Anda di halaman 1dari 4

Nama: SYANAYA APRIANI

Kelas: X TPP
Tugas: SBK.

Contoh Kritik Seni

Berikut dibawah ini terdapat beberapa contoh kritik seni, terdiri atas:

pameran dari berbagai negara:


1. The Journey of Panji (Eddy Susanto, Indonesia)

The Journey of Panji terdiri dari sebuah gambar yang dibuat di kanvas berukuran besar. Selain gambar,
kanvas itu juga ditempeli berbagai jenis huruf yang terbuat dari kayu. Huruf-huruf itu mengalir hingga ke
sebuah buku raksasa. Saking melimpahnya huruf yang mengalir, ribuan di antaranya bahkan tumpah ke
sisi di luar buku raksasa itu.

Siklus Panji ini adalah sebuah koleksi cerita yang berputar di sekitar Pangeran Panji yang legendaris.
Cerita ini muncul pertama kali di Jawa pada abad ke-14, namun tersebar hingga zaman modern saat ini
di Malaysia, Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Thailand. Pada abad terakhir, cerita-cerita ini dikumpulkan
menjadi satu jilid berjudul Wangbang Wideya oleh S.O. Robson.

"Journey of Panji ini secara signifikan menggambarkan tentang sebuah epik Jawa untuk menceritakan
kisah tentang bagaimana Eddy Susanto melihat dunia yang berputar di Asia Tenggara,” ujar Tan Siuli,
salah satu pimpinan tim kurator Singapore Art Museum yang fokus soal karya asal Indonesia.

2. Aftermath (Pannaphan Yodmanee, Thailand)

Dalam mural raksasa berjudul Aftermath ini, Pannaphan mempersembahkan sebuah peta kosmos
Buddha yang mirip dengan sebuah lukisan lanskap. Menggunakan material baku dan natural,
penggabungan seni kontemporer dan tradisional Thailand menciptakan sebuah penyatuan kartografi
surga dan bumi yang menceritakan sejarah Asia Tenggara.

Investigasi Pannaphan yang berkesinambungan tentang poin persimpangan antara kosmologi Buddha
dan ilmu pengetahuan modern yang menuntunnya untuk mempertimbangkan konsep-konsep
perubahan, kehilangan, kehancuran dan bencana yang tak terelakkan. Pannaphan berpandangan bahwa
kegigihan manusia dalam membangun dunia dan bergerak maju, pada akhirnya akan memperlihatkan
kelemahan-kelemahan manusia dan pengungkapan akan sebuah dunia yang lebih luas yang berada di
luar lingkungan kenyamanan dan kontrol manusia itu sendiri.

"Melalui karya ini, Pannaphan ingin menceritakan soal tiga dunia, yakni dunia bawah (neraka), dunia
saat ini (recent world), dan akhirat (afterworld). Jadi gambar-gambar ini bercerita soal awal negara-
negara Asia Tenggara yang berjaya dengan kekayaan maritim, kemudian didatangi penjajah yang
menanamkan budaya mereka,” ujar Tan Siuli.

3. Karagatan, The Breadth of Oceans (Gregory Halili, Filipina)

Menggemakan misteri cermin, instalasi menggugah ini memberikan sebuah sentuhan puitis: saat
melihat karya ini, karya ini secara mengerikan melihat kembali padamu.

Karagatan memotret mata para penduduk pedesaan di pesisir pantai di Filipina. Mulai dari nelayan,
penyelam mutiara, pembuat perahu, pedagang kerang, hingga anak kecil yang ditemui Halili saat
mengerjakan proyeknya ini.
Hasil dari riset sang artis adalah lukisan halus yang menangkap detail dan karakteristik istimewa dari
mata setiap subjek: garis, lekukan, dan kontur. Itu semua ditransformasikan menjadi potret unik dan
mengejutkan di atas kerang induk mutiara dan minyak.

Sebagai miniatur, hasil karya ini memanfaatkan sebuah tradisi kudus yang diasosiasikan dengan
pengadilan kerajaan.Namun, di sini, potret-potret mini ini memetakan sebuah komunitas pesisir yang
bekerja untuk memanen karunia laut, namun jarang menuai kekayaan.

Halili membayar penghormatan kepada orang-orang yang takdir dan rezekinya bergantung kepada
laut,menggambar kebahagiaannya pada induk mutiara yang diperoleh dari dalam laut.

4. One Has to Wander through All the Outer Worlds to Reach the Innermost Shrine at the End (Qiu
Zhijie, China)

Dalam peta ciptaannya, Qiu mengadopsi sebuah metodologi yang menggabungkan pengalaman sehari-
hari serta pendekatan filosofis untuk berpikir dengan grafis, dan mengatur hubungan serta sistem
pengetahuan.

Serial peta ini menampilkan investigasi Qiu ke dalam sejarah kartografi. Dari analisis arkeologi tentang
teori kontak PreColumbian trans-oceanic, hingga kesisteman motif, logika dan metode pendekatan
pembuatan peta yang berbeda-beda. Ia menyatukan sejarah, filosofi, mitologi, dan ilmu pengetahuan
secara bersama-sama.

Dalam karya ini, sang artis mengemukakan dua elemen yang mendasari hubungan antara pulau hantu,
Utopia, dan monster-monster: ketakutan dan godaan. Ketika para petualang dan penjelajah awal ditarik
ke tanah yang jauh nan misterius, perjalanan mereka, seperti yang diceritakannya, seringkali terganggu
saat mereka bertemu dengan makhluk-makhluk aneh dan luar biasa.

Instalasi Qiu ini juga menampilkan hasil pahatan kaca indah berbentuk monster-monster fantastis yang
dibayangkan tengah melintas di antara pegunungan dan lautan seraya menyihir sebuah dunia misteri
yang mungkin pernah ada di luar sana namun sekarang telah menghilang.

5. The Great East Indiaman (David Chan, Singapura)

Mencampuradukkan fakta dan fiksi, The Great East Indiaman mengingatkan kembali akan mendaratnya
Sir Stamford Raffles pada 1819 yang kemudian menyebabkan berdirinya Singapura yang modern.

Di lokasi kemenangan tokoh pria protagonis asal Eropa ini, Chan ingin menyusun kembali narasi tersebut
sebagai suatu kisah fantastis dari sebuah spesies paus, yang dulunya adalah mitos dan sekarang telah
punah, yang membawa Raffles ke semenanjung ini. Dalam cerita rakyat yang dibuat ini, spesies paus
yang disebut “East Indiaman” itu dijinakkan sebagai binatang laut milik manusia dengan beban.

Meskipun demikian, kisah orisinal Chan juga didasarkan pada penelitian sejarah yang kuat: dari abad ke-
17 hingga ke-19, East Indiaman adalah nama generik untuk setiap kapal milik English East India
Company, dan itu berada di salah satu kapal dagang yang dipakai Raffles untuk berlayar mencapai
Singapura.

Kreasi ini terbuat dari baja yang dilas dan beton berukuran 2,4 x 0,5 x 1,8 meter. Karya yang diletakkan
di depan pekarangan National Museum of Singapore itu juga mengingatkan pengunjung akan kerangka
seekor paus sirip India yang pernah menjadi ‘ikon’ museum itu, sebelum akhirnya dikembalikan di
negara asalnya, Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai