Anda di halaman 1dari 83

SOP CUCI TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 Januari 2010
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air
Tujuan Merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi
Kebijakan SuratKeputusanDirektur No. 052/SK/DIR/RSIAK/I/2010
tentangPemberlakuan SPO PelayananKeperawatan di RSIA Kirana.
Prosedur PERSIAPAN ALAT
- Air
- Sabun
- Tissue / handuk
LANGKAH-LANGKAH
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan
memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait, gosok sela-sela
hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dan saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian
tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai
handuk atau tissu
SOP CUCI TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 ½

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
02 Januari 2010
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait 1.Unit Rawat Inap
2.UGD
3.Rekam Medis
PENGELOLAAN KOTAK SARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Adalah kegiatan pengelolahan kotak saran sebagai media
penyampaian saran ataupun kritikan ketidakpuasan selama
mendapatkan pelayanan, pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit
Kirana
Tujuan 1.Menampung saran ataupun kritikan dari pelanggan selama
mendapat pelayanan,pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit
Kirana
2. Merupakan salah satu alat evaluasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Kirana.
Kebijakan Instalasi Humas dan pemasaran sebagai pelaksana teknis dalam
mengelola kotak saran yang tersebar dilingkungan Rumah Sakit
Kirana.
Prosedur 1.Kotak saran dilingkungan Rumah Sakit Kirana ditempatkan
dibeberapa titik yaitu :
- Di ruang tunggu pasien di depan apotik
- Di ruang rawat inap bayi
- Di ruang rawat inap Bersalin
2. Kotak saran dilengkapi formulir untuk mengisi kritik saran.
3.Pengambilan surat kritik saran dikotak saran dilakukan setiap hari
oleh petugas supervisi dan diteruskan ke instalasi Humas dan
pemasaran.
4.Surat kritik saran yang diambil dicatat lokasi pengambilannya dan
dihitung jumlahnya.
5.Surat kritik saran direkapitulasi dan dilaporkan kepada unit terkait
pada minggu ke -2 ( dua ) dan ke - 4 ( empat )setiap bulannya,
kecuali ada yang harus disampaikan pada hari itu juga.
PENGELOLAAN KOTAK SARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
02 Juni 2016
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
6.Apabila ada kritik saran yang perlu ditindak lanjuti segera maka
akan diproses sesuai dengan pengelolaan keluhan di Rumah Sakit
Kirana.

Unit Terkait Semua bagian dan instalasi di lingkungan Rumah Sakit Kirana.
PENGUNJUNG DILUAR JAM KUNJUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/132 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Rumah Sakit melindungi pasien dan menghormati pengunjung
Rumah Sakit yang memiliki kepentingan dengan Rumah Sakit.
Tujuan Sebagai upaya Rumah Sakit untuk untuk memfasilitasi pihak – pihak
yang mempunyai kepentingan dan datang berkunjung kerumah
sakit,dengan senantiasa memperhatikan keselamatan dan keamanan
pasien.
Kebijakan Berdasarkan SK no. /SK/Dir-RSIA KIRANA/VI/2016 tentang
Kebijakan Hak Pasien dan keluarga dimana Pasien berhak untuk
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
Prosedur A.Persiapan formulir
1. Formulir buku daftar pengunjung diluar jam kunjung pasien.
2. Kartu Tanda Tamu ( Guest )

B.Rencana tindakan
1. Pengunjung datang menemui petugas yang jaga di pintu
gerbang dengan menunjukkan surat tugas , undangan ( bila
ada ), serta identitas diri dan menyampaikan maksud
kedatangan.
2. Petugas mempersilahkan duduk dan memeriksa surat tugas,
undangan dan identitas diri.
3. Apabila terdapat ketidak jelasan, petugas mengklarifikasi
tujuan kunjungan tamu dengan menghubungi bagian atau
instalasi tujuan bertamu.
4. Setelah cocok antara surat tugas dan tujuan bertamu dan
instalasi ataupun bagian menyetujui adanya kunjungan,
petugas mengambil
PENGUNJUNG DILUAR JAM KUNJUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 2/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Buku kunjungan Rumah Sakit dan mempersilahkan
pengunjung untuk mengisi ( nomor, jam, hari/ tanggal,
identitas, tujuan kunjung, keperluan, nomor kartu pengunjung
dan tanda tangan) serta petugas menuliskan namanya pada
kolom petugas dibuku tersebut.
5. Petugas mengambil kartu tanda tamu dan mempersilahkan
disematkan didada tamu.
6. Petugas mencatat nomor tanda tamu pada buku pengunjung
Rumah Sakit.
7. Apabila memungkinkan atau apabila pengunjung
kebingungan, petugas mengantar pengunjung atau tamu ke
instalasi atau bagian tujuan kunjungan.
8. Setelah kunjungan selesai tamu atau pengunjung kembali
kepetugas untuk mengembalikan kartu tanda tamu.
9. Petugas menerima kartu tanda tamu dan melingkari nomor
pada buku kunjung Rumah Sakit sebagai tanda bahwa
kunjungan selesai.
10. Petugas mengucapkan terima kasih atas kunjungan kerumah
sakit kepada pengunjung atau tamu.
11. Apabila tamu menghilangkan kartu tanda tamu maka petugas
memfotokopi kartu identitas tamu tersebut dan tamu tersebut
berkewajiban membuat berita acara kehilangan pada selembar
kertas dan untuk selanjutnya kartu identitas tamu
dikembalikan.
Unit terkait Semua bagian dan instalasi di Rumah Sakit Kirana
PENGELOLAHAN PROMOSI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Merupakan salah satu bentuk promosi tentang produk pelayanan
yang dimiliki Rumah Sakit Kirana baik pelayanan medis, penunjang
medis dan non medis,khususnya pelayanan unggulan pada media
promosi seperti : surat kabar
harian ,majalah,poster ,booklet,spanduk,baliho baik dari Rumah
Sakit Kirana maupun penawaran atau kerjasama dengan instansi lain.
Tujuan 1. Memperkenalkan produk pelayanan yang dimiliki Rumah
Sakit Kirana.
2. Memasarkan produk pelayanan yang dimiliki Rumah Sakit
Kirana.
3. Membangun image yang positi kepada masyarakat.
Kebijakan Mempromosikan produk pelayanan yang dimiliki Rumah Sakit
Kirana khususnya pelayanan unggulan.
Prosedur 1. Menentukan produk pelayanan unggulan yang akan
ditampilkan.
2. Men-design produk pelayanan unggulan yang akan
ditampilkan.
3. Mengkonsultasikan hasil design kepada Direksi.
4. Mengirim design kepihak rekanan yang ditunjuk atau
institusi yang mengajukan penawaran /permohonan
kerjasama.
5. Mempublikasikan kepada masyarakat melalui media promosi
yang telah ditentukan.
Unit terkait Instalasi Humas dan Pemasaran
PENGELOLAHAN KERJASAMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 ½

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara pengelolahan kerjasama dalam bidang layanan
kesehatan,pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
kerjasama operasional dan kerjasama lainnya yang mendukung
kegiatan operasional dan kerjasama lainnya yang mendukung
kegiatan operasional Rumah Sakit Kirana.
Tujuan Untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan dan masyarakat luas
dalam memperoleh pelayanan di Rumah Sakit Kirana serta
memberikan dasar kepastian hokum bagi Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan kepada para pelanggan.
Kebijakan Rumah Sakit dapat menjalin kerjasama pemberian layanan
kesehatan,pendidikan,penelitian,pengabdian masyarakat,kerjasama
operasional dan kerjasama lainnya yang mendukung kegiatan
operasional Rumah Sakit dan institusi pemerintah maupun swasta.
Prosedur 1. Permohonan kerjasama diajukan oleh institusi lain ke Rumah
Sakit Kirana atas usulan /rekomendasi dari instalasi
/bagian /Bidang/Komite mengajukan permohonan kerjasama
ke institusi lain.
2. Permohonan dibicarakan dengan bagian ,bidang,instalasi,
serta SMF terkait serta pihak yang mengajukan kerjasama
jika perlu didiskusikan dengan pihak terkait.
3. Setelah terjalin kesepakatan bersama, selanjutnya kerjasama
tersebut dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman
/Perjanjian kerjasama yang ditanda tangani kedua belah
pihak.
4. Dalam pelaksanaan kerjasama dilakukan monitoring dan
evaluasi secara periodik minimal 1 ( satu ) kali selama masa
perjanjian.
5. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak dalam
kerjasama yang telah tertuang didalam perjanjian kejasama
( MOU ) tersebut maka akan diupayakan diselesaikan dengan
cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
PENGELOLAHAN KERJASAMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit terkait Mitra kerjasama dan semua bagian /instalasi di Rumah Sakit Kirana
PENGELOLAAN JUMPA PERS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Kegiatan yang menghadirkan wartawan/reporter media masa baik
cetak maupun elektronik baik nasional maupun daerah ke Rumah
Sakit Kirana untuk keperluan penyebarluasan informasi kejadian /
kegiatan yang sedang berlangsung /terjadi di Rumah Sakit Kirana
kepada masyarakat luas.
Tujuan Memberikan kejelasan informasi tentang kejadian /kegiatan yang
sedang terjadi /berlangsung di Rumah Sakit Kirana kepada
masyarakat luas.
Kebijakan 1. Semua kegiatan Jumpa Pers yang dilakukan dilingkungan
Rumah Sakit Kirana harus diketahui oleh Instalasi Humas
dan Pemasaran.
2. Semua kegiatan Jumpa Pers yang dilaksanakan dilingkungan
Rumah Sakit Kirana harus sepengetahuan Instalasi Humas
dan Pemasaran.
Prosedur 1. Pelaksana kegiatan memberitahukan /mengirim permohonan
kegiatan jumpa pers /publikasi ke Instalasi Humas dan
pemasaran minimal paling lambat 1 ( satu ) minggu sebelum
jumpa pers dilaksanakan.
2. Materi jumpa Pers maupun nara sumber disiapkan oleh
Instalasi Humas dan Pemasaran minimal 2 ( dua ) hari
sebelum jumpa pers digelar.
3. Instalasi Humas dan Pemasaran mengirimkan undangan
kegiatan ke media massa yang dikehendaki.
4. Wartawan /reporter yang telah hadir pada saat jumpa pers
harus mengisi daftar hadir dan menunjukkan surat tugas
/identitas dirinya atau membawa undangan jumpa
pers ,terkecuali wartawan /reporter tersebut sudah mendapat
izin dari Instalasi Humas dan Pemasaran.
5. Staf/petugas dari Instalasi Humas dan Pemasaran Rumah
Sakit Kirana harus mendampingi setiap kegiatan jumpa pers
yang diselenggarakan dilingkungan Rumah Sakit Kirana.
PENGELOLAAN JUMPA PERS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit terkait Semua bagian dan instalasi di Rumah Sakit Kirana

PENYELENGGARAAN MEDIA INFORMASI


DAN PROMOSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Media Informasi dan promosi Rumah Sakit merupakan media yang
digunakan sebagai alat bantu dalam memberikan informasi layanan
Rumah Sakit kepada pelanggan agar informasi lebih mudah
diberikan dan lebih mudah dipahami oleh penerima.Media tersebut
dapat berupa leaflet,poster,lembar balik dan lain-lain.
Tujuan 1. Memudahkan petugas dalam memberikan informasi layanan
2. Memudahkan pelanggan Rumah Sakit dalam menerima
informasi layanan.
Kebijakan Instalasi Humas dan Pemasaran sebagai pelaksana teknis dalam
menyelenggarakan media informasi dan promosi dilingkungan
Rumah Sakit Kirana.
Prosedur I.Identifikasi kebutuhan dan materi:
1. Identifikasi kebutuhan dan materi dilakukan oleh Instalasi
Humas dan Pemasaran atau dapat pula diajukan oleh
bagian /instalasi.
2. Usulan dan draft materi dari bagian /instalasi diserahkan
kepada humas dan Pemasaran

Pengajuan:
1.Instalasi Humas dan Pemasaran melakukan pengecekan anggaran
2.Mengajukan permohonan persetujuan cetak ke Direktur
3.Proses ditindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang ada.

Proses Cetak:
1.Proses administrasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2.Proses desain oleh rekanan terpilih,dilanjutkan persetujuan desain
melalui Instalasi Humas dan Pemasaran.
3. Instalasi Humas dan Pemasaran akan mengkonsultasikan hasil
desain informasi kepada unit terkait.
PENGELOLAAN JUMPA PERS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Proses Approval:
1. Desain materi promosi disetujui oleh unit terkait.
2. Materi dikirim kembali kepada rekanan untuk direvisi.

Pendistribusian :
1. Media informasi dan promosi yang telah dicetak dapat
didistribusikan kepada bagian/instalasi.

Pemantauan dan Evaluasi:


1. Pemantauan kebutuhan media informasi dan promosi
dilakukan dilakukan setiap bulan.
2. Evaluasi dilakukan untuk melihat seberapa banyak kebutuhan
media tersebut.

Unit Terkait Seluruh bagian dan instalasi dilingkungan Rumah Kirana


MENCUCI TANGAN STERIL (BEDAH)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Proses membuang kotoran dan debris secara mekanis dari kulit
kedua tangan dan mereduksi sejumlah mikroorganisme pasien.
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi silang, menjaga kebersihan
perorangan,mereduksi flors transient Maupin residen.
Kebijakan Keputusan Direktur RSIA Kirana No.20/SK/Dir- RSIA/VI/2016
tentang
Semua petugas Rumah Sakit Kirana harus melakukan tindakan untuk
pengurangan infeksi dengan cara melakukan praktek hand wash atau
hand scrub.
Referensi 1. World Health Organization,WHO guidelines on1.Hang
Higiene in health care.First global Patient Safety Challenge
Clean Care is Safer Care 2010
2. WHO .Prevention of Hospital 2.Acquired Infection a
Practical Guide 2nd Edition.Do cd sa.Editor WHO
/CDS/CSR/EPH.2002.12( Cited :2011 Dee 20 ) Available at:
http :www.who.int/eme.
Kompetensi Dokter,perawat,bidan,tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien.
Prosedur 1. Persiapan:
a. Bak cuci dan air mengalir
b. Sabun atau antiseptic.
c. Sikat lembut
2. Tahap Pra Interaksi
Kuku dalam keadaan pendek
3. Tahap kerja cuci tangan steril
a. Lepaskan semua asesoris yang melekat pada kedua
tangan dan lengan,lengan baju digulung sampai siku.
b. Kran dibuka,tangan dibasahi sampai siku.
c. Tangan disabuni dan digosok dengan sabun kurang lebih
1 menit kemudian dibilas.
MENCUCI TANGAN STERIL ( BEDAH )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06

d. Tangan disabuni lagi dan disikat mulai dari jari-jari


terutama kuku,sela-sela jari,punggung tangan dan telapak
tangan.
e. Penyabunan dan penyikatan dilakukan pada kedua lengan
sekurang kurangnya enam kali.
f. Tangan dibilas mulai dari ujung jari sampai kesiku.
g. Tangan disabun,disikat dan dibilas lagi seperti tadi dan
dilakukan berulang-ulang tetap diarahkan keatas.
h. Kran ditutup dengan siku.
i. Satu bagian untuk satu tangan dan satu bagian lain untuk
tangan yang satunya.
j. Bila menyentuh benda tidak steril ,ulangi langkah dari
awal.

Unit Terkait IKB


MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH
MENGGUNAKAN AIR DAN SABUN
( HAND WASH )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Proses membuang kotoran dan debris secara mekanis dari kulit
kedua tangan dan mereduksi sejumlah mikroorganisme pasien.
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi silang, menjaga kebersihan
perorangan,mereduksi flors transient Maupin residen.
Kebijakan Keputusan Direktur RSIA Kirana No.21/SK/Dir- RSIA/VI/2016
tentang
Semua petugas Rumah Sakit Kirana harus melakukan tindakan untuk
pengurangan infeksi dengan cara melakukan praktek hand wash atau
hand scrub.
Referensi 1. World Health Organization,WHO guidelines on1.Hang
Higiene in health care.First global Patient Safety Challenge
Clean Care is Safer Care 2010
2. WHO .Prevention of Hospital 2.Acquired Infection a
Practical Guide 2nd Edition.Do cd sa.Editor WHO
/CDS/CSR/EPH.2002.12( Cited :2011 Dee 20 ) Available at:
http :www.who.int/eme.
Kompetensi Dokter,perawat,bidan,tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien.
Prosedur 1. Persiapan:
a. Bak cuci dan air mengalir
b. Sabun atau antiseptic.
c. Sikat lembut
2. Tahap Pra Interaksi
Kuku dalam keadaan pendek,tangan,tidak mengenakan
perhiasan/asesoris.
3. Tahap kerja cuci tangan menggunakan Air dan Sabun( Hand
Wash )
a. Basahi kedua tangan dengan air yang mengalir.
b. Gunakan sabun cair secukupnya.sampai keseluruh
permukaan tangan.
MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH
MENGGUNAKAN AIR DAN SABUN
( HAND WASH )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06

c. Saat membasuh tangan dengan sabun,terapkan 6 langkah


1).Gosokkan kedua telapak tangan
Gosok punggung tangan dan sela-sela jari bagian luar
dengan berlawanan arah secara bergantian.
2). Gosok sela-sela jari bagian dalam secara bergantian.
3). Gosok punggung jari dengan gerakan setengah
memutar bolak balik.
4). Gosok ibu jari dan sela jari telunjuk dengan gerakan
melingkar secara bergantian.
5).Bersihkan ujung jari dengan menggosokkan ketelapak
tangan secara melingkar.
d. Bilas tangan dengan air.
e. Keringkan dengan tissue ( hand towel )
f. Menutup kran dengan menggunakan handuk atau tissue.
g. Menutup kran dengan menggunakan handuk atau tissue dan
buang ketempat yang telah disediakan.
h. Waktu cuci tangan 40-60 detik.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Bersalin
8. Kamar Bersalin
MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH
MENGGUNAKAN ALKOHOL
( HAND SCRUB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Proses membuang kotoran dan debris secara mekanis dari kulit
kedua tangan dan mereduksi sejumlah mikroorganisme pasien.
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi silang, menjaga kebersihan
perorangan,mereduksi flors transient Maupin residen.
Kebijakan Keputusan Direktur RSIA Kirana No.22/SK/Dir- RSIA/VI/2016
tentang
Semua petugas Rumah Sakit Kirana harus melakukan tindakan untuk
pengurangan infeksi dengan cara melakukan praktek hand wash atau
hand scrub.
Referensi 1. World Health Organization,WHO guidelines on1.Hang
Higiene in health care.First global Patient Safety Challenge
Clean Care is Safer Care 2010
2. WHO .Prevention of Hospital 2.Acquired Infection a
Practical Guide 2nd Edition.Do cd sa.Editor WHO
/CDS/CSR/EPH.2002.12( Cited :2011 Dee 20 ) Available at:
http :www.who.int/eme.
Kompetensi Dokter,perawat,bidan,tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien.
Prosedur 1. Persiapan: Alkohol untuk handscrub
2. Tahap Pra Interaksi
Kuku dalam keadaan pendek,tangan,tidak mengenakan
perhiasan/asesoris.
3. Tahap kerja cuci tangan menggunakan Alkohol ( Hand Scrub
)
a. Menggunakan alcohol /formulasi berbasis alcohol yang
tersedia secukupnya sampai merata dipermukaan tangan.
b. Saat membasuh tangan dengan sabun,terapkan 6 langkah
1).Gosokkan kedua telapak tangan
Gosok punggung tangan dan sela-sela jari bagian luar
dengan berlawanan arah secara bergantian.
MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH
MENGGUNAKAN ALKOHOL
( HAND SCRUB )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
2). Gosok sela-sela jari bagian dalam secara bergantian.
3). Gosok punggung jari dengan gerakan setengah
memutar bolak balik.
4). Gosok ibu jari dan sela jari telunjuk dengan gerakan
melingkar secara bergantian.
5).Bersihkan ujung jari dengan menggosokkan ketelapak
tangan secara melingkar.
c. Tunggu hingga tangan kering dari cairan alcohol.
d. Waktu cuci tangan 20-30 detik.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Bersalin
8. Kamar Bersalin
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Pengkajian yang dilakukan oleh staf rumah sakit untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan masing-masing pasien dan
keluarganya.
Tujuan 1. Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang
merupakan kekuatan dan kelemahan pasien.
2. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan
pasien.
3. Agar semua petugas yang ada di rumah sakit dapat
berpartisipasi dalam proses pendidikan.
Kebijakan 1. Keputusan Direktur RSIA Kirana No.22/SK/Dir-
RSIA/VI/2016 tentang
2. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Rumah Sakit
Kirana.
Kompetensi Dokter,perawat,bidan,dan tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit
Kirana.
Prosedur 1. Semua pasien yang masuk ke Rumah Sakit dilakukan
penilaian ( assessment )tentang kebutuhan pendidikan.
2. Hasil pengkajian pendidikan pasien dicatat dalam rekam
medic.
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi
kesehatan dan diagnosis penyakit.
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang
keamanan dan efektifitas penggunaan peralatan medis.
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang
manajemen nyeri.
6. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet
dan nutrisi yang memadai.
7. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang tehnik
rehabilitasi
8. Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi
bahwa pasien telah menerima dan memahami pendidikan
yang diberikan.
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Intensif
KOMUNIKASI DENGAN MELIBATKAN
PASIEN ( SPEAK UP )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Komunikasi yang dilakukan oleh pasien dengan petugas
kesehatan/pemberi pelayanan secara akurat,lengkap,dimengerti tidak
duplikasi dan tepat untuk mengurangi kekhawatiran pasien dan
menambah pengetahuan pasien serta meningkatkan keselamatan.
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan berdampak terhadap
peningkatan kualitas pelayanan karena pasien dan keluarga
lebih kooperatif.
2. Meningkatkan penerimaan pasien dan keluarga akan
perawatan/ pengobatan yang diterima pasien perhatian
dengan perawatan /pengobatan yang diterima.
3. Menurunkan komplain pasien/keluarga.
4. Meningkatkan kepuasan pasien/keluarga.
5. Menghindari salah penafsiran.
6. Untuk menjamin keselamatan pasien dalam rangka
memberikan pelayanan prima.
Kebijakan 1. Keputusan Direktur RSIA Kirana No.22/SK/Dir-
RSIA/VI/2016 tentang
2. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Rumah Sakit
Kirana.
3. Rumah Sakit menetapkan model komunikasi antar petugas
dengan metode SBAR dan READ BACK .sedangkan
komunikasi antar petugas dengan pasien menggunakan
metode SPEAK UP.
Speak up :Pasien dan keluarga diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pertanyaan,ketidaktahuan atau kekhawatiran
berdasarkan semua informasi kesehatan dari tahap perawatan
atau pengobatan.
Referensi 1.Pedoman nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2006
2. Pedoman pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
( IKP ) tahun 2008.
3.Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit tahun 2008.
KOMUNIKASI DENGAN MELIBATKAN
PASIEN ( SPEAK UP )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Kompetensi Dokter,perawat,bidan,dan tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit
Kirana.
Prosedur 1. Sampaikan salam dan menanyakan identitas pasien.
2. Sampaikan maksud dan tujuan.
3. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang:
a. Diagnosa penyakit
b. Kondisi saat ini/catatan perkembangan pasien.
c. Program perawatan dan pengobatan.
d. Risiko tindakan yang akan dilakukan.
e. Komplikasi dan prognosa penyakit.
f. Alternatif tindakan yang akan dipilih.
4. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya tentang segala sesuatu yang tidak dimengerti dan
menyebabkan kekhawatiran.
S :Sampaikan pertanyaan atau pendapat anda kepada petugas.
P : Perhatikan baik-baik tindakan medis yang dilakukan pada
diri anda.
E : Evaluasi tentang diagnostik penyakit anda termasuk tes
yang akan anda jalani serta rencana tindakan medis yang
akan dilakukan dapat anda tanyakan kepada dokter anda.
A : Anggota keluarga atau kawan anda dapat berpartisipasi
dengan cara menjadi pendamping anda.
K : Kekeliruan dalam pemberian obat merupakan kesalahan
yang dapat terjadi dalam tindakan medis.
U : Utama Andalah focus dalam perawatan medis.
P : Peran semua pihak diperlukan dalam mengupayakan agar
perawatan medis berjalan aman.
5. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
KOMUNIKASI DENGAN MELIBATKAN
PASIEN ( SPEAK UP )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Informasi kesehatan dan organisasi kesehatan didaerahnya.
6. Pasien dan keluarga dapat berperan dalam semua keputusan
yang berkaitan dengan perawatan yang diterimanya.
Unit terkait 1.Unit Gawat Darurat
2.Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4.Unit Bersalin
5.Kamar Bersalin

IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM


PEMBERIAN DARAH ATAU PRODUK DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian 1.Identifikasi pasien saat pemberian darah/produk darah atau tranfusi
darah adalah tata cara untuk mengenali identitas pasien yang akan
dilakukan pelayanan diatas.
2. Identifikasi yang dimaksud minimal meliputi nama,tanggal
lahir,nomor RM.
3. Identifikasi yang melengkapi tindakan tranfusi darah meliputi
RM,form tranfusi,kantung darah,kartu label,checklist pemberian
tranfusi darah dan checklist monitoring tranfusi darah.
Tujuan 1. Mengidentifikasi dengan benar pasien yang akan dilakukan
pemberian darah/produk darah atau tranfusi darah guna
mencegah terjadinya salah pasien,salah darah /produk darah
dan salah prosedur.
2. Mencocokkan darah atau produk darah dengan individu
pasien tersebut.
3. Untuk menjamin keselamatan pasien dalam rangka
memberikan pelayanan prima.
Kebijakan Keputusan direktur RSIA Kirana No.24/SK/Dir-RSIA/VI/2016
tentang kebijakan penerapan sasaran keselamatan pasien di RSIA
Kirana.
Rumah Sakit menetapkan identifikasi dilakukan sebelum prosedur
pemberian tranfusi darah /produk darah.
Referensi 1.Pedoman nasional keselamatan pasien Rumah Sakit tahun 2006
2. Panduan nasional keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2008
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691 tahun2011 tentang
keselamatan pasien Rumah Sakit.
Kompetensi Perawat,Bidan,Dokter ,petugas lain yang kompeten
Prosedur 1. Cuci tangan dengan cara 6 langkah secara benar.
2. Beri salam dan memperkenalkan diri pada pasien dan
keluarga.
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM
PEMBERIAN DARAH ATAU PRODUK DARAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
3. Lakukan verifikasi dengan menggunakan checklist tranfusi
darah minimal oleh 2 orang petugas.
4. Sebelum memulai pemberian tranfusi darah mencocokkan:
a.Rekam Medis : Instruksi dokter di RM yang meliputi: jenis
darah,jumlah darah, golongan darah.
b. Form permintaan tranfusi darah meliputi nama
pasien,golongan darah,jenis darah.
c. Kartu label meliputi : golongan darah,nomor
kantong,jumlah darah,nama pasien.
Kantung darah meliputi:golongan darah,jenis darah,tanggal
kadaluarsa dan nama pasien.
5. Cocokkan kantung darah atau produk darah dengan identitas
pasien pada barcode digelang identitas pasien.
6. Libatkan pasien dan keluarga dalam mengkonfirmasikan
identitas dan golongan darah pasien.
a. Pastikan darah /produk darah sesuai dengan pasien yang
dimaksud.
b. Dokumentasikan tanggal dan jam saat darah akan
diberikan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Kamar Bersalin
5. Unit Laborat

IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM


PEMBERIAN OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian 1. Identifikasi sebelum pemberian obat adalah tata cara untuk
mengenali identitas pasien yang akan diberikan obat.
2. Identitas yang dimaksud minimal meliputi 2 ( dua )
identifikasi: nama,tanggal lahir dan atau nomer RM.
Tujuan 1. Mengidentifikasi dengan benar pasien yang akan diberi obat
untuk mencegah terjadinya salah pasien,salah obat.
2. Mencocokkan obat dengan pasien yang dimaksud agar tidak
terjadi persalahan.
3. Untuk menjamin keselamatan pasien dalam rangka
memberikan pelayanan prima.
Kebijakan Keputusan Direktur RSIA Kirana No.25/SK/Dir-RSIA/VI/2016
tentang Kebijakan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di RSIA
Kirana.
Rumah Sakit menetapkan identifikasi dilakukan sebelumprosedur
pemberian obat.
Referensi 1.Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2006.
2. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ( KIP ) tahun
2008.
3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit tahun 2008.
Kompetensi Perawat,Bidan,Dokter dan petugas farmasi
Prosedur 1. Beri salam dan memperkenalkan diri pada pasien dan
keluarga.
2. Berikan barcode yang berisi identitas, selanjutnya akan
menempelkan barcode tersebut pada berkas rekam medis dan
formulir pengantar obat.
3. Lakukan identifikasi pasien sebelum pemberian obat dengan
cara menanyakn nama dan tanggal lahir pada pasien atau
keluarga.
4. Jika pasien telah terpasang gelang identitas maka identifikasi
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM
PEMBERIAN OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
dengan mencocokkan dan memastikan label pada obat yang akan
diberikan sesuai dengan label identitas pada gelang pasien.
5. Berikan obat dengan prinsip 7 benar pemberian obat ( benar
obat,benar dosis,benar cara/rute,bnar waktu,benar
pasien,benar informasidan benar dokumentasi ).
6. Lakukan observasi respon pasien dan reaksi alergi.
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Kamar Bersalin
5. Unit Laborat
KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS METODE
S-BAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian 1. Komunikasi antar petugas adalah komunikasi yang dilakukan
secara akurat,lengkap,dimengerti tidak duplikasi, dan tepat
kepada penerima informasi untuk mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien.
2. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
tulisan,verbal atau elektronik.

Tujuan 1. Mengurangi kesalahan : Kesalahan pasien,kesalahan


tindakan/prosedur,kesalahan terapi dll.
2. Menghindari salah penafsiran.
3. Untuk menjamin keselamatan pasien.
Kebijakan Keputusan direktur RSIA Kirana No.25/SK/Dir-RSIA/VI/2016
tentang kebijakan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Kirana.
Rumah Sakit menetapkan model komunikasi antar petugas dengan
metode SBAR dan READ BACK/TBAK.Sedangkan komunikasi
antara petugas dengan pasien menggunakan metode SPEAK UP.
SBAR: Situation,Background,Assesment,Recommendation.
Kompetensi Perawat,Bidan,Dokter ,petugas lain yang kompeten
Prosedur 1. Petugas kesehatan ( perawat,dokter,bidan ) dalam melakukan
komunikasi yang menyangkut pelayanan kepada pasien dapat
menggunakan tulisan ,verbal dan elektronik.
2. Petugas kesehatan melaporkan /menginformasikan kondisi
pasien sesegara mungkin dengan metode SBAR ( Situation-
Background-Assesment-Recommendation ).
3. S :Situation
Petugas menyampaikan kondisi terkini yang terjadi pada
pasien.
B : Background
KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS METODE
S-BAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Petugas menyampaikan informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
A : Assesment
Petugas menyampaikan hasil pengkajian kondisi pasien
terkini.
R : Recommendation
Petugas menyampaikan apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah.
4. Model komunikasi SBAR digunakan untuk komunikasi antar
petugas via telepon,dalam hal:
1. Melapor kondisi pasien atau konsultasi kepada dokter
penanggung jawab ( DPJP )
2. Pengalihan tanggung jawab dari dokter kepada perawat
3. Pengalihan tanggung jawab antar dokter
4. Antar petugas kesehatan ,antar ruangan ( ruang rawat
inapbiasa,intensif,tindakan medic/kamar operasi)
5. Antara petugas penunjang dengan dokter/perawat
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Kamar Bersalin
5. Unit Laborat
Dokumen terkait 1. Rekam Medik
2. Cap SBAR
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Tranfusi darah adalah suatu tindakan memasukkan atau
memindahkan darah yang berasal dari donor kedalam tubuh pasien
melalui pembuluh darah vena.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan pasien akan darah sesuai dengan
program pengobatan.
2. Untuk menjamin keselamatan keselamatan pasien dalam
rangka memberikan pelayanan prima.
Kebijakan Keputusan direktur RSIA Kirana No.25/SK/Dir-RSIA/VI/2016
tentang kebijakan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Kirana.
Rumah Sakit menetapkan identifikasi dilakukan sebelum prosedur
pemberian tranfusi darah/produk darah.
Kompetensi Perawat,Bidan,Dokter dan Analis
Prosedur 1.Siapkan persetujuan tindakan tranfusi.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
3. Cuci tangan dengan benar.
4. Sampaikan salam kepada pasien dan keluarga
5. Lakukan identifikasi dengan benar pada pasien.
6. Sampaikan maksud dan tujuan tranfusi
7. Observasi tanda-tanda vital pasien
8. Pasang infuse pretranfusi sesuai dengan instruksi dokter
9. Kontrol darah yang sudah disiapkan dengan menggunakan
checklist verivikasi tranfusi darah
10. Pindahkan slang tranfusi darah setelah cairan infus masuk selama
15 menit.
11. Atur tetesan darah.
12. Ucapkan salam setelah selesi tindakan
13. Cuci tangan dengan benar
14. Lakukan monitoring terhadap terhadap reaksi tranfusi dan tanda
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
tanda vital secara periodik selama pasien menjalani tranfusi.
15. Lakukan dokumentasi pelaksanaan tranfusi pada formulir
monitoring tranfusi darah dan rekam medik
Unit terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
4. Kamar Bersalin
5. Unit Laborat
GANTI SHIFT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/131 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 25 Juli 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Ganti shift adalah Suatu prosedur pergantian jaga perawat/bidan
beserta operan jaganya.
Tujuan Agar perawat memahami jadwal jaga dan tugasnya.
Kebijakan Proses keperawatan berjalan berkesinambungan.
Prosedur 1. Pergantian jaga perawat /bidan tiga kali dalam 24 jam
2. Untuk perawat Pagi dari pukul :07.00 – 14.00 WIB
Sore dari pukul :14.00 – 21.00 WIB
Malam dari pukul:21.00 – 07.00 WIB
3. Mengoperkan segala sesuatu yang penting selama jaga dan
dioperkan ke shift jaga berikutnya,meliputi:
3.1 Kelanjutan penanganan/terapi pasien
3.2 Jadwal pemberian terapi
3.3 Permasalahan yang ada
3.4 Kebersihan,kelengkapan alat dan obat
3.5 Kelengkapan ruangan
4. Serah terima langsung kepasien sambil memperkenalkan diri
(melihat kondisi pasien,cairan infuse,bila inpartu dengan
mendengarkan DJJ).
5. Apabila ada pertukaran shift yang bersangkutan meminta
tukar dengan temannya atas persetujuan Kepala Unit masing
– masing ruangan.
Unit Terkait - Unit Rawat Inap
- Unit Rawat jalan
- SDM

PROSEDUR ORIENTASI TENAGA


KEPERAWATAN BARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Kegiatan yang diselenggarakan Kasie Keperawatan dengan
menugaskan tenaga baru atau pindahan pada unit- unit keperawatan.

Tujuan Mengenal tempat tugas baru dan lingkungannya.

Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur tentang program orientasi Tenaga


Keperawatan Baru.
2. Pegawai baru wajib mengikuti program orientasi.
3. Jadwal orientasi diatur oleh Kasie Keperawatan.

Prosedur 1. Kasie Keperawatan membuat perencanaan dan daftar dinas


2. Petugas baru/pindahan melaksanakan tugas diunit perawatan
sesuai daftar dinas.
3. Kepala ruangan melakukan bimbingan, pengawasan dan
evaluasi.
4. Kepala ruangan memberikan laporan hasil evaluasi kepada
Kasie Keperawatan.
5. Lama tugas orientasi pada tiap unit adalah 1 minggu

Unit Terkait - Unit Rawat Inap


- Unit Rawat jalan
KEBIJAKAN ROTASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Seorang perawat yang dialihtugaskan sebagai tenaga keperawatan
diruang /unit baru.

Tujuan 1. Memperlancar pelayanan keperawatan


2. Memberikan suasana yang baru dan menyenangkan bagi tenaga
keperawatan

Kebijakan 1. Pelaksanaan rotasi berdasarkan surat keputusan direktur


tentang program rotasi
2. Penempatan tenaga keperawatan yang dirotasi disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan
3. Penempatan tenaga yang dirotasi berdasarkan surat
keputusan Direktur

Prosedur 1. Memiliki surat alih tugas/pindah


2. Mendapat pengarahan dari Kasie Keperawatan,Ka Unit
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan surat tugas yang diterima

Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap


2. Kasie Keperawatan
3. Kasie SDM

PEMBINAAN DAN PENANGANAN


PELANGGARAN ETIKA KEPERAWATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu upaya untuk menangani dan membina tenaga keperawatan
yang melakukan pelanggaran kode etk keperawatan

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pembinaan dan penanganan terhadap


pelanggaran kode etik keperawatan
2. Memantapkan pelaksanaan pelayanan keperawatan sesuai
dengan etika profesi

Kebijakan 1. Hubungan antara perawat dengan pasien


2. Hubungan antara perawat dengan perawat
3. Hubungan antara perawat dengan atasan
4. Hubungan antara perawat dengan profesi lain

Prosedur 1. Semua perawat berhak mengingatkan rekannya,bila


melakukan pelanggaran kode etik profesi keperawatan dan
membantu menyelesaikannya.
2. Kepala seksi berkewajiban memberikan pembinaan
diruangannya dan menyelesaikan masalah yang terjadi bila
terjadi pelanggaran etika profesi.
3. Dari laporan Ka Unit,Kepala keperawatan berhak memberi
binaan dan penanganan, bila kepala ruangan tidak mampu
menyelesaikannya.
4. Laporan Kasie Keperawatan ke sub komite etik Rumah Sakit.

Unit Terkait Perawatan: Rawat inap dan rawat jalan


ROTASI TENAGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Perpindahan tenaga keperawatan dari satu ruang keruang lain dalam
satu instansi

Tujuan 1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman


2. Untuk menghindari kejenuhan kerja.

Kebijakan 1. Rotasi tenaga keperawatan dalam satu unit merupakan


tanggung jawab Kasie Keperawatan yang bersangkutan
2. Kasie Keperawatan memberikan masukan kepada kepala
ruangan yang berkaitan dengan rotasi tenaga keperawatan
yang berada dibawah tanggung jawabnya.
3. Rotasi tenaga keperawatan diutamakan bagi mereka yang
belum mempunyai ketrampilan secara menyeluruh.

Prosedur 1. Kasie keperawatan merencanakan dan melakukan system


rotasi tenaga keperawatan pada unit yang dipimpinnya.
2. Setiap akan melakukan rotasi tenaga keperawatan Kasie
Keperawatan memberitahukan kepada Kasie SDM dan
Direktur.

Unit Terkait - Rawat inap


- Rawat Jalan
- UGD
REKRUITMEN TENAGA KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Tata cara penerimaan tenaga keperawatan oleh Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kirana Sidoarjo
Tujuan Memenuhi kebutuhan pelayanan dalam bidang keperawatan
Kebijakan 1. Setiap periode tertentu Pimpinan Keperawatan membuat
rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara makro mikro
2. Rekruitmen mengikuti pedoman rekruitmen RSIA Kirana
Sidoarjo untuk tenaga keperawatan diatur lebih rinci dalam
SOP
Prosedur 1. Evaluasi diunit pelayanan keperawatan secara berkala
sebagai pertimbangan dalam keputusan rapat tentang
kebutuhan tenaga keperawatan yang diajukan kepada Kepala
Seksi Keperawatan
2. Kasie Keperawatan mengajukan usulan untuk tenaga
keparawatan kepada kasie Umum dan Direktur
3. Direktur membuat surat perintah kepada bagian TU untuk
pengadaan tenaga sesuai usulan permintaan (sesuai dengan
kebijakan Direktur)
4. Bagian TU memanggil pelamar yang memenuhi syarat untuk
dilakukan seleksi.
5. Pelamar yang lulus seleksi ( diterima masuk orientasi ke
Bagian Keperawatan).
6. Direktur atas usulan Kasie Keperawatan menugaskan tenaga
yang diperlukan ke Unit yang dibutuhkan.

Unit Terkait - Kasie Keperawatan RSIA Kirana


- Kasie SDM
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA
TENAGA KEPERAWATAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Alur penanganan pelanggaran etik sesuai dengan surat keputusan
direktur RSIA Kirana.

Tujuan 1. Menginventarisasi pelanggaran etik


2. Menyelesaikan masalah pelanggaran etik
3. Mengatur dalam pemberian panisment dari pelanggaran etik

Kebijakan 1. Mengacu pada surat keputusan Direktur No Tentang


pedoman internal perilaku sumber daya manusia di RSIA
Kirana
2. Pengelolahan pelanggaran etik keperawatan menjadi
tanggung jawab Kasie Keperawatan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh panitia etik.
Prosedur 1. Tenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran dilakukan
klarifikasi oleh kepala keperawatan dan dilakukan
penyelesaian masalah terhadap perawat yang melaukan
pelanggaran.
2. Bila terjadi pelanggaran yang tidak dapat diselesaikan maka
kepala keperawatan membuat rekomendasi ketim etik komite
keperawatan
3. Tim etik keperawatan melakukan pembinaan dan
penyelesaiaan masalah.
4. Direktur RSIA Kirana melalui Kasie Keperawatan
melakukan tindak lanjut dan penyelesaian masalah
Unit Terkait - Ruang Rawat Jalan
- Ruang Rawat Darurat
- Ruang Rawat Inap
PENERIMAAN PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Penerimaan pasien yang datang sendiri,kiriman dokter dan kiriman
RS lain untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.

Tujuan 1. Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan dan


pengobatan sesuai dengan kebutuhan.
2. Dalam waktu cepat pasien harus sudah mendapat tempat
masuk bangsal.

Kebijakan 1. Adanya surat perintah rawat inap dari dokter poliklinik/UGD


atau dokter yang merawat pasien tersebut,dimana dokter
tersebut adalah dokter RSIA Kirana.
2. Adanya surat rujukan dari RS lain/pengantar dari dokter luar
RS.
3. Adanya bagian pendaftaran atau penerimaan pasien.
4. Adanya tempat tidur yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
5. Adanya petugas yang mengantar pasien ke ruangan.

Prosedur 1. Petugas poliklinik/UGD/Pendaftaran memberitahu ruangan


bahwa ada pasien yang akan masuk ruang rawat.
2. Petugas ruangan menyiapkan tempat tidur sesuai dengan
keadaan pasien.
3. Perawat ruangan menerima pasien dan keluarganya beserta
catatan medik.
4. Perawat ruangan dan perawat poliklinik /UGD mengantarkan
pasien ketempat tidurnya.
5. Perawat ruangan memberi penjelasan kepada pasien atau
keluarga tentang cara penggunaan fasilitas yang tersedia
didalam kamar pasien.
6. Perawat ruangan memeriksa kembali kelengkapan Catatan
PENERIMAAN PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 2/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur Medik.
7. Perawat ruangan meganamnesa pasien,mengukur vital sign
pasien.
8. Perawat ruangan memberikan pengobatan sesuai dengan
program terapi dokter.
9. Perawat ruangan melaporkan kedokter yang merawat.
10. Petugas ruangan mengirim bon/specimen kelaborat.
11. Perawat ruangan mencatat semua tindakan pada lembar
catatan perawatan.
12. Petugas ruangan mencatat identitas pasien pada buku regester
rawat inap.
13. Petugas ruangan memesan dan membuat daftar diet.
14. Petugas ruangan membuat daftar pemakaian obat,matkes.

Unit Terkait - Perawatan: Pediatri,UGD,ruang rawat ibu dan bersalin,ruang


anak
- Ruang Gizi
- Ruang Laborat
- Ruang Farmasi
- Administrasi dan Pendaftaran
PASIEN YANG KELUAR RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Selesainya rawat inap pasien oleh karena
sembuh,meninggal,melarikan diri, pulang paksa dan dirujuk /pindah
ke RS lain.

Tujuan 1. Pelaksanaan pasien pulang dapat dicapai paling lama 2jam


2. Pengambilan jenazah 2 jam sesudah pasien dinyatakan
meninggal.

Kebijakan Sesuai dengan prosedur Rumah Sakit.

Prosedur 1. Memperlancar proses administrasi pasien setelah rawat inap


dengan selalu tersedianya blangko-blangko formulir yang
diperlukan dalam ruangan.
2. Dokter yang merawat harus menulis lengkap dan jelas perintah
Unit Terkait - Ruang Rawat Jalan
- Ruang Rawat Darurat
- Ruang Rawat Inap
PASIEN PULANG SEMBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Selesainya rawat inap pasien yang dinyatakan dokter sudah membaik
ditunjang dengan hasil pemeriksaan diagnostik dan keluhan pasien.

Tujuan Memberikan pelayanan yang optimal

Kebijakan Dilakukan setelah mendapat persetujuan dari dokter yang merawat.


Prosedur 1. Dokter menyatakan pasien sembuh.
2. Dokter menandatangani kartu kontrol dan melengkapi
Catatan Medik.
3. Dokter memberikan resep obat pulang bila diperlukan
4. Perawat ruangan membuat catatan obat dan mengembalikan
obat bila masih ada.
5. Perawat ruangan meneliti dan melengkapi berkas Catatan
Medik.
6. Petugas ruangan menyerahkan tanda boleh pulang dan
Matkes ke bagian administrasi.
7. Petugas ruangan memberitahu keluarga pasien bahwa
administrasi sudah bisa dibereskan dikasir.
8. Perawat ruangan menyerahkan program lanjutan untuk
dirumah,kartu kontrol dan obat ke pasien /keluarga setelah
keluarga pasien menyerahkan tanda pasien pulang yang
sudah diberi tanda oleh kasir.
9. Perawat mengingatkan pasien dan keluarga tentang hal-hal
yang dilakukan dirumah dan waktu kontrol.
10. Petugas ruangan mengantar pasien sesuai dengan kebutuhan.

Unit Terkait - Perawatan:Ruang Bersalin,Ruang Bayi,Ruang Anak


- Ruang Farmasi
- Administrasi
PASIEN PULANG MENINGGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Memberikan pelayanan kepulangan jenazah setelah dirawat.
Tujuan Memberikan perawatan paripurna kepada pasien.

Kebijakan Dilakukan setiap saat


Prosedur 1. Dokter menyatakan bahwa pasien meninggal.
2. Dokter /perawat ruangan memberitahu keluarga.
3. Dokter menandatangani surat kematian.
4. Dokter menulis diagnosa
5. Perawat ruangan meneliti dan melengkapi berkas Catatan
Medik.
6. Petugas ruangan menyerahkan tanda pasien pulang dan
Matkes ke bagian administrasi.
7. Petugas ruangan memberitahu keluarga pasien bahwa
administrasi sudah bisa dibereskan dikasir.
8. Petugas ruangan merawat jenazah.
9. Perawat memberitahu keluarga,jenazah diruangan 2 jam,
setelah itu jenazah diperbolehkan dibawa pulang/dipindahkan
ke kamar mayat.
10. Petugas ruangan menghubungi kendaraan bila keluarga
menginginkan.
11. Perawat memberikan surat kematian kepada keluarga.
12. Perawat ruangan menyerahkan jenazah kepada keluarga dan
mengantar sampai ke ambulance.

Unit Terkait - Perawatan:Ruang Bersalin,Ruang Bayi/ Anak,UGD,VK


- Ambulance
- Administrasi
PELAYANAN PASIEN RUJUKAN DARI BPM/
KLINIK/ RB/ RS KE RSIA KIRANA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/030 00 1/1
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur,
STANDAR 02 JUNI 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Pelayanan pasien rujukan dari klinik /rumah sakit lain adalah suatu
prosedur pelayanan rujukan pasien dari klinik /RS lain yang
memerlukan penanganan dan perawatan lebih lanjut di RSIA Kirana.

Tujuan Untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien
yang dirujuk ke RSIA Kirana.

Kebijakan Untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik


Prosedur 1. Surat rujukan /pengantar dan RM rawat jalan pasien dibawa
ke UGD.
2. Apabila surat pengantar ditujukan untuk dokter jaga
UGD,pasien diperiksa oleh dokter jaga UGD,bila dipandang
perlu dokter UGD bisa mengkonsultasikan kedokter spesialis
tertentu.
3. Apabila surat pengantar ditujukan untuk dokter spesialis,
petugas UGD agar menghubungi dokter yang dimaksud.
4. Dokter UGD mengobservasi pasien sementara menunggu
dokter spesialis yang sudah dihubungi.
5. Untuk rujukan , pengantar harus mengisi buku rujukan , ada
surat rujukan atau pihak perujuk menghubungi rumah sakit
sebelum merujuk.

Unit Terkait - UGD


- Rawat Inap
- Rekam Medik/Pendaftaran
- Administrasi/Kasir
KEMATIAN DI UGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Pasien gawat darurat yang datang di UGD sudah dalam keadaan
kritis dapat meninggal di UGD walaupun sudah mendapat
penanganan medis secara intensif dengan pengertian meninggalnya
pasien terjadi di UGD.

Tujuan Menyelenggarakan penatalaksanaan pasien yang meninggal di UGD


Kebijakan Dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSIA Kirana.
Prosedur 1. Dokter melakukan pemeriksaan untuk memastikan kematian dan
menentukan sebab-sebab kematian.
2. Semua hasil pemeriksaan dan tindakan dicatat secara lengkap
didalam rekam medis untuk dokumentasi.
3. Setelah dokter menyatakan vaksin meninggal,petugas melepaskan
semua peralatan medis yang terpasang dan melakukan perawatan
jenazah.
4. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga pasien.
5. Petugas UGD membuat surat kematian sementara yang ditanda
tangani dokter dan diserahkan kepada keluarga pasien.
6. Keluarga pasien menyelesaikan masalah administrasi dibagian
administrasi.
7. Jenazah dapat ditunggu selama 2 jam sebelum dapat dibawa
pulang bila keluarga menghendaki.

Unit Terkait - Ambulance + supir


PENDERITA MELARIKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Tata cara penanganan penderita yang keluar rumah sakit tanpa ijin.

Tujuan 1. Penderita kembali ke Rumah Sakit dalam keadaan selamat


2. Mencegah tanggung gugat keluarga.
3. Mengurangi kerugian Rumah Sakit

Kebijakan Memenuhi aturan Rumah Sakit


Prosedur 1. Lapor Satpam
2. Menghubungi keluarga terdekat oleh satpam.
3. Lapor dokter jaga
4. Lapor dokter yang merawat
5. Lapor Keuangan
6. Lapor Direktur
7. Mencatat pada lembar catatan perawat
8. Ditunggu 3 hari bila penderita tidak ditemukan /dikembalikan
kerumah sakit, penderita dipulangkan.Keluarga pasien dianjurkan
untuk mengurus administrasi /ongkos perawatan.

Unit Terkait Unit Rawat Inap


PERMINTAAN OBAT-OBATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/030 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
.

Unit Terkait Unit Depo logistik dan semua unit rawat jalan maupun rawat inap
PROSEDUR PENGAMBILAN PERMINTAAN
DARAH KE PMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk mendapatkan permintaan darah dari RSIA
Kirana ke PMI.
Tujuan 1. Mendapatkan kebutuhan darah dengan segera
2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab dari tim petugas yang
bersangkutan.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur RSIA Kirana No
Tentang Kebijakan tim pengambil darah ke PMI
2. Rumah Sakit menetapkan tim pengambil darah ke PMI.
Prosedur 1. Siapkan persetujuan tranfusi.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga ( maksud dan tujuan
tranfusi ).
3. Mengambil sampling darah sebanyak 2cc dan dimasukkan
kedalam tabung.
4. Lakukan identifikasi dengan benar ( nama,tgl lahir,No RM )
5. Tempel identifikasi pada tabung.
6. Melengkapi blanko permintaan darah dan struk penagihan darah.
7. Memanggil petugas pengambil darah ke PMI.
8. Untuk pengambilan darah petugas harus siap dengan cepat
( dalam waktu 5 menit ).
9. Petugas datang dilakukan serah terima sampling darah yang
sudah diidentifikasi beserta form dengan lengkap.
10. Petugas berangkat ke PMI dengan membawa Cool Box dan
sampling darah masuk kedalam Cool Box.
PROSEDUR PENGAMBILAN PERMINTAAN
DARAH KE PMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait - Kamar Bersalin
- Rawat Inap ( Anak,Neonatus,Bersalin )
- Kamar Operasi
- Satpam
PROSEDUR PERAWATAN RANTAI VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/130 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk merawat lemari es tempat penyimpanan vaksin.
Tujuan Menjaga stabilitas suhu lemari es tempat vaksin
Kebijakan -Buku Panduan Kebijakan Peralatan dan Penyimpanan Vaksin dari
Dinas Kesehatan Sidoarjo
-Permenkes no 42 tahun 2013 tentang imunisasi
Prosedur PERAWATAN HARIAN
1.Periksa dan catat suhu lemari es 2 kali sehari,pagi dan sore
2.Hindari seringnya buka tutup pada lemari es.
3.Setiap membuka pintu lemari es jangan lebih dari 5 menit.
4. Periksa keadaan VVM
5. Jaga suhu stabil +2 C s.d +8 C tidak perlu diubah ubah

PERAWATAN MINGGUAN
1.Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindari karat (korosif )
2.Periksa stiker listrik pada stop kontak,upayakan jangan kendor.

PERAWATAN BULANAN
1. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es.
2. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatannya dengan
selembar kertas bila perlu beri bedak atau talek.
3. Periksa engsel pintu lemari es bila perlu beri pelumas.
4. Pencairan bunga es.
5. Jangan menggunakan benda tajam untuk mencongkal bunga
es di evaporator.
6. Bila bunga es sudah di terlihat pada evaporator +- 3-5 mm
7. Lakukan pencairan bunga es terlebih dahulu amankan vaksin
8. Pindahkan vaksin kedalam lemari es lainnya atau kedalam
PROSEDUR PERAWATAN RANTAI VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/130 00 2/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Cold box yang telah berisi cold pack.

Unit terkait - Rawat jalan


- KIA
- Poli Anak
PROSEDUR PENYIMPANAN VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/130 00 1/1

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk meyimpanan vaksin dalam lemari es.
Tujuan -Menjaga stabilitas suhu lemari es tempat vaksin
-Menjaga vaksin dalam kondisi VVM a dan b
Kebijakan -Permenkes RI No 42 tahun 2013
-Buku Panduan Kebijakan Peralatan dan Penyimpanan Vaksin dari
Dinas Kesehatan Sidoarjo

Prosedur 1. Suhu vaksin harus dalam kondisi suhu +2 C sd 8 C


2. Pada pintu ,bawah freezer dan bagian rak bawah lemari es
diberi Cool pack penuh
3. Untuk vaksin yang tahan dingin ditempatkan pada rak
pertama dekat dengan reezer ( polio,campak,Bcg)
4. Rak kedua ditempati vaksin hidup /tidak tahan dingin
( DPT,TT,Unijec)
5.Dalam lemari es vaksin tidak boleh ditempati makanan dan
minuman.
6.Penyimpanan vaksin didalam tetap dalam kardusnya
7.Jarak antar vaksin minimal 1-2cm /1 jari tangan

Unit terkait - KIA


- Poli Anak
- Rawat Jalan
MANAJEMEN KOMPLAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04 00 1/3

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Manajemen komplain adalah pengelolaan keluhan pelanggan baik
pelanggan internal RSIA Kirana maupun pelanggan eksternal yang
menggunakan jasa pelayanan di lingkungan RSIA Kirana,yang
meliputi jasa medik, jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan
lainnya, jasa system/mekanisme pelayanan dan jasa pendukung
lainnya.
1. Penggguna Jasa Layanan adalah semua pihak yang mendapatkan
manfaat dari layanan yang diberikan oleh RSIA Kirana baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik internal
(staf,pegawai) maupun eksternal (pasien, rekanan, lembaga lain,
maupun masyarakat luas).
2. Media penyampaian adalah perlengkapan layanan untuk
menyampaikan keluhan, baik secara langsung yang disampaikan
kepada petugas unit terkait atau customer service, maupun tidak
langsung berupa kotak keluhan yang dilengkapi dengan formulir
aplikasi keluhan, sms center nomer 03133000642 , telepon 031-
7881623, email rsia_kirana.ac.id.
3. Subyek keluhan adalah jenis layanan yang dikeluhkan oleh
pengguna jasa layanan, meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan
umum, fasilitas dan sarana.
4. Pengelola Informasi dan Dokumentasi Keluhan di kelola oleh
Instalasi Humas dan Pemasaran, dan diberi tugas untuk
menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan, serta
mengklarifikasi jenis keluhan dan menindaklanjuti sesuai dengan
jenis keluhan yang di maksud.
5. Klarifikasi jenis keluhan adalah penggolongan jenis keluhan yang
terdiri dari :
6. Keluhan biasa adalah keluhan pelanggan yang tidak berdampak
pada aspek hukum atau berita koran.
MANAJEMEN KOMPLAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04 00 2/3

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Keluhan biasa meliputi pendaftaran,pelayanan dokter,perawat dan
tenaga kesehatan lainnya,kenyamanan dan kebersihan,makanan dan
menu,sarana medic,administrasi,keuangan serta fasilitas pendukung
lainnya.
Keluhan serius adalah keluhan malpraktek dan kelalaian yang
dilakukan petugas pelayanan, atau berita koran yang sudah mendapat
komentar stakeholder
Tujuan Menjadi pedoman bagi penanganan dan tindak lanjut keluhan
pengguna jasa layanan terkait dengan layanan yang diberikan oleh
satuan kerja di lingkungan RSIA Kirana.
Kebijakan Memelihara kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa RSIA
Kirana
Prosedur 1. Pasien mengadukan keluhan baik secara langsung maupun tidak
langsung
2. Petugas yang menerima keluhan minta bantuan kepada kepala
instalasi apabila pasien tidak puas dengan jawaban petugas.
3. Minta bantuan kepada Instalasi Humas dan Pemasaran apabila
pasien tidak puas dengan jawaban kepala instalasi.
4. Instalasi Humas dan Pemasaran menerima keluhan dan
mengklarifikasi jenis keluhan. Keluhan biasa akan disampaikan
kembali ke unit tekait untuk diselesaikan dan ditindaklanjuti.
Keluhan serius disampaikan kepada masing-masing komite dan
Direksi dibantu Tim Advocacy / Tim Fasilitas ( apabila
diperlukan).
5. Jika jawaban sudah diterima oleh Instalasi Humas dan Pemasaran,
Instalasi Humas dan Pemasaran akan menyampaikan jawabanya
kepada pasien secara langsung sebagai jawaban resmi dari pihak
manajemen, paling lambat 2x24 jam.
6. Bila pasien tidak puas Instalasi Humas dan Pemasaran akan
MANAJEMEN KOMPLAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04 00 3/3

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur Melaporkan ke Direktur RS untuk mengatasi permasalahannya.

7.Semua keluhan yang terjadi akan dilaporkan oleh Instalasi Humas


dan Pemasaran menjadi laporan bulanan Instalasi Humas dan
Pemasaran kepada pihak manajemen.

Unit Terkait Seluruh pegawai RSIA Kirana


PANDUAN

MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

A. DEFINISI

1. Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli medis
terhadap suatu diagnosa, terapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit seseorang.
2. Meminta Pendapat Lain ( Second Opinion ) adalah pendapat medis yang diberikan oleh
dokter lain terhadap suatu diagnosa atau terapi maupun rekomendasi medis lain terhadap
penyakit yang diderita pasien. Mencari pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya
penemuan sudut pandang lain dari dokter kedua setelah pasien mengunjungi atau
berkonsultasi dengan dokter pertama. Second opinion hanyalah istilah, karena dalam
realitanya di lapangan, kadang pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter untuk
dimintakan pendapat medisnya. Meminta pendapat lain atau second opinion juga diatur
dalam Undang Undang no.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bagian empat pasal 32
poin H tentang hak pasien, disebutkan bahwa "Setiap pasien memiliki hak meminta
konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat
Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar RSIA Kirana".

B. RUANG LINGKUP
Perbedaan diagnosis dan penatalaksana penyakit oleh dokter sering terjadi di belahan
dunia manapun. Di negara yang paling maju dalam bidang kedokteranpun, para dokter masih
saja sering terjadi perbedaan dalam diagnosis maupun proses terapi, sehingga menimbulkan
keraguan pada pasien dan keluarganya. Begitu juga diIndonesia, perbedaan pendapat para
dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi.
Perbedaan dalam penentuan diagnosis dan penatalaksanaan mungkin tidak menjadi
masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yangberbahaya dan merugikan bagi
penderita. Tetapi bila hal itu menyangkut kerugian biaya yang besar dan ancaman nyawa
maka harus lebih dicermati. Sehingga sangatlah penting bagi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan second opinion dokter lain tentang permasalahan kesehatannya
sehinggamendapatkan hasil pelayanan kesehatana yang maksimal.
Dengan semakin meningkatnya informasi dan teknologi maka semakin terbuka
wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang berbagai hal dalam kehidupan ini.
Demikian juga dalam pengetahuan masyarakat tentang wawasan dan pengetahuan
tentang permasalahan kesehatannya.Informasi yang sepotong-sepotong atau salah dalam
menginterpretasikan informasi seorang pasien akan berakibat pasien atau keluarganya merasa
tindakan dokter salah atau tidak sesuai standar. Hal ini juga membuat pasien dan keluarganya
mempertahankan informasi yang didapat tanpa mempertimbangkan masukan dari dokter
tentang fakta yang sebenarnya terjadi.

1. Pentingnya Second Opinion untuk pasien adalah :


a. Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi belahan
dunia manapun, termasuk di Indonesia.
b. Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa
terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan
konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita.
c. Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya atau
dampak finansial yang besar.
2. Permasalahan kesehatan yang memerlukan Second Opinion di RSIA Kirana:
a. Keputusan dokter tentang tindakan operasi, apalagi yang akan membuat perubahan
anatomis permanen pada tubuh pasien dan tindakan operasi lainnya.
b. Keputusan dokter tentang pemberian obat jangka panjang lebih dari 2 minggu,
misalnya pemberian obat TBC jangka panjang, pemberian antibiotika jangka panjang
dan pemberian obat-obat jangka panjang lannya.
c. Keputusan dokter dalam pemberian obat yang sangat mahal : baik obat
minum,antibiotika, susu mahal atau pemberian imunisasi yang sangat mahal.
d. Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang
tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam
virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi
selalu diberi antibiotika.
e. Keputusan dokter dalam pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar.
f. Keputusan dokter tentang suatu penyakit yang berulang diderita misalnya : penyakit
tifus berulang
g. Keputusan diagnosis dokter yang meragukan: biasanya dokter tersebut menggunakan
istilah “gejala” seperti gejala tifus, gejala demam berdarah, gejala usus buntu. Atau
diagnosis autis ringan,dan gangguan perilaku lainnya.
h. Ketika pasien didiagnosa penyakit serius seperti kanker, maka pasien pun biasanya
diizinkan meminta pendapat lain.
i. Keputusan pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi
kesehatan nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi antibiotika yang
berlebihan dan tidak sesuai dengan indikasi
3. Dalam rangka membantu pasien untuk mendapatkan Second Opinion, RSIA Kirana
perlu memberikan beberapa pertimbangan kepada pasien atau keluarga sebagai berikut:
a. Second Opinion sebaiknya di dapatkan dari dokter yang sesuai kompetensinya atau
keahliannya.
b. Rekomendasi atau pengalaman keberhasilan pengobatan teman atau keluarga terhadap
dokter tertentu dengan kasus yang sama sangat penting untuk dijadikan referensi.
Karena pengalaman yang sama tersebut sangatlah penting dijadikan sumber referensi.
c. Carilah informasi sebanyak-banyaknya di internet tentang permasalahan kesehatan
tersebut. Jangan mencari informasi sepotong-sepotong, karena seringkali akurasinya
tidak dipertanggung jawabkan. Carilah sumber informasi internet dari sumber yang
kredibel seperti : WHO, CDC, IDAI, IDI atau organisasi resmi lainnya.
d. Bila keadaan emergensi atau kondisi tertentu maka keputusan second opinion juga
harus dilakukan dalam waktu singkat.
e. Mencari second opinion diutamakan kepada dokter yang dapat menjelaskan dengan
mudah, jelas, lengkap dan dapat diterima dengan logika. Dokter yang beretika tidak
akan pernah menyalahkan keputusan dokter sebelumnya atau tidak akan pernah
menjelekkan pendapat dokter sebelumnya atau menganggap dirinya paling benar.
f. Bila melakukan second opinion sebaiknya tidak menceritakan pendapat dokter
sebelumnya atau mempertentangkan pendapat dokter sebelumnya, agar dokter
terakhir tersebut dapat obyektif dalam menangani kasusnya, kecuali dokter tersebut
menanyakan pengobatan yang sebelumnya pernah diberikan atau pemeriksaan yang
telah dilakukan.
g. Bila sudah memperoleh informasi tentang kesehatan jangan menggurui dokter yang
anda hadapi karena informasi yang anda dapat belum tentu benar. Tetapi sebaiknya
anda diskusikan informasi yang anda dapat dan mintakan pendapat dokter tersebut
tentang hal itu.
h. Bila pendapat lain dokter tersebut berbeda, maka biasanya penderita dapat
memutuskan salah satu keputusan berdasarkan argumen yang dapat diterima secara
logika. Dalam keadaan tertentu disarankan mengikuti advis dari dokter yang terbukti
terdapat perbaikan bermakna dalam perjalanan penyakitnya. Bila hal itu masih
membingungkan tidak ada salahnya melakukan pendapat ketiga. Biasanya dengan
berbagai pendapat tersebut penderita akan dapat memutuskannya. Bila pendapat
ketiga tersebut masih sulit dipilih biasanya kasus yang dihadapi adalah kasus yang
sangat sulit.
i. Keputusan second opinion terhadap terapi alternatif sebaiknya tidak dilakukan karena
pasti terjadi perbedaan pendapat dengan pemahaman tentang kasus yang berbeda dan
latar belakang ke ilmuan yang berbeda.
j. Kebenaran ilmiah di bidang kedokteran tidak harus berdasarkan senioritas dokter atau
gelar yang disandang. Tetapi berdasarkan kepakaran dan landasan pertimbangan
ilmiah berbasis bukti penelitian di bidang kedokteran (Evidance Base Medicine).

C. TATA LAKSANA
Second opinion atau mencari pendapat lain yang berbeda adalah merupakan hak
seorang pasien dalam memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Hak yang dipunyai pasien
ini adalah hak mendapatkan pendapat lain (second opinion) dari dokter lainnya. Untuk
mendapatkan pelayanan yang optimal, pasien tidak usah ragu untuk mendapatkan “second
opinion” tersebut. Memang biaya yang dikeluarkan akan menjadi banyak, tetapi paling tidak
bermanfaat untuk mengurangi resiko kemungkinan komplikasi atau biaya lebih besar lagi
yang akan dialaminya. Misalnya, pasien sudah direncanakan operasi caesar atau operasi usus
buntu tidak ada salahnya melakukan permintaan pendapat dokter lain.
Dalam melakukan “second opinion” tersebut sebaiknya dilakukan terhadap dokter
yang sama kompetensinya. Misalnya, tindakan operasi caesar harus minta“second opinion”
kepada sesama dokter kandungan bukan ke dokter umum. Bila pemeriksaan laboratorium
yang dianjurkan dokter sangat banyak dan mahal, tidak ada salahnya minta pendapat ke
dokter lain yang kompeten. Hak pasien untuk meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam
maupun di luar RSIA Kirana.
Manfaat yang bisa didapatkan dari second opinion adalah pasien lebih teredukasi
mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Terdapat kondisi yang meragukan bagi
pasien pada saat meminta pendapat lain, misalnya ketika dokter pertama menyarankan
operasi, tidak mengherankan jika pendapat dari dokter lain akan berbeda, oleh karena setiap
penyakit memiliki gejala klinis yang berbeda ketika hadir di ruang periksa sehingga
mempengaruhi keputusan dokter. Untuk mendapatkan second opinion, pasien dan
keluarganya menghubungi perawat atau langsung kepada dokter yang merawatnya kemudian
mengemukakan keinginannya untuk mendapatkan pendapat lain atau second opinion. Dokter
yang merawat berkewajiban menerangkan kepada pasien dan keluarganya hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mendapatkan second opinion.
Apabila keputusan mengambil pendapat lain telah disepakati, maka
formulir Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion) diisi oleh pasien atau walinya dan
diketahui oleh Dokter (DPJP) serta saksi.

D. DOKUMENTASI
1. Panduan Hak & Kewajiban Pasien
2. Formulir Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion)

Rujukan

1. Undang-undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Kementerian Kesehatan RI. Standard Akreditasi Rumah Sakit. Tahun 2011
PANDUAN PENANGANAN KOMPLAIN

Pengertian
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di RSIA Kirana, tidak terlepas adanya
komplain yang terjadi antara pasien dan RSIA Kirana. Komplain merupakan akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak
RSIA Kirana, sehingga keduanya saling terganggu. Untuk itu komplain tersebut perlu
diselesaikan dengan baik sehingga tidak melebar terlalu jauh dari pokok permasalahannya.
Komplain ini terjadi karena ketidak cocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
diharapkan oleh pasien terhadap pihak RSIA Kirana. Hal ini dapat mengganggu bahkan
membuat emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Untuk itu perlu dibuat suatu panduan menangani komplain dalam mengatasi hal
tersebut agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap
untuk komplain terhadap pihak RSIA Kirana atas keluhannya, dan sudah menjadi kewajiban
pihak RSIA Kirana untuk menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien. Dalam
setiap complain yang diberikan oleh pasien terhadap RSIA Kirana, selalu ditanggapi dengan
baik dan diselesaikan dengan cepat. Hal ini memang dilakukan agar tidak sampai terjadi
konflik yang serius terhadap pasien. Setiap permasalahan yang terjadi selalu diusahakan
untuk diselesaikan dengan mengaju pada panduan ini.

Ruang lingkup khusus


Ruang lingkup untuk komplain ini hanya diwilayah RSIA Kirana dalam hal pelayanan
terhadap pasien.

Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa diselesaikan
secara professional dan kekeluargaan.

Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak RSIA Kirana.
Tata Laksana
Pasien complain di jam kerja.
1. Unit petugas terkait menerima komplain dari pasien.
2. Minta bantuan kepada atasan/karu apabila pasien tidak puas dengan jawaban Petugas
pada hari itu juga.
3. Minta bantuan kepada handling complain apabila pasien tidak puas dengan jawaban
atasan/Karu,untuk disampaikan ke manajemen pada hari itu juga.
4. Pasien akan mengisi form R.inap atau R.jalan tentang isi complainnya dan diberikan
oleh handling complain untuk ditindak-lanjuti pada hari itu juga.
5. Handling complain akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
Komplain tersebut dan meminta jawabannya pada hari itu juga.
6. Komplain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information
yang dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban
dan penjelasannya berdasarkan standar RSIA Kirana Komplain yang tidak bersifat medis,
akan diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang terkait berdasarkan standar
RSIA Kirana paling lambat 1x24jam.
7. Jika jawaban sudah diterima oleh handling komplain, handling komplain akan
menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang sifatnya non medis),
dan ditemani oleh medical information (yang sifatnya medis) sebagai jawaban resmi dari
pihak manajemen. Dalam menyampaikan jawaban, handling complain mengundang
pasien / keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang tamu lantai dasar.
8. Bila pasien tidak puas Handling komplain akan melaporkan ke Handling komplain
Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan solusi dengan
Direktur RSIA Kirana).
9. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh costumer service,handling komplain
untuk direkap menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.
10. Setiap komplain yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM
maupun Sistem.
Pasien Komplain Diluar Jam Kerja
1. Unit petugas terkait menerima komplain dari pasien.
2. Minta bantuan kepada Tim Supervisi apabila pasien tidak puas dengan jawaban Petugas
pada hari itu juga.
3. Bila pasien tidak puas dengan jawaban Supervisi, maka minta pasien isi form R.Inap atau
R.jalan untuk disampaikan ke manajemen.
4. Supervisi memberikan Form R.inap atau R.jalan tentang isi complainnya kepada handling
komplain untuk ditindak-lanjuti keesokan harinya.
5. Handling komplain akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
komplain tersebut dan meminta jawabannya.Komplain yang tidak bersifat medis, akan
diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang terkait berdasarkan standar RSIA
Kirana 1x24jam.
6. Jika jawaban sudah diterima oleh handling complain, handling complain akan
menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang sifatnya non medis),
dan ditemani oleh medical information (yang sifatnya medis) sebagai jawaban resmi dari
pihak manajemen. Dalam menyampaikan jawaban, handling complain mengundang
pasien / keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang tamu lantai dasar.
7. Bila pasien tidak puas dengan jawaban manajemen, Handling complain akan melaporkan
ke Handling complain Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan
solusi dengan Direktur RSIA Kirana).
8. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh costumer service untuk direkap
menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.Setiap komplain
yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM maupun Sistem.
Alur Proses:
Pasien Komplain
Tata Laksana Pasien Komplain langsung ke Handling complain:
1. Handling complain terkait menerima komplain dari pasien dan mencatat komplain
tersebut.
2. Handling complain akan meminta waktu kepada pasien untuk meminta jawaban dari unit
terkaitsaat itu juga.
Hari kerja
Handling
Pasien Puas Pasien Tidak Puas
Handling complain
Manager
Manajemen
Pasien
Diluar Hari Kerja
MOD
Pasien Tidak Puas Pasien Puas
3. Handling complain akan menyampaikan jawaban kepada pasien sesuai dengan jawaban
yang diberikan oleh unit terkait. Jika komplain menyangkut medis maka handling complain
akan ditemani oleh dokter medical information.
4. Jika pasien tidak puas dengan jawaban dari unit terkait, maka handling complain akan
meminta waktu kepada pasien untuk disampaikan ke pihak manajemen.
5. Handling complain membuat laporan tertulis dengan lengkap untuk disampaikan ke
manajemen.
6. Pihak manajemen akan memberikan jawaban kepada handling complain untuk
disampaikan kepada pasien sebagai jawaban resmi dari manajemen.
7. Complain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information yang
dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan
penjelasannya berdasarkan standart RSIA Kirana.
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang
terkait berdasarkan standar RSIA Kirana paling lambat 1x24jam.
8. Bila pasien tidak puas dengan jawaban manajemen, Handling complain akan melaporkan
ke Handling complain Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan
solusi dengan Direktur RSIA Kirana).
9. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh handling complain untuk direkap
menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.
10. Setiap komplain yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM
maupun Sistem.
Alur Proses:
Pasien Komplain
Customer Service Unit Terkait
Tidak Puas Puas
Pasien komplain
Customer Service
Manajemen
PANDUAN
PERLINDUNGAN TERHADAP KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN DAN
KERAHASIAAN INFORMASI PASIEN

PANDUAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN DAN
KERAHASIAAN INFORMASI PASIEN

I. PENGERTIAN

1.1. Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang
pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu
menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atas berusaha supaya
sukar dicapai oleh orang lain.
1.2. Kerahasiaan Informasi adalah informasi yang karena nilainya, perlu disembunyikan
dan dilindungi agar tidak terbuka untuk umum atau jatuh kepada pihak lain.
1.3. Identifikasi privacy pasien adalah suatu proses untuk mengetahui kebutuhan privacy
pasien selama dalam RSIA Kirana.
1.4. Privacy pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu di lindungi dan di jaga
selama dalam RSIA Kirana .

II. TUJUAN

A.Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam pemenuhan hak pasien atas privasi dan kerahasiaan informasi
tentang penyakit pasien

B. Tujuan Khusus
1. Memberi rasa aman dan nyaman kepada pasien
2. Terjaminnya privasi dan kerahasian penyakit pasien selama dalam perawatan.

III. RUANG LINGKUP

Seluruh unit pelayanan

IV.KEBIJAKAN

a. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data - data medisnya.
b. Rumah sakit wajib menjaga privasi dan kerahasian informasi tentang penyakit yang
diderita pasien

V.TATA LAKSANA

A. Rawat Jalan, Ruang Tindakan


1. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat di
ruang konsultasi pastikan privacy pasien terlindungi dengan menutup pintu / tirai
ruang pemeriksaan.
2. Memastikan saat pasien diperiksa oleh dokter, tidak ada pasien lain yang menunggu
di dalam satu ruangan yang sama.
3. Rumah sakit memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal-hal
yang menyangkut pasien di area umum.

B. Rawat Inap

1. Petugas admisi memberi penjelasan bahwa rumah sakit menjamin dan melindungi
privasi pasien dan kerahasiaan informasi tentang penyakit selama pasien dalam masa
perawatan.
2. Petugas memberi penjelasan kepada pasien tentang tata cara menyampaikan, apabila
ada privasi khusus dan kerahasiaan informasi tentang penyakit pasien yang perlu
dijaga selama dalam masa perawatan
3. Petugas menanyakan apakah ada privasi khusus dan kerahasiaan informasi tentang
penyakit yang perlu dilindungi oleh rumah sakit.
4. Petugas memberikan formulir khusus permintaan privasi dan kerahasiaan informasi
apabila pasien memerlukan jaminan perlindungan privasi dan kerahasiaan informasi
(formulir general concent)
5. Formulir Permohonan privasi dan kerahasiaan informasi ditandatangani oleh pasien
dan petugas admisi.
6. Petugas admisi menyerahkan permohonan jaminan privasi dan kerahasiaan informasi
kepada perawat ruangan untuk selanjutnya diinformasikan kepada dokter yang
merawat.
7. Perawat melakukan koordinasi dengan pihak terkait, sesuai dengan kebutuhan pasien
guna menjaga privaci dan kerahasiaan informasi pasien selama dalam perawatan,
diantaranya:
Menutup acces masuk pengunjung ( baik keluarga, kerabat)
Menempatkan tanda/signage pada pintu masuk kamar
 Memastikan prefrensi pasien untuk gender atau jenis kelamin petugas yang diberi izin
masuk kamar
 Bagi petugas harus mengetuk pintu dulu sebelum pasien masuk ruangan
 Petugas tidak memberikan informasi kepada orang lain sesuai dengan permintaan
privasi dan kerahasiaan informasi
8. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat di
kamar perawatan pastikan privacy pasien terlindungi dengan : pintu dan tirai kamar
tertutup.

9. Rumah sakit memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal hal yang
menyangkut pasien di area umum
10. Petugas memastikan dokumen/ file pasien terdapat pada tempatnya

C. Transportasi

1. Petugas harus memperhatikan posisi tidur .


2. Petugas menjamin bahwa tubuh pasien tertutup rapi pada saat pemindahan pasien.
3. Petugas harus memperhatikan jalan yang dilalui agar tidak mengganggu kenyamanan
pasien selama transportasi.

VI. DOKUMENTASI

1. Formulir permohonan privasi dan kerahasiaan informasi ( General concent)


2.Tanda/signage permohonan privasi pasien (sesuai dengan jenis privasi)
PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 1/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang
atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu.
Pasien adalah orang yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan di rumah sakit.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
informasi mengenai hak dan kewajiban pasien selama mendapatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kebijakan 1. Setiap pasien dan keluarga harus mendapatkan informasi
mengenai hak dan kewajiban pasien berupa draft, leaflet, brosur
dan banner.
2. Rumah Sakit menjamin hak dan kewajiban pasien dihormati
oleh seluruh staf Rumah sakit sehingga pasien dan keluarga
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan bermutu.
3. Upaya pemenuhan hak pasien dan keluarga oleh RSIA Kirana

Prosedur 1. Direktur
a. Menetapkan kebijakan dan panduan hak pasien dan keluarga
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana.
2. Petugas bagian tempat penerimaan pasien rawat inap
a. Berikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
selama pasien mendapat pelayanan kesehatan di RSIA Kirana

PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 20 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur b. Jelaskan tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit.
Melayani pasien dan keluarga dengan baik, manusiawi, adil,
jujur dan tanpa diskriminasi.
c. Menerima dan menanggapi keluhan pasien sesuai dengan
prosedur.
3. Petugas pemberi pelayanan lain
a. Hormati hak pasien selama mendapat pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
b. Melayani pasien dengan baik,manusiawi,adil,jujur dan tanpa
diskriminasi.
4. Perawat atau bidan di rawat jalan atau rawat inap
a. Perawat / bidan memberikan informasi tentang hak pasien
dan kewajiban pasien.
b. Berikan pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan
baik,manusiawi,adil,jujur dan tanpa diskriminasi.
c. Melibatkan pasien atau keluarga dalam proses keperawatan.
d. Hormati privasi pasien selama mendapat asuhan pelayanan
kesehatan.
PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 3/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 20 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur e. Hormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut pasien.
f.Pasien atau keluarga diberi kesempatan untuk membuat.
keputusan terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diterima tanpa paksaan dari pihak manapun.
g.Karyawan menerima dan menanggapi setiap keluhan yang
diajukan oleh pasien atau keluarga sesuai dengan prosedur.
5. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
penanggung jawab pasien.
a.Dokter memahami,menghormati dan menghargai hak pasien.
b.Berikan pelayanan kesehatan dengan baik, manusiawi, adil, jujur
dan tanpa diskriminasi.
c.Berikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita,
rencana pengobatan, rencana tindakan medis yang akan dilakukan,
kemungkinan penyulit dan komplikasi, prognosis dengan bahasa
yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien.
d.Libatkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk memutuskan
tindakan pengobatan maupun rencana tindakan medis tanpa merasa
takut dan dipaksa.
PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 4/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 20 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait 1. Direktur
2. DPJP/Dokter Umum/Dokter Spesialis/Dokter gigi
3. Keperawatan
4. Petugas TPPRI/TPPGD
5 Rekam medis
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 1/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Informed Consent adalah pernyataan setuju ( consent ) tertulis atau
izin dari pasien atau keluarga yang diberikan dengan bebas, rasional,
tanpa paksaan, tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien sesudah mendapatkan informasi dan penjelasan
tentang tindakan kedokteran yang di maksud
Tujuan 1. Sebagai landasan hukum seorang dokter dalam menjalankan
profesi kedokteran / tindakan medik kepada pasiennya.
2. Informed consent dijadikan sebagai media komunikasi antara
dokter dengan pasien / keluarganya tentang prosedur atau
tindakan medik yang akan diberikan oleh dokter dan diterima
oleh pasien.
3. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien.
4 Menghilangkan efek emosional dan memberikan rasa aman pada
pasien yang menjalani tindakan medik atau operasi.
Kebijakan Hak- hak Pasien dan Keluarga, meliputi :
1. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional, membuat,
melaksanakan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
2. Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Kebijakan tindakan yang dilakukan serta perkiraaan biaya pengobatan.
3. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya.
Prosedur 1. Dokter wajib memberikan penjelasan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sebelum tindakan
medik/kedokteran dilakukan. Setelah penjelasan diberikan,
harus disertai persetujuan dari pasien atau keluarganya.
2. Persetujuan dari pasien / keluarganya dapat diberikan secara :
a. Implisit adalah bentuk persetujuan pasien tentang tindakan
medik yang akan dilakukan oleh dokter atau petugas
kesehatan setelah mendapatkan penjelasan dengan cara
antara lain : menganggukkan kepala tanda setuju, membuka
celana untuk disuntik atau memberikan tangannya untuk
diambil sampel darahnya.
b. Lisan adalah suatu bentuk persetujuan pasien atas rencana
tindakan medik oleh dokter atau petugas kesehatan setelah
adanya penjelasan dengan cara antara lain : mengucapkan
‘Ya’ atau ‘Setuju’.
c. Tertulis adalah suatu bentuk persetujuan secara tertulis oleh
pasien atau rencana tindakan medik oleh dokter yang
dituangkan dalam bentuk tanda tangan pasien pada suatu
formulir persetujuan tindakan medik yang disediakan, setelah
pasien mendapatkan penjelasan oleh dokter yang merawat.
3. Untuk tindakan medik yang bersifat intervensif dan beresiko
tinggi diperlukan persetujuan secara tertulis oleh pasien.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 3/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 4.Untuk pasien yang dibawah umur atau pasien tidak mampu
mendapatkan informasi medik secara jelas akan diwakili oleh wali
atau orang tua yang bersangkutan.
5.Pada keadaan yang gawat darurat untuk tindakan live saving tidak
diperlukan informed consent.
6.Penjelasan untuk persetujuan tindakan ( informed consent )
mencakup :
a. Kondisi pasien
b.Usulan pengobatan / tindakan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan / tindakan
d. Potensi manfaat dan kekurangan
e. Kemungkinan alternatif pengobatan / tindakan
f. Kemungkinan keberhasilan pengobatan / tindakan
g. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
h. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati / menolak
tindakan
7. Dokter dan pasien / keluarga pasien, beserta saksi harus
menandatangani informed consent yang dipahami sebelum
tindakan / tindakan medik tersebut dilakukan.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 4/4

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 8.Bila pasien merasa keberatan apabila pengobatan / tindakan medik
diinformasikan kepada keluarga / pihak lain, maka pasien dapat
menandatangani sendiri informed consent dengan saksi dari pihak
rumah sakit.
9.Apabila pasien / keluarga tidak menyetujui tindakan medik yang
akan dilakukan, setelah mendapat informasi medis dari dokter, maka
pasien / keluarga wajib menandatangani formulir penolakan tindakan
medik.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. NICU
PENITIPAN BARANG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/141 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Jaminan yang didapatkan pasien terhadap barang miliknya tidak
akan hilang atau dicuri selama mendapat pelayanan di Rumah Sakit.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melindungi


barang- barang milik pasien yang di bawa ke RSIA Kirana dan
memastikan barang tersebut tidak akan hilang setelah di titipkan
kepada petugas RS.
Kebijakan 1. Hak Pasien dan Keluarga untuk memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
2. Kewajban pasien untuk meninggalkan barang berharga di rumah
dan membawa hanya barang-barang yang penting selama tinggal
di rumah sakit.

Prosedur 1. Petugas RSIA Kirana (security, perawat, petugas unit)


mengidentifikasi barang milik pasien, satu orang sebagai
pencatat, satu orang sebagai saksi.
2. Melakukan pencatatan pada form penyimpanan barang berharga
milik pasien ( formulir serah terima ) secara terperinci.
3. Melakukan serah terima barang milik pasien dengan pasien atau
keluarganya.
4. Barang di masukkan ke dalam kantong penitipan barang.
5. Menyimpan barang pasien di kotak khusus dan dikunci.
PENITIPAN BARANG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIAK/SPO/04/141 00 2/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 6. Kunci lemari di bawa oleh penanggung jawab shift, pada kasus-
kasus tertentu bisa dititipkan di administrasi pasien.
7. Pengambilan atau penyerahan barang milik pasien dilakukan
apabila diminta kembali oleh pasien atau keluarganya dengan
melakukan serah terima barang milik pasien.
8. Barang yang tidak di ambil dalam waktu satu bulan terhitung dari
tanggal penyimpanan akan menjadi hak milik rumah sakit.
Unit Terkait 1. Semua Unit Pelayanan
2. Secutity
3.Rekam Medis
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/141 00 1/2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


KIRANA

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Prosedur yang mengatur pasien cuti / pulang sementara selama perawatan
di RSIA Kirana.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memulangkan pasien


sementara selama perawatan RSIA Kirana.
Kebijakan 1. Dalam memberikan pelayanan harus selalu menghormati dan
melindungi hak-hak pasien.
2. Kriteria Pasien stabil :
a. Jalan nafas paten
b. Pernafasan adekuat
c. Sirkulasi hemodinamik stabil
d. Perdarahan teratasi
e. Luka telah dirawat, dijahit, dibebat
f. Fraktur telah terpasang bidai
g. Nyeri teratasi dan berkurang
h. Tidak kejang
i. Tidak inpartu kala 1 fase aktif, tidak kala 2 atau organ menumbung,
tidak kala 3
3. Pasien cuti / pulang sementara selama perawatan diperbolehkan
selama pasien stabil, sepengetahuan dan seizing DPJP,
terdokumentasi dalam Rekam Medis Terintegrasi dan Pernyataan
Pasien Cuti.
4. Permintaan cuti pasien diisi dan ditandatangani oleh pasien dan atau
keluarganya dan perawat / bidan ruang rawat yang mengkaji kondisi
ssaat permintaan dan yang melaporkan ke DPJP atau Dokter IRNA
atau Case Manager.
5. Pasien kembali ke rumah sakit sesuai perjanjian seperti yang tertera di
Pernyataan Pasien Cuti, maximal 24 jam.
Prosedur

Anda mungkin juga menyukai