Anda di halaman 1dari 90

Judul SOP copas dari Pengertian

Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 1 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

Ditetapkan Kepala Albert D. Sihotang, SKM, MKM


Puskesmas Sanggau NIP. 19701104 199503 1 004

1. Pengertian Keadan yang tidak mungkin dilakukan rujukan adalah suatu keadaan
ALTERNATIF
dimana pasien dalam keadaan umum buruk sehingga harapan
PENANGANAN
PASIEN hidupnya sangat rendah dan/atau pasien/keluarga pasien menolak
TINDAK
dilakukan rujukan.
LANJUT
RUJUKAN
TETAPI TIDAK
MUNGKIN
DILAKUKAN
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk penangan pasien yang
tepat dan kesinambungan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO.5 ttg Panduan Praktik Klinis Dokter di FasYanKes Primer
5. Prosedur 1. Petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien
2. Petugas menentukan untuk melakukan rujukan kepada pasien yang
dirawat inap
3. Karena keadaan umum buruk sehingga harapan hidupnya sangat
rendah dan/atau pasien/keluarga pasien menolak dilakukan rujukan.
Sehingga, petugas memutuskan tidak dilakukan rujukan terhadap
pasien tersebut.
4. Menjelaskan kondisi pasien kepada pasien dan keluarga pasien.
5. meminta pasien mengisi form penolakan dilakukan tindakan
rujukan.
6. Memberikan perawatan bantuan hidup dasar sesuai dengan
prosedur Puskesmas Sanggau bagi pasien dengan kondisi umum
buruk dan harapan hidupnya rendah.
7. Memberikan pendidikan kepada pasien tentang penyakit termasuk
diet dan gaya hidup yang mempengaruhi penyakit yang diderita.
6. Unit Terkait UGD, VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 2 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Tindakan untuk mengangkat/membuka jahitan luka yang dijahit


LEPAS
JAHITAN
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya
infeksi dari benang dan mencegah tertinggalnya benang.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
mintakan persetujuan pasien/keluarga, setuju atau tidak
setuju catat di informed consent
2. Bila setuju, lakukan tindakan medis
3. Baringkan pasien dengan nyaman atau posisikan dengan
menyesuaikan lokasi luka post jahit agar terlihat
4. Pakai sarung tangan secara aseptic
5. Bersihkan luka dengan NaCl 0.9% sampai benar-benar
bersih
6. Olesi luka dengan betadine solution
7. Meletakkan kassa steril di samping luka
8. Menarik simpul benang ke atas dengan hati-hati, lakukan
dengan pinset chirurgis
9. Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
10. Membilas luka dengan cairan NaCl 0,9%
11. Tutup dengan sofratul, kassa steril/verband,plester
12. Setelah selesai tindakan, nasehati pasien untuk menjaga
luka tetap bersih dan kering, obat yang harus diminum efek/
caranya.
13. Bersihkan alat yang sudah dipakai
14. Dokumentasikan dalam status pasien dan register kunjungan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 3 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

6. Unit Terkait UGD

1. Pengertian Febris adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara


ASUHAN abnormal
KEPEREWATAN
PADA PASIEN
FEBRIS
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien febris.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Wijaya dan Putri. (2013) Keperawatan Medikal Bedah(1)
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Jogjakarta: Nuha
Medika
5. Prosedur 1. Petugas melakukan pengkajian
- Anamnesa identitas pasien
- Keluhan utama
- Pemeriksaan fisik
2. Petugas melakukan penegakan diagnosa keperawatan
- Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
intake yang kurang.
3. Petugas Melakukan Intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji membran mukosa kering, turgor kulit yang kurang baik
dan rasa haus.
- Palpasi denyut perifer.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan IV
sesuai indikasi.
- Pantau nilai laboratorium
4. Petugas melaksanakan implementasi
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 4 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

- Melaksanakan tanda tanda vital


- Menganjurkan untuk minum yang banyak
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat
- Memberikan antiperitik dan antibiotik
- Memantau hasil pemeriksaan laboratorium
5. Petugas melakukan evaluasi dan dokumentasi
- Mencatat perkembangan pasien
- Tanda tangan di setiap melakukan tindakan
6. Unit Terkait Pendaftaran,Ugd, Laborat
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 5 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Gastritis adalah suatu peradangan pada mukosa lambung yang


ASUHAN dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal.
KEPERAWATAN
PADA PASIEN
GASTRITIS
2. Tujuan Pedoman bagi petugas dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Gastritis.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Wijaya dan Putri. (2013) Keperawatan Medikal Bedah(1)
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Jogjakarta: Nuha
Medika
5. Prosedur

1. Petugas Melakukan Pengkajian


- Anamnesa Identitas Pasien
- Keluhan Utama
- Pemeriksaan Fisik
2. Petugas Melakukan Penegakan Diagnosa Keperawatan
- Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan
intake cairan tidak cukup dan kehilangan cairan
berlebihan karena mual, muntah.
3. Petugas Melakukan Intervensi
- Kaji tanda tanda vital
- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
- Anjurkan pasien makan- makanan yang hangat
- Anjurkan pasien makan- makanan yang di sukai
- Kaji input dan ouput
- Monitor hidrasi (misalnya : Turgor kulit dan kelembapan
mukosa mulut ).
- Kolaborasi dg Tim medis dalam Pemberian Cairan infus
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 6 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

4. Petugas Melaksanakan Implementasi


- Melaksanakan tanda tanda vital
- Menganjurkan untuk Minum yang banyak
- Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering

- Menganjurkan pasien makan- makanan yang hangat

- Menganjurkan pasien makan- makanan yang di sukai


- Mengobservasi cairan infus
5. Petugas melakukan Evaluasi dan Dokumentasi
- Mencatat Perkembangan Pasien
- Tanda Tangan Disetiap Melakukan Tindakan
6. Unit Terkait Pendaftaran,Ugd, Laborat
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 7 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang


ASUHAN memberikan gejala diare atau buang air besar (defekasi)
KEPERAWATAN dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, dengan atau
PADA PASIEN disertai muntah, dan sering kali disertai pengingkatan suhu
GASTROENTERITIS tubuh
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien dengan gastroenteritis
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas
Sanggau
4. Referensi Wijaya dan Putri. (2013) Keperawatan Medikal Bedah(1)
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Jogjakarta:
Nuha Medika
5. Prosedur 1. Petugas Melakukan Pengkajian
- Anamnesa Identitas Pasien
- Keluhan Utama
- Pemeriksaan Fisik
2. Petugas Melakukan Penegakan Diagnosa Keperawatan
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
3. Petugas Melakukan Intervensi
- Pantau tanda dan gejala dehidrasi
- Pantau masukan dan keluaran cairan
- Kaji pemberian cairan intravena
- Kaji tanda tanda vital (suhu dan nadi), turgor kulit,
membran mukosa
- Kolaborasi dengan tim medis
4. Petugas Melaksanakan Implementasi
- Melaksanakan tanda tanda vital
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 8 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

- Memantau masukan dan pengeluaran cairan


- Menganjurkan untuk Minum yang banyak
- Memantau cairan infus
- Memberikan obat sesuai advise dokter
5. Petugas melakukan Evaluasi dan Dokumentasi
- Mencatat Perkembangan Pasien dalam rekam medis
- Tanda Tangan Disetiap Melakukan Tindakan
6. Unit Terkait Rawat Inap
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 9 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Vomitus/Muntah adalah suatu refleks kompleks yang diperantarai


ASUHAN
oleh pusat muntah di medulla oblongata otak.
KEPERAWATAN
PADA PASIEN
VOMITUS
2. Tujuan Pedoman bagi petugas dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Vomitus.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Wijaya dan Putri. (2013) Keperawatan Medikal Bedah(1)
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Jogjakarta: Nuha
Medika

5. Prosedur 6. Petugas Melakukan Pengkajian


- Anamnesa Identitas Pasien
- Keluhan Utama
- Pemeriksaan Fisik
7. Petugas Melakukan Penegakan Diagnosa Keperawatan
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absobsi.
8. Petugas Melakukan Intervensi
- Kaji adanya alergi makanan
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
- Kaji mual dan muntah
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti
muntah
9. Petugas Melaksanakan Implementasi
- Memberikan subtansi gula ( minum teh manis )
- Memberikan makanan sesuai dengan yang di berikan ahli
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 10 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

gizi
- Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung
protein dan kalori ( telur,susu dll )
- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Memberikan obat oral anti muntah ( domperidon )
10. Petugas melakukan Evaluasi dan Dokumentasi
- Mencatat Perkembangan Pasien
- Tanda Tangan Disetiap Melakukan Tindakan
6. Unit Terkait Rawat Inap
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 11 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Dekontaminasi adalah upaya mengurangi atau menghilangkan


DEKONTAMINASI kontaminasi mikroorganismepada peralatan dan bahan melalui
disinfeksi dan sterilisasi secara fisik dan kimiawi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengurangi
kontaminasi mikroorganisme dalam peralatan medis dan bahas
yang digunakan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi KEPMENKES NO 1204 / MENKES / SK / X / 2004 TENTAN
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
5. Prosedur 1. Pembuatan Larutan Chlorin 0,5 %:
2. Melarutkan 1 bagian Chlorin 5,25 % kedalam 9 bagian air
(Chlorin 5,25 % : Air = 1 : 9)
3. Merendam alat ke dalam larutan Chlorin 0,5% selama 10
menit segera setelah selesai digunakan
4. Bilas/cuci alat
5. Usap permukaan tempat pemeriksaan/meja tindakan yang
terkontaminasi dengan larotan chlorin 0,5 %
6. Unit Terkait BP GIGI, KIA, UGD, VK, DAN LABORAT
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 12 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman-kuman


DESINFEKSI pathogen dan apatogen pada benda atau permukaan jaringan yang
masih uth dengan menggunakan obat-obat disinfektan atau cara
tertentu tanpa membunuh sporanya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghindarkan
penularan penyakit, supaya alat selalu siap dipakai, dan
menghindarkan tersebarluasnya penyakit
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi KEPMENKES NO 1204 / MENKES / SK / X / 2004 TENTANG
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
5. Prosedur 1. Petugas mencuci alat-alat setelah dilakukan dekontaminasi
dengan menggunakan sabun cuci (logam, kaca, karet)
2. Petugas mencuci alat dengan bahan tertentu tanpa didahului
dekontaminasi (alat tenun, plastik, kayu yang bercat)
3. Membilas alat dengan air mengalir
4. Alat ditiriskan hingga kering
6. Unit Terkait KIA, BP GIGI, Laborat, UGD, dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 13 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Ekstraksi kuku adalah melakukan tindakan menarik dan


EKSTRAKSI
mengangkat kuku,dan dilanjutkan reseksi ringan jaringan
KUKU
granulasi di sekitarnya.
Indikasi :
• unguis inkarnatus : bagian kuku masuk kedalam kulit pinggir
kuku
• paronikia : infeksi di sekeliling kuku
• abses sub ungula
• korpus alienum di bawah kulit
• trauma pada kuku
• radang / infeksi lain di dorsal dan proksimal kuku
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
ekstraksi kuku agar jaringan kuku yang sudah rusak atau mati
karena trauma dapat terangkat dan mencegah infeksi
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Petugas menganamnesa pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Petugas memberikan nformed consent tentang kondisi pasien
dan tindakan yang akan dilakukan
4. Petugas meminta kepada pasien untuk menandatangani form
informed consent untuk tindakan yang akan dilakukan
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas menggunakan APD
7. Petugas mempersiapkan alat steril yang akan digunakan
untuk ekstraksi kuku
8. Petugas memberikan anestesi blok pada basis haluks
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 14 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

9. Petugas memegang haluks pada tangan kiri,tangan kanan


memegang klem lengkung
10. Petugas memasukkan klem dipinggir kuku yang sehat
11. Petugas mencekam pnggir kuku yang sehat dengan klem
12. Petugas mengunci klem
13. Petugas memutar atau menggulung dengan cepat dan pasti
kearah ujung kuku yang lain
14. Setelah kuku terangkat,petugas memotong dan membuang
jaringan granulasi yang ada disekitarnya sampai bersih
15. Petugas tidak perlu menjahit perdarahan yang sifatnya difus
cukup dilakukan penekanan dengan kasa steril
16. Petugas mengkompres luka dengan Nacl
17. Petugas membubuhi betadine pada luka
18. Petugas membalut luka dengan kasa steril
19. Petugas membereskan peralatan
20. Petugas mencuci tangan
21. Petugas memberikan edukasi tentang perawatan luka
22. Petugas memberikan resep obat pada pasien
23. Petugas mendokumentasikan kegiatan pada rekam medis
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 15 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Identifikasi dan penanganan keluhan adalah proses pengumpulan


IDENTIFIKASI
keluhan dan cara mengatasi keluhan yang ada dari pasien di
DAN
PENANGANAN Puskesmas Sanggau.
KELUHAN
PASIEN
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah keluhan dari pasien
agar dapat ditindaklanjuti segera serta meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan klinis di Puskesmas Sanggau.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Pelaksana pelayanan klinis dan petugas pendaftaran menerima
keluhan dari pasien, baik secara langsung, melalui sms, melalui
kotak saran ataupun melalui pengisian instrumen,
2. Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran mencatat
keluhan dari pelanggan di dalam buku keluhan pelanggan,
3. Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran melaporkan
keluhan dari pasien kepada coordinator pelayanan klinis,
4. Koordinator pelayanan klinis menerima laporan dari pelaksana
pelayanan klinis dan dari petugas pendaftaran,
5. Koordinator pelayanan klinis mengidentifikasi keluhan pasien
juga dari kotak saran yang dibuka tiap bulan,
6. Koordinator pelayanan klinis melaporkan semua keluhan yang
diperoleh kepada Kepala Puskesmas,
7. Kepala Puskesmas menerima laporan dari koordinator
pelayanan klinis,

8. Kepala Puskesmas memberikan instruksi untuk melakukan


pembahasan terhadap penanganan keluhan yang dilaporkan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 16 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

coordinator layanan klinis,


9. Kepala Puskesmas, koordinator layanan klinis dan semua
petugas membahas mengenai penanganan keluhan pasien
10. Kepala Puskesmas, koordinator pelayanan klinis dan semua
petugas membuat rencana penanganan terhadap keluhan
pasien
11. Koordinator pelayanan klinis mencatat hasil pembahasan
penanganan keluhan pelanggan,
12. Koordinator pelayanan klinis dan semua petugas melaksanakan
hasil rencana penangan terhadap keluhan pelanggan,
13. Koordinator pelayanan klinis mengevaluasi pelaksanaaan
keluhan pasien dengan mengidentifikasi keluhan kembali bulan
depan.

6. Unit Terkait Pendaftaran, BP Umum, KIA, Poli Gigi, Obat dan VK


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 17 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Iinform consent adalah persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh
INFORM pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
CONSENT lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan dan memberi
perlindungan hukum kepada dokterter hadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 18 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang


Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO 5 TENTANG PRAKTEK KLINIK FASYANKES PRIMER
5. Prosedur 1. Petugas menyiapkan lembar inform consent,
2. Petugas kesehatan menginformasikan mengenai prosedur tindakan
yang akan dilakukan, tujuan, manfaat, dampak kalau tidak dilakukan
dan resiko dari tindakan tersebut kepada pasien dan keluarga
3. Petugas memastikan tingkat pemahaman pasien dan keluarga
terhadap informasi yang diberikan,
4. Petugas memberikan kesempatan pada pasien keluarga untuk
menerima atau menolak tindakan yang diberikan
5. Petugas menjelaskan isi inform consent kepada keluarga/pasien
6. Petugas mengisi inform consent
7. Petugas menyerahkan inform consent yang sudah diisi kepada
pasien/keluarga
8. Petugasmempersilahkan pasien/keluarga membaca inform consent,
9. Petugas mempersilahkan pasien/keluarga menandatangani form
inform consent beserta saksi
10. Petugas menyimpan form inform consent yang telah ditandatangani
pasien atau keluarga di dalam rekam medis pasien,
11. Petugas kesehatan mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan pada
RM

6. Unit Terkait UGD,BP UMUM, VK, KIA, BP GIGI


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 19 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Injeksi intracutan adalah memasukan obat kedalam jaringan kulit


INJEKSI
INTRACUTAN
2. Tujuan Mendapatkan reaksi setempat
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Cuci tangan
2. Siapkan alat – alat dan bahan dalam bengkok
3. Memberi tahu maksud tindakan kepada pasien
4. Aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi
5. Mengatur posisi pasien
6. Pilih area penusukan yang bebas dari lesi dan peradangan
7. Bersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol
8. Buka tutup jarum
9. Tusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 15 0 -
200 derajat, kira – kira sampai jaringan kulit
10. Menyemprotkan cairan sampai terjadi gelembung berwarna
putih, lalu jarum ditarik dengan cepat, tidak usah dihapus
hamakan dengan kapas beralkohol dan tidak boleh dilakukan
pengurutan
11. Cabut jarum
12. Memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
13. Buang sampah medis pada tempatnya
14. Mencuci Tangan
15. Catat tindakan dalam rekam medis
6. Unit Terkait UGD , KIA , VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 20 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Injeksi intramuscular adalah pemberian obat dengan cara


INJEKSI
memasukkan obat ke dalam jaringan otot (intra musculer)
INTRAMUSCULER
dengan menggunakan spuit
2. Tujuan Pemberian obat melalui jaringan otot agar lebih cepat
diabsorbsi tubuh
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas
Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar
Operasional Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi
Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan obat sesuai prinsip 5 benar (nama pasien,
nama obat, cara pemberian, dosis, waktu pemberian)
3. Memberitahu pasien dengan jelas prosedur yang akan
diberikan
4. Mengatur pasien pada posisis yang nyaman pada posisi
tidur
5. Memilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan/rasa gatal
6. Membersihkan area penusukan dengan menggunakan
kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam ke
luar dengan diameter 5 cm dan tunggu smpai kering
7. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah
8. Membuka tutup jarum
9. Meregangkan kulit di area penusukan (membuat kulit
menjadi lebih kencang dan memudahkan penusukan)
10. Dengan cepat memasukkan jarum dengan sudut 90°
dengan tangan dominan, masukkan sampai pada jaringan
otot
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 21 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

11. Melakukan aspirasi


12. Jika tidak ada darah masukkan perlahan-lahan
13. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit, tekan tempt
penusukan selama 2 menit, observasi adanya memar, jika
perlu berikan plester
14. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama
seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan
dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
15. Jika ada perdarahan, maka tekan area tersebut engan
kasa steril sampai darah berhenti
16. Membuang peralatan pada tempatnya
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan
6. Unit Terkait UGD, KIA, VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 22 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Injeksi intravena adalah Pemberian obat dengan cara


INJEKSI
memasukkan obat ke dalam vena dengan menggunakan spuit
INTRAVENA
injeksi
2. Tujuan Pemberian obat langsung ke dalam vena dengan teknik bolus
pada situasi kedaruratan yang diperlukan kerja obat secara cepat
untuk menghindari pencampuran obat yang tidak cocok
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Cuci tangan
2. Obat-obatan sesuai prinsip (5 benar)
3. Beritahu pasien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Atur posisi yang nyaman dan sesuai kebutuhan
5. Bebaskan lengan pasien dari baju atau kemeja
6. Lakukan pembendungan 15 cm diatas area penusukan
7. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan,
peradangan/rasa gatal
8. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan
benar
9. Buka tutup jarum
10. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan
11. Pegang jarum pada posisi 30º sejajar vena yng ditusuk,
kemudian tusuk perlahan-lahan dan pasti
12. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan meneruskan jarum
kedalam vena
13. Aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit
dan tangan dominan menarik plunger
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 23 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

14. Observasi adanya darah pada spuit


15. Masukkan obat perlahan-lahan
16. Keluarkan jarum dari pembuluh darah vena dengan sudut
sama saat masuk sambil menekan dengan kapas alkohol
pada area penusukan
17. Tutup area penusukan dengan menggunakan kasa steril dan
diberi betadin
18. Kembalikan posisi pasien
19. Buang peralatan yang tidak diperlukan pada tempat masing-
masing
20. Lepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
6. Unit Terkait UGD, VK, LABORAT
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 24 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Injeksi subcutan adalah pemberian obat dengan cara


INJEKSI
memasukkan obat ke dalam jaringan bawah kulit menggunakan
SUBCUTAN
spuit injeksi.dilakukan pada lengan atas sebelah luar 1/3 dari
bagian bahu atau paha bagian luar.
2. Tujuan Memasukkan sejumlah obat pada jaringan bawah kulit untuk
dapat diarbsorpsi
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Siapkan alat–alat dan bahan dalam baki alat
2. Memberi tahu maksud tindakan kepada pasien
3. Aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi
4. Mengatur posisi pasien
5. Pilih area penusukan yang bebas dari lesi dan peradangan
6. Bersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol
7. Buka tutup jarum
8. Tusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 45
derajat, kira-kira sampai jaringan bawah kulit
9. Lakukan aspirasi spuit
10. Observasi ada tidak darah dalam spuit
11. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit,
12. Tekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
13. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan–lahan hingga
habis
14. Cabut jarum
15. Tekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
16. Memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
17. Buang sampah medis pada tempatnya
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 25 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

18. Cuci tangan


19. Catat tindakan dalam rekam medis.

6. Unit Terkait BP UMUM, KIA, UGD, VK

1. Pengertian Tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai


JAHIT LUKA
sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
menjahit luka agar sesuai dengan prosedur
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
mintakan persetujuan pasien/keluarga, setuju atau tidak setuju
catat di informed consent

2. Bila setuju, lakukan tindakan medis

3. Baringkan pasien dengan nyaman atau posisikan dengan


menyesuaikan lokasi luka

4. Pakai sarung tangan secara aseptic

5. Bersihkan luka dengan NaCl 0.9% sampai benar-benar bersih


bila perlu berikan perhydrol 3%

6. Olesi luka dengan betadine solution

7. Tutup dengan duk lubang

8. Lakukan penjahitan lapis demi lapis, atasi perdarahan yang


ada

9. Tutup dengan sofratul, kassa steril/verband,plester


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 26 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

10.Bila perlu injeksi ATS, perlu luka-luka yang kotor/dalam>1cm

-Dosis ATS dewasa 1 amp. 1500 unit i.m

-Dosis ATS anak-anak (luka< 14 hr) 750 unit i.m

-Lakukan skin test sebelum injeksi ATS

11. Setelah selesai tindakan, nasehati pasien untuk menjaga luka

tetap bersih dan kering, obat yang harus diminum efek/

caranya, kapan kontrol

12. Bersihkan alat yang sudah dipakai

13. Dokumentasikan dalam status pasien dan register kunjungan

6. Unit Terkait UGD dan VK


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 27 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi
KEJANG
dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui
DEMAM
pada usia 9-20 bulan.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan tata
laksana yang tepat pada pasien kejang demam
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta:
Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas menjaga privasi pasien
2. Petugas mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
3. Petugas melindungi lidah dengan spatel yang dibalut kasa
4. Petugas mengatur posisi tidur pasien
5. Petugas mengkaji keadaan pernafasan pasien
6. Petugas melonggarkan pakaian pasien
7. Petugas memberikan obat – obat anti kejang sesuai dengan
instruksi (diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau < 10 kg: 5mg, > 10
kg: 10 kg).
8. Jika dalam waktu 5 menit masih kejang segera rujuk ke rumah
sakit
9. Petugas memberikan Oksigen adekuat 1l/mnt
10. Petugas memberikan cairan intravena (D5, 1/4S; D5, 1/2S atau
RL)
11. Petugas memberikan kompres air hangat untuk menurunkan
demam
12. Petugas mengkolaborasikan pemberian obat antipiretik
paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10
mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 28 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

13. Petugas harus segera merujuk ke rumah sakit jika terdapat


indikasi :
a. Hiperpireksia
b. Usia < 6 bulan
c. Kejang demam pertama
d. Dijumpai kelainan neurologist
14. Petugas memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
15. Petugas merapikan pasien

6. Unit Terkait UGD


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 29 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Kewaspadaan unversal adalah suatu cara untuk mencegah


KEWASPADAAN penularan penyakit dari cairan tubuh yang keluar dari tubuh
UNIVERSAL pasien/penderita penyakit baik dari pasien ke petugas kesehatan
ataupun dari pasien satu ke pasien lain
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mencegah penularan
penyakit infeksi baik dari pasien ke petugas ataupun dari pasien ke
pasien lain melalui cairan tubuh pasien.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Depkes RI. (2008). Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien
2. Petugas mengidentifikasi kecocokan identitas pasien dengan
yang tertulis di rekam medis
3. Petugas menganamnesa pasien
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas mengenakan pelindung diri saat melakukan tindakan
6. Petugas melakukan tindakan medis ke pasien dengan
menggunakan alat-alat yang steril.
7. Petugas mendekontaminasikan alat dan bahan habis pakai
dengan menggunakan cairan chlorin 0,5 % selama 10 menit
8. Petugas mencuci alat-alat yang sudah didekontaminasi
dengan air mengalir
9. Petugas mensterilkan alat yang sudah dicuci
10. Petugas membuang alat dan bahan habis pakai pada tempat
sampah medis
11. Petugas mencuci tangan
6. Unit Terkait BP Umum, BP Gigi, KIA, UGD, Farmasi, Laboratorium dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 30 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 31 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pelayanan medis terpadu adalah suatu proses pelayanan yang


LAYANAN
dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai unit terkait untuk
MEDIS
TERPADU mencapai hasil sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pelayanan Puskesmas
dapat dilakukan secara tepat dan berkesinambungan dengan masalah
kesehatan pasien
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas pendaftaran mendaftar pasien dan menyerahkan rekam
medis pasien pada pemeriksa
2. Petugas memanggil masuk pasien ke ruang pemeriksaan.
3. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik kepada
pasien.
4. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
5. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan standar atau evidence base terbaru.
6. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien.
7. Petugas dan pasien melengkapi inform consent.
8. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan
rencana.
9. Petugas melakukan rujukan internal ke unit lain, apabila diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatan pasien
10. Unit penerima rujukan melakukan layanan medis sesuai keluhan
dan mengembalikan ke unit sebelumnya.
11. Petugas mengevaluasi pelayanan.
12. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 32 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

6. Unit Terkait BP Umum, BP Gigi, KIA, Laborat, UGD dan VK


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 33 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Luka bakar adalah cidera pada jaringan tubuh akibat panas,bahan
LUKA
kimia,maupun arus listrik.
BAKAR
Derajat luka bakar :
1. Luka bakar derajat 1
Merupakan luka bakar yang paling ringan.kulit yang terbakar
menjadi merah,nyeri sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab
atau membengkak.jika ditekan daerah yang terbakar akan
memutih,belum terbentuk lepuhan
2. Luka bakar derajat 2
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam.kulit melepuh,dasarnya
tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang
jernih.jika disentuh warnanya menjadi putih dan terasa nyeri
3. Luka bakar derajat 3
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.permukaan berwarna
putih dan lembut atau berwarna hitam,hangus dan kasar. Jika
disentuh tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit
mengalami kerusakan.Jika jaringan mengalami kerusakan akibat
luka bakar,cairan akan merembes dari pembuluh darah dan
menyebabkan pembengkakan. Kehilangan sejumlah cairan karena
perembesan tersebut bisa menyebabkan syok, tekanan darah
sangat rendah,sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ
lainnya sangat sedikit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meminimalisir cidera
pada luka bakar
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa
2. Petugas memeriksa tanda-tanda vital pasien
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 34 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

3. Petugas menggunakan APD


4. Petugas mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
5. Petugas melepaskan pakaian penderita
6. Petugas mengidentifikasi derajat luka bakar
7. Petugas melakukan penanganan luka bakar

Luka bakar derajat 1


a) Petugas segera mencuci luka dengan air
b) Petugas membersihkan luka dari bahan kimia dengan cara
mengguyur dengan air,
c) Petugas membuang semua luka bakar yang melekat, jika luka
sulit dibersihkan daerah luka bakar diberi obat bius dan digosok
dengan sikat,
d) Petugas membuang lepuhan yang telah pecah,
e) Petugas mengoleskan krim antibiotik pada daerah luka yang
benar – benar bersih,
f) Petugas memasang perban untuk melindungi luka dari kotoran
dan mencegah terjadinya infeksi
g) Petugas memberikan antibiotik per oral,

Luka bakar derajat II


a) petugas segera mencuci luka dengan air
b) petugas membersihkan luka dari bahan kimia dengan cara
mengguyur dengan air,
c) Petugas membuang semua luka bakar yang melekat, jika luka
sulit dibersihkan daerah luka bakar diberi obat bius dan digosok
dengan sikat,
d) Petugas membuang lepuhan yang telah pecah,
e) Petugas mengoleskan krim granulasi pada daerah luka yang
benar – benar bersih,
f) Petugas memasang perban untuk melindungi luka dari kotoran
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 35 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

dan mencegah terjadinya infeksi


g) Petugas membidai daerah persendian yang mengalamiluka bakar
agar tidak memperburukkeadaan persendian,
h) Petugas memberikan antibiotik per oral

Luka bakar derajat III


a) Petugas segera mencuci luka dengan air
b) Petugas membersihkan luka dari bahan kimia dengan cara
mengguyur dengan air,
c) Petugas membuang semua luka bakar yang melekat, jika luka
sulit dibersihkan daerah luka bakar diberi obat bius dan digosok
dengan sikat,
d) Petugas membuang lepuhan yang telah pecah,
e) Petugas mengoleskan krim antibiotik pada daerah luka yang
benar – benar bersih,
f) Petugas memasang perban untuk melindungi luka dari kotoran
dan mencegah terjadinya infeksi
g) Petugas membidai daerah persendian,
h) Petugas memasang IV line dan memberikan cairan intravena,
i) Petugas merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.

8. Petugas memberikan informasi mengenai waktu kontrol, perawatan


luka di rumah dan nutrisi
9. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 36 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Memakai sarung tangan steril adalah prosedur yang memuat langkah-
MEMAKAI
langkah pemakaian sarung tangan steril dengan benar
SARUNG
TANGAN
STERIL
2. Tujuan Pemakaian sarung tangan steril sesuai prosedur
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik
keatas.
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada yang luka.
3. Mencuci tangan.
4. Buka pembungkus luar dengan memisahkan sisi sisinya.
5. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri, gunakan sarung tangan
pada tangan yang dominan terlebih dahulu.
6. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan,
pegang tepi manset sarung tangan untuk menggunakan sarung
tangan yang dominan.
7. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan.
8. Jangan biarkan jari – jari tangan yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka atau tidak steril.
9. Yang perlu diperhatikan pada cara ini adalah agar bagian luar
sarung tangan tidak tersentuh oleh tangan dengan langsung. Oleh
karena itu sarung tangan steril biasanya pangkalnya dilipat keluar
agar dapat dipakai pegangan pada saat memakainya.
6. Unit Terkait UGD , VK, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 37 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Mencuci tangan adalah proesedur yang memuat langkah-langkah


MENCUCI
membersihkan tangan
TANGAN
2. Tujuan Tangan menjadi bersih sebelum dan setelah melakukan tindakan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Buku Panduan hari Cuci Tangan Pakai Sabun ke -6 tahun 2013
5. Prosedur 1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan
dengan air yang mengalir. Ambil sabun kemudian usap dan
gosok telapak tangan secara lembut.
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok jari jari tangan dan sela jari hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
mengatupkankedua tangan.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok secara
pelahan.
7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian
dengan cara memutar,kemudian diakhiri dengan membilas
seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu
keringkan dengan handuk atau tissue Letakkan ujung jari ke
telapak tangan kemudian gosok secara pelahan.
6. Unit Terkait Bp Umum, KIA, UGD, VK, Laboratorium, Apotek
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 38 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Menghindari pengulangan yang tidak perlu adalah mengulangi


MENGHINDARI
tindakan yang sudah dilaksanakan, semua jenis pelayanan yang
PENGULANGAN
YANG TIDAK sudah dilakukan harus dimasukan dalam dokumen rekam medis
PERLU
supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu. Pelaksana
pelayanan dilaksanakan oleh semua petugas.Dilaksanakan setiap hari
kerja didalam gedung.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan asuhan
pelayanan klinis yang efektif dan efisien.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes
RI
5. Prosedur 1. Perawat/ Bidan pelayanan klinis menerima rekam medis dari
petugas pendaftaran.
2. Perawat/ bidan memanggil pasien dan mempersilahkan pasien
masuk.
3. Perawat/ bidan menganamnesa atau mengkaji keluhan pasien.
4. Perawat/bidan mengukur tanda – tanda vital pasien.
5. Perawat/ bidan menuliskan hasil anamnesa dan tanda – tanda
vital pasien di dalam RM pasien.
6. Perawat/ bidan menyerahkan RM kepada dokter.
7. Perawat/ bidan mempersilahkan pasien untuk duduk di depan
meja dokter.
8. Dokter membaca hasil anamnesa dan tanda – tanda vital pasien
yang sudah tertutis di dalam RM pasien.
9. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
10. Dokter mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
11. Dokter menentukan rencana tindakan untuk pasien sesuai dengan
masalah yang dialami pasien.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 39 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

12. Dokter menjelaskan kepada pasien mengenai masalah kesehatan


yang sedang dialami pasien dan menjelaskan mengenai rencana
terapi.
13. Dokter/ perawat/ bidan melakukan pendidikan kesehatan jika
diperlukan.
14. Dokter meminta pasien menandatangani informed consent jika
ada tindakan invasive atau pembedahan.
15. Dokter melakukan terapi sesuai dengan yang direncanakan.
16. Dokter mengobservasi respon pasien dan mengevaluasi tindakan
yang dilakukan.
17. Dokter membuatkan surat rujukan ke poli lain jika memerlukan
konsultasi unit lain.
18. Dokter menuliskan resep dan meminta pasien untuk menebus
resep di apotek puskesmas.
19. Dokter/ perawat/ bidan mencatat semua hasil anamnesa dan
tindakan di RM pasien.
20. Perawat/ bidan menyerahkan RM pasien kepada petugas
pendaftaran.
6. Unit Terkait BP Umum, Poli Gigi, KIA / KB, Poli Gizi, UGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 40 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Monitoring pasien yang dirujuk adalah kegiatan pendampingan


MONITORING kepada pasien yang dirujuk selama perjalanan menuju rumah
PASIEN SELAMA sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.
DIRUJUK
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk pasien agar
mendapatkan pengawasan dan pertolongan segera selama
dalam perjalanan dan sampai ke rumah sakit yang dituju
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Rujukan
Nasional. Jakarta : Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas memastikan rumah sakit yang akan dituju sebelum
merujuk pasien
2. Petugas memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien
rumah sakit yang akan dituju, dan rujukan akan dilakukan
dengan jasa ambulance puskesmas dan perawat sebagai
pendamping.
3. Petugas memanggil driver untuk menyiapkan ambulance untuk
merujuk.
4. Petugas meminta keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi tindakan dan ambulance di loket pendaftaran
5. Apabila dalam keadaan tertentu, misal ambulance sedang
dipakai atau kondisi tertentu dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan jasa ambulan dari rumah sakit yang akan dituju.
6. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan selama merujuk
pasien.
7. Petugas memintakan paraf petugas rumah sakit yang dituju
sebagai bukti melakukan pendampingan selama merujuk pasien.
Unit Terkait UGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 41 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Monitoring status fisiologis pasien selama pemberian anestesi lokal


MONITORING
adalah suatu proses pengawasan kondisi umum pasien selama
STATUS
FISIOLOGIS pemberian anestesi local
PASIEN
Efek samping anestesi local adalah akibat dari efek depresi terhadap
SELAMA
PEMBERIAN SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan
ANESTESI
gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah. Anestesi local
LOKAL
dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi, yang seringkali
berupa axantema, urticaria, dan bronchospasme alergis sampai
adakalanya shock anafilaksis yang dapat mematikan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk monitoring status
fisiologis pasien selama pemberian anestesi lokal di Puskesmas
Sanggau
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO 519 / MENKES / PER / III / 2011 ttg Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anasthesiologi dan Terapi Intensif Di
Rumah Sakit.
5. Prosedur 1. Petugas menjelaskan fungsi anestesi dan prosedur anestesi local
kepada pasien.
2. Petugas menjelaskan mengenai efek samping anestesi local
kepada pasien.
3. Memberikan informasi pada pasien bahwa pemberian anestesi
akan dilakukan.
4. Petugas mengidentifikasi bahwa pasien telah siap diberikan
anestesi.
5. Petugas memberikan anestesi local sesuai dengan prosedur.
6. Petugas mengamati kondisi umum pasien selama pemberian
anestesi local.
7. Petugas menanyakan kepada pasien apakah pasien sesak nafas.
8. Petugas menanyakan kepada pasien apakah pasien jantungnya
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 42 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

berdebar.
9. Petugas menanyakan kepada pasien apakah kepala pasien
pusing.
10. Petugas menanyakan kepada pasien apakah pandangan
bekunang – kunang.
11. Petugas menanyakan apakah kulit sekitar yang diberikan
anestesi local terasa gatal.
12. Petugas memantau keadaan kulit sekitar daerah anestesi.
13. Petugas melanjutkan tindakan sesuai dengan rencana terapi.
14. Petugas mengakhiri kegiatan dengan pendokumentasian.
6. Unit Terkait IGD, VK, BP GIGI, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 43 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pelayanan klinis adalah proses pemberian asuhan kepada pasien


PELAYANAN
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
KLINIS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pelayanan Puskesmas
dari pendaftaran sampai pasien pulang berjalan dengan lancar.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI
5. Prosedur 13. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran.
14. Petugas memanggil masuk pasien ke ruang pemeriksaan.
15. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien.
16. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
17. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
18. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan standar atau evidence base terbaru.
19. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien.
20. Petugas memastikan bahwa pasien mengerti tentang penjelasan
yang diberikan petugas.
21. Petugas melengkapi inform consent.
22. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan
rencana.
23. Petugas memperhatikan respon klien.
24. Petugas mengevaluasi tindakan yang diberikan.
25. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
6. Unit Terkait BP Umum, IGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 44 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 45 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam


PEMASANGAN
tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena
INFUS
(pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk petugas dalam
tindakan pemasangan infus sehingga pemasangan infus dapat
dilakukan sesuai prosedur yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar
Operasional Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi
Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Petugas menyiapkan peralatan
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas menjelaskan tujuan prosedur tindakan pada
pasien/keluarga
4. Petugas mendesinfeksi tutup botol cairan
5. Petugas mengklem saluran infus set
6. Petugas memasang saluran infus dengan benar
7. Petugas memasang botol cairan pada standar infus
8. Petugas mengisi tabung reservoir sesuai tanda
9. Petugas mengalurkan cairan hingga tak ada udara dalam
selang
10. Petugas mengatur posisi pasien dan memilih vena yang
akan ditusuk
11. Petugas memasang perlak dan alas
12. Petugas membebaskan daerah yang akan di insersi
13. Petugas memasang tourniquet 5 cm proksimal dari vena
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 46 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

yang akan di tusuk


14. Petugas memakai sarung tangan
15. Petugas mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol
16. Petugas memegang iv kateter/ abocath dengan sudut 30
derajad
17. Petugas menusuk vena dengan lubang jarum menghadap
atas
18. Petugas memastikan iv kateter masuk intra vena
19. Petugas menarik mandrin sekitar 0.5 cm
20. Petugas memasukkan iv kateter secara perlahan
21. Petugas menarik mandrin dan menyambungkan dengan
selang infus
22. Petugas melepaskan tourniquet
23. Petugas mengalurkan cairan infus
24. Petugas melakukan fiksasi iv kateter
25. Petugas mendesinfeksi daerah tusukan dan menutup
dengan kasa
26. Petugas mengatur tetesan sesuai program

27. Petugas membereskan alat-alat


28. Petugas mencuci tangan
6. Unit Terkait UGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 47 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit


PEMBERIAN
atau nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran.
ANESTESI
LOKAL DAN Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
SEDATIF DI
Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
PUSKESMAS
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring.
• Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.Cara
infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan
larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
• Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau pleksus saraf.
• Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal intravena.
Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran
saraf bila dikenakan secara lokal.Anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas
keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut
dalam air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami
perubahan dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi local :
• Lidokain (liqnikaon,xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih
kuat,cepat danekstensif dibanding prokain.
• Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja
lambat dan masa kerja panjang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghilangkan
rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 48 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau


4. Referensi PMK NO 519 / MENKES / PER / III / 2011 ttg Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anasthesiologi dan Terapi Intensif Di
Rumah Sakit.
5. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien dan mencocokkan identitas
pasien dengan rekam medis.
2. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien.
3. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis
4. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan dan memposisikan
luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata.
5. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan
keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan.
6. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas.
7. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan
tindakan anestesi.
8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan.
9. Petugas menggunakan sarung tangan steril.
10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit
dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi.
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit.
12. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi,luka
dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikan
intradermal atau subcutan.

13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya.
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau
tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 49 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka


yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor.
6. Unit Terkait IGD, VK dan Poli Gigi
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 50 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pemberian O2 adalah Memberikan aliran gas lebih dari 20% pada
PEMBERIAN
tekanan 1 atm, sehingga konsentrasi O2 meningkat dalan darah
O2
2. Tujuan 1. Mempertahankan Oksigenasi jaringan yang adekuat
2. Menurunkan kerja napas
3. Menurunkan kerja jantung
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Beritahu klien, cuci tangan, alat didekatkan
2. Klien posisi semi fowler
3. Periksa isi tabung O2
4. Hubungkan slang dengan canula, k/p canul dibersihkan dulu
5. Hubungkan slang dengan flowmeter
6. Coba/ periksa keluar tidaknya O2
7. Masukkan kanul ke hidung klien, fiksasi, lubang hidung
bersikan dulu dengan cotton bud
8. Alirkan / buka flow meter, atur aliran
9. Evaluasi keadaan umum pasien
10. Alat2 dirapikan, cuci tangan
6. Unit Terkait UGD, VK , KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 51 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan


PEMERIKSAAN
skala Koma Glasgow
GLASGOW
COMA SCALE
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk petugas dalam
tindakan pemeriksaan objektif pada kesadaran pasien gawat
darurat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 29. Petugas menyiapkan peralatan
30. Petugas mencuci tangan
31. Petugas menjelaskan tujuan prosedur tindakan pada
pasien/keluarga
32. Petugas mengatur posisi pasien supinasi
33. Petugas mempersiapkan pemeriksaan GCS
34. Petugas memeriksa refleks mata dengan benar
Spontan 4
Dengan Perintah 3
Dengan Rangsangan Nyeri 2
Tidak Merespons 1

35. Petugas memeriksa refleks verbal dengan benar


Berorientasi 5
Bicara Membingungkan 4
Kata-kata Tidak Tepat 3
Suara tidak dapat dimengerti 2
Tidak merespons 1
36. Petugas memeriksa refleks motorik dengan benar
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 52 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

Dengan Perintah 6
Melokalisasi Nyeri 5
Menarik Area yang Nyeri 4
Fleksi Abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak merespons 1

37. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pasien


38. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan
39. Petugas mencuci tangan
6. Unit Terkait UGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 53 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Suatu kondisi dimana perawatan pasien di Puskesmas telah selesai


PEMULANGAN
dan pasien diperbolehkan pulang oleh dokter penanggung jawab
DAN TINDAK
LANJUT
PASIEN
RAWAT INAP
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan dan
melanjutkan perawatan atau melakukan rujukan kepada pasien
rawat inap
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO.5 ttg Panduan Praktik Klinis Dokter di FasYanKes Primer
5. Prosedur 1. Dokter penanggung jawab menentukan untuk memberikan dan
melanjutkan perawatan atau melakukan rujukan kepada pasien yang
dirawat inap.
2. Petugas menentukan proses perawatan di Puskesmas telah
selesai dan pasien diperbolehkan pulang.
3. Memberikan resep obat yang harus dibawa pulang oleh pasien.
4. Menentukan kapan pasien harus kontrol di Puskesmas.
5. Memberikan pendidikan kepada pasien tentang penyakit
termasuk diet dan gaya hidup yang mempengaruhi penyakit yang
diderita.
6. Unit Terkait Rawat Inap
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 54 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penanganan fraktur adalah suatu usaha untuk mengklasifikan


PENANGANAN
berat ringannya fraktur dan meminimalkan komplikasi
FRAKTUR
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
mengklasifikasikan berat ringannya fraktur pada tulang dan
meminimalkan komplikasi
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung
diri
2. Petugas menghentikan perdarahan jika ada
3. Petugas merawat luka jika ada
4. Petugas melakukan pembidaian di daerah suspect fraktur
dengan prinsip bidai diikat melalui 2 sendi (imobilisasi 2
sendi)
5. Petugas mengobservasi keadaan pasien
6. Petugas menyiapkan pasien untuk dirujuk
7. Petugas mendokumentasikan semua tundakan yang
dilakukan
6. Unit Terkait IGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 55 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penanganan pasien gawat darurat adalah suatu pertolongan


PENANGANAN
yang cepat dan tepat pada pasien untuk mencegah kematian
PASIEN
GAWAT maupun kecacatan
DARURAT
2. Tujuan 1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat
darurat, sehingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan
untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi JMS. (2013). Training Division. Jakarta: Jakarta Medical Service
119
5. Prosedur 8. Petugas menerima pasien
9. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan
10. Petugas mencuci tangan
11. Petugas memakai alat pelindung diri ( sarung tangan,
masker, alas kaki)
12. Petugas melakukan anamnesa (auto dan alloanamnesa)
13. Petugas melakukan pemeriksaan GCS, vital sign
(Tekanan darah, Nadi, Pernafasan, dan Suhu) dan
pemeriksaan fisik awal
14. Pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat :memerlukan tindaklan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat non darurat :memerlukan tindakan segera tapi
tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat :tidak urgent tindakan segera dan
tidak mengancam jiwa
15. Untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 56 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit


berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
16. Untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan
kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan tindakan awal
pertolongan pertama/basic live support (BLS) meliputi :
a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensibersihkan jalan
nafas dari sumbatan ( secret,benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turun, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu
17. Petugas memasang iv line jika diperlukan
18. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
19. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu apabila diperlukan,
20. Petugas mencuci alat medis yang digunakan
21. Petugas mencuci tangan
22. Pasien/keluarga melengkapi administrasi
23. Petugas mendokumentasikan semua pemeriksaan,
tindakan, terapi dan rujukan dengan lengkap pada status
pasien

Unit Terkait Rawat inap


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 57 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penanganan syok anafilaktik adalah prosedur yang memuat langkah-


PENANGANAN
langkah yang harus dilakukan untuk menangani syok anafilaktik
SYOK
ANAFILAKTIK
2. Tujuan 1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat
untuk menyelamatkan jiwa pasien
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan kurang (gagal organ,
distress nafas dll)
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Panduan Pelayanan Medik, PB PAPDI hal 289-290, 2006
5. Prosedur 1. Hentikan obat / identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi
anafilaksis.
2. Torniquet, pasang torniquet di bagian proksimal daerah masuknya
obat atau sengatan hewan longgarkan 1-2 menit tiap 10 menit.
3. Tidurkan penderita dengan posisi Trandelenberg, kaki lebih tinggi
dari kepala (posisi shock) dengan alas keras.
4. Segera evaluasi jalan nafas, respirasi dan jantung.
5. Bila terjadi henti nafas lakukan resusitasi pernafasan buatan.
6. Bila terjadi henti jantung lakukan pijat jantung luar dengan cara:
30x kompresi jantung - 2x nafas buatan.
7. Oksigen 5-10 L/menit dengan sungkup / canul nasal.
8. Beri Adrenalin 0,3 – 0,5 cc ( anak : 0,01 ml/kgbb) s.c/i.m. pada
lengan atas atau paha. Dapat diulang 2-3x dengan selang waktu
15-30 menit.
9. Beri Difenhidramin 50-100 mg i.m. Jika timbul urtikaria
10. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg, pasang infus RL/NaCl.
11. Beri Corticosteroid (Dexamethason) 5-10 mg i.v.

12. Bila sesak, beri Aminophilin, 4-6 mg/kg BB dilarutkan 10 ml NaCl,


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 58 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

i.v. selama 20 menit.


Bila dengan tindakan di atas tidak membaik, rujuk ke RS.
6. Unit Terkait Ugd, VK

1. Pengertian Pencucian alat adalah Suatu tindakan untuk membersihkan alat


PENCUCIAN medis untuk menghilangkan kotoran medis
ALAT MEDIS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman untuk
melakukan pencucian alat di Puskesmas Sanggau
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi KEPMENKES NO 1204 / MENKES / SK / X / 2004 TENTANG
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
5. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan handscoon,
2. Petugas mengumpulkan alat medis yang kotor
3. Petugas membilas alat – alat yang akan dsterilkan dengan air
mengalir supaya kotoran yang melekat dapat lepas,
4. Petugas menyiapkan air klorin 0,5% di dalam baskom,
5. Petugas merendam alat – alat yang telah dibilas tadi kedalam
baskom yang berisi air klorin 0,5% selama 10 – 15 menit,
6. Petugas mencuci alat – alat yang telah direndam dengan air klorin
0,5% dengan sabun,
7. Petugas membilas alat – alat tersebut dengan air mengalir,
8. Petugas mengeringkan alat – alat dengan handuk kering,
9. Petugas melepas handscoon dan mencuci tangan,
10. Petugas melakukan sterilisasi
6. Unit Terkait BP Umum, KIA, Poli Gigi, UGD, VK dan laborat
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 59 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penghitungan denyut nadi adalah protap yang berlaku untuk


PENGHITUNGAN
semua pasien yang memerlukan pengukuran nadi
DENYUT NADI
2. Tujuan Mendapatkan data objektif pasien
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Memberitahu pasien
2. Mempersilakan pasien berbaring atau duduk dengan tenang
di tempat tidur
3. Memegang tangan pasien dengan menggunakan jari
telunjuk, jari tengah dan jari manis tepat di atas arteri radialis
/arteri brachialis disini akan teraba denyut nadi
4. Tangan yang lain memegang arloji
5. Menghitung nadi selama 1/ menit kemudian hasilnya
4

dikalikan empat. Pada anak/bayi dihitung satu menit penuh


6. Mencatat hasilnya
7. Mencuci tangan
6. Unit Terkait Bp umum, Ugd, KIA, VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 60 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penghitungan pernafasan adalah prosedur yang berlaku untuk


PENGHITUNGAN
semua pasien yang memerlukan pengukuran pernafasan
PERNAFASAN
(mengembangkan dan mengempisnya paru-paru secara teratur
akibat peristiwa masuknya udara berisi zat asam (O2) ke dalam
paru-paru dan keluarnya udara berisi CO2, air dan sisa-sisa
oksidasi dari paru-paru).
2. Tujuan 1. Mengetahui keadaan umum pasien.
2. Mengetahui/mengikuti perkembangan jalanya penyakit.
3, Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Mempersiapkan pasien berbaring atau duduk dengan
tenang di tempat tidur.
2. Menghitung pernafasan dengan melihat turun naiknya
dada.
3. Tangan pemeriksa memegang alat penghitung waktu.
4. Menghitung pernafasan selama setengah menit, kemudian
hasilnya dikalikan dua.
5. Mencatat hasil.
6. Jumlah pernapasan normal ( Respiration rate ) :
7. Bayi : 30 – 40 x / menit
8. Anak : 20 – 30 x / menit
9. Dewasa : 12 – 20 x/ menit
6. Unit Terkait Bp Umum, KIA, UGD, VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 61 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pengkajian awal adalah tahap awal dari proses


PENGKAJIAN AWAL
pelayanan dan merupakan suatu proses yang
YANG PARIPURNA
(Meliputi sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
anamnesis/alloanamnesis,
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, status kesehatan pasien
dan kajian sosial)
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk mengetahui
secara cepat kondisi pasien dan memberikan
penanganan yang cepat pada pasien yang mengalami
kondisi umum buruk
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor
I/UKP/001/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO.5 ttg Panduan Praktik Klinis Dokter di
FasYanKes Primer
5. Prosedur 1. pasien yang datang ke UGD ditidurkan ditempat
yang tersedia
2. Jika pasien lebih dari satu, petugas
mengidentifikasi pasien berdasarkan prioritas
penangan (pasien gawat tidak darurat, pasien
darurat tidak gawat, pasien gawat darurat)
3. Melakukan anamnesa terhadap keluhan pasien,
meliputi:
a. Riwayat keluhan pasien
b. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
c. Respon klien yang berhubungan dengan
persepsi kesehatan klien
d.Riwayat pengobatan pasien
4. Melakukan pemeriksaan vital sign, meliputi:
Tekanan Darah, Nadi, Suhu, dan Nafas
5. Melakukan pemeriksaan fisik, meliputi: Inspeksi,
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 62 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

Palpasi, Perkusi, Auskultasi


6. Memeriksa kondisi cedera tambahan pada pasien
7. Melakukan pemeriksaan laboratorium kepada
pasien jika diperlukan
8. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
9. Menentukan rencana tindakan medis yang akan
dilakukan sesuai hasil pemeriksaan
10. Melakukan tindakan medis
11. Mencatat hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik
kedalam status pasien
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 63 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pengukuran suhu badan di axila adalah prosedur yang berlaku untuk
PENGUKURAN
semua pasien yang memerlukan pengukuran suhu badan (derajat
SUHU BADAN
DI AXILA panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan
pembakaran dalam tubuh dengan mengeluarkan panas melalui
keringat, pernafasan, sisa-sisa pembuangan (ekskresi) dan
penyinaran (radiasi), hantaran (konduksi) dan konveksi).
2. Tujuan 1. Mengetahui suhu badan pasien
2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
3. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam membantu
menentukan diagnosa
4. Mengetahui perkembangan penyakit
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Memberitahu pasien
2. Membawa alat – alat ke dekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengeringkan ketiak pasien dengan bajunya , sapu tangan,
atau handuk
5. Memeriksa termometer apakah air raksa telah turun sampai ke
reservoirnya (jika belum, turunkan dahulu)
6. Mengepitkan ujung termometer di tengah– tengah ketiak
7. Menekankan lengan pasien yang ada termometer pada dada,
dengan tangannya memegang bahu sebelahnya, sedangkan
tangan yang lain menahan siku, dengan demikian ketiak akan
tertutup rapat
8. Mengangkat termometer setelah 10–15 menit, dilap dengan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 64 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

tisue dari atas ke arah reservoir


9. Membaca hasilnya dan dicatat
10. Membersihkan termometer (lihat uraian cara membersihkan
termometer) kemudian dikembalikan ke tempat semula
11. Mencuci tangan

Suhu tubuh Normal : 36, 5 C – 37,5 C


6. Unit Terkait BP UMUM, KIA, UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 65 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah prosedur yang mencakup proses


PENGUKURAN
pengukuran tekanan darah pada sebelum diberikan terapi lebih lanjut
TEKANAN
DARAH
2. Tujuan 1. Mengetahui tekanan darah
2. Mengetahui kerja jantung
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Memberi tahu pasien
2. Membuka/menggulung lengan baju
3. Memasang manset tensimeter pada lengan atas dan pipa
karetnya berada di sisi luar lengan
4. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar
5. Denyut Arteri Brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak teraba
dan air raksa dalam pipa gelas naik
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun
perlahan-lahan. Dengarkan dengan menggunakan stetoskop
bunyi detakan yang pertama serta perhatikan turunnya air raksa
8. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan
pertama disebut tekanan sistole (misalnya 120 mmHg)
9. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala
permukaan air raksa pada waktu denyutan terakhir disebut
tekanan diastole (misalnya 80 mmHg)

10. Catat hasil pengukuran dalam rekam medik


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 66 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

11. Kriteria Tekanan Darah :


Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )
Hipotensi < 90 < 60
Normal 90 – 139 60 – 90
Hipertensi >140 >90
6. Unit Terkait BP UMUM, KIA, UGD, VK

1. Pengertian Pengukuran tinggi badan adalah prosedur yang mencakup proses


PENGUKURAN
pengukuran tinggi badan / panjang badan pasien baik pasien bayi,
TINGGI
BADAN anak maupun dewasa.
2. Tujuan 1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui tinggi badan pasien
3. Mengetahui/mengikuti indeks dan diit pasien
4. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa
5. Menentukan diit pasien
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Memberitahu pasien
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. mempersilahkan pasien melepas alas kakinya dan menyuruh
pasien berdiri tegak lurus merapat pada alat penggukur,
pandangan lurus ke depan
4. Merapatkan alat ukur ke kepala pasien terus melihat skala alat
ukur dengan menera secara tepat
5. Mencatat hasilnya
6. Untuk bayi : Menggunakan alat ukur panjang bayi, bayi diletakkan
pada posisi telentang pada alat ukur. Posisi bayi diluruskan pada
saat diukur.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 67 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

7. Nilai normal TB untuk bayi & anak dapat dilihat dari tabel
pertumbuhan dan perkembangan anak; tinggi badan disesuaikan
dengan umur.
6. Unit Terkait Bp Umum, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 68 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun


PENYUSUNAN
terapi atau pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai
RENCANA
LAYANAN dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien agar pasien
MEDIS
mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memberikanpelayanan medis khususnya pengobatan dan terapi
dalam mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien yang bersangkutan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta:
Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran.
2. Petugas memanggil masuk pasien ke ruang pemeriksaan.
3. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
pasien,
6. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan standar atau evidence base terbaru.
7. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien.
8. Petugas memastikan bahwa pasien mengerti tentang penjelasan
yang diberikan petugas.
9. Petugas melengkapi inform consent.
10. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan
rencana.
11. Petugas memperhatikan respon klien.
12. Petugas mengevaluasi tindakan yang diberikan.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 69 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

13. Petugas mendokumentasikan kegiatan.


6. Unit Terkait BP Umum, BP GIGI, KIA, LABORAT, IGD dan VK

1. Pengertian Membersihkan luka dan menutup luka dengan memperhatikan tehnik


PERAWATAN
steril
LUKA
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
perawatan luka agar mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam
luka
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Petugas menjaga privasi pelanggan
2. Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa akan dilakukan
tindakan perawatan luka
3. Petugas mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
4. Petugas mengatur posisi pasien sehingga luka mudah dirawat
5. Petugas mendekatkan alat di dekat pasien
6. Petugas melakukan pengkajian luka
7. Petugas membersihkan daerah luka dengan mengalirkan NaCl
8. Petugas membersihkan luka dengan kassa steril
9. Petugas memberikan obat pada luka (betadine/ daryantule/
sufratulle/ Bioplacenton)
10. Petugas menutup luka dengan kassa steril dan memplesternya
dengan rapat
11. Petugas merapikan pasien dan membereskan alat – alat
12. Petugas mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
6. Unit Terkait BP Umum, UGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 70 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Persiapanrujukan pasien adalah langkah – langkah yang harus


PERSIAPAN
dilakukan sebelum pasien dikirim ke fasilitas pelayanan
RUJUKAN
PASIEN kesehatan yang mampu menyediakan layanan kesehatan yang
dibutuhkan pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar pasien yang
dirujuk dalam kondisi stabil dan aman selama perjalanan menuju
fasilitas pelayanan yang lebih tinggi
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Rujukan
Nasional. Jakarta : Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk,
2. Petugas menyiapkan lembar inform consent,
3. Petugas menjelaskan isi inform consent kepada pasien dan
keluarga,
4. Petugas meyakinkan pasien dan keluarga untuk setuju dirujuk,
5. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani
inform consent,
6. Petugas menandatangani inform consent yang telah
ditandatangani pasien dan keluarga,
7. Petugas menyiapkan surat rujukan,
8. Petugas melengkapi surat rujukan berupa nomor, identitas
pasien, diagnose, tanda tangan petugas dan stempel
Puskesmas,
9. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil,
10. Petugas memastikan alat - alat kesehatan yang terpasang
pada pasien dalam keadaan baik,
11. Petugas menyiapkan alat kesehatan dan obat – obat yang
diperlukan dalam proses rujukan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 71 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

12. Petugas menyiapkan ambulance,


13. Petugas mengantarkan pasien.
6. Unit Terkait IGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 72 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas


RUJUKAN
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan
INTERNAL
yang tepat.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk pasien yang tidak bisa
ditangani di Puskesmas mendapatkan penangan dari fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Rujukan Nasional.
Jakarta : Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic pasien
3. Petugas melakukan anamnesa pasien
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas menegakan diagnosa
6. Apabila diperlukan, petugas merujuk pasien ke poli terkait atau ke
pemeriksaan penunjang.
7. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di RM
8. Petugas mencatat apa yang akan dikonsultasikan ke unit lain di RM
9. Petugas membubuhkan tanda tangan / paraf di RM
10. Petugas mengisi blanko rujukan internal
11. Petugas mempersilahkan dan menunjukan pasein unit yang dirujuk
12. Petugas unit yang dirujuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
13. Petugas unit yang dirujuk memberikan jawaban secara tertulis di RM
14. Petugas unit yang dirujuk membubuhkan tanda tangan/ paraf di RM
15. Petugas unit yang dirujuk mempersilahkan pasien kembali ke unit
yang merujuk
16. Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi
17. Petugas memberi resep
18. Petugas mempersilahkan pasien kebagian farmasi
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 73 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

6. Unit Terkait UGD,BP UMUM, VK, KIA, BP GIGI

1. Pengertian Pasien emergency adalah kondisi dimana pasien menderita penyakit


RUJUKAN
atau cidera yang dapat menyebabkan kecacatan permanen dan
PASIEN
EMERGENCY mengancam nyawa pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah agar pasien gawat darurat
mendapatkan pertolongan pada fasilitas kesehatan yang lebih
mampu sehingga nyawa pasien dapat terselamatkan serta
menurunkan angka kematian.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Rujukan
Nasional. Jakarta : Kemenkes RI
5. Prosedur 14. Menentukan kegawatdaruratan pasien. Sesuai dengan
wewenangnya, dokter umum melakukan pemeriksaan awal dan
lanjutan baik fisik maupun penunjang untuk menentukan kasus
apakah bisa ditangani sendiri atau dirujuk. Perawat memberikan
pertolongan untuk life saving dan stabilisasi pasien.
15. Menentukan tempat rujukan yang memiliki kewenangan dan
diutamakan yang terdekat.
16. Memberikan informasi pada tempat rujukan yang dituju. Informasi
yang diberikan berupa pemberitahuan jika ada pasien yang akan
dirujuk, data pasien, kondisi pasien, alasan dirujuk dan apa yang
perlu dilakukan untuk persiapan selama dalam perjalanan.
17. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
kondisi pasien dan alasan dirujuk serta konsekuensi bila pasien
tidak dirujuk. Pasien dan keluarganya harus menandatangani
informed consent.

18. Menyiapkan pasien yang akan dirujuk dengan menstabilkan


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 74 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

kondisi umum pasien, memasang cairan infuse dan memberikan


obat-obatan yang diperlukan sesuai advise dokter.
19. Membuat surat rujukan sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
20. Merujuk pasien dengan ambulance dengan didampingi oleh
tenaga medis yang terlatih dan mampu memberikan pertolongan
kegawatdaruratan.
21. Mencatat data pasien yang dirujuk di buku register rujukan untuk
arsip rujukan.
22. Menerima rujukan balik dari Rumah Sakit sebagai tindak lanjut
terhadap pasien
6. Unit Terkait IGD dan VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 75 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas


RUJUKAN
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan
PASIEN
yang tepat.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk pasien yang tidak bisa
ditangani di Puskesmas mendapatkan penangan dari fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Pedoman Sistem Rujukan Nasional.
Jakarta : Kemenkes RI
5. Prosedur 19. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
20. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic pasien
21. Petugas melakukan anamnesa pasien
22. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
23. Petugas menegakan diagnosa
24. Apabila diperlukan, petugas merujuk pasien ke poli terkait atau ke
pemeriksaan penunjang.
25. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di RM
26. Petugas mencatat apa yang akan dikonsultasikan ke unit lain di RM
27. Petugas membubuhkan tanda tangan / paraf di RM
28. Petugas mengisi blanko rujukan internal
29. Petugas mempersilahkan dan menunjukan pasein unit yang dirujuk
30. Petugas unit yang dirujuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
31. Petugas unit yang dirujuk memberikan jawaban secara tertulis di RM
32. Petugas unit yang dirujuk membubuhkan tanda tangan/ paraf di RM
33. Petugas unit yang dirujuk mempersilahkan pasien kembali ke unit
yang merujuk
34. Petugas unit yang merujuk menelaah hasil konsultasi
35. Petugas memberi resep
36. Petugas mempersilahkan pasien kebagian farmasi
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 76 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

6. Unit Terkait UGD,BP UMUM, VK, KIA, BP GIGI

1. Pengertian Sterilisasi alat adalah Suatu tindakan untuk membunuh kuman


STERILISASI patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan
ALAT dan kedokteran.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman untuk
melakukan sterilisasi alat di Puskesmas Sanggau
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Depkes RI. (2008). Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
5. Prosedur 11. Petugas mencuci tangan dan menggunakan handscoon,
12. Petugas mengidentifikasi alat yang akan disterilisasi,
13. Petugas membilas alat – alat yang akan dsterilkan dengan air
mengalir supaya kotoran yang melekat dapat lepas,
14. Petugas menyiapkan air klorin 0,5% di dalam baskom,
15. Petugas merendam alat – alat yang telah dibilas tadi kedalam
baskom yang berisi air klorin 0,5% selama 10 – 15 menit,
16. Petugas mencuci alat – alat yang telah direndam dengan air klorin
0,5% dengan sabun,
17. Petugas membilas alat – alat tersebut dengan air mengalir,
18. Petugas mengeringkan alat – alat dengan handuk kering,
19. Petugas melepas handscoon dan mencuci tangan,
20. Petugas membuka pintu sterilisator,
21. Petugas memasukkan alat – alat yang telah kering ke dalam
sterilisator,
22. Petugas menutup pintu sterilisator,
23. Petugas menyambungkan kabel sterilisator ke ‘stop kontak’,
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 77 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

24. Petugas mengatur suhu dengan memutar knop suhu sehingga


tanda penunjuk suhu berada pada angka 170 yang berarti bahwa
suhu sterilisasi adalah 170°C
25. Petugas memutar knop waktu yang ada dsterilisator hingga
penunjuk waktu berada di angka 60. Ini menandakan kalau
sterilisator akan bekerja selama 60 menit,
26. Petugas menyalakan sterisator dengan memencet tombol 0-1
sehingga lampu hijau akan menyala,
27. Petugas menunggu hingga 60 menit (sampai penunjuk waktu
berada di angka 0),
28. Petugas mematikan sterilisator dengan memencet tombol 0-1,
29. Petugas menunggu sekitar 10 menit supaya panas di dalam
sterilisator menurun,
30. Petugas membuka pintu sterilisator,
31. Petugas mengambil alat – alat yang ada di dalam sterilisator
dengan korentang yang telah direndam dalam alcohol 70%,
32. Petugas meletakkan alat – alat yang telah steril di dalam bak
instrument yang telah steril,
33. Petugas menutup pintu sterilisator,
34. Petugas menyimpan bak instrument steril yang berisi alat – alat
steril di tempat yang tertutup,
35. Petugas mendokumentasikan kegiatan
6. Unit Terkait BP Umum, KIA/KB, Poli Gigi, UGD, VK dan Rawat Inap
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 78 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Sterilisasi adalah Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen


STERILISASI dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan
ALAT kedokteran.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman untuk
menghindarkan penularan bibit penyakit pada alat medis,
sehingga siap pakai
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
5. Prosedur 1. Siapkan alat yang akan di ozonisasi dan di sterilisasi.
2. Untuk ruang ozon ada beberapa bahan yang tidak tahan ozon
misalnya : karet, kuningan, timah, tembaga. Untuk alat dari
bahan silikon, plastik, melamin dapat disterilkan di ruang ozon.
3. Untuk ruang steril tidak disarankan bahan plastik karena suhu
ruangan bisa mencapai 170o C sehingga dikhawatirkan meleleh.
4. Keringkan alat dengan kain lembut sebelum disterilisasi dan
ozon
5. Masukkan alat yang akan diproses (baik Ozon maupun
Sterilisasi) kemudian tutup pintu dan mulai proses
6. Nyalakan tombol Power Autoclave, dan lampu indikator akan
menyala.
7. Tekan tombol steril untuk mengoperasikan ruang steril (bagian
bawah), proses akan berhenti otomatis manakala suhu dalam
ruangan telah mencapai suhu max 170o C.
8. Tekan tombol Ozon untuk pengoperasian ruang Ozon (ruang
bagian atas). Proses akan berhenti selama 30-45 menit.
9. Setelah semua proses selesai, diamkan selama 20 menit untuk
pendinginan.
10. Setelah itu alat siap digunakan.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 79 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

6. Unit Terkait BP Umum, KIA/KB, Poli Gigi, UGD, VK, LABORAT

1. Pengertian Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong
SYOK
berat karena dapat mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini
ANAFILAKTIK
dapat berkembang dengan cepat. Syok anafilaktik umumnya muncul
dalam beberapa menit setelah penderita terpapar oleh alergen, namun
juga dapat muncul setelah beberapa jam sehingga penyebab berikut
gejalanya perlu dikenali.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan tata laksana
yang tepat pada pasien syok anafilaktik
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes
RI
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis :
 Menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat alergi.
Menggali riwayat terpajan alergen.
 Alergen jenis protein : serum (imunisasi), hormone (KB), enzim,
serangga, makanan.
 Alergen jenis hapten : antibiotic, obat anestesi, obat analgetik,
vitamin atau kombinasi vitamin
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan :
 KU gelisah ada penurunan kesadaran,
 Pelanggan tampak kebiruan / sianosis,
 Akral dingin, keringat berlebihan,
3. Vital sign abnormal (TD tak terukur, nadi meningkat, respirasi
meningkat)
4. Petugas melakukan penanganan syok.
• Membaringkan pelanggan, posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 80 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

• Membebaskan jalan napas, melakukan pemasangan O2 3-


4|pm.
• Memberikan injeksi adrenalin 0,3-0,5 cc im/sc atau 0,1-0,2 cc iv.
5. Tindakan dapat diulang jika observasi 5-10 menit nadi belum
mencapai 90x/menit atau TD sistolik belum mencapai 90mmHg
6. Petugas melakukan tindakan berikutnya bila tidak ada perbaikan
• Pemberian IVFD NaCl tetesan cepat
• Pemberian injeksi Aminophilin 5mg/kgBB perlahan selama 5-10
menit, dilanjutkan dengan dosis maintenance 0,5-
0,9mg/kgBB/jam dalam larutan NaCl 0,9%
• Pemberian Diphenhidramine 10-20mg im/iv
7. Pemberian 1 ampul Dexamethasone iv
8. Petugas malakukan evaluasi tindakan dan melakukan observasi
tanda-tanda vital pelanggan
9. Petugas mencatat kunjungan pelanggan pada buku register UGD,
lembar catatan medik pelanggan
10. Petugas merujuk pelanggan ke Rumah Sakit bila tidak ada
perbaikan
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 81 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Suatu kondisi gangguan hemodinamik akibat adanya kekurangan


SYOK plasma yang disebabkan diantaranya : pendarahan, diare / muntah
HIPOVOLEMIK hebat, luka bakar luas, demam tinggi, dehidrasi
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk pedoman bagi petugas
Unit Gawat Darurat dalam penanganan Syok Hipovolemik
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta:
Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesis : keluhan utama, riwayat
penyakit, penyebab syok.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum gelisah, penurunan kesadaran
 TD menurun, nadi dan respirasi meningkat, perfusi jaringan
menurun, produksi urin menurun.
4. Petugas melakukan penanganan syok.
 Memposisikan pasien terlentang kaki lebih tinggi
 Membebaskan jalan napas, melakukan pemasangan O2 2-4
Lpm.
 Memberikan cairan melalui intravena kristaloid RL 1 jam
pertama 20cc/kgBB/ jam
5. Petugas mengatasi penyebab syok
6. Petugas malakukan evaluasi tindakan dan melakukan observasi
tanda-tanda vital pasien
7. Petugas menurunkan jumlah tetesan bila ada perbaikan 10cc /
kgBB/jam
8. Petugas mencatat kunjungan pasien pada buku register UGD,
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 82 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

lembar catatan medic pasien


9. Petugas merujuk pelanggan ke Rumah Sakit bila tidak ada
perbaikan selama 1-2 jam

6. Unit Terkait UGD


Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 83 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk


mengencerkan dahak dan melonggarkan jalan nafas.
Nebulizer suatu tindakan pemberian inhalasi uap dengan obat /
tanpa obat menggunakan nebulator.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk melakukan tindakan
nebulizer mengencerkan secret melonggarkan jalan nafas agar
mudah dikeluarkan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan
DIII Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Menjaga privasi pelanggan
2. Mengatur pelanggan dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troli di depan pelanggan yang berisi set
nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai ukuran
5. Memastikan alat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dengan dosisi
7. Memasang masker pada pelanggan
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pelanggan nafas dalam
sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
10. Mencuci tangan setelah tindakan selesai dilakukan
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 84 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Tindakan pembedahan adalah tindakan pengobatan yang dilakukan


TINDAKAN
dengan cara menyayat untuk membuka atau menampilkan bagian
PEMBEDAHAN
tubuh yang sakit,
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tindakan
pembedahan dilakukan dengan aman baik bagi pasien maupun
bagi petugas
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Dokter atau petugas yang diberi kewenangan melakukan
tindakan pembedahan merencanakan tindakan pembedahan
sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami pasien,
2. Dokter atau petugas yang berwenang melakukan tindakan
pembedahan menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga
mengenai rencana tindakan pembedahan, prosedur tindakan,
manfaat, resiko dan komplikasi terhadap tindakan serta
akibat jika tindakan tidak dilakukan,
3. Dokter memastikan pasien atau keluarga paham mengenai
tindakan yang akan dilakukan,
4. Dokter melengkapi inform consent tindakan pembedahan
yang ditandatangani pasien, saksi dan dokter yang
bersangkutan,
5. Dokter menyiapkan alat – alat yang dibutuhkan untuk
tindakan pembedahan,

6. Dokter memposisikan pasien sesuai dengan bagian tubuh


yang akan dilakukan pembedahan dengan memperhatikan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 85 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

kenyamanan pasien,
7. Dokter mencuci tangan dan menggunakan handscoone steril,
8. Dokter menjelaskan kepada pasien kalau tindakan akan
dimulai,
9. Dokter mendesinfektan daerah yang akan di incisi dengan
larutan betadin,
10. Dokter memasangkan duk steril di daerah yang akan di
incisi,
11. Dokter menganestesi bagian yang akan di incise dengan
memberikan injeksi lidokain sesuai kebutuhan,
12. Dokter memastikan bahwa daerah yang dianestesi sudah
tidak terasa sakit,
13. Jika pasien masih terasa sakit, dokter menunggu beberapa
saat sampai daerah tersebut tidak terasa sakit,
14. Dokter mulai menyayat bagian yang sudah ditentukan
dengan prinsip steril,
15. Dokter selalu memperhatikan respon pasien selama tindakan
pembedahan berlangsung,
16. Dokter melakukan pembedahan sesuai kebutuhan pasien,
17. Dokter membersihkan daerah pembedahan dengan kassa
steril,
18. Dokter menjahit daerah yang di incisi,
19. Dokter membersihkan daerah yang dijahit dengan cairan
NaCl o,9%,
20. Dokter mengoleskan betadin di daerah yang dijahit,
21. Dokter menutup luka dengan kassa steril,
22. Dokter memplester balutan,
23. Dokter menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan telah
selesai,
24. Dokter membereskan peralatan,
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 86 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

25. Dokter melepas handscoone dan mencuci tangan,


26. Dokter menjelaskan mengenai tindakan perawatan di rumah
dan waktu untuk control,
27. Dokter memberikan resep kepada pasien dan menjelaskan
untuk mengambilnya di apotek
28. Dokter mencatat kegiatan yang dilakukan, respon klien,
terapi dan rencana control dalam rekam medis pasien.
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 87 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian 1. Triase adalah memilah – milah korban sesuai dengan tingkat


TRIASE
kegawatannya untuk menentukan prioritas tindakan.
2. Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak
mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan
penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara
cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan
anggota tubuhnya seumur hidup.
3. Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak,
sewaktu-waktu / kapan saja, terjadi dimana saja, dan dapat
menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan,
suatu proses medik atau perjalanan suatu penyakit.
2. Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan penanganan pasien
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi JMS. (2013). Training Division. Jakarta: Jakarta Medical Service 119
5. Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas UGD.
2. Inform concent (penandatangan persetujuan tindakan) oleh
keluarga pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese
4. Penderita diperiksa dengan singkat
5. Penderita diperiksa dengan cepat (selintas) untuk menentukan
derajat kegawatannya oleh dokter, perawat yang terlatih.
6. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi
kode warna :
a. Hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan tidak
darurat. Misalnya : Penderita Common Cold, Gastritis, Abses.
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 88 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

gawat dan gawat tidak darurat. Misalnya : luka sayat dangkal.


c. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat (pasien
dengan kondisi mengancam). Misalnya : Fraktur terbuka,
Trauma kepala, Penderita Stroke Trombosis, Luka Bakar,
Appendicitis Acuta , CVA, AMI, Asma Bronchial dll.
d. Hitam adalah warna untuk penderita yang telah meninggal
dunia.
7. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan
warna: merah, kuning, hijau, hitam
8. Pada waktu jam kerja penderita dengan warna kuning dikirim ke
BP / rawat jalan Unit terkait Poliklinik, Ruang perawatan.
9. Petugas mendokumentasikan identitas pasien,hasil
pemeriksaan,tindakan yang telah dilakukan,evaluasi tindakan.
10. Petugas merencanaan tindakan selanjutnya.
6. Unit Terkait UGD
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 89 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

1. Pengertian Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai


ASUHAN saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
KEPEREWATAN minggu, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran.
PADA PASIEN
TYPHOID
2. Tujuan Pedoman bagi petugas dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Typhoid.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Wijaya dan Putri. (2013) Keperawatan Medikal Bedah (2)
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Jogjakarta: Nuha
Medika
5. Prosedur

11. Petugas Melakukan Pengkajian


- Anamnesa Identitas Pasien
- Keluhan Utama
- Pemeriksaan Fisik
12. Petugas Melakukan Penegakan Diagnosa Keperawatan
- Hipertermia Berhubungan Proses Penyakit ( Infeksi ).
13. Petugas Melakukan Intervensi
- Monitor Suhu Minimal tiap 2 jam
- Monitor Tekanan Darah, Nadi dan Respirasi
- Monitor hidrasi ( misalnya : Turgor kulit dan kelembapan
mukosa mulut ).
- Kolaborasi dengan Tim medis dalam Pemberian Antibiotik
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang
tepat
14. Petugas Melaksanakan Implementasi
- Melaksanakan tanda tanda vital
- Menganjurkan untuk minum yang banyak
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 90 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau

- Menganjurkan kompres air hangat


- Memberikan obat antibiotik sesuai advis dokter
- Memberikan terapi cairan
- Memberikan makanan sesuai diet
15. Petugas melakukan Evaluasi dan Dokumentasi
- Mencatat Perkembangan Pasien
- Tanda Tangan Disetiap Melakukan Tindakan
6. Unit Terkait Pendaftaran,Ugd, Laborat

Anda mungkin juga menyukai