Anda di halaman 1dari 104

ANALISIS MENGENAI LANGKAH-LANGKAH MEMFUNGSIKAN

MASJID DAN KENDALA YANG DIHADAPI SEBAGAI


PUSAT EDUKASI EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus Masjid Subulussam Al-Khoory Universitas
Muhammadiyah Makassar)

SKRIPSI

OLEH
JAMALIAH
NIM 105741100416

PRODI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
HALAMAN JUDUL

ANALISIS MENGENAI LANGKAH-LANGKAH MEMFUNGSIKAN


MASJID DAN KENDALA YANG DIHADAPI SEBAGAI
PUSAT EDUKASI EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas
Muhammadiyah Makassar)

SKRIPSI

OLEH
JAMALIAH
NIM 105741100416

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar

PRODI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR
MAKASSAR
2021

ii
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan untuk:

1. Kepada kedua orang tua saya bapak Harlin dan ibu Maryam atas segala

pengorbanan do‟a dan dukungan moral dan materi serta curahan kasih

sayang yang tak terhingga.

2. Kepada om dan tante bapak Nur Alim dan ibu Nuraeni terimakasih kepada

kalian yang senantiasa memberikan dukungan bantuan dan motivasi beserta

keluarga besar kalian yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu

namanya kuucapkan banyak teimakasih kepada kalian semoga segala

kebaikan kalian di balas oleh Allah Swt.

3. Kepada kakakku Herman, Hasmira,Erwin, adik-adikku Hermawan, Herwin,

Muh Syarif, Nur Sinta dan Martina

4. Dr.H. Muchran BL, SE., MS, selaku pembimbing I dan bapak Samsul Risal

SE., MM, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Agusdiwana Suarni., SE., M.Acc, selaku ketua Prodi Ekonomi Islam yang

telah membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Untuk Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motto

Memahami orang lain adalah Kebijaksanaan


Memahami diri sendiri adalah Pencerahan
Manusia harus bisa Membaca dan Berkaca
Dan jika engkau memuliakan kedua orang tuamu
Maka tuhan pun akan memuliakan hidupmu

iii
iv
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jamaliah

NIM : 105741100416

Jurusan : Ekonomi Islam

Dengan Judu : “Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid


Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai Pusat Edukasi
Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory
Unismuh Makassar)”

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 03 Februari 2021

Yang membuat pernyataan,

Jamaliah

Diketahui oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ketua Program Studi Ekonomi Islam

Ismail Rasulong, SE, MM Agusdiwana Suarni, S.E., M.Acc


NBM: 903 078 NBM : 1005 987

vi
ABSTRAK

JAMALIAH, 2021. Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan


Masjid dan Kendala yang dihadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam
(Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah
Makassar), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I
H. Muchran dan Pembimbing II Samsul Rizal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana langkah pengurus


memfungsikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai
pusat edukasi ekonomi Islam dan apa kendala yang dialami pihak pengurus
Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi
ekonomi Islam. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan
wawancara yang dimana penulis melihat langsung keadaan lapangan. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah: langkah pengurus memfungsikan masjid
sebagai pusat edukasi ekonomi Islam belum dapat terealisasikan karna masih
dalam bentuk perencanaan lewat pencerahan seperti ceramah dan kajian-kajian
yang terkait dengan hasil-hasil keputusan tarjih Muhammadiyah dan diantara
keputusan tarjih itu adalah ekonomi islam dan itu disosialisaikan lewat Kultum.
Dan lewat kultum-kultum ini juga diharapkan ada pembinaan Ekonomi Islam
secara enterpreneurship.
Pemfungsian Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar saat ini
masih berfokus pada membina pemahaman dan pengamalan Al-Islam
Kemuhammadiyaan sehingga dalam menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory
Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi islam masih dalam tahap
perencanaan serta pemberian pembinaan teori-teori di bidang Ekonomi Islam
secara Enterpreneurship belum dapat terlaksana.

Kata Kunci : Langkah-langkah Memfungsikan Masjid, Pusat Edukasi Ekonomi


Islam.

vii
ABSTRACT

JAMALIAH, 2021. Analysis of the Steps to Function the Mosque and the
Problems Faced as a Center for Islamic Economic Education (Case Study
of the Subulussalam Al-Khoory Mosque, Muhammadiyah University of
Makassar), Undergraduate Thesis, Faculty of Economics and Business,
Study Program of Islamic Economics, Muhammadiyah University of
Makassar. Supervised by Supervisor I H. Muchran BL and Supervisor II
Samsul Rizal.

This study aimed to find out how the steps of the management of the
Subulussalam Al-Khoory Mosque of Muhammadiyah Univesity of Makassar as a
center for Islamic economic education, to find out how the management functions
the Subulussalam Al-Khoory Mosque as a center for Islamic economic education
and what problems experienced by the management as a center for Islamic
economic education. (Case Study of Subulussalam Al-Khoory Mosque,
Muhammadiyah University of Makassar) at Muhammadiyah University of
Makassar Campus. The data analysis method used in the research was
qualitative analysis. This research also described some of the arguments of the
Al-quran and hadiths related to the title of the thesis and the discussion of the
thesis on Islamic economics. Datawere collected by observation, documentation,
and interviews in which the author observed firsthand the situation in the field.
The results obtained from this study were: The function of the mosque as a
center for Islamic economic education has not been realized because it is still in
the form of planning through enlightenment such as Islamic speech and studies
related to the results of Muhammadiyah tarjih decisions and among tarjih
decisions is Islamic economics and that socialized through Kultum (short-time
Islamic speech). Through kultum, it is also hoped that there will be an
entrepreneurial Islamic economy development.
The functioning of the Subulussalam Al-Khoory of Muhammadiyah
University of Makassar Mosque is currently still focused on fostering the
understanding and practice of Muhammadiyah-related Al-Islam so that in making
the Subulussalam Al-Khoory Mosque a center for Islamic economic education, it
is still in the planning stage and providing development of theories in the field of
Islamic Economics Entrepreneurship cannot be implemented yet.

Keywords: Steps, Functioning the Mosque as an Islamic Economic


Education Center.

viii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam, tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang

tiada ternilai manakala penulisan Skripsi yang berjudul “Analisis Mengenai

Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai

Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unismuh)”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis Ibu Maryam dan Bapak Harlin, kepada keluarga Bapak

Nur Alim dan Ibu Nuraeni yang senantiasa memberi harapan, semangat,

perhatian, kasih sayang, dan doa yang tulus tak pamrih selama ini. Kakak

Herman, kakak Hasmira, ipar saya Erwin, adik Hermawan, adik Herwin, adik

Muh.Syarif, adik Nur Sinta dan ipar saya Martina, kepada sepupu saya Riswan

yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini.

Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu

yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga

apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan di dunia dan di akhirat.

ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhmmadiyah Makassar.

3. Ibu Agusdiwan Suarni, SE., M.Acc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.Muchran. BL., SE., MS, selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selelsai dengan baik.

5. Bapak Samsul Risal., SE., MM, selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian

Skripsi.

6. Bapak H.Lukman Abd.Shamad, LC., Bapak Dr.H.Abbas Baso Miro.,LC.

Bapak Muh.Risal S.Ag.,MM selaku pengurus masjid yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara kepada penulis

7. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

x
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Islam Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak

sedikit bantuannya dalam aktvitas studi penulis.

10.Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran. Motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan menulis Skripsi ini.

11. Terimakasih kepada Umar dan kawan-kawannya selaku anggota

pengurus masjid yang senantiasa meluangkan waktunya memberikan

informasi dan wawancara kepada penulis

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhmmadiyah

Makassar

Billahi fii Sabilil Haq. Fastabiqul Khairat, Wassamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Makassar, 03 Februari 2021

Jamaliah

xi
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
A. Tinjauan Teori .............................................................................. 6
1. Masjid ....................................................................................... 6
2. Sistem Ekonomi Islam .............................................................. 13
3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam ......................................................... 15
4. Transaksi Yang Dilarang Dalam Islam ..................................... 16
B. Tinjauan Empiris .......................................................................... 22
C. Kerangka Konseptual ................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 27
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 27
xii
B. Fokus Penelitian........................................................................... 27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 27
D. Jenis dan Sumber Data................................................................ 28
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 28
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 30
G. Informan Penelitian ...................................................................... 30
H. Metode Analisis Data ................................................................... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 33
B. Deskripsi Narasumber .................................................................. 47
C. Hasil Penelitian ............................................................................ 47
D. Pembahasan ................................................................................ 60
BAB V. PENUTUP ................................................................................. 69
A. Kesimpulan .................................................................................. 69
B. Saran............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 72
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 74
RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 22
Tabel 3.1 Informan Penelitian ........................................................................ 30
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Masjid …………………………………………. 38
Tabel 4.2 Deskripsi Narasumber ………………………………………………… 47

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 24
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep ........................................................... 26
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Masjid ......................................................... 43

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I .................................................................................................. 75
LAMPIRAN II ................................................................................................. 81
LAMPIRAN III ................................................................................................ 85

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masjid bagi umat islam merupakan salah satu instrumen perjuangan

untuk menggerakkan risalah yang dibawa Rasulullah dan merupakan

amanah beliau kepada kita umatnya, keberadaan masjid adalah sebuah

keniscayaan, selain sebagai tempat ibadah, masjid pada hakikatnya juga

berfungsi sebagai pusat beragam kegiatan umat islam. Seperti dilihat dari

fungsi Masjid yang telah dibuktikan dalam sejarah bahwa dari Masjid lah

lahir peradaban Islam. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, begitu

tiba di Quba langkah pertama yang dilakukannya adalah membangun

masjid kecil, dan dari masjid kecil inilah dikemudian hari terbangunnya

suatu peradaban besar (Toto Suharto, 2006:79). Setelah tiba di Madinah

maka langkah selanjutnya adalah membangun masjid Nabawi, di masjid

inilah beliau memulai membangun masyarakat islam, masyarakat baru

yang berlandaskan tauhid, menyatukan Muhajirin dan Anshar (Ramayulis,

2012:27-28), dari masjid lah lahir para pemimpin Islam. Mengapa

demikian? Karena di masjid lah pendidikan dilaksanakan bagi masyarakat

Islam, kita lihat bagaimana Rasulullah SAW dahulu memulai pendidikan

mental dan fisik para pengikutnya di Masjid.

Namun saat ini, fungsi masjid umumnya masih terbatas pada urusan

ritual ibadah dan pendidikan sementara fungsi sosial, ekonomi, politik, dan

fungsi-fungsi lainnya, termasuk untuk pengembangan ekonomi syariah

1
2

yang merupakan salah satu agenda besar umat Islam dewasa ini,

nampaknya masih belum digarap secara serius.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran terhadap potensi ekonomi

masjid, sejumlah masjid di tanah air mulai memberikan perhatian serius

terhadap pusat edukasi ekonomi Islam dalam peran masjid kampus

sebagai wadah pengembangan ekonomi yang dimana masjid mampu

merealisasikan tambahan kegiatan, pengetahuan yang lebih efektif untuk

mengembangkan syariah islam dalam masjid sebagai pusat edukasi

ekonomi islam, kehadiran masjid di kampus dapat menjadi angin segar

bagi pengembangan dakwah untuk menciptakan mahasiswa yang ber

ilmu, bertaqwa, beramal dan berkarakter islami sebagaimana peran masjid

kampus selama ini sebagai media komunikasi dalam rangka pembentukan

karakter mahasiswa.

Sejumlah masjid kampus di Indonesia dapat dijadikan model dalam

pusat edukasi ekonomi Islam yang dimana hal ini dapat mengoptimalkan

peran masjid kampus itu sendiri maka apabila dapat diterapkan tentu akan

banyak hal yang dapat diperankan masjid dalam rangka meningkatkan

aktivitas dan pengetahuan mahasiswa demi mencapai keridhoan Allah

Swt.

Masjid kampus memiliki peranan penting dalam membangun dan

membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul,

dengan adanya masjid kampus diharapkan mahasiswa dapat

memanfaatkannya sebagai sarana untuk pengembangan kompetensi diri


3

memupuk dan memperkuat karakter diri melakukan kajian-kajian

keagamaan islam, peribadatan maupun sebagai pusat syiar islam kepada

masyarakat luas, sebagai pencegah radikalisme sesuai dengan ajaran

islam, masjid adalah sebaik-baiknya tempat di muka bumi, namun

semakin gencannya arus radikal yang muncul mengalih fungsikan masjid

dari sebelumnya, tidak hanya masjid kota-kota besar, masjid kampus juga

tidak luput dari serangan kelompok-kelompok radikal hingga detik ini jerat

radikalisme seolah tidak terhenti.

Selain itu, masjid sebagai tempat suci umat Islam memang

seharusnya menerapkan prinsi-prinsip ekonomi Islam dan menjauhi hal-

hal yang haram sesuai dengan syariat Islam seperti fiman Allah dalam

Qs.Al-A‟raf ayat 96.

           

      

Artinya:

“Dan jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,


pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya).”

Berdasarkan ayat diatas dapat dilihat apabila masjid-masjid di setiap

kampus di Makassar telah mampu menerapkan prinsip-prinsip ekonomi


4

Islam, maka Allah Swt akan menurunkan berkahnya dari langit dan bumi

kepada semua orang khususnya Mahasiswa Unismuh. Untuk itu pada

kesempatan ini, penulis bermaksud memfokuskan dalam melakukan

penerapan ekonomi Islam tersebut pada institusi Masjid dimasa sekarang

dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Mengenai Langkah-

Langkah Memfungsikan Masjid Dan Kendala Yang Dihadapi Sebagai

Pusat Edukasi Ekonomi Islam (Studi Kasus Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar)”

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan diuraikan penulis

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah pengurus memfungsikan Masjid Subulussalam Al-

Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai pusat edukasi

ekonomi Islam?

2. Apa kendala yang dialami pihak pengurus sebagai pusat edukasi

ekonomi Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui langkah para pengurus masjid untuk menjadikan

masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.

2. Untuk mengetahui hal yang dilakukan dalam memfungsikan masjid

kampus sebagai pusat edukasi ekonomi Islam, selain tempat ibadah

serta tempat diskusi penerapan dan aktivitas.


5

3. Untu k mengetahui hambatan dan kendala yang dialami pihak

pengelolah sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi pemerintah khususnya Kementerian Agama, sebagai bahan

pertimbangan agar dapat memanfaatkan Masjid lebih Optimal, dan

membantu penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya

menerapkan prinsip-prinsip Ekonomi Islam termasuk Institusi Masjid

2) Sebagai motivasi dan penyemangat bagi umat Islam untuk bangkit

dan menerapkan prinsip-prinsip Ekonomi Islam yang sesuai dengan

perintah Allah Swt dimulai dari hal-hal yang kecil dalam kehidupan

sehari-hari demi mendapatkan Ridho Allah SWT

3) Sebagai bahan pertimbangan bagi kalangan pengurus Masjid dan

Mahasiswa sekitar untuk mulai memberdayakan Masjid, bukan hanya

sekedar tempat shalat semata tetapi sebagai sarana untuk

membantu meningkatkan Ekonomi Kampus

4) Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pola

berfikir penulis sekaligus sebagai penunjang dan syarat

menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana penulis nantinya

Secara teoritis tulisan ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan

ilmu Ekonomi Islam, dan mampu memberikan pemahaman bagi yang

membacanya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Teori

1. Masjid

1) Pengertian Masjid
Masjid merupakan suatu institusi utama dan paling besar dalam Islam,

salah satu institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah rumah tempat

ibadah umat Muslim, Masjid ialah tempat Sujud, tempat beribadah kepada

Allah Swt. Akar kata dari Masjid adalah sajadah dimana berarti sujud atau

tunduk.

Selain tempat ibadah Masjid juga merupakan pusat kehidupan

komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian

agama, ceramah dan belajar Al-Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.

Bahkan dalam sejarah Islam, Masjid turut memegang peranan dalam

aktivitas sosial kemasyarakatan.

Ketika Rasulullah SAW, melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah

beliau mampir terlebih dahulu ke satu daerah yang bernama Quba,

beberapa kilometer sebelum Yatstrib (Madinah). Ternyata, Rasulullah SAW

singgah di Quba itu bukan sekadar untuk beristirahat dalam perjalanan yang

mencekam dan melelahkan itu, tapi beliau bersama sahabat Abu Bakar Ash-

Shiddiq singgah disana juga dengan maksud mendirikan Masjid yang

kemudian dikenal dengan nama Masjid Quba. Menurut K.H.Moenawar Chalil

dalam bukunya, Kelengkapan Tarikh Muhammad Saw jilid II-A halaman 77,

6
7

Rasulullah SAW bersama sahabat Abu Bakar sinngah di Quba selama

sepuluh hari sepuluh malam.

Ada juga riwayat yang menyebutkan empat belas hari empat belas

malam Masjid yang didirikan di atas tanah wakaf dari Kaltsum bin Hadam.

Setelah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tiba di Madinah,

beliau memutuskan untuk membangun sebuah Masjid, yang sekarang

dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi, ini

merupakan suatu isyarat penting dari Rasulullah SAW bahwa Masjid

merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam. Isyarat lain akan

pentingnya Masjid bagi umat Islam adalah melalui peristiwa Isra Mi‟raj, suatu

peristiwa yang sangat penting dalam perjalanan hidup dan perjuangan

Rasulullah SAW. Isra Mi‟raj berlangsung dari Masjid, yakni dari Masjidil

Haram ke Masjidil Aqsha, terus ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke

Masjidil Haram.

Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah, Masjid Nabawi dibangun di

sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang

sering dipakai oleh Nabi Muhammad SAW. Masjid Nabawi menjadi jantung

kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik,

perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan

perjanjian serta digunakan untuk sosial ekonomi lainnya.


8

2) Fungsi Masjid

Masjid pada zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi,

itulah sebabnya Rasulullah SAW membangun Masjid terlebih dahulu

Masjid menjadi simbol persatuan Umat Islam, selama sekitar 700 tahun

sejak Nabi mendirikan Masjid pertama fungsi Masjid masih kokoh dan

original sebagai pusat peribadatan yang mencerdaskan dan

mensejahterakan umat Manusia.

Lewat Masjid Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru

yang lebih dinamis dan progresif. Masjid merupakan rumah Allah yang

dibangun atas dasar Ketaqwaan kepadaNya oleh sebab itu, membangun

Masjid harus diawali dengan niat yang tulus , ikhlas mengharap ridho Allah

semata sehingga Masjid yang dibangun mampu memberikan ketenangan,

ketentraman,kedamaian,kesejahteraan,rasa aman kepada para jamaah

dan lingkungannya.

a) Fungsi Masjid di Zaman Rasul dan Dimasa Khalifah

Di zaman Rasul fungsi masjid sangat banyak dibanding zaman

sekarang, hal ini karena Rasul dan para sahabat mampu

memberdayakan Masjid dengan optimal. Beberapa fungsi masjid di

zaman Rasul:

1. Tempat shalat (Ibadah), baik shalat, zikir, iktikap, maka karna itulah

Masjid jadi tempat paling mulia dalam Islam.

2. Sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti tempat

pembinaan dan penyebaran dakwah Islam


9

3. Sebagai tempat untuk mengobati orang sakit

4. Sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai

5. Sebagai tempat untuk konsultasi dan komonikasi masalah ekonomi,

sosial dan budaya, tapi tidak diperkenankan berdagang di dalam

Masjid

6. Sebagai tempat menerima duta-duta Asing

7. Sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam

8. Sebagai tempat bersidang

9. Sebagai tempat mengurus Baitul Maal

10. Sebagai tempat menyusun taktik dan strategi perang

11. Sebagai tempat mengurus prajurit yang terluka

12. Sebagai sarana pendidikan

13. Sebagai tempat singgah orang-orang yang belum memiliki tempat

tinggal untuk sementara

b) Fungsi Masjid di Zaman Sekarang

Dilihat dari sisi pertumbuhan Masjid di beberapa Kampus di

Makassar, cukup menggembirakan sebagian kampus bukan notaben

Universitas Agama seperti UNHAS,UNM dan yang lainnya Kampus

tersebut memiliki Masjid seperti layaknya kampus yang bernotaben

Universitas Agama seperti UNISMUH, UIN, dan UMI.

Meski hampir disetiap Kampus yang ada di Makassar memiliki

Masjid tetapi dapat diakui bahwa fungsinya berkurang dan belum


10

maksimal, banyak fungsi Masjid yang telah hilang dibandingkan pada

zaman Rasul dan para Khilafah.

Hanya sebagian kecil yang memanfaatkan Masjid untuk kegiatan

lainnya seperti pengajian, pendidikan, agama Islam, ceramah, klinik,

akad nikah, dan lainnya. Padahal Masjid mempunyai peran strategis

dalam membangun kesejahteraan umat, baik yang berdimensi ukhrawi

maupun duniawi dalam sebuah garis kebijakan manajemen Masjid.

Namun dalam kenyataannya, fungsi Masjid yang berdimensi

duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan

umat dan peradaban Islam, salah satu pilar kemajuan peradaban islam

adalah amwal (wealth) atau ekonomi. Dalam hal ini, Ibnu Khaldun

mengatakan “Ekonomi adalah tiang dan pilar paling penting untuk

membangun peradaban Islam (Imarah), tanpa kemapanan ekonomi,

kejayaan islam sulit dicapai bahkan mungkin diwujudkan. Masjid

selama ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata,

seharusnya jika para pengurus Masjid dan para mahasiswa mampu

memberdayakan Masjid sesuai Syariat Islam dengan jumlah Masjid

yang cukup banyak maka akan cukup membantu untuk masyarakat

sekitar.

Karena itu harus dilakukan rekonstruksi paradigma pemahaman

Manajemen Masjid sesuai dengan fitrahnya, seperti yang diketahui misi

Masjid yaitu:

1. Hayya‟ alash shaalah (mari kita melaksanakan shalat) dan


11

2. Hayya‟ alalfalaah (mari meraih kemenangan)

Maksud dari misi Masjid tersebut mengajak melalui Masjid untuk

meningkatkan kualitas ibadah ritual dan melalui Masjid pula diraih

kemenangan, meraih kemenangan memiliki makna yang sangat luas,

untuk itu manusia harus berusaha menjadikan hukum Islam sebagai

landasan dalam menjalani kehidupan agar kelak selamat dunia dan

akhirat.

Masjid menjadi simbol kebesaran Islam, namun jauh dari kegiatan

memakmurkannya, Masjid sejak zaman Rasulullah SAW membangun

umat Islam, dan mengendalikan pemeritahannya, namun saat ini

Masjid masih belum diberdayakan secara professional bagi

pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mengajak umat

untuk kembali ke Masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW, tetapi

semua umat Islam berkewajiban untuk menerapkannya kembali sesuai

dengan syariat Islam, memakmurkan Masjid memiliki arti yang sangat

luas, yakni menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernilai Ibadah.

Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan Masjid saat ini

adalah:

a. Pengelolaan Masjid yang professional

b. Menyemarakkan Majelis Taklim

c. Taman Pendidikan Al-Qur‟an

d. Memberdayakan Remaja Masjid

e. Mengelola Perpustakaan
12

f. Mengelola Keuangan Masjid sesuai Prinsip-Prinsip Islam

g. Unit Pelayanan Zakat

h. Baitul Maal

i. Bimbingan Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Selain kegiatan-kegiatan diatas, pengurus Masjid harus tanggap

terhadap kondisi sosial yang terjadi di Mahasiswa dan Masyarakat,

kendala-kendala maupun masalah sosial yang dialami mahasiswa dan

warga sekitarnya misalnya kelaparan, musibah, kesusahan, kefakiran,

deviasi sosial, kenakalan remaja, musafir (pendatang yang

kesusahan), ketiadaan air, dan lain sebagainya. Masjid melalui

pengurusnya harus bertindak sebagai pengayom, pencegah, pengobat

dan konseling, dalam hal peristiwa-peristiwa besar, pengurus Masjid

perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga di atasnya, dengan

organisasi terkait lain ataupun dengan Pemerintah.

Oleh karena itu Masjid merupakan instrument pemberdayaan

umat yang memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan

kualitas masyarakat dan kesejahteraan umat, maka pengelolaan

Manajemen Masjid harus professional.

Seorang pengelola Masjid yang mendapat amanah Allah SWT

untuk mengurus Masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah,

adil, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia

seharusnya seseorang visioner, berfikir maju bagaimana Masjid bisa


13

memberi manfaat yang banyak kepada umat. Allah berfirman dalam

Q.S. At-Taubah ayat 18 :

           

            

Artinya :

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta

tetap mendirikan shalat,menunaikan zakat dan tidak takut

(kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-

orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang

mendapat petunjuknya

2. Sistem Ekonomi Islam

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu kejadian-

kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek yang nyata, seperti

tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi”.

Sedangkan menurut Murdick, R.G, (1991:27) “ Sistem adalah seperangkat

elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagian

pengolakan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan

mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk

menghasilkan informasi , energi atau barang”.


14

Dengan demikian sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian

yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu

kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari

suatu sistem yaitu untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran dalam ruang

lingkup yang terbatas.

Selanjutnya pengertian Ekonomi Islam menurut para ahli yaitu:

1) Menurut Muhammad Abdul Manan

“Ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang di ilhami oleh nilai-nilai

Islam”.

2) Menurut M. Umer Chapra

“Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya

realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber

daya terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada

pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa

perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa

ketidakseimbangan lingkungan”.

Dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi Islam didefinisikan sebagai

suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya memandang, meneliti, dan

menyelesaikan permasalahan Al-Qur‟an dan Hadist yang dimana tujuan

bersama tersebut adalah selamat dunia akhirat, untuk memudahkan dalam

melihat bentuk sistem ekonomi Islam, maka inti pertanyaan terhadap barang

dan jasa sebagai pemenuh kebutuhan hidup manusia.


15

Hal tersebut dapat disederhanakan dengan tiga komponen yaitu:

1) Konsep kepemilikan (Al-Milkiyah)

2) Konsep pemanfaatan kepemilikan (Tas harruf fil milkiyah)

3) Konsep distribusi kekayaan ditengah-tengah masyarakat (Tanzi‟u

tsarwah baina an-nas)

Dengan digambarkannya sistem ekonomi dengan tiga bagian tersebut

(kepemilikan, pemanfaatan dan distribusi) maka akan dengan mudah

melihat sistem ekonomi Islam secara Global. Sekaligus dapat pula

membedakannya dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada tiga poin,

yaitu jenis-jenis kepemilikan harta,cara memanfaatkan dan cara

membagikan harta tersebut kepada masyarakat.

3. Nilai-Nilai Ekonomi Islam

a) Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber

ekonomi, tetapi orang atau badan dituntut kemampuannya untuk

memanfaatkan sumber ekonomi tersebut

b) Lama kepemilikan manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya

manusia tersebut hidup di dunia

c) Sumber daya yang menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi

hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum, seperti minyak dan

gas bumi, barang tambang dan lainnya

Islam memiliki nilai instrumental yang mempengaruhi tingkah laku

ekonomi seorang muslim dan masyarakat pada umumnya.

Adapun nilai instrumental tersebut adalah :


16

a. Zakat

b. Larangan Riba

c. Kerjasama Ekonomi

d. Jaminan Sosial

Jika nilai instrumental ini dilaksanakan, maka akan terwujud sistem

ekonomi yang seimbang dan menguntungkan, apabila hal-hal di atas dapat

dicapai maka akan dapat mensejahterakan masyarakat.

4. Transaksi Yang Dilarang Dalam Islam

Dalam ibadah kaidah hukum yang berlaku adalah, bahwa semua hal

dilarang, kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Al-Qur‟an dan hadist.

Sedangkan dalam urusan mu„amalah, semuanya diperbolehkan kecuali ada

dalil yang melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi baru muncul dan

belum dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut

dapat diterima, kecuali terdapat implikasi dari dalil Al-Qur‟an dan hadist yang

melarangnya. Demikian, dalam bidang mu„amalah, semua transaksi

dibolehkan kecuali yang diharamkan. Dilarangnya transaksi itu sesuai

dengan faktor penyebabnya. Sebagaimana Fiman Allah SWT dalam QS. An-

Nahl ayat 115:

              

        

Artinya :

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)


17

bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan

menyebut nama selain Allah; tetapi Barangsiapa yang terpaksa

memakannya dengan tidak Menganiaya dan tidak pula melampaui

batas, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan

antara kedua belah pihak (sama-sama ridho). Mereka harus mempunyai

informasi yang sama sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi

(ditipu) karena ada sesuatu yang di mana salah satu pihak tidak

mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut tadlis, dan tadlis

dapat terjadi dalam 4 (empat) hal, yaitu:

1) Kuantitas, tadis dalam kuantitas contohnya adalah pedagang yang

mengurangi takaran (timbangan) barang yang dijualnya.

2) Kualitas, tadis dalam kualitas contohnya adalah penjual yang

menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya. Dalam tadlis

kualitas terdapat dua bentuk yaitu pertama dengan cara

menyembunyikan cacat yang ada pada barang bersangkutan, dan yang

kedua dengan menghiasi atau memperindah barang yang di jual

sehingga harganya bisa naik dari biasanya.

3) Harga, tadis dalam harga contohnya adalah memanfaatkan

ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikan harga

produk di atas harga pasar.

4) Waktu penyerahan, tadis dalam waktu penyerahan contohnya adalah


18

petani buah yang menjual buah diluar musimnya padahal petani

mengetahui bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang melanggar

prinsip la tazlimuna wa la tuzlamun.

a. Garar

Garar artinya keraguan, atau tindakan yang bertujuan untuk

merugikan pihak lain. Suatu akad mengandung unsur garar, karena

tidak ada kepastian, baik mengenai ada atau tidak ada objek akad,

besar kecilnya jumlah maupun menyerahkan akad tersebut.

Larangan jual beli garar dalam hadist yang diriwayatkan Abu

Hurairah r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW. melarang jual beli dengan cara melempar krikil

kepada barang yang dibelinya dan melarang menjual barang yang

tidak jelas rupa dan sifatnya (bai‟ al-gharar)”.

b. Ihtikar (Penimbunan barang)

Penimbunan adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan

masyarakat, kemudian menyimpannya, sehingga barang tersebut

berkurang dipasaran dan mengakibatkan peningkatan harga.

Larangan menimbun harta juga terdapat dalam hadist Nabi yang

diriwayatkan dari Ma‟mar bin „Abdillah r.a, yang artinya :

“Barang siapa menimbun (barang pokok), dia bersalah (berdosa)”

c. Rekayasa permintaan (Bai„an Najsy)

Rekayasa permintaan yaitu produsen atau pembeli menciptakan

permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap


19

suatu produk sehingga harga jual produk tersebut akan naik. Dasar

hukum terhadap larangan bai‟an najsy terdapat dalam Hadis Nabi

yang diriwayatkan Ibnu „Umar r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW melarang najsy (penipuan yaitu menawar tinggi

dengan maksud membeli, tetapi untuk menaikkan penawaran orang

lain)”.

d. Riba

Riba adalah penyerahan pergantian sesuatu dengan sesuatu

yang lain, yang tidak dapat terlihat adanya kesamaan menurut

timbangan syara‟ pada waktu akad-akad, atau disertai mengakhirkan

dalam tukar menukar atau hanya salah satunya. Dasar hukum

tentang larangan riba sangatlah banyak baik dalam Al-Qur‟an

maupun hadist Nabi, diantaranya adalah Surah Al-Baqarah ayat 275:

         

             

            

            



Artinya :
20

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,

padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari

Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

Hadist yang diriwayatkan dari Jabir r.a, yang artinya:

“Rasulullah SAW mengutuk pemakan riba, orang yang memberi

makan (keluarganya) dengan harta riba, penulis riba, dan kedua

saksi riba. Beliau bersabda, “semua itu (hukumnya) sama”.

e. Perjudian (Maysir)

Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak

atau lebih, dimana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan

lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu, baik dengan

kartu, adu ketangkasan, tebak sekor bola, atau media lainnya. Pihak

yang menang berhak atas hadiah yang dananya dikumpulkan dari

kontribusi para pesertanya. Sebaliknya, bila dalam permainan itu


21

kalah, maka uangnya pun harus direlakan untuk diambil oleh

pemenang. Allah telah melarang judi (maysir) sebagaimana firma-

Nya dalam surat Al- Ma‟idah ayat 90:

         

     

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka

jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan”.

f. Suap-menyuap (Risywah)

Yang dimaksud dengan perbuatan risywah adalah memberi

sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan

haknya. Allah telah melarang pebuatan risywah atau suap-menyuap

sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 188 yang

artinya:

          

      


22

Artinya :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan

(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,

supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta

benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal

kamu mengetahui”

B. TINJAUAN EMPIRIS

Tinjauan Empiris adalah hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan

beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1
PENELITIAN TERDAHULU

No. Nama/Judul/Tahun Metode Hasil Penelitian


Analisis

1. Robiatul Paradigma Hasil penelitian Masjid kurang


Auliyah,Studi Interpretif berperan dalam program
Fenomenologi pemberdayaan yang lain seperti
Peranan Mnajemen bantuan kelembagaan, kerjasama
Masjid At-Taqwa kemitraan dan yang lainnya.
Dalam
Pemberdayaan
Ekonomi
Bangkalan,(2014)

2. Mochammad Arif Analisis Masjid perlu melakukan aktivitas-


Budiman, Mairijani, Kuantitatif aktivitas yang lebih strategis untuk
Peran Masjid Dalam deskriptif meningkatkan perkembanagan
Pengembangan ekonomi syariah di masa depan
Ekonomi Syariah Di
Kota
23

Banjarmasin,(2016)

3. Muhammad Kualitatif Selama ini pengurus Masjid Aqsha


Qadaruddin, deskrSSiptif masih kurang memahami tentang
A.Nurkidam, dan manajemen masjid, hal ini tersrbut
Firman, Peran terbukti dari tidak adanya
Dakwah Masjid pengelolaan dai pada khutbah
dalam Peningkatan jumat.
Kualitas Hidup
Masyaraakat,(2016)

4. Yuliana Muharawati, Kualitatif Penulis menganalisa strategi


Strategi Masjid deskriptif pengurus masjid yang digunakan
dalam kedua masjid tersebut sama yaitu
Pemberdayaan mengelola keuangan di Baitulmaal.
Ekonomi Umat Pada
Masjid Assalam
Karang Tengah Dan
Masjid Nurul Huda
(2017)

5. Dalmeri, Revitalisasi Deskriptif Penulis merekomendasikan bahwa


Fungsi Masjid Kualitatif masjid harus kembali difungsikan
Sebagai Pusat untuk mencerdaskan umat melalui
Ekonomi Dan dakwah di bidang Muamalah yang
Dakwah selama ini jauh dari kajian umat
Multikultural, (2014) islam.

C. Kerangka Konseptual
1. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka proses

berfikir dapat dijelaskan seperti yang dideskripsikan pada gambar 2.1

berikut.
24

Al-Qur’an dan As-Sunnah

1. Al-Qur‟an

a. Q.S Al-A‟raf ayat 96


STUDI EMPIRIS
b. Q.S At-Taubah ayat 18
STUDI TEORITIK
c. Q.S An-Nahl ayat 115

d. Q.S Al-Baqarah ayat 275


1. Robiatul Auliyah “Studi
1. Toto Suharto Fenomenologi Peranan
“Pengertian Masjid” e. Q.S Al-Baqarah ayat 88 Manajemen Masjid At-Taqwa
(2006) Dalam Pemberdayaan
f. Q.S Al-Maidah ayat 90 Ekonomi Bangkalan” (2014)
2. Ramayulis “Sejarah
2. As-Sunnah 2. Mohammad Arif Budiman,
Penyatuan Muhajirin Mairijani “Peran Masjid Dalam
dan Anshar” (2012) a. H.R Ma‟mar Bin Abdillah Pengembangan Ekonomi
Syariah Di Kota Banjarmasin”
3. Murdick “Pengertian b. H.R Ibnu Umar r.a (2016)
Sistem Ekonomi Islam”
3. Muhammad Qadaruddin, A
(1991) Nurkidam, dan Firman “Peran
Dakwah Masjid Dalam
4. Muhammad Abdul Peningkatan Kualitas Hidup
Manan “Pengertian Masyarakat” (2016)
Ilmu Ekonomi Islam” 4. Yuliana Muharawati “Strategi
(1995) OBJEK STUDI Masjid Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Umat Pada Masjid
5. M. Umer Chapra Assalam Karang Tengah dan
“Pengertian Ekonomi Masjid Nurul Huda” (2017)
Islam” (1992) 5. Dalmeri “Revitalisasi Fungsi
Masjid Sebagai Pusat Ekonomi
Dan Dakwah Multikultural”
(2014)
RUMUSAN MASALAH

ANALISIS KASYF ANALISIS KUALITATIF

SKRIPSI

Gambar 2.1
KERANGKA PIKIR
25

2. Kerangka Konsep

Masjid adalah rumah Allah Swt yang dibangun sebagai sarana bagi umat

islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah Swt dengan baik.

Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktifitas

amal shaleh.

Masjid Subulussalam Al-Khoory dalam menumbuhkan kesadaran

terhadap potensi pengembangan ekonomi masjid, maka pengurus masjid

mulai memberikan perhatian terhadap pusat edukasi ekonomi islam dalam

peran masjid kampus sebagai wadah pengembangan ekonomi yang

merupakan langkah awal pengembangan dakwah dalam menciptakan

mahasiswa yang berilmu, bertaqwa, beramal dan berkarakter islami.

Sebagai pencegah radikalisme yang mengalih fungsikan masjid dari

serangan kelompok-kelompok radikal maka pengurus masjid seharusnya

menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam mengembangkan syariah

islam pada peran masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada bagian kerangka pikir di bawah ini:


26

MASJID SUBULUSSALAM AL-KHOORY


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR

LANGKAH-LANGKAH MENFUNGSIKAN KENDALA-KENDALA


PENGURUS MASJID MASJID YANG DIALAMI

SEBAGAI PUSAT EDUKASI


EKONOMI ISLAM

Gambar 2.2

KERANGKA KONSEP
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Menurut Kriyantono, tujuan penelitian

kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-

dalamnya dengan cara mengumpulkan data sedalam-dalamnya pula,

yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang

didapatkan maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas

penelitian.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada satu titik yang akan menjadi sumber

acuan dalam penyelesaian penelitian ini, yaitu pengurus,

jamaah/mahasiswa dan jamaah murni/orang yang berada disekitar

Masjid Subulussalam Al-Khoory di Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dalam pengembangan Analisis Peran Masjid Sebagai

Pusat Edukasi Ekonomi Islam

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini dilakukan Masjid Subulussalam

Al-Khoory di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan periode

waktu 2 bulan setelah melaksanakan seminar proposal, yaitu mulai

bulan September sampai dengan bulan November 2020. Alasan

mengapa peneliti mengambil lokasi penelitian ini, karena peneliti ingin

27
28

mengetahui sejauh manakah institusi-institusi Masjid di Unismuh

melaksanakan prinsip-prisip Ekonomi Islam dalam pengelolaan harta

Masjid serta hambatan dan kendala apa yang dialami pihak pengelola

Masjid dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam di institusi

Masjid.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory di Universitas

Muhammadiyah Makassar serta beberapa jenis data yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber hasil

wawancara langsung menggunakan daftar pertanyaan atau hasil

pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui

media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku

dan karya ilmiah yang berkaitan dengan potensi dan efektivitas

untuk memberdayakan Peran Masjid Kampus Sebagai Pusat

Ekonomi Islam.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:


29

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks

karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melakukan

pencatatan dan pengamatan terhadap peran Masjid Kampus

(Subulussalam Al-Khoory) Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam

seperti data-data kegiatan dan aktivitas Masjid Subulussalam Al-

khoory Unismuh Makassar. Teknik ini menuntut adanya

pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan

adalah menggunakan pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun peneliti hanya memuat

poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam teknik pengumpulan data

adalah metode yang meneliti berbagai macam dokumen yang

berguna untuk bahan analisis, seperti buku-buku, jurnal, koran, dan

dokumen lainnya.
30

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa dan menyelidiki suatu masalah serta

mengelola dan menyajikan data yang diperoleh secara objektif untuk

menyelesaikan sebuah masalah. Instrumen penelitiaan yang

digunakan dengan penelitian ini yaitu melakukan pengamatan dan

pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana yang

menetapkan fokus permasalahan, memilih informan serta sebagai

pelaksanan pengumpulan data, menarik kesimpulan, dan menganalisa

data yang telah didapatkan secara real tanpa dibuat-buat. Adapun

alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu handphone,

kamera, notebook, dan pedoman wawancara.

G. Informan Penelitian

Tabel 3.1

INFORMAN PENELITIAN

No. Informan Status

1. H.Lukman Abd. Samad.,Lc Wakil Ketua Masjid Subulussalam Al-


Khoory Unismuh

2. Dr.H.Abbas Baco Miro.Lc., Imam Masjid Subulussalam Al-Khoory


M.T. Unismuh

3. Muh.Risal S.,Ag.,MM Sekertaris Masjid Subulussalam Al-


Khoory Unismuh

4. Rudini Anggota
31

5. Umar Anggota

6. Diana Jamaah Masjid

7 Muhammad Ardi Jamaah Masjid

8 Nita Fadillah Jamah Masjid

9 Riana Jamaah Masjid

Sumber : Data Primer 2020

Data ini diambil dari salah satu anggota pengurus masjid bernama

Umar pada tanggal 12 Agusutus tahun 2020, nama-nama pengurus

diatas sampai sekarang masih menjabat di bidang masing-masing.

Sejauh ini belum ada perombakan pengurus menurut salah satu

anggota yang saya wawancarai dalam pengambilan data.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-

metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh

sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan.

Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting,

yaitu mengajukan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yang

spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai

dari tema-tema yang khusus ke teman-teman umum, dan menafsirkan

makna data. Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka

yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus

menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus


32

terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu

persoalan (Creswell, 2010:4).

Dengan metode analisis inilah peneliti berusaha untuk

menggambarkan dan menganalisa secara deskriptif dari hasil penelitian

yang dilakukan, yaitu mendekskripsikan tentang peran Masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Muhammadiyah Makassar

Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 19

Juni 1963 sebagai cabang dari Universitssas Muhammadiyah Jakarta.

Pendirian Perguruan Tinggi ini adalah realisasi dari hasil Musyawarah

Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-24 di

Kabupaten Watasoppeng Pada tanggal 05 September 1962 kemudian

pada tahun 1966 Universitas Muhammadiyah Makassar pindah ke

Kota Makassar.

Pada pendirian tersebut di dukung oleh Persyarikatan

Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dibidang

pendidikan dan pengajaran dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, lewat

surat nomor. E-6/098/1963 tertanggal 22 Jumadil Akhir 1394 H/12 Juli

1963 M. Kemudian akte pendiriannya dibuat oleh notaris R. Sinojo

Wongsowidjojo berdasarkan akta notaris Nomor: 71 tanggal 19 Juni

1963. Universitas Muhammadiyah Makassar ditetapkan sebagai

Perguruan Tinggi Swasta yang terdaftar sejak tanggal 01 Oktober

1965.

Sebagai perguruan Tinggi Muhammadiyah, Universitas

Muhammadiyah Makassar mempunyai tugas dan peran yang sangat

33
34

besar bagi agama, bangsa dan negara, baik di masa sekarang

maupun di masa depan.

Pada awal berdirinya, Universitas Muhammadiyah Makassar

membina dua fakultas yakni fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

jurusan pendidikan umum, dan pendidikan sosial yang dipimpin oleh

rektor Dr.H. Sudan pada tahun yang sama 1963 Universitas

Muhammadiyah Makassar mulai berdiri sendiri dan di pimpin oleh

rektor Drs.H. Abdul Watif Masri.

Perkembangan selanjutnya Universitas Muhammadiyah Makassar

pada tahun 1965 membuka fakultas baru yaitu: fakultas ilmu agama

dan dakwah (FIAD), fakultas ekonomi (Fekon), fakultas sosial politik,

fakultas kesejahteraan sosial, dan akademi pertanian. Kemudian pada

tahun 1987 membuka fakultas teknik, tahun 1994 fakultas pertanian,

tahun 2002 membuka program pasca sarjana, dan tahun 2008

membuka fakultas kedokteran, hingga sampai saat ini, Universitas

Muhammadiyah Makassar telah memiliki 7 Fakultas 34 Program Studi

dan Program Pascasarjana yang telah terakreditasi BAN-PT.

Universitas Muhammadiyah Makassar di 2003 mengalami

tahapan transisi sejarah perkembangan, berupa perubahan formasi

kepemimpinan dengan bergabungnya generasi muda dan generasi

yang tua. Pimpinan dan seluruh civitas akademik Universitas

Muhammadiyah Makassar bertekad untuk memelihara hasil

pencapaian para pendahulu dan mengembangkannya kepada


35

capaian yang lebih baik serta berkomitmen: 1) Memelihara

kepercayaan masyarakat, 2) Mencapai keunggulan dalam kompetensi

yang semakin ketat, dan 3) Mewujudkan kemandirian dalam

pengelolaan dan pengembangan diri. Dari ketiga komitmen tersebut

diharapkan dapat mengentar Universitas Universitas Muhammadiyah

Makassar menjadi Perguruan Tinggi Islam Terkemuka. Pimpinan

Universitas Muhammadiyah Makassar saat ini ialah Prof. Dr.H. Ambo

Asse.

2. Sejarah Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas

Muhammadiyah Makassar

Sebelum berdirinya Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh,

Masjid Unismuh pertama didirikan di lantai satu Rektorat lama tempat

yang sudah menjadi perpustakaan Unismuh sekarang pada tahun

1994 nama Masjid saat itu Subulussalam dibawah naungan

Universitas Muhammadiyah Makassar setelah kedatangan Syeik dari

Arab kemudian bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah

Makasassar pada tahun 2000. Syeikh tersebut membangun Ma‟had

Albir setelah pembangunan Ma‟had Albir selesai di bangun, lalu di

rapatkan untuk mengganti Masjid, Masjid kedua berlantai satu pada

bangunan Masjid berwarna biru serta dipisahkan antara Perempuan

dan Laki-Laki, karena Masjid kedua tersebut sudah tidak memuat

banyak jamaah dan sudah tidak memadai maka di rencanakan untuk

membuat Masjid yang besar dan luas serta bagus akan tetapi
36

sebelum pembangunan tersebut harus ada izin dari Syiekh

pembangunan Masjid banyak menuai pendapat agar Masjid di bangun

di belakang Kampus yang menjadi tempat parkir sekarang akan

tetapi saran tersebut tidak diterima karna Masjid bukan hanya milik

Kampus akan tetapi bagaimana Masjid juga bisa dinikmati oleh

masyarakat Umum. Masjid yang akan di bangun merupakan Wakaf

dari Dr (HC) Syek Mohammad MT Al-Khoory.

Masjid ini secara umum sebelum direnovasi namanya

Subulussalam setelah direnovasi Masjid tersebut dinamakan Masjid

Subulussam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembangunan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh dilaksanakan

pada Jumat 24 November 2017 hadir dalam peletakan batu pertama

saat itu, Rektor Prof. Dr.H. Abdul Rahman Rahim.,SE.,MM, Ketua

BPH Dr.Ir HM Syaiful Saleh.,M.Si, Syekh (HC) Mohammad MT Khoory

yang juga donatur Yayasan Asian Muslim Charity Foundation

(AMFC), para wakil rektor, direktur, wakil dekan, ka prodi, ketua-ketua

lembaga serta ratusan mahasiswa.

Masjid Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar yang

dibangun dalam area Kampus Talasalapang Unismuh Makassar

diresmikan, jumat 19 April 2019 M/14 Sya‟ban 1440 H. Masjid ini

memiliki luas bangunan kurang lebih 2.700 meter persegi, berlantai

tiga dengan kapasitas 3000-an jamaah.


37

Masjid berlantai tiga ini menghabiskan anggaran Rp 7 Miliar.

Dana sebesar ini adalah bantuan dari ketua AMCF, Dr Syekh Al-

Khoory, nama Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar ini

diabadikan sebagian dari nama donaturnya Ketua Yayasan Asian

Muslim Charity Foundation (AMCF) Dubai, Dr (HC) Syekh Mohammad

MT Al-Khoory.

Pada lantai dasar Masjid di jadikan hal utama untuk mengadakan

pertemuan juga sebagai Masjid utama Universitas Muhammadiyah

Makassar lantai 2 di khususkan untuk perempuan melewati tangga

sebelah kanan, lantai 3 di per khusus untuk laki-laki melalui jalur

tangga sebelah kiri.

Sebelum memasuki pintu Masjid sebelah kiri terdapat peresmian

Masjid dan sebelah kanan terdapat penjelasan dan nama lengkap dari

pe wakaf Masjid yaitu Fatma Mohammad Yusuf Al-Khoory, nuansa

cream dengan lampu yang menggantung indah di dalam ruangan dan

pada malam hari dengan lampu yang menggantung indah dari

puncak Kubah mengelokkan kesederhanaan jika di pandang.

3. Sarana dan Prasana Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar

Adapun Sarana dan Prasana yang terdapat di Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar seperti berikut:


38

Tabel 4.1

SARANA DAN PRASARANA MASJID

NO Sarana dan Prasarana Jumlah Satuan

1 Ruangan Imam 1 Unit

2 Tempat Al-Qur‟an dan buku 6 Unit

3 Ruang Operator 1 Unit

4 Mimbar 1 Unit

5 Stang Microphone 3 Unit

6 Kantor 4 Unit

7 Potongan Kiswah 1 Unit

8 Dekorasi Kaligrafi 1 Unit

Dispenser/Tempat Air Unit


9 2
Minum

Unit
10 Kulkas 1

Unit
1 Kipas Angin Gantung 20

12 Ac 5 Unit

Unit
13 Tempat Wudhu 2

14 Tempat Parkir 1 Titik


39

15 Tempat Sepatu 4 Unit

Unit
16 Colokan 8

17 Lemari Tempat Mukenah 1 Unit

Sumber : Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

4. Aktivitas Masjid

Adapun beberapa aktivitas Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan Pengajian harian dan bulanan

2) Buka bersama pada bulan suci ramadhan dari berbagai

kalangan

3) Pimpinan wilayah melakukan pengajian bulanan di Masjid

4) Melakukan baksos

5) Kultum setelah selesai sholat untuk pimpinan, ketika ada

tamu dan pimpinan dari perserikatan.

6) Ceramah, Khotbah, sholat sunnah, dan kadang sholat

jenazah

7) Kajian-kajian dari Mahasiswa baik dari Ma‟had Albir, IMM,

dan kajian-kajian lainnya.

8) Bekerjasama dengan pihak Rektorak, dan

Kemuhammadiyaan
40

5. Himbauan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

Agar terciptanya suasana yang tertib, dan nyaman selama

berada di dalam maupun di luar lingkungan Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar maka perlu diperhatikan beberapa

himbaun berikut:

a) Jangan buat kelompok di saat sholat dan ceramah berlangsung.

b) Suara wanita adalah aurat maka kecilkan suaramu selama berada

di dalam Masjid.

c) Mukenah yang sudah dipakai harap digantung atau dilipat dan

simpan kembali di lemari.

d) Batas suci dan batas sandal atau sepatu harap di perhatikan

tempatnya apabila ingin memasuki Masjid

e) Mohon agar tidak sandar di pembatas stainlis.

f) Jaga kebersihan Masjid dan jangan biasakan membuang sampah

sembarangan.

6. Sistem Perekrutan Pengurus

Manakala Masjid hendak kita aplikasikan peran dan fungsinya

dengan baik, diperlukan kepengurusan Masjid yang handal.

Kepengurusan Masjid tersebut diperuntukkan kepada pelaku-pelaku

yang terpilih untuk mewujudkan suasana Islami sesuai program

pembangunan, pembinaan, dan pemeliharaan Masjid serta menjamin

keberlangsungan fungsi Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan

pembinaan ke-Islaman dan Kemuhammadiyaan. Sistem perekrutan


41

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar ditunjuk

langsung dan ditetapkan oleh Pimpinan Kampus melalui SK

Rektor/BPH sebagaimana nama-nama yang ditetapkan dalam

lampiran surat keputusan No: 391/II.AU/F/1437 H/2016 M menjadi

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh yang dalam

melaksanakan aktivitasnya senantiasa berpedoman pada statuta dan

peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pemilihan penasehat, imam, ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil

sekertaris, bendahara dan anggota. Penempatan mereka sebagai

pengurus bukan karna jabatan akademiknya tetapi tugas tamabahan

di luar dari tugas pokok sebagai salah satu staf di Kampus Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Struktur Organisasi Pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory

Universitas Muhammadiyah Makassar

Adapun struktur organisasi pengurus Masjid Subulussalam Al-


Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar antara lain sebagai
berikut:
Penasehat : 1. Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar

2. Rektor Unismuh Makassar

3. Wakil Rektor IV

Imam Rawatib : Dr.H. Abbas Baco Miro, Lc., M.A

Ketua : Ir.H. Abd Rahim Nanda, M.T

Wakil Ketua : H. Lukman Abd Samad, Lc

Wakil Ketua : Dr. H. Darwis Muhdinah, M.Ag

Sekertaris : Muh. Risal, S.Ag., M.M


42

Wakil Sekertaris : Arfan Rauf, .S.Pd., M.Pd

Bendahara : Drs.H. Andi Baso, M.Pd.i

Anggota : 1. Drs. Bakri Salempang, M.Si

2 . Drs. Muh Ilyas Dg. Nompo

3. Mahmuddin, S.T., M.T

4. Sofyan Dg. Sijaya, S.Sos

5. Syafaat S. Kuba, S.T

6. Abd. Rahman Bahtia, S.Ag., M.A

7. Nurwahid, S.Sos., M.Si

8. M. Agusalim, S.T

9. Sahabuddin, S.E

10. Ahmad Harakan Djama, S.IP.,M.HI

11. Muh. Fakhruddin Sunusi, S.I.P

12. Syarifuddin, S.Sos.


43

PENASEHAT

IMAM RAWATIB

KETUA

WAKIL KETUA

SEKERTRIS BENDHARA

WAKIL SEKERTARIS

ANGGOTA

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI MASJID

8. Tujuan Didirikan Masjid dan Kaitannya Dengan Universitas

a) Salah satu Sarana dan Prasarana untuk mewujudkan dan

mendukung tujuan visi misi perguruan tinggi yang disiapkan oleh

Universitas Muhammadiyah Makassar

b) Dibidang Three darma termasuk Pengabdian Masyarakat

terkhusus warga yang ada di dalam Kampus Universitas

Muhammadiyah Makassar

c) Bagian dari pelayanan kampus untuk civitas akademika baik untuk

karyawan, mahasiswa untuk membina pemahaman dan

pengamalan Al-Islam Kemuhammadiyaan melalui Masjid.


44

9. Program Kerja Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar

Program kegiatan Masjid merupakan penjabaran secara teknis

dalam upaya merealisasikan peran dan fungsi Masjid sekaligus

sebagai upaya mencapai tujuan dari keberadaan Masjid itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap program yang harus

dicanangkan Masjid dan dilaksanakan oleh pengurus bersama

jamaahnya terasa perlu program-program kegiatan sesuai dengan

bidang-bidangnya selama satu terakhir di Masjid Sbulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar sebagai berikut:

1) Bidang Dakwah dan Literasi

Salah satu Dalam bidang dakwah dan literasi banyak

digunakan karena berada di bawah kampus pendidikan maka ini

tentu lebih banyak apalagi visi dari perguruan tinggi Universitas

Muhammadiyah Makassar yaitu agar terwujud masyarakat islam

yang sebenar-benarnya program dakwah diantaranya itu adalah:

a) Melakukan Pengajian

 Pengajian bulanan yang bekerjasama dengan Al Isam dan

Kemuhammadiyaan, lembaga islam kemuhammadiyaan

dan juga pimpinan wilayah muhammadiyah dilaksanakan

satu kali dalam satu bullan.

 Pengajian yang bekerja sama dengan wilayah dilakukan

satu kali satu bulan ini juga dirangkaikan dengan wabit


45

ataukah subuh berjamah dalam subuh berjamaah ini

dilakukan juga dalam satu kali sebulan pelaksanaan

shalat subuh secara berjamaaah disambungkan dengan

kuliah subuh setelah itu olahraga dan sarapan bersama

b) Kegiatan Harian

Dilakukan setelah shalat dzuhur yang menjadi pembawa

kultum ini adalah para pembawa acara ataukah narasumber

dari pimpinan kemudian ada pengajian khususs terkait

ketarjian setiap hari rabu selain itu juga ada kegiatan harian

yang bekersama dengan Ma‟had Al-Bir itu adanya pengajian

setiap selesainya shalat isya mulai hari senin sampai dengan

hari kamis, mengelolah cermah khotbah jumat bekerjasama

dengan asrama Kyai H. Abdul Amin adanya pengajian setiap

selesai shalat magrhib pada hari jumat

2) Bidang Keamanan

 Menjaga Kebersihan

 Menjaga keamanan kampus terkhusus wilayah Masjid

bekerjasama dengan security kampus

 Menjaga kebersihan Masjid dilakukan tiap hari untuk menjaga

kenyamanan shalat jamaah

3) Bidang Perlengkapan

4) Bidang Media
46

Bidang media ini tidak terlalu berjalan karna hanya dalam

bentuk kerjasama dengan humas yang ada di perguruan tinggi di

Unismuh Makassar kemudian terkait juga kreativitas

kemahasiswaan bekerjasama dengan wakil rektor tiga melakukan

pengajian-pengajian kemahasiswaan yang ada di Masjid diberikan

fasilitas selain itu juga program kerjanya ini adalah memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan pengajian

ataukah ceramah dihadapan kaum muslimin diberikan waktu

ruang setiap hari setelah shalat subuh ini mendidik mahasiswa

tampil ceramah dan tampil didepan jamaah.

Demikuan itulah tambahan dari asal program kerja dan dari

program keja akhir tahun ini dapat terwujud serta terlaksana

dengan baik hingga akhir bulan desember terlaksana atas

kerjasama dari berbagai pihak.

B. Deskripsi Narasumber

Jumlah narasumber dalam penelitian ini sebanyak 9 orang

yang terdiri dari pengurus Masjid, anggota pengurus Masjid dan

jamaah yang berada di sekitar Majid dapat dilihat pada tabel.


47

Tabel 4.2

DESKRIPSI NARASUMBER

Informan Internal

NO NAMA USIA ALAMAT PERAN

1 H Lukman Abdul Belakan Ma‟had Albir Wakil Ketua Masjid


Samad, Lc Unismuh Subulussalam Al-
Khoory Unismuh
2 Dr.H. Abdul Baco Samping Masjid Subulussalan Imam Masjid
Miro, Lc., M.A Al-Khoory Unismuh Subulussalan Al-
Khoory Unismuh
3 Muh. Risal, S.T., Sekertaris Masjid
M.T Subulussalan Al-
Khoory Unismuh
4 Rudini 20 Kampus Unismuh Bidang Pemeliharaan
Masjid

5 Umar 21 Kampus Unismuh Makassar Bidang Pemeliharaan


Masjid

Informan Eksternal

NO NAMA USIA ALAMAT PERAN

6 Nita Fadilah 20 Kompleks Mangasa Blok Jamaah/Mahasiswa


W1
7 Muhammad Ardi 26 Jl. Mannuruki Lr 03 Jamaah/Mahasiswa

8 Diana 23 Alauddin 02 Lr 07 Jamaah/Mahasiswa

9 Riana 36 Jl. Alauddin 2 lr 02 Jamaah

Sumber : Data Primer 2020

C. Hasil Penelitian

1. Langkah Pengurus Memfungsikan Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar sebagai Pusat Edukasi Ekonomi

Islam
48

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Masjid

Subulussalam Al-Khoory merupakan Masjid yang dibangun dalam

area Kampus Unismuh Makassar dan diresmikan pada jumat 19

April 2019 M/14 Sya‟ban 1440.

Kepengurusan Masjid tersebut diperuntukkan kepada

pelaku-pelaku yang terpilih untuk mewujudkan suasana Islami

sesuai program pembangunan, pembinaan, dan pemeliharaan

Masjid serta menjamin keberlangsungan fungsi Masjid sebagai

pusat kegiatan ibadah dan pembinaan ke-Islaman dan

Kemuhammadiyaan.

Adapun langkah-langkah dalam menjadikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar Sebagai Pusat

Edukasi Ekonomi Islam, seperti hasil wawancara dengan inisial

ABM selaku Imam Rawatib Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unimuh Makassar, mengatakan:

“Langkah-langkah yang dilakukan dalam menjadikan masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi Islam, yang dilakukan disini

adalah lewat pencerahan seperti ceramah dan kajian-

kajian, yang terkait dengan hasil-hasil keputusan tarjih

Muhammadiyah dan diantara keputusan tarjih itu adalah

ekonomi islam dan itu disosialisaikan lewat Kultum. Dan

lewat kultum-kultum ini juga diharapkan ada pembinaan

Ekonomi Islam mengenai Enterpreneurship.”


49

Hasil wawancara lain dengan L sebagai wakil ketua Masjid

Subulussam Al-Khoory Unismuh Makassar mengatakan:

“Ini yang belum jalan karna memang selama ini yang

membangun Masjid itukan Syeik beliau sebenarnya sudah

punya rencana bahwa Masjid itu harus punya sumber

ekonomi yang tetap dan harus membuka usaha sampai

sekarang kita belum bisa merealisasikan tetapi kedepan

saya kira memang Masjid itu harus punya usaha ekonomi

sendiri, dan untuk memfungsikan Masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam belum terealisasikan karna fungsi

Masjid saat ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah dan

sebagai pusat pembinaan kemasyarakatan umat, tetapi

mengusahakan juga adanya pembinaan dalam bidang

ekonomi secara Enterpreneurship.”

Hasil wawancara lain dengan MR sebagai sekertaris Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar mengatakan:

“Hal ini langkah memfungsikan Masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam Masih dalam bentuk teori melalui

kultum, ceramah dan kajian yang diamana fungsi Masjid

masih sebagai pusat kegiatan ibadah dan pembinaan Ke-

Islaman dan Kemuhammadiyaan”

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan

beberapa informan yang terkait langsung dengan penelitian ini,


50

maka dapat disimpulkan bahwasanya langkah-langkah

memfungsikan Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi Islam

belum dapat terealisasikan karna masih dalam bentuk

perencanaan lewat pencerahan seperti ceramah dan kajian-kajian

yang terkait dengan hasil-hasil keputusan tarjih Muhammadiyah

dan diantara keputusan tarjih itu adalah ekonomi islam dan itu

disosialisaikan lewat Kultum. Dan lewat kultum-kultum ini juga

diharapkan ada pembinaan Ekonomi Islam secara

Enterpreneurship.

Ketika Masjid hendak kita maksimalkan peran dan

fungsinya sebagai pusat edukasi ekonomi islam maka ada

banyak sisi akativitas yang harus dikembangkan. Apa lagi

aktivitas Masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau

melibatkan sekelompok orang dan aktivitasnya pun tidak hanya

berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu,

semestinya aktivitas Masjid menyentuh dan melibatkan semua

kelompok jamaah mulai dari kanak-kanak, anak-anak, remaja,

pemuda, orang dewasa, sampai orang tua yang sudah lanjut

usia sekalipun. Di samping itu perlibatan jamaah juga tidak

memandang perbedaan dari segi pria dan wanita, kaya dan

miskin atau berpendidikan tinggi atau rendah. Tegasnya semua

anggota masyarakat yang menjadi jamaah Masjid harus

mendapat pembinaan dari Masjid sehingga meningkat


51

ketaqwaan mereka kepada Allah Swt. Oleh karena itu, Masjid

harus memiliki program yang banyak dan bervariasi sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya. Program

kegiatan Masjid merupakan penjabaran secara teknis dalam

upaya merealisasikan peran dan fungsi dari keberadaan Masjid

iitu sendiri, untuk memudahkan pemahaman terhadap program

yang harus dicanangkan Masjid dan dilaksanakn oleh pengurus

bersama jamaahnya. Untuk mengetehui bagaimana pengurus

Masjid Subulussala Al-Khoory Unismuh Makassar memfungsikan

Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi islam berikut beberpa

wawancara yang dilakukakan kepada para pengurus para

jamaahnya Masjid.

Hasil wawancara dengan ABM selaku Imam Rawatib

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

mengatakan:

“Dalam menjadikan Masjid Kampus sebagai pusat edukasi

ekonomi islam belum bisa menerapkan masjid kampus

sebagai pusat edukasi ekonomi islam karna masjid kampus

saat ini masih di fungsikan sebagai program pembinaan

pemahaman agama, kemudian pengamalan agama serta

program bekerjasama dengan panitia hari-hari besar

misalnya hari raya aidil fitri, program sholat jamaah, ceramah

tarbiah, ceramah subuh, tahsin, bacaan Al-Qur‟an,


52

pembinaan dosen, pembinaan karyawan, pembinaan

kemahasiswaan, memfungsikan masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam masih dalam perencanaan melalui

kultu-kultum dan juga masih direncanakan adanya

pembinaan dalam bidang ekonomi”

Hasil wawancara lain yang dilakukakan dengan L selaku

wakil ketua Masjid mengatakan:

“Aktivitas Masjid saat ini masih seputar berfungsi sebagai

pusat pembinaan umat, masjid kampus di bawa binaan

Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) yang sudah lama

melakukan kerjasama, dalam tahap memfungsikan Masjid

kampus sebagai pusat edukasi ekonomi islam melakukan

pengembangan asosiasi mengenai tentang etika bisnis islam

pada bulan ramadhan ada kajian khusus zakat yang kami

angkat ada juga tema yang kami angkat tema Muamalat jadi

ada ayat yang muamalat dan hadis-hadis tentang

muamalat.”

Hasil wawancara lain yang dilakukan dengan inisial MR

selaku sekertaris pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar mengatakan:

“Meskipun Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh belum

bisa dijadikan sebagai pusat edukasi ekonomi islam tetapi


53

kami sebagai pengurus berupaya memperadakan kegiatan

ekonomi melalui pencerahan-pencerahan.”

Hasil wawancara lain yang dilakukan dengan inisial U

bidang pemeliharaan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar mengatakan:

“Yang saya amati selama di Masjdi Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar dalam bentuk jamaah selalu ramai, baik

dalam sholat jamaah, majelis ta‟lim maupun dalam kajian-

kajian keagamaan jika masalah memfungsikan masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi islam kami hanya belajar

beberapa teori menganai kajian ekonomi islam seputar

muamalat serta kajian tentang zakat pada bulan suci

ramadhan.”

Wawancara lain dengan inisial NF sebagai jamaah di

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismu Makassar mengatakan:

“Menurut saya aktivitas apabila masjid ingin di jadikan pusat

edukasi ekonomi islam atau aktivitas keuangan syariah lebih

baik dilakukakan di luar masjid mengingangat fungsi utama

masjid adalah beribadah, kecuali jika ada kegiatan-kegiatan

seperti kajian ekonomi syariah dan sebagainya.”

Hasil wawancara lain dengan inisial MA sebagai jamaah di

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

mengatakan:
54

“Ia apalagi jika berhubungan dengan zakat dan qurban maka

perlu diadakan pembelajaran di dalam masjid tentang

ekonomi islam baik melalui kajian atau kultum agar masjid

kampus tidak hanya difungsikan sebagai kegiatan ibadah

tetapi juga bisa di fungsikan sebagai aktivitas ekonomi islam

atau keuangan syariah.”

Hasil wawancara lain dengan inisial DN sebagai jamaah di

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar:

“Masjid merupakan tempat ibadah dan pusat berkumpulnya

umat muslim, selain itu juga, masjid merupakan salah satu

sumber kemakmuran bagi masyarakat upaya adanya

gerakan pemberdayaan ekonomi umat. Masjid memiliki

makna dalam kemajuan ekonomi dan sosial oleh karena itu

penting untuk memajukan masjid.”

Hasil wawancara lain dengan inisial RD selaku bidang

pemeliharaan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar mengatakan:

“Jika memfungsikan masjid kampus sebagai pusat edukasi

ekonomi islam itu sangat memungkinkan apalgi di kampus

inikan ada fakultas ekonominya alanngkah baiknya disetiap

fakultas tersebut memberikan kajian atau penyampain

kultum serta melakukan pelatihan ekonomi secara

enterpreunship mengenai masalah ekonomi islam agar


55

masjid kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat

ibadah tetapi dapat juga di fungsikan sebagai pusat edukasi

ekonomi Islam.”

Hasil wawancara yang dilakukan dengan inisial RN selaku

jamaah murni yang berjualan di depan kampus Unismuh

Makassar mengatakakan

“ Saya sebenarnya tidak terlalu paha dengan yang

namanya ekonomi islam akan tetapi ketika nanda

menjelaskan dengan melalui wawancara saya sedikit paham

dan baguslah kalau di Masjid kampus bisa di jadikan sebagai

pusat edukasi ekonomi islam baiknya apabila ikut serta di

dalam pelatihannya”

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan bahwa Masjid Subulussalam Al-Khoory Unimuh

Makassar berfungsi sebagai pusat pembinaan umat, ibadah,

pertemuan, diskusi, ceramah, serta aktivitas lainnya adapun

masalah memfungsikan Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi

islam belum mampu diterapkan oleh para pengurus mereka

hanya mampu merealisasikan dalam bentuk perencanaan dan

mengupayakannya melalui kultum-kultum, serta kajian, baik

jamaah maupun pengurus Masjid mereka berharap adanya

pembinaan dalam ilmu ekonomi atau syariah dalam pembinaan

secara Eterpreneunship.
56

2. Kendala-Kendala yang di Alami Dalam Menjadikan Masjid

Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam

Masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat

islam. Masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi

pembentukan masyarakat islam, karna masyrakat muslim tidak

akan tersentuh secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya

komitmen terhadap aqidah dan tatanan islam. Hal ini tidak dapat

ditumbuhkan kecuali melalui semangat Masjid.

Demikian juga yang dilakukan pengurus Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar dalam pembentukan

masyarakat islamnya yaitu melalui bentuk pencerahan seperti

ceramah dan kajian-kajian yang terkait dengan hasil-hasil

keputusan tarjih Muhammadiyah dan diantara keputusan tarjih itu

adalah ekonomi islam itu sendiri dan itu disosialisikan lewat

kultum, untuk kemudian nantinya melalui perencanaan yang ada

bisa mengarah kepada pemfungsian Masjid Kampus Sebagai

Pusat Edukasi Ekonomi Islam di Unismuh Makassar itu sendiri.

Adapun kendala-kendala yang dialami pihak pengelolah

dalam menjadikan Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi islam

adalah sebagai berikut:

a) Krisis Kepengurusan

Setiap masjid harus ada pengurusnya, idealnya untuk

mewujudkan suasana islami di Kampus Universitas


57

Muhammadiyah Makassar maka perlu ditetapkan adanya

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar,

setidak-tidaknya selain ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil

sekertaris dan bendahara juga dilengkapi dengan seksi-seksi

yang di perlukan (seperti : pendidikan, pengembangan fisik

dan sarana, perlengkapan, dll).

Berdasarkan hasil wawancara dengan inisial ABM selaku

Imam Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

mengatakan:

“Kendala sebenarnya adalah sumber daya manusia yang

mengurus dalam bidang ekonomi sebenarnya masih

kurang, itulah yang menyebabkan kami bekerja sama

dengan lazismuh”

b) Krisis Program

Akibat terbatasnya pemberian inovasi dari pimpinan

menyebabkan kurangnya perhatian serta kebebasan

berinovasi dalam program kerja Masjid Subulssalam Al-

Khoory Unismuh Makassar terutama terkait dengan program

ekonomi Masjid. Dalam hal ini kita bisa mengetahui

penjelasan alasan tersebut melalui wawancara berikut:

Berdasarkan hasil wawancara dengan inisial ABM selaku

imam Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

mengatakan:
58

“Kita pernah diusulkan untuk membuat sudut Masjid itu

menjadi semacam warkop, karna ada dua kamar itu yang

bisa di fungsikan tetapi cenderung tidak pernah karna

tempatnya kecil, karna untuk peruntukkannya memang

untuk pengurus Masjid, invertaris barang-barang Masjid,

perpustakaan, sehinnga tawaran itu belum dilakukan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa salah satu kendala yang dialami

pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

adalah pada bidang ekonomi, yang dimana selain kurangnya

sumber daya manusia (pengurus), juga kurangnya

kewenangan dari pimpinan dalam hal memberikan inovasi.

c) Krisis Keuangan

Pengelolaan dan pemakmuran Masjid tentu saja sangat

memerlukan dana yang besar dalam hal ini pengurus memiliki

kendala untuk mengembangkan dan menerapkan sistem

ekonomi Masjid secara mandiri seperti yang di ungkapkan

oleh salah satu pengurus Masjid Subulussalam Al-Khoory

Universitas Muhammadiyah pada wawancara berikut:

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

inisial L selaku wakil ketua Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar mengatakan:


59

“Iya kalau kita ke depan bisa membuka Baitul Maal ya

bagus sekali walaupun mungkin tetap di bawah Lazismuh

ya syarat perserikatan ya jadi atau mungkin Lazismuh

yang kita buka disitu sebagai kas Masjid ya jadi Lazismuh

ada di Masjid Subulussalam, lazismuh inilah, lazismuh

Masjid Al-Khoory Unismuh Makassar yang nanti

mengelolah keuangan tentang usaha ekonomi kita

berharap seperti itu Masjid Al-Khoory punya lembaga

keuangan cuman mungkin kita tidak berfikir Baitul Maal

tapi Lazismuh khusus untuk Masjid bisa mengelolah

potensi dari jamaahnya saya kira memang yang paling

pas adalah Lazismuh bukan karna sudah ada lembaga

tapi memang itu yang harus di kembangkan”

Dari semua penjelasan hasil wawancara di atas yang

terkait dangan kendala-kendala yang dialami menjadikan

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar maka

peniliti menyimpulkan bahwa pengurus/pengelolah Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sangat

menginginkan adanya aktivitas ekonomi di dalam Masjid akan

tetapi dengan melalui peraturan dan kewenagan yang di beri

pimpinan agar bisa menerapkan sistem ekonomi dalam

Masjid.
60

D. Pembahasan

1. Bagaimana Langakah Pengurus Memfungsikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar Sebagai Pusat

Edukasi Ekonomi Islam

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain

baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoadmojo, 2003)

Berdasarkan latar belakang penelitian dimana peneliti ingin

mengetahui bagaimana langkah pengurus menjadikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi

ekonomi islam.

Bagaimana lagakah pengurus memfungsikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi

ekonomi islam sebagai berikut:

1. Pengurus

a. Banyak langkah yang dilakukan dalam mengatasi

permasalahan dalam menjadikan Masjid Sulussalam Al-

Khoory Unusmuh Makassar tersebut salah satunya diberi

kebijakan dari Pimpinan Kampus dan kebijakan dari Syeik

Fatma Mohammed Yusuf Al-Khoory sebagai donatur utama

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar perlunya


61

pengurus Masjid lebih mengoptimalakan fungsional Masjid

sebagai pendongkrak permerdayaan Masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam, pembinaan, serta pelatihan secara

Enterpreneurship di bidang ekonomi dan pemberian kebijakan

dalam melakukan inovasi-inovasi terhadap perkembangan

Masjid

b. Implementasi dari pemberdayaan Masjid kampus sebagai

pusat edukasi ekonomi islam khususnya di Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar akan berjalan

produktif bila adanya sinergitas antara pimpinan, pengurus,

dan para jamaah oleh karena itu langkah pengurus membuat

program-program yang produktif dari para pengurus seperti:

pengadaan tempat usaha, pengadaan pinjaman modal usaha,

kajian rutin mengenai ekonomi islam secara entrpreneurship

hal ini bertujuan agar dapat menjadikan Masjid Subulussalam

Al-Khoory Unismuh sebagai pusat edukasi ekonomi islam

2. Sebagai Jamaah di Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar dan juga sebagai mahasiswa Unismuh Makassar

memberikan jawaban dari hasil wawancara yang dilakukan

penulis utnuk para pengurus Masjid dalam langkah menjadikan

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai

pusat edukasi ekonomi islam diantara adalah:


62

a. Jika ingin menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar baiknya pengurus mengadakan sosialisasi

kepada para Mahasiswa untuk bekerjasama dalam aktivitas

Masjid baik dari organisasi kampus, remaja Masjid,

pengadaan kegiatan-kegiatan yang dapat dapat

menghidupkan fungsioanal Masjid

b. Jika memfungsikan Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi

islam di dalam kampus ada fakultas ekonomi langkah baiknya

setiap fakultas tersebut memberikan kajian atau penyampaian

kultum serta melakukan pelatihan ekonomi secara

entrepreneurship mengenai masalah ekonomi islam agar

Masjid Kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah

tetapi dapat juga di fungsikan sebagai pusat edukasi ekonomi

islam.

3. Masjid kampus tidak hanya orang-orang yang di dalam kampus

menunaikan sholat berjamaah bersama tetapi tidak menutup

adanya masyarakat sekitar Masjid kampus sering melakasanakan

sholat berjamaah berikut beberapa saran yang diberikan oleh para

jamaah murni kepada para pengurus Masjid

a. Masjid ini luas baiknya fungsionalnya dapat merangkum juga

kepada kami masyarakat yang berjualan di depan kampus

unismuh Makassar walaupun Masjid ini masih baru jika ingin

di jadikan sebagai pusat edukasi ekonomi islam kami


63

berharap jika itu diterapkan semoga kita bisa ikut serta dalam

pelatihan ekonomi tersebut agar kami lebih paham lagi perihal

masalah ekonomi maupun ekonomi islam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis

terhadap Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar berikut

penulis akan mengemukakan bagian-bagian terpenting yang

menyangkut kegiatan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar tersbut diantaranya ada beberapa bagian yang menarik dan

menjadi pokok pembahasan.

Pertama dalam menjalankan konsep pemberdayaan menjadikan

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat

edukasi ekonomi islam ada beberapa potensi yang dimiliki Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar diantaranya:

Infrastruktur, letak strategis Masjid yang ada di dalam area kampus,

fasilitas Masjid dan sumber daya manusia. Hal ini merupakan suatu

kelebihan yang dimiliki oleh Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar karena telah didukung potensi-potensi yang ada

Kedua pemberdayaan Masjid kampus sebagai pusat edukasi

ekonomi islam merupakan salah satu konsep pemberdayaan yang

dilakukan dalam rangka mengembalikan kemandirian serta

memajukan kesejahteraan Masjid. Dalam perkembangannya, Masjid

tidak hanya di jadikan tempat ibadah untuk sholat saja karena dilihat

dari fungsinya Masjid merupakan sarana pemberdayaan berbagai


64

aspek kehidupan masyarakat khususnya masayarakat yang berada

dalam kampus Unismuh Makassar.

2. Apa Kendala Yang Dialmi Pihak Pengurus Yang Dialami Pihak

Pengurus Sebagai Pusat Edukasi Enomi Islam

a. Krisis Kepengurusan

Untuk mewujudkan suasana islami di Kampus Unismuh Makassar

maka perlu ditetapkan adanya pengurus Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar setidaknya-tidaknya selain ketua,

sekertaris, wakil sekertaris dan bendahara juga dengan seksi-seksi

yang di perlukan (seperti : pendidikan, pengembangan fisik dan

sarana, dll). Kendala yang sebenarnya juga adalah sumber daya

pengurus di bidang ekonomi masih sangat kurang

b. Krisis Program

Akibat terbatasnya pemberian ruang dalam inovasi dari pimpinan

menyebabkan kurangnya perhatian serta kebebasan berinovasi

dalam program kerja Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar terutama terkait dengan program ekonomi Masjid.

c. Krisis Keuangan

Pengelolaan dan pemakmuran Masjid tentu saja sangat memerlukan

dana yang besar dalam hal ini pengurus memiliki kendala untuk

mengembangkan dan menerapkan sistem ekonomi Masjid secara

mandiri seperti pernah diusulkan untuk membuat sudut Masjid

menjadi semacam warkop tetapi cenderung tidak pernah disebabkan


65

tempatnya kecil dan ruangan tersebut peruntukkan memang untuk

pengurus Masjid, inventaris barang-barang Masjid, perpustakaan

sehingga tawaran itu belum dilakukan

Pemfungsian Masjid Sbulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

saat ini masih berfokus pada membina pemahaman dan pengamalan

Al-Islam Kemuhammadiyaan sehingga dalam menjadikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat edukasi

ekonomi islam masih dalam tahap perencanaan serta pemberian

pembinaan teori-teori di bidang Ekonomi Islam secara

Enterprneurship belum dapat terlaksana

Ketika Masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya

sebagai pusat pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang

harus dikembangkan, apalagi aktivitas Masjid itu semestinya tidak

hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang dan

aktivitasnya pun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat

ritual. Dalam penelitian ini memberdayakan Masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam masih minim untuk di jalankan ataupun

diterapkan secara nyata karena Masid yang berada dalam kampus

dan di naungi oleh Universitas pergerakan dalam melakukan inovasi-

inovasi menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi islam disebabkan

kurangnya pengurus dan pembinaan di bidang ekonomi islam secara

Enterpreneurship belum dapat terlaksana sampai saat ini


66

Analisis relisasi dari konsep permasalah dan potensi

pemberdayaan Masjid Subulussalm Al-Khoory Unismuh Makassar

yang dilakukan oleh penulis maka dapat dipaparkan di bawah ini

diantaranya:

 Masjid merupakan salah satu tiang pokok bagi umat islam, maka

dari itu konsep pemberdayaan Masjid Kampus sebagai pusat

edukasi ekonomi islam adalah salah satu upaya riil untuk

memberdayakan Masjid sebagai pusat edukasi yang masih

mengalami permasalahan sosial di bidang sosial di bidang

ekonomi, khususnya yang dialami oleh Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar

 Kesuksesan Pemberdayaan sebagai pusat edukasi ekonomi

islam berbasis Masjid ditunggangi oleh program-program Masjid

dalam memberdayakan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh

Makassar namun keadaan seperti kurangnya perhatian serta

kebebasan berinivasi dalam program kerja yang mengarah pada

ekonomi islam dalam menjadikan Masjid sebagai pusat edukasi

ekonomi islam

 Implementasi dari pemberdayaan Masjd Kampus sebagai pusat

edukasi ekonomi islan khususnya di Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar akan berjalan produktif bila adanya

sinergitas antara pimpinanan, pengurus, dan para jamaah oleh

karena itu perlunya program-program yang produktif dari para


67

pengurus seperti: pengadaan tempat usaha, pengadaan pinjaman

modal usaha, kajian rutin menegenai ekonomi islam secara

entrepreneurship hal ini bertujuan agar dapat menjadikan Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai pusat

edukasi ekonomi islam yang mengacu pada Al-Qur‟an dan Hadist

 Sumber daya manusia merupakan suatu dari berbagai sistem

formal pada sebuah organisasi dengan tujuan memastikan

penggunaan dari keahlian manusia secara efektif serta efidien

untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan keinginan.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Masjid Subulussalam Al-

Khoory Unismuh Makassar telah memiliki pengetahuan dan

kinerja yang cukup matang rata-rata yang menjadi pengurus

Masjid adalah lulusan sarjana bahkan ada yang sudah jadi doctor.

Hal ini merupakan satu kelebihan yang dimiliki Masjid dari sisi

SDM

Penelitian yang telah dilakukan oleh Riza Ratnasari (2017). Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masjid pada Masjid Jogokariyan

Yogyakarta kita dapat melihat yang telah dilakukan dalam

memberdayakan Ekonomi berbasis Masjid seperti: Baitul Maal Masjid

Jogokariyan dengan menggunakan dana zakat, infak dan sodaqoh

yang masuk ke Baitul Maal Masjid Jogokariyan.

Hal tersebut telah dibuktikan lewat program-program

pemberdayaan ekonomi berbasis Masjid yang diusung oleh Masjid


68

Jogokariyan. Adapun program-program tersebut adalah pemberian

pinjaman modal usaha, jamaah mandiri dan jasa promosi.

Pemberdayaan ekonomi berbasis Masjid yang dijalankan oleh

Masjid Jogokariyan sudah berjalan dengan baik dan berpengaruh

positif terhadap keadaan perekonomian jamaah dan masyarakat

sekitar Masjid Jogokariyan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakaukan peneliti terhadap

Pengurus Masjid, Mahasiswa dan Jamaah salah satu upaya untuk

menjadikan masjid subulussalam Al-Khoory Unismuh mereka harus

melakukan kerja sama


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara

pengumpulan data melalui wawancara, observasi serta studi dokumen

ke Masjid Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah

Makassar Analisis Mengenai Langkah-Langkah Memfungsikan Masjid

dan Kendala Yang Di Hadapi Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemfungsian Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

saat ini masih berfokus pada membina pemahaman dan

pengamalan Al-Islam Kemuhammadiyaan sehingga dalam

menjadikan Masjid ubulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

sebagai pusat edukasi ekonomi islam masih dalam tahap

perencanaan serta pemberian pembinaan pelatihan maupun

praktek, teori-teori di bidang ekonomi islam secara

Enterpreneurship belum dapat terlaksana dan hanya mampu

memberikan pengetahuan tentang ekonomi islam melalui kultum-

kultum yang di lakukan oleh pengurus ataupun pembawa kultum di

Masjid

2. Pengurus maupun jamaah Masjid menginginkan untuk

menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar

sebagai pusat edukasi ekonomi islam namun Masjid yang

69
70

berada di dalam area kampus dan dinaungi oleh Universitas

pergerakan dalam melakukan inivasi-inovasi menjadikan Masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi islam disebabkan belum ada

respon dari pimpinan kampus, kurangnya pengurus, krisis

program, krisis keuangan dan pembinaan di bidang ekonomi

islam secara entrepreneurship belum dapat terlaksana sampai

saat ini

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk Masjid

Subulussalam Al-Khoory Universitas Muhammadiyah Makassar

adalah:

1. Pengurus Masjid harus lebih mengembangkan pemfungsian

Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sebagai

pusat edukasi ekonomi islam, jangan sampai memunculkan

kegiatan-kegiatan yang bersifat radikalisme

2. Dalam semakin hegemonisnya pasar (kapitalisme global),

ekskalasi peran Masjid mengalami penurunan, akibatnya Masjid

mengalami disfungsi sosial atau Masjid belum menjadi lembaga

yang mampu mengimbangi perkembangan zaman baik pada

pembedayaan ekonomi Masjid maupun perkembangan teknologi

yang dapat digunakan di Masjid.


71

3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak

sumber maupun referensi yang terkait dengan permberdayaan

Masjid Sebagai Pusat Edukasi Ekonomi Islam agar hasil penelitian

dapat lebih baik dan juga objek penelitiannya lebih memfokuskan

pada program-program dalam memberdayakan Masjid sebagai

pusat edukasi ekonomi islam khususnya pada Masjid

Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar.

Demikianlah skripsi ini dapat diselesaikan sebatas kemampuan

penulis, semoga dapat menambah khasanah keilmuan meskipun masih

terdapat banyak kekurangan


DAFTAR PUSTAKA

Basid,Abd.2009. Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid


(Pengalaman BMT Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik).
Jurnal Al-Quran, Vol. 12, No. 1, Juni 2009.

Muthalib,A.A.2018.Prospek Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis


Masjid Di Kota Watampone. Jurnal Iqtisaduna. Volume 4
Nomor 1 Ed.Juni 2018:page 82-95. P-ISSN:2460-8o5X e-
ISSN:2550-0295; Diterbitkan: 5 Juli 2018.

Dalmeri 2014. Revitalisasi Fungsi Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Dan


Dakwah Multikultural. Jurnal Wali Songo. Volume 22, Nomor
2, November 2014.

https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kualitatif/

https://tafsirq.com/2-al-baqarah?page=5

https://tafsirq.com/9-at-taubah?page=8

https://tafsirq.com/9-at-taubah?page=11

Kamaruddin. 2013. Analisis Potensi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat


Berbasis Masjid Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah ISLAM
FUTURA. Vol.13.No 1, Agustus 2013, 58-70.

Qadaruddin,M.A.Kidam,N dan Firman. 2016. Jurnal for Homiletic Studies,


Vol 10 No 2 Juli-Des 2016.

Buiman,M,A.Mairijani 2016. Peran Masjid Dalam Pengembangan


Ekonomi Syariah Di Kota Bnajarmasin. ISSN Cetak:2541-
6014. ISSN Online:2541-6022.

Auliyah.R.2014. Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-


Taqwa Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Bangkalan.

Handoyo,S.E.Mengembangkan Potensi Masjid Sebagai Pusat


Pemberdayaan Ekonomi Umat.

Syamsuri dan Abduh M. 2016. Optimalisasi Peran Masjid Sebagai


Pemberdaya Ekonomi Masyrakat (Studi Pada Masjid Agung
Ponorogo, 2016). Jurnal Ekonomi Syariah.

72
73

Muharawati,Y Strategi Masjid Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada


Masjid Assalam Karang Tengah Dan Masjid Nurul Huda.

Wage. 2018. Islam Madina.Jurnal Pemikiran Islam Volume 19, No. 2,


September 2018 : 27-40

Alwi, M.M 2016. Optimalisasi Fungsi Masjid Dalam Pemberdayaan


Ekonomi Masyarakat Al-Tatwir, 2.1

Ramayulis. 2012. Sejarah Penyatuan Muhajirin dan Anshar

Toto Suharto 2006. Pengertian Masjid


L
A
M
P
I
R
A
N
74
LAMPIRAN I

(PEDOMAN WAWANCARA)

A. PEDOMAN WAWANCARA

NO RUMUSAN MASALAH CODING

1 Sudah berapa lama Masjid ini berdiri? ABM, L, MR

2 Bagaiman sistem perekrutan pengurus Masjid? ABM, L, MR

Apakah pengurus Masjid dalam mengurus Masjid bekerja ABM, L, MR


3
sama dengan pihak lain atau dengan lembaga lain?

4 Apa saja program yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid? ABM, L, MR

Selain dari aktivitas mengaji, ceramah atau diskusi apakah ABM, L. MR


5 ada kegiatan khusus yang dilakukan dalam perkembanagan
aktivitas Masjid?

Apakah pengurus Masjid mempunyai program kerja yang ABM, L, MR


6
dapat meningkatkan pengetahuan para jamaah?

Bagaimana langkah para pengurus untuk menjadikan Masjid ABM, L, MR


7
sebagai pusat edukasi ekonomi islam?

Menurut anda apakah Masjid Subulussalam Al-Khoory ABM, L, MR,


8 Unismuh Makassar bisa di jadikan sebagai pusat edukasi RD, U, NF,
ekonomi islam dalam lingkungan kampus? MA, RN, DN

Apa kendala yang dialami oleh pihak pengelolah sebagai ABM, L, MR


9
pusat edukasi ekonomi islam?

Menurut anda apakah Masjid Subulussalam Al-Khoory ABM, L, MR,


Unismuh Makassar bisa dijadikan untuk melakukan aktivitas RD, U, NF,
10
literasi ekonomi islam atau melakukan aktivitas keuangan MA, RN, DN
syariah?

Sebagai jamaah apa kekurangan dan kelebihan Masjid RD, U, NF,


11
Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar? MA, RN

Apakah ada saran atau masukan yang dapat anda berikan RD, U, NF,
12
kepada pengurus Masjid sebagai jamaah di Masjid tersebut? MA, RN, DN

RD, U, NF,
13 Apa yang anda ketahui tentang ekonomi Islam?
MA, RN, DN

75
76

B. TRANSKIP

NO Coding Transkip

1 ABM “Langkah-langkah yang dilakukan dalam menjadikan masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi Islam, yang dilakukan disini

adalah lewat pencerahan seperti ceramah dan kajian-kajian, yang

terkait dengan hasil-hasil keputusan tarjih Muhammadiyah dan

diantara keputusan tarjih itu adalah ekonomi islam dan itu

disosialisaikan lewat Kultum. Dan lewat kultum-kultum ini juga

diharapkan ada pembinaan Ekonomi Islam mengenai

Enterpreneurship”

2 L “Ini yang belum jalan karna memang selama ini yang membangun

Masjid itukan Syeik beliau sebenarnya sudah punya rencana

bahwa Masjid itu harus punya sumber ekonomi yang tetap dan

harus membuka usaha sampai sekarang kita belum bisa

merealisasikan tetapi kedepan saya kira memang Masjid itu

harus punya usaha ekonomi sendiri, dan untuk memfungsikan

Masjid sebagai pusat edukasi ekonomi islam belum

terealisasikan karna fungsi Masjid saat ini masih berfungsi

sebagai tempat ibadah dan sebagai pusat pembinaan

kemasyarakatan umat, tetapi mengusahakan juga adanya

pembinaan dalam bidang ekonomi secara Enterpreneurship.”


77

3 MR “Hal ini langkah memfungsikan Masjid sebagai pusat edukasi

ekonomi islam Masih dalam bentuk teori melalui kultum, ceramah

dan kajian yang diamana fungsi Masjid masih sebagai pusat

kegiatan ibadah dan pembinaan Ke-Islaman dan

Kemuhammadiyaan”

4 U “Yang saya amati selama di Masjdi Subulussalam Al-Khoory

Unismuh Makassar dalam bentuk jamaah selalu ramai, baik

dalam sholat jamaah, majelis ta‟lim maupun dalam kajian-kajian

keagamaan jika masalah memfungsikan masjid sebagai pusat

edukasi ekonomi islam kami hanya belajar beberapa teori

menganai kajian ekonomi islam seputar muamalat serta kajian

tentang zakat pada bulan suci ramadhan.”

5 RD “Jika memfungsikan masjid kampus sebagai pusat edukasi

ekonomi islam itu sangat memungkinkan apalgi di kampus inikan

ada fakultas ekonominya alanngkah baiknya disetiap fakultas

tersebut memberikan kajian atau penyampain kultum serta

melakukan pelatihan ekonomi secara enterpreunship mengenai

masalah ekonomi islam agar masjid kampus tidak hanya

berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi dapat juga di fungsikan

sebagai pusat edukasi ekonomi Islam.”

6 NF “Menurut saya aktivitas apabila masjid ingin di jadikan pusat

edukasi ekonomi islam atau aktivitas keuangan syariah lebih


78

baik dilakukakan di luar masjid mengingangat fungsi utama

masjid adalah beribadah, kecuali jika ada kegiatan-kegiatan

seperti kajian ekonomi syariah dan sebagainya.”

7 MA “Ia apalagi jika berhubungan dengan zakat dan qurban maka

perlu diadakan pembelajaran di dalam masjid tentang ekonomi

islam baik melalui kajian atau kultum agar masjid kampus tidak

hanya difungsikan sebagai kegiatan ibadah tetapi juga bisa di

fungsikan sebagai aktivitas ekonomi islam atau keuangan

syariah.”

8 DN “Masjid merupakan tempat ibadah dan pusat berkumpulnya umat

muslim, selain itu juga, masjid merupakan salah satu sumber

kemakmuran bagi masyarakat upaya adanya gerakan

pemberdayaan ekonomi umat. Masjid memiliki makna dalam

kemajuan ekonomi dan sosial oleh karena itu penting untuk

memajukan masjid.”

9 ABM “Dalam menjadikan Masjid Kampus sebagai pusat edukasi

ekonomi islam belum bisa menerapkan masjid kampus sebagai

pusat edukasi ekonomi islam karna masjid kampus saat ini

masih di fungsikan sebagai program pembinaan pemahaman

agama, kemudian pengamalan agama serta program

bekerjasama dengan panitia hari-hari besar misalnya hari raya

aidil fitri, program sholat jamaah, ceramah tarbiah, ceramah


79

subuh, tahsin, bacaan Al-Qur‟an, pembinaan dosen, pembinaan

karyawan, pembinaan kemahasiswaan, memfungsikan masjid

sebagai pusat edukasi ekonomi islam masih dalam perencanaan

melalui kultu-kultum dan juga masih direncanakan adanya

pembinaan dalam bidang ekonomi”

10 L “Aktivitas Masjid saat ini masih seputar berfungsi sebagai pusat

pembinaan umat, masjid kampus di bawa binaan Asosiasi Masjid

Kampus Indonesia (AMKI) yang sudah lama melakukan

kerjasama, dalam tahap memfungsikan Masjid kampus sebagai

pusat edukasi ekonomi islam melakukan pengembangan

asosiasi mengenai tentang etika bisnis islam pada bulan

ramadhan ada kajian khusus zakat yang kami angkat ada juga

tema yang kami angkat tema Muamalat jadi ada ayat yang

muamalat dan hadis-hadis tentang muamalat.”

11 MR “Meskipun Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh belum bisa

dijadikan sebagai pusat edukasi ekonomi islam tetapi kami

sebagai pengurus berupaya memperadakan kegiatan ekonomi

melalui pencerahan-pencerahan.”

12 RN “ Saya sebenarnya tidak terlalu paha dengan yang namanya

ekonomi islam akan tetapi ketika nanda menjelaskan dengan

melalui wawancara saya sedikit paham dan baguslah kalau di

Masjid kampus bisa di jadikan sebagai pusat edukasi ekonomi


80

islam baiknya apabila ikut serta di dalam pelatihannya”

C. REDUKSI

No Coding Reduksi Hasil Wawancara

1 ABM,L Ketiga hasil wawancara informan diatas mengenai langkah


dan MR pengurus menjadikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh
Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi islam sama masih
dalam bentuk perencanaan serta menerapkan pencerahan
tentang ekonomi islam melalui cermah, kultum serta
mengharapkan adanya pembinaan di bidang ekonomi secara
enterpreneurship

2 ABM, L Kedelapan hasil wawancara informan diatas mengenai


MR, DN, memfungsikan Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh
NF, U, Makassar sebagai pusat edukasi ekonomi islam dan sesuai
MA, R dengan pendapat mereka masing-masih bahwa Masjid
Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar sangat
mengharapkan untuk lebih mengembangkan mengenai sistem
ekonomi islam dan lebih mengarah dalam mensejahterakan
Masjid, Masyarakat serta lingkungannya

3 ABM, L, Ketiga hasil wawancara informan diatas menegenai kendala-


dan MR kendala yang dihadapi sebagai pusat edukasi ekonomi islam
mengatakan kendala yang dihadapi diantaranya: 1) Krisis
Pengurus, 2) Krisis Program dan 3) Krisis Keuangan dalam hal
ini mereka berharap adanya kewenanagan yang diberikan oleh
pihak pimpinan dan donatur untuk melakukan inovasi-inovasi
yang baru dalam perkembangan Masjid khususnya dalam bida
ekonomi
81

LAMPIRAN II

(DOKUMENTASI WAWANCARA)

 DOKUMENTASI INFORMAN

Saat wawancara dengan Imam Rawatib Masjid Subulussalam Al-Khoory


Unismuh Makassar Bapak Dr.H. Abbas Baco Miro, Lc., M.A 21 Oktober
2020

Saat wawancara dengan wakil ketua Masjid Subulussalam Al-Khoory


Unismuh Makassar Bapak H. Lukman Abd Samad, Lc. 26 Oktober 2020
82

Saat wawancara dengan sekertaris Masjid Subulussalam Al-Khoory


Unismuh Makassar Bapak Muh. Risal, S.Ag., M.M 20 Oktober 2020
83

Saat wawancara dengan jamaah Masjid Subulussalam Al-Khoory


Unismuh Makassar yang juga sebagai mahasiswa Unismuh Makassar
Diana 22 Oktober 2020.

Saat wawancara dengan jamaah Masjid Subulussalam Al-Khoory


Unismuh Makassar yang juga sebagai mahasiswa Unismuh Makassar
Nita Fadillah 22 Oktober 2020.
84

Saat wawancara dengan salah satu jamaah Masjid Subulussalam Al-


Khoory Unismuh Makassar yang juga sebagai Mahasissa Unismuh
Makassar Muhammad Ardi 21 Oktober 2020

 DOKUMENTASI
MASJID

Dokumentasi Masjid Subulussalam Al-Khoory Unismuh Makassar.


LAMPIRAN III

(PERSURATAN)

85
86
87
88

BIOGRAFI PENULIS

Jamaliah Lahir pada tanggal 25 Desember 1994 di Jl. Pantai

Wisata Labuang Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi

Barat. Penulis merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara dari

pasangan Harlin dan Maryam. Peneliti sekarang Bertempat tinggal di jl. Veteran

Bakung Samata Gowa pertama kali menempuh pendidikan formal di SDN 027

Inpres Labuang tahun 2000 dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN. 1 Campalagian dan lulus tahun 2010,

kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA di

sekolah SMAN 2 Polewali dan lulus tahun 2013. Dan pada tahun 2016 penulis

mengikuti program S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas

Muhammadiyah Makassar sampai dengan tahun 2020.

Hidupkanlah dalam hatimu sebuah proses adalah jalan menuju sebuah hal yang

kamu raih

Hidupkanlah dalam pikiranmu bahwa proses adalah suatu hal yang harus lebih

kamu hargai

Hidupkanlah dalam tindakanmu bahwa kamu berhak untuk berproses menjadi

lebih baik

Anda mungkin juga menyukai