DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WARA BARAT
Jln.Veteran KM 4 Lebang Kota Palopo, Telp: 082293188105 Website: www.pkmwarabarat.com
Email: pkmwabar@Gmail.com
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WARA BARAT
Nomor : /SK/PKM-WB/PLP/I/2022
TENTANG
PENETAPAN TATA NASKAH DOKUMEN PUSKESMAS WARA BARAT
TAHUN 2022
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Hj. Wirdawati,SKM,M.M.Kes
NIP:19740511 199403 2 003
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasi FKTP adalah bagaimana mengatur sistem pedokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam proses implementasi akreditasi FKTP
dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja,bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagiandari salah satu persyaratan
Akreditasi FKTP. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari
organisasi dapat berjalan sesuai denganperencanaan bersama dalam upaya mewujudkan
kinerja yang optimal. Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi FKTP secara garis
besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut
digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen pelayanan. Dokumen internal tersebut adalah Kebijakan, Pedoman, Standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Agar para pemangku
kepentingan Akreditasi FKTP memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan
dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP.\
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan
Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 42; 2.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang PelayananPublik,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112; 3.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
PraktikKedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116; 4.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor144 5.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentangKesehatan Jiwa;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan
Daerah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
TenagaKesehatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentangKeperawatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas PelayananKesehatan;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012
Nomor 24;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentangSistem
Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2012 Nomor 193;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMNTahun
2015
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2010tentang
Izin dan Penyelenggaraan PraktikPerawat; 14.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tahun 2010tentang
Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan; 15.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran; 16.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/148/3/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional; 18.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014tentang
Klinik;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik MandiriDokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang RenstraKementerian
Kesehatan Tahun 2015;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang KomisiAkreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI FKTP
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTPyang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan olehpenanggung
jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusunpedoman/ panduan
dan standar operasional prosedur (SOP) yang memberikankejelasan langkah-langkah
dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, KlinikPratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri DokterGigi.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan padaperaturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, PeraturanPresiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteridan pedoman-pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan olehKementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi,dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
Peraturan/ Surat Keputusan Kepala FKTP dapat dituangkan dalam pasal-
pasaldalamkeputusan tersebut, ataumerupakan lampirandariperaturan/ keputusan.
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku
atau dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan ditulis dengan hurufkapital:
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala (sebutkan nama FKTP),
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di FKTP
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang .........
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengahmargin diakhiri
dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda
baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan
tanda baca (;)
4) kecil, dan diakhiri dengan tanda baca (;). b.
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yangmemerintahkan
pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalahperaturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
5) Kata mengingat di letakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
6) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuaidengan hirarki
tata perundangan dengan tahun yang lebih awaldisebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiridengan tanda baca (;). 3.
3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajardengan kata
menimbang dan mengingat, huruf awalkata menetapkanditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca titik dua( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ). 4.
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusanyang dirumuskan
dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
dst b.
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ SuratKeputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan/Surat
Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansiyang memuat penanda
tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,pengundangan peraturan/keputusan yang
terdiri dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma(,)
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menanda tangani. 6.
6. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh Kepala FKTP,dituliskan
nama tanpa gelar.
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/Surat Keputusan,
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / SuratKeputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala FKTP tetap berlaku meskipunterjadi penggantian
Kepala FKTP hingga adanya kebutuhan revisi ataupembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulissebagai diktum tetapi
dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten kedalam maupun ke
luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,ditetapkan, dan dipelihara oleh
organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
Kata Pengantar I.
Pendahuluan
A.
Latar belakang
1.
Profil Organisasi
2.
Kebijakan Mutu
3.