PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga
penyusunan buku Mengulik Potensi Desa Jimbaran oleh tim
Kuliah Kerja Nyata Alternatif IIB Universitas Negeri
Semarang Desa Jimbaran dapat diselesaikan dengan baik,
sebagai bagian dari luaran dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata
yang telah dicapai oleh tim.
Kuliah Kerja Nyata atau sering disebut dengan KKN ini
merupakan kegiatan intrakurikuler bagi mahasiswa program
studi strata 1 (S1) kependidikan yang merupakan keterpaduan
dari tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat. KKN Alternatif IIB Desa
Jimbaran Kecamatan Bandungan dilaksanakan selama kurang
lebih 45 hari yang terhitung dimulai tanggal 2 Oktober 2019
s/d 18 November 2019 yang bertempat di Posko KKN Dusun
Blater Lor Desa Jimbaran (Pemancingan Joko Tarub 2). Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung kami selama praktik Kuliah Kerja Nyata ini
berlangsung, diantaranya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., selaku Rektor
Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M. Pd., selaku Ketua
LP2M Universitas Negeri Semarang.
iii
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
iv
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
v
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
DAFTAR ISI
vi
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
PENDAHULUAN
1
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
2
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
3
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
4
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
5
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
6
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
7
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
8
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Aspek Pendidikan
Tempat pendidikan di Desa Jimbaran terbilang banyak
mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah
Atas. Pendidikan yang dilaksanakan di Desa Jimbaran adalah
Pendidikan umum, seperti Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Huda
Jimbaran, Sekolah Dasar Alam Az-Zida Jimbaran, Sekolah
Dasar Negeri Jimbaran 01, Sekolah Dasar Kanisius Jimbaran,
Madrasah Tsanawiyah Sudirman Jimbaran, SMP Al
Mas’udiyyah Bandungan, dan SMA Al Mas’udiyyah
Bandungan. Sedangkan Pendidikan khusus di Desa Jimbaran,
meliputi Pondok Pesantren Jimbaran Dusun Blater Lor, dan
TPQ di tiap Dusun Desa Jimbaran.
Data Jumlah Pendidikan Umum Desa Jimbaran
No Pendidikan Umum Gedung Guru Murid
1 Kelompok Bermain 4 12 40
2 TK 4 12 80
3 Sekolah Dasar 4 40 605
4 SMTP 3 17 1590
5 SMTA 1 15 90
9
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
10
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Aspek Kesehatan
Untuk menjamin kesehatan di lingkungan Desa
Jimbaran, pemerintah desa melaksanakan kerja bakti yang
djadwalkan satu bulan sekali untuk wilayah Rukun Tetangga
(RT) dan tiga bulan sekali untuk wilayah desa. Tujuan dari
kerja bakti ini adalah untuk membersihkan lingkungan agar
masyarakat terbiasa hidup bersih dan sehat. Selain itu, setiap
dusun di Desa Jimbaran memiliki posko pengobatan. Bentuk
posko yang ada berupa keliling posko pada satu dusun setiap
satu bulan sekali. Namun, fasilitas dan akses kesehatan ke
rumah sakit tidak ditemukan, karena Rumah Sakit Umum
Pemerintah dan Rumah Sakit Umum Swasta tidak terletak di
Desa Jimbaran. Untuk mengatasi ketiadaan rumah sakit, Desa
Jimbaran memiliki puskesmas yang dekat dengan balai desa.
Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi menjadi bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Desa
Jimbaran. Kegiatan ekonomi yang terdapat di Desa Jimbaran
meliputi, kawasan pemancingan di Desa Jimbaran. Kawasan
ini menjadi destinasi wisata bagi pengunjung untuk memancing
dan mengkonsumsi makanan dari ikan hasil tangkapannya.
Kawasan ini mampu menunjang pendapatan penduduk melalui
penjualan ikan. Total usaha bidang pemancingan ini adalah
11
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
12
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
13
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Pengairan
Mata Air atau Sendang menjadi salah satu tumpuan
warga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Mata Air
atau sendang ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam
kehidupan di Desa Jimbaran, karena saat musim kemarau,
sendang dimanfaatkan untuk penyuplai air bersih bagi warga
Desa Jimbaran. Beberapa warga memanfaatkan sendang desa
untuk mencuci maupun mandi dan lain sebagainya. Namun
pada momen tertentu, terdapat sebuah adat dari warga setempat
yaitu semacam acara selametan yakni dengan melakukan
pemotongan hewan kambing di sendang. Setelah itu, daging
kambing dimasak warga dan dimakan bersama. Hal ini
dipercayai sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas nikmat yang diberikan dengan adanya mata air
atau sendang di daerah tersebut.
14
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Kesenian
Kesenian yang ada di desa Jimbaran beragam,
diantaranya rebana, reog, drumblek, karawitan dan kuda
lumping. Kesenian rebana hampir ada di setiap dusun, namun
untuk kesenian jawa di Desa Jimbaran bernama “Ngesti
Tunggal” yang mencakup karawitan, reog, kuda lumping.
Kesenian tersebut sudah ada sejak lama dan sudah tampil di
berbagai acara maupun undangan.
Keagamaan
Terdapat beberapa pondok pesantren dan gereja yang
ada di desa Jimbaran. Hal tersebut menjadikan warga desa
Jimbaran cukup agamis dan memiliki toleransi yang tinggi.
Mayoritas warga beragama islam, namun terdapat pula yang
beragama Kristen.
15
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
16
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
17
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Tumbuhan Kelengkeng
Kelengkeng (Euphoria Longan) atau yang kini dikenal
dengan Dimocarpus Longan Lour mempunyai banyak nama
sinonim. Tanaman ini diduga berasal dari Myanmar yang
kemudian menyebar ke Cina selatan, Taiwan dan Thailand
Utara, tetapi jenis- jenis liar banyak ditemukan di Kalimantan
Timur dengan nama Buku, Ihaw, Medaru, Kakus atau Mata
Kucing (Rosdianto, 2015).
Tumbuhan kelengkeng di Desa Jimbaran merupakan
salah satu potensi desa yang terus dikembangkan. Tumbuhan
tersebut sudah cukup lama dan kurun waktu terus menerus
dikembangkan, sehingga tumbuhan kelengkeng tidak hanya
ditanam di perkebunan akan tetapi sudah banyak di pekarangan
rumah warga Desa Jimbaran terdapat pohon dari tumbuhan
kelengkeng tersebut. Hal ini menunjukkan tumbuhan
kelengkeng merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar
di Desa Jimbaran. Rasanya yang enak menjadikan tumbuhan
kelengkeng banyak diminati untuk dibudidayakan di Desa
Jimbaran, disamping itu dengan berbagai manfaat yang
18
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Tumbuhan Alpukat
Tanaman alpukat (Persea Americana Mill) merupakan
tanaman buah berupa pohon tahunan yang mulai berbuah
setelah beberapa tahun. Alpukat (Persea Americana Mill)
dikenal dengan berbagai nama lokal antara lain alpuket (Jawa
Barat); alpokat (Jawa Timur/ Jawa Tengah); boah pokat,
jamboo pokat (Batak); advokat, jamboo mentega, jamboo
pooan, pookat (Lampung). Tanaman alpukat (Persea
Americana Mill) berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika
Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Secara resmi tahun 1920-1930, Indonesia telah mengintroduksi
20 varietas alpukat (Persea Americana Mill) dari Amerika
Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-
varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi
masyarakat khususnya di daerah daratan tinggi (Paramawati
dan Dumilah dalam Tambosis, 2019)
Budidaya tumbuhan alpukat di Desa Jimbaran sendiri
sudah berlangsung cukup lama dan dilakukan secara turun
temurun. Sama seperti tumbuhan kelengkeng, tumbuhan
19
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
20
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
21
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Rebana
Desa Jimbaran merupakan desa dengan keragaman
budaya serta agama di kehidupan sehari-harinya. Beberapa
agama dan kepercayaan saling hidup rukun di Desa Jimbaran,
sehingga dapat dikatakan bahwa Desa Jimbaran merupakan
desa yang Nasionalisme dan Religius. Rebana merupakan
sebuah kesenian tradisional yang bernafaskan Islam di
dalamnya. Kesenian rebana merupakan salah satu kesenian
yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak
beberapa abad yang lalu. Diperkirakan kesenian rebana masuk
ke Indonesia sejak abad ke 13 bersamaan dengan penyebaran
agama Islam di Indonesia. Kesenian rebana tumbuh,
berkembang serta merupakan bagian dari kehidupan
22
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
23
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Reog
Reog merupakan kesenian khas daerah Ponorogo yang
telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara
turun-temurun di kalangan masyarakat Ponorogo hingga saat
ini. Kesenian Reog tersebut bagi masyarakat Ponorogo menjadi
kebanggaan dan telah melegenda. Kesenian Reog dikatakan
menjadi kebanggaan masyarakat Ponorogo karena kesenian
Reog lahir dan berkembang dari daerah Ponorogo. Reog
Ponorogo merupakan sebuah seni budaya oleh UNESCO
(United Nation Educational Scientific and Cultural
Organization) ditetapkan sebagai salah satu seni pertunjukan
asli Indonesia (Caturwati, 2007). Kesenian tersebut secara
umum termasuk salah satu kekayaan kebudayaan Jawa yang
sarat dengan nilai-nilai adiluhung (keutamaan).
Zaman sekarang Reog yang merupakan kesenian asli
Ponorogo sudah merambah ke beberapa kota bahkan sampai ke
24
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Karawitan
Karawitan merupakan salah satu bentuk kesenian yang
ada di Indonesia. Karawitan secara umum adalah kesenian
yang meliputi segala cabang seni yang mengandung unsur
keindahan, halus serta rumit atau ngrawit. Dalam karawitan
terdapat kaidah pokok seperti laras, pathet, teknik, dan irama.
Sistem nilai dan kaidah yang dimiliki karawitan adalah sebagai
bentuk perbedaan dengan budaya yang lain, maka dari itu
karawitan merupakan seni budaya lokal yang memiliki ciri-ciri
khusus.
Karawitan sebagai kesenian multidimensional dan
multidisipliner. Multidimensional dalam kesenian memiliki
hubungan yang erat dengan berbagai potensi yang ada dalam
diri manusia secara utuh. Multidimensi dalam kesenian ada
beberapa hal, yaitu: kecerdasan kinestetik, kepekaan indrawi,
kemampuan berfikir, kepekaan rasa, seni dan kreatifitas,
kemampuan sosial dan kemampuan estetik (Wahyudi, dkk.,
2017). Bila berbagai potensi dapat dikembangkan secara utuh
25
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
26
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Wisata Pemancingan
Wisata pemancingan merupakan potensi desa terbesar
di Desa Jimbaran. Pemancingan merupakan ikon wisata yang
sangat menarik dan digemari wisatawan. Pemancingan menjadi
pilihan wisatawan dalam setiap kunjungan daerah yang
mempunyai potensi wisata. Desa Jimbaran merupakan ikon
wisata pemancingan yang terdapat di Kecamatan Bandungan
karena banyaknya spot pemancingan yang terdapat di desa ini.
Kurang lebih sekitar 17 spot pemancingan yang memanjakan
yang terdapat di desa tersebut. Pemancingan Desa Jimbaran
sudah terkenal oleh khalayak ramai sehingga tidak diragukan
lagu pemasukan kas desa dari adanya potensi desa yang
terbesar ini.
Pemancingan di Desa Jimbaran dipelopori oleh
pemancingan Suharno 1 yang berdiri pertama kali di Desa
Jimbaran. Dilanjutkan dengan berdirinya spot pemancingan
27
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
28
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
29
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
30
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
31
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
32
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
33
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
34
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
35
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
Cara membuatnya:
1. Siapkan alat dan bahan pengomposan.
2. Cacah daun menjadi bagian lebih kecil menggunakan
mesin pencacah atau manual.
3. Setelah itu timbang dengan perbandingan 3 : 2 , misal 3 kg
daun dengan 2 kg kotoran kambing.
4. Diaduk hingga rata.
5. Siapkan 2 tutup EM 4 kemudian dicampur dengan satu
gembor air sekitar 7 liter.
6. Siramkan ke adukan kompos dan kotoran hewan hingga
merata sambil diaduk dan diratakan.
7. Siram jangan terlalu banyak atau jangan sampai air terlalu
basah atau sampai kondisi lembab saja.
8. Setelah itu masukan ke dalam bak pengomposan selama
dua minggu.
9. Setiap dua hari sekali kompos dikeluarkan dan diaduk
kembali sambil disiram dengan larutan EM 4 lagi.
10. Setelah dua minggu, kompos dikeluarkan dan dimasukan
ke dalam mesin pengayak atau manual.
11. Kompos yang halus sudah layak digunakan sesuai standar
pupuk, sedangkan pilahan yang masih agak kasar
dimasukan kembali ke dalam bak pengomposan (bisa
dijadikan campuran daun baru yang akan dikomposkan).
36
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
37
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
38
MENGULIK POTENSI DESA JIMBARAN
DAFTAR PUSTAKA
Caturwati, E. 2007. Tari di Latar Sunda. Bandung: STSI
Bandung.
39