Proposal Poskesdes
Proposal Poskesdes
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan proposal yang berjudul “Proposal Pengembangan Poskesdes Desa
Siaga”.
Proposal ini disusun sebagai salah satu komponen penugasan dalam mata
kuliah .
Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, seperti itu pula
proposal ini. Maka, penyusun membuka tangan selebar-lebarnya kepada pihak
yang ingin memberi kritik dan saran demi kebaikan proposal ini. Semoga berguna
bagi kemajuan penyusun dan pembaca.
1
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN
2
B. Waktu Kunjungan .................................................................................20
C. Narasumber ...........................................................................................20
D. Hasil Kunjungan ...................................................................................20
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................24
B. Saran .....................................................................................................24
LAMPIRAN ...............................................................................................26s
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan.Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status
kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu
melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup.Angka
kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup
(2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997)
menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup
meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan
hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun
(2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah menurun
dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).
4
Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu
fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan
kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit.
Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua
kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh
masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir
semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan
perorangan belum dapat berjalan dengan optimal. Maka dari itu dibentuklah
poskesdes yaitu fasilitas kesehatan yang mendekatkan masyarakat dengan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep dasar dari Poskesdes ?
2. Apa saja tujuan Poskesdes ?
3. Bagaimana ruang lingkup kegiatan Poskesdes ?
4. Apa saja fungsi Poskesdes ?
5. Apa prioritas pengembangan Poskesdes ?
6. Apa manfaat dari Poskesdes ?
7. Organisasi apa saja yang ada dalam Poskesdes ?
8. Bagaimana langkah pengembangan Poskesdes ?
9. Bagaimana penyelenggaraan Poskesdes ?
10. Bagaimana pembinaan dan peningkatan Poskesdes ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep dasar dari Poskesdes
5
2. Untuk mengetahui tujuan dari Poskesdes
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kegiatan Poskesdes
4. Untuk mengetahui fungsi Poskesdes
5. Untuk mengetahui prioritas pengembangan Poskesdes
6. Untuk mengetahui manfaat Poskesdes
7. Untuk mengetahui organisasi Poskesdes
8. Untuk mengetahui langkah pengembangan Poskesdes
9. Untuk mengetahui penyelenggaraan Poskesdes
10. Untuk mengetahui pembinaan dan peningkatan Poskesdes
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta fakto-faktor risikonya
(termasuk status gizi dan ibu hamil yang berisiko)
c. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di
bidang kesehatan
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga profesional kesehatan
e. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang
menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan
kader atau tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan Poskesdes utamanya adalah
pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, dan
masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan, dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan Poskesdes lainnya yang merupakan kegiatan pengembangan
yaitu promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, dan lain-lain. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes didukung dengan
pencatatan dan pelaporan. Poskesdes juga merupakan pusat pengembangan
atau revitalisasi berbagai UKBM, menumbuh-kembangkan partisipasi
masyarakat, kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder)
terkait. Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau
kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah dan mufakat yang
diseusaikan dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
D. Fungsi Poskesdes
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan
8
3. Sebagai wahana pelayanan terhadap dasar, guna lebih mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan jangkauan dan
cakupan pelayanan kesehatan.
4. Sebagai wahana pembentukan jejaring berbagai UKB, yang ada di desa.
E. Prioritas Pengembangan
Mengingat Poskesdes merupakan salah satu upaya memeratakan
pelayanan kesehatan yang sekaligus wahana partisipasi masyarakat, maka
prioritas pengembangannya adalah :
1. Desa/kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan (Puskesmas dan
Rumah Sakit). Adapun desa yang terdapat Puskesmas Pembantu masih
memungkinkan untuk dikembangkan Poskesdes
2. Desa di lokasi terisolir, terpencil, tertinggal, perbatasan atau kepulauan
F. Manfaat
1. Bagi Masyarakat Desa
a. Permasalahan kesehatan di Desa dapat dideteksi secara dini,
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan sesuai
kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Masyarakat Desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang
dapat dijangkau (secara geografis).
2. Bagi Kader
a. Kader mendapatkan informasi awal di bidang kesehatan
b. Kader mendapatkan kebanggan, bahwa dirinya lebih berkarya bagi
warga desanya.
3. Bagi Puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan
mengoptimalkan segala sumberdaya secara efektif dan efisien.
9
b. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
penbangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan bidang kesehatan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebif efisien
dan efektif.
G. Pengorganisasian
Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh masyarakat yang
dalam hal ini kader dengan dengan bimbingan tenaga kesehatan.
1. Tenaga Poskesdes
Agar Poskesdes dapat terselenggara maka perlu didukung dengan tenaga
sebagai berikut :
a. Tenaga masyarakat
1) Kader
2) Tenaga sukarela lainnya
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang menyelenggara pelayanan di Poskesdes
minimal seorang Bidan. Pemenuhan tenaga kesehtan Poskesdes
awalnya dapat dilakukan atas bantuan pemerintah, dan selanjutnya
diharapkan bisa dilakukan secara bertahap oleh masyarakat sendiri.
Diharapkan tenaga kesehatan yang akan membantu Poskesdes
berdomisili di desa/keluruhan setempat.
2. Kepengurusan
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat
masyarakat desa, serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur pengurus
10
minimal terdiri dari dari pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota. Susunan penguru Poskesdes bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan permasalahan
setempat.
11
fungsinya dan siapkan untuk melakukan pendekatan pada pemangku
kepentingan dan masyarakat.
2. Persiapan Eksternal
Tujuan langkah ini untuk mempersiapkan masyrakat, agar mereka
tahu, mau dan mampu mendukung pengembangan Poskesdes.
Pendekatan kepada para tokoh masyarakat diharapkan agar mereka
memahami dan mendukung dalam pembentukan opini publik untuk
menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Poskesdes. Jadi
dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansiil dan materiil,
seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat untuk pengembangan
Poskesdes. Langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penenru
kebijakan atau anjuran, serta restu, sehingga Poskesdes dapat berjalan
dengan lancar. Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah0wadah
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas (BPP), Badan Pemberdayaan
Desa, PLL, serta organisasi kemasyarakatan lainnya hendaknya menjadi
penggerak dalam pengembangan Poskesdes.
3. Survei Mawas Diri atau Telaah Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau community self survey (CSS)
bertujuan agar masyarakat dengan bimbingan petugas mampu melakukan
telaah mawas diri untuk desanya. Survei ini harus dilakukan oleh
masyarakat setempat dengan bimbingan provider kesehatan, dan
diharapkan agar mereka sadar akan permasalahan yang akan dihadapi di
desanya, serta dapat membangkitkan nilai dan tekad untuk mencari
solusinya berdasarkan potensi yang dimiliki. Untuk itu, sebelumnya perlu
dilakukan pemilihan dan pembengkalan keterampilan bagi warga
masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD. Luaran ini adalah
identifikasi permasalhan kesehatan serta daftar potensi di desa yang
didayagunakan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
4. Musyawarah Masyarakat Desa
12
Tujuan penyelenggaraan musyawarah ini adalah untuk mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan hasil SMD dikaitkan dengan
potensi yang dimiliki desa. Inisiatif penyelenggaraan musyawarah
sebaiknya berasal dari para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Poskesdes. Peserta musyawarah ini adalah wakil-wakil
tokoh masyarakat.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan,
utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh
masing-masing individu/lembaga yang diwakilinya, serta langkah-
langkah pemecahan untuk pembentukan Poskesdes.
5. Pembentukan Poskesdes
a. Pemilihan pengurus dan kader Poskesdes
Pemilihan pengurus dan kader Poskesdes dilakukan melalui
pertemuan khusus para pimpinan, pengelola dan tokoh masyarakat
serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara
musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
disepakati, dengan tata cara dan kriteria yang disepakati, dengan
fasilitas Puskesmas. Jumlah kader untuk setiap Poskesdes minimal 2
(dua) orang atau diseusaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan dan
kemampuan serta potensi desa setempat.
b. Orientasi/pelatihan kader Poskesdes
Sebelum melaksanakan tugasnya kepada pengelola dan kader
Poskesdes terpilih perlu diberikan orientasi atau pelatihan tentang
pengelolaan Poskesdes. Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang berlaku.
Materi orientasi/pelatihan antara lain mencakup kegiatan yang akan
dilaksanakan di Poskesdes meliputi :
1) Pengamatan epidemilogis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
13
kejadian luar biasa (KLB) dan faktor risikonya (termasuk status
gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
2) Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulakn KLB, serta faktor-faktor
risikonya (termasuk kurang gizi)
3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan
4) Pelayanan kesehatan sederhana sesuai dengan kompetensinya.
14
melakukan tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi bersama.
I. Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa
1. Kegiatan
Pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, dan kuratif sesuai
dengan kompetensi.
Kegiatan utama :
a. Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB) dan faktor risikonya serta kesehatan ibu
hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor-faktor risikonya.
c. Kesiapan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi.
15
g. Ruang konsultasi(gizi, sanitasi, dll)
h. Ruang obat
i. Kamar mandi dan toilet
16
4) Pemerintah
Berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana
dan prasarana poskesdes.
b. Pemanfaatan Dan Pengelolaan Dana
1) Pemanfaatan dana : untuk biaya operasional poskesdes, bantuan
biaya rujukan bagi yang membutuhkan , modal usaha.
2) Pengelolaan dana : dikelola oleh pengelola dan kader poskesdes,
setiap pengeluaran dan pemasukan harus selalu dicatat dan
dikelola secara bertanggungjawab.
c. Pola Tarif
Tarif pelayanan di poskesdes ditetapkan oleh desa dan diperkuat
dengan Surat Keputusan Kepala Desa. Dalam penetapannya
dilakukan musyawarah masyarakat desa dengan fasilitas puskesma,
prinsipnya besar tarif tidak membebani masyarakat dan dapat
digunakan untuk operasional poskesdes.
5. Pencatatan Dan Pelaporan
a. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader dan tenaga kesehatan segera setelah
kegiatan dilaksanakan.
b. Pelaporan
Kader poskesdes tidak wajib melaporkan kegiatan kepada
puskesmas. Namun kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan poskesdes tetap harus dilaporkan, dengan
mengacu format pelaporan puskesmas sesuai dengan kegiatan di
poskesdes.
J. Pembinaan Dan Peningkatan Pos Kesehatan Desa
1. Pembinaan
Pembinaan dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor. Pembinaan
teknis medis dilakukan oleh puskesmas, sedangkan yang non teknik
medis dilakukan oleh pemerintah desa dan lintas sektor tingkat
kecamatan. Pembinaan poskesdes meliputi peningkatan pengetahuan
17
petugas kesehatan, kader, maupun tenaga non kesehatan, pembinaan
administrasi termasuk pengelolaan keuangan. Pembinaan ini bermaksud
memelihara operasionalisasi dan berfungsinya poskesdes.
2. Peningkatan
a. Peningkatan Program Pelayanan
Meningkatkatnya jenis kegiatan pelayanan yang disediakan untuk
masyarakat. peningkatan dan penambahan jenis kegiatan pelayanan
ini ditetapkan melalui langkah-langkah Pkmd serta melibatkan
mayarakat dan unit terkait, dengan fasilitasi puskesmas. Penambahan
program atau kegiatan tetap memperhatikan fungsi dan kewenangan
poskesdes.
b. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
18
f. Tersedianya data (catatan jumlah bayi di imunisasi,
jumlah kematian).
2. Output
g. Cakupan imunisasi.
19
BAB III
GAMBARAN UMUM POSKESDES
20
dua kader, tetapi pada kenyataannya masyarakat dengan sukarela mau
menjadi kader sehingga dalam satu padukuhan terdapat lebih dari 2 kader.
Poskesdes ini terletak jadi satu dengan Balai Desa. Poskesdes ini hanya
satu ruangan dan di dalamnya terdapat meja, kursi, meja gynekologi, arsip
data, leaflet, kantong persalinan, kotak P3K, peta wilayah ibu hamil, dan
leaflet. Poskesdes ini memiliki ambulan desa yang terdapat di setiap
padukuhan. Setiap padukuhan wajib memiliki minimal dua ambulan desa.
Pada kenyataannya warga sangat antusias sehingga satu padukuhan terdapat
lebih dari satu ambulan desa. Warga yang bersedia mobilnya dijadikan
ambulan desa wajib mengisi blangko yang diberikan oleh kader. Mereka
sangat ikhlas mobilnya dipinjam dan tidak ingin diganti dengan uang bensin.
Poskedes ini tidak melayani pemeriksaan umum, semua pemeriksaan
dilakukan di Pustu yang lokasinya dekat dengan Poskesdes. Poskesdes
memiliki kelas ibu hamil yang dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan
jumantik 1 minggu sekali yang dilakukan oleh Kancil ( Kader Kecil).
Pemeriksaan jumantik ini dilakukan pada setiap rumah warga dan jika
ketahuan terdapat jentik-jentik nyamuk maka akan dikenakan denda
kemudian denda tersebut masuk ke dalam kas desa. Kader kecil pemeriksa
jentik-jentik nyamuk ini sengaja dibentuk dari anak Sekolah Dasar
dikarenakan anak-anak adalah sosok yang sangat teliti sehingga lebih jujur
dalam melakukan pemeriksaan.
Kunjungan rumah yang dilakukan pada ibu hamil dilakukan setiap satu
minggu sekali. Poskesdes ini juga sangat peduli dengan Lansia. Penanganan
pada lansia terlantar dilakukan setiap satu minggu sekali. Lansia terlantar ini
merupakan orang yang usianya sudah lanjut dan hidup sendiri tanpa ada
saudara yang peduli kepadanya. Posyandu lansia dilakukan setiap 3 bulan
sekali. Kegiatan yang dilakukan selama Posyandu yaitu senam lansia,
penyuluhan, pemriksaan BB, pemeriksaan umum oleh dokter. Kegiatan
Lansia Produktif yang dilakukan satu bulan sekali. Kegiatan ini berupa
pembuatan jamu, kerajinan tangan, kemudian diberi penyuluhan bagaimana
cara memasarkannya. Posyandu ini juga peduli dengan masyarakat difabel.
21
Penyuluhan dilakukan pada keluarga difabel agar tidak merasa minder dengan
anak orang lain yang sehat secara fisik dan psikologis.
Pelatihan kader juga selalu dilakukan dengan melakukan penyuluhan dan
pelatihan PMDA, cara menangani kecelakaan, cara melakukan penyuluhan
yang baik. Rapat pengurus dilakukan setiap satu bulan sekali. Poskesdes ini
juga melakukan tes IVA gratis dua kali dalam satu tahun. Peserta yang
antusias mengikuti sangat banyak dan diakhir acara peserta diberikan uang
transport dan bingkisan. Penyuluhan KB kepada ibu-ibu dilakukan setiap satu
bulan sekali oleh Dinas Kesehatan, Bidan, dan Kader. Penyuluhan KB kepada
bapak-bapak juga dilakukan setiap satu bulan sekali dan waktunya tidak
bersamaan dengan ibu-ibu. Penyuluhan KB bapak-bapak dilakukan oleh
Dinas Kesehatan, BKKBN, dan motivator KB pria. Bapak-bapak yang
bersedia melakukan KB akan diberikan uang sebesar Rp 1.000.000,00 bahkan
dahulu bagi bapak-bapak yang bersedia akan diberikan 1 ekor kambing.
Senam keluarga dilakukan setiap 1 minggu sekali. Baru saja senam keluarga
ini dihadiri oleh GKR Hemas. pada bulan akhir tahun 2017 poskesdes ini
berencana akan mengadakan deklarasi tentang rokok dan juga deklarasi
tentang pentingnya BAB di toilet yang bersih bukan yang kotor bahkan di
sungai.
22
BAB IV
ANALISIS PENGEMBANGAN POSKESDES
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan.
Pos Kesehatan Desa atau Poskesdes adalah upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa. Tujuan dari POSKESDES adalah Terwujudnya masyarakat sehat
yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya. Ruang
lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang menyeluruh
mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga
kesehatan lainnya. Kegiatan Poskesdes utamanya adalah pengamatan dan
kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, dan masalah
kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan, dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan
pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu agar Poskesdes tetap melanjutkan
program-program yang telah dilakukan selama ini dengan ikhlas dan
sukarela seperti yang sudah dilakukan selama ini. Kami juga memberikan
saran untuk Poskesdes agar membuka pelayanan setiap hari, bukan hanya
sekali dalam seminggu. Selain itu, Poskesdes dapat mencoba menjalin
hubungan kemitraan dengan instansi lain seperti PMI untuk kegiatan
donor darah.
24
DAFTAR PUSTAKA
25