SAMPINGAN
ABSTRAK TUJUAN
09
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh :
produk yang dibutuhkan oleh pada perusahaan.
Program Studi: Akuntansi Ahmad Sopyan, SS., MM.
konsumen. Akibatnya suatu
2. Mahasiswa dapat memahami
perusahaan tidak hanya perhitungan biaya produk
gabungan/bersama dalam
memproduksi satu produk
proses produksi
tetapi beragam produk untuk
3. Mahasiswa dapat melakukan
memenuhi kebutuhan perhitungan biaya produk
konsumen. Hal ini menjadikan sampingan proses produksi.
Beberapa konteks yang mengharuskan biaya gabungan dialokasikan ke produk atau jasa
individual adalah :
Penghitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan
akuntansi keuangan serta pelaporan kepada otoritas pajak penghasilan.
Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan
internal.
Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang segelintir, tetapi tidak
semua produk atau jasanya dibayar kembali menurut kontrak biaya-plus dengan,
misalnya agen pemerintah.
Penghitungan penyelesaian asuransi atas klaim kerusakan yang dilakukan
berdasarkan informasi tentang biaya produk yang dibuat secara gabungan.
Regulasi tarif untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara gabungan atau
jasa yang menjadi subjek regulasi harga.
Ligitasi di mana biaya produk gabungan merupakan input utama.
Biaya Produk bersama juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-
mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik.
Biaya produk bersama muncul dari produksi secara simultan atas berbagai produk dalam
proses yang sama. Ketika dua atau tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka
akan terbentuk biaya gabungan. Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik
pisah adalah saat dihasilkannya dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk
bersama bisa langsung dijual atau diproses lebih lanjut.
Biaya bersama digunakan untuk memproduksi berbagai produk, yaitu:
a. Produk bersama (joint-product)
Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai
pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif.
a) Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada
yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya
juga lebih tinggi dibandingkan produk lain.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi
lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost)
dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya
terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT METALINDO Inc memproduksi 3 macam produk yaitu Steel, Iron dan Zenc. Biaya
bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00.
Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Penyelesaian :
Produk Jumlah unit Harga unit Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit
Stell 5.000 1.000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Iron 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. METALINDO Inc. pada contoh soal metode
nilai pasar, diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Produk Hrg jual/ Biaya Tmbhan Nilai jual Jmlh Prduk Nilai jual Rasio Alokasi** HPP /kg
**(rasio x 20.000.000)
Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi
dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun
sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi
biaya bersama seperti dalam metode pertama.
Dengan menggunakan data perusahaan METALINDO, maka laporan laba-rugi
menggunakan metode ini akan tampak sebagai berikut:
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+
Penjualan bersih Rp 10.725.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 xRp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000-
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-
Laba operasi Rp 1.050.000
Dari laporan laba rugi diatas, ditampilkan Rp600.000 dari penjualan produk sampingan
sebagai tambahan penjualan produk utama. Akibatnya total pendapatan menjadi Rp
10.725.000,00. Sedangkan angka lainnya tetap sama.
c) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok
penjualan.
Dari data perusahaan METALINDO, jika dibuat laporan laba-rugi dengan metode in maka
akan menjadi:
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000 -
Rp 6.150.000 -
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 1.050.000
Dalam kasus ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan pada
harga pokok penjualan sehingga HPP menjadi Rp6.150.000 (HPP sebelum dikurangkan
sebesar Rp 6.750.000).
2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk
utama atau pengakuan atas pendapatan bersih.
Ayat jurnal dalam metode ini juga terdiri atas pembebanan biaya setelah pemisahan
(proses lanjutan) terhadap hasil penjualan produk sampingan. Beban pemasaran dan
administrasi juga dialokasikan kedalam produk sampingan sesuai tarif yang telah
direncanakan sebelumnya.
Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada
perhitungan laporan laba-rugi.
Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode
kedua juga bisa dilkaukan dengan metode-metode yang ada pada metode pertama,
yaitu:
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
Contoh:
Misalkan diketahui data sebagai berikut :
Jumlah biaya produksi untuk 10.000kg produk utama 700.000
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama 50.000
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya Edisi 5. UPP STIM YKPN Universitas Gadjah mada,
http://www.guruakuntansi.co.id
http://www.ilmumanajemenindustri.com
http://www.manajemenkeuangan.net
Usry, Carter, Akuntansi Biaya, Edisi 13, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004
https://yabeshulu.blogspot.com/2015/06/produk-bersama-dan-produk-sampingan.html