BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Kepanduan HW memberi kesempatan kepada para Pandu HW Penghela
dan Penuntun untuk membina dirinya menjadi kader pemimpin, baik untuk
lingkungan Gerakan Kepanduan HW maupun lingkungan Persyarikatan
Muhammadiyah dan masyarakat pada umumnya
b. Salah satu usaha untuk melaksanakan gagasan tersebut dibentuklah Dewan Sugli
Pandu HW Penghela dan Penuntun di setiap kwartir
c. Untuk pengaturan dan pelaksanaan tugas Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan
Penuntun disusun suatu petunjuk penyelenggaraan
d. Petunjuk penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman
pengelolaan Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Penuntun
2. Dasar
Pedoman penyelenggaraan ini didasarkan pada :
a. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 92/SK-PPNI-B/l.b/1999, tentang
kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah.
b. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/KEP/I.oB/2003
penyempumaan Keputusan PP Muhammadiyah.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
5. Maksud
Dewan Sugli dibentuk dengan maksud memberikan kesempatan kepada Pandu HW
Penghela dan Pandu Penuntun untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan
dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan, dan pengamalan pada Persyarikatan Muhammadiyah,
masyarakat, bangsa dan Negara.
6. Tujuan
Dewan Sugli dibentuk dengan tujuan sebagai wadah untuk pembinaan dan
pengembangan kepemimpinan dan kemampuan Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun dalam mengelola Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sehingga menjadi
kader pemiunpin dan kader pembaharu/ pembangunan untuk masa mendatang.
BAB III
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
7. Tugas Pokok
Tugas pokok Dewan Sugli adalah :
a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun Puteri Putera untuk mengelola Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun, sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh kwartirnya.
b. Menyusun, melaksanakan dan mengelola kegiatan Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun sesuai dengan kebijakan yang diganskan oleh Kwartirnya.
c. Membina Dewan Sugli yang berada di dalam wilayah kerjanya secara koordinatif
dan konsultatif.
d. Memberi saran kepada Kwartir mengenai pembinaan kepemimpinan Pandu HW
Penghela dan Pandu HW Penuntun.
e. Membantu Kwartir dalam melaksanakan tugas-tugas Kwartir.
f. Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Puteri Putera di tingkat Kwartirnya.
8. Fungsi
Dalam melakanakan tugas pokok tersebut di atas Dewan Sugli berftmgsi sebagai:
a. Pelaksana kebijakan Kwartir tentang Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
b. Perencana dan penyelenggaraan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu
HW Penuntun sesuai dengan keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun Puten Putera.
c. Pemberi sumbangan pemikiran dan laporan kepada Kwartir tentang perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian dan pengembangan kegiatan pada
umumnya.
d. Penghubung antara Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah
kerjanya dengan Kwartir yang bersangkutan.
e. Penggerak Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya dalam
melaksanakan kegiatan Kwartir.
9. Tanggungjawab
a. Dewan Sugli sebagai badan yang bersifat kolegial bertanggungjawab atas segala
kebijakannya kepada Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Puten Putera sesuai dengan tingkat dan wilayah kerjanya.
b. Dewan Sugli sebagai Badan Kelengkapan Kwartir bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas pokoknya kepada Kwartirnya.
BAB IV
PENGORGANISASIAN
10. Struktur Organisasi
a. Di tingkat Pusat dibentuk Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Pusat yang disebut Dewan Sugli Pusat disingkat DSP.
b. Di tingkat Wilayah dibentuk Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun Wilayah yang disebut Dewan Sugli Wilayah disingkat DSW.
c. Di tingkat Daerah dibentuk Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun Daerah yang disebut Dewan Sugli Daerah disingkat DSD.
d. Di tingkat Cabang dibentuk Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun Cabang yang disebut Dewan Sugli disingkat DSC.
11. Wewenang
a. Wewenang adalah kewajiban dan hak yang dimiliki oleh Dewan Sugli dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
b. Wewenang yang dimiliki tersebut adalah
1) Membuat penjabaran keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu
HW Penuntun, dan melaksanakannya.
2) Mengatur penyusunan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan Pandu HW
Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai dengan kebijaksanaan yang
digariskan oleh Kwartirnya.
3) Memberi saran kepada Kwartir dalam mengelola Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya.
4) Membantu Kwartir dalam penehtian dan pengembangan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
5) Melakukan pembinaan kepemimpinan terhadap Dewan Sugli di wilayah
kerjanya secara koordinatif dan kumulatif dengan memberi bimbingan teknis.
6) Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Puteri Putera.
7) Menyelesaikan tugas pokok selama masa baktinya.
BAB V
WILAYAH KERJA, MASA BAKTI, DAN HUBUNGAN KERJA
12. Wilayah kerja
a. Wilayah kerja adalah wilayah berlakunya kewenangan Dewan Sugli.
b. Wilayah kerja Dewan Sugli sama dengan wilayah kerja Kwartir.
BAB VI
KEANGGOTAAN
15. Anggota Dewan Sugli
Anggota Dewan Sugli adalah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri
Putera yang mempunyai kewajiban dan hak untuk melaksanakan tugas pokok.
16. Persyaratan
a. Umum
1) Persyaratan Umum merupakan ketentuan pokok yang harus dipenuhi untuk
dapat menjadi anggota Dewan Sugli
2) Persyaratan Umum terdiri dari:
a) Belum menikah
b) Sedikitnya telah menjadi Pandu HW Penghela tingkat Taruna Melati Satu
c) Pada saat memulai masa bakti berusia 17 tahun sampai 23 tahun
3) Usia 17 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota genap 17 tahun
4) Usia 23 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota belum genap 23
tahun
b. Khusus
Persyaratan khusus merupakan persyaratan tambahan berdasarkan kebutuhan
yang ditentukan dalam Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Puten Putera selarna tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain dalam Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan.
17. Pemilih dan Pengangkatan Anggota
a. Pemilihan Anggota
1) Pemilihan anggota adalah tata care memilih anggota pimpinan Dewan Sugli.
2) Pemilihan anggota pada dasarnya dilakukan oleh Musyawarah Pandu HW
Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya.
3) Pemilihan talon anggota ditakukan peserta Musyawarah Pandu HW Penghela
dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera melalui formatur.
4) Kesempatan, pembagian tugas, fungsi dan kedudukan setiap anggota
ditentukan oleh peserta Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW
Penuntun Puteri Putera melalui formatur.
b. Pengangkatan Anggota
1) Pengangkatan anggota adalah suatu pelimpahan wewenang yang diberikan
kepada anggota Dewan Sugli untuk melaksanakan tugas pokoknya.
2) Pengangkatan anggota dilakukan dengan surat Keputusan Kwartir
3) Tata cara pengangkatan anggota diatur oleh Kwartir.
BAB VII
PIMPINAN
22. Pimpinan
a. Susunan Pimpinan Dewan Sugli adalah sebagai berikut:
1) Seorang ketua merangkap anggota
2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3) Dua orang Sekretaris merangkap anggota
4) Seorang Bendahara merangkap anggota
5) Beberapa orang anggota
Dengan catatan :
Apabila Ketua dijabat oleh Pandu HW Penghela/ Pandu HW Penuntun Putera, maka
Wakil Ketua dijabat oleh Pandu HW Penghela/Pandu Penuntun Puteri, dan
sebaliknya.
b. Jumlah anggota Dewan Sugli disesuaikann dengan kebutuhan dan secara
keseluruhan berjumlah ganjil (gasal).
c. Pimpinan Dewan Sugli terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I, Sekretaris II,
Bendahara, dan beberapa orang anggota.
24. Pembidangan
a. Pembidangan adalah pembagian tugas yang dilakukan sebagai upaya
memperlancar pelaksanaan tugas pokok Dewan Sugli.
b. Pembidangan diatur sebagal berikut:
1) Bidang Kehidupan Islami
2) Bidang Teknik Kepanduan
3) Bidang Kegiatan
4) Bidang Pembinaan dan Kepemimpinan
5) Bidang Pengembangan, Penelitian dan Evaluasi
BAB VIII
PEMBAGIAN TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME BIDANG
25. Pembagian Tugas
a. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan
anggota dalam kepengurusan Dewan Sugli.
b. Pembagian tugas diatur sebagai berikut:
1) Ketua
a) Memimpin dan mengelola Dewan Sugli
b) Bersama dengan seluruh anggota Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokok
Dewan Sugli.
c) Mewakili Dewan Sugli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartimya.
2) Wakil Ketua
a) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya
b) Mewakili Ketua apabila berhalangan
c) Mewakili Dewan Sugli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartimya
3) Sekretaris I
a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan
hal-hal yang bersifat konsepsional.
b) Mewakili Dewan Sugli apabila Ketua, Wakil Ketua berhalangan.
4) Sekretaris II
a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan
kesekretariatan
b) Mewakili Dewan Sugli apabila Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I
berhalangan.
5) Bendahara
a) Mengelola Keuangan dan harta benda Dewan Sugli
b) Mewakili Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I apabila yang bersangkutan
berhalangan.
6) Ketua Bidang
Membantu Ketua dan Wakil Ketua Dewan Sugli dalam memimpin anggota
bidangnya untuk pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan
bidang masing-masing.
7) Anggota Bidang
a) Melaksanakan tugas bidang
b) Bersama-sama dengan Ketua Bidang merumuskan kebijaksanaan bidang.
26. Dalam rangka pembinaan Bina Karya Mandiri, anggota Dewan Sugli menjadi anggota
Pimpinan Bina Karya Mandiri Hizbul Wathan di Kwartirnya.
27. Fungsi Bidang
Fungsi Bidang diatur sebagal berikut:
a. Bidang Kehidupan Islami:
1) Penguatan Ideologi
2) Pengamalan Kehidupan Islami
b. Bidang Teknik Kepanduan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kebijaksanaan
pembinaan Kepemimpinan dan pengembangan Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun secara konsepsional
2) Memberikan pertimbangan dalam pengembangan pelaksanaan suatu
peraturan
c. Bidang Kegiatan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang
merupakan kegiatan opersional dalam upaya meningkatkan mutu kegiatan
operasional Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan operasional
d. Bidang Pembinaan dan Pengembangan
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang
merupakan kegiatan berbentuk pembinaan dan pengembangan
kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pendidikan dan latihan Pandu HW Penghela dan
Pandu HW Penuntun.
e. Bidang Penelitian dan Evaluasi
1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan peneitian dan
evaluasi dalam rangka mendukung pembinaan dan pengembangan kualitas
Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun.
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan penelitian dan evaluasi.
BAB IX
MUSYAWARAH PANDU HW PENGHELA
DAN PANDU HW PENUNTUN PUTERI PUTERA
31. Pengertian
a. Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera yang
disebut Musyawarah Dewan Sugli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun
Puten Putera sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pandu
HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di tingkat Kwartirnya.
b. Hasil musyawarah Dewan Sugli merupakan bahan pelengkap Rencana Kerja
Kwartir yang akan diajukan dalam Musyawarah Kwartir.
c. Musyawarah Dewan Sugli pada hakekatnya merupakan wahana pembinaan guna
memberi kesempatan kepada Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun untuk
membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
Dewan Sugli.
35. Penyelanggara
a. Penyelenggara adalah badan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk
menyelenggarakan Musyawarah Dewan Sugli.
b. Penyelenggara adalah Dewan Sugli yang bersangkutan
c. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan
persetujuan Kwartir.
36. Peserta
a. Peserta adalah Utusan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk mengikuti
Musyawarah Dewan Sugli
b. Peserta Musyawarah Dewan Sugli Pusat adalah:
1) Anggota Dewan Sugli Pusat
2) Utusan Dewan Sugli Wilayah
c. Peserta Musyawarah Dewan Sugli Wilayah adalah:
1) Anggota Dewan Sugli Wilayah
2) Utusan Dewan Sugli Daerah
d. Peserta Musyawarah Dewan Sugli Daerah adalah:
1) Anggota Dewan Sugli Daerah
2) Utusan Dewan Sugli Cabang
e. Peserta Musyawarah Dewan Sugli Cabang
1) Angota Dewan Sugli Cabang
2) Utusan Dewan Kerabat dan Dewan Kafilah
BAB X
FORMATUR
43. Pengertian
a. Formatur adatah peserta yang diberi kewajiban dan hak untuk memilih calon
Anggota Dewan Sugli.
b. Formatur dipilih dalam Musyawarah Dewan Sugli.
48. Rapat-rapat
a. Pengertian Rapat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Sugli
untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok
Dewan Sugli.
b. Jenis Rapat
1) Rapat Pleno
a) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Sugli
untuk merumuskan kebikaksanaan yang akan diambil oleh Dewan Sugli.
b) Rapat Pleno merupakan forum tertinggi di dalam Dewan Sugli untuk
mengambil keputusan.
2) Rapat Pimpinan
Rapat Pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh pimpinan Dewan Sugli, untuk
mengejawantahkan kebijaksanaan umum yang digariskan dalam rapat pleno.
3) Rapat Bidang
Rapat Bidang adalah rapat yang diselenggararakan oleh anggota bidang
untuk menjabarkan kebijaksanaan umum sesuai dengan bidangnya.
4) Rapat Pimpinan Harian
Rapat Pimpinan Harian adalah rapat yang diselenggarakan oleh Pimpinan
Harian untuk membahas pelaksanaantugasnya.
5) Rapat Konsultasi
Rapat konsultasi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Sugli dalam
melaksanakan tugas pokoknya yang berhubungan dengan Kwartir.
6) Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi adalah rapat yang diselenggarakan Dewan Sugli untuk
membahas suatu permasalahan yang melibatkan pihak lain.
c. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan rapat dapat diatur oleh Dewan
Sugli.