Metode pelaksanaan proyek pada hakekatnya adalah proses merubah sumber daya dan
dana tertentu secara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai
dengan tujuan dan harapan-harapan awal. Keseluruhannya harus dilaksanakan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Sementara itu pada sisi lain disadari bahwa metode
pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan suatu rangkaian mekanisme tugas atau
kegiatan yang rumit yang mengandung berbagai permasalahan serta kesulitan tersendiri
berdasarkan atas kondisi yang kompleks tersebut, yang membawa kita kepada suatu
pertanyaan besar, bagaimana agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu,
tepat mutu, dan tetap dalam batas-batas anggaran biaya yang telah direncanakan.
Apabila permasalahan yang muncul dalam proyek tidak ditangani secara sungguh-
sungguh akan memberikan dampat berupa terlambatnya penyelesaian, penyimpangan
mutu. Terdapat sisa anggaran besar karena proyek tidak selesai, pembiayaan
membengkak pemborosan sumber daya, persaingan tak sehat diantara pelaksana, serta
kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang di inginkan. Untuk menangani
pelaksanaan proyek yang baik atau paling tidak untuk memperkecil peluang timbulnya
permasalahan dan mencegah datangnya kesulitan, maka diperlukan suatu konsep system
manajemen yang lengkap, mendasar Manusia merupakan bagian dari sumber daya yang
dibutuhkan oleh perusahaan/organisasi. Dalam suatu proyek, sumber daya manusia
merupakan faktor terbesar yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek.
Betapa tidak berartinya kekayaan/aset yang lain apabila tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang handal. Oleh karena itu untuk alokasi sumber daya manusia harus
memperhatikan kualitas dan peran sumber daya tersebut. Dengan alokasi sumber daya
yang berkualitas, maka hal itu akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan proyek.
Pengerahan tenaga kerja dengan hanya melalui jasa mandor merupakan cara lama yang
secara tradisional sampai dengan saat sekarang masih tanggung jawab kepada mandor.
Pada perkembangannya mandor tidak saja dibebani tugas hanya untuk mengerahkan
tenaga diberlakukan. Perkembangan melalui cara tersebut menunjukan bahwa jajaran
manajemen menumpukan seluruh apalagi tenaga kerja yang dikerahkan tidak
memilikilatar pendidikan rekayasa atau pendidikan formal yang cukup memadai. Mereka
bekerja di bidang konstruksi hanya mengandalkan kemauan kerja demi meraih upah,
sedangkan keterampilannya sangat minim dan hanya tergantung pada seberapa banyak
mendapat kesempatan pengalaman pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Hal demikian
terjadi karena sebagian besar umumnya terdiri dari tenaga kerja musiman atau informal.
Apabila system mandor tetap digunakan dengan tanpa upaya pembinaan dan
pengembangan, tentunya akan berdampak pada baik dan tidaknya mutu hasil yang
dicapai serta akan berhenti hanya pada batas mutu optimal tertentu yang relative
rendah. Dalam memanfaatkan tenaga kerja, mandor justru tidak berupaya melakukan
penyaringan mutu, tetapi malah berprinsip sedapatnya saja, asal murah upahnya.
Dengan demikian yang dikerahkan adalah tenaga kerja yang kualitasnya rendah untuk
dipekerjakan pada proyek konstruksi. Jadi pengerahan tenaga kerja (dengan segala
kondisinya) merupakan bagian operasional dari manajemen yang rapuh dan cenderung
melemah terutama bila dikaitkan dengan produktivitasnya. Dengan demikian kiranya
perlu untuk memikirkan upaya-upaya pengembangan dalam hal pengembangan tenaga
kerja yang berkualitas agar dapat mencapai tujuan dalam pelaksanaan proyek.
Tujuan
Tujuan dari Metodologi Pelaksanaan ini adalah sebagai pedoman teknis pelaksanaan di
lapangan yang harus diikuti oleh pelaksana lapangan dalam menyelesaikan pekerjaan
yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang dan
kontrak yang telah disepakati, serta memberikan gambaran mengenai tata cara kerja,
dengan sasaran agar Pelaksanaan Pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan jadwal waktu
yang telah disepakati dalam Kontrak serta untuk mendapatkan hasil akhir pekerjaan
sesuai dengan harapan bersama.
DIVISI 1
UMUM
1. Pekerjaan Mobilisasi
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi:
DIVISI 2
DRAINASE
Metode pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air adalah :
a) Penetapan Titik Pengukuran pada Saluran
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan
pembuangan dari semua selokan dan semua lubang penampung (catch pits) dan
selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dan harus disetujui atau diubah oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pelaksanaan tersebut dimulai.
a. Galian Biasa
Berikut adalah Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa yang dilak-
sanakan dengan cara manual menggunakan tenaga manusia. Yang tentunya dalam
penyampaian metode pelaksanaan harus disesuaikan dengan kondisi dan lingkup
pekerjaan itu sendiri, sehingga pada dasarnya setiap metode pelaksanaan itu akan
selalu berbeda atau bisa juga sama.
Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan galian ini kami terlebih dahulu menga-
jukan request kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta arahan
nantinya dilapangan.
Setelah Pelaksanaan pekerjaan selesai dilaksanakan termasuk pembersihan yang
terutama adalah pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank telah selesai
dilaksanakan, dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan pertama yang di-
lakukan adalah melakukan pekerjaan galian tanah biasa dengan kedalaman dan
lebar sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sesuai dengan petunjuk dan arahan
dari Direksi pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual ini akan dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat bantu, dan jika memu-
ngkinkan akan dilakukan dengan alat bantu lain yang sesuai, dimana pelaksnaan
pekerjaan ini akan dilakukanmulai dari bagian beakang dengan tujuan untuk
memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi tenaga kerja, atau pembuangan hasil
galian jika diperlukan serta memudahkan dalam mobilisasi material.
Pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan menggunakan tenaga manu-
sia ini meliputi pekerjaan pemotongan tanah untuk mencapai elevasi rencana, serta
menyediakan perlatan antara lain : Cangku, sekop, linggis/gancu, keranjang/ger-
obak dorong dan alat bantu lainnya.
Dalam Metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa dilakukan dengan
menentukan batas-batas penggalian dan kedalaman galian rencana, setelah batas
penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian tanah yang telah ditentukan
dan pada akhir galian dirapikan dengan menggunakan alat bantu.
Kedalaman Galian berdasarkan kedalaman elevasi rencana sesuai dengan gam-
bar rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.
Untuk hasil galian yang telah digali untuk sementara dibuang disekitar lokasi
galian dimana material hasil galian dapat digunakan untuk urugan kembali.
Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan untuk
kemudahan pekerjaan pembuatan bekisting dan untuk pekerjaan struktur.
Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat dipasang pompa
air untuk drainase secukupnya supaya air dapat segera dipompa keluar, sehingga
tidak mengganggu proses pekerjaan.
Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk penimbunan
kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke lokasi pembuangan yang
telah ditentukan.
Saat Penggalian Tanah Biasa sangat dimungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah berlumpur, bila hal ini di-
jumpai, maka sebaiknya benda-benda tersebut akan diangkat.
Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa (Manual) ini akan menguta-
makan keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, den-
gan menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan kesela-
matan yang berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine ini
meliputi semua pekerjaan galian (pengerukan) pada badan jalan, hasil galian diangkut
pada lokasi yang telah ditentukan, pembersihan hasil galian.
2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan
dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Menentukan titik galain dan lokasi buangan material galian
3. Uraian Pekerjaan
1. Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu demarking.
2. Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer.
3. Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
4. Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
4. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat
2 Peralatan yang
. dibutuhkan
Dump Truck = 1 Uni
Cold Milling = 1 t
Uni
t
Alat Bantu = 1 Ls
3 Bahan yang
. digunakan
*) Catatan Kebutuhan Jasa, Alat dan Bahan Harus disesuaikan berdasarkan perhitungan
di Analisa Harga Satuan. Lihat contoh RAB Jalan yang saya bagikan,
a. Timbunan pilihan dari sumber galian.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian
dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
3. Uraian Pengerjaan
Mulai
Penghamparan Material
Pengujian
Selesai
Bahan/Material :
- Bahan Timbunan Pilihan
Peralatan :
- Whell Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Water Tanker
- Alat Bantu
b. Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 4
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis
pondasi atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang dilebarkan dan di atas
permukaan lapis pondasi bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Persiapan :
- Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL
Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh
semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir,
pengambilan contoh material (batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama
dengan Pengawas Lapangan dan konsultan Pengawas.
- Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laborato-
rium Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
- Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan
batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk
penyediaan pasir.
- Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material
(mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang
disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pema-
datan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis. Hasil per-
cobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji
kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan
(atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
- Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.
Pelaksanaan :
- Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
- Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), ke-
landaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan per-
mukaan (menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Persiapan :
- Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di Laboratorium), uji kepadatan (Sand Cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
- Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), ke-
landaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan
(menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
Metode kerja untuk pekerjaan lapis perekat - aspal emulsi adalah sebagai berikut :
a) Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi lapangan dan direksi teknik untuk disetujui.
b) Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c) Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi
lapangan dan direksi teknik.
d) Sebelum dilakukan penyemprotan lapis perekat-aspal emulsi, maka semua bahan-
bahan lepas diatas permukaan eksisting dibersihkan dengan menggunakan air
compressor.
e) Bahan lapis perekat dibawa dengan menggunakan truck aspal (tergabung dengan
asphalt sprayer) ke lokasi pekerjaan.
f) Sebelum dilakukan penyemprotan di lokasi pekerjaan, maka apabila diperlukan
akan dilakukan uji percobaan/trial test untuk menguji metode kerjanya dan
mendapatkan lama waktu pengeringan yang memberikan efek kelengketan yang
tepat. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan asphalt sprayer.
g) Di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat-aspal emulsi diperiksa homogenitasnya
sebelum dilakukan penyemprotan.
h) Untuk memeriksa kadar/takaran penggunaannya, maka akan dilakukan pengujian
dengan menggunakan paper test.
i) Apabila terdapat lokasi yang terlalu banyak penggunaannya setelah
didiamkan/penundaan selama beberapa saat, maka pada lokasi tersebut akan
diperbaiki/dikoreksi secara manual.
j) Setelah bahan lapis perekat-aspal emulsi terhampar maka lokasi tersebut akan
diproteksi dari kendaraan lalu-lintas.
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan pengham-
paran Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm atau sesuai gambar dan petunjuk di-
reksi. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pon-
dasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggu-
nakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi un-
tuki untuk disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis
Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan
dan densitynya.
Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat
tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan
kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial
dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan
core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya
b. Laston Lapis Pondasi (AC-BASE(L))
Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat
dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-
Base dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas
dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-base
tetap stabil lalu dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti
finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari
dump truck, finisher mengampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi
pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada
suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi,
penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang
ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian
seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya telah
mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada
konsultan pengawas dan Direksi lapangan.
Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang
ukurannya disetujui Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi termasuk
persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan aspal sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
campuran yang homogen harus sesuai petunjuk. Waktu yang digunakan sesuai schedule
pelaksanaan terlampir.
DIVISI 7
STRUKTUR
Beton fc’20 Mpa ini akan dilaksanakan untuk pekerjaan beton sesuai gambar kerja.
Prosedur untuk pekerjaan beton fc’20 Mpa adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing (gambar kerja) dilakukan pada
periode mobilisasi.
b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan Batching Plant untuk kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan Truck Mixer.
c. Semua bahan dasar beton (agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya -
additive) telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi
persyaratan spesifikasi.
d. Rancangan formula campuran beton (JMF) + additive dibuat dilaboratorium dengan
mengacu kepada persyaratan spesifikasi.
e. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
f. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
g. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan (trial section) untuk melihat efektifitas
kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan dilapangan.
Beton fc’10 Mpa ini akan dilaksanakan untuk pekerjaan beton sesuai gambar kerja.
Prosedur untuk pekerjaan beton fc’10 Mpa adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing (gambar kerja) dilakukan pada
periode mobilisasi.
b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan Batching Plant untuk kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan Truck Mixer.
c. Semua bahan dasar beton (agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya -
additive) telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi
persyaratan spesifikasi.
d. Rancangan formula campuran beton (JMF) + additive dibuat dilaboratorium dengan
mengacu kepada persyaratan spesifikasi.
e. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
f. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
g. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan (trial section) untuk melihat efektifitas
kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan dilapangan.
b. Pasangan Batu
Metode kerja untuk pekerjaan pasangan batu adalah sebagai berikut :
a) Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi lapangan dan direksi teknik untuk disetujui.
b) Menyerahkan hasil pengujian material dasar yang akan digunakan dan harus
sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c) Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d) Melakukan pengukuran di lapangan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi
lapangan dan direksi teknik.
e) Tahapan Pekerjaan :
- Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dibersihkan, pasir dan
semen.
- Mortar (semen + pasir + air) dicampur dengan mengunakan concrete mixer
sesuai JMF.
- Pemasangan dilakukan oleh tukang yang dibantu oleh para pekerja.
- Apabila diperlukan sesuai gambar kerja, pada dinding saluran dipasang
sulingan-sulingan.
- Setelah umur mortar mencapai persyaratan spesifikasi, back filling dilakukan
secara manual kemudian dipadatkan dengan menggunakan stamper.
- Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang diperlukan
dalam menunjang pekerjaan tersebut.
DIVISI 8
PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
PENUTUP
Demikian Metodologi pelaksanaan pekerjaan ini kami buat untuk digunakan
sebagai dasar pelaksanaan dilapangan guna tercapai sasaran yang sebagaimana
diuraikan diatas.