Anda di halaman 1dari 2

Artikel Perlindungan dan Penegakkan Hukum

di Indonesia

Nama : Noval Demisty Putra (25)


Kelas : XII MIPA 2

Seperti yang kita ketahui jika Indoensia merupakan negara hukum yang berarti semua kehidupan
bernegara dan bermasyarakat harus didasarkan pada hukum. Agar konsep negara hukum dapat
terlaksana dengan benar, Indonesia memiliki dua hal yang harus diupayakan, yaitu perlindungan
hukum dan penegakkan hukum.
Perlindungan Hukum
Menurut Philipus M. Hajdon, “perlindungan hukum merupakan perlindungan akan harkat dan
martabat, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasaarkan ketentuan hukum.”
Maksud dari pernyataan Philipus M. Hajdon adalah perlindungan hukum dilakukan dengan
menggunakan sarana hukum yang ditujukan untuk melindungi harkat dan martabat, serta
pengakuan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap manusia.
Di Indonesia sendiri perlindungan hukum bagi masyarakat Indonesia harus berdasarkan prinsip
pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada
pancasila.
Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melakukan perlindungan hukum kepada setiap warga
negaranya tanpa terkecuali. Karena perlindungan hukum merupakan hak asasi manusia yang
dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.
Hak setiap warga negara Indonesia untuk memperoleh perlindungan hukum telah diatur dalam
pasal 28 D ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Penegakkan Hukum
Menurut Laurensius Arliman dalam buku Penegakkan Hukum dan Kesadaran Masyarakat
(2015) dijelaskan bahwa penegakan hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Inti dari kegiatan penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik itu oleh para subyek hukum yang
bersangkutan maupun oleh aparatur penegak hukum. Aparatur penegak hukum merupakan
lembaga resmi yang diberi tugas dan wewenang oleh undang-undang untuk menjamin
berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Keberadaan aparatur penegak hukum memang tidak bisa dilepaskan dari proses penegakan
hukum. Sebab aparatur penegak hukum itulah yang nantinya akan menegakkan aturan hukum.
Apabila aparatur penegak hukum memiliki mental yang buruk, maka akan menciptakan
penegakan hukum yang buruk pula.

Sebaliknya, apabila aparatur penegak hukum memiliki mental yang baik dalam menegakkan
aturan hukum, maka akan tercipta penegakan hukum yang baik dan bersifat responsif.
Menurut pendapat saya dari artikel ini adalah agar proses penegakan hukum di Indonesia
berjalan secara adil, maka pemerintah Indonesia wajib membangun dan menguatkan mental para
aparatur penegak hukum agar.

Contoh kasus :

Kasus nenek Minah


Pada 19 November 2009, nenek Minah (55) dihukum oleh PN Purwokerto selama 1 bulan 15
hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Dia dinyatakan bersalah karena memetik 3 buah
kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA), Ajibarang, Banyumas. Selama
persidangan dengan agenda putusan berlangsung penuh keharuan. Bahkan ketua majelis hakim,
Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat menangis saat membacakan vonis.

Anda mungkin juga menyukai