Anda di halaman 1dari 20

UJIAN AKHIR SEMESTER

STRUKTUR KAYU
PERENCANAAN KUDA - KUDA
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Untuk
Memperoleh Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Struktur Kayu
Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan

Disusun Oleh :

Hani Ardyansyah
NIM. A0118063

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA

1
DAFTAR ISI

1. SOAL...................................................................................................................................2

2. Kombinasi Pembebanan :....................................................................................................3

3. Catatan :...............................................................................................................................3

4. JAWABAN..........................................................................................................................3

4.1 Perhitungan Kuda – Kuda Kayu Bentang 11,63 m...........................................................3

4.1.1 Besar Gaya pada Titik Buhul......................................................................................3

4.2 Perhitungan Gaya Batang..................................................................................................4

4.2.1 Langkah – Langkah Analisis dan Desain dengan SAP 2000.....................................6

4.3 Perhitungan Dimensi Batang...........................................................................................18

4.3.1 Perencanaan Batang Atas (Batang Tekan)...............................................................18

4.3.2 Perencanaan Batang Bawah ( Batang Tarik)............................................................19

4.4 Gambar Detai Sambungan..............................................................................................20

2
1. SOAL
Rencanakan kuda- kuda model truss bentang 11,63 m, terbuat dari kayu kelas mutu A dengan
kode mutut E 22 alat sambung baut. Penutup atap genteng, jarak kuda – kuda 3 m.

2. Kombinasi Pembebanan :
 1,4 DL
 1,2 DL + 1,6 LL
 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8 W

3. Catatan :
1. Hitung beban titik buhul (dihitung dengan excel).
2. Hitunglah gaya batang (digitung dengan SAP 2000).
3. Hitunglah dimensi batang ( dihitung dengan excel.
4. Gambar detail sambungan ( digambar dengan CAD) (Tiga titik buhul).
5. Dikumpulkan sesui jadwal UAS pada panitia UAS Fak. Teknik.
6. Mahasiswa diminta untuk mengisi presensi UAS.

4. JAWABAN
4.1 Perhitungan Kuda – Kuda Kayu Bentang 11,63 m
Analisa pembebanan atap (P) pada titik letak gording, analisis pembebanan ini
nantinya sebagai data input pada perhitungan SAP.

A. Beban yang bekerja


 Berat sendiri genteng = 50,00 kg/m2
 Beban Hidup = 100,00 kg
 Beban Plafond + penggantung = 18,00 kg

Jarak antara kuda-kuda =3m

Jarak Gording =2m

Berat Gording 0,08 x 0,12 x 700 = 6,72 kg/m

Sudut kemiringan 35o atau ketinggian atap = 3,5 m

4.1.1 Besar Gaya pada Titik Buhul.


1. Beban atap terpusat (beban mati) tiap titik pada gording (PDL).

3
 Berat genteng 50,00 x 2 x 3 = 300,00 kg
 Berat gording pada titik bahu 6,72 x 3 = 20,16 kg
PDL 1 = 320,16 kg
 Berat Plafond PDL 2 18,00 x 1,938 x 3 PDL 2 = 104,7 kg
2. Beban atap terpusat (beban hidup) tiap titik bahuk pada gording (PLL)
PLL = 100,00 kg = 1 kN
3. Beban tekan angin
 Koefisien Angin tekan (PMI) = (0,02 x ɑ - 0,4)
= (0,02 x 35o – 0,4)
= -0,33
Angin Tekan = ( 0,3 x 25 x 1,996 x 3)
W1 = -49,5 kg
Wz W1 cos 350 = -40,548 kg = -0,41kN
Wx W1 sin 350 = -28,392 kg = -0,28 kN
 Koefisien angin hisap (PMI) = -0,4
Angin hisap = (-0,4 x 25 x 1,996 x 3)
W2 = -60,00 kg
Wz W2 cos 350 = -49,15 kg = -0,49 kN

Wx W2 sin 350 = -34,4146 kg = -0,34 kN

4.2 Perhitungan Gaya Batang


Untuk seluruh prosudur perhitungan mekanikal / analisa struktur untuk gaya – gaya
batang pada konstruksi rangka atap ( kuda – kuda ) truss dilakukan dengan bantuan program
komputer Structure Analysis Programme (SAP 2000) versi 2019 dalam bentuk dimensi (2D)
truss dengan pembebanan yang telah dihitung sebelumnya berupa beban mati, beban hidup,
serta beban angin tekan dan angin hisap yang merupakan input dari pembebanan

Perhitungan mekanika / analisa struktur berupa out put gaya – gaya batang hasil dari
perhitungan program komputer SAP 2000 versi 2019 dilampirkan, dari out put gaya- gaya
batang tersebut digunakan untuk pen-dimensi-an rangka batang kuda-kuda kayu truss.

4
Tabel 4.1 Nilai kuat acuan (Mpa) berdasarkan atas pemilihan secara masinal
pada kadar air 15 %.

Kode Mutu Ew Fb Ft II Fc II Fv Fc
E26 25000 66 60 46 6,6 24
E25 24000 62 58 45 6,5 23
E24 23000 59 56 45 6,4 22
E23 22000 56 53 43 6,2 21
E22 21000 54 50 41 6,1 20
E21 20000 50 47 40 5,9 19
E20 19000 47 44 39 5,8 18
E19 18000 44 42 37 5,6 17
E18 17000 42 39 35 5,4 16
E17 16000 38 36 34 5,4 15
E16 15000 35 33 33 5,2 14
E15 14000 32 31 31 5,1 13
E14 13000 30 28 30 4,9 12
E13 12000 27 25 28 4,8 11
E12 11000 23 22 27 4,6 11
E11 10000 20 19 25 4,5 10
E10 9000 18 17 24 4,3 9

Tabel 4.2 Faktor Koreksi Layan Basah, CM

Fw Ft II Fv Fc Fc II Ew
Balok Kayu 0,85* 1,00 0,97 0,67 0,80* 0,90
Balok Kayu besar (125 mm x 1,00 1,00 1,00 0,67 0,91 1,00
125 mm)
Lantai papan kayu 0,85* - - 0,67 - 0,90

Tabel 4.3 Faktor Koreksi Temperatur, C1

Kondisi Acuan Kondisi air pada masa C1


T 38 C 38 C T 52 C 52 C T 65 C
layan
Ft II , Ew Basah atau Kering 1,00 0,90 0,90
Fb , Fv Kering 1,00 0,80 0,70
Fc , Fc II Basah 1,00 0,70 0,50

5
4.2.1 Langkah – Langkah Analisis dan Desain dengan SAP 2000
A. Menentukan Geometri Struktur

1. Tampilan awal SAP 2000 V 19

Gambar 4.1 Tampilan Awal SAP 2000 V 19

2. Menentukan unit yang sesuai kN – m.


3. Pilih menu File New Model, akan ditampilkan dialog box coord sistem, pilih Grid Only.

6
Gambar 4.2 Tampilan New Model.
4. Isi Grid Spacing dan jarak, number grid X =2, Y = 1, Z = 2. Jarak grid X = 5,815, Y=
biarkan, Z = 3,5

Gambar 4.3 Tampilan Quick Grid Lines.


5. Dengan tool bar draw frame gambarkan elemen frame.

7
Gambar 4.4 Menggambarkan Elemen Frame.

6. Pilih elemn atas ( kanan dan kiri), Pilih elemen bawah (kanan dan kiri) pilih menu edit
- devide frame.

Gambar 4.5 Tampilan Devide Selection Frame.

7. Dengan tool bar draw frame gambarkan elemen frame.

8
Gambar 4.6 Menggambarkan Elemen Frame.

8. Pilih joint dukungan, melalui menu Assign – item menu Joints – Restraint, sebelah
kiri pilih sendi, sebelah kanan pilih rol.

Gambar 4.7 Tampilan Joint yang diberikan Restraint.

9
9. Menentukan material dan section pilih menu Defain-Material.

Gambar 4.8 Tampilan Material Property Data.


10. Pilih menu Defain – Frame Section

Gambar 4.9 Tampilan Frame Section.

10
11. Menentukan Property Elemen.

Gambar 4.10 Tampilan Frame Section Properties.


12. Menentukan Load Case Defide Static Load Case

Gambar 4.11 Tampilan Defide Load Patterns.


13. Menentukan beban Joint beban DL

11
Gambar 4.12 Input Beban PDL 1.

Gambar 4.13 Joint yang telah Input Beban PDL 1.

Gambar 4.14 Input Beban PDL 2.

12
Gambar 4.15 Joint yang telah Input Beban PDL 1 dan PDL 2.
14. Menentukan beban Joint beban LL

Gambar 4.16 Input Beban PLL 1.

13
Gambar 4.17 Joint yang telah Input Beban PLL 1.
15. Menentukan beban joint angin tekan.

Gambar 4.18 Input Beban Angin Tekan.

14
Gambar 4.19 Joint yang telah Input Beban Angin Tekan.

Gambar 4.20 Input Beban Angin Hisap.

15
Gambar 4.21 Joint yang telah Input Beban Angin Hisap.
16. Input data Load Cobinasi

Gambar 4.22 Input Kombinasi Pembebanan.

16
17. Display Show Frame Cable

Gambar 4.23 Show Frame Cable.

18. Klik kanan batang bawah menerima gaya tarik = 57,72 KN

19. Klik batang atas menerima gaya tekan max = 66,77 KN


17
4.3 Perhitungan Dimensi Batang
4.3.1 Perencanaan Batang Atas (Batang Tekan)
Batang atas a

Diketauhi

 P maksimum (Pu) = 66,77 kN (hasil dari SAP 2000)


 Panjang maksimum L = 3,5 = 3500 mm
 Kontriol ukuran kayu 20/120
 Jari – jari girasi (r) = 0,28887 b = 23,096 mm
 Kelangsingan KL/r = 151,5414
 Kuat tekan sejajar serat acuan Fc dan Modulus Elastisitas Ec akibat rasio
tahanan
 Fc = 0,8 x 41 = 32,8 Mpa
 Ew = 0,8 x 21000 = 16800 Mpa

Menghitung Faktor Kesrabilan

F*c = Fc x CM x Ct x Cpt = 26,24 Mpa


Cm = 0,8
Ct =1
Cpt =1
Po = A x F*c = 80 x 120 25 x 6 = 251904 N
Eo = 0,69 x Ew = 11592 Mpa
Pe = ( π 2 E0 A ) /¿ 2) = 47777,82 kN

18
a = ∅ sPe/λ ∅c Po = 0,29855

(1+ a)/2c = 0,8115935

Cp = (1+ a)/2c – V(1+ a)/(2c)-( a – c) = 0,14947075

Tahanan tekan terkoreksi P’ = Cp*Po = 37,652 kN

Kontrol tahanan tekan terfaktor

Pu<λ ∅ Po

66770 < 0,6 x 0,9 x 251904

66770 N < 136028,2 N

4.3.2 Perencanaan Batang Bawah ( Batang Tarik)


Batang b

Diketauhi :

 P maksimum = 57720 N(hasil dari SAP 2000)

Menghitung kuat tarik sejajar serat (Ft//)

Ft// = 0,8 x Ft = 40 Mpa

Tahan tarik terkoreksi

T = Ft x An = Cm x Ct x Cpt x Ft x An

= 0,8 x 1 x 1 x37,6 x An

Kebutuhan luas neto (An)

Pmax < λ ∅FtAn

Luas batang kayu Bawah tarik

An > 57,72/(0,6 x 0,8 x 37,6) = 3198,1383 mm2

Luas penampang bruto Ab = 1,25 An = 3997,7 mm2

dipakai ukuran 80/120 = 9600 mm2

Pu < λ ∅FtAn = 0,6 x 0,8 x 37,6 x 9600 = 173260,8 N > 57720 N

19
Jadi ukuran kayu 80/120 bisa dipakai.

20

Anda mungkin juga menyukai