaka yang digunakan menghimpun

informasi yang relevan terkait dengan topik atau masalah yang diteliti. Penulis

memperoleh studi pustaka dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, peraturan

perundangn-undangan, dan sumber- sumber tertulis baik secara tercetak maupun

digital. Pencarian sumber-sumber studi sebagai penelitian tentunya yang relevan

dengan permasalahan atau topik yang dibahas.

4. Pengujian Kualitatif

Pengujian kualitatif menggunakan angket. Metode angket yang digunakan adalah

metode survei teknik simple random sampling kuisioner (sampel kuisioner acak

sederhana) melalui google form dengan target respondennya adalah beberapa pegawai

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin yang biasa

menggunakan internet dan aplikasi dokumen. Alasan menggunakan

metode sampel kuisioner karena didasarkan pada pertimbangan atas populasi yang

cukup besar dan keterbatasan waktu maupun biaya.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Adapun metodologi yang di gunakan npenulis dalam pelaksanaan jurnal ini adalah
metodologi Waterfall [11], [12]. Menurut (Tabrani & Pudjiarti, 2017) Model SDLC air terjun
(waterfall) biasa disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik
(classic life cycle). Model waterfall menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak
secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain (Design), pengkodean (Code
Generation), pengujian (Testing), Adapun tahapan dalam metode waterfall yang sesuai
dengan pengaplikasian di lapangan yaitu:

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak


Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dubutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk
didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang focus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat
lunak, representasi antarmuka, dan prosuder pengodean. Tahap ini mentranslasi
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar
dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat
lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini
adalah program computer sesuai desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian focus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan Ketika
sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahn yang
muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi
dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi
proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak
yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

Anda mungkin juga menyukai