Kepdir 139k 2011 Manajemen App PDF Free
Kepdir 139k 2011 Manajemen App PDF Free
BAB I
PENDAHULUAN
Susut distribusi pada sistem kelistrikan terjadi pada jaringan dan pada alat pengukur dan pembatas
(APP) yang dipergunakan dalam transaksi tenaga listrik dengan pelanggan. Susut yang terjadi pada
APP ditentukan oleh akurasi APP dan akurasi pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran.
Akurasi APP ditentukan oleh :
• Kualitas dan kelas akurasi meter energi yang mampu mengukur besaran listrik dengan benar
dan mempunyai fitur sesuai kebutuhan;
• Pembatas Daya berupa MCB, MCCB, pengaman lebur (Fuse), atau rele overload;
• Rasio, kelas akurasi dan burden Trafo Arus dan Trafo Tegangan;
• Pengawatan pada Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dan
• Pengamanan APP terhadap seluruh kegiatan yang mempengaruhi hasil pengukuran.
Sedangkan akurasi pembacaan hasil pengukuran ditentukan oleh :
• Integritas tenaga pembaca meter yang merupakan pegawai PT PLN (Persero) atau tenaga
outsourcing;
• Pembacaan atau pengambilan data yang dilakukan secara real time melalui mekanisme
Automatic Meter Reading atau AMR;
• Transfer data hasil pengukuran dalam proses penerbitan rekening dan
• Pengamanan data hasil pembacaan terhadap seluruh kegiatan yang mempengaruhi data hasil
pengukuran, baik dilakukan secara manual atau melalui software tertentu.
Untuk mendapatkan APP yang tepat sesuai peruntukan, akurat dan berfungsi dengan baik serta
data hasil pembacaan yang benar, maka APP harus dikelola dengan baik sesuai ketentuan yang
berlaku. Pengelolaan tersebut meliputi :
• Perencanaan yang sesuai kebutuhan, yaitu menentukan jenis, jumlah dan spesifikasi APP yang
sesuai SPLN serta waktu ketersediaannya di gudang PLN;
• Penyimpanan di gudang dalam kondisi yang sesuai dengan ketentuan atau persyaratan agar
mudah diperoleh atau didapatkan pada saat diperlukan;
• Transportasi dari gudang ke lokasi pemasangan untuk menghindari terjadi perubahan
performance APP karena goncangan atau getaran yang berlebihan selama perjalanan;
• Pemasangan dan pengawatannya untuk menghindari terjadinya kesalahan pengawatan yang
akan mempengaruhi hasil pengukuran;
• Pemeriksaan atau komisioning untuk memastikan bahwa pemasangan dan pengawatan sudah
benar sesuai SPLN;
• Pemeliharaan yang dilakukan secara berkala sesuai rencana atau jadwal, baik pemeliharaan
preventif maupun korektif untuk memastikan bahwa APP tetap berfungsi dengan baik;
• Pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran APP secara manual, jarak jauh atau
otomatis.
• Evaluasi dan analisa terhadap pelaksanaan pengelolaan APP untuk memperoleh data tentang
APP terpasang dan mengetahui tingkat kinerja APP.
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 1
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB II
JENIS – JENIS ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS
Alat Pengukur dan Pembatas atau APP terdiri dari beberapa peralatan, yaitu Trafo Arus, Trafo
Tegangan, Meter Energi (kWh meter dan kVARh meter), Time Switch, Rele Beban Lebih Termal dan
Pemutus atau Mini Circuit Breaker (MCB), Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) atau Fuse sebagai
pembatas. Beberapa dari peralatan tersebut, khususnya meter energi dipasang dalam suatu kotak,
yang dinamakan kotak APP.
Kelengkapan APP untuk setiap kelompok atau golongan pelanggan berbeda-beda, yaitu :
• Pelanggan Tegangan Tinggi (TT) dengan daya ≥ 30 MVA dan Tegangan Menengah (TM)
dengan daya antara 200 kVA sampai 30 MVA.
- APP terdiri dari trafo arus, trafo tegangan, rele beban lebih, meter energi, dan circuit
breaker atau fuse lebur.
- Meter energi yang digunakan di APP menggunakan Meter Elektronik atau Meter Statis
disingkat ME yang menggantikan perangkat jenis mekanik berupa kWh meter, meter
kVARh, Ampere meter, Volt meter, dan time switch.
- Meter energi dan sarana komunikasi ditempatkan pada kotak khusus terpisah dengan
peralatan lain seperti trafo arus, trafo tegangan, reler beban lebih dan pemutus tenaga.
• Pelanggan TM/TR/TR (pelanggan TM, dipasok melalui TR, pengukuran disisi TR), APP terdiri
dari ME, CT TR, MCCB (Molded Case Circuit Breaker) yang ditempatkan dalam kotak APP
terpadu.
• Pelanggan Tegangan Rendah sambungan tidak langsung (daya 53 s.d 197 kVA), APP terdiri
dari trafo arus, ME dan pembatas daya (MCCB) atau fuse lebur.
• Pelanggan Tegangan Rendah sambungan langsung (daya ≤ 41,5 kVA), APP terdiri dari meter
energi dan pembatas daya (MCB, MCCB) atau fuse lebur yang terletak dalam kotak APP.
Gambar suatu APP untuk berbagai kelompok pelanggan diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Antena
Power Supply Modem GSM
Meter Elektronik
MCB
Modem GSM
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 2
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Modem
dan
Antenna
Lampu Indikator GSM
Meter Elektronik
MCCB
CT-TR
Meter Elektronik
Gambar II.3 Kotak APP fase tiga Pelanggan TR sambungan tidak langsung
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 3
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
kWh meter
Time Switch
kVArh Meter
MCB
Gambar II.4 Kotak APP fase tiga Pelanggan TR, tarif ganda sambungan langsung
kWh meter
MCB
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 4
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
kWh meter
MCB
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 5
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB III.
PERENCANAAN
Dalam merencanakan APP harus ditentukan atau ditetapkan :
1. Jumlah dan jenis kelengkapan peralatan APP yang diperlukan pada tahun mendatang dengan
memperhatikan kelompok pelanggan baik untuk keperluan pertambahan pelanggan maupun
untuk penggantian APP yang rusak / tidak berfungsi optimal.
2. Spesifikasi teknis setiap peralatan APP yang sesuai ketentuan atau standar (SPLN) atau
ketentuan yang berlaku, seperti Keputusan atau Edaran Direksi PT PLN (Persero) atau lainnya
3. Waktu pengiriman (delivery time) dari pemasok ke gudang PLN terkait dengan proses
pengadaan.
4. Persyaratan lainnya, yaitu peralatan APP harus :
a. Memiliki Sertifikat Lulus Uji Jenis yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero) LITBANG (d/h
LMK) atau laboratorium internasional yang telah terakreditasi dan mendapatkan verifikasi
dari PT PLN (Persero) LITBANG.
b. Memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan Keputusan Direksi No. 286.K/DIR/2008 tentang
Sistem Pengawasan Mutu (SPM).
c. Khusus untuk meter energi harus mempunyai Ijin Tipe dari Direktur Metrologi Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri sesuai Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No.251/MPP/Kep/6/99.
Spesifikasi peralatan APP yang ditentukan dalam standar SPLN atau Direksi PT PLN (Persero)
adalah sebagai berikut :
3.1 Spesifikasi Meter Energi
Standar atau ketentuan/peraturan yang terkait dengan meter energi diantaranya adalah :
a. SPLN 57-1 : 1991, kWh meter arus bolak balik kelas 0.5, 1 dan 2 (pasangan dalam).
b. SPLN 57-2 : 1991, ketentuan uji tambahan untuk kWh meter pasangan luar.
c. SPLN 94 : 1993, Meter VAR Jam (Energi Reaktif).
d. SPLN D3.005-1 : 2008, Meter statik energi aktif fase tunggal kelas 1,0
e. SPLN D3.006-1 : 2010, Meter Statik Energi Listrik Fase Tiga
f. SPLN D3.009-1 : 2010, Meter Statik Energi Aktif Fase Tunggal Prabayar dengan Sistem
Standard Transfer Spesification (STS)
g. Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 027.E/102/DIR/2004, tanggal 24 Desember 2004 tentang
Fitur dan Protokol kWh meter elektronik untuk keperluan AMR
h. Surat Direksi PT PLN (Persero) No. 0609/163/DIRTND/2008 tanggal 04 Maret 2008 perihal
Penerapan Meter energi statis elektronik
i. SPLN D5.001: 2008, Pedoman Pemilihan dan Penggunaan Meter Energi Listrik.
Tabel III.1
Pemilihan, Penggunaan dan Pemasangan Meter Energi Berdasarkan Daya Tersambung
(SPLN D5.001 : 2008)
Tegangan Kelas meter Cara baca
Daya Tersambung Lokasi meter Jenis meter
Nominal minimal meter
>197 kVA - <30 MVA 20 kV Gardu PLN ME fase 3*) 0.5 AMR
53 kVA s.d 197 kVA 400 V Gardu PLN ME fase 3*) 1.0 AMR
6.6 kVA s.d 41.5 kVA 400 V Pelanggan ME / MK fase 3*) 1.0/1.0 Lokal / remote
450 VA - < 11 kVA 231 V Pelanggan ME/MK/MPB fase 1 1.0/2.0/1.0 Lokal / remote
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 6
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Keterangan :
ME : Meter Elektronik
MK : Meter Elektromekanik
*) fase 3 dan 4 kawat
Tabel III.2
Pemilihan, Penggunaan dan Pemasangan Meter Energi
di Instalasi Milik PLN
( SPLN D5.001 : 2008 )
Jenis Instalasi Tegangan Nominal (kV) Lokasi Meter Jenis Meter Kelas Meter
trafo step up pembangkit 66/150/275/500 kios meter di S/W ME fase 3 0,2
pembangkit
saluran transmisi TT/TET 66/150/275/500 ruang kontrol GI ME fase 3 0,2
trafo tenaga sisi primer 66/150/275/500 ruang kontrol GI ME fase 3 0,2
trafo tenaga sisi sekunder 20 ruang kontrol GI ME fase 3 0,2
trafo pemakaian sendiri 0,4 kubikel TM GI ME fase 3 1,0
Gardu Induk (GI)
penyulang 20 ruang kubikel GI ME fase 3*) 0,5
trafo distribusi sekunder 0,231/0,4 gardu distribusi ME fase 3*) 1,0
pembangkit skala kecil (PSK) 0,4/6/11 gedung PSK ME fase 3 0,5
isolated (<10 MW)
PSK terhubung ke jaringan 0,4/6/11 gedung PSK ME fase 3 0,5
batas pengelolaan jaringan 20/66/150 GI / GD ME fase 3*) 0,5
*) fase 3 dan 4 kawat
3.2 Spesifikasi Pembatas Daya
Secara umum, spesifikasi untuk pembatas daya mini mengacu kepada SPLN 108: 1993 tentang
Pemutus Tenaga Mini untuk Pembatas dan Pengaman Arus Lebih untuk Instalasi Gedung dan
Rumah. Sedangkan pembatas daya lain, seperti Circuit Breaker atau Pemutus dan Rele Beban
Lebih Termal mengacu kepada standar terkait.
3.3 Spesifikasi Trafo Arus (CT)
Untuk menghindari kesalahan faktor kali, hindari pengadaan trafo arus dengan ratio ganda di sisi
sekunder. Perubahan ratio dilakukan dengan mengubah terminal pada sisi primer.
Standar atau ketentuan/peraturan yang terkait dengan trafo arus diantaranya adalah SPLN
D3.014-1 : 2009 tentang Trafo Arus.
Dalam pembuatan spesifikasi ditentukan bahwa :
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 7
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
1. Burden
a. Pengukuran TR : 2,5 VA
b. Pengukuran TM : Burden untuk core pengukuran 5 VA
c. Pengukuran TT : Burden untuk core pengukuran 15 VA
2. Kelas akurasi
a. Pengukuran TR : kelas 1,0
b. Pengukuran TM : kelas 0,5 atau 0,5s **)
c. Pengukuran TT : kelas 0,2 atau 0,2s **)
3. Masing-masing CT yang disuplai ke PLN harus dilengkapi dengan Hasil Uji Rutin oleh pabrikan
(sesuai SPLN D3.014-1 : 2009), yang meliputi :
a. Verifikasi penandaan terminal*).
b. Pengujian frekuensi kerja pada belitan primer.
c. Pengukuran lepasan parsial (partial discharge).
d. Pengujian frekuensi kerja pada belitan sekunder.
e. Pengujian frekuensi kerja antara seksi-seksi (bila ada).
f. Pengujian isolasi antar lilitan.
g. Pengujian ketelitian*).
Catatan
*) Untuk CT TR hanya berlaku butir a dan g.
**) Ketentuan Spesifikasi CT untuk keperluan Transaksi (kelas S) dan keperluan Non- Transaksi (tanpa S)
Tabel III.3
Spesifikasi Kabel untuk Pengawatan APP
Jenis Pengukuran
No Uraian Satuan TR
TM TT
Tidak Langsung
2
1. Luas Penampang mm 2,5 4 6
2. Warna:
a. Fasa R Merah Merah Merah
b. Fasa S Kuning Kuning Kuning
c. Fasa T Hitam Hitam Hitam
d. Netral Biru Biru Biru
e. Grounding Kuning strip hijau Kuning strip hijau Kuning strip hijau
Catatan :
2
Kabel untuk rangkaian tegangan dapat berpenampang 2,5 mm untuk seluruh jenis pengukuran, terutama untuk APP
atau meter energi yang mempunyai terminal untuk kabel tegangan lebih kecil dari terminal untuk kabel arus.
b.
TR Fasa 1
kWh
dengan CT
c. TR Fasa 3
kWh
tanpa CT
d. TR Fasa 3
kWh
dengan CT
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 9
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
f.
TR Fasa 3 kWh Tarif Ganda
dengan CT dan kVARh
g.
TM Fasa 3
dengan kWh Tarif Ganda
CT dan PT dan kVARh
(GARDU PORTAL)
h. TM Fasa 3
dengan kWh Tarif Ganda
CT dan PT dan kVARh
(GARDU OPEN TYPE)
i. TM Fasa 3
dengan kWh Tarif Ganda
CT dan PT dan kVARh
(GARDU KUBIKEL)
j. TT Fasa 3
kWh, kVARh dan
dengan
kVA Maksimum
CT dan PT
Keterangan :
AP : Alat Pengukur
APb : Alat Pembatas
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 10
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB IV
TENAGA PELAKSANA
Pengelolaan APP dapat dilakukan oleh pegawai PT PLN (Persero) seluruhnya atau dapat juga
dibantu oleh tenaga outsourcing. Lingkup pekerjaan pegawai PT PLN (Persero) dan tenaga
otusourcing harus ditentukan secara tegas, jelas dan tertulis untuk menghindari terjadinya
tumpang tindih kewenangan atau adanya kegiatan yang tak ’bertuan’. Penggunaan tenaga
outsourcing harus mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
4. 1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi harus memadai untuk mendukung pengelolaan APP sehingga pengukuran pada
titik transaksi berjalan benar.
Struktur organisasi dibentuk mulai dari Kantor Distribusi / Wilayah sampai ke Unit Pelayanan
paling rendah yang terdapat di masing-masing Unit Distribusi / Wilayah.
4.1. 1 Kantor Distribusi/Wilayah
Struktur organisasi di Kantor Distribusi / Wilayah minimal memiliki pejabat setingkat Deputi
Manajer, Supervisor dan Pelaksana yang memiliki tugas sebagai regulator atau pengatur dalam :
a. Perencanaan sistem pengukuran,
b. Pengendalian operasi dan pemeliharaan sistem pengukuran,
c. Evaluasi dan pengembangan sistem pengukuran.
4.1. 2 Kantor APJ/Area/Cabang
Pada Kantor APJ/Cabang harus memiliki pejabat setingkat Asisten Manajer, Supervisor dan
Pelaksana yang bertanggung jawab terhadap APP pelanggan sambungan tidak langsung, meliputi
pekerjaan sebagai berikut :
a. Penyimpanan dan pengeluaran peralatan APP,
b. Pengujian individual peralatan APP,
c. Parameterisasi / setting ME fase tiga,
d. Perakitan APP dan pengujiannya,
e. Pemasangan dan komisioning APP,,
f. Pemeliharaan APP,
g. Operasi dan pemeliharaan AMR, meliputi software AMR dan sistem telekomunikasi,
h. P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik),
i. Pemutusan dan pembongkaran APP,
j. Analisa dan Evaluasi sistem pengukuran.
4.1. 3 Kantor UPJ/Ranting/Rayon
Pada kantor UPJ/Ranting/Rayon, minimal memiliki pejabat setingkat Supervisor dan Pelaksana
yang manangani APP pelanggan sambungan langsung, meliputi pekerjaan sebagai berikut :
a. Penyimpanan dan pengeluaran peralatan APP,
b. Perakitan APP,
c. Pemasangan dan komisioning APP,
d. Pemeliharaan APP,
e. P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik),
f. Pemutusan dan pembongkaran APP,
g. Parameterisasi ME fase tunggal (tipe tertentu),
h. Analisa dan Evaluasi sistem pengukuran.
Catatan :
Untuk Unit Distribusi/Wilayah yang tidak memiliki Unit setingkat UPJ/Ranting/Rayon, tugasnya ditangani oleh Unit
APJ/Cabang.
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 11
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
4. 2. Kompetensi
Untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan APP yang baik, disamping dibutuhkan struktur
organisasi tersendiri, juga dibutuhkan pembinaan SDM sehingga memiliki kompetensi
sebagaimana ditetapkan dalam Direktori Kompetensi untuk pejabat setingkat Deputi Manajer,
Asistant Manajer, Supervisor, dan Pelaksana.
4.3. Lingkup Pekerjaan Pegawai PT PLN (Persero)
Lingkup pekerjaan yang harus ditangani langsung oleh pegawai PT PLN (Persero) adalah pekerjaan
yang terkait dengan aspek pengamanan dan dapat mempengaruhi hasil pengukuran, yaitu:
a. Pemasangan Segel APP,
b. Pengawasan pengawatan APP,
c. Pengujian APP pengukuran tidak langsung yang akan dipasang,
d. Pengawasan pemasangan APP,
e. Pemeriksaan dan komisioning APP selesai dipasang/dipelihara,
f. Pengawasan pemeliharaan APP,
g. Pengawasan pemutusan dan pembongkaran APP,
h. Perubahan Data Pelanggan (PDL) selesai pemasangan atau pemeliharaan APP,
i. Pelaksanaan P2TL pengukuran langsung dan tidak langsung.
Setiap Unit Distribusi / Wilayah harus mempunyai tenaga pelaksana atau SDM dalam jumlah yang
cukup dan mempunyai kompetensi yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
4.4. Lingkup Pekerjaan Tenaga Outsourcing
Lingkup pekerjaan yang boleh ditangani oleh tenaga outsourcing adalah sebagai berikut:
a. Perakitan pengawatan APP,
b. Pemasangan APP,
c. Pemeliharaan APP,
d. Pemutusan dan atau pembongkaran APP,
e. Pelaksanaan P2TL pengukuran langsung,
f. Pengambilan data hasil pengukuran AMR.
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 12
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB V
OPERASI DAN PEMELIHARAAN APP
Operasi dan pemeliharaan APP mencakup serah terima material APP, penyimpanan material APP
di gudang, pengeluaran atau pengambilan peralatan APP dari gudang, parameterisasi (khusus
untuk Meter Elektronik), perakitan, pengangkutan peralatan APP dari Kantor PLN ke lokasi
pelanggan, pemasangan untuk pelanggan baru atau penggantian yang rusak, pemeriksaan atau
komisioning setelah pemasangan peralatan APP di lokasi pelanggan, penyegelan APP,
pemeliharaan korektif dan preventif serta pembacaan dan transfer data hasil pengukuran AMR.
5.1 Serah terima material APP
Serah terima material APP dari Pemasok kepada PLN mengacu kepada SPLN yang berlaku dan
dokumen kontrak pengadaan untuk memastikan bahwa material tersebut memenuhi ketentuan
dan spesifikasi yang ditetapkan. SPLN yang menjadi rujukan adalah :
• kWh meter elektromekanik : SPLN 63 : 1991
• meter statik (energi aktif dan reaktif) : SPLN D3.005-2 : 2008
• meter prabayar : SPLN D3.009-1 : 2010
• mini circuit breaker (MCB) : SPLN 108 : 1993
• trafo arus : SPLN D3.014-1 : 2009.
5.2 Penyimpanan material APP
Penyimpanan material APP harus pada tempat yang sesuai dengan peruntukannya. Khusus untuk
meter energi, harus dikemas dalam kotak dan harus ditempatkan pada suhu lingkungan maksimal
35oC, kelembaban nisbi yang ditetapkan (60% - 95%), terhindar dari air hujan dan sinar matahari
secara langsung. Meter energi tidak boleh ditumpuk dalam jumlah melebihi ketentuan yang
ditetapkan oleh Pabrikan.
Penyimpanan material APP di gudang juga harus sedemikian rupa sehingga material yang lebih
awal masuk gudang harus dapat diambil dengan mudah untuk dipergunakan lebih awal, sesuai
prinsip FIFO (First In First Out).
5.3 Pengeluaran Peralatan APP dari gudang
Untuk mengeluarkan material APP dari gudang, harus ada :
a. Surat Perintah Kerja yang ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang.
b. Kode 7/TUG 9 yang ditandatangani oleh Pejabat berwenang.
5.4 Perakitan Peralatan APP
Untuk keperluan peyambungan baru atau penggantian APP secara lengkap, material APP harus
dirakit terlebih dulu (kecuali meter terpadu) di kamar tera/gudang transit. Dalam melakukan
perakitan APP, pengawatannya harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam SPLN 55:1990
atau revisi terbaru, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Ukuran kabel pengawatan
2. Untuk APP pengukuran tidak langsung, beberapa item dihilangkan yaitu Time switch, Ampere
meter, Volt meter, dan kVArh meter
3. Pemisahan kompartemen kotak APP antara fungsi pengukuran, pembatas dengan modul
komunikasi
4. Untuk memudahkan komisioning dan analisa, sebaiknya menggunakan sistem pengawatan
fase tiga - 4 kawat.
Khusus APP pengukuran tidak langsung pelanggan Tegangan Rendah (TR), setelah perakitan
selesai, dilaksanakan pengujian akurasi sistem pengukuran pada 10 % arus dasar (0,1 x Id) dengan
cos phi 1. Batas kesalahan yang diijinkan adalah akumulasi / penjumlahan kelas akurasi meter dan
trafo arus (CT).
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 13
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Setelah pengujian selesai, dibuat Berita Acara Pengujian yang ditandatangani Supervisor yang
menangani fungsi pengujian. Jika APP dinyatakan lulus uji, maka dilakukan pendataan APP dan
peruntukannya (pelanggan/unit pelaksana).
Untuk APP pengukuran langsung TR dan pengukuran tidak langsung TM/TT tidak dilakukan
pengujian akurasi sistem pengukuran, tapi hanya dilakukan pendataan.
5.5 Parameterisasi Meter Elektronik
Khusus untuk Meter Elektronik, sebelum dirakit harus dilakukan parameterisasi, yaitu pengisian
beberapa parameter tertentu ke dalam Meter Elektronik. Pelaksanaan parameterisasi secara rinci
dan lengkap ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.
5.6 Pengangkutan APP
Pengangkutan material APP dari gudang ke lokasi pemasangan di pelanggan harus :
1. Diusahakan bebas dari:
a. Benturan/getaran yang berlebihan
b. Air hujan
c. Sinar matahari langsung
d. Tumpukan yang melebihi standar yang ditentukan pabrikan.
2. Untuk APP dengan meter elektromekanik, selama pengangkutan posisi harus tegak/berdiri.
3. Untuk APP fase tunggal harus dibuatkan box khusus yang bisa di tempatkan di atas sepeda
motor sebagaimana Gambar 3 di bawah.
4. Pengangkutan APP dalam kotak harus menggunakan kendaraan roda 4.
Bag. Atas
Upper side
Bag. Bawah
Lower side
Side
Gambar V.1 Cara pengangkutan APP fase tunggal
Kapasitas Alat Angkut :
• kWh Meter sebanyak = 8 kWh
• Acesoris sebanyak = 8 Set
• Dakstandar = sebanyak 8 buah
• Peralatan Kerja untuk pemasangan APP
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 14
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 15
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 17
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
3. Pemeriksaan dan pengujian ratio dan akurasi CT dan PT terpasang dibandingkan dengan DIL,
4. Perbaikan titik sambung dan pengawatan,
5. Pemeriksaan sistem pentanahan,
6. Pembersihan dari debu dan kotoran lainnya,
7. Penertiban kunci gembok dan segel,
8. Pembuatan Berita Acara*).
Keterangan :
*) Berita Acara dijadikan sebagai sarana untuk rekomendasi tindak lanjut (Penggantian, Penyesuaian DIL, P2TL dan
lain-lain).
5.9.2 Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah tindakan perbaikan gangguan atau kerusakan pada material APP
dengan tujuan agar APP berfungsi kembali dengan baik.
Di dalam pelaksanaan penggantian material APP yang rusak/terganggu agar berpedoman pada
Standard Operating Procedure (SOP) yang ada.
Setelah selesai perbaikan/penggantian material APP harus dilaksanakan komisioning dan dibuat
Berita Acara yang dilengkapi dengan perhitungan energi listrik (kWh) tidak terukur selama
kerusakan peralatan tersebut dengan memperhatikan penggunaan energi listrik rata-rata minimal
3 (tiga) bulan terakhir.
Selanjutnya dilakukan mutasi PDL dan penagihan energi listrik tidak terukur berdasarkan Berita
Acara yang ada.
5.9.3 Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemeliharaan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan:
1. Pemeliharaan APP harus disaksikan atau diketahui oleh Pelanggan atau yang mewakili.
2. Apabila dari awal sudah ditemukan indikasi pelanggaran, maka Tim P2TL harus melaksanakan
pemeriksaan APP.
3. Bila dalam pelaksanaan pemeliharaan APP ditemukan indikasi pelanggaran dan atau kelainan
pemakaian tenaga listrik, maka pemeliharaan harus dihentikan dan petugas pemeliharaan
menunggu di lokasi sampai dengan datangnya tim P2TL.
4. Setiap pelaksanaan pemeliharaan APP, harus dibuat Berita Acara (TUL I-10) rangkap 3 (tiga)
yang ditandatangani oleh Pelanggan dan PLN, masing-masing untuk pelanggan, Fungsi APP dan
Fungsi Niaga.
5. Memastikan mutasi Perubahan Data Pelanggan (PDL) sudah dilaksanakan sesuai rekomendasi
Berita Acara pemeliharaan APP.
5.10 Pembacaan atau pengambilan data
Pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran APP dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sesuai dengan jenis APP terpasang dan fasilitas yang tersedia, yaitu :
1. Manual secara visual.
Dilakukan dengan cara mendatangi lokasi APP di pelanggan. Pencatatan atau pengambilan
data hasil pengukuran dilakukan dengan membaca langsung angka-angka yang ditampilkan
oleh alat ukur. Dalam hal ini harus dipastikan bahwa data yang dicatat adalah sesuai dengan
data hasil pengukuran yang ditampilkan oleh alat ukur.
2. Manual secara remote
Dilakukan dengan cara mendatangi lokasi APP di Pelanggan dan pencatatan atau pengambilan
data hasil pengukuran dilakukan dari jarak jauh (remote) menggunakan media komunikasi
tertentu seperti radio frekuensi atau infra merah.
3. Manual menggunakan software
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 18
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
Dilakukan dengan cara mendatangi lokasi APP di pelanggan dan pencatatan atau pengambilan
data hasil pengukuran dilakukan dengan mengunduh data hasil pengukuran yang tersimpan
dalam memory alat ukur.
4. Remote menggunakan software secara manual atau otomatis (AMR)
Dilakukan dari jarak jauh, tanpa harus mendatangi atau mendekati lokasi APP dan pengambilan
data hasil pengukuran dilakukan melalui media komunikasi tertentu dan menggunakan
software tertentu.
Hasil pembacaan data meter pelanggan AMR harus terintegrasi dengan sistem billing sesuai
Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 027.E/012/DIR/2004.
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 19
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB VI
EVALUASI DAN INDIKATOR
6.1 Evaluasi
Evaluasi APP dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi akurat tentang :
1. Jumlah dan klasifikasi APP terpasang (tahun pembuatan, tahun pemasangan, merk, tipe, kelas,
jumlah fase, arus pengenal, tegangan pengenal, ratio CT dan PT).
2. Jumlah dan klasifikasi APP yang pernah rusak (tahun pembuatan, tahun pemasangan, merk,
tipe, kelas, jumlah fase, arus pengenal, tegangan pengenal, ratio CT, rasio PT, dan penyebab
kerusakan).
3. Jumlah dan klasifikasi peralatan APP yang harus dipelihara.
4. Jumlah dan klasifikasi APP yang terkena P2TL.
5. Jumlah revenue hasil pemeliharaan APP.
6. Historikal segel (kode acuan, inisial pemilik segel, tanggal penyegelan).
7. Usulan tindakan penurunan susut pada titik transaksi.
Setiap Unit harus membuat suatu sistem informasi yang terintegrasi dengan proses bisnis, yang
berisikan data-data tersebut di atas untuk memudahkan perencanaan, pemeliharaan dan
penelusuran historis APP.
6.2 Indikator
Untuk menilai kinerja suatu Unit dalam mengelola APP dipergunakan indikator (atau Key
Performance Indicator – disingkat KPI) dengan bobot penilaian tertentu. Penilaian kinerja
manajemen APP dilakukan setiap semester (6 bulan).
KPI dalam manajemen APP adalah sebagai berikut :
Tabel VI.1 Penilaian Kinerja Manajemen APP
Keterangan :
1. Yang dimaksud dengan kesalahan pengawatan adalah semua bentuk kesalahan yang menyebabkan pengukuran
energi menjadi tidak benar.
2. Kesalahan faktor kali adalah ketidakcocokan antara faktor kali peralatan APP (ratio CT, PT dan meter) yang
terpasang dengan faktor kali di Data Induk Langganan (DIL).
3. Seluruh APP dipastikan sudah tersegel.
4. Penggantian APP fase tunggal rusak adalah jumlah penggantian APP fase tunggal yang rusak, dibandingkan
dengan jumlah total APP fase tunggal yang rusak dalam periode satu semester (6 bulan) berdasarkan laporan
yang diterima, yang dibuktikan dengan Berita Acara Penggantian APP.
5. Penggantian APP fase tiga rusak adalah jumlah penggantian APP fase tiga yang rusak, dibandingkan dengan
jumlah total APP fase tiga yang rusak dalam periode satu semester (6 bulan) berdasarkan laporan yang diterima,
yang dibuktikan dengan Berita Acara Penggantian APP.
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 20
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
6. Pemeliharaan APP yang dimaksud adalah pemeliharaan preventif maupun korektif (termasuk P2TL). Cara
menghitungnya adalah jumlah APP yang dipelihara dibandingkan dengan jumlah pelanggan
Cara Perhitungan Nilai Kinerja
A. Cara perhitungan nilai indikator untuk :
1. Penggantian APP fase tunggal rusak
2. Penggantian APP fase tiga rusak
3. Pemeliharaan APP
Metoda karaktersitik Realisasi (R) ≥ Target (T) dikatakan baik.
Pencapaian adalah X = (R/T) x 100%
B. Cara perhitungan nilai indikator untuk :
1. Kesalahan pengawatan
2. Kesalahan faktor kali
3. Penyegelan APP
Metoda karakteristik Realisasi (R) ≤ Target (T),
Pencapaian adalah NOL jika R>T dan sesuai BOBOT jika R≤T
Contoh perhitungan :
1. Kesalahan pengawatan.
Terjadi satu kali saja kesalahan pengawatan yang menyebabkan energi tidak terukur dengan
benar, maka nilainya sama dengan nol.
2. Kesalahan faktor kali
Tidak terjadi kesalahan pengawatan yang menyebabkan energi tidak terukur dengan benar,
sehingga nilainya adalah 25.
3. APP Tidak tersegel
Tidak terjadi keadaan APP yang tidak tersegel yang menyebabkan energi tidak terukur dengan
benar, sehingga nilainya adalah 25.
4. Penggantian APP fase tunggal rusak.
Dalam 6 bulan diterima laporan kerusakan APP sebanyak 200 buah. Yang bisa diselesaikan
dalam waktu sesuai dengan target waktu 180 buah. Maka nilai yang diperoleh adalah :
Nilai = (180/200) x Bobot.
= 0,9 x 10 = 9
5. Penggantian APP fase tiga rusak.
Dalam 6 bulan diterima laporan kerusakan APP fase tiga sebanyak 150 buah. Yang bisa
diselesaikan sesuai dengan target waktu 120 buah. Maka nilai yang diperoleh adalah :
Nilai = (120/150) x Bobot.
= 0,8 x 5 = 4
6. Pemeliharaan APP
Dalam 6 bulan telah dilakukan pemeliharaan terhadap APP :
Pelanggan TR fasa tiga pengukuran langsung dan tidak langsung sebanyak 5% dari total
terpasang
Pelanggan TM&TT sebanyak 15% dari total terpasang
Maka nilai yang diperoleh untuk :
Pelanggan TR fase tiga pengukuran langsung dan tidak langsung adalah : (5%/10%) x 5 = 2,5
Pelanggan TM dan TT adalah : (15%/15%) x 5 = 5
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 21
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
6. Pemeliharaan APP
JUMLAH 100 70,5
PENUTUP
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang Manajemen Alat Pengukur dan Pembatas (APP) ini
harus dilaksanakan oleh setiap Unit Distribusi atau Wilayah untuk meningkatkan pelayanan kepada
Pelanggan dan menertibkan proses bisnis PT PLN (Persero) yang terkait dengan APP serta
menghindari terjadinya penyalahgunaan energi listrik yang dapat mempengaruhi susut distribusi.
Untuk kesempurnaan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) ini, kami mengharapkan masukan dari
rekan-rekan pelaksana di Unit Distribusi / Wilayah agar Manajemen APP ini lebih efektif dalam
melaksanakan visi dan mencapai misi PT PLN (Persero).
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 22
MANAJEMEN ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
REFERENSI :
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 139.K/DIR/2011, tanggal 28 Maret 2011 23