Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

AKUNTANSI MANAJERIAL

NAMA : HADRATUL MUKARRAM

NIM : 200903502027

KELAS : MANAJEMEN B

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
BAB 8
TARGET COSTING

PERTANYAAN EVALUASI

1. Apakah perbedaan utama antara metode target coasting dan metode cost based pricing?
Jelaskan!
Jawab:
Target biaya atau target costing adalah metode penentuan biaya produksi di mana
perusahaan terlebih dulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan
harga pasar kompetitif, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan,
sedangkan pendekatan cost based pricing yang pertama dilakukan adalah merancang dan
menghasilkan produk nya baru kemudian menghitung biayanya.
Jadi perbedaan utamanya yaitu target costing terlebih dulu menentukan biaya sedangkan
cost based pricing terlebih dulu merancang dan menghasilkan produk.

2. Jelaskan serangkaian fase yang harus dilewati setiap manajemen perusahaan yang ingin
mengimplementasikan metode target costing di perusahaannya!
Jawab:
a. Menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk menentukan harga produk, terdapat
beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh manajemen seperti harga produk
pesaing, daya beli masyarakat, kondisi perekonomian secara umum, nilai tukar
Rupiah, dan sebagainya.
b. Menentukan laba yang diharapkan. Setelah dapat menentukan harga jual produk
nya dengan mempertimbangkan mekanisme pasar yang berlaku, perusahaan harus
menentukan harga jual per unit produknya.
c. Menetapkan target biaya. Berdasarkan harga jual yang telah ditentukan dikurangi
dengan laba per unit produk yang diharapkan, perusahaan dapat menentukan
tingkat biaya yang diharapkan untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
d. Melakukan rekayasa nilai. Rekayasa nilai adalah semua upaya yang dianggap perlu
untuk memodifikasi produk perusahaan dengan biaya yang lebih rendah yang tetap
disertai upaya memberikan nilai (value) Yang optimal kepada pelanggan.
e. Menggunakan Kaizen costing dan pengendalian operasi. Kaizen berarti perbaikan
secara terus menerus untuk mencari cara yang lebih baik dalam proses pengerjaan
sesuatu. Berkaitan dengan proses produksi, berarti upaya berkelanjutan untuk
mencari metode yang lebih baik dalam proses produksi.

3. Salah satu langkah penting dalam mengimplementasikan target costing adalah melakukan
perekayasaan nilai. Apakah maksudnya? Hal-hal apakah yang harus dipertimbangkan
dalam perekayasaan nilai? jelaskanlah!
Jawab:
Rekayasa nilai adalah semua upaya yang dianggap perlu untuk memodifikasi produk
perusahaan dengan biaya yang lebih rendah yang tetap disertai upaya memberikan nilai
(value) Yang optimal kepada pelanggan. Rekayasa nilai (value) tersebut mencangkup
upaya mengidentifikasi berbagai cara yang dapat digunakan untuk menurunkan biaya
produksi.
Terdapat 5 tahapan dalam mempertimbangkan rencana kerja penerapan metode rekayasa
nilai yaitu: tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap pengembangan dan tahap
rekomendasi.
Rekayasa nilai (value) digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produk
dengan cara menganalisis trade off antara;
a. Jenis dan tingkat yang berbeda dalam fungsionalitas produk
b. Biaya produk total

LATIHAN 8.1

PT Lintas Elektro adalah produsen barang-barang elektronik yang berlokasi di Jakarta. Melihat
terjadinya pergeseran teknologi dan selera masyarakat berkaitan dengan peralatan audio system,
perusahaan ini melihat peluang berupa ceruk pada pasar MP3 Player bagi masyarakat Indonesia.
Perusahaan ingin memproduksi MP3 Player murah dengan kualitas yang baik. Dari hasil penelitian
pasar, diperkirakan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan jauh lebih murah dari pesaing
lainnya adalah Rp 400.000 per unit. Dengan harga jual sebesar itu, devisi marketing
memperkirakan dapat menjual sebanyak 40.000 unit per tahun. Untuk mendesign,
mengembangkan dan memproduksi MP3 Player ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar
Rp 10.000.000.000, perusahaan mengharapkan ROI sebesar 30%.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, hitunglah target costing per unit MP3 Player yang akan
diproduksi oleh PT Lintas Elektro.!

Jawab:

Target biaya = harga jual – laba yang diharapkan

Proyeksi penjualan (40.000 × 400.000) 16.000.000.000

Laba yang diharapkan (10.000.000.000 × 30%) 3.000.000.000

Target biaya total (40.000 unit MP3 Player) 13.000.000.000

Target biaya per unit (13.000.000.000 : 40.000) 325.000

Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa perusahaan menetapkan terget biaya produksi
MP3 Player sebesar Rp325.000 per unit. Itu berarti, perusahaan harus mampu mendesain produk
dengan biaya produksi Rp325.000 per unit. Berdasarkan target biaya yang di tetapkan itu,
perusahaan harus mampu mencari kompenen elektronik yang sesuai dengan harga tersebut.

LATIHAN 8.2

PT.Sandang Nusantara adalah perusahaan pakaian pria yang berlokasi di Bandung. Melihat banyak
pakaian impor dari China yang masuk ke Indonesia dengan harga murah dan respon masyarakat
terhadap pakaian impor tersebut, perusahaan ini melihat peluang berupa ceruk pada pasar kemeja
pria bagi masyarakat Indonesia. Perusahaan ingin memproduksi kemeja pria murah dengan
kualitas yang baik.dari hasil penelitian pasar, diperkirakan harga yang terjangkau oleh masyarakat
dan jauh lebih murah dari para pesaing lainnya adalah Rp.40.000 per unit. Dengan harga sebesar
itu divisi marketing perusahaan memperkirakan dapat menjual sebanyak 400.000 unit per tahun.
Untuk mendesain, mengembangkan dan memproduksi kemeja pria ini diperkirakan membutuhkan
investasi sebesar Rp.10.000.000.000. perusahaan mengharapkan ROI (return on investment)
sebesar 28%.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut , hitunglah target costing per unit kemeja pria yang akan
diproduksi oleh PT.Sandang Nusantara!

Jawab:

Proyeksi penjualan (400.000 × 40.000) 16.000.000.000

Laba yang diharapkan (10.000.000.000 × 28%) 2.800.000.000

Target biaya total (400.000 unit kemeja putih) 13.200.000.000

Target biaya per unit (13.200.000.000 : 40.000) 33.000

Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa perusahaan menetapkan target biaya produksi
Kemeja Pria sebesar Rp.33.000 per unit. Itu berarti, desainer perusahaan harus mampu mendesain
produk dengan biaya produksi maksimal sebesar Rp.33.000 per unit. Berdasarkan target biaya
yang ditetapkan itu, desainer harus mampu mencari komponen produk yang sesuai dengan harga
tersebut.
BAB 9

ACTIVITY BASED COSTING

LATIHAN 9.1

a. Konvensional atau tradisional dimana biaya overhead pabrik dibebankan dengan arif
berdasrkan jam mesin!
Jawab:

Keterangan X Y
Biaya bahan baku langsung Tarif biaya overhead
12.000 × 1.000 12.000.000 10.000.000 Biaya OH total
25.000 × 400 Rp.50.000.000 JKL
Biaya tenaga kerja langsung X = 3,6 jam x 1.000
3,6 jam × 5.000 18.000 20.000 unit Y = 4 jam x 400
4 jam × 5.000 unit
Biaya overhead
3,6 jam × 9.615 34.614 38.460 5.200
Tarif OH =
4 jam × 9.615 9.615
Biaya produksi per unit Rp. 12.052.614 10.058.460

b. Activity based counting!


Jawab:

Kelompok aktivitas Biaya aktivitas Pemicu biaya Tarif OH


Perencanaan 28.000.000 11.600 putaran 2.413
Pemeliharaan 10.000.000 1.920 jam mesin 5.208
Penanganan material 12.000.000 56.000 komponen 214
Total 50.000.000 Rp. 7.835

LATIHAN 9.2

Berdasarkan data tersebut, Hitunglah biaya produksi per unit untuk masing masing produk dengan
metode:
a) Konvensional atau tradisional dimana biaya overhead pabrik dibebankan dengan arif
berdasrkan jam mesin!
Keterangan X Y
Biaya bahan baku langsung
50.000 15.000
Biaya tenaga kerja langsung
20.000 10.000

Biaya overhead
11.428 5.714
➢ Biaya overhead pabrik : 200.000.000
➢ Tarif/JKL : - 10.000 Unit x 2 Jam =20.000 - 15.000 Unit x 1 Jam
15.000
=
35.000
➢ Tarif biaya overhead yang dibebankan
200.000.000
= = 5.714
35.000

Kalkulasi biaya tradisional


Jenis Biaya AB BC
Biaya bahan baku 50.000 15.000
Biaya tenaga kerja langsung 20.000 10.000
Biaya overhead pabrik 11.428 5.714
Biaya produksi per unit produk 81.428 30.714

Metode ABC sistem


Kelompok Biaya Aktivitas Pemicu Biaya Aktivitas Tarif per Satuan
Aktivitas
Rp. 1.143 / JKL
Tenaga Listrik Rp40.000.000 35.000 JKL

Rp. 1.167 / JKM


Pemeliharaan Rp70.000.000 60.000 JKM

Rp. 1.714 / Kg
PenangananMaterial Rp60.000.000 35.000 banyak bahan

25.000 Unit Produksi Rp. 1.200 / Unit


Inspeksi Rp30.000.000

TOTAL Rp.200.000.000
Kelompok Aktivita Tarif per Satuan Alokasi Biaya per Produk

Tenaga Listrik Rp. 1.143 / JKL Rp. 2.286 Rp. 1.143


Pemeliharaan Rp. 1.167 /JKM Rp. 3.501 Rp. 2.334
PenangananMaterial Rp. 1.714 / Kg Rp. 3.428 Rp. 1.714
Inspeksi Rp. 1.200 / Unit Rp. 1.200 Rp.1.200

TOTAL Rp. 10.415 Rp.6.391

Jenis Biaya AB BC
Biaya Bahan Baku Rp. 50.000 Rp. 15.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 20.000 Rp. 10.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 10.415 Rp. 6.391
Biaya Produksi per Unit produk Rp. 80.415 Rp. 31.391

Perbandingan biaya tradisional dan ABC sistem

Jenis Biaya Tradisional ABC


System
AB BC AB BC

Biaya Bahan Baku 50.000 15.000 Rp. 50.000 Rp. 15.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 20.000 10.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000
Biaya Overhead Pabrik 11.428 5.714 Rp. 10.415 Rp. 6.391

Biaya Produksi per Unit produk 81.428 30.714 Rp. 80.415 Rp. 31.391
BAB 10

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

PERTANYAAN EVALUASI

1. Sistem pendelegasian wewenang yang baik memerlukan pertanggung jawaban dari


anggota organisasi yang menerima wewenang dari tingkat manajemen yang lebih tinggi,
untuk menjamin bahwa setiap fungsi dan tingkatan manajemen melaksanakan semua tugas
yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Terdapat beberapa hal yang menjadi syarat untuk membentuk dan
mempertahankan sistem pertanggung jawaban yang baik sebutkan dan jelaskan syarat dan
kriteria tersebut!
Jawab:
a. Alokasi dan pengelompokan tanggung jawab
Sistem akuntansi pertanggung jawaban harus didasarkan atas alokasi dan
pengelompokan tanggung jawab manajerial pada berbagai unit dan tingkatan dalam
organisasi dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagi masing masing unit
kerja tersebut.
b. Sesuai Bagan organisasi
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur
organisasi di mana ruang lingkup telah ditentukan. Wewenang mendasari
pertanggung jawaban biaya tertentu.
c. Anggaran yang jelas
Anggaran yang disusun harus menunjukkan secara jelas biaya yang
terkendali oleh personel unit kerja bersangkutan. Jadi, setiap personel unit kerja
yang diberikan wewenang mengelola unit kerjanya harus mengetahui dengan jelas
tingkat tanggung jawab yang menjadi bebannya.

2. Dari berbagai fungsi dan tingkatan manajemen yang dimiliki perusahaan, keseluruhannya
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok pusat pertanggungjawaban. Sebutkan dan
jelaskan 3 jenis pusat pertangungjawaban tersebut!
Jawab:
a. Pusat biaya
Pusat biaya (cost center) adalah bagian terkecil dari kegiatan atau bidang
tanggung jawab di mana biaya diakumulasikan. Biasanya pusat biaya Berbentuk
departemen tersendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan pusat departemen terdiri
dari beberapa pusat biaya. Misalnya, produsen elektronik memiliki departemen
penelitian dan pengembangan. Jika departemen semacam ini tidak diberikan
wewenang untuk menjual hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan nya,
maka departemen itu hanya akan mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan
penelitian dan pengembangan yang dilakukannya. Departemen semacam inilah
yang disebut sebagai pusat biaya.
b. Pusat laba
Pusat laba (profit Center) adalah salah satu bagian perusahaan yang
seringkali disebut sebagai divisi, yang bertanggung jawab atas pendapatan maupun
pengeluaran perusahaan. Misalnya salah satu perusahaan rokok yang berlokasi di
Jawa timur memiliki kantor pemasaran di Jakarta, sehingga divisi pemasaran
tersebut merupakan pusat laba bagi perusahaan rokok itu. Karena disamping
bertanggung jawab terhadap pendapatan dari aktivitas pemasaran yang dilakukan
nya untuk wilayah tertentu, divisi tersebut juga bertanggung jawab atas biaya biaya
yang dikeluarkan oleh divisinya.
c. Pusat investasi
Pusat investasi (investment center) adalah salah satu bagian perusahaan
yang bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya sekaligus dihubungkan dengan
modal yang digunakan oleh bagian tersebut. Dalam praktek, istilah pusat investasi
yang jarang digunakan oleh berbagai perusahaan yang ada.

3. Faktor faktor yang terkait dengan perilaku manusia sangat mendukung tercapainya target
yang ditetapkan oleh perusahaan atas departemen tersebut. Sebutkan dan jelaskan faktor
perilaku manusia yang berpengaruh terhadap pencapaian target perusahaan!
Jawab:
a. Keteladanan, contoh dan keteladanan dari setiap manajer Departemen dalam
memenuhi tanggung jawab atas biaya dan laba yang mereka gariskan, akan sangat
berpengaruh terhadap seluruh anggota departemen tersebut.
b. Motivasi, motivasi yang dimiliki oleh seluruh anggota departemen untuk mencapai
target target yang telah ditetapkan, akan menjadi Pendorong utama dalam mencapai
keberhasilan departemen.
c. Komunikasi, komunikasi yang intensif dan efektif antar anggota organisasi, antara
staf dengan penyelia, antara penyelia dengan manajer, dan antar departemen juga
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai target-
target yang telah ditetapkan.

4. Salah satu unsur penting demi mendukung sistem akuntansi pertangungjawaban yang baik
adalah keharusan membuat laporan dari setiap bagian organisasi untuk berbagai pihak yang
mau mak membawahi unit kerja tersebut. Tetapi dengan adanya laporan tidak berarti akan
membuat sistem pertanggung jawaban organisasi menjadi baik. Dibutuhkan laporan yang
baik yang sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebutkan dan jelaskan
kriteria laporan yang baik dari sistem akuntansi pertangungjawaban!
Jawab:
a. Ditujukan kepada pihak yang tepat. Laporan harus sesuai dengan Bagan organisasi,
yaitu harus ditujukan kepada personel yang bertanggungjawab mengendalikan
bidang yang dilaporkan.
b. Konsisten. Bentuk dari isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan.
Sebaiknya perubahan hanya dilakukan jika sangat diperlukan dan dengan alasan
yang tepat.
c. Tepat waktu. Laporan harus disusun dan disampaikan sesuai dengan waktu yang
diperlukannya laporan tersebut.
d. Teratur. Laporan harus disampaikan secara berkala dan teratur dari waktu ke waktu.
e. Mudah dipahami. Laporan harus mudah dicerna dan dipahami oleh pihak pembaca
nya. Karena itu, harus di hindari penggunaan istilah istilah akuntansi yang sulit dan
tidak dipahami oleh pihak pembaca nya yang mungkin memiliki latar belakang
pendidikan bukan akuntansi. Tetapi, jika penggunaan istilah akuntansi tertentu
tidak terhindarkan, harus diberikan penjelasan tambahan secukupnya.
f. Penjelasan yang terinci. Laporan harus memberikan penjelasan yang terinci dan
memadai tetapi tidak bertele-tele tentang isi laporannya. Jika memang diperlukan,
laporan dapat mencantumkan jumlah Rupiah maupun kuantitas barang.
g. Dapat dibandingkan. Laporan harus membuat berbagai langkah yang dapat
dibandingkan, baik antara angka actual dan anggaran, antara satu periode dengan
periode sebelumnya, atau antara standar dan aktual.
h. Bersifat analitis. Laporan harus berupa analisis atau kartu jam kerja, daftar barang
rusak, pesanan kerja, surat permintaan bahan, kemacetan mesin, kualitas bahan, dan
sebagainya.
i. Tingkat efisiensi. Laporan harus menyampaikan kemampuan setiap departemen
pelapor tentang kemampuan atau ketidakmampuan mereka dalam mencapai tingkat
efisiensi yang diharapkan.
BAB 11

PERENCANAAN DAN PENILAIAAN KINERJA MANAJEMEN

LATIHAN 11.1

PT.Subur Makmur yang berlokasi di Bandung, memiliki 2 divisi yang beroperasi secara penuh dan
diperlakukan sebagai pusat laba (profit Center ) oleh manajemen perusahaan. Pada akhir tahun
2014, manajemen p memperoleh laporan ringkasan kinerja keuangan dari manajer kedua divisi
tersebut, yaitu :

Dari data dan keterangan tersebut, hitunglah ROI kedua divisi dengan terlebih dahulu menghitung
marjin laba serta turnover perusahaan tersebut!

Jawab:

ROI
Divisi ROI = Laba Usaha
A Total Aset ROI = 900.000.000
400.000.000
ROI =22,5%

Divisi B ROI = Laba Usaha


Total Aset ROI

= ROI = 30%

Turn Over Perusahaan

Divisi A ROI = Laba Usaha x Penjualan


Penjualan x Total Aset

ROI = 900.000.000 x6.000.000.000


6.000.000.000x4.000.000.000
ROI = Marjin Laba x Perputaran Total
Aset

= 15% x 1,5 = 22,5%

Divisi B ROI = Laba Usaha x Penjualan


Penjualan x Total Aset

ROI = 540.000.000 x7.200.000.000


7.200.000.000x1.800.000.000
ROI = Marjin Laba x Perputaran Total

Aset

= 7,5% x 4 = 30%

LATIHAN 11.2

Manajemen PT.Jaya Makmur, perusahaan distributor dispenser air yang berlokasi di Jakarta,
melaporkan hasil usaha dan kondisi keuangan perusahaan pada akhir tahun 2014 sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut, hitunglah ROI PT.Jaya Makmur dengan menggunakan analisis DuPont!

Jawab:

Keterangan PT. Jaya Makmur


Alternatif 1 Alternatif 2
Penjualan 6.000.000.000 6.000.000.000
Harga Pokok Penjualan (3.600.000.000) (3.600.000.000)
Laba Kotor 2.400.000.000 2.400.000.000
Beban Pemasaran (45.000.000) (67.500.000)
Beban Administrasi (45.000.000) (67.500.000)
Laba Usaha 150.000.000 225.000.000
Total Aset 5.000.000.000 4.000.000.000
Return On Investment (ROI) 3% 5,6 %

LATIHAN 11.3

PT.Roda Niaga adalah perusahaan distibutor monitor komputer yang berlokasi di Bandung.
Berkaitan dengan proses penyusunan anggaran perusahaan untuk tahun 2015, pada akhir tahun
2014 manajemen perusahaan menyajikan ringkasan data berikut:
Manajemen PT.Roda Niaga berusaha meningkatkan ROI dengan berbagai alternatif yang
memungkinkan bagi perusahaan.

1. Berdasarkan data rencana kerja tersebut, hitunglah ROI yang akan dicapaiperusahaan!
Jawab:

𝒍𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏


ROI = ×
𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒆𝒕
𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
ROI = ×
𝟓.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟐.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎

ROI = Margin laba × perputaran total aset


= 10% × 2
= 20%

2. Jika perusahaan ingin meningkatkan tingkat pengembalian atas investasinya, berapakah


ROI yang akan diperoleh jika:
a. Target penjualan dinaikan sebesar 20% dan kenaikan ini akan menyebabkan
kenaikan HPP sebesar 20%, sedangkan biaya operasional tidak berubah.
Jawab:
Keterangan Alternative
Laba bersih operasi 500.000.000
Penjualan 6.000.000.000
Rata-rata aset operasi 2.500.000.000
HPP dan biaya operasi 1.200.000.000
b. Target penjualan tidak berubah, tetapi perusahaan berusaha melakukan efisiensi
biaya operasi sebesar 20%.
Jawab:
Keterangan Alternative
Laba bersih operasi 500.000.000
Penjualan 5.000.000.000
Rata-rata aset operasi 2.500.000.000
HPP dan biaya operasi 4.050.000.000

c. Perusahaan mengurangi nilai aset operasi 10%, sementara nilai penjualan dan biaya
tidak berubah.
Jawab:
Keterangan Alternative
Laba bersih operasi 500.000.000
Penjualan 5.000.000.000
Rata-rata aset operasi 2.500.000.000
HPP dan biaya operasi 4.500.000.000
BAB 12

EVA & RESIDUAL INCOME

LATIHAN 12.1

Laba usaha PT. Panah Merah setelah beban bunganya dibayarkan (EBT) pada periode akuntansi
2013 yang lalu adalah Rp. 4.000.000.000. Pajak penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan
sebesar 40% atau sebesar rp. 1.600.000.000. Biaya modal ditetapkan sebesar sebesar 20% dari
jumlah modal keseluruhan yang diinvestasikan sebesar Rp. 10.000.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, hitunglah penciptaan nilai ekonomi (EVA) yang
dilakukan manajemen PT. Panah Merah pada tahun 2013!

Jawab:

Penciptaan nilai ekonomi (EVA) PT. Panah Merah:

EVA = (4.000.000.000 – 1.600.000.000) – (20% x 10.000.000.000)


EVA = 2.400.000.000 – 2.000.000.000
EVA = 400.000.000
Dari perhitungan-perhitungan tersebut, tampak bahwa berdasarkan asumsi pertama PT. LaSiDo
menghasilkan tambahan modal (creating capital) sebesar Rp. 400.000.000 dari kegiatan usahanya
pada tahun 2013 yang lalu.

LATIHAN 12.2

a. Laba bersih (net income) tahun 2013 dengan menggunakan struktur laporan laba rugi
konvensional:
konvensional EVA
Pendapatan bersih Rp. 5.000.000.000 Rp. 5.000.000.000
Biaya operasi Rp. (3.800.000.000) Rp. (3.800.000.000)
Laba usaha sebelum bunga & pajak Rp. 1.200.000.000 Rp. 1.200.000.000
Biaya bunga Rp. (250.000.000) Rp. 0
Laba usaha sebelum pajak Rp. 950.000.000 Rp. 1.200.000.000
Pajak penghasilan Rp. (140.000.000) Rp. (420.000.000)
Laba bersih setelah pajak (NOPAT) Rp. 810.000.000 Rp. 780.000.000
Capital charges Rp. 0 Rp. (1.275.000.000)
EVA Rp. (495.000.0000)

b. Jika penilaiaan laba rugi disusun dengan menggunkan EVA, akan dihasilkan laba usaha
sebelum pajak sebesar Rp. 1.200.000 karena biaya bunga tidak perlu dihitung secara
terpisah. Biaya bunga dihitung sebagai bagian dari biaya modal Usaha sebelum pajak
tersebut dikenakan pajak penghasilan sebesar Rp.420.000.000 (Rp. 1.200.000 x 35%),
kemudian dikurangi dengan biaya modal secara keseluruhan sebesar Rp. 1.275.000.000
(Rp. 8.500.000 x 15%) sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak (NOPAT)
negative sebesar Rp.495.000.000.
c. Saat kinerja PT. Potensi Kita dihitung dengan menggunakan truktur laba rugi konvensional
akan dihasilkan kinerja positif yang baik. Tetapi pada saat digunakan struktur laba rugi
EVA, malah menghasilkan kinerja negative. Itu berarti manajemen PT. Potensi Kita tidak
menciptakan nilai (creating value), melakukan destructing value karena EVAnya negatif.

LATIHAN 12.3

1. Hitunglah NOPAT!
Jawab:
NOPAT = 90.000.000 × (935.000.000 × 30%)
NOPAT = 90.000.000 – 280.500.00
NOPAT = 619.500.000

2. Hitunglah Average Invested Capital!


Jawab:
Average Invested Capital (awal) = 5.550.000.000 - 210.000.000= 5.340.000.000
Average Invested Capital (akhir) = 6.000.000.000 - 255.000.000= 5.745.000.000

5.340.000.000+5.745.000.000
Average capital rata rata =
2
= 5.542.500.000

3. Hitunglah Capital Charges dengan asumsi Weighted Average Cost of Capital (WACC)
10%.
Jawab:
Capital Charges dengan asumsi WACC :
Capital Charges = Invested capital x Cost of capital Capital Charges
Capital Charges = Rp. 5.542.500.000 x 10%
Capital Charges = Rp. 554.250.000

4. Hitunglah EVA!
Jawab:
EVA= NOPAT – Capital Charges
EVA= Rp. 619.500.000 – (10% x Rp. 554.250.000)
EVA= Rp. 619.500.000 – 55.425.000
EVA= Rp. 564.075.000

5. Apakah manajemen PT.Duta Niaga menciptakan nilai (creating value)!


Jawab:
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa manajemen PT. Duta Niaga
menciptakan nilai ekonomi (creating value) karena nilai EVA-nya positif, yaitu sebesar
Rp. 564.075.000.
BAB 13

BALANCED SCORECARD

PERTANYAAN EVALUASI

1. Penilaian kinerja pada dasarnya adalah upaya untuk menilai hasil kerja manajemen suatu
organisasi secara periodik. Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja menajamen,
dan salah satu yang paling banyak dipakai adalah ROL. Apakah kelemahan utama ROI
sebagai alat penilaian kinerja manajemen suatu organisasi? Jelaskan!
Jawab :
a. Kesukaran dalam membandingkan tingkat Rate of Return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa praktik akuntansi yang digunakan
masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode dalam
penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain
akan memberikan gambaran yang salah.
b. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) suatu mesin atau perlengkapan tertentu
yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan daya beli pada waktu
tidak terjadi inflasi dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment dan
profit margin.
c. Analisa ROI tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua
perusahaan atau lebih karena ROI diperoleh dari dua rasio yang masing- masing
mengandung unsur penjualan dimana penganalisa tidak mengetahui sebab
terjadinya perubahan dalam penjualan tersebut.
d. Terkadang adanya perhitungan ROI juga mendorong terjadinya myopic behaviour,
yaitu manajer hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, yang justru akan
membebani badan usaha keseluruhan secara jangka panjang.

2. Balanced Scorecard tidak hanya berbeda dengan alat penilaian kinerja lainnya, tetapi
memang memiliki keunggulan, khususnya dalam periode jangka panjang. Apakah
keunggulan Balanced Scorecard dibanding metode penilaian kinerja lainnya? Jelaskan!
Jawab:
a. Penggunaan 4 Perspektif
Menambahkan 3 perspektif tambahan pada perspektif keuangan yang telah
ada, yang membuat Balanced Scorecard menjadi lebih komprehensif sebagai
sebuah strategi manajemen dan indikator pengukuran kinerja.
b. Penggunaan Indikator Lead dan Lag Indikator
Lag adalah pengukuran yang menjelaskan sesuastu telah terjadi, sedangkan
indikator Lead sebaliknya menceritakan sesuatu mengenai masa depan.
c. Hubungan Sebab-Akibat
Jika kita memiliki sejumlah indikator yang terkait dengan cara kinerja
sekarang di mana satu indikator menjadi indikasi kerja yang baik di masa depan
dari indikator yang lain, maka kita telah membangun peta hubbungan sebab- akibat.

3. Balanced Scorecard memiliki 4 aspek yang digunakan sebagai alat penilaian kinerja
manajemen, dan setiap aspek tersebut memiliki tolok ukur yang berbeda satu dengan
lainnya. Sebutkan dan jelaskan tolok ukur yang digunakan oleh keempat aspek penilaian
kinerja tersebut!
Jawab:
a. Perspektif Keuangan
Balanced Scorecard tetap menggunakan perspektif keuangan, karena
ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi
tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja keuangan memberikan
ptunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.
b. Perspektif Pelanggan
Perspektif customer dalam Balanced Scorecard mengidentifikasi
bagaimana kondisi customer dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan
untuk bersaing dengan competitor. Segmen yang telah dipilih mencerminkan
keberadaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, baik oleh manajer maupun karyawan
demi menciptakan produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi
pelanggan (customer) dan juga para pemegang saham.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Organisasi bisnis harus terus memperhatikan
karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan, dan meningkatkan pengetahuan
karyawan karena adanya meningkatnya tingkat pengetahuan mereka akan
meningkatkan pula kemampuannya untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil
ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan.

4. Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebagai alat penilaian kinerja manajemen
perusahaan, tetapi juga sebagai alat manajemen strategi. Apakah yang membedakan BSC
sebagai alat penilaian kinerja dan BSC sebagai alat manajemen strategi? Jelaskan!
Jawab:
BSC sebagai alat penilaian kinerja digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan tidak
hanya perspektif keuangan tetapi juga kinerja finansial seperti perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan pebelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan BSC
sebagai alat manajemen strategi digunakan untuk menjelaskan mengenai visi misi serta
strategi dari suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja
perusahaan tersebut.

5. Penggunaan BSC sebagai alat manajemen strategi, berarti dalam seluruh tahap penyusunan
strategi pembangunan masa depan perusahaan dibagi menjadi mental creation dan physical
creation. Jelaskanlah arti dari kedua langkah tersebut!
Jawab:
Mental creation atau pembangunan mental yang dilakukan melalui empat tahap yaitu
meliputi perumusan strategi, perencanaan strategi, penyusunan program dan penyusunan
anggaran. Sedangkan Physical creation adalah aktivitas fisik yang mencakup dua tahap
yaitu implementasi (implementation) dan pemantauan (monitoring).
BAB 14

MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN

PERTANYAAN EVALUASI

1. Apakah yang dimaksud dengan “kebangkrutan” perusahaan? Jelaskan sebaik-baiknya!


Jawab:
Secara umum, kebangkrutan diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan
operasi untuk mencapai tujuannya. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau
kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan.

2. Secara umum terdapat dua faktor yang menyebabkan kebangkrutan sebuah perusahaan.
Faktor-faktor apakah itu? Jelaskanlah!
Jawab:
a. Faktor Internal
Kurang kompotennya manajemen perusahaan akan berpengaruh terhadap
kebijakan dan keputusan yang diambil. Kesalahan dalam mengambil keputusan
akibat kurang kompetennya manajemen yang dapat menjadi penyebab kegagalan
perusahaan, meliputi faktor keuang maupun non keuangan.
b. Faktor Eksternal
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab kegagalan sebuah perusahaan.
Penyebab eksternal adalh berbagai hal yang timbul atau berasal dari luar
perusahaan dan yang berada di luar kekuasaan atau kendali pimpinan perusahaan
atau badan usaha.

3. Informasi tentang kebangkrutan sebuah perusahaan berguna untuk berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Siapakah mereka?
Jawab:
Manajemen, pemberi pinjaman (kreditor), investor, pemerintah, dan akuntan publik.
4. Terdapat berbagai metode untuk mendeteksi potensi kebangkrutan sebuah perusahaan.
Sebutkanlah berbagai metode yang anda kenal dan jelaskanlah perbedaannya!
Jawab:
a. Analisis Altman Z-Score
Analisis Altman Z-Score adalah metode untuk memprediksi
keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa
rasio keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda satu dengan
lainnya. Itu berarti, dengan metode Z-Score dapat diprediksi kemungkinan
kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis Altman Z-Score pertama kali
dikemukakan oleh Edward I Altman pada tahun 1968 sebagai hasil dari
penelitiannya. Setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, ditemukan 5 rasio yang dapat
dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
Altman melakukan beberapa penelitian dengan objek pengusaha yang berbeda
kondisinya. Karena itu, Altman menghasilkan beberapa rumus yang berbeda untuk
digunakan pada beberapa perusahaan dengan kondisi yang berbeda. Model
inimenekankanpada profitabilitas sebagai komponen yang paling berpengaruh
terhadap kebangkrutan.

b. Analisis Springate Score


Analisis Springate Score adalah metode untuk memprediksi
keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa
rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan
lainnya. Jadi, Analisis Springate Score dapat diprediksi kemungkinan kebangkrutan
suatu perusahaan. Analisis Springate Score dihasilkan oleh Gordon L.V. Springate
pada tahun 1978 sebagai pengembangan dari Altman Z-Score. Model Springate
adalah model rasio yang menggunakan multiple discriminate analysis (MDA).
Dalam metode MDA diperlukan lebih dari satu rasio keuangan yang berkaitan
dengan kebangkrutan perusahaan untuk membentuk suatu model yang baik.

c. Analisis Zmijewski Score


Analisis Zmijewski Score adalah metode untuk memprediksi
keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa
rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan
lainnya. Jadi, Analisis Zmijewski Score dapat diprediksi kemungkinan
kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis Zmijewski Score menggunakan analisis
rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas perusahaan untuk model
prediksi kebangkrutan yang dibangunnya. Model ini menekankan pada jumlah
utang sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan.

LATIHAN 14.1

a) Z = 0,23X1 + 0,07X2 + 0,28X3 + 0,57X4 + 2,61X5 = 3,76X

• X1 = Modal Kerja/Total Aset


1.050.000.000 + 1.050.000.000 + 1.050.000.000 + 1.050.000.000
X1 = 3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
4.200.000.000
X1 =
18.055.950.000
= 0,23

• X2 = Laba ditahan/total asset


320.925.000 + 363.000.000+ 392.025.000 + 169.275.000
X2 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
1.245.225.000
X2 =
18.055.950.000
= 0,07

• X3 = Ebit/total asset
1.370.925.000 + 1.413.000.000 + 1.442.025.000 +880.725.000
X3 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
5.111.675.000
X3 =
18.055.950.000
= 0,28

• X4 = Nilai pasar saham/total uang


1.050.000.000 + 1.050.000.000+ 1.050.000.000 +1.050.000.000
X4 =
1.200.000.000 + 2.010.000.000 +2.070.000.000 + 2.070.000.000
4.200.000.000
X4 =
7.350.000.00
X4 = 0,57
• X5 = Penjualan total asset
8.520.000.000 + 11.640.000.000 + 13.890.000.000 +13.140.000.000
X5 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
47.190.000.000
X5 =
18.055.950.000
X5 = 2,61

Jadi, dapat disimpulkan potensi kebangkrutan PT. Duta Niaga setiap tahunnya
meningkat sebesar 3,76X.

b) Z = 0,23X1 + 0,28X2 + 0,28X3 + 2,61X4 = 3,4X

1.050.000.000 + 1.050.000.000 + 1.050.000.000 + 1.050.000.000


• X1 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
4.200.000.000
X1 =
18.055.950.000
X1 = 0,23

1.370.925.000 + 1.413.000.000 + 1.442.025.000 +880.725.000


• X2 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
5.111.675.000
X2 =
18.055.950.000
X2 = 0,28

682.500.000 + 183.300.000 + 116.700.000 +639.300.000


• X3 =
847.500.000 + 1.221.150.000 + 2.490.000.000 + 1.310.625.000
1.621.800.000
X3 =
5.869.275.000
X3 = 0,28

8.520.000.000 + 11.640.000.000 + 13.890.000.000 +13.140.000.000


• X4 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
47.190.000.000
X4 =
18.055.950.000
X4 = 2,61

Jadi, dapat disimpulkan potensi kebangkrutan PT. Duta Niaga setiap tahunnya
meningkat sebesar 3,4X.

c) Z = - 4,3 – 0,06X1 + 0,41X2 – 0,82X3 = - 4,77

470.925.000 +87.075.000 + 29.025.000 +561.300.000


• X1 =
3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
1.148.325.000
X1 =
18.055.950.000
X1 = 0,06

1.200.000.000 +2.010.000.000 + 2.070.000.000 +2.070.000.000


• X2 = 3.418.425.000 + 4.644.150.000 + 6.002.025.000 + 4.261.350.000
7.350.000.000
X2 =
18.055.950.000
X2 = 0,41

1.105.125.000 + 1.477.050.000 + 1.665.825.000 + 555.150.000


• X3 =
847.500.000 + 1.221.150.000 + 2.490.000.000 + 1.310.625.000
1.621.800.000
X3 =
5.869.275.000
X3 = 0,82

Jadi, dapat disimpulkan potensi kebangkrutan PT. Duta Niaga setiap tahunnya menurun
sebesar (-4,77X)

Anda mungkin juga menyukai