Anda di halaman 1dari 19

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBELAJARAN TATAP MUKA


TERBATAS
di
SMP NEGERI 51 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINAS PENDIDIKAN
BANDUNG
2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia-Nya lah
Buku Panduan Protokol Kesehatan dalam rangka Pencegahan Perkembangan dan Penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19) di SMP Negeri 51 Bandung dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Buku panduan ini menjelaskan berbagai upaya yang akan dilakukan oleh pihak
sekolah dalam upaya pencegahan perkembangan dan penyebaran Covid-19, serta protokol
kesehatan yang harus dipatuhi oleh guru, tenaga administrasi sekolah, peserta didik, orang tua
peserta didik dan pihak-pihak lainnya yang melakukan aktivitas di sekolah selama masa
pandemi Covid-19.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Protokol Kesehatan di SMP Negeri 51
Bandung selama masa pandemi Covid-19, maka pada bagian akhir buku panduan ini kami
sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Pendidikan di SMP Negeri 51
Bandung dengan berdasarkan protokol kesehatan serta pencegahan penyebaran Covid-19
yang telah diprogramkan oleh pemerintah. SOP tersebut terdiri dari: SOP Memasuki
Lingkungan Sekolah, SOP Kegiatan Belajar Mengajar, SOP Pelayanan Administrasi, SOP
Pelayanan Perpustakaan, SOP Pelayanan Piket, SOP Rapat Dinas, serta SOP Keadaan
Darurat.
Buku Panduan ini diharapkan dapat memandu pihak-pihak terkait dalam pengambilan
keputusan yang cepat untuk memulai dan melaksanakan layanan pendidikan di SMP Negeri
51 Bandung di masa darurat Pandemi Covid-19 serta tindakan darurat ketika ditemukan kasus
terinfeksi virus covid-19 baik dari kalangan guru, tenaga administrasi, peserta didik ataupun
tamu yang berkunjung ke sekolah.
Kami berkeyakinan bahwa semua pihak dapat melaksanakan protokol kesehatan dan
mengikuti SOP ini dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, disertai dengan
sikap kehati-hatian bahwa kita berpotensi untuk menularkan atau ditulari oleh Covid-19.
Akhirnya kami selaku pihak manajemen sekolah memohon kepada Allah SWT agar
seluruh program sekolah dapat berjalan dengan aman dan lancar serta seluruh warga sekolah
terhindar dari terpaparnya oleh Covid-19.
Bandung, 28 Mei 2021
Kepala SMP Negeri 51 Bandung,

Harlina, S.Pd., M.M

ii
NIP.19620606 198403 2 012

Daftar isi
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Dasar Pelaksanaan........................................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan......................................................................................................3
D. Sasaran...........................................................................................................................4
II. TAHAP KEGIATAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN..............................4
A. Tahap Persiapan............................................................................................................4
B. Tahap Sosialisasi...........................................................................................................6
C. Tahap Ujicoba...............................................................................................................6
D. Tahap Implementasi.....................................................................................................6
E. Pemantauan dan Evaluasi............................................................................................7
III. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN SEKOLAH.........7
A. Hal-hal yang dilakukan oleh pihak terkait.................................................................7
1. Hal-hal yang dilakukan sekolah...............................................................................7
2. Hal –hal yang dilakukan oleh peserta didik............................................................7
3. Hal –hal yang dilakukan oleh orang tua.................................................................8
4. Hal – hal yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan......................9
B. Standar Operasional peserta didik dari rumah ke sekolah......................................9
C. Standar Operasional pengantar/penjemput.............................................................10
D. Standar Operasional masuk gerbang sekolah..........................................................10
E. Standar Operasional masuk kelas.............................................................................10
F. Standar Operasional di dalam kelas.........................................................................10
G. Standar Operasional jam istirahat........................................................................11
H. Standar Operasional selesai pembelajaran...........................................................11
I. Standar Operasional wajib bagi peserta didik dari sekolah kembali ke Rumah. 11
J. Standar Operasional tamu.........................................................................................12
K. Standar Operasional di toilet.................................................................................12
L. Standar Operasional di perpustakaan......................................................................12
M. Standar Operasional penggunaan sarana ibadah................................................12
N. Standar Operasional layanan administrasi sekolah................................................13
O. Standar Operasional laboratorium IPA................................................................13
P. Standar Operasional laboratorium multimedia.......................................................13

iii
Q. Standar Operasional penanganan peserta didik dengan suhu tinggi.................13
R. Standar Operasional penanganan peserta didik yang tetiba sakit (di Ruang
Isolasi)..................................................................................................................................14
S. Standar Operasional Adaptasi Kebiasaan Baru......................................................14
T. Standar Operasional Manajemen Resiko Penanggulangan kasus Covid-19.........14
SARANA PRASARANA PENUNJANG PTM TERBATAS.............................................15

iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan diyakini menimbulkan beberapa
dampak signifi kan kepada peserta didik, seperti scarring (ketakutan) atau dampak
psikologis lainnya yang bersifat jangka panjang.
Di sisi lain, peralihan PTM ke BDR—berdasarkan beberapa simulasi—dapat
menyebabkan learning loss dan literacy loss (minat belajar dan membaca
memudar,yang dapat menurunkan kemampuan peserta didik lebih besar dibandingkan
akibat libur sekolah.
Dampak lain dari Pandemi COVID-19 dan penerapan BDR bekepanjangan
adalah peserta didik rentan putus sekolah, dan pada akhirnya akan memengaruhi
capaian PISA. Tragisnya, pengetahuan peserta didik akan semakin tertinggal, dan
anak-anak yang termarjinalkan adalah pihak yang paling terdampak. Mengingat hal
ini, beberapa ahli pendidikan dan lembaga yang memiliki perhatian dalam pendidikan
seperti UNICEF menghimbau kepada pemangku kepentingan agar ada upaya serius
untuk membuka kembali satuan pendidikan.
Mengingat hal- hal di atas, perlu ada langkah-langkah strategis dalam rangka
membuka satuan pendidikan dan menyelenggarakan PTM. Tentu saja, hal ini harus
diiringi dengan mitigasi risiko penularan SARS-CoV-2 dan edukasi PHBS, sekaligus
upaya-upaya memulihkan learning loss dan literacy loss yang dialami peserta didik.
Menjelang pelaksanaan tahun ajaran dan tahun akademik baru 2020/2021,
Kemendikbud bersama tiga kementerian lainnya, yaitu Kementerian Agama,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri menyusun panduan
penyelenggaraan pembelajaran. Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan rasa
aman kepada masyarakat dengan pembukaan satuan pendidikan untuk pembelajaran
tatap muka.
Panduan ini juga menjadi acuan pemerintah daerah dalam mengatur satuan
pendidikan sebelum dapat diizinkan melaksanakan pembelajaran tatap muka
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur di dalamnya. Karena prinsip utama
dalam pembelajaran di tahun ajaran dan tahun akademik baru adalah kesehatan dan
keselamatan seluruh peserta didik, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan
keluarganya.

1
Pada SKB 4 Menteri tanggal 20 November 2020, disebutkan bahwa
pemberian kewenangan penuh kepada pemerintah daerah dalam menentukan izin
pembelajaran tatap muka, diambil sesuai hasil evaluasi yang dilakukan bersama
kementerian/lembaga terkait, masukan dari para kepala daerah, dan berbagai
pemangku kepentingan di bidang pendidikan yang menyatakan bahwa, walaupun PJJ
sudah terlaksana dengan baik, tetapi pelaksanaan terlalu lama tanpa melakukan PTM
akan berdampak negatif bagi peserta didik. Kendala tumbuh kembang anak serta
tekanan psikososial dan kekerasan terhadap anak yang tidak terdeteksi, juga turut
menjadi pertimbangan. Empat bulan kemudian, tepatnya 30 Maret 2021, terbit dua
keputusan bersama. Pertama, Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor HK.02.01/MENKES/524/2021, Nomor 4 Tahun 2021 Nomor 2
Tahun 2021, Nomor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelompok
Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Kedua, Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021,
Nomor 440-717 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di
Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Khusus keputusan bersama
yang terakhir dilengkapi dengan Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor: 97/sipres/A6/III/2021, berjudul “Dorong Akselerasi
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Pemerintah Umumkan Keputusan Bersama
Empat Menteri.” Dalam siaran pers ini ditegaskan tentang akselerasi PTM terbatas
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti pengisian daftar
periksa pada laman Data Pokok Pendidikan (Dapodik), hingga pemberlakuan protokol
kesehatan yang ketat di sejumlah lokasi seperti kelas, kantin, dan seluruh lingkungan
satuan pendidikan.

B. Dasar Pelaksanaan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4301);

2
2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6224);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 503) ;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan
Penanganan Coronavirus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249) ;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/Menkes/104/2020 tentang
penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai jenis Penyakit
yang dapat menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
6. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 04 Tahun 2020, tentang
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
2019;
7. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
HK.02.01/MENKES/524/2021, Nomor 4 Tahun 2021 Nomor 2 Tahun 2021,
Nomor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelompok Sasaran
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
8. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021,
Nomor 440-717 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di
Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).C. Waktu, Tempat dan
Pelaksana Kegiatan.

C. Maksud dan Tujuan

Panduan Protokol Kesehatan dalam rangka Pencegahan Perkembangan dan


Penyebaran Covid-19 SMP Negeri 51 Bandung ini disusun bertujuan:
1. Sebagai bahan acuan dalam menerapkan protocol kesehatan di SMP Negeri 51
Bandung selama masa Pandemi Covid-19
3
2. Meningkatkan mutu layanan pendidikan di SMP Negeri 51 Bandung pada masa
pandemi covid-19 bagi seluruh peserta didik, guru, orang tua peserta didik,
masyarakat dan steak holder sekolah.
3. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) guna mencegah penyebaran
covid-19 di SMP Negeri 51 Bandung.

D. Sasaran

Panduan Protokol Kesehatan dalam rangka Pencegahan Perkembangan dan


Penyebaran Covid-19 SMP Negeri 51 Bandung Bandung ini ditujukan bagi:
1. Peserta didik
2. Guru
3. Orang tua peserta didik
4. Masyarakat
5. Stake holder

II. TAHAP KEGIATAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN


A. Tahap Persiapan
Sekolah mengisi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka satuan
pendidikan melalui laman DAPODIK bagi satuan PAUD, SD, SMP, SMA, SMK,
SLB, SKB, dan PKBM atau laman EMIS bagi RA, MI, MTs, MA. Daftar periksa
kesiapan satuan pendidikan meliputi:
1. ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling sedikit memiliki:
a) toilet bersih dan layak;
b) sarana CTPS dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan; dan
c) disinfektan;
2. mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, klinik,
rumah sakit, dan lainnya;
3. kesiapan menerapkan area wajib masker;
4. memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak);
5. mendata warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di satuan
pendidikan:
a) memiliki kondisi medis komorbid yang tidak terkontrol;
b) tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga jarak;
c) memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah dengan tingkat risiko
d) penyebaran COVID-l9 yang tinggi dan belum menyelesaikan isolasi mandiri
sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau rekomendasi satuan tugas penanganan
COVID-19; dan

4
e) memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi COVID-19 dan belum
menyelesaikan isolasi mandiri sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau
rekomendasi satuan tugas penanganan COVID- 19;
6. Membentuk satuan tugas penanganan COVID-19 di satuan pendidikan, dan dapat
melibatkan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar dengan komposisi
sebagai berikut:
a) Tim pembelajaran, psikososial, dan tata ruang;
b) Tim kesehatan, kebersihan, dan keamanan; dan
c) Tim pelatihan dan humas.
7. Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Pendidikan (RKAS) terkait
pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan pengadaan sarana
prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan satuan pendidikan.
8. Jika terjadi temuan kasus konfirmasi COVID-19 di satuan pendidikan, maka
kepala satuan pendidikan melakukan hal sebagai berikut:
a) melaporkan kepada satuan tugas penanganan COVID-19 dan dinas pendidikan
setempat;
b) memastikan penanganan warga satuan pendidikan yang terkonfirmasi
COVID-19, antara lain:
(1) Memeriksakan warga satuan pendidikan terkonfirmasi COVID-19 ke
fasilitas layanan kesehatan;
(a) apabila bergejala, maka harus mendapatkan perawatan medis sesuai
dengan rekomendasi dari satuan tugas penanganan COVID-19 atau
(b) fasilitas pelayanan kesehatan;
(2) Pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan
di satuan pendidikan:
 Memiliki kondisi medis comorbid yang tidak terkontrol;
 Tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga
jarak;
 Memiliki riwayat perjalanan dari ZONA KUNING, ORANYE,
MERAH dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat
belas) hari; dan
 Memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19
dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari;

5
9. Sekolah membuat kesepakatan bersama komite sekolah dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan, terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka
10. Melakukan pertemuan terbatas dengan Orangtua/wali peserta didik untuk
membuat komitmen bersama untk melaksanakan Tatap Muka Terbatas di sekolah.
11. Membuat rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan (RKAS) terkait
pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan pengadaan sarana
prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan satuan pendidikan.

B. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi kepada Guru, Tenaga Administrasi Sekolah, pegawai, Peserta


didik, dan orang tua peserta didik untuk berperilaku yang baik di masa Pandemi
Covid-19 dilakukan melalui Rapat Dinas, Info Media Sosial, dan kesempatan-
kesempatan lainnya, meliputi:
1. Menggunakan masker
2. Memeriksa Suhu Tubuh
3. Cuci tangan dengan menggunakan sabun
4. Jaga jarak (Social dan Physical distancing)
5. Pola Hidup Bersih dan Sehat
C. Tahap Ujicoba

Simulasi diikuti oleh Guru, Tenaga Administrasi Sekolah, pegawai, dan


Peserta didik

D. Tahap Implementasi

1. Pada saat peserta didik melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR), guru dan
Tenaga Administrasi Sekolah melaksanakan Work From Home (WFH)
menerapkan protokol kesehatan sebagai berikut:
a) Menggunakan masker
b) Memeriksanakn Suhu Tubuh
c) Cuci tangan dengan menggunakan sabun
d) Jaga jarak (Social dan Physical distancing)
e) Pola Hidup Bersih dan Sehat
2. Pada saat pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, guru, peserta didik, dan
tenaga administrasi sekolah melaksanakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)
berupa:
a) Menggunakan masker
b) Memeriksanakn Suhu Tubuh
c) Cuci tangan dengan menggunakan sabun
d) Jaga jarak (Social dan Physical distancing)
e) Pola Hidup Bersih dan Sehat

6
A. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan oleh Pengawas Pembina SMP, Tim Penanganan Covid-
19 Sekolah yang melibatkan seluruh guru dan tenaga administrasi sekolah dan
dilakukan evaluasi pada setiap tahapan pelaksanaannya. Sekolah mengirimkan
laporan kegiatan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung melalui Bidang
Pembinaan SMP.

III. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


A. Hal-hal yang dilakukan oleh pihak terkait

1. Hal-hal yang dilakukan sekolah

a) Sekolah menyediakan sarana cuci tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di sekolah sesuai
jumlah yang dibutuhkan.
b) Sekolah melakukan screening awal berupa pengecekan suhu tubuh terhadap
semua warga sekolah dan tamu yang datang di lingkungan Sekolah.
c) Sekolah menyiapkan cadangan masker, jika terdapat warga sekolah yang tidak
membawa masker/masker rusak.
d) Sekolah menjaga kebersihan ruangan dan lingkungan sekolah secara periodik
(Diupayakan setiap hari) dengan desinfektan, khususnya handle pintu, saklar
lampu, komputer, meja, keyboard, dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh
tangan.
e) Sekolah menyiapkan ruang isolasi
f) Sekolah tidak membuka kantin sekolah, dan menganjurkan peserta didik untuk
membawa makanan dari rumah.
g) Sekolah meniadakan kegiatan upacara bendera massal, olahraga, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang mengumpulkan massa.
h) Sekolah melarang warga sekolah yang sakit dengan gejala demam / batuk /
pilek / sakit tenggorokan / sesak napas untuk datang dan berada di lingkungan
sekolah.
i) Sekolah mengalokasikan titik tempat penurunan saat mengantar dan
penjemputan peserta didik agar tidak terjadi penumpukan peserta didik.
j) Sekolah mengatur rute satu arah di dalam lingkungan sekolah untuk
menghindari terjadinya papasan dengan jarak yang dekat.
k) Sekolah mengatur tempat duduk peserta didik di dalam ruangan dengan daya
tampung maksimal 50% dari daya tampung ruangan.
l) Sekolah mengatur jadwal pembelajaran tatap muka 

2. Hal –hal yang dilakukan oleh peserta didik


a) Semua peserta didik memastikan dirinya dalam keadaan sehat, memakai
seragam dan potong rambut sesuai ketentuan, sudah makan pagi dan membawa
bekal makan minum dari rumah pada saat berangkat sekolah. Peserta didik
dalam kondisi sakit dilarang hadir di sekolah.

7
b) Peserta didik wajib mengenakan masker (diharapkan minimal memakai masker
3 lapis), wajib memakai face shield, diharapkan membawa tissue, dan wajib
membawa hand sanitizer.
c) Peserta didik wajib melakukan pengecekan suhu tubuh pada saat tiba di sekolah,
mencuci tangan menggunakan sabun dan langsung menuju ruangan
pembelajaran yang sudah ditentukan. Peserta didik dengan suhu tidak normal
dilarang masuk.
d) Di dalam lingkungan sekolah peserta didik berjalan mengikuti rute yang telah
ditentukan sehingga tidak ada yang saling berpapasan.
e) Peserta didik wajib menjaga kebersihan dan kerapian tempat duduk masing-
masing
f) Peserta didik menempati tempat duduk yang telah ditentukan oleh sekolah.
g) Peserta didik dilarang menggeser tempat duduk yang sudah ditata oleh petugas.
h) Peserta didik wajib membawa alat belajar sendiri dan dilarang pinjam
meminjam alat dengan siapapun.
i) Apabila peserta didik merasakan gejala demam/batuk/ pilek/sakit
tenggorokan/sesak napas, segera lapor pada guru untuk mendapatkan tindak
lanjut.
j) Peserta didik tidak diperkenankan berbagi makanan, minuman, termasuk
peralatannya
k) Peserta didik harus menghindari kontak fisik langsung (bersalaman, cium
tangan, dengan siapapun).
l) Selama istirahat, peserta didik tidak diperkenankan keluar dari ruang.
m) Setelah selesai pembelajaran peserta didik wajib langsung pulang tidak
diperkenankan berkerumun di dalam atau di luar sekolah.
 

3. Hal –hal yang dilakukan oleh orang tua


a) Orangtua memastikan putra – putrinya dalam keadaan sehat, memakai seragam
dan potong rambut sesuai ketentuan, sudah makan pagi sebelum berangkat
sekolah serta membawa bekal makan minum dari rumah.
b) Orangtua memastikan putra – putrinya mengenakan masker (diharapkan minimal
memakai masker 3 lapis), memakai face shield, diharapkan membawa tissue, dan
membawa hand sanitizer pada saat berangkat sekolah.
c) Orang tua mengantar putra-putrinya ke sekolah dengan mengikuti rute/jalur yang
ditentukan.(memutar di depan sekolah mengikuti alur yang ditentukan)
d) Orangtua mengantar putra – putrinya ke sekolah sampai pada titik penurunan yang
ditentukan sekolah.
e) Orangtua tidak berkumpul atau bergerombol pada saat mengantar maupun
menjemput di titik penurunan/penjemputan
f) Orang tua yang bepergian ke negara / daerah dengan transmisi lokal Covid-19 dan
mengalami gejala – gejala pernapasan seperti batuk / pilek / sakit tenggorokan /
sesak napas dilarang melakukan pengantaran, penjemputan, dan berada di
lingkungan sekolah
g) Orangtua menjemput putra – putrinya tepat waktu untuk menghindari
penumpukan peserta didik di titik penjemputan

8
h) Orangtua yang masuk lingkungan sekolah karena ada kepentingan tertentu, wajib
mengenakan masker, melakukan pengecekan suhu tubuh dengan thermogun,
mencuci tangan, dan segera meninggalkan sekolah apabila sudah selesai.
i) Di dalam lingkungan sekolah orang tua berjalan mengikuti rute yang telah
ditentukan sehingga tidak ada yang saling berpapasan.
j) Orangtua mengingatkan putra-putrinya untuk segera mengganti pakaian dan
mandi pada saat tiba di rumah dari sekolah
 

4. Hal – hal yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan

a) Pendidik dan tenaga kependidikan memastikan dirinya dalam keadaan


sehat, memakai seragam sesuai ketentuan, sudah mengkonsumsi makanan
bergizi pada saat berangkat sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam
kondisi sakit dilarang masuk kerja.
b) Pendidik dan tenaga kependidikan wajib mengenakan masker / face
shield, membawa tissue, dan hand sanitizer pribadi
c) Pendidik dan tenaga kependidikan wajib melakukan pengecekan suhu
tubuh dan mencuci tangan dengan sabun
d) Pendidik dan tenaga kependidikan menjaga kebersihan dan kerapian
tempat duduk, ruangan serta perlengkapan masing-masing
e) Selama kegiatan di sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan wajib
mengenakan masker / face shield dan menjaga jarak fisik (physical distancing)
f) Pendidik dan tenaga kependidikan datang dan pulang tepat waktu
sesuai ketentuan.
g) Pendidik dan tenaga kependidikan setiap selesai melaksanakan
kegiatan wajib mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun di tempat
yang disediakan.
h) Apabila pendidik dan tenaga kependidikan merasakan gejala demam
/batuk / pilek/sakit tenggorokan/sesak napas, wajib melapor, minta ijin ke kepala
sekolah, dan memeriksakan diri ke sarana kesehatan atau pulang;
i) Pendidik dan tenaga kependidikan harus menghindari kontak fisik
langsung (bersalaman, dan sebagainya)
j) Pendidik wajib selalu mengingatkan pentingnya menerapkan protokol
kesehatan kepada sesama teman, kepada peserta didik.
k) Pendidik dan tenaga kependidikan meminta peserta didik agar segera
pulang kepada peserta didik yang telah selesai melakukan kegiatan.

A. SOP Peserta Didik dari Rumah ke Sekolah


1. Orang tua/wali memastikan putra/putrinya berangkat dari rumah menuju sekolah
dalam kedaan sehat
2. Berangkat lebih awal untuk menghindari jam sibuk dengan tetap menggunkan
masker dan face shield
3. Transportasi yang digunakan menjamin terlaksananya standar protokol kesehatan
4. Hindari naik kendaraan umum yang sudah banyak penumpangnya. Jika memiliki
kendaraan pribadi disarankan berangkat kesekolah diantar dan dijemput oleh
orang tua/wali

9
5. Sampai disekolah berhenti pada titik penurunan peserta didik dan tidak
menumpuk serta tetap selalu menjaga jarak

B. SOP Pengantar/Penjemput
1. Pengantar/ penjemput peserta didik ke sekolah dipastikan sehat.
2. Pengantar/ penjemput wajib memakai masker.
3. Pengantar/ penjemput peserta didik yang menggunakan roda empat, wajib
membuka jendela dan jumlah kapasitas 50%.
4. Pengantar/ penjemput peserta didik yang menggunakan roda empat dan roda dua
hanya mengantar sampai gerbang sekolah.
5. Pengantar/ penjemput yang menggunakan roda dua tetap jaga jarak aman.
6. Pengantar/ penjemput yang berjalan kaki sampai ditempat yang telah ditetapkan
sekolah dan mengikuti protokol kesehatan.

C. SOP Masuk Gerbang Sekolah


1. Guru atau piket mengawasi alur masuk peserta didik
2. Guru dan peserta didik memakai masker (3 lapis/ sekali pakai)
3. Peserta didik berbaris dengan jarak 1,5 m
4. Guru atau piket mengecek suhu tubuh peserta didik (≤ 37°3 C)
5. Bila terdeteksi suhu lebih dari 37°3 C, antar peserta didik terkait ke ruang isolasi.
6. Peserta didik mencuci tangan 20-30 detik
7. Peserta didik menjaga jarak 1,5 m menuju kelas
8. Peserta didik tidak melakukan percakapan antar teman ketika menuju kelas
9. Peserta didik menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk
10. Peserta didik masuk kelas dengan tertib sesuai arahan guru.

D. SOP Masuk Kelas


1. Guru datang 15 menit lebih awal
2. Guru memberi arahan peserta didik selama kegiatan pembelajaran di kelas
3. Guru dan peserta didik memakai masker sesuai dengan standar kesehatan
4. Peserta didik dilarang : membuka masker, menukar masker, dan memegang
masker teman
5. Peserta didik membawa tempat masker kotor dari rumah
6. Peserta didik duduk ditempat yang sudah diberi tanda dengan jarak 1,5 m
7. Peserta didik tetap duduk dengan tertib selama pembelajaran

E. SOP di Dalam Kelas


1. Guru datang 15 menit lebih awal
2. Guru memakai masker, face shield, dan sarung tangan
3. Peserta didik tidak diperbolehkan berpindah tempat duduk
4. Peserta didik tidak diperbolehkan saling meminjam alat tulis
5. Selama pembelajaran guru dan peserta didik dilarang membuka masker

10
6. Jika ada tugas, maka peserta didik meletakan tugasnya di meja masing-masing
setelah pembelajaran selesai
7. Setelah kegiatan pembelajaran selesai bagi peserta didik yang menggunakan face
shield dipersilahkan membersihkan dengan tisu
8. Selesai kegiatan pembelajaran peserta didik berdoa dan keluar kelas dengan
bergantian sesuai arahan guru

F. SOP Jam Istirahat


1. Peserta didik merapikan alat belajar
2. Peserta didik mencuci tangan/ menggunakan hand sanitizier
3. Peserta didik berdoa sebelum dan sesudah makan
4. Peserta didik makan dan minum di kursi dan meja masing-masing serta tidak
meninggalkan sampah
5. Peserta didik merapikan tempat makan dan kembali memakai masker
6. Peserta didik memanfaatkan waktu istirahat dengan membaca tanpa berpindah
dari meja masing-masing

G. SOP Selesai Pembelajaran


1. Guru selalu mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga kesehatan
2. Guru memberi arahan peserta didik saat keluar kelas
3. Guru dan peserta didik tetap memakai masker (3 lapis/ sekali pakai)
4. Peserta didik keluar kelas satu persatu dengan jarak 1,5 m
5. Peserta didik mencuci tangan menggunakan sabun (20-30 detik)
6. Peserta didik menjaga jarak aman (1,5 m) menuju gerbang sekolah
7. Peserta didik berbaris untuk pengecekan suhu tubuh (≤37,3 C)
8. Peserta didik langsung pulang ke rumah masing-masing

H. SOP Peserta Didik dari Sekolah Kembali ke Rumah


1. KBM ditutup dengan berdoa bersama. Peserta didik keluar kelas dengan tertib dan
menjaga jarak.
2. Peserta didik mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, kemudian menuju jalur
keluar yang ditentukan.
3. Peserta didik menuju titik penjemputan/pulang menuju kerumah dengan tetap
menjaga jarak.
4. Sampai di rumah segera membuka sepatu sebelum masuk ke dalam rumah
5. Semprotkan disinfektan pada barang-barang yang dibawa
6. Langsung mencuci tangan dan cuci kaki pakai sabun di air mengalir
7. Mengganti pakaian sekolah dan langsung memasukkannya ke tempat cuci pakaian
kotor
8. Jangan menyentuh benda apapun sesampai dirumah
9. Jangan langsung beristirahat, segera mandi dengan sabun
10. Kembali berpakain yang bersih dan melakukan aktivitas dirumah, makan
beribadah, belajar dan beristirahat

11
I. SOP Tamu
1. Seluruh tamu wajib menggunakan masker
2. Setiap tamu ketika masuk wajib diperiksa suhu menggunakan thermogun
3. Seluruh tamu wajib mencuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer
4. Tamu eksternal wajib menyampaikan kepentingannya kepada satuan pengaman
sekolah
5. Seluruh tamu wajib mengisi buku tamu secara lengkap
6. Jika harus menunggu, duduk di ruang tunggu (lobby), setiap tamu harus tetap
menjaga jarak (physical distancing)
7. Setiap tamu harus menggunakan waktu kunjungan seefektif mungkin

J. SOP di Toilet
1. Petugas setiap pagi menyemprotkan disinfektan ke seluruh bagian toilet
2. Petugas selalu memeriksa ketersediaan sabun
3. Petugas selalu menjaga kebersihan toilet
4. Petugas menyediakan semprotan desinfektan botol kecil di toilet untuk
disemprotkan siswa setelah menggunakan toilet
5. Setelah dari toilet, peserta didik mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir

K. SOP Layanan Perpustakaan


1. Batas pemustaka adalah 50%
2. Petugas perpustakaan membuka pintu dan jendela selama pelayanan
3. Petugas perpustakaan memakai masker, face shield dan sarung tangan
4. Pemustaka mencuci tangan dan memakai masker saat masuk dan keluar
perpustakaan
5. Pemustaka menjaga jarak aman (1,5 m)
6. Petugas mendisinfeksi buku yang dikembalikan ataupun dipinjam
7. Petugas melakukan disinfeksi ruangan

M. SOP Penggunaan Sarana Ibadah


1. Pengguna sarana ibadah membawa perlengkapan ibadah sendiri (sajadah, mukena,
peci sarung)
2. Pengguna sarana ibadah tidak diperkenankan meminjam dan meminjamkan
perlengkapan ibadah kepada orang lain
3. Sebelum berwudhu, pengguna sarana ibadah harus mencuci tangan terlebih dahulu
dengan menggunakan sabun
4. Selama beribadah, pengguna sarana ibadah tetap menggunakan masker dan
menjaga jarak
5. Pengguna sarana ibadah tidak berdiam lama-lama di masjid setelah kegiatan
ibadah selesai

12
L. SOP Layanan Administrasi Sekolah
1. Tenaga admiistrasi dan tamu/peserta didik/wali murid diperiksa suhu tubuh (≤
37.3°C)
2. Tenaga administrasi dan tamu/peserta didik/wali murid memakai masker dan face
shield
3. Tamu/peserta didik/wali murid melaporkan kedatangan kepada guru piket dan
mengisi buku tamu yang berisikan data lengkap dan keperluan
4. Tamu/peserta didik/wali muridyang menyatakan keperluan dengan jelas dan
terperinci dan dipersilakan menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan atau
kembali pada hari berikutnya (perjanjian)

M. SOP Laboratorium IPA


1. Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran di laboratorium IPA
maksimal 50%
2. Peserta didik mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk
3. Peserta didik melepas alas kaki dan menyimpannya di rak yang sudah disediakan
4. Peserta didik wajib mengenakan masker dan face shield
5. Peserta didik wajib menjaga jarak, menempati tempat duduk yang sudah sediakan
6. Peserta didik tidak diperkenankan untuk makan dan minum selama berada di
laborotorium IPA

N. SOP Laboratorium Multimedia


1. Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran di laboratorium
multimedia maksimal 50%
2. Peserta didik mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk
3. Peserta didik melepas alas kaki dan menyimpannya di rak yang sudah disediakan
4. Peserta didik wajib mengenakan masker dan face shield
5. Peserta didik wajib menjaga jarak, menempati tempat duduk yang sudah sediakan
6. Peserta didik tidak diperkenankan untuk makan dan minum selama berada di
laborotorium computer

O. SOP Penanganan Peserta Didik dengan suhu ≥ 37.3°C


1. Antarkan peserta didik terkait ke ruang isolasi
2. Telpon HotLine Puskesmas Derwati 082117083893 untuk memastikan kondisi
pasien/peserta didik dan untuk keperluan penanggulangan /pencegahan covid-19
3. Bila keadaan pasien/peserta didik membaik (berdasarkan pemeriksaan tenaga
kesehatan), telpon orang tua/wali peserta didik untuk menjemput atau ijinkan
untuk pulang sendiri

13
P. SOP Peserta Didik Yang Tetiba sakit (di Ruang Isolasi)
1. Antarkan ke ruang isolasi
2. Hubungi Hot Line Puskesmas Derwati 082117083893 untuk mendapatkan Tindak
Lanjut kondisi peserta didik
3. Bila keadaan pasien baik-baik saja atau tidak terindikasi Covid-19, pasien
diizinkan pulang sesuai arahan petugas puskesmas.
4. Semprot tempat duduk dan bed yang digunakan oleh pasien/peserta didik dengan
desinfektan

Q. SOP Adaptasi Kebiasaan Baru di Sekolah


1. Wajib memakai masker
2. Selalu bawa hand sanitizer
3. Sering cuci tangan pake sabun
4. Menjaga jarak
5. Tidak bersalaman dulu
6. Jika sedang sakit, seperti flu, lebih baik diam di rumah tidak aktivitas keluar
7. Setiba di rumah langsung mandi
8. Selalu menjaga kesehatan dengan asupan gizi yang baik

R. SOP Manajemen Resiko Penanggulangan Kasus Covid-19

Bila terjadi kasus Covid-19 terkonfirmasi di sekolah


1. Melaporkan ke Satgas covid-19 Kecamatan perihal peserta/tendik terkonfirmasi
2. Tutup sekolah selama 3 hingga 5 hari
3. Umumkan kepada orang tua, peserta didik dan staf tanpa membuka identitas
terduga penderita
4. Ruangan yang digunakan terkonfirmasi didesifeksi dan ditutup sedikitnya 24 jam,
kemudian buka seluruh pintu dan jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara
5. Desinfectan ruangan dan perabotan yang kemungkinan tersentuh terduga
penderita, terutama permukaan yang sering tersentuh, gunakan 3 botol larutan
sebelum desinfeksi permukaan kotor

Bandung, Mei 2021


Kepala SMP Negeri 51 Bandung,

Harlina, S.Pd, M.M


NIP. 19620606 198403 2 012
14
15

Anda mungkin juga menyukai