www.hizbulwathan.com
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
DEWAN SUGHLI PANDU HIZBUL WATHAN PENGHELA DAN PENUNTUN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Kepanduan HW memberi kesempatan kepada para Pandu HW Penghela dan Penuntun untuk
membina dirinya menjadi kader pemimpin, baik untuk lingkungan Gerakan Kepanduan HW maupun
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
5. Maksud
Dewan Sughli dibentuk dengan maksud memberikan kesempatan kepada Pandu HW Penghela dan Pandu
Penuntun untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi,
pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, dan pengamalan pada Persyarikatan Muhammadiyah, masyarakat, bangsa
dan Negara.
6. Tujuan
Dewan Sughli dibentuk dengan tujuan sebagai wadah untuk pembinaan dan pengembangan kepémimpinan dan
kemampuan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun dalam mengelola Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan sehingga menjadi kader pemimpin dan kader pembaharu/pembangunan untuk masa mendatang.
BAB III
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
7. Tugas
Tugas Pokok
pokok Sewan Sughli adalah :
a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera untuk
mengelola Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun, sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan
oleh kwartirnya.
18
www.hizbulwathan.com
b. Menyusun, melaksanakan dan mengelola kegiatan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai
dengan kebijakan yang diganskan oleh Kwartirnya.
c. Membina Dewan Sughli yang berada di dalam wilayah kerjanya secara koordinatif dan konsultatif.
d. Memberi saran kepada Kwartir mengenai pembinaan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun.
e. Membantu Kwartir dalam melaksanakan tugas-tugas Kwartir.
f. Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera di tingkat
Kwartirnya.
8. Fungsi
Dalam melakanakan tugas pokok tersebut di atas Dewan Sughli berfungsi sebagai:
a. Pelaksana kebijakan Kwartir tentang Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
b. Perencana dan penyelenggaraan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai
dengan keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera.
c. Pemberi sumbangan pemikiran dan laporan kepada Kwartir tentang perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, penilaian dan pengembangan
pengembangan kegiatan pada u
umumnya.
mumnya.
d. Penghubung antara Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya dengan Kwartir
yang bersangkutan.
e. Penggerak Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya dalam melaksanakan
kegiatan kwartir.
9. Tanggungjawab
a. Dewan Sughli sebagai badan yang bersifat kolegial bertanggungjawab atas segala kebijakannya kepada
Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera sesuai dengan tingkat dan
wilayah kerjanya.
b. Dewan Sughli sebagai Badan Kelengkapan Kwartir bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokoknya
kepada Kwartirnya.
BAB IV
PENGORGANISASIAN
10. Struktur Organisasi
a. Di tingkat Pusat dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Pusat yang disebut
Dewan Sughli Pusat disingkat DSP.
b. Di tingkat Wilayah dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Wilayah yang
disebut Dewan Sughli Wilayah disingkat DSW.
c. Di tingkat Daerah dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Daerah yang
disebut Dewan Sughli Daerah disingkat DSD.
d. Di tingkat Cabang dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Cabang yang
disebut Dewan Sughli disingkat DSC.
11. Wewenang
a. Wewenang adalah kewajiban dan hak yang dimiliki oleh Dewan Sughli dalam melaksanakan tugas
pokoknya.
b. Wewenang yang dimiliki tersebut adalah :
1) Membuat penjabaran keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun, dan
melaksanakannya.
2) Mengatur penyusunan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Kwartirnya.
3) Memberi saran kepada Kwartir dalam mengelola Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di
wilayah kerjanya.
4) Membantu Kwartir dalam penelitian dan pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
5) Melakukan pembinaan kepemimpinan terhadap Dewan Sughli di wilayah kerjanya secara koordinatif
dan kumulatif dengan memberi bimbingan teknis.
6) Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera.
7) Menyelesaikan tugas pokok selama masa baktinya.
BAB V
W1LAYAH KERJA, MASA BAKTI, DAN HUBUNGAN KERJA
www.hizbulwathan.com
BAB VI
KEANGGOTAAN
15. Anggota Dewan Sughli
Anggota Dewan Sughli adalah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera yang mempunyai
kewajiban dan hak untuk melaksanakan tugas pokok.
pokok .
16. Persyaratan
a. Umum
1) Persyaratan Umum merupakan ketentuan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi anggota
Dewan Sughli
2) Persyaratan Umum terdiri dari:
a) Belum menikah
b) Sedikitnya telah menjadi Pandu HW Penghela tingkat Taruna Melati Satu
c) Pada saat memulai masa bakti berusia 17 tahun sampai 23 tahun
3) Usia 17 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota genap 17 tahun
4) Usia 23 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota belum genap 23 tahun
b. Khusus
Persyaratan khusus merupakan persyaratan tambahan berdasarkan kebutuhan yang ditentukan dalam
Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera selama tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain dalam Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
17. Pemilih dan Pengangkatan Anggota
a. Pemilihan Anggota
1) Pemilihan anggota adalah tata cara memilih anggota pimpinan Dewan Sughli.
2) Pemilihan anggota pada dasarnya dilakukan oleh Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun di wilayah kerjanya.
3) Pemilihan calon anggota ditakukan peserta Musyawarah Pandu HW Penghela
Pe nghela dan Pandu HW Penuntun
Puteri Putera melalui formatur.
4) Kesempatan, pembagian tugas, fungsi dan kedudukan setiap anggota ditentukan oleh peserta
Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera melalui formatur.
b. Pengangkatan Anggota
1) Pengangkatan anggota adalah suatu pelimpahan wewenang yang diberikan kepada anggota Dewan
Sughli untuk melaksanakan tugas pokoknya.
2) Pengangkatan anggota dilakukan dengan surat Keputusan Kwartir
3) Tata cara pengangkatan anggota diatur oleh Kwartir.
18. Mutasi Anggota
a. Mutasi anggota adalah perpindahan fungsi dan kedudukan anggota dalam pelaksanaan tugasnya di Dewan
Sughli.
b. Mutasi anggota dapat dilakukan pada seluruh jenis, fungsi dan kedudukan anggota
c. Tata cara mutasi disusun oleh Dewan Sughli dengan persetujuan Kwartir.
d. Pelaksanaan mutasi dilakukan dengan Surat Keputusan Kwartir.
20
www.hizbulwathan.com
BAB VII
PIMPINAN
22. Pimpinan
a. Susunan Pimpinan Dewan Sughli adalah sebagai berikut:
1) Seorang ketua merangkap anggota
2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3) Dua orang Sekretaris merangkap anggota
4) Seorang Bendahara merangkap anggota
5) Beberapa orang anggota
dengan catatan:
Apabila Ketua dijabat oleh Pandu HW Penghela/ Pandu HW Penuntun Putera, maka Wakil Ketua dijabat
oleh Pandu HW Penghela/Pandu Penuntun Puteri, dan sebaliknya.
b. Jumlah anggota Dewan Sughli disesuaikann dengan kebutuhan dan secara keseluruhan berjumlah ganjil
(gasal).
c. Pimpinan Dewan Sughli terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I, Sekretaris II, Bendahara, dan
beberapa orang anggota.
anggota.
23. Pimpinan Harian
a. Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan kesekretariatan Dewan Sughli dapat membentuk Pimpinan
Harian yang terdiri dari beberap anggota Dewan Sughli.
b. Keanggotaan Pimpinan Harian ditentukan dalam Rapat Pleno Dewan Sughli dan disesuaikan dengan
program kegiatan serta kesempatan
kesempatan yang dimiliki anggota Dewan Sughli.
c. Jumlah dan susunan Pimpinan Harian diatur berdasarkan kebutuhan.
24. Pembidangan
a. Pembidangan adalah pembagian tugas yang dilakukan sebagai upaya memperlancar pelaksanaan tugas
pokok Dewan Sughli.
b. Pembidangan diatur sebagal berikut:
1) Bidang Kehidupan Islami
2) Bidang Teknik Kepanduan
3) Bidang Kegiatan
4) Bidang Pembinaan dan Kepemimpinan
5) Bidang Pengembangan, Penelitian dan Evaluasi
21
www.hizbulwathan.com
BAB VIII
PEMBAGIAN TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME BIDANG
25. Pembagian Tugas
a. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan anggota dalam kepengurusan
Dewan Sughli.
b. Pembagian tugas diatur sebagai berikut:
1) Ketua
a) Memimpin dan mengelola Dewan Sughli
b) Bersama dengan seluruh anggota Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
bertanggungjawab atas pelaksanaan
pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli.
c) Mewakili Dewan Sughli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartirnya.
2) Wakil Ketua
a) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya
b) Mewakili Ketua apabila berhalangan
c) Mewakili Dewan Sughli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartirnya
3) Sekretaris I
a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat
konsepsional.
b) Mewakili Dewan Sughli apabila Ketua, Wakil Ketua berhalangan.
4) Sekretaris II
a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan kesekretariatan
b) Mewakili Dewan Sughli apabila Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I berhalangan.
5) Bendahara
a) Mengelola Keuangan dan harta benda Dewan Sughli
b) Mewakili Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I apabila yang bersangkutan berhalangan
berhalangan..
6) Ketua Bidang
Membantu Ketua dan Wakil Ketua Dewan Sughli dalam memimpin anggota bidangnya untuk
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
tanggungjawab sesuai dengan bidang masing-masing.
7) Anggota Bidang
a) Melaksanakan tugas bidang
b) Bersama-sama dengan Ketua Bidang merumuskan kebijaksanaan bidang.
26. Dalam rangka pembinaan Bina Karya Mandiri, anggota Dewan Sughli menjadi anggota Pimpinan Bina Karya
Mandiri Hizbul Wathan di Kwartirnya.
27. Fungsi Bidang
Fungsi Bidang diatur sebagal berikut:
a. Bidang Kehidupan Islami:
1) Penguatan Ideologi
2) Pengamalan Kehidupan Islami
b. Bidang Teknik Kepanduan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kebijaksanaan pembinaan Kepemimpinan dan
pengembangan Pandu HW Penghela
Penghela dan Pandu HW Penuntun secara konsepsional
2) Memberikan pertimbangan dalam pengembangan pelaksanaan suatu peraturan
c. Bidang Kegiatan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan kegiatan opersional
dalam upaya meningkatkan mutu kegiatan operasional Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan operasional
d. Bidang Pembinaan dan Pengembangan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan kegiatan berbentuk
pembinaan dan pengembangan
pengembangan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pendidikan dan latihan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
e. Bidang Penelitian dan Evaluasi
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan peneitian dan evaluasi dalam rangka
mendukung pembinaan dan pengembangan
pengembangan kualitas Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan penelitian dan evaluasi.
28. Mekanisme Bidang
a. Mekanisme bidang merupakan pola interaksi antar bidang
b idang dalam melaksanakan fungsinya.
b. Mekanisme bidang diatur lebih lanjut oleh Dewan Sughli yang bersangkutan.
BAB IX
MUSYAWARAH PANDU HW PENGHELA DAN PANDU HW PENUNTUN PUTERI PUTERA
29. Pengertian
a. Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera yang disebut Musyawarah
Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera sebagai wahana
22
www.hizbulwathan.com
permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di ti tingkat
ngkat
Kwartirnya.
b. Hasil musyawarah Dewan Sughli merupakan bahan pelengkap Rencana Kerja Kwartir yang akan diajukan
dalam Musyawarah Kwartir.
c. Musyawarah Dewan Sughli pada hakekatnya merupakan wahana pembinaan guna memberi kesempatan
kepada Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli.
30. Jenis Musyawarah Dewan Sughli
a. Musyawarah Dewan
Musyawarah Dewan Sughli
Sughli Biasa
Biasa adalah musyawarah yang diselenggarakan dalam keadaan terpenuhinya
korum dan tepat waktu.
b. Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa adalah musyawarah yang
diselenggarakan dalam keadaan tidak terpenuhinya korum dan tidak tepat waktunya.
c. Musyawarah Dewan Sughli Istimewa Musyawarah Dewan Sughli Istimewa adalah musyawarah yang
diselenggarakan karena ada hal-hal khusus dan istimewa.
d. 1) Tepat Waktu
Tepat Waktu adalah apabila musyawarah diselenggarakan sesuai dengan waktunya, yaitu pada
pad a saat masa
bakti Dewan Sughli akan berakhir.
berakhir.
2) Korum
a) Korum adalah jumlah peserta yang sebenamya hadir dalam musyawarah sehingga memiliki
keabsahan.
b) Korum terpenuhi apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah yang harus hadir.
c) Lebih dari setengah jumlah yang harus hadir dihitung dengan cara:
(1) Membagi dua jumlah yang harus hadir ditambah satu
(2) berikutnya.
Apabila hasil perhitungan tersebut berupa bilangan pecahan maka diambil bilangan bulat
3) Hal khusus dan Istimewa
a) Hal khusus yang dimaksud adalah musyawarah di antara waktu pelaksanaan 2 (dua) musyawarah
yang berurutan.
b) Hal istimewa yang dimaksud adalah musyawarah dilaksanakan karena adanya hal-hal yang di luar
ketentuan yang berlaku yang tidak memungkinkan diselenggarakannya Musyawarah Dewan Sughli
Biasa maupun Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa.
4) Musyawarah Dewan Sughli Istimewa dilaksanakan atas usul sedikitnya dua pertiga jumlah Utusan yang
seharusnya hadir.
31. Pelaksanaan Musyawarah Dewan Sughli berdasarkan Keputusan Kwartir
32. Tingkat dan Waktu Pelaksanaan
a. Di tingkat Pusat diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Pusat selanjutnya disebut
Musyawarah Dewan Sughli Pusat yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
b. Di tingkat Wilayah diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Wilayah selanjutnya disebut
Musyawarah Dewan Sughli Wilayah yang diselengarakan setiap 4 (empat) tahun sekali.
c. Di tingkat Daerah
Musyawarah Dewan diselenggarakan Musyawarahsetiap
Sughli Daerah disetenggarkan Dewan Sughli
3 (tiga) Tingkat
tahun sekali. Daerah selanjutnya disebut
d. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Cabang selanjutnya disebut
Musyawarah Dewan Sughli Cabang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
e. Musyawarah Dewan Sughli dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum dilangsungkan
Musyawarah Kwartir.
33. Penyelanggara
a. Penyelenggara adalah badan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk menyelenggarakan Musyawarah
Dewan Sughli.
b. Penyelenggara adalah Dewan Sughli yang bersangkutan
c. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan persetujuan Kwartir.
Kwartir.
34. Peserta
a. Peserta adalah Utusan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk mengikuti Musyawarah Dewan Sughli
b. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Pusat adalah:
1) Anggota Dewan Sughli Pusat
2) Utusan Dewan Sughli Wilayah
c. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Wilayah adalah:
1) Anggota Dewan Sughli Wilayah
2) Utusan Dewan Sughli Daerah
d. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Daerah adalah:
1) Anggota Dewan Sughli Daerah
2) Utusan Dewan Sughli Cabang
e. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Cabang
1) Angota Dewan Sughli Cabang
23
www.hizbulwathan.com
24
www.hizbulwathan.com
BAB X
FORMATUR
41. Pengertian
a. Formatur adatah peserta yang diberi kewajiban dan hak untuk memilih calon Anggota Dewan Sughli.
b. Formatur dipilih dalam Musyawarah Dewan Sughli.
42. Tugas dan Masa Tugas
a. Formatur bertugas untuk:
1) Memilih calon anggota Dewan Sughli
2) Menyusun penempatan calon anggota tersebut dalam pembagian tugas dan fungsinya di Dewan
Sughli.
b. Formatur bermasa tugas selama satu bulan sejak Musyawarah Dewan Sughli berakhir.
c. Formatur bertanggungajwab kepada
kepada Musyawarah Dewan Sughli
S ughli melalui Kwartir.
43. Keanggotaan Formatur
a. Anggota Formatur terdiri atas:
1) Unsur anggota Dewan Sughli Penyelenggara
2) Unsur Peserta Musyawarah Dewan Sughli
b. Jumlah anggota formatur secara keseluruhan gasal dan tidak lebih dan 9 orang
c. Hal-hal yang berkenaan dengan tata cara pemilihan diatur dalam Musyawarah Dewan Sughli
d. Formatur dapat menyusun hal-hal yang berkenaan dengan cara pelaksanaan tugasnya dengan persetujuan
Kwartir.
44. Pendamping Formatur
a. Penasehat Formatur adalah Ahli Kwartir (yang dapat diandalkan) Kwartir yang diminta oleh Musyawarah
Dewan Sughli dengan mendapat mandat dan Kwartir.
b. Tugas Penasehat Formatur adalah membenkan saran, usul, dan pendapat kepada formatur.
c. Penasehat Formatur tidak memiliki hak suara.
d. Penasehat Fromatur bertanggungjawab kepada Kwartir
45. Sidang Paripurna
a. Pengertian
Sidang Paripurna adalah pertemuan yang dilaksanakan untuk membahas kebijaksanaan yang akan
dilakukan oleh Dewan Sughli dalam satu tahun kerja.
b. Sidang Paripurna dilaksanakan di seluruh jajaran Dewan Sughli.
c. Peserta Sidang Paripuma
1) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas:
a) Anggota DewanSughli Penyelenggara
b) Utusan Dewan Sughli yang berada di wilayah kerja Penyelenggara yang mendapat mandat dari
Kwartirnya.
c) Khusus untuk Sidang Paripurna Cabang:
(1) Peserta
(a) Anggota Dewan Sughli Cabang
(b) Utusan Dewan Kerabat, dan atau
25
www.hizbulwathan.com
BAB XI
PENUTUP
47. Lain – lain
Hal – hal
hal lain yang belum diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir Pusat
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan setelah mendengar saran Dewan Sughli Pusat.
26