Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PRAKTIKUM IPA DI SD - PDGK4107

FOTO
DI SUSUN OLEH :

NAMA : NORMI MUNTHE


NIM : 855862919
SEMESTER/KELAS : I (Satu) / BI-A
MASA REGISTRASI : 2021.2

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MEDAN
POKJAR LABURA
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM IPA DI SD


Oleh NORMI MUNTHE telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Riswanto, S. Pd,
M. Si selaku Tutor Praktikum IPA di SD di UPBJJ-UT Medan Pokjar Labura sebagai
salah satu tugas akhir semester I (satu).

Tempat : Pokjar Labura

Hari : Sabtu

Tanggal : 16 Oktober s/d 04 Desember 2021

Mengesahkan
Tutor Praktikum IPA di SD

Riswanto, S. Pd, M. Si
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………………………………………………………………... i


Lembar pengesahan ....…………………………………………………........... ii
MODUL 1. MAKHLUK HIDUP ……………………………………………………………… 1
A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1 ……………………………………………………………... 1
1. Gerak Pada Tumbuhan …………………………………………………………….. 3
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 ……………………………………………………………... 8
1. Simbiosis Paratisme ………………………………………………………………… 8
2. Simbiosis Komensalisme …………………………………………………………… 9
3. Simbiosis Mutualisme ……………………………………………………………..... 10
C. KEGIATAN PRAKTIKUM 3 ……………………………………………………………... 11
1. Pertumbuhan dan perkembangan Tumbuhan …………………………………… 11
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan …………………………………… 11
MODUL 2. MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA ………………………………. 19
A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1 ……………………………………………………………... 19
1. Ekosistem Darat …………………………………………………………………….. 19
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 ……………………………………………………………... 25
1. Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan …………………………………… 26
MODUL 3. MAKANAN ………………………………………………………………………. 28
A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1 ……………………………………………………………... 28
1. Pengelompokan mahan makanan ………………………………………………… 28
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 ……………………………………………………………... 32
1. Uji karbohidrat ……………………………………………………………………….. 32
2. Uji lemak ……………………………………………………………………………… 34
C. KEGIATAN PRAKTIKUM 3 ……………………………………………………………... 39
1. Struktur sistem pencernaan ………………………………………………………... 39
MODUL 4. MEKANIKA ……………………………………………………. 1
▪ Kegiatan Praktikum 1 ………………………………………………......... 1
A. Percobaan Gaya Listrik Statis ………………………………………... 1
B. Percobaan Gaya Magnet …………………………………………....... 1
C. Percobaan Gaya Gesek ……………………………………………….. 1
D. Percobaan Gaya Pegas ……………………………………………….. 2
E. Percobaan Gaya Berat ………………………………………………... 2
F. Percobaan Perpaduan Gaya …………………………………………... 2
▪ Kegiatan Praktikum 2 ……………………………………………………. 3
A. Percobaan Gerak Lurus Beraturan (GLB) …………………………… 3
B. Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) ………………... 3
MODUL 5. PERUBAHAN WUJUD ZAT…………………………………… 8
▪ Kegiatan Praktikum 2 …………………………………………………….. 10
A. Percobaan Konduksi …………………………………………………. 10
B. Percobaan Konveksi …………………………………………………. 12
C. Percobaan Konveksi Dalam Air ……………………………………... 12
MODUL 6. GELOMBANG …………………................................................. 18
▪ Kegiatan Praktikum 1 …………………………………………………….. 18
A. Percobaan Jenis-jenis Gelombang …………………………………… 18
B. Percobaan Sifat Pemantulan Gelombang ……………………………. 19
MODUL 7. OPTIK …………………………………………………………... 29
▪ Kegiatan Praktikum 1 …………………………………………………...... 29
A. Percobaan Pemantulan Cahaya ………………………………………. 29
B. Percobaan Pembiasan Cahaya ……………………………………….. 31
C. Percobaan Difraksi, Interferensi dan Dispersi ……………………….. 31
▪ Kegiatan Praktikum 2 …………………………………………………….. 32
A. Percobaan Lensa Cembung ………………………………………….. 32
B. Percobaan Lensa Cekung …………………………………………….. 32
MODUL 8. LISTRIK DAN MAGNET ……………………………………… 35
▪ Kegiatan Praktikum 1 …………………………………………………….. 35
A. Percobaan 1 Muatan Listrik …………………………………………. 35
B. Percobaan 2 Arus Listrik …………………………………………….. 36
C. Percobaan 3 Tegangan Listrik ……………………………………….. 37
D. Percobaan 4 Energi Listrik …………………………………………... 39
• Kegiatan Praktikum 1 …………………………………………………….. 35
E. Percobaan 6 Mengamati Gejala Medan Magnet ……………………... 41
F. Percobaan 7 Mengamati Sifat-sifat Magnet …………………………. 42
G. Percobaan 8 Cara Membuat Magnet ………………………………… 44
MODUL 9. BUMI DAN ALAM SEMESTA ………………………………... 46
▪ Kegiatan Praktikum 1 …………………………………………………….. 46
A. Percobaan Udara ……………………………………………………... 46
MODUL 1. MAKHLUK HIDUP
A. KEGIATAN PRAKTIKUM 1
1. GERAK PADA TUMBUHAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonati
2. Mengamati gerak niktiasti
3. Mengamati gerak geotropism negative pada tumbuhan
B. ALAT DAN BAHAN
1. Seismonasti dan niktinasti
a. Tanaman putri malu ddalam pot sebanyak 2 pot
b. Kotak dari karton hitam dan kardus sebanyak 1 buah
c. Stopwatch 1 buah
d. Alat-alat tulis dan penggaris
2. Geotropisme
a. Gelas bekas air mineral 2 buah
b. Kapas secukupnya
c. Biji kacang hijau secukupnya
d. Air secukupnya
e. Alat tulis dan penggaris

C. LANDASAN TEORI
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak.
Namun, gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang
dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan pada tumbuhan
sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya
dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas,
bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu
(Ferdinand, 2003 dalam Rumanta, 2019).
Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut
geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya
tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya
rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi
disebut geotropisme negatif (Campbell, 2004 dalam Rumanta,
2019). Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi
oleh rangsang. Gerak ini disebabkan oleh adanya perubahan
tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Karena tidak
dipengaruhi oleh arah sehingga tidak ada nasti positif atau negatif.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, seperti pot
tanaman putri malu, lembar kerja, alat tulis dan penggaris.
b. Meletakkan pot tanaman putri malu yang telah disediakan di
atas meja, melakukan sentuhan halus, agak kasar dan kasar
pada daun putri malu menggunakan penggaris.
c. Mengamati reaksi daun putri malu yang disentuh dan
mencatatnya pada tabel pengamatan.
2. Niktinasti
a. Menyediakan dua buah pot tanaman putri malu, memberikan
tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.
b. Meletakkan pot A di tempat terang/terbuka.
c. Menyimpan pot B di atas meja dan menutupnya dengan
menggunakan kotak karton atau kardus yang kedap cahaya
dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
d. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah
jam (30 menit).
e. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membuka dengan
hati-hati (tidak menyentuh tanamannya).
f. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada
pot B dan membandingkan dengan daun putri malu pada pot
A.
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
3. Geotropisme negatif
a. Menanam tanaman kacang hijau pada pot A dan pot B, 1
minggu sebelum kegiatan praktikum IPA.
b. Meletakkan pot A secara vertical dan pot B secara horizontal.
c. Mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari.
d. Mencatat pertumbuhan kacang hijau pada tabel
pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Seismonasi dan Niktinasti

Tabel 1.2.
Hasil Pengamatan
Seismonasti

No JENIS SENTUHAN
REAKSI DAUN PUTRI MALU KETERANGAN
PADA DAUN PUTRI
MALU
Daun cepat membuka
1 Halus Daun putri malu menutup
kembali
dengan lambat

Sedang Daun menutup dengan Daun akan membuka


2 kembali setelah 4 menit
kecepatan sedang.
berlalu

Daun akan kembali


3 Kasar Seluruh daun menutup
membuka setelah 8 menit
dengan capat
beralu

Table 1.3.
Hasil Pengamatan
Niktinasti

No REAKSI DAUN PUTRI MALU


POT PUTRI MALU
1 Mula-mula ½ jam kemudian
2 Disimpan ditempat terang Membuka Tetap membuka
Ditutup dengan penutup
3 Membuka Menutup
kedap
cahaya (kardus)

2. Geotropisme

Table 1.4.
Hasil Pengamatan
Geotropism Negatif
Pengamatan Hari Ke
Jenis Pot Keterangan
1 2 3 4 5 6
A 0,6 1,5 2,1 4,2 5,3 6,2 Batang Tumbuh Tegak
Batang Tumbuh Membelok
B 0,5 1,2 2,0 3,8 4,7 6,0
Mengikuti Cahaya Matahari

F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada pengamatan seismonasti berapa lama daun
putri malu membuka kembali ?
Jawab :
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan
daun putri malu yang terkena sentuhan
membutuhkan waktu untuk terbuka kembali
selama lebih kurang 10 menit.
2. Apakah perbedaan antara seismonasti dengan
niktinaasti pada percobaan putri malu ?
Jawab :
Seismonasti adalah gerak putri malu yang
dipengaruhi oleh rangsangnatau sentuhan
sedangkan Niktinasti adalah gerak yang
dipengaruhi oleh rangsangan dari cahaya.
3. Pada percobaan geotropism horizontal dan
vertical membuktikan fototropisme positif,
mengapa ?
Jawab :
Karena arah tumbuh batang menuju sumber
rangsangan cahaya. Pembahasan.
G. PEMBAHASAN

Perlakuan sentuhan yang berbeda, pengaruhnya juga


berbeda. Jika sentuhan halus, proses menutupnya lambat. Bila
disentuh dengan sedang, reaksinya agak cepat menutup. Dan jika
disentuh dengan kasar akan dengan cepat menutup daun dan
tangkainya. Reakei ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam
keseimbangan air yang terjadi pada bantal daun yang kehilangan
tekanan air sehingga daun maupun tangkai mengatup.

Niktinasi merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh


suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Pada tumbuhan
putri malu yang berada di tempat kedap cahaya, daun-daun putri
malu tersebut mulai mengatup.

Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena


pengaruh gravitasi bumi. Jika arah geraknya menuju rangsang
disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju tanah.
Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme
negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah. Pada
pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang
secara normal menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan
horizontal pertumbuhan batang membelok dari horizontal menuju
arah vertikal secara bertahap selama 7 hari.

H. KESIMPULAN
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi
oleh rangsang berupa getaran. Niktinasti adalah gerak pada
tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa gelap.
Sedangkan geotropisme adalah gerak pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh gravitasi bumi.

I. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta. M. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta : PT. Prata Sejati

Mandiri.
https://www.ilmiahku.com/2019/04/laporan-praktikum-gerak-
pada-tumbuhan.html
J. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan yang penulis alami pada praktik gerak pada
tumbuhan ini tumbuhan putri malu layu ketika dipindahkan ke
dalam pot.

FOTO-FOTO HASIL PRAKTIKUM

Alat dan bahan yang digunakan


yaitu menyiapkan 2 pot putri
malu, kardus, rol, stopwatch
menggunakan hp dan alat tulis.

1. Tahap awal/pembukaan
Daun putri malu di sentuh
menggunakan jari telunjuk
atau rol

Menutup pot B menggunakan


kardus

2.Proses Kegiatan

Setelah ditutup dengan


kardus

3. Tahap akhir
FOTO-FOTO HASIL PRAKTIKUM

Menyiapkan alat dan


bahan berupa pulpen,
penggaris, alat tulis dua
gelas mineral yang sudah
berisi kapas, biji kacang
hijau dan air

Tahap Awal 1 Pendahuluan

Biji kacang hijau disemai


dengan menggunakan
media kapas

Kecambah dari biji kacang


hijau setelah 2 hari
penyemaian terlihat sudah
mulai terlihat daunnya
(plumulanya)
2
Pertumbuhan
tanama
n kacang hijau 4 hari setelah
penyemaian

3.Proses Kegiatan

Hasil tanaman kacang hijau


6 hari setelah semai dimana
pot B pertumbuhan
membengkok dikarenakan
adanya geotropisme dan
pot A tumbuh lurus

4.Tahap Akhir
B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2
1. SIMBIOSIS
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar
2. Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar

B. ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat tulis
b. Lembar Pengamatan
c. Camera
d. Lingkungan

C. LANDASAN TEORI

Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus


antara dua makhluk hidup yang berlawanan jenis. Makhluk hidup yang
melakukan simbiosis disebut simbion.
Simbiosis mutualisme adalah bila dua spesies makhluk hidup, hidup
bersama-sama masing-masing mendapat keuntungan dan kedua populasi
dapat berkembang dengan baik. Menurut Susanto P, sarjana dan Handayani
(2004;42)
Simbiosis Parasitisme adalah Hubungan antara dua jenis makhluk
hidup dimana yang satu beruntung dan yang lain dirugikan Menurut
Susanto P, sarjana dan Handayani (2004;42).
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk
hidup dimana salah satu mendapat keuntungan sedangkan yang lain tidak
dirugikan dan tidak pula diuntungkan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Mengamati/melihat lingkungan sekitar di tempat tinggal melihat sekitar tanah,
kebun atau hutan terdekat.
3. Mengamati makhluk hidup sekitar dan mengidentifikasi beberapa simbiosis
mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme yang terjadi antara
hewan dan tumbuhan, hewan dengan hewan, antara hubungan dengan
tumbuhan.
4. Menemukan masing-masing lima hubungan simbiosis yang terjadi.
5. Mengambil foto yang termasuk simbiosis.
6. Tuliskan pengamatan pada lembar pengamatan anda.
7. Analisis mana makhluk hidup yang di untungkan ataupun yang dirugikan.
8. Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada simbiosis tersebut.

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1
Hasil Pengamatan Simbiosis
Parasitisme

No Jenis Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan


Hubungan Jenis Jenis
Parasitisme Makhluk Jenis Kerugian Makhluk Jenis Keuntungan
Hidup Hidup
1. Pohon mangga Pohon Benalu Menyerap maknan
Produksi makanan
dengan benalu mangga pada inangnya
berkurang dan tidak
dapat berbuah
Darah manusia diisap Nyamuk Memperoleh
Nyamuk dan Manusia
2. nyamuk dan dapat makanan dari
manusia
menyebabkan menghisap darah
penularan penyakit manusia
malaria
Kutu dan Kutu
Manusia Darah manusia yang Kutu memperoleh
3. manusia
dihisap kutu makanan dari
manusia yaitu
darah

4. Petani Merusak sawah dan Tikus Memperoleh makanan


Petani
dengan menyebabkan gagal dari sawah
tikus panen.
5. Pohon Daun rusak dan Ulat api Menyerap makanan
Ulat api pada
sawit menghambat
pohon sawit
fotosintesis

Tabel 1.2
Hasil Pengamatan Simbiosis
Komensalis

No Pihak yang Diuntungkan Jenis Makhluk


Jenis Hubungan
Jenis Makhluk Hidup yang Tidak
Simbiosis
Hidup Jenis Keuntungan Diuntungkan atau
Komensialisme
Dirugikan
Sirih dengan Mendapat tempat Tumbuhan
Sirih
Tumbuhan tinggi untuk inangnya
1.
Inangnya memperoleh cahaya
matahari
Mendapat cahaya
2. Tumbuhan Tumbuhan paku Tumbuhan
matahari yang lebih
tanduk rusa dan tanduk rusa inangnya
baik
inangnya

Mendapat tempat
3. Anggrek dan Anggrek Pohon randu
tinggi untuk
pohon randu
mendapat cahaya
matahari
4. Tumbuhan paku Tumbuhan paku
Tumbuhan paku Pohon Jati
dan pohon jati mendapat

5. Buah naga dan Mendapat tempat


Buah naga Inangnya
inangnya tinggi untuk
memperoleh
matahari

Tabel 1.3

Hasil Pengamatan Simbiosis


Mutualisme

Pihak I yang Diuntungkan Pihak II yang Diuntungkan


Jenis Hubungan Jenis Makhluk Jenis Jenis Jenis
No.
Simbiosis Hidup Keuntungan Makhluk Keuntungan
Hidup

1. Kupu kupu dengan Kupu-kupu Mendapat nektar Bunga Membantu


tanaman bunga dari bunga penyerbukan
Dapat Tumbuhan Melindungi
Semut rang- rang Semut rang-rang
2. membuang tumbuhan dari
dan tumbuhan
sarang pada serangan hama
tumbuhan
Lebah dan bunga Lebah Mendapat nektar Bunga Membantu
3. dari bunga penyerbukan
Ular sawah Petani
Ular sawah Mendapat Hama ikus
4. dan petani
makanan berkurang
Kerbau Tubuhnya bersih
Kerbau dan Burung jalak Mendapat
5. dari kutu
burung Jalak makanan berupa
kutu dari badan
kerbau

F. PERTANYAAN-PERTANYAAN
a. Simbiosis Parasitisme
1. Apa hubungan kepik hijau dengan polong kacang hijau yang memiliki hubungan
simbiosis parasitisme, jelaskan!
Jawaban : Hubungannya kenapa bersifat parasitisme karena kepik hijau dapat
merusak dan merugikan pada tanaman kacang hijau karena polong kacang
hijau akan mengkisut, busuk dan kempes.
b. Simbiosis Komensalisme
1. Apa hubungan komensalisme dalam kadar tertentu menyebabkan kerugian
pada tanaman inangnya? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawaban : Simbiosis Komensalisme dapat merugikan pihak lain jika berlebih.
Contohnya tanaman sisi karena dapat menghambat pertumbuhan pihak lain.
c. Simbiosis Mutualisme
1. Didalam tubuh kita terjadi simbiosis, coba sebutkan contohnya!
Jelaskan keuntungan-keuntungan bagi organisme tersebut dan tubuh kita!
Jawaban : Contohnya escherchia coli dan manusia, E coli mendapatkan
keuntungan berupa makanan sedangkan manusia keuntungannya terjadi
pembusukan makanan, dan Mausia diuntungkan terbentuk vitamin K. Bakteri
Bacillus bevis dan Bacillus polymyxa menghasilkan zat antibiotik pada tubuh
manusia.

G. PEMBAHASAN
a. Simbiosis Parasitisme
hubungan parasitisme antara dua makhluk hidup. Hubungan timbal balik
antara dua makhluk hidup dimana yang satu pihak dirugikan dan dipihak yang lain
diuntungkan. Adanya simbiosis parasitisme sangat diperlukan guna menjaga
keberlangsungan hidup organisme didalam suatu ekosistem.
Hubungan pola interaksi antara pohon manga dan benalu termasuk salah
satu contoh hubungan simbiosis parasitisme, benalu mengambil alih air dan unsur
hara (mineral) yang berasal dari pohon manga, hal ini karena benalu tidak memiliki
akses akar yang menuju ketanah.
Selanjutnya hubungan kutu dengan manusia yaitu kutu memperoleh
keuntungan dikarenakan ia mendapat makanan dengan cara menghisap darahnya.
Selain itu kehadiran kutu sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan
tidak nyaman.
Demam berdarah merupakan hasil salah sagtu simbiosis parasitisme yang terjadi
antara manusia dengan nyamuk. Nyamuk yang terlibat dalam kasus ini adalah jenis
nyamuk Aides Aegypti yang akan menyerang saluran darah pada manusia. Tentunya
kejadian ini sangat merugikan manusia karena bisa menyebabkan kematian dan
memberikan keuntungan bagi nyamuk untuk menyebarkan penyakit serta
berkembang biak.
Selanjutnya Tikus dengan petani, tikus sangat dapat merusak tanaman
disawah contohnya, tanaman padi, petani dalam hal ini mendapat kerugian karena
menyebabkan gagal panen.
Ulat api pada pohon sawit dapat merusak tanaman pohon sawit, sehingga
pada kasus ini petani banyak mengalami kerugian, karena pertumbuhan kelapa
sawit yang kurang baik akibat sumber makanan (fotosintesis) pohon kelapa sawit
terganggu

b. Simbiosis Komensalis
Contoh simbiosis komensalis interaksi antara sirih dan inangnya, sirih sering
kita jumpai disekitar rumah. Tanaman ini merupakan salah satu contoh dari
simbiosis komensalis. Sirih tumbuh dengan cara merambat dan menyesuaikan
dengan tanaman yang ditumpanginya (inangnya).
Tanaman tanduk rusa merupakan tanaman yang unik jika diamati dari bentuk
daunnya. Tanaman tanduk rusa adalah tanaman yang yang melekat dan menempel
pada suatu pohon dengan objek menadapatkan sinar matahari .
Tanaman anggrek dan pohon randu, tanaman anggrek akan
melekat atau merambat pada pohon manga dengan tujuan untuk mendapatkan air,
sinar matahari dan senyawa lainnya. Semuanya dibutuhkan untuk melaksanakan
fotosintesis. Cara tanaman anggrek mendapatkan air adalah dengan menyerap
airdan juga mineral yang terdapat pada kulit pohon mangga tersebut. Selain itu,
juga sanggup menyerap dari batang yang telah lapuk.
Pada tumbuhan paku dan pohon jati merupakan contoh simbiosis
komensalis, dimana tanaman paku kerap kali melekat pada tumbuhan jati. Hal ini
dilakukan agar tumbuhan paku bisa mendapatkan sinar matahari untuk melakukan
fotosintesis demi kelangsungan hidupnya. Tanaman jati sendiri yang dijadikan
sebagai tempat menempelnya tentu tidak mendapatkan apa apa dari tumbuhan
paku.
Tumbuhan buah naga dan inangnya, tumbuhan buah naga ini termasuk
dalam simbiosis komensalis. Dimana tumbuhan buah naga tumbuh merambat untuk
mencari tempat tingi untuk melakukan fotosintesis.

c. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah suatu interaksi antara 2 mahkluk hidup yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh simbiosis mutualisme contohnya adalah
kupu-kupu dengan bunga. Pada umumnya kupu-kupu menyukai sari manis atau
nectar pada bunga. Sedangkan bunga sebagai organ reproduksi pada tumbuhan
tertentu karena serangga itu membantu menyalarkan serbuk sari. Selain kupu –
kupu serangga lain seperti lebah yang bisa membantu penyerbukan pada bunga
agar lebih maksimal. Lebah biasanya hinggap pada bunga karena ingin memperoleh
madu pada nectar sebagai makanan.
Semut rang-rang adalah serangga yang sering kita jumpai pada tanaman buah
seperti mangga, nangka dan lainnya. Keberadaan semut ini sangat menguntungkan
bagi tumbuhan-tumbuhan tersebut karena semut rang-rang akan melindungi dari
serangan hama yang dapat merusak tanaman.
Simbiosis antara Ular sawah dan Petani, ular sawah memakan tikus , yang
merupakan hewan yang sangat merugikan petani, menurutnya populasi ular
disawah sangat menguntungkan bagi para petani.
Simbiosis terakhir yaitu antara Kerbau dan Burung Jalak. Memiliki hubungan
yang saling menguntungkan, dimana burung jalak mendapatkan makanan dari
tubuh kerbau yang besar sehingga badan kerbau menjadi bersih dari serangga-
serangga yang mn empel di badannya.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan Pengamatan , dapat disimpulkan bahwa:
a. Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup berbeda
diantara pihak yang satu mendapat keuntungan sedangkan pihak yang
satunya tidak, simbiosis ini berepengaruh buruk pada tumbuhan yang di
tumpanginya.
Namun parasit tidak akan membunuh inangya mati, maka parasit juga kan
mati.
b. Simbiosis Kumensalisme adalah dua spesies makhluk hidup dimana yang satu
di untungkan, sementara yang lain tidak di untungkan.
c. Simbiosis Mutualisme adalah hubungan dua spesies makhluk hidup yang
hidup bersama dan saling menguntungkan satu sama lain.
I. Pertanyaan Dan Jawaban
a. Simbiosis Parasitisme
1. Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah kematian pada
inangya? Jelaskan
Jawaban:
Pada hubungan diatas misalnya hubungan antara nyamuk, sel kanker
dan manusia, Nyamuk aides aygpty dapat menyebabkan penyakit demam
berdarah, jika terlambat mendapat pertolongan maka dapat menyebabkan
kematian.
b. Simbiosis Komensalisme.
1. Apakah hubungan komensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan
kerugian pada inangya? Jelaskan dan berikan contoh?
Jawaban :
Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat
merugikan pihak lain, misalnya anggrek yang ditanam dua atau lebih pada
satu pohon dapat menghambat pertumbuhan.

c. Simbiosis Mutualisme
1. Didalam tubuh kita sebenarnya banyak terjadi simbiosis, coba anda sebutkan
beberapa contoh mutualisme yang ada di tubuh kita?
Jawaban
Ada beberapa simbiosis salah satunya eschercia coli yang terdapat
dalam tubuh manusia mendapatkan keuntungan berupa makanan sedangkan
manusia mendapatkan keuntungan berupa proses pembusukan makanan
sehingga mudah di keluarkan dari tubuh manusia, selain itu manusia di
untungkan dengan adanya pembentukan vitamin K yang dapat dimanfaatkan
oleh tubuh manusia.
J. DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro.(1994). Ekologi, Manusia dengan Lingkungan, Jakarta : Erlangga
Susanto p. dkk (2014). Sains Untuk SD dan Mi kelas 4. Klaten : cv sahabat

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan yang dialami yaitu mencari simbiosis yang terjadi dilingkungan

sekitar terutama pada simbiosis komensalisme.


FOTO-FOTO HASIL PRAKTIKUM

Tahap Awal / Pembukaan


Adapun alat dan bahan yang saya
gunakan dalam praktikum simbiosis ini
yaitu alat tulis hp sebagai camera dan
lingkungan

Simbiosis Parasitisme

Pohon Mangga dengan Benalu


Nyamuk dan Manusia

Kutu dan manusia

Petani dengan Tikus


Ulat Api dan Pohon Kelapa Sawit

Simbiosis Komensalis

Sirih dan tumbuhan inangnya

Tanduk rusa dan inangnya


Anggrek dan Pohon Randu

Tumbuhan Paku dan Pohon Jati

Tumbuhan buah naga dan Inangnya


Simbiosis Mutualisme

Kupu-kupu dengan tanaman bunga

Semut rang-rang dan tumbuhan

Lebah dan bunga


Ular sawah dan petani

Kerbau dan burung jalak

C. KEGIATAN PRAKTIKUM 3

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN


B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur
sampai imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah (Drosophila sp.) ± 20 ekor

D. LANDASAN TEORI

Metamorphosis adalah keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur


sampai menjadi imago (dewasa). Dalam metamorphosis melibatkan proses pergantian
kulit yang disebut ekdisis. Adapun hewan yang mengalami proses metamorphosis ini
seperti kelas insekta (serangga) contohnya adalah lalat buah, kupu-kupu, dan berbagai
serangga lainnya.
Pada drospilla, determinan sitoplasmik yang sudah ada didalam telur memberi
informasi posisional unutk penempatan kedua poros bahkan sebelum fertilisasi.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva
instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1). Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda dapat
memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat buah
ikutilah prosedur berikut.
a) Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam
keadaan bersih.
b) Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender
c) Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai,
masing-masing 2 sendok makan dan ratakanlah
d) Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat kedalam
setiap botol selai.
2) Menangkap lalat buah
a) Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b) Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c) Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan
mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan
mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau
mengguncang-guncangkan tong sampah.
d) Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong plastik
dengna cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam
kantong plastik.
3) Mengkultur lalat buah
a) Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke
dalambotol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika
andakesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan
ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat
buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau terkena medium. Jadi sebaiknya
diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5 menit lalat buah
akan siuman
b) Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah
dengan karet gelang
.c) Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik.
d) Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
e) Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam
08.00 dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa
berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil
pengamatan anda pada lembar kerja (Tabel 1).
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1
Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkecambahan Biji Kacang Hijau
Hari Ke Waktu Kejadian/Perubahan
Pengamatan
0 Pagi Tubuh bewarna kuning kecoklatan
1 Pagi Tubuh bewarna kuning kecoklatan
2 Pagi Telur mulai menetas menjadi instar 1
3 Pagi Telur mulai menetas menjadi instar 1 (bewarna
putih seperti belatung tetapi kecil).
4 Pagi Telur mulai menetas menjadi instar 1 (bewarna
putih seperti belatung tetapi kecil).
5 Pagi Larva mulai bergerak aktif dan ukurannya mulai
bertambah besar.
6 Pagi Hampir sepeerti pupa dan memendek dan tidak
bergerak lagi
7 Sore Sudah menjadi pupa warna menjadi putih
kecoklatan dan segmen tubun mulai terlihat.
8 Sore Sudah menjadi pupa warna menjadi putih
kecoklatan dan segmen tubun mulai terlihat.
9 Sore Sudah mulai menyerupai induknya terdahulu tetapi
ukuran lebih kecil dan sayapnya belum terbentang.
10 Sore Sudah mulai menyerupai induknya terdahulu tetapi
ukuran lebih kecil dan sayapnya belum terbentang.
11 Pagi Sudah menjadi Drosophila sp. Dan siap untuk
terbang dan dilepas

G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Pada hari keberapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
Jawaban : pada hari ke dua lalat sudah mulai meletakkan telurnya.
2. Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi
Jawaban: Pupa terbentuk pada hari ke-7 s/d 8, namun pada hari ke-6 sudah
hampir menyerupai pupa, Lalat dewasa terbentuk pada hari ke 11.
H. PEMBAHASAN
Metamofosis pada lalat buah adalah keseluruhan rangkaian perubahan bentuk dan
ukuran sejak telur sampai menjadi dewasa (imago). Perkembangan metamorphosis sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada lalat buah (Drosophilla melanogaster) proses
perkembangan metamorphosis sangat dipengaruhi oleh media biakannya. Media biakan ini
selain tempat hidup lalat buah juga sebagai sumber makanan dari mulai larva hingga imago.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media biakan alami terhadap
metamorphosis lalat buah (Drosophilla melanogaster) serta untuk menyediakan referensi
pembelajaran pada matakuliah Pekembangan Hewan.
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai hari 0 dengan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospila sp dari telur sampai
dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali sehari selama 11 hari setiap pagi dan
sore. Dimana lalat buah disimpan didalam botol selai yang sudah ada makanannya
kemudian diletakkan di ruangan yang teduh.
I. KESIMPULAN
Tahapan fase daur hidup drosophila sp adalah telur, larva, pupa, lalat muda, lalat
dewasa atau imago.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta. M. Dkk. (2020). Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.
K. KESULITAN YANG DIALAMI
Kesulitan yang di alami selama melakukan kegiatan praktikum ini yaitu kesulitan
menangkap dan mencari lalat buahnya
Saran dan Masukkan
Sebaiknya diganti hewannya dengan menggunakakan nyamuk yang lebih sederhana
FOTO-FOTO BERSERI HASIL PRAKTIKUM

Siapkan Alat dan Bahan Untuk


Kegiatan Praktikum

Tahap Awal/Pendahuluan

Media yang sudah di blender


dengan perbandingan 6:1

Proses Kegiatan

Hasil akhir kegiatan

Tahap Akhir Kegiatan


A. PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati Struktur Bunga
C. ALAT DAN BAHAN
1. Struktur Bunga
2. Pisau 1 buah
3. Bunga Kembang Sepatu
D. LANDASAN TEORI
Makhluk hidup dapat berkembangbiak dengan berbagai cara. Misalnya tumbuhh-
tumbuhan berkembangbiak dengan biji, stek, atau tunas. Perkembangbiakan tumbuhan
yang beranekaragam itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu cara generatif
atau cara kawin dengan cara pembuahan, dan cara vegetatif atau cara tanpa pembuahan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian


kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya.
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota bunga.
Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota
bunga? Catat hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati
bagian kepala sari (anthera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang
bentuknya mirip debu pada kepala sari?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah
bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik
dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala putik.
F. HASIL PENGAMATAN

Mahkota Bunga

Daun Pemikat

Gambar 1.1 Morfologi Bunga Kertas

Benang Sari

Kepala Putik

Gambar 1.2 Bunga Kembang kertas yang dibelah Secara Vertikal


G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Berapa jumlah benang sari pada bunga kertas?
Jawaban: 74 benang sari
2. Apa fungsi benang sari? Jelaskan!
Jawaban: Benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan, putik sebagai alat
perkembangbiakan betina. Karena tanpa adanya kedua alat perkembangbiakan tidak akan
terjadi proses perubahan yang diawali proses penyerbukan yaitu peristiwa menempelnya
dan jatuhnya benang sari ke kepala putik

H. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dapat dikatakan Bunga merupakan alat reproduksi generatif
tumbuhan pada umumnya. Begitu pun dengan bunga kertas. Bunga kertas ini umumnya
muncul dari ketiak batang, tetapi ada pula yang muncul dari ujung batang. Bunga kertas
terdiri dari tangkai bunga, daun pemikat atau daun pelindung, putik, benang sari dan
mahkota bunga.

Tangkai bunga adalah bagian bunga yang masih terlihat seperti batang tumbuhan.
Daun pemikat pada bunga kertas merupakan metamorfosis dari daun pelindung. Daun
pemikat ini yang menyebabkan bunga kertas terlihat berwarna dan nampak cantik. Bunga
pemikat ini memiliki ketebalan yang tipis dan menyerupai kertas, dengan alasan itulah
bunga ini disebut juga dengan bunga kertas.

Putik (pistillum) merupakan alat kelamin betina, putik merupakan metamorfosis dari
daun buah atau yang disebut karpela. Selain putik, bunga kertas juga memiliki benang sari
yang merupakan alat kelamin jantan dan berfungsi sebagai penghasil gamet jantan.

Jadi, pada bunga kertas selalu memiliki tiga bunga yang dikelilingi oleh daun pemikat
yang merupakan metamorfosis dari daun pelindung. Daun pemikat ini berjumlah tiga
lembar dan berwarna cerah. Jika sekilas dilihat memang seperti satu bunga dengan tiga
lembar mahkota, padahal terdiri dari tiga bunga di dalamnya dengan tiga lembar daun
pemikat di bagian luarnya.
I. KESIMPULAN

Bunga kertas termasuk golongan bunga lengkap karena memiliki kelopak bunga, mahkota
bunga, benang sari dan putik.

J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta. M. Dkk. (2020). Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Membelah untuk memperlihatkan benang sari yang ada pada bunga kertas
Masukkan dan saran
Bunga tidak perllu di belah hanya menggunakan foto yang utuh saja
FOTO-FOTO BERSERI KEGIATAN PRAKTIKUM

Persiapan alat dan bahan


untuk melakukan
pengamatan struktur
bunga.

Tahap Awal/ Pembukaan

Tanaman bunga
kembangkertas yang
akan diamati

Proses Kegiatan

Bunga kertas yang utuh


dan di belah secara
vertikal sehingga
memperlihatkan stuktur
bunga.
Tahap Akhir

A. PERKEMBANGBIAKKAN TUMBUHAN
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati Struktur Bunga
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vevetatif alami.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada di sekitar anda.
3. Alat pencungkil (cangkul, sekop atau parang).
D. LANDASAN TEORI
Perbanyakan tanaman merupakan proses peningkatan jumlah tanaman dari spesies
atau kultivar tertentu. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara seksual dan aseksual.
Metode perbanyakan tanaman aseksual menghasilkan tanaman baru dari bagian vegetatif
tanaman asal seperti daun, batang dan akar. Metode ini pada umumnya disebut
perbanyakan vegetatif. Beberapa tanaman dapat bereproduksi dengan cara vegetatif ini
secara alami, tetapi perbanyakan vegetatif dapat juga diinduksi secara buatan.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan Alat dan Bahan yang di perlukan
2. Pergilah ke lingkungan sekitar rumah anda.
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami (
misalnya: dengan cara bertunas.
4. Gambarlah morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetative alami
tuangkan hasilnya pada lembar kerja.
Gambar tumbuhan dengan
Nama tumbuhan dan jenis
perkembangbiakan aseksual
perkembangbiakan aseksual

Lengkuas (Aka r tinggal)

Bawang (Umbi Lapis)

Pisang (Tunas)
Ubi Kayu (Umbi Akar)

F. HASIL PENGAMATAN
G. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Sebutkan beberapa vegetatif alami?
Jawaban: pohon pisang, Lengkuas (laos), tebu, bawang, kunyit, ubi.
2. Apa yang dimaksud tunas adventik?
Jawaban: Tunas adventif tumbuh pada bagian tepi daun atau akar tumbuhan.
Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif pada akar adalah sukun dan
kesemek, sedangkan yang dari daun adalah cocor bebek.
H. PEMBAHASAN

Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi
tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak bergantung pada induknya.
Walaupun induknya ditebang, tunas akan terus tumbuh.

Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di
permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara tinggal.

Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan. Jika
ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.

Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi lapis


dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal pertumbuhannya,
siung mengambil makanan dari induknya. Ketika siung telah berdaun dan berakar, siung
dapat membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis

I. KESIMPULAN
Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal, tunas, umbel
lapis, umbi akar, dan sebagainya.
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta. M. Dkk. (2020). Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitannya harus mencungkil bagian tanaman untuk melihat perkembangiakannya
Masukan dan saran
Bisa di lihat hanya di internet agar lebih sempurna.

A. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN


B. TUJUAN PERCOBAAN
Terampil dalam melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara
menyambung, okulasi dan mencangkok.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan sambung pucuk, cangkok dan okulasi
D. LANDASAN TEORI
Okulasi adalah perbanyakan pohon secara kombinasi antara cara vegetatif dan cara
generatif. Okulasi adalah perbanyakan pohon yang dilakukan dengan cara menggabungkan
(menempelkan) bakal tunas (entres) pada batang bawah (onderstam). Batang bawah dan
bakal tunas keduanya berasal dari dua pohon yang berbeda tetapi masih satu kerabat.
Sambung pucuk atau mengenten merupakan penggabungan batang bawah dengan
batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa menjadi penyatuan, dan kombinasi
ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru, terjadi penyatuan ini di sebabkan oleh
penyatuannya kambium batang bawah dengan kambium batang atas.
Mencangkok adalah mengupayakan tumbuhnya akar dari cabang atau ranting yang
tumbuh.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Okulasi pada Tanaman Sirsak
a. Menentukan jenis tanaman yang akan diokulasi seperti tanaman sirsak.
b. Pilih tanaman sirsak yang berasal dari biji dan memiliki perakaran dan batang yang
kuat serta bebas dari hama dan penyakit untuk dijadikan sebagai batang bawah.
c. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah.
d. Pilih kulit yang memiliki mata tunas aktif dan berasal dari tanaman unggul baik itu
varietas yang sama maupun varietas lain dengan ukuran yang sama seperti torehan
batang bawah.
e. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rapiah.
f. Setelah tunas baru tumbuh potonglah bagian atas dari tanaman bawah.
2. Sambung Pucuk/Grafting pada Tanaman Durian
a. Carilah tanaman batang bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking.
b. Potonglah batang tersebut pada bagian tengan batang dengan jarak 5-10 cm dari
permukaan tanah.
c. Pilihlah ranting tanaman yang memiliki mata tunas aktif baik itu dari varietas yang
sama ataupun varietas berbeda, pucuk ranting harus bebas dari penyakit serta
tidak terlalu tua dan terlalu muda.
d. Buat sayatan seperti huruf V dengan sisi yang sama serta lebar sayatan sama
seperti sayatan batang bawah.
e. Sabtung ranting dengan batang bawah dan diikat menggunakan tali rapiah atau
plastic transparan yang sudah di potong-potong dengan ukuran lebih kurang 1 cm.
f. Setelah tersambung rapih sungkuplah dengan plastic transparan dan disimpan di
tempat yang teduh.

3. Cangkok pada Tanaman Jambu Madu


a. Pilihlah tanaman yang akan dicangkok dengan syarat memiliki kambium seperti
jambu madu.
b. Pilihlah cabang yang akan dicangkok lebih kurang 2,5 cm serta bebas dari penyakit.
c. Kerat atau kuliti cabang tersebut dengan panjang lebih kurang 10 cm dan berjakan
10-15 cm dari pangkal cabang.
d. Bersihkan kambium sampai benar-benar bersih dengan cara dikerok dengan bagian
atas pisau
e. Biarkan mongering selama 2-6 jam.
f. Tutuplah bagian yang terbuka dengan media tanam yang sudah dicampur dengan
pupuk
g. Balut media tanam menggunakan plastik/serabut kelapa dan diikat kedua
ujungnya.

F. HASIL PENGAMATAN

1. Menempel/Okulasi

Tabel 1. Menempel/Okulasi

No Kondisi Tempelan Hari Ke

1 Belum ada perubahan, namun masih segar


2 Belum ada perubahan, namun masih segar
3 Belum ada perubahan, namun masih segar
4 Belum ada perubahan, namun masih segar
5 Belum ada perubahan, namun masih segar
6 Belum ada perubahan, namun masih segar
7 Belum ada perubahan, namun masih segar
8 Belum ada perubahan, namun masih segar
9 Belum ada perubahan, namun masih segar
10 Belum ada perubahan, namun masih segar

2. Sambung Pucuk/Grafting
Tabel 2. Sambung Pucuk/Grafting
No Kondisi Tempelan Hari Ke

1 Belum ada perubahan, namun masih segar


2 Belum ada perubahan, namun masih segar
3 Belum ada perubahan, namun masih segar
4 Belum ada perubahan, namun masih segar
5 Belum ada perubahan, namun masih segar
6 Belum ada perubahan, namun masih segar
7 Belum ada perubahan, namun masih segar
8 Belum ada perubahan, namun masih segar
9 Belum ada perubahan, namun masih segar

10 Belum ada perubahan, namun masih segar

3. Cangkok

Tabel 3.Cangkok
No Kondisi Tempelan Hari Ke
1 Belum ada perubahan, namun masih segar
2 Belum ada perubahan, namun masih segar
3 Belum ada perubahan, namun masih segar
4 Belum ada perubahan, namun masih segar
5 Belum ada perubahan, namun masih segar
6 Belum ada perubahan, namun masih segar
7 Belum ada perubahan, namun masih segar
8 Belum ada perubahan, namun masih segar
9 Belum ada perubahan, namun masih segar
10 Belum ada perubahan, namun masih segar

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesin


vaselin/jelaskan!
Jawaban: Agar tidak terkena tangan dan kotoran
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?
Jawaban: Karena tanaman bawang merupakan kultur jaringan yang rentan.
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan menyambung
mengalami perubahan?
Jawaban: Pada minggu ke 3 – 4 minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawaban: 3-4 minggu.
5. Pada percobaan mencangkok, setelah kambium dikerok sebaiknya sayatan dikeringkan
selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawaban: Untuk mengeringkan kambium untuk hasil cangkokan yang baik.

H. PEMBAHASAN
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari kultivar sama akan menghasilkan

tempelan yang kompatibel (kecocokan antara batang bawah dan entres sehingga okulasi

dapat tumbuh dengan baik). Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan

dalam memproduksi bibit dengan metode grafting yaitu faktor tanaman (genetik, kondisi

tumbuh, panjang entris), faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu

pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan faktor keterampilan orang yang melakukan

grafting. Selain itu naungan juga berperan penting dalam melakukan grafting agar grafting

dapat berhasil, karena tanaman tersebut masih mengalami stres akibat proses grafting

tersebut, sehingga tanaman tersebut hanya perlu cahaya dalam jumlah yang sedikit.

Pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur dan ukuran
batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air. Makin besar diameter batang, akar
yang terbentuk juga lebih banyak, hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih
luas.
I. KESIMPULAN

Perkembangbiakan tanaman tidak hanya terjadi secara alami namun bisa dilakukan
secara vegetative buatan. Contoh dari vegetatif buatanyaitu mencangkok, menyambung dan
menempel. Dengan cara tersebut dapat menghasilkan tanaman yang lebih uanggul dan
sesuai dengan yang diinginkan. Faktor keberhasilan vegetatif buatan yaitu faktor internal
(tanaman) maupun faktor eksternal (iklim/manusia yang melakukan itu sendiri).
J. DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. B., Desi, S. P. S. S. dan Nani, K. S. 2017. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk
pada Kakao (Theobroma cacao L) dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entres
Berbeda. Jurnal Agroteknosains. Vol. 01 No. 02. p-ISSN : 2598-6228. e-ISSN : 2598-
0092.
Rumanta. M. Dkk. (2020). Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Kesulitan yang penulis alami pada praktik perkembangbiakan vegetatif buatan yaitu
pemilihan bahan tanaman harus benar sehat dan memiliki mata tunas yang aktif, selain itu
hal yang paling sulit yaitu pada saat penyayatan harus benar-benar terampil dan telitih
karena sangat menentukan keberhasilan dari cangkok, okulasi maupun sambung pucuk.
Saran dan Masukan
Praktik bisa dilakukan dengan waktu yang lebih lama sehingga dapat melihat dan
mengamati sampai tanaman cangkok, okulasi dan sambung pucuk benar-benar tumbuh
menjadi tanaman baru.

FOTO-FOTO HASIL PRAKTIKUM


1. Okulasi

Gambar Keterangan

Pembukaan jendela
Hasil pembukaan jendela

Pengambilan mata entres

Penempelan mata entres

Dililit dengan tali plastik

FOTO-FOTO HASIL PRAKTIKUM

2. Menyambung/Grafting
Gambar Keterangan
Alat dan Bahan

Pemotongan pucuk batang bawah

Penyayatan batang bawah

Pemotongan entres seperti huruf V

Penyambungan entres dengan batang


bawah dan penyungkupan

FOTO-FOTO BERSERI HASIL PRAKTIKUM

3. Cangkok
Gambar Keterangan

Alat dan Bahan

Pemilihan cabang

Menguliti cabang

Penyiapan media dan


pembungkusan sayatan

Pengikatan kedua sisi bungkusan


media tanam

Anda mungkin juga menyukai