Full Skripsi - Eva Oktaviani - 150510140105
Full Skripsi - Eva Oktaviani - 150510140105
SKRIPSI
Oleh:
EVA OKTAVIANI
150510140105
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Jatinangor, 2018
Mengetahui dan Mengesahkan,
Dr. Ir. Neni Rostini, MS Dr. sc. agr. Ir. Agung Karuniawan, M.Sc., Agr.
NIP. 19640216 198902 2 001. NIP. 19661101 199103 1 001.
Mengetahui
Ketua Program Studi Agroteknologi
ii
iii
ABSTRAK
Eva Oktaviani. 2018. Uji Kebenaran Varietas dan Simulasi Uji BUSS Cabai
Rawit Varietas Unpad CR8. Dibimbing Oleh: Neni Rostini dan Agung
Karuniawan
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Uji
Kebenaran Varietas dan Simulasi Uji BUSS Cabai Rawit Varietas Unpad
CR8”. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk melaksanakan salah satu syarat
dalam mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Berkat dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, pada
1. Dr. Ir. Neni Rostini, MS selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing
pertama atas bimbingan, saran serta motivasi yang telah diberikan dalam
2. Dr. sc. agr. Ir. Agung Karuniawan, M.Sc., Agr. selaku dosen pembimbing
kedua atas bimbingan, saran serta motivasi yang telah diberikan dalam
telah diberikan kepada penulis dan telah meluangkan waktu serta memberi
saran dan bantuan yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi dan
iii
5. Dr. H. Sudarjat, Ir., M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
7. Pak Asep Halim, Pak Nono, Bu Nono, Imelia, dan semua petani di tempat
Ening Rostini, Ega Apriliana, Fhera Hardiani, Kang Haikal, Ceu Trixie,
9. Tim bimbingan mbak Triasfitria Valentira Yudhia, Aulia Fauziah SE, ceu
Ranthi, kang Khais, bu Fitri yang selalu membantu penulis dalam berbagai
11. Teman-teman minat Pemuliaan 2014 yang telah memotivasi serta banyak
terselesaikan;
iv
12. Teman-teman alumni Program Studi Agroteknologi yang sudah
semangat kuliah;
kepada Ibunda tercinta Enih Nurani dan Ayahanda tercinta (Alm) E. Narlim
Wahid Hidayah atas cinta yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas, dan
Ina Rosalina serta adik tercinta Yunia Wahid Hidayah atas segala motivasi,
dukungan baik moral dan material serta kasih sayang yang begitu tulus dari awal
Akhir kata, Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan
Wassalaamualaikum. Wr. Wb
Penulis
Eva Oktaviani
150510140105
v
vi
DAFTAR ISI
BAB Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………………..i
ABSTRACT ……………………………………………………………………....ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………......viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian....................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 6
1.6 Hipotesis ....................................................................................................... 11
vi
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
manusia primitif di Amerika. Tanaman cabai merupakan salah satu jenis tanaman
yang dianggap penting urutan kedua setelah jagung dan ubi kayu bagi penduduk
Indian. Secara ekonomi, spesies ini sangat berpotensi untuk dikembangkan karena
sebagai bahan industri makanan, minuman maupun farmasi karena cabai rawit
memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi (Setiadi, 2006). Selain memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi, cabai rawit juga sangat potensial secara
Tabel 1. Produksi Produktivitas dan Luas Panen Cabai Rawit Tahun 2012-2016
1
2
di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami
peningkatan yang didukung dengan peningkatan luas panen (Tabel 1). Oleh
karena itu diperlukan adanya perbanyakan benih cabai rawit varietas baru yang
obat nabati, florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air
yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau estetika (Permetan
varietas tanaman yang dilindungi adalah true-to-type dan ciri-ciri yang dimiliki
tidak menyimpang dari yang telah ditentukan dalam pendaftarannya. Batas “tidak
menyimpang” ini ditentukan pada suatu nilai baku (standar) tertentu. Permentan
varietas dilakukan oleh Lembaga Penguji yang telah diakreditasi atau yang
karena itu, individu atau badan usaha yang bergerak di bidang pemuliaan tanaman
harus diberi penghargaan bagi mereka yang telah menghasilkan varietas tanaman
3
yang baru, unik, seragam dan stabil. Salah satu penghargaannya adalah dengan
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh
kegiatan pemuliaan tanaman (UU Nomor 29 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1).
tanaman sesuai dengan karakter pada pengujian uji Baru Unik Seragam Stabil (uji
varietas dapat dikatakan sebagai varietas baru apabila bahan perbanyakan atau
hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau
sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di
luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun
secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara
umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT (Pasal 2 Ayat 3). Suatu
4
varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas
tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan
lingkungan yang berbeda-beda (Pasal 2 Ayat 4). Suatu varietas dianggap stabil
atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami
Pelaksanaan uji BUSS untuk cabai rawit diatur dalam dokumen resmi PPU
BUSS cabai nomor PVT/ PPU/14/3 yang diterbitkan oleh Pusat PVT tahun 2014.
penting di awal dan akhir siklus pertumbuhan dari populasi varietas uji. Menurut
akan dievaluasi dengan analisis statistik yang sesuai. Hasil analisis diharapkan
memberikan keputusan akhir yang sama untuk penilaian aspek keseragaman dan
kestabilan.
Cabai rawit dipilih sebagai model untuk simulasi pengujian BUSS karena
baru cabai rawit, yaitu varietas Unpad CR8. Potensi hasil, kualitas cabai yang
Oleh karena itu akan dilakukan Uji Kebenaran dan Simulasi Uji Baru,
Unik, Seragam dan Stabil berdaasarkan PPU cabai dimana varietas kandidat
5
Dewata , Taruna, dan CR 8873. Diharapkan dalam simulasi uji BUSS ini
didapatkan satu atau lebih rekomendasi varietas pembanding yang paling sesuai
1. Apakah hasil uji kebenaran varietas cabai rawit Unpad CR8 sesuai dengan
2. Apakah varietas cabai rawit Unpad CR8 memenuhi syarat untuk pengujian
baru Unpad CR8 dan untuk mengetahui karakter-karakter dari varietas cabai rawit
Unpad CR8 dengan genotipe pembanding Rabani, Dewata, Taruna, dan CR8873
baik karakter kualitatif maupun kuantitatif sehingga data yang dihasilkan dapat
Tanaman).
6
paling mirip sesuai untuk uji BUSS cabai rawit varietas Unpad CR8
tanaman merupakan kegiatan yang harus melewati beberapa tahapan yang tidak
penerapan metode pemuliaan dan seleksi terhadap populasi yang terbentuk diikuti
memerlukan waktu lama (10-15 tahun), investasi yang tidak sedikit, dan
pengetahuan serta teknologi spesifik (Baihaki, 2006). Maka dari itu, perlu
varietas Unpad CR8 yang akan dilepas sesuai dengan deskripsi yang didapat dari
penguji merupakan Lembaga Penguji yang telah diakreditasi atau yang ditunjuk
oleh Menteri (Pasal 11 Ayat 1). Universitas Padjadjaran adalah salah satu lembaga
yang dapat melakukan pengujian kebenaran varietas dan uji BUSS untuk varietas
hortikultura.
lahan termasuk dataran tinggi. Lokasi tersebut digunakan berdasarkan hasil uji
PPU Cabai, pengujiaan dapat dilaksanakan pada satu tempat yang ditentukan oleh
Jika karakteristik penting tidak dapat terlihat pada tempat itu, maka pelaksanaan
dalam Permentan No. 37 Tahun 2006 bahwa uji lapang terhadap tanaman di
Uji Baru, Unik, Seragam dan Stabil juga merupakan salah satu cara
Tahun 2000 tentang PVT yang menjelaskan bahwa varietas tanaman yang
selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau
spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga,
buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat
membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat
2006).
Pada penelitian ini cabai rawit yang digunakan sebagai varietas uji adalah
cabai rawit varietas Unpad CR8 yang merupakan koleksi Laboratorium Pemuliaan
varietas cabai rawit yang memiliki kemiripan dengan varietas uji. Varietas
9
pembanding tersebut adalah cabai rawit varietas Rabani, Dewata , CR 8873, dan
Taruna.
Cabai rawit varietas Unpad CR8 dapat dikatakan sebagai varietas baru.
Kriteria kebaruan sebagai dijelaskan dalam UU No. 29 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat 2
yaitu apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan
atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia
atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah
secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara
umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT (UU No. 29 Tahun 2000 Pasal
2 Ayat 3). Pengujian karakter unik dilakukan dengan membandingkan varietas uji
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Mulyati, 2008), buah nenas varietas
Palembang dan Mahkota Bogor yang merupakan varietas dari jenis yang sama
maupun kualitatif. Namun karakter yang paling terlihat berbeda antar kedua
varietas ini adalah karakter pola putaran mata buah pada putaran terpanjang,
dimana untuk varietas Palembang memiliki pola putaran ke kiri dan untuk
varietas, diketahui bahwa cabai rawit varietas Unpad CR8 tersebut adalah unik.
Keunikan yang dimiliki varietas Unpad CR8 adalah bentuk buah dengan sinuasi
10
pada pericarp bagian basal yang kuat, ukuran lebih besar dari varietas pembanding
diterima paling sedikit 95%. Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat
utama atau penting pada varietas tersebut terbukti memiliki karakter yang sama
meskipun ditanam pada lingkungan yang berbeda-beda (UU No. 29 Tahun 2000
Pasal 2 Ayat 4). Hasil penelitian uji keunggulan menunjukkan bahwa varietas
CR8 telah menampilkan keseragaman tumbuh. Hal ini dapat menjadi landasan
siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada setiap akhir siklus
tersebut (UU No. 29 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat 5). Cabai rawit varietas Unpad
CR8 merupakan varietas yang sudah berada pada generasi lanjut. Artinya varietas
Unpad CR8 merupakan hasil generasi F8 yang sudah memiliki karakter stabil.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa varietas Unpad CR8 sebagai
Pengujian kestabilan pada tanaman cabai rawit varietas Unpad CR8 yang
dilakukan pada uji BUSS dapat dilakukan dalam satu musim tanam, namun jika
masih diragukan maka dapat dilakukan penanaman lebih dari satu musim tanam.
varietas (Padma et al., 2017). Evaluasi morfologi tersebut contoh pada tanaman
padi diantaranya variasi warna kotiledon, jumlah batang, warna batang, batang
tumbuh, sifat daun, jumlah bunga, warna bunga, antosianin dalam buah, warna
anter, posisi stigma, warna buah yang belum matang dan jumlah buah per
1.6 Hipotesis
BUSS varietas Unpad CR8 yang disebutkan dalam kerangka pemikiran, maka
Genotipe CR8 sesuai dengan deskripsi kultivar cabai rawit hasil uji
keunggulan.
3. Terdapat satu atau lebih varietas pembanding yang paling mirip dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frustescens L.
beberapa negara Asia yang lebih menyukai pedasnya lada, masyarakat Indonesia
12
13
lebih menyukai pedasnya cabai (Saraswati, 2012). Cabai rawit termasuk ke dalam
rendah maupun dataran tinggi. Tanaman cabai rawit merupakan jenis tanaman
yang baik. Menurut Poulus (1994) dalam Desita (2014), tanaman cabai tumbuh
baik pada pH tanah 5,5-6,8. Cabai tumbuh baik pada curah hujan 600-1250
mm. Suhu yang optimal untuk perkecambahan benih cabai yaitu antara 18 oC-
30oC. Pada suhu di bawah 15oC dan di atas 30oC akan menyebabkan viabilitas
serbuk sari menurun. Menurut Rubatzky (1999), cabai ditanam pada ketinggian
600-1300 mdpl. Tanaman cabai peka terhadap suhu dingin dan memerlukan
tahun. Bunga muncul berpasangan di bagian ujung ranting dalam posisi tegak.
1. Akar
Perakaran tanaman cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh
lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping
tumbuh dan berkembang baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap
2. Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu,
berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang
utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman
3. Daun
Daun cabai rawit berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi
dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan
kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip, dan tangkai tunggal
yang melekat pada batang atau cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga
4. Bunga
bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun, dengan mahkota bunga
5. Buah
memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna, dan rasa buah.
Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing atau
yang kecil memiliki ukuran panjang antara 2 cm – 2,5 cm dan lebar 5 mm.
Sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran panjang mencapai 3,5
cm dan lebar mencapai 12 mm. Warna buah cabai rawit bervariasi, buah muda
berwarna hijau atau berwarna putih, sedangkan buah yang telah masak
berwarna merah menyala atau merah jingga (merah agak kuning). Ada waktu
masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi
pedas.
16
6. Biji
Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-
2.4.1 Hama
keperak - perakkan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga,
mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan
17
daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor,
pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.
Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Pada musim
thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan (Meilin, 2014).
Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago biasanya pucuk
tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan mengkerut, mengeriting dan
kerdil. Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti madu, yang biasanya
disebut dengan embun madu. Embun madu menarik datangnya semut dan
cendawan jelaga. Adanya cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah
(Meilin, 2014).
18
2.4.2 Penyakit
ini bergejala mati pucuk yang berlanjut ke bagian tanaman sebelah bawah. Daun,
ranting dan cabang menjadi kering berwarna coklat kehitam-hitaman. Pada batang
penting pada tanaman cabai karena dapat dapat menurunkan produksi dan kualitas
yang diberikan oleh negara sebagai perlindungan terhadap varietas tanaman yang
dirakit oleh pemulia tanaman yang mengandung unsur baru, unik, seragam, dan
stabil. Hak PVT ini merupakan hak khusus yang diberikan kepada pemulia untuk
kepada pihak lain untuk menggunakannya (UU No. 29 Tahun 2000 Pasal 1). Hak
PVT diperoleh oleh pemulia atau pihak yang dikuasakan dengan cara mengajukan
permohonan hak PVT kepada kantor PVT. Hak PVT diberikan kepada pemohon
dalam 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan
Varietas yang akan dimohonkan hak PVT harus memenuhi kriteria yang
Lembaga Penguji yang telah diakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri (Pasal
11 Ayat 1).
yang dapat membedakan satu kultivar dengan kultivar yang lain. Untuk
membedakan satu kultivar cabai dengan kultivar lainnya, dapat dilakukan melalui
Cooke et al., (2003), karakterisasi morfologi banyak digunakan dan salah satu
akan dimohonkan hak PVT juga harus dilakukan pemeriksaan Uji BUSS. Uji
BUSS dilaksanakan dengan sistem penilaian standar yang telah ditentukan oleh
sejumlah varietas contoh calon standar baku bagi karakter-karakter terdaftar. Oleh
20
efektif, dengan tujuan agar varietas baru tanaman dapat terus berkembang untuk
kepentingan masyarakat. UPOV didirikan di Paris pada tahun 1961 melalui suatu
pedoman pelaksanaan uji. Pedoman pelaksanaan uji (PPU). Pada pelaksanaan Uji
BUSS salah satu hal yang penting adalah penentuan karakter keunikan. Perbedaan
diantara varietas dapat sangat jelas sehingga pengujian lebih dari satu siklus
untuk memastikan bahwa perbedaan suatu karakter, yang diamati pada lokasi
tanam, cukup konsisten paling tidak dalam satu siklus pertumbuhan yang
independen.
21
keseragaman dan kestabilan merupakan dua aspek sangat penting yang juga
Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada
varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi akibat cara tanam dan
lingkungan yang berbeda-beda (Pasal 2 Ayat 4). Suatu varietas dianggap stabil
mengalami perubahan pada setiap akhir siklus tersebut (Pasal 2 Ayat 5).
Perbedaan yang jelas antara dua varietas tergantung dari banyak faktor,
yang harus dipertimbangkan adalah tipe ekspresi dari karakter yang diuji yaitu
Karakter kuantitatif merupakan karakter yang memiliki arah yang jelas atau dapat
terdapat dua arah dalam pengukurannya, karakter ini umumnya adalah karakter
warna. Karakter kualitatif merupakan karakter yang tampak pada bahan yang
diamati, dinyatakan dengan ada atau tidaknya karakter tersebut pada bahan yang
diamati. Total karakter yang diamati adalah sebanyak 53 karakter yang terbagi
BAB III
dengan ketinggian ± 968 meter di atas permukaan laut. Percobaan dilakukan pada
digunakan dalam penelitian ini adalah kokeran plastik penyemaian, kored, emrat,
cangkul, knapsack sprayer, tugal, timbangan digital, mistar geser, mulsa plastik
hitam perak, ajir, patok, label, tali raffia, selang, gunting, alat tulis percobaan,
Bahan varietas yang akan digunakan untuk uji kebenaran dalam penelitian
ini adalah genotipe cabai rawit kandidat yaitu CR8 tanpa varietas pembanding.
Jumlah populasi varietas kandidat yang digunakan dalam percobaan ini sebanyak
50 tanaman. Bahan varietas untuk uji BUSS terdiri dari varietas uji CR8 dan
varietas pembanding yaitu CR8873, Dewata, Taruna dan Rabani yang berasal dari
East West Seed serta Balitsa. Jumlah populasi varietas kandidat uji BUSS yang
digunakan dalam percobaan ini sebanyak 10 tanaman untuk setiap ulangan. Bahan
lain yang digunakan antara lain pupuk kandang, urine ternak, urea, SP-36, NPK
22
23
No Varietas Asal
1 CR8 Unpad yang diperoleh dari seleksi persilangan
CRG1 x CRL1
2 Rabani Balai Penelitian Tanaman Sayuran yang
diperoleh
dari seleksi populasi R01
3 Dewata PT. East West Seed Indonesia yang berasal dari
hasil
seleksi persilangan 3045 (F) x 3045 (M)
4 CR 8873 PT. East West Seed Indonesia yang berasal dari
hasil
seleksi persilangan buatan antara tetua betina
21813
x tetua jantan 21812
5 Taruna PT. East West Seed Indonesia yang berasal dari
hasil
seleksi galur CR 542
Sumber: Deptan, 2016
Varietas kandidat yaitu cabai rawit Unpad CR8 tanpa varietas pembanding. Pada
lokasi percobaan varietas kandidat ditanam dengan jarak tanam antar baris 60 cm.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima varietas diulang lima kali.
Varietas-varietas tersebut terdiri atas satu varietas kandidat yaitu CR8 dan empat
24
kandidat yaitu CR 8873, Dewata, Rabani, dan Taruna. Varietas kandidat dan
varietas pembanding ditanam secara acak. Pada lokasi percobaan setiap varietas
ditanam dengan jarak tanam dalam baris 50 cm. Jumlah populasi yang digunakan
dan varietas pembanding yang dibagi ke dalam lima ulangan, sehingga total
populasi yang ditanam dalam percobaan adalah 250 populasi tanaman. Jumlah
genotipe. Sehingga jumlah sampel untuk setiap ulangan adalah 4 tanaman. Set
dengan menilai kesesuaian karakter varietas uji dengan deskripsi hasil uji
lokasi yang sudah dilakukan oleh (Yudhia, 2017) dan (Alsakinah, 2017). Data
sekunder hasil uji keunggulan terdapat pada (Lampiran 10). Karakter yang diamati
disesuaikan dalam kisaran deskripsi hasil uji keunggulan. Uji kebenaran varietas
berdasarkan Panduan Pelaksanaan Uji (PPU) Cabai untuk uji keunikan. Pada uji
perbandingan nilai varians fenotip dengan dua kali standar deviasi nya.
rawiit yang akan diuji kebenaran (varietas uji), penetapan varietas uji dan varietas
untuk jumlah serta kualitas benih setiap genotipe yang akan ditanam, pembuatan
pada tanah untuk pertumbuhan tanaman terutama untuk pertumbuhan akar, agar
26
tanah memiliki drainase dan aerasi yang baik sehingga akar akan mudah untuk
menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pengolahan lahan dilakukan dengan
dibuat bedengan. Setelah itu, dibuat blok-blok percobaan dengan banyak plot
MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) sesuai dengan kebutuhan penelitian. Setelah
alat pemotong seperti pisau atau cutter kaleng dan alat pemanas yang berbentuk
Penyemaian benih dilakukan pada media semai yang dibuat dari campuran
tanah dan pupuk kandang yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1:1 pada
Perlakuan benih yang diberikan yaitu direndam dalam air selama 2 jam dengan
tujuan untuk memecah dormansi benih, setelah itu benih diletakkan pada kain
basah selama satu malam. Kebutuhan benih untuk penyemaian yaitu 70 benih
plastik semai dengan satu kokeran plastik semai diisi satu benih untuk satu
genotipe cabai rawit. Setelah benih disemai, benih kemudian ditutup dengan
27
adalah 400 benih, sisa benih yang berkecambah akan digunakan untuk kebutuhan
penyulaman.
3.5.4 Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menanam bibit pada lahan yang telah
berisi media tanam yang sudah disiapkan pada saat pengolahan lahan yaitu media
campuran tanah dan pupuk kandang. Selama di lapangan bibit yang sudah
3.5.5 Pemupukan
pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran ayam dan kotoran kambing
dengan dosis 20 ton/ha. Disusul dengan pemberian pupuk dasar berupa pupuk
NPK mutiara sebanyak 200 kg/ha, Ponskha 100 kg/ha dan pengapuran dengan
dosis 4,6 ton untuk 1,5 ha. sehingga pH awal 5,2 pH akhir menjadi 6,4 sebelum
pupuk NPK mutiara, 2 kilogram ponskha, urin kambing 2 sampai 3 liter yang
dicampur dengan air 200 liter dalam drum. Setiap tanaman diberikan 0,8 liter atau
satu gelas aqua. Pupuk diaplikasikan setiap satu minggu sekali dengan cara
pengecoran.
28
3.5.6 Penyulaman
terdapat tanaman yang tidak tumbuh, tumbuh tidak baik atau lupa belum tertanam.
3.5.7 Pemeliharaan
yang terserang hama dan penyakit, seperti rusaknya daun yang disebabkan oleh
serangga atau busuknya buah yang disebabkan oleh jamur Colletotricum sp.
rebah dan roboh. Penyiraman merupakan hal yang paling penting dengan tujuan
3.5.8 Panen
Panen dilakukan 3-4 hari sekali atau paling lambat satu minggu sekali.
dilakukan pada buah cabai yang telah berwarna merah. Pada percobaan panen
dilakukan sebanyak 5 kali. Hal ini karena semua data sudah teramati.
29
menggunakan notasi yang tercantum dalam PPU cabai rawit. Pengamatan karakter
varietas pembanding. Perbedaan antara dua varietas dapat dibedakan secara jelas
apabila satu atau lebih karakter yang muncul pada dua macam sifat yang berbeda
yang tercantum di dalam PPU. Karakter berbeda satu notasi untuk karakter
pada karakter dengan variasi sifat yang terekspresi secara kontinu dari satu nilai
ekstrim ke nilai ekstrim yang lainnya. Pada karakter kuantitatif adanya perbedaan
dua notasi sering menjadi perbedaan yang sangat jelas, sementara apabila
karakter beda dua notasi pada pengamatan karakter kuantitatif disebut unik.
31
dengan melihat jumlah tipe simpang yang diperbolehkan dengan standar 0.5%.
setiap ulangan. Jika karakter-karakter yang diamati muncul ada setiap ulangan,
maka karakter tersebut dinyatakan stabil. Data kestabilan untuk karakter kualitatif
dilihat secara visual pada setiap ulangan. Sementara untuk karakter kuantitatif,
data kestabilan dapat dilihat dari rata-rata yang sama pada setiap ulangan.
jika suatu varietas telah seragam, maka varietas tersebut juga dapat dianggap
perhitungan statistika.
Secara lengkap pengamatan utama yang dilakukan terkait uji kebenaran dan uji
varian fenotip dengan standard deviasi varians fenotip. Nilai varians fenotipik
Keterangan :
= varians fenotipe
= nilai rata-rata genotipe ke-i
= jumlah genotipe uji
Standar deviasi dihitung menggunakan rumus Anderson dan Bancroft (1952) :
=√
Keterangan :
Sd = standard deviasi
= varians fenotipe
Apabila ≥ 2 x Sd , artinya tidak seragam
Apabila ≤ 2 x Sd , artinya seragam
Berdasarkan rumus tersebut, nilai yang diharapkan pada percobaan ini adalah
BAB IV
dengan ketinggian ± 968 meter di atas prmukaan laut. Percobaan dilakukan pada
pertumbuhan optimal cabai rawit. Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun
Klimatologi Ciamis, jumlah curah hujan selama percobaan berkisar 235 mm/bulan
sampai 524 mm/bulan (Gambar 7), curah hujan terendah terjadi pada bulan
Agustus , yaitu 235 mm/bulan, sementara curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember yaitu 524 mm/bulan. Secara lebih lengkap curah hujan selama satu
tahun di Sukamantri dapat dilihat pada Lampiran 8. Rata-rata curah hujan yang
terjadi selama percobaan adalah 366,8 mm/bulan. Curah hujan bulanan yang
Pada proses percobaan, curah hujan tinggi tidak dapat dihindari. Kondisi
curah hujan yang tinggi pada saat cabai memasuki fase generatif menyebabkan
panen cabai menjadi lebih lambat dan serangan penyakit menjadi kendala serius
yang sulit ditangani. Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan, terutama pada
33
34
2012). Data curah hujan tersedia hanya sampai bulan Desember 2017 karena dari
200
100
0
Agustus September Oktober November Desember
Curah hujan
daya tumbuh cabai rawit di lapangan. Jumlah tanaman minimal yang dibutuhkan
dalam simulasi Uji BUSS cabai rawit adalah 20 tanaman. Jumlah tanaman
minimal yang dibutuhkan untuk Uji Kebenaran cabai rawit varietas Unpad CR8
HST. Tabel 4. menunjukkan bahwa daya kecambah tertinggi yaitu pada varietas
Dewata dan Taruna, sementara varietas dengan daya tumbuh terendah adalah
Rabani.
35
>20 tanaman sehingga memenuhi untuk simulasi uji BUSS. Pada percobaan Uji
memenuhi untuk dilakukannya Simulasi Uji BUSS dan Uji Kebenaran. Gambar 8
produksi yang tinggi. Selain itu juga cabai rawit calon varietas baru ini memiliki
36
1. Hama
Hama yang menyerang pada tanaman cabai rawit saat percobaan antara
lain belalang (Valanga nigricornis), trips (Thrips sp.), Aphids gossypii, lalat buah
(Dacus dorsalis), siput (Achatina fulica), dan ulat grayak (Spodoptera litura L.).
Ulat grayak banyak menyerang tembakau dan juga tanaman lainnya, seperti
kedelai, kacang tanah, kentang, cabai,bawang merah, dan kubis. Pada Gambar 9
dapat dilihat ulat grayak menyerang bagian buah cabai rawit dan bagian buah
Larva akan merusak daun ataupun buah secara bergerombol dan setelah
daun habis pada rumpun tersebut, larva akan menyebar ke rumpun lainnya. Larva
akan menyebabkan hanya tulang daun dan epidermis daun bagian atas saja yang
tersisa, sementara tulang duan muda dimakan oleh larva dewasa. Serangan hama
37
ini pada varietas rentan menyebabkan kerugian yang sangat signifikan (Marwoto
ulat grayak tidak terlalu tinggi. Jumlah tanaman yang terserang mencapai 49
tanaman dari 250 tanaman atau sekitar 19,6 %. Ulat grayak yang ditemukan dalam
satu tanaman tidak melebihi tiga ulat sehingga pengendalian hanya dilakukan
secara mekanis. Perlakuan ini dapat menekan serangan sehingga serangan tidak
meluas. Pengendalian hama dilakukan pada fase vegetatif sampai dengan fase
(Compidor 5 WP) yang diaplikasikan dengan cara disemprot satu minggu sekali.
Aphids dengan jumlah tanaman yang terserang 30 dari 250 tanaman atau sekitar
menghisap cairan daun dan pucuk daun, daun yang berkembang menjadi keriting,
gerombolan Aphid yang menyerang. Serangan hama ini tidak menurunkan hasil
dan kualitas secara signifikan karena pengendalian dilakukan cepat saat terjadi
serangan, dan pada percobaan di lapangan banyak terjadi hujan sehingga serangan
tidak meningkat.
38
plastik hitam perak. Hampir semua spesies kutu daun menghindari pantulan
cahaya perak (Blackman dan Eastop, 2000). Sifat repellent dari cahaya perak ini
pemantul cahaya yang bersifat repellent terhadap Kutu daun (Fahrurrozi et al.,
2001).
adalah 60 tanaman dari 230 tanaman atau sekitar 24 %. Lalat buah menyerang
baik buah muda maupun buah yang sudah masak dengan pertanda adanya lubang
pada buah. Buah cabai yang terserang akan gugur sebelum waktunya. Pada
Gambar 11 terlihat gejala serangan yang diakibatkan oleh allat buah pada cabai
Varietas yang banyak terkena serangan lalat buah adalah varietas Dewata.
Varietas Dewata memiliki umur matang yang lebih genjah dibandingkan dengan
varietas uji Unpad CR8, CR8873, Taruna maupun Rabani sehingga pada saat
buah matang, serangan lalat buah paling banyak terjadi. Pengendalian dilakukan
dengan membakar buah cabai yang telag terserang, agar larva tidak berkembang
2. Penyakit
Colletotrichum spp. Penyakit ini bergejala mati pucuk yang berlanjut ke bagian
tanaman sebelah bawah seperti yang terlihat pada Gambar 12. Daun, ranting dan
terutama buahnya. Infeksi jamur ini pada buah cabai merah ditandai dengan gejala
40
awal berupa bintik bintik kecil yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit
melekuk. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang
terdiri atas kelompok serta dan konidium jamur. Serangan lebih lanjut
(Salim, 2012).
Hal ini juga dinyatakan oleh Martoredjo (2010), bahwa gejala antraknosa
mula-mula berupa bercak kecil yang selanjutnya dapat berkembang menjadi lebih
besar. Gejala tunggal cenderung berbentuk bulat, tetapi karena banyaknya titik
awal gejala maka gejala yang satu dengan yang lain sering bersatu hingga
membentuk bercak yang besar dengan bentuk tidak bulat. Pada Tabel 4
ditampilkan hasil skoring resistensi lima varietas cabai rawit terhadap penyakit
antraknosa.
pada varietas Dewata dengan skoring 3-4 yaitu peka-sangat peka. Adanya
serangan penyakit antraknosa pada lahan percobaan karena pada saat memasuki
41
fase berbuah hingga pematangan buah curah hujan terlalu tinggi. Sehingga hal
tersebut menyebabkan kondisi lembab yang disukai patogen. Akibat dari serangan
penyakit antraknosa pada cabai baik pada buah muda maupun buah matang adalah
2010). Gambar 10 adalah penampilan cabai rawit varietas Rabani yang terserang
layu fusarium.
adalah memotong tanaman cabai yang terserang dan membuangnya dari lahan
penanaman agar tidak menyebar ke tanaman cabai yang masih sehat. Percobaan
ini dilakukan pada hamparan lahan yang dominan ditanami cabai, sehingga
serangan antraknosa secara cepat menyebar. Oleh karena itu, pengendalian juga
Penyakit lain yang menyerang pada cabai rawit yang diuji yaitu penyakit
layu fusarium. Varietas yang banyak terserang adalah Rabani dengan intensitas
serangan 50% (25 tanaman terserang dari 50 tanaman di lapangan). Varietas CR8
dan CR8873 tidak terdapat serangan layu fusarium.. pada varietas Taruna
tanaman tidak dapat bertahan hingga panen, terutama pada varietas Rabani.
tidak menyebar pada tanaman sehat. Serangan layu fusarium paling banyak pada
varietas Rabani terjadi ketika sudah mulai masuk masa panen sehingga data
3. Gulma
dengan tanaman utama, menjadi inang bagi serangga vector dan menjadi inang
pathogen penyakit tanaman (Ripangi, 2012). Selama percobaan pada musim hujan
rawit masih dapat dikendalikan. Hal tersebut dikarenakan cabai rawit ditanam
gulma di sekitar pertanaman. Pada lahan percobaan gulma yang menyerang dapat
43
kondisi tanaman cabai rawit yang lebih tinggi. Sedangkan gulma yang menyerang
yaitu dengan cara mekanis menggunakan kored dan secara kimiawi menggunakan
herbisida.
Gambar 14. Gulma (a) Drymaria villosa (b) Ageratum conyzoides L., (c)
Ichaemum timorense yang terdapat pada pertanaman cabai rawit
yang teramati, dapat disimpulkan bahwa kultivar uji Unpad CR8 benar sesuai
mengenai hasil pengamatan keseuaian uji kebeneran dan uji keunggulan. Uji
dpl., 1200 m dpl., dan 821 m dpl.. Percobaan dilakukan dari bulan Agustus 2016
sampai Mei 2017. Hasil uji keunggulan yang dilakukan oleh (Yudhia, 2017) dan
(Alsakinah, 2017) dapat dilihat pada tabel 5. Uji keunggulan digunakan sebagai
hasil pengamatan uji keunggulan secara lengkap terdapat pada Lampiran 10.
dengan deskripsinya (Permetan Nomor 38 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 5). Hal
sesuai dengan deskripsi yang dikeluarkan oleh pemulia. Uji ini dilakukan dalam
haknya membeli benih bermutu. Selain itu juga untuk menjamin bahwa varietas
dengan deskripsi varietas hasil uji keunggulan baik pada karakter kualitatif
pada uji kebenaran dari varietas Unpad CR8 berada dalam kisaran yang sesuai
dengan hasil uji keunggulan. Uji kebenaran dilakukan pada satu lokasi pengujian,
sedangkan uji keunggulan dilakukan pada tiga lokasi pengujian. Pemilihan lokasi
pengujian didasarkan dari performa terbaik pada saat dilakukan uji keunggulan.
Pada uji kebenaran ini penting untuk mengetahui kebenaran dari karakter-
katakter yang ada pada deskripsi tanaman cabai rawit untuk kepentingan
kuantitatif, yaitu tinggi tanaman, tinggi dan diameter batang, panjang dan lebar
daun, diameter bunga, panjang dan diameter buah. Rasa pedas dan warna buah
ketinggian 980 m dpl, berdasarkan ciri fisik tanah dan peta tanah tinjau, wilayah
kecamatan secara umum memiliki jenis tanah yaitu tanah latosol yang cocok
untuk tanaman cabai. Antara varietas uji dengan deskrisi hasil uji keunggulan
terdapat ketidaksamaan angka pada karakter kuantitatif. Akan tetapi hal tersebut
47
tetap dapat digolongkan sesuai karena hasil pengamatan masih berada dalam
kisaran .
orang yang berkecimpung dibidang penelitian ini dan kemudian banyak dihasilkan
varietas baru. Varietas baru yang akan dilindungi harus memilki persyaratan
kebaruan, unik, seragam dan stabil untik varietas yang diuji (Santos et al., 2012).
lapangan, varietas yang diuji dapat dikategorikan baru apabila bahan perbanyakan
(benih) atau hasil produksi dari cabai rawit ini belum pernah diperdagangkan tidak
lebih dari setahun, atau diluar negeri lebih dari empat tahun untuk tanaman
semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan (Syukur et al. 2012).
tetapi hal ini dapat terlihat dari jenis-jenis cabai rawit yang diamati belum umum
dipasaran. Karakter cabai rawit calon varietas baru yang diuji memiliki perbedaan
Shepherd 1955).
48
Calon varietas cabai rawit Unpad yang telah dirakit oleh sejak tahun 2008
diberi nama Ratuni Unpad telah diuji adaptasi oleh UNPAD bekerjasama dengan
BPTP Jawa Barat. Calon varietas baru ini didaftarkan sesuai dengan Undang-
Undang Hortikultura nomor 13 tahun 2010 pasal 58 ayat 3, pasal 59 ayat 3 dan
spesies pada tipe buah, warna buah, rasa, dan kandungan biokimia (Sulassih,
dalam PPU cabai. Suatu varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat
dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui
secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT (UU No. 29 Tahun
salah satu langkah yang paling penting. Varietas kandidat harus menunjukkan
pembeda tersebut harus seragam dan stabil. Pengujian karakter unik dilakukan
terdokumentasi, sekalipun ditampilkan dari lokasi yang berbeda, hal ini dapat
digunakan, baik secara individu atau dalam kombinasi dengan karakteristik lain:
(a) untuk memilih varietas “dikenal umum” yang dapat dikecualikan dari lahan
CR8873, Dewata, Taruna, dan Rabani adalah dengan melihat dari grouping
grouping characteristic yang diperiksa melalui data deskripsi varietas uji dan
varietas pembanding. Jika hasil simulasi uji BUSS antara varietas kandidat dan
antara varietas uji dengan pembanding 2 disebabkan oleh tidak adanya informasi
varietas Rabani dari hasil pengamatan adalah menggantung. Jika dilihat dari hasil
mendapatkan satu atau lebih varietas pembanding yang dapat diajukan sebagai
pembanding Uji BUSS untuk syarat pengajuan HAK PVT. Perbedaan karakter
calon varietas baru Unpad CR8. Pada pembahasan ini tidak ditampilkan hasil
Panduan Pelaksanaan Uji (PPU) cabai tahun 2014. Perbedaan varietas uji Unpad
CR8 dengan pembanding 1 varietas CR8873 secara rinci disajikan dalam Tabel 7.
Terdapat 5 (lima) karakter berbeda yaitu pada karakter Intensitas warna hijau
pada daun, undulasi tepi pada daun, warna sekunder pada mahkota bunga,
intensitas warna buah muda, sinuasi pada perikap bagian basal buah, intensitas
warna buah matang, kilapan buah, bentuk ujung buah, jumlah lokul buah.
pewarnaan antosianin pada buku, bulu pada buku batang, tinggi tanaman, panjang
helai daun, lebar helai daun, intensitas warna hijau daun, pewarnaan antosianin
daun, bentuk daun, undulasi pada tepi daun, lepuhan daun, pewarnaan antosianin
pada filament, warna buah muda, pewarnaan antosianin buah, bentuk potongan
membujur buah, sinuasi pada perikap bagian basal buah, sinuasi pada perikap
selain bagian basal buah, bentuk ujung buah, jumlah lokul buah, waktu mulai
berbunga, umur matang. Varietas Dewata tidak dapat diajukan sebagai varietas
hijau daun, undulasi pada tepi daun, intensitas warna buah muda, sinuasi pada
perikap bagian basal buah, intensitas warna buah matang, kilapan buah, bentuk
tanaman, panjang batang (dari kotiledon sampai bunga pertama), panjang ruas
(pada percabangan pertama batang utama), tinggi tanaman, undulasi pada tepi
daun, lepuhan daun, pewarnaan antosianin pada filament, intensitas warna buah
muda, posisi buah, sinuasi pada perikap bagian basal, bentuk ujung buah,
kedalaman alur dalam lokul buah, panjang tangkai buah. Varietas Rabani tidak
grouping characteristic.
batang dan cabang amat kecil, sedangkan tipe pertumbuhan condong ke atas
1994) dalam (Fitriani, 2013). Varietas cabai yang memiliki tipe pertumbuhan
tegak, maka terjadinya naungan antar daun dapat berkurang. Dengan demikian
unsur keunikan karena memiliki lebih dari satu karakter beda dengan varietas
pembanding.
53
Tabel 7. Perbedaan Karakter Varietas Unpad CR8 dengan Pembanding 1 CR8873 dan Pembanding 3 Taruna
Hasil Pemeriksaan
Notas Varietas pembanding Varietas pembanding
No Karakter Ekspresi Varietas kandidat CR8 Keterangan
i CR8873 Taruna
Notas Angk Notas Angk Notas
Deskripsi Deskripsi Deskripsi Angka
i a i a i
1 VG Pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(*) anthocianin pada
hipokotil
(+) ada 9
QL
2 VG Tanaman : Tipe tegak 1 2 Semi - 2 Semi - 2 Semi - Sama
(+) tumbuh agak tegak 2 tegak tegak tegak
Q menyebar 3
N
3 VG Tanaman : Panjang pendek 3 5 Sedang 40.3 5 Sedang 41.05 5 Sedang 40.64 Sama
(+) batang (dari sedang 5
kotiledon sampai
QN panjang 7
bunga pertama)
54
4 VG Tanaman : tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(*) Pemendekan
ruas(bagian atas)
(+) ada 9
QL
5 MS Hanya untuk tidak ada 1 - - - - - - - - - -
(+) varietas yang satu sampai 2
memilikipemendek tiga
QN
an ruas Tanaman :
lebih dari 3
jumlah ruas antara
tiga
bunga pertama dan
ruas yang
memendek
6 MS/V Varietas tanpa pendek 3 7 Panjang 8.98 7 Panjang 8.5 7 Panjang 9.3 Sama
G pemendekan ruas : sedang 5
Tanaman : Panjang
ruas (pada panjang 7
QN percabangan sangat 9
pertama batang panjang
utama)
7 VG Tanaman : tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(+) pewarnaan
QL antosianin pada ada 9
buku
55
QN sedang 5
tinggi 7
sangat 9
tinggi
11 MS/V Daun : Panjang sangat 1 6 Sedang- 16 6 Sedang- 15 5 Sedang 13 Sama
G helai pendek panjang panjang
QN pendek 3
sedang 5
panjang 7
56
sangat 9
panjang
12 MS/V Daun : Lebar helai sangat 1 7 Lebar 8.7 6 Sedang- 6.9 6 Sedang- 5.9 Sama
G sempit lebar lebar
QN sempit 3
sedang 5
lebar 7
sangat lebar 9
14 VG Daun : pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(+) antosianin
QL ada 9
57
PQ elip telur 3
16 VG Daun : undulasi sangat 1 3 Lemah - 3 Lemah - 5 Sedang - Beda dengan
pada tepi lemah pembanding
(+) lemah 3 3
Q sedang 5
N
kuat 7
sangat kuat 9
PQ ungu 4
27 VG (a) Buah : pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(+) antosianin ada 9
QL
28 VG (b) Buah : posisi tegak 1 1 Tegak - 1 Tegak - 1 Tegak - Sama
(*) mendatar 2
(+) menggantun 3
Q g
N
61
29 VG/M Buah : panjang sangat 1 3 Pendek 4.46 3 Pendek 4.535 3 Pendek 4.05 Tidak beda
S (b) pendek cm cm cm
(+) pendek 3
QN sedang 5
panjang 7
sangat 9
panjang
30 VG/M Buah : diameter sangat kecil 1 3 Kecil 1.06 3 Kecil 1.080 3 Kecil 1.157 Sama
QN S (b) kecil 3 cm cm cm
sedang 5
lebar 7
62
sangat lebar 9
31 MS (b) Buah : rasio sangat kecil 1 3 Kecil 4.30 3 Kecil 4.26 3 Kecil 3.52c Sama
(*) panjang/diameter kecil 3 cm cm m
Q sedang 5
N
besar 7
sangat besar 9
32 VG (b) Buah : bentuk oblate 1 8 narrowly - 8 narrowly - 8 narrowly - Sama
(*) potongan membujur circular 2 triangular triangular triangular
(+) cordate 3
PQ square 4
rectangular 5
trapezoidal 6
moderately 7
triangular
narrowly 8
triangular
hornshaped 9
linear 10
33 VG Buah : puntiran tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
QL ada 9
bulat 3
63
35 VG (b) Buah : sinuasi pada tidak 1 5 Sedang - 3 Lemah - 3 Lemah - Beda dengan
perikap bagian ada/sangat pembanding
basal lemah 1, dan
pembanding
(+) lemah 3 3
QN sedang 5
kuat 7
sangat kuat 9
sangat 5
melekuk ke
dalam
46 VG (b) Buah : ketebalan sangat tipis 1 3 Tipis 0.92 3 Tipis 0.95 3 Tipis 0.89 Sama
(*) daging tipis 3 mm mm mm
QN sedang 5
tebal 7
sangat tebal 9
47 VG/M Tangkai buah : sangat 1 7 Panjang 4.6 7 Panjang 4.82 6 Sedang- 4 Sama
S (b) panjang pendek cm panjang
pendek 3
QN sedang 5
panjang 7
sangat 9
panjang
48 VG/M Tangkai buah : sangat tipis 1 5 Sedang 0.24 5 Sedang 0.27 5 Sedang 0.24 Sama
S (b) ketebalan tipis 3 cm cm cm
QN sedang 5
tebal 7
sangat tebal 9
67
QL
50 VG (b) Buah : capsaisin tidak ada 1 9 Ada - 9 Ada - 9 Ada - Sama
(*) dalam plasenta ada 9
(+)
QL
51 MG hanya untuk lemah 1 3 Kuat - 3 Kuat - 3 Kuat - Sama
Q (b) varietas dengan sedang 2
N capsaisin pada
plasenta Buah : kuat 3
intensitas capsaisin
52 MS Waktu mulai genjah 3 7 Dalam - 7 Dalam - 7 Dalam - Sama
(+) berbunga (bunga sedang 5
pertama pada buku
Q berbunga kedua) dalam 7
N
53 VG Umur matang sangat 1 7 Dalam - 7 Dalam - 7 Dalam - Sama
genjah
(+) genjah 3
Q sedang 5
N
dalam 7
sangat 9
dalam
68
varietas kandidat maupun varietas pembanding dimana tidak ada varietas yang off
type, yang teramati. Keseragaman yang ada menandakan bahwa calon varietas
baru Unpad CR8 ini dapat dianggap stabil karena sumber cabai rawit ini berasal
dari benih yang sama. Analisis statistik pada karakter kualitatif tidak digunakan
Apabila tipe simpang tidak ditemukan, atau terdapat variasi yang tinggi
dari populasi kandidat, maka akan lebih baik jika dilengkapi dengan analisis
yang diterima tidak boleh secara signifikan melewati tingkat variasi dari varietas
berdasarkan rumus Steel and Torrie dan standard deviasi Anderson and Bancroft.
68
69
tinggi tanaman, panjang helai daun, lebar helai daun, panjang buah, diameter
buah, rasio panjang/diameter buah, ketebalan daging buah, panjang tangkai buah,
ketebalan tangkai buah cabai varietas kandidat Unpad CR8 adalah seragam di
setiap ulangannya.
CR8
terbukti seragam walau terdapat satu karakter yang memiliki tingkat keseragaman
yang rendah. Pada kajian ilmiah umumnya peluang yang diterima adalah 95%,
maka untuk kondisi varietas yang tidak seragam pada satu karakter dari total 50
karakter yang diamati (2,5%) masih dapat dinyatakan seragam (Khadijah, 2012).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai varians fenotip lebih rendah atau
kurang dari nilai dua kali standard deviasi varians fenotip. Oleh karena itu,
70
yang sudah seragam maka telah dapat dianggap stabil. Dalam Panduan Umum Uji
BUSS cabai (2014) juga dinyatakan bahwa pada banyak varietas, jika suatu
varietas telah seragam, maka varietas tersebut juga dianggap stabil. Hal ini selaras
keseragaman yang ada menandakan bahwa pisang pada penelitian simulasi uji
BUSS dapat dianggap stabil karena sumber pisang ini berasal dari anakan atau
Penanaman tidak dilakukan pada musim berbeda tetapi pada pengulangan plot.
Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu syarat untuk pengujian kestabilan.
Selaras dengan hal yang dikemukakan dalam UPOV (2000; 2011) jika meragukan
ulang pada tahun atau musim berikutnya, atau menguji ulang dengan
sebelumnya.
71
Buah: Diameter
Varietas Ulangan Rata-rata Varians Fenotip 2*Standard deviasi Interpretasi
I 1.162 0.03057 0.34969 Stabil
II 1.03 0.01404 0.23700 Stabil
CR8 III 1.09 0.00612 0.15652 Stabil
IV 0.97 0.06298 0.50192 Stabil
V 1.05 0.00240 0.09792 Stabil
Buah: Rasio panjang/diameter
Varietas Ulangan Rata-rata Varians Fenotip 2*Standard deviasi Interpretasi
I 4.041553 0.35053 1.18410 Stabil
II 4.46 0.28347 1.06484 Stabil
CR8 III 3.99 0.05011 0.44772 Stabil
IV 4.82 2.14834 2.93144 Stabil
V 4.17 0.09575 0.61887 Stabil
Buah: Ketebalan daging
Varietas Ulangan Rata-rata Varians Fenotip 2*Standard deviasi Interpretasi
I 0.92375 0.00177 0.08421 Stabil
II 0.90 0.00022 0.02946 Stabil
CR8 III 0.90 0.00023 0.03004 Stabil
IV 0.92 0.00016 0.02537 Stabil
V 0.94 0.00093 0.06115 Stabil
Tangkai buah: Panjang
bahwa pengujian stabilitas tidak biasa dilakukan secara khusus seperti halnya
73
pengujian keunikan dan keseragaman. Hal ini didasarkan pada pengalaman bahwa
pada banyak tipe varietas, jika satu varietas telah menunjukan keseragaman, maka
dapat dianggap stabil (Pusat PVT, 2006). Selain itu, bagi varietas yang tidak stabil,
akan dihasilkan materi yang tidak sesuai dengan karakteristik varietas, dan jika
pemohon tidak dapat menyediakan materi yang keragamannya tidak sesuai dengan
karakteristik varietas, maka hak PVT atas varietas tersebut dapat dibatalkan sesuai
dua kali standar deviasinya pada rata-rata setiap karakter di lima ulangan.
yang sama untuk penilaian aspek keseragaman dan kestabilan. Karakter kuantitatif
Karakter U1 U2 U3 U4 U5
Pewarnaan
1 1 1 1 1
anthocianin
(Tidak ada) (Tidak ada) (Tidak ada) (Tidak ada) (Tidak ada)
pada hipokotil
74
3 3 3 3
Tanaman : Tipe 3
(Semi (Semi (Semi (Semi
tumbuh (Semi tegak)
tegak) tegak) tegak) tegak)
Tanaman :
Pemendekan 1 1 1 1 1
ruas(bagian (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
atas)
Varietas tanpa
pemendekan
ruas : Tanaman
: Panjang ruas 7 7 7 7 7
(pada (panjang) (panjang) (panjang) (panjang) (panjang)
percabangan
pertama batang
utama)
Tanaman :
pewarnaan 1 1 1 1 1
antosianin pada (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
buku
Batang :
1 1 1 1 1
Intensitas
(sangat (sangat (sangat (sangat (sangat
pewarnaan
lemah/tidak lemah/tidak lemah/tidak lemah/tidak lemah/tidak
antosianin pada
ada) ada) ada) ada) ada)
buku
Batang : bulu 1 1 1 1 1
pada buku (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
Daun :
5 5 5 5 5
intensitas warna
(sedang) (sedang) (sedang) (sedang) (sedang)
hijau
Daun :
1 1 1 1 1
pewarnaan
(tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
antosianin
2 2 2 2 2
Daun : bentuk
(bulat telur) (bulat telur) (bulat telur) (bulat telur) (bulat telur)
Daun : undulasi 3 3 3 3 3
pada tepi (lemah) (lemah) (lemah) (lemah) (lemah)
3 3 3 3 3
Daun : lepuhan
(lemah) (lemah) (lemah) (lemah) (lemah)
Daun : profil 6 6 6 6 6
potongan (rata- (rata- (rata- (rata- (rata-
melintang cembung) cembung) cembung) cembung) cembung)
1 1 1 1 1
(tidak (tidak (tidak (tidak (tidak
Daun : kilapan
ada/sangat ada/sangat ada/sangat ada/sangat ada/sangat
lemah) lemah) lemah) lemah) lemah)
75
Bunga :
1 1 1 1 1
orientasi
(tegak) (tegak) (tegak) (tegak) (tegak)
pedunkel
Pemunculan 1 1 1 1 1
stigma (tegak) (tegak) (tegak) (tegak) (tegak)
Bunga :
pewarnaan 9 9 9 9
9 (ada)
antosianin pada (ada) (ada) (ada) (ada)
antera
Bunga :
pewarnaan 1 1 1 1 1
antosianin pada (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
filament
Bunga : warna
1 1 1 1 1
sekunder pada
(tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
mahkota
Buah : warna 1 1 1 1 1
buah muda (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
Buah :
3 3 3 3 3
intensitas warna
(terang) (terang) (terang) (terang) (terang)
buah muda
Buah :
1 1 1 1 1
pewarnaan
(tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
antosianin
1 1 1 1 1
Buah : posisi
(tegak) (tegak) (tegak) (tegak) (tegak)
Buah : bentuk 9 9 9 9 9
potongan (Narrowly (Narrowly (Narrowly (Narrowly (Narrowly
membujur triangular) triangular) triangular) triangular) triangular)
1 1 1 1 1
Buah : puntiran
(tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
Buah : bentuk
3 3 3 3 3
potongan
(bulat) (bulat) (bulat) (bulat) (bulat)
melintang
Buah : sinuasi
5 5 5 5 5
pada perikap
(sedang) (sedang) (sedang) (sedang) (sedang)
bagian basal
Buah : sinuasi
pada perikap 5 5 5 5 5
selain bagian (sedang) (sedang) (sedang) (sedang) (sedang)
basal
2 2 2 2 2
Buah : tekstur
(sedikit (sedikit (sedikit (sedikit (sedikit
permukaan
berkerut) berkerut) berkerut) berkerut) berkerut)
76
Buah : warna 3 3 3 3 3
buah matang (merah) (merah) (merah) (merah) (merah)
Buah :
5 5 5 5 5
intensitas warna
(sedang) (sedang) (sedang) (sedang) (sedang)
buah matang
3 3 3 3 3
Buah : kilapan
(lemah) (lemah) (lemah) (lemah) (lemah)
Buah : rongga 1 1 1 1 1
tangkai buah (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada) (tidak ada)
Buah : 1 1 1 1 1
kedalaman (tidak (tidak (tidak (tidak (tidak
rongga tangkai ada/sangat ada/sangat ada/sangat ada/sangat ada/sangat
buah dangkal) dangkal) dangkal) dangkal) dangkal)
Buah : bentuk 3 3 3 3 3
ujung (runcing) (runcing) (runcing) (runcing) (runcing)
Buah :
3 3 3 3 3
kedalaman alur
(dangkal) (dangkal) (dangkal) (dangkal) (dangkal)
dalam lokul
3 3 3 3 3
Buah : jumlah
(dominan (dominan (dominan (dominan (dominan
lokul
tiga) tiga) tiga) tiga) tiga)
Kelopak buah : 2 2 2 2 2
aspek (menutup) (menutup) (menutup) (menutup) (menutup)
Buah : capsaisin 9 9 9 9 9
dalam plasenta (ada) (ada) (ada) (ada) (ada)
hanya untuk
varietas dengan
capsaisin pada 3 3 3 3 3
plasenta Buah : (kuat) (kuat) (kuat) (kuat) (kuat)
intensitas
capsaisin
Waktu mulai
berbunga
(bunga pertama 7 7 7 7 7
pada buku (dalam) (dalam) (dalam) (dalam) (dalam)
berbunga
kedua)
7 7 7 7 7
Umur matang
(dalam) (dalam) (dalam) (dalam) (dalam)
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
keseragaman dan kestabilan pada pengujian BUSS. Hal ini diperlukan untuk
melengkapi penilaian yang biasa dilakukan pada setiap pelaksanaan uji BUSS
lebih terpercaya.
77
78
DAFTAR PUSTAKA
Blackman R.L., V.F. Eastop. 2000. Aphids on the World’s Crop. An identification
and Information Guide 2nd eds. New York : John Wiley and Sons.
Desita, Alvianti Yaufa. 2014. Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias
IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
78
79
Duriat, Ati Srie., Neni Gunaeni dan Astri W. Wulandari. 2007. Penyakit Penting
Pada Cabai dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Monografi No 31. ISBN: 978-979-8304-55-2
Herwidyarti, Hayu Kristina., Suskandini Ratih, and Dad Resiworo Jekti Sembodo.
2013. Keparahan Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum Annuum
L) Dan Berbagai Jenis Gulma. Journal Agrotek Tropika 1(1):102–6.
Herwitarahman, Alifiya. 2014. Simulasi Uji Baru Unik Seragam Dan Stabil
(BUSS) Pisang (Musa Spp.) Di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor.
Bul. Agrohorti 2(1) : 66 – 74.
Joshi, A., R.C. Agrawal, and H.S. Chawla. 2011. Assessment of distinctiveness,
uniformity and stability of indigenous aromatic rice (Oryza Sativa)
80
Kementrian Pertanian. 2016. Produksi, Produktivitas dan Luas panen Cabai rawit
2011-2015. http://www.pertanian.go.id. [4 Maret 2017].
Labib, K., F.Bnejdi, M.E. Gazzah. 2012. Genetic Diversity Evaluation of Pepper (
Capsicum annuum L.) in Tunisia Based on Morphologic Characters.
African Journal of Agricultural Research, vol. 7(23) , pp. 3413-3417.
Maulidah, Silvana., Heru Santoso., Hadi subagyo., dan Qiki Rifqiyyah,. 2012.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi dan Pendapatan Usaha Tani
Cabai Rawit (Studi Kasus di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu,
Kabupaten Kediri). SEPA : Vol. 8 No. 2 : 51-182.ISSN : 1829-9946
Marlina., Susanna., Cut Meurah Fitria Kausa. 2010. Kemampuan Fungi Mikoriza
Arbuskula (FMA) dalam Menekan Perkembangan Colletotrichum capsici
Penyebab Antraknosa Pada Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Volume 12(2), Hal. 37-42.
Meilin, Araz. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta
Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi 1
dan 8.
Mulyati, Efi. 2008. Simulasi Uji BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil) Tiga
Varietas Nenas (Ananas Comosus L. Merr). Institut Pertanian Bogor.
Skripsi.
81
Pusat PVT. 2014. Panduan Pelaksanaan Uji (PPU) Keunikan Keseragaman dan
Kestabilan (BUSS) Cabai. Nomor dokumen PVT/PPU/14/3. Pusat PVT.
Jakarta. 38 hlm. [26 April 2017].
Pusat PVT. Peraturan Menteri Pertanian No. 37 tahun 2006. Pengujian, Penilaian,
Pelepasan Dan Penarikan Varietas. http://www. http://indonesiabch.or.id
[27 Mei 2017].
Pusat PVT. Peraturan Menteri Pertanian No. 38 tahun 2011. Pendaftaran Varietas
Tanaman Hortikultura. http://pvtpp.setjen.pertanian.go.id [26 April
2017].
Pusat PVT. Undang Undang No. 29 tahun 2000. Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman. http://peraturan.go.id [26 April 2017].
Rostini, Neni. 2011. Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit. AgroMedia
Pustaka, Jakarta. Cetakan pertama. hlm 2.
Santos, F.S., Moraes Aviani D.D., Hidalgo J.A.F., Machado R.Z., Araújo S.P.
2012. Evolution, importance and evaluation of cultivar protection in
Brazil: the work of the SNPC. Crop Breeding and Applied Biotechnology
S2: 99-110.
Setiadi. 2006. Cabai Rawit, Jenis dan Budidaya. Jakarta : Penebar Swadaya.
82
Simmods NW., Shepherd K. 1955. The taxonomy and origins of the cultivated
bananas. J. Linn Soc Lond Bot. 55 :302-312.
Aryawati, Poetri Agustine., dan Sobir. 2014. Simulasi Uji BUSS (Baru, Unik,
Seragam Stabil) Enam Varietas Nenas (Ananas Comosus L. Merr.).” Bul.
Agrohorti 1 (4) : 83 – 93.
Wang, D. and P.W. Bosland. 2006. The Gene of Capsicum. Hortsci, 41(5): 1169-
1187.
LAMPIRAN
83
84
: 7 m2
: 175 m2
: 14.286 tanaman
Bulan
Pelaksanaan
2017 2018
Kegiatan
Juni Juli Agustus Sep Okt Nov Des Januari Feb Maret
Persiapan lahan
Penyemaian
Pengolahan lahan
Penanaman
Pemupukan
Pemeliharaan
Panen
Input data
Analisis Data
92
No TAHUN 2017
Bulan mm hh
1 Januari 373 26
2 Februari 347 29
3 Maret 712 28
4 April 242 24
5 Mei 234 18
6 Juni 80 16
7 Juli 167 14
8 Agustus 235 17
9 September 430 22
10 Oktober 316 25
11 November 329 25
12 Desember 524 22
Jumlah 3989 266
Rata-rata 332.4167 22.16667
Jumlah BK -
Jumlah BL 1
Jumlah BB 11
Sumber : Stasiun Klimatologi, Sukamantri Ciamis (2017)
93
Lampiran 9. Perbedaan karakter pada Unpad CR8 dengan CR8873, Dewata, Taruna, dan Rabani
No Karakteristik Ekspresi Nota Hasil Pemeriksaan Keterangan
si
Varietas kandidat CR8 Varietas pembanding Varietas pembanding Varietas pembanding Varietas pembanding Rabani
CR8873 Dewata Taruna
Nota Deskripsi Angk Nota Deskripsi Angk Nota Deskripsi Angka Nota Deskripsi Angk Nota Deskripsi Angka
si a si a si si a si
1 VG Pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
anthocianin pada
(*) hipokotil
(+) ada 9
QL
2 VG Tanaman : Tipe tegak 3 5 Semi - 5 Semi - 7 Menyeba - 5 Semi - 5 Semi tegak - Beda dengan
tumbuh tegak tegak r tegak pembanding 2
(+) agak tegak 5
QN menyebar 7
3 VG Tanaman : pendek 3 5 Sedang 40.3 5 Sedang 36 3 Pendek 25.1 5 Sedang 49 3 Pendek 23 Beda dengan
Panjang batang pembanding 2
(+) (dari kotiledon sedang 5
dan
QN sampai bunga panjang 7 pembanding 4
pertama)
4 VG Tanaman : tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
Pemendekan
(*) ruas(bagian atas)
(+) ada 9
QL
5 MS Hanya untuk tidak ada 1 - - - - - - - - - - - - - - - -
94
6 MS/ Varietas tanpa pendek 3 7 Panjang 8.98 7 Panjang 8.5 5 Sedang 6.25 7 Panjang 9.3 5 Sedang 6.4 Beda dengan
VG pemendekan ruas : pembanding 2
Tanaman : sedang 5
dan
Panjang ruas panjang 7 pembanding 4
(pada percabangan
pertama batang
QN utama) sangat 9
panjang
7 VG Tanaman : tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada #### 9 Ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Beda dengan
pewarnaan pembanding 2
(+) antosianin pada
QL buku ada 9
9 VG Batang : bulu pada tidak 1 1 Tidak - 1 Tidak - 3 Lemah - 1 Tidak - 1 Tidak - Beda dengan
buku ada/sangat ada/sanga ada/sanga ada/sanga ada/sangat pembanding 2
lemah t lemah t lemah t lemah lemah
(+) lemah 3
QN sedang 5
kuat 7
sangat kuat 9
10 VG Tanaman : tinggi sangat 1 5 Tinggi 111 5 Tinggi 94 2 Sangat 87.6 5 Tinggi 106 2 Sangat 85 Beda dengan
pendek pendek- pendek- pembanding 2
(+) pendek 3 pendek pendek dan
pembanding 4
QN sedang 5
tinggi 7
sangat 9
tinggi
11 MS/ Daun : Panjang sangat 1 6 Sedang- 15.6 6 Sedang- 15 4 Pendek- 9.45 5 Sedang 13 5 Sedang 12 Beda dengan
VG helai pendek panjang panjang sedang pembanding 2
QN pendek 3
sedang 5
panjang 7
sangat 9
panjang
12 MS/ Daun : Lebar helai sangat 1 7 Lebar 8.72 6 Sedang- 6.9 4 Sempit- 3.88 6 Sedang- 5.9 6 Sedang- 6.8 Beda dengan
VG sempit lebar sedang lebar lebar pembanding 2
QN sempit 3
sedang 5
lebar 7
sangat 9
lebar
96
13 VG Daun : intensitas sangat 1 5 Sedang - 7 Gelap - 7 Gelap - 7 Gelap - 5 Sedang - Beda dengan
warna hijau terang pembanding
QN terang 3 1,
pembanding
sedang 5
2, dan
gelap 7 pembanding 3
sangat 9
gelap
14 VG Daun : pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 9 Ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Beda dengan
antosianin pembanding 2
(+)
QL ada 9
15 VG Daun : bentuk lanset 1 2 Bulat - 2 Bulat - 1 Lanset - 2 Bulat - 2 Bulat telur - Beda dengan
telur telur telur pembanding 2
(+) bulat telur 2
PQ elip telur 3
16 VG Daun : undulasi sangat 1 3 Lemah - 3 Lemah - 3 Lemah - 5 Sedang - 9 Sangat kuat - Beda dengan
pada tepi lemah pembanding 3
(+) lemah 3 dan
pembanding 4
QN sedang 5
kuat 7
sangat kuat 9
97
17 VG Daun : lepuhan tidak 1 3 Lemah - 3 Lemah - 1 Tidak - 3 Lemah - 1 Tidak - Beda dengan
ada/sangat ada/sang ada/sangat pembanding 2
lemah at lemah lemah dan
QN lemah 3 pembanding 4
sedang 5
kuat 7
sangat kuat 9
18 VG Daun : profil sangat 1 6 Rata- - 6 Rata- - 5 Rata - 6 Rata- - 5 Rata - Tidak beda
potongan cekung cembung cembung cembung
(+) cekung 3
QN rata 5
cembung 7
sangat 9
cembung
25 VG Buah : warna buah putih 1 2 Kuning - 2 Kuning - 4 Ungu - 2 Kuning - 2 Kuning Yellow Beda dengan
(a) muda kehijauan Green pembanding 2
(*) kuning 2 Group
150 C
(+) hijau 3
PQ ungu 4
99
26 VG Buah : intensitas sangat 1 5 Sedang - 3 Terang - 5 Sedang - 3 Terang - 3 Terang - Beda dengan
(a) warna buah muda terang pembanding
QN terang 3 1,
pembanding
sedang 5
3, dan
gelap 7 pembanding 4
sangat 9
gelap
27 VG Buah : pewarnaan tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 9 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Beda dengan
(a) antosianin pembanding 2
(+) ada 9
QL
28 VG Buah : posisi tegak 1 1 Tegak - 1 Tegak - 1 Tegak - 1 Tegak - 3 Menggantu - Beda dengan
(b) ng pembanding 4
(*) mendatar 2
(+) menggantu 3
ng
QN
29 VG/ Buah : panjang sangat 1 3 Pendek 4.46 3 Pendek 4.535 3 Pendek 5.105 3 Pendek 4.05 4 Pendek- 5.805 Tidak beda
MS pendek cm cm cm cm sedang cm
(+) (b) pendek 3
QN sedang 5
panjang 7
100
sangat 9
panjang
30 VG/ Buah : diameter sangat 1 3 Kecil 1.06 3 Kecil 1.080 2 Sangat 0.9108 3 Kecil 1.157 4 Kecil- 1.3091 Tidak beda
MS kecil cm cm kecil- 5 cm cm sedang 5 cm
QN (b) kecil 3 kecil
sedang 5
lebar 7
sangat 9
lebar
31 MS Buah : rasio sangat 1 3 Kecil 4.30 3 Kecil 4.26 4 Kecil- 5.63 3 Kecil 3.52c 3 Kecil 4.45 Tidak beda
(b) panjang/diameter kecil cm cm sedang cm m cm
(*) kecil 3
QN sedang 5
besar 7
sangat 9
besar
32 VG Buah : bentuk oblate 1 9 Homshap - 9 Homshap - 8 Narrowly - 9 Homshap - 9 Homshaped - Beda dengan
(b) potongan ed ed triangula ed pembanding 2
(*) membujur circular 2
r
(+) cordate 3
PQ square 4
rectangular 5
trapezoidal 6
moderately 7
triangular
narrowly 8
triangular
hornshaped 9
linear 10
33 VG Buah : puntiran tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
QL ada 9
34 VG Buah : bentuk elip 1 3 Bulat - 3 Bulat - 3 Bulat - 3 Bulat - 3 Bulat - Sama
PQ (b) potongan persegi 2
melintang bulat 3
35 VG Buah : sinuasi tidak 1 5 Sedang - 3 Lemah - 3 Lemah - 3 Lemah - 5 Sedang - Beda dengan
101
36 VG Buah : sinuasi tidak 1 5 Sedang - 5 Sedang - 3 Lemah - 5 Sedang - 5 Sedang - Beda dengan
(b) pada perikap ada/sangat pembanding 2
selain bagian lemah
(+) basal lemah 3
QN sedang 5
kuat 7
sangat kuat 9
37 VG Buah : tekstur halus atau 1 2 Sedikit - 3 Sangat - 1 Halus - 2 Sedikit - 3 Sangat - Beda dengan
(b) permukaan sangat berkerut berkerut atau berkerut berkerut pembanding 2
(*) sedikit sangat
berkerut sedikit
QN sedikit 2 berkerut
berkerut
sangat 3
berkerut
38 VG Buah : warna buah kuning 1 3 Merah - 3 Merah - 3 Merah - 3 Merah - 3 Merah RG Sama
(*) (b) matang oranye 2 46B
(+) merah 3
PQ cokelat 4
hijau 5
39 VG Buah : intensitas terang 3 5 Sedang - 3 Terang - 5 Sedang - 3 Terang - 4 Terang- - Beda dengan
QN (b) warna buah sedang 5 sedang pembanding 1
matang gelap 7 dan
pembanding 3
40 VG Buah : kilapan lemah 3 3 Lemah - 5 Sedang - 3 Lemah - 5 Sedang - 4 Lemah- - Beda dengan
(+) (b) sedang 5 sedang pembanding 1
QN kuat 7 dan
pembanding 3
41 VG Buah : rongga tidak ada 1 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - 1 Tidak ada - Sama
(*) (b) tangkai buah ada 9
(+)
QL
102
sangat 5
melekuk ke
dalam
46 VG Buah : ketebalan sangat tipis 1 3 Tipis 0.92 3 Tipis 0.95 3 Tipis 0.92 3 Tipis 0.89 3 Tipis 0.83 Sama
(b) daging mm mm mm mm mm
(*) tipis 3
QN sedang 5
tebal 7
sangat 9
tebal
47 VG/ Tangkai buah : sangat 1 7 Panjang 4.6 7 Panjang 4.82 5 Sedang 3.44 6 Sedang- 4 5 Sedang 3.6 Beda dengan
MS panjang pendek cm panjang pembanding 2
(b) pendek 3 dan
QN sedang 5 pembanding 4
panjang 7
sangat 9
panjang
48 VG/ Tangkai buah : sangat tipis 1 5 Sedang 0.24 5 Sedang 0.27 5 Sedang 0.27 5 Sedang 0.24 5 Sedang 0.2 cm Sama
MS ketebalan cm cm cm cm
(b) tipis 3
QN sedang 5
tebal 7
sangat 9
tebal
49 VG Kelopak buah : terbuka 1 2 Menutup - 2 Menutup - 2 Menutup - 2 Menutup - 2 Menutup - Sama
(b) aspek
(+) menutup 2
QL
50 VG Buah : capsaisin tidak ada 1 9 Ada - 9 Ada - 9 Ada - 9 Ada - 9 Ada - Sama
(b) dalam plasenta
(*) ada 9
(+)
QL
51 MG hanya untuk lemah 1 3 Kuat - 3 Kuat - 3 Kuat - 3 Kuat - 3 Kuat - Sama
104
Keterangan: Data didapatkan dari pengamatan visual dan pengukuran di lapangan. Perbedaan karakter pada varietas uji dengan pembandingnya menyatakan
keunikan.
105
Lokasi Pengujian
Lokasi
Karakter Pengamatan
Tasikmalaya Garut Ciamis
Tinggi tanaman 143.91 151.57 84.67
Bentuk penampang
Bulat Bulat Bulat
batang
Diameter batang 2.94 3.06 1.6
Warna batang Hijau (RHS 138 A) Hijau (RHS 138 A) Hijau (RHS 138 A)
Bentuk daun Ovate Ovate Ovate
Undulasi pada tepi daun: Undulasi pada tepi daun: Undulasi pada tepi daun:
lemah lemah lemah
Ukuran daun :
15.8 14.5 9.6
Panjang
Lebar 8.9 7.7 4.3
Warna daun Hijau (RHS N 137 A) Hijau (RHS N 137 A) Hijau (RHS N 137 A)
Bentuk bunga Seperti bintang Seperti bintang Seperti bintang
Warna bunga
kelopak Hijau (RHS 137 C) Hijau (RHS 137 C) Hijau (RHS 137 C)
Kuning Kehijauan (RHS Kuning Kehijauan (RHS Kuning Kehijauan (RHS
mahkota
145 C) 145 C) 145 C)
kepala putik Kuning (RHS 154 B) Kuning (RHS 154 B) Kuning (RHS 154 B)
benangsari Biru (RHS 194 B) Biru (RHS 194 B) Biru (RHS 194 B)
Umur mulai berbunga 53.33 51.67 98
Umur mulai panen 135 137.33 188.33
Bentuk buah Elongate Elongate Elongate
Bentuk ujung buah: Bentuk ujung buah: Bentuk ujung buah:
moderately acute moderately acute moderately acute
Posisi buah: Tegak Posisi buah: Tegak Posisi buah: Tegak
Ukuran buah
4.79 4.64 3.05
p
0.93 1.01 0.72
Ø
Kuning kehijauan (RHS Kuning kehijauan (RHS Kuning kehijauan (RHS
Warna buah muda
154 C) 154 C) 154 C)
Warna buah tua Merah (RHS 45 B) Merah (RHS 45 B) Merah (RHS 45 B)
Tebal kulit buah 0.95 1 0.58
Rasa buah Pedas Pedas Pedas
106
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Menengah Pertama di SMP YPKB Kalijati pada tahun 2011. Pada tahun
Kalijati, Subang (Program Ilmu Pengetahuan Alam), selanjutnya pada tahun yang
sama penulis tercatat sebagai mahasiswa pada Program Sarjana (S-1) Program
penerima beasiswa bidikmisi. Penulis menjadi staf bidang HRD DKM Al-
selama 3 periode sejak tahun 2015-2018 sebagai Staff Bidang Pengembangan dan