Anda di halaman 1dari 4

PENJELASAN ROM,RAM,PROM dan EPROM

ROM (Read Only Memory)


Merupakan chip (IC = integrated circuit) yang menyediakan fungsi penyimpanan data yang
bersifat “hanya dapat dibaca saja, tidak dapat ditulisi”, dan sifat penyimpanannya permanen
(jika catu dayanya ditiadakan, isi ROM tetap ada). Tipe memori ini sering disebut sebagai
memori yang tidak mudah berubah (nonvolatile memory).

RAM (Random Access Memory)


Merupakan chip yang menyediakan fungsi penyimpanan data yang bersifat “dapat dibaca dan
ditulisi”, dan sifat penyimpanannya sementara (jika catu dayanya ditiadakan, isi RAM hilang).

PROM (Programmable ROM)


Merupakan ROM yang isinya diprogram oleh pabriknya.
Jenisnya: ROM Matriks Diode atau Transistor BJT/FET.

EPROM (Erasable PROM)


Adalah ROM yang dapat dihapus dan diprogram isinya oleh pengguna.
UV-EPROM adalah ROM yang isinya dapat dihapus dengan sinar Ultra Violet. Untuk
memrogram ROM ini digunakan EPROM Programmer.

Cara Menghapus EPROM:


• Lepaskan EPROM dari sistem.
• Buka penutup jendela transparan.
• Sinari jendela transparan dengan sinar ultra violet beberapa menit (kurang lebih 15 menit).

Cara Memrogram EPROM:


• Hapus terlebih dahulu seluruh isinya dengan sinar ultra violet.
• Pasang EPROM pada EPROM Programmer.
• Isilah EPROM dengan data menggunakan EPROM Programmer

ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer berupa chip memori
semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat digolongkan sebagai RAM,
walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat diakses secara acak (random). ROM berbeda
dengan RAM. Perbedaan diantara keduanya antara lain:
ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM. Pengisian atau penulisan
data, informasi, ataupun program pada ROM memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan
se-fleksibel cara penulisan pada RAM. Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM
diisi oleh pabrik yang membuatnya. Umumnya ROM digunakan untuk menyimpan firmware,
yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan perangkat keras. Contoh ROM semacam ini
adalah ROM BIOS. ROM BIOS berisi program dasar sistem komputer yang berfungsi untuk
mengatur dan menyiapkan semua peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang pada
komputer saat komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat permanen dan tidak mudah
hilang dan tidak mudah berubah walaupun komputer ‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off).
Sedangkan pada RAM, semua isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang
dengan sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya. Itulah sebabnya data dalam ROM tidak
akan hilang walaupun komputer mati. Sedangkan RAM membutuhkan daya agar dapat
menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan daya, dengan sendirinya tidak akan dapat
menyimpan data. Hal inilah yang menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis
akan hilang bila komputer mati (off).
ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama seperti RAM yag
wujudnya kebanyakan juga berupa IC. Teks atau kode yang tertulis pada kedua jenis IC ini
berbeda. IC ROM biasanya memiliki kode tulisan (teks) 27xxx. Angka 27 menunjukkan kode
untuk ROM, sedangkan xxx menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.

Fungsi ROM
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk menyimpan
firmware. Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk menyimpan BIOS. Pada saat
sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut dapat langsung dieksekusi dengan cepat, tanpa
harus menunggu untuk menyalakan perangkat media penyimpan lebih dahulu seperti yang umum
terjadi pada alat penyimpan lain selain ROM.
Umumnya, pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya, media simpan
tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang tentu saja membutuhkan waktu
agak lama. Hal seperti ini tidak terjadi pada ROM.
Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara
elektrik yang dikenal dengan nama Flash ROM. Itulah sebabnya istilah flash BIOS lebih populer
daripada ROM BIOS.

Jenis ROM
Sampai sekarang dikenal beberapa jenis ROM yang pernah beredar dan terpasang pada
komputer, antara lain Mask ROM, PROM, EPROM, EAROM, EEPROM, dan Flash Memory.
Berikut ini disajikan uraian singkat dari masing-masing jenis ROM tersebut.

PROM
PROM kependekan dari Programmable Read Only Memory. PROM adalah salah satu jenis ROM,
merupakan alat penyimpan berupa memori (memory device) yang hanya bisa dibaca isinya.
PROM memang tergolong memori non-volatile, artinya program yang tersimpan di dalamnya
tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan (tidak mendapatkan daya listrik). Program yang
tersimpan di dalamnya bersifat permanen. Biasanya digunakan untuk menyimpan program
bahasa mesin yang sudah menjadi bagian hardware (perangkat keras) komputer. Contohnya
adalah program yang men-start komputer ketika komputer baru dinyalakan (di-on-kan).
Program yang ada di dalam PROM diisi oleh pabrik pembuatnya. Pengisian program ke dalam
PROM menggunakan alat khusus bernama PROM burner, atau PROM Writer Program atau
informasi yang telah diisikan atau direkamkan ke dalam PROM, tidak dapat dihapus lagi.

EPROM
EPROM kependekan dari Erasable Programmable Read Only Memory. EPROM berbeda dengan
PROM. EPROM adalah jenis chip memori yang dapat ditulisi program secara elektris. Program
atau informasi yang tersimpan di dalam EPROM dapat dihapus bila terkena sinar ultraviolet dan
dapat ditulisi kembali. Kesamaannya dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM,
termasuk memori non-volatile, data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun
komputer dimatikan, tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga
informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi chip EPROM adalah UV PROM eraser. Alat ini
akan menyinarkan sinar ultraviolet ke memori tempat data disimpan dalam chip EPROM
(disinarkan tepat pada lubang kuarsa bening). Dengan demikian, chip EPROM dapat digunakan
kembali dan dapat diisikan informasi/program baru ke dalamnya. Informasi lain menyebutkan
bahwa alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EPROM adalah EPROM Rewriter.

Flash Memory
Flash memory yang dikenal pula dengan sebutan memori flash, adalah memori sejenis EEPROM
yang memberikan banyak lokasi memori untuk dihapus atau ditulisi dalam suatu operasi
pemrograman. Flash memory tetap dapat menyimpan data tanpa memerlukan penyediaan listrik.
Penulisan ke dalam flash memori dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
EEPROM Writer atau software yang dapat menulisi Flash ROM. Sedangkan penghapusan
datanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer, atau langsung
secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Memori jenis ini banyak digunakan dalam kartu memori, drive flash USB, kamera digital,
pemutar MP3, hingga telepon genggam.

BIOS dan ROM


BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam
perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM, EEPROM, Flash
ROM, ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995, EEPROM dan Flash Memory
lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya karena BIOS yang terdapat pada kedua
jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi sehingga membuka kemungkinan dilakukannya
update BIOS. Update BIOS seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa
alasan, antara lain:
Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer baru saja mengganti
prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.
Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang lama belum
memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut.
Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama.
Atau berbagai alasan lainnya.

Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan
kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu. Adanya bug-bug
pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis. Oleh karena itu BIOS yang ber-
bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih baru yang merupakan edisi perbaikan dari
BIOS yang lama.
Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Proses update yang tidak benar
dapat mengakibatkan tidak berfungsinya motherboard (motherboard mati), karena firmware yang
digunakan untuk membantu proses booting (BIOS) tidak dapat berfungsi. Kerusakan yang terjadi
bukan kerusakan fisik komponen motherboard, tetapi kerusakan software BIOS (firmware) yang
ada pada EEPROM atau Flash Memory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam EEPROM atau Flash
Memory yang disebut dengan istilah Boot Block yang sengaja ‘dilindungi’ dan tidak dapat di-
upgrade. Ketika komputer dinyalakan, Boot Block tersebut selalu dieksekusi pertamakali. Kode
dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk mengetahui apakah BIOS dalam kondisi
normal atau rusak. Apabila BIOS dalam kondisi normal (tidak rusak), komputer segera
mengeksekusi BIOS itu sendiri. Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka
boot block akan menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan
pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama atau di-update
dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan untuk meng-update biasanya
disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash memory programmer dan image BIOS.

Anda mungkin juga menyukai