Unit Terkait Semua bagian dan instalasi di lingkungan Rumah Sakit Kirana.
PENGUNJUNG DILUAR JAM KUNJUNG
B.Rencana tindakan
1. Pengunjung datang menemui petugas yang jaga di pintu
gerbang dengan menunjukkan surat tugas , undangan ( bila
ada ), serta identitas diri dan menyampaikan maksud
kedatangan.
2. Petugas mempersilahkan duduk dan memeriksa surat tugas,
undangan dan identitas diri.
3. Apabila terdapat ketidak jelasan, petugas mengklarifikasi
tujuan kunjungan tamu dengan menghubungi bagian atau
instalasi tujuan bertamu.
4. Setelah cocok antara surat tugas dan tujuan bertamu dan
instalasi ataupun bagian menyetujui adanya kunjungan,
petugas mengambil
PENGUNJUNG DILUAR JAM KUNJUNG
Pengajuan:
1.Instalasi Humas dan Pemasaran melakukan pengecekan anggaran
2.Mengajukan permohonan persetujuan cetak ke Direktur
3.Proses ditindak lanjuti sesuai dengan prosedur yang ada.
Proses Cetak:
1.Proses administrasi dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2.Proses desain oleh rekanan terpilih,dilanjutkan persetujuan desain
melalui Instalasi Humas dan Pemasaran.
3. Instalasi Humas dan Pemasaran akan mengkonsultasikan hasil
desain informasi kepada unit terkait.
PENGELOLAAN JUMPA PERS
Pendistribusian :
1. Media informasi dan promosi yang telah dicetak dapat
didistribusikan kepada bagian/instalasi.
Tujuan Untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien
yang dirujuk ke RSIA Kirana.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Pasien gawat darurat yang datang di UGD sudah dalam keadaan
kritis dapat meninggal di UGD walaupun sudah mendapat
penanganan medis secara intensif dengan pengertian meninggalnya
pasien terjadi di UGD.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Tata cara penanganan penderita yang keluar rumah sakit tanpa ijin.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
.
Unit Terkait Unit Depo logistik dan semua unit rawat jalan maupun rawat inap
PROSEDUR PENGAMBILAN PERMINTAAN
DARAH KE PMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 1/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk mendapatkan permintaan darah dari RSIA
Kirana ke PMI.
Tujuan 1. Mendapatkan kebutuhan darah dengan segera
2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab dari tim petugas yang
bersangkutan.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur RSIA Kirana No
Tentang Kebijakan tim pengambil darah ke PMI
2. Rumah Sakit menetapkan tim pengambil darah ke PMI.
Prosedur 1. Siapkan persetujuan tranfusi.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga ( maksud dan tujuan
tranfusi ).
3. Mengambil sampling darah sebanyak 2cc dan dimasukkan
kedalam tabung.
4. Lakukan identifikasi dengan benar ( nama,tgl lahir,No RM )
5. Tempel identifikasi pada tabung.
6. Melengkapi blanko permintaan darah dan struk penagihan darah.
7. Memanggil petugas pengambil darah ke PMI.
8. Untuk pengambilan darah petugas harus siap dengan cepat
( dalam waktu 5 menit ).
9. Petugas datang dilakukan serah terima sampling darah yang
sudah diidentifikasi beserta form dengan lengkap.
10. Petugas berangkat ke PMI dengan membawa Cool Box dan
sampling darah masuk kedalam Cool Box.
PROSEDUR PENGAMBILAN PERMINTAAN
DARAH KE PMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KIRANA
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait - Kamar Bersalin
- Rawat Inap ( Anak,Neonatus,Bersalin )
- Kamar Operasi
- Satpam
PROSEDUR PERAWATAN RANTAI VAKSIN
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk merawat lemari es tempat penyimpanan vaksin.
Tujuan Menjaga stabilitas suhu lemari es tempat vaksin
Kebijakan -Buku Panduan Kebijakan Peralatan dan Penyimpanan Vaksin dari
Dinas Kesehatan Sidoarjo
-Permenkes no 42 tahun 2013 tentang imunisasi
Prosedur PERAWATAN HARIAN
1.Periksa dan catat suhu lemari es 2 kali sehari,pagi dan sore
2.Hindari seringnya buka tutup pada lemari es.
3.Setiap membuka pintu lemari es jangan lebih dari 5 menit.
4. Periksa keadaan VVM
5. Jaga suhu stabil +2 C s.d +8 C tidak perlu diubah ubah
PERAWATAN MINGGUAN
1.Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindari karat (korosif )
2.Periksa stiker listrik pada stop kontak,upayakan jangan kendor.
PERAWATAN BULANAN
1. Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es.
2. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatannya dengan
selembar kertas bila perlu beri bedak atau talek.
3. Periksa engsel pintu lemari es bila perlu beri pelumas.
4. Pencairan bunga es.
5. Jangan menggunakan benda tajam untuk mencongkal bunga
es di evaporator.
6. Bila bunga es sudah di terlihat pada evaporator +- 3-5 mm
7. Lakukan pencairan bunga es terlebih dahulu amankan vaksin
8. Pindahkan vaksin kedalam lemari es lainnya atau kedalam
PROSEDUR PERAWATAN RANTAI VAKSIN
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Cold box yang telah berisi cold pack.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 25 Juli 2016
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Suatu tata cara untuk meyimpanan vaksin dalam lemari es.
Tujuan -Menjaga stabilitas suhu lemari es tempat vaksin
-Menjaga vaksin dalam kondisi VVM a dan b
Kebijakan -Permenkes RI No 42 tahun 2013
-Buku Panduan Kebijakan Peralatan dan Penyimpanan Vaksin dari
Dinas Kesehatan Sidoarjo
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Manajemen komplain adalah pengelolaan keluhan pelanggan baik
pelanggan internal RSIA Kirana maupun pelanggan eksternal yang
menggunakan jasa pelayanan di lingkungan RSIA Kirana,yang
meliputi jasa medik, jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan
lainnya, jasa system/mekanisme pelayanan dan jasa pendukung
lainnya.
1. Penggguna Jasa Layanan adalah semua pihak yang mendapatkan
manfaat dari layanan yang diberikan oleh RSIA Kirana baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik internal
(staf,pegawai) maupun eksternal (pasien, rekanan, lembaga lain,
maupun masyarakat luas).
2. Media penyampaian adalah perlengkapan layanan untuk
menyampaikan keluhan, baik secara langsung yang disampaikan
kepada petugas unit terkait atau customer service, maupun tidak
langsung berupa kotak keluhan yang dilengkapi dengan formulir
aplikasi keluhan, sms center nomer 03133000642 , telepon 031-
7881623, email rsia_kirana.ac.id.
3. Subyek keluhan adalah jenis layanan yang dikeluhkan oleh
pengguna jasa layanan, meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan
umum, fasilitas dan sarana.
4. Pengelola Informasi dan Dokumentasi Keluhan di kelola oleh
Instalasi Humas dan Pemasaran, dan diberi tugas untuk
menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan, serta
mengklarifikasi jenis keluhan dan menindaklanjuti sesuai dengan
jenis keluhan yang di maksud.
5. Klarifikasi jenis keluhan adalah penggolongan jenis keluhan yang
terdiri dari :
6. Keluhan biasa adalah keluhan pelanggan yang tidak berdampak
pada aspek hukum atau berita koran.
MANAJEMEN KOMPLAIN
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Keluhan biasa meliputi pendaftaran,pelayanan dokter,perawat dan
tenaga kesehatan lainnya,kenyamanan dan kebersihan,makanan dan
menu,sarana medic,administrasi,keuangan serta fasilitas pendukung
lainnya.
Keluhan serius adalah keluhan malpraktek dan kelalaian yang
dilakukan petugas pelayanan, atau berita koran yang sudah mendapat
komentar stakeholder
Tujuan Menjadi pedoman bagi penanganan dan tindak lanjut keluhan
pengguna jasa layanan terkait dengan layanan yang diberikan oleh
satuan kerja di lingkungan RSIA Kirana.
Kebijakan Memelihara kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa RSIA
Kirana
Prosedur 1. Pasien mengadukan keluhan baik secara langsung maupun tidak
langsung
2. Petugas yang menerima keluhan minta bantuan kepada kepala
instalasi apabila pasien tidak puas dengan jawaban petugas.
3. Minta bantuan kepada Instalasi Humas dan Pemasaran apabila
pasien tidak puas dengan jawaban kepala instalasi.
4. Instalasi Humas dan Pemasaran menerima keluhan dan
mengklarifikasi jenis keluhan. Keluhan biasa akan disampaikan
kembali ke unit tekait untuk diselesaikan dan ditindaklanjuti.
Keluhan serius disampaikan kepada masing-masing komite dan
Direksi dibantu Tim Advocacy / Tim Fasilitas ( apabila
diperlukan).
5. Jika jawaban sudah diterima oleh Instalasi Humas dan Pemasaran,
Instalasi Humas dan Pemasaran akan menyampaikan jawabanya
kepada pasien secara langsung sebagai jawaban resmi dari pihak
manajemen, paling lambat 2x24 jam.
6. Bila pasien tidak puas Instalasi Humas dan Pemasaran akan
MANAJEMEN KOMPLAIN
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 5 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur Melaporkan ke Direktur RS untuk mengatasi permasalahannya.
A. DEFINISI
1. Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli medis
terhadap suatu diagnosa, terapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit seseorang.
2. Meminta Pendapat Lain ( Second Opinion ) adalah pendapat medis yang diberikan oleh
dokter lain terhadap suatu diagnosa atau terapi maupun rekomendasi medis lain terhadap
penyakit yang diderita pasien. Mencari pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya
penemuan sudut pandang lain dari dokter kedua setelah pasien mengunjungi atau
berkonsultasi dengan dokter pertama. Second opinion hanyalah istilah, karena dalam
realitanya di lapangan, kadang pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter untuk
dimintakan pendapat medisnya. Meminta pendapat lain atau second opinion juga diatur
dalam Undang Undang no.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bagian empat pasal 32
poin H tentang hak pasien, disebutkan bahwa "Setiap pasien memiliki hak meminta
konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat
Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar RSIA Kirana".
B. RUANG LINGKUP
Perbedaan diagnosis dan penatalaksana penyakit oleh dokter sering terjadi di belahan
dunia manapun. Di negara yang paling maju dalam bidang kedokteranpun, para dokter masih
saja sering terjadi perbedaan dalam diagnosis maupun proses terapi, sehingga menimbulkan
keraguan pada pasien dan keluarganya. Begitu juga diIndonesia, perbedaan pendapat para
dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi.
Perbedaan dalam penentuan diagnosis dan penatalaksanaan mungkin tidak menjadi
masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yangberbahaya dan merugikan bagi
penderita. Tetapi bila hal itu menyangkut kerugian biaya yang besar dan ancaman nyawa
maka harus lebih dicermati. Sehingga sangatlah penting bagi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan second opinion dokter lain tentang permasalahan kesehatannya
sehinggamendapatkan hasil pelayanan kesehatana yang maksimal.
Dengan semakin meningkatnya informasi dan teknologi maka semakin terbuka
wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang berbagai hal dalam kehidupan ini.
Demikian juga dalam pengetahuan masyarakat tentang wawasan dan pengetahuan
tentang permasalahan kesehatannya.Informasi yang sepotong-sepotong atau salah dalam
menginterpretasikan informasi seorang pasien akan berakibat pasien atau keluarganya merasa
tindakan dokter salah atau tidak sesuai standar. Hal ini juga membuat pasien dan keluarganya
mempertahankan informasi yang didapat tanpa mempertimbangkan masukan dari dokter
tentang fakta yang sebenarnya terjadi.
C. TATA LAKSANA
Second opinion atau mencari pendapat lain yang berbeda adalah merupakan hak
seorang pasien dalam memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Hak yang dipunyai pasien
ini adalah hak mendapatkan pendapat lain (second opinion) dari dokter lainnya. Untuk
mendapatkan pelayanan yang optimal, pasien tidak usah ragu untuk mendapatkan “second
opinion” tersebut. Memang biaya yang dikeluarkan akan menjadi banyak, tetapi paling tidak
bermanfaat untuk mengurangi resiko kemungkinan komplikasi atau biaya lebih besar lagi
yang akan dialaminya. Misalnya, pasien sudah direncanakan operasi caesar atau operasi usus
buntu tidak ada salahnya melakukan permintaan pendapat dokter lain.
Dalam melakukan “second opinion” tersebut sebaiknya dilakukan terhadap dokter
yang sama kompetensinya. Misalnya, tindakan operasi caesar harus minta“second opinion”
kepada sesama dokter kandungan bukan ke dokter umum. Bila pemeriksaan laboratorium
yang dianjurkan dokter sangat banyak dan mahal, tidak ada salahnya minta pendapat ke
dokter lain yang kompeten. Hak pasien untuk meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam
maupun di luar RSIA Kirana.
Manfaat yang bisa didapatkan dari second opinion adalah pasien lebih teredukasi
mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Terdapat kondisi yang meragukan bagi
pasien pada saat meminta pendapat lain, misalnya ketika dokter pertama menyarankan
operasi, tidak mengherankan jika pendapat dari dokter lain akan berbeda, oleh karena setiap
penyakit memiliki gejala klinis yang berbeda ketika hadir di ruang periksa sehingga
mempengaruhi keputusan dokter. Untuk mendapatkan second opinion, pasien dan
keluarganya menghubungi perawat atau langsung kepada dokter yang merawatnya kemudian
mengemukakan keinginannya untuk mendapatkan pendapat lain atau second opinion. Dokter
yang merawat berkewajiban menerangkan kepada pasien dan keluarganya hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mendapatkan second opinion.
Apabila keputusan mengambil pendapat lain telah disepakati, maka
formulir Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion) diisi oleh pasien atau walinya dan
diketahui oleh Dokter (DPJP) serta saksi.
D. DOKUMENTASI
1. Panduan Hak & Kewajiban Pasien
2. Formulir Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion)
Rujukan
Pengertian
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di RSIA Kirana, tidak terlepas adanya
komplain yang terjadi antara pasien dan RSIA Kirana. Komplain merupakan akibat situasi
dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak
RSIA Kirana, sehingga keduanya saling terganggu. Untuk itu komplain tersebut perlu
diselesaikan dengan baik sehingga tidak melebar terlalu jauh dari pokok permasalahannya.
Komplain ini terjadi karena ketidak cocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
diharapkan oleh pasien terhadap pihak RSIA Kirana. Hal ini dapat mengganggu bahkan
membuat emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Untuk itu perlu dibuat suatu panduan menangani komplain dalam mengatasi hal
tersebut agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap
untuk komplain terhadap pihak RSIA Kirana atas keluhannya, dan sudah menjadi kewajiban
pihak RSIA Kirana untuk menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien. Dalam
setiap complain yang diberikan oleh pasien terhadap RSIA Kirana, selalu ditanggapi dengan
baik dan diselesaikan dengan cepat. Hal ini memang dilakukan agar tidak sampai terjadi
konflik yang serius terhadap pasien. Setiap permasalahan yang terjadi selalu diusahakan
untuk diselesaikan dengan mengaju pada panduan ini.
Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa diselesaikan
secara professional dan kekeluargaan.
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak RSIA Kirana.
Tata Laksana
Pasien complain di jam kerja.
1. Unit petugas terkait menerima komplain dari pasien.
2. Minta bantuan kepada atasan/karu apabila pasien tidak puas dengan jawaban Petugas
pada hari itu juga.
3. Minta bantuan kepada handling complain apabila pasien tidak puas dengan jawaban
atasan/Karu,untuk disampaikan ke manajemen pada hari itu juga.
4. Pasien akan mengisi form R.inap atau R.jalan tentang isi complainnya dan diberikan
oleh handling complain untuk ditindak-lanjuti pada hari itu juga.
5. Handling complain akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
Komplain tersebut dan meminta jawabannya pada hari itu juga.
6. Komplain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information
yang dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban
dan penjelasannya berdasarkan standar RSIA Kirana Komplain yang tidak bersifat medis,
akan diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang terkait berdasarkan standar
RSIA Kirana paling lambat 1x24jam.
7. Jika jawaban sudah diterima oleh handling komplain, handling komplain akan
menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang sifatnya non medis),
dan ditemani oleh medical information (yang sifatnya medis) sebagai jawaban resmi dari
pihak manajemen. Dalam menyampaikan jawaban, handling complain mengundang
pasien / keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang tamu lantai dasar.
8. Bila pasien tidak puas Handling komplain akan melaporkan ke Handling komplain
Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan solusi dengan
Direktur RSIA Kirana).
9. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh costumer service,handling komplain
untuk direkap menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.
10. Setiap komplain yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM
maupun Sistem.
Pasien Komplain Diluar Jam Kerja
1. Unit petugas terkait menerima komplain dari pasien.
2. Minta bantuan kepada Tim Supervisi apabila pasien tidak puas dengan jawaban Petugas
pada hari itu juga.
3. Bila pasien tidak puas dengan jawaban Supervisi, maka minta pasien isi form R.Inap atau
R.jalan untuk disampaikan ke manajemen.
4. Supervisi memberikan Form R.inap atau R.jalan tentang isi complainnya kepada handling
komplain untuk ditindak-lanjuti keesokan harinya.
5. Handling komplain akan menyampaikan kepada manajemen dan pihak yang terkait atas
komplain tersebut dan meminta jawabannya.Komplain yang tidak bersifat medis, akan
diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang terkait berdasarkan standar RSIA
Kirana 1x24jam.
6. Jika jawaban sudah diterima oleh handling complain, handling complain akan
menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang sifatnya non medis),
dan ditemani oleh medical information (yang sifatnya medis) sebagai jawaban resmi dari
pihak manajemen. Dalam menyampaikan jawaban, handling complain mengundang
pasien / keluarga secara kekeluargaan yang bertempat di ruang tamu lantai dasar.
7. Bila pasien tidak puas dengan jawaban manajemen, Handling complain akan melaporkan
ke Handling complain Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan
solusi dengan Direktur RSIA Kirana).
8. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh costumer service untuk direkap
menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.Setiap komplain
yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM maupun Sistem.
Alur Proses:
Pasien Komplain
Tata Laksana Pasien Komplain langsung ke Handling complain:
1. Handling complain terkait menerima komplain dari pasien dan mencatat komplain
tersebut.
2. Handling complain akan meminta waktu kepada pasien untuk meminta jawaban dari unit
terkaitsaat itu juga.
Hari kerja
Handling
Pasien Puas Pasien Tidak Puas
Handling complain
Manager
Manajemen
Pasien
Diluar Hari Kerja
MOD
Pasien Tidak Puas Pasien Puas
3. Handling complain akan menyampaikan jawaban kepada pasien sesuai dengan jawaban
yang diberikan oleh unit terkait. Jika komplain menyangkut medis maka handling complain
akan ditemani oleh dokter medical information.
4. Jika pasien tidak puas dengan jawaban dari unit terkait, maka handling complain akan
meminta waktu kepada pasien untuk disampaikan ke pihak manajemen.
5. Handling complain membuat laporan tertulis dengan lengkap untuk disampaikan ke
manajemen.
6. Pihak manajemen akan memberikan jawaban kepada handling complain untuk
disampaikan kepada pasien sebagai jawaban resmi dari manajemen.
7. Complain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information yang
dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan
penjelasannya berdasarkan standart RSIA Kirana.
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Handling complain dengan pihak yang
terkait berdasarkan standar RSIA Kirana paling lambat 1x24jam.
8. Bila pasien tidak puas dengan jawaban manajemen, Handling complain akan melaporkan
ke Handling complain Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan
solusi dengan Direktur RSIA Kirana).
9. Semua komplain yang terjadi akan di laporkan oleh handling complain untuk direkap
menjadi laporan bulanan handling complain kepada pihak manajemen.
10. Setiap komplain yang terjadi akan dijadikan acuan untuk perbaikan, baik dari sisi SDM
maupun Sistem.
Alur Proses:
Pasien Komplain
Customer Service Unit Terkait
Tidak Puas Puas
Pasien komplain
Customer Service
Manajemen
PANDUAN
PERLINDUNGAN TERHADAP KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN DAN
KERAHASIAAN INFORMASI PASIEN
PANDUAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN DAN
KERAHASIAAN INFORMASI PASIEN
I. PENGERTIAN
1.1. Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang
pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu
menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atas berusaha supaya
sukar dicapai oleh orang lain.
1.2. Kerahasiaan Informasi adalah informasi yang karena nilainya, perlu disembunyikan
dan dilindungi agar tidak terbuka untuk umum atau jatuh kepada pihak lain.
1.3. Identifikasi privacy pasien adalah suatu proses untuk mengetahui kebutuhan privacy
pasien selama dalam RSIA Kirana.
1.4. Privacy pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu di lindungi dan di jaga
selama dalam RSIA Kirana .
II. TUJUAN
A.Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam pemenuhan hak pasien atas privasi dan kerahasiaan informasi
tentang penyakit pasien
B. Tujuan Khusus
1. Memberi rasa aman dan nyaman kepada pasien
2. Terjaminnya privasi dan kerahasian penyakit pasien selama dalam perawatan.
IV.KEBIJAKAN
a. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data - data medisnya.
b. Rumah sakit wajib menjaga privasi dan kerahasian informasi tentang penyakit yang
diderita pasien
V.TATA LAKSANA
B. Rawat Inap
1. Petugas admisi memberi penjelasan bahwa rumah sakit menjamin dan melindungi
privasi pasien dan kerahasiaan informasi tentang penyakit selama pasien dalam masa
perawatan.
2. Petugas memberi penjelasan kepada pasien tentang tata cara menyampaikan, apabila
ada privasi khusus dan kerahasiaan informasi tentang penyakit pasien yang perlu
dijaga selama dalam masa perawatan
3. Petugas menanyakan apakah ada privasi khusus dan kerahasiaan informasi tentang
penyakit yang perlu dilindungi oleh rumah sakit.
4. Petugas memberikan formulir khusus permintaan privasi dan kerahasiaan informasi
apabila pasien memerlukan jaminan perlindungan privasi dan kerahasiaan informasi
(formulir general concent)
5. Formulir Permohonan privasi dan kerahasiaan informasi ditandatangani oleh pasien
dan petugas admisi.
6. Petugas admisi menyerahkan permohonan jaminan privasi dan kerahasiaan informasi
kepada perawat ruangan untuk selanjutnya diinformasikan kepada dokter yang
merawat.
7. Perawat melakukan koordinasi dengan pihak terkait, sesuai dengan kebutuhan pasien
guna menjaga privaci dan kerahasiaan informasi pasien selama dalam perawatan,
diantaranya:
Menutup acces masuk pengunjung ( baik keluarga, kerabat)
Menempatkan tanda/signage pada pintu masuk kamar
Memastikan prefrensi pasien untuk gender atau jenis kelamin petugas yang diberi izin
masuk kamar
Bagi petugas harus mengetuk pintu dulu sebelum pasien masuk ruangan
Petugas tidak memberikan informasi kepada orang lain sesuai dengan permintaan
privasi dan kerahasiaan informasi
8. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat di
kamar perawatan pastikan privacy pasien terlindungi dengan : pintu dan tirai kamar
tertutup.
9. Rumah sakit memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal hal yang
menyangkut pasien di area umum
10. Petugas memastikan dokumen/ file pasien terdapat pada tempatnya
C. Transportasi
VI. DOKUMENTASI
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang
atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu.
Pasien adalah orang yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan di rumah sakit.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
informasi mengenai hak dan kewajiban pasien selama mendapatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kebijakan 1. Setiap pasien dan keluarga harus mendapatkan informasi
mengenai hak dan kewajiban pasien berupa draft, leaflet, brosur
dan banner.
2. Rumah Sakit menjamin hak dan kewajiban pasien dihormati
oleh seluruh staf Rumah sakit sehingga pasien dan keluarga
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan bermutu.
3. Upaya pemenuhan hak pasien dan keluarga oleh RSIA Kirana
Prosedur 1. Direktur
a. Menetapkan kebijakan dan panduan hak pasien dan keluarga
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kirana.
2. Petugas bagian tempat penerimaan pasien rawat inap
a. Berikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien
selama pasien mendapat pelayanan kesehatan di RSIA Kirana
PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 20 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur e. Hormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut pasien.
f.Pasien atau keluarga diberi kesempatan untuk membuat.
keputusan terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diterima tanpa paksaan dari pihak manapun.
g.Karyawan menerima dan menanggapi setiap keluhan yang
diajukan oleh pasien atau keluarga sesuai dengan prosedur.
5. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
penanggung jawab pasien.
a.Dokter memahami,menghormati dan menghargai hak pasien.
b.Berikan pelayanan kesehatan dengan baik, manusiawi, adil, jujur
dan tanpa diskriminasi.
c.Berikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita,
rencana pengobatan, rencana tindakan medis yang akan dilakukan,
kemungkinan penyulit dan komplikasi, prognosis dengan bahasa
yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien.
d.Libatkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk memutuskan
tindakan pengobatan maupun rencana tindakan medis tanpa merasa
takut dan dipaksa.
PEMBERIAN INFORMASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 4/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR
PROSEDUR 20 Juli 2017
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Unit Terkait 1. Direktur
2. DPJP/Dokter Umum/Dokter Spesialis/Dokter gigi
3. Keperawatan
4. Petugas TPPRI/TPPGD
5 Rekam medis
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 1/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Informed Consent adalah pernyataan setuju ( consent ) tertulis atau
izin dari pasien atau keluarga yang diberikan dengan bebas, rasional,
tanpa paksaan, tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien sesudah mendapatkan informasi dan penjelasan
tentang tindakan kedokteran yang di maksud
Tujuan 1. Sebagai landasan hukum seorang dokter dalam menjalankan
profesi kedokteran / tindakan medik kepada pasiennya.
2. Informed consent dijadikan sebagai media komunikasi antara
dokter dengan pasien / keluarganya tentang prosedur atau
tindakan medik yang akan diberikan oleh dokter dan diterima
oleh pasien.
3. Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik yang
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien.
4 Menghilangkan efek emosional dan memberikan rasa aman pada
pasien yang menjalani tindakan medik atau operasi.
Kebijakan Hak- hak Pasien dan Keluarga, meliputi :
1. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional, membuat,
melaksanakan dan menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
2. Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 2/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Kebijakan tindakan yang dilakukan serta perkiraaan biaya pengobatan.
3. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya.
Prosedur 1. Dokter wajib memberikan penjelasan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sebelum tindakan
medik/kedokteran dilakukan. Setelah penjelasan diberikan,
harus disertai persetujuan dari pasien atau keluarganya.
2. Persetujuan dari pasien / keluarganya dapat diberikan secara :
a. Implisit adalah bentuk persetujuan pasien tentang tindakan
medik yang akan dilakukan oleh dokter atau petugas
kesehatan setelah mendapatkan penjelasan dengan cara
antara lain : menganggukkan kepala tanda setuju, membuka
celana untuk disuntik atau memberikan tangannya untuk
diambil sampel darahnya.
b. Lisan adalah suatu bentuk persetujuan pasien atas rencana
tindakan medik oleh dokter atau petugas kesehatan setelah
adanya penjelasan dengan cara antara lain : mengucapkan
‘Ya’ atau ‘Setuju’.
c. Tertulis adalah suatu bentuk persetujuan secara tertulis oleh
pasien atau rencana tindakan medik oleh dokter yang
dituangkan dalam bentuk tanda tangan pasien pada suatu
formulir persetujuan tindakan medik yang disediakan, setelah
pasien mendapatkan penjelasan oleh dokter yang merawat.
3. Untuk tindakan medik yang bersifat intervensif dan beresiko
tinggi diperlukan persetujuan secara tertulis oleh pasien.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 3/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 4.Untuk pasien yang dibawah umur atau pasien tidak mampu
mendapatkan informasi medik secara jelas akan diwakili oleh wali
atau orang tua yang bersangkutan.
5.Pada keadaan yang gawat darurat untuk tindakan live saving tidak
diperlukan informed consent.
6.Penjelasan untuk persetujuan tindakan ( informed consent )
mencakup :
a. Kondisi pasien
b.Usulan pengobatan / tindakan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan / tindakan
d. Potensi manfaat dan kekurangan
e. Kemungkinan alternatif pengobatan / tindakan
f. Kemungkinan keberhasilan pengobatan / tindakan
g. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
h. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati / menolak
tindakan
7. Dokter dan pasien / keluarga pasien, beserta saksi harus
menandatangani informed consent yang dipahami sebelum
tindakan / tindakan medik tersebut dilakukan.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK /
INFORMED CONSENT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/130 00 4/4
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 8.Bila pasien merasa keberatan apabila pengobatan / tindakan medik
diinformasikan kepada keluarga / pihak lain, maka pasien dapat
menandatangani sendiri informed consent dengan saksi dari pihak
rumah sakit.
9.Apabila pasien / keluarga tidak menyetujui tindakan medik yang
akan dilakukan, setelah mendapat informasi medis dari dokter, maka
pasien / keluarga wajib menandatangani formulir penolakan tindakan
medik.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Jaminan yang didapatkan pasien terhadap barang miliknya tidak
akan hilang atau dicuri selama mendapat pelayanan di Rumah Sakit.
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Prosedur 6. Kunci lemari di bawa oleh penanggung jawab shift, pada kasus-
kasus tertentu bisa dititipkan di administrasi pasien.
7. Pengambilan atau penyerahan barang milik pasien dilakukan
apabila diminta kembali oleh pasien atau keluarganya dengan
melakukan serah terima barang milik pasien.
8. Barang yang tidak di ambil dalam waktu satu bulan terhitung dari
tanggal penyimpanan akan menjadi hak milik rumah sakit.
Unit Terkait 1. Semua Unit Pelayanan
2. Secutity
3.Rekam Medis
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSIAK/SPO/04/141 00 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR 20 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Achmad Ichbal
NIP. 07.11.68.06
Pengertian Prosedur yang mengatur pasien cuti / pulang sementara selama perawatan
di RSIA Kirana.