Anda di halaman 1dari 7

BAB 7

JOB COSTING

OLEH KELAS : 3E

KELOMPOK 5

NI LUH YULI CANDRA DEWI ; 1817051164

I GEDE WAHYU PUTRA ; 1817051167

NI PUTU EKA DEWI ; 1817051168

NI PUTU BERLIANA GITA PRASHANTI ; 1817051170

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019
Terdapat dua pendekatan besar dalam perhtungan biaya produk yaitu perhitungan
biaya produk pesanan (job-order costing) dan perhitungan biaya produk proses
(process costing). Terdapat 3 perbedan antara job-order costing dengan process
costing.

1. Process Costing : digunakan ketika sebuah perusahaan menghasilkan produk


secara terus menerus (kontinu) yang tidak bisa dibedakan antara satu dengan
yang lainnya. Contoh : perusahaan Unilever yang memproduksi pasta gigi
pepsodent.

Job-Order Costing : digunakan saat perusahaan menghasilkan banyak pekerjan


yang berbeda dan unik. Contoh : percetakan undangan, iklan, dll.

2. Process Costing : agak sulit mengidentifikasi bahan tenaga kerja dan biaya
overhead untuk pesanan pelangga tertentu. Dengan demikian process costing
biasanya terakumulasi dalam departemen (bukan per pesanan).

Job-Order Costing : lebih mudan mengidentifikasikan biaya-biaya.

3. Process Costing : biaya per unit dihitung untuk setiap departemen.

Job-Order Costing : biaya per unit dihitung untuk setiap pesanan

Job Order (produksi pesanan) adalah suatu proses produksi yang berdasakan
pesanan untuk menghasilkan suatu produk dan jasa yang bersifat khusus/spesifik
yang berdasarkan job order, misalnya : tailor yang menjahit jas untuk
konsumannya dan jasa konsultan manajemen.

Ada beberapa istilah dalam kalkulasi biaya :

1. Objek biaya (cost object) : sesuatu yang akan diukur biayanya, misal sebuah
produk

2. Biaya langsung dari suatu objek biaya (direct cost of a cost object)

3. Biaya tidak langsung dari suatu objek biaya (indirect cost of a cost object)

4. Pool biaya (cost pool) adalah pengelompokkan pos-pos biaya

5. Dasar alokasi biaya (cost allocation base), misal berdasarkan jumlah jam
mesin untuk membebankan biaya tidak langsung ke unit produk.

A. Pendekatan Umum Job Costing

Job Costing melibatkan akumulasi biaya bahan, tenaga kerja dan overhead
untuk pekerjaan tertentu. Pendekatan ini digunakan untuk melacak biaya
spesifik untuk pekerjaan individu kemudian memeriksanya untuk melihat
apakah biaya dapat dikurangi di pekerjaan selanjutnya.

Ada tujuh langkah dalam membedakan biaya ke sebuah job (pesanan), yaitu :

1. Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai objek biaya, misal membuat


pintu kedap air.

2. Identifikasi biaya langsung :

a. Bahan langsung yang dipesan oleh bagian produksi dari gudang dengan
menggunakan form permintaan barang (material-requisition record).
form ini mencatat semua permintaan barang yang dipakai dalam
produksi.

b. Tenaga kerja langsung. Dokumen yang mencatat jumlah jam kerja


untuk job tertentu dan pada departemen tertentu adalah catatan jam
kerja (labor-time record).

3. Memilih dasar alokasi biaya tidak langsung (overhead) ke job (pesanan)

Biaya tidak langsusng adalah biaya yang diperlukan untuk suatu job, tetapi
tidak dapat ditelusuri ke job tersebut, misal biaya depresiasi, supervisi,
pemeliharaan, dan perbaikan. Karena biaya tersebut tidak dapat ditelusuri,
maka harus dialokasikan ke semua job secara sistematis. Contoh, biaya
depresiasi, pemeliharaan, dan perbaikan mesin dasar alokasinya
menggunakan jam mesin, sedangkan biaya supervisi dan pendukung
produksi menggunakan dasar alokasi jam tenaga kerja manufaktur.

4. Identifikasi biaya tidak langsung (overhead)

Semua biaya tidak langsung dikelompokkan dalam biaya overhead


produksi.

5. Hiting tarif/unit dari setiap dasar alokasi biaya.

6. Hitung biaya tidak langsung yang akan dialokasikan :

Tarif overhead produksi anggaran/aktual x kuantitas aktual dari setiap dasar


alokasi biaya.

7. Hitung total biaya job (semua biaya langsung + semua biaya tidak
langsung).

B. Pendekatan Sistem Perhitungan Biaya


Pada umumnya terdapat 2 pendekatan perhitungan biaya, yaitu:
1. Pendekatan aktual (actual costing) : mengalokasikan biaya tidak langsung
didasarkan pada tarif biaya tak langsung aktual dikalikan aktivitas/output
aktual.
2. Pendekatan normal (normal costing) : mengalokasikan biaya tidak langsung
didasarkan pada tarif biaya tidak langsung yang dianggarkan dikalikan
aktivitas/output aktual.

Biaya aktual akan hampir tidak sama dengan biaya yang dianggarkan. Jika
total biaya tidak langsung yang dialokasikan dengan pendekatan actual costing
lebih besar dibandingkan total biaya tidak langsung yang dialokasikan dengan
pendekatan normal costing maka biaya tidak langsung mengalami Under Applied
atau biaya tidak langsung kurang dialokasikan.
Namun sebaliknya, jika total biaya tidak langsung yang dialokasikan dengan
pendekatan actual costing lebih kecil dibandingkan dengan total biaya tidak
langsung yang dialokasikan dengan pendekatan normal costing, maka biaya tidak
langsung mengalami Over Applied atau biaya tidak langsung lebih dialokasikan.
Contoh Soal :
PT Bangun Sukses berencana akan menjual 25 buah mesin khusus (Job nomor
650) ke retailer dengan harga Rp 114.800.000 dengan biaya langsung sebagai
berikut :
Biaya bahan baku langsung = Rp 50.000.000
Bi. TKL = Rp 19.000.000
Job 650 menggunakan 500 jam mesin. Seluruh job di PT Bangun Sukses
dianggarkan menggunakan 2.400 jam mesin dan aktualya sebesar 2.480 jam
dengan total BOP yang dianggarakan sebesar Rp 64.800.000 dan total BOP aktual
sebesar Rp 65.100.000
Job Costing dengan Pendekatan Actual Costing
Langkah 1 Objek Biaya Job nomor 650
Langkah 2 Biaya Langsung Biaya BBL : Rp 50.000.000
Biaya TKL : Rp 19.000.000
Langkah 3 Dasar alokasi biaya Jam mesin
Job 650 aktual: 500 jam mesin.
Seluruh job aktual: 2.480 jam
mesin
Langkah 4 Biaya tidak langsung aktual Rp 65.100.000
seluruh job
Langkah 5 Tarif aktual: = Rp 65.100.000 : 2.480 jam mesin
= Rp 26.250 per jam mesin
Langkah 6 Alokasi biaya tidak = Rp 26.250 per jam mesin x 500
langsung ke job 650 jam mesin
= Rp 13.125.000
Langkah 7 Total job coast = Rp 50.000.000
Rp 19.000.000
Rp 13.125.000
Rp 82.125.000

Job Costing Dengan Pendekatan Normal Costing

Langkah 1 Objek Biaya Job Nomor 650


Langkah 2 Biaya Langsung: Biaya BBL: Rp. 50.000.000
Biaya TKL: Rp. 19.000.000
Langkah 3 Dasar Alokasi Biaya: Jam Mesin
Job 650 aktual: 500 jam mesin
Seluruh job anggaran: 2.400
jam mesin
Langkah 4 Biaya tidak langsung anggaran Rp. 64.800.000
seluruh job:
Langkah 5 Tarif anggaran: =Rp. 64.800.000 : 2.400 jam
mesin
= Rp. 27.000 per jam mesin
Langkah 6 Alokasi biaya tidak langsung =Rp.27.000 per jam mesin x
ke Job 650 500 jam mesin
=Rp. 13.500.000
Langkah 7 Total Job Cost = Rp. 50.000.000
Rp. 19.000.000
Rp. 13.500.000
Rp. 82.500.000

Dari perhitungan job cost 650 diatas, dapat dilihat bahwa besarnya biaya tidak
langsung pada kedua pendekatan tersebut berbeda yaitu sebesar Rp. 13.125.000
menggunakan pendekatan actual costing dan Rp. 13.500.000 menggunakan
pendekatan normal costing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa total biaya tidak
langsung yang dialokasikan dengan pendekatan actual costing lebih kecil
dibandingkan dengan total biaya tidak langsung yang dialokasikan dengan
pendekatan normal costing maka biaya tidak langsung mengalami Over Applied
atau biaya tidak langsung lebih dialokasikan.

Dalam job order costing masing-masing pesanan dibuatkan satu kartu pesanan
yang dinamakan dengan job order cost sheet, yang berisikan, nama, pemesan,
kualifikasi, dan jumlah produk yang dipesan, waktu, jumlah biaya yang
diperhitungkan dan harga jual yang ditetapkan. Menggunakan contoh soal PT
Bagus Sukses, berikut adalah contoh job order cost sheet dengan menggunakan
pendekatan normal costing.
JOB ORDER COST SHEET
No. Pekerjaan
Terima tanggal 05 Oktober 2016
Selesai Tanggal 28 Oktober 2016
BAHAN LANGSUNG
Kode bahan Jumlah Harga satuan Total
KLX 01 200 unit Rp. 150.000 Rp. 30.000.000
KLY 02 100 unit Rp. 200.000 Rp. 20.000.000
TENAGA KERJA LANGSUNG
Nama Jumlah jam Upah per jam Total
Arjuna 100 jam Rp. 70.000 Rp. 7.000.000
Nakula 100 jam Rp. 60.000 Rp. 6.000.000
Sadewa 100 jam Rp. 60.000 Rp. 6.000.000
BIAYA OVERHEAD
Dasar alokasi Tarif Jam mesin TOTAL
Jam Mesin Rp. 27.000 per 500 jam mesin Rp. 13.500.000
jam mesin
TOTAL BIAYA PRODUK PESANAN Rp. 82.500.000
BIAYA PRODUK PER UNIT = Rp. 82.500.000/25 Rp. 3.300.000
DAFTAR PUSTAKA

Bragg, S. (2019, Pebruari 06). Job Costing. Retrieved from Accounting Tools:
https://www.accountingtools.com/articles/2017/5/14/job-costing.

Lestari, Wiwik dan Dhyka. 2017. Akuntansi Biaya. Depok : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai