Anda di halaman 1dari 15

Metode Harga Pokok Proses:

Pengolahan Produk melalui Satu

09
Modul ke:

Departemen Produksi

Fakultas Modul ini menjelaskan tentang metode Harga


Fakultas Pokok Proses, yang pengolahan produknya melalui
Teknik
satu departemen produksi. Pembahasan meliputi
Program Studi perhitungan harga pokok per satuan dan juga
Program Studi penjurnalannya.
Teknik Industri
Yovanka Rumondang ST, MM
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Metode Pengumpulan Biaya Produksi:
Metode Harga Pokok Pesanan dan
Harga Pokok Proses
Pada pembahasan modul 3, telah dijelaskan mengenai perbedaan antara biaya
produksi dan biaya non produksi, serta 2 (dua) metode pengumpulan biaya produksi
berdasarkan cara memproduksi produk, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Dua metode pengumpulan
biaya produksi tersebut, yaitu
- Metode harga pokok
pesanan oleh perusahaan
yang metode pengumpulan
biaya/kos produksi
berdasarkan pesanan.
-Metode harga pokok proses
merupakan metode
pengumpulan biaya/kos
produksi oleh perusahaan
yang mengolah produk
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
secara massa. ←
< MENU →>AKHIRI
Metode Harga Pokok Proses :
Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam
Proses Awal
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam
pengumpulan biaya produksi, pada modul ini akan dibahas contoh perhitungan harga
pokok yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalam proses
awal. Variasi contoh penggunaan penggunaan metode harga pokok proses yang akan
dibahas, meliputi:
1. Metode harga pokok proses yang digunakan pada perusahaan yang mengolah
produknya hanya melalui 1 (satu) departemen produksi.
2. Metode harga pokok proses yang digunakan pada perusahaan yang mengolah
produknya melalui lebih dari satu departemen produksi.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan dengan anggapan:
a. Produk hilang pada proses awal.
b. Produk hilang pada akhir proses.

< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Berikut ini contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi, tanpa memperhitung-
kan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.
Contoh 1: PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui 1 (satu)
departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 20X1,
sebagai berikut:


< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Pada perhitungan harga pokok proses, yang harus diperhatikan disini adalah
bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga
pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir bulan belum selesai di
produksi.
Pada contoh PT Risa Rimendi, untuk mengetahui harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada
akhir bulan belum selesai di produksi, maka perlu dilakukan perhitungan biaya
produksi per satuan yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1 (perhitungan unit
ekuivalensi bulan Januari 20X1).
Hasil perhitungan biaya produksi per satuan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas
produk jadi, dan hasil yang diperoleh merupakan nilai dari harga pokok produk jadi
yang ditransfer ke gudang.
Sedangkan untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses di akhir
periode, biaya produksi persatuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan
produk dalam proses dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan
produk dalam proses tersebut. ←
< MENU →
AKHIRI
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Contoh perhitungan harga pokok produksi per satuan PT Risa Rimendi, sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku yang dikeluar-
kan dalam bulan Januari 20X1,
dapat menghasilkan 2.000 kg
produk jadi, dan 500kg persediaan
produk dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya bahan baku
sebesar 100%.
Hal ini berarti bahwa biaya bahan
baku sebesar Rp.5.000.000 telah
digunakan untuk menyelesaikan
produk jadi sebanyak 2.000kg dan
persediaan produk dalam proses
sebanyak 500kg.
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
adalah sebesar:
2000kg + (100% x 500kg)= ←
<
2.500kg →>
MENU AKHIRI
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi

2. Biaya bahan penolong yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar
Rp.7.500.000 dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan
produk dalam proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya bahan
penolong sebesar 100%.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan penolong adalah sebesar:
2000kg + (100% x 500kg)= 2.500kg.

< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi

3. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar
Rp.11.250.000 dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan
produk dalam proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya biaya tenaga
kerja sebesar 50%. Hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak (50% x 500kg)= 250kg.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah sebesar:
2000kg + (50% x 500kg)= 2.250kg. ←
MENU
< →
AKHIRI
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi

4. Biaya overhead yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar Rp.16.125.000
dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya biaya overhead pabrik
sebesar 30%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak (30% x 500kg)= 150kg.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya overhead pabrik adalah sebesar:
2000kg + (30% x 500kg)= 2.150kg.

< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Perhitungan biaya produksi per
kilogram produk yang diproduksi
dalam bulan Januari 20X1
dilakukan dengan membagi tiap
unsur biaya produksi (biaya
bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik),
seperti yang ditunjukkan pada
gambar di samping ini.
Setelah biaya produksi per
satuan dihitung/diketahui, harga
pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan
harga pokok persediaan produk
dalam proses, dapat dihitung
seperti pada gambar disamping.
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←
< MENU AKHIRI →
>
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Selanjutnya hasil
perhitungan biaya-biaya
tersebut( biaya produksi
per satuan, harga pokok
produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan
harga pokok persediaan
produk dalam proses),
dimasukkan/
disampaikan dalam
laporan biaya produksi,
seperti yang ditunjukkan
pada gambar disamping.

Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←


< MENU AKHIRI →
>
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan biaya produksi, biaya produksi
yang terjadi selama Januari 20X1, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Rekening/Akun/Keterangan Debit Kredit
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.5.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp.5.000.000
2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong Rp.7.500.000
Persediaan Bahan Penolong Rp.7.500.000
3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp.11.250.000
Gaji dan Upah Rp.11.250.000
4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp.16.125.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp.16.125.000
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←
< MENU AKHIRI →
>
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Rekening/Akun/Keterangan Debit Kredit
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan Produk Jadi Rp.35.000.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 4.000.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong Rp. 6.000.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp. 10.000.000*
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp.15.000.000**
Keterangan:
* 2.000 kg x Rp 5.000
** 2.000 kg x Rp 7.500

6. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Januari 20X1
Persediaan Produk Dalam Proses Rp.4.875.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.1.000.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong Rp.1.500.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp.1.250.000
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp.1.125.000
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←
< MENU AKHIRI →
>
Daftar Pustaka
Usry, Milton F., Lawrence H.Hammer.1997. Akuntansi Biaya Edisi 10. Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Datar, Srikant M., Madhav V, Rajan.(2018). Horngren’s Cost Accounting A Mangerial Emphasis 16th ed.
England: Pearson Education Limited.

Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Harnanto.2017. Akuntansi Biaya-Sistem Biaya Historis. Yogyakarta: ANDI.

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-10-prinsip-akuntansi-yang-perlu-anda-
ketahui/#Prinsip_Biaya_Historis


< MENU AKHIRI
Terima
Terima Kasih
Kasih
Yovanka Rumondang, ST, MM

Anda mungkin juga menyukai