Anda di halaman 1dari 9

JKTI, Vol. 15 No.

2, Desember 2013

PENGARUH TEKANAN REAKTOR PADA


PENGHIDRORENGKAHANTARBATUBARA
EFFECT OF REACTOR PRESSURE ON COAL TAR HYDROCRACKING

Novie Ardhyarini, Daliya Indra Setiawan dan Syntha Nardey

Pusat Pene1itian dan Pengembangan Tekno1ogi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS"
J1. Ci1edug Raya Kav 109, Cipu1ir, Kebayoran Lama, Jakarta Se1atan 12230, Indonesia
Emai1: novieardhyarini@yahoo.com

Diterima: 19Agustus 2013, Direvisi: 8 Agustus 2013, Disetujui: 13 September 2013

ABSTRAK bahan bakar minyak. Selain itu,


pemanfaatan tar batubara juga dapat
Gasifikasi batubara menghasilkan tar menjadi solusi pengolahan limbah.
batubara sebagai produk samping. Tar
batubara adalah campuran senyawa yang Kata kunci : Tar batubara, limbah,
sangat kompleks terdiri dari beberapa penghidrorengkahan, reaktor autoclave,
senyawa dengan gugus fungsi berbeda dan bahan bakar minyak
didominasi senyawa poliaromatik. Kadar
senyawa llll yang menyebabkan tar ABSTRACT
batubara sebagai bahan berbahaya dan
beracun. Sifat flsik dan kimianya hampir Coal gasificationproduce tar as a
mirip dengan minyak bumi tetapi tar side-product. Coal tar is a complex
batubara memiliki kadar poliaromatik dan mixture, and consists of various functional
pengotor yang cukup tinggi. Hal ini akan groups mainly polyaromatic compounds.
menjadi masalah dalam pemanfaatannya Due to its chemical composition, coal tar
sebagai bahan bakar minyak. Sehingga tar is categorized as hazardous material. The
batubara perlu ditingkatkan mutunya. physical and chemical properties of coal
Tulisan ini membahas peningkatkan mutu tar is similar to crude oil, but it has higher
tar batubara dengan penghidrorengkahan polyaromatics and impurities. Those
menggunakan reaktor autoclave dan problems are the main challenges of
katalis nikel-molibdenum berpenyangga processing coal tar into fuel. Therefore, an
alumina silika. Pengaruh tekanan reaktor upgrading process is required This paper
diamati. Produk penghidrorengkahan discussed upgrading coal tar into fuel by
dengan kondisi operasi 450°C dan 120 bar hydrocracking in an autoclave reactor
memberikan hasil yang terbaik dimana using catalyst of nickel-molybdenum with
terjadi penurunan SG (Specijice gravity) alumina-silica support. Effect of reactor
60/60°F 19% dan peningkatan rasio mol pressure was observed Hydrocracking
HIC 26%. Kadar pengotor sulfur dan product at 450°C and 120bar showed the
nitrogen mengalami penurunan 88,5% dan best result where the HIC molar ratio
72%. Produk penghidrorengkahan increased 26% and the specijic gravity
didistilasi menggunakan simulasi distilasi decreased 19%. The impurities of sulphur
dengan kromatografi gas.Berdasarkan and nitrogen decreased 88,5% and 72%
simulasi disitilasi, produk dapat respectively. Hydrocracking productwas
difraksinasi menjadi fraksi ringan 2,2%vol, distilled using a simulated distillation by
nafta 33,8% vol dan distilat tengah gas chromatography. Based on simulated
48%vol. Hasil ini menunjukkan bahwa tar distillation analysis, the product could be
batubara berpotensi untuk diolah menjadi fractionated into 2,2%vol of light end,

65
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

33.8%vol of naphtha, and 48%vol of Pemanfaatan tar batubara adalah sebuah


middle distillate. These results showed that kesempatan untuk memecahkan masalah
coal tar is potential to be processed into limbah di industri.
fuel. Furthermore, the utilization of coal Sifat fisika dan kimiatar batubara yang
tar can be a solution of waste treatment as hampir mmp dengan minyak bumi
well. membuat tar batubara memiliki potensi
untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Keywords :Coal tar, waste, hydro cracking, minyak. Kadar poliaromatik dan pengotor
autoclave reactor, fuel yang cukup tinggi dalam tar batubara akan
menimbulkan masalah dalam
pemanfaatannya sebagai bahan bakar
PENDAHULUAN minyak, karena itutar batubara perlu
ditingkatkan mutunya dengan
Pasokan gas yang semakin sulit penghidromumian. Penghidromumian
membuat kalangan industri mencari adalah proses peningkatan mutu fraksi
altematif lain untuk memenuhi kebutuhan minyak danlatau kestabilan bahan baku
gasnya, salah satu cara yang digunakan dengan memakai hidrogen dankatalis(6).
adalah dengan mengolah batu bara melalui
gasifikasi. Gasifikasi batubara
mengkonversi batubara menjadi gas
sintetik (CO + H2)(l) sebagai produk utama
dan menghasilkan poduk samping yaitu tar
batubara dari kondensasi volatile matter
batubara. Kandungan volatile matter ini
tergantung dari kualitas batubara yang
digunakan, semakin tinggi kadar volatile
matter batubara semakin banyaktar
batubarayang dihasilkan sebagai produk
samping. Kualitas batubara Indonesia pada
umurnnya didominasi oleh batubara
Gambar 1. Timbunan Tar Batubara di
peringkat rendah yaitu sekitar 70% dari
Industri
total sumber daya(2). Batubara jenis ini
memiliki kadar air tinggi, nilai kalori
Penghidromumian tar batubara
rendah dan kadar volatile matteryang
dilakukan sepertipenghidromumian pada
tinggi, sehingga kemungkinan tar batubara
minyak berat umurnnya, dimana pada
yang dapat dihasilkan adalah sekitar 2,5-
konversi minyak berat umurnnya
4,0% berat dari umpan batubara yang
melibatkan dua metode yakni";
digunakan (3).
(i) Pemisahan karbon (carbon rejection)
Tar batubara adalah campuran
dengan mekanisme termal dimana
senyawa yang sangat kompleks terdiri dari
terbentuk formasi coke tinggi
senyawa alifatik, aromatik, alisiklik dan
sehingga didapat senyawa dengan
heterosiklik(4). Senyawa aromatik
rasio mol HIC rendah.
didominasi satu sampai delapan cincin
(ii) Penambahan hidrogen dengan
(poliaromatikj". Kadar dari senyawa
mekanisme penghidrorengkahan
tersebut yang menyebabkan tar batubara
dimana hasil coke berkurang untuk
termasuk bahan berbahaya dan beracun
memperbanyak produk cair.
(B3) yang tidak dapat dimusnahkan tanpa
perlakuaan awal (pre-treatment) dan
membutuhkan teknologi yang mahal untuk
prosesnya, sehingga tar batubara lebih
banyak ditimbun dan tidak digunakan.

66
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

E II H H H H a HHH HHHH
l I I I I I I Heat I I j I I I I
H-C-C~C-C-C-C-C-~ ~=~.-~ll-C-C-C-H .j. C=C-C-C-H
I I I I I [ I CraCkmg I I ~ I I l
H H n H. H H fI HUH 11 HH

H H H H H H H H
I I 1 I 1 I 1 I
C=C-C-C-H H-C-C-C-C-H .•Heat
Hydrogenation
I I I I I j I
H H H H H H 11.

Gambar 2. Mekanisme Penghidrorengkahan'f

Penelitian ini menggunakan metode distilat tengah dengan variasi temperatur


kedua yakni penghidrorengkahan sebagai dan tekanan reaktor. Basil penelitian
upaya peningkatakan mutu tar batubara. menunjukkan pengaruh variasi tekanan
Penghidrorengkahan dipergunakan dalam pada reaktor menghasilkan penurunan SG
peningkatan mutu tar batubara karena 601600p dan kadar pengotor yang lebih
struktur kimia dari tar batubara yang signifikan dibandingkan vanasi
didominasi poliaromatik membutuhkan temperatur, sehingga pada penelitian ini
proses yang lebih keras untuk ditujukanhanya untukmengamati pengaruh
memecahnya sehingga didapatkan produk tekanan reaktor pada produk
cair yang lebih besar dan pengurangan penghidrorengkahan tar batubara.
kadar pengotor.
Mekanisme penghidrorengkahan BAHAN DAN METODA
adalah proses katalitik perengkahan
dengan hidrogenasi seperti terlihat pada Bahan
Gambar 2. Katalitik perengkahanakan Tar batubara diperoleh dari
memecah ikatan tunggal karbon-karbon gasifikasibatubara milik perusahaan swasta
(C-C) dan hidrogenasi adalah penambahan di areal kawasan industri Sumatera Utara.
hidrogen pada ikatan ganda karbon-karbon Uji karakterisasi sifat fisika dan kimia tar
(c=ci8). Hidrogenasi juga dapat batubara menggunakan metode yang sarna
mengurangi pengotor yang berada di dengan yang dipergunakan untuk
umpan seperti sulfur, nitrogen, oksigen dll. mengkarakterisasi minyak burni sehingga
Penelitian mi bertujuan untuk hasilnya dapat dibandingkan.
meningkatkan mutu tar batubara dengan Katalis yang digunakan dalam
penghidrorengkahan menggunakan reaktor penelitian rm menggunakan katalis
autoclave. Keberhasilan komersil penghidrorengkahan yaitu nikel
penghidrorengkahan ditandai dengan molibdenum dengan penyangga alumina
berapa banyak terjadi konversi dari umpan silika. Kadar logam-logam yang
tar batubara menjadi produk yang lebih terkandung dalam katalis di analisa
ringan. Beberapa parameter operasi yang menggunakan AAS (Atomic Absorption
menjadi penentu keberhasilan proses ini Spectroscopy). Pengukuran luas
yaitu temperatur dan tekanan reaktor, permukaan, volume pori dan diameter pori
space velocity, konsumsi hidrogen, kadar dianalisa menggunakan metode BET
nitrogen umpan dan kadar hidrogen tBrunauer-Emmett- Teller method) dengan
sulfidadari gas(8). Penggunaan reaktor peralatan adsorpsi (Quantachrome Nova
autoclave hanya dapat mengamati 1200e) menggunakan gas N2. Basil
perubahan temperatur dan tekanan reaktor. karakterisasi sifat fisika dan kimia katalis
Pada penelitian sebelumnya telah diperlihatkan pada Tabell dan Gambar 3.
dilakukan penghidrorengkahan pada fraksi

67
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

Tabell. Karakterisasi Katalis Metoda


Parameter Satuan Hasil Alur percobaan penghidrorengkahan
Konsentrasi : - Ni %-berat 2,87 tar batubara diperlihatkan Gambar 5.
- Mo %-berat 6,99 Percobaan di mulai dengan melakukan
2 sampling tar batubara di industri yang
Luas Permukaan m /g 233,62
menghasilkan tar batubara dari gasifikasi
Vohme Pori ml/g 0,49
batubara.Karakterisasi sifat fisika dan
Diameter Pori A 84,18
kimia tar batubara dengan metode berikut :
analisaelemen (karbon, hidrogen,
nitrogen), ASTM D5291; analisa SG
60160 F ,ASTM D1298; kadar air, ASTM
D

D4006; total sulfur, ASTM D4294;


polisiklikaromatik, IP 346.
Penghidrorengkahan tar batubara
dilakukan dengan reaktor autoclave
dengan katalis nike1 molibdenum
berpenyangga silika alumina. Katalis ini
diaktivasi terlebih dahulu menggunakan
proses presulfiding sebelum digunakan
dalam penghidrorengkahan. Presulfiding
katalis bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas katalis dengan mengubah sisi
aktif dari logam oksida menjadilogam
Gambar 3. Katalis Penghidrorengkahan sulfida. Metode untuk presulfiding ada dua
macam yakni metode kering dan metode
Peralatan basah. Metode kering, dilakukan dengan
Penghidrorengkahan tar batubara menginjeksikan hidrogen sulfida (HzS)
menggunakan reaktor autoclave menggunakan aliran hidrogen untuk meng-
berkapasitas 500 mL yang dilengkapi sulfida katalis, sedangkan metode basah
sebuah pengaduk dengan sistem horizontal dilakukan dengan mencampur katalis dan
yang kecepatannya dapat diatur dan sistem gas oil yang telah ditambahkan sedikit
pemanas reaktor yang dipasang dalam karbon disulfida (CSz) atau dimetil
jaket pemanas. Secara keseluruhan reaktor disulfida (DMDS) dan dialirkan gas
autoclave, pemanasan dan pengaduk hidrogen",
terhubung ke panel kontrol digital, dimana Penelitian mi menggunakan
kondisi operasi dapat diatur, dikontrol dan presulfiding metode basah. Presulfiding
dicatat. Gambar reaktor autoclave dapat dilakukan di dalam reaktor autoclave,
dilihat pada Gambar 4. dimana katalis (40 gr) disulfidasi dengan
DMDS (18,5 mL) dalam solar (200 mL).
Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji
kebocoran terhadap reaktor tersebut
menggunakan gas nitrogen, bila sudah
dapat diyakinkan tidak terdapat kebocoran
pada reaktor maka presulfiding dapat
dilakukan. Aliran gas nitrogen digantikan
dengan gas hidrogen dan kondisi operasi
disetpadatekanan 30 bar dan temperatur
300 DCselama 200 menit.
Gambar 4. Reaktor Autoclave Penghidrorengkahan dilakukan dengan
sistem batch yaitu umpan tar batubara (50
mL) dan katalis (5 gr) dimasukkan ke

68
/, Vol. 15 No.2, Desember 2013

Uj i Karakterisasi :

- Sifat Fisika & Kimia Tar Batubara


- Katalis

Percobaan Proses Penghidrorengkahan :

- Temperatur 450 "C """'--.L - Uji Karakterisasi Sifat Fisika &Kimia


- Variasi Tekanan (80,100,120 bar)
- Simulasi Distilasi

Gambar 5. Alur Percobaan Penghidrorengkahan Tar Batubara

dalam reaktor autoclave. Alirkan gas bumi konvensional. Kadar nitrogen tar
hidrogen ke dalam reaktor kemudian batubara 1,74% berat dan nilai ini lebih
pemanas reaktor dihidupkan. Penelitian ini tinggi dibandingkan dengan kadar nitrogen
dilakukan pada kondisi operasi temperatur dalam minyak bumi konvensional yakni
tetap 450°C dan variasi tekanan (80, 100 0,2% berat. Kadar oksigen tar batubara
dan 120 bar). Waktu yang dibutuhkan juga lebih tinggi yaitu 10,87% berat
untuk menaikkan temperatur dari dibanding kadar oksigen di minyak bumi
temperatur ruang ke temperatur reaksi konvensional yaitu < 0,5%. Kadar sulfur
adalah 30 menit dan tar batubara 0,38% berat masih masuk ke
penghidrorengkahannya dilakukan selama dalam kisaran kadar sulfur minyak bumi
1 jam.Uji karakterisasi sifat fisika dan konvensional yaitu < 2% berat.
kimia produk penghidrorengkahan Rasio mol H/C dari tar batubara lebih
menggunakan metode berikut analisa kecil dibandingkan dengan minyakbumi.
elemen (karbon, hidrogen, nitrogen), Rasiomol H/C ini biasa digunakan untuk
ASTM D5291; analisa SG 601600p , memperkirakan kadar aromatik pada
ASTM D 1298; total sulfur, ASTM D4294 umpan. Hasil karakterisasi tar batubara
dan simulasi distilasi, ASTM D2887. memiliki kadar aromatik yang tinggi
terutama kadar poliaromatik sebesar 63,6
HASIL DAN PEMBAHASAN %berat. Nitrogen, sulfur dan oksigen
terikat di dalam struktur heterosiklik
Hasil uji karakterisasi sifat fisika dan aromatik tar batubara. Sehingga
kimia tar batubara dapat dilihat pada Tabel dibutuhkan proses perengkahan struktur
2. Tabel tersebut membandingkan hasil uji aromatik terlebih dahulu untuk dapat
karakterisasi tar batubara terhadap mengurangi kadar tersebut.
karakterisasi minyak bumi konvensional. Kadar pengotor yang tinggiakan
Berdasarkan Tabel terse but terlihat menjadi masalah dalam pemanfaatan tar
bahwa tar batubara memiliki sifat fisika batubarasebagai bahan bakar minyak,
dan kimia yang hampir mirip dengan sehingga perlu dilakukan peningkatan
minyak bumi, namun tar batubara mutu tar batubara dengan
memiliki kadar specific gravity 601600p penghidromumian yaitu
1,1081 dan nilai ini lebih tinggi dari kadar penghidrorengkahan. Proses ini digunakan
specific gravity 601600P minyak bumi karena penghidrorengkahan memiliki
konvensional. Kadar pengotor (impurity) keuntungan dapat memecah struktur
seperti nitrogen dan oksigen yang lebih poliaromatik, menghidrogenasi pengotor
tinggi jika dibandingkan dengan minyak yang terkandung pada tar batubara dan
69
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

Tabel 2. Hasil KarakterisasiSifat Fisik dan Kimia Tar Batubara dan Minyak Bumi
MinyakBumi
Parameter Satuan Tar Batubara
K onvensiona
. 110
Specific Gravity 60/60 of - 1,1081 0,85 - 0,90
Analisis Elemen
Karbon %-berat 79,05 86,00
Hidrogen %-berat 7,96 13,5
Nitrogen %-berat 1,74 0,20
Sulfur %-berat 0,38 <2,0
oksigen perhitungan %-berat 10,87 <0,5
Rasio molHiC - 1,21 1,88
Kadar Polisiklik Aromatik %-berat 63,6
Kadar Air %-berat 3

dihasilkan produk cair yang lebih besar.


Salah satu parameter operasi yang penting
pada penghidrorengkahan adalah tekanan
reaktor. Parameter ini dapat meningkatkan
proses pemecahan struktur kimia dan
pengurangan kadar pengotor.
Penelitian ini menggunakan tekanan
hidrogen awal 80 bar (HC1), 100 bar
(HC2) dan 120 bar (HC3) pada temperatur
tetap 450°C. Gambar 6 memperlihatkan
PrOOuk 1-lGZ.:&HO'
bentuk fisik umpan tar batubara dan ~ ~.,' , ~i'

produk penghidrorengkahannya. Gambar 6. Umpan Tar Batubara dan


Visualisasi produk penghidrorengkahan Produk Penghidrorengkahan
memiliki wama coklat dan jenis cairan
yang lebih encer dibandingkan umpan tar Gambar 7 memperlihatkan pengaruh
batubara. Hal mi memperlihatkan tekanan reaktor terhadap SG 60160°F
parameter tekanan memiliki pengaruh produk penghidrorengkahan. Tekanan
positif terhadap produk reaktor memberikan pengaruh positif
penghidrorengkahan. terhadap parameter tersebut. Kenaikan
tekanan reaktor akan meningkatkan proses
pemecahan struktur kimia umpan dan
meningkatkan konversi umpan sehingga
menghasilkan produk penghidrorengkahan
dengan struktur yang lebih ringan
dibandingkan umpan. Hal ini ini bisa
dilihat pada penurunan kadar SG 60160°F
pada produk penghidrorengkahan.
Penurunan SG 60160°F terbesar didapat
pada HC3 sebesar 19 % dari SG 60160°F
umpan 1,1081 menjadi 0,9010.

70
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

1,2 1,1081 pemakaiannya sebagai bahan bakar.


Penghidrorengkahan dapat mengurangi
kadar pengotor terse but dengan proses
~ 0,8 hidrogenasi. Gambar 9 memperlihatkan
o
ID
0' 0,6 pengaruh tekanan terhadap kadar pengotor
'"s pada produk penghidrorengkahan tar
0,4
batubara.
0,2 Parameter tekanan memberikan
pengaruh positif terhadap penurunan kadar
Umpan HCl HC2 HC3 pengotor.Penurunan kadar pengotor seperti
sulfur dan nitrogen dengan kenaikan
Gambar 7. Pengaruh Tekanan Terhadap
tekanan disebabkanmakin tingginya
SG 60/60°F Produk
tekanan maka kontak antara hidrogen,
Penghidrorengkahan
hidrokarbon (umpan) dan katalis semakin
baik. (11)Proses hidrogenasi pada umpan
Gambar 8 memperlihatkan pengaruh
semakin besar dan meningkatkan konversi
tekanan reaktor terhadap rasio mol H/C
umpan sehingga dihasilkan produk
pada produk penghidrorengkahan tar
penghidrorengkahan dengan kadar
batubara. Faktor yang berpengaruh pada
pengotor yang lebih rendah dibandingkan
tekanan reaktor adalah tekanan dan
umpan. Penurunan kadar sulfur terbesar
kemumiandari gas hidrogen yang
digunakan. Makin besar tekanan gas pada HC2 sebesar 89 % dari kadar sulfur
hidrogen maka tekanan di reaktor akan umpan sebesar 0,383 %berat menjadi
0,043 %berat. Kenaikan tekanan lebih
semakin besar. Tekanan gas hidrogen yang
lanjut tidak menyebabkan penurunan yang
besar berasal dari penggunaan gas
signifikan,terlihat pada HC3 dimana
hidrogen yang besar dan hal ini menambah
penurunan kadar sulfur hanya 88,5 %.
jumlahgas hidrogen untuk proses
hidrogenasi sehingga kadar hidrogen
dalam produk lebih besar dibandingkan 2,000
1,74
'Z' 1,800
umpan tar batubara. Hal ini terlihat dari E 1,600
peningkatan rasio mol H/C dari produk ..a••
1,400
~
penghidrorengkahan. Kenaikan terbesar ':' 1,200
0,98
0
didapat pada HC 3 sebesar 26 % dari rasio 0 1,000
~ 0,800 0,63 • Sulfur
mol H/C umpan 1,21 menjadi 1,53. ••
CI.
~ 0,600
• Nitrogen
'"
"t1 0,400
1,8
~
'" 0,200
1,6 1,53 0,000
1,4
Umpan 80 100 120
u 1,2
J: Tekanan (Bar)
"0 1
E
.~ 0,8
0::: 0,6 Gambar 9. Pengaruh Tekanan Terhadap
0,4 Kadar Pengotor Produk
0,2 Penghidrorengkahan
Umpan HC1 HC2 HC3
Kenaikan tekanan lebih lanjut pada
Gambar 8.Pengaruh Tekanan Terhadap pengurangan kadar nitrogen memberikan
Rasio Mol H/C Produk hasil yang lebih baik. Penurunan kadar
Penghidrorengkahan nitrogen terbesar didapat pada HC3
sebesar 72% dari kadar umpan 1,74
Tar batubara mengandung senyawa %berat menjadi 0,48 %berat.
pengotor seperti sulfur dan nitrogen yang Produk hasil penghidrorengkahan
akan berdampak negatif terhadap masih berupa campuran senyawa yang

71
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

Tabel5. Hasil Simulasi Distilasi Produk penghidrorengkahan Tar Batubara (450°C, 120 Bar)
Hasil (% vol)
Fraksi Titik Didih (oC) Umpan Produk
Fraksi Ringan < 80 0 2.2
Nafta 80 - 200 3.1 33.8
Distilat Tengah 200 - 350 42.3 48
Distilat Vakum 350 - 520 30.3 14
Residu Vakum > 520 24.2 2
Total 100 100

terdiri dari titik didih dengan rentang yang KESIMPULAN


besar, sehingga perlu dilakukan proses
pemisahan dengan distilasi. Distilasi yang Penghidrorengkahan berhasil
dipergunakan dalam penelitian mi mengkonversi umpan tar batubara menjadi
menggunakan simulasi distilasi (simdis) produk yang lebih ringan. Proses ini dapat
dengan kromatografi gas. Dengan menurunkan kadar SG 60/600p dan
mengintegrasikan kenaikan total luas pengotor (sulfur dan nitrogen) serta
kromatogram dan ini berkaitan dengan meningkatkan rasio mol HIC pada produk.
titik didih komponen-komponen pada Proses tersebut juga menghasilkan nafta
setiap kenaikannya, yang dihitung dari titik dalam jumlah cukup besar yang potensial
didih dari senyawa yang sudah diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar
diketahuiyaitu n-parafin sehingga simulasi minyak. Selain itu, pemanfaatan tar
data titik didih dapat dihasilkan(l2). Hasil batubara juga dapat menjadi solusi
distilasi ini berupa fraksi-fraksi dalam pengolahan limbah.
rentang titih didihnya. Tabel 5
memperlihatkan hasil simulasi distilasi tar ueAP AN TERIMA KASIH
batubara dari produk penghidrorengkahan
berupa neraca massa pada kondisi operasi Penulis mengucapkan terimakasih kepada
temperatur 450°C dan tekanan 120 bar. anggota Tim Peningkatan Mutu Tar
Simulasi distilasi pada Tabel 5 Batubara "LEMIGAS" dan semua pihak
memperlihatkan fraksi residu vakum dan yang telah membantu serta memberikan
distilat vakum pada produk sumbangan pemikiran sehingga penelitian
penghidrorengkahan jumlahnya berkurang mi dapat berjalan. Kami juga
sedangkan fraksi ringan, nafta dan distilat berterimakasih kepada Pak Huda dari
tengah jumlahnya bertambah dimana fraksi Puslitbang tekMIRA KESDM untuk
ring an 2,2%vol, nafta 33,8%vol, distilat reaktor autoclave yang dipergunakan
tengah 48%vol. Jumlah nafta yang dalam penelitian ini.
dihasilkan dari proses ini cukup besar yang
awalnya 3,1 %vol menjadi 33,8%vol. Hasil DAFTAR PUS TAKA
ini memperlihatkan penghidrorengkahan
tar batubara mengkonversi tar batubara "I. James G. Speight. Synthetic Fuels
menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan Handbook: Properties, Process and
dengan jumlah yang lebih baik. Hal ini Performance. The McGraw-Hill
menunjukan tar batubara berpotensi untuk Companies, Inc, United State of
diolah menjadi bahan bakar minyak America, 2008, pp 153-155.
dengan penghidrorengkahan.
2. Umar Datin Fatia dan Daulay Bukin.
Peningkatan Kualitas Batubara
Peringkat Rendah dengan Teknologi
Upgraded Brown Coal (UBC)". Hasil

72
JKTI, Vol. 15 No.2, Desember 2013

Litbang Pusat Penelitian dan Journal of Analytical and Applied


Pengembangan Teknologi Mineral Pyrolysis 100 : 245-252 (2013)
dan Batubara, 2012.
http://www.tekmira.esdm.go.id di 10. James G. Speight. The Refinery of the
akses Maret 2014. Future. Elsevier Inc, UK, 2011, pp 12.
11. J. Ancheyta-Juarez, G. Betancourt-
3. Chunshan Li and Kenzi Suzuki. Rivera, G. Marroquin-Sanchez, A. M.
Resources, properties and utilization Perez-Arellano, S. K. Maity, Ma. T.
of tar. Resources, Conservation and Cortezand R. del Rio-Soto. An
Recycling 54: 905-915 (2010) exploratory study for obtaining
synthetic crudes from heavy crude oils
4. Tao Kan, Hongyan Wang, Hongxing via hydrotreating. Energy Fuels 15 :
He, Chunshan Li, Suojiang 120-127 (2001)
Zhang. Experimental study on two-
stage catalytic hydroprocessing of 12. James G. Speight. The Chemistry and
middle-temperature coal tar to clean Technology of Petroleum, Fourth
liquid fuels. Fuel 90: 3404-3409 Edition (Chemical Industries) Fourth
(2010) Edition. CRC Press, 2006, pp 360-371.

5. Ying Liu, Werner Hodek, Karl H. van


Heek.Characterization of tar, char and
gas from pyrolysis of coal asphaltenes.
Fuel 77 : pp. 1099-11 05 (1998)

6. Agus Salim, Bambang Wicaksono


T.M, Hari Waskito (Penyunting).
Kamus Minyak Dan Gas Bumi Edisi
Keenam Cetakan Kedua 2011.
PPPTMGB "LEMIGAS", Jakarta,
2009, hal 179

7. Mohan S. Rana, Vicente Samano,


Jorge Ancheyta, J.A.I. Diaz. A
Review of Recent Advances on
Process Technologies for Upgrading
of Heavy Oil dan Residual. Fuel 86:
1216-1231 (2007)

8. James H.Gary and Glenn E.


Handwerk. Petroleum Refining
Technologyand Economics Fourth
Edition. Marcel Dekker. Inc, New
York, 2001, pp 139-148

9. Dong Li, Zhen Li, Wenhong Li,


Qingchao Liu, Zili Feng, Zheng Fan.
Hydrotreating of low temperature coal
tar to produce clean liquid fuels.

73

Anda mungkin juga menyukai