com
Adalah kekayaan alam yang dikategorikan sebagai energy fossil terbentuk dari proses
metamorfosa yang sangat lama. Strukturnya kimia batubara samasekali bukan rangkaian
kovalen karbon sederhana melainkan merupakan polikondensat rumit dari gugus aromatik
2,3)
dengan fungsi heterosiklik . Jumlah polikondensat yang banyak ini saling berikatan sering
disebut dengan “bridge-structure”. Secara optis batubara sering merupakan bongkahan
berporus tinggi dengan kadar air yang sangat berfariasi.
Proses pengolahan batubara sudah dikenal sejak seabad yang lalu, diantaranya:
Gasifikasi (coal gasification)
Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi materi organik (batubara, biomass atau
natural gas) biasanya padat menjadi CO dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan
oksigen pada tekanan atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:
Coal + H2O + O2 à H2 + CO
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 1/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau disebut senyawa
hidrokarbon sintetik/ sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin
industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).
Hidrogenasi (hydrogenation)
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini
diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria bahan baku) agar dihasilkan
senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah.
Sejalan perkembangannya, hidrogenasi batubara menjadi proses alternativ untuk mengolah
batubara menjadi bahan bakar cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan
nama Bergius proses, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction).
Coal liquefaction adalah terminologi yang dipakai secara umum mencakup pemrosesan
batubara menjadi BBM sintetik (synthetic fuel). Pendekatan yang mungkin dilakukan untuk
proses ini adalah: pirolisis, pencairan batubara secara langsung (Direct Coal Liquefaction-
DCL) ataupun melalui gasifikasi terlebih dahulu (Indirect Coal Liquefaction-ICL). Secara
intuitiv aspek yang penting dalam pengolahan batubara menjadi bahan bakar minyak sintetik
adalah: efisiensi proses yang mencakup keseimbangan energi dan masa, nilai investasi,
kemudian apakah prosesnya ramah lingkungan sehubungan dengan emisi gas buang, karena
ini akan mempengaruhi nilai insentiv menyangkut tema tentang lingkungan. Undang-Undang
No.2/2006 yang mengaatur tentang proses pencairan batubara.
4)
Efisiensi pencairan batubara menjadi BBM sintetik adalah 1-2 barrel/ton batubara . Jika
diasumsikan hanya 10% dari deposit batubara dunia dapat dikonversikan menjadi BBM
sintetik, maka produksi minyak dunia dari batubara maksimal adalah beberapa juta
barrel/hari. Hal ini jelas tidak dapat menjadikan batubara sebagai sumber energi alternativ
bagi seluruh konsumsi minyak dunia. Walaupun faktanya demikian, bukan berarti batubara
tidak bisa menjadi jawaban alternativ energi untuk kebutuhan domestik suatu negara. Faktor
yang menjadi penentu adalah: apakah negara itu mempunyai cadangan yang cukup dan
teknologi yang dibutuhkan untuk meng-konversi-kannya. Jika diversivikasi sumber energi
menjadi strategi energi suatu negara, pastinya batubara menjadi satu potensi yang layak untuk
dikaji menjadi salah satu sumber energi, selain sumber energi terbarukan (angin, solar cell,
geothermal, biomass). Tetapi perlu kita ingat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk
mempertimbangkannya tidaklah tanpa batas, karena sementara negara2 lain sudah melakukan
kebijakan-kebijakan konkret domestik maupun luar negeri untuk mengukuhkan strategi
energi untuk kepentingan negaranya.
Pencairan batubara metode langsung atau dikenal dengan Direct Coal Liquefaction-DCL,
dikembangkan cukup banyak oleh negara Jerman dalam menyediakan bahan bakar pesawat
terbang. Proses ini dikenal dengan Bergius Process, baru mengalami perkembangan lanjutan
setelah perang dunia kedua.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 2/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari DCL
adalah meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio perbandingan
antara C/H menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek
berbentuk cair. Proses ini telah mencapai rasio konversi 70% batubara (berat kering) menjadi
sintetik cair. Pada tahun 1994 proses DCL kembali dikembangkan sebagai komplementasi
dari proses ICL terbesar setelah dikomersialisasikan oleh Sasol Corp.
Tahun 2004 kerjasama pengembangan teknologi upgrade (antara China Shenhua Coal
Liquefaction Co. Ltd. dengan West Virginia University) untuk komersialisasi DCL rampung,
untuk kemudian pembangunan pabrik DCL kapasitas dunia di Inner Mongolia. Dalam Phase
pertama pabrik ini akan dihasilkan lebih dari 800.000 ton bahan bakar cair pertahunnya.
5)
Berikut adalah kapasitas produksi Shenhua DCL Plant, Inner Mongolia
Phase I:
Dari table di atas dapat dilihat bahwa perkiraan harga produksi tiap-tiap produk BBM sintetik
adalah sebesar USD 24 per barrel, jauh lebih rendah dibandingkan harga minyak mentah
dunia saat ini yang berkisar di atas USD 60/barrel. Dengan beberapa data penunjang saja,
maka break event point-nya sudah dapat dihitung.
Yang menjadikan proses DCL sangat bervariasi adalah beberapa faktor dibawah:
Pencapaian dari sebuah proses DCL sangat tergantung daripada jenis feedstock
/(spesifikasi batubara) yang dipergunakan, sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa
optimal untuk digunakan bagi segala jenis batubara.
Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk lelehan (caking
perform), sehingga menjadi bongkahan besar yang dapat membuat reaktor kehilangan
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 3/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
tekanan dan gradient panas terlokalisasi (hotspot). Hal ini biasanya diatasi dengan
mencampur komposisi batubara, sehingga pembentukan lelehan dapat dihindari.
Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses gasifikasi terlebih
dahulu, sehingga tidak terlalu mempengaruhi berjalannya proses.
Termal frakmentasi merupakan phenomena yang terjadi dimana serpihan batubara
mengalami defrakmentasi ukuran hingga berubah menjadi partikel-partikel kecil yang
menyumbat jalannya aliran gas sehingga menggangu jalannya keseluruhan proses.
Hal ini dapat diatasi dengan proses pengeringan batubara terlebih dahulu sebelum
proses konversi pada reaktor utama (Lihat skema Brown Coal Liquefaction di bawah).
Proses Pencairan Batubara Muda rendah emisi (Low Emission Brown Coal
Liquefaction)
Landasan dalam mengembangkan ujicoba produksi (pilot scale) proses pencairan batubara
adalah:
Produk liquid oil yang dihasilkan harus mencapai lebih dari 50%
Proses pengoperasian harus berjalan dengan kontinuitas lebih daripada 1500 jam.
Tahapan proses deashing harus mencapai kadar ash (abu) < 500 ppm.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 4/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Optimalisasi/pengembangan proses pengeringan (dewatering) baru.
Batubara
Bahan bakar cair turunan batubara ini memiliki sifat bebas sulfur, berkadar partikulat rendah
dan berkadar nitrogen oksida rendah. Kelebihan lain dari penggunaan batubara cair adalah
batubara tersedia di seluruh dunia, sehingga dapat meningkatkan energy security dari suatu
daerah. Namun, beberapa pihak menolak pengguanaan batubara cair ini sebagai bahan bakar
alternatif. Dalam penggunaannya, batubara cair sebagai bahan bakar alternatif dinilai dapat:
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 5/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Penyebaran skala besar pabrik batubara cair dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan
dari penambangan batubara. Penambangan batubara akan memberikan dampak negatif yang
berbahaya. Penambangan ini dapat menyebabkan limbah yang beracun dan bersifat asam
serta akan mengkontaminasi air tanah. Selain dapat meningkatkan efek berbahaya terhadap
lingkungan, peningkatan produksi batubara juga dapat menimbulkan dampak negatif pada
orang-orang yang tinggal dan bekerja di sekitar daerah penambangan. Produksi batubara cair
membutuhkan batubara dan energi dalam jumlah yang besar. Proses ini juga dinilai tidak
efisien. Faktanya, 1 ton batubara hanya dapat dikonversi menjadi 2 barel bensin. Proses
konversi yang tidak efisien, sifat batubara yang kotor, dan kebutuhan energi dalam jumlah
yang besar tersebut menyebabkan batubara cair menghasilkan hampir dua kali lipat emisi
penyebab global warming dibandingkan dengan bensin biasa. Walaupun karbon yang
terlepas selama produksi ditangkap dan disimpan, batubara cair tetap akan melepaskan 4
hingga 8 persen polusi global warming lebih banyak dibandingkan dengan bensin biasa.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 6/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Beberapa ahli menyatakan bahwa penggunaan batubara cair termasuk kategori “bersih”
karena bebas sulfur, namun saat batubara diubah menjadi bahan bakar transportasi, dua aliran
karbon dioksida terbentuk: satu dari pabrik produksi batubara cair dan satu dari pipa
pembuangan kendaraan yang membakar bahan bakar tersebut. Emisi dari pabrik produsen
batubara cair lebih besar daripada pabrik produsen dan pemurnian minyak mentah untuk
memproduksi bensin, diesel, dan bahan bakar transportasi lainnya. Selain berdampak negatif
pada global warming, batubara cair juga memiliki dampak negatif lain terhadap lingkungan.
Lebih dari 4 gallon air dibutuhkan untuk setiap gallon bahan bakar yang diproduksi. Hal ini
akan mengancam persediaan air yang terbatas. Dampak-dampak di atas menjelaskan bahwa
penggunaan batubara sebagai bahan bakar alternatif berbahaya bagi lingkungan dan tidak
sejalan dengan pencarian solusi masalah global warming. Beberapa pihak menilai
dibandingkan dengan menggunakan batubara cair sebagai bahan bakar alternatif, lebih baik
berinvestasi untuk industri energi yang lebih ramah lingkungan dan membantu kita
menyelesaikan permasalahan global warming. Batubara cair, dilihat dari dampak negatif di
atas, bukanlah jawaban yang tepat untuk masa depan energi dunia.
berasap.
b. Penghasil energi sekunder dimana batubara yang tidak langsung dipergunakan
untuk industri misalnya pemakaian batubara sebagai bahan bakar padat (briket),
bahan bakar cair (konversi menajadi bahan bakar cair) dan gas (konversi menjadi
bahan bakar gas), bahan bakar dalam industri penuangan logam (dalam bentuk
kokas). Selain itu batubara dipergunakan bukan sebagai bahan bakar antara lain
sebagai reduktor pada peleburan timah, pabrik ferro nikel, industri besi dan baja,
pemurnian pada industri kimia (dalam bentuk karbon aktif), pembuatan kalsium
karbida (dalam bentuk kokas atau semi kokas).
Jenis Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang umum dipergunakan dalam industri adalah :
1. Combustible Material
Yaitu bahan-bahan yang dapat dibakar atau dioksidasi oleh oksigen dari udara.
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 7/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Bahan tersebut pada umumnya terdiri dari : Fixed Carbon, Hidrocarbon Compounds,
Sulfur, Nitrogen, Phospor, dll.
Yaitu bahan-bahan yang tidak dapat dibakar atau dioksidasi oleh oksigen. Bahan ini
tersisa dalam ujud padat yang disebut abu (ash) yang mengandung SiO2, Al2O3,
Fe2O3, CaO dan Alkali dan ujud gas yang berbentuk H2O atau CO2.
Terjadinya Impurities
Seperti diketahui batubara yang diambil dari hasil penambangan selalu mengandung
bahan-bahan pengotor (impurities). Dikenal 2 jenis impurities yaitu inherent
impurities dan eksternal impurities.
berbentuk
abu). tulang-tulang binatang (diketahui ada senyawa pospor dari hasil analisa
Currently 1.32/5
1
2
3
4
5
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 8/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Batubara merupakan bahan baku pembangkit energy dipergunakan untuk industry.
Mutu dari batubara akan sangat penting dalam menentukan peralatan yang
dipergunakan. Untuk menentukan kualitas batubara, beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah : High heating value (kcal.kg), Total moisture (%), Inherent
moisture (%), Volatile matter (%), Ash content (%), Sulfur content (%), coal size (%),
Hardgrove grindability index (<3mm, 40mm, 50mm), Fixed carbon (%),
Phosposrus/chlorine (%), Ultimate analysis : (carbon, hydrogen, oxygen, nitrogen,
sulfur, ash), ash fusion temperature.
b. Moisture Content
c. Volatile Matter
Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui ruang bakar dan
daerah konveksi dalam bentuk abu terbang atau abu dasar. Sekitar 20% dalam
bentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi kandungan
abu dan tergantung komposisinya mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling),
keausan dan korosi peralatan yang dilalui.
e. Sulfur Content
Kandungan sulfur berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin yang terjadi pada
elemen pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari letak embun
sulfur, disamping berpengaruh terhadap efektifitas penangkapan abu pada peralatan
electrostatic precipator.
f. Coal Size
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 9/10
5/16/2018 ProsesPengolahan BatuBara-slidepdf.com
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar. Butir paling
halus untuk ukuran <3mm, sedang ukuran paling kasar 50mm. butir paling halus
dibatasi dustness dan tingkat kemudahan diterbangkan angin sehingga mengotori
lingkungan. Tingkat dustness dan kemudahan beterbangan masih ditentukan pula
oleh kandungan moisture batubara.
g. Hardgrove Grindability Index (HGI)
Ash Fusion Characteristic akan mempengaruhi tingkat fouling, slagging dan operasi
blower.
5.
6. Fixed carbon
Calorific value (kcal/kg) *) **)
7. Total sulphur (%) ***)
8. Index hardgrove *) **)
9. Index muai bebas ***)
10. Roga index ***)
11. Gray king ***)
12. Diatometri ***)
13. Nitrogen (%) **)
14. Phosphor *)
15. P2O5 *)
16. Plastometri ***)
Keterangan :
*) Diperlukan datanya untuk PLTU
**) Diperlukan datanya untuk bahan bakar
***) Diperlukan datanya untuk industry kokas metallurgi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 10/10