Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 1 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Keadan yang tidak mungkin dilakukan rujukan adalah suatu keadaan
ALTERNATIF
dimana pasien dalam keadaan umum buruk sehingga harapan
PENANGANAN
PASIEN hidupnya sangat rendah dan/atau pasien/keluarga pasien menolak
TINDAK
dilakukan rujukan.
LANJUT
RUJUKAN
TETAPI TIDAK
MUNGKIN
DILAKUKAN
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk penangan pasien yang
tepat dan kesinambungan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi PMK NO.5 ttg Panduan Praktik Klinis Dokter di FasYanKes Primer
5. Prosedur 1. Petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien
2. Petugas menentukan untuk melakukan rujukan kepada pasien yang
dirawat inap
3. Karena keadaan umum buruk sehingga harapan hidupnya sangat
rendah dan/atau pasien/keluarga pasien menolak dilakukan rujukan.
Sehingga, petugas memutuskan tidak dilakukan rujukan terhadap
pasien tersebut.
4. Menjelaskan kondisi pasien kepada pasien dan keluarga pasien.
5. meminta pasien mengisi form penolakan dilakukan tindakan
rujukan.
6. Memberikan perawatan bantuan hidup dasar sesuai dengan
prosedur Puskesmas Sanggau bagi pasien dengan kondisi umum
buruk dan harapan hidupnya rendah.
7. Memberikan pendidikan kepada pasien tentang penyakit termasuk
diet dan gaya hidup yang mempengaruhi penyakit yang diderita.
6. Unit Terkait UGD, VK
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 2 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
gizi
- Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung
protein dan kalori ( telur,susu dll )
- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Memberikan obat oral anti muntah ( domperidon )
10. Petugas melakukan Evaluasi dan Dokumentasi
- Mencatat Perkembangan Pasien
- Tanda Tangan Disetiap Melakukan Tindakan
6. Unit Terkait Rawat Inap
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 11 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Iinform consent adalah persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh
INFORM pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
CONSENT lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan dan memberi
perlindungan hukum kepada dokterter hadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 18 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi
KEJANG
dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan paling sering ditemui
DEMAM
pada usia 9-20 bulan.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan tata
laksana yang tepat pada pasien kejang demam
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta:
Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas menjaga privasi pasien
2. Petugas mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
3. Petugas melindungi lidah dengan spatel yang dibalut kasa
4. Petugas mengatur posisi tidur pasien
5. Petugas mengkaji keadaan pernafasan pasien
6. Petugas melonggarkan pakaian pasien
7. Petugas memberikan obat – obat anti kejang sesuai dengan
instruksi (diazepam rektal 0,5 mg/kgBB atau < 10 kg: 5mg, > 10
kg: 10 kg).
8. Jika dalam waktu 5 menit masih kejang segera rujuk ke rumah
sakit
9. Petugas memberikan Oksigen adekuat 1l/mnt
10. Petugas memberikan cairan intravena (D5, 1/4S; D5, 1/2S atau
RL)
11. Petugas memberikan kompres air hangat untuk menurunkan
demam
12. Petugas mengkolaborasikan pemberian obat antipiretik
paracetamol 10 mg/kg/bb/x tiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10
mg/kgbb/hr tiap 4-6 jam
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 28 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Luka bakar adalah cidera pada jaringan tubuh akibat panas,bahan
LUKA
kimia,maupun arus listrik.
BAKAR
Derajat luka bakar :
1. Luka bakar derajat 1
Merupakan luka bakar yang paling ringan.kulit yang terbakar
menjadi merah,nyeri sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab
atau membengkak.jika ditekan daerah yang terbakar akan
memutih,belum terbentuk lepuhan
2. Luka bakar derajat 2
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam.kulit melepuh,dasarnya
tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang
jernih.jika disentuh warnanya menjadi putih dan terasa nyeri
3. Luka bakar derajat 3
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.permukaan berwarna
putih dan lembut atau berwarna hitam,hangus dan kasar. Jika
disentuh tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit
mengalami kerusakan.Jika jaringan mengalami kerusakan akibat
luka bakar,cairan akan merembes dari pembuluh darah dan
menyebabkan pembengkakan. Kehilangan sejumlah cairan karena
perembesan tersebut bisa menyebabkan syok, tekanan darah
sangat rendah,sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ
lainnya sangat sedikit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meminimalisir cidera
pada luka bakar
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa
2. Petugas memeriksa tanda-tanda vital pasien
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 34 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Memakai sarung tangan steril adalah prosedur yang memuat langkah-
MEMAKAI
langkah pemakaian sarung tangan steril dengan benar
SARUNG
TANGAN
STERIL
2. Tujuan Pemakaian sarung tangan steril sesuai prosedur
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik
keatas.
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada yang luka.
3. Mencuci tangan.
4. Buka pembungkus luar dengan memisahkan sisi sisinya.
5. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri, gunakan sarung tangan
pada tangan yang dominan terlebih dahulu.
6. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan,
pegang tepi manset sarung tangan untuk menggunakan sarung
tangan yang dominan.
7. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan.
8. Jangan biarkan jari – jari tangan yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka atau tidak steril.
9. Yang perlu diperhatikan pada cara ini adalah agar bagian luar
sarung tangan tidak tersentuh oleh tangan dengan langsung. Oleh
karena itu sarung tangan steril biasanya pangkalnya dilipat keluar
agar dapat dipakai pegangan pada saat memakainya.
6. Unit Terkait UGD , VK, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 37 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
berdebar.
9. Petugas menanyakan kepada pasien apakah kepala pasien
pusing.
10. Petugas menanyakan kepada pasien apakah pandangan
bekunang – kunang.
11. Petugas menanyakan apakah kulit sekitar yang diberikan
anestesi local terasa gatal.
12. Petugas memantau keadaan kulit sekitar daerah anestesi.
13. Petugas melanjutkan tindakan sesuai dengan rencana terapi.
14. Petugas mengakhiri kegiatan dengan pendokumentasian.
6. Unit Terkait IGD, VK, BP GIGI, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 43 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya.
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau
tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 49 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Pemberian O2 adalah Memberikan aliran gas lebih dari 20% pada
PEMBERIAN
tekanan 1 atm, sehingga konsentrasi O2 meningkat dalan darah
O2
2. Tujuan 1. Mempertahankan Oksigenasi jaringan yang adekuat
2. Menurunkan kerja napas
3. Menurunkan kerja jantung
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Beritahu klien, cuci tangan, alat didekatkan
2. Klien posisi semi fowler
3. Periksa isi tabung O2
4. Hubungkan slang dengan canula, k/p canul dibersihkan dulu
5. Hubungkan slang dengan flowmeter
6. Coba/ periksa keluar tidaknya O2
7. Masukkan kanul ke hidung klien, fiksasi, lubang hidung
bersikan dulu dengan cotton bud
8. Alirkan / buka flow meter, atur aliran
9. Evaluasi keadaan umum pasien
10. Alat2 dirapikan, cuci tangan
6. Unit Terkait UGD, VK , KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 51 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
Dengan Perintah 6
Melokalisasi Nyeri 5
Menarik Area yang Nyeri 4
Fleksi Abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak merespons 1
1. Pengertian Pengukuran suhu badan di axila adalah prosedur yang berlaku untuk
PENGUKURAN
semua pasien yang memerlukan pengukuran suhu badan (derajat
SUHU BADAN
DI AXILA panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan
pembakaran dalam tubuh dengan mengeluarkan panas melalui
keringat, pernafasan, sisa-sisa pembuangan (ekskresi) dan
penyinaran (radiasi), hantaran (konduksi) dan konveksi).
2. Tujuan 1. Mengetahui suhu badan pasien
2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
3. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam membantu
menentukan diagnosa
4. Mengetahui perkembangan penyakit
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur 1. Memberitahu pasien
2. Membawa alat – alat ke dekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengeringkan ketiak pasien dengan bajunya , sapu tangan,
atau handuk
5. Memeriksa termometer apakah air raksa telah turun sampai ke
reservoirnya (jika belum, turunkan dahulu)
6. Mengepitkan ujung termometer di tengah– tengah ketiak
7. Menekankan lengan pasien yang ada termometer pada dada,
dengan tangannya memegang bahu sebelahnya, sedangkan
tangan yang lain menahan siku, dengan demikian ketiak akan
tertutup rapat
8. Mengangkat termometer setelah 10–15 menit, dilap dengan
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 64 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
7. Nilai normal TB untuk bayi & anak dapat dilihat dari tabel
pertumbuhan dan perkembangan anak; tinggi badan disesuaikan
dengan umur.
6. Unit Terkait Bp Umum, KIA
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 68 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
1. Pengertian Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong
SYOK
berat karena dapat mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini
ANAFILAKTIK
dapat berkembang dengan cepat. Syok anafilaktik umumnya muncul
dalam beberapa menit setelah penderita terpapar oleh alergen, namun
juga dapat muncul setelah beberapa jam sehingga penyebab berikut
gejalanya perlu dikenali.
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah untuk memberikan tata laksana
yang tepat pada pasien syok anafilaktik
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sanggau Nomor I/UKP/001/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Sanggau
4. Referensi Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2014). Panduan Pelayanan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes
RI
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis :
Menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat alergi.
Menggali riwayat terpajan alergen.
Alergen jenis protein : serum (imunisasi), hormone (KB), enzim,
serangga, makanan.
Alergen jenis hapten : antibiotic, obat anestesi, obat analgetik,
vitamin atau kombinasi vitamin
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan :
KU gelisah ada penurunan kesadaran,
Pelanggan tampak kebiruan / sianosis,
Akral dingin, keringat berlebihan,
3. Vital sign abnormal (TD tak terukur, nadi meningkat, respirasi
meningkat)
4. Petugas melakukan penanganan syok.
• Membaringkan pelanggan, posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 80 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau
kenyamanan pasien,
7. Dokter mencuci tangan dan menggunakan handscoone steril,
8. Dokter menjelaskan kepada pasien kalau tindakan akan
dimulai,
9. Dokter mendesinfektan daerah yang akan di incisi dengan
larutan betadin,
10. Dokter memasangkan duk steril di daerah yang akan di
incisi,
11. Dokter menganestesi bagian yang akan di incise dengan
memberikan injeksi lidokain sesuai kebutuhan,
12. Dokter memastikan bahwa daerah yang dianestesi sudah
tidak terasa sakit,
13. Jika pasien masih terasa sakit, dokter menunggu beberapa
saat sampai daerah tersebut tidak terasa sakit,
14. Dokter mulai menyayat bagian yang sudah ditentukan
dengan prinsip steril,
15. Dokter selalu memperhatikan respon pasien selama tindakan
pembedahan berlangsung,
16. Dokter melakukan pembedahan sesuai kebutuhan pasien,
17. Dokter membersihkan daerah pembedahan dengan kassa
steril,
18. Dokter menjahit daerah yang di incisi,
19. Dokter membersihkan daerah yang dijahit dengan cairan
NaCl o,9%,
20. Dokter mengoleskan betadin di daerah yang dijahit,
21. Dokter menutup luka dengan kassa steril,
22. Dokter memplester balutan,
23. Dokter menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan telah
selesai,
24. Dokter membereskan peralatan,
Judul SOP copas dari Pengertian
Nomor :
Terbit ke : 01
SOP No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : 2-01-2017
Halaman : 86 / 90
Puskesmas
Dinkes Kab.
Sanggau
Sanggau