BAB I
PENDAHULUAN
Sesui dengan pasa 94 ayat (1) PP No.23 / 2010 pengolahan batubara untuk
meningkatkan nilai tambah adalah pengerusan batubara (coal crushing), pencucian
batubara (coal washing), pencampuran batubara (coal blending), peningkatan mutu
batubara (coal upgrading), pembuatan briket batubara ( coal briquetting), pencairan
batubara (coal liquetting), dan coal water mixture (CMW) (Permana, 2011). Upaya
untuk meningkatkan nilai tambah sangat terkait dengan penggunaan teknologi yang
diharapkan mampu memberikan keuntungan (revenue) lebih besar kepada pelaku
usaha. Ini berarti, keberadaan teknologi dan pemanfaatan terhadap teknologi tersebut,
menjadi faktor penentu bagi keberhasilan peningkatan nilai tambah batubara
(Permana, 2011)
Pemanfaatan batubara yaitu sebagai bahan bakar, bahan baku pembuatan
briket, pencairan batubara, gasifikasi, upgrading batubara dan pengolahan logam
(Damayanti, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
ISI
2.1 Metode Konversi Batubara
2.1.1 Metode Upgrading Brown Coal
Metode Upgrading digunakan untuk peningkatan nilai kalori batubara
melalui penurunan kandungan air. Teknik yang digunakan adalah pemanasan
dan pembuangan air (dewatering) dengan media minyak (minyak jenis ringan)
dan absorpsi minyak. Sistem hydrotermal digunakan untuk mengurangi
kandungan air sehingga nilai kalori batubara akan bertambah dengan media air
panas, dan dapat mengubah sifat fisika dan kimia karakteristik batubara. Tahap-
tahap upgrading brown coal sebagai berikut (Putri, 2018)
Coal crushing
Slurry dewatering
Solid / Liquid
Separation
Oil Recovery
Briquetting
Entrained Bed
Gambar 2. Sistem gasifikasi
Vapor
Kondensasi
Analisis hasil
Batubara dengan nilai kalor 6.400 kkal/kg, dilakukan dalam reaktor fluized
bed dengan dimesi OD = 170, ID = 100mm, dan h = 400mm. Sebelum masuk
reaktor, batubara di grinder hingga ukuran menjadi 300 mesh. Katalis NiMo
diaktivasi pada temperatur 500oC selama 5 jam. Temperatur reaktor (350 –
500)oC dan preheating selama 60 menit. Kemidian batubara dimasukkan ke
dalam reaktor dan katalis dimasukkan ke dalam bed katalis dengan variasi berat
1%, 5%, 10%, dan 15%. Udara dengan laju alir 2 LPM dialirkan masuk ke
reaktor, tekanan 1 atm, dan waktu proses 60 menit. Dalam proses ini, aliran
vapor akan mengalir keluar melalui atas reaktor, dikondensasi dan ditampung di
dalam erlenmeyer. Produk minyak batubara yang dihasilkan dianalisa densitas,
o
API gravity, GC-MS.
2.2 Produk Konversi Teknologi Batubara
2.2.1 Minyak Batubara
Produksi minyak batu bara menggunakan kalatis NiMO. Katalis NiMo
adalah salah satu jenis katalis yang digunakan untuk memproduksi minyak
dengan komposisi senyawa aromatik yang tinggi. Logam Ni sangat selektif
terhadap pemutusan rantai C-C dan C-H. Perpaduan logam NI dan Mo dapat
menyebabkan terjadinya reaksi hidrodeosidasi dan memiliki selektifitas
terhadap pemutusan rantai C-O.
2.2.1.1 Pengaruh Temperatur dan Berat Katalis Terhadap Yield Minyak Batubara
2.2.1.3 Pengaruh Temperatur dan Berat Katalis Terhadap Nilai oAPI Gravity dan
klasifikasi Minyak batubara
2.2.2 Zeolit
Proses sintesis zeolit menggunakan limbah batabara ditambah NaOH, aquades
dan NaAlO2. Sintesis zeolit dengan penambahan NaAlO2 sebagai media
kristalisasi. Metode yag digunakan dalam sinteris zeolite yaitu metode
peleburan alkali hidrotermal. Proses sistesi zeolit dari limbah batu bara dapat
dilihat pada gambar 7.
Peleburan hidrotermal
kuat tekan maksimum terjadi pada hari ke-28 sebesar 12.736072 Mpa.
Beton geopolimer yang telah direndam dalam air sulfat 5% mengalami
penaikan kekuatan tekan beton setelah hari ke-7 sampai hari ke-28 yaitu
sebesar 11,780455 Mpa menjadi 12.736072 Mpa dan kekuatan tekan beton
geopolimer masih terus bertambah sampai hari ke-90. Sehimgga beton
geopolimer yang di uji masih dapat bertambah kekuatannya dalam sulfat 5%.
Sektor Aplikasi
Pertanian Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi
tanah, sumber mineral pendukung pada pupuk dan
tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam
pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium
pupuk.
Peternakan Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat
mereduksi penyakit lembuhg pada hewan
ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran
hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.
Perikanan Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai
sistem resikurlasi air, dapat mengurangi kadar
nirogen pada kolam ikan.
Energi Sebagai katalis pada proses pemecahan
hidrokarbon minyak bumi, sebagai panel-panel
pada pengembangan energi matahari, dan
penyerap gas freon.
Industri Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton,
kayu lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben
dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan
baku pembuatan keramik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggara, Rizky, Suwandi, Reza Fauzi P. 2019. The Influence of Total og Air Holes
At Gasifier With Air Flow Velocity Variations Agains Biomassa Gasification
Performance With Teak Wood Pellet Fuel. E-Proceeding of Engineering. Vol 6,
No.2.
Arinaldo, D., Cgistian J., 2019. Dinamika Batu Bara Indonesia: Menuju Transisi
Energi yang Adil. Jakarta: Institute for Essential Services Reform (IESR).
Darwanta., 1997, Kajian Penambahan Al(OH)3 dalam Sintesis Zeolit 4A dari Abu
Layang Batubara, Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM, Yogyakarta.
Fajril A., 1996, Sintesis Zeolit 4A dari Abu Layang Batubara, Thesis Program Pasca
Sarjana. UGM, Yogyakarta.
Hanifah, R., Puryanti, D., Muttaqin, A., 2018. Pembuatan Zeolit Sodalit dari Abu
Dasar Batubara dengan Variasi Konsentrasi Larutan NaAlO2 menggunakan
Metode Peleburan Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand Vol. 7, No. 3
Jumaeri, sutamo, Eko Sri kunanti, dan Sri Juari Santosa. 2009. Pengaruh konsentrasi
NaOH dan Temperatur pada Sintesis Zeolit dari Abu Layang secara Alkali
Hidrotermal. Jurnal Zeolit Indonesia. Vol 8, No. 1.
Jumaeri,W. Astuti,dan W.T.P. Lestari. 2007. Preparasi dan Karakterisasi Zeolit dari
Abu Layang secara Alkali Hidrotermal. Jurnal Zeolit Indonesia. Vol 11, No. 1.
MattigoId, S. V., D. Rai, LE. Eary, and C.C. Ainsworth. 1990. Geochemical factors
controlling the mobilization of inorganicconstituent from fossil fuel combustion
residues : 1. Review of the major elements. J. Environ. Qual.
Muis, Lince, Hasrul Anwar, Muhammad Haviz. 2018. Pengaruh Temperatur pada
Proses Pencairan Batubara Antrasit Menggunakan Pelarut Short Residue. Jurnal
Civronlit Universitas Batanghari. Vol 3, No.2.
Permana, Darsa. 2011. Peluang dan Tantangan Peningkatan Nilai Tambah Batubara.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. Vol 7, N0.1. Hal 1-13.
Pratama, Teguh Nugraha, dan Afdhal Muttaqin. 2017. Pengaruh Sumber Kation
NaOH dan KOH Terhadap Jenis Zeolit Sintesis dari Abu Dasar Batubara
dengan Metode Peleburan Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand. Vol. 6,
No.2.
Pratama, Teguh Nugraha, dan Afdhal Muttaqin. 2017. Pengaruh Sumber Kation
NaOH dan KOH Terhadap Jenis Zeolit Sintesis dari Abu Dasar Batubara
dengan Metode Peleburan Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand. Vol. 6,
No.2.
Putri, Rizqia Zahra, and Fadhillah. 2011. Peningkatan Kualitas Batubara Low
calorie menggunakan Mnyak Pelumas Bekas Melalui Proses Upgrading Brown
Coal. Jurnal Bisa Tambang : Universitas negeri Padang. Vol 5, No. 2.
Setiadi, Amir, Jumaeri, dan Nuni Widiarti. 2016. Sintesis Zeolit dengan Kandungan
Si / Al Rendah dari Kaolin Menggunakan Metode Peleburan dan Hidrotermal.
Indonesia Journal of Chemical Science. Vol 5, NO. 3.
Setiawan, Randi, Fera Lestari, dan Dian Pratiwi. 2017. Pengaruh Sulfat Pada
Kekuatan Beton yang Menggunakan Limbah Batubara Sebagai Bahan
Pengganti Semen. Jurnal Teknik Sipil UBL. Vol 8, No.2.
Sobah, Saripah, Hary Sulistyo, Siti Syamsiah. 2013. Pengolahan Gas CO2 hasil
samping Industri Amoniak Melalui Gasifikasi Batubara yang telah dipirolisis
dengan Menambah Ca(OH)2. Jurnal Rekayasa Proses. Vol 7, No.1.
Sunardi, Rohman, T., Mikrianto, E., 2007. Pengaruh Waktu Refluks dengan Naoh
Terhadap Konversi Abu Layang Batubara Menjadi Zeolit. FMIPA, UNLAM,
Banjarbaru.
Triantoro, Agus, Adib Mustofa, Riswan. 2013. Pengaruh Agen Gasifikasi Batubara
Terhadap Produk Gas yang Dihasilkan Oleh Batubara Peringkat Rendah. INFO
TEKNIK. Vol 14, No.2.
Lampiran Peluang dan tantangan secara umum