Cerpen Yunisa Rahma H Xi Mipa 1
Cerpen Yunisa Rahma H Xi Mipa 1
Karla adalah gadis periang yang baru saja menginjak usia 14 tahun, sejak kecil
Karla selalu mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya namun
kebahagiaan itu tidak dapat bertahan lama karena orang tua Karla memutuskan untuk
berpisah dan meninggalkannya begitu saja. Akibat hal tersebut Karla diputuskan untuk
tinggal bersama pamannya, dengan usia Karla yang masih labil dia terpaksa harus
menjalani hidupnya tanpa bimbingan penuh dari kedua orang tuanya oleh karena itu
Karla tidak dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk.
Pada suatu saat Karla yang tidak paham dengan keadaan dunia tidak sengaja
berbuat suatu kesalahan dan terdengar oleh pamannya bahwa Karla memiliki anak
tanpa diketahui ayahnya. Paman Karla yang mendengar hanya dapat memukulinya,
Karla tidak memiliki siapa-siapa lagi dalam hidupnya.
Rumor mengenai Karla pun sudah menjadi rahasia umum bagi seluruh kalangan
teman-temannya dan Karla harus menjalani kesehariannya dengan segelintir sisa
cahaya yang ia miliki.
Namun semakin lama Karla tidak dapat menahan kesedihan yang dia alami dan
Karla akhirnya terjebak dalam lingkaran kegelapan yang terbuat tanpa dia sadari. Untuk
melarikan diri dari dunia yang kejam Karla hanya dapat bersembunyi didalam lemari
selama berjam-jam sambil meringkuk dan menangis dalam diam. Seiiring berjalannya
waktu Karla memutuskan untuk berhenti sekolah dan ia hanya dapat berdiam diri
dikamar sambil melamun karena bagi Karla melamun sebuah pelarian indah yang ia
ciptakan dengan sedikit harapan yang tersisa.
Terdapat secarik kertas berwarna biru tua yang ditemukan oleh paman Karla
yang berada di kolong kasurnya, ternyata itu adalah pesan terakhir Karla kepada dunia
adalah Mental Health Awareness sangat diperlukan bagi orang yang membutuhkan,
terimakasih untuk mereka yang sudah menyempatkan diri untuk sekedar bertanya
kabar atau menyemangati kalian sangat membantu karena setidaknya ada sebuah
harapan yang terkadang saya tidak pernah mengerti bahwa masih ada harapan yang
bisa dicoba, maaf dan terimakasih dunia.
Paman Karla yang membaca pesan tersebut hanya dapat menangis dalam
dingin dan gelapnya kamar Karla, ia lalu membereskan barang barang bekas Karla dan
menaruhnya dalam gudang. Paman Karla berjanji untuk selalu memberi perhatian
penuh kepada orang-orang yang merasakan kekurangan, setiap hari Minggu paman
Karla selalu rajin menjenguk pasien rumah sakit jiwa dan memberikan dukungan.