Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KEBENDAHARAAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Standar Operasional Prosedur Kebendaharaan Badan Eksekutif


Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang ini telah
diperiksa dan disetujui. Standar Operasional Prosedur Kebendaharaan Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Karawang, 30 Agustus 2021

Ketua Umum Sekretaris


BLM FT Unsika BLM FT Unsika

Ridwan Satrio Hadikusuma Dian Anjarwati


NPM 1810631160117 NPM 1810631160009

Menyetujui,
Wakil Dekan I FT UNSIKA

Mengetahui,
Dekan FT UNSIKA

Dr. H. Maman Suryaman, M. M.Pd


NIP. 19610421185031017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa


Karawang dewasa ini merupakan lembaga kemahasiswaan yang dipercaya
menjalankan amanah besar mahasiswa Fakultas Teknik Unsika. Berhubung besarnya
amanah tersebut maka harus dilakukan langkah-langkah yang baik demi
pengoptimalan sumber daya agar dapat menjaga amanah tersebut demi tercapainya
tujuan tersebut, maka dibutuhkannya sebuah perangkat yang dijadikan standar
pedoman kerja selama periode kepengurusan karena manajemen yang baik sangat
diperlukan untuk menghasilkan hasil yang baik. Oleh karena itu dibuatlah sebuah
“STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR” yang selanjutnya disebut SOP. SOP
perlu dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh anggota Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik yang akan menyelenggarakan kegiatan atas nama
Himpunan Mahasiswa Teknik.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan prosedur yang seharusnya ada
dalam sebuah organisasi dalam membantu menjalaankan aktivitas. Dan merupakan
salah satu upaya untuk mewujudkan ketaatan dan keteraturan terhadap segala perihal
keuangan, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, serta kebutuhan
atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja BEM FT Unsika.

1.2 TUJUAN
Tujuan disusunnya SOP ini adalah untuk memberikan pedoman bagi Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya Bendahara Umum BEM FT Unsika dalam
menjalankantugasnya. Sehingga diharapkan :
1.2.1 Mempermudah pelaksanaan Bendahara Umum BEM FT Unsika agar
memiliki dasar untuk melakukan tugas.
1.2.2 Sebagai bentuk transparansi perihal keuangan.
1.2.3 Memberikan kejelasan kepada pihak-pihak terkait terhadap pelaporan dana
1.2.4 Memberikan kepastian waktu penyelesaian suatu pekerjaan
BAB 2
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Sumber dana internal BEM FT Unsika
1. Sumber dana BEM FT Unsika berasal dari RAB warisan periode
sebelumnya, dana kemahasiswaan dari fakultas, danusan yang dilakukan
oleh internal BEM FT Unsika, dan uang hasil usaha mandiri BEM FT
Unsika.

Pasal 2
Sistem Keuangan BEM FT Unsika
1. Sistem keuangan Badan Eksekutif Mahasiwa mengadopsi sistem satu pintu
(cashflow) yang dimana fungsi kendali & otorisasi keuangan serta fungsi
pemegang kas organisasi, dikendalikan oleh Bendahara Umum BEM FT
Unsika.

Pasal 3
Tupoksi Bendahara BEM FT Unsika
1. Bendahara Umum BEM FT Unsika adalah pihak yang berwenang
mengatur keuangan secara menyeluruh di internal lembaga BEM FT
Unsika.
2. Keuangan disimpan dan diatur oleh bendahara umum BEM FT Unsika.
3. Bendahara Umum BEM FT Unsika terdiri dari 1 orang yang
bertanggungjawab dalam administrasi keuangan lembaga.

Pasal 3
Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Umum BEM FT Unsika

1 Melakukan pengendalian panuh terhadap proses keluar masuknya uang


untuk seluruh kegiatan di internal lembaga BEM FT Unsika dengan
berdasarkan anggaran budget yang telah dibuat dan tidak menyimpang dari
AD/ART.
2 Turut serta secara aktif dalam memberikan pertimbangan yang membantu
kontrol keuangan yang berkaitan dengan acara-acara yang ada di setiap
bidang serta kepanitiaan – kepanitiaan dibawahnya.
3 Membuat laporan keuangan seperti pencatatan kas masuk dan keluar
selama 1 periode.
4 Membuat laporan keuangan keluar dan masuk setiap tiga bulan sekali
sebagai pelaporan kepada BLM FT Unsika dan memaparkan saat sidang
LPJ triwulan.
5 Sebagai pemegang kas secara otorisasi baik kas sosial, kas operasional, dan
dana warisan yang tersimpan.
6 Mengawasi, mengontrol dan mengevaluasi seluruh bentuk keuangan yang
terjadi di setiap bidangnya.
7 Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Umum berkoordinasi dengan
setiap anggota pengurus dan Box Office BEM FT Unsika.
8 Berkomunikasi dengan bendahara umum atau komisi B BLM FT Unsika
dalam melaksanakan kegiatan keuangan internal BEM FT Unsika.

Pasal 4
Hak Bendahara Umum BEM FT Unsika

1 Hak menyelenggarakan rapat keuangan internal BEM FT Unsika dalam


kurun waktu maksimal satu kali setiap bulannya.
2 Hak meminta laporan keuangan setiap kegiatan di setiap departemen
bidang.
3 Hak meminta laporan pertanggungjawaban keuangan acara/kegiatan yang
termasuk dalam program kerja BEM FT Unsika.
4 Hak menyetujui atau tidaknya laporan pertanggungjawaban keuangan
acara/kegiatan yang termasuk dalam program kerja BEM FT Unsika.
5 Hak mendapatkan seluruh informasi terkait keuangan BEM FT Unsika.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pasal 5

SOP Laporan Keuangan Kas BEM FT Unsika

1. Bentuk laporan keuangan yang digunakan yaitu, Neraca keuangan dan


Laporan aruskas.
2. Setiap bidang wajib membuat laporan keuangan bidang secara berkala
setiap tiga bulan sekali dalam bentuk laporan penerimaan dan penggunaan
dana anggaran yang disertakan bukti transaksi.
3. Kepala tiap bidang wajib memberikan laporan keuangan tiap bidangnya
kepada bendahara umum BEM FT Unsika setiap 3 bulan sekali.
4. Laporan keuangan tiap bidang wajib diserahkan kepada bendahara umum
BEM FT Unsika selambat lambatnya 1 minggu sebelum diadakannya
laporan pertanggungjawaban triwulan.
5. Terdapat teguran dan sanksi bagi setiap bidang yang tidak melaporkan
laporan keuangannya dalam kurun waktu yang di tentukan.
6. Sanksi yang diberikan berupa persetujuan antara bendahara BEM FT
Unsika dan Box Office BEM FT Unsika.
7. Laporan keuangan transparansi kas pengurus akan diterbitkan pada setiap
rapat internal pengurus BEM FT Unsika, yang berkoordinasi dengan
komisi B BLM FT Unsika.
8. Data pendukung pembukuan laporan keuangan bidang harus diserahkan
kepadabendahara umum BEM FT Unsika yang berbentuk:
a. Form permohonan dana kegiatan (diajukan kepada bendahara
umum BEM FT unsika)
b. Kwitansi penerimaan dana (dikeluarkan oleh Bendahara Umum
BEM FT Unsika)
c. Bukti-bukti pengeluaran kegiatan berupa kwitansi/bon.
9. Laporan keuangan tiap bidang dibuat 2 rangkap, 1 rangkap untuk arsip
setiap bidang dan 1 rangkap diserahkan pada bendahara umum BEM FT
Unsika.
10. Laporan keuangan dari masing – masing bidang selanjutnya akan
dikonsolidasi atau digabung oleh bendahara umum BEM FT Unsika yang
akan menjadi laporan keuangan BEM FT Unsika untuk kebutuhan
informasi keuangan internal lembaga dan laporan pertanggung jawaban
bendahara umum BEM FT Unsika.
11. Pada akhir kepengurusan, setiap bidang wajib membuat LPJ akhir
keuangan disetiap bidang yang diserahkan ke bendahara umum yang
selanjutnya akan dikonsolidasi atau digabung oleh bendahara umum BEM
FT Unsika sebagai laporan keuangan satu periode kepengurusan BEM FT
Unsika.
12. Format laporan keuangan yang digunakan contohnya:
a) Bentuk Laporan arus kas BEM FT Unsika
Pasal 6
SOP Rancangan Anggaran Biaya Program Kerja BEM FT Unsika

1. Setiap Bidang dalam kepengurusan BEM FT Unsika wajib membuat RAB


(Rancangan Anggaran Biaya) diawal kepengurusan dan selanjutnya RAB
tersebut diserahkan kepada Bendahara umum BEM FT Unsika.
2. Rancangan Anggaran Biaya yang akan diserahkan kepada Bendahara
Umum BEM FT Unsika yang isinya tentang jumlah dana yang akan
digunakan setiap bidang dalam menjalankan program kerja selama satu
periode.
3. Suatu bidang dapat mengajukan Rancangan Anggaran Biaya yang
nantinya akan disesuaikan oleh Bendahara BEM FT Unsika sesuai dengan
pembagian dana fixsasi oleh pihak Fakultas Teknik.
4. Format RAB (Rancangan Anggaran Biaya) harus seragam, sesuai dengan
format yang telah diberikan oleh Bendahara Umum BEM FT Unsika
kepada setiap bidangnya.
5. Penyesuaian Rancangan Anggaran Biaya oleh bendahara umum BEM FT
Unsika mengacu pada dana total yang diberikan fakultas dibagi sesuai
dengan program kerja yang akan dilaksanakan.

Pasal 7
SOP Sumber Penerimaan dan Alokasi Dana BEM FT Unsika

1. Sumber dan penerimaan dana BEM FT Unsika diatur dalam AD BEM FT


Unsika BAB VII tentang pembendaharaan pasal 15. Dana yang dimiliki
BEM FT Unsika dialokasikan sebagai berikut :
a. Dana Operasional Dipergunakan untuk membiayai seluruh kegiatan
operasional internal lembaga BEM FT Unsika, seperti biaya
kesekretariatan, kegiatan nonsosial, serta dana awal (set up cost)
kepanitiaan.
b. Dana Sosial Dipergunakan secara terbatas untuk membiayai seluruh
kegiatanInternal lembaga BEM FT Unsika yang bersifat sosial
termasuk kepanitiaan sosial.
c. Dana Usaha Dipergunakan sebagai modal yang akan
diinvestasikan/diputarkembali untuk menghasilkan keuntungan untuk
mendukung pembiayaan seluruh kegiatan internal lembaga BEM FT
Unsika.
d. Dana Warisan yang dimiliki oleh internal lembaga BEM FT Unsika
pada akhir kepengurusan wajib diturunkan kepada kepengurusan
berikutnya.
2. Definisi kas sosial, kas danus, kas operasional/umum dan dana warisan.
a. Kas Sosial adalah bagian dari kas milik internal lembaga BEM FT
Unsika yang penggunaannya terbatas (restricted) untuk kegiatan
sosial dan kemanusiaan, seperti bencana alam dan kegiatan sosial
lainnya.
b. Kas Danus adalah kas yang diusahakan oleh setiap bidang di internal
kepengurusan BEM FT Unsika yang penggunaannya terbatas
(restricted)untuk menghasilkan keuntungan bagi Internal lembaga.
c. Kas Operasional/umum (Dana Talang) adalah kas milik internal
lembaga BEM FT Unsika yang penggunaannya adalah untuk
menunjang aktivitas internal lembaga BEM FT Unsika.
d. Dana warisan adalah dana yang tersisa dari seluruh kegiatan internal
lembaga BEM FT Unsika saat kepengurusan berakhir. Penggunaan kas
sosial dankas operasional adalah atas persetujuan (otorisasi) dari
Bendahara Umum.

Pasal 8
SOP Permohonan dan Penggunaan Dana

1. Syarat Pengajuan Permohonan Dana :


a. Maksimal sebesar yang dianggarkan dalam program kerja yang
disahkan dalam rapat/musyawarah kerja;
b. Diajukan paling lambat 7 x 24 jam sebelum pelaksanaan
kegiatan.
c. Bagi pembayaran advance (uang dibayar di muka dari
bendahara) maka dana advance diberikan berdasarkan keputusan
Bendahara Umum BEM FT Unsika dari total anggaran yang
dimohon oleh bidang. Sisanya dibayarkan kemudian jika bukti
pengeluaran valid telah diserahkan kepada Bendahara Umum BEM FT
Unsika.
d. Bagi pembayaran dengan sistem reimburse, pembayaran
anggaran bidang diserahkan setelah bukti pembayaran yang
valid diserahkan kepada Bendahara Umum BEM FT Unsika.

2. Pengajuan dana Kepanitiaan

a. Dana operasional awal kepanitiaan diberikan dan diawasi oleh


bendahara umum(Controller) berdasarkan RAB di awal periode.
b. Kepanitiaan besar wajib memberikan laporan keuangan akhir
kepada Bendahara umum atau BO selambat-lambatnya 30 hari
kerja setelah kegiatan berakhir.
c. Setiap keterlambatan dalam penyerahan laporan keuangan
tersebut akan dikenakan denda Rp5.000,00 / hari, dikeluarkan
dari dana pribadi (di luar dana sisa kepanitiaan). Denda
tersebut selanjutnya dibayarkan kepada bendahara yang
kemudian dimasukan ke dalam kas internal BEM FT Unsika.
d. Laporan keuangan kepanitiaan terdiri dari Laporan Rincian
Pemasukan dan Pengeluaran.

Pasal 9
SOP Bukti Pemasukan/Penerimaan Uang
1. Bukti pemasukan merupakan tanda penerimaan uang yang diperoleh bidang.
Dokumen bukti penerimaan uang diharuskan ada untuk membuktikan
keakuratan laporan keuangan dengan informasi yang terdapat didalamnya
sehingga memudahkan pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu Bendahara Umum (Controller).
2. Dokumen bukti penerimaan uang terdiri dari form permintaan dana, kuitansi
penerimaan dana.
3. Dokumen bukti penerimaan uang ditulis dengan alat tulis yang bersifat
permanent berwarnahitam dan mudah untuk dibaca.
4. Dokumen bukti penerimaan uang harus memiliki tulisan yang jelas tanpa
coretan atau tip-ex yang bermaksud untuk mengoreksi segala informasi yang
terdapat didalamnya.
5. Dokumen bukti penerimaan uang harus dalam keadaan utuh (tidak ada
sobekan yangsignifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah, bisa
terbaca dengan jelas).
6. Setiap dokumen yang mendukung perjanjian dan bukti suatu penerimaan uang
harus disimpanrapi dan tidak boleh hilang.
7. Form permintaan dana yang sah memiliki atribut sebagai berikut:
a. Diberi nomor urut;
b. Tanggal penerimaan;
c. Nama, NPM, jabatan, alamat, nomor telepon pihak pemberi dan
penerima uang tercantumdengan jelas;
d. Jumlah yang jelas dan sesuai dengan yang diterima;
e. Cap dan stempel lembaga dari Bendaha umum (Controller).
8. Kwitansi yang sah (juga digunakan untuk penerimaan donasi) memiliki
atribut sebagaiberikut:
a. Diberi nomor urut;
b. Tempat dan tanggal penerimaan uang;
c. Nama pemberi dan penerima uang tercantum dengan jelas
beserta tanda tangan keduapihak;
d. Nominal uang terbilang dengan jelas;
e. Cap dan stempel lembaga dari Bendahara umum
9. Dokumen bukti penerimaan uang dapat dinyatakan tidak sah oleh Bendahara
Umum atau BO apabila dianggap memiliki unsur kecurangan, setelah
dilakukan prosedur audit (konfirmasi donatur/sponsor dan panitia)
10. Pengecualian diberikan pada penerimaan yang benar-benar tidak bisa
mendapatkan dokumen bukti penerimaan uang dengan alasan yang jelas
dan logis setelah Bendahara Umum (Controller) mempertimbangkan
dengan melakukan prosedur audit (penelusuran)secara objektif

Pasal 10
SOP Bukti Pengeluaran Uang
1. Dokumen bukti pengeluaran uang diharuskan ada untuk membuktikan
eksistensi suatu pengeluaran uang sehingga memudahkan pengawasan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yangberkepentingan.
2. Dokumen bukti pengeluaran uang terdiri dari Bon, Nota penjualan, Struk,
Kuitansi dan Faktur
3. Dokumen bukti pengeluaran uang harus dalam keadaan utuh (tidak ada
sobekan yang signifikan, tidak boleh disambung, tidak rusak, tidak basah, bisa
terbaca dengan jelas dan tidak ada penebalan tulisan dalam bukti pengeluaran
tersebut).
4. Dokumen bukti pengeluaran uang harus memiliki hubungan yang rasional
dengan pelaksanaan kegiatan, baik secara operasional maupun non-
operasional dari kegiatan yang sedang dilaksanakan, dan memiliki
keterkaitan terhadap bidang/seksi yang membelinya.
5. Bukti yang memadai dianggap sah dan harus memiliki kriteria serta
mencantumkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bukti-bukti pengeluaran harus jelas siapa yang mengeluarkan,
baik berupa tulisan yang tertera pada bukti tersebut maupun
dengan tanda tangan pihak penjual atau stempel yang
menunjukkan secara jelas pihak yang mengeluarkan bukti
tersebut.
b. Jumlah pendapatan kas beserta deskripsi barang yang jelas dan
mudah dibaca.
c. Tanda tangan pihak yang berkepentingan (penjual dan penerima).
d. Nama jelas pihak yang berkepentingan.
e. Bukti pembayaran yang bernilai ≥ Rp5.000.000,00 harus
menyertakan stempel perusahaan.
f. Dokumen bukti pengeluaran uang ditulis dengan alat tulis yang
bersifat permanen berwarnahitam.
g. Dokumen bukti pengeluaran uang harus memiliki tulisan yang
jelas tanpa coretan atau tip-ex yang bermaksud untuk mengoreksi
segala informasi yang terdapat didalamnya.
h. Dokumen bukti pengeluaran uang yang bernilai Rp250.000,00
– Rp1.000.000,00 harusmemakai materai sebesar Rp3.000,00.
i. Dokumen bukti pengeluaran uang yang bernilai ≥
Rp.1.000.000,00 harus memakai materaisebesar Rp6.000,00.

6. Untuk pengeluaran biaya bensin, ditetapkan sebagai berikut (per hari)


maksimal :
a. Mobil : Rp100.000,00/hari
b. Motor : Rp20.000,00 /hari
7. Untuk pembuktian biaya perjalanan, harus dicatat :
a. Nama yang melakukan perjalanan dan tanda tangan
b. Program kerja yang dilakukan
c. Tanggal perjalanan
d. Tujuan perjalanan
e. Sarana serta biayanya

Nama&bidang : Intan (PSDM)


Kegiatan : LDKM
Tujuan/Keperluan : Bogor/Roadshow
Sarana : Bus
Biaya : Rp10.000,00

8. Kwitansi yang dikeluarkan oleh bendahara umum bukanlah suatu bukti valid,
bukti valid harus diperoleh dari panitia yang meminta reimbursment
(penggantian uang) serta melampirkan bon-bon pendukung seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Kuitansi tersebut hanya merupakan dokumentasi
bendahara.
9. Bendahara dapat menggunakan kuitansi yang dibuatnya sebagai bukti
pengeluaran jika penerima uang tidak dapat menyediakan nota kontan yang
valid dengan catatan nama dan tanda tangan penerima uang serta jumlah uang
harus jelas (sesuai syarat di atas).
10. Dalam setiap tanda bukti tidak diperkenankan adanya coretan, catatan
tambahan atau catatan dengan tinta yang lain yang dapat mengaburkan
keabsahan bahan bukti. Jika hal tersebut terdapat dalam tanda bukti, maka
tanda bukti tersebut dianggap tidak valid.
11. Tiap tanda bukti harus diberi nomor bukti yang jelas dan dikelompokkan
beserta bidangnya serta berdasarkan urutan tanggal transaksi diurutkan dari
tanggal termuda.
12. Setiap dokumen yang mendukung perjanjian dan bukti suatu pengeluaran uang
harus disimpanrapi dan tidak boleh hilang.
13. Bendahara Umum hanya akan me-reimburse berdasarkan bukti pengeluaran.
Pengeluaran yang tidak ada bukti pengeluarannya tidak akan mendapatkan
penggantian atau reimburse.
14. Bukti pengeluaran untuk perjalanan utusan / delegasi kelembagaan harus
disertai undangan dari pihak ketiga kepada Ketua Umum

Pasal 11
SOP Pengembalian dan Penyetoran Dana

1. Dana awal operasional yang tidak habis pemakaiannya sesuai dengan


anggaran (bila dana diterima dimuka) wajib dikembalikan kepada
Bendahara Umum.
2. Pengembalian dana dilakukan selambat-lambatnya ketika penyerahan LPJ
Kegiatantermasuk LPJ Keuangan dengan bukti-bukti transaksinya.
3. Penyetoran dana kepada Bendahara Umum dilakukan oleh pihak
kepanitiaan yang melakukan pembagian dana sisa (profit sharing)
selanjutnya akan masuk ke dalam kas lembaga sesuai dengan kebijakan
keuangan yang diterapkan oleh Bendahara dan BO BEM FT Unsika.
4. Mekanisme pengembalian uang yaitu diawali dengan :
a. Bidang/Penyetor dana lain yang ingin menyetorkan dana ke
Bendahara Umum, mengisi form penyetoran dana dan diserahkan
kepada Bendahara Umum (Controller).
b. Bendahara Umum (Controller) akan mengotorisasi adanya
penerimaan danmemberikan form penyetoran dana.
c. Bidang/Penyetor dana lain menyerahkan dana kepada Bendahara
Umum.
d. Bendahara Umum akan menandatangani form penyetoran dana.
e. Pihak yang mengembalikan dana/penyetor dana akan
mendapatkan bukti kuitansi penyerahan dana dan salinan form
penyetoran dana
5. Hal-hal yang tidak boleh masuk dalam anggaran:
a. Team building panitia
b. Kaos / jaket / merchandise panitia
6. Hal-hal yang belum di atur dalam SOP ini akan ditentukan kemudian oleh
BLM FT Unsika yang disepakati oleh bendahara umum BEM FT Unsika.
Pasal 12
SOP Peminjaman Dana Kas BEM FT Unsika

1. Setiap bidang memiliki hak meminjam dana kas BEM FT Unsika


untuk melaksanakan program kerja bidang.
2. Setiap bidang diizinkan meminjam dana kas BEM FT Unsika hanya
apabila bersifat urgent
3. Hanya kepala bidang yang berhak mengajukan peminjaman dana
untuk melaksanakan program kerja bidang.
4. Kepala bidang bertanggung jawab tentang dana peminjaman yang
diajukan.
5. Alur penyetujuan peminjaman dana :
a. Kepala bidang mengajukan permohonan perihal
peminjaman dana kas BEM FT Unsika ke ketua umum
BEM FT Unsika dengan nominal jelas.
b. Setelah disetujui maka ketua umum BEM FT Unsika
akan mengeluarkan memo yang dutujukan kepada
bendahara umum BEM FT Unsika untuk mengkaji
kembali permohonan perihal peminjaman dana kas
BEM FT Unsika yang diajukan oleh kepala bidang
terkait
c. Setelah bendahara umum BEM FT Unsika menyetujui
surat permohonan selanjutnya bendahara umum BEM
FT Unsika akan melakukan perjanjian diatas kertas
mengenai peminjaman dana kas BEM FT Unsika yang
diketahui ketua umum BEM FT Unsika.
d. Setelah terjadi melakukan perjanjian maka dana akan
dicairkan beserta bukti transaksi yang kemudian
diberika kepada kepala bidang terkait.
6. Batas maksimal jumlah peminjaman adalah 35% dari jumlah
keseluruhan dana kas BEM FT Unsika pada saat peminjaman
diajukan.
7. Batas akhir pengembalian dana pinjaman kas BEM FT Unsika
selambat lambatnya 1 minggu sebelum diadakannya LPJ triwulan.
8. Pengembalian dana peminjaman kas BEM FT Unsika wajib diketahui
oleh BO BEM FT Unsika.

Pasal 13
SOP Pertanggung Jawaban Keuangan BEM FT Unsika
1. Bendahara Umum BEM FT Unsika wajib membuat laporan
pengeluaran dan pemasukan sebagai transparansi selama tiga bulan
sekali dalam periode kepengurusan.
2. Laporan pengeluaran dan pemasukan diserahkan kepada komisi B
BLM FT Unsika selambat lambatnya 3 hari sebelum diadakannya
LPJ triwulan yang nantinya akan dipaparkan saat sidang LPJ triwulan
BEM FT Unsika.
3. Akan ada sanksi bagi departemen bidang BEM FT Unsika yang
terlambat dalam pengumpulan Laporan pengeluaran kegiatan
sehingga menghambat proses pelaporan Bendahara Umum BEM FT
Unsika kepada BLM FT Unsika, Adapun sanksi tersebut ditentukan
oleh Ketua umum BEM FT Unsika beserta Box Office BEM FT
Unsika.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kebendaharaan ini


bertujuan untuk memudahkan proses kegiatan pelaporan keuangan dan mangatur
tentang keuangan internal BEM FT Unsika. Segala hal yang telah diatur dalam
SOP kebendaharaan nantinya akan menjadi acuan atau pedoman segala bentuk
keuangan baik itu pengeluaran , pemasukan yang ada diinternal lembaga BEM FT
Unsika. Yang selanjutnya akan menjadi tanggung jawab penuh dari bendahara
umum untuk melaksanakan tugasnya selama 1 periode penuh. SOP ini juga
mengacu kepada SOP yang diturunkan dari lembaga rektorat kepada mahasiswa
atau lembaga lembaga yang ada diruang lingkup mahasiswa.
Hal-hal yang belum di atur dalam SOP ini akan ditentukan kemudian
oleh peraturan BLM FT Unsika. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam SOP kebendaharaan ini, maka diperlukan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menjadi bahan perbaikan di kepengurusan selanjutnya.
Demikian SOP kebendaharaan ini kami susun agar dapat bermanfaat bagi BEM
FT Unsika.

Anda mungkin juga menyukai