Anda di halaman 1dari 5

PSIKOLOGI KENABIAN

(SOSOK PRIBADI DAN KEISTIMEWAAN ROSULULLAH SAW)


Oleh: Muhammad Jamaluddin Ma’mun1

"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang
yang mengharap (ridha) Allah, (kedatangan) hari akhirat dan mengingat Allah
sebanyak-banyaknya..." (QS. Al-Ahzab: 21).

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat (keimanan dan keselamatan bagimu), amat belas kasihan
lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128).

Mendengar nama Rosulullah SAW tentunya kita akan mengingat satu sosok
utusan yang luar biasa di muka bumi dan bahkan di akhirat ini, sosok yang ketika lahir
sudah terkhitan dan juga sudah terputus tali pusarnya yang sekaligus tanpa dibarengi oleh
darah kelahiran sehingga sosok itu adalah sosok yang sangat suci mulai dari sejak lahir
hingga pada jasad beliau setelah meninggal, sosok yang sebelum diciptakannya bumi
seisinya ini dengan jarak 2000 tahun telah diciptakan beliau Rosulullah dari nur ilahi
(cahaya Allah SWT), sosok yang ketika membaca sholawat kepadanya menjadi sebuah
“mas kawin” atau sahnya “pernikahan” Nabi Adam dengan Sayyidah Hawa’, sosok yang
secara lahiriah merupakan keturunan dari Nabi Adam AS namun secara ruhaniah justeru
Nabi Adam AS adalah “turunan” Rosulullah (karena penciptaannya lebih dahulu Nur
Muhammad daripada Nabi Adam), sosok yang adanya surga itu diciptakan karena
kehadirannya sehingga surga itu pun diharamkan bagi umat manusia sebelum Rosulullah
memasukinya terlebih dahulu, sosok yang diutus tidak hanya pada satu generasi, satu
periode atau satu alam saja tetapi diutus untuk seluruh alam lintas generasi ila yaumil
qiyamah, sosok yang benih kelahirannya telah dititipkan pada tulang rusuk Nabi Adam
(yang karena benih suci tersebutlah diantaranya Nabi Adam bisa diterima taubatnya oleh
Allah SWT) kemudian dititipkan pada Nabi Nuh (sehingga berkah benih Rosulullah itu
juga Nabi Nuh bisa diselamatkan dari dalam perut ikan) hingga “penitipan” benih
tersebut sampai pada Bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim AS (sehingga Nabi Ibrahim

1
Penulis adalah Staf Edukasi Fakultas Psikologi UIN MALIKI, PPMH dan PPAH Malang
pun bisa diselamatkan dari terbakarnya api kaumnya karena dalam diri beliau ada benih
suci Rosulullah SAW), sosok itu adalah sosok yang tidak memiliki bayangan diri dan
tidak bisa digambar karena tercipta dari cahaya (dan cahaya tidak bisa digambar
meskipun terkadang bisa dideskripsikan), sosok suci yang terjaga silsilahnya mulai dari
pendahulunya sampai ia dilahirkan, sosok mulia yang dari kecil sudah diiringi awan
(sehingga tidak terasa panas) ke mana pun ia pergi, sosok yang karenanya umat muslim
nantinya bisa diselamatkan dari api neraka berkat syafaatul udhmah-nya, sosok itu tidak
lain adalah sosok Rosul akhir zaman yaitu Rosulullah Muhammad SAW Ibni Abdillah
Rodhiallahu ‘Anhu.
Rosulullah SAW adalah seorang utusan yang tatkala dipandang wajahnya maka
hilanglah semua keluh kesah dari orang yang memandangnya tersebut, hal ini
dikarenakan cahaya kewibawaan dan ketampanan beliau yang selalu terpancar dari
wajahnya, Rosulullah SAW juga seorang anak manusia yang digambarkan dalam sebuah
hadist sebagai orang yang sangat diagungkan, mukanya bercahaya seperti bulan purnama,
perawakannya lebih tinggi dari yang sedang dan lebih pendek dari yang sangat tinggi,
rambutnya tersisir rapi, jalannya tegap dengan lemah lembut dan cepat, selalu
menundukkan pandangannya dan lebih sering melihat ke bawah daripada ke atas,
pandangan matanya tajam serta memberi salam kepada orang yang menjumpainya.
Bahkan Rosulullah adalah satu-satunya utusan yang namanya diabadikan dengan
disandingkan bersamaan nama Agung Allah SWT (diantaranya dalam kalimat syahadat
atau kalimat tahlil), bahkan juga seorang utusan yang namanya pun diambilkan dari salah
satu asma’ (nama) Allah yang mulia. Hal ini tersirat dalam sebuah hadist qudtsi yang
berbunyi “ana muhammadun bila miimin wa anaa ‘arabiyun bila ‘ainin (Aku (Allah
SWT) adalah Muhammad tapi tanpa huruf mim (yakni Ahmadun/Dzat yang terpuji) dan
Aku (Allah SWT) adalah ‘arabiyun tanpa huruf ‘ain (yakni robbiyun/Tuhan yang Maha
Esa)”. Gambaran lain dari seorang Rosul akhir zaman ini adalah sebagai orang yang
sangat bijaksana (salah satunya terlihat pada saat menyelesaikan konflik peletakan hajar
aswad pada tempatnya), penuh dengan kasih sayang (terlihat dari seringnya memaafkan
orang-orang yang telah mendholiminya seraya mendoakan agar orang tersebut diberi
petunjuk), senantiasa menunjukkan perangai yang terpuji sehingga bisa menjadi suri-
tauladan bagi umat manusia sepanjang sejarah dunia. Rosulullah juga dikenal sebagai
individu yang mempunyai kepribadian yang utuh dan bagus dengan sifat Fathanah,
Amanah, Shidiq dan Tablighnya, pribadi yang ikhlas untuk beramal, baik dengan harta,
kedudukan dan bahkan jiwanya sekalipun demi dakwahnya yang mulia.
Selain gambaran sosok Rosulullah di atas, Rosulullah SAW juga memiliki
keistimewaan-keistimewaan (selain mukjizat) yang tidak dimiliki oleh Nabi-nabi
sebelumnya, diantaranya sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Nabi Adam AS
bahwa ada beberapa perbedaan antara aku (Nabi Adam) dengan Rosulullah termasuk
umatnya (karena Rosulullah sendiri sebagai pribadi yang tidak pernah melakukan
kesalahan). Perbedaan tersebut diantaranya adalah ketika aku (Nabi Adam) berbuat dosa,
maka Allah SWT mengeluarkannya dari surga, sementara jika umat Muhammad yang
melakukan kesalahan dan mau bertaubat, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
surga, ketika Nabi Adam melakukan kesalahan, maka semua bajunya terlepas darinya,
sementara jika umat Muhammad yang melakukan kesalahan, Allah tetap menutupi aurat
mereka, termasuk karena Nabi Adam melakukan kesalahan, maka Allah juga
memisahkan Nabi Adam dengan istrinya, sementara jika umat Muhammad yang
melakukan kesalahan, mereka masih bisa berkumpul dengan keluarganya masing-masing,
bahkan karena Nabi Adam melakukan kesalahan, maka taubatnya hanya diterima di tanah
Arofah (Mekkah) yang berbeda dengan umat Muhammad kapanpun dan dimanan pun
mereka mau bertaubat, maka saat itu pula Allah SWT langsung menerima taubatnya.
Keistimewaan luar biasa yang disampaikan oleh Nabi Adam AS (sebagai Bapak umat
manusia) ini menujukkan bentuk pengakuan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh Nabi
lain selain Nabi Muhammad SAW. salah satu bentuk keistimewaan lain yang dimiliki
oleh Rosulullah adalah ia mendapatkan bimbingan “pendidikan” langsung dari Allah
SWT. Hal ini sebagaimana yang pernah disampaikan sendiri oleh sang Rosul bahwa
Addabani Rabbi fa ahsana ta’dibi (aku dididik langsung oleh Allah (Tuhanku) dengan
sebaik-baiknya pendidikan). Dari hadist ini tersirat bahwa sesungguhnya guru yang
mendidik Rasulullah SAW adalah langsung Allah SWT meskipun melalui perantara
Malaikat Jibril, karena pada saat itu Rosulullah belum sempat mendapatkan bimbingan
dari sang ayahnya, sementara dari Ibu dan kakeknya juga hanya sebentar sehingga
Rosulullah dijaga dan dididik langsung oleh Allah SWT agar tidak terpengaruh oleh
lingkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan seorang anak saat itu.
Diantara keistimewaan lain yang dimiliki oleh Rosulullah SAW adalah
kelahirannya sudah dipersiapkan dari dulu termasuk dari sebelum diciptakannya bumi
seisinya hingga berita itu pun diketahui oleh Nabi-nabi terdahulu sebagai kabar gembira
jika suatu saat akan lahir seorang Nabi yang akan menyempurnakan ajaran-ajaran
sebelumnya. Dalam Q.S Ash-Shaaff ayat 6 dijelaskan bahwa : ”Dan (ingatlah) ketika ‘Isa
ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-
bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. Keistimewaan lainnya
juga adalah Rosulullah tidak pernah sekalipun namanya dipanggil oleh Allah SWT
dengan panggilan atau penyebutan langsung namanya, melainkan dengan panggilan
terhormat seperti Ya Nabiyallah, Ya Rasul dan lain sebagainya. Pemanggilan ini berbeda
dengan Nabi-nabi terdahulu yang ketika dipanggil namanya oleh Allah, langsung mereka
dipanggil sesuai namanya masing-masing seperti Ya Musa, Ya Adam dan sebagainya.
Bahkan Allah SWT pun melarang kita untuk menyebut Nabi Muhammad SAW secara
tidak sopan atau tanpa adab (etika). Hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah
SWT dalam Q.S. AN-Nur ayat 63 “Janganlah kalian memanggil Rasul (Muhammad)
seperti kalian memanggil sesama orang di antara kalian”.
Selain beberapa keistimewaan di atas, Rosulullah SAW juga memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki dan sangat berbeda dengan Nabi-nabi sebelumnya,
terutama keistimewaan yang akan terjadi pada hari kiamat kelak. Keistimewaan itu
adalah pada saatnya Allah SWT akan memberikan hak sepenuhnya pada Rosulullah
untuk bisa menyelamatkan orang-orang yang dikasihinya (termasuk para umatnya) dari
panasnya siksa api neraka. Kondisi seperti itu akan dimanfaatkan oleh Rosulullah untuk
berdoa sebagai doa syafaatul udhma yang tidak dimiliki oleh Nabi-nabi terdahulu karena
doa Nabi-nabi itu sudah pernah dipanjatkan pada masanya demi menghancurkan umatnya
yang tidak mau mengikuti ajarannya. Hal ini sebagaimana hadist yang pernah
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim bahwa Rosulullah pernah bersabda:
“Setiap Nabi alaihissalam memiliki doa yang mustajab, namun setiap nabi telah
menggunakan doa tersebut. Dan aku menyimpannya sebagai syafaat bagi ummatku kelak
di hari kiamat. Maka syafaat tersebut Insya Allah akan didapati oleh setiap orang dari
umatku yang wafat dalam keadaan tidak menyekutukan Allah taala dengan suatu
apapun”. Oleh karena itu, beruntunglah jika kita yang penuh dosa ini bisa masuk
golongan orang-orang yang bisa mendapatkan syafaatnya kelak di akhirat. Amin.
Kiranya masih banyak keistimewaan-keistimewaan dari seorang Rosul terbaik
segala alam ini yang tidak bisa disampaikan, hanya harapan besar yang muncul adalah
semoga dengan sedikit pemaparan sosok dan keistimewaan Rosulullah SAW di atas, bisa
menambah kecintaan kita pada Rosulullah SAW sebagai pribadi yang suci, bisa
meneladani semua perangainya untuk bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sekaligus semoga bisa membuat kita dikumpulkan bersamanya di surga kelak sebagai
salah satu kekasihnya, kekasih seorang Rosul yang namanya ketika disebut berbarengan
nama Allah dalam kalimat tahlil (Laa ilaaha illallah muhammadur rosulullah) bisa
menjadi sebuah kunci (terbukanya) pintu surga, seorang Rosul yang karenanya kita bisa
merasakan nikmat dunia ini sekaligus nikmat akhirat nanti, seorang Rosul yang bisa
membantu kita di hadapan Allah disaat amal ibadah kita tidak ada yang bisa diandalkan,
seorang Rosul yang telah mendidik kita untuk bisa hidup dengan benar sesuai syariatnya,
seorang Rosul yang telah mengajarkan kita arti sebuah kehidupan yang hakiki yang tidak
hanya tertipu urusan duniawi, dan seorang Rosul yang telah mengajarkan pada kita pula
kalimat Rodhiitu billahi Robba wabil Islaami diinaa, wabimuhammadin nabiyau wa
rosuula (aku ikhlas dan ridho menjadikan Allah sebagai Robb (Tuhan)-ku, dan Islam
sebagai agamaku serta mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rosul utusan
Allah SWT. Amin). Wallahu a’lam bisshowaab.

Anda mungkin juga menyukai