FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Wakil Dekan I FT UNSIKA
Mengetahui,
Dekan FT UNSIKA
1.2 TUJUAN
Tujuan disusunnya SOP ini adalah untuk memberikan pedoman bagi Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya Bendahara Umum BEM FT Unsika dalam
menjalankantugasnya. Sehingga diharapkan :
1.2.1 Mempermudah pelaksanaan Bendahara Umum BEM FT Unsika agar
memiliki dasar untuk melakukan tugas.
1.2.2 Sebagai bentuk transparansi perihal keuangan.
1.2.3 Memberikan kejelasan kepada pihak-pihak terkait terhadap pelaporan dana
1.2.4 Memberikan kepastian waktu penyelesaian suatu pekerjaan
BAB 2
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Sumber dana internal BEM FT Unsika
1. Sumber dana BEM FT Unsika berasal dari RAB warisan periode
sebelumnya, dana kemahasiswaan dari fakultas, danusan yang dilakukan
oleh internal BEM FT Unsika, dan uang hasil usaha mandiri BEM FT
Unsika.
Pasal 2
Sistem Keuangan BEM FT Unsika
1. Sistem keuangan Badan Eksekutif Mahasiwa mengadopsi sistem satu pintu
(cashflow) yang dimana fungsi kendali & otorisasi keuangan serta fungsi
pemegang kas organisasi, dikendalikan oleh Bendahara Umum BEM FT
Unsika.
Pasal 3
Tupoksi Bendahara BEM FT Unsika
1. Bendahara Umum BEM FT Unsika adalah pihak yang berwenang
mengatur keuangan secara menyeluruh di internal lembaga BEM FT
Unsika.
2. Keuangan disimpan dan diatur oleh bendahara umum BEM FT Unsika.
3. Bendahara Umum BEM FT Unsika terdiri dari 1 orang yang
bertanggungjawab dalam administrasi keuangan lembaga.
Pasal 3
Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Umum BEM FT Unsika
Pasal 4
Hak Bendahara Umum BEM FT Unsika
Pasal 7
SOP Sumber Penerimaan dan Alokasi Dana BEM FT Unsika
Pasal 8
SOP Permohonan dan Penggunaan Dana
Pasal 9
SOP Bukti Pemasukan/Penerimaan Uang
1. Bukti pemasukan merupakan tanda penerimaan uang yang diperoleh bidang.
Dokumen bukti penerimaan uang diharuskan ada untuk membuktikan
keakuratan laporan keuangan dengan informasi yang terdapat didalamnya
sehingga memudahkan pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu Bendahara Umum (Controller).
2. Dokumen bukti penerimaan uang terdiri dari form permintaan dana, kuitansi
penerimaan dana.
3. Dokumen bukti penerimaan uang ditulis dengan alat tulis yang bersifat
permanent berwarnahitam dan mudah untuk dibaca.
4. Dokumen bukti penerimaan uang harus memiliki tulisan yang jelas tanpa
coretan atau tip-ex yang bermaksud untuk mengoreksi segala informasi yang
terdapat didalamnya.
5. Dokumen bukti penerimaan uang harus dalam keadaan utuh (tidak ada
sobekan yangsignifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah, bisa
terbaca dengan jelas).
6. Setiap dokumen yang mendukung perjanjian dan bukti suatu penerimaan uang
harus disimpanrapi dan tidak boleh hilang.
7. Form permintaan dana yang sah memiliki atribut sebagai berikut:
a. Diberi nomor urut;
b. Tanggal penerimaan;
c. Nama, NPM, jabatan, alamat, nomor telepon pihak pemberi dan
penerima uang tercantumdengan jelas;
d. Jumlah yang jelas dan sesuai dengan yang diterima;
e. Cap dan stempel lembaga dari Bendaha umum (Controller).
8. Kwitansi yang sah (juga digunakan untuk penerimaan donasi) memiliki
atribut sebagaiberikut:
a. Diberi nomor urut;
b. Tempat dan tanggal penerimaan uang;
c. Nama pemberi dan penerima uang tercantum dengan jelas
beserta tanda tangan keduapihak;
d. Nominal uang terbilang dengan jelas;
e. Cap dan stempel lembaga dari Bendahara umum
9. Dokumen bukti penerimaan uang dapat dinyatakan tidak sah oleh Bendahara
Umum atau BO apabila dianggap memiliki unsur kecurangan, setelah
dilakukan prosedur audit (konfirmasi donatur/sponsor dan panitia)
10. Pengecualian diberikan pada penerimaan yang benar-benar tidak bisa
mendapatkan dokumen bukti penerimaan uang dengan alasan yang jelas
dan logis setelah Bendahara Umum (Controller) mempertimbangkan
dengan melakukan prosedur audit (penelusuran)secara objektif
Pasal 10
SOP Bukti Pengeluaran Uang
1. Dokumen bukti pengeluaran uang diharuskan ada untuk membuktikan
eksistensi suatu pengeluaran uang sehingga memudahkan pengawasan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yangberkepentingan.
2. Dokumen bukti pengeluaran uang terdiri dari Bon, Nota penjualan, Struk,
Kuitansi dan Faktur
3. Dokumen bukti pengeluaran uang harus dalam keadaan utuh (tidak ada
sobekan yang signifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah, bisa
terbaca dengan jelas dan tidak ada penebalan tulisan dalam bukti pengeluaran
tersebut).
4. Dokumen bukti pengeluaran uang harus memiliki hubungan yang rasional
dengan pelaksanaan kegiatan, baik secara operasional maupun non-
operasional dari kegiatan yang sedang dilaksanakan, dan memiliki
keterkaitan terhadap bidang/seksi yang membelinya.
5. Bukti yang memadai dianggap sah dan harus memiliki kriteria serta
mencantumkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bukti-bukti pengeluaran harus jelas siapa yang mengeluarkan,
baik berupa tulisan yang tertera pada bukti tersebut maupun
dengan tanda tangan pihak penjual atau stempel yang
menunjukkan secara jelas pihak yang mengeluarkan bukti
tersebut.
b. Jumlah pendapatan kas beserta deskripsi barang yang jelas dan
mudah dibaca.
c. Tanda tangan pihak yang berkepentingan (penjual dan penerima).
d. Nama jelas pihak yang berkepentingan.
e. Bukti pembayaran yang bernilai ≥ Rp5.000.000,00 harus
menyertakan stempel perusahaan.
f. Dokumen bukti pengeluaran uang ditulis dengan alat tulis yang
bersifat permanen berwarnahitam.
g. Dokumen bukti pengeluaran uang harus memiliki tulisan yang
jelas tanpa coretan atau tip-ex yang bermaksud untuk mengoreksi
segala informasi yang terdapat didalamnya.
h. Dokumen bukti pengeluaran uang yang bernilai Rp250.000,00
– Rp1.000.000,00 harusmemakai materai sebesar Rp3.000,00.
i. Dokumen bukti pengeluaran uang yang bernilai ≥
Rp.1.000.000,00 harus memakai materaisebesar Rp6.000,00.
8. Kwitansi yang dikeluarkan oleh bendahara umum bukanlah suatu bukti valid,
bukti valid harus diperoleh dari panitia yang meminta reimbursment
(penggantian uang) serta melampirkan bon-bon pendukung seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Kuitansi tersebut hanya merupakan dokumentasi
bendahara.
9. Bendahara dapat menggunakan kuitansi yang dibuatnya sebagai bukti
pengeluaran jika penerima uang tidak dapat menyediakan nota kontan yang
valid dengan catatan nama dan tanda tangan penerima uang serta jumlah uang
harus jelas (sesuai syarat di atas).
10. Dalam setiap tanda bukti tidak diperkenankan adanya coretan, catatan
tambahan atau catatan dengan tinta yang lain yang dapat mengaburkan
keabsahan bahan bukti. Jika hal tersebut terdapat dalam tanda bukti, maka
tanda bukti tersebut dianggap tidak valid.
11. Tiap tanda bukti harus diberi nomor bukti yang jelas dan dikelompokkan
beserta bidangnya serta berdasarkan urutan tanggal transaksi diurutkan dari
tanggal termuda.
12. Setiap dokumen yang mendukung perjanjian dan bukti suatu pengeluaran uang
harus disimpanrapi dan tidak boleh hilang.
13. Bendahara Umum hanya akan me-reimburse berdasarkan bukti pengeluaran.
Pengeluaran yang tidak ada bukti pengeluarannya tidak akan mendapatkan
penggantian atau reimburse.
14. Bukti pengeluaran untuk perjalanan utusan / delegasi kelembagaan harus
disertai undangan dari pihak ketiga kepada Ketua Umum
Pasal 11
SOP Pengembalian dan Penyetoran Dana
Pasal 13
SOP Pertanggung Jawaban Keuangan BEM FT Unsika
1. Bendahara Umum BEM FT Unsika wajib membuat laporan
pengeluaran dan pemasukan sebagai transparansi selama tiga bulan
sekali dalam periode kepengurusan.
2. Laporan pengeluaran dan pemasukan diserahkan kepada komisi B
BLM FT Unsika selambat lambatnya 3 hari sebelum diadakannya
LPJ triwulan yang nantinya akan dipaparkan saat sidang LPJ triwulan
BEM FT Unsika.
3. Akan ada sanksi bagi departemen bidang BEM FT Unsika yang
terlambat dalam pengumpulan Laporan pengeluaran kegiatan
sehingga menghambat proses pelaporan Bendahara Umum BEM FT
Unsika kepada BLM FT Unsika, Adapun sanksi tersebut ditentukan
oleh Ketua umum BEM FT Unsika beserta Box Office BEM FT
Unsika.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan