Nama Penulis:
Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.
ISBN :
Editor :
Penyunting :
Penerbit :
Kemendikbud
Redaksi :
Jl.
Distributor Tunggal :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas kuasa dan
izin-Nya, Modul 1 tentang Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
dapat diselesaikan dengan baik. Modul 1 ini disusun dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta Program Profesi Guru (PPG) dalam
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, media
pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan instrumen penilaian
untuk digunakan dalam pembelajaran di SD. Berdasarkan tujuan tersebut,
Modul 1 ini dikembangkan menjadi empat kegiatan belajar sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar 1: Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks
2. Kegiatan Belajar 2: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi
3. Kegiatan Belajar 3: Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
4. Kegiatan Belajar 4: Apreasiasi dan Kreasi Sastra Anak
Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras
dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Modul 1 ini. Semoga
Modul 1 ini dapat memandu peserta PPG dalam melaksanakan pembelajaran
mandiri melalui daring, sehingga mereka dapat merencanakan, melaksanakan, dan
melakukan penilaian pembelajaran dengan baik, dan pada akhirnya dapat
dipraktikkan di sekolah tempat mereka bekerja dengan sebaik-baiknya
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
Kegiatan Belajar 1
A. Pendahuluan.....................................................................................................2
Capaian Pembelajaran.....................................................................................4
C. Subcapaian Pembelajaran................................................................................4
D. Uraian Materi...................................................................................................4
E. Forum Diskusi................................................................................................66
F. Rangkuman.....................................................................................................66
G. Tes Formatif..................................................................................................67
H. Kunci Jawaban Tes Formatif.........................................................................73
I. Daftar Pustaka.................................................................................................74
Kegiatan Belajar 2
A. Pendahuluan...................................................................................................77
B. Capaian Pembelajaran....................................................................................79
C. Subcapaian Pembelajaran..............................................................................79
D. Uraian Materi.................................................................................................79
E. Forum Diskusi..............................................................................................149
F. Rangkuman...................................................................................................149
G. Tes Formatif................................................................................................150
H. Kunci Jawaban Tes Formatif.......................................................................154
I. Daftar Pustaka...............................................................................................155
Kegiatan Belajar 3
A. Pendahuluan.................................................................................................158
B. Capaian Pembelajaran..................................................................................161
C. Subcapaian Pembelajaran............................................................................161
D. Uraian Materi...............................................................................................161
E. Forum Diskusi..............................................................................................221
F. Rangkuman...................................................................................................221
G. Tes Formatif................................................................................................222
H. Kunci Jawaban Tes Formatif.......................................................................228
I. Daftar Pustaka...............................................................................................229
Kegiatan Belajar 4
A. Pendahuluan.................................................................................................233
B. Capaian Pembelajaran..................................................................................235
C. Subcapaian Pembelajaran............................................................................235
D. Uraian Materi...............................................................................................235
E. Forum Diskusi..............................................................................................281
F. Rangkuman...................................................................................................281
G. Tes Formatif................................................................................................282
H. Kunci Jawaban Tes Formatif.......................................................................285
I. Tes Sumatif...................................................................................................285
J. Daftar Pustaka...............................................................................................
DAR 2/Profesional/027/1/2019
MODUL 1
BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 1
RAGAM TEKS DAN SATUAN BAHASA PEMBENTUK TEKS
Nama Penulis:
Tatat Hartati, dkk.
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Pemahaman yang kuat terhadap pola dan variasi teks merupakan modal
budaya atau cultural capital bagi manusia. Pemahaman tentang ragam teks dapat
membantu menciptakan koneksi antara pembaca dan penulis. Pembaca akan
mampu membaca cepat, dan penulis akan mampu mengantisipasi harapan
pembaca ketika membaca tulisannya berdasarkan teks sejenis yang sudah dibaca
sebelumnya.
Dalam KB 1 ini, Saudara akan mempelajari ragam teks dan satuan bahasa
pembentuk teks. Pada pokok bahasan ragam teks, diuraikan materi tentang teks
faktual, teks tanggapan, teks cerita dan teks normatif. Selanjutnya, pada pokok
uraian satuan bahasa pembentuk teks diuraikan materi tentang kalimat dan
paragraf.
2. Relevansi
Modul ini disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang harus dicapai
dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar. Materi yang disajikan relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru profesional ketika mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan
dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa Indonesia.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 10
ayat (1) menyatakan bahwa, “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru, merupakan
kemampuan di dalam penguasaan materi pembelajaran, konsep, struktur
keilmuan, serta masalah-masalah timbul di dalam pembelajaran. Di dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia, salah satu kompetensi yang harus dikuasai adalah
materi kebahasaan tentang ragam teks dan satuan bahasa pembentuk teks. Tidak
hanya menguasai materi, Saudara juga akan mampu mengembangkan materi
ragam teks dan satuan bahasa pembentuk teks secara kreatif dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini mengingat siswa sekolah dasar
memerlukan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Di dalam modul ini, Saudara akan belajar tentang bagaimana memahami
peserta didik dengan karakter dan kemampuan bahasa yang beragam dari segi
perkembangan bahasa, ragam teks dan satuan bahasa pembentuk teks. Di samping
itu Saudara diminta merancang perencanaan pelaksanaan pembelajaran serta
evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks ragam teks
dan satuan bahasa pembentuk teks.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu Saudara memahami modul ini perlu diperhatikan
beberapa petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam modul ini
sampai Saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari modul ini!
b. Pahamilah pengertian – pengertian yang terdapat di dalam modul ini melalui
pemahaman dan pengalaman sendiri serta diskusikanlah dengan mahasiswa
atau dosen pembimbing Saudara!
c. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet!
d. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat
pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul!
e. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman Saudara!
Selamat belajar. Semoga berhasil.
B. Inti
Pada bagian inti modul ini, akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan (1)
capaian pembelajaran, (2) subcapaian pembelajaran, (3) uraian materi, dan (4)
forum diskusi.
1. Capaian Pembelajaran
Sesuai isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan (CPMK) ke-2 Pendalaman Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk
KB-1 adalah menguasai materi berbagai ragam teks, satuan bahasa pembentuk
teks serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD
2. Subcapaian Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian
pembelajaran untuk KB-1 ini adalah:
a. menganalisis berbagai ragam teks;
b. menganalisis satuan bahasa pembentuk teks; dan
c. merancang pembelajaran ragam teks di sekolah dasar.
3. Uraian Materi
Dalam KB 1, Saudara akan mempelajari materi ragam teks yang mencakup
teks faktual, teks cerita, teks tanggapan, dan teks normatif. Selain itu, Saudara
juga akan mempelajari materi satuan bahasa pembentuk teks yang mencakup
kalimat dan paragraf.
Sebelum Saudara mempelajari ragam teks lebih lanjut, bacalah beberapa
teks di bawah ini! Pahami isinya, kemudian diskusikan dengan teman Saudara,
tentang isi teks, karakteristik masing-masing teks, dan bentuk teks tersebut.
Teks 1.
Teks 2.
Tangisan Yang Tulus
Ditengah malam yang sunyi, Putri Liliput duduk termenung
melihat bulan dan bintang. Dia tidak peduli dengan apapun di
sekelilingnya, tetapi dia hanya pedulikan rasa damai dan tenang
bersama dengan semilir angin yang seolah-olah membelainya dengan
penuh rasa sayang.
Sebagai putri kerajaan Liliput, dia memikirkan nasib rakyat yang
tidak bahagia karena perbuatan ayahnya yang seenaknya sendiri. Ia
berjuang keras untuk memperjuangkan hak rakyatnya tetapi tetap saja
hasilnya nihil. Karena ayahnya tidak lain adalah raja kerajaan Liliput
yang selalu merusak dan menggagalkan rencananya.
Dia menangis dan menyesal karena perbuatan ayahnya.
Mendadak seorang kakek lewat dan mengajaknya bicara. Putri Liliput
pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada kakek
tersebut.
Kakek tersebut hanya tersenyum lalu berkata, “Tuan putri, jika
kau memang ingin memperjuangkan apa yang menurutmu benar,
teruslah berjuang!! Serta jangan pernah hiraukan apapun resikonya,
tetapi pikirkanlah anugerah apa yang akan kau peroleh jika kau terus
bekerja keras dan melakukan dengan sepenuh hati. Percayalah!”.
Setelah itu sang kakek menghilang dari pSaudarangan sang putri.
Putri Liliput pun kaget, dan perkataan kakek tadi terngiang-ngian terus
di pikirannya. Lalu dia bergegas menemui ayahnya, dia menangis di
kaki ayahnya sembari memohon.
“Ayah… dengan tidak mengurangi rasa hormatku padamu, aku
mohon jangan siksa rakyat kecil dengan ketidakadilan dan
ketidaksewenangan yang ayah lakukan.
Apa salah mereka ayah? Mereka mencintai ayah dengan sepenuh
hati, jiwa, dan raga, mereka menghormati ayah.---”
Raja pun turut menangis dan berkata, “Anakku, kau memang
gadis yang berhati mulia, tangisan tulusmu telah meluluhkan hatiku.
Baiklah, mulai sekarang aku akan berlaku adil kepada mereka dan
tidak semena-mena lagi. Aku akan berusaha mencintai mereka dengan
sepenuh hati seperti engkau mencintai mereka. “Terimakasih ayah..
Ayah memang lelaki terbaik di dunia ini”. Putri liliput memeluk erat
ayahnya.
Sejak saat itu, semua rakyat kerajaan Liliput termasuk raja dan
putri Liliput berbahagia karena penindasan yang dilakukan raja sudah
tidak ada lagi. Rakyat sangat berterimakasih kepada Putri Liliput karena
berkat tangisan tulusnya, hati raja bisa luluh.
Teks 3
Tidur Secara Teratur Dapat Memelihara Kesehatan Tubuh dan Otak
Fahro
Suatu hari di perkampungan daerah desa Mojolaban hiduplah
seorang anak tunggal yang bernama Fahro, Fahro adalah anak yang
rajin karena dia selalu menuruti nasihat dari orang tuanya. Tidak
hanya itu, Fahro termasuk anak yang mandiri dan juga taat beribadah.
Di waktu kecil nya Fahro bersekolah di SDN 1 Mojolaban yang
tempatnya sangat dekat dari rumahnya, hampir setiap hari Fahro tidak
pernah terlambat ke sekolah dan dia juga selalu mendapatkan ranking
10 besar, apalagi ketika Fahro duduk di kelas 6 dia sudah bisa
mendapatkan prestasi meraih ranking 2 paralel di sekolahnya.
Sehabis pulang dari sekolah Fahro tidak langsung pergi tidur
melainkan dia melakukan sholat duhur dan diteruskan dengan mengaji.
Masa kecil Fahro memang sangat disiplin sampai dia menginjak masa
remaja. Pada tanggal 2 Januari tahun 2007 Fahro pindah ke daerah
Lamongan, karena ayah Fahro yang bekerja sebagai buruh pabrik
terkena phk yang membuat dia terpaksa mencari pekerjaan baru.
Saat di Lamongan ayah Fahro bekerja sebagai wartawan, jadi
agak larut malam pulangnya sampai sampai Fahro jarang untuk bertemu
ayahnya sendiri. Di lamongan Fahro bersekolah di SMPN Jaya dia
masih rajin dan berdisiplin, setiap hari dia selalu mengerjakan tugas
tugasnya di sekolah. Hal ini tetap berlanjut sampai dia akhirnya lulus
dan diterima di sma favorit di SMAN 4 Jakarta, lalu sewaktu dia
berumuh 17 tahun ibunya meninggal dunia jadi setelah itu Fahro
merasa sangat sedih dan tak pernah lupa akan kesedihannya itu, dia
selalu mencari cari cara untuk melupakannya dimulai dari banyak
mencari kenalan teman baru, melakukan aktifitas aktifitas olahraga, dan
pergi bersama teman dekatnya. Hal itu kerap ia lakukan hingga Fahro
tidak sadar akan apa yang dia lakukan itu.
Sekarang Fahro kerap membolos sekolah, tak pernah
mengerjakan tugas tugas setiap matapelajaran, dan juga sampai minum
minuman keras. Meskipun Fahro dulunya orang yang sangat disiplin
tetapi karena keadaan yang menyakitkan itu dia menjadi seperti ini,
apalagi sekarang ayah Fahro yang sangat sibuk akan dan tidak pernah
lagi memberi nasihat kepada Fahro.
Fahro berubah menjadi anak yang nakal dan hampir saja dia
dikeluarkan dari sekolah, sebenarnya Fahro mempunyai sahabat yang
bernama Irul. Irul selalu mengingatkan Fahro untuk menghentikan
perbuatan perbuatannya itu yang pasti akan merugikan Fahro, tetapi
Fahro tidak pernah menghiraukannya.
Suatu hari Fahro pulang sangat larut malam sekitar jam setengah
3 pagi, saat tertidur pulas dia bermimpi bertemu ibunya yang sangat ia
sayangi Fahro memeluk erat ibunya itu, dan keesokan harinya Fahro
bangun dengan tetesan air mata yang menggenangi matanya. Setelah itu
dia tersadar untuk berubah menjadi orang yang benar seperti apa yang
selalu diajarkan ibunya. Dan pada akhirnya Fahro bisa membenahi
sikapnya dan melanjutkan sekolahnya dengan benar, hingga akhirnya
ia meraih prestasi yang ia inginkan. Sekarang Fahro sudah sukses, dia
berhasil dalam usaha wiraswastanya di bidang peternakan sapi.
a. Ragam Teks
Ragam teks adalah macam atau jenis teks/naskah berupa kata-kata asli
pengarang, bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan
sebagainya. Sementara itu, menurut Nurgiyantoro (2014) ragam teks adalah
macam atau tipe teks yang memiliki karakteristik umum. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Mitchel (2003) yang mengemukakan bahwa ragam teks
merupakan kategori pengelompokan teks yamg berdasarkan isi dan bentuk.
Dengan demikian, ragam teks adalah pengelompokkan teks berdasarkan isi dan
bentuk teks di antaranya macam-macam atau jenis-jenis teks yang terdiri atas teks
faktual, teks cerita, teks tanggapan, dan teks normatif.
1) Teks Faktual
Sebelum mempelajari teks faktual, bacalah teks di bawah ini!
Tak Konsisten
Suara alarm begitu keras mengusik tidur Joni yang begitu terlelap.
Dia masih mengeliat menahan rasa kantuk. Kemudian perlahan
membuka matanya.
“Oh Tuhan!” Joni terkaget melihat jam ternyata pukul 7 pagi. Dia
langsung bergegas mandi dan merapikan diri lalu tancap gas untuk
pergi ke kantor. Sesampai di kantor, dia sudah telat menghadiri meeting
yang dilaksanakan lebih cepat dari jam biasannya karena bosnya akan
segera ke luar kota. “Permisi, Pak. Bolehkah saya masuk?” Tanya Joni
pada bosnya yang sedang memimpin meeting. ”Silahkan duduk, Jon,
tapi maaf hari ini proyekmu digantikan Hamid.” “Tapi kenapa, Pak?
Saya hanya telat sebentar.” “Bukan masalah sebentar atau lama. Kita di
sini para pekerja profesional. Proyek itu sudah lama saya percayakan
padamu tapi kamu ternyata tidak bisa konsisten. Walaupun telat
sebentar, ada temanmu yang bisa memberi ide bagus untuk proyek itu.
Jadi maaf, sudah bagus kamu tidak saya keluarkan dari tim.” Jelas
bosnya dengan tegas.
Seketika Joni terdiam dengan wajah pucat. Setelah meeting
selesai joni pergi menuju meja kerjanya. “Ada apa hari ini, Jon? Kamu
sampai terlambat tak seperti biasanya.” “Ini salahku, Mer. Aku
begadang nonton bola sampai larut malam, sampai lupa kalau ada
proyek penting yang seharusnya menguntungkan bagiku.” “Oalah
makanya utamakan profesi dari pada hobi.” Sambung Meri sedikit
menasehati.
(dimodifikasi dari http://thegorbalsa.com/contoh-cerpen-singkat)
Setelah Saudara membaca teks di atas, dapatkah Saudara menjelaskan isi
yang terkandung di dalamnya? Adakah persamaan dengan teks sebelumnya?
Apakah teks tersebut berisi data dan fakta? Apakah teks tersebut bersifat nyata
dan benar-benar terjadi? Coba bandingkan dengan teks berikut ini.
a) Teks Deskripsi
Bacalah teks berikut ini!
Olahraga untuk kesehatan tubuh
b) Teks Prosedur/Arahan
Teks prosedur/ arahan merupakan jenis teks yang termasuk genre faktual,
subgenre prosedural. Menurut Mahsun (2018), “Tujuan sosial teks ini adalah
mengarahkan atau mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah di tentukan.”
Jenis teks ini lebih menekankan pada aspek bagaimana melakukan sesuatu, yang
dapat berupa salah satunya percobaan atau pengamatan. Teks ini memiliki
struktur berpikir: judul, tujuan, daftar bahan (yang diperlukan untuk mencapai
tujuan), urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan, dan simpulan. Untuk lebih
jelasnya dapat dicermati contoh teks berikut.
Tabel 2. Contoh Teks Prosedur/Arahan
Benda Pengantar Listrik Judul
Menyalakan lampu dengan memanfaatkan energi Tujuan
listrik
Untuk mengetahui benda yang dapat mengantar Daftar Bahan
listrik, maka perlu dilakukan percobaan. Sebelum
percobaan dilaksanakan, perlu di siapkan bahan
bahan yang diperlukan. Bahan-bahan yang
diperlukan itu adalah: (a) baterai, (b) dua buah
kabel, (c) bohlam, (d) benang, dan (e) tali plastik.
Setelah bahan-bahan yang digunakan terkumpul, Urutan tahapan
maka langkah yang ditempuh adalah berikut ini. pelaksanaan
Pertama, hubungan kedua kabel masing-masing
pada kedua ujung baterai. Selanjutnya, hubungkan
kedua ujung kabel ke bohlam. Bohlam akan
menyala.
Kemudian, gantikan kabel itu dengan benang.
Hubungankan kedua benang pada kedua ujung
baterai. Setelah itu, hubungkan kedua benang itu ke
bohlam. Bohlam tidak menyala. Akhirnya, hal yang
sama, ganti kedua benang itu dengan tali plastik.
Kemudian hubungkan kedua tali plastik itu ke
bohlam. Bohlam tidak meyala.
Dari percobaan tersebut, terlihat bahwa bohlam Pengamatan
menyala ketika dihubungkan pada baterai dengan
menggunakan kabel. Namun, bohlam tidak menyala
ketika dihubungkan pada baterai dengan
menggunakan benang atau tali plastik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kabel Simpulan
dapat mengantar arus listrik, sedangkan benang dan
tali plastik tidak dapat mengantar arus listrik.
Sumber: Mahsun (2018)
Untuk mengikat semua struktur teks agar menjadi satu, pemanfaatan konjungsi
penghubung antarparagraf pengisi struktur teks dimanfaatkan,
misalnya:”...setelah bahan-bahan..” , “...dari percobaan tersebut...”, dan “...dengan
demikian...” merupakan konjungsi penghubungan antarparagraf dalam struktur
yang berbeda. Konjungsi: “...setelah bahan-bahan...” digunakan untuk megikat
struktur “daftar bahan” dengan struktur “Urutan tahapan pelaksanaan” sedangkan
konjungsi “...dari percobaan tersebut...” digunakan untuk mengikat struktur urutan
tahapan pelaksanaan” dengan struktur “pengamatan”, dan konjungsi “...dengan
demikian...” digunakan untuk mengikat struktur “pengamatan” dengan struktur
“simpulan”, dengan cara demikian seluruh struktur teks menjadi satu kesatuan
yang kohesif. Untuk menambah pemahaman Saudara, silakan Saudara mencari
lagi contoh-contoh teks prosedur/arahan.
Sebagai bahan latihan analisislah teks prosedur berikut seperti contoh di
atas.
2) Teks Tanggapan
Teks tanggapan adalah teks yang berisi sambutan terhadap ucapan (kritik,
komentar, dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra, bayangan
dalam angan-angan. Teks genre ini dapat dibedakan menjadi dua buah teks, yaitu
teks eksposisi dan teks ekplanasi (Mahsun, 2018, & Tim Sergu dalam jabatan,
2017).
a) Teks Eksposisi
Teks ini berisi paparan gagasan atau usulan sesuatu yang bersifat pribadi.
Itu sebabnya, teks ini sering juga disebut sebagai teks argumentasi satu sisi
(Wiratno, 2014). Struktur berpikir yang menjadi muatan teks ekposisi adalah:
tesis/pernyataan pendapat dan alasan/argumentasi, serta pernyataan ulang
pendapat. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat di dalam contoh berikut.
Tabel 3 Contoh Teks Eksposisi
Struktur Teks Teks
Judul Goa Ngerit Nyaris Dilupakan
Tesis/Pernyataan Goa Ngerit yang berada di Desa Pakel, Kecamatan
Pendapat Watulimo, Kabupaten Trenggalek sudah lama tidak
terdengar gaungnya. Tempat tersebut sudah jarang sekali
dikunjungi orang sebagai tempat rekreasi. Mengapa hal itu
bisa terjadi?
Argumentasi Ada beberapa alasan mengapa tempat tersebut kini jarang
dikunjungi. Pertama, keindahan Goa Ngerit sudah tidak
seperti yang dulu. Masyarakat sekitar tampak secara liar
menambang batu yang ada di sekitar sungai maupun
ditubuh goa. Hal itu mengurangi keindahan dari tubuh goa
itu sendiri dan tebing sungai tampak semakin curam.
Kedua, kini tidak lagi terdengar kicauan burung yang
merdu karena sudah banyak yang mati diburu secara liar.
Masyarakat dengan bebesnya berburu burung atau hewan
lain karena merasa tidak ada sangsi yang tegas. Ketiga,
habitat sungaipun juga mulai terganggu karena
menggunakan obat dan alat strum ketika menangkap ikan
sehingga kejernihan serta keaslian sudah tidak kentara
lagi. Keempat, kesejukan dan keindahan tempat itu kini
tidak terasa lagi. Pencurian/penebangan hutan dianggap
sudah seperti pekerjaan biasa bagi masyarakat sekitar
tanpa berpikir dampaknya. Kelima, pemerintah tidak
pernah memikirkan akses jalan menuju ke lokasi tersebut
saat membangun jalan utama, sehingga tempat tersebut
terkesan terkucil karena sulit dijangkau oleh pengunjung.
Pernyataan Melihat kenyataan itu perlu perhatian dari pemerintah
Ulang Pendapat daerah dan kesadaran dari masyarakat untuk
mengembalikan keindahan Goa Ngerit agar menjadi
tempat wisata yang bisa mendatangkan pendapatan daerah
Kota Trenggalek pada umumnya dan sarana mengais
rezeki bagi masyarakat di sekitar Goa Ngerit pada
Khususnya.
Trimulat (dalam Mahsun, 2018)
Pada teks di atas, penggunaan konjungsi penghubung antarkalimat, yang berupa
nomina bilangan: “...pertama...”, “...kedua...”, “...ketiga...”, ”...keempat...”, dan
“...kelima...”, konjungsi ini relatif sama dengan konjungsi yang digunakan
pada teks genre cerita dan genre faktual: prosedur. Hanya bedanya, konjungsi
pada teks eksposisi digunakan untuk mengurut alasan-alasan yang digunakan
untuk memperkuat pendapat, sedangkan pada kedua genre tersebut masing-
masing digunakan untuk mengurutkan peristiwa yang dialami oleh tokoh utama
dan untuk mengurut tahapan pelaksanan percobaan.
Saudara silakan teks eksposisi berikut ini dianalisis sesuai contoh di atas, sebagai
latihan Saudara.
Nasib Hutan Kita yang Semakin Suram
Oleh Wisnu Rusmantoro
3) Teks Cerita
Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal,
peristiwa, mengisakan kejadian yang telah ada, perbuatan, pengalaman yang
dinamis dalam suatu rangkaian waktu.(Keraf, 2001 &KBBI, 2018). Teks cerita
termasuk genre sastra dalam jenis teks tunggal (teks cerita). Teks cerita terdiri dari
teks cerita ulang, naratif, anekdot, dan eksemplum. Untuk keempat jenis teks
tersebut akan di kutip teks hasil modifikasi oleh Santosa (2013) dan
dikembangkan oleh Mahsun (2018).
Pada teks cerita ulang terlihat bahwa rentetan peristiwa yang dialami tokoh
Lebai Malang ditata dengan menggunakan konjungsi yang menunjukkan urutan
peristiwa. Mulai dari penggunaan konjungsi “pertama” lalu “akhirnya”. Konjungsi
pengurutan peristiwa menjadi salah satu benang pengikat yang menyatukan
antarparagraf pembentuk teks tersebut. Selain menggunakan konjungsi, teks diikat
oleh piranti penyatuan yang berupa pengulangan dalam bentuk anaforis: “ia” atau
“-nya” yang merujuk pada “Lebai Malang”. Patut ditambahkan, bahwa pada teks
penceritaan ulang atau rekon, gagasan/pikiran tentang “masalah” dimuat dalam
satu struktur teks, yaitu struktur rekaman kejadian.
b) Anekdot
Anekdot dapat diartikan sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan
pada kenyataan yang terjadi di masyarakat (Oktarisa, 2014). Teks anekdot
memiliki tujuan sosial yang sama dengan teks cerita ulang (Mahsun, 2018).
Hanya saja, peristiwa yang ditampilkan membuat pasrtisipan yang mengalaminya
merasa jengkel atau konyol (Wiratno, 2014). Teks ini memiliki struktur berpikir:
judul, pengenalan/orientasi, krisis/masalah, reaksi.
Tabel 6. Contoh Teks Anekdot
Struktur Teks Teks
Judul Lebai Malang
Pengenalan/Orientasi Tersebutlah kisah seorang guru agama yang hidup di
tepi sungai disebuah desa di Sumatra Barat. Pada
suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua
orang kaya dari desa-desa tetangga.
Masalah/Krisis Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan
waktu yang bersamaan. Pak Lebai menimang-nimang
untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi, ia tidak
pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia
berpikir, kalau ia ke pesta di desa hulu sugai, tuan
rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala
kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan
rumah tersebut. Menurut berita, masakan orang-
orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai.
c) Eksemplum
Pendapat Mahsun (2018), “Teks ini memiliki tujuan sosial menilai perilaku
atau karakter dalam cerita. Itu sebabnya, teks ini memiliki struktur: judul,
pengenalan/orientasi, kejadian/insiden, dan interpretasi.” Untuk jelasnya dapat di
cermati teks berikut ini.
Tabel 7. Contoh Teks Eksemplum
Struktur Teks Teks
Judul Lebai Malang
Pengenalan/Orientasi Tersebutlah kisang seorang guru agama yang hidup di
tepi sungai di sebuah desa di Sumatra Barat. Pada
suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua
orang kaya dari desa-desa tetangga.
Kejadian/Insiden Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan
waktu yang bersamaan. Pak Lebai menimang-nimang
untung dan rugi dari setiap undangan. Ia tidak pernah
dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir,
kalo pergi ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah
akan memberinya hadia dua ekor kepala kerbau.
Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah
tersebut. Menurut berita, masakan orang-orang hulu
sungai tidak enak orang hilir sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan
mendapat hadiah seekor kepala kerbau dengan di
masak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan
rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai
akan memberi tamunya dengan tambahan kue-kue.
Hingga ia mulai mengayuh perahunya ke tempat
pestapun ia belum dapat memutuskan pesta mana
yang akan dipilih.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu
sungai.baru tiba ditengah perjalanan, ia mengubah
pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah
hilir. Begitu hampir sampai di desa hilir sungai,
dilihatnya beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu
tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih
di sana sangat kurus. Ia pun mengubah haluan
perahunya menuju hulu sungai. Sesampainya di tepi
desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang.
Pesta di sana sudah selesai.
Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju
desa hilir sungai. Sayangnya, di sana pun pesta sudah
berakhir.
Akhirnya, pak Lebai pun menggerutu menyesali apa
yang dilakukan. Pak Lebai tidak mendapat kepala
kerbau yang diinginkannya.
Interpretasi Maka, sebaiknya orang itu jangan tamak. Maunya
mendapatkan banyak, tapi akhirnya tidak ada yang
didapat sama sekali.
Sumber: Mahsun (2018)
Seperti halnya kedua teks genre cerita yang dipaparkan di atas, teks
eksemplum juga memanfaatkan konjungsi dan piranti pengikat struktur teks
lainnya agar keseluruhan struktur teks menjadi padu. Masalah yang muncul serta
pemecahannya tercantum di dalam struktur yang sama, yaitu pada struktur:
masalah/krisis/insiden. Bedanya, teks penceritaan ulang berakhir dengan kejadian
tanpa ditampakkan reaksi pelaku terhadap peristiwa yang dialaminya, dan pada
teks anekdot terdapat reaksi pada peristiwa yang dialami tokoh. , maka pada teks
eksemplum bukan reaksi individu pelaku utama terhadap peristiwa tetapi
peristiwa yang berupa pesan moral dari kejadian yang dialami tokoh utama. Pesan
itu tidak terkait dengan tokoh utama tetapi terkait dengan pihak partisipan yang
mendengar atau membaca cerita. Dengan demikian, struktur akhir teks itu adalah
interpretasi penulis terhadap kejadian yang dialami pelaku, dan diharapkan dapat
menjadi bahan renungan moralitas bagi partisipan.
d) Naratif
Teks tipe ini, sama dengan ketiga teks genre cerita yang dipaparkan
sebelumnya. Menurut Mahsum (2018), “Teks naratif model penceritaan pada teks
tipe ini, antara masalah dengan pemecahan masalah tidak menyatu dalam satu
struktur teks seperti pada teks penceritaan ulang, anekdot, dan eksemplum.” Ia
terpisah dalam struktur teks yang berbeda. Itu sebabnya, teks tipe ini memiliki
struktur berpikir: judul, pengenalan/orientasi, masalah/komplikasi, dan
pemecahan masalah.
Tabel 8. Contoh Teks Naratif
Struktur Teks Teks
Judul Lebai Malang
Pengenalan/Orientasi Tersebutlah kisah seorang guru agama yang hidup
ditepi sungai di sebuah desa di Sumtra Barat. Pada
suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua
orang kaya dari desa-desa tetangga.
Masalah/Komplikasi Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan
waktu yang bersamaan. Pak Lebai menimang-nimang
untung dan rugi dari setiap undangan. Ia berpikir,
kalau ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah
akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau.
Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah
tersebut. Menurut berita, masakan orang-orang hulu
sungai tidak seenak orang hili sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan
mendapat hadia seekor kepala kerbau yang dimasak
dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah
tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan
memberi tamunya tambahan kue-kue.
Pemecahan Pak Lebai berpikir keras untuk mendapat semuanya.
Masalah/Resolusi Setelah beberapa saat, dikayuh sampainya menuju
hilir sungai lebih dahulu dari tetangganya. Karena ia
kenal baik dengan tuan rumah itu, ia diterima dengan
baik oleh tuan rumah. Sesaat kemudian, pak Lebai
mulai berakting. Ia tidak bisa berlama-lama
mengahdiri pesta ini karena sesuatu hal. Oleh karena
itu, tuan rumah mengizinkannya. Dan karena sudah
menghadiri pestanya, maka tuan rumah memberikan
hadiah satu kepala kerbau yang dimasak enak.
Setelah pamitan, Pak Lebaipun segera pergi ke pesta
hulu sungai. Ia mengayuh dengan cepat, karena tidak
ingin melambat. Ketika sampai di sana, acara baru di
mulai. Maka legalah hatinya. Setelah selesai pesta,
Pak Lebaipun mendapat dua kepala ekor kerbau dan
ditambah kue-kue.
Sumber: Mahsun (2018)
Seperti halnya, ketiga teks genre cerita yang dipaparkan sebelumnya, piranti
yang berupa pengulangan/repetisi, anaforis, konjungsi penghubungan
antarparagraf: setelah beberapa saat, saat kemudian, oleh karena itu, setelah
pamitan, setelah selesai dan lain-lain dimanfaatkan untuk mengikat keseluruhan
unsur pengisi struktur teks menjadi satu kesatuan.
Perbedaan mendasar teks cerita ulang dengan teks naratif, anekdot, dan
eksemplum, terletak pada sudut pSaudarang dalam melihat peristiwa yang
diceritakan. Teks cerita ulang memSaudarang peristiwa sebagai sesuatu yang
wajar atau lazim terjadi, sedangkan teks naratif, anekdot, dan eksemplum
memSaudarang peristiwa sebagai sesuatu yang tidak lazim.
4) Teks Normatif
Normatif adalah berpegang teguh pada norma aturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku (KBBI, 2018). Jadi pada dasarnya teks normatif adalah
teks yang isinya ditulis berdasarkan sebuah peraturan, norma-norma atau
peraturan yang berlaku, baik di lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan
kenegaraan yang berkaitan dengan hukum atau undang-undang. Teks normatif
biasanya memiliki unsur tentang agama atau nilai kebaikan.Untuk lebih jelasnya,
lihatlah contoh teks normatif di bawah ini.
Tabel 9. Contoh Teks Normatif
Struktur Teks
Teks
Judul Hijabmu Mahkotamu
Rinai hujan yang memusimkan di bulan November seakan
akan awan menangis dan langit pun menyelimuti
Zaman kini telah berbeda, dimana masa yang banyak
dipengaruhi oleh budaya asing. Seolah-olah manusia mudah
terjerumus dengan hal hal yang negatif. Yang tak disangka
malah terjadi, sedangkan yang diharapkan tak terwujudkan.
Berawal dari 2 orang akhwat yang bersahabat bernama
Maidina Fadhila dan Hanifa Salsabila. Maidin (Maidina
Fadhila) mempunyai karakter yang religius, pintar agama, dan
selalu sabar dalam hal apapun. Sedangkan Ifa (Hanifa
Salsabila) sifat nya kalah jauh dari sahabatnya, ia senang
sekali bergaul dengan para ikhwan walaupun yang baru
dikenalnya pun ia sudah bisa langsung akrab dan ia selalu
tebar pesona terhadap para kaum adam tersebut.
Saat di halte, mereka sedang menunggu bus sambil
berbincang- bincang.
“Maidin, kamu lihat gak cowok geng motor yang kulitnya
putih terus pake anting sebelah dan dia sering nongkrong di
kafe moccala itu? dia kece banget Mai” ucap Ifa yang
terpesona.
“Astagfirullah Ifa, istighfar. Ini bulan puasa, jaga
perkataanmu dari yang bukan makhram mu. Dosa!” tegur
Maidin.
“Hmmm iya iya Mai, maaf.”
“Maafnya jangan sama aku, tetapi minta ampun sama Allah”
ucapnya sedikit tegas. Ifa pun terdiam saat ditegur oleh
sahabatnya.
“
Keesokan harinya…
Maidin berkunjung ke rumah Ifa.
“Assalamu’alaikum ifa”
“Wa’alaikum salam. Eh Maidin, tumben ke rumahku” dengan
senyum terpaksa
“Hehe iya. Mau silaturahmi aja.” Senyumnya yang sangat
manis.
“Hmmm bilang aja mau ngekritik aku lagi.” Tak tahu kenapa
ada penyakit hati yang di dalam diri Ifa sampai ia bergumam
seperti itu di dalam hatinya.
“Maidin, kita ke mall yuk. Di sana banyak barang yang lagi
promo loh!” ajak Ifa.
“Maaf ya Ifa, aku gak bisa. Lebih baik kamu ikut aku ke
pengajian aja. Daripada ke mall gak ada faedahnya, udah gak
dapat pahala, ngabis ngabisin duit lagi. Lagian barang
barangmu di rumah kan masih banyak yang bagus.” Maidin
menolak ajakan Ifa dan ia balik mengajak nya ke tempat
pengajian, karena di bulan Ramadhan ini Maidin tidak ingin
menyia nyiakan waktunya untuk berfoya-foya.
“Hmm ya sudah kalau gitu, aku mau pergi ke mall bareng
Fauzi aja.” Ifa tetap menolak ajakan Maidin dan ia malah
hendak kencan dengan seorang ikhwan lain.
“Astagfirullah. Fauzi? Siapa lagi itu Fa?” Maidin langsung
menyentuh dadanya karena terkejut sahabatnya akan
berpergian berdua dengan yang bukan makhramnya.
“Dia hanya teman aku kok. Udah kamu tenang aja aku bakal
aman sama dia” Ifa merangkul bahu Maidin.
“Ya Allah, Ifa mengumbar ngumbar auratnya sehingga tidak
memakai hijabnya dan ia hendak berkencan dengan seorang
ikhwan yang bukan makhramnya. Ampuni sahabatku ya
Allah.” Maidin merintih dalam hati.
“Ya udah Fa, aku berangkat ke pengajian dulu ya.
Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam”
a) Kalimat aditif
Kalimat aditif adalah kalimat terikat yang bersambung pada kalimat
pernyataan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
Contoh:
(1) Sedangkan bulan Mei, terang hujan tidak ada.
(2) Hanya belum punya anak.
b) Kalimat responsif
Kalimat responsif adalah kalimat terikat yang bersabung pada kalimat
pertanyaan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
Contoh:
(1) Ya!
(2) Tadi malam!
c) Kalimat interjektif
Kalimat interjektif adalah kalimat yang dapat terikat atau tidak.
Contoh:
(1) Wah ini baru namanya penampilan!
(2) Semoga Allah memberikan petunjuk!
Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa inti dan perubahannya,
kalimat dibedakan menjadi kalimat inti dan kalimat noninti.
b) Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap,
bersifat deklaratif, aktif, netral, atau firmatif.Biasanya disebut kalimat dasar.
Contoh:
(1) FN + FV : Bapak datang
(2) FN + FV + FN: Ibu membeli sayur
(3) FN + FN : Ayah guru.
c) Kalimat Noninti
Kalimat ini dapat diubah menjadi kaliat noninti dengan berbagai proses
transforasi; pemasifan, pengingkaran, penanyaan, pemerintahan, pelepasan,
dan penembahan.
Contoh:
(1) Buku dibaca oleh Alya.
(2) Alya tidak membaca buku.
(3) Apakah Alya membaca buku?
Berdasarkan jenis klausa, kalimat dibedakan atas kalimat verbal dan kalimat
nonverbal.
a) Kalimat verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal.
Contoh:
(1) Alya menulis surat,
(2) Ibu bertamu ke rumah bibi.
(3) Surat ditulis Alya.
b) Kalimat nonverbal
Kalimat nonverbal adalah kalimat yang dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai
kontituen dasarnya.
Contoh:
(1) Nenekku pensiunan guru.
(2) Mereka di kamar depan.
(3) Ibu guru cantik sekali.
Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk paragrap, kalimat dibedakan atas:
a) Kalimat Bebas
Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran
lengkap, atau kalimat yang dapat memulai sebuahparagrap, wacana tanpa
konteks lain yang memberi penjelasan.
b) Kalimat Terikat
Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran
lengkap.
Contoh:
Sekarang di Riau sukar mencari terubuk (1). Jangankan ikannya, telurnya pun
sangat sukar diperoleh (2). Kalau pun bisa diperoleh, harganya melambung
selangit (3). Makanya, ada kecemasan masyarakat nelayan di sana bahwa
terubuk yang spesifik itu akan punah (4).
Kalimat (1) pada teks di atas adalah contoh kalimat bebas. Tanpa harus diikuti
kalimat (2), (3), dan (4), kaliat sudah dapat menjadi ujaran lengkap yang bisa
dipahami. Sedangkan kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat terikat. Ketiga
kalimat itu secara sendiri-sendiri tidak dapat dipahami, sehingga tidak dapat
berdiri sendiri sebagai sebuah ujaran.
2) Paragraf
Paragraf dapat diartikan sebagai satuan gagasan di dalam bagian suatu
wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan dalam
mengusung satu kesatuan pokok pembahasan.Dengan demikian, paragraf
merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat.Namun, paragraf juga
masih merupakan bagian dari satuan bahasa lainnya, yaitu wacana.Sebuah wacana
umunya dibentuk lebih dari satu paragraf. (Kosasih & Hermawan, 2012)
Secara umum, paragraf dibentuk oleh unsur gagasan pokok dan beberapa
gagasan penjelas.Selain itu, ada unsur yang disebut kalimat utama dan kalimat
penjelas. Hubungan kalimat utama dengan kalimat penjelas sering kali memerluka
kehadiran unsur lain yang berupa kata penghubung atau konjungsi. Berikut
disajikan diagram unsur-unsur paragraf.
Unsur-
unsur
paragraf
Gagasan Gagasa
utama n
penjela
s
Kalimat
Kalimat penjelas
utama
Contoh:
Pak Amat mengidap kanker paru-paru. Oleh sebab itu, ia banyak merokok.
Cuplikan tersebut menyatakan hubungan sebab-akibat. Namun demikian,
hubungan tersebut tidak logis. Ketidaklogisan tersebut terletak pada penggunaan
konjungsi sebab itu, yang berarti kanker merupakan penyebab seseorang banyak
merokok. Padahal justru sebaliknya: banyak merokok dapat menyebabkan kanker.
2) Kesatuan paragraf
Kesatuan paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang
berkaitan secara utuh, padu, dan membentuk satu kesatuan pikiran.
3) Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap seperti
gagasan pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas.
Berdasarkan tabel kompetensi dasar (KD) 4.1 sekolah dasar, dapat diketahui
bahwa materi inti kompetensi dasar (KD) tersebut adalah teks deskriptif.
Sementara kompetensi yang diukur adalah mengamati dan menirukan.
Tabel 16. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Ragam Teks dan Materi Inti
Kompetensi Yang
KD
Materi Inti Diukur
4.1 Mengamati dan 1.Teks deskriptif Mengamati dan
menirukan teks tentang anggota menirukan
deskriptif tentang tubuh dan panca
anggota tubuh dan indra.
pancaindra, wujud dan 2. Teks deskriptif
sifat benda, serta tentang wujud dan
peristiwa siang dan sifat benda.
malam secara mandiri 3. Teks deskriptif
dalam bahasa Indonesia tentang peristiwa
lisan dan tulis yang siang dan malam.
dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah
untuk membantu
penyajian
KD : KD:
3.1. Mencermati gagasan pokok dan 4.1 Menata informasi yang didapat
gagasan pendukung yang diperoleh dari teks berdasarkan keterhubung
dari teks lisan, tulis, atau visual an antargagasan ke dalam kerangka
tulisan
IPK Pendukung IPK Pendukung
3.1.1 Menentukan kalimat utama 4.1.1 Menyajikan informasi yang
dari teks tulis. didapat dari teks berdasarkan
3.1.2 Menentukan kalimat utama keterhubungan antargagasan
dari teks visual. dalam bentuk peta pikiran
Contoh:
Strategi : PORPE (predict, organize, rehearse, practice, evaluate)
Kegiatan Alokasi
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
1. Guru mengucapkan salam
2. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 15
agama dan keyakinan masing-masing, menit
dengan dipimpin oleh salah satu siswa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru melakukan apersepsi (menanyakan
tentang materi pelajaran yang telah
Kegiatan dipelajari pada pertemuan sebelumnya).
pembuka 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai .
6. Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah
pembelajaran.
7. Guru memberi motivasi belajar peserta
didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari.
8. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang
jumlah anggotanya 2-3 orang. 150
Kegiatan Inti 9. Setiap siswa dalam kelompok mendapat
lembar kerja siswa. menit
10. Setiap siswa mendapatkan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan malam yang ada dalam LKS.
11. Siswa mengamati penjelasan guru
mengenai strategi dan petunjuk dalam
kegiatan membaca dan mengisi lembar
kerja siswa (LKS).
12. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan
petunjuk yang telah disampaikan guru.
Predict (10 menit)
13. Siswa membaca sekilas teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan malam.
14. Siswa menyusun prediksi dari teks
deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta
peristiwa siang dan malam dengan cara
menyusun 3 pertanyaan yang berkaitan
dengan isi teks.
Organize (30 menit)
15. Siswa membaca kembali teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan malam dengan teliti.
16. Siswa menuliskan ide pokok tiap paragraf
pada bagan peta konsep yang telah
disediakan pada lembar kerja siswa.
17. Siswa menuliskan simpulan dari teks yang
telah dibaca.
Rehearse (10 menit)
18. Siswa membaca secara berulang atau
menghafalkan ide pokok yang telah ditulis
pada peta konsep.
Practice (25 Menit)
19. Siswa menjawab pertanyaan prediksi yang
telah dibuat pada tahap predict.
20. Siswa menceritakan kembali isi teks yang
telah dibaca dengan cara menuliskannya
pada lembar kerja siswa .
Evaluate (5 menit)
21. Siswa menukar hasil karyanya dengan
pasangannya.
22. Siswa dengan pasangannya mengevaluasi
hasil kerja dengan menggunakan panduan
checklist yang diberikan oleh guru.
23. Siswa membuat 3 pertanyaan untuk
wawancara mengenai teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan malam pada lembar kerja siswa.
24. Siswa melakukan kegiatan wawancara
dengan pasangannya.
25. Siswa menuliskan laporan hasil wawancara
pada lembar yang telah disediakan.
26. Siswa mengkomunikasikan hasil kerjanya
mengenai laporan mewawancarai teman.
27. Guru memberikan apresiasi dan penguatan
terhadap hasil kerja siswa.
28. Siswa bersama guru melakukan tanya
jawab mengenai teks deskriptif tentang
anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan
sifat benda, serta peristiwa siang dan
malam.
29. Siswa mengamati lingkungan sekitar dan
melakukan tanya jawab mengenai anggota
tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta peristiwa siang dan malam.
30. Siswa mencari informasi tambahan yang
dibutuhkan mengenai anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta
peristiwa siang dan malam dalam teks yang
terdapat dalam LKS.
31. Siswa menuliskan 3 contoh anggota tubuh
dan pancaindra, wujud dan sifat benda,
serta peristiwa siang dan malam dalam
kehidupan sehari-hari.
32. Guru memberikan apresiasi dan penguatan
mengenai perubahan energi yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan 33. Siswa bersama guru melakukan refleksi 45
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
Penutup
dilaksanakan. menit
34. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan
pembelajaran.
35. Guru memberikan simpulan akhir
pembelajaran.
36. Siswa diberikan lembar evaluasi individu.
37. Guru memberikan tindak lanjut .
38. Guru menyampaikan inti pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya .
39. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran.
40. Guru mengucapkan salam penutup.
g. Penilaian
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan
jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatn pendidik.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrument tes tulis berupa
soal pilihan gSaudara, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Instrument uraian dilengkapi pedoman penskoran. Instrument tes lisan
berupa daftar pertanyaan. Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau
proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas. Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran teks fiksi perlu diintegrasikan
dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoretis (Tri Priyatni, 2019).
Contoh/ ilustrasi dalam pembelajaran mendongeng atau bercerita untuk
pengembangan bahasa lisan siswa, maka penilaian harus diintegrasikan dengan
penilaian menyimak, membaca dan menulis.
4. Tugas Terstruktur
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di KB- 1. Untuk
memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari, silahkan
Saudara selesaikantugas terstruktur berikut.
Indahhnya Persahabatan
KD
4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan
bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
3. Forum Diskusi
Untuk menambah penguasaan materi Saudara, silakan beri pendapat
mengenai topik diskusi di bawah ini!
Sebagai seorang guru, apakah Saudara pernah mengalami kesulitan dalam
mengajarkan teks eksplanasi dan deskripsi di SD kelas tinggi? Bagaimana solusi
yang Saudara lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
C. Penutup
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di KB-1. Untuk
menambah penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari, silakan
Saudara baca rangkuman berikut.
1. Rangkuman
Ragam teks adalah macam-macam atau jenis-jenis teks.Ragam teks terdiri
dari teks faktual, teks tanggapan, teks cerita, dan teks normatif. Teks faktual
adalah teks yang berisi suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi,
tetapi tidak terikat dengan waktu. Dengan kata lain, suatu kejadian yang faktual
bisa terjadi di masa lalu ataupun masa sekarang. Teks faktual dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu teks deskripsi dan teks prosedur/arahan.
Teks tanggapan adalah teks yang berisi sambutan terhadap ucapan (kritik,
komentar, dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra, bayangan
dalam angan-angan. Teks tanggapan dibedakan menjadi dua buah teks, yaitu teks
eksposisi dan teks ekplanasi.
Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal,
peristiwa, kejadian, perbuatan, pengalaman, dan sebagainya. Teks cerita terdiri
dari teks cerita ulang, naratif, anekdot, dan kesimpulan.
Satuan bahasa pembentuk teks terdiri dari kalimat dan paragraf.Kalimat
adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar dan intonasi final.
Konstituen dasar itu dapat berupa klausa, frase, maupun kata.Paragraf dapat
diartikan sebagai satuan gagasan di dalam bagian suatu wacana, yang dibentuk
oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan dalam mengusung satu kesatuan
pokok pembahasan. Dengan demikian, paragraf merupakan satuan bahasa yang
lebih besar daripada kalimat
2. Tes Formatif
Selamat, Bapak/Ibu telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan
Belajar 1. Untuk memastikan penguasaan Bapak/Ibu terhadap materi yang telah
dipelajari, silahkan Bapak/Ibu menyelesaikan Tes Formatif berikut. Selamat
Mengerjakan.
1. Bacalah teks di bawah ini!
Kemiskinan
Kemiskinan adalah tingkat masyarakat dengan pendapatan yang
rendah. Dengan pendapatan yang rendah masyarakat tidak mempu
untuk mencukupi kebutuhan pokok seperti makan, minum, pakaian,
tempat berlindung, dan pendidikan.
Biasaya masyarakat miskin cenderung bertempat tinggal
dibantaran kali, bawah jembatan, dan tempat-tempat yang justru bukan
tempat layak mendirikan bangunan. Terkadang justru mereka
membangun tempat tinggal di atas tanah milik negara.
Kemiskinan tidak hnaya menjadi fenomena yang terjadi di
Indonesia, tetapi juga menjadi fenomena yang terjadi hampir di seluruh
dunia. Banyak negara berkembang yang juga memiliki permasalah
yang sama tentang kemiskinan seperti negara Indonesia.
Berdasarkan teks di atas, sebuah paragraf harus memiliki syarat tertentu yaitu...
A. Kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan
B. Kelengkapan, persatuan, dan keadilan
C. Kelengkapan, kesantunan, dan kerancuan
D. Kepaduan, kesatuan, dan kesukaan
E. Kepaduan, kedantunan, dan keadilan
8. Bacalah teks di bawah ini!
1. C
2. A
3. C
4. A
5. C
6. D
7. A
8. A
9. D
10. C
Tim Sergu dalam Jabatan. (2017). Buku Suplemen Pendidikan dan Latihan PLPG.
Bandung: UPI
Ulfa, N. (2018). Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Bahasa Makasar melalui
Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bajeng Barat Kabupaten
Gowa. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia dari:
http://eprints.unm.ac.id/10387/1/ARTIKEL%20NURUL%20ULFA.pdf
MODUL 1
BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 2
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI
Nama Penulis:
Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.
A. Pendahuluan
Pemahaman yang kuat terhadap pola dan variasi teks merupakan modal
budaya atau cultural capital bagi manusia. Pemahaman tentang struktur, fungsi,
dan kebahasaan teks fiksi dapat membantu menciptakan koneksi antara pembaca
dan penulis. Pembaca akan mampu membaca cepat, dan penulis akan mampu
mengantisipasi harapan pembaca ketika membaca tulisannya berdasarkan teks
sejenis yang sudah dibaca sebelumnya.
1. Deskripsi Singkat
Dalam KB 2, Saudara akan mempelajari struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan teks fiksi. Modul ini disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang
harus dicapai dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar.
2. Relevansi
Materi yang disajikan relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru profesional ketika mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan
dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa Indonesia.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal
10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.” Kompetensi profesional guru, dimana
mengulas materi tentang struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksisecara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Tidak hanya menguasai materi, Saudara juga akan
mampu mengembangkan materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi
secara kreatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Mengingat siswa
sekolah dasar memerlukan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam modul ini, Saudara akan belajar bagaimana memahami peserta didik
dengan karakter yang beragam dari segi perkembangan bahasa anak. Dari
pemahaman tersebut korelasinya adalah Saudara akan merancang perencanaan
pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia yang
sesuai dengan konteks struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi di
sekolah dasar.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu Saudara memahami modul ini perlu diperhatikan beberapa
petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian penting yang terdapat di dalam modul ini
sampai Saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari modul ini
b. Pahamilah pengertian demi pengertian dari modul ini melalui pemahaman dan
pengalaman sendiri serta diskusikanlah dengan teman atau dosen pembimbing
Saudara
c. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet
d. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat
pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul.
e. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman Saudara.
1. Capaian Pembelajaran
Sesuai dengan isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan (CPMK) ke-2 Pendalaman Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk KB-2
adalah menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi serta aplikasinya
dalam pembelajaran di SD.
a. Teks Fiksi
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
berdasarkan imajinasi pengarang (Kosasih dan Kurniawan, 2019). Imajinasi
pengarang tersebut diolah berdasarkan pengalaman, pSaudarangan, tafsiran,
kecendikiaan, wawasan, dan penilaiannya terhadap berbagai peristiwa, baik
peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan (Rubin, 2008). Teks fiksi dinikmati
pembaca sebagai sarana hiburan. Berikut contoh teks fiksi.
Cici dan Serigala
Karya Lilik Choir
Sore itu tiga kelinci kecil, Cici, Pusi, dan Upi bermain bersama
di tempat lapang di hutan. Tiba-tiba Cici melihat sesuatu tergeletak
dalam bungkus plastik. “Hai teman-teman… lihatlah!” Cici berteriak
sambil menunjuk ke arah bungkusan plastik. “Wah…..makanan teman-
teman…,” teriak Upi.
“Asyik….sore ini kita makan enak…,” Pusi bersorak kegirangan. Cici
mengambil kue itu, membuka bungkusnya dan tercium aroma harum
dari kue itu. Tiba-tiba muncul niat liciknya.“Ah… pasti nikmat sekali
apalagi jika ku makan sendiri tanpa berbagi dengan mereka,”
gumamnya dalam hati.
“Teman-teman sepertinya kue ini bekal Pak Tukang Kayu yang sering
ke hutan ini, mungkin dia baru saja ke sini dan belum pergi terlalu jauh.
Bagaimana jika ku susul kan kue ini, bukankah menolong orang juga
perbuatan mulia?” Cici meyakinkan temannya.
Raut kecewa tergambar di wajah Upi dan Pusi. Mereka gagal
makan kue yang beraroma lezat itu. Cici berlari menjauhi temannya dan
memakan kue itu sendiri. Tiba-tiba…Bruuukk…!!
“Aaahgg….tolooooong…,” Cici menjerit keras. Seekor serigala muncul
dari balik semak dan langsung menerkam tubuh mungil Cici. Cici pun
menangis dan terus berteriak minta tolong. Cici memutar otak mencari
cara bagaimana agar ia bisa bebas dari cengkeraman serigala itu.
Akhirnya, ia mendapatkan ide. “Pak Serigala, aku punya dua teman
disana. Bagaimana jika mereka kujemput ke sini supaya kamu dapat
makan lebih banyak lagi?” Cici berusaha mengelabui Serigala itu.
“Baiklah, segera panggil mereka tapi aku harus ikut di beakangmu,”
jawab Serigala. “Pelan-pelan saja ya, supaya meraka tidak mendengar
langkah kakimu. Aku khawatir meraka akan lari ketakutan.”Cici pun
berlari ke arah teman-temannya yang ditinggalkan tadi. Sementara
Serigala mengikutinya dengan langkah pelan. Menyadari hal itu, Cici
berlari sekuat tenaga sambil sesekali memenggil temannya.
“Ups…..!”, kaki Cici tiba-tiba terasa ada yang menarik. Ia pun menjerit
dan bahkan tidak berani membuka mata.
“Jangan Pak Serigala…..Jangan makan aku, ampuni aku.” “Sst….., ini
aku Ci, bukalah matamu, ini Upi dan Pusi.” “Ayo cepat Ci…..” dengan
rasa kebersamaan mereka pun akhirnya selamat. Napas mereka
tersengal-sengal, keringatnya bercucuran. Cici menangis tersedu-sedu.
“Hik…hik….maafkan aku teman-teman, aku bersalah pada kalian. Aku
telah berbohong,” Cici akhirnya menceritakan kejadian yang
sebenarnya.
Temannya tidak marah apalagi membencinya. Cici pun berjanji
tidak akan mengulanginya lagi. “Sudahlah Cic, kami memaafkanmu,”
kata Pusi dengan bijak. “Terima kasih kawan, aku janji tidak akan
mengulanginya lagi” jawab Cici dengan tulus.
(Choir dalam Kosasih, 2019)
2) Perwatakan
Perwatakan adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita (Budihastuti, 2015).
Penyampaian perwatakan tokoh tergantung pada pengarangnya. Ada yang sekali
saja gambaran itu ditampilkan, pembaca sudah merasakan adanya watak tokoh.
Namun tidak jarang pula pengarang melibatkan tokoh dalam kejadian-kejadian
tertentu untuk menggambarkan watak tokohnya. Pernyataan tersebut sejalan
dengan pendapat Kaufman dan Libby (2012) dan Al Alami (2016), “Bahwa
pengarang menyuguhkan perwatakan dengan berbagai macam kepribadian,
perspektif, peristiwa, hasil, dan realisasi. Tidak jarang juga gambaran perwatakan
dapat mencerminkan bagaimana kualitas teks fiksi, jika pengarang dapat
menciptakan tokoh dengan perwatakan menarik, pembaca tidak akan jenuh
membacanya. Pernyataan tersebut didukung oleh Shaw (2013), “Bahwa
perwatakan tokoh dirancang untuk melihat kualitas suatu cerpen.Dengan
memahami unsur perwatakaan, pembaca dapat mengindentifikasi dan menafsikan
tokoh-tokoh dalam teks fiksi. Berikut contoh perwatakan dalam teks fiksi.
Muncul Rena telah lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliahnya di Kota.
konflik Rena mendapatkan beasiswa karena kecerdasannya.
Klimaks Rena meminta izin untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota
untuk kuliah. Nenek Rena tidak mengizinkan sehingga membuat
Rena marah dan memutuskan untuk melarkan diri dari rumah.
Berdasarkan tahapan pada alur cerita cerpen “Impian” tersebut, dapat disimpulkan
bahwa cerpen tersebut memiliki alur maju.
4) Latar
Latar merupakan salah satu unsur yang turut membangun isi dari sebuah
cerita. Sebuah cerita harus jelas tempat, ruang, dan suasana cerita itu berlangsung.
Latar adalah gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana dialami oleh tokoh
(Siswanto, 2008). Latar dibagi menjadi: a) latar tempat, yakni lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, baik dapat dijumpai dalam
dunia nyata ataupun tempat tertentu yang tidak disebutkan secara jelas (pembaca
harus menebak sendiri); b) latar waktu, yakni kapan terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam cerpen; dan c) latar sosial, yakni hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat suatu tempat yang
diceritakan dalam cerpen, misalnya: kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi,
pSaudarangan hidup, pola pikir dan bersikap Rahmanto (1988). Berikut contoh
latar dalam cerita “Serigala dan Kelinci yang Keras Kepala.”
5) Amanat
Amanat adalah nilai-nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya
(Ismawati, 2013). Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh penulis
kepada pembaca melalui sebuah tulisan atau cerita. Amanat biasanya
mencerminkan pSaudarangan hidup pengarang, pSaudarangan mengenai nilai-
nilai kebenaran yang ingin disampaikan oleh pengarang. Berikut disajikan contoh
amanat.
(2) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada
bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi.
Contoh:
Aku yakin, banyak warga yang ingin dipimpin oleh lurah seperti
Pak Badi, pamanku. Seorang pemimpin yang memilih untuk tidak
menjulang tinggi di tengah kesederhanaan warganya. Seorang
pemimpin yang memilih untuk berjuang maju bersama warganya
(Kosasih, 2019)
Teks fiksi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu.
b) Menggunakan kata kerja tindakan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan para tokohnya.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya.
e) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019).
Menurut Kosasih (2019), teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita fantasi,
cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan drama.
1) Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang di tengah-tengah
kehidupan masyarakat dan disampaikan secara turun-temurun. Selain sebagai
media hiburan, cerita rakyat berfungsi sebagai sarana pendidikan, menyampaikan
pesan-pesan moral. Cerita rakyat bersifat anonim atau tidak jelas
pengarangnya.Karena masyarakat pada waktu itu memiliki sifat gotong royong
yang sangat kuat.
Latar dan penokohan cerita rakyat bersifat khas, yakni lebih banyak
menggambarkan latar belakang atau kondisi kehidupan dan budaya masyarakat
tertentu. Misalnya, cerita Sangkuriang yang menggambarkan kehidupan
masyarakat setempat dengan nama tokoh dan tempat yang ada di daerah tempat
cerita itu berkembang (Sunda). Meskipun demikian, walaupun tema cerita
tersebut memiliki kemiripan dengan cerita dari daerah lain. Akan tetapi, dalam hal
penamaan tokoh dan latar, cerita tersebut menjadi identitas tersendiri bagi
masyarakat Sunda.
Secara garis besar, cerita rakyat terbagi menjadi beberapa jenis.
a) Mite, yakni cerita tentang suatu kepercayaan, misalnya tentang para dewa.
b) Sage, yakni cerita tentang kehidupan raja dan kepahlawanan.
c) Legenda, yakni cerita asal-usul suatu tempat, binatang, dan benda-benda
lainnya.
d) Fabel, yakni cerita yang bertokohkan binatang.
Selain itu, ada pula cerita yang berkaitan dengan adat-istiadat ataupun
kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Misalnya di daerah Sunda dikenal cerita
Si Kabayan, di daerah Minang, cerita Si Malinkundang.
2) Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan
berdasarkan khayalan, imajinasi, atau fantasi (Kosasih, 2019). Cerita fantasi tidak
mungkin terjadi di alam nyata. Misalnya, binatang yang berperilaku seperti
manusia, seseorang yang bisa terbang atau menghilang. Dengan demikian,
beberapa jenis cerita klasik, seperti fabel dan legenda dapat dikategorikan sebagai
cerita fantasi. Hal ini karena di dalam kedua jenis cerita itu banyak ditemukan
peristiwa-peristiwa yang di luar nalar. Meskipun demikian, cerita fantasi tidak
selalu sama dengan cerita rakyat.
Cerita fantasi memiliki struktur sebagai berikut:
a) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada
bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi.
c) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami
tokoh. Cerita fantasi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu.
b) Menggunakan kata kerja tindakan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan para tokohnya.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya.
e) Menggunakan dialog.
3) Cerita Pendek
Cerita pendek (cerpen) adalah cerita rekaan yang menurut wujud fiksinya
berbentuk pendek (Kosasih, 2019). Cerita pendek memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Alur lebih singkat.
b) Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang.
c) Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan yang terbatas.
d) Tema dan dinai-nilai kehidupan yang disampaikan relatif sederhana.
Teks cerita pendek memiliki struktur sebagai berikut:
Orientasi
Resolusi
4) Cerita Inspiratif
Cerita inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan suatu
inspirasi keteladanan kepada banyak orang (Kosasih, 2019). Teks tersebut dapat
menggugah seseorang untuk berbuat baik, sebagai hasil inspirasi dari cerita yang
ada di dalamnya. Cerita seperti ini sering pula disebut sebagai “cerita
keteladanan” atau “cerita penuh hikmah”.
Contoh:
Hal yang sama terjadi saat kamu menyakiti orang dengan ucapanmu. Kata-
kata meninggalkan bekas luka di hati sama halnya lubang bekas paku di pagar.
Ingat, kita harus memperlakukan setiap orang dengan saying dan hormat, sebab
meskipun telah memohon maaf dan dimaafkan, luka di hati tidak akan pernah
hilang.
Kutipan tersebut merupakan bagian dari teks cerita inspiratif. Di dalam
kutipan tersebut dinyatakan suatu ulasan tentang hikmah dari cerita yang
dikemukakan sebelumnya. Hikmah atau pelajaran yang dimaksud, yaitu bahwa
sikap yang melukai hati orang lain dapat menimbulkan bekas yang tidak
terlupakan. Oleh karena itu, kita harus bisa membawa sikap dan perilaku, jangan
sampai menimbulkan luka pada orang lain. Teks cerita inspiratif memiliki struktur
sebgai berikut:
a) Orientasi, berisi pengenalan peristiwa, tokoh, ataupun latar cerita.
b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Masalah
dapat berupa konflik batin atau pertentangan dengan tokoh lain.
c) Resolusi, menceritakan penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
d) Koda, berisi bagian akhir dari suatu cerita, biasnya berupa ulasan hikmah atas
peristiwa yang dialami tokoh utama.
Teks cerita inspiratif memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
a) Menggunakan ungkapan-ungkapan yang bernada saran atau persuasive,
seperti hendaknya, sebaiknya, jangan.
b) Menggunakan kata kerja tindakan, seperti mengembara, memberi,
menggapai-gapai, melompat, berjalan, berlari, menipu, bermusyawarah,
menasihati, mengusulkan.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan para tokohnya. Kata-kata itu seperti membisu, mengeluh,
mengerang, tertunduk lesu.
d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya
seperti bingung, lapar, kecewa, sedih, sombong.
e) Menggunakan kata ganti orang pertama dan ketiga (tunggal atau jamak).
f) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019)
5) Puisi Rakyat
Puisi rakyat merupakan jenis puisi yang berkembang pada kehidupan
masyarakat sehari-hari; sebagai suatu tradisi masyarakat setempat (Kosasih,
2019). Pusis ini tersebar secara lisan. Pada umumnya bentuknya bersifat baku atau
terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya
suku kata pada setiap larik, ataupun pola rimanya. Puisi-puisi itu digunakan dalam
upacara-upacara adat. Contoh pusi rakyat adalah pantun dan syair (Kosasih,
2019).
Struktur puisi rakyat terikat oleh ketentuan baku. Demikian pula dengan
kaidah kebahasaannya; mempunyai pola yang baku. Hal ini bergantung pada
jenisnya. Dalam pola kebahasaan (rima), pantun berbeda dengan puisi.
a) Pantun
Pantun merupakan jenis puisi rakyat yang terdiri dari sampiran dan isi.
Berikut adalah struktrur dan kaidah kebahasaan pantun.
(1) Terdiri atas empat baris.
(2) Setiap baris terdiri 8 sampai 12 suku kata.
(3) Dua baris pertama sampiran dan dua baris berikutnya isi.
(4) Memiliki rima akhir sialng yang biasa diberi tanda a-b-a-b.
Contoh pantun:
Asam pauh dari sebrang
Dimuat orang dalam pedati
Badan jauh dirantau orang
Kalau sakit siapa mengobati
Kedua bait puisi di atas disebut syair. Syair memiliki beberapa karakteristik
yang sama dengan pantun, yakni sama-sama terikat oleh ketentuan-ketentuan
baku, baik jumlah larik, suku kata, maupun rima akhirnya. Bedanya, syair tidak
memiliki sampiran, dan rima akhir syair selalu berpola sama yaitu a-a-a-a.
6) Puisi Baru
Puisi baru disebut juga puisi bebas. Puisi baru merupakan puisi tidak terikat
oleh jumlah larik, suku kata, ataupun pola rimanya (Kosasih, 2019).
Contoh:
Gembala
Perasaan siapa tidak kan nyala
Melihatkan anak berlagu dendang
Seorang diri di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Puisi di atas berbeda dengan pantun, syair, atupun gurindam. Bentuk dan isi
puisi tersebut lebih bebas. Puisi di atas tidak terikat oleh berbagai ketentuan baku,
itulah karakteristik dari puisi baru. Berbeda dengan puisi lama, puisi baru lebih
bebas baik dalam hal jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam
setiap larik, pola rima, ataupun isinya.
Struktur puisi baru berua bait-bait. Setiap bait terdiri dari satu atau beberapa
larik. Berbeda dengan puisi rakyat, sturktur puisi baru tidak terikat. Jumlah larik
dalam setiap bait dan jumlah suku kata dalam setiap larik bersifat bebas.
Kaidah kebahasaan dalam puisi baru pun lebih bebas, tidak memiliki pola
baku seperti puisi rakyat. Rima akhirnya sangat beragam, tergantung pada
kemampuan pengarangnya. Pilihan kata dalam puisi baru pada umumnya bersifat
konotatif, mengutamakan persamaan bunyi, dan padat makna. Oleh karena itu,
kata-kata dalam puisi baru lebih berirama dan pendek-pendek.
Kaidah-kaidah kebahasaan puisi baru sebagai berikut.
a) Diksi
Kata-kata memiliki kedudukan penting dalam puisi. Kata-kata dalam puisi
bersifat konotatif. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis, dan memiliki
efek keindahan. Bunyinya indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata
lainnya.
b) Pengimajian
Pengimajian didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat
menimbukan imajinassi (Kosasih, 2019). Dengan daya imajinasi tersebut,
pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan
penyair.
c) Kata Konkret
Kata konkret berfungsi untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Jika
penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca akan merasa seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Pembaca dapat
membayangkan peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Misalnya untuk
menyatakan gadis miskin yang suka meminta-minta digambarkan “gadis kecil
berkaleng kecik”. Untuk memperjelas penggambarannya kemauan diri untuk
bebas sebebas-bebasnya, dinyatakan dengan “aku adalah binatang jalang”.
d) Majas
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dengan cara membandingkan, mempertentangkan, melakuka perulangan dengan
benda atau kata lain.
e) Rima
Rima adalah bunyi dalam puisi. Dengan adanya rima, suatu puisi menjadi
indah. Makna yang ditimbulkannya lebih kuat.
Contoh:
Dan angin mendesah
Mengeluh mendesah
7) Drama
Drama berarti perbuatan, tindakan. Drama adalah cerita konflik manusia
dalam bentuk dialog, yang diekspresikan dengan menggunakan percakapan dan
lakuan pada pentas di hadapan penonton. Struktur dama berbentuk alur atau babak
dan adegan yang pada umumnya tersususn sebagi berikut.
(1) Prolog adalah pembukaan atau pendahuluan dalam sebuah drama. Bagian ini
biasanya disampaikan oleh tukang cerita untuk menjelaskan gambaran para
pemain, latar, dan sebagainya.
(2) Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia,
problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat menyelesaikan
persoalan hidupnya. Di dalam dialog ini tersaji urutan peristiwa yang dimulai
dari orientasi, komplikasi, dan resolusi.
(1) Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang
sedang, sudah atau sedang terjadi.
(2) Komplikasi, berisi tentang konflik dan pengembangannya, gangguan,
halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh
utamanya. Pada bagian ini dapat diketahui watak tokoh utama.
(3) Resolusi, adalah bagian klimaks dari drama, berupa babak akhir cerita
yang menggambarkan penyelesaian atau konflik yang dialami para
tokohnya. Resolusi harus berlangsung secara logis dan memiliki kaitan
yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
(4) Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk
menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita.
Dalam struktur drama, terkandung pula dua hal, yakni wawancang dan
kramagung.
a) Wawancang, berupa dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh
cerita.
b) Kramagung, berupa petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam
Saudara kurung (biasanya dicetak miring).
Kaidah kebahasaan yang menSaudarai teks drama adalah sebagai berikut.
a) Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama berupa dialog atau tuturan
langsung para tokohnya.
b) Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tSaudara petik (“…”).
c) Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau
epilognya.
d) Kata ganti yang digunakan adalah mereka, karena melibatkan banyak pelaku
(tokoh).
e) Kata ganti yang digunakan pada bagian dialog adalah kata ganti orang pertama
dan kedua.
f) Dialog dalam teks drama tidak lepas dari kata-kata tidak baku dan kosa kata
percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan
kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan.
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
a) Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal),
seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
b) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan para tokohnya. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
d) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana. Contoh: ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
Berdasarkan tabel kompetensi dasar (KD) 3.4 dan 4.4 kelas III sekolah
dasar, dapat diketahui bahwa materi inti kompetensi dasar (KD) tersebut adalah
teks dongeng. Sementara kompetensi yang diukur adalah menggali informasi dan
menyampaikan teks.
Tabel 12. Kompetensi Dasar Teks Fiksi Kelas III dan Materi Inti
Kompetensi Dasar Materi inti Kompetensi
yang diukur
3.8 4.8 1. Menemu kan Menguraikan
Menguraikan Memeragakan pesan di dalam formasi dan
pesan dalam pesan dalam dongeng secara menyampaika
dongeng yang dongeng lisan/tulis/visua n teks
disajikan secara sebagai bentuk 2. Memeraga
lisan, tulis, dan ungkapan diri kan pesan di
visual dengan menggunakan dalamdongeng
tujuan untuk kosakata baku secara lisan
kesenangan dan kalimat
efektif
Kegiatan Inti
Langkah-langkah Pembelajaran Keterangan
Peserta didik membaca contoh teks Mengamati
dongeng
Peserta didik menanyakan butir-butir Menanya/mengajukan masalah
penting terkait isi dongeng (discovery)
Peserta didik mencoba menjawab Mencoba/merumuskan
pertanyaan tentang isi dongeng hipotesis/jawaban sementara
(discovery)
Melalui diskusi kelompok, peserta Menalar/mengumpulkan data untuk
didik mendiskusikan isi dongeng membuktikan kebenaran (discovery)
Peserta didik menyampaikan hasil Menalar/mengumpulkan data untuk
diskusi kelompok dalam diskusi kelas membuktikan kebenaran (discovery)
Peserta didik memberi tanggapan baik
berupa pertanyaan, sanggahan atau
dukungan secara santun.
Penguatan dari pendidik.
Peserta didik menarik kesimpulan dan
merevisi temuannya tentang isi
dongeng
f. Langkah-langkah pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka hendaknya dimulai dengan kegiatan
pembelajaran yang ramah dan hangat. Hal tersebut dapat dicapai dengan
mengucapkan salam pembuka, berdoa dengan dipimin oleh siswa, serta
menanyakan kabar siswa. Kehangatan yang terbangun dapat menumbuhkan
percaya diri dan merasa bahwa dirinya dianggap ada.
Siswa hendaknya disiapkan secara fisik dan psikis agar benar-benar siap
mengahdapi pembelajaran. Jangan dulu memulai pembelajarn disaat keadaan
siswa belum siap. Untuk mengecek kesiapan siswa dari segi pengetahuan dapat
dilakukan dengan cara melakukan apersepsi atau mengecek pengetahuan siswa
mengenai materi prasyarat atau pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran
sebelumnya.
Selanjutnya siswa harus mengetahui bahwa tujuan serta proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa memiliki gambaran tentang
apa yang harus ia dapatkan dan gambaran tentang proses poembelajaram yang
akan dilakukan. Dengan demikian siswa tidak merasa kaget (shock) dan akan
merasa senang karena ia mengetahui proses pembelajaran yang akan dilakukan
dari awal hingga akhir pembelajran.
Kegiatan inti. Yang terpenting dari kegaitan ini adalah bagaimana
pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered). Guru hanya menjadi
fasilitator dan guider yang mengarahkan proses pembelajaran siswa. Gunakanlah
model pembelajaran dan langkah-langkah pendekatan yang sesuai agar kegiatan
inti terstruktur. Dalam pembelajaran teks narasi sejarah misalnya, guru jangan
terfokus untuk memberikan materi dengan cara ceramah dari awal sampai akhir.
Gunakan lembar kerja siswa (LKS) agar siswa dapat menemukan sendiri
pengetahuannya. Konsep tentang teks narasi dapat disjaikan dalam LKS. Yang
harus diperhatikan LKS adalah lembar bimbingan bukan lembar persoalan.
Kegiatan penutup. Sebelum mengakhiri pembelajaran baiknya guru
mengecek pemahaman siswa apakah tujuan pembelajaran hari itu tercapai atau
tidak. Pengecekan bisa dilakukan secara klasikal dengan kegiatan tanya jawab
hingga siswa mendapatkan kesimpulan secara utuh hasil pembelajaran tersebut.
Untuk memantapkan pengukuran hasil belajar, baiknya dilakukan kegiatan
evaluasi baik tes atau nontes.
g. Penilaian
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan
jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatn pendidik.
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrument tes tulis berupa
soal pilihan gSaudara, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Instrument uraian dilengkapi pedoman penskoran. Instrument tes lisan
berupa daftar pertanyaan. Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau
proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas. Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran teks fiksi perlu diintegrasikan
dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoretis (Tri Priyatni, 2019).
4. Tugas Terstruktur
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan Belajar
2. Untuk memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari,
silahkan Saudara menyelesaikan Forum diskusi berikut.
Perhatikan kompetensi dasar tek fiksi kelas VI berikut!
KOMPETENSI DASAR
3.9 Menelusuri tuturan dan 4.9. Menyampaikan penjelasan tentang
tindakan tokoh serta tuturan dan tindakan tokoh serta
penceritaan penulis dalam penceritaan penulis dalam teks
teks fiksi fiksi secara lisan, tulis, dan visual
5. Forum Diskusi
Untuk menambah penguasaan materi Saudara, silakan beri pendapat
mengenai topik diskusi di bawah ini!
Sebagai seorang guru, apakah Saudara pernah mengalami kesulitan dalam
mengajarkan teks cerita rakyat dan puisi di SD kelas tinggi? Bagaimana solusi
yang Saudara lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
C. Penutup
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan Belajar
2. Untuk menambah penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari,
silahkan Saudara baca rangkuman berikut
1. Rangkuman
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
berdasarkan imajinasi pengarang.Teks fiksi merupakan satu organisasi yang
didukung oleh berbagai unsur yang terjalin satu sama lain dan yang secara
bersama-sama membangun cerita, seperti tema, perwatakan, latar, alur, dan
amanat. Teks fiksi memiliki struktur seperti 1) orientasi, berisi pengenalan tema,
tokoh, dan latar; 2) komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh
utama. Pada bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi; 3)
resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
Adapun kaidah kebahasaan teks fiksi adalah Teks fiksi memiliki kaidah
kebahasaan menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu,
menggunakan kata kerja tindakan, menggunakan kata kerja yang menggambarkan
sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan para tokohnya, menggunakan kata-kata
yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya, dan menggunakan dialog.
Teks fiksi terdiri dari cerita rakyat, cerita fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif,
puisi rakyat, puisi baru, dan drama.
2. Tes Formatif
Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan Belajar
2. Untuk memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari,
silahkan Saudara menyelesaikan Tes Formatif berikut. Selamat Mengerjakan.
3. Pada suatu hari, Si Bongkok dan si Buta bersama-sama pergi ke pasar untuk
berbelanja. Setiba di pasar, si Buta memberikan uang dua ribu rupiah kepada si
Bongkok. oleh si Bongkok disuruh memberi nasi dan sepotong daging yang
agak keras.
Yang termasuk kata sandang dalam kutipan di atas adalah ….
A. Pada
B. Si
C. Oleh
D. Agak
E. Di
4. “Mengapa pagi ini waktu sangat kacau?” ucap induk gagak. Ia lalu segera
mencari anaknya. Namun, ia tidak menemukannya. Ia pun kembali ke sarang.
Cemas dan sedih menjadi satu.
Kutipan di atas termasuk ke dalam bagian …
A. Orientasi
B. Komplikasi
C. Evaluasi
D. Resolusi
E. Amanat
5. Di hutan, hiduplah seekor singa yang dijuluki si Raja Hutan. Dijuluki demikian
karena ia besar dan sangat kuat. Ia menjadi pemimpin seluruh binatang yang
ada di hutan tersebut. Jika mengaum, suaranya sangat keras, menakutkan, dan
menggetarkan seluruh isi hutan…
Kalimat yang tepat untuk melengkapi cerita di atas adalah ….
A. Di sana hidup seekor singa buas
B. Semua binatang ingin melawannya
C. Ia sangat berwibawa
D. Kancil pernah disakitinya
E. Seluruh isi hutan dan penghuninya mendengarkan
6. Via menunggu (1) pembantu baru. Via ikut Bunda ke kantor sepulang (2)
sekolah. Mula-mula (3) semua berjalan lancar. Lalu Via mulai sakit-sakitan
(4). Akhirnya ia harus opname. Dokter menduga Via kurang istirahat dan
makannya tidak teratur. Bunda menangis mendengarkannya. Ia merasa
bersalah (5).
Kata kerja tindakan ditSaudarai dengan nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
8. Pesan baginda kepada anaknya, “Hai anakku! Hati-hati engkau, jangan tergoda
oleh harta sebab engkau akan menyesal kalau ajal telah datang. Kejujuran lebih
berharga dan mulia dari segalanya.”
Pelajaran yang dapat dipetik dari kutipan di atas adalah ….
A. Harta lebih mulia
B. Harta yang harus dijaga
C. Kejujuran lebih mulia dan berharga
D. Pesan Baginda Raja pada anaknya
E. Anak yang sombong
Pedoman penilaian
Kunci jawaban
1. A
2. A
3. B
4. A
5. C
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A
Skor maksimal
= 100 x 100
100
= 100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Y., Wenger, R.K.I., & Lopez, D. (2014). Development relations between
reading and writing at the word, sentence, and text level: A latent challenge
scorre analysis. Journal of Educational Psychology, 106 (2), hlm. 419-343.
Al Almi, S. (2016). The Power of Short Stories, Novellas, dan Novels in Today’s
World.International Journal of Language and Literature, 4 (1). 21-35.
Amran, S., & Zaidan, A. (2002). Bola Salju di Hati Ibu. Jakarta: Pusat Bahasa.
Shaw, V. (2013). The Short Story: A Critical Introduction. New York: Routledge.
MODUL 1
BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 3
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI
Nama Penulis:
Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, akan selalu
dihadapkan pada sumber atau literatur yang dituangkan secara tertulis. Tulisan
bertujuan agar ilmu tersebut dapat terekam dan dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak. Teks nonfiksi lebih dominantertuang dalam literatur dibandingkan dengan
teks fiksi karena teks nonfiksi berfungsi sebagai salah satu media yang digunakan
dalam pembelajaran untuk menghubungkan antara ilmu yang dituangkan penulis
dengan pembaca. Realitas dan aktualitas yang dihadirkan teks nonfiksi bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan pembaca.
2. Relevansi
Modul ini sesuai dengan kebutuhan yang akan dihadapai para guru
profesional dalam mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.
Selain sesuai dengan Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang stSaudarar isi
materi teks nonfiksi bahasa Indonesia juga sesuai dengan permendikbud no. 37
tahun 2018 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar materi teks nonfiksi. Dengan dipelajarinya modul ini
akan menguatkan pemahaman mengenai materi tentang teks nonfiksi (soft skill)
serta mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran (hard skill). Hal tersebut akan menunjang peningkatan kompetensi
profesioanl, pedagogik, sosial, dan kepribadian guru yang diharapkan serta sesuai
dengan implementasi Kurikulum 2013. Kompetensi yang dimiliki tersebut
diharapkan memfasilitasi aktivitas belajar siswa sekolah dasar khususnya dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia yang secara umum anak usia sekolah dasar
memiliki karakteristik sudah dapat melakukan seriasi, mengelompkan objek yang
dilihatnya, memiliki minat terhadap angka dan tulisan, perbendaharaan kata
meningkat, senang berbicara dan aktif bertanya, memahami sebab akibat,
pemahaman terhadap ruang dan waktu telah berkembang.
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu Saudara memahami KB-3 dalam modul ini perlu
diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam modul ini
sampai Saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari modul ini
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru. Carilah dan
baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang Saudara miliki.
Alangkah lebih baik apabila Saudara mencatat dan meringkas hal-hal penting
tersebut.
c. Pahamilah pengertian demi pengertian modul ini melalui pemahaman dan
pengalaman diri sendiri serta diskusikanlah dengan teman sejawat, dosen
pembimbing, atau tutor Saudara
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet
e. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat
pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul.
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap
masih sulit, dengan teman-teman Saudara. Selamat berlajar. Semoga Saudara
berhasil !
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Sesuai dengan isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran Mata
Kegiatan (CPMK) ke-2 Pendalaman Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk KB-3
adalah menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasan teks nonfiksi serta aplikasinya
dalam pembelajaran di SD.
2. Subcapaian Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian pembelajaran
berikut ini.
3. Uraian Materi
Dalam KB 3, Saudara akan mempelajari materi yang mencakup struktur,
fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi. Selain itu, Saudara juga akan
mempelajari jenis-jenis teks nonfiksi dan analisis materi teks nonfiksi. Sebelum
memehami materi, bacalah teks paparan dibawah ini:
1) Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis menemukan ide gagasan yang akan
dituangkan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk
atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan.
2) Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai menjabarkan ide kedalam bentuk
tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya,
paragraf-paragraf itu dirangkai menjadi satu karangan yang utuh.
3) Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan.
Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan
kebahasaan.
4) Mengedit, pada tahap ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan,
misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses
pengeditan juga dapat diperluas dengan menambahkan gambar atau ilustrasi.
5) Mempublikasikan, yakni menyampaikan hasil tulisan kepada publik dalam
bentuk cetakan, noncetakan, atau kedua-duanya.
Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan yang dipelajari di
Sekolah Dasar. Kegiatan menulis permulaan diajarkan pada siswa Sekolah Dasar
kelas rendah dan kegiatan menulis lanjutan dilaksanakan di Sekolah Dasar kelas
tinggi.
Salah satu keterampilan menulis yang harus dipelajari oleh siswa Sekolah
Dasar diantaranya menulis karangan nonfiksi. Mengusai secara teoritis dan secara
praktis teks nonfiksi merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru profesional.
Dengan menguasai teks nonfiksi secara teoritis dan secara praktis diharapkan
Saudara dapat produktif membuat karya tulis ragam teks nonfiksi untuk anak usia
Sekolah Dasar.
Teks nonfiksi dapat diartikan sebagai karya seni yang sifatnya berdasarkan
fakta dan kenyataan serta ada kebenaran di dalamnya.Trim (2014) menjelaskan
bahwa teks nonfiksi ialah tulisan berbasis data dan fakta sebenarnya disajikan
dengan gaya bahasa formal atau nonformal berupa argumentasi, eksposisi, atau
deskripsi. Pengertian tersebut menggambarkan perbedaan yang sangat kontras
dengan teks fiksi sehingga, teks nonfiksi dapat dikatakan sebagai negasi teks
fiksi. Teks nonfiksiditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman. Sifat
yang dimiliki teks nonfiksi ialah bersifat informatif. Oleh sebab itu, buku nonfiksi
sering dijadikan sumber referensi oleh pembaca. Dengan adanya dukungan data
hasil pengamatan maka isi teks nonfiksi dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
1) Teks faksi, merupakan teks yang ceritanya berbentuk kisah berbasis kejadian
sebenarnya. Jenis teks faksi diantaranya, biografi, autobiografi, kisah nyata,
memoar, dan cerita-cerita dari kitab suci.
2) Teks nonfiksi ialah teks yang disusun berdasarkan data valid tentang
pengetahuan tanpa mengurangi isi data tersebut. Jenis ini diantaranya, buku
refrensi, buku petunjuk/panduan, buku pelajaran, kamus, ensiklopedia,
directory, dan peta.
Dalam menulis teks nonfiksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sehingga dalam proses menulis tersebut tidak menimbulkan beban. Merujuk pada
literatur Fabb dan Durant (2005) berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menulis:
1) Mengkonstruksi
Menulis berarti mengkonstruksi pengetahuan yang disajikan sedemikian
rupa hingga dapat diterima oleh pembaca. Penulis bukan sekedar mengeluarkan
ide atau argumnennya melainkan bagaimana cara mengomposisi untuk
membangun sebuah tulisan utuh. Hal yang dikonstruksi meliputi beberapa hal
utama yaitu, argumen penulis, struktur informasi berdasarkan data dan fakta,
susunan teks yang terstruktur, gaya bahasa yang digunakan, tata bahasa dan teknik
pengembangan penulisan (induktif atau deduktif) serta penyajiannya.
2) Rekonstruksi
Bahan-bahan yang telah dikontsruksi tentu harus mengalami proses revisi
secara berulang dan kontinyu. Proses menulis yang diikuti kegiatan membaca
hasil tulisan secara berulang menjadi suatu tahapan yang lumrah dalam melihat
hal-hal yang masih memerlukan perbaikan, penekanan, dan penguatan dari segi
makna, pilihan kata, gaya bahasa dan aspek penulian lainnya.
Teks dengan judul “Kebakaran Hutan dan Lahan Belum Juga Mendapat
Perhatian Pemerintah Daerah” jika di cermati, teks tersebut berfungsi untuk
mengeksplorasi ide atau gagasan penulis terhadap fenomena kebakaran hutan
yang tidak kunjung mendapat perhatian pemerintah daerah meskipun itu
merupakan bencana rutin yang selalu terjadi setiap tahun. Selain itu teks diatas
juga berusaha menunjukan sebab-akibat yang ditimbulkan dari proses kebakaran
hutan.
Dalam hal ini esai dianggap pula sebagai cara untuk menguji atau melihat
kualitas ide yang dituliskan oleh penulisnya (Harvey, 2003). Esai memang sering
dianggap sebagai bentuk tulisan yangmendorong penulisnya untuk menguji ide
yang mereka miliki mengenaisuatu topik. Dalam menulis esai, diharuskan
membacasecara cermat, melakukan analisis, melakukan perbandingan,
menulissecara padat dan jelas, dan memaparkan sesuatu secara seksama.
Tanpamenulis esai dikatakan bahwa siswa tidak akan mampu “merajut” kembali
potongan-potongan pemahaman yang mereka dapatkan selamabelajar ke dalam
sebuah bentuk yang utuh (Warburton, 2006).
McClain dan Roth (1999) menyatakan bahwa dengan membuat esai maka
akan mempelajari tiga hal penting, yakni (1) bagaimana mengeksplorasi area
kajian dan menyampaikan penilaian mengenaisebuah isu, (2) bagaimana
merangkai argumen untuk mendukungpenilaian tersebut berdasarkan pada nalar
dan bukti, dan (3) bagaimana menghasilkan esai yang menarik dan memiliki
struktur koheren. Itulah mengapa esai menjadi salah satu karangan yang sangat
penting dalam pendidikan.
a) Struktur Esai
Secara umum struktur esai memiliki tiga bagian utama. Selain judul,
sebuah esai memiliki bagian secara berurutan berupa (1) pendahuluan, (2) bagian
inti, dan (3) Simpulan (lihat Anker, 2009; McWhorter, 2012; Savage & Mayer,
2005). Dalam penulisannya, label pendahuluan, bagian inti, dan kesimpulan tidak
dimunculkan atau ditulis secara tersurat karena esai adalah tulisan yang tidak
disusun dalam bab dan subbab (Anker, 2009).
Bagian pendahuluan sebuah esai berisikan identifikasi topik yang akan diangkat,
dengan memberikan latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi
terkini terkait topik tersebut. Penggambaran latar belakang ini beranjak dari
penjelasan secara umum ke arah yang lebih sempit menggambarkan keadaan
faktual dan permasalahan yang diangkat. Pada titik ini juga dilakukan upaya
menarik perhatian pembaca dengan menekankan mengapa topik tersebut penting
untuk diangkat sekaligus memberikan gambaran mengenai apa yang akan dibahas
terkait topik tersebut dalam kalimat yang disebut thesis statement. Lazimnya,
thesis statement ini muncul di bagian akhir pendahuluan dari sebuah esai.
Bagian inti, berisikan bagian pengembangan ide yang dimuat dalam thesis
statement. Pada bagian inilah isi utama tulisan dikupas dan dikembangkan sesuai
dengan jenis esai yang ditulis. Perlu diingat, pada bagian ini pengembangan ide
dilakukan dengan cara menyampaikan pikiran utama yang kemudian dikemas dan
diperkuat melalui satu atau lebih kalimat pendukung. Pikiran utama yang
dimunculkan tentunya sangat bergantung pada topik yang menjadi fokus
penulisan. Pikiran utama tersebut harus merupakan pemetaan logis dari topik yang
hendak dibahas sesuai tujuan jenis esainya.
b) Fungsi Esai
Esai yang telah disusun oleh penulis memiliki fungsi yang dapat memberikan
kontribusi positifterhadapperkembangan kemampuan berfikir dan pemahaman
pembaca. Kusmiataun (2010) telah memberikan gambaran mengenai fungsi esai
tersebut yakni sebagai berikut:
Apa yang Saudara pahami setelah membaca teks tersebut? Dari judul yang
tertera dapat Saudara ketahui bahwa teks diatas berisi tentang reviu buku
Undersatnding Media Semiotic karya Daniesi. Jika Saudara membaca dengan
cermat dan memahami setiap kalimat dalam setiap paragrafnya, Saudara akan
menemukan pola urutan penyusunan teks tersebut.
(1) Pendahuluan, yang berisiidentifikasi bukuatau bab buku, atau artikel (penulis,
judul, tahun publikasi, dan informasi lain yang dianggap penting).
(2) Ringkasan atau uraian pendek mengenaiisi argumen dari buku/bab
buku/artikel.
(3) Inti reviu, berupa inti pembahasan buku/babbuku/artikel yang merupakan
analisis kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku/bab buku/ artikel
itu. Pada bagian ini penulisreviu menyampaikan bukti analisis dari dalam
buku/babbuku/artikel atau membandingkannya dengan sumber ilmiah
lain.Pada bagian ini juga penulis reviu dapat mengungkapkan kelebihan serta
kekurangan dari buku/bab buku/artikel yang dia analisis.
(4) Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi buku/bab buku/artikel
secara keseluruhan terhadap perkembangan topik yang dibahas, terhadap
pemahaman pereviu,dan perkembangan keilmuan.
b) Fungsi Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
Teks reviu secara umum memiliki fungsi sebagai beirkut:
3) Artikel Ilmiah
Dewasa ini dalam dunia pendidikan di dalam dan di luar negeri, para
akademisi dituntut untuk memiliki kemampuan menerapkan langkah-langkah
ilmiah dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah sesuai dengan
bidang keilmuan yang merekakaji. Penerapan langkah ilmiah dalam mengupas
sebuah masalah, penyusunan laporannya, serta diseminasi terhadap apa yang telah
dihasilkan, terutama dalam bentuk artikel ilmiah belakangan ini menjadi tuntutan
yang mengemuka sebagai salah satu syarat penyelesaian studi. Bagian ini akan
memaparkan konsep-konsep penting terkait artikel ilmiah berbasis penelitian
beserta struktur yang umumnya digunakan dalam penulisannya.
Isi uraian dari setiap bagian yang terdapat dalam artikel yang digambarkan
di atas pada dasarnya serupa dengan uraian yang lazimnya muncul dalam tulisan
laporan penelitian namun dalam jumlah kata yang lebih terbatas. Uraian mengenai
unsur yang muncul pada bagian pendahuluan, metode penelitian, temuan dan
pembahasan penelitian ini pada dasarnya serupa dengan uraian pada penulisan
skripsi, tesis, dan disertasi. Secara lebih jelas, uraiannya dapat dilihat pada
pembahasan di Bab III mengenai penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
(1) Fungsi pendidikan, yaitu untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi
penulisnya sehingga ia mampu menulis, berikir, dan
mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah
(2) Fungsi penelitian, yakni sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan
prosedur ilmiah dan memprkatikannya dakam usaha mengembangkan ilmu
pengetahuan
(3) Fungsi fungsional, yakni sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan,
tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis di lapangan dalam satu
disiplin ilmi tertentu.
(1) Bahasa yang taat asas baik dalam hal teknik penulisannya (ejaan), kata dan
pilihan katanya, susunan kalimatnya, paragrafnya, serta unsur makna yang
terkandung dalam bahasa tersebut
(2) Titik pSaudarang kebahasaan harus taat asas pula, baik dalam ragam dan
modus maupun mengenai kata diri dan kata ganti diri.
(3) Istilah yang digunakan haruslah istilah keilmuan sehingga berbeda dengan
istilah sastra dan istilah umum lainnya
(4) Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan basi
(5) Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan haru
(6) Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan
pikiran daripada perasaan
(7) Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang.
(1) Sejarah sebagai suatu peristiwa adalah kejadian dalam arti kenyataan yang
luas (in sensu lato, in broder sense) yang mencakup segala sesuatu yang
terjadi dalam kehidupan umat manusia serta lingkungannya.
(2) Sejarah sebagai kisah(history-as-narative) adalah berupa cerit aatau narasi
yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia tentang
kejadian atau peristiwa pada waktu yang lalu.
(3) Sejarah sebagai ilmu adalah susunan pengetahuan (a body of knowledge)
tentang cerita mengenai peristiwa yang benar-benar terjadi dalam masyarakat
manusia pada masa yang lampau secara sistematis dan metodis. Sejarah
sebagai ilmu ialah suatu ilmu disiplin cabang pengetahuan tentang masa lalu,
yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lalu
suatu masyarakat tertentu (Ismaun, 1996).
(2) Surat
a) Jenis-jenis Surat
Dari banyak jenis surat yang dikenal dewasa ini terdapat beraneka ragam
atau jenis surat. Surat dapat dikelompokan berdasarkan isinya, kemanan isinya,
derajat penyelsaiannya, jangkauan penggunaanya, dan jumlah penerimanya
(Soedjito dan Solchan, 1994). Secara lebih rinci berikut penjelasan ketiga jenis
surat tersebut:
Berdasarkan isinya
1) Surat pribadi, yaitu surat yang berisi masalah pribadi yang ditujukan kepada
keluarga, teman atau kenalan
2) Surat dinas/resmi, yaitu surat yang dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat
dikirmkan oleh semua oihak yang memiliki hubungan dengan instansi
tersebut. Surat resmi menggunakan bahasa yang resmi (formal) . Contoh surat
resmi diantaranya: surat keputusan, surat instruksi, surat tugas, surat edaran,
surat panggilan, nota dinas, pengumuman, dan surat undangan rapat dinas.
3) Surat niaga/dagang, yaitu surat yang dibuat oleh suatu perusahaan yang
ditujukan kepada semua pihak yang berkaitan dnegan perusahaan. Contoh
surat niaga diantaranya: surat permintaan penawaran, surat penawaran jasa,
surat pesanan, surat tagihan, surat permohonan lelang, dan periklanan.
1) Surat sangat rahasia, yaitu surat yang berisi dokumen/naskah yang sangat
penting yang berhubungan dengan rahasia kemanan negara. Surat tersebut
ditSaudarai dengan kode SR (sangat rahasia).
2) Surat rahasia, yaitu surat yang berisi dokumen penting yang hanya boleh
diketahui oleh pejabat yang berhak menerimanya.
3) Surat terbatas, yaitu surat yang isinya hanya boleh diketahui oleh para pejabat
tertentu. Contohnya, yaitu surat hasil rapat pimpinan terbatas, usul
pengangkatan pegawai baru, dan laporan perjalanan.
4) Surat biasa, yaitu surat yang berisi masalah biasa, bukan rahasiayang bila
diketahui oleh orang lain tidak meragukan lembaga atau pejabat yang
bersangkutan. Contohnya, yaitu surat edaran, surat undangan, surat ucapan
terima kasih, pengumuman, dan pemberitahuan.
Berdasarkan derajat penyelesaiannya:
1) Surat sangat segera (kilat) yaitu surat yang isinya harus segera mungkin
diketahui oleh penerima surat dan harus sesegera mungkin diselesaikan atau
ditanggapi. Contohnya, yaitu surat pemberitahuan tentang tenaga penguji,
surat tugas, penyusunan soal ujian, undangan rapat dinas, informasi
pengiriman berkas.
2) Surat segera, yaitu surat yang isinya harus segera diketahui dan ditanggapi.
Contohnya, yaitu surat lamaran pekerjaan, surat usul kenaikan pangkat, surat
penawaran tugas belajar keluar negeri.
3) Surat biasa, yaitu surat yang isinya tidak harus segera diketahui, ditanggapi,
meskipun dimkian, suart yang kita terima harus segera dibalas agar komunikas
dapat berjalan lancar. Contohnya, yaitu surat permohonan sumbangan, surat
pemberitahuan, surat edaran dan surat pengumuan biasa.
Berdasarkan jangkauan penggunaanya:
1) Surat intern, yaitu surat yang hanya digunakan untuk berkomunikasi dalam
satu kantor/ instansi yang bersangkutan. Contohnya, yaitu memo dan nota.
2) Surat ekstern, yaitu surat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-
pihak diluar kantor/instansi yang bersangkutan
Berdasarkan jumlah penerimanya:
1) Surat edaran, yaitu surat yang beredar diluar kator/instansi yang bersangkutan.
Isi surat ini ada kalanya hanya diketahui oelh pejabat yang bersangkutan
(edaran khusus) dan adakalanya disebarkan kepada lingkup yang lebih luas
(edaran umum)
2) Pengumuman, yaitu surat yang diutujukan kepada para pejabat, para
karyawan, dan masyarakat umum
3) Surat biasa, yaitu surat yang jhusu ditujukan kepada seseorang, pejabat, atau
instansi tertentu.
b) StrukturSurat
Berikut ini beberapa struktur yang harus dilengkapi dalm penulisan surat
resmi diantaranya:
(1) Kop surat, yang terdiri dari:
Logo instansi/lembaga
Nama instansi/lembaga yang ditulis menggunakan huruf kapital
Alamat instansi/lembaga yang ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
sesuai EBI
Nomor telpon instansi/lembaga
Email instansi/lembaga
(2) Nomor surat, nomor surat memudahkan untuk mengetahui urutan serta
jumlah surat yang dikeluarkan dalam satu bulan.
(3) Tanggal surat, berfungsi sebagai informasi waktu dibuatnya surat tersebut.
penulisannya disebelah kanan sejajar dengan nomor surat
(4) Lampiran atau perihal, ini berfungsi sebagai dokumen pendukung dari surat
resmi yang telah dibuat.
(5) Salam pembuka, ditulis menggunakan bahasa bahasayang baku dan formal
dengan bahasa yang sopan. Dalam penulisannya diakhiri dengan tSaudara
koma (,).
(6) Isi surat, merupakan bagian utama surat yang memuat informasi utama surat
tersebut. Informasi yang dimuat haruslah singkat, padat, dan jelas
menggunakan bahasa yang baku. Penggunaan ejaan baiknya disesuaikan
dengan kaidah penulisan yang berlaku, misalnya Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI).
(7) Salam penutup, bertujuan untuk menunjukan kesopanan dalam
berkomunikasi melalui surat resmi
(8) TSaudara tangan pengirim surat, pada bagian ini dicantumkan nama dan
tSaudara tangan juga jabatan pengirim suratatau penanggung jawab.
(9) Tembusan, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atassan tentang adanya
suatu kegiatan.
c) Fungsi Surat
Surat yang digunakan baik oleh perorangan dan juga oleh instansi
memiliki fungsi secara umum. Jika ditinjau dari fungsinya surat merupakan alat
atau sarana komunikasi tertulis yang paling efektif, efisien, ekonomis, dan praktis.
Menurut Finoza (2009:4), Surat memiliki beberapa fungsi, yaitu:
(1) Sebagai alat komunikasi tulis
(2) Sebagai tSaudara bukti tertulis
(3) Sebagai alat pengingat
(4) Sebagai pedoman untuk bertindak
(5) Sebagai keterangan keamanan
(6) Sebagai duta/wakil organisasi
(7) Sebagai dokumentasi historis dari suatu kegiatan.
Menurut Soedjito dan Solchan (2014) surat dapat memenuhi
fungsi berikut:
(1) Alat komunikasi, yaitu untuk menyamoaikan bahan komunikasi yang
berupa berita, laporan, pemberitahuan, penunjukan, pemohonan, dan lain-
lain.
(2) Alat bukti tertulis, yaitu bukti nyata yang sah yang lazim dikenal sebagai
hitam diatas putih. Ini snagat penting seperti dalam surat resmi karena
memiliki kekuatan huku sebagai bukti tertulis. Bukti tertulis ini penting
dalam surat perjanjian, surat wasiat, surat sewa-menyewa, surat jual beli,
dan surat kuasa.
(3) Alat bukti hostoris, yaitu dapat dipakai sebagai bahan penelitian untuk
mengetahui dan menggali informasi mengenai bagaimana keadaan, cara
dan pengelolaan administrasi, dan cara pelaksanaan berbagai kegiatan
pada amsa lalu.
(4) Alat pengingat, yaitu dapat dipakai untuk mengingat dan mengetahui
surat-surat yang sudah dikirimkan atau dierima dalam suatu periode waktu
tertentu (arsip dan ekspedisi surat)
(5) Duta organisasi, yaitu dapat mencerminkan corak, keadaan mentalitas,
jiwa dan nilai pejabat/jawatan/atau kantor yang bersangkutan.
(6) Pedoman kerja, yaitu dapat dipakai sebagai pola yang harus dipedomani
dan diikuti oleh lembaga, organisasi, atau jawatan yang menjalankan
fungsi kesekretariatan tersebut, antara lain dalam menerbitkan berbagai
macam atau jenis surat yang dikehendaki.
at pengertian peristiwa
3.8.1 Menjelaskan dalam teks nonfiksi
pengertian dengan tepat
peristiwa 3.8.2.1. Melalui diskusi siswa
3.8.2 Menjelaskan mampu menjelaskan
pengertian pengertian tindakan
tindakan dalam teks nonfiksi
3.8.3 Menjelaskan dengan tepat
pengertian teks 3.8.3.1. Melalui diskusi siswa
nonfiksi mampu menjelaskan
pengertian teks nonfiksi
alam teks nonfiksi
dengan tepat
Kelas III
3.6. Mencermati isi teks informasi tentang perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan
setempat
4.6. Meringkas informasi tentang perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat secara
tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Kelas IV
3.4. Membandingkan teks petunjuk penggunaan dua alat yang sama
dan berbeda
4.4. Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis
dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Kelas V
3.8. Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada
teks nonfiksi
4.8. Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi
Kelas VI
3.6. Mencermati petunjuk dan isi teks formulir (pendaftaran, kartu
anggota, pengiriman uang melalui bank/kantor pos, daftar
riwayat hidup, dsb.)
4.6. Mengisi teks formulir (pendaftaran, kartu anggota, pengiriman
uang melaluibank/kantor pos, daftar riwayat hidup, dll.) sesuai
petunjuk pengisiannya.
Setelah memahami cara menentukan materi, metode dan teknik dalam
pembelajaran menulis teks nonfiksi selanjutnya diharapkan Saudara dapat
menyusun perencanaan pembelajaran menulis teks nonfiksi baik dikelas tinggi
maupun dikelas rendah.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik
terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan, mengembangkan keterampilan 4C (creaticity, critical thingking,
communication, collaboration), PPK dan literasi.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi
pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan
aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar
dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
C. Penutup
1. Rangkuman
Teks nonfiksi merupakan teks berdasarkan fakta dan kenyataan yang
ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman yang bersifat informatif.
Secara umum struktur teks nonfiksi terdiri dari bagian pedahuluan, bagian inti,
dan bagian penutup. Teks nonfiksi berfungsi untuk eksplorasi, informasi, persuasi,
perbandingan, juga mendeskripsikan suatu fakta-fakta keilmuan. Bahsa yang
digunakan dalam teks nonfiksi ialah menggunakan kata baku yang sesuai dengan
stSaudarar penggunaan bahasa sesuai ejaan bahasa Indonesia juga menggunakan
kalimat efektif yang memenuhi unsur kelengkapan, kelogisan, kesepadanan,
kesatuan, dan kehematan. Kata dan kalimat yang digunakan juga menggunakan
makna yang lugas dan tidak menggunakan makna kiasan yang menimbulkan
makna Saudara.
2. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!
1. Anies Baswedan lahir dengan dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan.
Ia dilahirkan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, provinsi Jawa Barat. Ia
merupakan anak pertama dari Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies
Baswedan memulai pendidikan formalnya menjelang usia lima tahun. Ia
masuk ke sekolah TK Masjid Syuhada di Kota Baru, Yogyakarta. Kemudian,
memasuki usia enam tahun Anies bersekolah di SD Laboratori Yogyakarta.
Tamat dari sana, Anies melanjutkan pendidikannya di di SMP Negeri 5
Yogyakarta. Anies melanjutkan masa SMA-nya di SMAN 2 Yogya. Anies
kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Gajah Mada di Fakultas
Ekonomi. Sewaktu menjadi mahasiswa UGM, Anies mendapatkan beasiswa
Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas bidang Asian
Studies di Universitas Sophia di Tokyo, Jepang.
Penggalan teks di atas yang paling tepat termasuk kedalam jenis teks...
A. Fiksi
B. Nonfiksi
C. Faksi
D. Hybrid
E. Biografi fiksi
2. Jika dikaitkan pada proses pembelajaran siswa sekolah dasar teks esai dapat
digunakan sebagai upaya dan bentuk langkah nyata dalam memberikan
pemahaman siswa terkait dengan berbagai isu yang terjadi. Berdasarkan hal
tersebut hal apa lagi yang dapat didapatkan dari penggunaan teks esai,
kecuali…
A. Teks esai dapat menggambarkan atau menjelasakan tentang suatu hal
atau objek seperti seseorang ataupun suatu benda yang menarik perhatian
penulis
B. Teks esai dapat menyebutkan tentang tipe atau watak seseorang dalam
suatu pembahasan atau sebuah isu kepada pembaca
C. Teks esai dapat membahas suatu topik isu atau topik dengan penjelasan
yang dalam yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari
D. Teks esai dapat menjelaskan tentang proses atau tahapan “mengapa” dan
“bagaimana” terjadinya suatu peristiwa atau fenomena
E. Teks esai dapat menjelaskan tentang peristiwa dan kejadian “mengapa”
dan “bagaimana” hal itu dapat dilakukan.
3. Saudara adalah guru profesional yang ditugaskan menjadi guru kelas I (satu)
Sekolah Dasar. Dalam Kompetensi Dasar pembelajaran selanjutnya Saudara
dituntut untuk memberikan materi tentang teks nonfiksi. Teks nonfiksi seperti
apakah yang akan Saudara sampaikan dalam pembelajaran...
A. Teks nonfiksi berupa autobiografi sederhana supaya siswa lebih
mengenali dirinya
B. Teks nonfiksi berupa autobiografi tentang diri sendiri sementara materi
pengembangannya menggunakan materi teks biografi
C. Teks nonfiksi yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tema
pembelajaran pada saat itu, agar relevan dengan tujuan pembelajaran
yang dirumuskan
D. Teks nonfiksi sejarah karena anak kelas rendah menyukai materi
bercerita
E. Teks nonfiksi berupa dongeng karena selain cerita sejarah siswa kelas
rendah juga menyukai dongeng
4. Dalam kaidah kebahasaan penulisan teks nonfiksi haruslah menggunakan
kalimat efektif. Diantara salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat
efektif ialah kesepadanan. Dibawah ini manakah kalimat yang menunjukan
kesepadanan...
A. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya.
B. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
juga menyetujuinya hingga saat ini.
C. Hingga saat ini kepala proyak belum menyetujui usulan penelitian yang
diajukan, padahal itu sudah diajukan sejak sebulan lalu
D. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek
belum menyetujuinya
E. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi belum juga
disetuji oleh kepala proyek
5. Selain harus memenuhi unsur kesepadanan, dalam penggunaan kalimatnya
teks nonfiksi haruslah logis yang bermakna...
A. Kalimat yang disusun haruslah masuk akal dan dapat dicerna logika
tanpa menimbulkan kesulitan untuk memahaminya meskipun tidak
koheren
B. Predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus sepadan jika
predikat pertama menggunakan predikat aktif maka predikat kedua juga
harus menggunakan predikat aktif, tidak boleh berlawanan
C. Gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu
kalimat karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang
diungkapkan.
D. Menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan bagian
yang tidak diperlukan, menjauhkan penggunakan kata depa dari dengan
daripada,menghundarkan pemakanaian kata yang tidak perlu,
menghilangkan pleonase, serta menghindari penggunaan hipernim dan
hiponim secara bersama-sama
E. Adanya kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk kalimat,
memperhatikan ejaan bahasa Indoenesia (EBI), tepat struktur fungsinya,
sistematis, dan tidak ada pemborosan kata.
6. Cermati penggalan paragraf berikut!
...Selain itu, kebakaran hutan dan lahan ini juga sangat berdampak pada
emisi gas rumah kaca, jelas Ruandha. Kebakaran pada tahun ini
diperkirakan membuat penurunan emisi hanya sekitar 16%. Diharapkan
mencegah terjadinya kebakaran di gambut, karena di situlah kuncinya.
Kebakaran tahun ini juga tidak dipertanyakan pada waktu KTT, sebab
tertutup oleh kebakaran di Amazone dan Australia.
Penggalan kalimat diatas merupakan struktur teks nonfiksi yakni pada
bagian...
A. Bagian pendahuluan
B. Bagian thesis statemnet
C. Bagian urutan pristiwa
D. Bagian inti
E. Bagian penutup
7. Struktur esai secara umum terdiri dari pendahuluan, bagian inti, dan
simpulan. Dalam pemaparan bagian pendahuluan hendaknya menakankan
agar menarik perhatian pembaca dan pentingnya topik tersebut untuk dikaji.
Pendahuluan esai yang disusun secara tepat, ialah...
A. Menggambarkan latar belakang yeng berisi keadaan ideal, faktual, dan
solusi atas permasalahan yang akan dipaparkan
B. Menggambarkan latar belakang dan situasi terkini terkait topik yang
disajikan dari penjelasan khusus ke penjelasan umum yang berisi
keadaan faktual dan permasalahan yang diangkat
C. Berisiskan bagaian pengembangkan ide yang dimuat dalam thesis
statement yang dikupas dan dikembangkan sesuai dengan jenis esai yang
ditulis
D. Menggambarkan latar belakang dan situasi terkini terkait topik tersebut
yang disajikan dari penjelasana umum kearah yang lebih sempit
menggambarkan keadaan faktual dan permasalahan yang diangkat
E. Berisiskan latar belakang yang merupakan pemetaan logis dari topik
yang hendak dibahasa sesuai tujuan jenis esainya
A. Kalimat kesatu
B. Kalimat kedua
C. Kalimat ketiga
D. Kalimat keempat
E. Kalimat kelima
9. Cermati teks di bawah ini!
1) Bandung Lautan Api adalah sejarah milik rakyat Bandung yang akan
selalu dikenang sebagai aksi patriotik warga Bandung dalam
mempertahankan tanah airnya.
2) Agar tidak dikuasai NICA rakyat dan tentara meninggalkan Bandung
bersama-sama dengan lebih dulu membumihanguskannya.
3) Pembumihangusan itu merupakan strategi agar sekutu tidak bisa
menguasai Bandung
4) Penduduk Bandungmengosongkan Bandung 11 km dari pusat kota.
5) Bandung Lautan Api tidak hanya menjadi peristiwa lokal yang terjadi di
Bandung, tetapi juga menjadi perhatian nasional karena dampak luas
yang ditimbulkannya.
Cerita tersebut menunjukan struktur teks narasi sejarah. Di bawah ini struktur
teks narasi sejarah yang paling tepat adalah...
A. Orentasi, urutan peristiwa, reorientasi
B. Orientasi, urutan peristiwa, reorietnasi, klimaks
C. Koda, orientasi, statemnet, simpulan
D. Pendahuluan, orientasi, isi, penutup
E. Orientasi, isi, simpulan, saran
10. Cermati penggalan biografi berikut.
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Terlahir dengan nama
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat Ia berasal dari lingkungan keluarga
Keraton Yogyakartaa. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, saat genap berusia
empat puluh tahun menurut hitungan tahun Caka, berganti nama menjadi Ki
Hajar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat
bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Perjalana
hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi kepentingan
bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar
BelSaudara), kemudian sempat lanjut ke STOVIA (Seklah Dokter
Bumiputera), tetapi tidak samaai tamat karena sakit. Setelah itu, ia bekerja
sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo,Midden
Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan
Poesara. Pada masanya ia tergolong penulis yang Saudaral. Tulisan-
tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehinga mampu
membangkitkn semangat antikolonial bagi pembacanya.
Keteladanan Ki Hajar Dewantara dalam kutipan tersebut adalah...
A. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta yang sangat
disegani dan dihormati karena rendah hati.
B. Ia berprestasi di Seklah Dasar di ELS (Seklah Dasar BelSaudara),
kemudian bisa lanjut ke STOVIA
C. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian
demi kepentingan bangsa
D. Dia tidak sedih sewaktu harus rela menanggalkan gelar kebangsawanan
karena jika ingin dekat dengan rakyat
E. Dia mampu bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar dengan
modal keterampilannya dalam menulis.
Kunci Jawaban Tes Formatif
No. Soal Kunci Jawaban
1 C
2 D
3 C
4 D
5 E
6 E
7 D
8 E
9 A
10 C
DAFTAR PUSTAKA
Anker, S. (2009). Real Essays With Readings: Writing Project for College, Work,
and Everyday Life. Boston: Bedford/St. Martin’s.
Anker, S. (2010). Real Writing With Readings: Paragraphs and Essays for
College, Work, and Everyday Life. (Edisi Kelima). Boston:Bedford/St.
Martin’sHarvey 2003.
Ismaun (1996). Ilmu Sejarah dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Universitas Terbuka
Fajrin. N. (2019). Kebakaran Hutan dan Lahan Belum Juga Mendapat Perhatian
Pemerintah Daerah (Online). Diakses dari
http://www.kompasiana.com/FajrinNahdan/
Savage, A. & Mayer, P. (2005). Effective Academic Writing 2: The Short Essay.
NewYork: Oxford University Press
Setiadi, dkk. (1999). Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil yang Mengandung
Zat Warna Azo Reaktif dengan Proses Gabungan Anaerob dan Aerob.
Diakses dari
http://ppprodtk.fti.itb.ac.id/tjandra/wpcontent/uploads/2010/04/PublikasiN
o20.pdf&cd =3&ved=0CDEQFjACusg=AFQjCNG4bkgEWa
FDIpiBGVgGdeytdEDxDg
MODUL 1
BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR 4
APRESIASI DAN KREASI SASTRA ANAK
Nama Penulis
Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D.
2. Relevansi
Apresiasi dan kreasi sastra anak memiliki relevansi dengan
komponen kebahasaan (fonologi, morfologi, semantik, sintaksis, dan
wacana) dan aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis). Disamping itu, apresiasi dan kreasi sastra
anak memiliki relevansi dengan aspek pengembangan literasi baik literasi
sekolah atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan pengembangan literasi
secara nasional atau Gerakan Literasi Nasional (GLN). Demikian pula,
apresiasi dan kreasi sastra anak memiliki relevansi dengan kurikulum 2013
serta pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti
pendekatan : saintifik, konstruktivisme, kontekstual, tematik integratif,
whole language, conferensing dan lain-lain.
3. Petunjuk Belajar
Sebelum Saudara mendalami secara menyeluruh isi materi modul ini,
disarankan Saudara untuk membaca dengan cermat petunjuk belajar yang
ada. Berikut ini petunjuk belajar yang harus Saudara ikuti.
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat dalam
modul ini. Akan sangat baik apabila Saudara mencatat dan meringkas
hal-hal penting yang terdapat dalam modul ini.
b. Kaitkanlah apa yang dipelajari dalam modul ini dengan pengalaman
Saudara dalam mengajarkan bahasa Indonesia di SD.
c. Kerjakanlah secara sungguh-sungguh tugas dan latihan yang
diperintahkan.
d. Kerjakanlah tes formatif yang ada dalam modul ini dengan baik.
Kemudian, berilah nilai tingkat pencapaian Saudara dengan
membandingkan jawaban yang telah Saudara buat dengan kunci tes
formatif yang terdapat pada akhir modul.
e. Diskusikanlah apa yang telah Saudara pelajari dan yang masih dianggap
sulit, dengan teman-teman Saudara.
B. INTI
Pada bagian inti modul ini, akan diuraikan hal-hal yang terkait
dengan (1) capaian pembelajaran, (2) subcapaian pembelajaran, (3) uraian
materi, dan (4) forum diskusi.
1. Capaian Pembelajaran
2. Subcapaian Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan di atas,
subcapaian pembelajaran yang harus diraih melalui telaah materi modul ini
adalah:
Salah satu jenis sastra anak adalah puisi. Saudara simak dengan
baik puisi di bawah ini dalam rangka memahami konsep sastra anak!
Sahabatku
Di waktu aku sedih
Kau menghiburku
Di waktuku senang
Kau ikut gembira
Di waktu kau sedih
Aku pun menghiburmu
Di waktu kau senang
Aku tetap ikut gembira
Aku tahu
Kau sahabat terbaikku
Terima kasih kau sahabatku
Karena kau telah mengerti perasaanku
1. Bacalah di dalam hati puisi di bawah ini, dengan saksama dan berulang-
ulang!
2. Bagaimanakah sikap penyair terhadap obyek puisi tersebut (Ibu)?
3. Apakah tema puisi tersebut?
4. Bagaimana struktur puisi tersebut (larik, rima, irama, diksi) apakah
membentuk kesatuan makna dan bentuknya?
5. Apakah amanat puisi tersebut?
6. Ceritakan kembali puisi tersebut dalam bahasa sehari-hari!
Sintaks pembelajaran di atas masih dapat dikembangkan dengan
bantuan media misal: gambar, rekaman, big book, pop up, dan sebagainya.
Sintaks tersebut dapat pula dipergunakan untuk jenis sastra prosa dan puisi
(Resmini, Hartati, Cahyani, 2006).
Adegan I
Masuk Monyet ke dalam pentas. Kedatangannya dapat diiringi musik yang
sesuai dengan watak binatang itu lincah dan lucu.
Monyet : (Bicara sendiri atau pada penonton) Walaupun kelihatannya
bodoh, ternyata si Kura-kura itu berotak juga. Kemarin dia menyuruh saya
memetikkan buah pisang. Saya setuju tentu. Di samping saya pSaudarai
memanjat, saya punya rencana untuk melarikan pisangnya itu. Maka
sayapun memanjat membawa kantong. Saya petik pisang satu demi satu,
dan setelah saya masukkan ke dalam hutan. Saya cari tempat yang tenang
untuk memakan pisang dengan nikmat. Ketika saya buka kantong, apa yang
saya lihat? Satu buah pisang pun tidak ada. Yang ada hanyalah sebuah
lobang di dasar kantong itu. Si Kura-kura yang tampaknya dungu dan
malas itu, ternyata sudah berhasil menipu saya dan memakan semua
pisangnya. Tapi janganlah disebut si Monyet, kalau saya tidak dapat
membalasnya. Saya punya rencana lain, dan dia pasti tidak akan dapat
lolos. Lihatlah nanti! Sekarang akan saya panggil dia. Kura-kura! Kura-
kura!
Kura-kura : (Dari dalam gubuk) Kuk!
Monyet : Sedang apa?
Kura-kura : Sedang tiduran.
Monyet : Masa siang begini tiduran.
Kura-kura : Terlalu kenyang makan pisang
kemarin. Monyet : Keluarlah, mari kita main-
main!
Kura-kura : Yuk!
Contoh Teks Drama 2
LASKAR TUJUH BELAS
Sinopsis : Perjuangan ini tak akan pernah usai, kemerdekaan dan
persatuan bangsa harus dipertahankan waktu, darah, dan
airmata harus dikorbankan. Seorang kakek sedang
mengenang masa lalunya dimana rakyat bahu membahu
berjuang mengusir penjajah.
Perwatakan : Kakek
Cucu Pejuang 3
Ibu Si Pincang
Kapten Pardi Si Tua
Istri Kapten Pardi Wanita Muda
Pejuang 1
Pejuang 2
ADEGAN 1
(Setting: Siang hari. Sebuah ruang tamu, dengan perabotan yang
sederhana. Masuklah seorang kakek renta dibimbing oleh seorang wanita
yang masih muda. Duduklah sang kakek disebelah kursi.)
Kakek : (batuk-batuk) Uhuk... uhuk...
Cucu : Hati-hati kek...pelan-pelan saja...
Kakek : Sekarang bulan apa cu...huk...huk...kalau kakek tidak salah, ini kan
sudah masuk bulan Agustus..
Cucu : Betul kek, sekarang sudah bulan Agustus, tanggal sepuluh
Agustus. (sambil membimbing kakek untuk duduk)
Kakek : Sebentar lagi tanggal tujuh belas kan? Kenapa belum pasang
bendera, kita harus memperingati kemerdekaan.
Cucu : Iya kek, sebentar lagi. Kita menunggu ibu pulang dari pasar,
bendera kita sudah usang jadi ibu mau membeli bendera yang baru.. Oh iya,
sebentar ya kek, saya ambilkan minum dulu (Cucu beranjak keluar
punggung dan kemudian masuk lagi sambil membawa segelas susu untuk
kakek)
Kakek : Terima kasih cucuku, kakek mengantuk...
Cucu : Iya, kakek istirahat dulu.. Saya mau bersih-bersih dapur sambil
menunggu ibu. (Cucu keluar panggung)
Kakek : Tujuh belas...tujuh belas...(Kakek menggumam sendirian, lalu
pelan-pelan kakek tertidur dikursi itu.)
ADEGAN 2
(Setting: Siang hari. Di ruang tamu, kakek masih tidur di kursi di bagian
belakang panggung. Tiba-tiba masuklah seorang berpakaian pejuang 45,
ia lalu duduk di kursi dan meja, kemudian membuka sebuah surat kumal
dari saku bajunya, mukanya kelihatan kusut dan resah, dibacanya surat itu
berulang-ulang.)
Kapten Pardi : (Membaca surat itu) “Mas, kalau bisa mas pulang.
Kata Mbah Dukun, sebentar lagi aku akan
melahirkan. Aku harap mas pulang walaupun cuma
sebentar”
Aduh...bagaimana ini.... (Tiba-tiba masuklah dua
orang pejuang lain)
Pejuang 1 & Pejuang 2 : (Memberi hormat) Merdeka!!
Kapten Pardi : Merdeka! Ayo silakan duduk. (Mereka pun duduk)
Ada berita apa dari Jakarta?
Pejuang 1 : Lapor pak, tadi saya baru saja menerima kabar,
bahwa BelSaudara tidak mengakui kemerdekaan
kita, dan besok lusa, tanggal 17, mereka akan
menghalangi kita memperingati kemerdekaan.
Kapten Pardi : Lalu apalagi?
Pejuang 2 : Kita harus mempersiapkan diri untuk merebut pos-
pos yang diduduki BelSaudara.
Pejuang 1 : Tapi pak...
Kapten Pardi : Tapi apa?
Pejuang 1 : Maaf pak, saya agak ragu kalau merebut pos-pos
BelSaudara. Pasukan kita hanya berjumlah tigabelas
orang, lagi pula persenjataan kita kurang.
Kapten Pardi : Iya... saya mengeti, kira-kira apakah masih ada
kemungkinan untuk menambah jumlah pasukan?
Pejuang 2 : Saya kira sudah tidak mungkin pak, semua
pemuda sudah bergabung dengan kita
(Tiba-tiba dari luar terdengar suara-suara ramai
orang dan mereka pun masuk panggung. Mereka
adalah dua orang gadis, seorang kakek, seorang
pemuda yang pincang kakinya, dan pemuda
pejuang)
Pejuang 3 : Maaf komSaudaran, mereka memaksa ingin
bertemu komSaudaran.
Si Pincang : Maaf komSaudaran, kami kurang sopan. Saya dan
kawan-kawan ini ingin ikut bergabung dengan
komSaudaran, kami mendengar bahwa kita akan
menyerang BelSaudara.
Kapten Pardi : Tidak apa-apa, memang benar kita akan
menyerang BelSaudara tapi... apakah kalian sudah
yakin akan bergabung dengan kami?
Wanita : Iya, yakin komSaudaran, walaupun saya wanita
namun kami siap mati membela tanah air ini.
Si Tua : Lebih baik berputih tulang dari pada berputih
mata, lebih baik mati berkalang tanah daripada
hidup dijajah. Walau sudah tua, tapi saya berjuang
membela negara.
Kapten Pardi : Baiklah kalau begitu, sekarang jumlah kita tujuh
belas, oleh karena itu pasukan ini kita sebut sebagai
Laskar Tujuh Belas. Mari kita mempersiapkan
senjata dan bekal seadanya, semoga Tuhan
melindungi kita, Merdeka!
Serempak : Merdeka !! (Mereka keluar panggung)
Di dalam drama terdapat unsur-unsur instrinsik. Unsur-unsur
instrinsik tersebut terbagi atas dua, diantaranya adalah unsur pertunjukan
dan unsur cerita. Diantara unsur pertunjukan adalah:
1) Pemain (aktor), yaitu orang yang memeragakan peran di dalam cerita.
2) Pentas, yaitu panggung tempat tempat pertunjukn drama.
3) Sutradara,yaitu pemimpin dalam pementasan drama yang juga
bertanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama dan membuat
perencanaan yang matang.
4) Penonton
Sementara itu, yang termasuk ke dalam unsur cerita, diantaranya
adalah:
1) Perwatakan atau karakter tokoh, yaitu keseluruhan ciri-cirijiwa
seseorang tokoh dalamlakon drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis
lakon untuk diwujudkan oleh para pemain drama.
2) Dialog, yaitu ciri khas dari suatu drama yaitu berupa naskah tersebut
berbentuk percakapan atau dialog yang harus memperhatikan ragam
lisan yang komunikatif.
3) Latar, yaitu tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
drama.
4) Alur, yaitu rangaian peristiwa yang membentuk suatu kesatuan cerita
dalam drama.
Pada tahun baru yang lalu aku bersama Ayah, Ibu, dan
Kakak merayakan Tahun Baru di Alun-alun kota. Di sana aku
membeli terompet yang berbentuk ular naga. Sebenarnya aku
ingin membeli terompet yang ada lampunya, tetapi tidak jadi
karena mahal harganya.
Tapi dengan terompet ular naga aku sudah sangat
senang. Aku selalu meniup terompet itu keras-keras sambil
berlari-lari di antara banyak orang. Aku sangat senang. Sudah
tidak tahan ingin melihat pesta tahun baru.
Akhirnya jam dua belas malam tiba, pesta tahun baru
dimulai. Aku meniup terompet keras-keras menyahut suara
terompet lain. Aku senang melihat pesta kembang api. Aku
berlari-lari sambil meniup terompet. Aku sangat senang sekali.
Aku pulang pada pukul tiga malam. Karena lapar aku
membeli roti bakar di pinggir jalan. Aku pun pulang ke rumah
bersama Ayah, Ibu, dan Kakak. Pagi harinya aku ceritakan
pengalaman merayakan tahun baru dengan terompet pada
teman-temanku.
c) Fiksi Sejarah
Fiksi sejarah adalah cerita realistik yang disSaudararkan pada masa
yang lalu/latar waktunya masa lalu (Stewig, 1980; Rothelin, 1991). Dengan
demikian fiksi sejarah berfungsi untuk menambah pengalaman pembaca
yang dapat dihayati dari kejadian masa lalu, perspektif untuk masa yang
akan datang, dan memberi pemahaman dan kepercayaan adanya nilai dan
kehidupan masa lalu.
Menurut Stewig (1980) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam cerita fiksi sejarah (1) cerita sejarah harus menarik dan memenuhi
tuntutan keseimbangan antara fakta dan fiksi, (2) harus secara akurat
merefleksi semangat atau jiwa dan nilai yang terjadi pada waktu itu, (3)
penulis harus berpijak pada tempat sejarah (histografi), (4) keotentikan
bahasa harus diperhatikan, dan (5) harus mendramatisasi fakta-fakta
sejarah.
Berikut ini salah satu cerita rakyat atau legenda yang ditujukan untuk
siswa sekolah dasar.
f) Biografi
Biografi adalah kisah tentang riwayat hidup seseorang yang ditulis
orang lain (Sudjiman, 1984). Bila riwayat hidup itu ditulis sendiri,
dinamakan autobiografi. Suatu cerita kehidupan bisa dibuat menjadi sebuah
fiksi atau bisa pula dibuat fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang dapat
didokumentasikan sebagai buku informasi.
Contoh biografi misalnya: (1) Mohamad Toha Pahlawan Bandung
Selatan karya Min Resmana, (2) Imam Bonjol karya B. Waluyo, (3) Raden
Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit karya Soepono, (4) Semasa Kecil karya
Sudharmono, dan (5) Bangkitnya Pejuang Kemanusiaan karya Junaidi
Dirhan.
Berikut ini salah satu contoh teks biografi pahlawan di Indonesia.
BIOGRAFI TUANKU IMAM BONJOL
Lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatra Barat 1772 – wafat dalam
pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6
November 1864, adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang
yang berperang melawan BelSaudara, peperangan itu dikenal dengan
nama Perang Padri di tahun 1803-1837. Tuanku Imam Bonjol
diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK
Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Riwayat perjuangan : Perang Padri
Tak dapat dimungkiri, Perang Padri meninggalkan kenangan
heroik sekaligus traumatis dalam memori bangsa. Selama sekitar 20
tahun pertama perang itu (1803-1821) praktis yang berbunuhan
adalah sesama orang Minang dan MSaudarailing atau Batak
umumnya.
Pada awalnya timbulnya peperangan ini didasari keinginan
dikalangan pemimpin ulama di Kerajaan Pagaruyung untuk
menerapkan dan menjalan syariat Islam sesuai dengan Mazhab
Wahabi yang waktu itu berkembang di tanah Arab (Arab Saudi
sekarang). Kemudian pemimpin ulama yang tergabung dalam
Harimau nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk mengajak Raja
Pagaruyung Sultan Muning Alamsyah beserta Kaum Adat untuk
meninggalkan beberapa kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam.
Dalam beberapa perundingan tidak ada kata sepakat antara
Kaum Padri (penamaan bagi kaum ulama) dengan Kaum Adat.
Seiring itu dibeberapa nagari dalam Kerajaan Pagaruyung bergejolak,
dan sampai akhirnya Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman
menyerang Pagaruyung pada tahun 1815, dan pecah pertempuran di
Koto Tangah dekat Batu Sangkar. Sultan Muning Alamsyah terpaksa
melarikan diri dari ibukota kerajaan.
Pada 21 Februari 1821, kaum Adat resmi menyerahkan wilayah
darek (pedalaman Minangkabau) kepada BelSaudara dalam perjanjian
yang diteken di Padang, sebagai kompensasi kepada BelSaudara yang
bersedia membantu melawan kaum Padri. Perjanjian itu dihadiri juga
oleh sisa keluarga Dinasti Kerajaan Pagaruyung di bawah pimpinan
Sultan Tangkal Alam Bagagar yang selamat dari pembunuhan oleh
pasukan Padri.
Campur tangan BelSaudara dalam perang itu ditSaudarai
dengan penyerangan Simawang dan Sulit Air oleh pasukan Kapten
Goffinet dan Kapten Dienema awal April 1821 atas perintah Residen
James du Puy di Padang. Dalam hal ini Kompeni melibatkan diri
dalam perang karena “diundang” oleh kaum Adat.
Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan paderi cukup tangguh
sehingga sangat menyulitkan BelSaudara untuk menundukkannya.
Oleh sebab itu BelSaudara melalui Gubernur Jendral Johannes van
den Bosch mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan
maklumat “Perjanjian Masang” pada tahun 1824. Hal ini dimaklumi
karena disaat bersamaan Batavia juga kehabisan dana dalam
menghadapi peperangan lain di Eropah dan Jawa seperti Perang
Diponegoro. Tetapi kemudian perjanjian ini dilanggar sendiri oleh
BelSaudara dengan menyerang Nagari PSaudarai Sikek.
Penangkapan dan Pengasingan
Setelah datang bantuan dari Batavia, maka BelSaudara mulai
melanjutkan kembali pengepungan, dan pada masa-masa selanjutnya,
kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit, namun ia masih tak
sudi untuk menyerah kepada BelSaudara. Sehingga sampai untuk
ketiga kali BelSaudara mengganti komSaudaran perangnya untuk
merebut Bonjol, yaitu sebuah negeri kecil dengan benteng dari tanah
liat yang di sekitarnya dikelilingi oleh parit-parit. Barulah pada
tanggal 16 Agustus 1837, Bonjol dapat dikuasai setelah sekian lama
dikepung.
Dalam bulan Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang ke
Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat itu langsung ditangkap dan
dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan ke Ambon
dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado. Di tempat terakhir
itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Tuanku Imam
Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.
g) Puisi
Puisi merupakan sebuah cipta sastra yang terdiri atas beberapa larik.
Larik-larik itu memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah
bait. Atau lebih. Puisi dinamakan juga sanjak.
Istilah puisi anak-anak memiliki dua pengertian yaitu (1) puisi yang
ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak dan (2) puisi yang ditulis oleh
anak-anak untuk dikonsumsi mereka sendiri. Pada dasarnya puisi anak dan
orang dewasa hanya sedikit perbedaannya, yaitu dalam segi bahasa, tema
dan ungkapan emosi yang digambarkannya. Puisi anak dilihat dari dunia
citraannya digambarkan dalam things dan sign yang sesuai dengan dunia
pengalaman anak. Jika dicermati keduanya memiliki implikasi perspektif
dan pengungkapan terhadap dunia anak dengan cukup tajam. Berikut
beberapa contoh puisi anak yaitu terdiri dari puisi bebas dan pantun.
Kata Bapak,
Senja adalah perpindahan siang ke malam
Kata Emak,
Senja adalah waktu terindah di ujung hari
Kata teman,
Senja adalah waktu pulang kerumah
Di hatiku,
Senja adalah semua yang terindah
Ketika PR telah selesai
Dan tugas-tugas sudah usai
Sementara mentari sembunyi sembari burung pulang ke sarang
Tuhanku adakah yang lebih indah dari senja?
Ketika segala karunia-Mu telah tumpah di dadaku
Di bumi Isola tercinta
(Karya: T. Hartati)
Lebah dan Mawar
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
Muatan :Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.6 Menggali isi dan amanat 3.6.1 Menjelaskan isi dan
puisi yang disajikan secara amanat puisi.
lisan dan tulis dengan 3.6.2 Menjelaskan cara
tujuan untuk kesenangan. menyusun puisi
berdasarkan teks puisi
“Penari”.
Muatan :SBdP
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.3 Mengetahui gerak tari 3.3.1 Menjelaskan gerak tari
kreasi daerah. kreasi daerah
Muatan :IPA
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.2 Membandingkan siklus 3.2.1 Menjelaskan manfaat
hidup beberapa jenis makhluk hidup bagi
makhluk hidup serta lingkungan sekitar
mengaitkan dengan upaya
pelestariannya.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pembukaan 1. Guru memberikan salam dan 10 menit
mengkondisikan kelas.
2. Menyanyikan lagu,“Garuda
Pancasila” atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya semangat
nasionalisme.
3. Pembiasaan membaca 15 menit.
4. Mengecek kehadiran siswa.
5. Mengaitkan dengan pembelajaran
yang lalu.
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini.
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil
penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap
materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau
hasil karya/projek dengan rubrik penilaian sebagai berikut.
Aksara
Karya Andi Utama
1. Mengapa puisi diatas dapat digolongkan pada jenis karya sastra anak ?
2. Bagaimana pengalaman Saudara mengajarkan sastra anak secara reseptif
dan produktif?
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Sastra anak-anak meliputi semua jenis penulisan kreatif dan
imajinatif yang khusus untuk dibaca dan menghibur anak-anak. Sastra anak
berkorelasi dengan dunia anak-anak dan bahasa yang digunakan sesuai
dengan perkembangan intelektual dan emosional anak yang menempatkan
anak-anak sebagai fokusnya. Sastra anak sebagai sumber pembelajaran
bahasa di sekolah dasar terdiri atas berbagai genre, yaitu: buku bergambar,
fiksi realistik, fiksi sejarah, fantasi/fiksi ilmiah, sastra tradisional, puisi, dan
biografi yang difiksikan.
Tujuan pembelajaran sastra anak di sekolah dasar antara lain:
memberi kebahagiaan dan kesenangan, mengembangkan imajinasi,
menambah pengetahuan, mengembangkan berpikir kreatif,
mengembangkan karakter, mengembangkan apresiasi sastra,
mengembangkan kesadaran bersastra, dan menginterpretasi bacaan sastra.
Strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sastra anak
di sekolah dasar adalah sebagai berikut; bercerita, berbicara, bercakap-
cakap, mengungkapkan pengalaman, membacakan puisi, mengarang terikat
& bebas, menulis narasi, deskripsi, eksposisi & argumentasi, menulis
berdasarkan gambar/visual, mendramatisasikan karya sastra.
2. Tes Formatif
Soal
1. Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah ...
A. Penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra
B. Pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman
serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan karya sastra
C. Penafsiran kualitas serta pemberian nilai yang wajar berdasarkan
pengamatan, dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis
D. Kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan
kepekaan perasaan yang baik
E. Mempelajari teori sastra
10. Manfaat yang diperoleh dari membaca karya sastra adalah ...
A. Memperoleh kenikmanatan
B. Mendapatkan pelajaran
C. Mendidik nilai-nilai kehidupan
D. Memperoleh kenikmatan, pelajaran, dan mendidik nilai-nilai
kehidupan
E. Memperoleh kebebasan
1. D
2. E
3. D
4. C
5. E
6. B
7. A
8. C
9. B
10. D
DAFTAR PUSTAKA
TES SUMATIF
MODUL BAHASA INDONESIA
A. Pendahuluan
B. Tesis statement
C. Bagian inti
D. Ringkasan
E. Kesimpulan
21. Kusmiatun (2010) memberikan gambaran mengenai fungsi
esai sebagai berikut, kecuali...
A. Eksploratif dan persuasi
B. Explain dan compare
C. Showing dan describe
D. Describe dan persuasi
E. information dan causes
22. 1). Simpulan
2). Ringkasan
3). Pendahuluan
4). Inti reviu
5). Thesis statement
Berikut ini urutan yang benar struktur reviu buku atau artikel adalah...
A. 3-2-4-1
B. 5-4-3-2
C. 3-5-4-1
D. 3-4-5-1
E. 3-1-2-3
23. Struktur artikel berbasis penelitian terdiri dari:
1). Pendahuluan
2). Abstrak
3). Temuan Penelitian
4). Metode penelitian
5). Pembahasan
6). Simpulan
7). Implikasi
Struktur umum artikel berbasis penelitian berdasarkan urutan yang
benar ialah...
A. 1-2-7-5-4-3
B. 2-1-4-3-5-6
C. 6-5-3-4-1-2
D. 2-1-3-4-5-6
E. 2-1-3-4-6-5
24. Secara umum struktur teks narasi sejarah terdiri dari: (1) orentasi
atau pengenalan, (2) Urutan peristiwa atau rekaman peristiwa, (3)
Reorientasi atau penutup. Berikut ini adalah isi teks narasi sejarah
bagian reorientasi atau penutup yang benar ialah...
A. Simpulan, penilaian, pendapat, komentar, ataupun opini oleh
penulis mengenai peristiwa sejarah yang diceritakan di dalam
teks
B. Urtan-urutan rekaman peristiwa yang disusun secara kronologis.
C. Permulaan atau pengenalan yang letaknya diawal dari suatu isi
teks narasi sejarah.
D. Rangkaian peristiwa tersebut tersusun secara kronologis
E. Inti pembahasan buku/bab buku/artikel yang merupakan analisis
kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku/bab buku/ artikel
itu
25. Naskah yang terdiri dari dialog dan untuk dipentaskan disebut...
A. Prosa
B. Puisi
C. Drama
D. Roman
E. Epos
26. Dongeng tentang binatang (fabel) sesuai untuk siswa SD kelas...
A. I-II
B. III-IV
C. IV-V
D. V-VI
E. VI-VII
27. Cerita faktual yang sesuai untuk siswa SD kelas tinggi...
A. Dongeng
B. Fabel
C. Biografi
D. Roman
E. Hikayat
28. Pilihan kata dalam puisi disebut...
A. Diksi
B. Seleksi
C. Afirmasi
D. Improvisasi
E. Imajeri
29. Di bawah ini terdapat kegiatan apresiasi sastra anak, kecuali...
A. Mendongeng
B. Mendramatisasikan karya sastra
C. Mengarang puisi
D. Membaca puisi
E. Membaca pengumuman
30. Di bawah ini merupakan karakteristik guru dalam pembelajaran sastra,
kecuali...
A. Memahami kerakteristik peserta didik mencakup tingkat
apresiasi, minat, bakat, aspirasi, dan kesulitan
B. Sebagai pendidik seorang guru harus menguasai bahasa
(sederhana, konkret) dan isi relevan dengan kehidupan anak
C. Memahami sejarah dan teori sastra Indonesia
D. Memiliki apresiasi sastra yang tinggi, baik sastra Indonesia, sastra
daerah, maupun asing
E. Memiliki kemampuan pengelolaan kelas
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF
1. D 16. B
2. D 17. A
3. E 18. D
4. B 19. B
5. C 20. E
6. E 21. E
7. C 22. A
8. B 23. B
9. D 24. A
10. E 25. C
11. C 26. A
12. D 27. C
13. A 28. A
14. B 29. E
15. D 30. E