Anda di halaman 1dari 276

Pendahuluan

K
epemimpinan adalah sebuah kata yang sering dan banyak dibicarakan orang di
berbagai kalangan baik di kalangan bisnis, universitas, gereja, organisasi massa
dan juga dalam dunia Militer. Tetapi ada sesuatu yang lebih ketika kita
membicarakan tentang Lembah Tidar. Sebuah proses pembentukan kepemimpinan telah
lama dipraktekkan di Akademi ini, dan terbukti banyak para pemimpin yang berkecimpung
di berbagai bidang pernah di gembleng di tempat ini, sebut saja seorang mantan Presiden,
wakil Presiden, Menteri, Jenderal, Duta Besar bahkan pimpinan di berbagai organisasi dan
Perusahaan.
Kita akhirnya bersyukur karena ketika para pemimpin telah menempuh perjalanan
dan petualangan panjang yang membanggakan, mereka selalu ingin meninggalkan sebuah
warisan dengan berbagi pengalaman kepada generasi berikutnya. Lembah Tidar adalah
sebuah warisan berharga yang tidak pernah berhenti mencetak para pemimpin di negara ini,
dan kita akan sangat beruntung jika mendapatkan kesempatan untuk mengetahui
bagaimana lembah tidar mencetak para pemimpin itu sehingga dapat menjadi suatu
inspirasi bagi kita untuk mempersiapkan diri melangkah dan menapaki perjalanan panjang
dan berliku yang terbentang didepan. Ini adalah suatu pelajaran yang berharga kepada kita
untuk memperkaya kepemimpinan para generasi muda dalam menatap masa depan yang
penuh tantangan.

Saya juga melakukan wawancara dengan Puluhan Jenderal Alumni Lembah Tidar,
dan para perwira yang pernah berada di bawah komando mereka guna memperoleh
jawaban, apa kunci sukses mereka dalam menapaki karier kepemimpinan mereka. Akhirnya
saya mendapatkan bahwa Lembah Tidar telah berhasil membangun fondasi kepemimpinan
mereka untuk memiliki prinsip yang sangat penting bagi seorang pemimpin hebat yaitu!
Berani menjalani hidup (dare to live), berani menghadapi tantangan (dare to fail), berani
mengambil risiko (taking a risk), dan berani membuat keputusan (making a decision)

Kepemimpinan mereka tidak muncul begitu saja secara instan namun melalui sebuah
proses panjang dan berliku yang diawali dari pembentukan fondasi dasar karakter
1
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kepemimpinan yang di tanam dan dipancangkan serta dibentuk melalui pendidikan dasar di
Lembah Tidar. Lembah Tidar telah membangun sebuah sistem yang berbeda dari lembaga
lain, yang membuat lembaga ini menjadi sebuah warisan yang sangat bernilai bagi
kelangsungan hidup bangsa dalam mencetak para pemimpin hebat.

Peran Lembah Tidar dalam membentuk para pemimpin itu tidak dapat diabaikan
begitu saja, disanalah tempat kawah candra dimuka para Taruna Akademi militer
digembleng untuk menyiapkan bekal awal dalam menghadapi sebuah perjalanan yang baru
dan petualangan panjang yang penuh tantangan, disana pula perjalanan dinas mereka akan
diakhiri melalui suatu upacara yang sering disebut wisuda purnawira tetapi sekaligus juga
mengawali pengabdian di dunia sipil.

Kalau Anda baru pertama berkunjung ke tempat ini, Anda akan melihat sebuah
pemandangan unik yang mungkin saja akan menjadi sebuah moment yang sulit Anda
lupakan. Suara terompet atau biasa disebut Sangkakala di pagi-pagi buta pertanda aktifitas
Taruna segera dimulai, kegiatan seperti itu telah berlangsung puluhan tahun semenjak
lembaga itu berdiri. Anda akan melihat para Taruna mulai berlatih sejak pagi buta, ada yang
berlatih Drum band atau biasa disebut Chanka Lokananta, ada yang berlatih parade dan
defile, dan latihan ketrampilan lainnya, semua latihan terprogram dan terencana dengan
baik mereka lakukan dengan kesadaran tinggi dan menjadikan itu menjadi sebuah
kebiasaan. Sebelum pukul enam pagi para Taruna sudah berangkat ke ruang makan,
berbaris dengan rapi dan bernyanyi penuh semangat. Pukul 06.00, lonceng makan
dibunyikan tanda makan segera dimulai, pukul 06.30 mereka harus sudah berada di
lapangan apel membentuk formasi untuk persiapan Apel Pagi. Mereka menghormati tradisi
itu bukan karena perpegang pada sejarah, tetapi karena mereka percaya itu adalah suatu
bagian dari transformasi yang kuat dalam mengembangkan karakter dalam proses
pembentukan kepemimpinan. Kegiatan seperti ini mereka lakukan setiap pagi pada jam
yang sama dan tidak akan pernah terlambat, tanpa alarm dan tanpa menunggu suara ayam
berkokok,mereka akan bangun dengan sendirinya dengan waktu yang sama. Ini
membuktikan bahwa kebiasaan yang tertanam telah menjadi suatu tabiat yang melekat bagi
sanubari seluruh Taruna dan tabiat itu akan membawa mereka pada kekuatan karakter yang
kelak akan menentukan nasib atau takdirnya.
2
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di Lembah Tidar fondasi karakter kepemimpinan mereka dibentuk sebagai modal


dasar dalam mengarungi dunia yang selalu berubah. Mereka akan belajar memimpin diri
sendiri lalu memimpin orang lain. Kalau boleh saya membandingkan dengan sebuah
ungkapan yang pernah saya baca mengatakan “tidak ada ateis di lobang singa” demikian
juga kalau Saya menggambarkan tidak ada pemuda yang tidak berdisiplin di Lembah Tidar
sebab kalau tidak, tempatnya bukan disitu tetapi, mereka akan segera diantar pulang ke
rumah. Di Lembah Tidar Mereka tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang Pemimpin
Hebat, tapi mereka telah menapaki tangga awal untuk menuju kesana.

Buku ini akan mengulas lebih banyak tentang berbagai pelajaran kepemimpinan
yang dapat dipelajari dilembah tidar untuk dapat menjadi pelajaran dan warisan berharga
dalam memperkaya kepemimpinan kita saat ini.
3
Leadership Lesson From Lembah Tidar

SATU

Starting From Zero

A journey of a thousand miles begins with a single step

( Laozi 604 bc - c 531 bc)

S
elamat datang di Lembah Tidar, Anda adalah orang-orang yang terpilih diantara
puluhan ribu pelamar yang ingin menjadi seperti Anda saat ini. Ini adalah sebuah
tempat yang spesial dimana ratusan bahkan ribuan para pemimpin yang
berkarakter telah dilahirkan ditempat ini dan tanpa diragukan akan banyak lagi pemimpin
hebat yang akan lahir kelak dari sini. Itulah yang membuat tempat ini menjadi sebuah harta
warisan dari generasi ke generasi. Anda telah mengambil langkah yang tepat sebuah
langkah awal untuk sebuah perjalanan yang panjang namun, masih banyak langkah
didepanmu dimana sebagian langkah yang sulit itu telah berada dibelakang saya. Tapi
ingatlah keberadaan saya disini adalah untuk menolong Anda dalam perjalanan menapaki
anak tangga menuju cita-cita mu.

Kira-kira begitulah sambutan pertama dari Gubernur Akademi Militer di Lembah


Tidar Magelang, kepada para anak muda pemberani yang baru saja terpilih menjadi bagian
dari organisasi kaum berseragam untuk mengikuti pendidikan dasar keprajuritan.

Sambutan berikutnya adalah suara dentuman TNT(Trinitrotoluene) yang


memekakkan telinga dan granat asap yang menghalangi pandangan disela-sela upacara
masih berlangsung serta derap kaki para Taruna senior yang tiba tiba muncul dari tanggul
belakang bukit Tidar sambil membawa tali togel dan memegang sebuah tongkat rotan
sambal berteriak keras agar para recruitment baru itu tiarap dan berlari sebagai tanda
perkenalan dan sambutan selamat bergabung dalam organisasi Kaum berseragam.
4
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Setiap anak muda yang datang ke Lembah Tidar, pada awalnya tidak tahu apa-apa,
tidak pernah berpikir akan jadi apa, tidak tahu bagaimana memimpin,tidak tahu bagaimana
memotivasi, melatih bahkan tidak punya disiplin pribadi. Sepertinya mereka hanya ingin
membuktikan bahwa mereka mampu melampaui segala bentuk tes yang dihadapi dan
menunjukkan kepada teman-teman dan orang tua bahwa mereka adalah pemuda yang
terpilih. Mereka lupa bahwa teryata rangkaian kegiatan yang baru saja dilalui barulah
sebuah permulaan dari sebuah perjalanan yang panjang.

Bukan hanya itu, saat baru pertama sekali menginjakkan kaki di lembah tidar banyak
diantara mereka sepertinya perlu belajar banyak hal tentang sikap dan etika, ada juga yang
urakan, sembrono, tidak berpikir Panjang bahkan ketika sudah diterima mereka juga tidak
tahu baris berbaris tidak tahu cara menghormat bahkan tidak tahu bagaimana cara
memakai seragamnya. Mereka pikir setelah diterima di kawah candra dimuka dan memakai
seragam kebanggaan taruna, selesailah perjuangan. Mereka lupa bahwa proses itu justru
baru saja dimulai. Maklum saja berbagai macam alasan mengapa mereka berada disini, ada
yang ikut teman, sekedar coba-coba, gaya-gayaan, mengikuti kemauan orangtua bahkan
juga karena ingin mengurangi beban orang tua karena disekolah ini tidak dipungut biaya
namun apapun itu satu hal yang membuat mereka berada di lembah tidar adalah tekad
yang kuat.

Kita akan tertawa ketika melihat seorang anak muda yang biasanya selalu peduli
akan rambut kebanggannya harus dipotong pendek sampai plontos. Proses pemotongannya
tidak sampai dua menit semua rambut di kepala hilang dan yang terlihat hanya kulit kepala,
tidak seperti biasanya ketika mereka ke salon untuk potong rambut dan mengikuti gaya
trend saat itu, di lembah tidar mereka menemukan satu trend baru yaitu rambut plontos.
Mereka saling menertawakan seolah tidak menyadari bahwa potongan mereka nyaris tanpa
perbedaan. Sepintas Itu terlihat lucu namun disinilah mereka akan diperkenalkan kepada
sebuah kehidupan baru bahwa di lembah Tidar tidak mengenal akan adanya perbedaan.
Kemudian mereka akan diberi kesempatan untuk mencoba seragam barunya, namun
sepertinya bodi mereka belum bisa menyesuaikan kepada seragamnya sehingga belum
terlihat seperti tentara, bukan itu saja mereka juga belum memiliki sikap dan penampilan
sebagaimana layaknya seorang prajurit apalagi untuk jadi pemimpin.
5
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Setiap lembaga memiliki cara tersendiri untuk memberikan pelajaran pengenalan


kepada para anggota baru yang tergabung dalam organisasinya. Namun di lembah tidar ada
yang berbeda simak saja sebuah kejadian di Lembah Tidar berikut ini. “Malam ini adalah
malam istimewa bagi kalian karena kalian masih letih oleh kegiatan sejak pembukaan tadi
pagi, lakukan istirahat dengan baik untuk persiapan kegiatan esok” pengumuman itu datang
dari seorang pelatih tua sesaat setelah apel malam telah selesai dilaksanakan. Mendengar
pengumuman seperti itu bagi para taruna baru itu seolah mendapatkan suatu hadiah
berharga diikuti dengan perasaan yang sangat senang sebab itu artinya malam ini bisa tidur
dengan nyenyak.

Pada tengah malam menjelang pagi kira-kira pukul 02.30 para pelatih sudah
menyiapkan suatu pelajaran berharga bagi para recruitmen baru itu. Pintu barak digedor
dengan pentungan, suara teriakan pelatih terdengar sperti singa yang mengaum mau
menerkam mangsanya. Para prajurit yang masih hijau itu diperintahkan agar semua keluar
dengan cepat, bunyi sirene terus meraung memekakkan telinga, tapi ada saja anak muda
yang masih tidur, mungkin saja dulu saat di rumah dia anak manja yang harus dibangunkan
dengan suara lembut. Pelatih berteriak dengan keras “seluruh Prajurit Taruna cepat keluar
pakai perlengkapanmu sebab musuh menyerang markas”. Para prajurit baru itu berlarian
tanpa arah dan tujuan yang jelas dan tidak ada seorang pun dari mereka yang berpakaian
lengkap, ada yang membawa pakaian dan perlengkapan keluar tetapi mereka masih bingung
cara memakainya walaupun sudah dicoba sebelumnya. Sebagian justru berpikir ada gempa
atau tsunami dan berhamburan keluar. Ada yang tidak pakai kaos, ada yang tidak pakai
sepatu, dan banyak lagi kekonyolan yang terjadi saat itu seperti seorang anak manja yang
membawa bantal gulingnya keluar lengkap dengan pakaian piyamanya. Malam itu pelatih
ingin memperkenalkan bagaimana tugas seorang Tentara yang harus siap setiap saat dan
tidak hanya berpikir untuk diri sendiri.

Itulah pelajaran pertama tentang kepemimpinan yang Taruna dapatkan bagaimana


prajurit harus senantiasa terjaga, bagaimana mengatur waktu dan perlengkapan, bagaimana
menggunakannya sehingga kapanpun tugas memanggil mereka selalu siap. Pelajaran
Kepemimpinan yang pertama adalah bagaimana Anda memimpin diri sendiri sebelum
memimpin orang lain.
6
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Lembah Tidar membuat semuanya menjadi jelas. Lembaga ini telah membuka suatu
keran kepemimpinan yang diawali dari situasi yang sulit dipahami oleh para Taruna. Selama
duabelas minggu lebih pada pelatihan dasar keprajuritan akan membawa mereka kedalam
suatu kehidupan yang baru. Kehidupan penggemblengan ini di lembah Tidar sering disebut
dengan Kawah Candradimuka,hal yang sama berlaku di Akademi kaum berseragam di
seluruh dunia seperti di West Point dengan Beast Barracks namun dengan durasi waktu
yang lebih pendek yaitu tujuh minggu. Selama dalam pelatihan di Kawah Candradimuka ini
mereka akan dilatih dasar-dasar kehidupan militer dan Kepemimpinan militer yang
berhubungan dengan etika militer seperti : bagaimana berjalan,melihat,berbicara,bersikap
serta memiliki insting seperti layaknya seorang Militer, semua itu didasari oleh disiplin
sebagai fondasinya dan karakter menjadi sasarannya.

Mereka harus memahami tradisi militer(Army Culture),belajar tentang kemampuan


yang harus dimiliki oleh seorang prajurit, mulai dari baris berbaris, pengetahuan
senjata,menembak, tehnik tempur dasar, navigasi darat, dan yang tidak kalah penting
adalah memahami arti loyalitas serta menjalani kehidupan menurut kode kehormatan
taruna yang berlaku. Disinilah pembentukan infrastruktur karakter kepemimpinan berawal.

Bagi sebagian orang memulai dari nol barangkali merupakan suatu pelajaran yang
sulit dan menakutkan, bahkan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, penuh pertanyaan
dan membingungkan namun merupakan pelajaran terbaik yang tidak akan pernah dilupakan
oleh siapapun sampai mereka menutup mata dalam suatu tidur yang abadi. Itu akan
menjadi sebuah cerita pengantar tidur kelak bagi anak cucu mereka, sebuah kenangan yang
takkan pernah terlupakan dalam pembentukan awal karakter kepemimpinan.

Bagi sebagian anak muda muda itu mungkin ini salah alamat dan ternyata ini tidak
cocok bagi mereka sebab orangtua merekalah yang menginginkan mereka berada disini.
Namun bagi anak muda yang lain ini adalah tempat yang menyenangkan karena semua
serba gratis, mereka berpikir tidak menjadi masalah di gembleng dengan keras keras asal
makan gratis dan bergizi sebab susu dan kacang hijau tersaji setiap saat walaupun warnanya
bening.

Disela-sela istrahat dari kegiatan fisik yang sangat menguras tenaga, mereka duduk
dengan rangsel jadi bantalan untuk menopang punggungnya sebagaimana kebiasaan
7
Leadership Lesson From Lembah Tidar

prajurit saat kelelahan sambil menengadah keatas memandang langit yang biru (para
Taruna sering menyebutnya dengan istilah pam langit) karena mereka menghadap ke langit,
saat yang tepat untuk menghayal akan apa yang telah terjadi dan apa yang akan dihadapi
lagi kedepan. Mungkin mereka sama sama memandang ke langit yang sama, namun
bedanya ialah yang satu berpikir penuh ucapan syukur karena telah bisa masuk ke lembaga
tersohor ini dan kelak ingin menjadi seorang pemimpin yang hebat, sementara yang lain
berpikir mungkin akan segera keluar saja dan kuliah di universitas yang sesuai dengan
keinginannya bukan keinginan orangtua atau kerabatnya.

Pada dasarnya inti dari titik nol adalah menjadi seorang pengikut (follower) yang
tidak tahu apa-apamenjadi ingin tahu itulah dasar dari kepemimpinan. Pada tahun-tahun
pertama di Lembah Tidar,Taruna lebih banyak menghabiskan waktunya menjadi pengikut,
tidak ada pengembangan ikuti saja apa perintah para pelatih atau senior. Anda adalah orang
yang tidak tahu apa-apa Adakalanya dituntut menjadi pemimpin diri sendiri, sebab
kepemimpinan itu dimulai dari memimpin diri sendiri dan menjadi pengaruh yang baik bagi
orang lain. Belajar akan arti loyalitas, mengikuti seluruh aturan, disiplin, manajemen waktu
dan belajar menghadapi tekanan. Dalam tahap ini karakter kepemimpinan sebagai fondasi
dalam memimpin akan mulai dibentuk.

Kemudian melangkah kepada pembentukan fondasi atau infrastruktur yang kuat


yang menekankan pada kerjasama tim dan tidak mementingkan diri sendiri. Bukan hanya
loyalitas tetapi Jiwakorsa (esprit de corp) juga harus dibangun dengan fondasi yang kuat.
Tidak heran ketika masih Taruna Junior mereka sering bertanya dalam hati mengapa
kesalahan satu orang ditimpakan kepada semua unit, pleton bahkan kompi, kini terjawab
sudah bahwa pembentukan jiwakorsa dan kerjasama tim hanya didapatkan dari rasa
senasib dan sepenanggungan. Anda hanya akan terikat kuat jika memiliki nasib yang sama
dalam penderitaan.

Dalam dunia militer tidak ada kata Saya atau Aku tetapi yang ada adalah Kita. Satu
orang berbuat salah dalam pertempuran, maka semua akan menghadapi resiko yang sama.
Sebagai contoh ketika Anda akan melakukan suatu tugas operasi apakah itu infiltrasi,
pembebasan sandera ataukah ambush, saat operasi sedang berlangsung ternyata ada satu
orang anggota yang tidak disiplin menurut Anda apa yang akan terjadi? Seluruh tim akan
8
Leadership Lesson From Lembah Tidar

menanggung akibatnya, infiltrasi akan gagal ambush akan gagal, bahkan resiko korban akan
timbul sebab musuh telah lebih dahulu mengetahui posisi Unit Anda.

Lembah tidar memahami betul akan pentingnya kerjasama tim, karena itulah roh
dan kekuatan tentara, Lembaga ini bekerja dua puluh empat jam sehari selama empat tahun
untuk memperlengkapi, melatih, dan membentuk para Taruna untuk dipersiapkan menjadi
pemimpin pada masa mendatang. Mereka harus dirubah melalui sebuah proses panjang
sehingga diharapkan memiliki mental dan sikap yang layak untuk menjadi prajurit. Proses ini
dimulai dari pagi-pagi buta sampai tengah malam, bahkan diakhir minggu ataupun di masa
liburan. Ini dialami oleh para Taruna sejak mereka berusia 18 tahun. Usia yang sangat ideal
dan kritis untuk sebuah perubahan wawasan dan cara pandang serta idealisme.

Pada tahun-tahun pertama di resimen korps Taruna, adalah masa yang sangat sulit
untuk menyesuaikan, terutama dalam hal disiplin dan manajemen waktu, para Taruna itu
harus bisa mengatur waktu untuk semua kegiatan yang telah ditentukan, merekatidak boleh
apatis (tidak peduli) kalau tidak ingin mendapat masalah. Kebebasan itu secara otomatis
sebagian telah hilang, mulai dari waktu bangun tidur sampai waktu untuk beristirahat
malam semua akan diatur.

Semua perlengkapan yang kelak mereka gunakan esok hari,harus disiapkan pada
malam hari sebelum istirahat malam dengan waktu yang ada, tidak banyak waktu yang
tersedia sebab mereka juga harus belajar malam hari untuk pelajaran atau ujian esok hari .
Ketika terompet malam tanda waktu untuk istirahat malam sudah berbunyi tidak boleh lagi
ada aktifitas. Bayangkan jika Anda seorang Taruna apakah karena terompet malam sudah
berbunyi Anda akan pergi tidur sementara perlengkapan untuk esok belum siap? Tentu saja
tidak, sebab esok Anda akan mendapat masalah. Namun selalu ada hal yang terlewatkan
dan belum beres untuk kesiapan perlengkapan besok pagi. Mungkin saja sepatu belum
disemir, baju belum disetrika dan banyak hal yang kecil-kecil. Tentu Anda tidak mau bulan-
bulanan pada saat inspeksi perlengkapan dari para pelatih dan Taruna senior esok hari.
Tetapi disinilah seorang calon pemimpin dilatih untuk memilih dan menentukan prioritas
yang harus dikerjakan.

Ada kalanya para Taruna sembunyi-sembunyi dengan menggunakan penerangan


senter kecil seperti mata kucing untuk membereskan semua perlengkapan dengan mata
9
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tetap waspada mengantisipasi sewaktu-waktu pengasuh atau petugas jaga lewat mengecek
mereka yang belum istirahat malam. Hal ini juga jadi suatu pengalaman tersendiri ketika
bertugas di daerah operasi kelak, bagaimana mata tetap waspada saat kita melakukan satu
aktifitas.

Lembah Tidar mengerti betul tentang makna dari sebuah aturan,makna dari
kehormatan dan makna dari hidup dari kata kata Anda. Itu semua sangat fundamental yang
akan membawa stabilitas nantinya ketika para Taruna berada ditengah tengah kekalutan
dalam menghadapi segala tantangan untuk harus mengambil keputusan dan merupakan
perlindungan disaat badai datang, tentu saja ini sangat berguna bagi setiap Taruna yang
disiapkan menjadi pemimpin di kemudian hari.

Tidak ada perbedaan

Kalau Anda membaca buku-buku,literatur dan artikel dari lembaga Akademi kaum
berseragam seperti Westpoint, Annapolis, Sandhurst, L’Ecole Speciale Militaire de Saint-Cyr
di Prancis atau bahkan Lembah Tidar, ini akan memudahkan Anda untuk memahami akan
persamaan bagaimana menyiapkan para pemimpin diantara lembaga-lembaga hebat itu.

Bukan saja dari bentuk uniform kebesaran mereka, kode kehormatan dan doa
Taruna, tapi juga dari cara mereka membentuk anak muda yang awalnya belum tahu apa-
apa menjadi manusia-manusia berkarakter yang mengantarkan mereka menjadi pemimpin
hebat dimasa yang akan datang. Mereke juga menciptakan sebuah tradisi di resimen korps
Taruna yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi dan kemampuan
memimpin para Taruna. Persamaan lainnya adalah tidak dapat dipungkirilembaga-lembaga
ini telah terbukti mampu melahirkan para pemimpin-pemimpin besar.

Kalau Westpoint telah melahirkan Ulysses Grant dan Eisenhower yang kelak menjadi
Presiden Amerika Serikat, Annapolis melahirkan Jimmy Carter, L’Ecole Speciale Militaire de
Saint-Cyr melahirkan Napoleon Bonaparte, Lembah Tidar juga telah banyak melahirkan para
pemimpin di negeri ini seperti Susilo Bambang Yudhoyono yang kelak menjadi Presiden RI,
Try sutrisno yang kelak menjadi Wakil Presiden RI para pemimpin hebat dan berkarakter
lainnya yang telah tersebar di setiap lembaga. Tidak heranlah jika lembaga-lembaga ini
10
Leadership Lesson From Lembah Tidar

ibarat pabrik kepemimpinan bagi masing masing negara yang memproduksi para pemimpin
berkarakter.

Pada awalnya para pemuda yang datang ke lembah tidar barangkali tidak mengerti
apa yang akan mereka lakukan, bagaimana kegiatan yang akan mereka ikuti, dan akan jadi
apa mereka kelak. Mereka yang datang ke lembah Tidar tidak semua karena niat, ada juga
yang awalnya sekedar ikut teman, bahkan ada juga oleh karena keinginan orang tuanya.

Orientasi adalah salah satu tahapan awal yang harus di lalui oleh para prajurit hijau
itu, selama masa orientasi mereka diharuskan menanggalkan nama aslinya dan mengganti
dengan nama baru yang diberikan oleh para pelatih atau Taruna senior. Tidak ada nama
besar orang tua sebab semua nama telah diganti menjadi nama-nama yang baru. Awal
pembentukan kepemimpinan sudah dimulai diperkenalkan dalam tahap ini, dimana seorang
pemimpin kelak pantang untuk membeda-bedakan orang. Selama orientasi berlangsung
mereka harus menggunakan nama atau identitas yang baru. Tidak ada perbedaan suku
agama dan ras tidak ada anak petani, pedagang atau anak pejabat bahkan anak jenderal.
Itulah yang membedakan lembaga ini dari lembaga pendidikan manapun.

Di Lembah Tidar misalnya selama orientasi mereka dipanggil dengan sebutan


monyet, itu bukanlah mengartikan sebuah penghinaan tetapi sebagai gambaran bahwa
mereka tidak tahu apa-apa, mereka belum mengerti apa-apa, mereka sangat individualistis,
tidak peduli lingkungan dan tidak punya etika.

Sekali melangkahkan kaki di Akademi, maka sifat individu harus segera ditinggalkan
semua akan memiliki status yang sama yaitu seorang yang tidak tahu apa-apa. Setiap gerak
langkah sikap dan tindakan sejak saat itu dirubah menjadi militer(Army Culture) cara
berbicara, mengajukan pertanyaan, bersikap dan bertingkah laku. Dalam tahap awal ini ada
beberapa hal yang diharapkan mulai terbentuk yaitu: Hilangnya sifat Individualistis,
hilangnya semangat kesukuan atau kelompok, tidak ada lagi istilah saya tetapi yang ada
adalah kita, rasa senasib sepenanggungan, jiwakorsa dan loyalitas.

Selama orientasi berlangsung,tanpa disadari loyalitas dan jiwakorsa lambat laun


telah menjadi bagian dari sanubari mereka yang nantinya akan di gembleng terus untuk
empat tahun kedepan, ini akan terbawa kapanpun dan dimanapun ketika suatu hari kelak
11
Leadership Lesson From Lembah Tidar

meninggalkan Lembaga itu. Ini akan mendasari perjalanan panjang mereka kedepan dalam
menapaki tangga jenjang karier sebagai calon pemimpin.

Sebuah Proses Transformasi

Transisi dari kehidupan di lingkungan sipil menuju kehidupan di militer adalah


sebuah tantangan dan sebuah proses yang tidak mudah. Mereka harus segera
menyesuaikan sikap dan perilaku, belajar tentang etika militer serta standar tinggi yang
terdapat dalam kehidupan militer, bukan hanya itu mereka juga harus hidup dengan
standar tersebut setiap hari.

Mereka harus belajar bagaimana menggunakan seragam beserta atribut Militer


dengan benar dan tetap dalam keadaan bersih. Belajar dan berlatih serta mengikuti
kegiatan apel setiap pagi siang dan malam dan siap menghadapi pemeriksaan atau inspeksi
kapanpun waktunya. Seluruh perlengkapan yang digunakan setiap saat harus dalam
keadaan rapi dan bersih. Ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang baru bergabung di
organisasi berseragam terutama pada tahun-tahun pertama di Akademi, tentu ini
membutuhkan proses panjang dan bertahap, melelahkan dan menguras tenaga namun
tujuan akhirnya adalah untuk membangun sebuah fondasi kuat begi kepemimpinan mereka
kelak.

Masa-masa awal bagi prajurit baru adalah masa yang sulit terutama dalam
penyesuaian dari sikap dan perilaku seorang sipil yang serba bebas, menjadi prajurit yang
serba teratur. Keuntungannya adalah mereka adalah pemuda yang terpilih melalui seleksi
yang ketat, mereka telah memiliki bakat-bakat untuk memimpin sebab Akademi telah
menyaring para pemuda sesuai dengan standar yang tinggi sesuai batas kemampuan yang
diharapkan. Eskalasi tantangan adalah bagian dari Akademi ini, tantangan akan memaksa
Taruna untuk berpikir dan bertindak diluar zona aman, memecahkan masalah dan
mengambil peran yang baru. Pemuda yang dulunya pendiam harus berbicara, harus
berinisyatif, berpikir, berinovasi kepada sebuah tujuan tim atau satuan.

Hari pertama menjadi seorang prajurit barangkali merupakan sebuah pengalaman


yang tidak akan terlupakan sampai mereka mengakhiri sebuah pengabdian panjang dalam
kehidupan berseragam. Lihat saja sebuah kejadian yang terjadi di Lembah Tidar berikut ini,
12
Leadership Lesson From Lembah Tidar

pada saat jam makan siang tiba, seluruh pemuda yang telah terpilih itu berbaris menuju
ruang makan sambil bernyanyi dengan penuh semangat dan heroik setelah sejak pagi buta
mereka mengikuti kegiatan orientasi. Itu adalah hari pertama makan siang di rumah makan
yang sakral itu. Rasa lapar dan haus telah menghantui seluruh prajurit Taruna sehingga
suara keras saat bernyanyi barangkali hanya sebuah ekspresi bahwa mereka sedang lapar
dan saatnya untuk makan siang.

Di ruang makan itu telah tersusun meja makan dimana setiap meja terdiri dari 6
orang Taruna dan disetiap meja makan juga ada kursi untuk ketua meja. Para prajurit yang
baru itu terlihat sangat lapar dan terbawa suasana sehingga sebagian dari mereka lupa
bahwa tentara punya aturan tata cara makan di ruang makan tersebut. Mereka juga tidak
menyadari bahwa Para pelatih dan Komandan resimen Candradimuka ternyata sudah sejak
tadi mengawasi gerak gerik cara makan Taruna baru itu. Baru saja kira-kira 5 sendok
makanan masuk kemulut, bahkan bagi mereka yang tidak terbiasa makan cepat barangkali
belum satu sendok, tiba tiba Komandan Resimen memerintahkan pelatih agar
menghentikan kegiatan makan, dan semua Prajurit berdiri. Sebagian taruna tampak ragu-
ragu hingga Komandan Resimen Taruna mengulangi perintahnya agar kegiatan makan
dihentikan dan seluruhnya berdiri.

“Taruna! …..Kegiatan Makan hentikan!

“ Kalian adalah tentara bukan gerombolan!

“Kalian Taruna calon pemimpin tetapi makan seperti gerombolan!

“Kalian hanya mementingkan diri sendiri bahkan temanmu disebelah tidak kamu
perdulikan, dan hanya memikirkan diri sendiri!

“Ingat Para prajurit taruna saya ingin katakan bahwa disini Kamu tidak hidup
sendirian”

“Kalau kamu Lapar temanmu juga lapar.

“Kamu latihan sejak tadi pagi? Temanmu juga latihan.

“Saya memperhatikan dari tadi Kalian semua Individualis tidak ada jiwa korsa, hanya
mementingkan diri sendiri”
13
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“apakah ini mengerti?”

“Siaaaaaappppppp” sahut Taruna

“Bagaimana mungkin sebagian diantara kamu bisa makan kenyang sementara teman
disampingmu kelaparan? Sebagian mengambil sangat banyak sementara teman
disampingmu kekurangan, Ingat Kalian adalah Calon Taruna calon pemimpin, suatu saat
Kalian akan bertempur dan teman disampingmulah yang akan memapah kamu ketika
engkau terjatuh, dialah yang akan menolong kamu ketika engkau tertembak atau terluka,dia
tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian didaerah pertempuran. Pahami itu dan Saya
ingin mulai hari ini kalian harus memiliki jiwa kebersamaan dalam situasi apapun, kelaparan,
haus, letih senang atau susah.”

Kalian adalah prajurit, Kalian adalah Taruna dan kelak menjadi seorang perwira.
Suatu saat Anda akan membawa Anak buahmu dalam sebuah perjalanan panjang, saat itu
Anda akan kelapaaran, kehausan dan mereka juga kelaparan apakah kamu akan makan
duluan sementara Anak buahmu kelaparan? Tidak! Akademi Militer tidak pernah
mengajarkan seperti itu. Engkau adalah calon Komandan peleton Kau selalu terakhir ketika
Anak buahmu sudah kamu layani lebih dahulu dan Anda harus membiasakannya dari
sekarang, tanamkan itu menjadi suatu tabiat agar kelak itu menjadi karaktermu, ketika itu
telah menjadi karaktermu maka terimalah nasib dan takdirmu.

Kata-kata itu membuat ruangan yang tadinya riuh menjadi sangat hening, Para
Prajurit Taruna terdiam seribu bahasa, bukan karena takut tetapi karena kata-kata itu
memiliki makna yang sangat dalam bahkan menusuk sampaike jantung, itulah pelajaran
pertama yang mereka dapatkan tentang kepemimpinan dalam hal jiwa korsa dan
kepedulian sebagai seorang prajurit dan calon pemimpin. Pelajaran itu sangat singkat tetapi
Saya percaya tidak ada satu orangpun calon Prajurit Taruna bisa melupakan kejadian
tersebut. Kata-kata diatas rupanya juga didapatkan oleh hampir seluruh perwira yang
pernah makan di tempat seperti itu, Kata kata diatas juga semakin sering mereka dengar
setelah memasuki Resiment corps Taruna bahkan sampai mengikuti sekolah-sekolah militer
lanjutan.
14
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Begitulah hari pertama dilewati dengan hanya lima sendok makanan yang masuk
kemulut, setiap kesalahan yang dilakukan selalu ada konsekwensi yang harus di bayar. Hari
itu para taruna merasakan kelaparan sebagai konsekwensi dari sebuah kesalahan saat
makan siang. Tetapi hari itu juga mereka mendapatkan sebuah pelajaran berharga sebagai
modal dasar untuk menapaki pada hari-hari berikutnya, wejangan dari para pelatih dan
Komandan resimen telah mengenyangkan seluruh prajurit pada siang itu. Itu adalah sebuah
pelajaran berharga akan pentingnya peduli sama rekan, memupuk jiwa korsa, dan bertindak
dengan cepat .

Semakin lama mereka di Akademi, mereka semakin konservatif dalam sikap, lebih
patriotik dan tidak mementingkan diri sendiri. Kehidupan di dunia yang baru menjadi begitu
menantang bagi para pria berjiwa kesatria. Barangkali akan berbeda dengan teman-
temannya yang kuliah di Universitas lain yang semakin lama semakin liberal dan
individualistis. Para rekrutmen yang baru itu telah mengawali dari titik nol akan sebuah
perjalanan Panjang kehidupan militer yang akan mereka hadapi dalam tahun tahun
kedepan.

Sebuah kewajaran karena mereka disiapkan dan di latih untuk menjadi pemimpin
tentara yang selalu siap dalam menghadapi segala macam tantangan kapanpun, dimanapun
dan dari manapun. Disini mereka akan memahami prinsip kepemimpinan meliputi loyalitas,
pengetahuan, integritas, dan keberanian. Itu adalah pelajaran permulaan dalam
kepemimpinan yang akan membawa mereka menuju langkah berikutnya dalam empat
tahun menjalani masa-masa sulit kedepan.

Sejarah Akademi Militer pertama sekali berdiri di Eropa pada abad ke-18,saat itu
tujuannya adalah untuk melatih para kaum bangsawan menyiapkan para perwira masa
depan dengan kemampuan yang khusus, terutama dalam pengetahuan artileri dan teknik
karena saat itu adanya realitas bahwa kaum bangsawan hanya bisa dibenarkan monopoli
mereka pada pejabat eksekutif jika Mereka bisa menunjukkan keterampilan keperwiraan
yang unggul dan pendidikan yang baik. Pada saat itu para perwira perang dilahirkan dalam
medan perang yang sesungguhnya dan menjadi perwira atas pengakuan para pengikut nya
dan dipilih menjadi Komandan oleh pengikutnya sendiri.
15
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Indonesia pernah mengalami masa-masa seperti itu pada perang sebelum


kemerdekaan. Dimana para pemimpin tentara dipilih langsung oleh anak buahnya,tentu saja
kemampuan dan kepemimpinan menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan.
Mereka lahir dari kancah perjuangan dengan modal semangat dan keberanian. Hal itu dapat
kita lihat dari film-film perjuangan seperti film Nagabonar atau film-film perjuangan lainnya.
Walaupun mereka secara formal mungkin tidak dipersiapkan menjadi pemimpin Namun,
lapangan telah menggembleng mereka untuk menjadi pemimpin hebat.

Akademi bekerja duapuluh empat jam sehari dengan penuh kesabaran untuk
membentuk para Taruna yang diawali dari titik nol. Pada awalnya mereka belum tahu apa-
apa tentang kehidupan dan etika militer, polos dan lugu. Para pelatih bekerja siang dan
malam dan memiliki tugas yang sangat berat untuk menyiapkan mereka menjadi pemimpin,
yang mampu mengambil keputusan dalam situasi yang tidak menguntungkan, tangguh, siap
menghadapi segala tantangan, memiliki loyalitas, pemberani dan berdedikasi.

Orang awam mungkin mengira bahwa kelak semua mereka akan menjadi jenderal,
para taruna juga berpikir demikian dan ternyata mereka keliru. Akademi hanya menyiapkan
sebuah landasan kepemimpinan yang kokoh yang diawali dari titik nol dan membekali
mereka untuk menjadi pemimpin, memiliki jiwa kejuangan dan patriotisme yang tinggi.
Membekali berbagai dasar Kemiliteran dalam mengarungi medan yang sesungguhnya kelak,
membangun fondasi kepemimpinan melalui pembentukan etika dan karakter yang kuat.
Merubah sikap dariyang awalnya tidak tahu apa-apa dirubah dan di proses bagaikan pabrik
yang memproses sebuah bahan baku menjadi siap untuk disajikan. Untuk selanjutnya
menjadi modal para Taruna dalam meniti karier masing masing.

Di lembah Tidar misalnya, para instruktur selalu membangkitkan semangat para


Taruna dengan mengatakan bahwa Anda adalah calon Jenderal Anda adalah calon
pemimpin Anda harus bisa dan Anda pasti bisa. Saya lebih memahami itu ketika kembali ke
Almamater menjadi instruktur di Akademi Militer. Hal itu diucapkan dalam berbagai
moment barangkali hanya untuk membuat para Taruna agar menuruti aturan, dan mampu
mengikuti norma-norma dan kode kehormatan yang berlaku dalam kehidupan Taruna
sehingga karakter Taruna yang berani,percaya diri tumbuh sejak awal. Bukan kah
sepatutnya seorang calon Pemimpin tidak boleh berbuat yang tidak patut? Ternyata dibalik
16
Leadership Lesson From Lembah Tidar

itu kalau dicermati lebih dalam tersirat suatu makna bahwa memang benar para Taruna itu
adalah calon pemimpin dan seorang pemimpin tidak boleh menyimpang dari norma-norma
dan kode kehormatan prajurit•
17
Leadership Lesson From Lembah Tidar

DUA

Learning to Follow
“Ketika kita memperdebatkan suatu isu, loyalitas artinya memberikan pendapat Anda
secara jujur kepada Saya,entah menurut pikiran Anda Saya menyukainya atau tidak.
Silang pendapat,dalam keadaan ini membangkitkan semangat Saya. Tetapi,sekali
keputusan diambil,perdebatanpun berakhir. Dari sudut pandang tersebut loyalitas berarti
melakukan keputusan seakan-akan itu adalah keputusan Anda sendiri. 1

|General Collin Powel

A
da sebuah ungkapan yang mengatakan “To lead, you must first be able to follow:
for without followers, there can be no leaders.” Untuk menjadi pemimpin, Anda
harus terlebih dahulu mampu menjadi pengikut, karena tanpa pengikut, tidak ada
pemimpin. Lembah tidar sangat memahami betul akanpentingnya loyalitas dalam prinsip
kepemimpinan, sehingga tahun-tahun pertama di Akademi para Taruna dianggap orang
yang paling tidak tahu jadi ikuti apa kata pelatih, ikuti apa kata Taruna senior.
Lembah tidar memahami betul bahwa pembentukan para pemimpin hebat harus
diawali dari belajar menjadi seorang pengikut yang baik. Sebab mereka yang ingin menjadi
pemimpin yang efektif harus juga memahami bagaimana menjadi pengikut yang baik. Anda
tidak akan pernah menjadi pemimpin yang hebat jika Anda tidak pernah menjadi pengikut
yang hebat .Hampir sama dengan kalimat diatas, seorang pakar kepemimpinan mengatakan
“In order to be a successful leader, you first must learn to follow” untuk menjadi seorang
pemimpin yang sukses pertama-tama Anda harus belajar bagaimana menjadi pengikut.
Sangat jarang seorang pemimpin yang efektif tanpa belajar menjadi pengikut
terlebih dahulu, itulah sebabnya pada Institusi Militer seperti Lembah tidar mengajarkan

1
Oren harari Phd,The Leadership secrets of Colin Powell Sebuah Paradigma Baru kepemimpinan 2005 (hal 186)
18
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bahwa menjadi pengikut yang baik adalah langkah awal untuk menjadi pemimpin yang
efektif. Dan itu adalah sebuah jawaban mengapa Lembah tidar dan lembaga sejenis
memproduksi banyak pemimpin berkarakter.

Makna sebuah loyalitas

Ada pemahaman yang keliru tentang apakah kita seorang pemimpin atau pengikut,
realitanya kita semua adalah pengikut, seorang pemimpin juga seorang pengikut, bahkan
seorang Jenderal juga harus tunduk kepada atasannya dan mengikuti aturan organisasi.
Sebuah penelitian telah mengajarkan kita bahwa seorang
pemimpin yang baik dia juga memerankan menjadi seorang 
pengikut yang baik. Pemimpin yang baik dan pengikut yang “Leadership is a two way
efektif adalah sama, tetapi mengerti bagaimana menjadi street, loyalty up and
pengikut dapat membuat anda menjadi pengikut dan loyalty down. Respect for
one's superior; care for
pemimpin yang baik. Grace Murray Hopper mengatakan
one's crew”

Grace Murray Hopper


“ Leadership is a two way street, loyalty up and
loyalty down. Respect for one's superior; care for 
one's crew.“

Dua keharusan itu harus dimiliki oleh seorang pemimpin, kita tidak akan bisa
menjadi pemimpin yang baik tanpa loyalitas ke bawah dan ke atas tentu dengan konteks
yang berbeda.
Loyalitas adalah sebuah kualitas kepada prinsip,kepada negara,organisasi, atasan
dan bawahan. Ini bukan berarti bahwa kita adalah yes man atau asal bapak senang. Dalam
morton 21 law of the public-policy process mengatakan “Satu Ons loyalitas lebih baik
daripada satu pon kepintaran.”
Lihalah sebuah kejadian di lembah Tidar berikut ini, Pada saat kegiatan jasmani
militer baru selesai dilaksanakan Para pelatih jasmani memerintahkan agar Ketua kelas atau
Komandan peleton membawa pasukannya kembali ke barak dan menyesuaikan dengan
kegiatan selanjutnya. Komandan peleton mengambil alih pasukan dan membawa berlari
sambil bernyanyi menuju barak. Setibanya di barak terlihat pemandangan bahwa peleton-
19
Leadership Lesson From Lembah Tidar

peleton dari Kompi lain yang tidak melaksanakan pelajaran lapangan hari itu telah berdiri
rapi di lapangan apel dan sudah siap untuk menuju keruang makan(Dining Room) dengan
menggunakan pakaian PDH (Pakaian Dinas Harian). Belum juga sampai di lapangan tiba-tiba
seorang Taruna senior yang kebetulan lagi Piket berlari mendekati pleton yang baru datang
itu dan memberitahu mereka agar segera berganti pakaian PDH. Saya beri waktu Sepuluh
menit kalian sudah harus berkumpul disini.
Salah seorang anggota peleton bergumam bagaimana mungkin bisa sepuluh menit,
belum lagi mandi dan berganti pakaian PDH dengan segala perlengkapannya.
Si Taruna senior tadi mendengar sekilas ocehan anggota peleton itu, Dia akhirnya
merubah perintah “Saya tunggu Lima menit kalian semua sudah berada di tempat ini baris
rapi pakaian PDH.” Tanpa aba-aba dari Komandan peleton seluruh anggota peleton berlari
ganti pakaian, ada yang sempat mandi tapi banyak juga yang tidak sempat mandi hanya cuci
muka saja. Lima menit tepat semua anggota peleton telah berkumpul kembali. Komandan
peleton laporan bahwa anggota peleton lengkap.
Sang Taruna Senior lalu berkata, “Taruna! Kamu mungkin saja telah menjadi
pemimpin yang baik tetapi saat ini Saya mau katakan Anda adalah pengikut yang jelek” (you
may a great leader but you are a bad follower)menjadi pemimpin tidak hanya belajar untuk
memimpin tetapi belajar juga untuk dipimpin. Banyak orang yang hanya bisa memimpin
tetapi tidak bisa dipimpin, lembah tidar tidak mengajarkan kamu seperti itu. Esok orang
akan takut memberitahukan sebuah kabar yang lebih buruk kepada Anda karena Anda akan
protes terlebih dahulu, ketika sebuah perubahan atau dinamika terjadi, dan itu akan
membuat Anda tidak pernah mendapatkan informasi sehingga Anda akan tertinggal dari
yang lain.
Sebelum para taruna memimpin mereka pertama harus belajar bagaimana menjadi
pengikut atau yang dipimpin. Menjadi pengikut yang baik bukan lah berarti hanya pasif
mengikuti apa perintah pemimpin. Dalam kehidupan berseragam, terima perintah pikirkan
dengan seksama cari sumber-sumber dan lakukan itu sampai tujuan tercapai. Tidak ada satu
orangpun berperan hanya sebagai pemimpin, setiap orang dalam organisasi juga merupakan
pengikut dan bagian dari team.

Kenyataannya perbedaan antara pemimpin dan pengikut telah menjadi buram dan
kompleks organisasi dalam abad duapuluh satu membutuhkan individu yang dapat
20
Leadership Lesson From Lembah Tidar

beradaptasi dalam memerankan perannya kapan menjadi pemimpin dan kapan menjadi
pengikut. Setiap pemimpina harus mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan dengan
cepat, lakukan itu dengan cepat sehingga Anda bisa tetap dalam jalur menuju tujuan yang
diharapkan.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang loyal terhadap atasannya dan juga
terhadap anakbuahnya, ini adalah dua jalan. Jenderal Edward C Meyer mantan kepala staff
angkatan Darat Amerika pernah berkata:

“Ketika Saya menjabat sebagai Kepala Staff Angkatan Darat (KASAD) Saya
menetapkan dua tujuan dalam diri Saya. Pertama menjamin bahwa tentara
senantiasa siap selalu untukbertempur. Dan kedua adalah menciptakan iklim
dimana setiap anggota dapat mencari arti hidupnya dan mewujudkannya. Saya
Percaya bahwa hanya melalui pencapaian yang kedua maka yang pertama akan
tercapai.”

Pemimpin harus senantiasa menjaga kemampuan anak buah, melatih


mereka,mendidik mereka hingga memiliki kemampuan dalam melakukan tugas yang
diberikan. Tidak cukup hanya disitu pemimpin juga harus memperhatikan kesejahteraan
anak buahnya serta menjaga mereka. Arti menjaga disini bukanlah dalam pengertian yang
sempit Dia juga mengerti betul bahwa satu-satunya jalan dalam mencapai suatu tujuan
adalah memperhatikan hal-hal yang kecil dalam organisasi. Memperhatikan semua yang
mengambil peran dalam satuan.

Banyak orang berpikir bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang menggunakan orang lain: bagaimana mempengaruhi mereka, bagaimana
menginspirasi mereka tapi dalam pengalaman dalam kepemimpinan militer bukanlah
diawali dengan berfokus pada orang lain tapi fokus pada diri sendiri.

Anda jangan mengajari orang lain matematika tanpa Anda belajar lebih dulu, begitu
juga tentang kepemimpinan. Itulah dasar pelajaran kepemimpinan di Lembah Tidar. Anda
perlu memiliki kemampuan yang lebih, baru bisa memimpin orang lain. Mereka terlebih
21
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dahulu dilatih menjadi pengikut yang baik sebelum memimpin. Loyalitas adalah rantai besi
yang tidak kelihatan yang menjadi tali pengikat bagi para prajurit. Apabila spirit loyalitas itu
hilang dari sebuah komando maka satuan itu akan tenggelam dan hancur berantakan.

Mengapa demikian? Karena tidak ada komando dalam setiap organisasi tanpa
adanya pengendalian. Lembah Tidar sangat memahami betul akan hal itu, untuk setiap
pemimpin tidak kira sebesar apapun kuasanya selalu ada otoritas yang lebih tinggi yang
harus di ikuti. Bahkan seorangjenderal semisal Kepala staf Angkatan Darat
bertanggungjawab kepada Panglima, Panglima bertanggungjawab kepada Presiden
demikian seterusnya presiden juga bertanggungjawab kepada rakyat melalui perwakilan
rakyat yang ada di parlemen.

Setiap anak muda yang telah bergabung dengan organisasi kaum berseragam belajar
kapan kekuasaan pribadi berakhir dan kapan kekuasaan lembaga atau organisasi dimulai.
Disana mereka akan dilatih bagaimana menjadi pemimpin dan bagaimana menjadi pengikut
atau yang dipimpin. Loyalitas terhadap teman yang saat itu memimpin akan menjadi ujian
kepemimpinan setiap Taruna. Setiap hari para Taruna akan memimpin pleton dan semua
Taruna akan mendapat gilirannya. Hal seperti itu akan berlaku sampai mereka mengikuti
pendidikan tertinggi di Militer kelak, kenyataan yang terjadi ada kalanya dari berbagai aspek
apakah itu fisik atau Akademik teman yang sedang memimpin berada dibawah level Anda
namun ketika dia sedang memimpin loyalitas Anda dituntut.

Dalam organisasi yang besar para Taruna juga telah dilatih untuk memimpin melalui
organisasi Resimen korps Taruna dimana orang-orang yang terpilih untuk duduk disana
mulai dari jabatan tertinggi sampai terendah harus mampu memimpin teman-teman dan
juniornya. Dilembah Tidar misalnya, Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, Edi sudrajat,
Luhut Pandjaitan, Hinsa Siburian, Andika Perkasa dan banyak lagi pernah duduk disana
sebagai Komandan resimen korpsnya.

Wujud loyalitas itu merupakan langkah awal untuk terus bergerak maju dan diakui
baik oleh rekan maupun orang lain. Jangan salah, menjadi pengikut atau yang dipimpin juga
membutuhkan usaha besar terutama bagi mereka yang lebih menghargai individu. Bagi
mereka yang pernah mengenyam pendidikan di, Lembah Tidar, Akademi ini telah
22
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mengajarkan mereka bagaimana merubah hidup. Ritual-ritual di Akademi telah mengajar


mereka kemampuan dasar untuk tahap awal pengembangan kepemimpinan dan
penguasaan diri.

Masa-masa pendidikan dasar di Lembah Tidar terutama pada tahun tahun pertama
adalah masa-masa yang paling sulit. Sebagian besaryang akan mereka pelajari adalah
bagaimana menjadi pengikut, karena banyak hal yang belum mereka ketahui. Mereka
dituntut loyal terhadap orang yang lebih tahu dalam hal
ini para pelatih dan taruna senior. Namun setelah tahun-

tahun berikutnya tingkatan kepemimpinan bertahap Ketika kita
kepada kerjasama tim loyalitas pada kawan dan memperdebatkan suatu
isu, loyalitas artinya
siapapun memimpin pada saat itu menjadi hal penting.
memberikan pendapat
anda secara jujur kepada
Akademi kaum berseragam dalam mendidik para saya, entah menurut
Taruna bukanlah menjadi pengikut yang pasif yang pikiran anda saya
menyukainya atau tidak.
hanya mengikuti tanpa berfikir ataupun menjadi yes man
Silang pendapat,dalam
seperti domba yang menunggu perintah dari tuannya. keadaan ini
Akademi membentuk mereka untuk menjadi pengikut membangkitkan semangat
yang baik, aktif, berpikir positif dan mampu bekerjasama saya. Tetapi,sekali
keputusan
dengan pimpinannya dalam mencapai tujuannya. Itu
diambil,perdebatanpun
adalah sebuah pelajaran praktek yang dilakukan sehari- berakhir
hari bukan hanya teori di kelas.
Jenderal Colin Powell

Peleton
Mereka
dan
akan ditunjuk
memimpin
menjadi Komandan
rekan-rekannya secara

bergantian setiap hari. Mereka membentuk sebuah tim
yang kompak dalam setiap kegiatan, loyalitas yang
dipimpin dituntut walaupun mereka memiliki pangkat yang sama. Namun mereka juga
berpikir dan memberikan saran dan masukan kepada komandan peletonnya agar team itu
tidak mendapatkan teguran dari para pelatih atau Taruna senior.

Lembah Tidar adalah pakar yang sangat memahami tentang sebuah proses dalam
membentuk pemimpin. Belajar menjadi seorang pengikut yang baik berarti Anda harus
23
Leadership Lesson From Lembah Tidar

memiliki kerendahan hati. Anda harus dapat bekerja sama dengan orang lain, dan mampu
menggunakan pengaruh, yang baik kepada mereka. Menjadi pengikut yang baik berarti
Anda selalu berusaha dan siap untuk dibimbing. Bagi beberapa orang, diartikan
mengembangkan keterbukaan kepada orang lain, kesediaan untuk menerima perbedaan,
dan percaya kepada orang lain. Para Taruna tidak memandang orang, tetapi mereka melihat
siapa yang memimpin mereka, loyalitas adalah kewajiban.

Untuk menjadi pemimpin yang baik, Anda perlu Menjadi pengikut yang baik. Sama
halnya Anda harus menyelesaikan materi Aljabar sebelum belajar trigonometri. Menjadi
pemimpin adalah sesuatu yang Anda peroleh melalui peran merangkul pengikut yang solid.
Pemimpin harus ingat bahwa dalam banyak kasus contoh mereka adalah pembelajaran awal
bagi generasi berikutnya. Pemimpin yang buruk akan menghasilkan pengikut yang buruk
demikian juga sebaliknya.

Menjadi pengikut yang baik adalah datang dari motivasi diri,mereka akan merasa
nyaman dalam melakukan pekerjaannya karena motivasi yang besar,rasa memiliki dan
perasaan berguna datang dari dalam diri mereka bukan dari orang lain.

Itulah yang membedakan organisasi berseragam dengan organisasi lain. Ketika


keputusan sudah diambil dengan memperhatikan masukan dan saran-saran dari staff, maka
tidak adalagi interupsi.Yang ada adalah bagaimana mensukseskan keputusan itu. Militer
bukanlah politisi yang sekarang berkata ya dan besok berkata tidak. Dalam kehidupan
berseragam kode kehormatan telah menaungi mereka untuk berani mengambil
resiko,berani gagal dan berani mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan hasil
dari keputusan itu.

Satu hal penting yang dapat kita lihat dari pemimpin yang berhasil adalah bahwa dia
memiliki pengikut yang baik dan membuatnya berhasil. Bila kita memahami peran pengikut,
maka kita akan mampu bertindak secara lebih efektif ketika kita menjadi seorang pemimpin.
Itulah dasar dan hakekat kepemimpinan. Kita harus memahami beberapa kenyataan sebagai
berikut:
24
Leadership Lesson From Lembah Tidar

 Kepemipinan dan menjadi pengikut tidakah bertentangan. Anggapan yang


mempertentangkan kepemimpinan dan menjadi pengikut adalah keliru.
Pemimpin tidak harus selalu di depan, ada kalanya dia berada ditengah dan
berada di belakang. Artinya pemimpin juga harus mampu menjalin komunikasi
yang baik ke atas, kesamping dan kebawah. Tetapi dalam hal tanggungjawab
dan memberikan contoh, pemimpin harus selalu didepan.
 Pemimpin memerankan keduanya secara bersamaan. Seorang Komandan
satuan atau pemimpin dalam organisasi apapun, memainkan peran sebagai
pemimpin bagi prajurit di satuannya atau bawahannya, tetapi disaat yang
bersamaan, dia juga memainkan peran sebagai anak buah dari Komandan
atasannya. Dalam hal ini, pemimpin menjembatani komunikasi antara anak buah
dengan Komandan atasannya

Sebuah Team
Pada tahun-tahun pertama sebagai Taruna perjalanan sering diliputi oleh mistery
ada banyak hal yang harus dipelajari dan begitu sedikit waktu untuk mempelajari itu semua.
Lalu, ketika Anda pikirkan Anda akan memperhitungkan semuanya, Anda ditantang dengan
tugas-tugas baru yang akan membuat Anda merasa seperti seorang pemula lagi. untuk
dapat bertahan tingkatkanlah intens belajar, Ada kalanya Anda harus menerima kelemahan
Anda dan perlu bersandar kepada orang lain itulah yang dinamakan kerjasama. Pemimpin
saat ini harus melakukannya hal yang sama. Tidak ada seorang pun yang mengharapkan
Anda mampu menjawab itu semua dalam perubahan dunia yang begitu cepat sebaliknya,
pemimpin harus memiliki rasa ingin tahu yang berapi-api dan memiliki keberanian untuk
mengatakan "Saya tidak tahu" ketika waktunya tepat.
Sifat individualistis awalnya sangat susah dihilangkan terutama dalam masa-masa
sulit, setiap orang ingin menyelamatkan diri sendiri, tidak peduli kepada orang lain juga
terhadap lingkungan. Itulah sifat-sifat yang masih melekat pada anakmuda yang baru saja
dinyatakan lulus menjadi Calon prajurit Taruna. Kalau sifat sifat itu tidak bisa dihilangkan
maka mereka tidak akan dilantik menjadi Prajurit Taruna. Tetapi jangan kira pekerjaan yang
mudah untuk menghilangkan itu, empat tahun pendidikan di Lembah Tidar lebih terfokus
kepada bagaimana menghilangkan kata saya dan menggantinya menjadi kata”kita”,artinya
ujur dan matinya sifat Individualistis.
25
Leadership Lesson From Lembah Tidar

George Patton seorang Jenderal hebat pernah mengatakan “An army is a team. It
lives, eats, sleeps, fights as a team. This individuality stuff is a bunch of bullshit.”  Menjadi
prajurit itu adalah berbicara tim. Apakah saat menjalaninya, makan, tidur bertempur semua
kita laksanakan sebagai tim bukan individu. Dia adalah seorang jenderal hebat telah kenyang
dalam pertempuran dan tidak pernah melihat pertempuran dimenangkan oleh seorang
manusia saja.
Ada satu hal yang unik di Lembah Tidar misalnya, terutama ketika para Taruna masih
di tahun – tahun pertama, apabila salah satu dari Taruna melakukan pelanggaran, maka
semua akan turut merasakan hukuman (punishment) yang akan diberikan oleh pelatih.
Kesalahan Individu tidak jarang berimbas menjadi kesalahan kolektif. Rasa dongkol sering
timbul, bagaimana tidak,kita sudah berupaya berbuat yangterbaik tetapi ada saja rekan kita
yang berbuat salah, kita tidak tahu apa-apa tetapi semua harus menanggung akibatnya.
Sebagai contoh saya sebutkan disini ketika kita barusaja mengikuti kelas lapangan
yang penuh dengan lumpur dan tanah. Kita dituntut untuk cepat berganti pakaian dan
mengikuti pelajaran dari dosen yang berbeda di ruang kelas. Para pelatih atau ketua kelas
akan memberikan waktu untuk berganti pakaian dan jangan sampai ada yang terlambat,
namun ternyata ketika semua anggota peleton sudah siap, ada satu orang yang terlambat,
sementara dosen sudah menunggu di kelas. Menurut anda apa yang akan Taruna lakukan?
meninggalkan satu orang yang terlambat dan membiarkan dia menyusul atau tetap
menunggu yang satu orang itu dengan resiko pelajaran dikelas akan terlambat semua.
Realistisnya memang membawa yang tigapuluh orang dan membiarkan yang satu orang
datang belakangan. Namun, apapun itu, Dilembah tidar anda harus tetap menunggu yang
satu orang, sebab kalau satu orang terlambat satu kelas akan menerima hukuman, demikian
hal yang sama juga kalau satu kelas terlambat semua akan menerima hukuman.
Pelajarannya adalah bahwa anda harus bisa menolong rekan Anda, mendorong
mereka agar bisa selaras dengan gerakan team, Anda tidak bisa meninggalkan rekan
sendirian dibelakang, jiwa korsa adalah kuncinya.
Para pelatih sering berkata “Danton” Dimana anggotamu satu lagi? Mengapa dia
terlambat? Mengapa rekannya tidak bisa mengingatkan? siapa teman disamping tempat
tidurnya? Mengapa kalian semua apatis? Apakah kalian mau hidup sendiri disini? dan
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang hampir setiap hari terdengar di telinga oleh karena
kesalahan orang lain.
26
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pengalaman itu lambat laun akan membentuk Taruna menjadi sebuah team yang
solid dan peduli terhadap rekan dan lingkungan. Pada awalnya mereka dipaksa untuk saling
mengingatkan karena kalau satu orang sajaberbuat kesalahan maka semua akan menerima
resikonya. Tetapi lambat laun mereka manjadi terbiasa untuk saling mengingatkan agar
yang di ingatkan itu tidak salah langkah dan kebiasaan itu menjadi tabiat Taruna. Rasa
senasib dan sepenanggungan sebagai team akhirnya membentuk mereka menjadi suatu
kesatuan yang kuat. Ketika semangat kebersamaan itu terbukti maka tugas yang paling
sulitpun akan lebih mudah diselesaikan.
Satu hal yang dapat saya sampaikan disini adalah bahwa teman yang anda dapati
disini tidak dapat dibandingkan dengan sahabat atau teman yang anda temui di dunia lain.
Tulang yang Anda bentuk disini sangat kuat dan Anda akan menyadari bahwa sahabat yang
ada di sekeliling Anda akanmempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan Anda.
Para taruna akan menjadi akrab antar mereka bahkan melebihi seorang saudara,
sebab mereka selalu bersama sama merasakan sakit, menderita, berkabung, sendiri, jauh
dari rumah. Anda melihat yang lain berjalan dengan tepat sama dengan Anda juga, setiap
rintangan yang mereka jalani selama pendidikan di Akademi adalah sebuah jalan dimana
mereka tidak dapat menyelesaikannya sampai mereka bekerja sama sebagai sebuah tim.
Tidak ada tugas perorangan pada saat pendidikan dasar, setiap pekerjaan dikerjakan
bersama-sama,bahkan pada saat basic atau pembentukan, mandi juga bersama pada
kamarmandi yang dikhususkan untuk recruitmen,makan bersama dan mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama. Disini Anda telah menciptakan sebuah persahabatan dimana
rekanmu akan membela Anda sampai kapanpun itulah yang diajarkan Akademi kaum
berseragam tentang artipenting dari kebersamaan tim.
Dalam suatu wawancara yang penulis lakukan terhadap salah seorang prajurit yang
yang mengalami kecelakaan dalam jatuhnya helikopter Super Puma pada saat pergeseran
pasukan Satgas Pamtas yonif 133/YS ke Pos Kiwirok sebuah pos di perbatasan Papua-PNG
Desember 2014 sesaat setelah mereka berhasil di evakuasi, “bagaimana Kalian bisa
bertahan dan masih semangat dalam keadaan terluka dan sudah 4 hari berada di hutan?”
Dia menjawab “Kami menjadi satu team, hanya kerjasama tim yang membuat kami tetap
semangat walau dalam keadaan terluka, kami berupaya untuk menjadi satu tim.Kami saling
menolong dan menguatkan tidak peduli apapun pangkat disana, semua memiliki
tanggungjawab untuk menolong yang terluka walaupun harapan hampir menipis.”
27
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kerjasama tim adalah roh prajurit itu akan membangun espirit de corp atau jiwa
korsa, tidak ada kemenangan dalam pertempuran yang dilakukan oleh Individu kecuali
dalam film Rambo. Tetapi di dunia nyata, itu adalah sebuah kesempurnaan yang harus
dimiliki oleh setiap prajurit mereka punya semboyan tidak akan meninggalkan seorangpun
tertinggal dibelakang•
28
Leadership Lesson From Lembah Tidar

TIGA

Learning To Love Detail

Jika Anda ingin Mencapai keunggulan dalam hal-hal besar, Anda perlu
mengembangkan kebiasaan dalam hal-hal kecil
|Jenderal Colin Powell

S
aat Taruna baru itu pertama sekali menginjakkan kaki di resimen korps Taruna, para
Taruna senior dengan raut muka yang garang mendekati Taruna yang baru atau
disebut Prajurit Taruna. Seperti seekor Macan mendekati kerumunan domba
merengsek masuk kebarisan Prajurit Taruna memilih sasaran yang di inginkan, seakan
mereka ingin menguji mental para Taruna baru itu apakah sudah siap masuk ke resimen
corp Taruna. Sambil menutup papan namanya, mata melotot suara keras persis hanya 1 cm
didepan muka si prajurit Taruna lalu berteriak

“Pratar” (Prajurit Taruna)

“Siap pak”

“Mengapa Kau panggil saya Bapak, Memangnya Saya bapakmu, Apakah Saya terlihat
seperti bapak-bapak”?

“Siap Tidak”

“Ulangi lagi” sahut taruna senior

“Siap Sersan Taruna”

“Kamu kenal Saya”?.


29
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Siap Tidak”

“Kamu Apatis”

“Kamu Anak siapa”? bentak taruna senior

“Siap Anak si..... Anu”

“Kau pikir saya peduli siapa bapakmu”?

Raut wajah kebingungan dan tak berdosa terpancar dari wajah polos para prajurit
Taruna yang baru itu. Pelajaran apa lagi ini, bagaimana mungkin bisa kenal bertemu saja
baru pertama sekali. Ternyata hal seperti itu juga bukan hanya berlaku di Lembah Tidar
tetapi juga dilembaga-lembaga Militer sejenis seperti Westpoint.

Jika kita membaca buku-buku yang menceritakan tentang kehidupan di Westpoint


seperti The Unforgiving Minute, Soldier Education by Craig M.Mullaney, Leadership Lesson
From West Point, atau Building Leadership West Point way ada banyak pengalaman-
pengalaman yang sama yang dialami para Taruna diantara dua Akademi Ini. Apa sebenarnya
tujuannya? Ini bukanlah sebuah permainan untuk menakut-nakuti, tetapi yang pasti adalah
seorang Taruna yang disiapkan menjadi pemimpin harus segera tanggap dan tahu dimana
dia berada, siapa disampingnya, siapa yang berbicara didepan dan apa yang dikatakan
pembicara didepan. Intinya seorang calon pemimpin harus cepat beradaptasi, kenal
lingkungan dan tidak apatis.

Untuk memudahkan dalam pengendalian dan koordinasi, Organisasi Korps Taruna


Akademi Militer dibentuk seperti organisasi dalam satuan Divisi, Brigade atau resimen, di
Lembah Tidar organisasi yang digunakan adalah resimen. Para Taruna akan dipilih untuk
menjadi pejabat-pejabat dalam resimen tersebut dan mereka memerankan perannya
sebagai Komandan regu (Danru), Komandan peleton (Danton), Komandan kompi (Danki)
sampai kepada Komandan resimen Corps Taruna.

Disana tidak ada pemisahan antar kelompok-kelompok yang sama seperti kelompok
suku, agama atau pengelompokan apapun namanya, mereka hanya memiliki satu organisasi
yang dinamakan resimen Corps Taruna. Siapapun bisa menjabat sebagai Danton,Danki,
Danyon atau Danmen Corp asal memiliki kapasitas yang baik untuk memimpin rekannya. Ini
30
Leadership Lesson From Lembah Tidar

adalah suatu sarana pembelajaran dalam mengembangkan kepemimpinan para Taruna.


Sebagai prajurit Taruna yang baru masuk di resimen korps Taruna mereka sering disebut
prajurit yang memiliki pangkat terendah sedunia dibawahnya prajurit. Tugas utama mereka
hanya menuruti dan mengikuti perintah atasan, menghormat setiap tentara yang mereka
jumpai, tetapi mereka juga adalah gambaran dari pemimpinnya.

Siapapun pasti berkata bahwa Kehidupan Taruna itu sangat berat itu benar, semakin
buruk cuaca atau keadaan, semakin besar keinginan untuk keluar saja, tidak kira entah
melalui jalan mana saja yang akan diambil semua jalan kelihatan berat dan mendaki. Anda
hanya punya dua pilihan melangkah dan berjalan terus dan ikuti saja maka anda akan
semakin terbiasa di asah menjadi tajam seperti pisau yang semakin tajam atau membiarkan
itu menjadi beban dan anda akan tenggelam dan menghancurkan mentalmu. Bagaimanapun
ini akan mengajarkan bahwa pemimpin harus melakukan hal yang luarbiasa jadilah seorang
pemimpin yang mampu memberikan harapan atau lentera pada mereka yang
membutuhkan saat kesengsaraan datang serta berbelas kasihan kepada mereka yang
hampir jatuh.

Kepedulian terhadap hal-hal kecil dan lingkungan sekitar adalah merupakan bagian
dari kepemimpinan. Seorang perwira senior pernah berkata apabila seorang prajurit sudah
apatis itu pertanda dia sudah hampir mati. Kepedulian adalah Roh kepemimpinan, di
Akademi Kaum berseragam seperti Lembah Tidar, Anda tidak akan pernah menemukan
bahasa gaul “emang gua pikirin” Saya sendiri tidak suka dengan kalimat itu. kalau boleh
mengusulkan agar bahasa itu diharamkan saja untuk digunakan. Disadari atau tidak kalimat
itu telah menghancurkan sikap dan mental ribuan generasi muda saat ini,itu adalah bahasa
orang yang apatis, sifat tidak peduli dan tidak mau tau. Jelas itu bukanlah bahasa seorang
pemimpin.

Lembaga itu telah mengajarkan para Taruna bahwa kepedulian dan adaptasi yang
cepat adalah roh dan pondasi kepemimpinan. Di kampus-kampus lain barangkali Anda
sering mendengarkan kalimat gaul diatas tapi Jangan coba-coba mengatakan bahasa itu di
Akademi terhormat itu kalau Anda tidak ingin bunuh diri. Anda harus tanggap dan peduli
dimanapun Anda berada, mengapa demikian? Karena Anda adalah calon pemimpin, dan
pemimpin itu harus peduli kepada apapun dan siapapun yang berada disekelilingnya.
31
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Bagi kaum berseragam kepedulian, akan selalu menjadi prioritas. Di lembah tidar
misalnya, mereka akan menemukan sebuah perbendaharaan kata yang baru yaitu PKT/PKM
(Perkiraan Keadaan Taktis dan Perkiraan Keadaan Medan). Bagi kalangan sipil ini mungkin
sulit di mengerti tapi saya mau jelaskan bahwa setiap Pemimpin dimanapun berada harus
bisa menilai medan atau lingkungan dimana dia berada. Keadaan taktis artinya apa yang
menguntungkan buat kita sedang keadaan medan adalah situasi lingkungan yang
menguntungkan kita, ini juga sangat tepat untuk para pebisnis. Dalam setiap langkah
mereka harus mempertimbangkan faktor keadaan medan dan situasi, mereka harus harus
peduli, Para Taruna harus mampu menilai aspek taktis, aspek medan dari setiap tempat
dimana Mereka berada, mengetahui apa keuntungan dan kerugian dari aspek tersebut.

Lembah Tidar akan terus mengajarkan Taruna sebuah contoh yang tetap relevan
untuk digunakan dimanapun dan kapanpun. Menurut saya ini bukan hanya berlaku bagi
Militer tetapi dalam dunia bisnis juga sangat relevan diterapkan, jka Anda seorang pebisnis
anda harus bisa menilai, memperkirakan keadaan, pesaing datang dari mana, pelanggan
siapa saja, apa rintangan, bagaimana kekuatannya dan apa aspek yang bisa menguntungkan
Anda.

Para Taruna senior terkadang tiba-tiba muncul dari celah-celah Flat atau Barak saat
melihat Taruna junior berjalan dengan tidak waspada, atau tidak menunjukkan sikap
seorang Taruna.

“Hey Kopral Taruna” (Taruna Tingkat I) mengapa Kamu tidak menghormat ?

“Siap tidak lihat Sersan Taruna” Sahut si Kopral taruna.

“Saat ini saya ingin katakan bahwa menjadi Taruna itu harus selalu waspada,
sekarang boleh kamu tidak lihat saya, kamu mungkin berpikir karena saya muncul tiba-tiba
tetapi ingatlah kelak di medan yang sesungguhnya ketika Kamu tidak melihat musuh yang
muncul secara tiba-tiba nyawamu dan Anak buahmu akan menjadi taruhannya.” Perkataan
Sersan Taruna itu menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga dan sarat penuh makna.
Saat itu Taruna Junior mendapatkan sebuah pelajaran kepemimpinan yang tak terlupakan.

Setiap langkah dan tindakan di Lembah Tidar adalah sebuah pelajaran berharga,
itulah yang membedakan Akademi Ini dari lembaga manapun. Apakah anda berpikir bahwa
32
Leadership Lesson From Lembah Tidar

ini juga berlaku di dunia bisnis, musuh atau pesaing tidak akan pernah memberitahu kita
bahwa jerat sudah terpasang didepan kita.Bahkan mereka akan mengantarkan Anda
kedalam jerat itu kalau tidak waspada.

Kalau Anda pergi ke kampus-kampus tersohor dalam dan luar negri Anda dapat saja
berjalan sesukamu ditengah kampus, tidak akan Ada orang yang peduli kepada Anda.
Kebebasan Anda dapat diekspresikan dengan cara apapun. Anda dapat berjalan dengan
santai, duduk-duduk dibawah pohon sambil melempar batu kerikil atau bahkan menendang
bekas kaleng cocacola yang tercecer di jalan dan tidak akan ada yang akan menegurmu.
Tetapi ketika itu Anda lakukan di Lembah Tidar akan ada suara teriakan memanggil Anda
entah itu dari mana, sebab itu adalah tindakan aneh yang tidak pernah kita lihat di kampus
itu.
Disana setiap orang berjalan dengan penuh kepastian dan langkah yang teratur.
“Taruna..............!” Mengapa Kamu berjalan loyo,menunduk seperti prajurit kalah perang”
Mengapa kamu bersikap tidak seperti seorang kesatria, mengapa kamu berjalan tidak
waspada, kalau kamu mau bermain bola bukan disitu tempatnya, dan banyak lagi evaluasi
yang akan Anda terima. Inilah sekolah pemimpin dimana setiap saat Anda harus bertingkah
seolah-olah semua orang sedang mengamati Anda sekalipun pada saat tak seorangpun
melihat Anda.
Lembah Tidar adalah kampus yang unik, disana setiap orang berusaha dan mencoba
untuk mengembangkan para taruna. Para senior dan para pelatih akan mengoreksi,
menegur dan memperbaiki Anda selama 1X 24 Jam. Seorang Komandan batalyon Corps
Taruna, salah satu posisi strategis dalam resimen Corp Taruna akan selalu memperbaiki
sikap Anda. Mereka tidak hanya bisa memperbaiki,namun juga memberikan contoh dan
teladan. Sebagai Taruna junior Anda harus terus menerus melihat apa yang mereka lakukan,
apa yang membuat mereka berhasil. Sebagaimana mereka juga akan selalu melihat Anda.
Lingkungan di Akademi akan selalu mendorong Anda untuk berkembang menjadi lebih
dewasa. Disini Setiap orang adalah pengikut dan setiap orang juga pemimpin sepanjang
waktu. Setiap orang akan di evaluasi sepanjang waktu. Setiap tindakan yang diambil juga
merupakan kesempatan untuk belajar.
33
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ketika Para Taruna senior mewujudkan kepeduliannya kepada Taruna junior, pada
saat itu sebagai junior tidak mengerti apa sebenanya tujuan dari tindakan tersebut.Taruna
junior harus menghapal nama semua Taruna senior, sepatu harus disemir mengkilap
bagaikan kaca,baju harus disetrika dengan satu garis lurus dan tajam pada celana,kalau
sepatu tidak mengkilap Anda jangan harap akan ada pesiar, bahkan Anda harus tahu jumlah
lampu yang ada di hall. Susunan baju dalam lemari harus sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan seluruh Taruna harus mampu mengikuti itu.

Sebagian pasti berpikir itu hanya usil-usilan saja, barangkali karena mereka telah
menjadi senior,atau karena lebih dahulu berada di tempat ini. Tetapi Anda bisa merasakan
ketika sudah menjadi perwira dan bertugas di satuan baru. Anda dapat membaca beberapa
buku tentang kehidupan taruna di akademi tersohor di dunia seperti West Point dan
Sandurst dan ternyata kejadian seperti itu berlaku di dalam kehidupan Taruna manapun. Itu
akan membawa mereka dalam sebuah lingkungan yang selalu mengutamakan kepedulian
terhadap hal-hal yang kecil dimanapun mereka berada kelak.

Dalam suatu obrolan ringan dengan para perwira dari India,Nepal dan Srilanka ketika
penulis mengikuti pendidikan di Army War College Mhow India, ternyata mereka juga
merasakan hal yang sama, mereka mengatakan memang demikianlah kehidupan di militer.
Dan kalau Anda tidak bisa mengikuti standar tersebut, Anda akan sulit untuk menjalani hari-
hari panjang kedepan. Bahkan ketika rekan Anda pesiar anda hanya bisa menatap dari
jendela

Jika anda tertinggal dalam suatu kegiatan dari teman-teman, Anda akan tetap
melakukan kegiatan itu, tetapi lakukan lah itu dengan tidak mengganggu jam yang telah
diprogramkan. Ambil waktu luang anda untuk itu, dan jangan mengganggu jam orang lain.
Banyak lagi hal-hal yang sekilas nampak lucu akan tetapi memiliki makna yang mendalam
dan dampak yang besar ketika Anda sudah menjadi perwira dan bertugas di medan yang
sesungguhnya.

Oliver wendel holmes menulis sebuah kalimat seperti berikut “The great forces that
are behind every detail.” Itu sangat tepat, Lembah Tidar paham betul akan hal itu. Itu
sebabnya mengetahui dan menghapal secara detail bahkan menghafal hal-hal sepele di
wajibkan ketika mereka masih Taruna junior.
34
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ketika masih di tingkat pertama dalam suatu kesempatan santai, penulis pernah
menanyakan hal itu kepada Taruna senior, Apa perlunya harus seperti itu? Taruna senior
hanya menjawab “supaya menang dalam pertempuran” apa hubungannya? Sekilas nampak
tidak ada hubungannya tapi kesuksesan setiap rencana adalah kepedulian terhadap hal hal
yang kecil. Ini benar karena setiap pemimpin harus selalu tampil dengan percaya diri, tentu
saja untuk tampil percayadiri kesiapan pribadi dengan apa yang Anda pakai menjadi faktor
penting,perlengkapan yang Anda gunakan adalah simbol dari pribadi Anda. Oleh sebab
itulah Taruna harus membiasakan perlengkapan berada ditempatnya dalam keadaan rapi
sehingga kapan saja diperlukan, Mereka tahu dimana letaknya walau dalam keadaan tidur
dan mati lampu sekalipun.

Mereka juga adalah calon pemimpin Mereka harus bisa menghafal nama-nama Anak
buahnya serta memanggil mereka dengan namanya. Itu akan membuat mereka merasa
dekat dan menjadi seorang sahabat yang senantiasa diperhatikan. Napoleon Bonaparte
telah melakukan itu ketika dia menghapal seluruh nama nama anak buahnya dan
memanggil mereka dengan namanya.

Dalam ‘Patton Papers”, kumpulan catatan harian, surat menyurat dan tulisan-tulisan
pribadi Jenderal Patton yang dipublikasikan tahun 1947, Patton mengatakan kepada
Patterson, “Mari Anda tetap menjaga bayonet tentara Anda tetap tajam dan sepatu
mereka selalu mengkilap”. Sebuah ungkapan tentang kesiapan perang.

Persis seperti apa yang dikatakan oleh para Taruna senior dan para pelatih di
Lembah Tidar bahwa kesiapan dalam hal yang kecil sangat besar pengaruhnya untuk
memenangkan pertempuran besar besar. Jenderal patton telah membuktikan itu dalam
setiap kisah pertempuran yang dialami.

Dalam book review My American Journey yang ditulis oleh M.Sher Khan. Jenderal
Colin Powel mengatakan “Jika Anda ingin Mencapai keunggulan dalam hal-hal besar, Anda
perlu mengembangkan kebiasaan dalam hal-hal kecil.” Lebih lanjut dia katakan Keunggulan
bukanlah sebuah pengecualian; itu adalah sikap yang berlaku. Keyakinan untuk menang -
disiapkan dalam pertemuan kecil seperti mengunjungi para prajurit, Saya selalu yakin itu
dalam karier Saya. Jika Anda berpikir akan pergi ke Vietnam, Kuwait, Bosnia, Panama, Haiti,
35
Leadership Lesson From Lembah Tidar

atau kemana pun, pergilah tetapi tujuan harus jelas, siap untuk menang kalau tidak jangan
pergi sama sekali.

Kegiatan apel pagi menjadi moment yang mendebarkan bagi seluruh Taruna karena
saat itu akan dilaksanakan inspeksi dan pengecekan terhadap perlengkapan yang digunakan,
seperti kebersihan dan kerapihan sepatu (harus bersih dan disemir mengkilap), cara
pemakaian webbing set dan ransel, helm, dan terutama senjata dan larasnya harus selalu
bersih dan tidak boleh ada debu yang menempel. Demikian juga dengan perlengkapan yang
ditinggalkan di barak, para pelatih akan melaksanakan pengecekan terhadap kerapihan
kamar atau bangsal yang ditinggalkan, apakah sprey di tempat tidur kencang? biasanya para
pelatih hanya membawa uang logam dan melemparnya diatas tempat tidur Taruna, kalau
dapat memantul berarti tempat tidur itu cukup selamat dari pemeriksaan.

Perlengkapan yang lain seperti lemari pakaian tidak luput dari pemeriksaan, semua
pakaian harus terlipat rapi sesuai ukuran yang telah ditentukan. Tentu saja dalam apel pagi
ini selalu saja ada kesalahan dan terkena hukuman, baik perorangan mapun kelompok bisa
berupa tindakan disiplin fisik berupa push up, sit up, scout jump, lari keliling lapangan apel,
merayap dilapangan apel, Semua tindakan disiplin bertujuan memperkuat fisik dan mental
Taruna, dan akan membiasakan Taruna untuk hidup teratur dan berdisiplin serta mampu
menyesuaikan dengan standard yang ditetapkan Akademi.

Ketika menjabat sebagai Komandan peleton dalam lomba ketangkasan militer


Penulis pernah merasakan sebuah kekalahan yang sungguh sangat disesalkan. Persiapan
dan pelatihan yang keras yang kami lakukan selama dua bulan harus sirna karena kalah
dalam perlombaan yang sesungguhnya. Yang lebih menyakitkan lagi kekalahan itu terjadi
karena tali sepatu seorang prajurit yang tidak terikat dengan benar sehingga sepatunya
hampir lepas.

Demikian juga dengan lomba menembak kalah karena pejerah senapan salah
seorang penembak Andalan yang seharusnya berada di “S” tapi saat bertanding barangkali
karena terlalu percaya diri tidak mengecek dan berada di “L” sehingga tembakannya semua
keluar dari lesan. Dari situ Penulis baru menyadari banyak hal yang didapatkan dari
pengalaman kehidupan di Taruna dahulu yang tidak kita sadari lambat laun telah
terlupakan. Andaikan saja Saya mengecek hal-hal kecil sebelum pertandingan dimulai,
36
Leadership Lesson From Lembah Tidar

barangkali kekalahan itu tidak akan terjadi. Itu menjadi pelajaran yang sangat berharga
dalam karier dan perjalanan penulis dalam menghadapi event-event pertandingan
dimanapun. Hal itu juga berlaku dalam kepemimpinan Anda saat ini dimana pun Anda
bertugas dalam pelayanan Anda, jangan sepelekan hal-hal kecil.

Dua ratus tahun yang lalu, seorang perwira hebat Jenderal Prancis, Barthelemy
Chaterine Joubert, mengatakan:

“Prajurit yang berpakaian bagus memiliki penghargaan lebih besar bagi dirinya
sendiri,ia juga terlihat lebih mengagumkan bagi musuh dan mampu
mendominasinya; penampilan yang bagus itu juga merupakan lambang kesatuan” 2

Lembah Tidar telah mencoba membuat elemen yang sempurna menjadi suatu nafas
dalam kehidupan Taruna. Kebiasaan itu akan selalu dibawa oleh para perwira kesatuan baru
bahkan dalam kehidupan sehari-hari sampai mereka mengakhiri sebuah pengabdian dalam
kehidupan berseragam. Ketika akan tampil dalam suatu upacara ataupun latihan bersama
yang melibatkan Kompi ataupun Batalyon para perwira akan selalu membawa nilai-nilai
yang didapatkan dari Lembah Tidar kepada prajuritnya, penampilan yang baik, pakaian yang
disetrika dan rapi, rambut yang tercukur pendek semua itu wujud dari disiplin dan
kehormatan seorang prajurit. Namun, tidak dapat dipungkiri ada saja beberapa orang yang
bersikap apatis tapi bisa di hitung dengan jari tetapi alam akan sendirinya menyeleksi orang
tersebut sesuai teori evolusi dan dipastikan dia tidak akan mampu bertahan dalam
menghadapi Tantangan yang lebih sulit.

Pepatah nenek moyang kita mengatakan bahwa manusia biasanya tersandung oleh
kerikil kecil bukan karena batu yang besar, saya telah memberikan contoh kasus tali sepatu
dan pejerah diatas. Kepedulian terhadap hal-hal yang kecil adalah fondasi untuk peduli
dalam hal yang besar, ini merupakan kewajiban para pemimpin. Tanpa kepedulian maka
kepemimpinan tidak akan terwujud sebab kepedulian merupakan mata air dari
kepemimpinan.

Seorang Komandan pleton harus punya naluri terhadap apa yang terjadi kepada
anak buahnya. Baju yang tidak disetrika dengan baik,atau senjata yang tidak dibersihkan

2
Barthelemy Chaterine Joubent, dikutip dalam Peter G Tsouras, Warriors Words(London :Arms and armour Press
1922)hal.488
37
Leadership Lesson From Lembah Tidar

adalah suatu pertanda bahwa si prajurit punya permasalahan di rumah atau dalam keluarga.
Naluri itu sudah di bentuk sejak di Lembah Tidar dan diasah serta dipraktekkan setelah
masuk kesatuan baru atau pekerjaan baru. Ketika perwira tidak peduli pada hal-hal kecil tadi
dan saat tugas memanggil dapat dipastikan pleton itu tidak akan siap karena beberapa dari
anggotanya tidak siap. Ingat sebuah kata bijak mengatakan “Tidak ada yang akan peduli
sampai Komandan peduli” pegang teguh kata-kata ini,hal ini juga berlaku dalam organisasi
apapun camkan itu.

Jangan Anda berharap ada yang peduli terhadap apa yang Anda lihat tidak beres
dalam lingkungan Anda. Itulah sebabnya para bawahan kerap menganggap pimpinan atau
komandannya usil, mereka tidak tahu bahwa hal itu dilakukan karena tidak ada yang peduli.
Anda bisa bayangkan kalau Pimpinan atau Komandan tidak peduli lantas siapa yang akan
peduli?

Organisasi militer adalah organisasi yang utuh bagaikan


● ● ●
sebuah mesin, setiap orang memiliki fungsi masing-
“Tidak ada yang
masing,seorang penembak senapan memiliki tugas yang berbeda
akan peduli
dengan seorang pemegang radio atau penembak mortir,sehingga
sampai
apabila satu orang tidak siap maka kekuatan satuan itu akan Komandan
timpang dan berujung pada kekalahan,oleh sebab itulah tugas peduli”
seorang perwira sangat sentral dalam memastikan bahwa semua
● ● ●
berjalan dengan baik.

Pemeriksaan itu Penting

Jangan pernah percaya kepada apa yang dikerjakan oleh bawahan sebelum
melakukan pemeriksaan, seorang Pemimpin harus melakukan chek and rechek untuk
memastikan apakah semua sudah berjalan sesuai rencana.

Seorang penulis W. Clement Stone mengatakan“Don't expect what you don't


inspect”jangan mengharapkan sesuatu dari apa yang anda tidak periksa terlebih dahulu.
Kalimat tersebut sangat mengena jika kita bawakan dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja
dalam kehidupan prajurit tetapi siapapun yang diberi kepercayaan sebagai pemimpin anda
harus melakukan itu jika ingin berhasil. Pemimpin tidak akan memerintahkan prajuritnya
38
Leadership Lesson From Lembah Tidar

untuk maju bertempur kalau dia tahu pasukannya belum siap, ini hanya diketahui ketika
pemimpin telah melakukan inspeksi dan bukan hanya mendengar. Itu akan menjadi suatu
kepercayaan diri baginya dalam mengharapkan sesuatu.
Pada saat pemeriksaan dari Staff Operasi Mabes TNI yang dipimpin Mayor Jenderal
Bambang Darmono, Satu batalyon Infanteri yang akan bertugas di perbatasan RI-Malaysia
dibatalkan pemberangkatannya karena dirasa belum matang persiapannya, itu adalah hal
yang wajar bagi satuan Tentara atau organisasi apapun.
Barangkali Anda masih ingat bagaimana Sintong Pandjaitan memberanikan diri
menghadap kepada jenderal LB Moerdani agar mereka diberi kesempatan sebentar
mencoba senjata serbu H&K MP5 SD-2 kaliber 9mm senjata yang baru dibagikan ketika
mesin pesawat sudah mulai berbunyi persiapan untuk berangkat. Beruntung LB moerdani
mengabulkan permintaannya dan kenyataannya senjata itu tidak berfungsi dengan baik.
Kekalahan terbesar pasukan Mesir saat menghadapi tentara Israel dalam perang
enam hari tahun 1967 adalah akibat kurang pedulinya para pemimpinnya dalam
mengetahui situasi yang terjadi. Para pemimpin militer Mesir memerintahkan prajurit untuk
bertempur sementara mereka tidak sadar bahwa kekuatan Udara mereka telah hancur lebur
oleh pasukan Israel, tidak ada inspeksi, mereka hanya mendengar situasi di radio yang
kurang lebih hanya propaganda.
Jangan pergi bertempur kalau tidak siap,jangan bertempur kalau tidak terlatih sebab
kalau itu Anda lakukan maka Akan akan pulang dengan kepala tertunduk karena kalah.
Tugas unsur pimpinan adalah memastikan bahwa semuanya telah berjalan dengan baik
biasanya dilakukan melalui pemeriksaan atau inspeksi baik yang terencana maupun
tidak.Tujun utamanya adalah memastikan bahwa tidak ada yang terlupakan.
Inspeksi atau pemeriksaan telah menjadi menu utama selama pendidikan di Lembah
Tidar. Tujuannya adalah memastikan bahwa semua telah berjalan sebagaimana
mestinya,pengecekan terhadap perlengkapan yang digunakan, seperti kebersihan dan
kerapihan sepatu (harus bersih dan disemir mengkilap), cara pemakaian dan kebersihan
webbing set, ransel, helm, dan senjata adalah makanan sehari-hari. Itu akan membawa
mereka kedalam suatu kebiasaan yang membuat mereka untuk selalu siap setiap saat.
Di tempat bertugas yang baru kelak mereka juga akan terus melakukan itu
memastikan bahwa semua berjalan dengan baik. Selama empat tahun pendidikan, Para
Taruna barangkali telah menjadi seorang ahli dalam hal bagaimana cara menyemir sepatu
39
Leadership Lesson From Lembah Tidar

agar benar-benar mengkilat, atau cara menyikat kamar mandi agar benar,benar bersih.
Sebab jika Anda gagal mengikuti standar yang telah dibuat, setiap kesalahan akan tercatat
dalam buku saku Tarunayang terbawa sampai mereka lulus dari lembaga itu. Tidak peduli
bahwa anda sudah mengerjakannya, Lembah Tidar memiliki standard dan itu harus di capai.
Semua Taruna pasti pernah mengalami hal ini paling tidak beberapa jam selama empat
tahun pendidikan yang mereka ikuti.
Para Taruna di Lembah Tidar selalu di bimbing bagaimana menentukan prioritas,
mana tugas yang penting, sangat penting dan sangat mendesak. Klasifikasi itu sangat
penting mengingat Anda tidak akan mungkin bisa melakukan semua dengan maksimal
dalam waktu bersamaan. Sebagai contoh ada kalanya kita akan menghadapi ujian yang
sangat menentukan esok hari, disatu sisi perlengkapan kita ada yang belum beres,
sementara waktu sangat terbatas, tentu Anda akan memilih salah satu dari dua pilihan itu.
Anda membersihkan perlengkapan dahulu dan anda terhindar dari catatan dan hukuman,
atau Anda akan mempersiapkan untuk ujian dan anda akan terhindar dari Ujian Ulang (Her)
atau pengulangan mata kuliah. Hal yang sama berlaku bagi kepemimpinan saat ini, Anda
harus bisa memilih mana yang menjadi prioritas
Mengapa perlu inspeksi? Dari pengalaman panjang, Angkatan Darat telah
menemukan beberapa tentara jika dibiarkan, akan ceroboh dan lalai dalam pelaksanaan
tugas baik dalam unit ataupun saat tugas piket di unit barak kecil mereka. Kalau itu
dibiarkan mereka menjadi terbiasa dengan kondisi di lingkungan sekitar dan mengabaikan
hal-hal kecil. Ketika hal kecil terabaikan dampaknya sangat besar. Masalahnya haruskah
seorang prajurit atau sebuah tim kita biarkan jatuh karena hal kecil tetapi berdampak
terhadap hal yang besar?

Dalam organisasi militer ataupun bisnis atasan atau pimpinan akan melakukan
inspeksi untuk melihat kesiapan pribadi atau perlengkapan yang diberikan kepada
bawahantentu saja ini sangat berguna. Pemeriksaan adalah salahsatu wujud dari melayani
untuk tujuan yang baik. Anda jangan menganggap itu sebuah pelecehan. Biasanya dalam
pemeriksaan lebih banyak menyangkut hal-hal kecil mungkin akan memperbaiki masalah
kecil sebelum itu bisa menjadi masalah besar. Penampilan yang baik kinerja yang efisien dan
pemeliharaan perlengkapan yang baik akan mempengaruhi satuan atau unit dalam
melaksanakan tugasnya. Itu adalah ciri dari sebuah organisasi yang baik dan prajurit bangga
40
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dengan itu. itulah sebabnya hal dasar seperti ini senantiasa dilaksanakan kepada Taruna di
Akademi.

Insting dan Pengalaman

Ketika memimpin Anak buah melalui jalan yang tidak ada peta tidak ada penunjuk
jalan, Semua dalam ketidak pastian semakin tinggi resiko semakin besar tekanan yang Anda
hadapi disitulah insting alami Anda dibutuhkan. Di lembah tidar anda akan dihadapkan
dengan situasi seperti itu ketika ditunjuk menjadi komandan peleton saat latihan. Anda akan
memimpin rekan-rekanmu dalam situasi dan kondisi yang sulit dibawah tekanan para
pelatih, anda harus memiliki naluri untuk keluar dari situasi tersebut. Bekal pengalaman dan
Insting akan menjadi pilihan yang tepat untuk dapat mengalahkan tekanan tersebut. Dalam
bukunya, Montgomery berkata :

“Pemimpin Militer yang baik akan mendominasi situasi yang menekannya; sekali ia
membiarkan kondisi mengalahkannya, ia akan segera kehilangan kepercayaan dari
anak buahnya. Dan, ketika kondisi ini benar terjadi ia akan kehilangan harga dirinya
sebagai pemimpin.”3

Memimpin tim melalui hari-hari penugasan Anda itu akan mengasahmu. Namun
ketika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi atau Anda dihadapkan kepada skenario atau
dinamika yang baru, Anak buah Anda akan selalu melihat kepadamu. Belajar dari
pengalaman yang lampau adalah sesuatu yang baik namun pada akhirnya ketika semua
menjadi buntu Anda perlu mempercayai intsing Anda sebagai suatu jawaban, belajarlah
percaya pada diri sendiri sebagaimana seluruh anggotamu percaya kepadamu.

Kepekaan itulah sebuah kata yang terus menjadi legenda di lembaga pendidikan
Militer terutama pendidikan perwira seperti Akademi Militer, Lembah Tidar. Kunci awal
kepemimpinan adalah peka, peduli dan waspada. Ini diawali dari hal hal yang kecil sampai
kepada hal yang besar para pemimpin besar telah membuktikan itu.

Pastikan semua berjalan dengan baik pastikan perlengkapan dalam keadaan bersih
dan siap untuk digunakan, jangan percaya pada kata biasanya. Kata kata biasanya akan

3
Bernard L. Montgomery,Kutipan,hal 75.
41
Leadership Lesson From Lembah Tidar

membuat Anda terlena dan akan membuat Anda terjatuh. Seorang pemimpin harus berani
mengatakan bahwa ada yang tidak beres walau kepada Komandan atasan yang susah
menerima masukan demi tercapainya tugas pokok

Seorang ahli psikolog Joyce Brothers berkata “Percayai Firasat Anda” Firasat Anda itu
biasanya didasarkan pada beragam fakta yang tersimpan jauh dibawah tingkat kesadaran”
Semakin Anda memfokuskan perhatian kepada banyak hal yang tidak berwujud dan bukan
hal-hal yang berwujud, pada prinsipnya dan bukan pada praktiknya,semakin banyak
informasi yang akan Anda simpan untuk digunakan dimasa depan dan intuisi Andapun akan
semakin tajam. Intuisi saja mungkin tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan, tetapi Anda
tidak boleh sekalipun mengabaikan intuisi Anda. Saya akan memberikan sebuah contoh
tentang insting berikut ini:

Ketika bersiap berangkat bersama tim antiteror ke Bangkok di Banndara Halim


Perdanakusuma, Jenderal LB Moerdani melihat Anak buah Letkol Inf Sintong Pandjaitan
menggunakan senapan serbu M16. Moerdani mengatakan, ”Tong, kamu jangan pakai
senjata itu. Kalau M16 kamu tembakkan didalam pesawat, bisa meledak pesawat itu nanti”

Sebagai gantinya, Moerdani memberikan senapan serbu H&K MP5 SD-2 kaliber 9mm
buatan Jerman Barat. Sintong sudah pernah menembakkan senapan serbu H&K MP5, ketika
ia berkunjung ke pusat latihan GSG9 di Jerman Barat. Namun, Anak buahnya belum pernah
menggunakannya. Padahal setiap senjata baru yang diterima harus dicoba terlebih dahulu.

Pada mulanya, Sintong menolak pemberian Moerdani dengan alasan anak buahnya
belum pernah memegang senjata itu, tetapi atasannya itu menukas,

“Kalau kamu sudah biasa memegang senjata semua senjata ‘kan sama saja toh!
Buka kuncinya, tarik garis lurus dari pisir menuju pejera sasaran, langsung tembak! Apa
lagi.”

Akhirnya walaupun dengan berat hati dengan enggan Sintong akhirnya menerima
senjata itu. Kemudian, dibagikan peluru 9 mm low velocity kepada semua anggota tim. Sifat
peluru ini mematikan untuk menembak manusia, tetapi hanya akan menimbulkan
kerusakan kecil pada dinding pesawat.
42
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 21.00 WIB, ketika pesawat McDonell
Douglas DC-10-30 Sumatera milik Garuda yang akan mengangkut mereka berangkat menuju
Bangkok. Ketika mesin pesawat sudah menderu Sintong memberanikan diri dan
menyampaikan permohonan kepada Moerdani, “Pak Saya mohon ijin diberi kesempatan
berlatih menembak sebentar untuk mengetahui karakteristik senjata ini.”

Permohonan ini disampaikan berdasarkan pengalaman bahwa perlengkapan baru


seringkali malah bisa menyulitkan pada operasi yang sebenarnya. Ada banyak kasus kasus di
daerah operasi dimana peluru tidak meledak, akibat belum dipahami dengan pasti
bagaimana cara pengunaannya.

Pada awalnya Moerdani mengabaikan permohonan itu dan memerintahkan Sintong


dan seluruh anak buahnya langsung masuk kedalam pesawat. Namun, karena Sintong
bersikeras, akhirnya Moerdani memerintahkan pilot agar mematikan mesin pesawat.
setelah itu Moerdani memberi perintah dengan nada setengah membentak kepada sintong,
“Hei Batak! Turun Kau! bawa anak buahmu....!

Seluruh pasukan tim anti teror berkekuatan 30 orang segera turun dari pesawat.
Sintong dan anak buahnya diberi kesempatan menembakkan senapan serbu H&K MP5 SD-2
kesebuah tanggul yang digunakan untuk menahan exhaust mesin pesawat jet.

Pasukan segera mencari tempat untuk uji coba. Peluru dibagikan dan ditembakkan.
Yang terdengar justru bunyi, “Pakh...pakh...pakh...pakh...” Ternyata, tidak satupun peluru
meletus. Moerdani sangat kaget, Dalam hati sintong bergumam, Untung belum berangkat.

Akhirnya Moerdani memerintahkan seorang bawahannya untuk mengambil peluru


pengganti dari kaliber yang sama di tebet setibanya peti peti peluru itu di Bandara Halim,
Sintong dan Anak buahnya langsung mencoba lagi menembakkan peluru terbaru itu dengan
senapan H&K MP5 SD-2 mereka “Tang!...tang!...tang!...” Hasilnya sangat memuaskan.

Memang tidak salah jika Anda berusaha mengubah pandangan Bos atau pimpinan
Anda, namun begitu Anda sudah menyampaikan argumen dan bos ternyata menolak,kini
tugas Anda adalah menjalankan perintah itu seolah datang dari kepala Anda sendiri
meskipun Anda sama sekali tidak setuju itulah arti sesungguhnya dari Loyalitas.
43
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Entah apa jadinya apabila Letkol Sintong tidak berani meminta ijin kepada LB
Moerdani yang dikenal sangat ditakuti pada saat itu. Dibutuhkan keberanian yang tinggi
untuk melakukan itu. Namun sejak Taruna dia sudah terbiasa melihat hal yang ganjil untuk
diperbaiki, para pelatih di Akademi dulu sering melakukan itu tentu akan terbawa sampai
dalam penugasan. Untuk keberhasilan tugas pokok seorang perwira harus berani
menyarankan walaupun dalam kondisi sesulit apapun bahkan pimpinan tidak menyukainya,
karena keputusan yang diambil oleh pimpinan sangat tergantung dari saran para staff dan
bawahan. Bukan waktunya lagi asal bapak senang atau yes man, bayangkan, sejarah tidak
akan mencatat keberhasilan mereka apabila Sintong tidak peduli dengan masalah masalah
kecil atau tidak percaya instingnya, boleh saja tetap tercatat dalam sejarah namun dengan
judul yang berbeda, terakhir beliau pensiun sebagai Mayor Jenderal.•
44
Leadership Lesson From Lembah Tidar

EMPAT

Learning to be Responsible
The buck stops here (Tanggungjawab berhenti di sini)

— Harry S Truman

A
turan pertama dari kepemimpinan yang diajarkan di Lembah Tidar adalah
semuanya tanggungjawabmu, semua adalah salahmu ini mungkin terdengar agak
kasar, itu tidak jauh dari kebenaran. Bahkan anda harus siap untuk
bertanggungjawab saat orang lain tidak ada yang mau melakukannya (take the blame when
no one else will). Sebagai seorang pemimpin Anda bertanggung jawab atas semua apa yang
anggotamu lakukan atau tidak lakukan. Itu adalah sebuah kunci yang diajarkan di Lembah
Tidar kalau Anda ingin menjadi pemimpin. Ketika suatu kesalahan atau kegagalan terjadi,
suatu reaksi alami untuk melewatinya adalah menyalahkan orang lain atau mencari alasan.
Di lembah tidar, sebagai seorang Taruna, Mereka hanya dilatihkan untuk merespon dengan
jawaban “Siap dan Siap Salah.” Ini Mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas
tindakan kita dan mempertanyakan peran kita sendiri dalam kegagalan tim.
Salah satu hal menarik yang menjadi dasar di Lembah Tidar adalah masalah
tanggungjawab, semenjak para Taruna resmi diterima dan bergabung di Akademi sebagai
prajurit Taruna, para Taruna telah dibiasakan untuk tidak pernah menghindar dari
tanggungjawab dengan dalih apapun, apalagi dengan mencari alasan, jawaban “Siap Salah”
(No Exuse)yang diberikan ketika mengalami sesuatu yang tidak berjalan semestinya adalah
suatu wujud dari tanggung jawab dari seorang prajurit. Artinya si Taruna memahami betul
bahwa itu adalah tanggungjawabnya dan dia siap disalahkan karena tidak berjalan sesuai
harapan. Di Akademi setiap tugas yang diberikan kepada Anda akan selalu dituntut
tanggung jawab Anda.
45
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Sejak pertama sekali diterima menjadi Calon Prajurit Taruna mereka akan diserahi
tugas dan tanggungjawab. Semisalnya ketika masih di pendidikan dasar kemiliteran ( basic
training ) mereka sudah ditunjuk untuk menjadi ketua kelas, tugasnya bertanggungjawab
kepada seluruh anggota yang dipimpinnya walaupun mungkin sama pangkat, tetapi karena
saat itu tiba gilirannya sebagai ketua kelas maka dia memiliki tanggungjawab yang lebih. Dia
bertanggung jawab atas ketepatan waktu dalam setiap kegiatan peleton atau kelasnya,
jadwal pelajaran, kerapihan barisan, kelancaran di kelas, kerapihan perlengkapan, dan
semua Taruna akan merasakan hal yang sama.

Disini dituntut loyalitas bagi yang dipimpin dan tanggungjawab bagi yang memimpin.
Sesuatu yang tidak akan pernah Anda dapatkan di lembaga dan organisasi manapun. Ketika
salah satu dari anggota peleton terlambat, maka ketua kelas akan dipanggil oleh instruktur
mengapa anak buahnya terlambat, dan Dia tidak bisa melempar tanggungjawab itu kepada
anggota yang terlambat tersebut. Anda mungkin berpikir tidak adil tetapi ingat Dia adalah
Pemimpinnya.

Ketika Para Taruna resmi diterima menjadi seorang Taruna atau cadet, Mereka
sudah diserahi tanggungjawab seperti Piket juga jaga malam atau sering disebut jaga
serambi. Itu adalah moment yang sulit karena mereka harus berjaga pada malam hari
walaupun mungkin hanya satu jam. Masalahnya adalah siang hari melaksanakan latihan
yang berat, tentu pada malam hari rasa mengantuk akan muncul setiap saat. Saat-saat yang
paling rawan adalah ketika tiba giliran jaga pada jam-jam kritis antara jam dua sampai jam
tiga pagi, pada awal-awalnya banyak yang terputus pada jam-jam tersebut karena yang jaga
sebelumnya tidak membangunkan yang jaga berikutnya. Atau barangkali sudah
dibangunkan tapi sulit untuk bangun, atau mungkin saja sudah merasa bangun tapi tidur
lagi.

Esok pagi saat apel pagi para pengasuh akan mencari siapa yang bertanggungjawab,
semua saling menyalahkan dan merasa diri tidak bersalah. Itu membuat pelatih menjadi
marah karena tidak menunjukkan jiwa kesatria. Bagi mereka Itu boleh jadi pengalaman
pertama tentang arti sebuah tanggung jawab. Di Akademi Militer Lembah Tidar tidak
diajarkan untuk banyak berargumen apalagi jika itu hanya untuk membela diri dan
melempar tanggungjawab, Anda cukup berkata “Siap Salah” itu artinya Anda menyadari
46
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bahwa itu adalah tanggungjawab Anda. Dan konsekwensi dari kesalahan itu Anda siap
menanggung resiko. Ketika Anda menyalahkan orang lain, menyalahkan system,
menyalahkan situasi, itu menunjukkan bahwa Anda bukanlah Pemimpin yang baik, itu
berarti Anda melimpahkan tanggungjawab terhadap orang lain, sistem atau bahkan situasi.
Ingat suatu saat Anda akan dihadapkan dengan situasi-situasi yang lebih buruk dari itu.

Pada tahun kedua di Akademi, setiap Taruna diberikan tanggungjawab untuk


mendampingi satu orang Taruna junior (Kopral Taruna) program ini dinamakan pengasuhan
saling asah asih dan asuh atau adik asuh. Dalam kesibukan yang sama menjalani dinamika
kehidupan di ketarunaan, Taruna senior harus memantau perkembangan si Taruna junior
yang menjadi tanggungjawabnya. Dalam banyak hal tentu ini adalah kesempatan bagi
seseorang untuk memimpin. Anda bertanggungjawab pada kopral Anda mulai dari
penampilannya hingga kemajuan nilai Akademiknya. Anda melaksanakan pemeriksaan
periodik terhadap pencapaiannya. Sebagaimana si Taruna junior juga ingin selalu di periksa
oleh Anda dan ingin diakui kerja kerasnya. Latih lah junior Anda percayai dan puji apa yang
telah dia lakukan dan buatlah standar, tindakan verifikasi standar sangat penting itu akan
mengasah prioritas kepemimpinan Anda menuju Tanggungjawab yang lebih besar.

Mantan presiden Amerika Serikat, Harry Truman, menjadikan dirinya pahlawan


rakyat Amerika dengan cara menanam tanda khas di atas meja ovalnya. Tulisan itu berbunyi
“Tanggung jawab berhenti sampai di sini.” Semua tanggung jawab berhenti di atas mejanya.
Truman mengerti betul, bahwa kebenaran ini merupakan ciri khas dari seorang pemimpin.
Seorang filsuf Perancis Emmanuel Levinsa mengatakan “Respondeo ergo sum” Saya
bertanggung jawab maka saya ada.

Lembah Tidar mempercayai betul ketika pemimpin memiliki tanggungjawab tentang


apa yang mereka harapkan untuk diselesaikan dan para anggota memiliki tanggungjawab
untuk mendengar apa yang mereka sampaikan. Mereka ingin fokus pada pekerjaan yang
ada ditangan, bukan justru menghayal tentang apa yang ada diluar sana,apa yang akan
dimakan atau kapan akan cuti. Mereka harus fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh
pemimpin mereka yang kemudian beraksi,cepat,yakin dan tegas. Tanggung jawab pribadi
adalah dasar bagi Prajurit sebelum bertanggungjawab terhadap hal yang paling besar atau
bangsa dan Negara.
47
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di Lembah Tidar hanya ada jawaban yang boleh disampaikan ketika tanggung jawab
Anda dituntut ? “Siap” (wujud dari loyalitas untuk melakukan perintah) dan Siap salah,
(wujud dari sebuah tanggung jawab) tidak ada mencari alasan karena suatu tugas tidak
terselesaikan hanya ada tanggung jawab. Jangan salah dalam hal ini, tujuannya adalah
bahwa semua tugas yang diberikan tidak perlu banyak alasan,tanggungjawab Anda
mengharuskan Anda untuk dapat melakukan tugas itu tidak perlu alasan dan macam-macam
penjelasan. Kadang ini tidak adil juga karena ada juga jawaban yang berupa penjelasan ini
perlu karena Taruna juga belajar hidup dengan tidak adil sebab hidup tidak selalu fair. Dia
belajar apapun situasinya diharapkan menghidupkan tanggungjawab.

Ketika Anda menerapkan “Siap salah” itu akan memberi sebuah pelajaran bagi Anda
untuk menyadari bahwa dalam segala hal Andalah pengambil keputusan (Decision maker)
karena sebagai pemimpin Anda memiliki kekuatan untuk memilih dan bertindak. Ketika ini
sudah berlaku dalam kehidupan Anda maka Anda tidak akan membiarkan hidupmu ditekan
oleh keadaan ataupun orang lain yang menginginkan kegagalan Anda. Anda akan melihat
dengan jelas kapan dan dimana tanggung jawab dari sebuah tindakan yang diambil yang
berkonstribusi kepada kemenangan atau kegagalan. Anda akan senantiasa waspada pada
setiap bagian yang Anda pilih dan mainkan, demikian juga Anda akan menikmati sebuah
kegembiraan ketika kesuksesan menjadi milik Anda dan melihat kegagalan sebagai sebuah
pengalaman untuk belajar.

“Alasan saya mengapa tidak tepat waktu dalam mengerjakan laporan itu adalah
karena komputer saya rusak dan semua data saya hilang.”
“Maafkan saya karena datang terlambat dalam rapat ini, saya terjebak macet dan
tidak ada rute alternatif.”
“Saya tidak dapat menelpon Komandan karena no telp beliau tidak ada dalam
handphone saya.”
Itulah alasan semua kita bisa mencari itu terus.

Sering sekali alasan yang kita buat meletakkan Tanggung Jawab atas tindakan yang
kita lakukan atau yang tidak kita lakukan justru pada orang lain. Bahkan bila gambar kita
dalam sebuah foto terlihat jelek kita cenderung menyalahkan tukang foto itulah sifat
manusia. Dalam contoh di atas, komputer rusak, lalu lintas macet atau nomor handphone
48
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tidak ada. Tanggung jawab justru malah diberikan pada benda mati, kita justru menyalahkan
benda mati tersebut.

Dalam kepemimpinan militer hampir dalam segala hal Anda akan menghadapi
tantangan yang sulit, apakah Anda akan menyalahkan situasi itu? medan yang sulit, cuaca,
musuh yang banyak dan kuat, perlengkapan yang tidak memadai dan lain lain tentu tidak
bukan? Itulah sebabnya para pelatih di Lembah Tidar menanamkan rasa tanggungjawab itu
dengan hanya memberikan sebuah jawaban “Siap salah” ketika Anda tidak melakukan tugas
dengan tidak sempurna.

Mencari alasan berarti memberikan kekuasaan kepada hal-hal yang salah. Itu justru
melemahkan integritas Anda. Mereka yang mencari alasan justru telah memberikan
Tanggung Jawab kepada seseorang atau sesuatu yang lain. Jika mereka lalai dalam tugas
atau tanggungjawab, itu juga berlaku sepanjang mereka masih berdinas dalam organisasi
berseragam. Mereka percaya bahwa, jika Anda tidak pernah membiarkan alasan keluar dari
mulut Anda, Anda dapat mengubah pemikiran Anda. Para Taruna di Lembah Tidar telah
membuktikan itu. Ini juga dapat berlaku bagi Anda, dengan tidak mencari alasan, pada
dasarnya Anda telah mengambil tanggung jawab pribadi untuk diri sendiri dan semua Itu
terjadi kepada Anda. Anda dapat membentuk nasib Anda melalui tanggung jawab yang
telah Anda ambil dan ini akan meningkatkan integritas Anda pada tingkat yang lebih tinggi.
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan semestinya, ketika Anda terlambat datang
dalam sebuah pertemuan karena Anda terjebak macet, respon yang baik adalah gunakan itu
sebagai pengalaman dan belajarlah dari pengalaman itu, daripada mencari alasan dan
menyalahkan. Lebih baik Anda berpikir Apa yang bisa Anda lakukan untuk memastikan Anda
tiba di pertemuan tepat waktu? Berangkat lebih cepat? Cek situasi lalulintas? Ambil jalan
pintas? hindarilah alasan dan ambil tanggung jawab, dan belajarlah dari situasi yang terjadi.
Tidak ada manusia yang sempurna. Kesalahan akan selalu ada. Komputer mungkin
akan rusak. Lalu Lintas akan selalu macet, medan akan sulit seperti cuaca tidak mendukung,
musuh akan selalu memperkuat dirinya. Ini hanyalah masalah respon Anda terhadap sebuah
situasi yang akan membuat anda bertumbuh atau malah membuat anda mundur.
Kegiatan yang cukup padat di Lembah tidar membuat para Taruna pada awalnya
frustasi, karena para Taruna akan dituntut dengan kewajiban yang harus mereka lakukan
49
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang setiap saat akan di periksa. Semisalnya kebersihan senjata,sepatu harus selalu
mengkilap,gesper, susunan baju dalam lemari tersusun rapi dengan ukuran lipatan yang
telah ditentukan, sprey di tempat tidur harus kencang dan rapi dengan standard hotel
bintang lima sampai pada hal yang terkecil tetapi yang dituntut adalah sejauh mana
tanggungjawab mereka telah melakukan yang terbaik terhadap milik pribadinya.
Jika jawaban Anda dalam situasi tersebut adalah menyalahkan orang lain atau waktu
yang tidak ada, Anda bisa terjebak dalam sebuah situasi di mana perbaikan diri tidak akan
pernah terjadi. Sebaliknya, ketika Anda berani bertanggung jawab, itu akan membuka pintu
untuk belajar dari pengalaman dan situasi dan meningkatkan pertumbuhan Anda sendiri.
Mengambil tanggung jawab atas sebuah kesalahan sehingga mengakibatkan sesuatu tidak
berjalan dengan semestinya adalah merupakan sebuah bentuk kejujuran.
Kau harus jujur dengan diri sendiri tentang mengambil tanggung jawab
"Seharusnya saya harus simpan data dalam external hardisk saya."
"Seharusnya Saya bisa berangkat 20 menit lebih awal."
"Seharusnya saya bisa menyiapkan perlengkapan saya lebih awal”
“Seharusnya..... seharusnya.... dan seterusnya”
Jenis kejujuran seperti itu sangat kuat dan bertenaga. Ketika kita belajar, kita
membuat kemajuan. Ketika kita belajar, kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi
ketika kita menyalahkan oranglain kita menutup sebuah pintu untuk belajar dari sebuah
kesalahan.

Saya bertanggung jawab

Lembah tidar mengajarkan Para Tarunanya untuk mengerti bahwa perwira atasan
ataupun manager kantor hanya ingin sebuah hasil, dia tidak menginginkan jawaban atau
alasan. Disinilah mereka diajar akan arti sebuah tanggung jawab hal ini bukan hanya berlaku
bagi kalangan militer, di dunia bisnis atau sipil juga sama saja. Bos Anda hanya
menginginkan hasil dari apa yang Anda kerjakan bukan Alasan yang Anda sampaikan.

Saat mengikuti pendidikan di Lembah Tidar pesiar atau ijin bermalam adalah waktu
yang ditunggu-tunggu para Taruna, tetapi persyaratan untuk mendapatkan itu juga sangat
ketat. Nilai Akademik dan jasmani harus memenuhi standar yang telah di tentukan. Namun
yang akan Saya bahas disini adalah masalah tanggung jawab ketika seorang perwira siswa
50
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kembali dari pesiar atau weekend jangan pernah Anda terlambat untuk kembali ke markas
sesuai waktu yang telah di tentukan. Kalau Anda terlambat konsekwensinya adalah Anda
akan menerima sebuah konsekwensi setiap pagi selama sebulan menaikkan bendera di
Puncak Bukit Tidar.

Sekilas ini terlalu berat,tetapi Anda jangan salah inilah arti sebuah tanggungjawab.
Para calon Perwira dilatih untuk bertanggung jawab bukan lalai atau menghindar dari
tanggung jawab. Di Lembah Tidar juga hal ini sangat prinsip, tidak ada waktu untuk minta
maaf karena tidak berbuat atau tidak dapat berbuat, hanya ada waktu untuk melakukan
pekerjaan Anda dengan sukses. Kenyataannya semua pelajaran itu benar karena di medan
yang sesungguhnya tidak ada kata maaf, yang ada adalah musuh siap menembak Anda.

Saya akan memberikan suatu contoh bagaimana seorang Jenderal hebat yang
memimpin pendaratan di Normandia telah mempersiapkan sebuah surat sebagai wujud
pertanggungjawaban apabila operasi itu gagal dilakukan. Hal itu dapat di maklumi karena
sebagai Panglima tertinggi operasi tersebut dia pastinya galau. Mengirimkan ribuan prajurit
ke medan tempur, yang sebagian dari mereka tidak akan pernah kembali bagaimanapun
membuat resah hati seorang jenderal sekaliber Jenderal eisenhower. Jenderal yang biasa di
panggil Ike itu menjadi Komandan gabungan sekutu yang diberangkatkan ke Normandia
membongkar pertahanan Jerman di prancis. Sehari sebelum pendaratan digelar Ike menulis
sebuah surat kepada ajudannya, yang isinya adalah menarik kembali seluruh pasukan jika
pendaratan di Normandia gagal. Dalam surat yang kemudian diberi nama “In Case Failure”
atau “Jika seandainya terjadi kegagalan” dia mengatakan akan bertanggungjawab dan
menanggung sebuah dosa jika pasukan yang dikirimkan gagal mengalahkan Jerman.

Beruntung meski sempat kacau balau di awal pendaratan, operasi itu sukses
membongkar pertahanan Jerman di pesisir perancis sehingga melapangkan jalan pasukan
sekutu menuju Berlin. Sebuah surat yang ditulis oleh sang jenderal saat ini masih tersimpan
dengan baik, karena itu merupakan dokumen sederhana tetapi memiliki makna yang sangat
besar untuk arti dari sebuah tanggungjawab dan kepemimpinan.

Eisenhower berencana membacakan surat itu dihadapan wartawan atau lewat radio
jika operasi overlord berakhir dengan kegagalan. Beginilah isi suratnya
51
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Jika Pendaratan dikawasan Cherbourg-Haver gagal memberikan pijakan berarti dan


Saya harus menarik mundur pasukan. Keputusan Saya untuk menyerang diwaktu dan
tempat ini didasarkan pada informasi terbaik yang bisa kami dapatkan. Seluruh pasukan
angkatan udara dan laut berjuang dengan berani dan penuh kesetiaan memenuhi tugas
mereka. Maka orang yang harus disalahkan atas kegagalan ini adalah Saya seorang.

Contoh lain bagaimana tanggapan seorang mantan Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono yang juga adalah seorang Jenderal terhadap tudingan berbagai pihak atas
turunnya nilai tukar rupiah pada awal Desember 2014 walaupun saat itu dia bukan lagi
menjabat sebagai presiden “Memang yang paling mudah adalah mencari "kambing hitam",
atau harus ada pihak yang disalahkan, terutama terkait jatuhnya rupiah kita.

Selain alasan-alasan lainnya, seorang pejabat pemerintah juga menuding bahwa


semua ini akibat kebijakan pemerintahan SBY yang salah.

Atas tudingan ini, saya minta kepada siapapun yang bersama saya 10 tahun di
pemerintahan harap bersabar. Tak perlu ikut menuding kesana kemari.

Menyalahkah orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang
saya petik selama dulu memimpin negeri ini.

Saya tak akan lupa, jasa para Menteri, Gubernur, Ekonom, Pebisnis dan lain-lain,
yang amat sering bersama saya mengatasi persoalan ekonomi.

Termasuk kebersamaan kita, siang dan malam mengatasi gejolak minyak dunia tahun
2005 dan 2008, dan mengatasi krisis global tahun 2008 dan 2009.

Atas keputusan, kebijakan dan tindakan yang kita lakukan - tanpa menyalahkan
orang lain - Alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita.

Terimalah ucapan terima kasih saya & tetaplah bersabar jika apa yang kita lakukan
dengan sungguh-sungguh dulu, kini dengan mudah disalahkan.

Jika ada yang salah dengan kebijakan pemerintahan SBY, “semua itu tanggung
jawab saya”. Saya tak akan pernah menyalahkan yang lain.
52
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Biarlah Tuhan & rakyat yang menilai, apa yang kita lakukan & ikhtiarkan untuk
mengatasi persoalan bangsa di masa pemerintahan saya dulu.

Prinsip kepemimpinan yang saya anut pantang menyalahkan baik pendahulu


maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik & tak arif.

Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus
Dur & Ibu Megawati, semua ingin berbuat yg terbaik untuk rakyatnya.

Dalam situasi ini, pemerintah & rakyat tidak boleh saling salahkan apalagi cari
kambing hitam. Selain tak etis, yang terpenting adalah solusi.” 4

Saya adalah Pemimpin

Pada tahun 2014 Sesaat setelah evakuasi akibat jatuhnya Pesawat Helicopter
Superpuma yang mengangkut empat orang Crew dan sepuluh orang anggota satgas yonif
133/YS di perbatasan Papua berhasil kami lakukan, Penulis mendekati seorang prajurit yang
terluka dia adalah Pilot helicopter tersebut penulis sangat terkesan dengan sikap pilot
Helicopter tersebut dia seorang perwira berpangkat mayor yang dalam keadaan terluka
masih mampu mengatakan sayalah yang bertanggungjawab atas semua kejadian ini.
Tidak sedikitpun pembelaan diri keluar dari mulutnya semacam menyalahkan cuaca
atau kondisi medan atau apalah. Justru sebaliknya anggota yonif 133/YS yang tahu persis
dan merupakan satu dari beberapa orang yang sadar mengatakan bahwa Pilot tersebut
tidak salah, kami siap memberikan keterangan apapun yang diperlukan untuk memastikan
bahwa pilot yang menerbangkan helicopter itu tidak bersalah. Ini membuktikan bahwa
anakbuah juga tahu apa yang kita lakukan dan mereka akan menjadi pembela kita ketika
kita telah melakukan tugas sebagaimana mestinya.
Pemimpin akan bertangungjawab terhadap apa yang terjadi tetapi anakbuah juga
akan membela Anda ketika apa yang kita lakukan adalah untuk kepentingan yag lebih besar.
Kekuatan untuk memimpin anak buah atau bawahan kepada suatu tujuan sesuai Visi
organisasi hanya didapat melalui sebuah tanggung jawab seperti meyakinkan Mereka telah
berada pada arah yang benar, menyadari tugas masing-masing dan kesalahannya, dan
menempatkan mereka kembali pada jalur yang benar Ketika Mereka tersesat.

4
https://www.facebook.com/SBYudhoyono/posts/826051420794134 di Unggah pada 19 Des. 2014
53
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Siapa bilang mudah untuk menjadi pemimpin? Saya ingin katakan tidak mudah
beban tanggung jawab sangat berat dan itu semua ada dipundak Anda. Namun, seorang
pemimpin sejati bersedia menerima itu semua. Ada contoh dimana kadang-kadang
membuat kita merasa lebih baik untuk menyalahkan orang lain atau sesuatu ketika sesuatu
berjalan dengan tidak semestinya. Namun, hal ini jangan sampai dilakukan oleh seorang
yang menyebut dirinya pemimpin
Seorang pemimpin harus siap mengambil tanggung Jawab penuh atas setiap tugas
tugas bukan hanya sebelum dia menerimanya, tapi juga setelah tugas itu telah dilaksanakan.
Sebagaimana seorang pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan timnya demikian
juga harus bertanggung jawab atas kegagalan. Dia mewakili seluruh tim sehingga apa pun
yang terjadi untuk itu, Dia adalah orang yang bertanggung jawab. Terkadang kita berpikir ini
hanya berlaku hanya dalam dunia militer tetapi disini saya mau katakan ini berlaku bagi
semua kalangan yang mengaku dirinya sebagai pemimpin. Apakah itu di perusahaan, di
Partai politik atau di organisasi manapun.

Membuat alasan dan menyalahkan orang lain atau sesuatu atas sebuah kegagalan
bukanlah kualitas seorang pemimpin yang baik. Yang harus dilakukan justru, sebaliknya,
menerima kenyataan itu bahwa sesuatu yang tidak beres telah terjadi dalam organisasi atau
tim, bahkan jikapun itu bukan kesalahan Anda. Ingat salah adalah hal yang biasa dan itu
dsangat manusiawi Jenderal Bily pernah berkata “Only a man who does nothing makes no
mistakes." Hanya orang yang tidak pernah berbuat apa-apa yang tidak pernah salah. Bagi
pemimpin yang hebat kesalahan adalah kesempatan untuk belajar sesuatu kepada yang
lebih baik. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus pastikan bahwa semua anggota tim
dapat belajar dari kesalahan dan kesalahan itu jangan terulang kembali

Barangkali Anda mungkin tidak memiliki kuasa penuh atas orang lain dan tidak
diharapkan untuk memiliki wewenang atas tindakan mereka, tapi Anda memiliki kontrol
penuh dari reaksi Anda sendiri. Mengetahui apa yang harus dilakukan atas situasi yang tak
terduga dan diluar prediksi ini akan membuat Anda lebih bertanggung jawab
54
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Berani Ambil Risiko (Dare taking a risk)


Bagi banyak orang, menjadi pemimpin berarti memiliki kekuatan untuk
mengendalikan orang lain. Mereka yang berpandangan seperti ini akhirnya merasakan
bahwa semakin banyak mereka mengontrol orang lain, semakin sedikit mereka memiliki
pengaruh atas mereka.
Bagi orang lain mungkin, kepemimpinan itu berarti berada di posisi penentu
kebijakan atau punya kekuasaan. Namun, seorang bisa menjadi pemimpin bahkan jika dia
berada dalam posisi paling bawah sekalipun. Ketika seorang melihat bahwa sesuatu harus
dilakukan, dia tidak akan membiarkan posisinya yang terbatas untuk mengambil alih, Dia
harus melangkah maju dan ambil celah untuk mengambil tanggung jawab. Pemimpin sejati
bukanlah tentang kekuasaan, posisi, atau prestise. Tetapi Ini tentang mengungkapkan dan
melepaskan potensi Mereka di sekitar Anda. Kepemimpinan bukan tentang kekuatan
seseorang, tetapi memfasilitasi banyak orang.
Sayangnya, banyak para pemimpin saat ini menanggalkan tanggungjawab
kepemimpinan karena rasa malas atau apatis. Mereka lebih suka hidup dalam kemudahan
dan mengharapkan orang lain memikul tanggung jawab untuk mereka. Padahal saat ini
dunia membutuhkan kepemimpinan yang berbudi luhur seperti yang pernah ditunjukkan
oleh para hebat di generasi sebelumnya. Ketika Anda dipanggil untuk melayani sebagai
seorang pemimpin, Anda harus siap untuk menghadapi tantangan.
Jika tidak ada spekulasi atau keberanian mengambil resiko maka tidak akan ada yang
akan diperoleh. Kesuksesan hanya datang bagi mereka yang berani mengambil risiko.
Seorang pemimpin yang hanya ingin bermain di zona aman tidak akan pernah
menempatkan dirinya atau orang yang dipimpinnya pada sebuah posisi terhormat. Hidup
Tanpa Risiko sebenarnya sangat menarik bahkan memikat; ibarat di ninabobokan dengan
manis dimana keselamatan dan kenyamanan telah terbuai ke dalam perangkap sikap apatis.
Orang yang lemah berdiri di persimpangan untuk mengambil keputusan, tergoda
oleh kemungkinan penghargaan dan dan ketakutan akan kekalahan. Dia dibutakan dengan
sebuah kenyataan bahwa kegagalan juga akan membawa imbalan atau penghargaan. Tanpa
kegagalan seorang pemimpin tidak pernah tahu dan mengenal dirinya sendiri,
keterbatasannya, potensinya, dan apa yang menjadi kemampuannya. Seorang yang takut
gagal berarti dia telah gagal melihat bahwa dia telah mengambil sebuah resiko yang besar
55
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dan itu akan membuat dia tidak pernah maju tidak pernah memperbaiki jiwanya, tidak
pernah berarti kepada apa yang berharga.
Rasa takut mengambil risiko bisa sangat nyata. Jangan pernah berharap untuk
memiliki keberanian untuk mengambil risiko besar jika Anda tidak memiliki pengalaman
mengambil resiko yang kecil. Jadi ciptakan dan cari kesempatan dalam kehidupan Anda
untuk mengambil risiko kecil. Bisa jadi sekecil mendekati orang asing dan memulai
percakapan. Cari kegiatan yang membuat anda mungkin grogi atau takut, seperti berbicara
di depan umum. Sebagaimana Anda berani mengambil resiko Anda telah mengembangkan
sebuah kapasitas dalam mengatasi ketakutan itu dan mendapatkan sebuah kebijakan untuk
mengetahui ketika resiko datang. Anda akan memiliki keberanian untuk mengambil risiko
besar ketika kemampuan kepemimpinan Anda benar-benar dipanggil.

Pelajaran dari Jenderal Tommy frank

Pada saat menghadiri acara seminar tentang kepemimpinan Spur Leadership


Conference di Austin, Texas Amerika Serikat Jenderal Tommy frank sebagai keynote speaker
menceritakan bahwa dia pernah gagal masuk ke University of Texas pada tahun 1967.
Daripada menunggu daftar yang sudah pasti untuk berperang di Vietnam, Dia mendaftarkan
diri di Angkatan Darat.
Saat dia naik bus yang mau berangkat ke kamp , ayahnya berkata, “Nak, Saya punya
satu nasihat buat kamu, jangan lupa FEISTY (tetap semangat)
Dia menjawab, “Tapi ayah Saya sudah penuh semangat.”
 Ayahnya berkata, "Nak, Saya tahu Anda penuh semangat, tapi yang Saya maksud
feisty itu adalah singkatan. Akronim. F-e-i-s-t-y "Dia kemudian melanjutkan untuk
mengejanya:
  "F" adalah untuk fokus. Anda perlu tetap fokus pada apa yang penting dan tetap
fokus.
 "E" adalah untuk energi. Bawa semua energimu yang dapat Anda kerahkan untuk
setiap situasi.
 "I" adalah untuk integritas. Ini adalah milik Anda yang terpenting. Jangan pernah
kompromi dengan itu.
56
Leadership Lesson From Lembah Tidar

  "S" adalah Solve the problem (memecahkan masalah). Jangan membantah. Jangan
membuat atau mencari alasan. Hanya memecahkan masalah dan lanjutkan dengan
itu.
 "T" adalah take the blame when no one else will siap untuk bertanggungjawab saat
orang lain tidak ada yang mau melakukannya. Terima Tanggung jawab dan
bertanggung jawablah.
 "Y" adalah untuk "Yes." Jangan pernah mengatakan, "Itu bukan pekerjaan Saya."
Lakukan apa yang Komandan inginkan untuk Anda lakukan dan lakukanlah itu
dengan baik.
Kemudian pada saat sesi tanya jawab, seorang letnan muda bertanya dan
menyatakan niatnya untuk suatu hari menjadi seorang jenderal. Dia bertanya “ bisakah
bapak berbagi dengan Saya satu hal yang dapat Saya lakukan untuk memajukan karier Saya
agar bisa mencapai tujuan Saya? Jenderal frank berkata kepadanya,
“Anakku, pergilah keluar dan belikan dua jam alarm”
Perwira muda itu jelas bingung dengan jawaban itu, “Dua jam alarm?
“Itu benar,” kata jenderal Frank. Jika Anda tidak dapat mengambil tanggungjawab dalam
hidupmu dan muncul tepat waktu, Anda tidak punya hak memimpin orang lain. Jangan
pernah terlambat5. Jika Anda ingin menjadi pemimpin besar Anda harus siap kapan pun dan
dimanapun, ketika waktu mengharapkan kita muncul Anda sudah siap FEISTY itulah
Kuncinya•

5
http://michaelhyatt.com/leadership-lessons-from-general-tommy-franks.html di unggah pada 17 september
2014
57
Leadership Lesson From Lembah Tidar

LIMA
Building Character

“Kepemimpinan adalah kombinasi yang sangat kuat dari strategy dan karakter.
Namun jika harus memilih salah satunya, pilihlah karakter.”

|Jenderal H. Norman Schwarzkopf

D Dari ratusan bahkan ribuan perguruan tinggi atau lembaga yang ada, para
mahasiswa diajar tentang teori, etika atau tata kesusilaan tapi di Lembah Tidar
ada yang lebih, yaitu karakter. Ribuan orang telah belajar kepemimpinan di
Akademi selama tahun-tahun mereka menjadi Taruna. Sebuah program yang akan
membantu mereka mengerti apa yang diharapkan oleh pemimpin dan bagaimana
mewujudkan harapan itu bagi kepentingan organisasi dan yang dipimpin, itu yang perlu
dijelaskan disini. Akademi sangat memahami betul akan prinsip itu, aturan khusus
kepemimpinan itu meliputi inisyatif, loyalitas dan kerjasama tim yang kuat dan bukan
sesuatu yang dibuat-buat. Akademi telah mengajarkan mereka bahwa sangat penting bagi
para pemimpin mengetahui pekerjaan Anak buah sebagaimana sangat vital bagi Anak buah
untuk tahu tentang tugas mereka.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to mark” yaitu
menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak
jujur, kejam rakus, tidak peduli atau yang menyimpang dari norma-norma, dikatakan
sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka
menolong, peduli dll dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia, itu adalah pedoman
dasar di Lembah Tidar yang dinamakan Kode kehormatan Taruna. Jadi istilah karakter erat
kaitannya dengan kepribadian seseorang (personality)
58
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Seorang Jenderal hebat yang memimpin tentara gabungan saat pembebasan Kuwait
dari serbuan Iraq Norman Schwarzkopf mengatakan: “The main ingredient of good
leadership is good character. This is because leadership involves conduct and conduct is
determined by values.” Resep utama dari sebuah kepemimpinan yang baik adalah memiliki
karakter yang baik. Karena dalam suatu kepemimpinan terkait dengan perilaku, yang juga
ditentukan oleh nilai-nilai.
George Ambler seorang penulis tentang Kepemimpinan menulis bahwa meskipun
banyak orang yang menjunjung tinggi pangkat dan
kedudukan, namun sesungguhnya perilaku-lah yang ● ● ●
memenangkan kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain. Kepemimpinan
Kepercayaan adalah satu kalitas terpenting bagi adalah kombinasi
yang sangat kuat
kepemimpinan,tanpa kebercayaan seorang pemimpin tidak dari strategi dan
akan bisa menginspirasi mereka yang ada dibawah karakter. Namun jika
harus memilih salah
komandonya dan kepercayaan itu tidak bisa di bangun dalam
satunya, pilihlah
satu malam. karakter.
Kepemimpinan Anda tidak terletak pada pangkat, topi, Jenderal H. Norman
atau seabrek badge/wing yang melekat didada Anda. Apakah Schwarzkopf
Anda pernah memperhatikan bahwa ada orang dengan gelar ● ● ●
yang mentereng ditempatkan di posisi istimewa dalam
organisasi, padahal tidak dapat mengilhami siapapun?.
Mereka yang bukan pemimpin mungkin secara formal dilantik dengan segala khiasan dan
embel-embel kepangkatannya, tetapi pengaruh mereka kecil saja terhadap orang lain.
Kita pasti setuju jika karakter dari seorang pemimpin adalah resep penting dari
kepemimpinan. Karena sebagaimana baiknya nilai yang ditanamkan, seberapa visioner
seorang pemimpin, bisa jadi sia-sia jika tidak didukung dengan karakter yang baik dari
pemimpinnya. Karakter membuat kita dipercaya dan rasa percaya membuat kita bisa
memimpin. Seorang pemimpin tidak pernah membuat komitmen kecuali ia
melaksanakannya dan ia benar-benar melakukan segalanya untuk menunjukan integritas,
sekalipun hal itu tidak nyaman baginya.
Seorang pemimpin berkarakter kuat akan dipercayai banyak orang. Mereka
mempercayai kemampuan pemimpin tersebut untuk mengeluarkan kemampuan mereka
yang tertahan. Jika seorang pemimpin tidak memiliki karakter yang kuat, ia tidak akan
59
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mendapatkan respek dari pengikutnya. Ingat respek diperlukan bagi sebuah kepemimpinan
untuk dapat bertahan lama. Seorang pemimpin memperoleh respek dengan mengambil
keputusan yang berani dan mengakui kesalahannya. Ia juga lebih mendahulukan
kepentingan terbaik pengikut dan organisasi dibandingkan kepentingan pribadinya itulah
yang membuat mereka tetap berada disana.
Para pelatih di di Lembah Tidar sering menyampaikan agar menjadi pemimpin itu
tidak “Jarkoni” (Bisa mengajar tapi tidak bisa melakoni) misalnya, pemimpin menetapkan
nilai-nilai yang penting bagi satuannya, dan mengharapkan supaya semua prajurit untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut. Kau tidak bisa hanya tolak pinggang menyuruh anak buah
berlari sementara dia sendiri tidak mampu melakukannya. Implikasinya, tentunya pemimpin
harus punya perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut, jika ingin memenangkan
rasa percaya dan hormat dari bawahannya.
Sebagai contoh kalau pemimpin mengatakan dilarang merokok sambil berjalan,
maka Dia harus lebih dahulu melakukan itu bahkan menghukum dirinya apabila dia
melanggar apa yang di putuskannya sendiri. Celakanya hal ini cenderung dilanggar oleh para
pemimpin terutama dikalangan level atas,toleransi atas suatu aturan terkadang timbul
akibat para pemimpin tidak sanggup mengikuti aturan itu. Paling sulit memang
mengendalikan diri sendiri, tetapi kalau Anda ingin menjadi seorang pemimpin hebat, Anda
harus melakukan itu. Ingat satu hal manusia biasanya cenderung lebih cepat melihat
daripada mendengar. Mereka akan melihat apa yang anda lakukan daripada apa yang Anda
kotbahkan.
Jenderal H. Norman Schwarzkopf mengatakan “Kepemimpinan adalah kombinasi
yang sangat kuat dari strategy dan karakter. Namun jika harus memilih salah satunya,
pilihlah karakter.” Karakter dan kredibilitas selalu berjalan bersama, kepemimpinan tanpa
kredibilitas juga akan hancur. Seandainya seseorang mempunyai pangkat dan kedudukan
yang baik, mungkin awalnya mengesankan bahwa ia seorang pemimpin yang baik. Padahal,
meskipun ia punya pangkat dan kedudukan baik, ia tetap tidak akan dianggap sebagai
seorang pemimpin yang baik jika tidak punya karakter yang baik dalam memimpin.
Misalnya, pemimpin yang selalu mencari muka di depan atasan, pintar menghadap-hadap
atau meloby untuk mendapatkan sebuah jabatan, selalu mencari jalan pintas jalur mudah
dan aman untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan atau tidak berperilaku jujur,
tentunya tidak akan dihormati dan dipercaya, meskipun jabatannya tinggi apalagi setelah
60
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dia tidak lagi memimpin. Doa Taruna telah mengilhami para Taruna agar tidak mencari jalan
yang mudah tapi hina. Tetapi justru meminta jalan yang sukar tetapi Mulia.
Nelson Mandela seorang pemimpin pergerakan di Afrika selatan selalu dihormati
oleh rakyatnya. Dia masih diperlakukan layaknya presiden walaupun dia bukan lagi seorang
Presiden. Melalui karakter yang baik, pemimpin akan dapat memenangkan kepercayaan dan
rasa hormat dari orang-orang yang dipimpinnya. Ciptakan nilai-nilai yang baik, dan lakukan
secara konsisten. Berikan contoh langsung mengenai perilaku apa saja yang perlu
dikembangkan sehingga, akan timbul keharmonisan dan kerjasama yang baik antara
pemimpin dengan orang-orang yang Anda pimpin, selanjutnya tujuan dan visi akan dapat
tercapai dengan baik.

Keseimbangan Tiga Elemen

Lembah Tidar memegang teguh elemen dasar dalam kepemimpinan, lembaga ini
membagi tiga elemen dalam kepemimpinan. Ketiga elemen ini harus diberikan dalam dosis
yang seimbang dalam pengkaderan kepemimpinan. Ketiganya memiliki bobot kepentingan
yang sama. Ketidakseimbangan ketiga hal ini dalam diri seorang calon pemimpin dapat
mengakibatkan hal yang sangat fatal bagi orang-orang yang dipimpinnya kelak. Tiga elemen
tersebut adalah meliputi Pengetahuan, Kemampuan fisik atau ketrampilan dan Karakter
(kepribadian). Di Lembah Tidar biasa disebut juga dengan “Tanggap Tanggon dan
Trengginas.” Seperti yang sudah pernah dibahas dalam bab lain buku ini, yang membedakan
universitas atau lembaga pendidikan lain dengan Lembah Tidar adalah Karakter. Disana
mereka di bentuk untuk menjadi pemimpin yang berkarakter. Namun jangan salah
keseimbangan dari tiga elemen ini adalah merupakan nafas kepemimpinan. Lembah Tidar
memahami betul akan hal ini.

Lembah Tidar tahu bahwa Pemimpin yang memiliki ketrampilan dan karakter,
namun tidak memiliki pengetahuan kelak tindakannya akan membabi buta. Pemimpin jenis
ini bisa dan mau memimpin orang lain, namun tidak tahu apa itu kepemimpinan yang
efektif. Ia memimpin dengan sembarangan, dan berpotensi menyesatkan orang yang ia
pimpin. Bagaikan orang buta menuntun orang buta. Demikian pula sebaliknya Pemimpin
yang memiliki pengetahuan dan karakter, namun tidak memiliki ketrampilan atau
61
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kemampuan fisik akan menjadi pemimpin yang minder, reaktif, apatis, bahkan sarkastis.
Pemimpin ini tahu berbagai teori tentang kepemimpinan dan mau memimpin dengan baik,
namun mungkin tidak memiliki talenta kepemimpinan atau akses kepada seni
kepemimpinan yang tidak dapat dipelajari dalam kelas, atau kedua-duanya. Akhirnya ia
tidak memimpin orang lain, karena tidak ada yang mau mengikutinya mereka bisa mengajar
tetapi tidak bisa melakoni(Jarkoni).

Namun yang paling berbahaya adalah pemimpin yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, namun tidak memiliki karakter atau kepribadian yang baik dia akan menjadi
pemimpin yang egois dan narsisistik,ekstrim dan eksklusif. Juga akan melahirkan pemimpin
yang koruptor, eksploitor, manipulator, dan berbagai aligator yang sibuk mencari mangsa
untuk menggemukkan diri. Ambisi dan ego pribadinya terlalu besar dan tidak mau jadi
pelayan. Menghasilkan pemimpin model biarawan/wati yang terus-menerus bertapa dan
tidak pernah turun gunung untuk memberdayakan orang lain.

Jadi, dalam Militer tiga elemen tersebut harus seimbang, itulah sebabnya dalam
setiap seleksi baik untuk recruitmen,pendidikan atau promosi jabatan, Angkatan Darat
selalu mengutamakan tiga elemen tersebut. Anda tidak cukup hanya pintar, tidak cukup
hanya terampil namun harus ada keseimbangan antara Intelek, Karakter atau kepribadian
dan kemampuan atau ketrampilan. Itu adalah modal dasar bagi seorang Perwira untuk
memimpin. Kelak disatuan Anak buah Anda tidak akan mengikuti anda karena teori-teori
akademi yg Anda miliki tetapi anda harus memberikan contoh terlebih dahulu, oleh sebab
itulah anda harus terampil juga anda harus mampu menunjukkan kepribadian atau karakter
yang baik, kalau tidak anda tidak akan dihormati

Aplikasi di Lembah Tidar

Sekembalinya dari Perang Teluk pertama, Jenderal Norman Schwarz kopf menghadiri
suatu acara di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point dan Korps Taruna dia
mengatakan bahwa kepemimpinan adalah tentang"karakter dan kompetensi." Lebih jauh
lagi dia mengatakan“Leadership is a potent combination of strategy and character. But if
you must be without one, be without the strategy.” Maknanya jelas bahwa karakter adalah
62
Leadership Lesson From Lembah Tidar

asset yang paling berharga dalam kepemimpinan. Jhon Wooden, seorang pelatih basket
terkenal Amerika Serikat, adalah contoh yang bagus dari seorang pemimpin yang bisa kita
tiru. Dia membuat kutipan sebagai berikut:

“Kemampuan mungkin akan membuat Anda ke puncak, tapi dibutuhkan karakter


untuk membuat Anda tetap di sana.”

“Siap dan Siap salah.”adalah kata yang sering di ucapkan oleh para Taruna di
Lembah Tidar, itu artinya apapun yang dilakukan ketika tidak sesuai dengan harapan jangan
mencari alasan katakan saja Anda salah. Pada awalnya sangat susah untuk diucapkan karena
sifat manusia yang tidak ingin disalahkan namun semua itu ada maksudnya. Manusia pada
dasarnya selalu mencari alasan ketika dia tidak dapat melakukan tanggung jawabnya. Tidak
usah jauh-jauh lihat saja ketika melihat sebuah foto atau gambar, naluri seseorang pertama-
tama akan mencari gambar dirinya dan kalau dalam gambar itu terlihat kurang bagus maka
dia akan menyalahkan orang yang mengambil gambar itu, demikianlah sifat manusia selalu
mencari alasan menyalahkan orang lain.

Di Lembah Tidar Anda harus membuang alasan jauh-jauh sebab disinilah tempatnya
alasan telah mati (Excuse go to die). Demikian pula dengan kata kata Biasanya Akademi
tidak mengenal kata itu. Seperti Saya sebutkan diatas persamaan yang lain antara Lembah
Tidar dan Westpoint atau Lembaga sejenis adalah bagaimana para Taruna merespon setiap
interaksi dari atasan atau pelatih. Di Westpoint para Taruna hanya diperbolehkan
menggunakan empat jawaban sebagai reaksi yaitu Yes, sir.No, sir.No excuse, sir.Sir, I do not
understand6 di Lembah Tidar malah lebih simpel lagi sebab hanya ada dua kata “siap dan
siap salah” lalu diikuti dengan kata pendukung seperti siap salah, siap tidak mengerti.

Para pelatih atau senior akan segera mengoreksi Anda ketika sebuah alasan keluar
dari mulut Anda dalam menghindari sebuah tugas dan tanggungjawab apalagi kalau keluar
kata-kata biasanya. Kita akan segera mengerti maksudnya bahwa mengambil
tanggungjawab adalah pilihan terbaik dibanding hanya memberikan alasan. Saya
mempelajari bahwa alasan hanyalah merupakan sebuah kelemahan yang sesunguhnya tidak
bisa di toleransi. Sebab seorang pemimpin harus selalu bertanggungjawab.

6
Larry Donnithorne, Westpoint Way of Leadership,2009 p 25
63
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di beberapa lembaga lain mencari alasan mungkin lumrah selagi masih bisa masuk
akal itulah sebabnya sekarang ini mencari alasan masih merupakan jawaban membela diri
bagi banyak anak muda, para pejabat publik bahkan politisi. Apalagi harus menyalahkan
oranglain bahkan anak buah, padahal mencari alasan adalah simbol dari pemimpin yang
tidak berkarakter dan tidak bertanggungjawab.

Di lembah tidar kalimat membela diri dengan mencari alasan adalah suatu perbuatan
tercela dan tidak akan pernah dibenarkan, tidak ada satu alasanpun bagi Anda untuk
membela diri ketika Anda tidak bisa menyelesaikan sebuah tugas yang menjadi tanggung
jawab Anda. Begitu sangat memalukan jika seorang calon pemimpin memberikan alasan
pembenaran diri. Itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bermartabat dan tidak
memiliki karakter. Perhatikanlah percakapan antara Taruna senior berikut ini:

Taruna Junior : “Sebenarnya Saya mestinya tiba tepat waktu disini tapi karena terjebak
macet dijalan”

Taruna Senior: “Itu bukan alasan, macet bukanlah hal baru, Anda harus buat perencanaan,
macet adalah sesuatu hal yang sering terjadi Anda tidak merencanakan sesuatu yang
merupakan tanggung jawabmu, itu adalah tanggung jawab Anda sebagai seorang calon
pemimpin. Suatu hari kelak Anda dituntut untuk membuat yang tidak mungkin menjadi
mungkin”.

Atau percakapan antara Taruna dengan oranglain berikut.

Orang lain : Sori kawan Saya telat, tapi biasanya acara-acara sebelumnya juga selalu telat
juga dimulai, jadi tidak masalah.

Taruna : Tidak ada alasan kawan, jadwal siapa itu Anda yang membuat janji Anda tidak
mengatur waktu mu dengan baik, sebenarnya Anda yang membuat ini terjadi. Jadilah
pemimpin

Adalagi percakapan lain seperti berikut ini

Peraturan bodoh: Peraturan ini yang menghambat kreativitas kita


64
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Taruna: Jangan ada alasan kawan, semua peraturan itu berlaku bagi semua orang kan?
Apakah Anda berpikir bahwa hanya Anda yang terkena dampak aturan baru itu?
Masalahnya orang lain dapat beradaptasi dengan baik disamping peraturan, jangan memilih
hanya yang Anda sukai saja. Seorang pemimpin mencari jalan untuk dapat bekerja dengan
aturan yang ada. Pemimpin tidak pernah menyalahkan peraturan hanya karena mereka
gagal.

Tidak ada seorangpun taruna yang tidak setuju dengan kalimat berikut. Bagi seorang
remaja, membuat alasan tidak dapat diterima, tapi bagi seorang pemimpin membuat alasan
adalah sangat menyedihkan. Kepemimpinan dalam militer berpusat pada tanggungjawab
dan selalu berhenti pada pemimpin atau Komandan. Itulah yang membedakannya dengan
pemimpin lain yang memiliki hasrat ingin memimpin namun ketika dimintai tanggungjawab
akan selalu berupaya mencari alasan untuk pembenaran diri bahkan menghindar dari
tanggung jawab atau yang lenih gampangnya mengorbankananak buah.

Mungkin Anda berpikir bukan hanya Lembah Tidar atau akademi sejenis yang
mengajarkan tentang kepemimpinan, sebab di Universitas-Universitas lain juga ada
pelajaran kepemimpinan, bukankah bidang studi manajemen juga adalah bagian dari
kepemimpinan? Anda jangan salah manajemen dan kepemimpinan adalah dua hal yang
berbeda. Manajemen adalah bagaimana memelihara sistem dan proses berjalan dengan
baik dan efisien. Sementara kepemimpinan adalah memastikan arah yang benar dan
memengaruhi orang lain sehingga mereka mengikuti Anda. William A Cohen mengatakan
“Manajer erat hubungannya melakukan sesuatu dengan benar sementara pemimpin erat
hubungannya dengan melakukan hal yang benar”.

Lembah Tidar memastikan bahwa para pemuda yang dididik di lembaga itu sebelum
menaiki gedung yang tinggi, mereka dipastikan bahwa tangganya telah bersandar pada
gedung yang benar. Mereka memiliki kode kehormatan sebagai pedomannya. Sepanjang
tahun tahun Pendidikan di Lembah Tidar Kode Kehormatan taruna itu mereka ucapkan terus
setiap apel pagi, siang dan malam hingga melekat di sanubari para Taruna.
65
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Lembah Tidar sangat fanatik kalau itu menyangkut tentang kehormatan karena
itulah landasan kepemimpinan, tidak ada yang bisa menolong ketika kehormatan lembaga di
pertaruhkan karena ini menyangkut kebenaran. Kode kehormatan Taruna akan beraksi
ketika Taruna melanggar norma-norma yang diatur oleh kode kehormatan tersebut. Tidak
mencuri, asusila, berkelahi, plagiat atau mencontek. Ada
banyak Taruna yang harus keluar karena tidak dapat menjaga 
kode kehormatan tersebut. Lembah Tidar tidak akan
, “Manajemen adalah
membiarkan ada taruna yang tidak memiliki kehormatan dan memanjat tangga
mereka harus segera di singkirkan sebelum menularkan kesuksesan dengan
kepemimpinan yang jelek kepada orang lain suatu hari kelak. efisien,sementara
kepemimpinan adalah
Hal ini pernah dirasakan oleh beberapa orang rekan atas memastikan bahwa tangga
pelanggaran kode kehormatan Taruna ada yang tidak naik itu bersandar pada dinding
tingkat bahkan tidak sedikit yang harus di keluarkan dari yang benar.”

Taruna. Sthephen Covey

Lembah Tidar mengajarkan bahwa tidak akan ada 


toleransi dalam setiap kesalahan menyangkut kehormatan.
Siapa pun Anda dan anak siapa pun Anda jika itu telah
melanggar kode kehormatan maka lembah tidar tidak
memerlukan pertimbangan Panjang karena Anda harus keluar karena Pemimpin tidak boleh
berbuat salah apalagi kesalahan itu menyangkut tentang kehormatan. Tidak ada satupun
Universitas di negri ini yang mengajarkan kepemimpinan seperti di Lembah Tidar. Selaras
dengan Stephen Covey, Peter Drucker berkata, “Manajemen adalah melakukan segalanya
yang benar, sedangkan kepemimpinan adalah melakukan hal hal yang benar”.

Kebiasaan menentukan karakter

Lembah Tidar memahami betul darimana langkah awal akan dimulai dalam
membentuk kepemimpinan. Setelah Anda resmi diterima menjadi Calon prajurit Taruna,
pikiran lama Anda akan di kosongkan dan di isi dengan pikiran baru. Anda harus
meninggalkan sifat-sifat yang lama dan beradaptasi kepada pembentukan diri. Sifat
egoisme, mementingkan diri sendiri,tidak disiplin, sombong dan latar belakang keluarga
66
Leadership Lesson From Lembah Tidar

segera tinggalkan dan siap memasuki kehidupan baru. Respon terhadap hal diatas memang
sedikit agak sulit dilakukan bagi pemuda 18 tahun. Namun, semuanya menjadi terbiasa, dan
sekarang semuanya dapat terjawab dengan perbuatan bukan hanya kata-kata.

Barangkali Anda masih ingat suatu cerita dalam pendahuluan buku ini, bagaimana
para Taruna pagi pagi buta sudah melakukan berbagai aktifitas dan kegiatan seperti itu
selalu tepat waktu dan tidak pernah terlambat. Bangun pagi, Rapikan dan kencangkan
tempat tidur, bersihkan lantai dan kaca-kaca, semir sepatu dan olah raga pagi. Mereka tidak
pernah terlambat bukan berarti karena alarm yang tepat waktu tetapi tanpa alarm juga
mereka telah melakukan itu sejak puluhan tahun lalu bahkan sebelum alarm ada, kegiatan
seperti itu telah menjadi kebiasaan bahkan semenjak Akademi itu berdiri.

Kenyataannya karakter dapat di defenisikan menjadi kebiasaan yang kita lakukan


dalam bertindak dan berbuat, Akademi telah mengajarkan sejak bangun tidur sampai tidur
kembali, bagaimana melakukan hal yang benar dan membiasakannya sehingga menjadi
karakter para Taruna dan ini akan terbawa terus kemanapun mereka melangkah hingga
menjelang purna bakti bahkan sampai mereka menutup mata dalam suatu tidur yang abadi .

Dalam satu wawancara oleh majalah forbess dengan Lieutenant General Jeffrey W.
Talley Chief and commanding general of the U.S. Army Reserve in Washington, D.C. yang
setelah pensiun menjabat sebagai CEO of a Phoenix, Az. Company, Beliau mengatakan
bahwa :

“Pelajaran yang paling penting adalah bahwa kepemimpinan adalah tentang Komitmen,
kompetensi dan karakter. Namun Yang paling penting dari semuanya sejauh ini, adalah
karakter.”

Dia juga menambahkan Jika Anda tidak memiliki karakter, tidak mungkin untuk menjadi
pemimpin yang baik. Salah satu hal paling penting yang Anda pelajari dalam Angkatan
Bersenjata adalah (Learning by doing) belajar dengan melakukan. Kedua, kepemimpinan
adalah tentang memberikan contoh bagi orang lain. Itu bukan apa yang Saya katakan, itu
adalah apa yang Saya lakukan. Hal lain adalah bagaimana memberikan pelayanan kepada
orang lain dalam hal ini kepada yang Anda pimpin dan kerja sama tim. Segala sesuatu yang
Anda lakukan, dari menjaga diri agar tetap sehat secara fisik dan mental, untuk bekerja
67
Leadership Lesson From Lembah Tidar

sebagai sebuah tim untuk mendapatkan sesuatu, adalah merupakan layanan kepada orang
lain. Setelah sepuluh tahun, Itu menjadi tertanam dalam diri Saya sebagai kebiasaan.

Sekali Anda mencari alasan atas sebuah keteledoran yang Anda lakukan, itu akan
membawa Anda lebih mudah untuk mengulanginya pada waktu berikutnya. Setiap kali Anda
berkata Siap salah (No Excuse) maka Anda telah membentuk sebuah kebiasaan yang akan
membangun karakter Anda untuk menyadari bahwa andalah seharusnya yang paling
bertanggungjawab, itu hanya Anda dapatkan di Akademi Militer.

Jawaban Siap salah.. menciptakan kebiasan baru bagi Taruna, sehingga pada akhir
dari satu tahun pertama para Taruna telah mampu bergeser dari yang semula masih
mencari alasan, menyalahkan orang lain, menyalahkan aturan menjadi merebut tanggung
jawab. Lembah Tidar memahami bahwa ketikaseorang pemimpin dapat diandalkan untuk
mengambil tanggung jawab, beberapa hal terjadi:

 Pemimpin dipercaya oleh atasannya, rekan-rekannya dan bawahannya.


 Pemimpin tidak lagi dihentikan oleh hambatan
 Pemimpin bekerja lebih keras untuk mencari solusi karena dia benar-benar percaya
ia tidak memiliki alasan untuk sebuah kegagalan
 Tim pemimpin mengembangkan hal yang sama bisa melakukan sikap pemimpin
menunjukkan

Saat ini kita hidup di dunia di mana orang mencoba untuk selalu menyalahkan orang
lain atas kesalahan mereka. Para pejabat publik menyalahkan pemimpin sebelumnya, para
Pengacara percaya bahwa mereka memiliki alasan yang membenarkan tindakan mereka/
kliennya, para politisi menyalahkan lawan politiknya, Para pejabat menyalahkan
bawahannya. Namun kepemimpinan karakter yang dikembangkan di Lembah Tidar benar-
benar percaya bahwa tidak ada alasan yang sah ketika para pemimpin gagal.

Barangkali ada alasan atas sebuah kegagalan tetapi bagi mereka tidak akan mencari
alasan atas kegagalannya. Semboyan kopassus mengatakan “lebih baik pulang nama
daripada gagal dalam tugas” ini juga berlaku bagi prajurit-prajurit dunia. Tidak heran
semboyan semboyan satuan-satuan elit di negeri ini bahkan di dunia telah menginspirasi
para pemimpinnya untuk tidak akan pernah gagal dalam tugas karena tidak ada alasan
68
Leadership Lesson From Lembah Tidar

untuk itu. Lihat saja semboyan SAS (Special Air Services) Pasukan elit Inggris itu memiliki
semboyan Who Dare Win yang pada awalnya digunakan oleh satuan elit SAS Inggris namun
saat ini motto itu telah digunakan oleh dua belas pasukan elit dunia 7 atau lihat juga
semboyan Divisi Infanteri I US Army "No Mission Too Difficult, No Sacrifice Too Great Duty
First.”Atau semboyan batalyon yang pernah Penulis pimpin di Papua, Pantang tolak tugas
pantang tugas tak tuntas. Semua semboyan itu puncaknya adalah tanggungjawab,
pencapaian tugas pokok agar tidak gagal karena mereka tidak akan pernah mencari alasan
apabila mereka gagal.

Ada perbedaan antara mencari alasan dan alasan kegagalan, perbedaannya adalah
mencari alasan digunakan untuk membelok kan tanggung jawab, sementara alasan
kegagalan adalah kendala yang dihadapi yang dapat menjadi pelajaran pada masa yang akan
datang itu adalah dua hal yang berbeda. Dengan Jawaban, "Siap salah" telah membentuk
karakter pendidikan kepemimpinan untuk tidak mencari alasan tapi mengejar
tanggungjawab atas semua tindakan dan tugas yang mereka lakukan. Seseorang yang siap
salah berarti menyadari kekurangan dan kesalahannya dan menerima tanggungjawab
sebagai konsekwensi dari kejadian tersebut.

Bagaimana Takdir ditentukan

Disiplin dalam pikiran, perkataan dan perilaku secara tidak langsung akan
membentuk karakter, kelak itu akan lebih nyata dampaknya pada mereka yang kita pimpin.
Pertimbangkanlah pola yang dilakukan di Lembah Tidar untuk membentuk suatu kebiasaan
menjadi sebuah karakter dan menghasilkan nasib atau takdirnya. Perhatikanlah proses
pembentukannya berikut:

Pikiran Taruna

• Selama empat tahun, otak para Taruna di isi dengan pelajaran yang berhubungan
dengan kepemimpinan melalui pembentukan karakter. Kode Kehormatan Taruna
akan membentuk pemikiran para Taruna tentang norma-norma dan aturan mana
yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seorang Taruna tidak akan melakukan
perbuatan yang tercela atau melakukan pelanggaran terhadap Kode Kehormatan

7
http://en.wikipedia.org/wiki/Who_Dares_Winsdi Unggah pada Augustus 2014
69
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Taruna. Kode kehormatan ini adalah landasan untuk pendidikan karakter, tidak ada
toleransi bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini. Duapuluh empat jam sehari
pikiran mereka akan diisi dengan sesuatu yang sakral ini. Apa yang mereka isi di
kepalanya? Apakah Saya membaca Buku yang mendukung kebajikan seorang
pemimpin yang berkarakter.

• Kita harus mengisi pikiran kita dengan informasi dari sumber-sumber yang
Memperkuat karakter kita yang ingin kita kembangkan ( Alquran, Alkitab, Weda,
Tripitaka buku Kepemimpinan dan biografi orang orang yang saleh dan pemimpin-
pemimpin hebat

.• Pada saat yang sama , kita harus menangkap pikiran jelek dan jahat yang
memasuki kepala kita dan menolak agar tidak mengambil tempat dan jangan sampai
tinggal di sana.

Tutur kata Taruna

• Kode Kehormatan jauh melampaui dari hanya sekedar membaca tentang filsafat
dan apa alasan dibalik kode kehormatan tersebut. Ini bukanlah hanya hafalan diluar
kepala tetapi jauh melampaui itu. Apa yang Saya bicarakan dengan teman Saya ?
bagaimana Saya berbicara dengan orang lain.

• Bicara positif terhadap orang lain. Hindari menghabiskan waktu dengan orang-
orang yang suka gosip dan hanya suka mengkritik. Carilah orang yang layak ditiru dan
habiskan waktu bersama mereka

Tindakan Taruna

• Lembah Tidar bukanlah tentang siapa yang mengetahui hal yang benar untuk
dilakukan. Juga bukan tentang orang yang pintar yang bisa menggambarkan atau
menerangkan hal yang benar untuk dilakukan. Namun sebuah tindakan nyata
terhadap apa yang kode kehormatan Taruna katakan. Intinya adalah tentang apa
yang Anda lakukan. Apakah tindakan Saya konsisten dengan kata-kata saleh Saya ?
Apakah orang lain melihat tindakan Saya konsisten dengan kata-kata Saya ?
70
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Benjamin Franklin mengatakan “Well done is better than well said” ( melakukan hal
yang baik dengan baik lebih baik dari pada hanya mengatakan yang baik) Lakukan
apa yang Anda katakan dan percayai.

Kebiasaan Taruna

• Kode Kehormatan Taruna bukanlah sebuah sistem kode etika yang bersifat
situasional atau tergantung situasi. Tapi ini merupakan sebuah pagar yang di buat
tinggi dengan standar saat ini. Berlaku kapan saja dan dimanapun para Taruna
berada. Kode kehormatan itu juga tertanam bagi setiap prajurit sampai mereka
mengakhiri dinas ketentaraanya bahkan sampai menutup mata dalam suatu tidur
yang abadi. Jika Anda terjebak dalam kebohongan, atau pelanggaran pada satu
point kode kehormatan ini Anda mungkin tidak lulus. Bagaimana kebiasaan Saya
beroperasi? Apakah Saya masih pernah berbohong dan masih menganggap diriku
masih merupakan orang yang berintegritas ?

• Memulai kebiasaan baru dari hal-hal yang kecil . Melakukan hal kecil akan Segera
Menjadi kebiasaan. Ketika Anda dihadapkan dengan keputusan besar, Anda akan
berada dalam kebiasaan membuat pilihan yang tepat.

Karakter Taruna

• Setelah empat tahun dalam pembangunan karakter, Lembah Tidar misalnya


meluluskan kurang lebih 300 pemimpin muda yang berkarakter dan berdedikasi
untuk melayani bangsa ini. Jenis karakter apa yang akan Saya tampilkan? Karakter
yang bagaimana yang orang katakan akan Saya tampilkan.

• Jika Kita Menjadi pemimpin yang berkarakter, Unit kita, Satuan kita, perusahaan
kita, keluarga kita dan dunia kita yang sangat membutuhkan kita itu artinya Kita
telah mengubah takdir kita.

Takdir Taruna

• Bagaimana nasib saya jika saya menampilkan karakter yang kuat? Jika organisasi
Saya menampilkan karakter yang kuat? Jika anak-anak Saya menampilkan karakter
yang kuat ?
71
Leadership Lesson From Lembah Tidar

• Susilo Bambang Yudhoyono, Tri sutrisno, Edy sudrajat, Luhut Pandjaitan, Prabowo
Subianto, Moeldoko, Gatot Nurmantyo dan ribuan para pemimpin hebat lainnya
yang telah mengabdi diberbagai bidang yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu adalah produk dari lembaga ini, suatu bukti bahwa sistem Pendidikan di
Lembah Tidar bekerja dengan baik sehingga mampu menghasilkan sebuah takdir
seperti mereka yang disebutkan diatas. Tidak jauh beda dengan dengan nama-nama
berikut President Ulysses S. Grant, General Robert E. Lee, President Dwight D.
Eisenhower, Presiden Jimmy Carter, General Douglas McArthur, General Norman
Schwarzkopf, General David Petraeus, Napoleon Bonaparte, Mongomery
membuktikan bahwa sistem West Point, Annapolis, Sandhurst, L’Ecole Speciale
Militaire de Saint-Cyr di Prancis bekerja dengan baik menghasilkan sebuah takdir
para pemimpin hebat itu•
72
Leadership Lesson From Lembah Tidar

ENAM

Leader Development:

A process, not an Event

Kepemimpinan tidak tercipta dalam sehari itu adalah bentuk komitmen yang kuat dalam
jangka waktu tertentu,sikap, dam latihan setiap hari untuk menjadi lebih baik .

|Anonim

S
Sebuah pepatah China mengatakan “Kungfu tidak bisa dipelajari dalam satu hari”
kalau saya ingin mengatakan, dalam kepemimpinan juga berlaku hal yang sama,
tidak ada akselerasi dalam belajar kepemimpinan, semakin Anda kaya pengalaman
semakin memiliki modal atau nuansa yang baik untuk memimpin. Lembah Tidar paham
betul akan hal itu, itulah sebabnya para anak muda yang masuk di lembaga itu dalam kurun
waktu 4 tahun dibentuk dan benar-benar disiapkan melalui sebuah proses dan tahapan yang
tertata dengan baik untuk membentuk karakter kepemimpinan perwira yang disiapkan
untuk menjadi Pemimpin tentara kelak.

Dalam dunia militer kepemimpinan merupakan satu faktor yang sangat penting
untuk mencapai suatu tujuan. Ratusan bahkan ribuan buku telah membahas tentang
kepemimpinan ini. Dari banyak buku tersebut biasanya ada satu kesimpulan secara umum
yaitu berkaitan dengan keahlian dalam bidangnya, keteladanan, kemampuan komunikasi,
kemampuan mengelola (manajemen), dan kemampuan memberikan perhatian kepada
manusia lain. John C. Maxwell dalam bukunya “The Right to Lead” secara tegas dan lugas
mengatakan:

“Hak untuk memimpin bukanlah diraih lewat pemilihan atau penunjukan.


Mempunyai posisi, nama jabatan, pangkat atau gelar tidaklah membuat siapapun
73
Leadership Lesson From Lembah Tidar

memenuhi syarat untuk memimpin sesamanya. Kepemimpinan adalah pengaruh,


tidak kurang, tidak lebih.”8

Saya sering berpikir apabila ada pertanyaan seperti ini; apakah seorang pemimpin itu
dilahirkan atau apakah kita bisa membentuk seseorang menjadi pemimpin?. Sejak
kemampuan bisa dilatih dan dipelajari, itu telah membuka mata Saya kepada sebuah fakta
bahwa pemimpin itu dapat di bentuk. Anda jangan berpikir bahwa para jenderal itu
dibentuk pada satu jam rapat dewan kehormatan penentuan jabatan atau sering disebut
Wanjakti.

Ketika menyangkut tentang pemimpin entah kenapa maka yang terlintas dalam
bayangan Saya adalah seorang Jenderal dan Presiden barangkali Anda juga demikian. Apa
yang Saya pikirkan dan temukan dalam mereka adalah bahwa mereka pernah mengenyam
pendidikan dan pelatiha entah itu di rumah, lingkungan ataupun di sekolah, dan proses itu
berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan bukan instan.

Sebagai contoh Susilo Bambang Yudhoyono dia adalah seorang presiden tapi kita
ambil contoh disini bahwa dia adalah seorang Jenderal atau Eisenhower seorang presiden
Amerika serikat yang juga seorang Jenderal. Mereka melalui sebuah proses yang panjang,
mengikuti pendidikan dirumah, di sekolah dasar, sekolah menengah dan di Akademi.
Akhirnya kita menyadari bahwa Empat tahun pendidikan yang di fokuskan pada
pengembangan kepemimpinan para Taruna melalui pengetahuan Akademik, pengetahuan
militer serta pelatihan fisik berpusat pada tujuan akhir pembentukan karakter.

Pengalaman dilapangan adalah suatu ruang kelas untuk belajar bagaimana


mengambil keputusan sulit dalam situasi sulit, mereka mengalaminya seiring dengan
berjalannya waktu dan penugasan dilapangan, lingkungan juga menjadi ruang kelas yang
baik dalam menempa kepemimpinan mereka. Mereka belajar membuat Keputusan yang
tepat dalam situasi yang sulit dengan pertimbangan-pertimbangan yang pernah mereka
dapatkan dalam pelajaran teori di kelas, rumah, lingkungan atau di lembaga pendidikan.
Fondasi kepemimpinan mereka dapatkan semasa menempuh pendidikan, dan menempuh
perjalanan panjang dalam kehidupan berseragam.

8
Jhon C.Maxwell, The Right to Lead, A study in Character and Courage,2001
74
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Menurut Anda mungkinkah mereka menjadi orang besar tanpa sebuah proses yang
panjang itu? Akademi mengajarkan sebuah fondasi melalui statemen bahwa mereka
membutuhkan suatu pelajaran tentang kepemimpinan untuk menjadi pemimpin yang
hebat. Namun, seperti apa mereka perbuat di lapangan itulah yang menjadi faktor utama,
Eisenhower membuktikan itu ketika dia harus menunggu 16 tahun menyandang pangkat
mayor dan ketika kesempatan memimpin pasukan di medan perang datang, dia tidak salah
dalam bertindak. Itu adalah sebuah proses yang cukup panjang bukan sesuatu yang
kebetulan.
Maksudnya disini adalah bahwa semua orang bisa di didik menjadi pemimpin, saya
hanya mengambil contoh dua orang Jenderal diatas yang kebetulan pernah dididik di
Akademi Militer. Pendidikan sangat berperan dalam menentukan kepemimpinan seseorang,
namun pekerjaan dilapanganlah yang mengasah ketajaman mereka, dan membaptis mereka
menjadi pemimpin yang tangguh.
Pelajaran kepemimpinan di Lembah Tidar bukan hanya teori, Mereka tidak saja
mendengarkannya di ruang kelas, tetapi juga menyaksikan langsung di sekitar mereka setiap
hari. Para pemimpin hebat yang mereka lihat memberikan inspirasi dan motivasi karena
mereka peduli kepada para serdadu mereka dan bersedia melakukan sendiri apa yang
mereka minta dari orang lain. Lihatlah setiap pemimpin yang telah membuat perubahan
besar Kuncinya adalah pelayanan. Anda tidak dapat memimpin tanpa berkorban
Barangkali gabungan dari apa yang dia pelajari baik dari kampus, lingkungan dan
rumah disatukan dengan kepribadian kepemimpinannya, kelak membuat mereka mampu
mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi sehingga membuat mereka menjadi
pemimpin yang hebat.

Sekarang mari kita jawab apakah pemimpin itu di buat atau dilahirkan? Dalam
tulisan banyak pakar ada pandangan yang berbeda beda namun dalam point ini Saya akan
mengatakan bahwa pemimpin itu adalah dua-duanya dibuat dan dilahirkan. Pada awalnya
jiwa kepemimpinan itu telah ada dalam diri mereka dan itu dibawa sejak lahir mereka
dilahirkan dengan fisik yang kuat, mental yang baik, daya tangkap yang baik dan
kemampuan kemampuan yang lain. Namun perlu suatu-unsur untuk mengeluarkan itu dari
dalam dirinya melalui pendidikan, apakah itu pendidikan orang tua, lingkungan, pendidikan
formal atau bahkan belajar sendiri dan proses itulah yang berjalan pada sebuah poros
75
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kepemimpinan. Pendidikan yang mereka dapat akan menjadi bekal bagi mereka dalam
mengambil suatu keputusan ketika situasi menjadi sulit ini suatu ujian kepemimpinan.

Saya ingat sebuah buku yang menggambarkan bagaimana dua Jenderal besar di
Amerika Serikat pada saat Perang Dunia II lalu, pernah berdebat mengenai siapa yang lebih
pantas memimpin pasukan Sekutu di daratan Eropa nantinya. Jenderal Omar Bradley
mengatakan, Anda yang pantas memimpin, Anda dilahirkan untuk memimpin. Jenderal
George Patton menukas, tidak. Anda yang lebih pantas memimpin, karena Anda dilatih
untuk memimpin!

Dalam kenyataan sejarah perang di Eropa, kedua Jenderal itu sama hebatnya. Sama
dipuji kepemimpinannya. Jenderal Bradley akhirnya jadi Jenderal Besar (bintang lima) dan
Patton bintang empat, bukan karena kalah kelas, melainkan karena ia meninggal dunia tepat
sesudah perang berakhir. Ratusan ribu prajurit yang dipimpin kedua orang itu tidak pernah
mempertanyakan, apakah bos mereka jadi pemimpin karena dilahirkan jadi pemimpin atau
karena dulunya dididik jadi pemimpin.

Tipe setiap orang dalam memimpin tentu berbeda namun tujuan akhirnya selalu
sama bagaimana mempengaruhi orang agar mengikuti Anda dan tugas yang dibebankan
dapat tercapai. Lihat saja bagaimana gaya Jenderal Patton dalam memimpin penuh dengan
warna,berani,bersemangat dan blak blakan. Sementara Omar bradley cenderung lebih
santun dan tenang namun Keduanya tetaplah pemimpin yang hebat disegani anak buah dan
ditakuti lawan.

Lahir Dibentuk dan dipersiapkan

Ketika Saya bertugas di Malaysia sebagai Liaison Officer (LO), Saya berkesempatan
mengunjungi twin tower Petronas yang menjadi lambang atau kemakmuran negara itu. Dua
buah menara kembar yang menjulang tinggi dan megah saat ini menjadi pusat perkantoran
dan pusat perbelanjaan. Gedung ini sekarang telah menjadi icon Malaysia dalam buku-buku
dan pariwisata negara itu.

Pada saat bincang-bincang dengan seorang teman yang pernah mengetahui sedikit
tentang pembangunan gedung pencakar langit itu entah karena semangatnya atau karena
kebanggaannya terhadap kemegahan gedung itu, dia mengatakan dibutuhkan beberapa
76
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bulan lamanya untuk menggali lubang yang cukup dalam dan membuat fondasi yang kokoh
agar gedung itu bisa kokoh berdiri tegak, semakin dalam fondasi semakin kokoh Gedung
akan berdiri.

Demikian juga dalam kepemimpinan, Lembah Tidar telah menggali fondasi yang
dalam untuk pembentukan karakter kepemimpinan sehingga mampu bertahan dalam setiap
situasi. Mereka bekerja dua puluh empat jam sehari selama empat tahun membentuk para
Taruna menjadi manusia –manusia yang tangguh dan kuat, berani mengambil resiko
menjadi manusia yang bertanggung jawab dan bermoral. Fondasi itulah yang tetap
tertanam dan menjadi warisan kepemimpinan sampai saat ini sehingga Akademi ini tidak
pernah berhenti melahirkan para pemimpin dari masa kemasa.

Dua pertentangan tentang pemimpin apakah di bentuk atau dilahirkan akan tetap
menjadi perdebatan. Saya telah menulis diatas bahwa keduanya adalah benar sebab setiap
orang pada dasarnya dilahirkan telah menjadi pemimpin paling tidak menjadi pemimpin diri
sendiri. Talenta itu telah ada dalam diri mereka namun kalau tidak di kembangkan
bagaimana mereka bisa jadi pemimpin hal itu adalah mustahil. Oleh sebab itulah Angkatan
Darat merekrut para pemuda dan pemudinya yang memenuhi persyaratan untuk dilatih di
Lembah Tidar dan dipersiapkan menjadi pemimpin suatu hari kelak.

Pada bulan Juni 1966, Ratu Inggris berpidato saat pelantikan para perwira yang telah
menyelesaikan pendidikian di Akademi Militer Sandurst saat di parade Sovereign, isi
pidatonya adalah sebagai berikut:

Hari ini, Anda termasuk divisi senior telah menjadi perwira dan tak lama lagi mereka
yang termasuk divisi-divisi lain akan mengikuti jejak Anda. Hari ketika Anda diangkat
menjadi perwira merupakan hari yang paling penting dalam hidup Anda karena
tugas dan tanggungjawab yang diberikan negara kepada Anda sebagai pemimpin
sangatlah berat

Telah Anda pelajari disini bahwa seorang perwira haruslah, diatas segalanya,
merupakan seorang pemimpin, seorang yang akan diikuti bawahannya terjun
menghadapi bahaya, ketidaknyamanan, dan tantangan dari alam,cuaca atau
manusia. Selalulah ingat, bentuk kepemimpinan yang terbaik dan murni adalah
77
Leadership Lesson From Lembah Tidar

contoh “ayo kerjakan” merupakan perintah yang lebih baik daripada “terus
kerjakan.”

Anda berasal dari ras yang terkenal karena keberaniannya dan Saya tahu seorang
perwira seperti Anda tidak akan pernah gagal menjadi orang pertama yang
menghadapi bahaya. Namun, kepemimpinan dalam tekanan dan kegairahan
pertempuran bukan menjadi tanggungjawab Anda semata. Kesabaran,Inspirasi dan
perhatian Anda terhadap tugas juga diperlukan dalam tugas-tugas rutin yang juga
sama beratnya yang dalam periode pengabdian mungkin tampaknya biasa-biasa
saja bahkan tidak penting. Kepemimpinan menuntut tanggungjawab yang
berdedikasi terhadap bawahan Anda. Hidup mereka berada dalam tangan Anda.
Mereka berhak mengharapkan Anda menunjukkan standar karakter,kompetensi
profesional,dan integritas yang tinggi. Jika Anda selalu meletakkan kepentingan dan
kesejahteraan mereka diatas kepentingan dan kesejahteraan Anda. Anda tidak akan
mengecewakan mereka dan secara bersama-sama Anda akan mampu melakukan
tugas apa saja.

Anda sering menginspeksi bawahan Anda,dan Saya kira ketika Anda melakukan
inspeksi ini Anda juga akan menginspeksi diri Anda dengan semangat yang sama
besarnya.

Prajurit selalu merupakan duta dan wakil negara mereka,terlebih lagi


Perwira.Saudara-saudara sebangsa Anda Sipil barangkali secara tidak sadar
berharap Anda menunjukkan keberanian dan tugas pada tingkat yang lebih tinggi
daripada yang bisa mereka tunjukkan. Begitupun ketika Anda ditugaskan di luar
negri, Anda dapat menunjukkan standar sikap yang mencerminkan negara Anda
dengan baik.

Ketika Anda bergabung dengan unit Anda,Anda melangkah masuk kedalam suatu
profesi yang telah memainkan peran paling penting dan terhormat dalam evolusi
negara ini. Saya yakin Anda akan terus menjunjung tinggi tradisi sebagai pelayan
dan pelindung negara.
78
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Jalan yang mulai Anda tempuh ini sering sekali sulit dan curam; kepercayaan
Saya,pikiran Saya, dan harapan baik Saya ada bersama Anda dalam perjalanan ini. 9

Lembah Tidar adalah salah satu tempat pembentukan para pemimpin Tentara saat
ini dan dimasa yang akan datang. Mereka di latih berbagai ilmu tentang kemiliteran dan
yang paling utama adalah tentang kepemimpinan, sebagai bekal untuk memimpin dalam
mempertahankan kelangsungan dan kedaulatan sebuah negara. Jiwa korsa, kebersamaan
dan tidak mementingkan diri sendiri menjadi bagian dari kehidupan mereka setiap hari.
Tugas kehormatan dan negara adalah segala-galanya pagi mereka. Tidak heranlah bahwa
pelantikan para perwira selalu dihadiri oleh Kepala negara.

Mengapa demikian? Karena kelak mereka adalah pemimpin Tentara yang memiliki
tugas mempertahankan kedaulatan negara. Ingat pertahanan negara merupakan fungsi vital
dari keamanan nasional yang berperan ketika damai berubah menjadi perang. Hakikat
pertahanan negara ialah jaminan terhadap kehidupan negara. Suntzu mengatakan bahwa
“War is the matter of vital importance to the state” Sebagai fungsi Vital, pertahanan Negara
haruslah dibangun dengn biaya berapapun untuk menjamin kehidupan negara, bagaikan
asuransi jiwa negara dengan biaya mahal dan berlaku sepanjang masa. Demikian pun para
pemimpin tentara yang berkarakter harus disiapkan dengan baik sejak dini dan Lembah
Tidar telah menjawabnya.

Sepenggal pidato Presiden Amerika serikat George Bush pada saat pelantikan Taruna
Akademi Militer di Westpoint Tahun 2006 dapat menjadi jawaban bahwa pengembangan
kepemimpinan itu bukanlah secara kepetulan tetapi melalui proses yang Panjang sejak
mereka masih taruna.

Ini adalah suatu kehormatan bagi Saya berdiri di hadapan pemimpin masa
depan Angkatan Darat Amerika Serikat. Anda telah bekerja keras untuk sampai ke
situasi saat ini. Anda telah bertahan dan selamat dari situasi paling sulit yang
tercatat dalam hidup Anda juga musim panas terbaik dalam hidup Anda di
Buckistan. Tak terhitung waktu yang telah Anda habiskan dalam rumah penderitaan.
Dalam 4 tahun, Anda telah berubah dari seorang yang tidak tahu apa-
apa(beanhead,yuk,lembu sampai Taruna Senior " Dan hari ini Anda Akan Menjadi

9
John Adair, “How to Grow Leader.(2005) hal 27
79
Leadership Lesson From Lembah Tidar

seorang perwira kebanggaan Angkatan Darat terbesar dalam sejarah dunia. Para
Guru Anda sangat bangga padamu; Orang tuamu juga sangat bangga padamu;
demikian Juga Saya sebagai Panglima tertinggi. Selamat atas prestasi yang fantastis.

Akademi ini telah membentuk pikiran dan tubuh Anda untuk menghadapi
tantangan yang terbentang di depan. Anda telah bekerja keras di dalam kelas dan
di lapangan untuk siap menghadapi kerasnya pertempuran kelak. Seorang Taruna
menjelaskan sikap Westpoint sebagai berikut : “Pertama Saya akan mengalahkan
Angkatan Laut dan Angkatan Udara, dan kemudian aku akan mengalahkan musuh-
musuh di medan perang”10

Hampir pada setiap pelantikan Taruna menjadi Perwira, Kepala Negara memberikan
pidato khusus kepada para perwira baru, hal ini telah menjadi sebuah tradisi bagi akademi
kaum berseragam di belahan bumi manapun. Ini adalah sebuah hal yang wajar kalau bukan
sebuah keharusan karena Kepala Negara adalah Panglima tertinggi tentara atau Comander
in Chief. Pidato yang sangat menyentuh seperti itu juga pernah didengar oleh seluruh
perwira Lembah tidar saat pelantikan menjadi perwira remaja di Istana negara atau di
tempat lain. Rasa bangga dan keinginan kuat untuk menjadi seorang pemimpin tentara yang
memiliki tanggungjawab yang besar melintas dalam pikiran. Saat itulah baru kita rasakan
bahwa sesungguhnya bagi kalangan berseragam, regenerasi kepemimpinan tidak muncul
begitu saja tetapi telah disiapkan sebelumnya sehingga benar-benar menjadi pemimpin
yang siap ketika masanya tiba.

Akhirnya Lembah Tidar dapat menjawab pertanyaan "Bisakah kepemimpinan


dipelajari?" dengan gagasan bahwa apakah Anda suka atau tidak, Anda seorang pemimpin.
Pertanyaan sebenarnya adalah apakah Anda akan menjadi pemimpin yang efektif.
Kenyataannya para anak muda yang datang dan keluar dari Lembah Tidar telah melahirkan
banyak para pemimpin hebat baik dibidang Militer ataupun dalam bidang lain.

10
http://www.c-span.org/video/?192749-1/us-military-academy-commencement. Di unggah pada September
2014
80
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Tidak ada akselerasi dalam Kepemimpinan

Ada banyak defenisi tentang kepemimpinan sebagaimana banyak penulis telah


mendefinisikannya. Kenyataannya sejarah telah membuktikan bahwa mendefenisikan
kepemimpinan itu hampir sama sulitnya dengan mempraktekkannya. Banyak penulis dan
praktisi akan setuju bahwa kepemimpinan itu melibatkan komponen,komponen dasar,
interaksi dengan orang, mempengaruhi atau membujuk, untuk satu tujuan menyelesaikan
sebuah tugas. Namun, bagi Militer defenisi kepemimpinan itu disamping mempengaruhi
Anak buah untuk tercapainya tugas pokok, juga meningkatkan kemampuan organisasi,
memperhatikan kesejahteraan anak buah.

Bagi kalangan militer, kepemimpinan adalah nafas dan darah untuk tetap hidup.
Salah satu aspek yang penting dalam kepemimpinan Militer adalah mereka selalu
menyiapkan para pemimpin untuk masa yang akan datang itu juga merupakan bagian dari
visi. Itulah sebabnya Lembah Tidar tidak pernah berhenti dan terputus dalam memproduksi
anak muda yang kelak dipersiapkan untuk menjadi pemimpin Angkatan Darat. Sebagai
seorang prajurit mereka senantiasa dilatih dan di gembleng agar memiliki pengalaman dan
kemampuan menghadapi tantangan untuk memimpin para prajurit dimasa yang akan
datang. Prinsipnya adalah setiap prajurit dengan sendirinya adalah pemimpin, mereka
dilatih dengan porsi yang sama.

Lembah Tidar sangat memahami betul bahwa kepemimpinan itu sendiri tidak
muncul secara instan tapi dipelajari dan memerlukan waktu dan proses yang panjang. Ibarat
sebuah tim pemenang yang telah dipersiapkan jauh sebelumnya, itu adalah sebuah proses
bukan terjadi secara kebetulan.Tidak ada pemimpin yang instan dalam Militer, tidak ada
kelas akselerasi dalam kepemimpinan, sebagai contoh diperlukan waktu 20 tahun untuk
menyiapkan seorang Komandan brigade, 16 tahun untuk Komandan Batalyon, lebih kurang
4 tahun untuk menjadi Komandan Kompi, itupun kalau mereka dapat mengikuti seluruh
jenjang pendidikan yang harus di ikuti melalui serangkaian seleksi yang ketat. Ini
menunjukkan bahwa mereka disiapkan melalui sebuah proses dan tahapan yang berjenjang.
Para letnan dan kapten saat ini suatu hari kelak akan menjadi Komandan Batalyon,
Komandan Brigade bahkan Panglima Divisi.
81
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Tugas para pemimpin adalah memastikan tugas pokok dapat diselesaikan. Oleh
sebab itu setiap pemimpin harus menguasai tugas secara individu dan secara kollektif. Para
pemimpin Militer harus mampu menjamin bahwa prajuritnya terlatih, berdisiplin, memiliki
informasi yang lebih serta memiliki kemampuan untuk menyelesaikan misi tadi. Penguasaan
itu tidak didapatkan dalam sehari tetapi sebuah proses yang berkepanjangan dan terus
menerus dengan sebuah sistem yang sudah berjalan dengan baik.

Disinilah peran Pemimpin menciptakan suasana disiplin dimana prajurit dapat


belajar tumbuh secara personal dan profesional, artinya bahwa pemimpin harus mampu
tetap mempertahankan kemampuan prajurit dalam standar yang tinggi, terlatih secara
efektif setiap saat dimasa damai maupun dalam situasi perang. Setiap Taruna yang di didik
di Lembah Tidar adalah calon pemimpin Militer dimasa yang akan datang, mereka telah
disiapkan secara terus menerus bagai suatu rantai yang tidak pernah putus.

Pentingnya Perencanaan
Eisen hower adalah seorang Pemimpin yang unik, kalau boleh saya katakan dia juga
seorang perwira yang beruntung. Dia belum pernah membawa seorangpun ke medan
tempur sebelum perang dunia II. Mc Artur mengatakan dia adalah seorang perwira yang
brilian. Dia dipromosikan menjadi Letnan kolonel pada tahun 1936 setelah hampir frustasi
karena hampir 16 tahun menyendang pangkat mayor .
Eisen hower mengatakan bahwa ada dua hal yang perlu dilakukan oleh para
pemimpin yaitu Perencanaan dan memimpin dengan persuasi. Dia mengatakan bahwa
Perencanaan adalah bagian dari keberhasilan. Eisenhower melihat perencanaan sangat
mutlak ketika menghadapi perang yang sebenarnya; Karena perang adalah kacau dan tak
terduga dan tidak pernah berjalan sesuai Rencana. Dia sangat menyadari itu, itu sebabnya
Dia tidak pernah meremehkan ide-ide pentingnya perencanaan dan persiapan.
Sebelum invasi Eropa, para prajurit komando Sekutu bekerja hampir dua tahun
merencanakan dan mempersiapkan invasi hari-H. Setelah invasi tersebut dilakukan,dimana
banyak hal ternyata tidak terjadi seperti yang diharapkan,Jenderal Eisenhower ditanya
tentang nilai dari rencana tersebut. Ia menjawab, “Rencana itu bukan apa-apa, namun
perencanaan adalah segalanya.”
Jika Anda ingin berhasil dalam setiap apa yang Anda lakukan, perencanaan dan
persiapan harus dilakukan. Rencana jadwal, jam J dan Rencana apabila terjadi kontinjensi
82
Leadership Lesson From Lembah Tidar

atau dinamika haruslah diantisipasi, tetapi Anda harus selalu fokus dan terarah pada tahap
pelaksanaan. Pengikut Anda mungkin jauh lebih percaya dan menghormati Anda karena
rencana yang jelas.
Dalam hal kepemimpinan, Eisenhower memenangkan rasa hormat dari bawah anda
sekutu diplomatiknya karena sifat kepemimpinannya. Dia memimpin dengan persuasi,
bukan dengan menggunakan posisinya untuk memaksa orang untuk melakukan perintah
karena rasa takut. Ini bukan berarti dia seorang pemimpin yang lembek, justru dia
merupakan seorang pemimpin yang tegas dan berdisiplin.
Eisen hower memiliki gaya kepemimpinan yang unik, dia sangat berdisiplin tetapi
ada berbagai cara dia lakukan untuk mengukum orang yang melanggar disiplin. Dia juga
seorang Pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab terhadap anak buah. Sekali waktu
dua orang prajurit anak buahnya berkelahi, seharusnya menurut peraturan Militer
keduanya harus di hukum disiplin tetapi Eisenhower justru menyuruh kedua prajurit
tersebut untuk membersihkan setiap jendela dan barak, yang satu membersihkan dari luar
sementara yang satunya lagi dari dalam, karena keduanya membersihkan dalam kaca yang
sama, keduanya saling mengejek dengan saling menunjukkan wajah konyol yang bermaksud
mengejek, keduanya terlihat saling meringis, namun tiba tiba berubah menjadi saling
tertawa karena lucu. Pada akhirnya keduanya telah melupakan perkelahian itu dan kembali
rukun dan membawa batalyon itu tetap rukun dan harmonis.
Itulah salah satu cara kepemimpinan yang dilakukan oleh Eisenhower. Itu membuat
dia menjadi seorang Pemimpin yang disayangi Anakbuahnya. Dapat saja dia melakukan apa
saja yang dia harapkan kepada duaorang prajurit tersebut namun dia juga berpikir pada
sebuah jangka panjang satuan.
Ingatlah persuasi selalu merupakan bentuk terbaik dari kepemimpinan. Alih-alih
memiliki pengikut Anda berpikir mereka hanya melakukan apa yang mereka katakan,
persuasi menyiratkan kepemilikan. Mereka mengikuti Anda karena mereka memang INGIN,
bukan karena mereka HARUS. Itu adalah kemampuan yang paling baik untuk dipelajari
sebagai seorang pemimpin. Pengikut Anda akan mencapai tujuan Anda dengan semangat
dan penuh rasa tanggung jawab dan Anda akan menuai tanggung jawab dan hasil yang jauh
lebih baik•
83
Leadership Lesson From Lembah Tidar

TUJUH

Baja yang baik

Dihasilkan oleh api yang panas


“The more you sweat in peacetime, the less you bleed in war.”

|Pepatah China

Tidak Ada yang Mudah

S
eperti yang banyak ditanyakan orang tentang kehidupan Taruna atas pertanyaan:
“Mengapa kita membuat anak-anak ini menjalankan masa empat tahun yang sangat
berat seperti itu? tinggal di barak-barak dengan bangunan tua. Tidak boleh
membuang sampah di tong sampah sebelum pukul 09.30, bak cuci harus bersih dan kering
sepanjang waktu. Semua kegiatan diatur tidur saat terompet berbunyi dan bangun sebelum
subuh, Makan pagi 06.00. Berangkat ke ruang makan harus berbaris dan bernyanyi tidak
boleh mengobrol saat berbaris, pakaian dan perlengkapan senantiasa harus rapih bersih dan
disetrika, sepatu disemir dengan mengkilat dan banyak sekali peraturan. Mengapa?”
Karena ketika Mereka lulus, Mereka akan diminta untuk tidak egois dan berdisiplin.
Selama berjam-jam waktu yang mereka lewatkan di Kemiliteran, mereka akan menderita.
Mereka akan berada jauh dari rumah pada waktu Lebaran ataupun saat Natal; Mereka akan
tidur di lumpur, Mereka akan kesulitan makanan dan minuman. Ada banyak hal mengenai
pekerjaan ini yang membuat Mereka mengesampingkan kepentingan pribadi jadi mereka
biasakan dirinya dengan hal-hal seperti itu. Mereka akan bekerja ratusan jam dalam
seminggu dan selalu berada dalam tekanan,kedinginan dan tidak akan selalu bisa
menghubungi keluarga di rumah. Itulah sebabnyaapa yang mereka lakukan di lembah Tidar
akan membentuk karakter Mereka dan nantinya akan menentukan nasib atau takdir
Mereka.
84
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Dalam dunia bisnis ketika pemimpin membuat kesalahan maka perusahaan akan
kehilangan uang bahkan mungkin pekerjaan. Bagi Militer ketika pemimpin salah dalam
mengambil keputusan maka akan kehilangan nyawa dan eksistensi negara
dipertaruhkan.Tentara adalah asuransi Jiwa negara yang senantiasa siap digunakan
kapanpun dibutuhkan. Tentara adalah garda terakhir dalam pertahanan sebuah negara,
ketika para pemimpin lain telah gagal maka yang tinggal adalah pemimpin Militer. Jika
pemimpin tentara yang menjadi garda terakhir juga gagal maka negara akan hilang. Itulah
sebabnya kepemimpinan dalam Militer memiliki nuansa tersendiri, mereka dilatih untuk
kuat dalam segala hal, bertahan dan mengambil keputusan dalam suasana yang tidak
mendukung it. Itulah sebabnya mereka dibiasakan dalam situasi situasi diluar kebiasaan
sehingga

Jenderal Collin Powell pernah berkata“Adream doesn’t become reality through


magis; it takes sweat, determination and hard work.”Mimpi itu tidak datang menjadi
kenyataan dengan kekuatan magis atau sulap, tapi penuh dengan tetesan keringat,
determinasi dan bekerja keras. Kalau boleh Saya tambahkan, khusus bagi pemimpin militer,
penuh dengan tetesan keringat, darah dan air mata. gambarannya bahwa para pemimpin
militer itu dibentuk dalam derasnya tekanan dan penderitaan.

Pada tahun-tahun pertama di lembah tidar para taruna merasakan tekanan demi
tekanan yang seolah tidak ada akhirnya, sebagai taruna yang baru mereka harus
menyesuaikan dengan peraturan dan disiplin yang sangat ketat. Mereka selalu diawasi
setiap pergerakannya baik oleh para pengasuh ataupun taruna senior, hidup serba teratur
dan diatur membuat kreatifitas hilang tetapi itu akan sangat terasa saat di tingkat satu,
karena pada tahapan itu salah satu aspek yang perlu ditanamkan adalah loyalitas ikuti apa
kata pelatih dan seniormu beberapa Taruna yang tidak mampu melanjutkan Pendidikan
harus pulang pada tahun-tahun pertama di Lembah Tidar.

Banyak pemimpin yang gagal karena tidak siap menghadapi tekanan demikian juga
sebaliknya. Perbedaan antara pemimpin yang gagal dan yang berhasil lebih sering terletak
pada kemampuan mereka mengatasi tekanan. Kitab Amsal mengatakan “engkau adalah
85
Leadership Lesson From Lembah Tidar

contoh yang buruk jika engkau tidak tahan akan tekanan dan penderitaan.” Para perwira
harus mengambil keputusan yang benar dalam situasi yang sulit.

Perencanaan memang banyak dilakukan di belakang meja atau di markas tapi ketika
rencana berubah, ketika dinamika terjadi maka keputusan yang tepat harus segera di ambil
oleh pemimpin yang berada di garis depan. Momentum dan waktu jangan sampai diambil
alih oleh musuh, keragu-raguan adalah sumber dari kekalahan. Tapi sebagai seorang
pemimpin Andalah yang bertanggungjawab atas hasil dari

keputusan Anda.
Dalam latihan anda bisa
Untuk menghasilkan baja yang baik, api yang saja dimaafkan untuk
suatu tujuan belajar dari
digunakan juga harus panas, semakin panas apinya semakin pengalaman Anda tapi,
baik baja yang dibentuk. Apakah Anda siap untuk dibakar dalam pertempuran anda
dengan api yang panas? Para Pemimpin besar dihasilkan harus membayarnya
dengan nyawa. Itulah
dalam bara api yang panas mereka ditempa dengan berbagai
sebabnya mengapa
hambatan rintangan tantangan dan cucuran keringat,airmata Prajurit dilatih dengan
bahkan darah. Tidak salah pada saat pendidikan di Lembah keras.

Tidar dan pendidikan lanjutan lainnya, mereka dilatih dengan Jenderal Raymond T
keras bahkan melebihi ketahanan fisik dan mental mereka. Odierno

Ini bukan hanya formalitas tapi sebuah latihan mendekati


keadaan sesungguhnya. Musuh tidak akan pernah kompromi
dengan Anda mereka akan menawan dan membunuh Anda.
Pengalaman dilapangan akan menuntun Anda.

Dalam penentuan penjurusan para taruna untuk masuk kecabangan apa kelak, ada
satu metode yang diterapkan khususnya dalam psikotes dimana seluruh peserta diberikan
suatu kegiatan yang mengakibatkan kepada kelelahan fisik dan mental dan disaat yang sama
diberikan suatu persoalan untuk di pecahkan, tes ini dimaksudkan untuk mencari personil
yang mampu berpikir dengan baik serta mengambil keputusan yang tepat dalam kondisi
pisik yang sangat lelah. Hampir semua orang bisa berpikir dengan normal pada saat yang
normal namun, ketika kondisi pisik dan mental lemah, hanya orang-rang yang memiliki
kemampuan phisik dan mentallah yang dapat melakukan itu.
86
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Panasnya api dalam pembentukan kepemimpinan sudah dirasakan oleh para anak
muda yang terpilih di Lembah Tidar, tiupan peluit dan dentuman suara mortir dan TNT saat
pertama sekali diterima menjadi warga corps Taruna memberitahu mereka bahwa ini
bukanlah tempat untuk bertamasya apalagi untuk bersantai-santai. Mereka belum pernah
mendengar suara mortir dan senapan, suara keras para pelatih dan Senior yang menggertak
tepat dimuka mereka bahkan ada diantara mereka barangkali yang belum pernah dimarahin
ketika di dunia sipil membuat nyali mulai ciut. Satu gambaran bahwa tidak ada yang mudah
tapi tidak ada yang tidak mungkin.
Lilitan tali di leher saat masa orientasi bukanlah tidak punya makna tapi itu
menggambarkan lilitan permasalahan yang akan mereka hadapi ketika kelak menjadi
pemimpin. Saat itu mereka tidaklah siapa-siapa sehingga mereka siap untuk dibentuk dari
sebuah besi rongsokan menjadi baja yang baik. Pertanyaanya adalah mengapa para prajurit
dilatih dengan keras? Jenderal Raymond T Odierno mantan kepala staff Angkatan darat
Amerika Serikat mengatakan,
“Unit training provides a forgiving, learning environment that allows leaders to grow
from lessons learned on the job without the fear of making irretrievable mistakes in
combat that cost lives”11.

(Dalam latihan Anda bisa saja dimaafkan untuk suatu tujuan belajar dari
pengalaman Anda tapi dalam pertempuran Anda harus membayarnya dengan
nyawa.)

Berani menerima perubahan melalui sebuah proses adalah realita hidup untuk
sukses. Bermimpi untuk sukses dan menjadi Jenderal namun enggan melewati proses yang
“Tidak Enak” atau melalui jalan singkat nampaknya sebuah keniscayaan. Bahkan Jenderal
Naga bonar saja sebelum menempelkan pangkat jenderal mayor di pundaknya tetap
mengikuti proses itu melalui latihan yang keras ala laskar, dan mengalami suka duka dalam
pertempuran, ditempa oleh alam dan penderitaan walaupun dalam konteks yang berbeda.
Masih ingat dalam pendahuluan dalam buku ini? Seorang Jenderal hebat (Sherman)
pernah berkata:

11
Training Unit and developing Leaders 2012
87
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Saya pernah membaca tentang pria yang secara khusus dianugrahi alam untuk
terlahir sebagai seorang Jenderal tapi Saya belum pernah melihat satupun
diantaranya”

Artinya seorang Pemimpin besar tidak lahir begitu saja,seorang jenderal tidak lahir
secara kebetulan. Ia mengalami proses pembentukan yang berat dan penuh tantangan,
proses yang panjang dan penuh dinamika, seperti seekor ulat yang bermetamorfosa
menjadi kupu-kupu. Ulat, mungkin dianggap binatang yang menjijikkan dan tidak menarik.
Namun, kondisi berbalik ketika ia telah berubah menjadi kupu-kupu. Setiap orang
mengaguminya, bentuknya yang indah dan dapat terbang.

Namun Sayang, sering kali orang melupakan proses yang harus dialami oleh si ulat,
menjadi kepompong, menutup mata dan diri, mengalami kegelapan sampai keluar dari
kegelapan itu dengan segala daya dan upaya. Pesona kupu-kupu sebenarnya hanya dampak
atau konsekwensi dari sebuah proses yang harus dialami. Tanpa menjadi kepompong ia
tidak akan pernah tiba menjadi seekor kupu-kupu. Paling tidak begitulah menjadi seorang
pemimpin besar. Menjadi seorang Jenderal hebat adalah sebuah proses pembelajaran dan
pengembangan diri terus menerus menjadi pribadi yang lebih baik. Ada masa menanam,
ada masa menuai, ada masa bersusah dan ada masa bersenang.

Barangkali Anda pernah mendengar kalimat berikut ini “Akar-akar yang kuat hanya
didapatkan ditanah yang keras dan berbatu. ”Tidak dapat diragukan kebenaran kalimat itu
karena sifat alamnya memang demikian. Pohon yang tumbuh di tanah yang keras dan
berbatu memiliki batang dan akar yang keras karena setiap hari harus kerja keras dan penuh
tantangan. Sehingga ketika musim kemarau tiba, tidak akan berpengaruh banyak terhadap
pertumbuhan pohon itu. Demikian juga ketika angin bertiup kencang tidak akan
mengoyahkan pohon itu. Berbanding terbalik dengan pohon yang tumbuh ditanah yang
gembur, akarnya tanpa bekerja keras dan semuanya terasa mudah, tetapi ketika angin
bertiup maka akarnya pun ikut tercabut. Hal yang sama berlaku bagi kehidupan dan
kepemimpinan. Siapapun tidak menginginkan dipimpin oleh orang yang lembek dan mudah
menyerah. Anak buah akan selalu bangga akan seorang pemimpin jika apa yang mereka
harapkan dari sifat-sifat kepemimpinan itu terpenuhi
88
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Makna Doa Taruna

Ya Tuhan berikanlah kepada kami taufik dan hidayahmu agar dapat melakukan
segala tugas tanggungjawab kami dengan sebaik baiknya. Berilah kami kekuatan untuk
bersedia memilih jalan yang berat dan sukar tetapi luhur daripada jalan yang ringan dan
mudah tapi hina Amin. Itulah doa Taruna yang setiap selesai apel malam selalu dipanjatkan
oleh para Taruna, doa ini sangat singkat namun sangat menyentuh. Kata-kata doa itu
membawa suatu makna tersendiri bagi kehidupan Taruna kelak. Simak kembali sebuah
kalimat dalam doa tersebut “Berilah kami kekuatan untuk bersedia memilih jalan yang
berat dan sukar tetapi luhur daripada jalan yang ringan dan mudah tapi hina” disana
tersirat bahwa kehidupan yang akan dilalui kedepan akan sangat berat, sebagai prajurit
suatu hari kelak akan menghadapi suatu situasi yang sangat sulit dan mereka akan memilih
jalan yang akan dipilih.

Kehormatan adalah sebagai dasar dalam memilih, para Taruna akan memilih jalan
yang sukar tetapi mulia daripada sebaliknya jalan yang mudah tetapi hina. Ketika Saya
membaca literatur-literatur dan beberapa artikel, ternyata doa Taruna di Lembah Tidar itu
hampir sama dengan satu bait Doa Taruna di Westpoint, simaklah sebuah kalimat dalam doa
Taruna Westpoint ini

“Make us to choose the harder right instead of the easier wrong and never to be
content with a half truth when the whole truth can be won.”

Bagian dari doa ini adalah pedih karena suatu saat para Taruna akan menghadapi
pilihan dan situasi yang berat dan sulit. Pemimpin yang baik dan yang memiliki keunggulan
adalah mereka yang memilih sesuatu yang sulit tetapi luhur bukan sesuatu yang mudah
tetapi salah.Ini adalah harga tinggi dari sebuah panggilan dan sebuah gambaran kehormatan
sebagai dasar yang diajarkan di Lembah Tidar. Disana tidak ada jalan pintas namun harus
dilalui sesulit apapun tantangan didepan, namun sayang, saat ini dengan perkembangan
teknologi banyak generasi muda bahkan para perwira muda menginginkan jalan yang
mudah dan pintas dengan berbagai cara bahkan ada yang menghalalkan segala cara.
89
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Degradasi itu muncul seiring dengan demokratisasi yang mengglobal, media sosial
seolah mempertontonkan itu menjadi sebuah kebenaran. Melakukan berbagai macam cara
untuk mendapatkan suatu jabatan atau kedudukan seolah menjadi hal yang lumrah. Mereka
bangga karena memiliki koneksi atau hubungan yang baik dengan para penentu kebijakan.

Tentara dibentuk dengan latihan yang keras dan terukur, mereka dipersiapkan untuk
melewati segala test baik Akademik, fisik maupun mental. Mereka harus berusaha agar
dapat lulus standar yang sudah dibuat, jangan sampai standar itu yang diturunkan hanya
agar Anda atau Anak buah lulus dalam rangkaian test. Ingatlah organisasi militer adalah
organisasi yang akan tetap ada sepanjang suatu negara ada,ketika hal seperti itu ditolerir
maka profesionalisme akan hilang, roh tentara akan memudar lalu sirna.

Hal seperti itu tidak jarang kita temui saat ini,baik dalam seleksi pendidikan ataupun
seleksi penugasan, bergabung dengan sebuah tim untuk sebuah misi atau pendidikan adalah
merupakan kebanggaan bagi siapapun sejauh kelulusan itu adalah sebuah usaha yang
memenuhi syarat. Tapi yang dimaksud disini ikutilah prosedurnya dengan penuh
kebanggaan, ketika Anda ternyata gagal banggalah bahwa Anda sudah mencoba. Demikian
juga dengan Anak buah yang Anda pimpin, ingat salah satu tujuan kepemimpinan adalah
membuat seluruh Anak buah atau yang dipimpin menjadi pria dan wanita yang lebih baik.
Anda harus terlebih dahulu lulus sebab apa yang Anda katakan tidak selamanya di dengar
oleh bawahan Anda, tapi apa yang Anda perbuat akan melekat sepanjang masa. Prinsipnya
Di militer Anda harus berlari terlebih dahulu sebelum Anda menyuruh prajurit berlari, kalau
tidak Anda akan disebut jarkoni (bisa mengajar tidak bisa melakoni)

Tekanan keras menghasilkan ketekunan

Ketekunan adalah sebuah akar dari kesuksesan, Ketekunan tidak akan bertahan
tanpa ketegangan dan tekanan. Anda tidak akan tekun pada saat cuaca yang cerah dengan
sebuah eskrim ditangan. Anda tidak akan tekun dengan ruangan yang ber AC dan selimut
tebal membungkus badan. Keadaan sulit dan tekanan itulah yang membuat Anda tekun.
Kesuksesan Anda membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Berapakali kah Anda bangkit
setelah gagal? Ini bukanlah dipengaruhi oleh IQ yang tinggi atau kepintaran atau
90
Leadership Lesson From Lembah Tidar

penglihatan yang baik. Ketekunan adalah keputusan pribadi yang dibuat setiap hari atau
bahkan tiap menit sampai Anda mencapai tujuan Anda.12

Tekanan atau pressure yang didapatkan di Lembah Tidar semata-mata hanya untuk
membentuk para Taruna menjadi prajurit yang baik dan tekun. Banyak pelajaran yang
didapatkan dari pelatihan ini, Keberanian,ketekunan dan loyalitas. Mereka yang tidak siap
untuk dilatih akan mengundurkan diri atau tersisih, ini berarti dia tidak memiliki
ketekunan,tidak memiliki keberanian dan tidak memiliki loyalitas. Prajurit seperti itu
nampaknya tidak akan pernah bertahan di Akademi.

Dalam setiap aktifitas bahkan denyut nadi, Implementasi kepemimpinan merupakan


pelajaran yang setiap saat dilakukan. Dengan setting duapuluh empat jam sehari, Lembah
Tidar telah mampu membangun sebuah mekanisme yang mentransformasi seorang anak
muda berusia 18 tahun menjadi pria dan wanita yang memiliki karakter yang diinginkan.
Dalam suasana belajar yang aman, mereka harus berhadapan dengan berbagai dilema etis
dan konflik moral yang memaksa mereka untuk keluar dari zona aman (comfort zone)
mereka. Ketekunan sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi seperti ini. Karena hanya
pengalaman yang memaksa kita untuk keluar dari zona kenyamanan kita yang mampu
menciptakan perubahan yang signifikan dalam diri kita.

Lembah Tidar bukan hanya melatih tentara untuk perang tetapi lebih dari itu untuk
mengembangkan pemimpin yang dapat beradaptasi dengan perang apa pun yang mungkin
dihadapi, dimanapun, kapanpun tidak peduli dalam kondisi apapun dan bentuk perang
apapun serta musuh siapapun. Penerapan disiplin yang diterapkan di lembaga pendidikan
itu sejak pagi-pagi buta sampai pagi lagi adalah suatu proses pembentukan disiplin yang
menjadi landasan sebuah kebiasaan menuju pembentukan karakter yang baik dan sifat
pantang menyerah.

Dengan Ketekunan, Anda sedang menunjukkan kekuatan karakter dan keinginan


untuk memimpin. Orang akan melihat bahwa Anda adalah orang yang tak mudah kalah,tak
mudah menyerah, dan ini di komunikasikan kepada setiap orang disekeliling Anda bahwa

12
No Excuse Leadership: Lessons from the U.S. Army's Elite Rangers 2004, hal 21
91
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Anda memandang pekerjaan dan diri Anda sendiri secara serius. Ini adalah memimpin
melalui meneladani, dan ini adalah prinsip kunci menuju paket kepemimpinan.

Anda dapat memiliki semua sifat yang lain ini, kehormatan, keberanian namun jika
Anda kekurangan ketekunan, Anda ditakdirkan untuk tidak dapat mencapai tujuan apa pun
itu. Kemunduran muncul bersama-sama dengan penyebab kemunduran tersebut. Berbagai
kesalahan akan dibuat, ada ujian-ujian yang gagal, pertandingan-pertandingan yang kalah,
dan promosi-promosi yang tertunda. Maksudnya, tak perlu harus menjadi orang pertama
yang sampai di garis finis.

Maksudnya adalah dalam kehidupan berseragam kita harus menyadari bahwa tidak
ada “garis akhir” didalam hidup ini sampai suara tiupan terompet menjarah habis-habisan
tempat peristirahatan kita yang terakhir,atau sampai menutup mata dalam suatu tidur
yang abadi. Jika Anda ingin bertumbuh sebagai seorang pemimpin, dan sebagai seorang
manusia, Anda harus tetap mengerjakan hidup ini; Anda harus menerima gagasan bahwa
kesempurnaan tak mungkin dapat dicapai atau dirindukan. Kemajuan adalah tujuan
akhirnya. Hidup ini tidak pernah berhenti bergerak,jadi Anda harus tekun untuk
mendapatkan peringkat selanjutnya. Terus dan terus, lagi dan lagi.

Ketekunan adalah kunci bagi keberhasilan Anda. Napoleon melihat betapa


pentingnya sebuah ketekunan untuk mencapai kemenangan. Kita dapat melihat dengan
jelas ketika dia kembali untuk mengambil tahta Perancis bahkan setelah dia diasingkan.
Apa pun yang Anda lakukan, Ingat upaya yang konsisten akan menjadi kunci keberhasilan
Anda. Anda bisa mulai gagal beberapa kali, tetapi Kemampuan Anda untuk mencoba
kembali dan coba lagi Itu akan memastikan keberhasilan Anda dalam jangka panjang.

Bagi seorang pemimpin,mengomunikasikan karakteristik ini adalah lebih merupakan


masalah ketekunan daripada masalah kepintaran. Ketika Saya memutuskan menulis buku
ini, Saya ingin berbicara tentang prinsip-prinsip yang telah membantu Saya membentuk
hidup Saya sebagai seorang pemimpin di kemiliteran. Lebih dari itu bagaimanapun juga,Saya
sangat ingin menjelaskan bahwa siapa saja dapat mencapai kesuksesan yang dicari dengan
menjadi seorang pemimpin yang baik. Akan tetapi Anda harus mengerti hal-hal sederhana
92
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang harus dilakukan dan mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mau
melakukannya. Ada kerja keras yang terlibat didalamnya dan ada komitmen penting
terhadap hal-hal ideal yang merefleksikan kepemimpinan Anda kepada orang lain,tetapi jika
Anda merindukannya, Anda dapat melakukannya

Lembah Tidar secara konsisten membentuk para pemuda-pemudi itu untuk


disiapkan menjadi pemimpin. Setiap akhir tahun Lembah Tidar meluluskan sekitar 300 pria
dan pada tahun terakhir ini termasuk pula wanita, menganugerahi mereka dengan gelar
sarjana pertahanan dan penugasan sebagai letnan dua di Angkatan Darat. Kenyataan ini
sungguh menakjubkan: sebagai sebuah bangsa yang besar, kita mempercayakan
keselamatan pasukan kita kepada seseorang yang baru berumur 21 tahun. Ketika lulus dari
Akademi, mereka akan mempraktekkan tanggungjawab itu dalam berbagai bidang yang
mereka pilih misalnya dalam perawatan senjata,pengamanan daerah perbatasan negara,
penugasan penjagaan perdamaian; dan sewaktu-waktu siap ditugaskan ke medan perang
atau tempat bergejolak di dalam dan di luar negreri.

Fakta yang berhubungan adalah: pada saat meninggalkan Lembah Tidar, kebanyakan
dari mereka tidak diragukan lagi sudah siap untuk pekerjaan mereka. Para Taruna tersebut
siap memikul tanggung-jawab, menghadapi tantangan, mengambil keputusan di bawah
tekanan, dan dengan tekad yang kuat mengejar target yang ditentukan untuk mereka.
Ketika penulis menjadi Komandan batalyon di daerah rawan pegunungan Jaya wijaya Papua,
Saya menerima beberapa perwira muda yang baru lulus dari Akademi Militer. Belum
beberapa saat berada di batalyon mereka harus memimpin pletonnya untuk melaksanakan
tugas operasi di daerah konflik di puncak jaya. Tidak ada persiapan yang harus dilakukan
sebab mereka sudah dilatih untuk itu. Lapangan akan menguji mereka apakah mereka kelak
akan menjadi perwira yang baik atau pecundang.

Lembah tidar adalah ibarat sebuah pabrik yang memproduksi para pemimpin.
Selama bertahun-tahun, Akademi ini mungkin telah menjadi institusi yang paling efektif
untuk pengembangan kepemimpinan. Akademi ini telah melahirkan banyak pemimpin
hebat di negri ini, baik di dunia sipil maupun dalam Militer. Banyak tidak menyadari bahwa
Akademi ini telah menorehkan sesuatu catatan yang spektakuler di bidang-bidang lain,
Akademi ini adalah rumah kepemimpinan bagi seorang Presiden Indonesia,Seorang wakil
93
Leadership Lesson From Lembah Tidar

presiden,Puluhan Menteri, puluhan Gubernur, Anggota DPR,Duta besar, CEO,komisaris


perusahaan, Pengusaha,para Politisi dan lain lain.

Jika UGM,UI atau ITB adalah Candra dimukanya para kaum akademisi, maka jika
berhubungan dengan kepemimpinan, Lembah Tidar adalah hal yang nyata.

Dalam hal kepemimpinan Militer, Kegiatan Apel dan baris-berbaris adalah


keterampilan yang penting di lingkungan Akademi. Secara resmi, membentuk formasi
adalah latihan sederhana untuk melatih tanggung-jawab: bagaimana berbaris sesuai urutan
Regu,Peleton dan Kompi. Komandan peleton harus tahu dan melaporkan berapa
Anggotanya yang hadir, mencari tahu mengapa tidak hadir, melaporkan secara detail
kepada Komandan Kompi demikian seterusnya berjenjang. Namun, maknanya sebenarnya
lebih dari itu, Melaksanakan apel dengan formasi adalah penghormatan atas masa lalu. Para
Taruna telah berkumpul dengan cara ini, di tempat itu, setiap hari selama puluhan tahun
semenjak Akademi itu terbentuk. Yang lebih penting lagi, cara itu merupakan pengingat
akan dominasi ketidakegoisan. Disini setiap individu menyerahkan diri pada kesatuan yang
lebih besar kepada korps.

Panduan kepemimpinan Angkatan Darat AS yang pertama, yang dirilis Puluhan tahun
lalu, menciptakan motto: “Be, Know, Action.” Motto ini merupakan rangkuman yang tepat
mengenai seberapa efektif para pemimpin bekerja, tetapi juga menekankan tantangan
utama pengembangan kepemimpinan. Hal ini juga selaras seperti dikatakan Burt Nanus
(1989) bahwa pemimpin dan kepemimpinan selalu berurusan dengan soal efektivitas,
mengurus manusia, memberdayakan dan memerdekakan potensi orang.

Tanpa disadari, Lembah Tidar telah mengembangkan suatu mekanisme, yang


memaksa seseorang yang berumur 18 tahun bertumbuh menjadi dewasa melebihi umurnya
terutama dalam hal tanggung jawab. Para Taruna berkembang dengan menghadapi
ambiguitas moral, dengan memutuskan tuntutan-tuntutan bersaing dalam diri mereka.
Jendela terbesar untuk mengubah konsep diri seseorang terbuka ketika ia gagal. Itu adalah
cara berpikir yang benar-benar berbeda mengenai pengembangan. Misalnya, ketika ia gagal
dalam sebuah program untuk pertama kali dalam hidupnya atau ketika ia melakukan sebuah
pelanggaran kode kehormatan. Ketika itu terjadi sebuah proses merefleksi diri.
94
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Itulah inti yang dipelajari para Taruna. Mereka tidak saja mendengarkannya di ruang
kelas, tetapi juga menyaksikannya di sekitar mereka, setiap hari. Para pemimpin hebat yang
mereka lihat memberikan inspirasi dan motivasi karena mereka peduli kepada para serdadu
mereka dan bersedia melakukan sendiri apa yang mereka minta dari orang lain. Lihatlah
setiap pemimpin yang telah membuat perubahan besar. Kuncinya adalah pelayanan. Anda
tidak dapat memimpin tanpa berkorban. Bagaimanapun juga Lembah Tidar telah ikut andil
dalam sejarah mencetak manusia-manusia (baca: pemimpin) yang berdisiplin, berdedikasi
dan berani! Berani menjalani hidup (dare to live), berani menghadapi tantangan (dare to
fail), berani mengambil risiko (taking a risk), dan berani membuat keputusan (making a
decision). Terimakasih untuk lembaga ini.

Realitasnya memang tidak semua lulusan Lembah Tidar ternyata bernasib baik,
seleksi alam tetap berlaku tapi sejarah telah mencatat bahwa orang nomor satu di negri ini
juga pernah dilahirkan di Lembaga ini. Dan bagi yang belum bernasib baik, setidaknya
mereka telah memiliki suatu penuntun hidup dalam kepemimpinan yang akan mereka
lanjutkan pada anak-cucunya kelak. Sehingga suatu hari kelak seluruh anak bangsa ini
memiliki karakter yang baik.

Tantangan dan Peluang

Dimana ada tantangan disitu ada peluang, tantangan dan situasi sulit akan
menempatkan seorang berada pada posisi terhormat atau menjadi pecundang. Anda
dituntut mengambil suatu keputusan yang tepat dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Hanya orang yang teruji dan terlatih yang dapat melakukan itu, gabungan beberapa
pengalaman dan kemampuan menyatu dalam suatu keberanian untuk mengambil
keputusan. Berani ambil resiko dan berpikir untuk menang. Pelajaran itu tidak ada dalam
manual book atau teori dikelas, Anda tidak akan belajar di ruang kelas bagaimana
menghilangkan rasa takut. Anda hanya mendapatkan itu ketika mengalaminya di lapangan.
Seperti pengalaman Sintong Pandjaitan saat pembebasan Sandra di Thailand.

Ini adalah benar bahwa keadaan yang sulit akan menghasilkan pemimpin yang
baik,bagaimanapun ini juga sama benarnya bahwa masa-masa sulit akan membuat
beberapa orang gagal dan keluar. Musuh dapat membawa kita keluar menjadi yang terbaik
95
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bahkan terburuk. Musuh akan membuat kita jadi pahlawan atau pecundang. Jadi
pertanyaan penting adalah bagaimana kita bisa keluar dari masa-masa sulit sebagai
pemenang dan bukan menjadi korban atau pecundang?

Carilah tantangan jangan mencari zona aman itulah yang diajarkan di Lembah Tidar.
Karena kepemimpinan Anda akan di uji ditempat yang memiliki tantangan atau lawan yang
berimbang. Bagaimana Anda bisa menjelaskan pada publik bahwa Anda adalah pemimpin
yang berhasil kalau tidak ada ujian?

Pada awalnya Eisen hower hanyalah seorang perwira yang banyak bekerja di markas
dan di staff Dia frustasi karena tidak pernah memimpin pasukan kemedan perang saat
teman-teman seangkatannya telah memimpin pasukan di Eropa, Dia tidak pernah
memimpin pertempuran. Tetapi yang membuat Dia menjadi termasyur adalah ketika dia
mendapatkan kesempatan untuk bertempur di daratan Eropa dan dia keluar sebagai
pahlawan bukan pecundang. Kalau Eisenhower tidak pernah memimpin pertempuran
digaris depan, Saya yakin tidak mungkin dia muncul sebagai pahlawan bahkan menjadi
Presiden Amerika Serikat.

Tidak dapat diragukan bahwa Taruna yang kelak menjadi perwira menerima
kewajiban moral untuk mempertahankan keutuhan negara dan menjaga kedaulatan negara,
sehingga dalam kapasitasnya mereka terus menerus meningkatkan kemampuannya
sehingga mereka mampu beradaptasi kepada dinamika alam pertempuran dimanapun dan
kapanpun. Mereka harus menjaga kemampuan fisik dan mental sebagai modal dalam
memenangkan setiap pertempuran, ini merupakan kekuatan bagi perwira untuk mampu
bertahan dan mencapai tugas pokok atau misi serta memelihara tangungjawab moral dan
etika sebagai bukti dari seorang calon pemimpin yang berkarakter.

Sistem pengembangan kepemimpinan di Lembah Tidar dimaksudkan untuk


mengembangkan kemampuan Taruna menghadapi tantangan dan ketidakpastian yang akan
dihadapi oleh seorang perwira muda kelak. Kurikulumnya juga disesuaikan dengan suatu
proses pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai keprajuritan. Sehingga para
lulusannya mampu bersikap dan berempati serta memiliki perhatian dan kasih kepada Anak
buahnya serta mampu menyesuaikan diri dimanapun mereka berada. Mereka telah
96
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dikaruniai semangat jiwa kepahlawanan dan kompetensi untuk membuat keputusan


rasional dibawah tekanan ketika keadaan tidak jelas dan situasi dalam keadaan tidak
normal.

Dari segi postur penampilan mereka harus tampak profesional, demikian juga dalam
kepribadian dan standar uniform yang mereka gunakan. Mereka menciptakan kesan yang
mendalam dalam karakter dan rasa percaya diri. Itu juga diperkuat dengan kemampuan
berkomunikasi dengan jelas dan efektif dalam lingkungan dimanapun. Tidak heran kalau
para prajurit bisa segera menyatu dengan masyarakat dan lingkungan dimanapun mereka
bertugas.

Selasa, 19 Desember 1961, pukul 09.00 WIB, di alun-alun Lor Yogyakarta, di tengah
kucuran hujan deras dan lautan manusia, sejumlah pemuda berdiri dengan khidmat di
tengah lapangan. Mereka berpakaian dinas lapangan berwarna serba hijau, menutup
kepalanya dengan baret, membungkus kakinya dengan sepatu lars. Mereka adalah sersan
mayor Taruna dari Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang dan Bandung, selanjutnya
disebut Akmil.

Pandangan mata mereka mengarah ke satu panggung. Di sana berdiri Presiden


Soekarno didampingi Menteri Keamanan Negara Jenderal AH Nasution serta pimpinan
Angkatan Bersenjata lainnya. Dengan khidmat mereka mengikuti rapat raksasa dan
mendengarkan pidato Bung Karno yang berapi-api.

“Hei, engkau, pemuda-pemuda keluaran dari AMN! Sekarang berdiri di hadapan


Saya. Saya melantik kamu sekalian, resmi menjadi perwira-perwira angkatan perang
kita. Ketahuilah hei kamu, kewajibanmu sekarang ini lebih berat daripada yang
sudah-sudah.

Sekarang ini engkau menjadi pemimpin-pemimpin daripada Angkatan Perang


Republik Indonesia. Dan, sekarang ini Angkatan Perang Republik Indonesia sudah
mendapat perintah dari Saya untuk menyiap-nyiapkan diri agar supaya setiap waktu
Saya memberi perintah, masuk ke Irian Barat untuk memerdekakan Irian Barat itu.
97
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Maka engkau juga, hei pemuda-pemuda keluaran Akademi Militer Nasional, bersiap-
siaplah oleh karena sebagaimana tadi Saya katakan, sudah Saya perintahkan kepada
segenap Angkatan Perang Republik Indonesia, baik Angkatan Darat maupun
Angkatan Udara, maupun Angkatan Laut, supaya menyiap-nyiapkan diri agar setiap
waktu Saya memberi komando kepadamu, engkau bebaskan Irian Barat dari
cengkeraman imperialisme Belanda.

Para pemuda-pemuda itu empat tahun yang lalu adalah pemuda yang lugu dan polos
kini harus siap untuk ujian di medan yang sebenarnya, perintah itu langsung datang dari
seorang presiden (Comander In Chief) tidak ada alasan untuk berkata “tunggu dulu Saya
belum siap” apalagi untuk berkata tidak. Hanya ada jawaban “Siap”

Kepemimpinan Mereka yang sesungguhnya akan di uji dan nyawa akan menjadi
taruhan. Mereka akan meninggalkan keluarga, jauh dari rumah, tidur di lumpur beratapkan
langit. Usia masih muda tapi tanggungjawab mempertahankan kedaulatan negara
diserahkan pada mereka yang baru berusia 21 tahun itu. Mereka telah menjadi Komandan
peleton namun masih perlu pembuktian dilapangan apakah mereka akan menjadi
Komandan yang baik atau tidak, apakah mereka akan jadi pahlawan atau jadi pecundang.
Pelatihan yang didapatkan di LembahTidar telah membekali mereka agar siap dalam tugas
karena fondasinya telah dibangun selama empat tahun di Lembah Tidar

Lembah Tidar tahu betul bahwa setiap Taruna akan menghadapi berbagai tekanan
dan persoalan ketika mereka akan melangkah dalam sebuah perjalanan panjang didepan,
oleh sebab itulah fokus utamanya adalah bagaimana menyiapkan para pemuda untuk siap
pakai ketika lulus dari Lembah Tidar. Mereka akan dilantik menjadi letnan dua dan akan
langsung memimpin peleton dalam pertempuran yang sesungguhnya seperti yang dirasakan
oleh para alumni AMN 1961 dan para alumni Akademi Militer tahun-tahun berikutnya.
Mereka tidak boleh memilih untuk tidak terlibat dalam pertempuran karena untuk itulah
mereka dilatih.

Dalam pendidikan kecabangan infanteri para pelatih selalu mengindoktrinasi para


perwira muda bahwa mereka mampu melakukan apa saja asal mereka maudan kuncinya
adalah kemauan. Pada masa Taruna juga seperti tidak ada yang tak bisa dilakukanmodalnya
98
Leadership Lesson From Lembah Tidar

adalah semangat dan semangat. Ini bukan berarti bahwa perwira muda itu adalah
superman, tetapi maksudnya adalah untuk membangun rasa percaya diri bagi para perwira
sehingga mereka memiliki inovasi-inovasi untuk membuat hal yang tidak mungkin menjadi
mungkin.

Para pelatih tahu bahwa suatu saat mereka akan menghadapi suatu situasi yang
berat, dan membutuhkan keputusan yang benar. Itu dapat dilalui ketika para siswa terbiasa
dengan keadaan-keadaan yang kritis dan berat. Tidak ada tantangan yang terlalu berat pada
mereka, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi.

Lihatlah orang-orang hebat berikut ini ketika mereka menghadapi suatu situasi yang
sulit, Churchill berkata “telling the world that britain wil never,never,never Giv up” Dont let
the bastards get you down” atau kata kata Jenderal Sudirman “Robek-robeklah
badanku,potong-potonglah jasadku ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merahputih akan
tetapi hidup tetap menuntut bela siapapun lawan yang kuhadapi.” Artinya dalam keadaan
sesulit apapun mereka harus mampu mengatasinya.

Para pelatih tahu betul bahwa semua akan baik-baik saja Anda dapat membuat lebih
baik dan para Taruna juga setelah lulus percaya akan itu dan menjadi suatu roh kekuatan
yang mendorong ketika suatu masalah timbul.

Hey Letnan....! Anda mungkin saja menderita kelaparan tapi jangan pernah
tunjukkan bahwa Anda lapar,sebab engkaulah yg selalu makan belakangan. Anda juga
barangkali kedinginan ataupun kepanasan tapi jangan pernah tunjukkan bahwa engkau
kedinginan atau panas. Anda juga mungkin ketakutan tapi jangan pernah tunjukkan bahwa
engkau takut. Anda adalah pemimpin dan pasukan Anda akan merefleksikan emosimu.
Itulah sepenggal kalimat-kalimat yang biasa di teriakkan oleh para pelatih pada saat
pendidikan dasar kecabangan Infanteri. Anak buah Anda percaya bahwa bagaimanapun
situasi terjadi Anda dapat mengendalikannya dan membuat suasana lebih baik. Para anak
muda itu selalu mencoba percaya diri dan tetap optimis walau bagaimanapun situasi yang
dihadapi.Ini suatu praktek kepemimpinan yang Anda tidak akan dapatkan di lembaga
pendidikan manapun.
99
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Mengapa perlu dilatih dengan keras

Confucious mengatakan “To lead untrained people to war is to throw them away”
(memimpin orang yang tidak terlatih dalam pertempuran sama saja dengan melemparkan
mereka kedalam bencana.)

Dalam hidup ini hanya ada dua hal yaitu masalah dan solusi, dan ini bukan masalah
sukses atau gagal. Dalam kepemimpinan juga seperti itu, tidak ada organisasi apapun yang
tidak ada masalah didalamnya baik individu ataupun organisasi itu sendiri. Ketika para
pemimpin dilatih dan dibentuk secara umum mereka disiapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan itulah masalah-masalah menghadang ditengah jalan.
Anggota yang tidak cakap, perlengkapan yang tidak memadai, lingkungan,dan lain
sebagainya semua itu harus dapat diatasi. Tidak ada pelajaran teori tapi pengalaman akan
mengajarkan Anda untuk mengambil keputusan. Para Anak buah menganggap Anda sebagai
pemecah kebuntuan dan Anda harus memahami itu. Simaklah ungkapan berikut ini General
Sir Patrick Howard-Dobson mengatakan:

‘Some day you may have to lead men into battle and ask them to do their duty, and
you will do it through Love. You must always put them first. If you arrive somewhere
half destroyed, half exhausted at the end of a hard march, do you worry about your
food, your bed, and your rest? No you do not. You must make sure they are fed,
rested and have somewhere to sleep. You must make sure arrangements are made
for their safety and guards placed, runners sent, whatever is necessary, and it will be
a lot. But, if you do this you’ll find that you never have to worry about
yourself,because as you look after them, so they will look after you. As they come to
know that you love and care for them, so they will love you, and through love for you
and for one another they will be the best soldiers the world has seen.” 13

Terjemahan bebasnya kira kira seperti ini "Suatu saat Anda mungkin akan memimpin
prajurit Anda ke medan pertempuran dan meminta mereka untuk melakukan tugas mereka,
dan Anda akan melakukannya dengan Kasih. Anda harus selalu menempatkan mereka
terlebih dahulu. Jika Anda tiba di suatu tempat dengan kondisi setengah hancur,letih dan
13
A Sandhurst Guide, Developing Leader , Pilot Version easter 2012
100
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tak berdaya sehabis perjalanan panjang, apakah Anda khawatir akan makanan Anda, tempat
tidur Anda, dan tempat istrahat Anda? tentu tidak. Anda harus memastikan dahulu bahwa
anak buah Anda telah diberi makan, beristirahat dan memiliki tempat untuk tidur. Anda
harus memastikan pengaturan yang dibuat untuk keselamatan mereka dengan
menempatkan para penjaga atau pengamanan, mengirim caraka, atau apa pun yang
diperlukan. Tapi, jika Anda melakukan ini, Anda akan menemukan Bahwa Anda Tidak perlu
khawatir tentang diri Anda, karena ketika Anda merawat mereka, Mereka akan merawat
Anda. Ketika mereka mengetahui Bahwa kau mencintai dan merawat mereka, Mereka akan
mencintai Anda, dan melalui cinta untuk Anda dan satu sama lain Mereka akan menjadi
prajurit terbaik di dunia.

Itulah sebabnya mengapa para Taruna dilatih dengan disiplin keras, sifat-sifat
pantang menyerah ditanamkan sejak dini. Mereka adalah yang terhebat di peletonnya
walaupun kenyataannya bukan demikian namun mereka yang dipimpin akan selalu berpikir
seperti itu dan bergantung pada pimpinannya.
“Danton... kamu jangan lemah anggotamu telah menunggu didepan”, tidak salah
kalau para pelatih selalu berteriak seperti itu saat di lembah Tidar. Apabila Anda berkunjung
atau sekedar berjalan-jalan Lembah Tidar, Anda akan melihat para Taruna berlari mengitari
asrama memanfaatkan waktu yang luang untuk berlatih fisik. Mereka melakukan itu dengan
penuh kesadaran, karena mereka tahu ketika waktunya untuk masuk kesatuan tiba, anak
buah akan melihat siapa Komandan peletonnya. Mereka tidak akan mendengat teori-teori
yang mereka ucapkan.
Sifat pantang menyerah hanya didapatkan dari latihan yang keras dan berdisiplin,
itulah sebabnya tentara dilatih dengan keras. Ketika saatnya tiba mereka akan dihadapkan
dengan situasi yang sangat sulit, ketahanan fisik dan mental akan menjadi ujian mereka. Itu
tidak timbul dengan sendirinya tapi latihan yang keras dan berdisiplin adalah fondasinya. Itu
didapatkan melalui proses yang panjang. Dalam latihan Anda tidak bisa menipu diri sendiri
kalau itu Anda lakukan Anda akan gagal dalam ujian yang sesungghnya ketika saat
pertempuran tiba.
Saya pernah membaca tentang seorang atlet renang yang mempunyai impian untuk
berenang bagi tim olimpiade Amerika Serikat. Realitasnya adalah dia bangun setiap jam 4
pagi untuk berenang selama tiga jam sebelum pergi ke sekolah. Dia tidak berpesta dengan
101
Leadership Lesson From Lembah Tidar

teman-temannya pada hari sabtu malam. Dia harus belajar dan mempertahankan
rangkingnya, persis seperti setiap orang lainnya. Robert T Kiyosaky bertanya kepadanya apa
yang mendorong dia dengan ambisi dan pengorbanan yang luar biasa seperti itu, dia hanya
menjawab “ Saya melakukannya untuk diri saya sendiri dan orang-orang yang saya cintai.
Cintalah yang membuat saya mengatasi rintangan dan pengorbanan” 14
Suatu alasan atau tujuan adalah kombinasi antara “keinginan” dan “bukan
keinginan” ketika orang bertanya apa alasannya untuk dapat berlatih dengan keras, itu
adalah kombinasi antara “ingin” dan “tidak ingin”Mantan petinju Kelas berat dunia Joe
Frazier, berkata
● ● ●

Anda dapat berencana


“Anda dapat berencana bertinju atau berencana
bertinju atau berencana
hidup. Namun, saat aksi hidup. Namun, saat aksi Anda dimulai, Anda
Anda dimulai, Anda bergantung pada refleks Anda. Itulah saat ketika
bergantung pada refleks persiapan latihan Anda terlihat. Jika Anda
Anda. Itulah saat ketika
menipu telah melakukan latihan pada pagi hari
persiapan latihan Anda
terlihat. Jika Anda menipu saat langit masih gelap, Anda akan ketahuan
telah melakukan latihan saat ini dibawah cahaya lampu yang terang.”15
pada pagi hari saat langit
masih gelap, Anda akan
ketahuan saat ini dibawah Jika Anda tidak melaksanakan persiapan, atau
cahaya lampu yang terang. anda berbohong pada persiapan yang Anda buat pada

Joe Frazier akhirnya Anda akan selalu ketahuan. Dalam latihan akan
selalu ada kata maaf untuk memperbaiki kesalahan Anda
● ● ●
namun dalam pertempuran Anda akan membayarnya
dengan nyawa.
Dalam hal sifat pantang menyerah, barangkali Saya keliru kalau Saya mengatakan
generasi muda saat ini cenderung lebih mudah menyerah dibandingkan dengan para
pendahulu kita, ini mungkin hanya pengamatan Saya saja. Perkembangan teknologi tanpa
disadari telah banyak melunturkan nilai-nilai magis generasi muda, mereka jadi cenderung
mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan lingkungannya.

14
Robert T. Kiyosaki, Rich Dad, Poor Dad 2012 hal 193
15
The Champ, Reader’s Digest,Januari 1972, hal 109
102
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Para guru-guru di sekolah mulai kesulitan mencari alternatif metode baru dalam
memberikan pelajaran tentang etika seiring dengan perkembangan teknologi ini. ini adalah
sebuah virus kelengahan, dan kelengahan akan membawa kehancuran. Lembah tidar telah
lama memberikan sebuah metoda bagi para calon pemimpin dimana para instruktur selalu
menekankan mereka harus selalu waspada,siap sedia dimanapun mereka berada.
Ketika melaksanakan latihan TWT(Training Without Troops) di Army War College
India, Pada saat kami memasuki sebuah wilayah zona Militer, saya membaca sebuah tulisan
yang sangat menarik di Military Zone Area,

“Welcome to Undemocratic Zone” We follow our own rules, make our oun
norms,ferocius we are,lethal in any form,tamesrs of tides, we play with storms,you
guessed it right we are “men in uniform”. Country comes firs always and every time
We are Indian Army.

(Selamat datang di daerah yang tidak demokrasi, Kami punya aturan sendiri dan
mengikuti aturan itu ,kami punya norma-norma sendiri, ganas, pembawa maut bagi
musuh,penjinak gelombang, bermain dengan badai, kami adalah kaum berseragam,
Kami selalu menempatkan negara prioritas pertama dalam setiap detik waktu
sampai kapan pun akan seperti itu.)

Kaum berseragam dibelahan bumi manapun memiliki aturan main sendiri. Komando
dan pengendalian ditentukan unsur pimpinan setelah menerima saran dan masukan dari
para staff. Pada saat rapat staff anda bisa memberikan saran-saran yang tidak sesuai
dengan keinginan Komandan menurut pertimbangan Anda tetapi ketika Keputusan telah
diambil maka loyalitas akan menjadi pedoman Anda untuk mensukseskan tugas itu,
demikianlah budaya yang berlaku bagi Kalangan berseragam. Anda bisa bayangkan kalau
prajurit melakukan interupsi setengah memaksa seperti pada saat sidang DPR berlangsung.
Seperti yang telah saya tuliskan diatas demokrasi dalam militer adalah ketika keputusan
diambil maka perdebatan selesai dan yang ada hanyalah loyalitas. Kalau loyalitas sudah
hilang maka sebuah rantai pengikat kekuatan tentara putus.
Melatih prajurit dengan keras dan berdisiplin pastinya akan menimbulkan masalah,
Anda menjadi tidak disukai Anak buah karena kesenangan mereka terganggu, Anda menjadi
103
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tidak populer.Masalah lain timbul unsur Komandan menjadi bersikap apatis dan tidak peduli
lagi pada Anak buah, yang penting anggotanya senang untuk mencari popularitas dari
anggota. Dan kenyataannya Komandan yg tidak keras terhadap Anak buahnya dalam hal
latihan dan disiplin maka akan populer di mata anak buahnya biasanya disebut pemimpin
yang baik dan persuasif. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan tanggungjawab dan
kewajiban seorang pemimpin.
Kalau pemimpin hanya mencari popularitas maka gong kehancuran Tentara baru
saja di mulai. Tentara harus ada sepanjang masa karena tanpa tentara tidak akan ada
negara. Tetapi tentara juga punah seperti punahnya binatang yang dulu sangat besar yaitu
Dinosaurus, manakala para calon pemimpin dan pemimpinnya tidak memiliki karakter dan
semangat kemiliteran.Ketika Patton memimpin Pasukannya dia lebih memilih tindakan yang
Tidak populer tetapi benar.
Jenderal Patton adalah sosok pemimpin yang tidak mau mencari popularitas
murahan, dia bisa keras ketika situasi mengharuskan dia berbicara keras. Tujuannya adalah
untuk fokus pada satu tujuan. Simaklah kata kata Patton berikut ini:
“kita tidak menginginkan pengecut di ketentaraan. Mereka harus dibunuh seperti
lalat. Jika tidak, mereka akan kembali setelah perang, dan membiakkan lebih banyak
lagi pengecut.”16
Bahasa Patton mungkin terdengar kurang sopan menurut kita bahkan terlihat sangat kasar.
Orang lain mungkin menyampaikannya dengan cara berbeda,tanpa kekasaran tapi dengan
efektifitas yang setara. Namun memang demikianlah Patton. Ia tengah berbicara kepada
prajurit dan begitulah gayanya dia tidak mau mencari popularitas murahan dan membiarkan
anakbuahnya tidak berdisiplin.Andaikan promosi patton dilaksanakan dengan sistem
sosiometri tidak akan ada yang menyukai dia sebab Apa yang Patton katakan di sini akan
menjadi sedikit ekstrim, tapi dia memberikan wawasan yang sangat baik dalam
memanfaatkan kekuatan setiap orang dalam organisasi.  Patton itu seorang Prajurit sejati
dimana gaya kepemimpinan otokratis adalah bentuk dominan dari kepemimpinan, dan
cukup mengejutkan memang bahwa ia benar-benar membuat pernyataan seperti itu.
Jenderal LB Moerdani memiliki sifat yang hampir sama seperti Patton berbicara
dengan keras dan tidak pandang bulu, lain halnya dengan Jenderal Soedirman yang lebih
lembut tetapi tegas namun apapun itu tujuan mereka adalah bahwa sebagai prajurit tidak
16
Alan Axelod, Patton on leadership (1999) hal.241.
104
Leadership Lesson From Lembah Tidar

boleh takut, simak saja pidato Jenderal Sudirman Kepada Taruna Akademi Militer di
Yogyakarta berikut ini:
105
Leadership Lesson From Lembah Tidar
106
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya tidak akan


berguna jika kamu mempunyai sifat menyerah! Kepandaian yang bagaimanapun
tingginya tidak ada gunanya jika orang itu mempunyai sifat menyerah. Tentara akan
hidup sampai akhir Zaman, jangan menjadi alat oleh suatu badan atau orang
tentara akan timbul dan tenggelam bersama-sama negara.” 17

Pelatihan yang keras akan berdampak langsung dengan kesiapan mental prajurit.
Mereka yang terlatih dengan baik akan memiliki mental
yang baik dan tidak akan mudah menyerah demikian juga 
sebaliknya. Lebih baik mandi keringat dalam latihan Tidak cukup hanya
daripada mandi darah dalam pertempuran, barangkali berani, tetapi prajurit
kalimat itu tidak asing lagi ditelinga kita. harus terlatih, prajurit
Seorang perwira memiliki beban yang sangat berat juga tidak hanya
dipundaknya pada saat memimpin prajurit atau satuannya dilatih kemampuan
karena dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, dia
untuk membunuh,
tetapi juga perlu
harus memikirkan Anak buahnya dan keluarganya. Ketika
dilatih untuk survival
keletihan melanda prajurit, bekal ransum telah menipis
atau bertahan hidup
serta semangat sudah mulai menurun, seorang perwira
harus tampil dengan percaya diri walaupun sebenarnya dia 
juga lapar dan haus sebab dia adalah pemimpin.
Prajurit disiapkan untuk bertempur dan berperang,
dalam mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara, prajurit dilatih sampai pada
batas terakhir kemampuan mereka. Mereka harus memahami betapa pentingnya
penguasaan tugas dan kemampuan individu sehingga tim atau satuan mampu
menyelesaikan tugas atau misi.
Latihan adalah merupakan suatu proses yang menggabungkan kemampuan prajurit
dengan peralatan yang digunakan yang membutuhkan kemampuan khusus. Berbicara
latihan berarti kemampuan fisik harus prima, sebab Anda tidak mungkin berkata latihan dan
Anda berada dibelakang meja, Kecuali itu hanya sebuah geladi. Tentara punya kewajiban
mempertahankan kehormatan dan kedaulatan negara serta melindungi masyarakat itulah
sebabnya mereka senantiasa harus siap dan terlatih. Mereka akan bertempur dengan suatu
17
Disjarah AD, Sudirman prajurit TNI teladan, 2012. hal 153
107
Leadership Lesson From Lembah Tidar

jaminan kesuksesan dan survive, hanya latihan yang realistis dan dilaksanakan sesuai
standar yang membuat ini dapat terwujud.
Tentara harus berlatih sebagaimana mereka bertempur, mereka dilatih untuk
membunuh, survive atau bertahan hidup, menjaga rahasia,menutup mulut ketika ditawan
dan banyak hal lagi dan yang paling utama adalah mereka dilatih untuk menang. Itulah
sebabnya Jenderal Ryamizard Riacudu mantan Kepala staff Angkatan Darat pernah
mendengungkan sebuah slogan bahwa Kesejahteraan prajurit yang paling hakiki adalah
latihan. Field Marshal Erwin Rommel juga mengatakan "The best form of welfare for the
troops is first class training, for this saves unnecessary casualties" 
Maknanya tanpa latihan kemampuan prajurit akan pudar bahkan mati suri. Mati
dalam arti tidak punya keberanian, tidak punya naluri, tidak punya keterampilan,tumpul dan
akhirnya mati ditembak atau tertawan musuh. Tetapi bentuk kesejahteraan yang terbaik
bagi prajurit adalah latihan yang paling berat karena itu akan menyelamatkan korban yang
tidak perlu.
Pada tahap awal menjadi Taruna mereka telah diperkenalkan kepada salah satu
materi pelajarannya adalah Dover. Materi ini adalah materi pelajaran yang membuat
jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, para Taruna akan ditembaki dengan peluru
tajam oleh pelatih dan akan sangat terasa bunyi desingan peluru melesat diatas kepala,
sementara para taruna merayap di tanah, tembakan diarahkan hanya jarak setengah meter
dari badan para Taruna. Tanah sengaja disiram terlebih dahulu dan sedikit berlumpur,
sehingga ketika tembakan dilakukan bercakan air akan mengenai wajah Taruna.
Tidak ada yang tidak takut karena kalau Anda berbuat salah dan tidak mendengar
instruksi pelatih nyawa jadi taruhan. Itu bukanlah latihan yang main-main tapi para pelatih
memberikan itu untuk sebuah simulasi bahwa demikianlah suasana yang akan di hadapi
oleh para Taruna sebagai calon Komandan peleton, pada penugasan yang sebenarnya.
Sejarah telah menunjukkan bahwa latihan yang baik dan keras berbanding lurus dengan
keberhasilan dalam pertempuran. Para pemimpin hari ini harus mencantumkan sejarah
dalam perencanaan mereka untuk pertempuran esok.
Seorang perwira Amerika yang berkunjung ke tempat pelatihan tentara di inggris
melihat bahwa si perwira muda itu hanya berteriak dan berkata “lanjutkan sersan” sambil
berjalan berputar putar dan sekali-sekali duduk. Lantas si perwira Amerika bertanya kepada
satu orang kopral yang sedang berlatih, kalau demikian kapan perwira Anda akan memberi
108
Leadership Lesson From Lembah Tidar

contoh kalau dia hanya berteriak “lanjutkan sersan” Si kopral tersebut menjawab “ Dia akan
memberi contoh bagaimana menjadi orang pertama mati dalam pertempuran” Artinya
kalau kita tdk berlatih seperti saat bertempur, Kita akan memberikan contoh bagaimana
menjadi orang pertama mati saat pertempuran itu tiba. Tentu tidak ada yang menginginkan
itu.

DELAPAN

Building Disciplin
109
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Disiplin adalah Nafasku

K
alau Anda memasuki komplek Akademi Militer di Lembah Tidar slogan-slogan
tentang disiplin akan sangat mudah ditemui pada setiap pojok kesatriaan, bagi
Militer, disiplin merupakan perekat yang kuat bagi satuan dan darah yang mengalir
pada sendi-sendi kehidupan prajurit Tidak ada tentara tanpa disiplin, sebagaimana tidak ada
ateis di lobang singa. Disiplin Militer di awali dari disiplin pribadi tanpa itu tidak ada disiplin
militer bahkan tanpa disiplin tidak ada militer karena itu adalah nafas dan rohnya prajurit.

Sesaat setelah para Taruna baru itu diterima dengan sambutan suara dentuman
TNT(Trinitrotoluene) yang memekakkan telinga dan granat asap yang menghalangi
pandangan di lapangan Sapta Marga, para Taruna kemudian diperkenalkan dengan aturan
aturan didalam Barak, Anda harus cepat mengingat apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan jika tidak ingin mendapat hukuman disiplin. Bangun jam 4 Pagi, Kencangkan
tempat tidur, rapikan dan siapkan seluruh perlengkapan yang akan digunakan hari itu.
Sesaat setelah para Taruna meninggalkan barak atau flat untuk meleksanakan kegiatan atau
pelajaran, Para pelatih akan datang melaksanakan pemeriksaan terhadap tempat tidur atau
barak yang ditinggalkan dan mencatat para taruna yang meninggalkan tempat tidur, lemari
dalam keadaan tidak rapi. Sejak saat itu mereka akan hidup dengan teratur dan diatur, tidak
ada lagi kata semau gue atau terserah saya kecuali Anda ingin cepat keluar.

Penerapan disiplin adalah pekerjaan yang paling berat bagi Usia 18 tahun, mereka
akan diatur 24 jam sehari mulai bangun pagi sampai tidur malam. Semua akan diatur mulai
dari disiplin waktu, disiplin tempat, disiplin dalam berpakaian dan lain sebagainya. Pada saat
mereka berjalan tidak diperbolehkan berjalan sendirian tetapi minimal dua orang, hal ini
sering disebut buddy system, Pada saat mereka berlatih penerapan disiplin juga tidak akan
terlewatkan mereka harus memperhatikan dengan disiplin tempur artinya adalah ketika
sedang berlatih harus tetap waspada tidak boleh lengah, pakaian harus tetap terpakai
semisalnya sepatu, helm dan senjata tetap di depan dada. Itulah sebagian kecil penerapan
disiplin di lembah Tidar.

Beberapa kalangan sipil mengira bahwa disiplin militer itu adalah disiplin yang kaku,
mereka lupa bahwa sebenarnya tidak ada disiplin dengan kompromi,bahkan jika Anda
melanggar disiplin Anda juga bisa menghukum diri sendiri walau Anda tahu tidak ada orang
110
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang mengetahui pelanggaran tersebut. Hal ini sangat erat kaitannya dengan integritas
Anda sebagai pemimpin.

Disiplin bukanlah semata-mata hanya mengikuti perintah atau menjalani hukuman


atas sebuah pelanggaran tetapi adalah sesuatu yang harus dibangun oleh pemimpin dan
seluruh anggota dan suatu hasrat atau keinginan untuk melakukan apa yang benar walau
dalam situasi yang sulit sekalipun. Tidak peduli apakah Komandan melihat Anda atau tidak
tugas harus dilaksanakan dengan tuntas dan berhasil. Adanya suatu keinginan untuk
menunaikan tugas pokok bukan karena takut karena hukuman tetapi karena dilandasi oleh
kebanggaan dalam suatu Unit atau satuan.

Jenderal George S Patton mengatakan adalah salah satu contoh pemimpin yang
menekankan pentingnya disiplin bagi prajurit. Disiplin itu harus menjadi habit atau
kebiasaan sehingga akan terbawa sendirinya ketika bertugas dalam perang yang
sesungguhnya. Salah satu kalimat beliau yang dapat menjadi inspirasi kita adalah sebagai
berikut

“Discipline must be a habit so ingrained that it is stronger than the excitement of


battle or Fear of death.”18

(Disiplin itu harus menjadi kebiasaan bahkan sampai mendarah daging itu lebih kuat
dari suatu kegembiraan dalam pertempuran atau ketakutan untuk mati.)

Disiplin Perang Dunia II oleh Patton, adalah implementasi tentang disiplin melalui
jajaran tentara yang mengubah moral para prajurit. Ia menerapkan aturan ketat seperti
memakai helm sepanjang waktu, dan memastikan setiap prajurit dicukur. Meskipun satu hal
tersebut membuat dia tidak populer,namun ia memperoleh rasa hormat dan orang-
orangnya mulai percaya padanya.

Patton mengharuskan prajuritnya memakai helm sepanjang waktu, dia mengatakan


Anda memakai topi Anda sepanjang waktu karena Anda tidak akan pernah tahu kapankah
pihak-pihak yang sudah diduga akan melepaskan tembakan. Ditengah hutan sana selalu ada
resiko serangan dari penembak jitu atau mortir menggelinding datang. Sesuatu selalu terjadi
tidak jauh-jauh ditempat seperti itu;dan didalam medan perang itu topi merupakan sesuatu

18
George Patton quotes dalam www.quote wise.com
111
Leadership Lesson From Lembah Tidar

perlindungan yang penting meskipun ia membuat kita tidak nyaman setelah berjam-jam
ditengah panasnya matahari.

Sebagai seorang pemimpin, menanamkan disiplin akan membuat pengikut Anda


tidak akan menyukai Anda hal itu pasti, Teori maslow mengatakan bahwa pada dasarnya
manusia itu tidak pernah puas dan ingin senang. Menegakkan disiplin tampaknya Anda
membuat kehidupan jadi sulit bagi mereka, tetapi mereka akan mulai menghormati
Anda,jika Anda mempraktekkan apa yang Anda kotbahkan. Namun sangat di sayangkan
banyak para pemimpin saat ini cenderung hanya mencari popularitas murahan yang hanya
mengharapkan disenangi oleh bawahan. Senang berada di zona aman takut untuk menegur
kesalahan Anak buahnya padahal dia tahu dampak kesalahan itu besar. Ingat kalau ini
terjadi maka para perwira akan berpotensi menjadi pembunuh bagi anak buahnya kelak.

Jika Anda tidak berani menegur Anak buah hanya karena takut di benci penulis
sarankan berhentilah jadi tantara, hal yang sama berlaku ● ● ●
bagi pemimpin di kalangan manapun baik di perusahaan
“Jika Anda tidak
atau instansi sipil lainnya. Para pemimpin harus berani
berani menegur
menegakkan disiplin di lingkungan atau organisasinya jika anakbuah hanya
ingin berhasil, tidak kira apakah itu dalam bidang olah raga, karena takut di benci
perusahaan, atau instansi apa saja tanpa disiplin Anda saya sarankan
tidak akan pernah meraih hasil yang maksimal. Namun berhentilah jadi
ironisnya saat ini mencari popularitas menjadi tren, mereka tentara”
menginginkan sebuah hasil yang instan melalui popularitas POLSAN
bagi kalangan sipil ini akan menghasilkan pemimpin yang SITUMORANG
tidak berkualitas, korup dan tidak tahan banting,sedangkan
● ● ●
bagi Militer jika itu ada maka akan memunculkan perwira-
perwira salon perwira cengeng atau selebritis.

Tidak ada hal yang lebih penting dalam manajemen diri dibandingkan dengan
kedisiplinan. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, kedisiplinan
merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian Anda atau melaksanakan misi satuan
Anda. Anda harus disiplin dalam mengembangkan diri (life time improvements) dalam
segala aspek, harus disiplin dalam mengelola waktu,dalam melatih ketrampilan Anda dalam
112
Leadership Lesson From Lembah Tidar

setiap bidang yang Anda pilih. Begitu pentingnya disiplin itu sampai seorang mantan
presiden Amerika serikat Harry S. Truman mengatakan seperti ini :

“In reading the lives of great men, I found that the first victory they won was over
them selves.... self discipline with all of them come first.”

Semua orang kagum pada Mark Spitz, bintang Olimpiade tahun 1972 di Munich,
Jerman. Waktu itu ia berhasil memeroleh tujuh medali emas serta memecahkan rekor dunia
baru dalam olahraga renang. Ketika ditanya tentang rahasia keberhasilannya, Mark Spitz
mengatakan, “We all love to win, but how many people love to train?” “Anda semua
menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari Anda yang menyukai latihan dengan penuh
kedisiplinan.” Semua orang melihat Mark Spitz menerima medali emas dengan penuh
kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan bagaimana Mark Spitz harus melalui
kedisiplinan dalam latihan keras sejak pagi, siang, sore bahkan malam hari. Ternyata untuk
mencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui latihan keras berdisiplin hari demi hari,
bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun. Ia telah membayar terlebih dahulu harga
kesuksesannya.Bahkan seorang petinju sekelas Mike tyson harus berlatih dengan disiplin
dengan durasi ratusan ronde untuk bertanding hanya 10 sampai 12 ronde.

Pada satu wawancara sebuah media dengan David beckham legenda Manchester
united, Awak media bertanya bagaimana bisa tendangan bebas Anda selalu masuk
menghujam gawang lawan, Beckham menjawab “ Anda
● ● ●
barangkali hanya melihat sebuah hasil tapi perlu Anda tahu
“We all love to win, ketika rekan tim Saya sudah selesai latihan Saya masih tetap
but how many people
berada dilapangan dan berlatih tendangan bebas sendirian,
love to train?”
hal itu selalu Saya lakukan setiap kami selesai latihan
Mark Spitz Disiplin itulah kuncinya”.

● ● ● Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara disiplin


militer dan sipil, disiplin itu berlaku bagi siapa saja tidak kira
dia sipil ataupun militer. Menurut John Maxwell, penulis
buku Developing The Leader Within You, ada 4 hal yang harus Anda perhatikan untuk
melakukan pengembangan diri secara disiplin sehingga dapat membangkitkan potensi
dahsyat yang Anda miliki. Empat hal tersebut adalah mulai dari diri sendiri – sesegera
113
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mungkin – sedikit demi sedikit – lakukan sekarang. Kedisiplinan dlam pengembangan diri
harus dimulai dari diri sendiri. Ini berarti Anda tidak bisa menyuruh orang lain melakukan
latihan untuk kesuksesan Anda, contoh untuk memperoleh medali emas Olimpiade, Mark
Spitz sendiri yang harus berlatih, dia tidak bisa membayar orang lain untuk berlatih baginya

Pada saat penulis mengikuti latihan terjun payung di Batu Jajar Bandung pada tahun
1995. Seorang pelatih terjun Payung kawakan telah mengantongi ribuan kali jam
penerjunan yang sering di panggil pak Wito Kancil, Beliau sangat ditakuti oleh setiap prajurit
yang pernah berlatih di batu jajar dan menjadi momok menakutkan bagi seluruh Taruna
mengatakan kira-kira seperti ini:

“Sebagai seorang penerjun Anda hanya dapat ditolong oleh diri Anda, jangan
mengharapkan orang lain membuka payung Anda. Saya sebagai pelatih hanya sedih
kalau payungmu tidak mengembang, saya tidak ingin melihat keluargamu menangisi
kamu.”

Kalimat itu menjadi suatu lompatan tinggi yang dapat menimbulkan kesadaran yang
besar bagi peserta latihan untuk berlatih dan mendisiplinkan diri masing-masing. Satu
kalimat diatas telah membuat suatu lompatan perubahan besar bagi seluruh peserta
latihan, tidak ada peserta yang merasa terpaksa untuk berlatih, anehnya mereka melatih diri
sendiri pada waktu-waktu istirahat. Bahkan ketika pelatih menghukum Taruna karena
sesuatu tindakan yang tidak sesuai dengan aturan, Taruna menambah sendiri hukumannya
dengan kesadaran. Mereka sadar semua latihan dan bentuk hukuman yang mereka terima
gunanya adalah untuk menyelamatkan mereka ketika waktu penerjunan tiba. Mereka bukan
takut mati hanya mereka tidak mau mati dengan cara tidak terhormat.

Kedisiplinan harus dimulai dari diri sendiri. Ini berarti Anda harus segera memulai
suatu kebiasaan baru tanpa menunggu keadaan menjadi sempurna. Anda bisa memulai
latihan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah lakukan langkah
pertama Anda. Kedisiplinan adalah syarat mutlak bagi setiap Anda yang akan membangun
sebuah kebiasaan baru. Setiap manusia baru akan memiliki sebuah kebiasaan baru ketika
dia secara disiplin melakukan hal tersebut secara terus-menerus.
114
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di Lembah Tidar penerapan disiplin adalah suatu keharusan yang tidak ada toleransi.
Pada tahun-tahun pertama mengikuti pendidikan Para instruktur ataupun Taruna senior
yang ditugaskan sebagai perwira piket kerap melakukan pengawasan dan inspeksi ke barak-
barak Taruna untuk memastikan bahwa seluruh Taruna pada pukul 22.00 sudah harus
berada di tempat tidur. Apabila ada Taruna yang kedapatan belum masuk ke tempat
tidurnya maka para perwira piket itu diberi wewenang untuk memberikan hukuman
(punishment) bagi mereka yang tidak mampu mengikuti aturan itu,

Pada awalnya sulit untuk mengikutinya. Anda mungkin berpikir, apa susahnya untuk
tidur pukul 22.00, bukan kah itu sangat enak? masalahnya bukan sederhana itu semua
perlengkapan Anda sudah harus siap digunakan esok hari. Lemari pakaian Anda juga tidak
luput dari Inspeksi apakah pakaian yang ada didalam lemari terlipat dan disetrika dengan
rapi dengan ukuran yang telah ditentukan. Bawah tempat tidur di pel bersih, Kalau tidak
situasi bakal lebih sulit lagi. Demikian pula sebaliknya pukul 04.00 adalah waktunya bangun
dan merapikan semua tempat tidur, Saya merasa seperti anak kecil yang disuruh melakukan
hal yang tidak kita senangi ketika masih di dunia sipil. Tetapi itulah harga yang harus di bayar
untuk menjalani kehidupan prajurit yang penuh dengan norma aturan dan disiplin agar
senantiasa sehat baik secara fisik,mental dan spiritual. Hal itu telah membentuk kebiasaan
bagi Taruna untuk bangun tepat waktu walaupun tanpa bunyi alarm membangunkan kita.

Kata ‘disiplin’ atau ‘self-control’ berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang
berarti ”menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang
yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan yang
membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan.

Berikut Saya mengutip kembali tulisan John Maxwell tentang disiplin diri yang
merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin:

All great leaders have understood that their number one responsibility was for their
own discipline and personal growth. If they could not lead themselves, they could not
lead others. Leaders can never take others farther than they have gone themselves,
for no one can travel without until he or she has first travel within. A leader can only
grow when the leader is willing to ‘pay the price’ for it.
115
Leadership Lesson From Lembah Tidar

John Maxwell mengatakan bahwa pada dasarnya semua pemimpin telah mengerti bahwa
tanggungjawab yang utama itu adalah disiplin pribadi, sebab jika mereka tidak bisa
mendisiplinkan dirinya mereka tidak akan bisa memimpin orang lain.

George Patton telah menunjukkan bahwa Disiplin Selama Perang Dunia II, itu adalah
Implementasi tentang disiplin pada semua pangkat dalam jajaran tentara yang merubah
moral para prajurit. Dia telah mengimplementasikan aturan ketat seperti memakai helm
setiap saat, dan memastikan setiap prajurit dicukur dan sepatu disemir mengkilap.
Meskipun Hal ini membuat dia tidak mendapatkan popularitas, namun dia mendapatkan
respek dan penghormatan dari anak buahnya dan mereka mulai percaya padanya.

Menanamkan disiplin Itu akan membuat pengikut Anda tidak menyukai Anda; sebab
Sepertinya Anda membuat hidup mereka lebih sulit, tapi mereka akan mulai menghormati
Anda jika Anda mempraktekkan apa yang Anda khotbah kan itulah kepemimpinan di Militer.
Dengan cara yang sama metode resimen George S Patton mengubah gelombang
pertempuran pada Sekutu, memiliki disiplin dalam organisasi akan menjamin bahwa setiap
orang akan sukses dan produktif

Memupuk disiplin pada anak buah bukan hanya dilakukan oleh Patton, Genghis Khan
juga telah menunjukkan ide-ide pentingnya disiplin melalui cara dia melatih tentara
sehingga hampir menaklukkan seluruh dunia. Khan menempatkan pasukannya melalui
pelatihan militer yang kuat dan ketat, mengajar anak buahnya menembak, memanah
dengan sasaran yang akurat dan mematikan sambil naik kuda. Melalui disiplin, dia berhasil
mengalahkan Sebagian besar penantangnya yang tidak terlatih dari pasukannya yang
menakutkan. Jika Anda ingin mengalahkan musuh Anda hari ini, prinsip yang sama berlaku.
Tanamkan tingkat disiplin dalam organisasi Anda hal seperti itu akan jauh lebih baik bagi
apa yang ada di satuan Anda. Tidak ada kerangka kerja atau teknik manajemen dapat
menggantikan kekuatan disiplin.

Kemauan adalah kata Kunci

Dimana ada Kemauan disitu ada jalan. Barangkali kalimat itu sudah sering
mendengung ditelinga kita, tapi dalam dinas ketentaraan kata-kata itu bukan hanya di
dengar namun dapat merupakan pemulih tenaga yang sudah hampir jatuh. Kemauan
116
Leadership Lesson From Lembah Tidar

merupakan pendorong pemimpin untuk terus berjalan ketika mereka kehabisan


tenaga,ketika mereka lapar, takut, kedinginan, letih, basah dan menggigil, ketika mereka
tidak bisa lagi melihat jalan didepan atau menghadapi jalan buntu dan sepertinya waktunya
menyerah tiba. Kemauan membuat prajurit yang tertekan berjuang dan berpikir bagaimana
cara jalan keluar dalam mengambil keputusan

Kemauan harus ada dalam diri setiap pemimpin, kalau Anda benar-benar sudah
bulat untuk melakukan sesuatu. Perlu diingat! Dalam segala hal apapun sangat dibutuhkan
kemauan yang kuat. Kemampuan adalah nomor dua, yang paling utama adalah kemauan.
Apabila seseorang sudah memiliki kemauan dengan sungguh-sungguh, maka jalan untuk
memiliki kemampuan pun akan terbuka. Jangan mengatakan “tidak bisa” sementara Anda
belum mencoba sama sekali atau sudah mencoba namun hanya setengah-setengah. Inilah
kekurangan yang paling menonjol dan paling sering muncul pada diri manusia dan tidak
boleh tercadi pada para pemimpin. Bila kita ingin maju, jangan sekali-kali berkata “tidak
bisa”, yang ada dipikiran kita haruslah “SAYA BISA” karena kita diberi kemampuan yang luar
biasa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta, namun seringkali kita terlambat untuk
menyadari.

Sangat mudah berbicara tentang kemauan ketika situasi kondusif, sementara ujian
bagi pemimpin akan datang ketika situasi semakin buruk, dan situasi buruk tidak akan
didapatkan di tempat yang nyaman. Ketika situasi diluar kontrol Anda, ketika Komandan
seolah-olah tidak memperdulikan Anda, ketika rencana tidak dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan harapan, ketika Anda nampaknya hampir menyerah. Pemimpin harus
melakukan tugasnya sampai tidak ada lagi yang tertinggal, kemudian tetaplah setia kepada
Anak buah Anda, organisasi Anda dan negaramu. Daya kemauan akan dapat mengubah
segalanya dalam kehidupan seseorang. Jika kemauan lemah, maka daya juangnya juga
lemah, namun jika kemauan tinggi dan keras, maka seseorang akan berusaha dengan
optimal dan sungguh-sungguh. Setiap usaha yang Anda lakukan membutuhkan kemauan
dari dalam diri sendiri. Mulailah dari sekarang agar segala hal yang kita cita-citakan dapat
menjadi kenyataan•

Tetap tenang dalam tekanan


117
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di lembah Tidar tidak ada kegiatan yang santai. Salah satu hal pelajaran yang paling
dasar dalam tahap awal pendidikan adalah bagaimana Taruna dibiasakan menghadapi
tekanan. Anda tidak akan cukup waktu untuk melakukan semua kegiatan sesuai dengan
yang diharapkan, waktu akan selalu terasa kurang tetapi hebatnya semua Taruna pada
akhirnya bisa melakukannya. Anda dituntut tepat waktu dalam setiap kegiatan, disisi lain
juga Anda dituntut selalu tampil sempurna.

Sebagai contoh, ketika Anda baru saja selesai melakukan latihan lapangan yang
berlumpur, Anda sudah ditunggu oleh pelajaran berikutnya yang harus menggunakan
pakaian yang berbeda katakanlah PDH (pakaian dinas Harian). Jangan pernah Anda berpikir
bahwa akan ada pengecualian walaupun baru saja melaksanakan latihan lapangan dengan
pakaian yang berlumpur. Anda dituntut untuk tidak terlambat dan Anda harus
menggunakan pakaian PDH yang rapih,sepatu di semir mengkilap, tidak berdebu apalagi
sampai berlumpur. Lakukan itu dengan cepat dan sempurna, anda harus bisa mengatasinya.
Selama mengikuti pendidikan terutama pada awal-awalnya Taruna memang dibiasakan
untuk menghadapi tekanan. Itulah sebabnya pada tahap awal adalah masa-masa sulit ketika
kita belum bisa menyesuaikan dengan lingkungan. Ada beberapa prajurit yang menyerah
dan akhirnya pulang ke orangtuanya tetapi pada akhirnya hanya orang-orang yang
bermental baja serta pemberanilah mampu melakukannya dan dilantik menjadi perwira.

Latihan yang keras akan membuat seorang prajurit tetap tenang dalam tekanan dan
dinamika yang berubah dengan cepat. Tentara memang dilatih untuk berpikir tenang dalam
suasana krisis dan kalut. Disiplin yang tinggi, serta pembinaan pisik dan mental yang baik
akan menjadi faktor pendukung dalam menghadapi situasi seperti itu.

Pada saat Taruna mengikuti latihan terjun payung, para pelatih selalu mengingatkan
agar tetap tenang apapun yang terjadi, namun bukan berarti santai tetapi yang dimaksud
adalah jangan panik berpikirlah cepat dan ambil tindakan cepat untuk memecahkan
masalah. Ada kalanya payung yang anda gunakan bermasalah tetapi anda harus bisa
mengatasi sendiri jika ingin selamat sampai mendarat.
118
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Selama perang dunia II para pemimpin-pemimpin militer terus mengamati bahwa


semangat tertinggi tidak didapatkan pada unit-unit dimana Komandannya “gampangan”
“rileks” dan “lesu”. Unit yang tangguh dipimpin oleh perwira yang memiliki standar tinggi
yang menerapkan disiplin dan peraturan militer dengan adil dan tepat. Disana tidak ada
perwira yang hanya mencari popularitas murahan tetapi semuanya adalah hal yang nyata.
Personil militer benar-benar tidak menghargai perwira yang memiliki standar rendah.
Jenderal Patton dan Jenderal Eisenhower telah membuktikan itu dengan standar
kemampuan,disiplin dan sikap prajurit yang dipimpinnya. Tujuannya adalah ketika waktunya
tiba dan ketika dipaksa harus memilih maka prajurit akan memilih untuk tidak pernah
menyerah. Mereka tidak akan memilih jalan yang mudah tapi hina, mereka akan memilih
jalan yang sulit tetapi luhur seperti penggalan kalimat dalam doa Taruna tersebut.

Barangkali kita masih ingat suatu peristiwa tahun 1948, ketika Yogyakarta telah jatuh
ketangan Belanda. Presiden, Wakil Presiden dan pemimpin-pemimpin besar kita yang
lainnya telah tertawan. Akan tetapi, apakah dengan itu Republik kita telah mati?
Machiavelli, yang pernah kurang lebih berkata “bahwa benteng yang terakhir dari negara
adalah dalam hati prajurit-prajuritnya.” Apakah Republik kita ini mati atau hidup sekarang
memang tergantung dari pertanyaan, apakah dia masih tetap hidup atau tidak dalam hati
perwira-perwira, bintara-bintara, dan prajurit-prajurit TNI.”19

Beruntunglah kita pada saat itu memiliki seorang Jenderal Sudirman yang tidak
pernah mengenal menyerah, Anda bisa bayangkan kalau Jenderal Patton dan Mc Artur
memimpin perang diatas mobil hartop nya, Jenderal yang satu ini justru memimpin diatas
tandu akibat penyakit yang dideritanya. Walau penyakit semakin menggerogotinya Itu tidak
mengendurkan semangatnya untuk tetap memimpin pertempuran dengan bergerillya. Tidak
salah kalau Lembah Tidar membuat Route Panglima Soedirman menjadi suatu tradisi bagi
seluruh Taruna dimana mereka menempuh perjalanan panjang dari Yogyakarta sampai ke
Pacitan mengikuti route yang pernah dilalui sang Jenderal hebat itu.

Tekanan psikologis dan fisik yang dialami sang pemimpin itu tidak membuatnya serta
merta menyerah, bahkan pemimpin tertinggi Bung Karno pada saat itu telah memintanya

19
TB.Simatupang, Laporan dari Banaran (Jakarta, 1960 & 1978)
119
Leadership Lesson From Lembah Tidar

agar menyerah saja, tapi dia adalah prajurit sejati yang haram hukumnya untuk
menyerah.Apa kata Dunia kalau seorang pemimpin militer menyerah. Dia memahami bahwa
Pemimpin tidak boleh kalut ketika dalam tekanan. Ketika terjadi suatu hal yang membuat
moril prajurit semakin rendah, semisalnya rasa capek,letih,kehausan serta dalam tekanan
musuh, Prajurit akan memandang wajah pemimpinnya. Mimik yang ditunjukkan oleh
Pemimpin akan mempengaruhi moril para prajurit. Sudirman berpikir kalau dia harus
menyerah berati seluruh prajurit akan menyerah, ini juga bertentangan dengan norma
prajurit manapun.

Ketika Anda membiarkan emosi menguasai Anda, Anak buah akan menafsirkan ini
sebagai tanda Anda tidak cukup obyektif dan terlalu bergairah tentang situasi yang dihadapi.
Pemimpin yang baik dapat menjaga ketenangan mereka dan masih dapat memikirkan
kesejahteraan, kesehatan serta situasi Anak buahnya. Anak buah akan selalu mengawasi
apa yang dilakukan pemimpin mereka, mulai dari tindakan, hubungan serta sikap secara
keseluruhan. Itulah sebabnya pemimpin harus menjaga sikap mental positif dalam
mengelola sebuah narasi sehingga mampu membuat Anak buah terinspirasi sebab dia
adalah harapan terakhir mereka. Di sinilah pengalaman kepemimpinan Anda akan bersinar
dengan tetap semangat dan kuat, tersenyum dan yang terpenting tetap memperdulikan
anak buah Anda.

Sikap positif dapat menetralkan kekacauan dan memungkinkan pemimpin untuk


mengetahui yang benar melalui hal yang negatif. Anak buah akan mencerna sikap para
pemimpin terutama pada masa ketidakpastian. Pegang teguh sikap positif Anda dan
jangan pernah berhenti bergerak maju. Tetap fokus dalam membangun momentum positif
untuk kemajuan seluruh satuan Anda

SEMBILAN

Leading From The Front


120
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Tentara yang memiliki keahlian perang tinggi dan terlatih dengan baik yang didukung
dengan keahlian khusus,tidak akan berhasil memenangkan peperangan jika
Komandannya tidak memiliki jiwa kepemimpinan.20

|General Dwight Eisenhower

Anda harus terlihat

F ollow me atau ikuti Saya itu adalah sebuah motto infanteri yang Saya sukai. Motto
ini hampir dipakai oleh prajurit Infanteri diseluruh dunia. Singkat namun
mengandung makna yang sangat dalam tentang kepemimpinan. Anda tidak bisa
hanya berteriak dari belakang tetapi Anda harus berada didepan dan Anak buah akan
mengikuti Anda. Anda harus terlebih dahulu melakukan apa yang Anda inginkan dilakukan
anak buah. Saya sangat tertarik dengan sebuah motto sekolah perwira Israel yang memiliki
motto sebagai berikut "Look on me, and do likewise" Lihat saya dan lakukanlah seperti itu.
Motto tersebut diambil dari kepemimpinan Gideon ketika memimpin 300 orang prajurit
dalam pertempuran melawan bangsa Midian21. Tidak ada yang Jarkoni ( baca bisa mengajar
tidak bisa melakoni) semua nyata dilapangan.

Salah satu kegagalan Israel dalam pertempuran awal Yom kippur terutama di wilayah
selatan melawan serbuan Mesir adalah akibat pemimpinnya memimpin dibelakang meja.
Mayor Jenderal Shmuel Gonen Panglima komando Selatan israel dalam perang Yom kippur
banyak dikritik oleh para komandan lapangan sebagai perwira dibelakang meja karena
memimpin dari markas besarnya dan mengikuti strategi secara text book sesuai manual
book markas besar. Di akhir perang dia adalah salah satu perwira yang dicopot karena
dianggap tidak berhasil mengantisipasi serangan Mesir ke Sinai di awal perang. 22 Kehadiran
pemimpin di garis depan akan memberikan semangat ganda bagi prajurit dalam
pertempuran.

20
Eisenhower, General dwight D. “The long pull for peace”, Army Infprmation Digest, Vol 3, N0 4, April 1949 hal
37.

21
http://www.timesofisrael.com/the-follow-me-ethos-and-its-perils/ di undah september 2014
22
Nino Oktorino, Perang Demi Perdamaian,Kisah Perang Yom Kippur 1973, 2014 hal 107 Kompas Gramedia
121
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pakar kepemimpinan John C Maxwell dalam bukunya (The Power of Leadership)


mengatakan “ The most effective leadership is by example, not edict” menurut dia 90 persen
manusia belajar secara visual, sembilan persen secara verbal, sisanya atau satu persen
dengan indra lainnya. Orang belajar dan mengikuti dari apa yang dilihatnya. Dalam tradisi
militer dikenal filosofi kepemimpinan Follow me terutama dalam Infanteri seorang
pemimpin mengatakan kepada bawahannya ikuti aku itu artinya motto itu menuntut sang
komandan untuk menjadi teladan dalam segala aspek dan ini masalah keteladanan. 23
Ada sebuah pelajaran menarik di Lembah Tidar tentang memimpin didepan. Saat
masih prajurit Taruna Ketika baru belajar Teknik tempur dasar dan patroli ada sebuah
pelajaran dasar kepemimpinan dalam pertempuran yang mengajarkan bagaimana
tanggungjawab seorang pemimpin yang harus berada di garis depan. Seorang komandan
patroli, untuk tahu situasi tidak bisa hanya mengandalkan penunjuk jalan atau pengintai
depan. Tetapi dia harus tahu secara detail situasi digaris depan agar tidak salah dalam
mengambil keputusan.

Pelajaran itu didapatkan saat melaksanakan pengintaian Komandan patroli, ketika


Komandan melaksanakan pengintaian kesebuah titik yang sangat dekat ke garis pertahanan
musuh, Komandan peleton akan memanggil bintara peleton (Baton) dan memberikan
perintah, “Baton pimpin anggota dan tunggu disini” Saya beserta dua orang anggota akan
bergerak maju menuju ke arah sana dengan jarak (sebutkan jaraknya) lama pengintaian
(sebutkan waktu nya). Apabila dalam waktu tersebut Saya tidak kembali, ambil alih pasukan.
Pengertiannya sebenarnya adalah lihat Saya akan menantang maut didepan Saya akan
masuk terlebih dahulu ke garis lawan, saya akan tahu dulu bagaimana situasi yang akan kita
hadapi, saya akan tahu dulu jalan menuju kesana sebelum saya membawa anda kesana,
Sebelum anggota mengikuti saya. Apabila Saya tidak kembali artinya Andaikan saya mati
pimpin anggota untuk melanjutkan tugas ini.

Sebuah adigum Militer mengatakan “Jangan pernah meminta Anak buah untuk
melakukan sesuatu yang Anda sendiri tidak bisa lakukan” Pemimpin tidak hanya berada di
depan tapi juga harus terlihat berada didepan, Anak buah melihat ini sebagai penentraman
hati mereka dari seorang pemimpin dalam berbagai tingkatan. Meskipun hanya sebentar
pemimpin harus menunjukkan karakter dan kekuatan moral, mereka harus berada di depan
23
Jhon C Maxwell The Power of Leadership,2001 P 103
122
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dalam segala hal. Mereka akan melakukan apa yang anda telah lakukan lebih dahulu,
mereka adalah pengikut yang baik bukan pendengar.

Ketika masalah terjadi pemimpin harus terlihat bahwa dia berada di depan baik
dalam tanggung jawab maupun dalam penyelesaian masalah tersebut. Anda tidak bisa
melimpahkan sebuah tanggung jawab kepada bawahan Anda hanya karena Anda takut
kehilangan jabatan. Dewasa ini terlalu banyak pemimpin seperti itu tapi dalam kehidupan
berseragam itu tidak lebih dari seorang pecundang. Lembah tidar tidak pernah mengajarkan
seorang Taruna untuk menghindar dari tanggungjawab. Jawaban “Siap salah” (No excuse)
adalah pelajaran pertama sebuah wujud tanggungjawab pribadi di Lembah Tidar semenjak
prajurit diterima sebagai seorang Taruna.

Pikiran untuk dapat terlihat adalah merupakan suatu bagian dari kepemimpinan.
Sebagai seorang pemimpin, Anda pasti ingin agar orang-orang dibawah Anda mengatakan
dengan rasa percaya diri dan kepuasan “hey Saya melihat Komandan kita tadi malam,
rasanya dia sedang berjaga jaga.” Tujuannya adalah bukan untuk menyatakan atmosfir
kecurigaan bahwa anda sedang diawasi, namun sebaliknya untuk memproyeksikan suatu
perasaan ketertarikan dan perhatian.

Ada banyak pengalaman menarik ketika para Komandan mengunjungi anggotanya di


daerah operasi di pegunungan atau di hutan pada saat tak diduga-duga betapa para anggota
sangat bergembira ketika mereka tidak menyangka ada Komandan yang mengunjungi
mereka sampai ke tempat yang paling jauh. Kehadiran ditengah anak buah merupakan
suatu bagian besar dari tugas seorang pemimpin. Tanyakan masalahnya, kendala yang
dihadapi, keluarganya dan lain sebagainya. Ingat kata kata Jenderal Sudirman “Tempat yang
terbaik bagiku adalah ditengah-tengah Anak buahku.” Masalahnya adalah adanya
kecenderungan bagi anak buah untuk tidak ingin dikunjungi hal ini barangkali disebabkan
oleh perilaku para komandan sebelumnya yang ingin diperlakukan laksana raja dan datang
berkunjung hanya untuk mencari kesalahan dan memberikan teguran.

Kita tidak perlu merasa diharuskan untuk meneriakkan perintah atau mengurusi hal-
hal yang remeh didalam suatu keadaan tertentu. Disamping kewajiban untuk mengurus
123
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tugas-tugas satuan dan manajerial yang sangat besar yang muncul dalam setiap pekerjaan,
pemimpin perlu menunjukkan pentingnya sekadar hadir disitu siang atau malam,pada hari-
hari kerja atau di tempat-tempat dimana Anda tahu bahwa Anda tidak diharapkan.

Anda tidak bisa memimpin dengan bersembunyi di dalam gua, Anda harus dapat
dilihat anak buah. Pada bab-bab sebelumnya kita telah membahas bahwa kepemimpinan itu
adalah hal yang nyata dan bukan teori. Di kelas anda bisa berhadapan dengan buku dan
segala macam bentuknya tetapi Anda harus membuktikannya dilapangan. Ada saatnya Anda
harus berteriak untuk menyemangati Anak buah. Bagi kalangan sipil mungkin berkata
kepemimpinan itu tidak harus kelapangan, tetapi dalam kaum berseragam ada kalanya anda
harus berteriak dalam menyemangati prajuritmu, Anda juga tidak cukup hanya berteriak
tetapi Anda perlu berjalan,berlari dengan mereka. Jenderal Patton telah membuktikan itu.
Pimpin mereka dengan contoh setiap hari dalam segala hal apakah itu dalam berlatih,
olahraga, menembak dan lain sebagainya Anda harus berada paling depan.

Lembah tidar merekrut para anak muda terpilih untuk dididik menjadi perwira,
mereka adalah orang-orang yang lulus dengan standar yang ditentukan. Dalam
kenyataannya para Taruna belajar bahwa manusia mengikuti dengan hati sebelum
mengikuti dengan kepala. Para pemimpin juga haruslah menjadi pelayan kepada para
bawahannya dan berkomitmen untuk mendahulukan kepentingan anak buah dibandingkan
dengan kepentingannya, ini tidak diajarkan dalam teori di kelas. Kompetensi dan inteligensia
adalah penting namun karakterlah yang paling utama.

Tidak semua apa yang Anda Kotbahkan akan didengar Anak buah, tapi hampir dapat
dipastikan bahwa apa yang Anda lakukan akan diikuti oleh mereka. Selaras dengan itu
seorang pakar kepemimpinan juga mengatakan

“People don’t care how much you know until they know how much you care.”
(Tidak peduli bagi mereka sehebat dan sepintar apa Anda satu hal yang mereka
perlukan adalah sepeduli apa Anda terhadap mereka.)
124
Leadership Lesson From Lembah Tidar
125
Leadership Lesson From Lembah Tidar
126
Leadership Lesson From Lembah Tidar
127
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Itu berlaku bagi siapapun dimanapun atau organisasi manapun. Anda pernah dengar
Konfusius? Barangkali Anda pernah menonton filmnya yang diperankan oleh Chow Young
Fat berjudul KONFUSIUS. Dalam film itu digambarkanketika pada suatu hari, Konfusius,
seorang filsuf yang terkenal, menempuh perjalanan jauh menyeberangi padang gurun
bersama beberapa muridnya.
Setelah menempuh perjalanan berhari-hari akhirnya persediaan air minum habis,
mereka semua berjalan dengan lemah dan gontai. Suatu ketika salah seorang dari muridnya
menemukan ceruk kecil di bawah batu-batuan yang berisi genangan air yang dangkal.
Dengan segera ia mengambil mangkuk nasinya dan dengan susah payah hanya mampu
menyedok sebanyak setengah dari isi mangkuk itu. Kemudian mengantarkan semangkuk air
itu kepada gurunya. Ketika Konfusius baru menempelkan mangkuk itu ke bibirnya, ia merasa
semua mata muridnya memandangnya. Ia tidak jadi
● ● ●
meminum isi mangkuk itu, malahan menuangnya ke pasir
Apa yang dilakukan
gurun yang panas sambil berkata, “Air ini terlalu sedikit
seorang pemimpin
militer adalah untuk Anda semua dan terlalu banyak untuk satu orang saja.
mencontohkannya dan Mari Anda lanjutkan perjalanan ini.”
membuatnya tampak
didepan mata Sebagai seorang pemimpin, Konfusius tidak mampu
meminum air itu sendirian dan membiarkan muridnya
Douglas Barder
sengsara. Ia tidak merasa dirinya lebih tinggi dari para
● ● ●
muridnya dan inilah contoh dari seorang pemimpin sejati.
Hari itu Konfusius belum mampu menghilangkan dahaga
pasukannya namun ia memberikan sesuatu yang jauh lebih berarti kepada pasukannya
Dalam latihan gabungan antar taruna di Lembah Tidar yang biasa disebut Widya
Yudha, latihan ini merupakan bagian dari program latihan berjenjang yang bertujuan untuk
memberikan bekal kepada Taruna dalam mengaplikasikan kemampuan teknik dan taktik
bertempur tingkat Regu dan Peleton dalam hubungan Kompi dan Batalyon. Latihan ini
diikuti oleh seluruh Taruna sehingga dalam bentuk organisasi semua terwadahi dalam satu
peleton mulai dari Taruna tingkat satu sampai dengan Taruna tingkat tiga. Sebagai Taruna
junior awalnya saya berpikir ini akan sulit karena inilah pertama sekali Taruna tergabung
dalam satu peleton latihan dengan Taruna senior. Ternyata pada pelaksanaannya jauh
berbeda dari bayangan, para Taruna senior menempatkan dirinya benar-benar sebagai
penganyom dan pemimpin. Dalam situasi keterbatasan semisalnya kekurangan air dan
128
Leadership Lesson From Lembah Tidar

makanan saat latihan, Para Taruna senior justru selalu mendahulukan Taruna junior. Ini
adalah salah satu contoh dalam kepemimpinan dengan tindakan bukan hanya sekedar
ceramah.
Pemimpin cenderung mencontohkan atau bahkan mempersonifikasikan kualitas
yang diperlukan atau diharapkan dalam kelompok kerja bersangkutan anggota
menginginkan contoh, bukan hanya kata-kata. Dalam contoh Douglas bader pernah berkata
sebenarnya semua pilot pesawat tempur memerlukan “keberanian,semangat,tekad,nyali
atau kualitas lainnya.”Keberanian adalah kebajikan dalam militer. Apa yang dilakukan
seorang pemimpin militer adalah mencontohkannya dan membuatnya tampak didepan
mata.24

Pemimpin adalah Harapan, berikan penghargaan.

Seperti sudah dijelaskan diatas, Pemimpin Militer tidak hanya berfokus kepada
disiplin,latihan dan kemampuan prajuritnya saja, namun juga harus memikirkan kehidupan
prajuritnya perumahan serta lingkungan yang bersih dan layak, serta keluarga yang hidup
aman dan sehat,sebab hal itu berpengaruh langsung terhadap keberhasilan tugas pokok
atau misi yang diemban satuan. Pemimpin adalah sumber pengharapan. Prajurit akan
bersemangat untuk bertempur jika ada harapan yang mereka dapatkan paling tidak
sekeping tanda jasa. Aristoteles mengatakan Hope is a waking dream Harapan adalah mimpi
yang sudah “bangun” mendekati kenyataan, karena akan segera timbul aksi-aksi untuk
mewujudkannya. Apakah yang akan terjadi jika pemimpin tak bisa memberi harapan pada
anak buah? Karirnya tamat, walaupun secara formal struktural masih tertulis jabatannya,
tapi dalam kenyataannya dia sudah tiada.
Napoleon Bonaparte adalah orang yang penuh harapan, dan menginfeksikan
harapan itu kepada anak buahnya. Napoleon berkata, pemimpin adalah pedagang harapan,
jika pemimpin tidak ada, orang kerap kehilangan harapan dan moralpun terpuruk. Mengapa
demikian? Karena moral dapat didefenisikan sebagai kepemimpinan terhadap pemimpin
dipuncak. Tapi ada tambahan dari sekedar harapan.
Napoleon berkata, “A man will fight harder for his interests than for his
rights.”Seorang laki-laki akan bertarung lebih sekuat tenaganya untuk kepentingannya dan
24
Jhon Adair,“How to grow leader,”2005 hal 35.
129
Leadership Lesson From Lembah Tidar

untuk hak nya. Seorang laki-laki adalah makhluk yang egois, yang selalu mencari keuntungan
pribadi yang nyata untuk dirinya. Dia juga menambahkan “A soldier will fight long and hard
for a bit of colored ribbon.” Dia menemukan bahwa anak buahnya akan bertempur dengan
semangat jika ada harapan untuk mendapatkan sebuah pengakuan/tanda jasa! Saya sangat
setuju dengan perkataan sang jenderal ini.
Bagi kalangan orang-orang berseragam kebanggaan pribadi dan satuan jauh diatas
segalanya. Jangan heran jika prajurit akan berlomba-lomba dengan penuh semangat untuk
ikut dalam latiha penerjunan dengan resiko yang sangat besar karena mereka akan
mendapatkan pengakuan sekeping wing terjun yang nantinya akan disematkan di dadanya.
Tidak salah kalau tiap anggota militer dalam setiap penugasan mengharapkan adanya
sekeping logam atau emblem yang bertambah didadanya. Itu sudah merupakan
penghargaan yang lebih dari cukup dibandingkan dengan materi atau uang. Disinilah
kepiawaian seorang Perwira, harus mampu membangkitkan harapan, bahkan menjual
harapan baru kepada anak buah. Sehingga bawahan akan mau terus dibawa maju
kemanapun pemimpin inginkan. Tanpa itu sebuah organisasi lesu darah, tidak ada gairah
anak buah untuk bekerja.
Penulis bertanya kepada salah seorang prajurit yang mengalami kecelakaan pesawat
Helikopter Super Puma di pegunungan Papua Desember 2014 setelah 4 hari mereka berada
di hutan menunggu evakuasi beruntung seluruh penumpang 10 orang anggota satgas dan 4
orang crew Hely dari Angkatan Udara selamat, walaupun sebagian dari mereka luka-luka
berat dan ringan. Sesaat setelah dilaksanakan evakuasi penulis bertanya pada salah seorang
prajurit apa yang anda harapkan dari pimpinan saat ini? dia menjawab sebuah medali kecil.

Tidak heran jika Amerika Serikat memberikan medali “ Purple Heart” (sebuah medali
kecil bagi prajurit Amerika yang terluka dalam operasi, tentara kita sendiri belum mengenal
medali itu. Penulis tahu barangkali dia hanya bercanda tapi sungguh luar biasa penulis
tadinya berpikir mereka akan meminta sesuatu dari pimpinan karena mereka dengan segala
upaya dan kerjasama tim walau dalam keadaan terluka berhasil selamat dari musibah tetapi
justru yang di minta adalah sekeping logam. Namun, sayang kita belum mengenal Purple
heart itu semoga tulisan ini menjadi sebuah saran untuk permintaan prajurit itu.
Pada umumnya semua teori kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan
merupakan satu ilmu dan seni yang mengarah kepada suatu proses untuk menggerakkan
130
Leadership Lesson From Lembah Tidar

sekumpulan manusia menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong
mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa yakni karena mereka mau
melakukannya. Perwira yang baik menggerakkan anak buahnya ke arah jangka panjang,
yang betul-betul merupakan kepentingan mereka yang terbaik. Kepimpinan adalah suatu
peranan dan juga merupakan suatu proses untuk mempengaruhi para prajurit. Perwira juga
merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau komunitas yang diberi kedudukan
tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya.
Bagian terpenting dari sebuah kepemimpinan adalah manusia. Kepemimpinan itu
sendiri di definisikan sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk secara sadar dan
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Yang perlu mendapat penekanan dari definisi ini
adalah kata “mempengaruhi” dan “kesadaran” untuk mencapai tujuan. Definisi
kepemimpinan tersebut berlaku secara universal di setiap organisasi atau kelompok
manusia.
Walaupun organisasi militer memiliki sifat yang cenderung otoriter dan
mengedepankan “komando” untuk memaksa prajurit melakukan sesuatu, namun hakekat
pencapaian tujuan yang sebenarnya tetap akan tercapai apabila para prajurit dapat
“dipengaruhi” untuk “secara sadar”, tanpa paksaan melakukan kegiatan demi tercapainya
tujuan (Accomplish the task). Sebuah kata bijak mengatakan“Leaders dont force people to
follow, they invite them on a journey.” Terjemahan bebasnya kira-kira Seorang pemimpin itu
tidak memaksa anak buahnya untuk mengikuti segala kemauannya, tapi mengajak mereka
untuk suatu perjalanan menuju kesuksesan.
Tidak dapat dipungkiri ada banyak pemimpin yang lebih mengedepankan peran
Komandan untuk menggerakkan anggota dalam melakukan kegiatan yang diharapkan.
Dengan kondisi seperti ini, apabila hanya mengedepankan peran Komandan saja hasil yang
dicapai tidak pernah optimal. Mungkin saja pernah berhasil namun itu hanyalah kebetulan.
Keterpaksaan prajurit dalam melaksanakan tugas untuk “memenuhi keinginan Komandan
bukanlah tipe seorang Pemimpin yang hebat. Integritas pribadi secara total yang diwarnai
oleh kedisiplinan dan loyalitas yang tulus dan hasrat yang tinggi untuk melakukan tugasnya
hanya dapat di bentuk oleh Para pemimpin yang hebat. Dalam kepemimpinan Militer
terkadang Anda mengambil tindakan yang tidak populer namun tujuannya tetap sama yaitu
tercapainya tugas pokok.
131
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kita masih banyak menjumpai dalam kehidupan sehari-hari dimana seorang


pemimpin bertindak layaknya sang raja yang lebih banyak memberikan perintah tanpa mau
mengerti kesulitan anggota yang melaksanakannya. Semakin tinggi pangkat atau
jabatan,terkadang semakin sulit anak buah untuk berinteraksi dengan mereka. Barangkali ini
disebabkan karena jenjang yang terlalu jauh, atau barangkali karena staff yang membuat
jarak karena aturan protokoler.
Meskipun dalam kehidupan militer terdapat prinsip bahwa setiap perintah tugas
harus diikuti dengan dukungan administrasi dan logistik yang memadai, namun
kenyataannya prinsip tersebut terkadang masih terkendala bahkan sering terabaikan oleh
pemegang komando itu sendiri. Hal seperti ini tentu telah menyimpang dari manual book
atau ajaran dasar karakter di Lembah Tidar
Dalam pandangan orang sipil bahwa memimpin militer itu lebih mudah dibandingkan
dengan organisasi lain karena militer memiliki kode kehormatan dimana para bawahan akan
selalu tunduk kepada perintah atasan, Saya mau katakan anggapan seperti itu jelas keliru.
Kepemimpinan militer merupakan kepemimpinan lapangan yang bertujuan untuk
memenangkan pertempuran dalam situasi yang sangat kompleks dan kematangan berpikir
yang baik untuk menyelesaikan tugas pokok dengan tuntas dan berhasil. Anak buah tidak
akan mendengarkan semua apa yang Anda kotbahkan tetapi mereka akan melihat apa yang
Anda lakukan.
Pemimpin militer juga tidak hanya terfokus kepada pelaksanaan tugas anak buahnya
namun faktor faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas pokok juga
menjadi tanggungjawabnya dimana pemimpin organisasi lain tidak memikirkan itu. Sebagai
contoh Seorang perwira juga harus memikirkan bagaimana kesejahteraan
prajuritnya,bagaimana keluarga dan lingkungannya karena bagaimanapun hal itu
merupakan pemicu semangat bertempur anggota. Pemimpin militer memiliki tangungjawab
yang sangat besar, terhadap anak buah, lingkungan, keluarga prajurit dan kesejahteraannya.
Pemimpin perusahaan tidak pernah memikirkan keluarga karyawannya, mereka hanya
memikirkan efektifitas kerja karyawannya, kalau tidak efektif mereka akan mem PHK nya.
Sesuatu yang sangat berbeda dengan kepemimpinan di Militer.

Para Pemimpin yang Memotivasi


132
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Salah satu kunci kemenangan Israel pada perang enam hari tahun 1967 melawan
aliansi negara Arab adalah kehebatan para jenderalnya dalam memberikan motivasi kepada
prajuritnya, motivasi dari seorang pimpinan merupakan nafas ganda bagi prajurit terutama
di medan pertempuran. Lihat saja bagaimana Brigadir Jenderal Israel Tal Komandan Divisi
Tank Israel yang memimpin pertempuran ketika melakukan penerobosan ke Mesir sebelum
pertempuran, Tall memberitahu anakbuahnya:
“Apabila kita ingin memenangkan perang, kita harus memenangkan pertempuran
pertama. Pertempuran ini harus dilakukan tanpa penarikan mundur, semua sasaran harus
direbut- tidak peduli berapapun jumlah korbannya kita harus berhasil atau mati”
Itu adalah sebuah pesan yang sarat dengan motivasi yang mampu merubah arah
pertempuran, semangat prajurit berlipat ganda untuk memenangkan pertempuran.
Hasilnya dapat kita tebak israel memenangkan perang bahkan lebih spektakuler lagi perang
tersebut dimenangkan hanya dalam enam hari melawan Aliansi negara Arab.
Masih dalam perang Enam hari, pada pagi hari dalam pertempuran melawan
Yordania pasukan payung pimpinan Kolonel Motta Gur berada dalam posisi untuk
menyerang kota lama tempat yang gagal dikuasai orang Yahudi pada perang tahun 1948.
Sebelum serangan dilancarkan, gur menyampaikan pesan yang emosional kepada anak
buahnya “...Kita akan merebut Bukit Bait Allah. Ini sebuah tugas yang bersejarah. Bangsa
Yahudi mendoakan kemenangan kita. Seluruh Israel menantikannya......Semoga
Berhasil.”25Para pemimpin hebat tahu kapan dia akan mengeluarkan jurus pamungkasnya
untuk memotivasi anakbuahnya.

Pakar kepemimpinan mengatakan Logical does’nt respec people doesnt motivated


tem to change. People change their behaviour when they motivated them to do so.Tidak
cukup hanya karena sebuah hal yang masuk akal lalu seseorang itu menjadi termotivasi,
tetapi ingat Manusia akan berubah perangainya ketika ada yang memotivasi mereka.
Kepemimpinan dan motivasi ibarat dua sisi mata uang. Sulit membayangkan seorang
pemimpin yang tidak bisa memotivasi orang orangnya, namun kepemimpinan juga
mempunyai cakupan yang lebih luas daripada hanya sekedar motivasi. Kalau seorang
pemimpin tidak bisa memotivasi anak buahnya, bagaimana mungkin dia bisa mencapai
tujuannya.

25
Nini Oktorino,Enam hari yang Mengguncang dunia,Kisah Perang Arab Israel 1967, 2013 hal 102
133
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di Lembah Tidar para Tarunahampir setiap saat dilatihkan bagaimana memberikan


semangat kepada tim,junior melalui nyanyian, yel-yel dan slogan-slogan tujuannya adalah
memotivasi dan menghidupkan semangat. Para pelatih akan berteriak dengan teriakan yang
panjang” Kekuataaaaaaaaaannnn.........!” secara serempak seluruh Tarunaakan berteriak
juga (55) Lima lima........itu adalah sebuah kode yang artinya bahwa semangat dan
tenaganya masih full walaupun kenyataannya barangkali suda lelah, itu juga terbawa sampai
satuan baru setelah menjadi perwira. Artinya kekuatan fisik dan mental masih full. Sebagai
manusia biasa ada saattenaga kita habis, tetapi semangat dan tekad masih tinggi. Disanalah
perlunya kekuatan dari luar untuk memotivasi dan mendorong mereka sehingga tenaga
yang masih tersisa memancar keluar. Saya akan memberikan sebuah contoh bagaimana
Komandan yang memotivasi dapat memenangkan pertempuran.

Mungkin Anda pernah dengar nama Jenderal Vo Nguyen Giap dia merupakan otak di
balik jitunya strategi perlawanan tentara Vietnam terhadap Prancis dan Amerika Serikat
(AS). Kejeniusan Giap dalam meracik strategi perang tidak hanya diakui oleh bangsa
Vietnam. Senator John McCain, mantan pilot angkatan laut yang pernah ditembak saat
Perang Vietnam, turut menyampaikan kekagumannya atas jenderal kelahiran Quang Binh,
25 Agustus 1911 tersebut. Jenderal Giap adalah seorang yang sangat brilian di bidang
perang. Dia pernah mengatakan kepada McCain, AS adalah lawan perang yang sepadan.

Jasa Giap yang paling dikenang adalah ketika memimpin pasukannya mendepak
kekuatan Prancis di negaranya dalam perang di Dien Bien Phu pada 1954. Kemenangan itu
juga menAndakan berakhirnya kolonial Prancis di kawasan Indochina. Lalu, pada 1968, dia
memaksa AS angkat kaki dari Vietnam. Giap disanjung sebagai otak di balik kemenangan
Vietnam atas AS. “Dia belajar dan tidak mengulang kesalahannya,” ujar Jenderal Marcel
Bigeard, yang terlibat peperangan dengan Vietnam di Dien Bien Phu dalam buku biografi
Giap.

Apa kelebihan lain dari Giap tidak lain adalah Dia merupakan motivator ulung dalam
mengangkat rasa percaya diri anak buahnya. Alhasil, kekuatan yang dibangun oleh Giap
menjadi kesatuan militer yang ditakuti lawan. Di dunia barat, kehebatan Giap kerap
134
Leadership Lesson From Lembah Tidar

disandingkan d e n g a n Jenderal Douglas MacArthur dan Erwin Rommel. Dia juga dijuluki
Red Napoleon

Setiap perkataan Anda akan mempengaruhi pengikut Anda. Ketika situasi menjadi
sulit maka anak buah akan melihat kepada Anda, Anda adalah harapan terakhir mereka.
Selama masa perang paling gelap, kata-kata Churchill yang memberi harapan kepada
masyarakat bahwa inggris akan memenangkan perang. Sekarang ingat bahwa Churhill tidak
memiliki fakta-fakta atau dasar untuk membuat pernyataan itu. Tetapi hanya Karena
beriman, hanya itu yang menginspirasi seluruh bangsa untuk melawan, dan pidatonya yang
membuat seluruh rekannya percaya bahwa mereka sebenarnya bisa memenangkan perang
walaupun sebagian besar negara-negara Eropa sudah jatuh ke poros Jerman. Sebagai
seorang pemimpin, apapun yang Anda katakan kepada tim atau satuan, akan berdampak
besar dalam hidup mereka. Itu akan meningkatkan moral tim Anda dan dapat membawa
kehidupan kedalam situasi mati, hal ini juga dapat menanamkan keberanian untuk
melawan.

Bagaimana Pemimpin menyikapi hasil buruk


Lembah Tidar tidak hanya mengajarkan untuk sebuah hasil yang luar biasa, disana
juga diajarkan bagaimana menghadapi jika hasil buruk terjadi. Dalam pertandingan Pekan
olah raga Integrasi Taruna (Porsitar) yang diikuti oleh tiga angkatan Darat, Laut dan Udara
dan empat dengan kepolisian pengalaman membuktikan bahwa tidak selamanya hasil yang
didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Namun para pelatih atau Taruna Senior selalu
mampu memberikan motivasi kepada Taruna ketika dalam perlombaan mendapatkan hasil
yang tidak diharapkan. Dan motivasi tersebut dapat menjadi pelecut semangat untuk
melupakan hasil yang kemarin dan memulai perlombaan berikutnya.
Ketika lomba peleton tangkas tingkat Angkatan darat berlangsung di bandung tahun
2002, saat itu Saya merupakan bagian dari tim yang mewakili Kodam Jaya. Ada suatu
pelajaran yang menarik yang Saya dapatkan selama mengikuti beberapa lomba yang
dipertandingkan, yaitu bagaimana seorang Komandan menanggapi sebuah hasil yang
mengecewakan dalam pertandingan yang sarat gengsi.
Saat itu perlombaan baru saja di mulai harapan dari Komandan Brigif I/PIK Kol Inf
Gatot Nurmantyo untuk memenangkan pertandingan pertama yaitu cabang menembak
135
Leadership Lesson From Lembah Tidar

cukub besar, mengingat pada sesi latihan tim ini dapat mengungguli tim-tim lain. Disamping
itu juga tim petembak jauh-jauh hari sebelum nya telah berlatih di lapangan yang
sesungguhnya di perlengkapi dengan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan yang mereka
minta. Kenyataannya hasilnya tidak sesuai harapan dan boleh dikatakan sangat
mengecewakan karena hanya urutan ke 7 dari semua tim yang bertanding. Padahal tim
peleton tangkas ini jauh-jauh hari telah dipersiapkan dengan matang.
Ada rasa kecewa termasuk dari tim lain seperti tim CC (cross country) kebetulan pada
saat itu Saya membawa tim Croos Country, Navigasi darat atau Ilmu Medan, Halang Rintang
dan taktik tempur dasar. Karena tim menembak kalah tentu kami pun sangat kecewa, ada
rasa ingin marah tetapi tidak tahu sama siapa akan di lampiaskan, karena hasil latihan
sangat bagus tapi pelaksanaan sangat jauh dari harapan.
Ketika seluruh tim kembali dari tempat pertandingan menuju barak tempat
penampungan, Komandan brigade memerintahkan agar semua berkumpul di lapangan apel,
mulai dari pelatih, pendukung dan pemain. Saya berpikir saat itu bahwa seluruh tim siap
saja kena marah, dan seluruh pemain telah siap untuk itu. Bagaimana tidak, seluruh
dukungan selama empat bulan TC selalu terpenuhi, seluruh permintaan selalu terpenuhi
tapi hasilnya nihil. Dengan keheningan tampa suara seluruh anggota berkumpul, Saya
melihat raut wajah Komandan brigade biasa saja tidak ada yang berubah, tetapi Saya tau
ada tersimpan rasa kekecewaan, Saya bisa baca dari gerak tubuhnya bahwa beliau pasti
kecewa besar.
Hal yang membuat seluruh tim bingung adalah saat Komandan Brigade memberikan
pengarahan, tidak ada satu katapun yang menyinggung tentang kekalahan tim. Seperti tidak
terjadi apa-apa. Tetapi beliau justru berkata untuk semua tim agar naik bus. Hari ini kita
semua makan di Rumah makan Ampera Bandung. Saya sendiri ragu untuk ikut demikian
juga dengan anggota yang lain, semua saling bertatapan tanpa suara. Saya berpikir bahwa
tim ini telah membuat kesalahan besar dan tidak layak untuk ikut makan bersama. Tetapi
Komandan brigade melalui memerintahkan agar semua ikut makan siang tanpa terkecuali.
Sampai di RM Ampera, seluruh anggota hening tidak ada suara semua masuk ke
Rumah makan duduk dengan rapi dan mencari tempat di pojok menghindari tatapan mata
langsung dari Komandan, semua diam tanpa banyak bicara tidak seperti biasanya ketika
kami makan di rumah makan yang sama ada canda dan tawa atau bahkan saling meledek.
Tetapi Komandan brigade biasa saja tidak ada menyinggung tentang kekalahan, tetapi ini
136
Leadership Lesson From Lembah Tidar

malah membuat kami menjadi gusar. Sebagai seorang Perwira seperti ingin rasanya cepat
kembali dari Rumah makan tersebut, dan ternyata perasaan teman-teman yang lain juga
demikian. Kami merasakan seperti ada bara api diletakkan di atas kepala.
Ketika acara makan siang telah selesai tidak ada sedikitpun menyinggung tentang
hasil perlombaan itu, tapi kami bisa membaca ada kekecewaan akan hasil itu.Itulah
sebabnya sesaat setelah sampai di barak Saya denga segera mengumpulkan anggota tim.
Saya tentu tidak ingin kejadian seperti ini terjadi besok, besok adalah giliran tim Navrat
(Navigasi Darat) akan bertanding, seluruh anggota tim nampak nya sangat paham betul
maksud dan keinginanS aya. Saya menyampaikan bahwa hari ini kita benar-benar
mempermalukan diri sendiri. Selama ini kita meminta apa saja yang kita minta dan dipenuhi
oleh pimpinan tetapi, kenyataannya hasilnya nol besar. Kata-kata itu menjadi pemicu
semangat prajurit tanpa disuruh berlatih seluruh anggota sudah berlatih sendiri, ternyata
seluruh tim berpikiran sama dengan Saya bahwa hari ini mereka juga sangat malu. Singkat
cerita besoknya saat pertandingan-pertandingan di hari ke dua dan seterusnya tim kami
mampu menunjukkan eksistensinya. Saya melihat senyum lebar pada Unsur pimpinan
termasuk Komandan brigade karena mereka cukup puas dengan pencapaian tersebut.
Pelajaran yang dapat dipetik dari sini adalah Komandan brigade membiarkan kami
berpikir akan apa yang seharusnya kami lakukan, barangkali beliau menerapkan semboyan
intelijen yang pernah saya baca Let them think, let them confuse and let them decide,dan
Saya dapat menerjemahkan itu kepada semua Anak buah dan hasilnya adalah
kesuksesan.Komandan membuat kami berpikir akan arti semua itu, membuat bingung tetapi
kami mampu memutuskan untuk menjadi tim pemenang. Setelah selesai perlombaan Saya
baru menyadari strategy itu sangat manjur juga untuk memicu semangat prajurit. Dengan
satu syarat, Pemimpin harus mampu menerjemahkannya dalam tindakan nyata.

Banyak cara untuk menghilangkan rasa takut

Keberanian adalah bukan berarti tidak memiliki rasa takut. Itulah salah satu
ungkapan Nelson mandela saat wawancara dengan salah satu Media terkenal pada saat
Ulang tahunnya yangke 90. Mandela kerap kali merasa gentar, dan menurutnya itu wajar
dialami oleh seorang pemimpin. Tapi, ia tidak ingin menunjukkan rasa takut itu di hadapan
137
Leadership Lesson From Lembah Tidar

orang lain. Keberanian yang ditampilkan Mandela, meskipun itu kadang hanya berpura-
pura, dapat menenangkan kekuatiran dan menyemangati orang di saat-saat sulit.

Di lembah tidar ketika berada di tingkat akhir atau menjadi taruna senior anda akan
diajarkan bagaimana selalu tampil prima didepan taruna junior. Taruna senior harus
menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan apapun dengan baik seolah tidak memiliki
rasa takut. Selama saya menjadi taruna saya tidak pernah melihat taruna senior tampak
sakit ketika mengambil apel didepan. Mereka harus terlihat prima walaupun kenyataannya
mungkin saja lagi tidak enak badan. Pada intinya kita tidak boleh menunjukkan kelemahan
kita didepan anak buah, karena anak buah hanya berharap kepada pimpinanya terutama
dalam situasi sulit.

Ketegasan dan tindakan dalam menghadapi Situasi yang tidak menentu dan
berbahaya akan membuat Anda menjadi pemimpin yang luar biasa. Di mana orang lain
lumpuh oleh ketakutan atau ketidakpastian, membuat keputusan untuk memberikan
petunjuk dan arahan yang fokus kepada tim, Anda Akan Memberikan kepemimpinan yang
dibutuhkan.

Semua orang memiliki rasa takut, di Lembah Tidar para pelatih biasanya mengajari
Taruna agar percaya pada diri sendiri, teriak yang keras sebelum melakukan sebuah
kegiatan yang menantang dan membangkitkan adrenalin seperti peluncuran atau
penyebrangan sungai. Para Taruna biasanya selalu berteriak dan rasa takut itu akan dapat
dikalahkan oleh semangat yang ada.

Sebagai seorang pemimpin, Anda harus mengakui bahwa rasa takut yang
melumpuhkan seseorang dalam membuat keputusan dan Anda harus mengatasi rasa takut
itu dan menjadi penentu dalam strategy tindakan Anda. Tidak hanya membuat pesaing
Anda terkejut, tetapi membantu Anda mencapai hasil Anda dalam waktu cepat Jenderal
Patton telah melakukan itu.

Jenderal sudirman merupakan seorang pemimpin yang berani. Tidak ada yang
meragukan itu, seorang prajurit yang hanya memiliki satu paru-paru, memilih untuk tidak
menyerah walaupun panglima tertingginya saat itu mengajaknya untuk menyerah saja. Dia
menyadari bahwa dia adalah seorang prajurit, bukan politikus atau prajurit sewaan. Dia
138
Leadership Lesson From Lembah Tidar

selalu dapat mengambil keputusan yang tepat dalam setiap menghadapi permasalahan yang
dihadapi. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan
prajurit dan bangsa diatas kepentingan pribadinya.

Entah apa yang akan terjadi seandainya Jenderal sudirman mengikuti jejak Presiden
Soekarno untuk menyerah kepada Belanda, Saya pernah membaca sebuah tulisan yang
mengatakan Negara ada karena ada tentara, Saya tidak yakin bahwa negara ini masih ada
seperti saat ini kalau bukan karena tentara. Ia selalu konsisten dan konsekwen dalam
membela kepentingan tanah air, bangsa dan negaranya. Dalam suasana perang seorang
jenderal tua dan sakit Masih mau bertempur dan menahan sakit yang cukup lama di
deritanya. Ia tetap bertekad ikut terjun bergerillya walaupun harus di tandu. Ia masih
mampu memberi semangat bagi Anak buahnya untuk melakukan perlawanan terhadap
Belanda. Sungguh sangat pantaslah belia mendapatkan pangkat jenderal bintang lima.

Mengapa seorang pemimpin harus berani? Tidak dapat dipungkiri bahwa keberanian
seorang pemimpin merupakan tambahan energi dan darah segar bagi yang dipimpin untuk
mengikuti perintah pemimpin tersebut, itu berlaku bagi setiap organisasi terlebih organisasi
militer yang berhadapan langsung dengan musuh dalam pertempuran.

Bawahan juga Perlu Sentuhan

Ada sebuah ungkapan lama di dunia kemiliteran “Honor people and they will honor
you” jika Anda menjaga anak buah Anda maka mereka akan menjaga Anda, ini menunjukkan
bahwa loyalitas adalah sebuah jalan dua arah. Anda tidak dapat mengharapkan apa yang
Anda harapkan dari anak buah jika Anda sendiri tidak mengetahui kepentingan mereka dan
bagaimana kondisi mereka. Wujud dari loyalitas seorang pimpinan kepada anak buahnya
dalam kemiliteran adalah bagaimana seorang Komandan peduli terhadap mereka. Konsep
ini berlaku bagi semua level komando. Kepedulian yang dimaksud bukanlah hanya berfokus
terhadap apa yang mereka senangi tetapi juga apa yang mereka tidak senangi selagi itu
untuk kepentingan mereka.

Pada Perang dunia II Jenderal Eisenhower memiliki kebiasaan rutin berjalan


mengunjungi Pasukannya, Pernah suatu ketika, saat dia berjalan-jalan dia melihat anggota
yang termenung di pinggir sungai. Dia bertanya, ada apa nak (how are you feeling, son?).
139
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Angota tersebut menjawab, saya sangat cemas, saya baru saja terluka dan baru sembuh,
saya merasa tidak nyaman. Eisenhower menjawab, “kalau begitu kita adalah pasangan yang
tepat, karena saya cemas juga. Tetapi kami sudah rencanakan serangan ini masak-masak
dan sudah lama, kita punya pesawat, punya senjata, punya pasukan lintas udara yang pasti
akan menghancurkan Jerman. Kalau begitu, kita jalan-jalan bersama menyusuri sungai ini” 26.
Atau ketika di rumah sakit, seorang tamtama yang sedang antri untuk menerima donor
darah berkata, (ketika Eisenhower lewat), mungkin kita bisa dapat darahnya dan kita akan
jadi jenderal karenanya. Mendengar hal tersebut, Eisenhower berkata “mudah-mudahan
saja engkau tidak mewarisi sifat-sifat burukku” 27.Dan itulah yang dilakukan Eisenhower yaitu
mengunjungi rumah sakit berbincang-bincang dengan yang luka, menyebut namanya dan
melakukan tindakan-tindakan lain yang manusiawi.

Sebagai seorang pemimpin, Anda pasti akan berurusan dengan anak buah, kawan
sebaya, senior, dan bahkan dengan orang lain yang mungkin mendukung menyelesaikan
tugas Anda. Anda harus dapat memberikan motivasi kepada mereka agar mereka mau
mendukung Anda. Untuk mengetahui dan memberikan motivasi kepada mereka,
mengembangkan ikatan serta memberikan pengaruh disiplin kepada mereka, yang paling
penting adalah harus mengetahui sifat sifat dasar manusia. Manusia pada umumnya
memiliki prinsip-prinsip tertentu yang berkaitan erat dengan sifat dasar manusia. Prinsip
tersebut pada hakikatnya adalah pemenuhan terhadap kebutuhan akan jasmani dan rohani
mereka.

Jenderal M Jusuf mantan Menhankam/Pangab mengerti betul akan makna dari


ungkapan diatas siapa yang tidak mengenal beliau, seorang jenderal yang selalu menyentuh
prajuritnya melalui perhatian dan sapaan yang cukup akrab dengan prajurit. Tidak jarang
beliau melaksanakan kunjungan ke pelosok-pelosok dengan waktu yang cukup lama hanya
untuk dapat bertemu dengan prajurit, dan mengetahui keluhan mereka. Ketika
mengunjungi sebuah asrama di Jayapura, Jenderal Jusuf bertanya kepada seorang ibu yang
sedang menggendong anaknya yang masih kecil, “Bagaimana listrik dan air? Apa atapnya
bocor?”

“Ledeng ada, listrik juga ada. Tapi atapnya sudah bocor-bocor,Pak!”

26
Linda Kaplan Thaler &Robin Koval, The Power Of Nice P 57,58
27
Edgar F.Pur Year Jr. American Generalship, 2000
140
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Berapa penghuni disini?”

“Saya punya anak tiga Pak! tapi kalau bisa tambah anak satu lagi”

“He jangan tambah dulu! ujar sang jenderal sambil senyum di kulum. “Nanti saja
kalau Anda sudah perbaiki asrama ini, ya? sambil berjalan, Jenderal Jusuf menengok
kekanan dimana Laksda kasenda(Asisten Logistik) mengikutinya. “He kasenda! aku mau
asramanya diperbaiki Bulan depan sudah jadi.

Begitulah cara Jenderal Jusuf berkomunikasi dengan keluarga prajurit, tidak ada
protokoler tapi sangat menyentuh dan hal itu selalu dilakukannya ketika bertemu prajurit
dimanapun dia berkunjung,tidak heran kalau kepemimpinan beliau selalu didambakan para
prajurit. Semua ucapan beliau tentunya bukan hanya basa basi tetapi dengan realisasi yang
pasti dan tepat. Para staff dan bawahannya juga mampu menerjemahkan pokok pokok
keinginan sang Jenderal dan memang demikianlah seharusnya pola hubungan pemimpin
dan yang dipimpin.

Tidak jarang pula beliau menegur orang yang memang layak untuk di tegur namun
dengan cara yang menyentuh pula. Pada kesempatan lain Ia menegur seorang prajurit yang
perutnya terlihat gendut. “Kau jaga badanmu itu!” katanya. “Kalau perut buncit mana bisa
lari nantinya?”

Si prajurit Cuma tersipu sipu dan menjawab “siap Jenderal!” Prajurit yang lain
disuruh minum air putih banyak-banyak dan jangan terlalu banyak minuman yang manis.
“Kalau terlalu manis perutmu akan seperti pabrik gula!”

Semua manusia pada dasarnya memiliki sifat alamiah yaitu potensi yang baik dan
sifat yang buruk. Salah satu pekerjaan terpenting bagi seorang pemimpin adalah mampu
menekan sifat yang buruk dan memunculkan potensi yang baik. Dari potensi yang baik akan
mampu menyelesaikan tugas tugas yang diberikan kepadanya, sebaliknya dengan sifat yang
buruk akan menghambat penyelesaian tugas, yang dibebankan kepadanya, oleh karenanya
tidak ada jalan lain bahwa Anda harus mampu menekan sifat buruk yang ada pada diri Anda.
Hampir semua manusia ingin mengerjakan pekerjaan dengan baik dan benar, akan tetapi
ironisnya banyak yang moralnya kurang baik atau karaktemya lemah, sehingga mudah
tergoyah oleh godaan sehingga terpaksa harus menghadapi kegagalan. Seorang pemimpin
141
Leadership Lesson From Lembah Tidar

harus menyadari akan hal tersebut serta mengetahui kondisi tersebut, karena risikonya akan
membawa kebaikan atau justru keburukan.

Kenali Hormati dan cintai Anak buahmu

Sun Tzu, seorang Ahli strategy perang mengatakan “Look upon (your soldiers) as your
own beloved sons, and they will stand by you even unto death.”Rawatlah prajuritmu seperti
anakmu sendiri maka mereka akan senantiasa berdiri disampingmu bahkan sampai ajal
sekalipun. Ada kalanya Anda berbicara kepada prajuritmu seperti berbicara kepada putramu
dan bukan seperti seorang komandan yang memberikan perintah kepada bawahannya.

Saya sangat tertarik membaca sebuah artikel tentang pidato Jenderal Eisenhower
kepada para Taruna di Sandhurst Inggris yang intinya adalah sebagai berikut:

“You must know every single one of your men. It is not enough that you are the best
soldier in that unit, that you are the strongest, the toughest, the most durable, the
best equipped, technically—you must be their leader, their father, their mentor, even
if you’re half their age. You must understand their problems. You must keep them out
of trouble; if they get in trouble, you must be the one who goes to their rescue. That
cultivation of human understanding between you and your men is the one part that
you must yet master, and you must master it quickly.” –Eisenhower in a speech to
the graduating cadets at the Royal British Military Academy, 1944

Anda harus mengenali setiap Anggotamu, tidak cukup Anda hanya menjadi orang
yang terbaik,terkuat, dalam unitmu, atau karena memiliki perlengkapan yang baik tetapi
secara teknis Anda harus menjadi pemimpin mereka, Ayah mereka, Guru mereka, walaupun
umurmu barangkali separoh dari mereka. Anda harus mengetahui setiap masalah mereka.
Jauhkan mereka dari setiap masalah itu, ketika mereka menghadapi satu persoalan Andalah
orang pertama yang datang menyelamatkan mereka.
Eisenhower mencintai kehidupan dan mencintai orang-orangnya. Dia percaya pada
kekuatan terakhir dan sangat bersimpati pada kegagalan mereka. Apakah dia sedang
melatih tim kecil atau memerintah ribuan pasukan, dia tidak pernah melihat anak buahnya
sebagai perorangan seperti pin yang mudah dipindahkan diatas peta, tapi dia selalu
mengingat bahwa tiap individu yang dipimpinnya sebagai pribadi dengan harapan dan
142
Leadership Lesson From Lembah Tidar

aspirasi sendiri yang memiliki keluarga dan ingin pulang kerumah untuk mencintai
keluarganya lebih dari apapun di dunia ini.
Kenali anak buah dan orang-orang Anda. Tidak seperti monarki yang berkuasa waktu
itu, Napoleon mengerti pentingnya memenangkan orang atas dirinya sendiri. Napoleon
mengenal betul prajuritnya dengan menghapal nama-nama mereka dan dia memanggil
mereka dengan namanya saat dia berjalan di kamp. Kadang-kadang ketika kita bekerja
dalam organisasi, kita berusaha bersembunyi di balik meja dan mengelola seluruh organisasi
melalui email atau panggilan telepon. Tetapi pada akhirnya, Organisasi dibangun di atas
hubungan orang dan itu adalah hubungan Anda yang akan memastikan kesinambungan
kesuksesan kepemimpinan.
Luangkan waktu untuk mengenal anggota Anda. Dari pada Anda mengatakan
kepada seseorang melalui email, SMS, Whats Upp atau alat komunikasi lain, Mungkin
dengan berjalan ke meja mereka akan jauh lebih berarti daripada tugas itu sendiri, itu akan
mengikat Anda dan anggota tim Anda.
Kecanggihan teknologi tidak selamanya berpengaruh positif, terkadang kita harus
mengesampingkan itu walaupun kadang itu lebih praktis. Memberikan perintah secara
langsung pada bawahan atau menyuruh mereka mengerjakan sesuatu hal akan lebih baik
bila kita langsung mendekat dan menepuk bahunya dibandingkan dengan lewat SMS
padahal yang bersangkutan ada di belakang meja kita.
Pemimpin yang baik memperlakukan setiap individu dengan cara yang berbeda-beda
tergantung kondisi masing-masing. Beberapa faktor seperti pengalaman waktu kecil, latar
belakang suku serta agama sangat berpengaruh terhadap kepribadian, nilai-nilai dan
kepercayaan seseorang. Akibat keberagaman tersebut, Anda harus berhati-hati agar
tindakan yang Anda ambil tidak berdampak negatif terhadap salah seorang dari kelompok
yang Anda pimpin.
143
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ingat, Jika Anda seorang pemimpin Anda adalah milik publik jadi setiap ucapan Anda
akan dilihat, didengar bahkan di kritik orang lain. Anda jangan marah ketika Anda di kritik
itulah yang membedakan pemimpin yang bijak dan yang bukan. Dalam kultur militer
memang berat rasanya apabila di kritik, tetapi pandang lah itu sebagai usulan seorang anak
kepada ayah. Disanalah diuji Kepemimpinan Anda.
Sebagai pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dari
yang buruk, Anda harus berusaha untuk mengidentifikasi dan memikirkan perbedaan-
perbedaan ini sambil membuat keputusan untuk

melakukan sebuah tindakan. Dengan memperhatikan
perbedaan-perbedaan individu ini, Anda akan dapat Sekali Anda menghina
bawahan di depan umum
menghindari berbagai kesalahpahaman dan memperoleh
itu juga akan menjadi
berbagai pengaruh positif terhadap Anak buah. Mereka terakhir kali Dia
akan menghormati Anda sebagai seorang yang menghormati Anda.Ini
tidak berarti Anda tidak
memberikan perlakuan yang adil bagi semua.
bisa mengkritik atau
Keberhasilan hanya akan datang melalui menegur di depan
kepemimpinan yang jujur, adil dan bijaksana terhadap Anak umum,meskipun
terkadang itu kurang baik
buah. Harus diingat bahwa dalam dunia Militer Anak buah
adalah sumberdaya terbesar yang Anda miliki, mereka

sangat menghargai pengertian dan penghormatan yang
Anda berikan. Jika Anda dapat mengaplikasikan dasar-dasar
ini, Anda akan mendapatkan landasan yang kuat untuk
membangun sebuah kepemimpinan. Kekuatan struktur
kepemimpinan yang Anda bangun sangat tergantung pada
pondasi tempat berpijak.
Menghormati adalah sumber keberhasilan. Jika semua yang Anda tahu tentang
militer hanya berasal dari film, Anda pasti berpikir bahwa kepemimpinan di Militer adalah
kepemimpinan yang keras, hanya memberi teguran, menggertak atau menghukum. Omong
kosong. Beberapa pemimpin, bahkan lebih sedikit terutama para pemimpin muda, bisa
berhasil kecuali mereka memperlakukan orang-orang di sekitar mereka dengan rasa hormat
yang tulus. Ini fakta bahwa setiap orang sangat ingin dihormati. Seseorang yang merasa
dihormati akan tampil lebih baik, lebih setia, lebih banyak inisiatif dari orang yang tidak.
Namun kita melihat begitu sering Para Komandan dan pemimpin menurunkan martabat
144
Leadership Lesson From Lembah Tidar

orang-orang mereka didepan banyak orang. Ini kontraproduktif. Ide hormat bukanlah hal
yang baru bagi banyak orang, tetapi sebenarnya mereka juga sedang diberi hormat.
Menghormati seseorang karena kebetulan melintas di depan Anda itu tidak cukup.
milikilah rasa hormat yang tulus bagi anak buah Anda, dan tunjukkan lah itu dalam dalam
tindakan Anda. Saat ini, itu tidak mudah untuk dilakukan, Anda harus renungkan gaya
kepemimpinan Anda sendiri dan bagaimana Anda dapat mengubahnya untuk membuat
Anda merasa dihormati Anak buah Anda. Dalam kesibukan Anda yang tak berujung, itu akan
sulit untuk fokus pada sesuatu hal yang begitu luas, tapi lakukan lah itu. Ini akan membuat
Anda menjadi pemimpin yang lebih baik. Beberapa cara untuk memastikan agar bawahan
Anda tahu bahwa Anda menghormati dan memperhatikan mereka adalah sebagai berikut:
• Gunakanlah posisi Anda yang lebih tinggi itu untuk membantu bawahan Anda
mencapai karir dan tujuan mereka, bahkan jika itu sedikit menyakiti Anda. Bukan
malah sebaliknya menggunakan jabatan hanya untuk memperkuat kekuasaan dan
kesewenangwenangan.

• Jadilah orang yang dapat dihormati, terhormat dan sukses. Motto Seskoad sangat
tepat untuk Anda Terbaik,Terhormat dan disegani. Jika Anda membawakan diri Anda
seperti badut dan tidak peduli terhadap situasi dan ankan buah, Anda itu tidak akan
membuat bawahan Anda merasa dihormati.

• Sekali Anda tidak menghormati seseorang maka hubungan Anda dengan dia akan
hancur. Sekali Anda menghina bawahan di depan umum itu juga akan
menjaditerakhir kali Dia menghormati Anda. Ini tidak berarti Anda tidak bisa
mengkritik atau menegur di depan umum, meskipun terkadang itu kurang baik. Ini
berarti hanya karena Anda tidak mau kehilangan muka dan mempermalukan
seseorang di depan umum. Pemimpin yang melakukan hal seperti ini sepanjang
waktu, akan kehilangan Kemampuan mereka untuk memimpin. Camkan itu.

Memimpin dengan cara yang berbeda

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemimpin adalah mereka
berupaya memimpin semua orang dengan cara yang sama. Namun kenyataannya, semua
orang tidak merespons jenis kepemimpinan yang sama. Anda harus memperlakukan untuk
145
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bersikap konsisten terhadap semua orang. Anda harus memperlakukan semua orang
dengan kebaikan hati dan respek. Namun jangan berharap dapat menggunakan strategi dan
metode yang sama terhadap semua orang. Prajurit memang sama, mereka sama-sama
dilatih, tapi jangan salah mereka juga datang dari latar belakang yang berbeda-beda, hal itu
tidak dapat di abaikan. Anda harus mengetahui tombol kepemimpinan mana yang ditekan
saat menghadapi individu yang berbeda dalam satuan Anda. Jika Anda ingin menjadi
pemimpin yang hebat atau bahkan, Anda harus mengemban tanggungjawab untuk
menyesuaikan gaya kepemimpinan Anda dengan apa yang dibutuhkan anggota Anda, bukan
mengharapkan mereka beradaptasi dengan Anda.

Kenyataannya saat banyak Komandan menginginkan agar anak buahlah yang harus
menyesuaikan dengan Komandan. Tidak heran ketika seorang Komandan yang baru akan
datang, para staff atau anak buah selalu berupaya mencari informasi tentang gaya
kepemimpinan Komandan yang baru agar mereka bisa menyesuaikan. Dan anehnya
Komandan yang baru merasa bangga dan senang karena anak buah sudah tau keinginannya,
tapi satu hal dia tidak tahu bahwa Anak buah melakukan itu mungkin saja karena terpaksa.
Disatu sisi dia sudah berhasil sebagai Komandan, tapi disisi lain sesungguhnya dia belum
menjadi seorang Pemimpin. Tanyakan diri Anda saat ini Apakah Saya telah menjadi
pemimpin atau masih seorang Komandan.

SEPULUH

Keahlian Khusus
146
Leadership Lesson From Lembah Tidar

P ara Taruna di Lembah Tidar tidak hanya perfokus kepada pelajaran teori ataupun
praktek yang semata-mata berkaitan dengan Militer. Para Taruna mengikuti
berbagai macam kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat
kemampuan dan kepemimpinan mereka saat memasuki dunia yang penuh dengan
menunjang

tantangan. Mereka juga akan di klasifikasikan sesuai minat ataupun kemampuan yang
dimiliki. Pada jam-jam diluar pelajaran formal, atau biasa disebut ekstrakurikuler, para
Taruna mengikuti beberapa kegiatan seperti bidang olahraga atletik, judo, karate,
taekwondo silat dan lain sebagainya ini adalah wajib bagi semua Taruna. Ada juga kelompok
belajar bahasa, ada juga kegiatan Drumband yang sering disebut Canka Lokananta. Mereka
mengikuti seluruh kegiatan itu disela-sela padatnya perkuliahan. Bahkan untuk berlatih
Drumband Taruna Chanka Lokananta mereka lakukan pada pagi-pagi buta agar tidak
mengganggu kegiatan perkuliahan, manajemen waktu menjadi sangat penting untuk setiap
Taruna.

Setelah perang Dunia I, pihak berwenang di Akademi Militer Amerika memutuskan


untuk mengkaji catatan para mantan Taruna/Taruna. Sebuah fakta muncul bahwa lulusan
Akademi memiliki peluang yang lebih baik untuk menjadi Jenderal Jika ia pernah menjadi
Atlet atau keahlian khusus saat masih Taruna. Karena hasil penelitian ini, maka atletik
menjadi syarat wajib bagi semua Tarunadi WestPoint. Keahlian-keahlian yang mereka miliki
akan membantu mereka tumbuh dan berkembangdengan karakter yang baik.

Riset telah menunjukkan bahwa ada sumber kekuatan penting yang secara otomatis
akan menyedot orang lain menuju Anda, dan menjadikan Anda menjadi pemimpin tak
bermahkota bagi mereka. Sumber kekuatan itu adalah nilai dan keahlian. Keahlian adalah
pengetahuan mendalam atau kecakapan dalam suatu hal bisa juga mencakup berbagai
bidang. Dalam konteks ini nilai pengetahuan sangat penting. Orang akan bersedia patuh
hanya kepada mereka yang dianggap mempunyai kwalifikasi atau pengetahuan yang lebih
baik daripada mereka dalam situasi tertentu.
147
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ketika Anda yang tergabung dalam pelatihan terjun payung sebuah latihan yang
berhubungan dengan nyawa,Saya dapat pastikan bahwa Anda barangkali akan lupa
berkedip saat memperhatikan segala instruksi dari bintara pelatih sebelum penerjunan
dilakukan, Anda takut jangan sampai ada langkah-langkah dan prosedur yang terlewatkan
yang berakibat terhadap kematian. Mengapa Anda melakukan itu? Karena Anda tidak sadar
bahwa saat itu Anda telah dipimpin oleh orang-orang yang memiliki keahlian.

Manusia dalam kondisi apapun bersedia mematuhi orang yang mereka percayai
sebagai yang terbaik. Karena itu dalam keadaan sakit

 mereka paling siap mematuhi kata-kata dokter, diatas kapal


mereka mematuhi perintah nahkoda,di ladang mereka
“Anda tidak dapat
mendengar kata-kata petani karena mereka percaya orang-
mengubah tempat
orang ini yang paling cakap dalam bidangnya. Jangan heran
Anda memulai, tetapi
kalau ditengah jalan Anda melihat sebuah keramaian orang
Anda dapat
mengubah arah yang berkerumun menyaksikan kehebatan seorang pesulap, dan

Anda tuju. Yang para penonton mendengar kata-katanya hal yang sama
penting bukan apa juga berlaku untuk Anda.
yang Anda lakukan,
melainkan apa yang Lakukan Sekarang
sedang Anda
Apakah keahlian itu? Keahlian adalah pengetahuan
lakukan.”
mendalam atau kecakapan dalam suatu hal. Anda harus
Napoleon Hill memahami suatu fakta penting tentang keahlian dan
kemampuannya untuk membuat Anda menjadi pemimpin.
 Keahlian apapun akan membuat orang mencari Anda untuk
menjadi pemimpin. Namun, seberapa sering orang
menjadikan Anda pemimpin lantaran keahlian tersebut
tergantung pada satu faktor. Satu faktor ini adalah seberapa relevan keahlian tersebut
terhadap orang-orang disekitar Anda.

Kapan Keahlian itu di pelajari Saya pernah membaca sebuah buku dan sangat
tertarik atas sebuah kalimat yang berbunyi sebagai berikut: “Waktu terbaik untuk menanam
pohon adalah 25 tahun yang lalu. Waktu terbaik kedua adalah hari ini.”Kalau saya boleh
mengatakan Tidak ada waktu selain hari ini untuk menjadikan Anda menjadi seorang pakar.
148
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Mungkin Andapernah berkata Andai saja Saya telah memulai sebelumnya. Atau
mungkin Andapernah berpikir andai saja menemukan guru atau pembimbing yang lebih baik
bertahun-tahun yang lalu. Tidak ada satupun dari hal itu yang penting. Menengok
kebelakang dan menyesali diri tidak akan membantu Anda maju kedepan. Saat ini mungkin
Anda tidak berada di tempat Anda seharusnya berada. Anda hanya perlu belajar untuk
menjadi yang sebaik mungkin saat ini. Napoleon Hill berkata :

“Anda tidak dapat mengubah tempat Anda memulai, tetapi Anda dapat mengubah
arah yang Anda tuju. Yang penting bukan apa yang Anda lakukan, melainkan apa
yang sedang Anda lakukan.”

Ketika masih Taruna Saya sudah bercita-cita ingin sekolah atau bertugas di Luar
negeri tentu Saya harus meningkatkan kemampuan bahasa inggris saya dengan baik dan
kenyataannya impian itu dapat tercapai, itu adalah hanya sebuah contoh kecil. Demikian
pula dengan Anda, jangan pernah berkata nanti tapi lakukanlah sekarang. Maxwell
mengatakan “Air tidak akan mengalir kalau kran tidak dibuka.”Saya mau katakan ketika saya
menulis buku ini juga tidak semudah yang di bayangkan, buku ini Saya tulis disela-sela
kesibukan yang luar biasa, terkadang dalam satu hari hanya menuliskan satu kalimat atau
bahkan tidak sempat, kemauan keras dan manajemen waktu adalah kuncinya hingga buku
ini selesai. Kalau kita menunggu untuk memulai ketika pekerjaan lain sudah tidak ada hal itu
mustahil. Oleh sebab itu mulailah dari sekarang mengasah keahlian Anda.

Begitu Anda mencapai tingkat kecakapan tertentu dalam keahlian Anda, salah satu
hal yang terbaik yang dapat Anda lakukan untuk diri Anda sendiri adalah membicarakan
keahlian Anda itu dengan orang lain di tingkat yang sama atau yang lebih tinggi dari Anda.
Banyak orang melakukan hal ini secara alamiah. Pemain Musik berbicara tentang musik,
pemain sepak bola berbicara tentang bola, pemain Golf berbicara tentang golf. Mereka
melakukannya karena hal itu menyenangkan membakar hasrat mereka, mengajarkan
ketrampilan dan wawasan baru kepada mereka, dan mempersiapkan mereka untuk
mengambil tindakan baru.

Kita perlu belajar banyak dari biografi tokoh-tokoh terkenal, melihat profile mereka
danmenyusun pertanyaan-pertanyaan mengapa mereka menjadi pemimpin yang hebat.
Mempelajari mereka dengan membaca buku-buku mereka, mendengarkan pidato mereka.
149
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Tujuannya adalah mempelajari apa yang dapat di alihkan dari zona kekuatan mereka ke
zona kekuatan kita. Itulah sumber pertumbuhan kita bukan dari apa yang tengah mereka
lakukan. Kita harus aplikasikan apa yang harus dipelajari ke situasi kita saat ini.

Kapan keahlian di praktekkan

William Osler, seorang dokter yang menulis The Principles and Practic of Medicine
pada 1982, pernah memberitahu sekelompok mahasiswa kedokteran.

Singkirkan masa depan. Hiduplah hanya untuk saat ini dan hal itu akan menghasilkan
pekerjaan. Jangan pikirkan tentang jumlah yang harus dicapai, kesulitan yang harus
diatasi, atau akhir yang harus diraih, melainkan beri perhatian yang sesungguhnya
pada tugas kecil ditangan Anda, biarkan tugas tersebut cukup untuk hari itu; karena
jelas tugas Anda yang sederhana adalah seperti yang dikatakan Carlyle, “Bukan
untuk melihat apa yang tidak jelas di kejauhan, melainkan untuk melihat apa yang
terlihat jelas di tangan Anda.”

Satu-satunya cara untuk berkembang adalah mempraktikkan keahlian Anda hingga


Anda mengenalnya luar dalam. Pertama-tama Anda tahu apa yang menurut Anda harus
lakukan. Semakin banyak Anda mempraktikkan keahlian Anda semakin banyak yang Anda
Ketahui dan semakin banyak orang akan mengenal Anda. Tunjukkan kemampuan Anda
ketika waktunya harus menunjukkannya, ketika Anda memiliki kemampuan tapi orang lain
tidak mengetahuinya hal itu akan merugikan Anda.

Ketika waktunya tiba Anda akan dicari orang dan bukan Anda yang mencari mereka,
itulah pentingnya sebuah keahlian.

Dua jenis Kwalifikasi

Di Lembah Tidar setiap Taruna datang dengan kualifikasi dan watak yang berbeda-
beda namun mereka dibentuk melalui suatu proses agar nantinya memiliki karakter yang
baik untuk menjadi pemimpin. Kualifikasi fisik dan intelektual akan menentukan pada
150
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kecabangan mana para Taruna itu kelak akan berkiprah. Maka kemudian setelah melalui
klasifikasi kemampuan dan psikology sebagian Taruna akan menjadi perwira infantri,
kavaleri, zeni, artileri dan lain sebagainya. Sedangkan watak yang merupakan pembawaan
yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan interaksi para Taruna di lingkungannya kelak
hanya akan membagi mereka dalam dua golongan; perwira lapangan dan perwira staf.
Perwira lapangan biasanya akan memegang komando pasukan sedangkan perwira staf
menjadi otak intelektualnya.

Kelak dalam realitasnya di lapangan, tugas utama dari perwira staf adalah
menciptakan opsi-opsi dalam pengambilan sebuah keputusan. Perwira staf tidak akan
dibebani dengan tugas untuk mengambil keputusan sebab dia akan terjebak dalam
keraguan untuk memilih opsi-opsi yang dia ciptakan sendiri. Tugas para Komandan
lapanganlah untuk memilih opsi-opsi solusi yang ditawarkan itu. Tanggung jawab, risiko dan
akibat-akibat dari pengambilan keputusan sepenuhnya berada di pundak para Komandan
dilapangan. Perwira staf terbiasa berpikir dalam keraguan, sebab keraguan itu diperlukan
untuk menajamkan pilihan yang ada. Sedangkan perwira lapangan harus percaya diri dalam
memilih satu di antara sekian banyak pilihan solusi yang ditawarkan. Perwira staf
menawarkan skeptisme, perwira lapangan lah yang menghidupkannya menjadi optimisme.

Dua kwalifikasi ini harus dimiliki oleh para perwira yang ingin mengembangkan karier
dalam dunia militer terutama prajurit yang bertugas di satuan tempur. Ini adalah kelanjutan
dari sebuah proses yang terus berjalan. Itulah sebabnya dalam pendidikan tertinggi di
angkatan disebut sekolah staff dan komando, diharapkan para perwira mampu menjadi staff
dan mampu menjadi Komandan. Kalau Anda sudah berada di jalur ini Anda sudah berada di
jalur yang tepat. Jangan pernah berpikir bahwa kalau untuk menjadi pemimpin Militer hebat
harus terus berada di jalur lapangan.

Eisenhower juga menghabiskan separoh kariernya di staff, bahkan dia sampai


frustasi karena tidak pernah terlibat dalam pertempuran seperti teman-teman
seangkatannya, sampai tiba saatnya dia terjun di Pilippina dan Eropa. Jangan lupa strategi
untuk perang juga di diskusikan dalam rapat Komandan dan staff sehingga fungsi staff
sangat sentral dalam memberikan saran untuk menentukan keputusan yang akan diambil
151
Leadership Lesson From Lembah Tidar

oleh Komandan. Satu hal yang perlu kita ingat Anda tidak akan pernah menjadi Komandan
yang baik kalau Anda tidak pernah menjadi staff yang baik.

Namun, di balik dua golongan ini sebagai perwira Anda harus memiliki suatu
keahlian khusus dimana hanya Andalah yang memilikinya itulah yang Saya maksdud dalam
bab ini, Sehingga ketika suatu saat pemilik keahlian itu dibutuhkan tentu saja Andalah yang
mendapatkannya.

Suatu faktor yang membuat Patton dipromosikan menjadi jenderal tepat sebelum
perang dunia II adalah keahliannya soal tank. Selama perang dunia I Patton telah menjadi
seorang kolonel penuh di usianya yang baru berusia 29 tahun. Ia memimpin Unit tank
pertama Amerika dalam pertempuran. Namun, karena pemangkasan anggaran pasukan
harus melakukan pemangkasan anggaran dibidang armada Tank. Patton kembali ke pasukan
Kavaleri (berkuda) dan menjadi letnan satu lagi. Pada tahun 1940 ia berhasil mengembalikan
posisinya sebagai kolonel. Lalu, ketentaraan mencari seorang yang ahli dalam hal tank. Dan
tentu saja Patton adalah salah satu dari sedikit perwira senior yang memiliki keahlian
tersebut iapun menjadi seorang jenderal dengan cepat. Keahlian yang dimiliki Patton
bertemu dengan kesempatan yang ada dan kesempatan itu di manfaatkan sebaik baiknya
sehingga pangkat jenderal mendarat dipundaknya. Tentu saja banyak prestasi prestasi
Jenderal Patton namun Tank lah yang mengantarkan dia tiba disana.

Keahlian khusus akan membantu Kariermu

Banyak para perwira yang berhasil naik ke puncak dengan cepat dengan keahlian
yang dimiliki, oleh sebab itu milikilah keahlian itu, apakah Anda seorang perwira intelijen?
tingkatkan keahlian Anda dibidang intelijen. Bukan hanya sekedar mengetahui namun, harus
mampu menjadi narasumber dalam seminar-seminar baik dikalangan Militer sendiri
ataupun pada kalangan luar Militer.

Apakah Anda seorang perwira yang memiliki keahlian di bidang Menembak? atau
barangkali dalam keahlian tehnik?atau mungkin Anda seorang penulis atau bahkan
pengamat/analisis? semua itu apabila di dalami dan di asah terus menerus percayalah itu
akan mengantarkan Anda pada suatu posisi yang di cita-citakan seluruh Perwira Militer.
Anda adalah seorang penulis? mulailah dari sekarang banyak perwira muda saat ini berpikir
152
Leadership Lesson From Lembah Tidar

menulis itu nanti saja setelah pensiun atau setelah Jenderal, Anda keliru jika berpikir
demikian. Saya telah menulis di Harian Kedaulatan Rakyat sebuah koran di Jawa tengah
ketika masih berpangkat letnan dua. Ingat tidak selamanya orang mengingat kotbah atau
arahan Anda tetapi tulisan akan tetap hidup dan abadi.

Banyak pimpinan atau komandan mampu berbicara berjam-jam didepan bawahan


atau anak buahnya tapi cobalah berikan selembar kertas dan katakan padanya, tolong
tuliskan apa saja arahan yang telah anda berikan selama berjam-jam tadi, hasilnya mungkin
saja dia tidak mampu menuliskannya bahkan selembar kertas tersebut mungkin saja tidak
akan penuh.

Dalam penulisan buku ini saya telah mewawancarai beberapa perwira yang pernah
menjadi Taruna mereka memberitahukan bahwa masa-masa Taruna yang paling sulit
adalah ketika setiap kesalahan yang di buat selalu ada konsekwensi dan pelajaran yang
didapatkan. Setiap ada kesalahan, Taruna senior akan memerintahkan untuk menghadap
dan akan membicarakan tentang kesalahan tersebut apakah itu di mess atau dimana saja.
Tidak ada alasan untuk tidak punya waktu untuk menghadap,masalahnya adalah mengapa
Anda berbuat kesalahan, intinya adalah Anda harus menghadap dan atur sendiri waktunya.
Pada saat itu mereka hanya berpikir bahwa senior itu keras terhadap mereka. Namun
setelah para perwira tersebut mengalami kemajuan didalam kariernya masing-masing ia
menemukan bahwa banyak dari kesuksesannya dapat ditelusuri kembali keberbagai praktek
yang pernah dia terapkan sebagai hasil dari didikan dari Taruna senior. Hal ini membuat
dampak yang sangat besar kepadanya karena telah membuatnya berkembang menjadi lebih
baik.

Masih ingat Perang Teluk? dengan sandi operasi Desert storm? Jangan katakan
bahwa Anda tidak tahu karena sungguh terlalu di zaman google ini jika anda tidak pernah
membacanya apalagi kalau anda seorang Perwira militer. Tapi bukan kehebatan Jenderal
Norman Swarzkov yang kita bahas disini tapi kehebatan seorang Jenderal logistik William
Pagonis mengatur suplay logistik bagi puluhan bahkan ratusan ribu Personil Militer yang
ambil bagian dalam perang itu. Bukan hanya makanan tetapi peralatan perang yang
diangkut ke teluk mulai dari Pesawat, helikopter, tank, senjata berat sampai kepada
pemenuhan kebutuhan seluruh prajurit. Anda jangan berpikir bahwa komunikasi saat itu
153
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dapat digunakan dengan handphone seperti sekarang ini, dia harus mengurus semua logistik
kebutuhan prajurit termasuk tetekbengeknya, mulai dari mensortir surat-surat dari keluarga
atau pacar prajurit sampai kepada dukungan peralatan Militer. Tidak salah kalau akhirnya
William Pagonis dianugerahi Kenaikan Pangkat Luarbiasa. Keahliannya dalam manajemen
logistik telah mengantarkan dia mencapai pangkat yang tinggi dalam kariernya.

Anda pernah menonton televisi saat suatu kejadian kecelakaan pesawat terjadi?
Anda mungkin tidak asing dengan Chappy Hakim mantan KSAU (pengamat penerbangan).
Atau ketika membahas tentang intelijen yang mendatangkan narasumber (pengamat
Intelijen) Mengapa mereka itu dicari oleh media? karena mereka memiliki kemampuan
khusus dibidang masing masing sehingga ketika pemikiran mereka diperlukan merekapun
dibutuhkan.

Adalah suatu hal yang wajar apabila pimpinan mencari orang yang tepat untuk suatu
tugas tertentu,seorang pemimpin pasti menginginkan hasil yang baik dalam masa
kepemimpinannya dan akan mencari orang-orang yang berkompeten untuk membantunya
sesuai keahliannya.Presiden Soeharto telah mempraktekkan ini selama tigapuluh dua tahun
masa pemerintahannya. Sangat tidak mungkin seorang pimpinan mencari orang yang tidak
tepat untuk sebuah tugas atau misi penting. Misalnya mengirimkan Anda untuk suatu misi
ke suatu negara yang berbeda bahasa sementara Anda tidak menguasai bahasa negara
tesebut, atau dalam hal kecil misalnya mendampingi pimpinan saat jamuan makan dengan
tamu dari Luar negeri. Karena dua kesempatan diatas tentu saja modalnya adalah bahasa,
tapi itu hanyalah sebuah contoh.

Perwira harus senantiasa mengembangkan pemikiran pemikiran baru untuk


membangun Angkatan Darat kedepan. Pada saat sesi diskusi di kelas kecil di Seskoad,
terkadang ada saja rasa tidak puas dari beberapa siswa atas kesimpulan sebuah diskusi yang
dihasilkan. Namun, karena begitulah jawaban yang di rekomendasikan (sering disebut
jawaban sekolah) mereka harus menerimanya dengan besar hati dan lapang dada bukankah
itu juga merupakan wujud dari loyalitas? Namun, Saya merasa pemikiran-pemikiran para
perwira kritis menjadi terkekang. Padahal, masalah yang di diskusikan adalah masalah taktik
dan strategy, bukankah taktik itu selalu berubah? Saya pernah membaca sebuah artikel yang
154
Leadership Lesson From Lembah Tidar

memuat judul The emerging of technologi change the Doktrin. Doktrin juga akan berubah
seiring dengan perubahan lingkungan dan tehnologi.

Para Perwira muda harus terus mengembangkan pemikirannya melalui karya-karya


nyata dan bermanfaat untuk kemajuan Angkatan bersenjata kita. Generasi muda saat ini
memiliki pemikiran yang brilyan dibandingkan generasi terdahulu, tapi ingat suatu hal
sebuah pemikiran atau ide apabila tidak di tuangkan maka sama saja dengan nihil bukan.?

Prajurit yang hebat bukan saja hanya bisa mengaplikasikan buku- buku pelajaran
yang didapatkan diruang kelas, tapi harus memiliki ide-ide atau gagasan yang baik dan
menuangkannya dalam suatu tulisan atau tindakan nyata sehingga perubahan menuju
kebaikan senantiasa terjadi. Lihat saja Jenderal Nasution penulis buku pokok-pokok gerillya
sebuah karya fenomenal yang bahkan menjadi bacaan wajib bagi Taruna Akademi militer
Amerika di West Point. Buku itu bahkan telah mengubah sejarah pertempuran di negara
yang sedang berperang saat itu, konon Amerika kalah dalam perang Vietnam karena buku-
buku itu.

Bagaimana bisa? para perwira Vietnam telah membaca buku-buku itu saat mereka
menghadapi tentara Amerika di pedalaman Vietnam, yang pada akhirnya perang itu telah
membawa kekalahan dan penderitaan bagi tentara Amerika. Hal ini mengingatkan Saya
akan sebuah tulisan yang pernah Saya baca, bahwa sebuah kotbah mungkin saja akan di
lupakan orang ketika pengkotbah turun dari mimbar, tetapi sebuah tulisan akan selalu
menginspirasi dan bertahan lebih lama. Lalu mengapa Anda tidak menuangkan ide-de Anda
dengan tulisan-tulisan?

Jenderal hebat Jerman Erwin Rommel juga seorang penulis taktik yang hebat. Usai
perang dunia pertama, Rommel tetap berdinas di Wehrmacht dan pada 1929 diangkat
menjadi instruktur di Sekolah Infantri di Dresden. Pada Oktober 1935 dia naik pangkat
menjadi letnan kolonel dan mulai mengajar di Akademi Militer Potsdam.

Sebagai guru yang luar biasa, bahan-bahan kuliah Rommel yang bersumber dari buku
hariannya selama Perang Dunia I diterbitkan sebagai buku taktik-taktik infantri (Infanterie
greift an) pada 1937. Buku ini dibaca oleh Adolf Hitler yang saking terkesannya menugaskan
Rommel melatih Hitler Jügend pada tahun itu. Pada tahun 1938, Rommel, yang sudah
155
Leadership Lesson From Lembah Tidar

berpangkat kolonel, ditunjuk sebagai Komandan Akademi Perang di Wiener Neustadt. Di


sekolah itu, dia menulis buku lanjutan bukunya yang pertama (Infantry Attacks), dan
kemudian Panzer greift an (Tank Attacks, sering diterjemahkan sebagai Tank in Attacks). Dia
dipindahkan tak lama kemudian dan ditempatkan dalam batalyon pengawal pribadi Adolf
Hitler (Führer-Begleitbattalion).

Sebagai penghargaan, Rommel dipromosikan menjadi Jenderal dan panglima dari 2


divisi AD Jerman yaitu Divisi Ringan ke-5 (kemudian direorganisir dan redesain sebagai Divisi
Panzer ke-21) dan Divisi Panzer ke-15, yang dikirim ke Libya pada awal 1941 untuk
menolong pasukan Italia yang menderita kekalahan besar di front Afrika Utara. Pasukannya
inilah cikal bakal terbentuknya Deutsches Afrika Korps. Pasukan barunya ini berhasil
memukul mundur Tentara ke-8 Inggris (British 8th Army) keluar dari Tobruk di Libya.
Pasukannya merangsek terus ke Mesir tapi berhasil dipatahkan di ’Alamain. Begitu tentara
Amerika Serikat mendarat di Maroko dan Aljazair, pasukannya ditarik mundur meninggalkan
Tunisia. Kiprahnya di medan pertempuran di padang pasir Afrika Utara itu membuatnya
dijuluki “Rubah Padang Pasir” (The Desert Fox).

Seberapa besar Nilai Anda?

Saya pernah mendengar sebuah kotbah dari seorang penceramah,dalam


ceramahnya beliau menggunakan alat peraga, mengambil selembar uang kertas kemudian
berkata,lihat apa yang Saya pegang ? ini adalah uang jika uang inidijatuhkan di jalan maka
dalam waktu sepersekian detik uang ini akan hilang. Jika tertinggal di atas meja, uang itu
juga akan hilang, bahkan jika berada di tempat sampah sekalipun uang itu akan hilang.
Kemana uang itu? Uang itu hilang karena di ambil orang lain untuk dimilikinya. Selanjutnya
Penceramah mengambil sehelai daun dan menunjukkan kepada para hadirin, dia berkata
bahwa apabila daun itu di jatuhkan dijalan atau terjatuh dimana saja dapat dipastikan
bahwa daun itu tidak akan hilang, mungkint saja daun itu diambil orang tapi barangkali
bukan untuk dimiliki tapi untuk dibuang di tempat sampah.

Mengapa uang itu hilang sementara daun tidak? Anda juga pasti tau jawabnya
karena uang memiliki nilai sedangkan daun tidak. Anda juga akan di cari orang apabila Anda
bernilai, demikian sebaliknya kalau kita tidk bernilai Anda tidak akan di lirik siapapun.
Kemampuan dan keahlian itulah yang membuat Anda bernilai Itulah gambaran nilai dalam
156
Leadership Lesson From Lembah Tidar

diri seseorang. Masalahnya nilai diri yang Anda yakini sekarang yang mana? Apakah yang
begitu bernilai ataukah yang tidak bernilai sama sekali? Jawabnya ada pada Anda.

Pelukis Jeihan pernah berkata, pada saat lukisannya dijual dengan harga murah,
ternyata tidak ada yang beli. Tapi pada saat ia memasang harga mahal pada lukisannya, tak
pelak para milyuner mengantri menjadi kolektor lukisannya. Kalau kita lihat lukisannya, kita
akan berpikir apa yang indah dari lukisan ini? Apa yang menyebabkan lukisannya bisa lebih
mahal daripada lukisan anak kecil atau pelukis jalanan? Orang bisa punya berbagai macam
persepsi, tapi yang jelas orang membeli dan berani membayar mahal lukisannya karena
„nilai“ yang ada pada lukisan tersebut.

 Rhenald Kasali, pakar manajemen Indonesia juga pernah berkata bahwa orang itu
tidak membeli barang, tapi membeli “value” dari barang tersebut. Seorang wanita kaya bisa
membeli tas dengan merek Louis Vuitton dengan harga puluhan juta padahal sebenarnya ia
tidak perlu-perlu amat. Wanita lain bisa membeli tas dengan tulisan merek yang sama
dengan harga hanya ratusan ribu di pasar tanah abang dengan nilai dan kualitas berbeda.
Barangnya sama, yaitu tas. Fungsinya juga sama, yaitu menyimpan barang. Tapi nilainya
berbeda, karena orang yang membeli juga berbeda, dengan strata sosial dan kekayaan yang
berbeda pula.

Orang akan mengatakan bahwa konsep “nilai” ini abstrak dan tidak adil. Mengapa
suatu barang atau seseorang bisa dinilai lebih mahal daripada yang lain, padahal pekerjaan
dan fungsinya sama? Sebenarnya konsep “nilai“ itu bukan diada-adakan begitu saja, tapi
mengandung arti yang dalam atas kualitas dan jaminan terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang atau pada suatu benda. Dan memang hanya orang yang mengetahui nilai
dari suatu barang atau nilai dari orang yang bisa menilainya. Seperti halnya pedagang emas
yang mengetahui mana emas murni dan mana loyang. Sama-sama berkilau di mata orang
awam, tapi berbeda di mata pakarnya.

 Jangan pernah berhenti belajar


157
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Seorang penulis terkenal pernah berkata “Never stop learning. The day you stop
trying, is the day you start dying.” Pemimpin haruslah berpengetahuan jika ingin efisien dan
dihormati anakbuah ataupun atasan. Belajar adalah suatu proses yang tidak pernah ada
habisnya, dan pemimpin harus upto date pada setiap informasi dan situasi yang terjadi.
Pendidikan formal itu penting tetapi ingat pengembangan dirilah yang menjadi
jawaban pasti dari setiap persoalan. Setiap usaha harus dilakukan untuk mempelajari setiap
masalah yang dihadapi. Pemimpin harus mengerti pada setiap informasi, isu yang
berkembang dan setiap masalah dari perspektip atau sudut pandang anakbuah, jika mereka
membuat keputusan yang tepat dan efektif serta kepemimpinan yang efisien
Eisenhower ketika ditanya tentang bagaimana cara
mengambil keputusan, dijawab dengan singkat beradalah di 
sekitar para pengambil keputusan dan buku (Be arround
“Kita tidak akan pernah
people making decisions and books). Maksudnya adalah
mengalami perubahan
membaca itu merupakan sesuatu yang penting yang akan apapun kecuali karena
membantu membentuk seseorang menjadi pemimpin. dua hal: buku apa yang
Anda baca dan dengan
Jenderal Paton juga berpendapat yang sama, untuk menjadi
siapa Anda bergaul”
tentara yang sukses harus tahu mengenai sejarah yang pasti
Charles’
diketahui dari membaca. Bahkan jenderal David C. Jones
Tremendous’Jones
yang melayani presiden Nixon, Ford, Carter, dan Reagan
yang pendidikan formalnya “rendah” namun bisa menjadi 
sukses karena membaca buku. Dan saya yakin Anda telah
mempraktekkan itu, buktinya buku ini berada di tangan
Anda.
Membaca memang belum menjadi budaya bagi masyarakt kita, itu adalah akibat
budaya politik yang ditanamkan oleh penjajah agar bangsa ini tetap bodoh, namun
sekarang kita telah bangkit dan masa depan kita tidak lagi tergantung padabangsa lain tetapi
pada diri kita sendiri, masalahnya hanya satu apakah kita mau atau tidak. Kalau Anda ingin
merubah dunia mulailah dari diri Anda,Keluarga, unit,organisasi sampai kepada yang lebih
tinggi, orang bijak mengatakan demikian.

Salah satu sosok yang tidak berhenti belajar adalah Confusius. Pandangan Confucius,
filosof dari Cina yang hidup kira-kira 2500 tahun lalu, menarik dan inspiratif. Ia mengatakan
158
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bahwa Anda selalu bisa mendapatkan pelajaran dari setiap orang. Apakah ia orang baik atau
jahat- selalu Anda dapat memetik pelajaran dari orang yang Anda temui. Yang baik dari dia
menjadi contoh untuk ditiru; yang tidak baik dari seseorang menjadi contoh untuk tidak
diteladani.

Orang bijak berkata“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa
lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.” Seorang
pemimpin besar tidak pernah berhenti belajar dan itu adalah kunci keberhasilan seorang
perwira. Anda harus cukup rendah hati untuk menyadari bahwa Anda dapat belajar dari
siapapun, dimanapun, tidak peduli seberapa hebat Anda sebagai pemimpin; selalu ada
sesuatu yang Anda dapat pelajari dari siapa pun. Sikap ini Membantu Anda untuk Terus
Meningkat dan Menjadi lebih baik setiap hari, dalam membantu pertumbuhan organisasi
Anda.

Seorang Komandan juga menjadi guru atau ayah bagi anggotanya, ada banyak hal
yang harus diketahui yang tidak dipelajari di ruang kelas, oleh sebab itu bagi seorang
perwira apalagi perwira pertama harus banyak belajar dan mengisi diri. Bukan saja dengan
ilmu –lmu militer namun juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang lain.
Di Lembah Tidar ada sebuah patung yang sering disebut patung Taruna atau patung
Adimakayasa, Patung tersebut berdiri dengan gagah memegang sebuah buku di tangan
kanan dan pedang ditangan kiri. Philosopy yang tersirat dibalik patung itu memilikimakna
yang sangat dalam. Taruna adalah calon pemimpin, dalam menjalankan kepemimpinan
ituseorang Perwira akan dibekali dua kekuatan yaitu pedang dan buku. Pedang
melambangkan kekuasaan atau power dan buku melambangkan ilmu pengetahuan. Buku
ditangan kanan menggambarkan bahwa dalam mengambil keputusan sebelum bertindak
selalu mengutamakan pikiran yang rasional dengan ilmu pengetahuan yang dimilikipilihan
terakhir barulah pedang atau komando yang Anda miliki. Pengetahuan akan membantu
Anda dalam memecahkan persoalan namun elemen dalam kepemimpinan seperti
keberanian, keuletan, dan kelihaian akan sangat menentukan.

Belajar setiap hari itu sangat penting, selalu ada pelajaran dari setiap peristiwa yang
kita alami. Belajar dari masa lalu, belajar dari kesalahan, belajar mengantisipasi itulah
seharusnya ciri pemimpin. Dalam bab sebelumnya telah dibahas bagaimana setiap kegiatan
159
Leadership Lesson From Lembah Tidar

di Akademi adalah pelajaran baru, setiap kesalahan yang Anda buat akan
dipertanggungjawabkan dengan tidak ada alasan untuk suatu pembelajaran. Apakah ketika
sedang berbicara dengan orang lain atau mendengar pembicaraan orang lain, kita dapat
belajar dari apa yang mereka ucapkan, membaca, menulis dan lain sebagainya. Seberapa
banyak uang yang telah Anda keluarkan untuk membeli buku-buku baru? Atau barangkali
Anda alergi terhadap Buku atau tidak suka membaca? Charles’ Tremendous’Jones
Mengatakan

“Kita tidak akan pernah mengalami perubahan apapun kecuali karena dua hal: buku
apa yang Anda baca dan dengan siapa Anda bergau.l”

Begitu juga ketika memperhatikan orang melakukan sesuatu; kita bisa


belajar bagaimana mereka melakukan sesuatu. Bahkan bahasa tubuh seseorang bisa juga
diperhatikan agar sebanyak mungkin mendapatkan manfaat dari peristiwa yang dialami.

Pemimpin yang baik setiap hari harus belajar. Apakah itu di rumah, tempat kerja, di
jalan, bus, di dalam pesawat atau di mana saja, kita bisa belajar dari orang lain. Begitu
banyak contoh nyata yang dapat dipelajari dari peristiwa yang kita alami. Seandainya kita
memberikan perhatian kepada apa yang terjadi di sekitar kita, kita mempunyai banyak hal
untuk dipelajari. Kembali lagi kepada kepedulian itulah kuncinta dalam belajar.

Belajarlah dari orang-orang yang Anda temui dan yang bekerja dengan Anda. Dan
mendengarlah sebanyak Anda berbicara.

Kita harus dapat merubah sebuah budaya politik yang ditanamkan oleh penjajah
beberapa ratus tahun yang lalu. Membaca adalah sesuatu yang dilarang oleh penjajah pada
masa-masa penjajahan, hal itu bertujuan agar bangsa ini tetap bodoh anehnya ketika
Bangsa ini telah merdeka, kemalasan dalam membaca itu menjadi tertanam dalam
masyarakat kita budaya politik yang ditanamkan oleh penjajah menjadi tertanam hingga
saat ini•
160
Leadership Lesson From Lembah Tidar

SEBELAS
Nothing Is Impossible

“Rasa percaya diri merupakan cara pasti untuk memperoleh apa yang Anda inginkan. Jika
di dalam hati Anda mengetahui bahwa Anda akan menjadi seseorang, Anda akan menjadi
orang tersebut. Jangan biarkan pikiran Anda berpikir sebaliknya. Hal itu fatal.”

|Jendral George S. Patton

K
etika kanak-kanak mungkin Anda pernah mendengar kisah adaptasi the little
Engine that could. Buku ini bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit
dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri “Aku
bisa,aku bisa,aku bisa.” Keretapun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan
selamat. Terdapat sebuah pelajaran sederhana yang dapat di berikan, bahwa ia mengajarjan
kepada Anda untuk percaya pada kemampuan sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak
percaya akan kemampuannya tiba diatas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir
menyedihkan. Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan “aku bisa, aku
bisa,aku bisa.”, tetapi Andapun dapat melakukan hal yang sama.

William Arthur ward, penulis kondang asal Amerika mengatakan “Saya adalah
pemenang karena Saya berpikir seperti pemenang,bersiap jadi pemenang dan bekerja
pemenang.” Tokoh- tokoh lain seperti Milton dalam Paradise Lost menulis, “Pikiran adalah
tempatnya sendiri dan pikiran ini saja dapat membuat sorga dari neraka atau neraka dari
sorga.” Tokoh yang amat perseptif seperti Shakespeare melihat “Tidak ada yang baik atau
buruk kecuali bahwa pikiran membuatnya demikian.” Itulah kekuatan dari pikiran.
161
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Anda berpikir bisa sesungguhnya Anda Bisa

Ada sebuah kutipan dari buku petunjuk tentang pelatihan kepemimpinan “Tidak ada
orang yang dapat memiliki kepercayaan diri jika ia tidak yakin dalam pikirannya sendiri
bahwa ia mampu menjalankan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya” ini adalah fakta. Jika
Anda tahu bahwa Anda mampu melakukannya. Faktanya adalah sesuatu itu tidak mustahil
bila tidak diusahakan. Jadi, masalahnya adalah bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda akan
berhasil jika Anda tidak mencobanya? Pepatah china mengatakan seribu langkah diawali
dari satu langkah, pekerjaan yang besar diawali dari mengerjakan yang kecil.

Para pelatih di Lembah Tidar selalu menekankan bahwa para Taruna bisa melakukan
apapun. Mereka adalah prajurit yang terpilih dan telah diseleksi dengan baik, menanamkan
kepercayaan diri bagi para Taruna telah ditanamkan sejak mereka masih pada tahap latihan
dasar atau (basic training). Kepercayaan diri itu hanya didapatkan ketika mereka telah diisi
dengan kemampuan-kemampuan yang yang menjadi keharusan bagi seorang calon
pemimpin.
Pada saat latihan meluncur dengan tali dari ketinggian, para taruna yang baru itu
masih banyak yang takut-takut, tetapi para pelatih paham bahwa mereka bukan penakut
tetapi karena belum terlatih. Para pelatih biasanya meneriaki para taruna agar jangan takut
karena Anda calon perwira, “Ayo Taruna kamu pasti bisa” demikian teriakan para pelatih.
Para taruna biasanya akan cepat menyesuaikan dan membiasakan diri dan dengan
sendirinya rasa takut itu akan hilang. Kekuatan pikiran para Tarunalah yang berperan dalam
melawan rasa takut tersebut, ketika pelatih mengatakan bahwa kau adalah calon perwira
maka para Taruna berpikir tidak ada jalan lain selain harus melakukannya.

Sebuah ungkapan dari orang terkenal Deepak Chopra berbunyi: “If you want to know
your thought 5 years ago then look at your reality now, and if you want to know how your
reality is going to be 5 years from now, then look at your thought now.” Ungkapan ini
menegaskan bahwa kekuatan pikiran kitalah yang secara kuat akan berperan merubah masa
depan kita.
162
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kekuatan pikiran = persepsi.

Jika Anda memiliki segelas kopi, bagaimana Anda dapat mengeluarkan kopi dari gelas dan
kemudian mengisinya dengan susu, tanpa:

 menyentuh gelasnya,
 menggeser gelasnya,
 mengangkat gelasnya,
 mengganti gelasnya, dan
 tanpa menggunakan alat apa pun juga ?

Kopi adalah kebiasaan dan persepsi lama kita, susu adalah perubahan yang kita harapkan,
dan gelas adalah pikiran serta fisik kita.

Bagaimana caranya? Ambil satu liter besar susu, tuang perlahan-lahan ke dalam
gelas (atau pikiran Anda), secara perlahan kopi di pikiran Anda juga akan meluap keluar dari
gelas dengan sendirinya, sementara gelas atau pikiran Anda akan terisi susu, dan perubahan
persepsi akan terjadi.

Masalahnya kita sama-sama tidak tahu seberapa banyak kopi yang ada di pikiran
kita, jadi untuk memperoleh perubahan yang permanen, tuangkan terus susu tersebut
selama sisa hidup kita. Buddha berkata “All we are is the result of what we have thought. 
The Mind is everything, what we think…    we become…” Kita adalah hasil dari apa yang kita
pikirkan, pikiran adalah segalanya sehingga apa yang kita pikirkan kita akan seperti itu.

Jangan takut mencoba semua ada dipikiran Anda. Henry ford penemu mobil, entah
sudah berapa ratus kali dia mencoba melakukan percobaan-percobaan atas kereta tanpa
kudanya. Demikian pula dengan Wright bersaudara entah berapa ratus kali mencoba mesin
pesawatnya agar bisa terbang. Setiap percobaan yang mereka lakukan mengundang rasa
sinis orang lain.mereka bahkan mengatakan orang seperti ford dan Wright sebagai orang
gila,dungu dan bodoh. Bahkan,sebagian melarang percobaan itu karena dianggap
mengganggu orang lain.namun, percobaan mereka membawa. Seperti kita ketahui Ford
berhasil menciptakan mobil dan wright berhasil membuat manusia terbang dengan
kendaraan cipraannya. Pada awalnya orang hebat ini sudah meyakini bahwa mereka akan
163
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bisa melakukannya dan hasilnya memang demikian. Apakah Anda saat ini berpikir bisa
menjadi Jenderal atau pemimpin hebat? Sesungguhnya Anda bisa Saya yakin itu
kenyataannya Anda membaca buku ini membuktikan bahwa Anda telah berpikir untuk itu.

Buat yang tidak mungkin menjadi mungkin

Pada saat mengikuti pelatihan dasar kecabangan Infanteri di Cipatat bandung, di


sela-sela latihan yang melelahkan seluruh perwira di kejutkan oleh kehadiran seorang
jenderal yang berperawakan tinggi dan cukup terkenal. Dia adalah Mayor Jenderal Luhut B
Pandjaitan, Komandan Pussenif saat itu. Naluri prajurit yang baru lulus dari Lembah Tidar
muncul entah mengapa tanpa perintah segera seluruh perwira berkumpul melingkar atau
dalam bahasa prajurit sering disebut ngarium. Satu hal yang membuat para perwira muda
itu terkesima adalah ketika sang jenderal tiba-tiba bertanya
“Siapa disini anak tentara? Semua perwira terdiam sampai akhirnya....
“Siap” Satu, dua dan tiga orang perwira angkat tangan,
lalu sang jenderal bertanya lagi
“ Cuman tiga kah? jangan ragu ragu!.
Kemudian empat, lima, enam sampai kira-kira 18 an tangan menunjuk keatas.
“Mengapa Anda ragu-ragu lalu dia menunjuk seorang perwira yang ragu ragu tadi
dengan sedikit logat batak dan bertanya
“ Ya kau apa pangkat Bapakmu”
“ Siap Pelda Jenderal ”
“ Bagus kamu, kau lebih hebat dari bapakmu”
Lalu sang Jenderal bertanya lagi pada perwira yang masih angkat tangan
“ya Kau yang di belakang apa pangkat bapakmu”
“Siap Jenderal Pak”
“Kau harus lebih hebat dari bapak mu dan jadilah dirimu sendiri”
Selanjutnya sang jenderal mengatakan bahwa seluruh Perwira yang ada disini saat ini
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Satu hal yang perlu Anda ketahui
adalah bahwa seorang perwira harus mampu membuat yang tidak mungkin menjadi
mungkin (make impossible possible) dan selanjutnya sebagai seorang perwira jangan pernah
164
Leadership Lesson From Lembah Tidar

menunggu kesempatan tetapi cari itu kesempatan. Dua kalimat diatas masih sangat
terngiang bagi Saya sampai saat ini, maknanya sangat dalam dan tajam.
Seperti sudah Saya tuliskan diatas bahwa dalam menulis buku ini Saya melakukan
wawancara dengan beberapa orang Jenderal, salah satunya adalah dengan seorang Jenderal
yang pernah menjabat sebagai Kepala pusat pengkajian strategy TNI. Saya mewawancarai
beliau melalui telepon karena jarak, tentu dengan gaya bahasa militer yang sedikit kaku
walaupun beliau sudah pensiun. “Menurut bapak apa itu kepemimpinan dan Apa yang
membuat bapak menjadi jenderal”? Beliau menjawab “Bicara leadership itu bukan tentang
posisi seseorang”. Coba Anda lihat defenisi kepemimpinan sedangkan leader baru orangnya.
Secara philosophy leadership is not a position but action. Kepemimpinan berbicara tentang
ilmu dan seni keterampilan bagaimana mempengaruhi yang dipimpin mau mengikutinya
secara tulus bukan karena terpaksa dalam rangka tujuan bersama. Jadi bagaimana menjadi
jenderal itu sangat tergantung bagaimana action atau tindakan yang dilakukan sesuai ilmu
pengetahuannya serta seni yang dimilikinya
Lebih lanjut dia mengatakan Jenderal itu dilahirkan baru ditempa oleh lingkungannya
tergantung kepada stratanya. Ada yang berada di strata strategy ada di strata operasional
dan ada yang berada di strata teknis dan taktis. Ajaran yang digunakan ada di kitab suci ada
di phylosophy ada di ideologi dan ada di strategy Saya bisa menjadi jenderal karena Saya
berbuat di strata strategy dimana orang lain tidak bisa. Dan yang dilakukan dengan mereka
berbeda, Saya ciptakan kesempatan dan bukan menunggu kesempatan.
Pada dasarnya di dunia ini terdapat tiga jenis manusia, pertama adalah mereka yang
dapat membuat sesuatu terjadi, kedua adalah mereka yang senang melihat sesuatu terjadi,
dan ketiga adalah mereka yang tidak tahu apa yang terjadi. Para Perwira harus bekerja
dengan cerdas untuk terhindar dari jenis ketiga tersebut dan sebaliknya harus berusaha
sepenuhnya untuk menjadi jenis pertama dan kedua. Sebagai seorang Perwira, Anda harus
melihat dan mendengar apa yang sedang terjadi di sekitar Anda, kemudian secara tepat
membuat sesuatu terjadi. Perwira tidak boleh apatis, itulah pelajaran pertama di Lembah
Tidar sesaat pertama sekali menginjakkan kaki di Resimen korps Taruna Kita boleh membuat
sesuatu terjadi karena kita peduli.

Selama masa mudanya, Churchill memiliki kesulitan bicara dan dia membutuhkan
beberapa tahun untuk mengatasinya. Namun pada tahun berikutnya, dia Menjadi
165
Leadership Lesson From Lembah Tidar

pembicara publik yang besar, menginspirasi harapan jutaan orang melalui pidato dan
menarik banyak orang selama kampanye politiknya

Melalui ini, kita bisa belajar bahwa kelemahan kita saat kita masih muda bukanlah
kata akhir dalam hidup kita. Churchill tidak pernah menerima bahwa dia tidak bisa
mengubah kelemahan itu dia berusaha mengatasi itu dan akhirnya dia menjadi salah satu
pembicara publik yang terbaik di dunia.

Jika Anda memiliki kelemahan dalam kepribadian Anda atau perilaku, ingat bahwa
itu hanya memerlukan ketekunan untuk mengatasinya. Anda tidak harus hidup dengan
kelemahan Anda seumur hidup. Jika Anda takut untuk berbicara didepan orang banyak;
Anda dapat Atasi itu. Jika Anda takut konflik, Anda dapat mengatasi itu. Ingat Churchill
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengatasi itu; barangkali Anda juga. Hanya
dibutuhkan ketekunan.

Dituntun oleh suatu kepercayaan bahwa didunia ini selalu ada dua kutub yang
berlawanan baik adalah lawan dari buruk. Beberapa abad orang telah meyakini pendapat
itu. para dokter terlebih dahulu mempelajari penyakit sebelum mereka mempelajari tentang
kesehatan dan cara mengobatinya. Para ahli pisikology menyelidiki tentang kesedihan dalam
rangka mempelajari tentang rasa senang. Demikian pula para ahli terapi mereka mencari
penyebab perceraian dalam rangka mengetahui perkawinan yang bahagia.

Di sekolah sekolah dan tempat kerja diseluruh dunia tiap orang telah terdorong
mengidentifikasi, menganalysis dan memperbaiki kelemahan untuk menjadi lebih kuat.
Nasihat ini sebenarnya sangat baik tapi salah arah. Kesalahan dan kegagalan perlu untuk
dipelajari namun mereka hanya menyatakan sedikit tentang kekuatan. Kekuatan memiliki
pola tersendiri. Anda harus memahami pola yang unik dalam diri Anda. Anda harus menjadi
ahli dalam mencari dan menjelaskan serta mengaplikasikan dan mempraktekkan dan
menyaring kekuatan Anda. Sehingga ketika Anda membaca buku ini fokuskanlah diri Anda
jangan hanya kelemahan Anda yang Anda tahu tapi kekuatan Anda juga harus di eksplore.

Begitu banyak orang hebat yang mampu melakukan suatu hal yang mustahil dan
akhirnya mereka mampu melakukannya. Pemimpin militer harus memiliki rasa percaya diri
yang tinggi karena hal itu merupakan modal dasar untuk memenangkan suatu pertempuran.
166
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Seorang Komandan yang ragu akan membuat anak buah menjadi ragu hal itu tidak dapat di
pungkiri karena hukumnya adalah demikian. Rasa percaya diri adalah salah satu pendorong
keberanian. Anda percaya bahwa Anda bisa itulah sebabnya Anda berani melakukannya.
Maxim mengatakan “You can be anything you want to be, if you just try hard enough” Anda
akan bisa seperti apa saja yang Anda inginkan jika Anda mencoba dan berlatih keras. Apakah
Anda ingin menjadi pemimpin yang hebat seperti idola Anda? Cobalah dan lakukan dengan
keras Anda pasti bisa.

Selama perang Dunia II, Angkatan laut memastikan bahwa para prajurit yang baru
dapat berenang, atau dapat belajar berenang. Prajurit yang tidak dapat berenang
dimasukkan kedalam kelas-kelas renang. Para pemuda itu takut melihat air yang tidak
terlalu dalam. Salah satu latihan mengharuskan mereka melompat dari papan setinggi 1,8
meter kedalam air sedalam 2,4 meter, sementara setengah lusin yang mahir berdiri
mengawasinya. Pemandangan ini juga mengganggu. Ketakutan yang diperlihatkan orang-
orang muda ini rill. Namun, yang ada diantara mereka dan takluknya rasa takut adalah
lompatan kedalam air di bawah. Hasilnya ketakutanpun terkalahkan. Insiden inilah yang
akrab dengan ribuan mantan personil Angkatan Laut, mengilustrasikan satu hal tindakan
mengalahkan ketakutan.

Para pemimpin yang mempunyai kepercayaan diri yang bagus, mereka memiliki
perasaan positif terhadap dirinya,punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya
pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri
yang baik bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu)
melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman
dan perhitungannya.

Saat pasukan baret hijau mengepung Istana, Soedirman telah berangkat untuk
memulai perang gerilya. Soedirman menolak permintaan Soekarno untuk bersembunyi di
dalam kota dan menunggu sakitnya sembuh. Dengan paru-paru hanya sebelah, Soedirman
menunjukkan tekadnya sebagai panglima pemimpin pasukan. Pada Soedirman republik yang
masih muda itu berharap dia tidak kenal kata menyerah dan selalu menempatkan
kepentingan bangsa diatas kepentingannya. Dari atas tandu dia membuat pasukan lawan
frustasi. Soedirman berjuang hingga Belanda terusir dari Indonesia selamanya. Itulah sifat
167
Leadership Lesson From Lembah Tidar

pantang menyerah seorang jenderal yang hanya memiliki satu paru-paru yang terus
bertempur bersama Anak buahnya. Sifat pantang menyerah dibangun dari rasa percaya diri

Yakini Dirimu

David James Schwartz mengatakan “Tak seorangpun akan percaya kepada saya
sebelum saya percaya kepada diri sendiri. Bagaimana mungkin anak buah akan percaya
kepada kita kalau kita sendiri juga ragu akan kemampuan kita.
Kenali dirimu,kenali musuhmu, seribu kali kamu bertempur seribu kali kamu
menang. Itulah sebuah ungkapan yang pernah disampaikan seorang ahli strategy perang
Sun zhu. Beberapa orang cenderung berpikir bahwa seorang pemimpin itu haruslah memiliki
kemampuan yang sempurna,karakteristik dan kemampuan untuk mengatasi semua masalah
dan tantangan atau kesempatan yang datang. Mitos kepemimpinan yang komplit ini dapat
membawa frustasi bagi pemimpin dan pengikutnya yang dapat merusak sebuah
organisasi.Keadaan saling tergantung adalah kunci dari kepemimpinan yang efektif. Tidak
ada pemimpin yang sempurna,namun semua manusia memiliki kekuatan didalam dirinya,
potensi itulah yang harus di gali.

Setiap pemimpin memiliki kekuatan, namun beberapa dari mereka gagal untuk
menyadari itu,mereka dirintangi oleh pemikiran mereka sendiri bahwa pemimpin itu harus
sempurna disegala bidang. Mereka tidak menyadari bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Ketika Anda tahu kekuatan Anda manfaatkanlah gunakan itu sebagai kekuatan
Anda.

Ketika situasi semakin sulit dan jalan yang kita lalui semakin terjal dan mendaki anak
buah hanya berharap terhadap tindakan apa yang harus dilakukan oleh pemimpinnya, sorot
mata anakbuah hanya tertuju terhadap satu titik yaitu terhadap Anda sebagai
pemimpinnya,mereka berpikir bahwa pemimpin selalu memiliki solusi dalam setiap masalah
itu adalah naluri dari seorang bawahan sedangkan naluri dari pemimpin adalah mencari
solusinya. Para pemimpin harus paham dengan ini.
168
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Mimpi yang merubah hidup.

Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang cukup membuat saya untuk selalu
bermimpi “Jika Anda tidak tahu kemana Anda akan melangkah,maka Anda tidak akan tahu
tujuan Anda suka atau tidak, Anda kemungkinan akan tiba di suatu tempat yang berbeda.”
Saya sangat setuju dengan kalimat tersebut, Anda harus menetapkan tujuan agar kita dapat
sampai di tujuan yang diharapkan.

Jenderal Collin Powell mengatakan“a dream doesn’t become reality through magis;
it takes sweat,determination and hard work Barangkali Anda pernah mendengar kalimat
diatas bermimpi tanpa tindakan nyata atau action? Mustahil Anda akan sukses. Telah
banyak tulisan, buku, bahkan media visual yang mengulas mengenai hal ini. Bagaimana
kekuatan mimpi dapat merubah semangat dan percaya diri Anda. Namun tindakan Andalah
yang membuat apakah Anda gagal atau sukses. Tidak ada orang lain yang dapat
mewujudkan mimpi Anda. Jangan mengharapkan oranglain untuk membuka parasut
Anda,atau mengharapkan oranglain menerbangkan pesawat Anda.

Mimpi yang dibahas kali ini bukanlah mimpi sebagai buah tidur, melainkan mimpi
yang kita miliki ketika kita terbangun, alias cita-cita. Semua orang sukses pasti sebelumnya
mereka memiliki mimpi. Kekuatan mimpi inilah yang akhirnya menuntun para tokoh besar
untuk meraih sukses. Napoleon Bonaparte pernah bermimpi untuk menguasai Eropa, Jhon F
Kennedy bermimpi bahwa orang Amerika pertama akan ke bulan, Barak Obama bermimpi
menjadi orang amerika berkulit hitam pertama menjadi presiden dan banyak lagi. Mengapa
Anda harus bermimpi? Anda harus memiliki ekspektasi yang tinggi,Anda tidak dapat
mencapai sesuatu yang lebih tinggi ketimbang ekspektasi Anda dan espektasi itu adalah
mimpi Anda. Marthin Luther King berkata I have a dream, dia memiliki sebuah impian dan
dia memiliki suatu harapan akan terwujudnya impian itu.

Jika Anda bertanya kepada seluruh taruna di Lembah Tidar apa yang mendasari
mereka masuk ke Akademi dan apa harapan mereka kedepan maka serentak mereka akan
menjawab ingin jadi Jenderal karena itu adalah mimpi saya. Sebenarnya itu adalah jawaban
polos karena tidak semua Taruna kelak akan menjadi jenderal tetapi mereka sadar bahwa
169
Leadership Lesson From Lembah Tidar

lewat lembah tidar jalan itu akan terbuka lebar. Ada satu kriteria utama yang harus dimiliki
agar sebuah mimpi mempunyai kekuatan dahsyat yaitu bahwa mimpi itu harus jelas.
Artinya, semakin jelas dan terperinci mimpi yang Anda miliki, semakin mudah bagi Anda
untuk mengatur rencana dan strategi untuk mewujudkannya oleh sebab itulah Anda harus
memetakan hidup Anda. Mimpi akan membuat Anda memiliki suatu tujuan.

Simon Cowel seorang juri American idol yang dikenal sangat kritis dan cenderung
galak, dalam satu sesi pencarian bakat bertanya kepada salah seorang kontestan, “Kira kira
Dimanakah Anda dua tahun mendatang? Si kontestan menjawab dua tahun mendatang
Saya akan berkeliling Eropa untuk promosi album Saya. Sebuah jawaban yang penuh
percaya diri, padahal si kontestan tersebut belum tentu juga menjadi juara. Pertanyaan yang
hampir sama pernah juga di lontarkan juri Indonesia Idol kepada salah satu peserta
walaupun barangkali hanya secara kebetulan dan bukan bermaksud meniru pertanyaan
Simon Cowel, dan jawaban kontestan Indonesian Idol itu adalah : Saya bagaikan air mengalir
saja menerima nasib ini apa adanya. Dua pertanyaan yang hampir sama dan jawaban yang
berbeda. Jawaban Anda akan membawa Anda ke tujuan yang Anda inginkan. Kalau Anda
tidak punya tujuan bagaimana bisa Anda sampai ke tujuan itu. Anda sendirilah yang
menentukan nasib Anda, bukan orang lain. Sumber-sumber yang ada disekitar Anda
merupakan energi yang sepenuhnya dapat membantu Anda untuk menemukan dan
menjalani takdir atau tujuan hidup yang Anda pilih.

Mulai saat ini rubahlah jawaban Anda sebab masa depan Anda berada di tangan
Anda bukan kepada nasib Anda, Andalah yang merubah nasib melalui mimpi mimpi Anda.
Sebab kalau Anda mengikuti arus maka Anda akan terbawa ke laut sebagai pembuangan
terakhir tentu Anda tidak menginginkan itu bukan? Seorang samurai terkenal Jepang pernah
berkata “Raihlah tujuan yang berat dengan melaksanakan komitmen. Pertaruhkan semua
untuk memenangkan semua.”28

Sebuah Kata yang merubah hasil


28
Kitami Masao,The Swordless Samurai hal 85
170
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ketika mengikuti Lomba peleton tangkas Cross Country tingkat angkatan Darat di
Bandung pada tahun 2001, Saya membawa tim dari Kodam Jaya yang sebagian besar
anggotanya dari jajaran Brigif I/PIK. Itu adalah pertandingan penuh gengsi antar satuan dan
Kotama dalam jajaran Angkatan Darat.

Disela sela waktu santai dalam peninjauan medan di cipatat Kolonel Inf Gatot
Nurmantyo berkata kepada Saya Letnan, Anda tahu bahwa sesungguhnya kemenangan tim
ini berada pada Komandan peleton, bukan pada Danyon apalagi Komandan brigade, kami
hanya mendukung saja sesungguhnya tulang punggungnya adalah kamu. Saat itu Saya
berpangkat letnan satu dan harus memimpin anggota berhadapan dengan tim dari satuan-
satuan elit yang telah punya nama dalam lomba-lomba seperti ini. Pada saat waktu
pertandingan tiba, Saya melihat beberapa anggota wajah nya pucat kemerah merahan,
terutama mereka yang baru pertama mengikuti pertandingan seperti itu, Saya menyadari
kalau hal ini dibiarkan akan sangat sulit meraih kemenangan malah sebaliknya justru yang
terjadi malah bencana karena akan kalah sebelum
● ● ●
bertempur.
Kalau kamu terjatuh
Saya sendiri pun memiliki rasa gentar walau tidak itulah kesempatan baik
buat kamu berpikir
sebesar ketakutan dari anak buah yang baru itu. Tetapi
bahwa kamu belum
sebagai komandan peleton saya harus bisa mati sehingga kamu
menyembunyikan ketakutan itu dihadapan anakbuah. bangkit lagi dan berlari
lagi
Semua orang pasti merasakan hal yang sama karena semua
tim pasti ingin menang dan mengalahkan satuan lain. Polsan Situmorang

● ● ●
Sebagai seorang Komandan tim, sesaat sebelum
pertandingan dimulai Saya mengumpulkan anggota dan
memberikan pengarahan singkat kepada mereka.

“Apakah Anda melihat tim dari lawan itu?

“Siap Komandan kami lihat” Mereka sepertinya sangat siap

“Lalu apa yang Anda rasakan sekarang,

Salah seorang anggota menjawab “Siap kelihatannya peluang kita berat Komandan,
tahun lalu mereka itu juaranya”
171
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kemudian saya katakana kepada anggota itu bahwa mereka sama seperti kita, dan
kita lebih hebat dari mereka, biarkan tahun lalu mereka juara tetapi sekarang waktunya kita
akan mengantar mereka pulang tanpa piala. Nah sekarang coba lihat kepada mereka sesuai
pangkatnya, karena saya perwira maka lawan Saya adalah perwira yang ada di tim mereka,
demikian juga dengan kalian, lawanmu adalah salah satu dari anggota mereka sesuai
pangkatmu, kamu kalahkan mereka dan Saya juga akan mengalahkan Danton mereka ketika
kita berpikir begitu maka kita akan jadi juara apakah kalian mampu?

“Siap kami mampu ” sahut anggota tim

“Kalau begitu kita sudah menang.”

Tapi ingat ada satu hal yang ingin Saya sampaikan dan camkan ini!

“Kalau kamu terjatuh itulah kesempatan baik buat kamu berpikir bahwa kamu belum mati
sehingga kamu bangkit lagi dan berlari lagi”

Hal itu harus Saya sampaikan agar prajurit memiliki semangat keberanian dan
pantang menyerah. Setelah menyampaikan itu kepada prajurit, rasanya tugas Saya
sebagai Komandan sudah semakin ringan karena beban yang dirasakan oleh prajurit sudah
terangkat sebagian dan ternyata benar kami bisa melakukan tugas itu dengan baik.

Setelah sekian lama berdinas di militer,Saya menemukan bahwa kata kata Saya itu
sudah pernah disampaikan Patton pada anak buahnya ketika memimpin Anak buahnya
dalam pertempuran di Eropa tetapi perkataan Patton itu lebih keras dan mengena seperti
kalimat berikut :

“You may get shot and killed, but you're going to fight. If you don't, I'll stand you up
against a wall and have a firing squad kill you on purpose. "In fact," he said, reaching
for his revolver, "I ought to shoot you myself, you whimpering coward”29.

Akhiri Apa yang telah Anda Mulai

29
The Patton papers hal 336
172
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pada saat lomba Cross Countriy di Pekan Olahraga Integrasi Taruna (PORSITAR), salah
seorang anggota tim dari Taruna Laut mengalami kram di pertengahan lomba, sepanjang
jalan para supporter dengan semangat mendukung timnya dan berharap ada tim lain yang
bermasalah, tentu saja melihat salah satu taruna berlari dengan tertatih tatih para
supporter lawan mengharapkan agar si taruna tersebut berhenti saja. Tak ada harapan
untuk jadi Juara tetapi si taruna itu dengan menahan rasa sakit terus melangkah dan tidak
mau berhenti. Para pelari lain melangkah dengan cepat dan hampir seluruhnya telah
melewati si Taruna yang kram itu. Namun Taruna itu terus melangkah dan tidak ingin di
tolong, satu meter menjelang finish si taruna tersebut terjatuh pas di garis finish. Para
pelatih berkata kenapa ambil resiko mengapa tidak berhenti saja, si Taruna itu menjawab,
saya ingat kata senior saat di start “Kita harus mengakhiri apa yang kita telah mulai”.

Nama lelaki itu Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asal Inggris. Impian
terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, apapun medalinya-. Derek
sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun Sayang
beberapa saat sebelum bertanding, ia cedera sehingga tak bisa ikut berlomba. Mau tak mau,
olimpiade ini, adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari
pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter. Karena ia dan ayahnya
sudah berlatih sangat keras untuk ini.

Suara pistol menandai dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek
Redmond, membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah
memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia
akan mendapatkan medali yang diimpikannya selama ini.

Namun, tak ada yang menyangka ketika justru di performa puncaknya, ketika ia
sedang memimpin perlombaan tersembut, tiba-tiba ia didera cedera. Secara tiba-tiba di
meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah
kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya,
Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil
bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah
menjatuhkannya. Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah.
173
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun, tanpa berpikir
panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan menginjak sekian
banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.

Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus


sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di Olimpiade, dan semuanya gagal karena
cidera kakinya. Namun jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah. Ketika tim medis
mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “Aku tak akan naik tandu itu,
bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini.”

Maka Derek pun dengan perlahan mengangkat



kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambil
menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih dengan “Aku tak akan naik
sangat lambat. Tim medis mengira bahwa Derek ingin tandu itu,
bagaimanapun juga
berjalan sendiri ke tepi lapangan, namun mereka salah.
aku harus
Derek ingin menuju ke garis finish.
menyelesaikan
Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah perlombaan ini.”
sampai di tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu Derek Redmond
berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang
berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih 
kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu
anakku, dan aku akan menolongnya!”

Akhirnya, kurang 120 meter dari garis finish, sang


Ayah pun sampai juga di Derek yang menolak menyerah.
Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin. Sang Ayah pun merangkul dan
memapah Derek. Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya. “Aku disini Nak”,
katanya lembut sambil memeluk Anaknya, “dan kita akan menyelesaikan perlombaan ini
bersama-sama.

Ayah dan anak tersebut, dengan saling berangkulan, akhirnya sampai di garis finish.
Beberapa langkah dari garis finish, Sang Ayah, Jim, melepaskan rangkulannya dari anaknya
174
Leadership Lesson From Lembah Tidar

agar Derek dapat melewati garis finish tersebut seorang diri. Lalu kemudian, barulah ia
merangkul anaknya lagi.

Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka,
bersorak bertepuk tangan, dan sebagian menangis. Scene Ayah dan anak itu kini seolah
lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari. Derek Redmond tak mendapat medali,
bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun, lihatlah komentar Ayahnya.

“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang
daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Dua tahun paska perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan kepada Derek
bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam perlombaan olahraga. Namun
tahukah Anda apa yang terjadi? Lagi-lagi, dengan dorongan dari Ayahnya, Derek pun
akhirnya mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi
bagian dari timnas basket Inggris Raya. Dikiriminya foto dirinya bersama tim basket ke
dokter yang dulu memvonisnya takkan mewakili negara dalam perlombaan olahraga.

Dua pelajaran penting yang dapat diambil dari kisah ini, pertama bagaimana seorang
prajurit untuk pantang menyerah sebelum tugas tuntas. Kehormatan, integritas dan
Loyalitas Anda sebagai prajurit akan diuji ketika situasi menjadi sulit,ketika jalan nampak
buntu, ketika kata hati ingin menyerah saja. Tapi ingat harapan negara,pimpinan atasan dan
Komandan Anda pada Anda jangan pernah di ingkari atau di sia-siakan. Kedua Seorang Ayah
menggambarkan seorang pemimpin yang senantiasa mendukung, memotivasi, men-
support, dan bersama Anak buahnya dalam kondisi apapun. Pemimpin pulalah yang akan
meneriakkan kita untuk bangkit, lalu memapah kita hingga ke garis finish. Karena mereka
tak ingin kita menyerah pada keadaan.

Anda barang kali pernah melihat dalam sebuah pertandingan, seorang Komandan
menjadi kesal karena timnya kalah dalam sebuah pertandingan, sehingga dia meninggalkan
pinggir lapangan dan memilih untuk tidak bertemu Anak buahnya yang sudah selesai
bertanding dan baru saja mengalami kekalahan. Memang terkadang anak buah dilapangan
tidak selalu dapat menerapkan apa yang kita instruksikan.Komandan seperti ini biasanya
adalah Komandan yang lebih mengutamakan sebuah hasil daripada sebuah proses,
175
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kemenangan dan kekalahan hanyalah sebuah hasil, tetapi proseslah yang penting. Usaha
yang telah dilakukan oleh Derek telah membuat ayahnya berani berkata bahwa dia bangga
pada anaknya dibandingkan hanya sebuah medali emas, Pemimpin yang baik adalah ketika
Anda selalu bersama dengan Anak buah Anda dalam keadaan kalah atau menang,susah atau
senang, kedinginan, kelaparan atau kenyang. Memberikan motivasi kepada mereka saat
mereka terjatuh, memapah mereka saat mereka tidak bisa berjalan, mengalungkan medali
pada mereka sebagai suatu wujud kebanggaan Anda pada mereka saat mereka tidak pernah
berharap. Kalau itu Anda lakukan nyawapun akan mereka berikan pada Anda.•
176
Leadership Lesson From Lembah Tidar

DUABELAS

Dare to Fail

Tidak menjadi masalah jika kita mencoba, mencoba lagi dan gagal. Sangat menjadi
masalah bila kita mencoba,gagal dan gagal untuk mencoba lagi.

|Anonim

Jangan takut Gagal.

J ika kita bertanya kepada para Taruna di lembah Tidar berapa kali kalian mencoba ikut
seleksi Akmil sampai bisa jadi taruna maka kita akan mendapatkan jawaban yang
bervariasi. Ada yang baru sekali daftar langsung diterima, ada yang dua kali, ada yang
tiga kali bahkan ada yang sampai empat kali, namun semua jawaban itu mengisyaratkan
kepada kita bahwa para Taruna dari awalnya sudah memiliki sifat berani gagal atau pantang
putus asa untuk terus mencoba dan mencoba lagi.
Dilembah tidar Anda akan di ajarkan bahwa keberhasilan tidak datang begitu saja,
tetapi merupakan buah manis dari hasil latihan yang keras dan berdisiplin. Disana mereka
tidak pernah membiarkan kesalahan dalam latihan berlalu begitu saja tetapi mereka selalu
mengulangi dan mengulangi lagi serta mengevaluasi sampai kesalahan itu tidak terjadi lagi,
mereka memiliki prinsip bahwa Kegagalan adalah satu kesempatan berharga untuk
mengulangi kembali.
“Only those who dare to fail greatly can ever achieve greatly.” Itulah sebuah
ungkapan yang pernah disampaikan olehRobert.F Kennedy. Mengharapkan sebuah
kemenangan membutuhkan resiko kegagalan, seorang pemimpin yang gagal mengambil
resiko akan gagal untuk menang. Tentu saja seseorang harus mempertimbangkan resiko
177
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang dihadapi dan menghindari resiko. Tapi pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang
siap mengambil resiko. Komandan yang ragu-ragu hanya akan membawa Anak buahnya
pada suatu situasi yang sulit.
Meskipun Anda memiliki pasukan yang terlatih dan hebat, kalau salah dalam
mengambil keputusan karena ragu-ragu dan takut mengambil resiko, Anda akan gagal.
Lihatlah perbandingan dua jenderal berikut ini : Jenderal George M McClellans seorang
lulusan terbaik westpoint dan pengamat militer yang hebat takut kalah besar dan dia lebih
memfokuskan agar tidak kalah, hal itu lah yang mencegah dia dari kemenangan meskipun
dia mengomandoi pasukan yang hebat dan kuat. Sementara lawannya Robert Lee meskipun
dengan pasukan yang terbatas dan logistik yang terbatas menang dalam pertempuran
melawan McClellan. Mengapa bisa terjadi sebab dia siap mengambil resiko untuk gagal.
Perbedaannya adalah Lee memfokuskan pada kemenangan yang dapat dia raih,
sementara McClellan fokus terhadap kekalahan yang harus dia hindari. Hasilnya tentu
berbeda Lee keluar sebagai pemenang.
McClellan telah mengartikan tujuannya untuk tidak menempatkan prajuritnya
dalam resiko daripada mengalahkan lawannya. Dia memfokuskan agar tidak banyak
mengalami resiko korban pada prajuritnya, sementara Lee dengan pasukan yang sedikit dan
logistik yang terbatas berfokus untuk memenangkan pertempuran. Dua pendekatan yang
berbeda dari dua orang pemimpin hebat namun harus ada pemenang dan yang berpikir
menanglah pemenangnya.
Dalam dunia sepak bola hal seperti ini sering terjadi, apalagi dalam kompetisi
kompetisi liga elit Eropa, dimana sebuah tim yang nyaris lolos ke babak berikutnya akhirnya
harus tersingkir karena tim tersebut berpikir untuk asal tidak kalah saja akan masuk dalam
babak selanjutnya. Sementara tim yang lain berpikir hanya kemenangan yang dapat
membawa mereka masuk dalam babak lanjutan. Dua pendekatan yang berbeda dari
seorang pelatih atau pemimpin untuk sebuah hasil akhir. Ketika kedua tim bertemu
dilapangan, hasilnya dapat di tebak, hanya tim yang berpikir untuk menanglah keluar
sebagai pemenang.
Jenderal Colin Powel dalam bukunya My American Journey mengatakan “Jangan
takut gagal. Anda harus lebih takut karena takut tidak mencoba ambil kesempatan dan
resiko bukan tindakan bodoh mengakibatkan kegagalan, namun menjanjikan keberhasilan
178
Leadership Lesson From Lembah Tidar

dan pahala yang besar. Dan ingatlah selalu, Bahwa tidak peduli seberapa buruk
kelihatannya sesuatu itu, itu tidak akan lebih buruk daripada anda tidak berbuat”

Mengubah kegagalan menjadi Rallying Cry


Rallyng Cry ( Teriakan pasukan dalam sebuah pertempuran). Saat melaksanakan
latihan Jasmani pada sesi merayap diatas satu tali di Lembah Tidar, para pelatih
memisahkan siapa yang terjatuh dan siapa yang bisa sampai di ujung tanpa terjatuh, bagi
mereka yang terjatuh akan dipisahkan dan akan mengulang kembali dari titik start.
Beberapa orang akan mengulang dari awal bahkan mereka tidak langsung bisa sampai ke
finish, ada yang mencoba satu kali ada yang dua kali bahkan ada yang berkali kali saat itulah
mereka yang sudah berada di seberang memberikan semangat melalui teriakan-teriakan
agar teman-temannya sampai di finish tanpa terjatuh. Si Taruna yang mengulang tadi sambil
melewati rintangan itu, ketika rasa takut mulai muncul dia akan menghilangkan rasa takut
dan groginya dengan semakin keras berteriak dan akhirnya sampai di finish. Betapa sebuah
kegagalan dapat dirubah menjadi sebuah teriakan untuk menang.
Pemimpin yang baik tidak mengubur kegagalan merka. Mereka mendapat inspirasi
dari sebuah kegagalan itu. Mereka menerima kegagalan mereka menjadi sebuah teriakan
pasukan dalam pertempuran atau slogan. Kegagalan akan memberi inspirasi untuk menjadi
pemenang dan ini berlaku bagi setiap orang yang ingin menang30.

Apakah ada orang yang baru belajar naik sepeda tidak pernah jatuh? Saya mau
katakan bahwa terjatuh dari sepeda adalah bagian dari belajar naik sepeda. Justru ketika
kita jatuh dari sepeda kita memutuskan untuk menaikinya kembali. Itu sama sekali tidak
mengurangi niat kita untuk mencoba lagi.

Saya termasuk seorang perwira yang menyukai Golf yang sering disebut orang olah
raga mahal. Bukan karena Saya banyak uang maka menyukai olahraga ini, entah mengapa
Saya bisa terjun di bidang ini. Padahal dulu justru menganggap ini bukanlah olahraga, saya
pernah berkata apakah ini benar olah raga? berjalan atau naik car sambil memukul bola
kemudian memasukkan kelubang demikian seterusnya sampai selesai 9 atau 18 hole.

30
Robert T Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad, 2012 hal 171
179
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Namun yang ingin saya sampaikan disini adalah banyak pelajaran hidup yang boleh
kita dapatkan dari olahraga ini, inilah salah satu olahraga yang mengajarkan pentingnya
ketekunan, kejujuran dan pengendalian emosi. Ketika kita gagal dalam satu pukulan kita
akan berusaha berlatih (driving) untuk memperbaiki pukulan itu dengan kesadaran yang
tinggi. Awal ketertarikan Saya adalah ketika bertugas sebagai IMLO (Indonesia Military
Liaison Officer) di Malaysia. Sebagai seorang pemain yang baru belajar dan turun
kelapangan tidak terhitung jumlah bola yang hilang entah kemana, pukulan yang tidak tepat
sering kami sebut bola masuk hutan.

Satu hal yang ingin Saya katakan adalah, Sepanjang saya ikut turnamen atau bermain
biasa, Saya tidak pernah bertemu pemain golf yang tidak pernah kehilangan bola. Untuk
menjadi pegolf profesional yang hebat, kehilangan bola atau kalah dalam turnamen justru
mengilhami si pegolf untuk menjadi lebih baik, berlatih lebih keras,belajar lebih banyak.
Itulah yang membuat mereka lebih baik. Bagi pemenang, kekalahan memberi inspirasi pada
mereka, bagi pecundang kekalahan mengalahkan merka.

Banyak orang mengatakan bahwa Pearl Harbor adalah kesalahan bangsa Amerika
dan Saya akan mengatakan ini bahwa itu adalah kesalahan bangsa Jepang, dalam film
tora,tora,tora, laksamana Jepang yang muram mengatakan kepada bawahannya yang
bersorak sorai “Saya khawatir kita telah membangunkan raksasa yang sedang
tidur.”Ingatlah Pearl Harbor” menjadi rallying Cry atau teriakan pasukan (slogan). Slogan ini
telah mengubah suatu kekalahan terbesar Amerika menjadi alasan untuk menang 31.
Kekalahan besar ini memberikan Amerika suatu kekuatan dan Amerika segera bangkit
sebagai suatu kekuatan dunia. Kekalahan itu menjadi suatu batu pijakan untuk menyadari
bahwa mereka perlu bangkit untuk menjadi yang terbaik.

Kegagalan memberi inspirasi kepada para pemenang, dan kegagalan mengalahkan


pecundang. Ini adalah rahasia terbesar para pemenang. Inilah rahasia yang tidak diketahui
para pecundang. Sekarang Saya mau kasih tau bahwa Rahasia terbesar pemenang adalah
bahwa kegagalan memberi inspirasi untuk menang; jadi mereka tidak takut kalah. Fran
Tarkenton mengatakan “menang berarti tidak takut kalah” orang seperti Fran Tarkenton
tidak takut kalah karena mereka tau siapa diri mereka, mereka membenci kekalahan maka
mereka tahu bahwa kekalahan hanya akan memberi inspirasi untuk menjadi lebih baik.
31
Ibid hal 172
180
Leadership Lesson From Lembah Tidar

George Patton pernah tidak naik kelas di West Point dan lulus dengan rangking 46
dari 103 Taruna, Dia masuk ke westpoint pada tahun 1904 dan menghadapi tantangan yang
menakutkan oleh karena kesulitan dalam Akademik. Dia sangat buruk dalam olahraga
seperti sepakbola,tetapi kemudian menjadi bintang dalam halang rintang dan anggar. Dia
gagal dalam mata pelajaran matematika dalam tahun-tahun awalnya sehingga dia harus
mengulang dan tidak naik tingkat. Namun selanjutnya dia menjadi sangat mahir dalam
pelajaran yang harus diulang tersebut. Dalam penampilan dia selalu menunjukkan karakter
seorang pemimpin demikian juga dalam postur. Dia berdiri sebagai seorang Taruna yang
spesial. Bahkan nilai Akademiknya dikelasnya tidak terlalu menggembirakan. Dia tidak
pernah populer sebagai anggota kelasnya dia jatuh dan bangkit kembali.

Semangat jangan pernah mati

Salah satu tulisan Amsal sulaiman yang menjadi kesukaan Saya adalah, “Hati yang
gembira adalah obat yang manjur akan tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”
(Amsal 17:22). Jangan pernah patah semangat tetaplah percaya dan berharap.
Bagaimanapun rasa percaya diri yang dimiliki oleh pemimpin, tidak akan selamanya hal itu
menghasilkan kemenangan atau kesuksesan terkadang banyak faktor yang berpengaruh
namunsifat pantang menyerah atau tidak patah semangat harus menjadi pegangan para
pemimpin.

Seperti sudah banyak kita bahas pada bab sebelumnya Eisenhower pernah
merasakan ketika harapan mulai pudar, karena sudah 16 tahun menyandang pangkat mayor
tanpa ada promosi. Tetapi akhirnya dia mampu mencapai puncak karier yang cemerlang,
bahkan menjadi Presiden Amerika serikat.Demikian juga dengan Marshall pada umur 35
tahun masih berpangkat Letnan Satu berarti empat belas tahun setelah tamat dari Akademi.
Pangkatnya menanjak ketika menunjukkan unjuk kerjanya pada perang dunia pertama. Pada
saat itu Marshall ditawari gaji $ 20.000 apabila mau keluar dari tentara dan bekerja untuk JP
Morgan. Padahal Marshall tahu pasti sebentar lagi akan kehilangan pangkat Kolonel karena
diturunkan menjadi Mayor ketika masa damai dan gajinya hanya $ 3.000, namun demikian
dia tetap bertahan di militer sampai akhirnya menjadi seorang jenderal hebat.
181
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Di waktu fajar tanggal 19 Desember, pada saat tank-tank Jerman bersiap untuk
mengepung Bastgone dan divisi ke-101 berbaris masuk kedalam kota itu, Eisenhower
bertemu dengan para Komandan seniornya dalam sebuah kamar yang dingin dan lembab
dalam barak-barak di verdun, yaitu tempat pertempuran yang paling besar yang pernah
dipertarungkan. Hanya ada satu tungku dengan”perutnya ”yang besar yang agak mengusir
rasa dingin yang menusuk itu. Para pembantu Eisenhower masuk kedalam kamar itu dengan
wajah muram,kecewa,malu karena besarnya kegagalan intelijen dan strategi yang salah dari
pasukan mereka,lantaran lebih mengutamakan aksi-aksi ofensif yang tidak ada harapan ke
utara dan selatan Ardennes. Mereka tetap menekuk wajah mereka ke atas cangkir-cangkir
kopi.

Eisenhower masuk,melihat dengan rasa tidak setuju kepada jenderal-jenderal yang


putus asa itu,dan menyatakan dengan tegas “Situasi yang ada sekarang ini harus dianggap
sebagai kesempatan bagi kita, bukan bencana! Hanya mereka yang bermuka ceria yang
boleh berada di meja komando ini.”32 Rasa putus asa adalah awal kehancuran Eisenhower
sendiri telah merubah kegagalan menjadi kesempatan.

Tentu masih banyak literatur-literatur yang membahas tentang hal ini. Simaklah
kegigihan para orang-orang hebat di bawah ini yang tidak pernah menyerah dan patah
semangat walaupun beberapa orang mengacuhkan, meremehkan bahkan mengolok-olok
mereka.

Guru-guru Thomas Alva Edison berkata, “Dia terlalu tolol untuk belajar apapun.” Dia
dipecat dari pekerjaan pertamanya karena dinilai tidak produktif. Sebagai penemu, Edison
membuat 1.000 percobaan yang gagal sebelum menemukan bola lampu. Saat seorang
wartawan bertanya kepadanya, “ Apa rasanya gagal seribu kali?” Edison menjawab, “Saya
tidak gagal seribu kali. Bola lampu ditemukan dengan seribu langkah. Dan dari situpula
muncul sebuah ungkapan yang menginspirasi dunia “ jenius adalah 1% Inspirasi dan 99%
Keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”. Keberuntungan adalah sesuatu
yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan dan Anda tidak akan sukses hanya
menunggu keberuntungan atau Anda tidak menuai kesuksesan saat bangun pagi dari tidur.

32
Steven E Ambrose, Citizen Soldier 1998 ,hal 236
182
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal, barangkali Anda pernah tidak lulus ujian
atau tidak lulus sekolah pada kesempatan pertama? itu hal biasa, anda masih bisa
mencobanya.Eisenhower harus mununggu beberapa kali agar bisa mengikuti sekolah
lanjutan perwira, bahkan harus merasakan 16 tahun menyandang pangkat mayor sampai
akhirnya dia dipromosikan menjadi letnan kolonel.Nasib Eisenhower ketika menyandang
pangkat mayor barangkali lebih sulit daripada Anda, tetapi Anda tahu kelak dia menjadi
Presiden negara Adidaya.Saya memahami bagaimana perasaan Anda ketika teman-teman
seangkatan Anda telah mendahului Anda dalam beberapa kesempatan sekolah atau
jabatan,Saya sendiri juga pernah merasakannya, apalagi bila teman Anda itu dulunya
bukanlah yang terbaik secara Akademik atau fisik, jangan pernah putus asa Hampir semua
jenderal juga pernah gagal dalam kapasitas yang berbeda, kalau tidak bagaimana mereka
bisa belajar dari kegagalan, George Patton juga pernah gagal,bahkan Jenderal Ahmad yani
pernah turun pangkat.

Maha guru Thomas Alva Edison telah menasihati para perwira tentang arti semangat
dan kerja keras. Kerja keras akan mendatangkan kesiapan dan ketika kesiapan itu bertemu
dengan kesempatan maka akan menghasilkan kesuksesan. Sebuah Pepatah orang batak
mengatakan (Lambat adong pinaittena hatop adong nieahanna) Lambat ada yang ditunggu
cepat ada yang di kejar. Masalah yang dihadapi oleh setiap seseorang memiliki bobot yang
berbeda-beda. Hal yang terpenting bukanlah berat ringannya masalah yang dihadapi, tapi
bagaimana menangani masalah tersebut dengan percaya diri. Gagal ataupun sukses adalah
konsekuensi yang wajar. Rosabeth Moss Kanter mengatakan “Perbedaan antara si juara
dan si pecundang adalah bagaimana mereka menangani kekalahan.” Seperti halnya dalam
bertanding, seorang atlit tidak akan pernah selamanya menang tetapi dia akan selalu belajar
dari kegagalannya.

Failure is what make you Improve

Dr Cohen menggambarkan ada tiga kategori kegagalan para pemimpin dalam


organisasi militer yang mengakibatkan terjadinya suatu masalah atau bahaya. Tiga kategori
tersebut adalah Failure to learn, Failure to adapt dan failure to anticipate.33Namun jauh

33
Dr Eliot Cohen,Military Misfornunes; The Anatomy of Failure 2006
183
Leadership Lesson From Lembah Tidar

sebelum beliau menuliskan ini, Para Taruna di Akademi kaum berseragam telah dibekali
suatu pola dasar kepemimpinan untuk mengantisipasi ketiga element itu. Dalam bab-bab
diatas Saya sudah gambarkan bagaimana para Taruna tidak boleh apatis, dalam sebuah
judul learning to love detail, ini adalah salah satu kunci agar tidak mengalami suatu
kegagalan dalam beradaptasi (failure to adapt) Dr Cohen menggambarkan tiga kategori itu
sebagai berikut :

Kegagalana untuk belajar dari masa lalu (Failure to learn ) adalah gagal untuk
mengetahui sebuah pola dan solusi pada masalah saat ini berdasarkan sebuah kejadian
dimasa lalu. Para pemimpin seharusnya belajar dari suatu kejadian yang terjadi dimasa lalu,
itulah sebabnya seorang pemimpin yang baik dia tidak pernah berhenti belajar. Selanjutnya
adalah kegagalan dalam beradaptasi (Failur to adapt) adalah kegagalan untuk secara cepat
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar seperti(Pendadakan, serangan dll).

Pada bab awal buku ini telah dibahas saat pertama sekali menginjakkan kaki di
resimen korps Taruna, bagaimana
para Taruna senior memberikan
suatu pelajaran adaptasi bagi Taruna
junior dengan menanyakan hal-hal
yang belum pernah mereka tahu,
tujuannya sebenarnya adalah agar
Taruna tidak apatis. Prajurit Taruna
harus tahu Berapa jumlah lampu di hall, berapa panjang lapangan itu, dan banyak lagi
pertanyaan dari senior yang bagi Taruna junior tidak masuk akal. Tujuannya adalah agar
Taruna tanggap terhadap situasi yang dihadapi dimanapun mereka berada. Itu akan terbawa
kedalam satuan ketika para Taruna menjadi Komandan peleton kelak.

Kegagalan dalam beradaptasi akan menyulitkan Taruna untuk melakukan tugas


dimanapun dia berada. Kegagalann dalam Antisipasi(Failure to Anticipate)adalah kegagalan
seorang Komandan dan staff memanfaatkan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari
dimasa lalu dihadapkan dengan situasi terkini dan memanfaatkan itu kepada suatu prediksi
ancaman dan metoda serangan yang digunakan oleh lawan atau musuh.
184
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kita telah membahas bagaimana PKT/PKM(Perkiraan Keadaan Medan dan Perkiraan


Keadaan Taktis) menjadi fenomena yang trend di Akademi agar selamat dari setiap
kemungkinan hal buruk terjadi. Setiap kelengahan yang terjadi adalah akibat kurang
waspada atau kurang antisipasi terhadap situasi dan lingkungan. Artinya Setiap Taruna
dimanapun berada dan melintas harus dapat membaca situasi, membaca medan yang
dilalui, mengantisipasi kemungkinan apa yang mungkin terjadi.

Kebiasaan itu akan terbawa ketika mereka kelak berada dimedan tugas yang
sesungguhnya. Anda akan menghadapi musuh yang setiap saat bisa muncul dari delapan
penjuru angin. Ketika Anda telah dikejutkan oleh musuh, mereka tidak akan memanggil,
atau menegur kalau anda tidak waspada atau kalau berjalan tidak hati-hati sebagaimana
yang dilakukan Taruna senior tetapi musuh akan menegur Anda dengan sebuah tembakan
yang barangkali akan mengenai Anda atau anakbuah Anda.

Kegagalan Amerika dalam mengantisipasi kejadian Pearlharbour adalah sebuah


contoh dalam Failure to Anticipate. Seharusnya mereka bisa mengantisipasi kejadian
tersebut, paling tidak mereka melakukan suatu aksi terlebih dahulu ataupun menghindari
pertempuran itu apabila dirasakan tidak menguntungkan.

Banyak buku-buku yang ditulis oleh para penulis tentang kesuksesan, terutama buku
kepemimpinan militer dan hanya sedikit yang menuliskan tentang kegagalan, padahal untuk
mencapai sebuah kesuksesan kita juga perlu belajar dari kegagalan orang-orang dimasa
lalu•
185
Leadership Lesson From Lembah Tidar

TIGABELAS

Dare to Change
Perubahan itu seperti kulit ular yang terkelupas. Lambat dan lengket terkadang
Anda harus bergesekan dengan tempat yang keras untuk menarik diri Anda melewatinya.
Tetapi pada akhirnya, Anda akan menyadari bahwa Anda akan mendapatkan tempat yang
baru dandalam diri yang baru. "| Stella Payton

S
esaat setelah penutupan Pendidikan Candradimuka, seluruh Taruna berbaris di
tengah lapangan. Para orang tua diberi kesempatan untuk masuk kedalam barisan
mencari dan menjemput anaknya. Masalahnya adalah para orang tua tampak
bingung mencari anaknya karena semua Taruna terlihat hampir sama, rambut plontos dan
kulit hitam. Tetapi ada satu hal yang lebih, yaitu masalah sikap. Para orang tua heran
melihat perubahan drastis anaknya, saat orang tuanya memanggil anaknya, si anak langsung
mengambil sikap dan berteriak “siap”. Anak saya dulunya seorang anak yang manja
sekarang jadi mandiri kata beberapa orang tua, bahkan para Taruna baru itu telah
menunjukkan sikap yang tangkas dan berani sehingga membuat orang tua terlihat terharu
padahal baru tiga bulan di gembleng di lemgbah tidar. Sekarang Lembah Tidar telah
merubah anak manja, angkuh dan mungkin saja sombong menjadi seorang pria yang
memiliki sikap kesatria.

Perubahan itu seperti proses mengelupasnya kulit ular, waktunya lambat. Juga
lengket. Dan kadang-kadang harus bergesekan dengan tempat yang sulit dan kita harus
menarik diri dari situ. Tapi pada akhirnya, Anda akan menyadari bahwa itu semua sangat
berguna dan layak untuk mendapatkan tempat yang baru dan orang yang telah
diperbaharui.

Membicarakan perubahan adalah sebuah topik diskusi yang sangat menarik bagi
semua kalangan tak terkecuali dalam organisasi Militer. Para Anak muda yang memiliki
semangat yang berapi-api selalu meneriakkan perubahan. Para perwira muda pun yang
merupakan cikal bakal pemimpin dimasa yang akan datang juga memiliki semangat yang
186
Leadership Lesson From Lembah Tidar

lebih ketika berbicara tentang perubahan. Masalahnya adalah perubahan adalah perubahan
ketika perubahan itu terjadi artinya bukan hanya sekedar diskusi atau wacana.

Melakukan perubahan biasanya banyak tidak disukai orang, sebab sebagian besar
telah nyaman dengan keadaan yang ada saat ini tak terkecuali bagi kaum berseragam. Lidell
Hart pernah mengatakan: “The only thing harder than getting a new idea into a military
mind is getting an old idea out.” Satu-satunya hal yg sulit dilakukan untuk memasukan
suatu ide baru kedalam suatu pemikiran militer adalah Mengeluarkan / Membuang Ide
Lamanya.

Mereka yang ingin melakukan perubahan pada umumnya adalah orang yang
merasakan situasi itu sudah tidak relevans untuk dipakai. Namun sifat manusia memang
sulit untuk berubah apalagi kalau perubahan itu akan mengusik masalah kepentingan, maka
akan sulit untuk terwujud. Saya pernah mendengar sebuah anekdot seperti ini“Kita akan
berubah tetapi setelah saya” Artinya dia takut perubahan pada saat dia berada diposisi
nyaman yang mengakibatkan tidak akan pernah terjadi perubahan. Namun bagi Militer
harus selalu berubah, taktik,doktrin harus selalu berubah seiring dengan perkembangan
teknologi perang.

Perubahan datang dari atas

Di Lembah Tidar Para taruna senior selalu menjadi pusat perhatian para pelatih, saat
Anda menjadi Taruna senior para pelatih akan lebih sering mengumpulkan Anda dan
memberikan perhatian lebih terutama dalam hal pembinaan taruna junior. Mereka selalu
mengatakan jika ingin memberikan perubahan kepada Taruna junior maka Andalah yang
lebih dahulu berubah. Jika ingin memeriksa kerapihan mereka maka pastikan bahwa anda
telah rapi, Jika anda mau menegur barisan yang tidak rapi maka Anda harus memberikan
contoh cara berbaris yang rapi, perubahan selalu datang dari atas bukan dari bawah.

Dalam buku yang berjudul Kesempurnaan seorang Pria didalamnya Ada lelucon
pandir seperti ini: dibagian belakang dari satu rumah pemakaman, seorang wanita datang
untuk menyaksikan jenazah suaminya sebelum dimakamkan. Ia terkejut ketika melihat
187
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bahwa pemilik perusahaan pemakaman telah memasang pakaian orang lain pada almarhum
suaminya.

Setelah menatap sekelilingnya, ia menyadari bahwa pria yang ada di dalam peti
mayat disamping suaminya ternyata mengenakan setelan suaminya.

Dengan rasa dukacita yang lebih dalam dari sebelumnya wanita ini kemudian
memanggil pemilik perusahaan pemakaman yang berdiri diseberang peti mayat suaminya,
dan menangis ia mengungkapkan masalahnya. Pria itu segera mengatasi keadaan tersebut.

“Harry!” pria itu memanggil salah seorang asistennya. “Tukar kepala dipeti kedua dengan
kepala dipeti ketiga”

Mengerikan, tetapi Anda tidak pernah bisa melupakannya.

Dan, ini merupakan suatu ilustrasi yang saya inginkan untuk tidak pernah Anda lupakan

Bahwa Perubahan selalu datang dari atas 34

Bila hal itu tidak terjadi akan terjadi revolusi dari bawah. Kejadian di beberapa
negara seperti di Tunisia, Iraq, Libya, Sudan dan suriah adalah sebuah contoh perubahan
yang datang dari bawah. Pemimpin harus selalu mengevaluasi dan mendorong perubahan
ke arah yang lebih baik. Mereka harus menjadi motor dalam perubahan tersebut, jangan
menunggu anakbuah melakukan itu sebab kalau anakbuah yang melakukan itu namanya
insubordinasi atau revolusi, tetapi itu bisa saja mungkin terjadi ketika harapan yang besar
akan sebuah perubahan tidak terjawab. Para pemimpin harus banyak
mendengar,mengevaluasi dan melakukan perubahan menuju efisiensi.

Selalu ada pola dalam mimpi buruk perusahaan, Anda bisa saja punya program yang
sangat bagus, tetapi jika personilnya tidak baik, Anda akan gagal atau sebaliknya jika Anda
punya program-program yang buruk, tetapi memiliki personil yang sangat bagus Anda bisa

34
Edwin Louis Cole, Kesempurnaan Seorang Pria 2011 p 81
188
Leadership Lesson From Lembah Tidar

berhasil. Yang menjadi masalah selalu personil, dan yang menjadi solusinya juga selalu
personil, dan solusi selalu berasal dari orang yang berada diatas.

Tidak ada perusahaan yang sakit, pun demikian tidak ada satuan yang sakit atau
jelek, semua itu bisa di pulihkan asal saja orang yang berada diatas bersedia untuk di
ubahkan.

Para ahli telah menemukan hal itu hampir tanpa pengecualian bahwa persoalan
selalu disebabkan oleh para pemimpin.

“Kecuali kalau pemimpin eksekutif perusahaan itu mau diubahkan” dia berkata
“tidak ada jalan lain”

Dalam memaparkan analisis dan evaluasi yang sudah dibuat, dan membuat
rekomendasi, ia selalu menyarankan untuk membuat perubahan dari orang yang berada di
posisi puncak. Perubahan tersebut meliputi metode,motivasi,sikap,hubungan, bahkan
termasuk gaya hidupnya.

Prinsip ini bisa diterapkan pada setiap bidang kehidupan manusia tak terkecuali
organisasi militer.

Para Komandan satuan dari level terendah sampai tertinggi memiliki peran yang
sangat sentral dalam melakukan perubahan terhadap organisasi yang dipimpinnya atau
satuannya. Tetapi keinginan untuk berubah tidak bisa disebut sebagai perubahan sampai
perubahan itu terjadi. Membicarakan perubahan, menjanjikan perubahan, membuat
resolusi tidak ada satupun dari perkara tersebut yang termasuk kategori perubahan.
Kebanyakan para pemimpin tidak menyadari bahwa untuk merubah satuan atau
anggotanya maka merekalah yang pertama berubah atau diubahkan. Tetapi perubahan yang
dimaksud disini adalah perubahan untuk kepentingan yang lebih besar bukan berarti sesuka
hati pemimpin untuk melakukan perubahan demi kepentingan pribadi.

Kepemimpinan adalah target bergerak, dan selalu akan seperti itu. jika Anda ingin
menjadi pemimpin yang baik,buatlah diri Anda terbiasa dengan perubahan. Jika Anda ingin
189
Leadership Lesson From Lembah Tidar

memimpin keatas belajarlah untuk berpikir seperti seorang pemimpin. Pikirkan tentang
manusia, tentang kemajuan dan pada hal-hal yang menuju arah perubahan. Masalahnya
sekarang semua ingin berubah tapi sedikit orang yang mau memulainya karena akan
berimbas kepada kepentingannya ataupun kepentingan orang lain ingat satu hal Perubahan
bukanlah perubahan sampai perubahan itu terjadiartinya bukan hanya diangan angan atau
berhenti di forum diskusi.

Perubahan dalam organisasi atau satuan terkadang sulit dipahami oleh para anggota,
dikarenakan mereka sudah merasa nyaman dengan garis tanggung jawab dari organisasi
yang ada sekarang, maupun sudah merasa nyaman dengan sistem proses dalam
organisasinya, dan para prajurit merasa bahwa dengan adanya perubahan itu menyiratkan
sesuatu yang berbeda dan belum diketahui dampak positif bagi dirinya. Perubahan dalam
organisasi memang cenderung menciptakan rasa takut dan penolakan dari bawah.
Ketidaktahuan itu membuat anak buah takut dan menyebabkan situasi stres, yang kadang-
kadang berdampak pada efektivitas satuan.

Biasanya salahsatu alasan utama menolak perubahan adalah pikiran bahwa akan
kehilangan sesuatu yang berharga sebagai akibat perubahan tersebut. Hal seperti ini bisa
terjadi karena orang yang berpikiran picik hanya memusatkan perhatian pada kepentingan
diri sendiri tanpa memikirkan kepentingan organisasi secara keseluruhan. Penolakan seperti
ini sering terjadi pada orang-orang yang takut kehilangan jabatan dan ingin merasa aman
saja.

Bagaimana harus berubah

Apakah benar kita sudah berubah? Apa tanda-tandanya? Jika benar kita sudah
melakukan perubahan, biasanya kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman. Karena
setiap perubahan pasti menuntut kita keluar dari zona kenyamanan (comfort zone). Itulah
sebabnya tidak banyak orang yang benar-benar menyukai perubahan. Sebab untuk berubah
ke arah yang lebih baik, biasanya memang tidak gratis dan memang tidak nyaman. Ada
harga yang harus dibayar entah itu pengendalian sikap kita, pengorbanan waktu kita, fokus
pikiran kita, bahkan terkadang bisa jadi terimbas juga pada keluarga kita. Tetapi bagi
190
Leadership Lesson From Lembah Tidar

seorang pemimpin Militer perubahan itu adalah mutlak, ancaman yang dihadapi akan selalu
berubah dan cara menghadapi itu juga turut berubah.

Berubah berarti keluar dari kebiasaan-kebiasaan lama, membentuk kebiasaan-


kebiasaan baru sesuai perkembangan lingkungan . Berhenti bekerja dengan cara-cara lama
(yang biasanya sudah rutinitas), lalu terpaksa belajar lagi untuk bisa bekerja dengan cara-
cara baru (tentu saja ini tidak terlalu nyaman). Akan tetapi, siapapun yang mau
melakukannya, dan bersedia untuk keluar dari zona kenyamanannya, pasti akan berhasil
melaluinya. Sedang mereka yang masih dikuasai bisikan untuk menentang perubahan,
dengan tetap mempertahankan kebiasaan-kebiasaan lama pasti akan tergilas, tertinggal,
dan gagal.

Untuk mendapatkan hasil yang berbeda, lakukanlah dengan cara yang berbeda.
Lakukan dengan perubahan. Kalau kita kita mau mengubah arah, kita akan berakhir di
tempat yang sama. Memang yang paling sulit adalah mengubah sikap atau attitude kita.
Betapa tidak, selama ini kita sangat suka dan nyaman dengan sikap itu. Lalu tiba-tiba kita
harus mengubah sikap-sikap yang biasanya kita suka itu menjadi sikap-sikap baru! Kalau
selama ini kita tergolong pemimpin atau orang yang senang dilayani, tentu tidak mudah
untuk segera berubah menjadi manusia baru untuk tidak dilayani apalagi untuk menjadi
suka melayani.

Berubah dan tinggalkan zona kenyamanan. Memang akan ada tekanan dari berbagai
arah. Ada banyak pergolakan batin. Ada banyak keluhan atas berbagai kesulitan. Akan
banyak gejolak emosi yang menghimpit. Tapi itu adalah sebuah keniscayaan. Suatu jalan
yang mau tidak mau terpaksa harus kita tempuh. Itulah sebuah pertanda jalan yang kita
tempuh memang benar Tidak mudah memang. Tetapi teruslah berjalan

Adaptive Leaders
191
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Charles Darwin berkata, “Bukan spesies terkuat yang dapat mempertahankan


kelangsungan hidup namun spesies yang paling dapat beradaptasi terhadap perubahan
keadaan”

Dalam sebuah wawancara yang penulis lakukan dengan seorang mantan Pangkoops
TNI dalam operasi Militer di Aceh Letjend (Purn) Bambang Darmono beliau mengatakan
bahwa pemimpin Militer harus adabtable. Adaptasi sebenarnya adalah salah satu karakter
dasar TNI, hal ini tidak lepas dari sejarah terbentuknya TNI sehingga sampai saat ini sifat ini
masih melekat dalam diri semua prajurit. Pemimpin yang adabtable memiliki kemampuan
individu mengenali perubahan dalam lingkungan, kemampuan mengidentifikasi elemen-
elemen penting dari situasi baru, dan memicu perubahan yang dapat menyesuaikan kepada
persyaratan-persyaratan yang baru. Adaptasi adalah perubahan yang efektif dalam perilaku
dalam menanggapi situasi yang berubah. Sikap apatis dan kaku akan menghambat sebuah
perubahan menuju hal yang lebih baik.
Pendapat yang kurang lebih sama ketika penulis melakukan wawancara tidak
langsung dengan Letnan Jenderal Hinsa Siburian seorang Alumni terbaik dari Lembah Tidar
tahun 1986, beliau mengatakan bahwa menjadi perwira itu harus adatable, harus mampu
cepat beradaptasi dengan lingkungan, dengan organisasi bahkan dengan pemimpin diatas
kita. Ketika kebijakan dari pimpinan berubah maka seorang perwira harus segera
menyesuaikan diri, itu bukan berarti kita adalah yes man atau asal bapak senang, namun
adaptasi kearah yang lebih baik adalah ciri utama seorang pemimpin masa depan.
Dalam sejarah perjalanan panjang bangsa Indonesia dapat dirasakan bahwa
hambatan justru masih datang dari sistem sosial dan politik yang terbangun dalam
kepemimpinan yang feodalistik yang sangat sulit untuk berubah.
Para pemimpin yang adabtable memahami perubahan lingkungan, melalui tanda-
tanda situasi, dan menyadari apa yang diperlukan untuk tampil di lingkungan yang berubah.
Pemimpin yang mampu beradaptasi akan nyaman memasuki lingkungan apapun walaupun
itu asing baginya mereka mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan yang
berkembang, mereka tidak diam didalam sebuah gua. Mereka Memiliki kerangka pikiran
yang tepat untuk beroperasi di bawah perintah komando sesuai misi dalam organisasi.
Pemimpin yang mampu beradaptasi selalu berusaha untuk menerapkan
keterampilan dan kompetensi yang berlaku baik yang baru ataupun modifikasi.
192
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kepemimpinan yang adaptif juga termasuk menjadi agen perubahan. Ini berarti membantu
anggota lain dalam satuan atau unit, terutama para pemimpin kunci, mengenali bahwa
lingkungan berubah dan membangun konsensus menghadapi perubahan yang terjadi.
Sebagai konsensus dibangun, pemimpin adaptif dapat bekerja untuk mempengaruhi
jalannya organisasi. Tergantung pada kedekatan masalah, pemimpin adaptif dapat
menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk mempengaruhi organisasi mereka
Dalam hal perubahan harus ada pengorbanan diri, kehidupan militer merupakan
contoh yang baik bagi timbulnya karakteristik ini karena tugasnya yang berkaitan dengan
situasi sulit baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya. Dalam hal pengorbanan diri,
ternyata hal ini merupakan sesuatu yang sulit karena semakin lama bekerja di militer dan
semakin tinggi pangkatnya semakin banyak keistimewaan yang diperoleh dan posisi menjadi
mapan tetapi malah memenjadikan enggan untuk berubah. Dalam kondisi mapan ini
biasanya para pemimpin menjadi sulit berubah atau cenderung tidak mau berubah. Seperti
kata Jenderal Spaatz “ the older you are in your profession, the more you resist change”. Jadi
Pemimpin yang baik seharusnya sangat menonjol sifat pengorbanan dirinya dan mau
berubah, sehingga mengutamakan kepentingan yang lebih besar khususnya kepentingan
negaranya.

Kemampuan para pemimpin dalam beradaptasi adalah suatu keharusan, pemimpin


tidak bisa mempertahankan egonya untuk sebuah kepentingan atau pemikiran yang
ortodoks. Sebagaimana taktik dapat berubah tergantung dari lingkungan dan musuh yang
dihadapi demikian juga para pemimpin. Lembah Tidar tahun enampuluhan tidak akan sama
dengan saat ini kecuali dalam hal pembentukan karakter. Kegiatan yang dianggap tidak
relevan akan selalu di evaluasi dan diperbaharui sehingga siap bersaing dengan tantangan
global didepan.

Perubahan dari dalam adalah pilihan terbaik. Uni soviet adalah sebuah negara besar
dan adidaya, namun perubahan dari luar memaksa negara adidaya itu berubah sayangnya
para pemimpinnya tidak peka terhadap dinamika yang terjadi sehingga negara tersebut
bubar dan pecah berkeping-keping.

Jangan pernah berkata “biasanya” itu akan membawa Anda kepada suatu situasi
untuk mempertahankan kondisi yang ada dan enggan untuk mencari jalan yang baru. Itu
193
Leadership Lesson From Lembah Tidar

bukan berarti bahwa Anda adalah seorang yang plinpan, maksudnya disini adalah setiap
pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan atau kehancuran sebuah
organisasi.

EMPATBELAS
194
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Memandang dengan Visi

"The empires of the future are empires of the mind."

— Winston Churchil

Pemimpin dan Visi

P ara pemimpin besar dan para Jenderal sering di gambarkan sebagai visioner, tetapi
apakah artinya itu? Di dalam kenyataannya, ada lebih banyak hal yang menyangkut
visi dibandingkan dengan yang bisa dilihat dengan mata. Beberapa orang
memandang visi dalam kaitannya dengan kemampuan melihat jauh melewati semua
kendala agar dapat menuntaskan sebuah perjalanan. Dan itu merupakan suatu defenisi yang
benar dan akurat. Akan tetapi masih banyak yang melebihi itu dan itu belumlah semuanya.
Visi juga berbicara tentang menjangkau orang lain dan melakukan apa yang harus
diharuskan. Para visioner tidak saja mengantisipasi persoalan dan tantangan, mereka juga
mulai merumuskan cara-cara untuk menyelesaikan masalah, bahkan jika itu berarti harus
meminta bantuan untuk menyelesaikannya. Para Taruna di Lembah Tidar mengetahui sejak
dari awal bahwa mereka harus selalu berjalan kedepan,kepada apa yang muncul ditengah
jalan, jadi visi telah menjadi salah satu prinsip kepemimpinan yang mereka pelajari di
Lembah Tidar.

Di lembah tidar para Taruna ditekankan bahwa dalam kehidupan tentara, para
prajurit hanya sekelompok orang dengan senjata sampai mereka memiliki misi dengan
tujuan yang jelas dari Komandan atau pemimpin meraka. Para pemimpin akan memberitahu
anak buahnya "Mana sasaran atau bukit yang harus di kuasai," tetapi tidak akan
memberitahu bagaimana untuk sampai kesan semua itu tergantung mereka yang ada di
dilapangan. Komandan konsisten mendorong mereka untuk bekerja sebagai sebuah tim
untuk membuat keputusan yang terbaik bersama-sama untuk mencapai tujuan mereka.
Mereka belajar untuk menjadi advokat terbesar dan pendukung timnya dan memberi
195
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mereka ruang untuk bertumbuh. Mereka-diajarkan untuk mempelajari kesalahan sehingga


mereka sebagai individu dan tim belajar apa yang terjadi, bagaimana melakukan sesuatu
yang berbeda dan menghindari membuat kesalahan yang sama.
Napoleon adalah orang yang punya visi dan imajinasi. Selama pemerintahannya
sebagai kaisar, dia mampu memenangkan hati anak buahnya dengan visinya yang mulia.
Dia juga merancang taktik militer revolusioner yang kemudian sangat baik untuk diterapkan
setiap pemimpin militer pada masanya. Sekali lagi, kita melihat bahwa kepemimpinan
dengan visi Itu sangat penting. Sebelum Anda dapat memimpin orang-orang, Mereka juga
perlu tahu di mana Anda memimpin mereka. Bersiaplah untuk berbagi visi Satuan Anda
setiap saat, sebab itu akan mengilhami orang untuk pergi bersama menempuh perjalanan
panjang dengan Anda
Visi memiliki elemen lain yang harus disadari dan dilaksanakan oleh para pemimpin.
Seorang pemimpin,karena didesak oleh kebutuhan harus menatap kemasa depan dan entah
dimana ditengah jalan mereka harus menyadari bahwa akan ada saatnya untuk
menyerahkan tanggungjawab kepada pemimpin yang baru, ini merupakan suatu yang pasti
yang harus dilakukan.
Di Lembah Tidar misalnya, ada beberapa tradisi yang sampai saat ini masih terus
dipertahankan sebagai suatu warisan luhur nilai-nilai Taruna. Seperti serah terima Pejabat
korps Taruna, serah terima Genderang seruling Chanka Lokananta (Drum band) yang
menarik adalah saat serah terima Chanka lokananta yang dilaksanakan di lapangan terbuka
dan disaksikan seluruh Taruna dan undangan masyarakat sipil, para Taruna senior
menyerahkan perlengkapan kepada Taruna junior sambil terus memainkan alat musik yang
mereka gunakan dengan alunan lagu yang merdu dan tidak berhenti saat serahterima
peralatan musik,sampai seluruh Taruna junior telah memegang alat masing-masing yang
diakhiri dengan serah terima stik oleh Penatarama atau stik master. Lemparan stik oleh stik
master atau penatarama kepada pejabat baru merupakan moment-moment yang
menegangkan, saat tongkat tersebut dapat ditangkap oleh pejabat baru tepuktangan
hadirin bergema diseluruh lapangan. Hal ini menandakan bahwa generasi yang baru siap
melanjutkan apa yang telah dimulai oleh generasi sebelumnya.
Demikian juga ketika serah terima pejabat Korps Taruna para pemimpin baru maju
ke depan, sementara kelas demi kelas lulus di wisuda dan mereka mengosongkan tempat-
tempat yang dulu menjadi tanggungjawab mereka untuk diberikan kepada orang-orang
196
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang berbaris di belakang. Dalam cara yang sangat nyata para Taruna bersiap-siap untuk
melaksanakan elemen visi ini sementara mereka beranjak dari Taruna baru menuju
wisudawan tradisi ini terus dipertahankan sampai saat ini.

Visi adalah kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan,sebagai kebalikan dari
memiliki suatu keahlian atau intelektualitas atau kemampuan meramal masa depan
tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Didalam angkatan Darat,transisi yang serupa terjadi setiap beberapa tahun sekali
sementara tugas-tugas baru dan promosi memunculkan kepemimpinan yang baru untuk
menggantikan yang lama,gagasan-gagasan baru timbul menjadi kenyataan,dan para
pemimpin merencanakan untuk mengalihkan berbagai tanggungjawab mereka yang ada
kepada kelompok kepemimpinan baru yang berikutnya. Di dalam benak Saya yang dididik
dan dilatih untuk memimpin dan kemudian akhirnya menyerahkan tanggungjawab
kepemimpinan kepada orang lain merupakan suatu persiapan hidup yang baik yang dapat
ditemukan oleh seorang anak muda. Dalam azas kepemimpinan TNI terdapat sebuah kata
legowo yang artinya pejabat sebelumnya siap memberikan tongkat kegenerasi berikut
dengan iklas hati, itu adalah bagian dari sebuah Visi untuk terus bergerak maju kedepan.

Saya telah mencatat dalam beberapa kesempatan didalam buku ini bahwa Saya
membangun karier Saya diatas dasar berfokus dan dasar kerja keras,Saya berkonsentrasi
kepada tugas-tugas yang ada di tangan dan berusaha melakukannya sampai batas
kemampuan Saya yang terbaik, dengan sedikit saja memikirkan apa yang akan terjadi
nantinya, tidak sedikit tantangan hambatan yang kita hadapi. Tetapi tolong jangan samakan
ini dengan fokus dengan rabun jauh. Tidak menantikan tugas berikutnya tidak harus
mencerminkan ketiadaan visi. Pemimpin yang baik selalu melihat kedepan, walaupun tidak
dengan maksud untuk membesar-besarkan diri sendiri.
197
Leadership Lesson From Lembah Tidar
198
Leadership Lesson From Lembah Tidar
199
Leadership Lesson From Lembah Tidar
200
Leadership Lesson From Lembah Tidar
201
Leadership Lesson From Lembah Tidar
202
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pelatihan kepemimpinan merupakan persiapan kehidupan, dan diantara semua


persiapan yang hendak dibuat,mencari bantuan harus menjadi salah satunya. Pemimpin
yang baik memahami bahwa mereka selalu berada ditengah- ● ● ●
tengah urusan melatih pemimpin baru, dan orang-orang
“Pemimpin adalah
yang mereka latih harus dapat dipercaya dan loyal,karena
seseorang yang
ada saat-saat dimana para pemimpin mereka menoleh memiliki visi jelas
kepada mereka untuk meminta pertolongan. Mengapa? tentang masa depan
Karena visi melibatkan sikap mengakui kelemahan diri yang lebih baik, yang
sendiri tak seorangpun dari kita yang tak bercacat. Disinilah dapat menyatakan
visinya dan
visi bertumpang tindih dengan rasa percaya diri karena
membangkitkan rasa
menyadari sebuah visi melibatkan tidak saja menatap
percaya diri pada
kedepan tetapi juga melakukan apa saja yang penting orang lain
untukmengejawantahkan visi itu menjadi realitas. Bahkan
● ● ●
jika ini artinya harus meminta pertolongan.

Visi hari ini songsong hari esok

Dalam setiap organisasi memiliki Visi dan Misi adalah suatu keharusan. Bagaimana
dengan Anda? Cari lah itu dan hiduplah dengan itu. Seorang pemimpin besar Jepang berkata

“Pemimpin adalah seseorang yang memiliki visi jelas tentang masa depan yang lebih
baik, yang dapat menyatakan visinya dan membangkitkan rasa percaya diri pada
orang lain.”35

Ketahui apa yang menjadi tugas satuanmu secara menyeluruh. Ini akan dapat
menolong Anda menciptakan rencana untuk setiap unitmu.

Tolonglah Anak buahmu mencapai tujuan pripadinya sebagaimana Anda juga


menginginkan tujuan organisasi tercapai. Jangan biarkan mereka sendiri terkatung-katung
dan bimbang. Ingatlah bahwa setiap kesalahan yang dibuat oleh anggota akan menjadi
kesalahan pemimpin juga. Jadi bimbinglah Anak buahmu dengan baik. Biarlah mereka
merasa bahwa mereka tidak berjalan sendiri namun biarkan mereka menjadi mandiri pada
saat yang sama.
35
Kitami Masao,The Swordless of Samurai hal 33
203
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Visi mewakili suatu percampuran berbagai kecakapan suatu kemampuan untuk


bersikap kreatif ketika Anda sedang memperbaiki apa yang sedang terjadi hari ini,waktu
ini,dengan apa yang mungkin(atau tidak mungkin) terjadi esok. Didalam banyak hal,visi
adalah prinsip kepemimpinan yang paling penting dan paling menantang,karena ia
menuntut seorang pemimpin untuk terus menerus menciptakan suatu lingkungan dimana
para bawahan dapat berfungsi dalam tingkatan yang tinggi,dan melaksanakan semua tugas
yang disyaratkan didalam sebuah organisasi,sementara secara berkesinambungan
menyiapkan berbagai perubahan yang tak dapat tidak akan terjadi.

Dalam seleksi uji kompetensi Komandan Batalyon yang dilaksanakan di pusat


kesenjataan Infanteri Bandung, para penguji menanyakan apa Visi dan misi para peserta. Hal
ini sangat penting mengingat seorang Komandan nantinya harus memiliki visi dan misi untuk
kepentingan satuan. Apabila ini berkesinambungan terus dari para pemimpin atau
Komandan sebelumnya kepada Komandan berikutnya, niscaya akan tercapai satuan tempur
yang baik seperti yang diharapkan. Namun kadang kala setiap pejabat memiliki keinginan
yang berbeda-beda sehingga setiap pergantian pejabat beda kebijakan. Dampaknya adalah
kepada kelangsungan anggota dan organisasi.

Ada suatu pertanyaan yang cukup sederhana yang seyogyanya perlu di ingat-ingat
oleh setiap pemimpin dari organisasi apa saja: apa yang harus Saya lakukan? Jika Saya
seorang Komandan misalnya? Apakah Saya bersedia turun kebawah dan membantu para
perwiraSaya untuk menjalankan tugas mereka? Apakah itu merupakan suatu pendekatan
yang cerdas terhadap pekerjaan tersebut? Barangkali tidak, karena pada akhirnya sesuatu
akan muncul yang tak diantisipasi oleh siapapun, dan kita semua akan menabrak kesana
kemari untuk mencaritahu apa yang harus dilakukan karena tak seorangpun memikirkan hal
itu sebelumnya. Barangkali banyak juga diantara kita yang memiliki impian ketika kelak
menduduki jabatan seperti atasan kita saat ini, dalam hati Anda berkata Saya akan
melakukan seperti itu, namun kenyataannya setelah Anda berada di posisi itu Anda justru
lupa akan janji Anda.

Oleh karena itu visi merupakan hal penting terkait sebuah pemikiran ini harus
diawasi oleh para pemimpin,mereka mengawasi suatu organisasi yang memiliki suatu misi
204
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang spesifik, dan didalam struktur organisasi tersebut terdapat para bawahan yang
ditugaskan untuk mengawasi kedalam. Angkatan darat memiliki sebuah keuntungan;ia
sudah dirancang seperti itu. Anda masuk kedalam posisi tersebut sebagai seorang perwira
berdasarkan penugasan bersama-sama dengan para bintara yang sangat akrab dengan kerja
organisasi atau satuan tersebut.

Di Lembah Tidar Para Taruna diberi gambaran bahwa kelak mereka tidak akan
bekerja sendiri, kelak mereka akan dibantu oleh para bintara. Bintara sudah mengenal
semua pasukan mereka, dan tugas mereka adalah mengawasi kedalam sementara Anda
adalah mengawasi keluar dalam arti yang lebih general. Tugas Anda adalah melihat
gambaran yang lebih besar dan tanggungjawab selalu berada di pundak Anda. Harus diakui,
beberapa bintara itu ada yang sarat pengalaman tetapi ada juga yang relatif baru dan juga
masih muda, oleh sebab itulah tugas Anda lah melatih mereka. Seorang perwira senior
pernah berkata; “Apabila ingin memiliki satuan yang hebat dan menang dalam pertempuran
ada tiga hal yang harus Anda lakukan pertama Latihlah bintaramu, kedua latihlah bintaramu
dan ketiga latihlah bintaramu”. Apa maksudnya? Peran bintara sangat sentral dalam
kesuksesan satu organisasi militer apakah itu pleton,kompi dan batalyon bahkan
brigade.Merekalah yang memastikan bahwa semuanya telah berjalan sesuai dengan
semestinya. Merekalah yang tahu persis apa yang terjadi dilapangan, merekalah yang
melatih para anggota dan tidur bersama-sama dengan mereka.

Paparan terhadap kepemimpinan di Lembah Tidar secara intens, dekat dan personal
dimulai pada hari pertama seorang Taruna tiba di barak-barak Akademi yang disediakan
untuk para Taruna yang baru, yang menyandang julukan bersejarah dan konyol barak-barak
para monyet. Hari pertama ini adalah permulaan dari sebuah sesi pelatihan yang akan
disediakan selama kurang lebih duabelas minggu. Tahun ketarunaan baru ini menjadi
periode yang paling sulit dan keras bagi para Taruna karena alasan-alasan yang tepat. Ini
adalah pengalaman yang benar-benar baru sebuah ujian dengan kecepatan dan tekanan
yang tinggi terhadap kemampuan para Taruna agar mampu mengelola diri mereka sendiri
dalam suatu lingkungan yang sangat menuntut. Tiadak ada anak mami juga anak papi Anda
harus mengerjakannya sendiri. Secara historis ini adalah waktu yang bertanggungjawab atas
hampir separuh dari keletihan yang akan diderita oleh kelas yang baru itu selama empat
205
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tahun mereka berada di Akademi. Periode ini memang melelahkan secara emosi dan secara
jasmani dan masa ini menentukan warna pengalaman di Lembah Tidar secara keseluruhan.

Anda boleh menyebutkan ini sebagai penggemblengan di kawah candradimuka,


boleh juga sebagai babtisan api, terapi penenggelaman atau sebut saja sesuka Anda.
Tujuannya adalah untuk mengindoktrinasi para Taruna secara saksama,secara utuh,dan
secara efektif dan mempersiapkan merekauntuk menghadapi masa empat tahun yang sulit
dan akan berpuncak pada wisuda mereka dan penugasan mereka sebagai perwira di
angkatan darat,laut dan udara bahkan di kepolisian. Para Taruna yang baru muncul dari
program dengan suatu pemahaman mengenai apa yang akan diharapkan dari
mereka,bersamaan dengan percaya diri yang semakin bertumbuh bahwa mereka mampu
dan akan mengalahkan setiap kendala yang akan mereka hadapi ditengah-tengah perjalan
mereka.

Barangkali saat ini pelatihan di Lembah Tidar telah banyak mengalami perubahan
dan perbaikan dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu, tentu saja masalah
pembentukan Karakter tidak ada yang berubah. Saat ini Akademi memandang bahwa
pelatihan awal itu melatih pemuda secara layak dan bukannya memeras mereka sehinga
tidak dapat berfungsi. Dari beberapa cerita para senior bahwa pada tahun enampuluhan
dan tujuhpuluhan banyak hal yang harus di evaluasi. Kemungkinan besar karena dihadapkan
dengan masa-masa perjuangan saat itu.

Bertumbuh dalam kebersamaan

Kehidupan koorps Taruna lebih menekankan kepada pentingnya jiwakorsa dan


kebersamaan. Jiwa korsa adalah merupakan kebanggaan Taruna yang sudah terpatri dalam
kehidupan mereka. Tidak ada yang hidup dengan Individu. LembahTidar sangat konsern
sekali dengan hal ini. Para perwira akan merasakan ini ketika kelak berdinas di satuannya.
Pemimpin yang terbaik adalah mereka yang mengapdi kepada suatu perasaan
berkomunitas, hal ini penting untuk menciptakan suatu atmosfir kepercayaan dan itikad
baik. Pemimpin yang baik mengabdi kepada orang-orang disekelilingnya, keluarga teman-
teman,atasan,bawahan dan teman sejawat. Para Taruna di Lembah Tidar menyelesaikan
206
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tahun ketarunaan mereka dengan pemahaman bahwa mereka termaktub didalam suatu
komunitas dan bahwa kebutuhan komunitas mendahului kebutuhan individui.

Berikut ini adalah sebuah contoh sederhana tentang bagaimana hal ini terjadi
didalam konteks kehidupan Taruna. Misalnya saja sekompi Taruna sedang berbaris bersama
dalam suatu formasi atau defile. Jika beberapa dari mereka sedikit saja keluar dari barisan,
Anda akan melihat kepala-kepala mereka naik turun tidak selaras dengan ritme yang ada
dan melawan kepala-kepala yang lain yang tampak bergerak dalam suatu kesatuan suara.
Hal ini sangat jelas terlihat dan sangat tidak militer, dan tentu saja hal seperti itu tidak akan
membuat tujuan tercapai. Jika beberapa orang Taruna berbaris menuruti irama Canka
Lokananta (Drumband Taruna). Walau sepanjang apapun barisan atau defile Anda akan
melihat derap langkah yang sama dan seirama.

Jika Anda pernah berada dijarak yang cukup dekat dengan para Taruna yang sedang
berbaris sesuai dengan formasinya untuk menguping komunikasi internal mereka, Anda
akan mendengar suara-suara mereka mengoreksi anggota peleton mereka yang berjalan
dengan langkah atau irama yang tidak sama atau bahkan berjalan diluar jalur. Atau ketika
akan melintas didepan komandan yang sedang berdiri jauh di depan maka akan ada bisikan
dari barisan kepada ketua kelas “Jangan lupa hormat kanan ” Dari insiden-insiden kecil ini
para Taruna belajar dan menyadari nilai dari kerjasama didalam tim semenjakawal didalam
pengalaman mereka.

Dalam kehidupan masyarakat belakangan ini kehidupan individu telah lebih


menonjol, perkembangan teknologi telah membuat individu asik dengan dunianya
sendiri,mendengarkan musik sendiri dan hidup dengan dunianya barangkali ini juga sudah
menyentuh kehidupan para Taruna saat ini. Seorang pemimpin yang baik harus sadar
dengan kecenderungan ini dan harus selalu mencari-cari cara untuk menciptakan dan
merawat perasaan berkomunitas dikalangan bawahannya. Pemimpin-pemimpin yang
terbaik akan berusaha memastikan bahwa orang-orang yang mereka pimpin merasa diri
mereka di investasikan kedalam suatu yang lebih besar dan lebih penting daripada
kepentingan mereka sendiri.
207
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Jika Anda mengunjungi LembahTidar dan menyaksikan ratusan Taruna atau lebih
berbaris menyebrangi lapangan Pancasila (lapangan Kebanggaan Taruna) semuanya
berpakaian yang sama, semuanya bergerak dengan gaya yang formal dan terukur,maka
Anda akan mendapati sikap samar-samar bahwa setiap Taruna pada suatu tingkatan telah
menginternalisasi pesan bahwa dirinya adalah bagian dari suatu tim. Ketika ada perintah
untuk hormat senjata,semua Taruna akan menirukan hormat senjata dengan suatu
kesatuan suara. Ketika berada di formasi,tak ada orang yang menoleh ke kanan atau kekiri
jika tidak diperintahkan untuk melakukannya. Itulah yang dinamakan disiplin. Ini adalah
bagian dari melakukan kewajiban dan dilakukan karena tanggungjawab terhadap tim.

Misalkan saja sebuah perintah diberikan di dalam parade: “Hormat kanan Grak!” ini
artinya para Taruna akan memutar kepala ke arah kanan sementara mereka melintas dalam
inspeksi pasukan dan memberi hormat kepada perwira yang sedang menginspeksi.
Barangkali Seorang Taruna yang saat itu bertindak sebagai Komandan secara tidak sengaja
menyenggol topinya ketika dia angkat pedang untuk memberi hormat. Apakah menurut
Anda dia berhenti berbaris untuk kembali dan memungut topinya? Tentu saja tidak, dia
akan terus berjalan dan mengatasi naluri alaminya untuk memperbaiki kesalahan itu karena
sekuat apapun keinginan itu,ia tidak selalu merupakan respons yang benar.

Pada saat upacara di lapangan Saptamarga Akmil Magelang Komandan upacara


pada saat akan laporan kepada Inspektur upacara secara tidak sengaja ketika dia dengan
reflek mengangkat pedangnya untuk persiapan melangkah, seketika baretnya terjatuh,
insting militer pasti akan tetap tenang dan tidak akan mengambil baret itu sampai ada
perintah dari Inspektur upacara. Dan memang benar dia akhirnya mengambil baretnya
setelah diperintahkan oleh Inspektur upacara.

Bila Anda seorang Tentara barangkali anda telah menyaksikan lebih dari beberapa
buah topi yang jatuh ketanah selama upacara atau perade berlangsung, tetapi respons yang
khas adalah mengabaikannya begitu saja,seperti yang sudah penulis ceritakan diatas. Taruna
tersebut akan terus bergerak maju karena dia tahu bahwa jika dia berhenti untuk
memungut topinya,seluruh parade itu akan kehilangan iramanya, dan seluruh tim akan
208
Leadership Lesson From Lembah Tidar

menderita. Tampaknya ini hanya seperti masalah kecil saja namun ini mengilustrasikan
elemen yang sangat fundamental bagi kehidupan berseragam•

LIMA BELAS
209
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Warisan Luhur

dari Lembah Tidar

M ereka yang pernah di gembleng di Lembah Tidar secara langsung telah


menjadi ahli waris fondasi kepemimpinan. Bukan hanya Taruna darat yang
mendapatkan warisan dari Lembah ini. Ini adalah sebuah tempat bersejarah
bagi tiga angkatan Darat,Laut dan Udara, bahkan Kepolisian. Sebuah tempat
penggemblengan bagi para pemimpin hebat disinilah para Taruna pertama sekali di
lahirkan. Lembah Tidar, adalah satu Instistusi pengembangan kepemimpinan yang berbeda
dari institusi manapun. Ini adalah sebuah laboratorium pengembangan semenjak lebih dari
setengah abad yang lalu, dalam kurun waktu kurang lebih 63 tahun Akademi ini telah
melahirkan Seorang Presiden, seorang Wakil presiden, para Menteri, pemimpin perusahaan,
Duta besar dan ribuan pemimpin hebat berkarakter.
Dalam 4 tahun pendidikan adalah sebuah proses pengembangan kepemimpinan
yang di design pada sebuah prinsip yang berpusat pada pembentukan karakter. Kalau kita
merefleksi kembali terhadap pelajaran dan pengalaman semasa di Akademi, ada banyak
pelajaran berharga yang dapat menjadi pelita dan penuntun bagi perjalanan para pemimpin
yang menginginkan jalan terang menuju kesuksesan.
Lembah Tidar telah menciptakan suatu metode pelatihan kepemimpinan yang
memfokuskan kepada pembangunan karakter sehingga sangat relevan digunakan bukan
hanya di militer tetapi juga dalam bidang-bidang lain. Dengan kata lain kepemimpinan yang
dikembangkan di Akademi bisa diterapkan dimana saja. Tidak heran bahwa lulusan Akademi
Ini banyak berkecimpung di dunia kerja yang berbeda. Ada banyak juga lulusan Akademi ini
yang berkecimpung di dunia bisnis, politik, hukum dan penulis yakin kedepan akan lebih
banyak lagi macam nya.
Beberapa pengakuan dari para pebisnis mengatakan bahwa mereka belajar banyak
dari kepemimpinan militer, mereka selalu menginspirasi anak buahnya dan pasukannya
untuk meraih kemenangan. Para pemimpin yang sukses dalam setiap pertempuran adalah
210
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mereka yang mendapatkan pengakuan dan loyalitas dari anakbuah dan unitnya. Dalam
business sebagaimana dalam medan perang, pemimpin yang baik adalah mereka yang
memimpin digaris depan, yang berkomitmen bahwa semata-mata tujuannya adalah untuk
kemenangan satuan atau perusahaan, dan bekerjasama senantiasa beserta seluruh anggota
tim menuju tujuan bersama.
Banyak para pemimpin yang masih kurang paham tentang tanggungjawab yang
senantiasa berada di pundak mereka, ketika Anda memimpin sebuah unit maka setiap anak
buah akan antri untuk melihat apa yang Anda lakukan. Sangat berbeda ketika kita masih
kecil orang tua selalu mengatakan kerjakan aja apa yang saya katakan. Para jenderal hebat
dan para komandan sangat paham akan pentingnya sebuah tanggungjawab dalam
kepemimpinan, sebab mereka akan menempatkan diri dan hidup setiap prajurit mereka
dalam sebuah garis yang penuh tantangan dan resiko.

Kehormatan

Dianggap sebagai ciri khas seorang lulusan Akademi,kehormatan merupakan sebuah


istilah luas yang dapat kita sempitkan menjadi satu terasa sederhana yang diambil dari doa
Taruna “Ya ALLAH berikanlah kami kekuatan untuk bersedia memilih jalan yang berat,sukar
tetapi luhur daripada jalan yang ringan dan mudah tetapi hina”

Kata–kata etika dan integritas juga banyak dipergunakan didalam kalangan dunia
bisnis biasanya dalam bentuk kritikan terhadap orang lain. Seandainya saja dia memiliki
sedikit integritas,sedikit perasaan etis,hal ini tidak akan pernah terjadi. Sederhana namun
benar Albert Schweitzer mengatakan “etika adalah jalan kita untuk menjadi manusia.” Ada
kearifan yang agung disini. Dan meskipun sifatnya manusiawi hal tersulit yang ditemui
seorang pemimpin adalah adanya kecenderungan organisasional atau kecenderungan
budaya yang memberi toleransi terhadap perilaku yang tidak hormat. Dimana toleransi
seperti itu tidak akan Anda jumpai di Lembah Tidar

Kode kehormatan Taruna menempatkan mereka yang terpilih berada ditempat yang
terhormat,konsekwensinya adalah apabila mereka melanggar kode kehormatan tersebut
mereka juga siap menerima konsekwensinya untuk jatuh dari tempat yang terhormat itu,
211
Leadership Lesson From Lembah Tidar

hal ini bukan berarti mendewakan kode kehormatan itu tapi dalam kepemimpinan begitulah
adanya. Itu adalah hukum tertinggi bagi Taruna yang menghukum Anda disaat ada melihat
dan tidak ada melihat. Bahkan jika tidak ada melihat ketika Anda melakukan suatu
pelanggaran maka Anda diwajibkan menghukum diri sendiri. Dibelahan bumi manapun ini
hanya Anda dapatkan di Akademi para kaum berseragam.

Seorang yang terhormat tidak akan mengijinkan perilaku yang tidak terhormat,tapi
mengonfrontasi dengan maksud meluruskannya.Hal ini bisa saja merupakan sesuatu yang
sederhana misalnya dengan berbicara kepada pelakunya seperti ini, kawan engkau adalah
sahabatku dan aku tahu apa yang kau lakukan itu salah.
Tolong untuk kebaikan kita katakan kepada orang ini apa

yang kamu lakukan. Namun jika aku harus mengatakannya Ya ALLAH berikanlah
kepada mereka engkau sedang meletakkan beban yang kami kekuatan untuk
amat berat di pundakku dan aku harap engkau tidak bersedia memilih
melakukannya. Akan jauh lebih berat bagimu jika akulah jalan yang berat,
sukar tetapi luhur
orangnya yang harus mengungkapkannya. Itulah pelajaran
daripada jalan yang
yang perlu dilatih pada usia dimana para Taruna harus
ringan dan mudah
mempelajarinya. tetapi hina

Doa Taruna
Saya berkali kali menyaksikan dalam seminar-
seminar,dialog-dialog bahkan pidato bahwa tak peduli

seberapa banyaknya hukum di tulis dan di buat,kita tidak
akan pernah menghentikan penyalahgunaan hukum itu.
Maafkan Saya jika ada yang tersinggung,namun itu realitas.
Kita dapat melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat kita belakangan ini apalagi
dengan euforia kebebasan yang di gulirkan semenjak reformasi mereka akan berusaha
mencari tahu bagaimana mengalahkan hukum apapun yang ditempatkan. Tidak sulit untuk
menemukan kasus-kasus seperti itu saat ini.

Integritas.
212
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Sangat krusial bagi seorang pemimpin,itu artinya menolak segala bentuk kecurangan
kepada yang lain dalam bentuk apapun. Tidak peduli dalam situasi apapun, dengan kata lain
lakukan yang benar ketika tidak seorangpun yang melihatmu, ketika tidak seorang pun yang
tahu. Itu adalah karakter, Stven Coy mengatakan

“kepemimpinan harus membuat keputusan dan menerima hasil dari keputusan


tersebut.”

Pemimpin harus bertanggungjawab atas kesuksesan ataupun kegagalan dari sebuah


keputusan, kesalahan harus bisa diterima sebagai sebuah pelajaran dari kesalahan itu
sendiri. Pemimpin sejati tidak pernah mencoba membenarkan tindakannya atas situasi
buruk yang terjadi atau membagi tangungjawab dengan orang lain ketika tanggungjawab itu
adalah hasil dari suatu keputusannya.
Kita semua tahu integritas berarti satunya kata dan perbuatan. Seorang yang
memiliki integritas akan bertindak sama dalam segala situasi. Entah dilihat orang atau tidak,
ia akan tetap menampilkan karakter yang sama! Seorang yang memiliki integritas tidak
pernah memakai “topeng” dalam hidupnya. Ia tampil apa adaya. Dia tidak perduli dengan
pencitraan. Ia selalu menjadi dirinya sendiri kapanpun dan dimanapun ia berada. Orang
yang memiliki integritas itu bisa dipercaya di semua bidang yang dia geluti. Ia jujur dan
bertangung jawab memegang amanah. Kemampuan seorang pemimpin mempertahankan
integritasnya akan berbanding lurus dengan kemampuannya bertahan memimpin orang lain
Dari semua aspek karakter, integritas merupakan hal yang paling penting - itu akan
membangun kepercayaan dalam organisasi baik antar sesama ataupun bawahan dan
atasan. Dalam buku-buku tentang kepemimpinan dan disiplin mengatakan, “Integritas
adalah melakukan hal yang benar Ketika tidak ada seorang pun yang melihat.”Tetapi semua
itu sangat dipengaruhi dan tergantung pada pada kebiasaan seseorang. Saya bisa tanpa
integritas, namun dilatih untuk berperilaku yang baik dalam disiplin yang baik. Tentu saja,
disiplin adalah landasannya tapi saya ingin katakan bahwa tangan Saya berdisiplin adalah
sebagai akibat dari integritas yang ada didalam jiwa saya yang telah tertanam dengan akar
yang cukup dalam.
Komponen yang sangat penting dari integritas adalah melakukan hal yang benar
ketika tidak ada yang melihat. Ini adalah merupakan kepatuhan terhadap prinsip moral atau
213
Leadership Lesson From Lembah Tidar

etika serta kepatuhan terhadap aturan; bukan hanya itu saja tetapi mengandung sebuah
pemahaman filosofis yaitu mengejar suatu keadaan atau kondisi yang sempurna. Semua
orang pernah berbuat Kesalahan, Anda juga pasti pernah Berkomitmen atas sebuah
pelanggaran moral atau etika. Namun yang dimaksud disini adalah milikilah kekuatan
karakter untuk belajar dari kebiasaan yang salah dan lakukanlah terus-menerus perbaikan
diri itu akan membawa Anda pada suatu tujuan.
Dalam hal kepemimpinan antara Militer dan sipil, barangkali tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam hal kecerdasan. Lalu, apa perbedaannya? Perbedaannya adalah pada
sikap atau perilaku mereka, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui sebuah tradisi dan
pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku Taruna, ternyata bahwa mereka sehari-
harinya mengikuti dan mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan yang salah satu dari
prinsip dasar itu adalah integritas diri. Lalu Apakah makna integritas bagi kita? Para pakar
mengatakan behwa makna inetrgitas idu adalah sebagai berikut:
• Pertama, integritas berarti komitmen dan loyalitas. Apakah komitmen itu?
Komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang
tercermin dalam tindakan-tindakan seseorang. Seseorang yang berkomitmen
adalah mereka yang dapat menepati sebuah janji dan mempertahankan janji
itu sampai akhir, walau pun harus berkorban. Setia dan menepati janji adalah
salah satu butir sapta marga. Banyak orang gagal dalam komitmen. Faktor
pemicu mulai dari keyakinan yang goyah, gaya hidup yang tidak benar,
pengaruh lingkungan, hingga ketidakmampuan mengatasi berbagai persoalan
kehidupan. Gagal dalam komitmen menujukkan lemahnya integritas diri

• Kedua, integritas berarti tanggung jawab. Tanggung jawab adalah tanda dari
kedewasaan pribadi. Orang yang berani mengambil tanggung jawab adalah
mereka yang bersedia mengambil risiko, memperbaiki keadaan, dan
melakukan kewajiban dengan kemampuan yang terbaik. Peluang menuju
sukses terbuka bagi mereka. Sementara itu, orang yang melarikan diri dari
tanggung jawab merasa seperti sedang melepaskan diri dari sebuah beban
(padahal tidak demikian). Semakin kita lari dari tanggung jawab, semakin kita
kehilangan tujuan dan makna hidup. Kita akan semakin merosot, merasa
tidak berarti dan akhirnya menjadi pecundang (penghasut).”Siap salah” (No
214
Leadership Lesson From Lembah Tidar

excuse) adalah satu kata atau kalimat yang bermakna sebuah tanggungjawab,
dan itu hanya Anda dapatkan di Akademi para kaum berseragam.

• Ketiga, integritas berarti dapat dipercaya, jujur dan setia. Kehidupan kita akan
menjadi dipercaya, apabila perkataan kita sejalan dengan perbuatan kita;
tentunya dalam hal ini yang kita pandang baik atau positif. Sebuah pribahasa
mengatakan “Kemarau setahun akan dihancurkan oleh hujan sehari”, yang
artinya segala kebaikan kita akan runtuh dengan satu kali saja kita berbuat
jahat. Di Lembah Tidar, Kode Kehormatan Taruna adalah pedomannya yang
terpatri bagi seluruh jiwa dan raga Taruna sampai mereka mengakhiri dinas
dalam kaum berseragam.

• Keempat, integritas berarti konsisten. Konsisten berarti tetap pada pendirian.


Orang yang konsiten adalah orang yang tegas pada keputusan dan
pendiriannya tidak goyah. Konsisten bukan berarti sikap yang keras atau
kaku. Orang yang konsisten dalam keputusan dan tindakan adalah orang yang
memilih sikap untuk melakukan apa yang benar dengan tidak bimbang,
karena keputusan yang diambil beradasrkan fakta yang akurat, tujuan yang
jelas, dan pertimbangan yang bijak. Selalu ada harga yang harus dibayar
untuk sebuah konsistensi dimulai dari penguasaan diri dan sikap disiplin.

• Kelima, berintegritas berarti menguasai dan mendisiplin diri. Banyak orang


keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin dengan
bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti melakukan yang
seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin dilakukan. Disiplin
mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap hidup yang teratur dan
seimbang.

• Keenam, berintegritas berarti berkualitas. Kualitas hidup seseorang itu sangat


penting. Kualitas menentukan kuantitas. Bila kita berkualitas maka hidup kita
tidak akan diremehkan. Kitab Suci menuliskan dengan gamblang tentang
kehidupan para tokoh dalam kitab suci ada yang gagal ada yang berhasil.
215
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Integritas hidup berkualitas adalah kehidupan yang membiarkan orang luar


menilai diri kita. Pada saat menyenangkan ataupun pada saat tidak
menyenangkan.

Kode Kehormatan

Tidak semua organisasi atau lembaga pendidikan memiliki kode kehormatan.


Walaupun ada tetapi selalu ada kompromi didalamnya. Namun di Lembah Tidar, setiap
pelanggaran kepada kehormatan tidak akan anda dapatkan kompromi disana. Mari kita
lihat sejenak bagaimana kode kehormatan di implementasikan. Dilembah tidar misalnya,
Para Taruna yang terbukti melakukan kesalahan atau pelanggaran akan kode kehormatan
Taruna akan diadili oleh rekan sendiri atau para koorps Taruna yang berasal dari
kelompoknya. Pertama-tama mereka akan memberi jawaban kepada suatu panitia khusus
yang terdiri dari Taruna-Taruna yang memiliki wewenang.Panitia tersebut
mengkaji,kemudian membuat sebuah rekomendasi kepada Komandan resimen koorps
Taruna yang selanjutnya direkomendasikan kepada Komandan resimen Taruna mengenai
tingkatan hukumannya. Suatu yang tidak pernah kita dapatkan di lembaga pendidikan
lain.Komandan resimen Taruna tidak banyak mencampuri apa yang di rekomendasikan oleh
panitia namun mereka dapat ,menengahi hukuman yang di rekomendasikan.

Dapat saja Komandan merekomendasikan kesempatan kedua sebagai ganti dari


pemecatan. Komandan resimen Taruna (Danmentar) juga akan memberi persetujuan atau
mengarahkan agar hukuman tersebut dijalankan sesuai yang di rekomendasikan oleh
komite kehormatan. Berkaitan dengan moralitas tidak ada yang fleksibel Taruna yang
melanggar kode kehormatan Taruna akan mendapat hukuman sesuai dengan
pelanggarannya. Seorang pemimpin harus menjalankan kekuatan dan juga kearifan ketika
membuat keputusan-keputusan sulit,namun akal sehat juga harus ada. Para pemimpin
harus tau bagaimana sesuatu itu terhormat atau tidak. Dari sejak Anda menginjakkan kaki di
Lembah Tidar Anda tidak mengetahuinya, dan Anda menyadari bahwa pada suatu titik Anda
sudah menjadi seorang perwira sekalipun, Anda bahkan tidak mengetahui semua hal
tentangnya. Ini adalah suatu perasaan yang menjadi matang sejalan dengan waktu.
216
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Sistem kehormatan di Lembah Tidar telah dipancangkan sebagai suatu motto


Lembah Tidar, ini adalah kunci paling mendasar dalam pelatihan kepemimpinan. Itu telah
merasuk dalam kehidupan seluruh taruna, tidak sekedar pelajaran akademis, dan menjadi
panduan bagi mereka untuk menjadi perwira dalam kariernya kelak. Lebih jauh kode
kehormatan itu menjadi kebanggaan mereka dan diterapkan dengan kekuatan yang sama
bagi seluruh perwira dimana saja. Latihan kepemimpinan ini telah terbukti berhasil
semenjak Akademi ini berdiri.

Saat perang dunia II ada banyak kasus dimana tugas dan kehormatan menjadi sangat
penting untuk memenangkan pertempuran. Sebagai contoh ketika seorang letnan bertugas
memimpin patroli pengintaian,tugasnya adalah mencari pasukan musuh berapa
kekuatannya, dimana posisinya serta apa jenis persenjataan dan apa kegiatannya serta
keterangan lain lebih detail. Apabila dia tidak menemukan musuh karena patrolinya tidak
menelusuri seluruh area yang telah ditentukan, maka dia telah gagal dalam bertugas. Disini
akan muncul godaan akal busuk untuk melapor kepada komandan bahwa tidak ada musuh
yang terlihat, namun laporan itu akan menjadi salah jika tidak mengetahuinya secara pasti.
Jika laporan itu terbukti salah musuh bisa saja menyerang unitnya secara tiba-tiba dan hal
itu akan menyebabkan hilangnya nyawa secara sia-sia dan bahkan kekalahan. Sebagai
seorang perwira yang memiliki kode kehormatan dia akan melakukan tugasnya dengan
melaksanakan patroli disemua area yang diperintahkan, selanjutnya dia akan melaporkan
apa hasil yang didapatkan dengan jujur dan terbuka disanalah letak kehormatan seorang
perwira.

Schweitzer pernah berkata : “Etika adalah jalan kita untuk menjadi manusia.” Ini
artinya kadang-kadang Anda tidak dapat membalikkan punggung begitu saja terhadap
seseorang bahkan jika terdapat satu paragraf di dalam buku peraturan yang mengatakan
bahwa pelanggaran tersebut dapat dihukum dengan pemecatan. Dan itu adalah bagian dari
menjadi seorang pemimpin. Anda akan menjadi orang yang akan membuat keputusan
sulit,keputusan yang akan mengubah hidup, jadi Anda harus mengetahui didalam hati Anda
apakah suatu pelanggaran tertentu mewakili suatu pelanggaran terhadap perilaku
terhormat yang tidak dapat di toleransi.
217
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Para pelatih atau instruktur di Lembah Tidar sangat berharap agar kode kehormatan
yang mereka dapatkan di Akademi tidak hanya berlaku di Akademi saja namun para Taruna
diharapkan menjadikan itu sebagai pagar diri atau tameng dimanapun berada dan bertugas
nantinya.

Ketika Saya melaksanakan tugas pengamanan di daerah perbatasan RI-Malaysia, saat


itu saya menjabat sebagai wadan satgas Pengamanan perbatasan dari Batalyon 641/BRU
yang bermarkas di Singkawang, saat itu kami bertugas di daerah Badau sebuah perbatasan
yang sangat dekat dengan Malaysia. Suatu waktu ketika anggota dari pos perbatasan
melakukan patroli di perbatasan, mereka memergoki adanya pelanggaran batas wilayah
oleh perusahaan negara tetangga yang bergerak di bidang perkayuan.

Setelah melakukan pengintaian yang cukup lama dan memastikan bahwa satu alat
berat perusahaan swasta Negara tetangga telah memasuki wilayah Indonesia dengan Illegal
Saya memerintahkan agar alat berat tersebut di tangkap dan diamankan. Negoisasi
berlangsung alot dengan pihak perusahaan sampai pada suatu saat pemilik perusahaan
menawarkan sejumlah uang dengan konsekwensi alat berat tersebut dikembalikan kepada
pihak perusahaan. Sebagai manusia biasa tentu saja hal itu cukup menggoda namun
disinilah kode kehormatan yang telah melekat dalam diri sejak Taruna beraksi bahwa
seorang pemimpin tidak pantas untuk melakukan hal seperti itu.

Kadang-kadang realitas hidup yang keras dapat mengganggu proses pembuatan


keputusan dan membuat proses yang rumit menjadi semakin rumit lagi. Saya tiba sebagai
seorang Taruna di Lembah Tidar telah diubahkan dari seorang pemuda yang polos dan lugu
menjadi seorang perwira yang dibekali dengan ilmu kepemimpinan. Dan setelah lulus dari
Lembah Tidar Saya pun pernah menjadi instruktur di Almamater tercinta itu. Saya melihat
bagaimana para Taruna harus menghukum rekan sendiri akibat melanggar kode
kehormatan itu. Saya juga pernah merasakan kehilangan sahabat-sahabat baik kami karena
beberapa dari rekan-rekan seangkatan kami harus dikembalikan kedunia sipil karena
melanggar kode kehormatan Taruna. Pada hal saat itu mereka telah berada di tingkat akhir.
Saya ingin mengatakan bahwa dewan Taruna pada saat itu dihadapkan pada pilihan sulit
tapi kode kehormatan Taruna tidak bisa di beli. Tidak ada Taruna yang sembunyi-sembunyi
218
Leadership Lesson From Lembah Tidar

melanggar kode kehormatan Taruna sebab Andaikan tidak ketahuan, mimpi-mimpi Anda
yang akan menghukum Anda dalam setiap istirahat tidur Anda, bahkan sampai menutup
mata dalam suatu tidur yang abadi.

Iman

Insan hamba Tuhan yang bertaqwa itulah kode kehormatan Taruna yang pertama.
Para Taruna percaya bahwa tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia tanpa seijin Sang
Maha Pencipta. Kepercayaan kepada Sang Pencipta adalah merupakan suatu landasan
dalam melakukan setiap pekerjaan. Sebagai seorang bawahan juga Anda harus percaya
kepada pemimpin Anda kemana Anda akan dibawanya. Hal yang sama berlaku bagi Anda
bagaimana upaya Anda agar Anak buahAnda juga percaya kemana misi Anda. Anda tahu
dunia nyata tidak hanya seperti yang ada di film-film dimana orang yang memimpin berdiri
dan berkata, “ayo kita berangkat” dan setiap orang bangkit berdiri dan berlari sekencang-
kencangnya. Ini merupakan kejadian yang jarang dimana seorang pemimpin dapat
melangkah dalam sehari lalu menginspirasikan rasa percaya diri yang semacam itu dan
menghormati pemimpin yang datang kemudian. Simaklah Lagu doa TNI berikut ini yang
setiap malam dinyanyikan oleh para taruna di Lembah Tidar setelah selesai melaksanakan
apel malam:

Ya Allah yang maha Esa Yang Maha Kuasa yang memiliki sekalian Alam,

Segala puji Bagimu Engkau Yang kami sembah dan kepadaMu lah kami mohon
pertolongan

Tunjukkanlah Kami Jalan yang benar jalan yang engkau ridhoi

Lindungilah kami serta berikanlah kami Keselamatan di dunia dan di hari kemudian

Ampunilah dosa-dosa kami kepadaMu lah kami berserah diri.

Tidak ada pengganti spritual dalam perang, penyerahan diri kepada sang pencipta
adalah sebuah wujud kepercayaan yang tinggi. Mujizat harus di tempa jika kemenangan
harus dimenangkan, dan untuk melakukan mujizat hati harus terbakar dengan pengorbanan
diri sebagai wujud cinta pada orang lain, untuk unit mereka, untuk kompi mereka,untuk
219
Leadership Lesson From Lembah Tidar

divisi mereka, dan untuk Negara mereka. Jika setiap orang tahu itu semua perwira dan
prajurit akan memiliki semangat yang sama, keberanian dan tekad yang tak terpadamkan
dan tak terkalahkan akan menghancurkan rasa takut, dan Kematian Menjadi lebih baik
untuk menggantikan sebuah kesalahan atau aib.

Kita dapat membagi Iman itu menjadi dua bagian, pertama bagaimana kita percaya
kepada Tuhan sang pencipta sebagaimana liryc lagu diatas. Dan kedua adalah bagaimana
kita percaya kepada seluruh rekan,bawahan dan pemimpin kita. Kita selalu percaya bahwa
mereka tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Kekuatan sebenarnya bagi setiap
prajurit ada di dalam diri Sendiri dan kepercayaan mereka pada orang lain; kepercayaan
mereka dalam keterampilan, kemampuan dan sumber daya mereka. Mereka harus memiliki
iman dan keberanian untuk mengatasi kesulitan selama kekacauan yang mereka hadapi
dalam perang atau pertempuran.

Iman adalah landasan kerja sama tim, seperti kutipan Jenderal Lejeune yang
berbicara tentang kekuatan esprit de corps, dan solidaritas dan pengabdian kepada sebuah
kemenangan bagi diri Sendiri, rekan, satuan, dan Negara mereka. Oleh karena itu, adalah
iman seseorang Yang Menjadi senjata rahasia mereka, dan doa adalah medan pertempuran
rahasia di mana kemenangan dimenangkan.

Tidak ada satu kegiatan pun yang dilakukan di Akademi tanpa diawali dengan doa itu
menjadi warisan berharga bagi seluruh perwira ketika mereka bertugas di satuan baru kelak.
Ketika situasi menjadi sulit, doa adalah solusi terakhir. Ini tergambar dari sebuah syair lagu
pada saat penerjunan dengan penggalan liriknya sebagai berikut :

Bila payung tidak mengembang segera cabut payung cadangan

Bila itupun tidak mengembang serahkan nyawamu pada Tuhan

Jangan ragu ataupun bimbang (3X)

Payung pasti mengembang.

Keberanian
220
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Biar badan hancur lebur kita kan bertempur-Membela keadilan suci kebenaran
murni-Dibawah Dwi warna panji kita kan berbakti-Mengorbankan jiwa dan raga membela
Ibu Pertiwi. Demi Allah Maha Esa-Kami kan bersumpah-Setia membela Nusa dan Bangsa
Tanah tumpah darah. (Himne Taruna Akmil)

Lirik lagu itu tidak terlalu panjang, singkat padat dan penuh makna. Setiap kali
mendengarkan lagu itu para Taruna atau bahkan Alumni Akademi memiliki suatu nuansa
yang berbeda, lagu itu dapat membawa jiwa dan ingatan mereka kembali melayang pada
sebuah pengalamanyang tidak terlupakan di lembah tidar.

Lagu itu sarat dengan makna dalam sebuah kepemimpinan yang tidak kenal
menyerah demi sebuah cita-cita bangsa. Sifat berani dan pantang menyerah tersirat dalam
liryc lagu itu, itulah yang menjadi pedoman dasar bagi seluruh Taruna kelak dalam
memimpin. Teringat akan sebuah kalimat dalam bahasa latin yang pernah saya baca "Dulce
Et Decorum Est Pro Patria Mori" Kira kira artinya “Kebanggaan tertinggi adalah mati demi
ibu pertiwi.” Sebenarnya kata "Patria mori" lebih tepat diterjemahkan dalam "to die for
fatherland".Adalah ucapan yang disitir dari Horace Odes dalam sajaknya yang terkenal
jaman Romawi yang membangunkan semangat patriotisme dan menjadikan Rome negara
expansionis.

Bagaimana keberanian menerjang tembakan berhubungan dengan kepemimpinan?


Rudyard Kipling berkata “Jika Anda dapat mempertahankan kepala Anda ketika seluruh
keberadaan diri Anda yang lain sedang kehilangan kepala kepala mereka maka Anda akan
menjadi seorang pria.” Kepemimpinan membutuhkan keberanian,keberanian untuk tetap
tenang dan bersikap penuh perhatian serta bertindak dengan suatu perilaku yang
menginspirsasi orang lain,bahkan ketika keadaan lebih dari sekedar cukup untuk
menyebabkan keruntuhan nalar dan memunculkan perilaku yang beradap. Didalam
kepemimpinan ketika semua dihinggapi rasa takut Anak buah Anda akan melihat Anda,
kalau Anda juga takut maka mereka akan lebih takut. Daniel Defoe novelis dan wartawan
politik Inggris menulis “Lebih baik memiliki Singa sebagai pemimpin dalam sepasukan
domba daripada seekor domba memimpin sepasukan Singa” pesannya cukup jelas seorang
221
Leadership Lesson From Lembah Tidar

pemimpin dituntut memiliki keberanian yang dapat menggetarkan musuh dan mengangkat
moril Anak buahnya.

Ketika menjabat sebagai Komandan batalyon dalam penugasan di daerah


Pegunungan Jayawijaya Papua, Saya dengan beberapa staff dan pengawal taktis (waltis)
melaksanakan inspeksi ke pos-pos di daerah depan. Ketika kami turun dari pos di Tolikara
menuju salah satu pos terdekat di Kelila(3 jam perjalanan darat) Saya mendengar di radio
bahwa salah satu pos didaerah Bolakme telah kontak senjata dengan GSPB(Gerakan
Separatis Papua Bersenjata) sehingga Saya putuskan untuk tidak jadi meninjau pos di Kelila
dan langsung menuju Bolakme.

Dalam perjalanan ternyata segerombolan GSPB telah menghadang kendaraan kami


dan sudah siap membidik dari ketinggian, serta merta seluruh anggota tiarap dan mencari
perlindungan seluruh kepala menghilang dan merapat ke tanah, beberapa dari mereka
saling menyuruh untuk maju. Anehnya bahkan kami rebutan untuk berlindung dibelakang
mobiljongkok berdesakan tidak kira pangkat. Namun,Saya menyadari bahwa Sayalah
pemimpin dan tidak boleh menunjukkan rasa takut, Saya memberhitungkan bahwa jarak
tembak dari mereka yang menghadang kami tidak lah dalam tembakan efektif sehingga
Sayayang tadinya berjongkok kemudian berdiri dibelakang bak mobil. Saya sadar kalau Saya
takut maka prajurit akan takut, demikianlah faktanya. Karena prajurit melihat Saya berdiri
maka seluruh anggota juga berdiri sambil membungkuk tapi Saya perintahkan jangan berdiri
tetap memperhatikan faktor keamanan.

Pelajaran yang dapat diambil adalah Anak buah Anda akan berani kalau melihat
pemimpinnya juga berani. Anda adalah buku panduan berjalan bagi mereka. Mereka
menginginkan solusi ketika tim Anda menghadapi masalah dan mereka percaya bahwa
seorang Komandan atau pemimpin mereka pasti memiliki sebuah jawaban. Saya tertarik
dengan sebuah tulisan dari Commitesse Diane mengatakan:

“Rasa takut adalah naluri, rasa berani adalah kemenangan. Kemauan membungkam
rasa takut dan menyembunyikannya di bawah rasa berani merupakan kemenangan
besar”
222
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Satu aksioma tentang kepemimpinan adalah bahwa tak seorangpun yang tahu
segalanya,dan demikian pula Anda. Memang kemungkinan pemimpin tahu lebih banyak
dibandingkan orang lain yang ada dibawah komandonya,tetapi ada banyak kesempatan
dimana informasi dari bawahan merupakan pengetahuan paling kritikal yang dapat
menyampaikan informasi terkait berbagai keputusan. Yang jauh lebih penting lagi dari
perasaan takut adalah respon Anda terhadapnya bagi orang yang ingin menganggap posisi
adalah sehat untuk bertanya. Bagaimana bisa Saya mengatasi rasa takut jawab sederhana
adalah lakukan keberanian sampai kepada esensinya,keberanian adalah tidak lebih dan
tidak kurang dari kemenangan roh manusia terhadap ketakutan.

Keberanian Taruna Bukan bonek

Seorang penulis terkenal P.J.Sthahl pernah mengatakan

“Seorang pemberani yang sebenarnya bukan orang yang membabi buta melompat
masuk ke dalam jurang, tetapi dia yang dengan perlahan dan mata terbuka
memasuki jurang setelah mengukur kedalamannya”

Ada banyak tindakan salah dan perilaku tak semestinya yang kadang kadang disalah
artikan sebagai keberanian. Misalnya ,bagaimana Anda menggambarkan seorang yang rela
berdiri dihadapan sekawanan gajah yang sedang mengamuk? Apakah itu disebut
keberanian? Nah, menurut Saya itu tergantung kepada konteksnya,tetapi pada kebanyakan
kasus Saya temukan bahwa orang tersebut,lebih banyak disebut bodoh dan nekat daripada
pemberani. Menjadi pemimpin pada era keterbukaan seperti sekarang ini barangkali lebih
sulit daripada sepuluh atau duapuluh tahun yang lalu. Banyak kejadian yang terjadi yang
melibatkan prajurit akibat kepemimpinan yang dianggap lemah, beberapa kasus pertikaian
antar lembaga hanya dipicu oleh ego masing-masing lembaga. Para perwira sebagai
pemimpin harus paham betul akan situasi ini. Anak buahmu mungkin berpikir bahwa kalau
tidak ada pembalasan atau aksi balas berarti pimpinan kita penakut, jangan takut di cap
seperti itu, ingatlah bahwa Anda adalah pemimpin. Anda harus bisa membedakan tindakan
pemberani dengan tindakan nekat.
223
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Saya akan memberikan sebuah contoh Semisalnya saja Anda kebetulan menangkap
seorang yang sedang mencuri apakah itu disebut pemberani jika Anda mengonfrontasi
orang tersebut,yang mungkin saja bersenjata atau tidak bersenjata,khususnya jika Anda
sendiri tidak bersenjata? Ataukah ini suatu tindakan bijaksana dan gagah berani jika Anda
memanggil polisi? Saya akan berargumentasi bahwa tindakan kedua merupakan suatu
pilihan yang lebih baik kecuali jika Anda melihat adanya nyawa yang terancam jika intervensi
secepatnya tidak dilakukan. Satu satunya opsi yang dapat Saya temukan tak dapat diterima
didalam skenario itu adalah mengabaikan persoalan tersebut sama sekali.

Bagaimana jika kebetulan berhadapan dengan serangan mendadak, dan Anda


memutuskan untuk menempatkan diri ditengah resiko mendapat cedera serius karena Anda
yakin nyawa seseorang akan mengalami bahaya? Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa ini
adalah tindakan gagah berani. Akan tetapi bagaimana jika Anda mempunyai anak-anak kecil
di rumah yang hidupnya tergantung kepada Anda? Apakah manfaatnya disini lebih banyak
dibandingkan resikonya?

Keberanian dan ketakutan barangkali merupakan sifat dimensi manusia terutama


dalam pertempuran. Jelas, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak akan menemukan
diri kita dalam posisi untuk melawan ribuan tentara, atau kita akan membuat keputusan
hidup atau mati. Tapi, yang perlu kita tahu sebagai pemimpin, akan datang suatu waktu
ketika kita harus menghadapi tantangan yang luar biasa, dan kita harus mengambil
keputusan sulit. Ketika waktu itu datang, sangat penting untuk memiliki keberanian dan
kepercayaan diri. Kekuatan pengaruh Anda, akan menunjukkan kepemimpinan Anda
keberanian dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan akan Membangun kepercayaan ,
loyalitas dan dukungan mereka yang Anda pimpin.

Karakter

Apa yang Akademi ajarkan? Lembah Tidar membentuk Taruna untuk peran masa
depan Taruna sebagai penjaga kedaulatan dan pertahanan negara. Membuat Taruna cukup
kuat untuk tahu kapan mereka lemah, dan cukup berani untuk menghadapi diri sendiri
224
Leadership Lesson From Lembah Tidar

ketika Taruna takut. Empat tahun pendidikan di Akademi yang hebat itu berfokus kepada
pembentukan karakter. Itu merupakan suluh atau pelita bagi jiwa para prajurit ketika
mereka berjalan sendirian dalam kegelapan dan kerasnya tantangan.
Penelitian telah membuktikan bahwa sosok yang berhasil menjadi pemimpin hebat
selalu memiliki karakter. Untuk kerja mereka selalu membakar semangat anakbuahnya
sehingga dengan setia bersedia mengikuti. Berbeda dengan profesi lain, dalam militer, sosok
yang berhasil sebagai jenderal akan berusaha memberikan arah plus teladan bagi generasi
berikutnya. Jenderal Eisenhower melukiskan “perlu sentuhan tambahan dalam kalimat born
to command. Memang ada potensi pada sejumlah orang untuk bisa menjadi jenderal,
sebagaimana potensi seseorang untuk bisa jadi seniman terkenal. Akan tetapi langkah
kesana tidak akan mungkin tanpa mengikuti latihan berikut terbukanya peluang untuk
mengekspresikan talentanya”
Jenderal Omar bradley menilai, sebagai Jenderal memang memiliki ciri lahir, semisal
raut tubuh, kecerdasan,keseimbangan jiwa serta tingginya sikap ingin tahu, meski demikian,
semuanya memerlukan latihan, pengalaman sekaligus jam terbang. Maka keberhasilan
memenuhi tuntutan profesi merupakan syarat mutlak suksesnya kepemimpinan.
Disisi lain perlu kwalitas tertentu untuk bisa menjadi jenderal hebat yakni harus tidak
mementingkan diri sendiri, berani,bertanggungjawab atas keputusannya, mampu
merasakan jeritan anakbuah, punya indera ke enam dan bukan seorang yes man. Puncak
semuanya itu harus punya karakter. Bahkan ini harus melekat pada semua elemen agar bisa
mendukung suksesnya setiap kepemimpinan. Sejumlah jenderal dari dalam negeri seperti
Sudirman, Nasution, Ahmad Yani, Soeharto, LB Moerdani, M, Yusuf, Sintong Pandjaitan,
Agum Gumelar, Susilo Bambang Yudhoyono, Luhut Pandjaitan, Moeldoko bahkan Gatot
Nurmantyo dan banyak lagi yang tidak dituliskan dikenang tidak saja karena mereka jenderal
tetapi justru lebih karena mereka memiliki karakter.

Lembah Tidar mengajarkan Taruna arti sebuah kebanggaan tetap setia jujur dalam
kegagalan, tapi rendah hati dan lembut dalam keberhasilan, tidak untuk menggantikan kata-
kata untuk tindakan, tidak untuk mencari jalan mudah tetapi untuk menghadapi tekanan
dan desakan kesulitan dan tantangan; belajar untuk berdiri di tengah badai, tapi
mengasihani Mereka yang gagal.Belajar untuk menguasai diri sendiri sebelum Taruna
berusaha untuk menguasai orang lain, memiliki hati yang bersih, tujuan yang tinggi; belajar
225
Leadership Lesson From Lembah Tidar

untuk tertawa, namun tidak pernah lupa bagaimana menangis; untuk mencapai ke masa
depan, namun tidak pernah mengabaikan masa lalu; belajar untuk menjadi serius, namun
tidak pernah terlalu serius; menjadi sederhana sehingga Taruna akan mengingat
kesederhanaan dan kebesaran sejati; pikiran terbuka kebijaksanaan sejati, kelembutan dari
kekuatan sejati.

Lembah Tidar memberi Taruna kemauan, kualitas sebuah imajinasi, sebuah kekuatan
emosi, sebuah kesegaran mata air dalam kehidupan. Mereka menciptakan rasa heran dalam
hati Taruna, harapan yang tak pernah putus, sukacita dan inspirasi hidup. Mereka
mengajarkan Tarunajalan hidup menjadi perwira dan seorang pria Chuck Colson pernah
berkata

“Ketika Anda menjalani kehidupan, entah itu di kemiliteran,bisnis,gereja atau jalan


hidup manapun (dan jelas dalam keluarga Anda), seseorang pasti akan lebih
bergantung pada karakter Anda dan bukan IQ Anda” Karakterlah yang membuat
mereka berada disana.•

ENAM BELAS

Pejabat, Komandan dan Pemimpin.


226
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kepemimpinan adalah kekuatan untuk mengendalikan situasi. Seorang komandan adalah


orang yang diberi wewenang tugas untuk memerintah. Seorang pemimpin memimpin
dengan memberi contoh, dan seorang komandan memimpin dengan kemungkinan
dengan mendikte bahkan munafik.

J ika Anda berkesempatan berkunjung ke Lembah tidar untuk menjumpai seseorang


atau sekedar melihat-lihat, disana anda akan melihat sebuah Patung berdiri gagah
dengan memegang sebuah pedang terhunus di tangan kirinya dan buku di tangan
kanan seperti terlihat dalam sampul buku ini. Patung itu dinamakan patung Adhi makayasa
berasal dari Bahasa sanksekerta yang melambangkan bahwa taruna harus memiliki tiga
elemen penting yang kelak akan dapat mendukung Taruna dalam memimpin dilapangan
yaitu Tanggap, Tanggon dan trengginas atau memiliki kemampuan dalam aspek akademik
(pola piker atau kecerdasan), Jasmani (Fisik yang Prima) dan kepribadian.

Patung tersebut memegang buku di tangan kanan dan pedang di tangan kiri memiliki
makna bahwa seorang pemimpin dalam memimpi atau mengatasi sebuah masalah harus
mendahulukan cara berpikir positif melalui ilmu pengetahuan terlebih dahulu (yang
dilambangkan dengan buku) jika tidak dapat diatasi maka Pedang melambangkan Komando
dabat diambil dalam tindakan berikutnya. Dua makna ini tidak boleh di bolak balik Bagi
seorang pemimpin penggunaan pedang selalu menjadi pilihan terakhir inilah yang
membedakan apakah anda seorang pemimpin atau hanya seorang komandan. Jika kita
selalu mendahulukan Pedang atau wewenang kita maka kita belum menjadi pemimpin yang
Adhimakayasa.

Apa yang akan menjadi jawaban Anda seandainya ada sebuah pertanyaan “Apakah
Anda puas dengan kepemimpinan yang ada di satuan atau organisasi Anda saat ini? Apakah
menurut Anda mereka adalah pemimpin yang bisa di Andalkan dan dibanggakan? Sebagai
seorang pemimpin kita harus berani berkata jujur bahwa ada beberapa dari mereka dapat
diandalkan dan dibanggakan, namun ada juga yang tidak terlalu memuaskan. Diberbagai
227
Leadership Lesson From Lembah Tidar

organisasi yang ada, seperti organisasi Mahasiswa, organisasi Kemasyarakatan, Politik,


Gereja, bahkan di organisasi kaum berseragam apabila pertanyaan yang sama kita
lontarkan, hampir semua jawaban menunjukkan ketidakpuasan. Ada dua faktor
penyebabnya faktor pertama, manusia memang tidak pernah merasa puas, dan yang kedua
adalah bahwa pemimpin itu memang tidak bisa diandalkan.

Sekarang kita rubah pertanyaannya, “Apakah Anda puas dengan kepemimpinan


Anda” apakan orang-orang yang Anda pimpin bangga akan kepemimpinan Anda? Apakah
mereka bangga menjadi bawahan Anda. Ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab
diperlukan keberanian untuk berkata jujur, paling tidak pada diri sendiri. Suka atau tidak
suka dari pengalaman tersebut kita dapat mengambil suatu gambaran bahwa banyak hal
yang masih harus kita ketahui apabila kita ingin menjadi pemimpin yang hebat. Kalau
pemimpin tidak peduli, tidak berkarakter, tidak berani, apatis otoriter,mementingkan diri
sendiri situasi demikian boleh disebut dengan krisis kepemimpinan. Memberikan kritik
memamng suatu pekerjaan yang mudah, semua orang bisa lakukan. Tetapi ketika kita
berada pada suatu jabatan tertentu mengapa sulit bagi kita untuk menerapkan
kepemimpinan seperti yang kita harapkan ketika kita dahulu berada dalam situasi yang
dipimpin.

Dalam Bab ini akan dibahas tentang Tiga kata yang memiliki kekuatan dan menjadi
dambaan setiap manusia. Banyak orang beranggapan bahwa jika seseorang sudah
mendapat jabatan otomatis dia telah menjadi pemimpin padahal berbicara tentang
kepemimpinan bukanlah tentang jabatan. Bukan pula tentang tongkat komando yang sering
bawa oleh Komandan satuan. Biasanya setelah diterimanya skep (surat Keputusan Jabatan)
maka ditindak lanjuti dengan serah terima Jabatan, bagi kalangan berseragam ada
penyerahan tongkat jabatan yang sering disebut tongkat komando.

Ketika seseorang telah menerima Surat keputusan itu, dia telah menjadi pejabat tapi
belum jadi komandan, apalagi menjadi pemimpin. Ucapan selamat yang dia terima mungkin
akan berdatangan dengan kata-kata yang kurang lebih seperti berikut “ Selamat atas jabatan
baru nya” artinya ketika seseorang baru dilantik menjadi pejabat, entah itu jabatan apa saja
dia masih berada di Level seorang pejabat, atau yang menduduki jabatan dalam organisasi
228
Leadership Lesson From Lembah Tidar

atau satuan itu tapi sebenarnya dia belum menjadi pemimpin. Dia butuh proses untuk naik
kelevel menjadi Komandan apalagi menjadi pemimpin.

Ada banyak contoh kasus dimana seseorang yang diserahi jabatan menjadi pimpinan
tapi malah menjadi beban bagi organisasi yang dipimpin atau yang dikomandoinya. Seorang
pemimpin yang dipaksakan untuk menjabatdalam sebuah organisasi hanya atas dasar
kemampuan orang tersebut melakukan pendekatan-pendekatan kepada pengambil
kebijakan, kelak akan memiliki beban yang berat dalam memimpin dan akan berbahaya bagi
organisasi.

Dia akan sulit mengikuti standar kegiatan dalam organisasi atau satuan itu,
kekurangan dan kelemahannya akan menjadi sumber kelemahan bagi organisasi tersebut
dan akan menjadi suatu sasaran bagi pihak lawan. Dampak yang timbul adalah efektivitas
komando tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan tidak akan tercapai. Ingat tentara
disiapkan untuk berperang dan bertempur sehingga Komandan dan pemimpinnya juga
harus mampu membawa mereka bertempur. Semua pemimpin harus mampu
berkataFollow me and do like wise, mereka harus sempurna dan tidak boleh jarkoni(bisa
mengajar tidak bisa melakoni).

Apakah Saya Pemimpin yang baik?

Mereka yang dilahirkan dengan Zodiak Leo sering mengatakan bahwa mereka telah
dilahirkan menjadi pemimpin, hal ini tidak selamanya benar, satu hal yang pasti, justru tidak
setiap orang dilahirkan menjadi pemimpin. Walaupun setiap orang menginginkannya.
Namun, kenyataannya setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin. Bagi
sebagian orang menjadi pemimpin barangkali terlihat seperti bakat alam, Kepemimpinan itu
datang seperti bakat yang alami pada mereka. Sementara bagi sebagian orang hal ini tidak
mudah,mereka harus bekerja lebih keras bahkan lebih dari biasanya untuk menjadi
pemimpin bahkan sering kali membutuhkan waktu,tenaga,pikiran serta kesabaran dan
determinasi yang tinggai.

Jadi bagaimana seseorang itu agar bisa menjadi pemimpin yang baik? Pertama tama
dia haruslah mengerti secara detail apa yang menjadikan seorang itu dikatakan pemimpin
229
Leadership Lesson From Lembah Tidar

yang baik.Kriterianya adalah memiliki karakter yang baik,memiliki kejujuran dan dipercaya
penuh oleh Anak buahnya. Dia memimpin dengan contoh bukan hanya ucapan atau kata-
kata.Dia berada di depan dan terlihat dari semua arah memberikan contoh bukan
dibelakang hanya melihat-lihat atau menyuruh. Dia mengetahui kelemahan dan kekuatan
Anak buah serta satuanatau organisasinya. Pemimpin yang baik itu juga bekerja dalam
sebuah tim. Dia bekerja bersama-sama dengan Anak buahnya. Dia membantu Anak buahnya
untuk bertumbuh sebagai individu bahkan sebagai tim. Dia membantu Anak buahnya
bertumbuh sebagai pribadi dan sebagai tim,pemimpin yang baik juga memiliki karishma dan
percaya diri yang tinggi. Dia percaya akan diri dan kemampuannya.

Kepemimpinan bukanlah tentang kedudukan tapi tentang kelakuan Eisenhower


seorang jenderal dan kemudian menjadi presiden Amerika Serikat mengatakan,

“Pemimpin membawa Anak buahnya pergi jauh dengannya sebab mereka ingin
mengerjakannya untuk dia dan mereka percaya padanya.”

Pemimpin yang baik menginspirasi anak buah dan memotivasi mereka untuk percaya
pada diri sendiri, lajimnya pemimpin yang baik itu terorganisir dengan baik. Dia memiliki
perencanaan yang spesifik dan tujuan serta bekerja untuk mencapai tujuan itu dengan
penuh tanggungjawab. Bahkan jika pencobaan datang mengikuti , pemimpin yang baik
mampu mengatasinya dengan sempurna,tidak ada tunjuk-tunjuk jari untuk menyalahkan
anak buah atau staffnya jika terjadi kegagalan. Jenderal

Patton mengatakan dalam satu dari sepuluh perintahnya “Accept full responsibility
for the actions of yourself and your men” 36.Terimalah tanggungjawab dari apa yang Anda
perbuat atau yang diperbuat anak buahmu. Terakhir bahwa pemimpin yang baik selalu
berpikir positif. Tidak ada ruangan untuk berpikir negatif dalam kepemimpinan. Kesuksesan
adalah tujuannya tidak lebih dan tidak kurang.

36
U.S. Army Leadership: General George S. Patton
230
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Memiliki pengertian tentang karakteristik akan membuat Anda menjadi pemimpin


yang baik, ada dua alasan yang dapat dipedomani untuk menjadikan seseorang itu
memahami seni kepemimpinan. Pertama, Pemimpin itu harus mengetahui Anak buahnya.
Cari tahu secara detail tentang mereka. Kenali mereka secara pribadi jangan melalui orang
lain. Berbicaralah dengan mereka seperti seorang sahabat. Ini akan membangun hubungan
saling percaya dan bumbu utama bagi seseorang untuk menjadi pemimpin yang baik.
Kedua, jadilah pendengar yang baik, jangan bersikeras terhadap pendapat Anda. Mereka
mungkin saja memiliki ide-ide yang cemerlang yang lebih baik dari Anda. Dengarkanlah
mereka dan perlu sedikit kerendahan hati.

Kepemimpinan bukan Jabatan

Seorang pakar kepemimpinan Donald H McGanon mengatakan “Kepemimpinan


adalah tindakan,bukan jabatan." Sayangnya banyak orang saat ini mengejar jabatan karena
mereka berpikir setelah mendapat jabatan mereka telah menjadi pemimpin. Mereka lebih
mengutamakan sebuah hasil daripada proses sebuah pengertian yang keliru tentang
kepemimpinan. Mereka mencari jalan pintas dengan memanfaatkan segala cara bahkan
segala kemampuan untuk mendapatkan sebuah jabatan. Mereka berpikir ketika mereka
telah menjabat otomatis telah menjadi pemimpin, tentu saja ini keliru. Seorang penulis tak
dikenal mengatakan

“You can assign some one to a leadership position, but no one will ever really be a
leader untill their appointment is ratified in the hearts and minds of their soldier.”

(Dapat saja seseorang diangkat untuk duduk dan memegang sebuah jabatan
kepemimpinan, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat benar-benar menjadi
pemimpin sampai pengangkatan mereka disahkan dalam hati dan pikiran
anakbuahnya.)
231
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Seorang pejabat belum tentu pemimpin, sementara seorang pemimpin boleh jadi
seorang pejabat. Karena pemimpin adalah peran. Disanalah letak perbedaannya.

Kekuatan untuk memimpin orang lain harus datang dari orang yang Anda pimpin;
Jika Anda adalah seorang pemimpin dalam jabatan atau kedudukan saja maka Anda
ditakdirkan untuk gagal sebagaimana yang disebutkan oleh Donal H Mc Gannon diatas
Orang-orang mulai melihat kekuatan Anda dalam diri Anda Ketika Mereka mulai
mendengarkan dan Mengikuti teladan Anda. Mereka mulai mendengarkan Anda setelah
mendapatkan mereka; melalui pengungkapan kebenaran dan kemampuan membangun
kepercayaan. Mereka mengamati perilaku Anda dan melihat apakah tindakan
mencerminkan kata-kata Anda.

Jadi, singkatnya, adalah tantangan membujuk mereka untuk menerima Anda sebagai
seorang pemimpin, investasi terbesar ada di dalam diri Anda dan mengikuti langkah Anda,
itu adalah dasar dari menjadi seorang Pemimpin yang baik. Terserah Anda mempengaruhi
dan membujuk mereka untuk mengilhami orang lain untuk

sukses Terus. Anda memulai suatu proses tersebut dengan
membuat oranglain siap untuk mendengarkan Anda melalui Kepemimpinan
pengungkapan kebenaran dan membangun kepercayaan. Jika
adalah
tindakanbukan
Anda berhasil dalam proses ini dengan hidup sebagai model
jabatan
dalam sikap dan perilaku Anda maka Itu akan Mencerminkan
Donald H McGanon
filosofi kepemimpinan Anda.

Anda dapat bertanya saat ini dimana posisi Anda,



apakah masih dalam tahapan sebagai seorang pejabat
dikantor,unit, peleton, Kompi,batalyon? Karena Anda telah
menerima skep Jabatan? AtauAnda sudah bisa mengambil alih komando, atau barangkali
sudah masuk dalam tahap sebagai seorang pemimpinharapan kita tentu berada dalam level
seorang pemimpin.Komando dan kepemimpinan pada dasarnya seperti kembar siam,
Komando adalah kepala dan kepemimpinan adalah hati, kedua unsur tersebut harus ada
dalam pemimpin Militer.
232
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Selama kita masih memegang tongkat komando orang-orang Anda akan mengikuti
Anda tapi kita tidak tahu apakah itu terpaksa atau dengan ketulusan.Pembuktian penilaian
itu terkadang kita ketahui ketika kita sudah tidak menjabat di organisasi atau satuan itu.
Kalau Anda telah menjadi pemimpin disitu, Anda tidak akan tergantikan walaupun Anda
telah meninggalkan Satuan itu.

Buku ini akan menjadi kompas penunjuk arah bagi Anda untuk menunjukkan dimana
Anda berada saat ini. Seorang yang pada level pejabat hanya bisa menutupi kelemahannya
dengan berbagai hal, dengan marah-marah tanpa jelas, memarahi terlebih dahulu baru
memberikan perintah, menuntut terlalu banyak tanpa pertimbangan, menakut-nakuti
dengan kekuasaan yang dimilikinya,intimidasi dan banyak lagi. Jujurlah pada diri Anda
apakah Anda pernah dipimpin oleh pejabat seperti itu? atau barangkali justru Andalah salah
satunya? Pergilah ke depan kaca dan tanyakan sendiri pada orang yang berada didepan
Anda.Ada banyak pejabat karena dia memiliki banyak kelemahan, dia selalu menebar
ancaman agar bawahan dan rekan respek kepadanya,kekuatannyadatang bukan dari
kepemimpinannya tapi dari orang atau kerabat yang mampu menempatkan dia berada
diposisi itu.

Dewasa ini banyak kita jumpai orang yang memaknai kepemimpinan itu adalah
jabatan, ini adalah sebuah pengertian yang keliru, kepemimpinan Anda tidak berada pada
pangkat di bahu,topi,wing yang berkilauan, tanda jasa, penghargaan-penghargaan yang
banyak dan embel-embel lainnya. Jenderal sudirman tidak memiliki emblem-emblem itu.
Kepemimpinan Anda berada dalam tindakan Anda. Dalam kondisi negara dalam keadaan
aman, fenomena seperti ini memang muncul, tentu ini sangat berbahaya apabila recruitmen
para calon pemimpin tidak berjalan dengan baik. Para pemimpin yang menjalani kariernya
hanya dengan mengandalkan kedekatan dan relasi kebanggaan yang dimilikinya akan
memudar sebelum musim gugur tiba.

Komandan
233
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Bagaimana dengan Komandan. Komandan yang hebat, menenangkan ketakutan dan


memberikan arah yang jelas oleh sikap nya yang kuat, memerintah dan mengharapkan
kepatuhan penuh (tanpa memerlukan sebuah perjanjian). Mereka membutuhkan
penguasaan diri untuk dapat sukses dan terkadang tampak dingin dan ada jarak.
Pendekatan ini adalah yang terbaik di saat krisis bila Anda membutuhkan tindakan yang
cepat, dan tidak diragukan lagi dengan masalah Anak buah yang tidak menanggapi metode
lain. Mereka menguasai keadaan dan mempertimbangkan memberikan perintah setelah
mengetahui situasi yang terjadi. Mereka berjalan bersama-sama Anak buahnya. Dia
memerintah tapi dia juga melakukannya.

Ketika Anda sudah memegang jabatan dan memegang tongkat komando lalu
memerintahkan Anak buah maka Anda adalah seorang Komandan. Tapi tunggu dulu apakah
memang benar demikian? Apakah perintah Andatelah benar-benar dilakukan? Kalau ya
Apakah mereka melakukannya dengan iklas atau terpaksa?Kalau Anda berpikir ketika
menerima jabatan dari pejabat lama secara otomatisAnda telah memegang
komando,Andakeliru. Secara tanggung jawab memang demikian namun dalam
pelaksanaannya tunggu dulu.

Komando dan kepemimpinan adalah dua fungsi yang sangat berbeda, meski
keduanya tidak mungkin dipisahkan, masing masing melengkapi dan saling menguatkan.
Saya pikir mereka seperti kembar siam, masing-masing penting untuk kehidupan yang
lainnya, tersambung di kepala dan di hati, dengan kepala melambangkan komando dan hati
melambangkan kepemimpinan. Disini kita baru melihat hanya sebagian dari seluruh sisi
yang tak terhitung jumlahnya: sudut pandang, nuansa,ide dan pemikiran tentang komando
dan kepemimpinan dalam dinas Militer.

Kepemimpinan bukanlah teori

Menjadi seorang pemimpin bukanlah berarti tidak pernah salah, kalau tidak mereka
bukanlah manusia, namun setiap kesalahan seharusnyalah dilihat sebagai suatu kenyataan
untuk belajar intropeksi dan evaluasi. Jangan berhenti sampai disitu Anda juga bisa
234
Leadership Lesson From Lembah Tidar

membagikan kesalahan itu pada orang lain, karena pengalaman kita akan mendorong
oranglain berbuat hal yang sama.

Seperti sudah banyak kita bahas dalam bab sebelumnya tentang kepemimpinan,
belajar teori dan defenisi kepemimpinan yang baik saja tidak lantas membuat seorang
menjadi pemimpin besar. Pemimpin besar memiliki pedoman operasional dalam
membimbing pikiran mereka sendiri melalui ucapan dan tindakan. Sebut saja nilai-nilai
kepercayaan dan perilaku yang mereka tunjukkan dari waktu ke waktu, akan
mempengaruhi pengikutnya dalam tindak tanduk setiap hari.

Akademisi Sering menyiratkan kepemimpinan itu bersifat inklusif, tentu kalau begitu
semua orang bisa melakukannya. Kenyataannya adalah kepemimpinan yang hebat itu
bersifat eksklusif. Kebanyakan orang menolak menjadi pemimpin besar ketika diberi
kesempatan sebab Mereka tidak siap menerima tanggungjawab untuk mengembangkan diri
dan orang lain. Yang lain mengecualikan dirinya karena Mereka tidak memiliki keinginan
atau disiplin untuk dapat melakukan apa yang Mereka kotbahkan. Yang lain karena Tidak
memiliki kemauan untuk pelayanan bagi orang lain dan anak buah serta tidak menguasai
kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin besar.

Bagaimana Anda melakukan apa yang Anda kotbahkan itulah kepemimpinan, Anda
juga dapat menilai sejauhmana Anda diterima dalam organisasi Anda. Secara teori mungkin
kita sudah belajar tentang kepemimpinan dan teori itu berdasarkan fakta dilapangan.
Namun, tidak semudah itu untuk dapat menjadi pemimpin yang baik, para pemimpin adalah
harapan bagi Anak buahnya, mereka adalah pemecah masalah yang tidak dapat dipecahkan
oleh anggota dan mereka meyakini itu.Anda adalah harapan mereka ketika mereka tidak
adalagi solusi.Namun, ketika harapan itu tidak seperti yang mereka bayangkan maka mereka
tidak akan pernah mempercayaiAnda.

Anak buah akan melihat pemimpinnya saat berjalan ke ruangan. Apakah diaberjalan
dengan penuh percaya diri? Apakah bahunyamembungkuk? Apakah ekspresi pemimpin
tersebutterbuka atau tertutup? Apakah ada kerutan di wajahnya? Atau tersenyum? Jika dia
biasanya tersenyum, apa artinya ketika dia jugasaat itu sedang cemberut? Jika dia Biasanya
tidak menyapa Anak buahnya dan dia lakukan hari ini, apa artinya? Setiap apa dan segala
235
Leadership Lesson From Lembah Tidar

sesuatu yang Anda lakukan, atau tidak lakukan, memiliki arti. Anda harus selalu berpikir
dalam dalam segala hal yang Anda lakukan itulah kepemimpinan.

Sebagai pemimpin Anda harus selalu konsisten dengan apa yang Anda katakan dan
lakukan dan apa yang tidak Anda katakan dan tidak lakukan

Akan ada suatu waktu dimana Anda berpikir tidak akan ada yang mendengarkan itu
bisa saja terjadi. Akan ada pula suatu waktu dimana Anda berpikir tidak ada yang melihat

Apakah itu berarti bahwa Anda harus sempurna? Tidak, Anda hanya perlu senantiasa
waspada, Anda harus selalu berpikir sebagai seorang pemimpin, setiap hal yang Anda
lakukan dan tidak lakukan kerjakanlah itu dan tunjukkan bahwa Anda pemimpin.

Kesimpulannya adalah tanpa pengikut atau Anak buah pemimpin tidak akan eksis,
pemimpin harus mencari dan menginspirasi pengikutnya untuk menggapai kepemimpinan
yang baik sebagaimana semua pemimpin, pengikut juga akan datang dan pergi dengan
mereka.

Kurangi Kecepatan

Ketika seorang atasan atau pimpinan yang baru baru memberikan pengarahan
kepada para staff salah satu penekanan yang diberikan adalah kurang lebih seperti ini “
Kalian harus bisa mengikuti pokok-pokok keinginan Saya, ibarat mobil Saya menginginkan
kalian tidak lagi berada di gigi satu tapi langsungmasuk gigi dua” Artinya kira-kira bahwa si
Komandan sudah berada didepan jadi para staff agar cepat menyesuaikan. Hal demikian
tentu wajar-wajar saja, Karena Komandan pastilah menginginkan suatu organisasi yang
bergerak dengan cepat. Tapi Saya akan mengutip sebuah tulisan dalam 360% leader
mengatakan “Untuk bisa terhubung dengan orang lain, Anda harus memiliki kecepatan yang
sama dengan mereka.”37 Saat berhubungan dengan pemimpin kemungkinan anakbuah
harus meningkatkan kecepatan, karena para pemimpin dalam berbagai organisasi kerap

37
Maxwell. 360% Leader Membangun pengaruh Anda dalam posisi manapun dalam organisasi 2005 hal 275
236
Leadership Lesson From Lembah Tidar

memiliki energi tak terbatas dan sangat cepat secara mental, tetapi para pemimpin juga
harus selalu melihat kebelakang agar jangan dia berjalan sendirian.

Sebagian besar orang yang ingin memimpin biasanya sudah cepat dengan sendirinya.
Namun, jika Anda ingin menjadi pemimpin yang baik, Anda benar-benar perlu mengurangi
kecepatan. Anda bisa bergerak lebih cepat sendirian. Anda dapat mengumpulkan
penghargaan individual sendirian. Namun, jika memimpin anak buah Anda perlu
mengurangi kecepatan untuk dapat menjalin hubungan dengan mereka, merangkul mereka
dan membawa mereka bersama. Disinilah letak perbedaan Komandan dan pemimpin.

Dalam hal kepemimpinan tidak mudah untuk mengendalikan Anak buah, tidak
semua manusia dapat dipimpin dengan gaya yang sama, anda harus menyesuaikan terlebih
dahulu dengan situasi dan kondisi pribadi,lingkungan dan kultur budaya yang akan anda
pimpin. Untuk menjadi pemimpin yang

Berani Berkata jujur.

Andamemilikitanggung jawabpadasetiap orang yang ada dalam satuan Anda,


danituberarti Anda memilikikeberanianuntuk memberikanumpan balik yang jujur. Anda
harus berani mengatakan tidak. Ada kecenderungan bagi kita orang timur memiliki perasaan
tidak enak hati, masalahnya adalah ketika kita mempromosikan seseorang tetapi tidak
sesuai dengan kemampuannya tentu ini akan jadi masalah bagi kita dan bagi
satuan/organisasi.

Saya punya pengalaman dengan seorang kapten muda yang berharap untuk
mengikuti jejak ayahnya yang sukses di militer. Saya harus memilih apakah harus memilih
dia untuk peran kepemimpinan dimana ia akan bertanggung jawab atas 150 sampai 200
orang. Saya melihat dia memiliki kekurangan terutama dalam fisik dan kepemimpinan,
sedangkan kompi tersebut membutuhkan seorang Komandan Kompi yang segar impresif
dan mampu berbuat lebih. Tetapi pada akhirnya, saya berpikir dia tidak memiliki
kompetensi untuk berhasil dalam posisi itu.
237
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Saya menghadapi percakapan yang sulit, "Saya berkata, “De, Saya pikir Anda
sebaiknya jangan dulu memimpin kompi, saya yakin Anda akan lebih hebat dan teruji
apabila menjadi staff terlebih dahulu, dan saya akan membantu Anda untuk sampai di
sana." Tentu Ini adalah percakapan yang menghancurkan bagi kapten muda, dia pasti tidak
menyukai saya, itu pasti tetapi jika Saya tetap memaksakannya dan gagal, Saya akan
bertanggung jawab karena Saya tidak memiliki keberanian moral untuk jujur. Ini adalah
tantangan, hal seperti ini sering terjadi terutama ketika orang tua atau senior menitipkan
putra atau saudaranya untuk menduduki sebuah jabatan yang dia sendiri tidak mampu
untuk mengembannya. Atau memaksakan untuk lulus akan sebuah seleksi yang
memerlukan kemampuan fisik, mental dan Akademi.
Andaikan ada orang tua yang memiliki pengaruh besar menginginkan anaknya untuk
masuk di satuan elit sementara dia sendiri tidak memenuhi syarat dalam postur dan fisik.
Apa yang Akan Anda lakukan? Apakah Anda harus menurunkan standar yang telah dimiliki
Angkatan Darat hanya untuk meluluskan Anak muda tersebut? Kalau itu yang kita lakukan
masa depan Angkatan Darat sedang kita pertaruhkan. Kehormatan sebagai kode yang kita
dapatkan di Akademi baru saja kita ingkari, sering hal semacam ini terjadi dalam liku-liku
pekerjaan kita dan banyak pula para pemimpin tidak sanggup untuk berkata jujur. Ingatlah,
sebagai seorang pemimpin Anda harus berani untuk berkata jujur.
Bagi seorang pemimpin terkadang harus menghadapi pilihan yang sulit,tetapi Anda
juga kadang harus dituntut untuk menjadi raja tega untuk kepentingan yang lebih besar.
Itulah sebabnya dalam kepemimpinan perlu mengkomunikasikan tujuan, George Patton
Juga tidak selamanya memutuskan apa yang baik menurut Anakbuahnya, karena Pemimpin
melihat jauh kedepan. Ingat Tujuan kepemimpinan itu adalah tercapainya misi atau tugas
pokok. Itu yang perlu dikomunikasikan kepada seluruh Anak buah atau yang Anda pimpin
agar mereka memahami keputusan Anda.

Dalam kepemimpinan anda harus berani berkata jujur dan membuat sebuah
keputusan untuk kepentingan organisasi, jangan membuat keputusan hanya karena rasa
kasihan.

Dalam satu seminar kepemimpinan di akhir pendidikan di Army war College India,
ketika penulis mengikuti pendidikan Junior Commando Course di Mhow India. Comander
238
Leadership Lesson From Lembah Tidar

JCC,Jenderal DP Sing mengatakan apabila Anda suatu saat menjadi Komandan pedomanilah
ini

“Gentlemen do not promote your man because he is a nice guy, do not promote Him
Just because he has five kids, do not promote him because he has a bill bar,
Remember when you leave him or he leave you He will be the problem for the unit.”

Jangan promosikan Anak buahmu hanya karena dia memiliki wajah yang tampan
atau imut-imut, jangan pula mempromosikan dia hanya karena kasihan karena dia memiliki
lima anak, atau karena dia punya hutang di koperasi. Ingat, kalau Anda melakukan itu, ketika
Anda meninggalkan satuan itu, atau sebaliknya ketika dia yang meninggalkan satuan itu
maka dia akan menjadi masalah kepada satuan atau pimpinan berikutnya. Ketika itu telah
menjadi masalah maka satuan itu tidak akan pernah menang dalam pertempuran yang kelak
Anda hadapi. Anda tidak dianjurkan mempromosikan Anakbuah Anda hanya karena alasan
kasihan, demikian juga hanya karena alasan hubungan baik, Kualitas dan kemampuan harus
tetap menjadi prioritas, mengapa demikian? Karena tugas tentara sampai saat ini belum
pernah berubah, membunuh atau dibunuh untuk kepentingan Negara dan bangsa.

Komandan didengar Pemimpin Mendengar

Dalam kehidupan berseragam mendengarkan arahan dan perintah Komandan atasan


adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan, mengapa demikian? Karena Anda tidak boleh
salah dalam mendengar. Ketika kita salah dalam mendengarkan perintah maka menjalankan
perintah juga akan salah. Tapi terkadang kita lupa sebagai Komandan kita merasa bahwa
perintah kitalah yang wajib didengar. Jangan salah bahwa Anak buahAnda juga butuh di
dengar di perhatikan dan bagaimana dengan keluhan Anggota sudah kah Anda mendengar
nya? Kalau Anda sebagai pemimimpin yang baik, dua hal itu harus berjalan bersamaan.
Anda didengar mereka dan Anda juga mendengar mereka.

Semua orang punya masalah dan sebagai pemimpin Anda harus tahu itu. Dalam
banyak hal di Lembah tidar sering disebutkan bahwa Perwira itu adalah insan yang di
korbankan hal itu betul, sebab Anda harus siap kapan pun Anak buah membutuhkan Anda.
Dalam penulisan buku ini saya juga melakukan wawancara terhadap beberapa prajurit
239
Leadership Lesson From Lembah Tidar

paling bawah apa yang mereka inginkan dari seorang Komandan atau pemimpin? Rata-rata
mereka menjawab bahwa mereka ingin di dengar.

Tindakan mendengar menandai tahapan pertama dalam pendidikan. Dalam


pemikiran orang ibrani, kursi hikmat atau kecerdasan tidak terletak di otak. Tetapi di kedua
telinga. Ini menyiratkan bahwa sebelum kita berusaha merumuskan atau memecahkan
persoalan kita perlu terlebih dahulu mendengarkannya.

Mendengarkan adalah hal kecil namun memiliki dampak yang sangat besar. Ketika
para pemimpin meletakkan handphone nya dan mereka mendekati siapa saja anakbuahnya
yang ingin diajak mengobrol, berbicara dengan mereka dan menatap matanya tanpa
gangguan, sebenarnya mereka telah membuat suatu hubungan yang kuat yang sudah
sangat langka dilakukan di dunia yang serba cepat ini. Hubungan yang kuat adalah sesuatu
yang membuat kepemimpinan itu mungkin.

Penulis pernah mendengarkan pengakuan dari seorang bawahan ketika dia mau
menghadap pimpinannya untuk menyampaikan sebuah permasalahan yang dia hadapi,
ketika mendekati rumah pimpinannya lalu dia melaporkan kepada ajudan akan maksudnya,
dan si ajudan menjawab bapak sudah mau istirahat tidur dan tidak bisa di ganggu karena
bapak biasanya jam 21.00 sudah harus istirahat tidur. Ini bukanlah sebuah cerita dongeng
tapi sesuatu hal yang nyata. Tidak jarang kita menemukan pemimpin seperti ini.

Ada kalanya protokoler membuat jarak antara pemimpin dan yang dipimpin menjadi
jauh, interaksi menjadi terputus. Sayajadi teringat ucapan pelatih ketika mengikuti
Pendidikan di LembahTidar bahwa Komandan harus siap 24 jam mendengarkan keluhan
anak buah, Para pemimpinadalah insan yang dikorbankan, dan ini berlaku bagi sebuah level
pimpinan mulai dari Danru sampai level tertinggi dan saya pikir ini bukan hanya di kalangan
militer tapi juga di dunia sipil. Itulah sebabnya Komandan atau pemimpin diseleksi baik dari
segi kesehatan, fisik dan Akademik, sehingga mereka siap melayani Anak buah. Mereka
harus melatih diri sendiri karena akan memberikan contoh didepanketika seorang pemimpin
atau Komandan tidak sehat secara fisik dan mental maka terjadilah seperti cerita diatas.
240
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Presiden International Telephone and Telegraph Inc (ITT), salahs atu perusahaan
terbesar di dunia, pada suatu ketika ditanya mengenai sifat-sifat yang ia cari dalam diri
seorang pemimpin,serta kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin di ITT
supaya bisa berhasil. Jawabannya sangat mengejutkan. Ia berkata: “Berikan saya seorang
pemimpin yang mau mendengarkan” Tanpa kemampuan mendengarkan seorang pemimpin
tidak ada gunanya.

Ingat satu hal prajurit Anda tidak akan pernah mengatakan kepada Anda yang mana
mereka tahu bahwa Anda tidak ingin mendengarnya sampai Anda menanyakannya. Saya
pikir itu benar bahkan di dunia sipil juga seperti itu.

Seorang prajurit atau bawahan hanya karena terpaksa barulah mengatakan sesuatu
kepada Komandan atau pimpinannya kalau tidak dia akan diam saja sampai Anda
menanyakannya. Oleh sebab itulah para pemimpin perlu mengambil sedikit waktu untuk
berbicara dengan Anak buah dalam situasi yang tidak formal, berbicara pada orang lain akan
memberikan informasi tentang orang lain sehingga Anda akan menemukan duabuah
jawaban yang berbeda dan dua-duanya itu sangat berguna bagi Anda sebagai seorang
pemimpin.

Stella Payton pernah berkata “It is a dangerous position to be in when you can’t see, can’t
hear and won’t listen”Sangat berbahaya ketika seorang pemimpin tidak bisa melihat, tidak
bisa mendengar dan tidak bisa memperhatikan.

Sebuah ungkapan dari orang tak dikenal mengatakan“Skill in the art of


communication is crucial to a leader's success.  He can accomplish nothing unless he can
communicate effectively”. Kemampuan dalam seni berkomunikasi sangat penting bagi
kesuksesan seorang pemimpin. Dia tidak akan mampu melakukan sesuatu sampai dia
mampu berkomunikasi dengan efektif. Anda bisa mendapatkan seseorang yang mau
melakukan segala sesuatu yang Anda inginkan untuk ia lakukan asalkan Anda mau
mendengarkan orang itu cukup lama.
241
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Mengapa komunikasi begitu krusial dalam kepemimpinan? karena Anda tidak dapat
menjadi pemimpin jika terisolasi. Pertapa di gua atau biarawan yang bermeditasi diatas
gunung tidak membutuhkan ketrampilan pemimpin. Anda harus banyak mendengar,
melihat anak buah Anda, komunikasi hanya dapat berjalan dengan baik kalau kita juga
menjadi pendengar yang baik. Mendengar adalah suatu bentuk pelayanan. Tim Anda
bahkan tidak akan menerapkan gagasan-gagasan terbaik Anda pada suatu aplikasi baru jika
komunikasi Anda tidak sehebat gagasan itu sendiri.

Untuk memimpin Anda perlu menggerakkan orang


● ● ●
untuk menggerakkan orang, Anda memerlukan hubungan yang
Sangat berbahaya
kuat dengan mereka; dan untuk berhubungan dengan kuat
ketika seorang
pemimpin tidak bisa Anda memerlukan keterampilan serta komitmen
melihat, tidak bisa berkesinambungan untuk berkomunikasi secara efektif.
mendengar dan tidak
Komunikasi bagi pemimpin sama halnya dengan air bagi ikan
bisa memperhatikan
dan udara bagi burung. Nyaris tidak ada persoalan yang tidak
Stella Payton
dapat diselesikan melalui komunikasi. Namun, Sayang
● ● ●
kebanyakan dari kita hanya sedikit menguasai ketrampilan
berkomunikasi.

Pemimpin tidak boleh menganggap remeh komunikasi


mereka harus mencermati kata-kata baik kata mereka sendiri maupun kata-kata orang lain.
Jika menganggap enteng komunikasi, Anda harus membayar mahal; Anda akan kehilangan
kecakapan untuk menemukan realitas secara sengaja.

Dengarkan bawahan Anda, dan terimalah saran mereka sedapat mungkin. Ketika
bawahan datang kepada Anda dengan sebuah ide, terutama jika Anda harus mengubah
suatu rencana yang Anda buat. Jika memang nantinya anggota Anda yang akan
melaksanakan sarannya itu, biarkan Dia jalankan. Apakah rencananya bekerja atau gagal
biasanya Anda menang, Andaakan diterima dengan baik Karena Anda mendengarkan
bawahan dan mengubah rencana Anda ke yang lebih baik berdasarkan saran-saran
anggotadan seandainya juga gagal, bawahan tahu itu rencananya dan kesalahan mereka
242
Leadership Lesson From Lembah Tidar

sehingga kedepan mereka akan bekerja dua kali lebih keras untuk mendapatkan sesuatu
kembali.

Jika Anda secara konsisten menjadi pendengar yang baik bagi Anak buahAnda,
mereka akan berkeinginan untuk menghabiskan waktu bersama Anda. Mereka akan mulai
mencari Anda. Jika mereka mengembangkan hubungan dengan Anda,mereka mungkin juga
akan mulai meminta saran dari Anda. Itulah titik awal untuk dapat mempengaruhi orang-
orang Anda.

Di lembah Tidar, para Taruna telah dibiasakan untuk banyak mendengar, untuk tidak
memotong pembicaraan orang sebelum diberikan waktu untuk bertanya atau memberi
tanggapan. Seharusnya itu akan selalu terbawa dalam kehidupan keprajuritan. Dulu kita
lebih banyak mendengar terhadap apa yang di katakan atasan atau Komandan kita, sebagai
bawahan memang haruslah demikian apalagi dalam kehidupan berseragam. Masalahnya
adalah seberapa sering kita mendengar bawahan kita, saran-saran mereka, keluhan mereka
dan permasalahan mereka. Itulah bedanya pemimpin dan Komandan.

Pimpinan cenderung hanya ingin didengarkan dan diberi masukan saat masukan itu
diminta ataupun tidak di minta dan tujuannya adalah untuk tujuan organisasi. Sedangkan
Pemimpin adalah seberapa jauh kita bisa mendengar bahawan kita dan mengatasi
permasalahannya.Terkadang kita merasa bahwa kita sudah pemimpin, tapi coba Anda ingat,
apakah Anda pernah menolak anakbuah Anda ketika mereka ingin menghadap Anda dan
menyampaikan permasalahannya? Permasalahannya semakin tinggi sebuah jabatan maka
semakin sulit untuk di dekati, birokrasi dan hirarki yang ketat dan kaku membuat bawahan
susah untuk bertemu pejabat atau Komandan tersebut.

Anda adalah pemimpin, Ingatlah cerita bagaimana Napoleon Bonaparte


berhubungan dengan anak buahnya. Ia mengenal nama setiap perwira dalam pasukannya.
Ia sering berjalan-jalan mengitari perkemahannya, mengunjungi seorang perwira, memberi
salam dengan menyebut namanya, dan bercakap-cakap tentang pertempuran atau siasat
perang di mana perwira tersebut terlibat.
243
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ia tidak pernah melepaskan kesempatan untuk mencari keterangan tentang tempat


tinggal, istri, dan keluarga para prajuritnya. Ketika ia melakukan hal ini, mereka selalu heran
akan begitu banyaknya yang diketahui Napoleon mengenai diri mereka hingga hal yang
sekecil-kecilnya. Karena setiap perwira merasakan perhatian pribadi Napoleon yang amat
besar terhadap diri mereka yang terbukti dari semua pertanyaannya, maka mudahlah
dimengerti mengapa mereka begitu setia dan berbakti kepadanya. Ini tidak terbatas hanya
pada level komandan peleton, komandan batalyon atau komandan brigade, Napoleon yang
seorang Jenderal juga masih melakukan ini. Lakukan hal ini jika Anda ingin menjadi
pemimpin yang hebat.

Kadang kita lupa bahwa mendengar adalah kunci dari kepemimpinan. Kebanyakan
orang cenderung lebih senang membicarakan dirinya sendiri dibandingkan mendengarkan
orang lain. Hanya orang-orang berpengaruh yang memahami nilai luar biasa jadi pendengar
yang baik. Seperti yang dikatakan senator Amerika Serikat, Lyndon B. Johnson, “Anda tidak
akan pernah belajar apa-apa jika Anda terus bicara.”

Kemampuan mendengarkan secara cerdas merupakan kunci untuk dapat


mempengaruhi orang lain. Mendengarkan memberikan manfaat dalam membangun
hubungan, meningkatkan pengetahuan, membangkitkan ide, membangun loyalitas dan
menunjukan rasa hormat kepada orang lain.

Sekilas mendengarkan orang lain tampak hanya menguntungkan mereka, tetapi


dengan menjadi pendengar yang baik, Anda sebenarnya menempatkan diri pada posisi
membantu diri sendiri. Melalui mendengarkan, Anda memiliki kemampuan untuk
mengembangkan hubungan yang lebih kuat, mengumpulkan informasi berharga dan
meningkatkan pemahaman Anda mengenai diri sendiri dan orang-orang Anda.

Herb Cohen, seorang negosiator terbaik dunia mengatakan:"Mendengarkan secara


efektif membutuhkan lebih dari sekedar mendengarkan kata-kata yang disampaikan orang.
Mendengarkan menuntut Anda menemukan makna dan pemahaman atas apa yang sedang
dikatakan. Lagi pula, makna bukan terletak di dalam kata-kata, melainkan di dalam
seseorang."
244
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Percayai mereka yang berada di garis depan

Ada kalanya para Komandan merasa bahwa merekalah yang paling tahu segalanya,
namun jangan salah orang yang berada di garis depanlah yang lebih tahu daripada kita di
garis belakang. Theodore Rosevelt mantan presiden Amerika serikat mengatakan:

“Pemimpin yang baik mengenali bakat Anak buahnya, memberinya kepercayaan


untuk melakukan yang terbaik, dan tidak campurtangan saat mereka mengerahkan
kemampuannya”.

Seorang teman bercerita bagaimana ia pernah mematikan radio ketika dia sudah
menyusun suatu rencana penyergapan didaerah operasi. Sang Komandan bukannya
mempercayai segala rencana matang yang telah dibuatnya,malah sebaliknya mengendalikan
dari garis belakang terhadap situasi yang dia sendiri tidak tahu, menanyakan hal tetek
bengek yang tidak banyak hubungannya atas pelaksanaan operasi. Pengendalian yang tidak
jelas itu membuat semuanya menjadi kacau, satu-satunya jalan terakhir adalah mematikan
radio dan menjalankan sesuai rencana yang disusun perwira muda tersebut. Kita pasti
berpikir teman yang satu ini nekad juga, tetapi disisi lain ada benarnya juga. Namun hasilnya
sangat cemerlang karena pada akhirnya dia sukses dalam misi yang di embannya.

Seorang Komandan atau pemimpin harus percaya sama Anak buah di garis depan,
Mengapa? Karena orang–orang digaris depan lebih dekat dengan segala sesuatu yang
bersifat lokal kondisi lapangan,sekutu, Kekuatan musuhdan lain sebagainya.Bagi pelaku
bisnismereka lebih dekat pelanggan karyawan,pemasok dan kompetitor. Mereka dapat
mengambil keputusan dan tindakan yang lebih cepat,lebih dilengkapi dengan informasi
lebih fleksibel,dan lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Ini berarti mereka akan
membuat keputusan yang lebih baik dan cerdas lebih tepat waktu dan memadai
dibandingkan dengan kita yang tidak tahu sama sekali. Namun pengendalian tetap Anda
pegang dan kendalikan.

Jenderal Norman Schwarzkopf, sekali waktu pernah mengatakan Meskipun markas


besar yang lebih tinggi dapat mengacaukan setiap langkah yang mungkin Anda ambil,
245
Leadership Lesson From Lembah Tidar

namun inisiatif dan keberanian pemimpin unit yang lebih kecillah yang setiap kali akan
memenangkan perang untuk Anda.“Orang-orang dilapangan paling dekat dengan
masalah,paling dekat dengan situasi,oleh karena itu disanalah letak kearifan yang
sebenarnya.”

Keterampilan pemimpin itu dipelajari, dan kearifan adalah hasil dari susah
payah,permulaan-permulaan yang keliru,serta hasil trial and error (coba dan salah) selama
bertahun tahun ini adalah kabar baik bagi kita yang ingin mengubah diri menjadi pemimpin
pemimpin yang lebih efektif. Lebih lanjut beliau juga mengatakan “Komandan dilapangan
selalu benar dan eselon di garis belakang salah,kecuali dibuktikan sebaliknya”

Arogansi hanya membawa pada Kehancuran

Barangkali judul diatas banyak tidak disukai orang, tapi situasi demikianbanyak
terjadi bagi para pemimpin terlebih dalam organisasi yang berfokus pada hirarki.Anda
jangan marah anggap saja ini sebuah kritikan. Seorang pemimpin harus rendah hati dan
tidak boleh Arogan. Orang yang arogan atau penuh cela seringkali adalah orang yang
memiliki harga diri rendah yang takut mengambil resiko. Anda tahu, jika Anda belajar
sesuatu yang baru Anda lantas di tuntut untuk membuat kesalahan agar memahami
sepenuhnya apa yang sudah Anda pelajari.

Ada begitu banyak orang pintar yang berargumentasi atau membela diri ketika sebuah
gagasan baru bertabrakan dengan cara berpikir mereka. Dalam kasus ini disebut
“intelegensi” mereka dikombinasikan dengan “Arogansi” sama dengan kebodohan. Orang
yang sangat pandai akan menyambut gagasan baru karena gagasan baru dapat menambah
sinergi dari gagasan lain yang di akumulasikan. Mendengar lebih penting daripada berbicara.
Jika itu tidak benar, Tuhan tidak akan memberi kita dua telinga dan satu mulut. Terlalu
banyak orang berpikir dengan mulut mereka daripada mendengar untuk menyerap gagasan
dan kemungkinan baru mereka cenderung berdebat daripada bertanya. Pemimpin yang
arogan akan wuzur dan tidak akan bertahan dalam cepatnya arus informasi dan globalisasi.
Jika tidak cepat merubah pola kepemimpinannya mereka akan punah seperti Dinosaurus
binatang paling besar yang pernah hidup di bumi
246
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Melayani untuk memimpin

Saya sangat tertarik dengan motto Akademi militer Standurst Inggris Serve to lead“
Melayani untuk memimpin” Motto itu bukan berarti seorang perwira muda harus belajar
mematuhi perintah sebelum ia sendiri bisa mengeluarkan perintah kepada orang lain
dengan wewenangnya. Meskipun para ahli filsafat dari aristoteles hingga Hegel berpendapat
bahwa pengalaman dipimpin sangat perlu bagi para pemimpin sebab dalam posisi
menerima sesuatu Anda akan belajar banyak hal.
Namun,tidak demikian halnya, melayani berarti memenuhi keperluan yang ada pada
tiga wilayah yang saling bertemu, dan melakukannya terutama dengan memberi contoh
yaitu memimpin dari depan. Seorang perwira muda harus memperoleh pengetahuan dan
kualitas sehingga walaupun ia diangkat ia akan diterima

sebagai pemimpin oleh bawahannya.
Bagaimana pemimpin yang melayani? Robert K. Inti dari kepemimpinan
terletak pada melayani,
Greenleaf (1904–1990) seorang penulis buku The Servant
bukan dilayani. Mereka
as Leader mengatakan, pemimpin yang melayani adalah yang memiliki aspirasi
seseorang yang melayani terlebih dahulu, melayani orang untuk memotivasi
pengikutnya harus bisa
lain, anak buah,komunitas sebagai prioritas utama.
menghargai karena
Kepemimpinan yang melayani menekankan dengan pemimpin harus bisa
pendekatan dalam pekerjaan, membangun sebuah ikatan bersyukur.

komunitas yang kuat atau sens of comunity dan menerima Sworless samurai
segala saran dalam mengambil keputusan38

Anda bisa saja diangkat menjadi Komandan,tetapi Anda baru menjadi seorang
pemimpin setelah pengangkatan Anda disetujui dalam hati dan pikiran mereka yang
menjadi bawahan Anda. Anda bisa saja telah menjadi Komandan oleh karena Anda telah
diserahi tugas itu. Tapi ingat,orang bijak mengatakan “Anda bisa membawa Keledai Ke
sungai tapi Anda tidak bisa memaksanya untuk minum.”Anda tidak bisa memaksa Anggota
Anda untuk mengikuti kemauan Anda, mereka perlu tahu untuk apa itu dilakukan.
Jenderal Omar Bradey mengatakan “People willingly follow only those who know
what they are doing.”Anak buah Anda akan sangat rela melakukan apapun ketika mereka
38
Michele Lawrence,Focus on Leadership , 2002.
247
Leadership Lesson From Lembah Tidar

tahu untuk apa mereka melakukan itu.Ketika Anda baru saja diangkat jadi Komandan jangan
coba-coba langsung main perintah-perintah kalau Anda tidak ingin gagal. Kenali lebih dulu
tempat dan lingkungan yang Anda pimpin, masuk lah dan bergabung dengan mereka, ketika
mereka sudah tau siapa Anda dan apa tujuan Anda maka mereka akan siap melakukan
apapun yang Anda perintahkan.
Puncak kebijakan seorang pemimpin adalah ketika dia mampu memposisikan dirinya
sebagai pelayan bagi organisasi atau Anak buahnya, sebuah prinsip yang luar biasa dan pasti
sangat sulit untuk mewujudkannya.
Dalam sebuah organisasi sosial mungkin karakter kepemimpinan yang melayani ini
dapat berjalan dengan baik untuk menghasilkan dan mengaplikasikan nilai-nilai moral sosial
yang baik pula. Tetapi untuk model organisasi yang memiliki pattern hirarkhis yang “kaku”
hal ini mungkin sulit untuk diimplementasikan, karena seringkali terjadi proses pengambilan
keputusan dan perintah yang cepat dan tepat untuk mengatasi suatu masalah. Dalam hal ini
yang lebih menonjol adalah “perintah untuk diikuti”, sehingga sifat “pelayanan” diabaikan.
Martin Luter King Jr mengatakan, “Semua orang bisa menjadi besar karena setiap
orang bisa melayani. Anda tidak harus memiliki gelar sarjana untuk melayani. Anda tidak
harus membuat subyek dan kata kerja sepakat untuk melayani. Anda hanya perlu hati yang
penuh kasih”39
Seberapa sering kah Anda melayani anakbuah Anda? Atau justru sebaliknya Anda
yang ingin dilayani? Ukuran sesungguhnya dari pemimpin bukanlah jumlah orang yang
melayani mereka, melainkan jumlah orang yang merekalayani. Ambillah sikap sebagai
pelayan terlebih dahulu baru pemimpin.
Robert Greenleaf, Pendiri Greenleaf Center for servant Leadership, memberi
persfektif yang sangat bagus mengenai hal ini: “Pemimpin pelayan adalah seorang yang
menjadi pelayan terlebih dahulu. Semua berawal dari perasaan alamiah bahwa ia ingin
melayani. Melayani lebih dahulu kemudian, pilihan secara sadar memunculkan keinginan
untuk memimpin. Perbedaannya termanifestasi sendiri dalam bentuk kepedulian yang
ditunjukkan oleh pelayan tersebut pertama untuk memastikan bahwa kebutuhan yang
menjadi prioritas tertinggi orang lain terlayani”
Kalau Anda ingin menjadi pemimpin besar Anda harus lebih dahulu melayani anak
buah Anda. Dalam buku The swordless Samurai dikatakan :
39
David A. Steen,Allahku yang Ajaib 2015 hal 26
248
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Inti dari kepemimpinan terletak pada melayani, bukan dilayani. Mereka yang
memiliki aspirasi untuk memotivasi pengikutnya harus bisa menghargai karena
pemimpin harus bisa bersyukur.”40Para jenderal hebat telah membuktikan itu.

Anda adalah seorang pemimpin bukan seorang teman bermain

Sebuah kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin yang aspiratif
adalah menyalahartikan kemampuan untuk didekati (approachability) dengan kebersamaan
(commonality). Untuk menjaga hal ini tetap didalam bingkai rujukan kemiliteran,pasukan
tidak boleh memandang perwira superior mereka sebagai teman bermain. Mereka harus
memandangnya sebagai pimpinan. Dan hal-hal apakah yang membedakan Anda sebagai
seorang pemimpin? Apakah standar perilaku Anda? Itulah dimana Anda meletakkan prinsip
kemampuan untuk didekati kedalam prakteknya.

Dalam etika kemiliteran pemimpin menginginkan pasukan yang bertugas


dibawahnya untuk mengetahui bahwa mereka boleh datang kepada Komandan jika mereka
memiliki problem,sekalipun jika mereka berpikir bahwa ini sudah diluar jangkauan
kemampuan Anda untuk menolong mereka. Mereka tentu saja menegakkan parameter.
Para Komandan bawahan Anda juga bekerja bagi Anda karena tentara mempunyai rantai
komando yang merupakan norma untuk menyelesaikan beragam persoalan yang mungkin
dihadapi oleh para anggota.

Dalam pengalaman Saya Anak buah tidak akan pernah mendekati kita dan bertanya
apakah mereka dapat meminjam uang sepuluh ribu rupiah dari atau memohon cuti tigahari
karena mereka lelah. Namun jika mereka melihat permasalahan yang serius atau jika
mereka sekedar ingin berbagi apa yang ada dibenak mereka saat Saya bersimpangan
jalan,maka pintu kantor Saya akan selalu terbuka demikianlah selalu Saya katakan.

Ada saat-saat dimana terjadi perdebatan,ketika seorang bawahan benar-benar


merasa bahwa seorang yang berada di rantai komandonya telah menyalahinya. Jadi dia
menghadap Komandan yang sedang berada di barak atau dilapangan tembak atau di tempat

40
Kitami Masao,The Swordless Samurai 2009, hal 12
249
Leadership Lesson From Lembah Tidar

latihan dan ia mengatakan hal-hal semacam ini” Ijin melaporkan pak, bapak tahu, istri saya
sedang mengandung, dan saya ingin meluangkan sedikit waktu dengannya sebelum kami
diturunkan ke daerah konflik, tetapi permintaan saya ditolak. Dapatkah bapak menolong
Saya? Dalam sekejap Anda sedang berada disuatu situasi dimana rantai komando dipotong
oleh lompatan besar ini. Tentara muda ini telah membuat keputusan untuk memotong
kompas para bintara dan para perwiranya yang kemungkinan telah mengatakan kepadanya
“maaf kita akan berangkat hari senin,dan kita perlu setiap orang bertugas untuk
menyiapkan perlengkapan dan langsung berangkat” pemuda ini walaupun demikian merasa
bahwa Anda dengan senyum yang menawan dan kepribadian Anda yang ramah adalah
sedemikian mudah dapat di dekatinya sehingga dia dapat menghadap Anda secara langsung
dan meminta Anda mengabaikan keputusan yang sudah ada.

Apa yang Anda lakukan dalam keadaan seperti ini? Apakah Anda akan berbicara
dengan Komandan peletonnya? Jika memang demikian, apa yang Anda katakan kepadanya?
Dan apakah hal itu memang hal benar yang harus dilakukan? Disitulah dinamika
Kepemimpinan diuji. Seorang pemimpin harus cukub bijak dalam mengambil keputusan.

Salah satu opsinya adalah mencekal salah satu perwira junior dan bertanya “apa
yang sedang terjadi dengan tentara ini? Mengapa dia tidak boleh memperoleh ijin atau
cutinya?” opsi ini akan mencapai dua obyektif,yang semuanya sangat negatif dan tidak akan
membuahkan apa-apa: ini akan membuat tentara muda ini berada dalam kesulitan karena
menghadap pimpinan yang ada diatasnya untuk meminta sesuatu yang sudah meraka
katakan tak mungkin diperolehnya,dan ini akan secara serius memorakporandakan alasan
dibalik gagasan siapa saja dapat berbicara dengan jenderal dan tahu bahwa kerahasiaannya
terjamin.

Atau Anda dapat berkata demikian, “nak, Saya tak yakin apa yang sedang terjadi
disini,tetapi Saya mengenal letnanmu. Dan beliau adalah orang yang baik Saya yakin itu.
Beliau tidak akan menjadi perwira di satuan ini jika beliau bukan orang baik. Engkau juga
tahu itu. Engkau adalah anggota satuan ini,dan Saya tahu engkau bangga terhadap setiap
kita ada disini. Saya sungguh menyesal ada sesuatu yang engkau butuhkan atau inginkan
namun takdapat terealisasi.
250
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Kemampuan beradaptasi adalah bagian dari hitungan persamaan. Setiap orang


berbeda. Itu adalah salah satu hal yang kita semua tahu. Pertimbangkanlah dunia
militer,dibawah komando Anda ada banyak perwira, ada letnan Asep,letnan Supardjo,letnan
Laode,letnan Situmorang. Mereka semua adalah letnan dua,semua dengan pangkat yang
sama dan tugas-tugas yang equivalen. Namun setiap dari mereka itu unik dan harus
diperlakukan dengan unik. Berusaha untuk memasukkan setiap individu kedalam
serangkaian cetakan merupakan suatu rumus kegagalan. Semua harus merasa bahwa semua
diperlakukan secara setara bahwa lapangan permainannya rata dan Anda sedang bersikap
adil terhadap setiap dari mereka. Akan tetapi peran kepemimpinan Anda ketika berurusan
dengan ketiga perwira itu tidak hanya beradaptasi terhadap setiap dari mereka namun juga
untuk membuat mereka beradaptasi terhadap seorang pemimpin

Tugas utama seorang pemimpin adalah untuk membangun sebuah tim, ini
merupakan suatu upaya kreatif,yang membutuhkan kemampuan beradaptasi yang sangat
tinggi. Dari beberapa Jenderal yang saya tanya mengatakan itu adalah sesuatu yang perlu di
tanamkan didalam diri setiap orang yang ingin menjadi seorang pemimpin

Nasihat lain dari Para Jenderal hebat mengatakan Jadilah ramah, tapi bukan berarti
menjadi teman bermain mereka. Sebab nanti akan muncul rumor mulai pilih kasih. Anda
harus menjaga persahabatan dengan baik. Salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan
seorang pemimpin besar adalah menemukan keseimbangan antara menjadi ramah, dan
terlalu ramah, dengan Anak buah mereka.

Seorang pemimpin besar adalah seseorang yang memiliki suatu kekuatan besar dan
rasa hormat. Anda akan mulai kehilangan rasa hormat jika Anda banyak masuk dalam
persahabatan pribadi dengan Anak buah Anda. Ini hanya alami. Aura Anda sebagai
pemimpin akan mulai muncul. Anda harus dapat menemukan benang merah antara
bersikap ramah, dan menjadi sahabat mereka.

Jika Anda memiliki teman terbaik yang bekerja untuk Anda, berhati-hatilah
menunjukkan terlalu banyak kesenangan, dan jagalah persahabatan Anda diluar pekerjaan.
Anda dapat bersikap ramah satu sama lain di tempat kerja, hanya saja jangan menjadi
251
Leadership Lesson From Lembah Tidar

teman dekat diluar pekerjaan. Seorang penulis terkenal merangkumkan tentang ciri
pemimpin yang baik sebagai berikut :

• Mempunyai visi yang jelas, seorang pemimpin benar-benar sangat dituntut


untuk memiliki tujuan atau visi yang jelas yang ingin dicapai oleh organisasinya
ataupun dirinya sendiri, jika tak ada visi maka hanya akan menjadi orang yang
bekerja tanpa arah dan kejelasan, maka akan sangat mudah digoyangkan dan
dihancurkan.

• Dapat memberi inspirasi bagi orang lain, dalam sebuah organisasi adanya
seorang teladan sangat diharapkan untuk menjadi penyemangat dalam arah gerak
organisasi tersebut. Peran ini adalah tanggung jawab seorang pemimpin, dimana ia
harus bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawannya.

• Dapat berkomuniksi lisan dengan baik, komunikasi adalah suatu hal yang
tidak pernah lepas dari kehidupan sosial kita, ketika kita ingin bersosialisasi dengan
baik kepada orang lain, maka kita dituntut dapat berkomunikasi dengan baik pula.
Baik atau buruknya komunikasi pemimpin terhadap rekan-rekannya dapat
mempengaruhi kinerja dari rekan-rekannya. Ketika pemimpin memberi arahan
dengan tegas, ramah dan penuh empatik kepada rekan-rekannya, akan sangat
berbeda dampaknya ketika pemipin itu memberi arahan dengan kasar, tidak jelas
dan marah-marah. Ini semua akan berdampak pada hasil kinerja rekan-rekannya dan
juga hubungan antara mereka.

• Tahan terhadap keadaan-keadaan genting, Pemimpin itu harus kuat, tahan


banting, tidak mudah panik dan putus asa.

• Dapat memotivasi diri dan orang lain, Setelah kita mempunyai visi, maka kita
harus mengejar agar visi kita itu tercapai. Dalam pencapaiannya akan banyak sekali
rintangan dan halangan yang siap melemahkan bahkan menghancurkan. Dibutuhkan
motivasi yang kuat untuk melewati itu semua. Seperti halnya iman, motivasi pun
252
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kadang naik dan turun, disinilah peran pemimpin dituntut untuk bisa memotivasi
dirinya terlebih dahulu dan memotivasi kawan-kawannya kemudian•

TUJUH BELAS
253
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pemimpin Akan di Uji di Lapangan


Bukan di Ruang Kelas

D alam sebuah dialog film yang dibintangi oleh Tom Cruise yang berjudul Edge of
tomorrow yang dirilis awal tahun 2014, ada sebuah dialog menarik yang
membuat Saya ingin menuliskannya dalam buku ini: “Pertempuran adalah
merupakan baptisan bagi para prajurit pemberani, dan disanalah kelak kita akan tahu
apakah mereka akan keluar sebagai pahlawan atau pecundang.” Ini adalah sebuah
pembuktian atau ujian yang sesungguhnya bagi seorang prajurit sejati, apakah dia layak
disebut menjadi pemimpin atau tidak.Tentu saja tempatnya bukan di ruang kelas tetapi
didaerah pertempuran atau konflik dimanapara pahlawan mempertaruhkan hidup dan
matinya. Ketika Anda memilih untuk maju bersama Anak buah di medan pertempuran
pilihannya adalah hidup atau mati, menang atau kalah, pecundang atau pahlawan. Disana
tidak ada kesenangan sebab kesenangan akan datang ketika Anda telah keluar sebagai
pemenang.

Di ruang kelas hanyalah teori

Di ruang kelas Anda akan mendapatkan banyak pelajaran Teori, apakah itu tentang
taktik dan strategy, atau tentang kepemimpinan. Masalahnya adalah apakah Anda berani
dan mampu untuk melakukannya? Saat ujian di kelas Anda bisa saja berbuat curang dan
tidak ada yang tahu untuk mendapatkan hasil yang baik. Tapi dilapangan semua mata akan
tertuju pada Anda, ibarat seorang pemain sepak bola, mata penonton akan selalu tertuju
dan akan menilai permainan yang Anda suguhkan, kamera akan menyorot semua gerak-
gerik Anda di lapangan. Anda tidak akan bisa membohongi penonton sebab mereka akan
melihat langsung setiap gerakan yang Anda peragakan apakah itu gerakan positif atau
negatif.

Maksudnya disini adalah sehebat apapun Anda di kelas tetapi nilai Anda akan
ditentukan ketika memimpin di lapangan. Diruang kelas Anda tidak akan kelelahan, juga
tidak akan pernah merasa takut dan tidak akan di hantui oleh kemungkinan musuh
254
Leadership Lesson From Lembah Tidar

menembak anda dari belakang, atau merebut bola yang sedang Anda kuasai. Tentara dilatih
bukan untuk berteori atau berkotbah tetapi melakukan (doing) atau beraksi (Action).

Pada akhir November tahun 1996 Gubernur Akademi Militer Lembah Tidar Mayor
Jenderal Fachrul Rozy (Pensiun Jenderal) memberikan ceramah kepada Taruna Tingkat
tiga /Taruna senior di Gedung Lilirochly beberapa minggu menjelang pelantikan para Taruna
angkatan 1993 menjadi perwira, beliau mengatakan kurang lebih seperti ini :

“Para Taruna sekalian sebentar lagi kalian akan menjadi Perwira, Kalian telah
dibentuk dan di gembleng di Padepokan ini selama 3,5 tahun, agar kelak kalian
menjadi pemimpin yang tangguh. Namun, pertarungan yang sesungguhnya adalah
ketika Anda menginjakkan kaki diluar sana, akan banyak hambatan tantangan yang
akan kalian hadapi, perjuanganmu baru saja akan dimulai, para pelatihmu telah
mengajarkan elemen dasar kepemimpinan di padepokan ini, gunakan lah itu sebagai
bekal untuk menghadapinya.

Bisa saja Anda mendapatkan nilai nilai teori yang bagus di padepokan ini ketika para
dosen, dan pelatihmu mengujimu. Namun, kelak lapanganlah yang mengujimu
Lingkungan yang akan mengujimu apakah kamu sanggup atau tidak untuk tetap
bertahan, membawa Anak buahmu menuju suatu kemenangan dan menyelesaikan
misi dan tugasmu. Untuk itu bersiaplah melangkah dalam kehidupan Militer yang
sesungguhnya.

Maknanya cukup jelas ruang kelas adalah tidak lebih dari suatu padepokan dalam
mempelajari jurus-jurus untuk bekal bertarung dalam mengadapi tantangan yang ada di
depan. Adapun hasil yang didapatkan diruang kelas atau di padepokan itu semua adalah
teoris sementara praktek yang sesungguhnya adalah bagaimana Anda mengaplikasikannya
di lapangan, ini juga berlaku bagi Anda yang berkecimpung di dunia bisnis.

Keberhasilan di lapangan akan menguji dan memberikan nilai kepada Anda apakah
lulus atau tidak. Anda akan diuji dalam menghadapi tantangan, mengambil keputusan yang
tepat, berpikir realistis dalam tekanan dan bagaimana Anda berani Untuk bertindak. Hal itu
sekilas nampak mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit dilakukan.
255
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Banyak orang mampu menjawab secara teori tapi tidak punya keberanian untuk
melakukan sesuai dengan jawabannya itu. Robert Spencer mengatakan “ Tujuan pendidikan
bukan sekedar memberi ilmu tetapi melatihkan agar berani melakukan sesuatu.”Seringkali
dalam dunia nyata bukan orang pandai yang maju tetapi orang yang berani.

Selaras dengan pernyataan diatas Jenderal Raymond T Odierno, mantan Kepala Staff
Angkatan Darat Amerika) mengatakan,
“Schools provide basic skills and knowledge, but most leader development occurs in
operational assignments and through self-
development”41.

Sekolah itu hanya menyediakan dasar kemampuan “Kepemimpinan adalah
keberanian untuk
dan pengetahuan, namun pengembangan kepemimpinan
mengambil
lebih banyak dalam penugasan melalui pengembangan diri. keputusan,walaupun
Apabila Anda hanya mengejar prestasi/rangking di kelas sulit,namun bermanfaat
begi generasi
dengan harapan bahwa setiap perwira yang berprestasi
berikutnya”
dikelas akan mendapat kemudahan dalam setiap sekolah
Alan Autry
bahkan menjadi suatu persyaratan untuk mendapatkan
kesempatan dalam kelanjutan karier atau sekolah berikutnya 
Andakeliru dan tinggalkan lah itu.
Adalah sangat penting untuk sekolah dan banyak
belajar, sehingga kita bisa mengabdikan diri lebih jauh dalam bidang yang kita geluti, dengan
tujuan ilmu itu akan kita gunakan dalam memimpin dilapangan dan membantu dalam
mengambil keputusan. Namun Sayangnya bagi sebagian orang berpikir bahwa sekolah
adalah sebuah akhir dari perjuangan dan hasil dari perjuangan itu adalah sebuah rangking
dikelas, ketika selesai sekolah sepertinya mereka berpikir selesailah perjuangan (struggle is
Over) mereka berpikir sekolah dengan rangking di kelas adalah akhir untuk mendapatkan
sebuah jabatan baru, bukan permulaan, itulah sebabnya mereka mati-matian untuk
mendapatkan sebuah ranking dikelas.
Pemimpin sejati tidak di uji di ruang kelas tetapi di lapangan. Di kelas Anda akan
belajar teori tapi dilapanganlah Anda di uji tentang teori itu. Ruang kelas tidak akan pernah
memberitahu Anda bagaimana mengatasi rasa takut. Ada kalanya teori di kelas tidak bisa

41
Training Unit and Developing Leader 2012
256
Leadership Lesson From Lembah Tidar

di praktekkan dilapangan, dan banyak pelajaran di lapangan tidak Anda dapatkan dalam
teori di kelas. Pengalaman dilapangan akan membuat Anda menjadi dewasa dalam
menghadapi setiap persoalan.
Di lapangan Andamemerlukankeberanian,inovasi-inovasi baru, kreatifitas, keputusan
yang tepat, kemampuan fisik yang primaditopang dengan pengetahuan dan pengalaman.
Lapangan yang dimaksud disini adalah penugasan atau daerah konflik, daerah yang
menuntut suatu tanggung jawab yang besar, disanalah Anda akan dibabtis apakah akan
keluar sebagai pahlawan atau barangkali akan jadi pecundang.
Tidak dapat dipungkiri selalu ada saja orang yang mengejar popularitas, mereka
berpikir kalau sudah dikenal orang berarti mereka telah
● ● ●
menjadi pemimpin atau mudah untuk memimpin ini
“Semua yang Anda tentu saja pemikiran yang keliru. Ingat, kepemimpinan
dapatkan di kelas itu adalah
teori, ruang kelas tidak akan bukanlah soal popularitas,tapi tentang karakter dan
pernah memberitahu Anda melakukan hal benar. “Karakter adalah jati dirimu”
bagaimana mengatasi
begitulah pesan Jenderal Lucian Truscott. Pada sisi lain
ketakutan, bagaimana
mengambil keputusan saat reputasi merupakan apa yang dipikirkan orang luar.
tertekan, bagaimana
Mengapa seorang bisa merosot dan tidak mampu
menghindar agar tidak
tertembak musuh dari mempertahankan kesuksesan? Reputasi bisa di rekayasa
belakang sedangkan karakter harus melekat dan tumbuh dari
Robert T Kiyosaki dalam. Keduanya tidak selamanya selalu seiring.

● ● ● Ada sebuah nasihat yang sangat bermakna


berlaku secara universal baik bagi kaum berseragam
maupun para pemimpin di bidang lain. Lebih penting
melakukan apa yang benar daripada apa yang mudah, itu tertera dalam doa Taruna di
Akademi Militer di Lembah Tidar.
Pemimpin yang tidak berani mengambil keputusan dan tidak berani mengambil
resiko karena takut tidak populer bukanlah contoh pemimpin yang baik. Alan Autry seorang
politisi Amerika berkata “Kepemimpinan adalah keberanian untuk mengambil keputusan,
walaupun sulit, namun bermanfaat bagi generasi berikutnya”42.
Ujian keberanian dalam memimpin adalah sebaik apa penampilan anda saat
menghadapi situasi krisis. Ini adalah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh pemimpin.
42
Berny Gomulya, The Leader in You2009 hal 19
257
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Brian Tracy dalam bukunya How the best leaders lead mengatakan “ Kemampuan Anda
untuk bekerja dengan baik dalam suasana krisis sangat menentukan kesuksesan atau
kegagalan organisasi Anda. Kemampuan ini tidak dapat dipelajari di Sekolah. Kemampuan ini
hanya dikembangkan saat anda benar-benrar menghadapi krisis sesungguhnya-keadaan
darurat dengan kemungkinan kerugian serius.”43
Di ruang kelas tidak akan pernah memberitahu Anda bagaimana mengatasi rasa
takut dan rasa gentar. Anda tidak akan pernah takut di ruang kelas walaupun saat itu Anda
sedang belajar tentang bagaimana mengatasi rasa takut. Atau belajar tentang melepaskan
diri dari tertawan musuh.
Dalam kehidupan militer, Sepatutnya orang-orang yang berprestasi di lapangan akan
mendapat kemudahan dan prioritas tentu melalui sebuah persyaratan yang sudah
ditentukan sebelumnya demikianlah seharusnya. Hal ini bukan berarti bahwa orang yang
berprestasi dikelas tidak berpengaruh terhadap karier seseorang, tentu saja itu merupakan
elemen penting bagi setiap perwira dalam menentukan hasil dilapangan tetapi hasil
dilapangan tetaplah yang lebih menentukan. Karena itulah implementasi dari pelajaran di
kelas.

Kita pasti setuju bukan gelar pendidikan yang membuat seseorang menjadi
konglomerat hebat. Sejarah telah membuktikan bahkan banyak dari antara mereka adalah
drop out dari sekolah tetapi mereka adalah orang-orang lapangan yang brilian, berani, licik
dan cerdas. Bahkan untuk dunia bisnis pun untuk diangkat menjadi pimpinan mereka tidak
akan ditanya ranking berapa dulu di kelas. Tetapi yang dilihat adalah bagaimana kinerja
mereka pada sebuah bidang yang dipercayakan perusahaan tempat mereka bekerja. Robert
T Kiyosaki mengatakan:

“Semua yang Anda dapatkan di kelas itu adalah teori, ruang kelas tidak akan
pernah memberitahu Anda bagaimana mengatasi ketakutan, bagaimana
mengambil keputusan saat tertekan, bagaimana menghindar agar tidak tertembak
musuh dari belakang”44.

43
Brian Tracy, How The best Leaders Lead 2014,p 24.
44
Robert T. Kiyosaki, Rich Dad, Poor Dad 2012 hal 122.
258
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Mengacu kepada buku pedoman kepemimpinan militer Amerika Serikat, ada tiga
elemen penting dalam kepemimpinan Be, Know dan act. Be mengacu kepada diri kita sendiri
dan karakter kita, know mengacu kepada pengetahuan yang kita miliki dan action
bagaimana Anda melakukan atau berbuat. Tiga element itu merupakan trilogy sehingga
ketiganya harus sejalan tetapi action memiliki porsi yang lebih besar karena Be dan Know
tersebut akan di uji melalui Action dan action itu Anda tunjukkan dilapangan.

Memang benar seseorang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata yaitu seorang
yang belajar dengan cepat dapat memperoleh pengetahuan dalam bidang baru tetapi
pengalaman memerlukan waktu yang lebih banyak, dan pengalaman itu hanya didapatkan
di lapangan melalui aksi atau action. Aksi itulah yang menentukan apakan Anda akan
menjadi pemimpin yang baik atau tidak, dalam aksi itulah Anda di uji dan di nilai baik
keberanian, pengambilan keputusan dan bagaimana Anda memenagkan pertempuran.

Rangking Kelas bukan Segalanya.

Robert T. Kiyosaki penulis buku Rich Dad, Poor Dad mengatakan “Meraih ranking
yang baik dikelas adalah kebanggaan bagi orang tua, keluarga tapi kalau boleh Saya katakan
tidak lagi menjadi jaminan dalam kesuksesan.” Setelah meninggalkan bangku sekolah
kebanyakan dari kita tahu bahwa yang diperhitungkan bukanlah soal gelar perguruan tinggi
atau ranking yang baik. Dalam dunia nyata diluar dunia Akademis, sesuatu yang lebih dari
sekedar gelar jelas dituntut, Saya mendengarnya dengan sebutan “Keberanian”, “bernyali”,
“pintar”, “terampil”, “cerdik”, “gigih”, “ulet”, dan “lihai”. Faktor faktor ini apapun labelnya,
akhirnya lebih banyak memutuskan masadepan seseorang daripada gelar Akademis yang
disandangnya45.Saya mau katakan itu sangat tepat berlaku bagi kalangan organisasi
berseragam. Tiga elemen yang di sebutkan diatas harus seimbang dalam diri Anda dan itu
tidak kita dapatkan di ruang kelas.

Didalam diri kita masing-masing terdapat salah satu karakter berani, lihai dan gigih
namun ada juga sisi lain dari karakter itu yaitu gampang menyerah,takut, mementingkan diri
sendiri dan banyak lagi. Selama tahun-tahun dalam kehidupan di militer kita sering melihat
kenyataan itu.

45
Ibid hal 122.
259
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Pada saat penugasan didaerah operasi di pegunungan tengah Jaya wijaya setelah
satu malam melaksanakan ambush dan terjadi kontak tembak, saya menginginkan pasukan
menyiapkan dua tim untuk melaksanakan ambush malam itu. Saya memisahkan beberapa
orang yang berqualifikasi raider untuk ikut dalam tim namun saya tidak mau menentukan
siapa yang harus berangkat, saya hanya ingin orang yang benar-benar siap untuk masuk
dalam tim.

Penulis memisahkan siapa saja yang siap untuk berangkat ternyata diluar dugaan
mereka yang berqualifikasi dan yang saya anggab pintar dan cakap secara teori tidak angkat
tangan, mereka memiliki alasan masing-masing untuk tidak berangkat dan mengatakan
tidak siap dalam kegiatan tersebut namun saya menyimpulkan bahwa persoalannya
sebenarnya hanya masalah keberanian, mereka adalah orang-orang yang pernah dilatih dan
di uji secara teori tetapi tidak punya cukub keberanian untuk mengaplikasikan teori itu.

Sebagai seorang mantan Pelatih di Akademi militer penulis mengakui bahwa


ketakutan dan keraguan diri yang berlebihan itulah yang mengurangi kejeniusan pribadi.
Penulis sedih melihat para Taruna bisa menjawab pertanyaan saya namun tidak punya
keberanian untuk bertindak berdasarkan jawaban itu. Bruce Lee mengatakan
“Pengetahuan tidaklah cukup;Kita harus terapkan. Kemauan tidaklah cukup; Kita harus
berbuat.”

Posisi rangking dikelas atau prestasi akademik saat kelulusan memang penting bagi
karier masa depan seseorang, setidaknya rangking tertinggi dikelas akan memudahkan
mereka untuk memilih kemana mereka akan ditempatkan, atau kecabangan yang
diinginkan. Tentu ini adalah dampak yang siknifikan dalam karier dan kesempatan dalam
tugas. Tetapi hasil dari pekerjaan Anda dilapangan atau di tempat penugasan yang baru
itulah yang akan menjadi acuan atau penilaian terhadap kinerja Anda.

Paul Kensey seorang penulis dan peneliti, menulis tentang peran para jenderal saat
perang sipil di Amerika mengemukakan fakta dari hasil penelusurannya bahwa justru
banyak orang yang berada di rangking tengah yang akhirnyanaik menjadi paling menonjol
dan mencapai pangkat tertinggi Kecuali Jenderal Robert Lee, McClelen, dan Beauregard
yang masing masing menempati lulus terbaik kedua di kelasnya 46.Kini jelaslah bahwa

46
Paul kensley,West Point Classmates. Civil war Enemies Meeting, October 2012
260
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Akademi hanya memberikan dan membuat program untuk melatih para Taruna tetapi pada
akhirnya aplikasinya dilapangan ada pada Taruna itu sendiri.

Dapat saja seseorang memiliki prestasi akademik yang baik dikelas, tetapi ketika
dilapangan ternyata dia adalah seorang penakut/pengecut, tidak berani dan tidak bisa
mengambil keputusan, individualistis, tidak punya inovasi, mengorbankan anakbuah tidak
berani bertanggungjawab, atau seorang yang ragu-ragu, di Militer bahkan di dunia bisnis dia
tidak lebih dari seorang pecundang.

Dalam buku American Generalship diceritakan bahwa George B McClellan adalah


lulusan nomor dua terbaik Akademi MiliterAS West Point tahun 1846 berdasarkan prestasi
akademik nya dia ditunjuk menjadi dosen di west Point sebagai pengajar, kariernya melesat
sehingga dia ditugaskan selama enambulan sebagai peninjau daratan Eropa untuk mengkaji
system pertahanan setempat. Ketika kembali kenegaranya dia memborong lebih dari 200
buku ilmu perang, dan pengamatannya selama tugas dan pengamatannya selama tugas dia
tuangkan dalam sebuah laporan panjang, kritis dan sangat mengagumkan. Dalam waktu
singkat McCellan berhasil mempesona pucuk pimpinan militer sekaligus predikat pakar ilmu
perang serta dicalonkan untuk menjabat posisi panglima.

Tidak lama kemudian Amerika serikat dilanda perang saudara, semua orang
menyambut gembira ketika Presiden Abraham Lincoln mengangkat McCellen menjadi
mayor jenderal dan menetapkannya menjadi Panglima pertahanan ibukota.

Sayang sekali prestasinya dilapangan sangat mengecewakan pasukan konfederasi


berhasil menjebol pertahanannya dan malah membakar gedung putih yang saat itu sedang
dibangun. Kegagalan McCellen telah memicu pertanyaan bagaimana mungkin sosok yang
begitu mempesona publik dengan penampilan meyakinkan berikut pemikiran cemerlang
pada ujian pertama sudah harus keok? Kasus McCellen membuktikan kemampuan
mendalami ilmu perang secara teori tidak otomatis menjamin keberhasilan sebagai
komandan dilapangan atau panglima.

Dia memang seorang pengamat yang cerdas dan sanggup mengkritik segala macam
pertempuran yang sudah pernah berlangsung. Namun, dia tidak mampu memanfaatkan
koleksi bacaan untuk mendongkrak kepemimpinannya. Sebagai pengamat militer dia sangat
261
Leadership Lesson From Lembah Tidar

mengagumkan tetapi sebagai komandan lapangan ternyata gagal. Edgar puryear Jr penulis
buku American Generalship mengatakan sebab McCellen tidak punya karakter. 47 Kasus ini
membuktikan, kemampuan mendalami ilmu perang tidak otomatis menjamin keberhasilan
sebagai panglima dan komandan di lapangan. Jadi membaca saja untuk menjadi pintar tidak
cukup tetapi harus juga diimbangi dengan karakter yang kuat untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil.

Pembentukan karakter memang menjadi dominan dalam membangun jatidiri


seorang perwira, terutama jika kelak kariernya terus menanjak dan memegang posisi
strategis. Penulis biografy Andrew Jakson, Byron Farwell, mengemukakan, bahwa “Jakson
mengakui bahwa pendidikan militer sangat penting untuk mengubah warga sipil menjadi
militer, tetapi untuk melahirkan seorang panglima mutlak diperlukan unsur tambahan,
keterampilan menilai situasi keberanian mengambil keputusan dan punya karakter dan itu
tidak akan anda dapatkan di ruang kelas”

Dalam proses penyusunan buku American Generalship, Puryear menemui lebih dari
seratus jenderal bintang empat dari berbagai angkatan, termasuk mewawancarai beberapa
perwira yang pernah berada dibawah komando mereka untuk mencari jawaban atas apa
sebenarnya kunci sukses mereka sehingga menjadi jenderal hebat? Ternyata karakter
merupakan penentu utama bukan prestasi akademik atau ranking di kelas.

Eisenhower, Ulysses Grant, George Patton bukanlah orang-orang peraih medali di


Westpoint. Demikian juga fleet admiral bintang lima berikut, William D.Leahy, Ernest J.King,
William F.Halsey, Chester W.Nimitz juga bukan peraih medali di Annapolish. Napoleon
bonaparte pun demikian, tetapi mereka jauh melampaui sahabatnya yang pernah meraih
medali itu. Ini adalah sebuah bukti bahwa manusia berubah, tidak selamanya peraih
rangking di kelas kelak akan lebih hebat. Sayangnya kadang kita membuat itu seolah
menjadi sebuah tiket yang abadi untuk bebas masuk dalam sebuah arena pertunjukan.
Bukan berarti itu tidak penting, namun itu hanyalah sebuah kenangan yang dapat kita
ceritakan kelak pada anak cucu kita.

47
Edgar F. Puryear, Jr., American Generalship: Character is Everything: The Art of Command (Novato, Calif.:
Presidio Press, 2000)
262
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Eisen Hower adalah sebuah contoh seorang prajurit yang lulus biasa saja dari
Westpoint tetapi lulusan terbaik dari Fort leavenwort, Dia adalah contoh perwira yang
berubah kepada yang lebih baik, dia adalah perwira yang banyak belajar dan genius tetapi
dia tidak serta merta mulus menjadi seorang Jenderal karena dia lulusan terbaikdariStaff
College itu bukanlah sebuah tiket yang abadi untuk mendapatkan sebuah jabatan, dia
sendiri pun menyadari itu.

Dia bahkan merasakan kebosanan 16 tahun menggunakan pangkat mayor saat


teman seangkatannya sudah banyak promosi ke letnan kolonel bahkan kolonel dan
memimpin perang di Eropa. Ini terjadi karena Eisen hower pada awalnya hanyalah seorang
perwira yang banyak bekerja di markas dan di staff,Dia adalah konseptor yang hebat. Tetapi
Dia menjadi frustasi karena tidak pernah memimpin pasukan kemedan perang saat teman-
teman seangkatannya telah memimpin pasukan di Eropa. Dia sangat sadar tidak akan ada
promosi dalam kariernya kalau tidak memimpin pertempuran sebab itulah ujian yang
sebenarnya bagi seorang prajurit,bukan prestasi di kelas yang pernah diraihnya. Memimpin
pertempuran akan menguji dia apakah dia akan keluar menjadi seorang pemimpin hebat
atau justru seorang pecundang. Tapi bagaimana mau menguji kepintarannya kalau terus
hanya berada di staff dan di belakang meja.

Pada 20 Pebruary 1933 Eisen hower ditunjuk menjadi seorang staff pembantu Kepala
Staff Angkatan Darat, dan belum juga mendapatkan kesempatan untuk memimpin pasukan,
dimata Mc Artur dia adalah staff yang hebat namun itu tidak lantas membuat kemudahan
bagi dia untuk promosi.

Pada 1 juli 1936 setelah enam belas tahun menyandang pangkat Mayor dia akhirnya
di promosikan menjadi Letnan Kolonel. Dan kesempatan itu akhirnya tiba walaupun Dia
harus menunggu sampai pada January 1940 untuk diangkat menjadi Komandan Batalyon,
inilah yang menjadi awal kepemimpinan dia memimpin pasukan dilapangan. Kesempatan itu
di manfaatkan sebaik-baiknya dan berlanjut kepada keberhasilan dalam pengalaman-
pengalaman tempur berikutnya48.

48
Jhon Wukovits,Eisenhower great general series 2006 hal 52
263
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Eisenhower menjadi Jenderal hebat bukan karena dia peraih rangking di


FortLeavenworth, tetapi sesungguhnya karena dia teruji dilapangan. Sehebat apapun kita di
kelas itu hanya teori, Tentara tidak menginginkan pemimpin yang banyak berteori tetapi
tidak mengerti situasi di lapangan. Ingat ! Tugas prajurit adalah bertempur dan berperang
dan akan selalu seperti itu. Anda belajar di kelas Anda juga harus
mempraktekkan dilapangan. Itulah kepemimpinan militer tidak ● ● ●
lebih dan tidak kurang. “Leadership is not
just about
Para pasukan elite seperti Kopasus dan Kostrad dalam
knowledge it is
memilih para perwiranya telah menempatkan sikap dalam
about decisions,
bertindak dalam urutan pertama kemudian disusul dengan action, composure
keberanian. Sedangkan Jenderal Lord Slim seorang Jenderal and posture
hebat dalam Perang Dunia II sosok pemimpin yang pernah ada
Jenderal Eisenhower
mengatakan “bagi prajurit Keberanian adalah yang utama
● ● ●
kemudian kemauan keras.”49 Bentuk perang kemungkinan akan
berbeda tetapi prajurit akan selalu didepan untuk memenangkan
pertempuran, mereka akan memastikan bahwa perang akan
berlanjut atau telah usai. Di dunia Barat syarat utama menjadi seorang pemimpin, seperti
hasil penelitian James Kouzes dan Barry Z.Posner (1997), adalah kredibilitas dan Karakter.

Kadang kita salah paham, kita menganggap bahwa orang-orang yang pintar adalah
otomatis menjadi pemimpin yang baik. Tentu saja ini keliruPenulis sudah memberikan
sebuah contoh pengalaman McCellen. Anda juga bisa mengamati disekitar Anda bahwa ada
begitu banyak peneliti, ilmuwan, Profesor dan orang-orang berpendidikan dengan IQ
tinggi,tetapi kemampuan memimpin mereka rendah integritas rendah bahkan karakternya
tidak baik.Ingatlah bahwa kemampuan Akademik tidak selalu sama dengan kepemimpinan.

Banyak para koruptor yang terbukti mengambil uang rakyat adalah orang-orang yang
pintar dan berprestasi secara akademik, kaum ekademisi, politisi, pejabat negara, mereka
bukanlah orang yang kurang secara Akademik tetapi orang-orang hebat dan bergelar
bahkan lulus dari Universitas ternama, tapi karakter mereka tidak menunjukkan seorang
pemimpin yang layak untuk memimpin dan dihormati.

49
John Adair, “How to Grow Leader.(2005) hal 20
264
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Maksudnya disini bukan berarti kita mengesampingkan kemampuan akademik!


Sebab Anda juga tidak mungkin menjadi Taruna kalau tidak lulus standar yang ditetapkan
Akademitermasukstandar Psikology. Semua Prajurit apalagi Taruna telah lulus seleksi sesuai
standar yang di tetapkan, permasalahannya diantara mereka harus ada ranking satu sampai
dengan tigaratus atau tigaratus lima puluh yang perbedaan nilainya hanya 0,00 urutan itulah
yang dimaksud disini tidak banyak berpengaruh akan jadi Apa Anda kelak.

Dalam penulisan buku inipenulis telah melakukan wawancara dengan puluhan


jenderal baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun. Untuk memperkaya tulisan
inijuga melakukan wawancara melalui email dengan salah seorang pakar kepemimpinan dari
Amerika dengan Anderson Leadership solution, penulis mengajukan pertanyaan Apakah
kemampuan Akademik menentukan kemampuan kepemimpinan seseorang itu? Lalu dia
menjawab Ini sebuah topik yang sangat menarik:

“Many intelligent people are good leaders and many are bad leaders. Academic
intelligence is not the predictor of leadership. Character is. People follow character. I
would rather follow some one of average intelligence who I is unselfish and can trust
over a briliant academic who is I distrust”.

Banyak pemimpin yang cakap secara Akademik menjadi pemimpin besar namun
sebaliknya banyak juga yang menjadi pemimpin yang tidak cakap. Kemampuan Akademik
bukanlah menjadi jaminan dalam kepemimpinan namun bukan berarti kita mengabaikan itu,
kemampuan Akademik akan menjadi pendukung untuk kesuksesan Anda dalam memimpin.
Namun, apapun itu orang akan mengikuti karakter pemimpin. Kita lebih baik dipimpin oleh
seseorang yang memiliki kemampuan Akademik rata-rata tapi rela berkorban daripada
seorang yang memiliki IQ tinggi namun tidak dapat di percaya.

Lihatlah orang hebat berikut ini, Jenderal Napoleon Bonaparte seorang Perwira yang
bertubuh pendek yang pernah menguasai hampir seluruh Eropa, hanya rangking 42 dari 58
Taruna di Academy Militer tentu kita akan bertanya kemana rekannya yang ranking 1 sd 41?
Anda mungkin berkata berarti Napoleon adalah seorang yang bodoh! Anda keliru, Justru
dari biografi atau literatur yang dapat kita baca Napoleon adalah seorang yang brilian.
Rangking 42 dari 58 hanyalah sebuah urutan yang barangkali hanya dibedakan dengan nilai
0,00.... Napoleon adalah orang yang terpilih dari ribuan pemuda, tetapi harus selalu ada
265
Leadership Lesson From Lembah Tidar

urutan pertama sampai dengan limapuluh delapan, dan kebetulan Napoleon sendiri berada
di urutan 42.

Jenderal Ulysses grant( yang kemudian jadi Presiden USA ke 18) hanya rangking 21
dari 39 Cadet. Bahkan Jenderal Angkatan Udara Hoyt S. Vandenberg (Mantan kepala staf
angkatan Udara Amerika serikat) sempat suatu kali nyaris dikeluarkan dari Akademi Karena
saat itu ia kurang memiliki kemampuan dalam memimpin. Mereka bukan hanya mencapai
pangkat Jenderal, akan tetapi telah mencatatkan prestasi yang spektakuler dalam Karier
Militer masing-masing.

Adalagi contoh yang sangat menarik, berdasarkan catatan prestasi Eisenhower di


Westpoint, Dia masuk ke Akademi itu karena sebuah

kesempatan sebagai pemain bola dan karena pendidikan
“Ketika Anda sudah
yang gratis disana, dan bukanlah karena suatu keinginan
memimpin, orang tidak
kuat menjadi cadetatau sebuah mimpi untuk menjadi akan bertanya rangking
jenderal. Setelah empat tahun mengikuti pendidikan di berapa dulu Anda di
kelas”
Akademi itu dia Lulus dari West Point Military Academy
tahun 1915 Hanya rangking 61 dari 164 Taruna. Dalam Jhon C.Maxwell
masalah disiplin juga dia bahkan berada pada tempat
hampir dibawah yaitu hanya rangking 125 dari 164

Taruna.50 Tapi Anda tahu kelak “Ike” Eisenhower, menjadi
Jenderal berbintang limabahkan menjadi Presiden Amerika
Serikat ke 34 di tahun 1953 sampai dengan 1961.

Mengapa bisa demikian? Jawabnya adalah; “Leadership is not just about knowledge
it is about decisions, action, composure and posture.”Ketika mengikuti sebuah seleksi untuk
pendidikan di Leavenworth seleksi tersebut berbeda dengan tes waktu di West Point, seleksi
ini untuk mengetahui kemampuan kepemimpinan para Perwira. Karena saat itu tidak semua
Perwira dapat terlibat dalam pertempuran,Angkatan darat menginginkan agar seleksi
disimulasikan dengan tekanan sehingga diketahui siapa perwira yang bisa berpikir dan
mengambil keputusan pada saat tertekan, letih dan kehausan. Mereka menghadapisimulasi
pertempurandenganjam kerja yang panjangdan menempatkan mereka dengan jadwal yang

50
Alan Axelrod, Eisenhower on Leadership, 2006 hal 17
266
Leadership Lesson From Lembah Tidar

ketat melalui kegiatan lapangan, dalam tes ini dia menempati rangking pertama dari 275
peserta51.

Ini telah menjawab bahwakepemimpinan itu bukan hanya sekedar kemampuan


Akademik tapi juga bagaimana mengambil keputusan, endurance,tindakan, ketenangan
atau kesabaran serta postur yang mendukung. Pertempuran akan merupakan baptisan dan
cawan pembasuh dosa bagi prajurit dan para pemimpin, dan disanalah para pemimpin sejati
akan muncul bukan melalui ujian teori di ruang kelas atau diatas meja.

George Patton pernah tidak naik kelas di West Point dan lulus dengan rangking 46
dari 103 Taruna, Dia masuk ke westpoint pada tahun 1904 dan menghadapi tantangan yang
menakutkan oleh karena kesulitan dalam Akademik. Dia sangat buruk dalam olahraga
seperti sepakbola, tetapi kemudian menjadi bintang dalam halang rintang dan anggar. Dia
gagal dalam mata pelajaran matematika dalam tahun-tahun awalnya sehingga dia harus
mengulang dan tidak naik tingkat. Namun selanjutnya dia menjadi sangat mahir dalam
pelajaran yang harus diulang tersebut. Dalam penampilan dia selalu menunjukkan karakter
seorang pemimpin demikian juga dalam postur. Dia berdiri sebagai seorang Taruna yang
spesial. Bahkan nilai Akademiknya dikelasnya tidak terlalu menggembirakan. Dia
tidakpernah populer sebagai anggota kelas di West point.
Winston Churcill harus mengulang di sekolah dasar, dan saat memasuki sekolah
berikutnya, Harrow, ia ditempatkan di bagian terendah di kelas terendah. Selanjutnya, ia
gagal dua kali dalam ujian masuk Royal Military Academy di Sandhurst. Ia juga kalah dalam
pemilihan parlemen. Akhirnya ia menjadi pemimpin hebat bahkan Ia menjadi perdana
menteri pada usia 62 tahun. Betapa rangking dikelas bukanlah ukuran Kepemimpinan dalam
diri Anda dan akan jadi apa Anda nantinya. Louis Pasteur hanyalah murid rata-rata di
kelasnya ia hanya rangking 15 dari 22 siswa tetapi dia telah mengubah sejarah dunia.

Pakar Kepemimpinan Maxwell mengatakan “Ketika Anda sudah memimpin, orang


tidak akan bertanya rangking berapa dulu Anda di kelas”mereka hanya mengagumi
kepemimpinan Anda kalau bukan mencelanya. Apakah Anda pernah bertanya kepada
seorang dokter saat berobat? Dok rangking berapa dulu dokter di kelas? Tentu tidak pernah
bukan? Anda hanya bercerita pada orang lain dan berkata dokter itu bagus karena dia
mengobati atau melayani Anda dengan baik. Atau apakah Anda pernah bertanya kepada
51
Eisenhower great general series 2006 hal 17
267
Leadership Lesson From Lembah Tidar

seorang pengusaha sukses atau konglomerat “Pak rangking berapa dulu bapak dikelas kok
bisa menjadi pengusaha sukses” atau kepada seorang pejabat, gubernur, duta besar,
menteri,Jenderal dll? Tentu tidak kan? Anda hanya melihat kesuksesan mereka dan berkata
bahwa mereka memang layak atau tidak berada disitu. Apakah Anda yakin mereka itu
semua rangking satu di kelas nya? Saya sendiri tidak yakin.

Dalam memoir Jenderal Stanley Mchrystal Komandan Pasukan Koalisi di Afganistan,


mengatakan bahwa dia adalah seorang yang sedikit agak lambat secara Akademik, pada dua
tahun pertama di Akademi Militer adalah ancaman yang tersembunyi bagi karier
keTarunaannya, pelajaran seperti matematika dan ilmu pengetahuan sering menjadi kabar
buruk baginya ketika nilai telah diumumkan. Pada kelas matematika setiap hari termasuk
hari minggu mereka berdiri di papan tulis didepan persoalan baru pelajaran sebelumnya,
dan menanyakan pemecahannya kepada instruktur, pada akhirnya menjadi menyukai
matematika setelah lebih dua tahun bergulat52

Para Prajurit, menginginkan pemimpin yang cakap, berani, peduli terampil, pintar
dan memberikan solusi dalam setiap masalah. Hampir semua Anak buah bukanlah
pendengar yang hebat tapi mereka peniru yang hebat, mereka tidak mendengarkan apa
yang Anda kotbahkan tetapi akan mengikuti apa yang Anda lakukan. Kalau Anda mengantuk
mereka juga akan tertidur, Camkan lah itu!

Setelah perang Dunia I, pihak berwenang di West Point memutuskan untuk mengkaji
catatan para mantan Taruna. Mereka ingin mengetahui apakah ada elemen didalam catatan
para Taruna (yang kemudian menjadi Jenderal) yang dapat menjadi perkiraan keberhasilan
mereka. Secara Akademik,tidak ada perkiraan yang semacam itu.

Ada beberapa Jenderal yang lulus dengan ranking pertama di kelasnya, seperti Mac
Artur. Namun, ada juga beberapa Jenderal hebat yang lulus terakhir di kelasnya seperti
Jenderal Custer Jenderal George Picket Jenderal Henry Het dan banyak lagi. Ada Jenderal
yang pernah menjadi atlet, ada juga yang tidak. Bahkan George Patton sendiri pernah tidak
naik kelas akibat beberapa mata pelajarannya tidak lulus. Namun, sebuah fakta muncul
bahwa lulusan Akademi Militer West Point memiliki peluang yang lebih baik untuk menjadi

52
Jenderal Stanley Mchrystal My share of my task a memoir 2013
268
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Jenderal Jika ia pernah menjadi Atlet saat masih sebagai Taruna. Karena hasil penelitian ini,
maka atletik menjadi syarat wajib bagi semua Taruna di Westpoint.

Apa korelasinya? Korelasinya adalah bahwa kemampuan fisik dalam mengambil


sebuah keputusan dalam situasi yang sulit sangat diperlukan dalam menghadapi sebuah
pertempuran. Seorang atlit dapat berpikir secara jernih dan cermat serta mampu
mengontol emosi dalam situasi yang kritis.Bagi seorang prajurit, dalam mengambil
keputusan yang tepat memerlukan kemampuan fisik yang prima persis seperti yang akan
dihadapi di medan pertempuran. Tidak semua orang dapat melakukannya,bahkan tidak
jaminan dapat dilakukan oleh mereka yang secara teori berprestasi di kelas.

Pengalaman di lapangan akan banyak menciptakan para pemimpin hebat. Mereka


mengatasi setiap masalah dengan mempraktekkan apa yang pernah mereka pelajari, namun
hal itu tidak lah cukub, naluri, insting, keberanian dan kejelian mengambil keputusan yang
tepat dalam suasana kritis ditempat yang kritis itulah yang membedakan pemimpin Militer
dan pemimpin organisasi lain. Pengalaman di lapangan adalah ruang kelas yang
sesungguhnya bagi prajurit.

Jenderal Jhon T.Chain,Jr, mantan Panglima Komando Strategi Angkatan Udara


Amerika Serikat pernah berkata :

“Keputusan militer diambil dalam kabut peperangan,sehingga ada tingkatan


ketidakpastian yang tinggi mengenai validitas informasi penting yang menjadi dasar
pengambilan keputusan kritis. Keputusan harus diambil cepat,walaupun
risikonya:hidup atau mati. Dibarengi dengan keharusan untuk menghadapi
ketidakpastian ini,pemimpin militer masih punya tugas lagi,yakni menciptakan
kepercayaan diri para Komandan dibawahnya, dan juga menjaga rasa
keterikatan/kekompakan dalam pasukan.”53

Setiap pemimpin militer dalam pangkat apapun,pasti pernah menghadapi situasi


kritis dalam tugas tugas yang dihadapikarena demikianlah dunia mereka. Mereka sangat
rentan terhadap situasi seperti itu, terutama dalam medan pertempuran. Pemimpin yang
hebat adalah mereka yang mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam

53
Pandangan CINCSAC’s terhadap Pendidikan Militer Profesional,”Air Force Policy Letter For Commanders
(Oktober 1988)hal 2
269
Leadership Lesson From Lembah Tidar

kondisi yang sulit dan kondisi yang tidak menguntungkan. Keterbatasan sarana
prasarana,kelelahan fisik danketidaksiapan mental Anak buah merupakan pemicu adrenalin
pemimpin untuk berani mengambil keputusan yang tepat. Ini bukanlah perkara mudah
situasi seperti ini tidak akan Anda temukan dalam pelajaran di ruang kelas•

Penutup

A
khirnya, tidak peduli siapapun Anda jika Anda adalah laki-laki atau wanita yang
menyukai dunia kepemimpinan atau baru saja melangkah didalamnyaketika Anda
berpikir tantangan semakin sulit maka buku ini paling tidak akan membantu anda
untuk keluar dari lorong tersebut dan Takdir akan membawamu kepada suatu tempat tinggi
dan terhormat seperti para jenderal dan pemimpin hebat. Robert F. Tucker mengatakan
270
Leadership Lesson From Lembah Tidar

“Leadership is a choice you make, not a place you sit.”Itu adalah sebuah pilihan yang anda
buat bukan sebuah kursi yang sedang anda duduki. Semoga Buku ini dapat menjadi suluh
bagi Anda untuk menapaki tangga kepemimpinan yang menantang di depan.

Sebagaimana saya telah singgung pada sekapur sirih,ada banyak orang lain yang
dapat memberikan tambahan kedalam buku ini karena memiliki lebih banyak pengalaman
dan pengetahuan, saya ingin mendorong mereka untuk menambahkan pemikiran-pemikiran
mereka kedalam kepustakaan mengenai seluk beluk kepemimpinan untuk suatu tujuan
menuju kesempurnaan. Saya telah menuliskan pemikiran-pemikiran saya sendiri sebagai
konstribusi dari seorang alumni Lembah Tidar dan mantan Instruktur Taruna Akademi
Militer mungkin ini adalah langkah yang terlalu berani bagi seorang penulis pemula, namun
apapun itu, tujuan saya adalah agar para pemuda yang membaca buku ini dapat
membantunya untuk menapaki masa depannya.

Buku ini telah menjawab bagaimana peran Lembah Tidar mempengaruhi kehidupan
para Taruna. Apa yang terdapat dalam buku ini adalah sebuah pelajaran kepemimpinan
yang ditanamkan di lembah tidar yang telah membentuk ribuan para pemimpin berkarakter.
Mereka telah merintis jalan dan meletakkan tangga untuk kita jalani, saat ini pilihan ada
pada kita untuk memutuskan apakah kita mau melangkah atau tidak, namun saya percaya
anda adalah seorang laki-laki atau perempuan tangguh yang menyukai tantangan
kepemimpinan dan Buku ini sangat tepat untuk anda miliki.

Daftar Pustaka

Alan, Axelrod. 2006. Eisenhower on Leadership. San Fransisco: Jossey Bass.

Army Leadership Manual. 2004. Be. Know. Do. Leadership the Army Way.

San Francisco: Jossey Bass.


271
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Ash, Mary Kay. 1984. Mary Kay and People Management. New York: Warner Books.

Atmadji, Sumarkidjo. 2006. Jenderal M. Yusuf Panglima Para Prajurit.

Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Barthelemy, Chaterine Joubent (dikutip dalam Peter G Tsouras).

1922. Warriors Words London: Arms and Armour Press.

Berny, Gomulya. 2009. The Leader in You. Jakarta: Gramedia.

Brace, E, Barber. 2004. No Excuse Leadership: Lessons from the U.S.

Army’s Elite Rangers. New York: Wiley.

Christopher, D.O’Sullivan. 2009. Collin Powel: American Power and

Intervention from Vietnam to Iraq. Rowman & Litt lefi eld Publishers. Inc.

Departement of the Army. 2007. The Soldier Guide. New York: Skyhorse Publishing.

Disjarah AD. 2012. Soeharto: Jenderal Besar dari Kemusuk. Bandung:

Dinas Sejarah Angkatan Darat.

Disjarah AD. 2012. Sudirman Prajurit TNI Teladan. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat

Donnithorne, L. 1993. The West Point Way of Leadership. New York:

Currency Doubleday.

Doug Crandal. 2006. Leadership Lessons from West Point. San

Fransisco: Jossey-Bass.

Dr. Eliot, Cohen. 2006. Military Misfornunes: The Anatomy of Failure.

Edgar F. Puryear. Jr.. 2000. American Generalship: Character Is

Everything: The Art of Command. Kanada: Presidio Press.

Edwin, Louis Cole. 2011. Kesempurnaan Seorang Pria. Jakarta:

Metanoia Publishing.

Eisenhower, Dwight D. 1948. Crusade in Europe. New York:

Doubleday and Co, Inc,

Eisenhower, General Dwight D. “The Long Pull for Peace”. Army


272
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Information Digest. Vol 3. N0 4. April 1949

Hew Strachan & Andreas Herberg-Rothe. 2007. Clausewitz in the

Twenty-First Century. New York: Oxford University Press Inc,.

Jenderal Stanley Mchrystal. 2013. My Share of My Task a Memoir.

Portfolio Trade.

Jhon C Maxwell. 2001. The Power of Leadership. New York: David C.

Cook.

Jhon, C.Maxwell. 2010. The Right to Lead. A Study in Character and

Courage. Thomas Nelson.

Jhon, Wukovits. 2006. Eisenhower: Great General Series. New York:

Palgrave Macmillan.

John, Adair. 2009. How to Grow Leader. Philadelpia: Kogan Page.

Joseph, Franklin,. 2007. Building Leader the West Poin Way. Thomas

Nelson.

Kitami Masao,. 2009. The Swordless Samurai. Kansha Book Publishing.

Kouzes, James M. & Barry Z. Posner,. 1988. The Leadership Challenge

Success.

Linda Kaplan Thaler & Robin Koval,. 2006. The Power of Nice. Crown

Business.

Maxwell. 2005. 360o Leader: Membangun Pengaruh Anda dalam Posisi

Mana Pun dalam Organisasi. Jakarta: Buana Ilmu Populer.

Newman, Aubrey. 1981. Follow Me. Presidio. CA: Presidio Press.

Oktorino, Nino. 2013. Greates Raids: Kisah-Kisah Operasi Pembebasan

Sandera. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Oren, Harari, Phd. 2005. The Leadership Secrets of Colin Powell: Sebuah

Paradigma Baru Kepemimpinan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


273
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Paramus. 1988. Leadership Lesson from General Ulysses S.Grant. NJ:

Prentice Hall.

Paramus. 1999. Patt on on Leadership. NJ: Prentice Hall.

Patt on, George S. 1966. War As I Knew It. New York: Pyramid Books.

Powel, Collin. 1995. My American Journey. New York: Random

House.

Puryear, Edgar F. 1971. 19 Stars: A Study in Military Character and

Leadership. Presidio CA: Presidio Press.

Puryear, Edgar F. 1981. Nineteen Stars: A Study in Military Character

and Leadership 2nd ed.. Novato. CA: Presidio Press.

Richard, Brookhiser. 2008. George Washington on Leadership. New

York: Basic Book.

Robert, T. Kiyosaki. Rich Dad. Poor Dad. Jakarta :PT Gramedia

Pustaka Utama. 2012

Samuel, S. Lusi. 2013. The Great Transformation Start from You. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Schwarzkopf, H. Norman. 1992. It Doesn’t Take Hero. New York:

Batam Books.

Scott . 2005. West Point Leadership Lesson: Duty Honor and Other

Management Principles. New York: Sourcebook.

Steven, E. Ambrose. 1998. Citizen Soldier: Tentara Sukarela. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.


274
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Biografi Penulis

Penulis adalah Kolonel Infanteri Polsan Situmorang, SE, M.KP adalah seorang
Perwira Angkatan Darat yang lahir pada tanggal 21 April 1972 di Kab Samosir Sumatera
Utara. Lulus dari Akademi Militer Magelang Tahun 1996. Menjalani berbagai penugasan baik
didalam maupun di Luar negeri. Dia banyak menghabiskan masa dinasnya di satuan tempur.
Dia juga pernah mengikuti beberapa Pendidikan di Luar Negeri seperti Pendidikan Militer di
275
Leadership Lesson From Lembah Tidar

Army War College India, Pendidikan Manajemen of Defense di University of Indore India,
Kursus Civil Military Coordination (CIMIC) di Philipina. Pada saat pergolakan ambalat tahun
2009 Penulis dipercaya menjadi Military Liaison Officer di Sabah Malaysia selama 2.5
tahun. Penulis juga dipercaya sebagai Ketua Delegasi saat mewakili Indonesia dalam
beberapa kegiata latihan dengan beberapa negara seperti, Brunai Darussalam, Rusia dan
Australia. Penulis adalah Lulusan SESKO TNI Tahun 2019 dan alumni Pasca sarjana Program
magister Public Policy dari Universitas Cenderawasih Papua.

Anda mungkin juga menyukai