Generasi muda sebagai sebuah aset bangsa yang harus dijaga dan dibina dengan baik agar kelak dapat
berperan lebih besar dan nyata dalam menjaga kelangsungan bangsa ini. Untuk menghadapi masa
depan, generasi muda Indonesia harus mempunyai kualifikasi yang tinggi agar mampu berkompetensi
dengan bangsa lain. Kualifikasi yang dimaksud terutama dari segi ilmu pengetahuan saja belumlah
cukup. Masih banyak ilmu lain yang harus dimiliki generasi muda Indonesia untuk dimanfaatkan sebagai
nilai plus. Ilmu yang dimaksud diantaranya kemampuan berkomunikasi, kerjasama, toleransi,
kepemimpinan, disiplin, etos kerja, dan lain-lain. Ilmu tersebut hanya dapat diperoleh dengan
berorganisasi.
Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda merasa ikut bertanggung jawab
untuk membina generasi muda dengan ilmu-ilmu plus sebagai pelengkap dari apa yang telah mereka
dapatkan di bangku akademik.
Racana adalah wadah gerakan Pramuka yang terdapat pada Perguruan Tinggi. Bertujuan untuk
mengembangkan diri menjadi Pramuka golongan Pandega dan diharapkan kelak menjadi Pembina
Pramuka yang mendidik para generasi muda penerus bangsa.
Racana Muria Whira-Shima sebagai salah satu Racana yang ada di Indonesia dan berpangkalan di
Universitas Muria Kudus. Racana merupakan wadah yang mengedepankan terbentuknya pemuda
berintelektual tinggi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan dapat membina generasi muda
berikutnya guna menjadi menjadi tunas bangsa yang mempunyai kadar keimanan dan ketaqwaan yang
tinggi serta intelektualitas yang tinggi pula.
Partisipan pada Operasi SAR Gabungan Bekerjasama Dengan Dewan Kerja Cabang pada Bencana Banjir
akhir 2007 s.d. awal 2008.
Penyelenggara Pelatihan Pengelolaan sampah Menuju Kudus Zero Waste pada Pebruari 2009
Perintis Terbentuknya Komunitas Cinta Lingkungan Lingkar Ijo yang telah mendapat rekomendasi dari
Bupati Kudus tahun 2009.
Iklan
Kenapa pramuka ?
Beratus pertanyaan akan muncul tentang pembinaan pramuka penegak saat kita berpikir kritis dan
menggali lebih dalam tentang Gerakan Pramuka….
Proses yang dialami Pramuka merupakan rentetan perjalanan bakti dalam upaya menanamkan
kepribadian dan watak yang mumpuni sesuai tujuan Gerakan Pramuka.
Kita tidak bisa menanamkan sikap dasa darma tanpa proses yang berkesinambungan sejak usia anak –
anak (baca SIAGA). Dan pembinaan Gerakan Pramuka berproses secara berkelanjutan bahkan setelah
menjadi anggota dewasa. Jika perjalanan bakti menjadi pramuka tersebut diilustrasikan seperti
mengadakan ekspedis menggunakan perahu , maka…
saat Pramuka Siaga naik perahu adalah si Siaga akan duduk ditengah perahu, sedangkan pembina
berada di depan dan dibelakang perahu mendayung perahu serta mengambil arah tujuan perahu akan
menuju ke daratan yang mana. Siaga hanya duduk sambil mendengarkan cerita dan arahan dari
pembina nya.
saat Pramuka Penggalang, para penggalang berada di tengah perahu ikut aktif memegang dayung dan
sesekali diajak berdiskusi dan terlibat dalam menentukan tujuan perahu. Pembina dan pembantu
pembina masih ikut serta dalam perahu mendayung, memberikan arahan dan mengangkat semangat
para penggalang untuk mencapai tujuan.
Sedangkan saat Pramuka Penegak, didalam perahu hanyalah para pramuka penegak saja yang dipimpin
oleh pemimpin pilihan mereka sendiri. Mereka dituntut untuk bisa mendayung dengan baik,
menentukan arah daratan mana yang akan dituju dan menghindari beragam karang dan halangan di
perjalanan. Pembina akan mengawasi di tepi pantai, dan akan terus mendampingi saat pramuka
penegak membutuhkan bantuan…
…..
Penegak…
Iklan