Metode Harga Pokok Proses - Pengolahan Produk Melalui Satu Dept - Produksi
Metode Harga Pokok Proses - Pengolahan Produk Melalui Satu Dept - Produksi
09
Modul ke:
Departemen Produksi
←
< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Pada perhitungan harga pokok proses, yang harus diperhatikan disini adalah
bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga
pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir bulan belum selesai di
produksi.
Pada contoh PT Risa Rimendi, untuk mengetahui harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada
akhir bulan belum selesai di produksi, maka perlu dilakukan perhitungan biaya
produksi per satuan yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1 (perhitungan unit
ekuivalensi bulan Januari 20X1).
Hasil perhitungan biaya produksi per satuan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas
produk jadi, dan hasil yang diperoleh merupakan nilai dari harga pokok produk jadi
yang ditransfer ke gudang.
Sedangkan untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses di akhir
periode, biaya produksi persatuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan
produk dalam proses dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan
produk dalam proses tersebut. ←
< MENU →
AKHIRI
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Contoh perhitungan harga pokok produksi per satuan PT Risa Rimendi, sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku yang dikeluar-
kan dalam bulan Januari 20X1,
dapat menghasilkan 2.000 kg
produk jadi, dan 500kg persediaan
produk dalam proses dengan tingkat
penyelesaian biaya bahan baku
sebesar 100%.
Hal ini berarti bahwa biaya bahan
baku sebesar Rp.5.000.000 telah
digunakan untuk menyelesaikan
produk jadi sebanyak 2.000kg dan
persediaan produk dalam proses
sebanyak 500kg.
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
adalah sebesar:
2000kg + (100% x 500kg)= ←
<
2.500kg →>
MENU AKHIRI
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
2. Biaya bahan penolong yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar
Rp.7.500.000 dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan
produk dalam proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya bahan
penolong sebesar 100%.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan penolong adalah sebesar:
2000kg + (100% x 500kg)= 2.500kg.
←
< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
3. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar
Rp.11.250.000 dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan
produk dalam proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya biaya tenaga
kerja sebesar 50%. Hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak (50% x 500kg)= 250kg.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah sebesar:
2000kg + (50% x 500kg)= 2.250kg. ←
MENU
< →
AKHIRI
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
4. Biaya overhead yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1, sebesar Rp.16.125.000
dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 2.000kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak 500kg dengan tingkat penyelesaian biaya biaya overhead pabrik
sebesar 30%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan persediaan produk dalam
proses sebanyak (30% x 500kg)= 150kg.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya overhead pabrik adalah sebesar:
2000kg + (30% x 500kg)= 2.150kg.
←
< MENU AKHIRI →
>
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Perhitungan biaya produksi per
kilogram produk yang diproduksi
dalam bulan Januari 20X1
dilakukan dengan membagi tiap
unsur biaya produksi (biaya
bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik),
seperti yang ditunjukkan pada
gambar di samping ini.
Setelah biaya produksi per
satuan dihitung/diketahui, harga
pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan
harga pokok persediaan produk
dalam proses, dapat dihitung
seperti pada gambar disamping.
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←
< MENU AKHIRI →
>
Metode Harga Pokok Proses :
Pengolahan produk melalui 1 (satu) Departemen
Produksi
Selanjutnya hasil
perhitungan biaya-biaya
tersebut( biaya produksi
per satuan, harga pokok
produk jadi yang
ditransfer ke gudang dan
harga pokok persediaan
produk dalam proses),
dimasukkan/
disampaikan dalam
laporan biaya produksi,
seperti yang ditunjukkan
pada gambar disamping.
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Januari 20X1
Persediaan Produk Dalam Proses Rp.4.875.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp.1.000.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong Rp.1.500.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp.1.250.000
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Rp.1.125.000
Sumber : Mulyadi.2018. Akuntansi Biaya Edisi 5, Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. ←
< MENU AKHIRI →
>
Daftar Pustaka
Usry, Milton F., Lawrence H.Hammer.1997. Akuntansi Biaya Edisi 10. Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Datar, Srikant M., Madhav V, Rajan.(2018). Horngren’s Cost Accounting A Mangerial Emphasis 16th ed.
England: Pearson Education Limited.
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-10-prinsip-akuntansi-yang-perlu-anda-
ketahui/#Prinsip_Biaya_Historis
←
< MENU AKHIRI
Terima
Terima Kasih
Kasih
Yovanka Rumondang, ST, MM