DAFTAR ISI
BAB - I PENDAHULUAN
1.1 Umum 1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Pengertian 4
BAB - II PERSIAPAN
2.1. Pengumpulan Data Primer 5
2.2. Pengumpulan Data Sekunder 5
BAB - I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28
Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan
bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan
yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1)
menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan
bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus
memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta
sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit,
demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam
Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan
teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan
Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7
ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah
mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT)
yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi
Kelayakan (Feasibility Study).
Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses atau
langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang
benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara
bertahap.
Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari
segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit,
terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru
akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.
Dari kondisi Laju Pertumbuhan Demografi, Pengembangan Pembangunan dan
Peningkatan Kehidupan di suatu wilayah, Pola Penyakit dan Epidemiologi, dan lain-lain,
dapat dipahami bahwa suatu Rumah Sakit itu secara relatif akan berada di daerah Urban
atau Semi-Urban. Dimana hal ini pula yang dapat menentukan bahwa Sarana dan
Prasarana suatu Rumah Sakit akan berbeda sesuai dengan Layanan Kesehatan Rumah
Sakit yang akan diberikannya kepada masyarakat dimana Rumah Sakit tersebut berada.
1.4 Pengertian
BAB - II
PERSIAPAN
Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Tahapan melakukan
Kompilasi Data dari seluruh Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data yang terdiri dari Data
Primer dan Data Sekunder.
BAB - III
ANALISIS SITUASI
Analisis Situasi dalam Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan suatu analisis dari seluruh
aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang ataupun ancaman maupun aspek Internal
yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat
menjadikan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau
melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit tersebut.
Untuk menganalisis aspek Ekternal dan aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting,
kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang
atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan
Rumah Sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning, aspek-aspek tersebut antara lain:
Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi
Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun
mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan
kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah setempat, berupa
proyeksi :
1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan
mata pencaharian
2) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan
pendidikan
3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit
berada.
4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
b. Sosial Budaya
Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah
Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang
dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi
Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama,
serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup
masyarakat sekitar.
5. Sumber Daya Manusia/ Ketenaga Kerjaan Kesehatan
Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan pada
wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit terutama
dikaitkan dengan layanan unggulan. Ketersediaan Sumber Daya Manusia/
Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara lain :
a. Tenaga medis dan penunjang medis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kefarmasian
d. Tenaga manajemen Rumah Sakit
e. Tenaga nonkesehatan
6. Derajat Kesehatan
Derajat Kesehatan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) perlu
dilakukan kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada
wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan Rumah Sakit sesuai
dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada. Kajian derajat
kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Angka Kematian
b. Angka Kelahiran
c. Angka Kesakitan
d. Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah tertentu
e. Jumlah Tempat Tidur tersedia di wilayah tertentu
f. Indikator Kinerja Rumah Sakit di wilayah tertentu
BAB - IV
ANALISIS PERMINTAAN
Analisis Permintaan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) akan membahas
tentang Analisis Posisi Kelayakan Rumah Sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis Aspek
Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan analisis
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan
pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan
(strength) dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk
meminimalkan Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat).
Aspek-aspek Kelayakan pada Analisis Permintaan ini akan diuraikan berikut ini.
BAB - V
ANALISIS KEBUTUHAN
Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah
Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan.
Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari
Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek :
1. Kebutuhan Lahan
Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta
kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien
Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dan Koefisien Dasar Bangunan (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan digunakan
sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.
2. Kebutuhan Ruang
2
Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT sebesar 80 m –
2
110 m disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakitnya.
3. Peralatan Medis dan Non Medis
Peralatan Medis dan Non Medis akan disesuaikan dengan Kapasitas dan Jenis Layanan dari
Rumah Sakit tersebut.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu
mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefisien dan seefektif mungkin agar
menjadikan suatu Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit yang optimal.
5. Organisasi dan Uraian Tugas
Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah
Sakit.
BAB - VI
ANALISIS KEUANGAN
Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang
dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan
demikian maka pihak pemilik/ investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan
diperoleh.
Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
1. Rencana Investasi dan Sumber Dana
2. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
3. Proyeksi Cash Flow
4. Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Present
Value (NPV)
BAB - VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN
7.1. Kesimpulan
Bagian kesimpulan dari studi kelayakan (;feasibility study) akan memberikan perspektif
dari 4 sudut pandang, yaitu analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan dan
analisis keuangan.
1. Analisis Situasi
Analisis situasi memberikan informasi tentang aspek eksternal dan aspek internal
sebagai suatu kecenderungan Rumah Sakit. Aspek eksternal terdiri dari Kebijakan,
Demografi, Geografi, Sosial Ekonomi dan Budaya, SDM Kesehatan, Derajat
Kesehatan sedangkan aspek internal terdiri dari Sarana kesehatan, Pola penyakit
dan Epidemiologi, Teknologi, SDM Kesehatan di RS, Organisasi, Kinerja dan
keuangan
2. Analisis Permintaan
Analisis permintaan menggambarkan posisi kelayakan rumah sakit dari berbagai
aspek berdasarkan analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan
pada analisis situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan
pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan
sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya
memaksimalkan kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) serta
secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan (weakness) dan
mengatasi ancaman (threat).
3. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan menggambarkan mengenai kebutuhan yang harus disediakan
oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis
permintaan yang telah dilakukan.
Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana
pengembangan dari rumah sakit tersebut dilihat dari aspek kebutuhan lahan,
kebutuhan ruang, peralatan medis & non medis, SDM, organisasi & uraian tugas.
4. Analisis Keuangan
Mengetahui secara keseluruhan analisis keuangan dari segi :
a. Rencana Investasi dan Sumber Dana
b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
c. Proyeksi Cash Flow
d. Analisis Keuangan : BEP, Internal Rate of Return, dan Net Present Value
7.2. Rekomendasi
Memberikan gambaran berupa rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh
berdasarkan hasil dari 4 analisis dan dapat pula dijadikan rencana strategi dari
manajemen Rumah Sakit tersebut.
BAB - VIII
PENUTUP
8.1 Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan,
Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan,
guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.
8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta
penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh masing-
masing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah.
8.3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan
berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
Kriteria 01
Desain kamar memudahkan PPA dalam mengenali pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
02
Metode desain yg dipakai dapat menggunakan desentralisasi nurses
station
03
Konsep desentralisasi dapat digunakan pada nurses station dan
mendukung metode asuhan keperawatan MAKP atau Modular (dimana
perawat akan bertanggung jawab kpd pasien secara menyeluruh).
04
Konsep ini juga akan memudahkan PPA lain mengidentifikasi pasien yg
menjadi tgg jawabnya.
Sasaran-1 Ketepatan Identifikasi Pasien
EWS (Early Warning System) mungkin akan lebih mudah dikerjakan Mengecilkan kejadian code blue yang tidak terdeteksi
John G.
Reiling Memberikan contoh mock
up kamar perawatan yang
mempunyai nurse station
di luar sehingga perawat
tidak perlu masuk ke
kamar bila akan melihat
kondisi
pasien.
Sasaran-2
Peningkatan komunikasi yang
efektif
01 02 03 04 05
Rumah sakit dirancang Memperhatikan hak Menyediakan fasilitas Menyediakan sistem Menyediakan lokasi
untuk dapat memudahkan privasi pasien dalam pendukung komunikasi teknologi pendukung komunikasi antar PPA
komunikasi setiap PPA berkomunikasi antar PPA tanpa hambatan kpd (dengan SIMRS) untuk yang mengedepankan hak
agar efektif semua PPA membantu komunikasi privasi pasien
antar PPA sebagai salah
satu media
06 -- Menyediakan ruangan untuk berdiskusi sehingga komunikasi dapat dilakukan intensif
dan efektif
Disediakan juga
07 -- Ruangan diskusi dapat digunakan juga untuk melakukan edukasi kepada keluarga
leaflet terkait pasien yg membutuhkan penjelasan terkait kondisi klinis pasien
edukasi-edukasi
08 -- Ruangan diskusi dapat digunakan untuk membahas kasus-kasus klinis di area
yang akan diberikan pelayanan
kpd pasien
09 -- Ruang diskusi sebainya bersebelahan dengan nurses station
10 -- Ruangan diskusi dilengkapi dengan sistem utilitas pendukung seperti telepon, nurses
call system, memiliki fasilitas komputer dan internet
Keuntungan
Serah Terima
02 Memiliki ruangan untuk serah terima pasien dan melakukan
identifikasi pada saat serah terima
Transfer
03 Memiliki ruang transfer
Induksi
04 Memiliki ruang induksi
Pengecekan
05 Memiliki sistem pendukung mengecek identitas pasien secara
berkesinambungan (komputerisasi)
CONTOH DENAH INSTALASI BEDAH SENTRAL
Sasaran-5
Pengurangan resiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan
Sasaran 5
01 04
Rumah sakit merencankan desain ruangan Sangat disarankan memiliki suhu yg cukup
yang mendukung proses pencegahan dan dingin untuk mengurangi pertumbuhan
pengendalian infeksi bakteri
02 05
Kamar rawatan sebisa mungkin didesain Memiliki ruangan isolasi yang memisahkan
agar memudahkan dalam pembersihan, tidak antara pasien dengan rawatan dengan
mudah untuk ditinggali debu airborne disease dan pasien rawatan tanpa
isolasi
03 06
Memiliki ventilasi yg cukup baik untuk Memperhatikan desain di Instalasi Bedah
sirkulasi udara Sentral, Pusat sterilisasi, IGD, ICU, Instalasi
Ranap, Instalasi Rajal, Laboratorium,
penunjang lainnya
Contoh Desain IBS
Lengkungan berguna untuk
memudahkan pembersihan dan tidak
membuat kuman dan debu bersarang
• Automatic
• Touchless & sliding
• Selalu tertutup dlm keadaan apapun
• Harus memiliki jendela kaca di pintu
• Lebar min 1,2 m-1,5 m
• Warna terang dan dicat anti jamur dan bakteri
• Bila menggunakan pintu swing, hrs buka ke dalam
Contoh Ruang Isolasi
Perencanaan tempat
tidur yang memiliki
restrain untuk
Desain dimulai dari
mengurangi resiko
Lobby, Koridor,
jatuh
Instalasi ranap,
Memiliki fasilitas yg
Instalasi Rawat Jalan,
mencegah agar pasien
Kamar mandi
yg berisiko tidak jatuh
Memiliki fasilitas yang
mengurangi cedera bila
Rumah sakit pasien terlanjur jatuh
mendesain setiap
ruangan dan
pendukung lainnya Merencanakan sistem yang komprehensif untuk
agar memudahkan bagi
pasien yg berisiko mencegah resiko jatuh
untuk jatuh
Nurses call system menjadi wajib untuk media
Memiliki pegangan di setiap koridor untuk
memudahkan pasien lansia, pasien dengan
resiko jatuh
Lebar koridor minimal adalah 2,4 m jika terjadi
pasien jatuh mengurangi benturan dengan
dinding koridor
01 Sistem Manajemen
Konsep ini menuntut rumah sakit mengembangkan sistem
manajemen yang baik yang pada akhirnya menghasilkan
asuhan klinis yang baik yang berfokus kepada pasien.
03 Desain Bangunan
Oleh karena itu, semua pendukung di dalam rumah sakit mulai
dari fisik, sarana, prasarana, sdm, pembiayaan dsb nya harus
diperhatikan. Hal yang tidak kalah penting adalah dalam
mendesain bangunan rumah sakit.
Bagaimana Hubungan Desain dengan PCC
Privasi
Memperhatikan hak privasi pasien
Rasa Hormat
Memberikan rasa hormat dan menjunjung tinggi
martabat pasien
Kenyamana Mobilisasi
Mendukung kenyamanan psikologis Memperhatikan aspek mobilisasi demi
pasien tercapai response time yg diinginkan
Bagaimana Hubungan Desain dengan PCC
Komunikasi Fasilitas
Memperhatikan aspek fasilitas komunikasi Menyediakan fasilitas bagi pengunjung
dan pemberian informasi pasien karena konsep ini bertujuan
berfokus kpd pasien dan membantu
proses asuhan
Kolaborasi
Bangunan hendaknya mempermudah
proses kolaborasi seluruh profesional
pemberi asuhan dalam memberikan
asuhan
Sebagaimana Konsep Patient Centered Care berikut
Hospital Patient
Risk Centered
Management Care
3 FONDASI
ASUHAN
Mutu
ASUHAN PASIEN PASIEN Patient Safety is fundamental
1. Asuan Medis Safety principle of patient care
2. Asuhan
1. Evidance and critical component of
Keperawatan
Based Quality Management
3. Asuhan Gizi Medicine
4. Asuhan Farmasi
5. Asuhan Rehab
ETIK 2. Value (World Alliance for
Based Patient Safety, Forward
medik Medicine
Programme, WHO 2004)
Paradigma Konsep Pelayanan dari Masa ke Masa
01 02 03
Bgn yg sulit adalah memahami bhw pergeseran ke „patient- and
Pada Model tradisional pasien & keluarga Dalam sistem yan kes masa family-centered care‟ (PFCC) merupakan perubahan mendasar
(“dibangun”) patuh tanpa syarat kpd kini, masih sulit bagi banyak dlm cara mengelola RS. Konsep „PFCC‟ terjalin ke dalam
expertise dari para pofesional yan kes yg orang utk menghargai dan infrastruktur organisasi RS, dalam rencana stratejik, visi dan nilai-
paternalistik. Sedangkan pada model mengembangkan kolaborasi nilai, rancang bangun fasilitas, pola yan, proses berbagi-informasi,
„patient- (and family-) centered care‟ antar PPK dan pasien – dukungan keluarga, pemetaan dan dokumentasi, pengelolaan SDM,
diberlakukan kemitraan yg setara. keluarga. edukasi profesional, dan proses peningkatan mutu serta
keselamatan. Yg penting adalah bermitra dgn pasien & keluarga yg
terlatih sbg penasehat formal
Perawat “Dokter =
Captain of the ship”
Fisio
terapi Apoteker
Dokter Pasien
Radio
grafer
Ahli
Gizi
Lainnya
10
Pendekatan Modern
fisioterapi
Lainnya Perawat
Pasien
Apoteker Dokter
D
D D
Ahli Gizi Radiografer
D
D
“Dokter =
Team Leader/
Coach”
02 Tujuan
03 Kriteria
Kriteria utama mendesain IGD adalah pada kemudahan akses dan sirkulasi
dari luar menuju ke bagian dalam interiornya
04 Regulasi
Selain itu kenyamanan pada area IGD juga menjadi hal yang sangat penting.
Sehingga perlu adanya desain yang sesuai dengan Peraturan Departemen
Kesehatan RI
Latar Belakang
01 03
Target pencapaian STANDAR
INSTALASI GAWAT DARURAT Rencana pencapaian dan
Rumah Sakit penerapan STANDAR INSTALASI
secara nasional adalah maksimal 5 GAWAT
tahun dari tanggal penetapan SK DARURAT Rumah Sakit
dilaksanakan secara bertahap
berdasarkan pada
analisis kemampuan dan potensi
daerah.
02
Setiap Rumah Sakit dapat menentukan target pencapaian
lebih cepat dari
target maksimal capaian secara nasional.
Syarat Bangunan
Harus mempunyai pintu masuk dan Memiliki area khusus parkir ambulans
keluar yang berbeda dengan pintu yang bisa menampung lebih dari 2
utama (alur masuk kendaraan/pasien ambulans (sesuai dengan beban RS)
tidak sama dengan alur keluar)
kecuali pada klasifikasi IGD level I dan II.
Syarat Bangunan
Ruang triase harus dapat memuat minimal Memiliki ruang untuk istirahat petugas
2 (dua) brankar. (dokter dan perawat)
Thank You
INSTALASI GAWAT DARURAT
Rima Melinda Sembiring, SKM, MKM
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Berdasarkan Kepmenkes RI No 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar
IGD membagi klasifikasi IGD sesuai dgn pembagian kelas Rumah Sakit
yaitu :
Permenkes
No 856 tahun 2009 IGD level IV (kelas A)
Lokasi Lokasi
Area harus berada di depan tapak RS Area IGD mudah dilihat dari depan
Akses Penempatan
Memiliki pintu masuk yang berbeda Untuk Superblock Multi Storey Hospital
dengan rawat jalan dan rawat inap Building, IGD harus berada di lantai dasar
PERSYARATAN IGD
Bencana
Memiliki area untuk Mass
Penempatan Disasster Cassualities
Disarankan berdekatan dengan Preparedness Area
Inst. Bedah Sentral
Sirkulasi
Memiliki Drop-in area dengan
Penempatan sirkulasi satu arah (One Way Drive)
Disarankan berdekatan dengan
Unit Kebidanan
PERSYARATAN IGD
Lokasi
Disarankan berdekatan
dengan Laboratorium
Lokasi
Disarankan berdekatan
dengan Inst. Radiologi
Lokasi
Disarankan berdekatan
dengan UTDRS atau
BDRS
POSISI IGD DI TAPAK RS
MUDAH TERLIHAT DARI DEPAN DENGAN RAMBU YANG JELAS
PINTU MASUK TERPISAH
SUPER BLOCK MULTI STOREY HOSPITAL BUIL
DING (IGD DI LANTAI DASAR)
MASS DISASSTER AREA
DROP-IN AREA
ONE-WAY DRIVE
TRIAGE
AREA
“ You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos and Text. You can simply impress your
audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. Easy to change
colors, photos and Text. I hope and I believe that this Template will your Time, Money
and Reputation. You can simply impress your audience and add a unique zing and
“
appeal to your Presentations.
PowerPoint
Presentation
Our Services
Insert the title of your subtitle Here
Your Text Here Your Text Here Your Text Here Your Text Here
Your Text Here Your Text Here Your Text Here Your Text Here
Our Team Layout
Insert the title of your subtitle Here
PENERIMAAN
R. OPERASI (PERSIAPAN, OPERASI,
R. Rekam medik (sesuai kebutuhan) PEMULIHAN) (6 M2, 36 M2, 7,2 M2)
R. Triage (16 m2)
RUANG
R. Persiapan bencana massal (3 m2)
RUANG
TINDAKAN
OBSERVASI
Dirincikan di slide berikutnya
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
01 02 03 04
TEKNIS BANGUNAN
KONDISI UDARA
Ruangan IGD, Suhu 19-24˚C,
Kelembaban 45- 6 0%, Tekanan Positif
PENCAHAYAAN
Intensitas cahaya : 100-200 lux
KEBISINGAN
Intensitas kebisingan dgn waktu pemaparan 8 jam :
45 dB
Thank you