PEHPUSTAKAAN FTSP UII

HADi-^i/^E-y. .^.yV
*7 fe^^y ^
TGL TER1MA
HO. JUDUL
NO. ":NV.
NO. :nDUX. : _—--•
TUGAS AKHIR

ANALISA DIAGRAM TEGANGAN - REGANGAN BETON

SERAT BENDRAT DENGAN FLY ASH
SEBELUM DAN SESUDAH DIBAKAR

Disusunoleh :

EKO SETYOSO 85310211

RIZAL ZULKIFLI 88310061

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA

2005
 TUGAS AKHIR

ANALISA DIAGRAM TEGANGAN - REGANGAN

BETON SERAT BENDRAT DENGAN FLY ASH
SEBELUM DAN SESUDAH DIBAKAR

Disusim oleh:

Eko Setyoso 85310211

Rizal Zulkifli 88310061

Telah diperiksa dandisetujui oleh :

Prof. Ir. H. Widodo, MSCE, Ph.D

Dosen Pembimbing I

Ir. Fatkhurrohman Nur Sodik, MT.

Dosen Pembimbing II iggal: S/)- 2^^'
 2
A-
5
o
2
H P
<
o J
Ui
lb 2
2
JO
3> J
r-
2 IB
A
2
2
§1 2
A A A
£ £ £ f
 LEMBAR PERSEMBAHAN

K\APBK£>Bt*¥>ArtKAN TiA^AS AKHIK, IN! KBT>AT>A :

• -pAVA ALMAR.H-HM MN MAMA TBRCINTA yAN^ TAK

P6R.NAH- L-eLAH BCRPOA ( MAAFKAN ANAKMM. ATAS
P6NANTIAN PANJAN^ IN! )
• KAK MiRZA ( YAN<^ TAK VBK.NAH UBLArt BCTLfcORBAN
N\BNT>U.KU.NC( APIK.)

• KAK AAN PAN APIK WAVVAN TeRC!NTA

• ISTR-lkSK T£RXA.SIH" NUiNIN^ TRJ LHf<lM!N!,Sf-f ATAS

K,&SABARAN PAN KASlHNyA PALAM P8NANTIAN
PANJAN^ INI

• ANAKKIA. SSTRA PAN UNTAN<^ ( MAAFKAN PAPA

TT&AK "E»(SA MeNEMANI SBTlAP S.AAT)

• -^pAK PAN IB.1A SUVVAP1 TBViCXNTA

• T^eniAN-i^ehiAN lpm w.u,y^M atas> peN^eRTiANNyA

S6LAMA INI

• SAl/CPARAKW. AN£J<qOTA MAPALA IANIS!

 MOTTO

Bismillaahirrohmaanirrohim

Aku Cinta Kepada Tuhanku

Aku Cinta Kepada Alam

Aku Cinta Kepada Bangsa dan Tanah Airku

Aku Cinta Kepada Masyarakat

Aku Cinta Kepada Diriku

"PANTANG KEMBALI SEBELUM TERCAPAI PUNCAK IDAMAN'

(Kode Etik dan SemboyanMapala Unisi)

 LEMBAR PERSEMBAHAN

l&pada
maoten
Bapatfoi
suntini
i6u$u
juga
dwi utaminurwantini
dim
tri-uriayastuti
adt&d#fai>
serta
£efiidu.pan
yangMiasokfisetiapgenerasi
atu sempat numdustamu fetfe menyeratfan kidupHupadd ^muRnasib
mafy
ma'aftan atu dengan segemp usada untu^meruBaA dhnasayang depan
serta
afimsemesta
yang setah Baku - memBahu mewujudl&n segata Zfingmanflu
disaat afo 6enar-Benarmengingin^nnya
QmBang atidayapewRMgn mi ^persemBa^npada &6an
daria£u

efo setyoso
 Vll

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 53

4.1 Umum 53
4.2 Bahan - Bahan Penelitian 53
4.3 Peralatan Penelitian 54
4.4 Prosedur Penelitian 56
4.5 Persiapan dan Pemeriksaan Bahan Campuran 58
4.6 Perhitungan Campuran Beton 58
4.6.1 Perhitungan Campuran Beton dengan Metode ACI 59
4.7 Pembuatan Campuran Beton 63
4.8 Pengujian Slump 64
4.9 Pembuatan Benda Uji 64
4.10 Pembakaran Benda Uji 66
4.11 Pengujian Benda Uji 66
4.12 Analisa dan Evaluasi 67
4.12.1 Kekuatan Desak Beton 67
4.12.2 Regangan Beton 67
4.12.3 Penggambaran Diagram Tegangan - Regangan 68
4.13 Kekuatan Tarik Beton Serat 68

BABV HASIL DANPEMBAHASANNYA 70

5.1 Umum 70
5.2 Hasil PenelitianBeton SeratBendratdan FlyAsh sebelum dan 70
sesudah dibakar serta implikasi terhadap blok Tegangan Desak
5.2.1 Tegangan Normalisasi 75
5.2.2 Diagram Tegangan - Regangan 79
5.2.3 Tegangan Desak Beton 86
5.2.4 Tegangan Tarik 88
5.2.5 Faktork2 • 89
5.2.6 Faktork] 92
5.2.7 Faktork3 • 95
 Vlll

5.2.8 Menentukan Nilai kik3 96

5.2.9 MenentukanNilai Alpha 98
5.2.10 Menentukan Besar Momen Nominal 101
5.2.11 Mencari Rasio Momen Nominal 104

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 113

6.1 Kesimpulan H3
6.2Saran H4
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN
 IX

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayahNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi sebagai prasyarat untuk memperoleh

jenjang kesarjanaan Strata Satu ( SI ) pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Permasalahan yang penulis angkat dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah

menganalisa pemakaian fly ash atau abu terbang sebagai bahan substitusi atau

pengganti semen sampai persentase tertentu dan serat kawat bendrat sebagai bahan

tambah pada pembuatan beton diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan

beton normal khususnya pada kuat tekan dan kuat lentur sehingga mutu beton dapat

ditingkatkan serta sejauh mana pengaruhnya terhadap kekuatan beton pasca

kebakaran.

Penyusun menyadari dalam melakukan penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari

sempurna karena keterbatasan penyusun sehingga penelitian ini belum dan tidak akan

pernah selesai mengingat teknologi pembuatan beton tidak bersifat statis, tetapi terus

berkembang sejalan dengan lajunya teknologi dan penemuan di bidang bahan

konstruksi.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar -

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Ir. H. Widodo, MSCE, PhD, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Islam Indonesia dan Dosen Pembimbing I Tugas Akhir

2. Bapak Ir. Munadhir, MS, Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

3. Bapak Ir. Fatkhurrohman NS, MT. Dosen Pembimbing II Tugas Akhir

4. Bapak DR. Ir. H. Harsoyo, MSc. Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

atas nasehat dan dorongannya

5. Pimpinan dan Staff serta kerabat kerja Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Universitas Islam Indonesia atas dorongan semangatnya

6. Keluarga Besar MAPALA UNISI atas bantuan moral dan material serta dorongan

semangatnya

7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

Semoga Allah membalas amal baiknya dan akhirnya penyusun berharap semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Mei 2005

Penyusun
 XI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kurva tegangan - regangan beton serat bendrat umur 28 hari 35

Gambar 3.2 Diagram tegangan - regangan desak aktual 38

Gambar 3.3 Daerah luasan beton desak 39

Gambar 3.4 Distribusi tegangan cara SK - SNI 41

Gambar 3.5 Diagram blok menentukan nilai alpha 42

Gambar 3.6 Diagram menentukan besarnya nilai beta 43

Gambar 3.7 Distribusi blok tegangan Bambang Suhendro 45

Gambar 3.8 Diagram blok tegangan desak beton serat usulan Sudarmoko 47

Gambar 3.9 Distribusi blok tegangan menurut Sudarmoko 49

Gambar 3.10 Kurva Tegangan-Regangan beton serat suhu normal dan pasca bakar 51

Gambar 4.1 Alur rencana kerja penelitian 57

Gambar 4.2 Pengukuran nilai slump 64

Gambar 4.3 Analisa regangan beton 67

Gambar 4.4 Uji tarik beton 69

Gambar 5.1 Kurva tegangan - regangan beton data asli suhu normal 71

Gambar 5.2 Kurva tegangan - regangan beton data asli pasca bakar 400°C 72
Gambar 5.3 Kurva tegangan - regangan beton data asli pasca bakar 600°C 73
Gambar 5.4 Kurva tegangan - regangan beton data asli perwakilan variasi suhu 74

Gambar 5.5 Nilai konstantaa 75

Gambar 5.6 Nilai konstanta b 76

Gambar 5.7 Kurva normalisasi tegangan - regangan beton suhu normal 77

Gambar 5.8 Kurva normalisasi tegangan - regangan beton pasca bakar suhu 400°C...77
Gambar 5.9 Kurva normalisasi tegangan - regangan beton pasca bakar suhu 600°C...78
 Xlll

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Sifat fisik/Ty ash batubara 17

Tabel 3.2 Komposisi unsure kimia/Ty ash 17

Tabel 3.3 Nilai deviasi standar 22

Tabel 3.4 Hubungan FAS dan kuat desak silinder 23

Tabel 3.5 FAS maksimum 23

Tabel 3.6 Nilai slump 24

Tabel 3.7 Ukuran maksimum agregat 25

Tabel 3.8 Perkiraan kebutuhan agregat kasar permeter kubik beton 25

Tabel 3.9 Parameter - parameter dan faktor koreksi untuk daerah

descending 30

Tabel 3.10 Nilai Scudari berbagai penelitian 31

Tabel 3.11 Nilai k3dari berbagai penelitian 33

Tabel 3.12 Nilai k3dari penelitian PCA 34

Tabel 5.1 Nilai tegangan desak beton 87

Tabel 5.2 Nilai k2 90

Tabel 5.3 Nilai ki 93

Tabel 5.4 Nilai k3 hasil penelitian 96

Tabel 5.5 Nilai k,k3 97

Tabel 5.6 Nilai alpha (a) 100

Tabel 5.7 Nilai momen nominal 103

Tabel 5.8 Nilai rasio momen nominal 106

Tabel 5.9 Konstanta a dan b beton serat bendrat danfly ash hasil penelitian 108
 XIV

Tabel 5.10 Regangan pada saat tegangan maksimum (£0) pada beton serat bendrat

danfly ash dalam berbagai variasisuhu dan waktu pembakaran 109

Tabel 5.11 Tegangan beton serat bendrat danfly ash dalam 110

berbagai variasi suhu dan waktu pembakaran

Tabel 5.12 Tegangan tarikdari hasil penelitian Ill

Tabel 5.13 Konstanta tegangan - regangan beton serat bendrat 112

sebelum dan sesudah dibakar hasil penelitian

Tabel 5.14 Perbandingan nilai kj, kj, k3, k]k3 masing - masing penelitian ... 112
 XV

DAFTAR NOTASI

ai = Luas tiap pias

Ai = Luas total pias

a = Tinggi tegangan desak ekivalen

ar = Koefisien konstanta

As = Luas total tulangan baja

A = Luas bidang desak idealisasi

Bj = Beratjenis

b = Lebar balok

c = Tinggi tegangan desak aktual

C = Gaya desak beton

D = Diameter silinder

d = Tinggi efektif penampang balok

Dc = Gaya tegangan desak beton

fa = Kuat tarik baja

Fa = Tegangan tarik baja

FAS = Faktor Air Semen

f = Tegangan

f0 = Tegangan puncak untuk beton unconfined

fc = Tegangan desak karakteristik beton

f cu = Tegangan desak kubus

fee = Tegangan desak beton serat

fa = Tegangan tarik beton serat

for = Tegangan desak rata-rata

 XVI

F'ct = Gaya tarik beton serat

F'cc = Gaya desak beton serat

gn = Garis netral
h = Tinggi balok total

ki = Faktor koreksi tinggi blok tegangan desak

k2 = Jarak titik berat kurva terhadap tepi serat atas

k3 = Faktor koreksi lebar blok tegangan desak

kik3 = Faktor koreksi luas blok tegangan desak

Mn = Momen nominal

m = Nilai margin

Rm = Rasio momen nominal

r = Pangkat polinomial

sd = Deviasi standar

Tc = Tegangan tarik beton serat

Ts = Tegangan tarik baja tulangan

T = Tegangan tarik baja tulangan

V = Volume

Va = Volume air

Vk = Volume kerikil

Vs = Volume semen

Vu = Volume udara

X = Faktor air semen

x = Regangan desak yang terjadi

yu ~ Tinggi blok tegangan desak rumusan Sudarmoko

Zj = Tinggi pias
 xvn

z = Lengan momen

£ = Regangan beton

£lt = Modulus tangen

CT'b = Tegangan desak beton

Gt = Tegangan tarik beton

So = Regangan pada saat tegangan puncak

£cu = Regangan maksimum / ultimit

Pi = Faktor reduksi tinggi blok tegangan desak

P = Parameter material

Ct = Perbandingan luas tegangan desak ekivalen dengan luas

tegangan desak aktual

Aci = Daerah tegangan desak dibagi n pias

AL = Perubahan panjangbenda uji
 XV111

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Uji Agregat Bahan Benda Uji

Lampiran 2 Tabel Data Kurva Tegangan - Regangan dan Normalisasi Beton

Lampiran 3 Tabel Data Perhitungan Analisa Regresi Polinomial Orde 2

Lampiran 4 Matrik Diagram Tegangan - Regangan Normalisasi Beton

Lampiran 5 Perhitungan Momen Nominal

 XIX

ABSTRAKSI

Teknologi pembuatan beton tidak bersifat statis, tetapi terus berkembang

sejalan dengan lajunya teknologi dibidang konstruksi. Semen sebagai bahan utama
pembuatan beton bahan bakunya semakin berkurang sehingga perlu dicari bahan
pengganti yang fungsinya sama atau mendekati fungsi semen sebagai bahan pengikat
agregat dalam pembuatan beton. Fly Ash sebagai bahan pengganti semen sampai
prosentase tertentu, merupakan limbah dari pembakaran batubara pada Pembangkit
Listrik Lenaga Uap (PLTU). Limbah pembakaran tersebut berupa partikel halus
menyerupai semen keluar bersama-sama gas buang. Serat bendrat sebagai bahan
tambah pada pembuatan beton diharapkan dapat memperbaiki kelemahan -
kelemahan beton normal khususnya pada kuat lentur, sehingga mutu beton dapat
ditingkatkan.
Kondisi pasca bakar selain akan berpengaruh pada kuat desak dan lentur beton
juga akan berpengaruh terhadap bentuk kurva tegangan - regangan yang terjadi
dibanding pada kondisi suhu normal. Bentuk kurva tegangan - regangan kondisi
pasca bakar akan memberikan nilai konstanta - konstanta gaya dalam yang berbeda
dengan kondisi sebelum pembakaran. Perbedaan nilai konstanta tersebut akan
berpengaruh terhadap nilai momen nominal yang terjadi pada beton.
Setelah melakukan serangkaian penelitian dan perhitungan secara matematis
maka diperoleh hasil bahwa semakin tinggi suhu pembakaran terhadap beton serat
bendrat danfly ash maka tegangan desak beton maksimum fc semakin rendah dan
angka regangannya semakin tinggi atau dengan kata lain bahwa pada suhu rendah
nilai tegangan desak maksimum dicapai pada nilai regangan yang relatif rendah dan
semakin tinggi suhu dan lama pembakaran maka nilai tegangan desak beton
maksimum dicapai pada angka regangan yang relatiflebihtinggi. Selaindaripada itu,
nilai konstanta k2 beton suhu normal menunjukkan nilai 0,422944227, beton pasca
bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 0,429849882 dan beton pasca bakar 600°C
memberi nilai 0,470640644. Angka - angka tersebut menunjukkan konstanta k2 beton
suhu pasca bakar memberikan nilai lebih besar daripada beton suhu normal. Dari hal
tesebut mengakibatkan lengan momen beton suhu pasca bakar lebih pendek daripada
beton suhu normal, karena momen nominal merupakan perkalian antara lengan
momen dengan gaya desak dalam sehingga semakin pendek lengan momen maka
nilai momen nominal (Mn) juga semakin kecil. Hasil akhir dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa nilai momen nominal beton serat bendrat dan fly ash kondisi
pasca bakar lebih kecil dari nilai momen nominal pada kondisi suhu normal.
 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemakaian beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal

di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena beton sebagai bahan konstruksi yang

sudah lama dikenal memiliki keunggulan tersendiri dan mudah dikerjakan.

Teknologi pembuatan beton tidak bersifat statis, tetapi terus berkembang

sejalan dengan lajunya teknologi dan pembangunan di bidang konstruksi. Oleh

karena itu perlu adanya usaha dan penelitian-penelitian untuk mendapatkan suatu

temuan dan altematif baru dalam teknologi pembuatan beton yang bertujuan

untuk memanfaatkan beton secara optimal.

Pemakaian fly ash atau abu terbang sebagai bahan substitusi atau

pengganti semen sampai persentase tertentu dan serat kawat bendrat sebagai

bahan tambah pada pembuatan beton diharapkan dapat memperbaiM kelemahan-

kelemahan beton normal khususnya pada kuat desak dan kuat lentur sehingga

mutu beton dapat ditingkatkan.

Pada pembuatan adukan beton akan terdapat sisa air semenyang akan diisi

olehfly ash sehingga membentuk perekat yang mengikat yang diharapkan dapat

menambah kekuatan tegangan desak beton.

 Dengan penambahan serat pada adukan beton dapat mengubah bentuk

diagram tegangan-regangan pada beton yang mempunyai implikasi penambahan

kekuatan lentur pada beton.

Tegangan-regangan beton akan berubah apabila terjadi kebakaran yang

akan mempengaruhi kekuatan beton sehingga perlu diadakan penelitian guna
mengetahui sejauhmana pengaruh terhadap kekuatan beton paska kebakaran.

Sebagai bahan konstruksi, beton akan menahan beban bangunan dengan

beban-beban rencana yang diinginkan oleh pembuat konstruksi. Juga pengaruh-
pengaruh Iain yang mungkin terjadi ketika bangunan difungsikan. Salah satu
pengaruh tersebut adalali suhu tinggi yang terjadi ketika bangunan mengalami
kebakaran.

Pada dasarnya perencana relah memperbitungkan pengaruh kebakaran

pada saat merencanakan konstruksi bangunan, dengan harapan konstruksi
bangunan tersebut mampu menahan beban akibat dari pengaruh kebakaran yang
terjadi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Akan tetapi ketika pengaruh
kebakaran sangat besar, meskipun masih dalam batas perencanaan,
kecenderungan untuk merenovasi struktur secara total adalah pilihan yang paling
banyak diambiL Padahal tidak menutup kemungkinan untuk tetap memfiingsikan
bangunan setelah kebakaran, apabila kekuatan bagian-bagian strukturaya dapat
diperhitungkan kembali.

Jadi, yang terpenting di sini adalah bagaimana menentukan kekuatan

struktur beton setelah kebakaran. Untuk mengantisipasi keadaan di atas, perlu

diadakan peneUtian mengenai kekuatan beton berkaitan dengan waktu dan suhu

kebakaran.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini beton serat bendrat dan fly ash dibakar dengan variasi

suhu dan waktu yang berbeda guna mengetahui tingkat kenisakan yang

diakibatkan oleh suhu tinggi. Dengan mempertimbangkan penambahan serat

kawat bendrat danfly ash pada beton, maka akan dicari seperti apa :

1. Pengaruh variasi suhu dan waktu pembakaran terhadap kuat desak dan

kuat tarik beton.

2. Pengaruh variasi suhu dan waktu pembakaran terhadap diagram

tegangan-regangan beton.

3. Pengaruh variasi suhu dan waktu pembakaran terhadap blok tegangan

desak.

13 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Kuat desak dan kuat tarik beton dengan bahan tambah serat bendrat dan

fly ash sebelum dan sesudah mengalami suhu tinggi dalam beragam

rentang waktu dan suhu kebakaran.

2. Diagram tegangan-regangan beton serat kawat bendrat dan fly ash

sebelum dan sesudah dibakar.

3. Nilai Momen Nominal

 4. Rasio Momen Nominal

5. Konstanta-konstanta diagram blok tegangan desak beton serat kawat

bendrat danfly ash sebelum dan sesudah dibakar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa teknik sipil dalam

memahami serta menguasai permasalahan terutama teknologi pembuatan

beton, kususnya penggunaan beton dengan penambahan serat kawat

bendrat dan fly ash untuk perencanaan struktur beton.

2. Memberikan altematif bam sebagai bahan pertimbangan dalam teknologi

pembuatan beton.

3. Memberikan perkembangan bam dalam ihnu pengetahuan kiiususnya

dalam teknologi beton.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk membatasi agar masalah yang akan diteliti lebih terarah sesuai

dengan tujuan penehtian, maka ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Penggunaan abu terbang atau fly ash sebesar 20% dari berat semen yang

digunakan sebagai bahan pengganti semen.

2. Penggunaan serat kawat bendrat sebesar 1,25% dari berat adukan beton.

3. Mutu beton yang digunakan adalah f 'c = 25 Mpa

 BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

SK SNI T-15-1991-03 (1991) mengartikan, beton (concrete) sebagai

campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus,

agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.

Beton serat (fiber reinforced concrete) menurut ACI Committee (1982)

adalah beton dengan bahan susun semen, agregat halus, agregat kasar, air dan

sejumlah kecil serat (fiber). Beberapa macam bahan serat yang dapat dipakai

untuk memperbaiki sifat-sifat beton tersebut antara lain : baja (steef), plastik

(polypropyline), kaca (glass) dan karbon (carbon).

Suhendro (1991), memperkenalkan konsep beton serat dengan

menggunakan bahan lokal berapa kawat bendrat. Soroushian, P. dan Bayasi, Z

(1987) sebagaimana dikutip oleh Sudarmoko (1991), mengemukakan bahwa

beton serat mempunyai kelebihan dari beton normal dalam beberapa sifet

struktural, antara lain keliatan, ketahanan terhadap beban kejut, kemampuan

menahan tarik dan momen lentur, ketahanan terhadap kelelahan, ketahanan

terhadap susutan dan ketahanan terhadap aus.

Fly ash atau abu terbang umumnya diperoleh dari sisa pembakaran

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mempergunakan batu bara sebagai

sumber energi. Sisa pembakaran berupa partikel halus yang keluar bersama-sama

gas buang (Erry Sudewo 1991). Lebih lanjut ia menerangkan dalam penelitiannya.
fly ash digunakan sebagai bahan tambah (mineral admixture) yang berfungsi

untuk balian pengisi adukan beton sehingga dapat memperkecil pori-poriyang ada

pada beton. Proses hidrasi semen menghasilkan zat-zat perekat dan menghasilkan

Kalsium Hidroksida (CafOH)^ yang dapat menyebabkan beton korosi serta

mengurangi kuat desak beton. Untuk mengatasi lial tersebut diperlukan suatu

bahan tambah yang mengandung Silika atau Silika dan Alumina. Bahan tambah

tersebut akan bereaksi secara kimia pada suhu ruang dengan Kalsium Hidroksida

(CafOHy) yang akan membentuk bahan perekat bam. Balian tambah ini kemudian

dikenal dengan nama pozzolan. Salah satu pozzolan yang biasa digunakan dalam

campuran beton adalalifly ash atau abu terbang.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Asmoro Sigit dan Nugroho Iman S

(1995), menunjukkan bahwa penambahan abu terbang pada campuran mortar

dengan perbandingan 1 semen, 4 pasir dan 0,2 abu terbang(l : 4 : 0,2 ) akan

mengalami kenaikan kuat desak maksimum sebesar 71,9645% pada suhu kamar

dan 81,3831% pada perlakuan suhu oven.

Hansen (1976)* mengemukakan bahwa perubahan kimia pasta semen pada

suhu tinggi juga disertai perubahan volume. Jika dipanaskan pada suhu ruang

sampai 100°C pasta semen akan mengembang, kemudian terjadi penyusutan

sampai suhu 500°C karena dehidrasi. Pada temperatur tinggi volume

mengembang lagi rapi tidak sampai pada volume semula. Diatas suhu 700°C pasta

semen akan rusak dan kekuatan beton akan hilang sama sekali, juga

mengakibatkan ikatan pasta semen dengan agregat hilang. Kenisakan pasta semen
akibat proses kimia pada suhu tinggi ini disebabkan pembahan volume pasta

semen selama pemanasan.

Swamy dan Al-Noori (1974), sebagaimana dikutip Sudarmoko (1991)

lnengamati bahwa bennik serat akan berpengaruh pada kuat lekat, yang

selanjutnya berpengaruh pula pada sifat-sifat stmktural beton. Pada beton serat

berkait, kuat lekatnya akan 40% lebih besar dibanding kuat lekat beton serat lurus.

Perbedaan kedua jenis serat ini temtama dalam menalian retakan dan keruntuhan

benda uji.

Swamy dkk (1979), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kehadiran

serat pada beton akan menaikkan kekakuan dan mengurangi lendutanyang terjadi.

Swamy juga menyimpulkanbahwa penambahan serat akan meningkatkankeliatan

beton, sehingga struktur akan terhindar dari keruntuhan yang tiba-tiba akibat

pembebanan yang berlebihan.

Muhammad Arif Y. dan Fauzan H. (2000), dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa kenaikkan suhu sangat berpengaruh terhadap penurunan

kuat lentur balok beton seratkawat bendrat. Untuk suhu 500°C lama pembakaran

2 jam dan 3 jam terjadi penurunan kuat lentur sebesar 12,5% dan suhu 600°C

lama pembakaran 2 jam dan 3 jam terjadi penurunan kuat lentur sebesar 25%
 BAB HI

LANDASAN TEORI

3.1 Beton

Beton terdiri dari partikel-partikel agregat yang direkatkan oleh pasta

semen yang terdiri dari semen portland dan air. Pasta ini mengisi mang -ruang

kosong diantara partikel-partikel agregat dan setelah beton segar (fresh) dicorkan,

ia mengeras sebagai akibat dari reaksi kimia eksotermis antara semen dan air dan

membentuk suatu bahan srraktar yang padat dan tahan lama. (Phil M. Ferguson.

1981).

Agregat terdiri dari campuran agregat halus dan kasar, biasanya pasir

untuk agregat halus dan kerikil untuk agregat kasar. Agregat ringan yang terbuat

dari serpih, batu tulis atau tanah liat menjadi bertambah penting. Agregat-agregat

lain, seperti terak (slag), juga digunakan. Ukuran (dan juga gradasi) agregat

mempunyai pengaruh yang penting terhadap jumlah semen dan air yang

diperlukan untuk membuat satu satuan beton dari suatu konsistensi tertenru.

Ukuran agregat juga sangat mempengaruhi tembus warna (bleeding), kemudian

penyelesaian akhir, susut dan sifat dapat tembus (permiability).

9
 10

3.2 Bahan Penyusun Beton

3.2.1 Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan

pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat dapat mengisi kurang lebih

70-75% volume beton atau mortar. Meskipun hanya sebagai bahan pengisi, akan

tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton atau mortarnya,

sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan

beton/mortar.

Untuk mendapatkan jenis agregat yang sering dilakukan ialali dengan

didasarkan pada ukiuan butir-butirnya. Agregat dengan ukuran butir besar disebut

agregat kasar, sedang ukuran butir kecil disebut agregat halus. Sebagai batas

antara ukuran butiran yang kasar dan halus umumnya diambil 4,70 mm atau 4,80

mm. Agregat yang berbutir lebih besar dari 4,80 mm disebut agregat kasar dan

yang lebih kecil dari 4,80 mm disebut agregat halus. Untuk yang lebih kecil dari

1,20 mm disebut pasir halus, sedang agregat dengan butir lebih kecil dari 0.075

mm disebut hxmpur/silt dan dibawah 0,002 mm disebut lempuiig/e/erj/. Dalam

praktek umumnya agregat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Batu, untuk besar butir > 40 mm,

2. Kerikil, untuk butir antara 5,0 - 40,0 mm,

3. Pasir, untuk butir antara 0,15 - 5,0 mm.

Agregat hams mempunyai bentuk yang baik (mendekati kubus), bersih,

keras, kuat, gradasinya baik, kestabilan kimiawi dan hal-hal tertentu hams tahan

aus dan cuaca (Tjokrodimulyo, K. 1992).

 11

3.2.1.1 Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus untuk beton dapat bempa pasir alam sebagai hasil

disintegrasi alami dari batuan atau bempa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-

alat pemecah batu. Ukuran butiran pasir umumnya berkisar antara 0,15 -5,00 mm.

Pasir yang baikadalah apabila butir-butimya tajam dan kasar, tidak mengaiidung

lumpur lebih 5%, serat bersifat kekal artinya tidak pecah atau liancur oleh

pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik mataharidan hujan.

Pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam:

1. Pasir galian, dapat diperoleh langsung dari permukaan tanah atau

dengan cara menggali terlebili daliulu. Pasir ini biasanya tajam,

bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam, dalam

penggunaannya biasanya dibersihkan dari kotoran tanah dengan cara

dicuci.

2. Pasir sungai, diperoleh langsung dari dasar sungai, pada umumnya

berbutir halus, bulat-bulat akibat proses gesekan, sehingga daya lekat

antar butir berkurang. Pasir ini paling baik dipakai untuk memptester

tembok.

3. Pasir laut diambil dari pantai Butir-butimya halus dan bulat akibat

gesekan. Banyak mengandung garam-garaman yang dapat menyerap

kandungan air dari udara. Hal ini mengakibatkan pasir selahi agak
basah dan menyebabkan pengembangan bila sudali menjadi bangunan.
Pasirlauttidak baik digunakan sebagai balian bangunan.
 12

3.2.1.2 Agregat Kasar (Kerikil)

Agregat kasar untuk beton dapat bempa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan atau bempa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Ukuran butir kerikil berkisar antara 5,0-40,0 mm. Agregat kasar/kerikil yang baik
adalah apabila butir-butimya keras dan tidak berpori. Tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1%, serta zat-zat yang reaktif alkali, bersifat kekal, artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh-pengarah cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Butir-butir yang berbentuk pipih tidak lebili dari 20% dari agregat
seluruhnya.

Agregat dengan butir-butir bulat (mempunyai panjang ketiga sumbu

pokoknya hampir sama) umumnya lebih baik dari pada agregat dengan butir-butir
yang berbentuk pipih atau panjang jika dipakai untuk membuat beton , karena

butir bulat tersebut menghasilkan tumpukan butir yang erat jika dikonsolidasikan,
sehingga hanya membutuhkan pasta semen sedikit, untuk membuat derajat
kemudahan pengerjaan yang sama. Hal ini karena butir-butir yang bulat lebih
mudah menumpuknya karena lebih mudah memindahkan butir satu terhadap yang
lain dalam beton segar, dari pada butir-butir yang pipih atau panjang. Butir- butir
yang bulat juga diharapkan dapat mengurangi kebutuhan dan pasta semen pada
tingkat kemudahan pengerjaan yang sama, dibandingkan dengan butir-butir yang
sama walaupun mempunyai sperikal dan tekstur permukaan sama . Sperikal iatah
sifat yang tergantung rasio antara luas bidang pennukaan butir dan volume butir .

Tekstur pennukaan adalah suatu sifat permukaan yang tergantung pada ukuran
apakah permukaan butir termasuk halus atau kasar, mengkilap atau kusam dan
 13

macam dari bentuk kekerasan pennukaan. Bentuk butiran agregat lebih

berpengaruh pada beton segar dari pada setelah beton mengeras (Tjokrodimulyo,
K. 1992).

3.2.2 Semen

Semen yang sering digunakan untuk bahan beton adalah semen portland
atau semen pozzolan. Semen portland adalah semen hidrolis yang diliasilkan

dengan cara menghaluskan klinker yang temtama terdiri dari silikat-silikat

kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (PUBI, 1982).
Semenportland temtama mengandung kalsium dan aluminium silika. Dibuat dari

oksida (CaO), lempung yangmengandung silika dioksida (Si02) serta Aluminium

Oksida (A1203). Pozzolan adalah bahan yang bereaksi dengan kapur ikat bebas
selama pengikatan semen, termasuk daya tahannya terhadap agresi suifat, air
kotor dan sejenisnya. Pozzolan digunakan untuk penambah atau untuk pengganti
sampai dengan 70% semen. Kelemahan balian ini adalali mereduksi kecepatan
pengerasan beton, dengan kata lain semen portland pozzolan menghasilkan panas
hidrasi lebih sedikit dari pada semen biasa. Kelebihan jenis semen iniadalah sifat
ketahanan terhadap kotoran dalam air lebih baik, sehingga cocok jika dipakai
untuk bangunan dilaut, bangunan pengairan dan beton massa. Pozzolan dapat
terjadi dalam bentuk alamiah, antara lain, abu vulkanis, scoria dan batu apung
(Murdock dan Brook, 1979).

Fungsi semen adalali untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi

suatu massa yang kompak/padat serta untuk mengisi rongga-rongga diantara
 14

butiran agregat. Ditinjau dari tujuan pemakaiannya semen portland di Indonesia

menjadi 5 jenis (PUBI1982)

Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan

persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis
lain.

Jenis II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

suifat dan panas hidrasi yang sedang.

Jenis III : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan

kekuatanawal yang tinggi.

Jenis IV : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan

panas hidrasi yang rendah.

Jenis V : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan

sangat tahan terhadap suifat

3.2.3 Air

Dalam suatu adukan beton air merupakan balian dasar pembuat beton yang
penting namun harganya murah. Air dipergunakan untuk bereaksi dengan semen,
serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah
dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang diperlukan
hanya sekitar 30% berat semen saja, namun dalam kenyataamiya nilai faktor air
semen yang dipakai jarang sekali kurang dari 30%, selebihnya dijadikan sebagai
pelumas. Penambahan air ini tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan betonnya
akan retak dan poms. Selain itu kelebihan air akan bersama-sama dengan semen
bergerak kepermukaan adukan beton segar yang bam saja dituang (bleeding) yang
 15

kemudian menjadi buih dan membentuk suatu lapisan tipis yang disebut laintance
(selaput tipis). Selaput tipis ini akan mengurangi lekatan antara lapis-Iapis beton
dan mempakan bidang sambung yang lemah. Apabila terjadi kebocoran silinder,
air bersama-sama semen akan keluar, sehingga terjadi sarang-sarang kerikil. An
yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat pula untuk
bahan campuran beton tetapi tidak berarti bahwa air pencampur beton hams
memenuhi standar persyaratan air minum.

Secara umum air yang dapat digunakan sebagai bahan pencampur beton
adalah air yang dipakai akan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan lebih
dari 90% kekuatan beton yang memakai air suling. Syarat-syarat air yang dapat
digunakan sebagai pencampur beton adalah sebagai berikut:
1. tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2,0
gram/liter,

2. tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton seperti asam,

zat organik dan sebagainya lebih dari 15 gram/liter,
3. tidak mengandung klorida lebih dari 0,50 gram/liter,
4. tidak mengandung senyawa suifat lebih dari 1,0 gram/liter
(Tjokrodimulyo, K 1992).

3.2.4 Abu Terbang atau Fly Ash

Abu terbang atau Fly Ash umumnya diperoleh dari sisa pembakaran
Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang mempergunakan batu bara sebagai sumber
energi. Sisa pembakaran bempa partikel halus, keluar bersama-sama gas buang.
Fly Ash digunakan sebagai bahan tambah (mineral admixture) yang berfungsi
 16

untuk balian pengisi adukan beton sehingga dapatmemperkecil pori-pori yangada

dan memanfaatkan sifatpozzolan dari fly ash untuk memperbaiki mutu beton.

Dalam penelitian Sudewo, E. (1991), abu terbang digunakan untuk

mengubah Kalsium Hidroksida menjadi Kalsium Silikat Hidrat, untuk jelasnva

lihat reaksi-reaksi sebagai berikut:

Hidrasi semen,

Cs S + 6H20^ (C3S2 H3)+3 Ca(OH)2

2C2 S * 4H2 O ->• (C3 S2 H3 + Ca(OH)2

Keterangan:

C = CaO, S=Si02, H=H20

C3S2H3 =3CaO. 2Si02.3H2

Hasil dari proses diatas adalah C3S2H3 yang biasa disebut Tobermorite

yang berbentuk gel dan sisa reaksi Ca(OH)2 Sisa hasil reaksi ini (Ca(QH)2) akan

bereaksi dengan abu terbang atau/Ty ash.

Hidrasi Abu Terbang,

Sisa +Abu Terbang-*Gel

3Ca(OH)2 + 2 Si02-^ C3S2H3

Keterangan;

C3 S2 H3 = 3CaC)2 SiOSHfJ = Gel

Gel merupakan bahan perekat baru semacam pasta hidrolik yaitu bahan

yang dapat mengeras bila diberi air dan diduga dapat meningkatkan kuat desak

beton.
 18

3.2.5 Serat (Fiber) Kawat Bendrat

Para peneliti terdahulu telali bempaya memperbaiki sifat-sifat kurang baik

dari beton dengan cara menambah serat (fiber) pada adukan beton. Ide dasamya
adalah menulangi beton dengan serat yang disebarkan secara merata (uniform)
kedalam adukan beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah
terjadinya retakan-retakan mikro dalam beton yang terlalu dini, baik akibat panas
hidrasi maupun akibat pembebanan. Berbagai macam serat/fiber yang dapat
digunakan untuk memberbaiki sifat-sifat mekanik beton antara lain adalali : (a)
serat baja (steelfiber), (b) serat polypropylene (sejenis plastik bemufu tinggi), (c)
serat kaca (glassfiber) dan serat karbon (carbonfiber).
Dewasa ini jenis serat yang paling populer dipakai diluar negeri adalah
baja (steelfiber) yang memihki diameter sekiter 0,5 mm dan panjang sekitar 50,0
mm, dengan bentuk geometri yang beraneka ragam untuk meningkatkan pull-out
resistance-nya. Melalui mekanisme semacam dowel action, yang mempakan
kombinasi dari pull-out resistance dan bending resistance, telah terbukti bahwa
fiber baja sangat efektif dan efisien dapat menunda terjadinya retakan-retakan
mikro beton dan pada akhirnya mampu meningkatkan secara drastis berbagai sifat
mekanis beton.

Bebagai macam kawat tersedia yang secara visual memungkinkan untuk

dipakai sebagai fiber, menggantikan fiber baja dari luar negeri. Secara umum
kawat-kawat tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu : (1) kawat bisa, (2)
kawat bendrat, dan (3) kawat baja. Diameter yang dipilih adalah sekitar 0,8 - 1,0
mm.
 19

33 Faktor Air Semen (FAS)

Faktor air semen sangat mempengaralii kekuatan beton, faktor air semen

(FAS) merupakan perbandingan antara berat air dan berat semen dalam adukan.

Kenaikan FAS mempunyai pengamh yang sebaliknya terhadap sifat-sifat beton,

seperti permeabihtas, ketahanan terhadap pengamh cuaca, ketahanan terhadap
abrasi, kekuatan tarik, rayapan penyusutan dan kuat desak (Murdock, 1978).
Hubungan antara faktor air semen dan kuat desak beton dapat ditulis dengan
ramus Duff Abrams (1919) sebagai berikut:

* A
fc =^r (3.1)
Keterangan :

f c = kuat desak beton

A, B = konstanta

x= faktor air semen

Dengan demikian semakin besar faktor air semen maka semakin rendah

kuat desak betonnya, walaupun bila dilihat dari rumus tersebut tampak bahwa
semakin kecil faktor air semen semakin tinggi kuat desak beton, tetapi nilai FAS
yang rendah akan menyulitkan pemadatan, sehingga kekuatan desak beton akan

rendah karena beton kurang padat . Dapat disimpulkan bahwa hampir untuk
semua tujuan beton yang mempunyai yang mempunyai FAS minimal dan cukup
untuk memberikan workabilitas tertenru yang dibutuhkan untuk pemadatan yang
berlebihan, mempakan beton yangterbaik.
 20

3.4 Slump

Slump mempakan pedoman yang digunakan untuk mengetahui tingkat

kelecekan suatu adukan beton. Makin besar nilai slump berarti makin encer

adukan betonnya, sehingga adukan betonnya makin mudah dikerjakan. Nilai

slump lebili ditentukan oleh jumlah air dalam adukan, sehingga variasi hanya
terjadi pada jumlah semen dan agregat saja, karenanya bila nilai slump sama akan
tetapi nilai FAS bembah maka akan mempunyai kekuatan lebih tinggi jika
kandungan semennya lebih banyak. Jika jumlali semen banyak berarti
pengurangan nilai FAS dan penambahan kuat desak beton (Tjokrodimulyo, K.
1992).

3.5 Rancangan Campuran Beton

Metode perancangan campuran beton yang digunakan sebagai dasar

perhitungan campuran betonpada penelitian ini adalahmetodeACL

3.5.1 Tujuan Perancangan Campuran Beton

Tujuan dari perancangan campuran beton ialah untuk menetukan proporsi

bahan-bahan penyusun beton agar tercapai keadaan yang sesuai dengan
persyaratan berikut:

1. Kuat desak yang sesuai atau memenuhi syarat seperti yang ditentukan oleh
perencana konstruksi.

2. Kelecakan (workability) yang cukup sehingga pengangkutan, penuangan dan

pemadatan beton dapatdilakukan dengan baik.
 21

3. Keawetan (durability) yang memadai dan pada umumnya keawetan beton

banyak ditentukan oleh faktor air semen.

4. Penyelesaian akhir (finishing) beton yangbaik.

Metode perancangan campuran beton yang digunakan sebagai dasar

perhitungan campuran beton ada beberapa macam. Metode tersebut antara lain :

metode ACL, Dreux, DOE dan metode Road Note No. 4.

Penggunaan atau pemilihan metode perancangan beton pada proyek-

proyek yang telah ada biasanya didasarkan pada kualitas pencapaian kekuatan
beton rencana yang sesuai dengan yang telah dirancang, kemudahan pengerjaan
dan nilai ekonomi.

Pada penelitian ini dipakai metode ACL, karena metode ini paling banyak
dipakai dilapangan. Dengan demikian akan didapatkan beton dengan keadaan
yang mendekati keadaan sesunggulinya.

3.5.2 Metode ACI (American Concrete Institute)

American Concrete Institute menyarankan suatu cara perencanaan

campuran yang memperhatikan nilai ekonomi, bahan yang tersedia, kemudahan

pengerjaan, keawetan, serta kekuatan yang diinginkan. Dengan metode ACL

didapatkan kenyataan bahwa pada ukuran agregat maksimum tertentu dan jumlah
air permeter kubik adukan menentukan tingkat kekentalan (slump) adukan itu.
 22

Secara garis besar umtan langkah perancangan dengan cara ACL ialah
sebagai berikut:

1. Menghitung kuat desak rata-rata berdasarkan kixat desak yang disyaratkan dan
nilai margin dengan mmus dibawah ini:

fCT = fc + m .(3.2)

dimana:

f cr = kuat desak rata-rata, kg/cm2

fc = kuat desak yang disyaratkan, kg/cm2

m = nilai margin, kg/cm2

= 1,64 . sd

sd = deviasi standar (lihat Tabel 3.3 )

Tabel 3.3. Nil aideviasi standar (kg/cm2")

Mutu Pelaksanaan

BaikSekaii Baik Cukup

Kecil < 1000 45<sd^55 55<sd^65 65<sd^85

Sedang 1000-3000 35<sd ^ 45 45<sd^55 55<sd^75

Besar >1000 25<sd £ 35 35<sd ^45 45<sd^65

Sumber: Teknologi Beton , Tjokrodimulyo, K. 1992

2. Menetapkan faktor air semen berdasarkan kuat desak rata-rata pada umur
yang dikehendaki (Tabel 3.4.) dan keawetannya (berdasarkan jenis
struktur dan kondisi lingkungan, Tabel 3.5.). Dari dua hasil tersebut dipilih
yang paling rendah.
 23

Tabel 3. 4. Hubungan faktor air semen dan kuat desak silinder beton
umur 28 hari

Faktor Air Semen Perkiraan kuat desak

(Mpa)

0,35 42

0,44 35

0,53 28

0,62 22,4

0,71 17,5

0,80 14

Sumber: Teknologi Beton, Tjokrodimulyo, K. 1992

Tabel 3.5. Faktor Air Semen maksimum

Kondisi FAS

Betondidalam ruangan bangunan

a. kadaan keliling non korosif 0,60

b. kedaan keliling korosif, disebabkan olehkondensasi 0,52

atau uap air

betondiluar ruangan bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0,60

b. terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0,60

beton yang masuk kedalam tanah

a. mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti 0,55

 24

T
b. mendapat pengamli suifat alkali dari tanali atau air 0,52
1
tanah

* beton yang kontinyu berhubungan dengan air

a. airtawar 0,5

b. air laut 0,52

Sumber: Teknologi Beton, Tjokrodimulyo, K. 1992

3. Menentukan nilai slump dan ukuran maksimum agregat berdasarkan jenis

straktunrya (Tabel 3.6.)

Tabel 3.6. Nilai slump (cm)

Pemakaian beton Maksimum Minimum

Dinding, plat, pondasi &pondasi telapak bertulang 12,50 5,00

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan 9,00 2,50

struktur dibawah tanah

Plat, balok, kolom dan dinding

15,00 7,50

Pengerasanjalan
7,50 5,00

Pembetonan missal
7,50 2.50

Sumber .Teknologi beton, Tjokrodimulyo, K. 1992.

 7. Menghitung volume agregat halus yang diperlukan, berdasarkan jumlah

volume air, semen dan agregat kasar yang diperlukan serta udara yang
terperangkap dalam adukan (Tabel 3.7), dengan cara hitungan volume
absolut sebagai berikut:

Volume agregat halus = 1- (Va+Vk+Vs+Vu) (3.3)

Keterangan :

Va = volume air

Vk = volume kerikil

Vs = volume semen

Vu = volume udara

3.6 Diagram Tegangan - Regangan Beton

Nilai—nilai tegangan-regangan yang digunakan untuk membentuk grafik

diagram tegangan-regangan diperoleh dengan menggunakan metode regresi
polinomial (Triatmodjo B, 1992) yang sebelumnya dilakukan normalisasi pada
tegangan dan regangan yaitu dengan cara membagi tegangan yang terjadi dengan

tegangan maksimum dan regangan yang terjadi dengan regangan pada saat
tegangan maksimum.

Rum us dari persamaan polinomial order r mempunyai bentuk :

f<X) = 0 + aiX + a2x-+ + arx[ (3.4)

Jumlah kuadrat kesalahan dari proses regresi polinomial adalah :

I>2 =2>,-fW:r (3.5)

 27

Persamaan 3.5 dideferensialkan terhadap tiap koefisien dari polinomial

^- =-2Zty.-a1xt-a1xi - -arx, J

da 1
=-2I>,(y, -a,x, -a,Xi2 - -arx,r)
i=l
.(3.6)
3D2
9a 2
-2Sx.2t. ~aixi -a,x,2 - -arx/)
3D2
da. =-2Sx.r(yi-a.x,
i=i
lrXi')
Persamaan 3.6. dapat ditulis dalam bentuk persamaan matrik seperti dibawah ini

n Xx. X*2 - Ex,2 "I*

r+l
Sxi Xx.2 2>.2 - I>, "1 Xx,y,
Xv Xx- I*.4 ... Ex
r+2
a,
Xx.2y>
(3.7)

Xx,r Sx,- xx,r+2 - i>rjk ll*,V

Keterangan :

ar = koefisien konstanta

r = pangkat polinomial

Penyelesaian dari persamaan 3.7 akan didapat hasil a,, a2,a3 ar

Hasil ini dimasukkan dalam mmus 3.4. Untuk memperoleh besamya tegangan
yang dicari maka rumus 3.4. dapat ditulis sebagai berikut:

f(x) =(ax +bx2)<?maks (3.8)

 28

Keterangan :

f(x)= tegangan yangdicari

a,b = konstanta

x = regangan desak yang terjadi

^maks = tegangan maksimum yang terjadi

Mansur, Chin dan Wee (1997) mengemukakan bahwa tegangan-regangan
untuk beton dalam desakan/ compression yang diperoleh dari tegangan lentur
adalah sangat mirip/serupa dengan hasil yang diperoleh dari pembebanan uni-
aksial.

Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan teori lentur, tetapi

menggunakan kurva tegangan-regangan dari pembebanan uni-aksial. Data-data
penelitian yang telah ada memberikan prediksi yang dekat antara hubungan
momenkelengkungan dan kapasitas momen ultimit balok.

Bentuk kurva tegangan-regangan pada dasarnya mempakan fungsi dari

tegangan desak beton yang terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Bagian yang naik (ascending) yang ditunjukkan mulai dari tegangan nol
(0) sampai tegangan maksimum (fc) dengan regangan desak (s0) antara
0,0015 - 0,002 untuk mutu beton sampai dengan 41 MPa berdasarkan ACL
318-83 PCA

2. Bagian yang menurun (descending) yang ditunjukan oleh kurva hubungan

tegangan -regangan mencapai nilai maksimum, kurva akan tumn sampai
mencapai regangan batas/ultimit (scu) yaitu antara 0,0033 - 0,0046 (
Ibrahim &Mac Gregor) dan 0,0035 - 0,0040 untuk beton serat bendrat (
 29

Suhendro). Untuk nilai ecu hasil berbagai penelitian dapat dilihat pada
Tabel 5.10.

Untuk mendapatkan parameter-parameter persamaan blok tegangan beton

serat bendrat dan fly ash dapat digunakan pendekatan persamaan dari SK-SNI,
Sudarmoko dan Suhendro. Penelitian yang berhubungan dengan penentuan kurva
tegangan-regangan meskipun teriihat sederhana, tetapi prosesnya memerlukan

sangat banyak persyaratan, sebab bentuk kurva dipengamhi dengan kondisi

pengujian yang digunakan (Mansur, Chin, Wee; 1997).

Untuk mencari kurva tegangan-regangan digunakan 2 persamaan.

Persamaan I untuk mendapatkan kurva pada daerah ascending seperti tertulis pada
persamaan (3.8). Sedangkan persamaan II adalah untuk menentukan kurva pada
daerah descending, adapun model analisis yang dikemukakan oleh Mansur, Chin,
Wee (1997) untuk menghasilkan kurva tegangan regangan beton pada daerah
descending adalali:

kJ3
f = f„
(3.9)
k,p-l + k2p
V£oy

dimana:

f = tegangan

fo = tegangan puncak untuk beton unconfined

= regangan

= regangan padategangan puncak untuk beton unconfined

ki ,k2 = faktor koreksi

 30

parameter material tergantung dari bentuk diagram

tegangan- regangan, dengan persamaan:

1
h - (3.10)
1 r°
£0£it

Keterangan : eit = tangent modulus

Tabel 3.9. Parameter - parameter dan faktor koreksi untuk daerah descending
Confinement Conection factors Constant Values of Values of

of concrete constant for constants for

plaint concrete fiber concrete

unconfined fo =mlfc Ml 0,94 0,96

ejt =m2(f;f33 M2 10300 10300

80 =m3(f0)°>35 M3 0,0005 0,0005

ki =m4(40/f;)2 M4 1 0,96

k2 = m5(40/fo)1'3 M5 1 0,8 !
i

Pada penelitian lain daerah descending, penumnan tegangan setelah

tegangan maksimum sampai pada regangan maksimum (ultimit) menggunakan
persamaan dengan nilai mendekati nilai 0,15 f c seperti yang telah dikeraukakan
oleh Hognestad yang digunakan untuk menganalisa beton normal. Walaupun bila
diperhatikan perilaku beton serat setelah tercapainya tegangan maksimum (post
peak behavior) beton serat masih dapat mempertahankan tegangan yang cukup
besar ( sekitar 60% tegangan maksimumnya) meskipun telah terjadi regangan
yang cukup besar.
 31

3.6.1 Regangan Ultimit (EcU)

Nilai regangan maksinixun/ultimit ( ecu ) bembah-ubah menumt peneliti

terdaliulu seperti pada Tabel 3.10. Adapun nilai regangan ultimit ( ecu ) yang
digunakan terhadap beton normal berdasarkan SK-SNI-1991 yaitu sebesar
0,0035.

Tabel3.10 Nilai ecu dari berbagai penelitian

No Peneliti Ecu

Suhendro

- Untuk beton serat bendrat 0,0035 - 0,0040

Norwegian code

- Untuk cilinder strength

20Mpa 0,00384
94Mpa 0,00268

Ibrahim & Mac Gregor 0,0033 - 0,0046

ACI318-95,NZS95 0,003

Britisstandart8110 0,0035

CSA 94 model 0,0035

_L
 32

3.6.2 Regangan Pada Saat Tegangan Puncak ( 80 ).

Nilai regangan pada saat tegangan puncak ( s0 ) berubah-ubah sesuai

dengan tegangan puncak dari masing-masing benda uji. Pada beberapa penelitian,
regangan pada saat tegangan puncak menggunakan persamaaan-persamaan seperti
dibawah ini:

Pei, JS &Lok, TS (1998)

e0=2,4xl0-4 /f
-sl (mm/mm) (3.11)
ym

Wee, Chin & Mansur (1996)

£0 =0,00078 (fc)0'25 (mm/mm) (3.12)

BS8110 (1985)

8»"fc (mm/mm) (3X3)

dimana:

fcu =tegangan desak kubus yang nilainya : f c= 0,8 f cu

ym = angka keamanan bahan yang nilainya 1

3.6.3 Faktor ka

ACL Code dan Canadian Code telah menetapkan blok tegangan dimana
spesifikasi kuat desak beton, keduanya menggunakan silinder-silinder 152 x 304
mm. Dalam ACL dan CSA Code mengasumsikan blok tegangan dengan
rectanguler, traperoidal, parabolic atau yang lainnya diperoleh dari hubungan
 33

antara distribusi tegangan-regangan desak beton dari data test (Ibrahim & Mc
Gregor; 1994). Lebar blok tegangan-regangan diperoleh dari faktor k3dan f cyl,
dimana faktor k3 menurun/semakin kecil seiring dengan meningkarnya kuat desak
beton. Dari berbagai penelitian nilai k3 dapat dilihat pada Tabel 3.11
. Tabel 3.11 Nilaik3 dari berbagai hasil penelitian
No Peneliti ka

Bartlett & Mac Gregor

- Untuk campuran dengan fly ash 1

- Campuran dengan semen 0,86

Ibrahim & Mac Gregor berdasarkan penelitian

a. Norwegian code

- Untuk silinder strength 20 Mpa 0,84

- Untuk silinder strength 94 Mpa 0,66

b. Finish code 0,7

c. Martinez

- Untuk strength 63 Mpa 0,8

- Untuk strength lebih rendah 0,98

ACI Commitee 363 0,85

Collins et.al merekomendasikan 0,6+10/fc <0,85

Sedang pada penelitian yang dilakukan oleh Portland Cement Assosiation

(PCA) untuk beton tidak terkekang dapat dilihat pada Tabel 3.12. berikut ini.
 34

Tabel 3.12. Nilai k3 dari penelitian PCA

F'c

ki k2 k3 So
Psi N/mm2

2000 13,8 0,86 0,48 1,03 0,0037

3000 20,7 0,82 0,46 0,97 0,0035

4000 27,6 0,79 0,45 0,94 0,0034

5000 34,5 0,75 0,44 0,92 0,0032

6000 41,4 0,71 0,42 0,92 0,0031

7000 48,3 0,67 0,41 0,93 0,0029

Pada penelitian yang di lakukan oleh Portland Cement Assosiation terliliat

bahwa semakin tinggi kuat desak beton maka nilai k3 cendemng semakin kecil
atau menumn. Hal ini menunjukkan nilai yang sama dengan penelitian yang lain.
 35

3.7 Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat dan Fly Ash Pada Beton

E
S

•a

Regangan desak (x 10"3) mm

Gambar 3.1. Kurva tegangan-regangan beton serat bendrat umur 28 hari

(Suhendro B, 2000)

Suhendro B, (1998) mengemukakan, dengan memperhatikan kurva

tegangan-regangan yang dihasilkan oleh pengujian desak silinder beton/foer/serat
pada umur 28 hari ( Gambar 3.1), terliliat bahwa kuat desak (tegangan desak
maksimum) beton serat (dengan rasio volume, Vr = 0,5%) hanya bertambah
antara 5 - 10% bila dibandingkan dengan kuat desak beton normal/biasa. Ini
menunjukkan baliwa penambahan fiber dengan Vr = 0.5% tidak banyak
pengaruhnya terhadap pertambalian kuat desaknya. Namun bila diperhatikan
perilaku setelah tercapainya tegangan maksimum (postpeak behavior) beton serat
masih dapat mempertahankan tegangan yang cukup besar (sekitar 60% tegangan
maksimumnya) meskipun telah terjadi regangan (deformasi) yang cukup besar
 36

pula. Ini menunjukkan bahwa beton fiber bersifat liat (ductile). Luasan dibawali
kurva tegangan-regangan tersebut menunjukkan besamya energi yang dapat
diserap selama proses pembebanan. Makin besar luasan dibawah kurva , makin
liat bahan tersebut. Di lain pihak, beton biasa/normal secara drastis kehilangan
kemampuannya untuk menahan beban, segera setelah tegangan maksimumnya
tercapai. Hal ini membuktikan bahwa beton biasa/normal tersebut bersifat getas
(brittle) sehingga energi yang dapat diserap juga relatip kecil.
Hasil penelitian Dwi Laksono dan Lutfi (1999) tegangan-regangan beton
desak pada penggantian semen oleh abu terbang atau fly ash secara subtitusi
sampai 22,5% menunjukkan peningkatan pada tegangan desak beton, baik beton
terkekang maupun tidak terkekang, bila dibandingkan dengan beton biasa/normal.
Peningkatan tegangan desak beton ini dipengaruhi oleh abu terbang yang masih
efektifbereaksi dengan sisa hidrasi semen.

3.8 Pengaruh Suhu pada Beton Serat Kawat Bendrat

Hasil penelitian Muhammad Arif Y. dan Fauzan H(2000), menerangkan

bahwa suhu sangat berpengaruh terhadap degredasi kuat lentur balok beton serat
kawat bendrat, untuk suhu 500°C lama pembakaran 2 jam dan 3 jam terjadi
degredasi kuat lentur sebesar 12,5% dan suhu 600°C lama pembakaran 2jam dan
3 jam degradasi kuat lentur sebesar 25%.

Suhu juga sangat berpengaruh terhadap degredasi momen dan faktor

kekakuan balok beton serat kawat bendrat. Degredasi momen dan faktor
kekakuan bervariasi menurat suhu dan lama pembakaran. Pada suhu 500°C lama
 37

pembakaran 2 jam momen mengalami penurunan 12,5% dan penurunan faktor

kekakuan 55,64%, pada suhu 500° Clama pembakaran 3jam momen mengalami
penurunan 12,5 % dan penurunan faktor kekakuan 59,59%. Untuk suhu 600°C

lama pembakaran 2 jam, momen mengalami penumnan 25% dan penurunan

faktor kekakuan 67,24%. Pada suhu 600°C lama pembakaran 3 jam momen
mengalami penurunan 25% dan penurunan faktor kekakuan 70,53%

3.9 Distribusi Tegangan - Regangan Beton

Distribusi tegangan desak yang terjadi pada penampang beton mempunyai

bentuk parabola setara dengan kurva tegangan-regangan desak beton. Mutu beton
yang berbeda akan berlainan bentuk kurva dan lengkungnya. Tegangan desak
maksimum posisinya bukan pada serat tepi desak terluar tetapi agak masuk
kedalam.

Volume blok tegangan desak yang berbentuk parabola digunakan untuk

menghitung gaya desak dan kuat lentur penampang. Diagram tegangan - regangan
semakin luas maka volume blok tegangan desak semakin bertambah besar.
Bertambahnya volume blok tegangan desak akan mempengamhi panjang lengan
momen. Momen tahanan dalam mempakan fungsi dari perkalian gaya desak
dalam dengan lengan momen, sehingga dengan bertambah lengan momen akan
menambah besamya momen tahanan dalam (Mn). Momen talianan dalam akan
menalian momen lentur rencana aktual yang ditimbulkan oleh beban luar.
 38

3.10 Metode Menentukan Koefisien Blok Tegangan Desak

Nilai-nilai yang dapat diketahui dalam kaitaimya antara liasil dari

penelitian dengan blok tegangan desak adalah nilai momen nominal, rasio momen
nominal, nilai a dan nilai (3.

3.10.1 Menentukan Nilai Momen Nominal

Gambar 3.2 Diagram tegangan- regangan desak aktual

Gambar 3.2. menunjukkan bahwa dalam menentukan besamya momen

nominal yang terjadi maka hal-hal yang diketahui terlebih dahulu adalah:

1. Menentukan besamya luasan tegangan desak yang terjadi.

Besamya luasan tegangan desak dapat ditentukan dengan berdasarkan
pada Gambar 3.3. sebagai berikut (Nakamura, 1991):
 39

f.+ l
Zj $ Jb.
V

//////'///
» a,

Gambar 3.3. Daerah luasan beton desak

Langkah - langkah dalam menentukan luasan adalah sebagai berikut:

a. Daerali tegangan desak dibagi menjadi n pias (Aq).

b. Ditentukan letak titik berat masing-masing pias terhadap serat tepi

luar atas beton (zj)dengan mmus :

^,_Aci(f(1)+2f;i+1))
3(f«+W (3.14)
c Dicari luas masing-masing pias (a,), dengan ramus :

a,= x/2 (f(l)+f(1+i))Aci (3.15)

d. Kemudian besamya luasan selumh daerali beton desak (A;)dicari

dengan menggunakan mmus :

1=1 (3.16)
2. Menenftikan besar jarak titik berat luasan beton desak terliadap serat tepi luar
atas (k2) dengan mmus :

k -Xai-z.
j (3.17)
 40

3. Besar momen nominal (Mn) diliitung dengan minus:

Mn=ALb.z (3.18)
dimana

z = d-k2 (3.19)

Keterangan:

Ai = luas total pias

a; = luas masing-masing pias

b = lebar balok

C = gaya tegangan desak beton

c = tinggi blok tegangan desak

d = tinggi efektif balok

f c = tegangan desak beton

h = tinggi balok

k2 = titik berat blok tegangan desak terhadap tepi serat atas

k3 = koreksi lebar blok tegangan desak

T = tegangan tarik baja

z = lengan momen
 41

3.10.2 Menentukan Rasio Momen Nominal

Dalam menentukan besamya rasio momen nominal yang dapat terjadi,

sebagai momen pembanding digunakan momen dari hasil penelitian (persamaan

3.18) dan menggunakan diagram momen nominal berdasarkan SK-SNI T-15-

1991-03 seperti teriihat dibawali ini.

0,85fc

-•Ts
v

Gambar. 3.4 Distribusi tegangan cara SK-SNI

Momen yang terjadi diuraikan sebagai berikut:

As.f,
.(3.20)
0,85fc.b

C= 0,85.fc.a.b (3.21)

z=d-k2 (3.22)

Nilai k2 (titik berat) disesuaikan dengan bentuk diagram tegangan desak

yang bempa persegi panjang, sehingga nilai k2 = 0,5 dari kedalaman diagram

sebesar a sehingga

M, = C(d-y2a) (3.23)
 42

Maka rasio momen nominal yang terjadi dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan

8«u=7f (3.24)
Mi

Keterangan :

As= luas tulangan baja tarik

a = tinggi blok tegangan desak ekivalen

fy = tegangan tarik baja

Ts = gaya tarik baja

3.103 Menentukan Nilai Alpha (a)

Dalam menentukan besamya nilai alpha (a) ditinjau gambar sebagai

berikut:

v • •

Gambar 3.5 Diagram blok menentukan nilai alpha (a)

 43

Berdasarkan Gambar 3.5. maka besamya nilai a dapat ditentukan :

k f ' a .(3.25)
3 c •
a
At

Keterangan:

a = perbandingan luas diagram tegangan desak ekivalen dengan luas

diagram tegangan desak aktual

At = luas diagram tegangan desak aktual

3.10.4 Menentukan Nflai Beta (p)

Untuk mengetahui besamya nilai beta (P) maka digunakan gambar dan

ramus seperti pada Gambar 3.6 :

• •

Gambar 3.6.Diagrammenentukan besamya nilai beta (P)

 44

Dimana: a = pi.c

a = 2. k2. c

Maka ramus yang digunakan adalah :

ki = P,=2k2 (3.26)

Keterangan:

pi = faktor reduksi tinggi blok tegangan desak ekivalen

3.11 Distribusi Tegangan - Regangan Beton Serat pada Suhu Normal

Sifat - sifat beton serat agak berbeda dengan beton biasa ( konvensional)

maka anggapan - anggapan maupun cara hitungan / analisis tampangbalok beton

biasa yang dikenal selama ini tidak dapat dipakaibegitu saja dan perlu modifikasi.

3.11.1 Distribusi Tegangan - Regangan Beton Serat Menurut Suhendro

Suhendro B, (1998) dalam penelitiannya menyatakan baliwa perilaku

lentur balok beton bertulang yang diberi serat berbeda dengan balok bertulang

biasa karena dua hal utama yaitu :

a. Beton serat bersifat liat (ductile) dalam mendukung tegangan desak

b. Dalam mendukung tegangan tarik beton serat mempunyai kuat tarik

yang cukup tinggi dan masih memihki kemampuan tersebut meskipun

telah terjadi retak - retak yang cukup lebar (5-10 mm ) pada balian

tersebut
 45

Kedua faktor tersebut mempengamhi distribusi tegangan lentur pada

kondisi ultimit dan dengan demikian mempengarulii pula kuat batas balok

tersebut.

Mengingat duktiiitas atas kelenturan yang dipunyai oleh beton serat maka

regangan desak beton maksimum pada saat kemntuhan dapat diambil lebih besar

daripada beton konvensional dimana tegangan desak beton maksimum terjadi

pada regangan sekitar 0,0035 - 0,0040

Gambar 3.7 memperlihatkan idealisasi dari distribusi tegangan - regangan

beton bertulang yang diberi serat penuli dimana regangan dianggap linier dengan

regangan maksimum diserat beton terdesak diambil 0.0035. Pada bagian desak

dipakai diagram berbentuk parabola yang mirip dengan diagram tegangan

regangan silinder dari hasil pengujian desak silinder

0,85 ftf
\<r •>l

Gambar 3.7. Distribusi blok tegangan Suhendro

 46

Dari Gambar 3.7 dapat diuraikan sebagai berikut:

Dc = 0,67xfcfxcxb (3.27)

Tc = 0,85 x (h-c )X 0,85 xftfxb (3.28)

Ts=Asxfy (3.29)

Persyaratan keseimbangangaya - gaya dalam memberikanhubungan :

Dc-Tc-Ts = 0 (3.30)

sehinggatinggi blok tegangandesak c dapat diperolehdari persamaan tersebut.

Nilai k2 (titik berat) disesuaikan dengan bentuk diagram tegangan desak

yang diidealisasikan sebagai bentuk parabola sehingga nilai k2 = 0,375 dari tinggi

c, maka momen nominal yang terjadi adalah

Mn = 0,67 fcfxcxb(d-0,375 c) (3.31)

Keterangan :

As = luas tulangan tarik

Dc = gaya desak beton serat

f Cf = tegangan desak beton serat

f tf = tegangan tarik beton serat

fy = tegangan tarik baja

Tc = gaya tarik beton serat

Ts = gaya tarik baja

 47

3.11.2 Distribusi Tegangan- Regangan Beton Serat Menurut Sudarmoko

Sudannoko (1989) mengusulkan bentuk blok tegangan desak beton serat

dapat dianggap parabola dan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1. Blok tegangan desak didekati dengan persamaan :

x = f - .(3.32)
yu

Y <

> x

-yu
dA =x.dy

Gambar.3.8 Diagram blok tegangan desak beton serat usulan Sudarmoko

2. Luas blok tegangan desak beton =

Jxdy

Jxdy= j.Jky'+f^dy
-yu J u

r^ry'+f-y
3yu -yu

2/3 f cc. yu .(3.33)

 50

Nilai k2 (titik berat) diambil 0,375 disesuaikan dengan bentuk diagram tegangan

desak yang berbentuk parabola setinggi yu, sehingga momen yang terjadi

Mn = 0,67 f c. b . c (d - 0,375 yu) (3.41)

Keterangan:

Fee = gaya desak beton serat

Fct = gaya tarik beton serat

Fa = gaya tarik baja

fa = tegangan tarik baja

f cc = tegangan desak beton serat

f ct = tegangan tarik beton serat

t = tinggi retak balok

yu = tinggi blok tegangan desak

 52

berkurangnya panjang lengan momen akan mengurangi besar momen talianan

dalam yang terjadi. Dari hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa momen

tahanan dalam beton pasca bakar lebili kecil dibanding momen tahanan dalam

pada beton suhu normal.

3.13 Kuat Tarik Beton Serat Bendrat

Tegangan tarik beton serat bendrat diliitung berdasarkan formula dalam

Method for Determination of Tensile Splitting Strength (British Standart

Institution 1993), ( Sudarmoko 1991), yaitu:

2F
zr (3.42)
itld

dimana :

o\ = tegangan tarik yang terjadi (N/mm2)

F = beban maksimum (N)

d = diameter silinder (mm)

1 = tinggi silinder (mm)

 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Umum

Penelitian yang dilakukan adalah study laboratorium tentang beton serat

bendrat dengan fly ash sebelum dan sesudah dibakar. Pembuatan benda uji

bempa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Sebagai metode

perancangan campuran beton yang digunakan sebagai dasar perhitungan

campuran beton pada penelitian ini adalah metode ACL

4.2 Bahan - bahan Penelitian

Bahan -balian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pasir

Digunakan pasir yang memenuhi syarat gradasi maupun syarat-syarat

lain yang telah ditentukan yang berasal dari Kali Progo

2. Kerikil

Digunakan kerikil yang memenuhi syarat gradasi maupun syarat-

syarat lain yang telah ditentukan yang berasal dari Clereng.

3. Semen

Semen yang akan digunakan adalah semen Portland tipe I produksi

P.T. Semen Gresik

53
 55

jenis, berat volume agregat, berat volume dan modulus halus butir

pasir. Selain itu juga untuk menimbang berat dari kawat bendrat dan

fly ash.

4. Mistar dan Kaliper

Mistar dari logam digunakan untuk mengukur dimensi cetakan model,

sedangkan kaliper untuk mengukur diameter benda uji.

5. Cetok dan Talam Baj a

Cetok digunakan untuk memasukkan adukan kedalam cetakan. Talam

Baja digunakan sebagai penampung sementara adukan beton yang

dikeluarkan dari mesin pengaduk/molen sebelum dimasukkan kedalam

cetakan benda uji.

6. Mesin Pengaduk Beton (Molen)

Mesin pengaduk beton digunakan untuk mengaduk bahan penyusun

beton sehingga diperoleh campuran adukan beton yang homogen.

7. Tongkat Penumbuk

Tongkat penumbuk digunakan untuk memadatkan adukan beton

didalam cetakan benda uji

8. Tungku Glasir

Tungku ini digunakan untuk membakar benda uji

9. Termokopel

Termokopel berfungsi untuk mengukur suhu pada tungku glasir

 56

10. Keracut Abrams

Keracut Abrams digunakan untuk alat uji slump beton dilengkapi

dengan alat penumbuk dari besi dengan panjang 60 cm dan diameter

16 mm.

11. Cetakan benda uji

Cetakan benda uji berupa silinder baja dengan diameter 150 mm dan

tinggi 300 mm.

4.4 Prosedur Penelitian

Untuk menghasilkan suatu mutu beton yang sesuai dengan tujuan

penelitian, dalam pelaksanaan pembuatan haras melalui tahapan-tahapan tertentu.

Tahapan-tahapan ini dibuat berdasarkan pada uratan pelaksanaan penelitian

sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian yang dimulai dari

pengujian bahan campuran sampai dengan pengujian benda yang akan diuji,

adapun pentahapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:
 57

AGREGAT

AIR » PENCAMPURAN SEMtiN

\ 1
TIDAK ABU
PENGUJIAN TERBANG
I
SLUMP

Y A KAWAT
BENDRAT

PENCETAKAN

PERAWATAN

PEMBAKARAN

PENGERINGAN
SUHU NORMAL

PENGUJIAN
PENGUJIAN
BERAT JENIS
BERAT JENIS PENGUJIAN
DESAK & TARIK
BENDA UJI

ANALISA HASIL
PENGUJIAN

KESIMPULAN
DAN SARAN

Gambar 4.1 Alur rencana kerja penelitian

 58

4.5 Persiapan Dan Pemeriksaan Bahan Campuran

Pemeriksaan balian untuk beton pada umumnya dilakukan pada

agregatnya. Agregat yang ada di alam ini tidak serba sama, data - data agregat

tentunya berlainan . Dari dasar di atas, pemeriksaan yang dilakukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Modulus Halus Butir (MHB) pasir.

2. Berat Jenis Pasir (SSD).

3. Berat Jenis Kerikil ( SSD)

4. Berat Volume Kerikil (SSD)

4.6 Perhitungan Campuran Beton

Setelah dilakukan persiapan dan pemeriksaan bahan campuran, maka

selanjutnya dilakukan tahap perhitungan campuran beton. Seperti yang telah

diutarakan bahwa dalam perencanaan campuran beton pada penelitian ini

berdasarkan metode ACT, adapun langkah-langkah yang ditempuh berdasarkan

metode ACT adalah seperti yang telah tercanitum pada BAB III.

Data-data bahan penyusun beton adalah sebagai berikut:

1. Kuat desak beton rencana (f'c) = 25 MPA

2. Diameter maksimal agregat kasar = 40 mm

3. Mudulus Halus Butir (MHB) pasir = 2,49

4. Berat Jenis Pasir (SSD) = 2,67 t/m3

5. Berat Jenis Kerikil (SSD) = 2,67 t/m3

6. Berat Volume Kerikil (SSD) = 1,47 t/m3

 59

7. Berat Jenis Semen Portland =3,15 t/m3

4.6.1 Perhitungan Campuran Beton dengan Metode ACI

Pada penelitian ini bentuk benda uji berapa silinder berdiameter 15 cm

dengan tinggi 30 cm berjumlah 60 buah, sehingga :

- volume 1 benda uji = 0,25 x tc x r2 x t

- volume total benda uji = 0,25 x 3,14 x 0,152x 0,30 = 0,0053 m3

= 60x0,0053 = 0,318 m3

a. Menghitung kuat desak rata-rata :

- Menghitung nilai margin (m)

Nilai margin tergantung dari tingkat pengawasan mutu dan volume

pekerjaannya. Nilai margin adalah :

m= 1,64 sd

Berdasarkan Tabel 3.3

volume pekerjaan total = 0,318 m3 < 1000 m3

volume pekerjaan kecil,. mutu pelaksanaan baik

Diperoleh nilai sd = 60 kg/cm2, maka :

m = 1,64 sd

= 1,64x60

= 98,40 kg/cm2

Maka kuat desak rata-rata,

f'cr = f'c + m

= 250 + (98,40 )

= 348,4 kg/cm2 = 34, 84 Mpa

 60

b. Menetapkan Faktor Air Semen (FAS)

Berdasarkan Tabel 3.5 untuk f'cr = 34,84 Mpa

Didapat FAS = 0,528

c. Nilai Slump

Jenis konstruksi plat, kolom, balok dari Tabel 3.6 diperoleh nilai slump 75-

150 mm.

d. Jumlah air yang dibutuhkan

Jumlali air yang dibutulikan berdasarkan nilai slump dan ukuran agregat

maksimal = 40 mm, dilihat pada Tabel ACL didapatkan :

jumlah air = 177 It

udara terperangkap = 1%

e. Menghitung kebutuhan Semen (PC)

berat air 177 _„_ .__ ,

Berat semen (PC) = FAS =0~528 g

.. berat semen 335,227 A1A.. ^

Volume semen (PC) = = = 0,1064 m
BJ semen 3.15 x 1000

f. Menetapkan berat agregat kasar

Berdasarkan Tabel 3.8 untuk MHB = 2,49 dan diameter agregat maksimal 40

mm didapat volume agregat kasar =0,749 t/m3

berat satuan kerikil = l,47t/m3

- berat agregat kasar = 0,749 x 1,47x 1000 = 1101,03 kg

 61

. . berat kerikil 1101,03 „„,„,, 3

volume agregat kasar = —- = = 0,4124 m
BJ kerikil 2,67 x 1000

g. Menghitung berat agregat halus

Vp = 1 - ( Vs + Vk + Va + Vu )

= 1 - ( 0,1064 + 0,4124 + 0,177 + 0,01 )

= 1 - ( 0,7058 )

= 0,2942 m3

h. Menghitung berat pasir

berat pasir = 0,2942x2,67

= 0,7855 t = 785,4 kg

i. Kebutuhan material dalam 1 m3 beton

- semen (PC) = 335,227 kg

-pasir = 785,5 kg

-kerikil = 1101,03 kg

-bendrat = 1,25%x 2398,757 kg

= 29,9845 kg

-jumlah total = 335,227 + 785,5 + 1101,03 + 177 + 29,9845

= 2428,7415 kg/m3
Kontrol terhadap berat jenis beton per m3 beton
BJ Beton = 2400 t/m3 * 2428,7415 kg/m3

j. Kebutuhan material benda uji

Volume benda ujitotal = 0,318 m3

 62

Perkiraan kehilangan material selama pembuatan benda uji 20%, maka

kebutuhan :

- Semen (PC) = 0,318 ( 335,227 + ( 20% x 335,227 )) = 127,9226 kg

- Pasir = 0,318 ( 785,5 + ( 20% x 785,5 )) = 299,75 kg

-Kerikil = 0, 318 ( 1101,03+ (20% x 1101,03 )) =420,1531kg

-Air = 0,318 (177 + (20%x 177)) = 67,5432 kg

k. Berat total material benda uji

Berat total = 127,9226 + 299,75 + 420,1531 + 67,5432

= 915,3689 kg

1. Kebutuhan serat bendrat dan abu terbang (fly ash )

- Kebutuhan serat bendrat = 1,25% X 915,3689 = 11,4421 kg

- Kebutuhan fly Ash = 20% X 127,9226 = 25,5845 kg

- Kebutuhan semen ( PC ) total = 127,9226 - 25,5845 = 102,3381 kg

m. Kebutuhan material benda uji setelah ditambah material tambahan

- Semen (PC ) = 102,3381 kg

- Fly Ash = 25,5845 kg

- Pasir = 299,75 kg

-Kerikil =420,1531 kg

-Air =67,5432 kg = 67,5432 It

-Bendrat =11,4421 kg

n. Kebutuhan material dalam tiap cetakan silinder beton dengan perkiraan

kehilangan material selama pembuatan sebesar 20%

- Volume silinder = 0,25 X 3,14 X 0,152 X 0,3 = 0,0053 m3

 63

- Semen (PC ) = 335,227 X 120% X 0,0053 = 2,1320 kg

- Fly Ash = 20% X 2,1320 = 0,4264 kg

- Semen ( PC ) = 2,1320 - 0,4264 = 1,7056 kg

- Pasir = 785,5 X 120% X 0,0053 = 4,9958 kg

- Kerikil = 1101,03 X 120% X 0,0053 = 7,0026 kg

- Air = 177 X 120% X 0,0053 = 1,1257 It

- Bendrat = 29,9846 X 120% X 0,0053 = 0,1907 kg

4.7 Pembuatan Campuran Beton

Pembuatan campuran beton dalam penelitian ini berpedoman pada SKSNI

T- 28-1991-03 tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Cara

pembuatan campuran beton dimulai dari persiapan bahan dan alat. Terlebih

dahulu pasir dan kerikil yang akan dipakai dicuci dari segala kotoran dan lumpur,

kemudian diangin-anginkan agar diperoleh keadaan jenuh permukaan.

Setelah bahan dan alat yang digunakan disiapkan maka dimulai dengan

pasir, kerikil, semen, bendrat, fly ash dan air ditunbang sesuai dengan hasil

perhitungan. Mesin aduk dihidupkan, molen diisi dengan air secukupnya untuk

membasahi lapisan dalam molen. Agregat kasar (kerikil), semen, fly ash, bendrat

dan pasir dimasukkan kedalam molen sedikit-sedikit dan diaduk hingga

tercampur secara merata, setelah itu dituangkan air kedalam molen sedikit- sedikit

sambil diawasi secara cermat.

Adukan beton diuji nilai slumpnya, jika nilai slump belum sesuai dengan

rencana, adukan beton diolah lagi agar sesuai dengan rencana.

 64

4.8 Pengujian Slump

Pengujian slump dilakukan dengan menggunakan keracut Abram,

pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat workabilitas (kemudahan dalam

pengerjaan) dari campuran beton yang telah dibuat. Tabling keracut Abram bagian

dalam dibasahi dengan air dan disiapkan diatas plat baja. Beton segar dimasukkan

kedalam tabling keracut dan seriap 1/3 volumenya ditusuk-tusuk 25 kali dengan

penumbuk baja sampai isi keracut Abram penuh. Beton diratakan permukaannya

dan didiamkan selama 0,5 menit, selanjutnya corong keracut diangkat pelan-pelan

secara vertikal tanpa ada gaya horisontal. Tabling keracut diletakaan

disebelahnya, pengukuran slump dilakukan dari bagian tertinggi beton segar

sampai ujung atas keracut Abram. Nilai yang didapat merupakan nilai slump,

penggambaran dari pengujian nilai slump pada Gambar 4.2.

slump

Gambar 4.2. Pengukuran nilai slump

4.9 Pembuatan benda uji

Pada penelitian ini dibuat 60 buah benda uji berbentuk silinder dengan

menggunakan cetakan silinder diameter 15 cm dengan ketinggian 30 cm, yang

masing-masing terdiri dari:

 65

a. 30 buali benda uji untuk di uji desak yang terdiri dari :

1. 10 buah untuk uji desak pada suhu nonnal

2. 10 buah untuk uji desak pada suhu 400°C

3. 10 buah untuk uji desak pada suhu 600°C

b. 30 buah benda uji untuk di uji tarik yang terdiri dari :

1. 10 buah untuk uji tarik pada suhu nonnal

2. 10 buah untuk uji tarik pada suhu 400°C

3. 10 buah untuk uji tarik pada suhu 600°C

Beton yang dirancang dengan komposisi bahan material yang telah

ditentukan haras disertai dengan pelaksanaan yang baik agar menghasilkan beton

yang sesuai dengan kekuatan yang telah direncanakan.

Cetakan silinder dibersihkan dan diolesi oli sebagai pelumas serta

kuncinya dikencangkan. Adukan beton dimasukkan kedalam cetakan dengan

cetok secara bertahap. Adukan beton dalam cetakan dimsuk-tusuk dengan tongkat

baja sampai cetakan penuh. Ratakan permukaannya dan ketuk-ketuk dengan palu

kayu, cetakan diletakan pada tempat yang pennukaannya keras, rata, bebas dari

getarandan gangguan lainnya.

Pelepasan benda uji dari cetakan dilakukan setelah 24 jam dan tidak lebih

dari 48 jam. Benda uji diberi kode dan tanggal pembuatan. Untuk selumh benda

uji setelah dikeluarkan dari silinder kemudian direndam air tawar selama 28 hari

dalam masa perawatan.

 67

4.12 Analisa dan Evaluasi

Pada analisa dan evaluasi diamati tentang hasil yang diperoleh dari

pengujian yang telah dilakukan baik kekuatan desak, tegangan-regangan maupun

tarik yang terjadi pada beton yang diuji tersebut.

4.12.1 Kekuatan Desak Beton

Kuat desak beton sangat dipengaruhi oleh perbandingan campuran,

kemampatan, homogenitas campuran dan kuat ikat pada pasta semen. Kuat desak

beton dapat diketahui dengan cara membagi beban ultimit yang dicapai dengan

luaspermukaan bagian desak, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

(4.1)
A

dimana : a\ = kuat desak beton

P = beban

A = luas bidang desak

4.12.2 Regangan Beton

Regangan beton diperoleh dari pembahan panjang dibagi panjang awal.

Analisa regangan beton dapat dijelaskanseperti Gambar4.3.

_---»' Benda uji

* Yang seharusnya diukur (X)

* ^ Yang terukur (A L=2X)
30 cm

dial

1
cincin dudukan

Gambar 4.3. Analisa regangan beton

 68

Panjang awal diukur antara dudukan dial atas dan bawah sebesar Y.

Perubahan dial diletakkan pada sisi luar benda uji sinietris dengan per pengunci.

Nilai perubahan panjang yang terakur pada sisi dial sebesar AL = 2X. Rumus

regangan beton menjadi:

X 2X AL
8=—=— = — (4.2)
Y 2Y 2Y v ;

4.12.3 Penggambaran Diagram Tegangan - Regangan

Hitungan regresi polinomial dilakukan untuk digunakan dalam

menggambar diagram tegangan - regangan hasil penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan persamaan 3.4 sampai 3.8, penggambaran diagram

tegangan -regangan yang akan digunakan dalam perhitungan implikasinya

terhadap blok tegangan desak dari masing-masing penelitian dengan

menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut, yaitu untuk hasil penelitian

yang dilakukan dengan menggunakan persamaan 3.14 sampai 3.19, Sudarmoko

menggunakan persamaan 3.32 sampai 3.41, Suhendro menggunakan persamaan

3.27 sampai dengan 3.31 dan SK-SNI menggunakan persamaan 3.20 sampai
dengan 3.26.

4.13 Kekuatan Tarik Beton Serat

Kuat tarik beton serat sangat dipengarahi oleh bahan agregat beton, bahan

serat, homogenitas campurandan kuat ikat pada pasta semen. Kuat tarik dilakukan

dengan uji belah silinder ( Tensile splitting cylinder ), silinder diletakkan pada alat

pembebanan dengan posisi rebah. Beban vertikal dikerjakan sepanjang selimut

silinder dan secara berangsur angsur dinaikkan pembebanannya hingga dicapai

 69

nilai maksimum dan silinder pecah terbelah oleh gaya tarik horizontal (Gambar

4.4). Kuat tarik beton dapat diketaliui dengan membagi beban ultimit yang dicapai

dengan luas permukaan bagian yang didesak yang secara matematis dapat ditulis

sebagai berikut:

2F
.(4.3)
TtDL

dimana , crt = kuat tarik

F = beban

D= diameter silinder

L= panjang silinder

alat uji desak

*• benda uji

Gambar 4.4 Uji tarik beton

 BABV

HASIL DAN PEMBAHASANNYA

5.1 Umum

Hal-hal yang dibahas dalam bab ini memuat hasil-hasil penelitian dan

pembahasan terhadap beton serat bendrat dan fly ash sebelum dan sesudah dibakar, yang

meliputi pengujian tegangan- regangan desak serta tegangan tarik.

Hasil penelitian diperoleh dari pengujian yang dilakukan di Pusat Pembakaran

Keramik UPT Kasongan , Bantul, Yogyakarta untuk pembakaran benda uji, sedangkan

pembuatan benda uji dan uji desak serta tarik dilaksanakan di Laboratorium Bahan

Konstruksi Tehnik, Fakultas Tehnik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Untuk pembahasan dan analisa tegangan - regangan desak dan tegangan tarik

diuraikan berdasarkan analisa hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan

gambar.

5.2 Hasil Penelitian Beton Serat Bendrat dan Fly Ash Sebelum dan Sesudah

Dibakar serta Implikasinya Terhadap Blok Tegangan Desak.

Pada penelitian ini diperoleh data asli hasil test desak dan tarik beton yang

dilakukan di laboratorium BKT-FTSP-UII Yogyakarta sebagaimana teriihat pada

lampiran dan gambar 5.1 hingga 5.4 dan tabel 5.12.

70
 71

40

35
k

4 " _...* •
k
30 ,4 # *
\+-AI
4 ::•' i » A3
^25
Q.
* A4
• •••* ..»•••*•""'
'

1 A5
§20 '••••* - A6 j
<
o
WJTM / i • A7 !
!

•-15 £ 1 f
?
| AS
A8

10 $ I A10

5-
|

n i

C) 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

REGANGAN (mm/mm)

Gambar 5.1 Kurva tegangan - regangan beton sebelum normalisasi suhu normal
fN
G0C388C886
S3
* a • « ♦ • ♦
 73

;
i !
]

I
I

A
A
A
A
1 1i
1
A 1
A 1
A .
1

I
•
1
s
St
9 !
8 "

i
• B2jj
B3J|
%
1 " M|l
*
£
1 -o-B5jj
-* ) ♦ B6jl
i 861i
i
B B7

r 1/ . 1-
,-

,
0 . !•
\> j A M

• * i—

/ *
* 0
.()•'"
•
..0"'''"
. .0"

*•

i
/ •
i

• i

i
wT-jrvy 1
—1- - i
1

0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0026 0.003 0.0036 0004 0.0045 0.005
REGANGAN (nrnUm)

Gambar 5.3 Kurva tegangan - regangan beton sebelum normalisasi pasca bakar
suhu 600° C
 74

35 i

-♦— Beton suhu normal

-*- Beton pasca bakar suhu 400 C

& Beton pasca bakar suhu 800 C

0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

FEGANGAN( mm/mm)

Gambar 5.4 Kurva tegangan - regangan perwakilan suhu sebelum normalisasi

Dapat dilihat pada gambar kurva diatas yang mempresentasikan trend

secara umum dari data asli. Karena beberapa data mungkin kurang benar, maka

bentuk kurva tidak sesuai benar dengan apa yang diinginkan. Untuk membuat

kurva agar dapat dianalisa maka dibuat curve fining yang didasarkan pada data

tersebut. Dari data tersebut kemudian diberi pembahasan dan analisa sebagai
berikut:
 75

5.2.1 Tegangan Normalisasi

Untuk menggambarkan kurva tegangan- regangan beton secara umum

didekati dengan analisa matematis dengan menggunakan regresi polynomial

derajat 2 karena bentuk dari kurva tegangan - regangan beton adalah parabola.

Persamaan tersebut dapat dilihat pada mmus ( 3.4 ) sampai dengan ( 3.8 ), dari

persamaan tersebut didapat nilai - nilai konstanta a dan b.

2.5

2.3

2.1

♦ Ii
1.9

1.7
-♦- konst a suhu normal
1.5 • konst a pasca bakar 400C
* konst. a pasca bakaf600C
1.3

1.1

0.9

0.7

0.5
15 20 25 30 35 40
TEGANStNDESAK BETON (MPa)

Gambar 5.5 Konstanta a

 76

0.2

0
15 20 26 So 35 40

-0.2

-0.4

♦ konst. b suhu norma!

:-0.6 • konst. b pasca bakar 400C
i
a konst. b pasca bakar 600C
-0.8

'••f
-1

-1.2

-1.4
TEGANGAN DESAK BETON (MPa)

Gambar 5.6 Konstanta b

Konstanta a dan b untuk membuat kurva tegangan-regangan daerah

ascending, dari masing-masing benda uji hasil penelitian dan hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 5.9. dan Gambar 5.5 dan 5.6. untuk berbagai variasi suhu dan
waktu pembakaran.

Untuk mempennudah perhitungan maka dibuat normalisasi dengan cara

tegangan dan regangan diubah menjadi rasio tegangan dan rasio regangan yaitu

membagi tegangan dengan tegangan ultimit (f/fo) dan regangan dengan regangan

pada saat tegangan ultimit (s/e0). Kurva tegangan-regangan normalisasi yang

terjadi dapat dilihat pada Gambar 5.7, 5.8, 5.9 dan 5.10 dari masing-masing benda
ujipenelitian untuk berbagai variasi suhu dan waktu pembakaran.
 77

Gambar 5.7 Kurvanonnalisasi tegangan- regangan beton suhu nonnal

Gambar 5.8 Kurva normalisasi tegangan - regangan beton pasca bakar 400°C
 78

Gambar 5.9 Kurva normalisasi tegangan - regangan beton pasca bakar 600°C

- BETON SUHU
NORMAL
BETON PASCA
BAKAR400C
BETON PASCA
BAKAR600C

0.2 0.4 0.6 0.8 1.2 1.4

REGANGAN

Gambar 5.10 Kurva normahsasi tegangan - regangan beton perwakilan variasi

suhu
 79

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa karakteristik kurva tegangan-

regangan beton serat bendrat dan fly ash suhu normal memiliki perbedaan dengan

kurva tegangan-regangan suhu pasca bakar dari berbagai variasi suhu dan waktu

pembakaran. Perbedaan tersebut antara lain :

l.Pada suhu nonnal sudut awal kurva lebili curam/tajam dibanding suhu pasca

bakar.

2.Pada suhu normal bagian ascendingdari kurva lebih linier.

3.Pada suhu nonnal kurva tegangan-regangan lebih gemuk/cembung dibanding

pada suhu pasca bakar.

Bentuk kurva tegangan-regangan beton desak akan berpengaruh pada nilai-nilai

konstanta kj, k2, a, 3, momen nominal dan rasio momen nominal.

5.2.2 Diagaram Tegangan-Regangan

Berdasarkan Gambar 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14. dan Tabel 5.10. dapat

diberikan analisa bahwa pengujian desak beton dapat dibuat suatu bentuk kurva

yang menyatakan nilai tegangan yang bersesuaian dengan nilai regangan

betonnya. Ternyata dari berbagai macam kondisi suhu beton akan dihasilkan suatu

bentuk kurva yang hampir tipikal yang bagian awal atau ascending dari kurva

tersebut berbentuk parabola yang dapat diidealisasi menjadi garis luras yang nilai
tegangan danregangan beton dapat dianggap proposional. Selanjutnya kurva akan

mencapai titik maksimum pada nilai tegangan karakteristik beton desak atau fie.

Dalam penelitian ini, tegangan desak beton pada suhu normal

memberikan nilai tegangan antara 23,3968 - 34,35575 MPa dan regangan

berkisar antara 0,0015 - 0,00309 mm/mm, untuk suhu pasca bakar 400°C nilai
 80

tegangan berkisar antara 22,61757-34,66783 MPa dan regangan antara 0,0024

- 0,00406 mm/mm dan suhu pasca bakar 600°C pada angka 16,44019- 34,3080

MPa untuk nilai tegangan dan untuk regangan mencapai angka antara 0,0023 -

0,00459 mm/mm.

Dari angka-angka dan gambar diatas ternyata semakin tinggi suhu

pembakaran terhadap beton maka tegangan desak maksimum semakin rendah dan

angka regangannya semakin tinggi atau dengankata lain bahwa pada suhu rendah

nilai tegangan desak beton maksimum fic dicapai pada nilai regangan yangrelatif

rendah dan semakin tinggi suhu pembakaran nilai desak beton maksimum dicapai

pada angka regangan yang relatif lebih tinggi.

Selain dari pada itu, bentuk kurva untuk daerah ascending pada suhu

normal diawali dengan sudut yang tajam/curam dan semakin landai pada suhu-

suhu pasca bakar. Kemiringan awal kurva pada pada diagram tegangan -

regangan beton sangat beragam dan pada umumnya sedikit agak melengkung.

Kemiringan awal yang beragam tersebut tergantung pada nilai kuat desak beton,

dengan demikian nilai modulus elastisitas betonpun akan beragam pula. Sesuai

dengan teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada taliap awal

menggambarkan nilai modulus elastisitas suatu bahan. Karena kurva pada

diagram tegangan - regangan beton berbentuk lengkung maka nilai regangan

tidak berbanding lurus dengan nilai tegangannya berarti bahan beton tidak

sepenuhnya elastis, sedangkan nilai modulus elastisitas berabah-ubali sesuai

dengan kekuatannya dan tidak dapat ditetapkan dengan melalui kemiringan kurva
saja.
 81

Setelah titik maksimum dilampaui kurva akan menumn lagi hingga benda

uji beton hancur, daerah ini disebut descending. Karena keterbatasan alat yang

tersedia pada laboratorium BKT - FTSP Ull makauntuk daerah descending tidak

tersedia data yang dapat dianalisa secara kasat mata.

Pada penelitian ini daerah descending, penurunan tegangan setelah

tegangan maksimum sampai pada regangan maksimum (ultimit), menggunakan

persamaan dengan nilai mendekati nilai 0,15 f c seperti yang dikemukakan oleh

Hognestad untuk menganalisa beton nonnal/biasa.

 reuuounqns uojgq TBtipfBireguBggj -uBgireggi BAjn^i n c jBquxBO
ev—*-
ev
zv -»
9 V *
sv •*- oe
t,v •*
ev—*-
ev—a—
i-v—♦-
m
 3000t> n«ns -re^TEq B9SBd uojgq iBtirjjB ireguBggj - uBguBggi bajujj z\ '9 JBquiBfj
(iuw/ujui) NVSNVOSa
9600 0 eooo 9Z00 0 200 0 StOO'O tOO'O 9000 0
Ol-O
60 *
90
zo »
90
90 *
K> --a-
eo —a-
ZO—a-
i-o—a-
£8
 84

40

-•—B1
-*— B2
-♦—B3

-•— B4
20 -A—B5
-•—B6

B7

•-*•- - B8
B9

0.0005 O.O01 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

REGANGAN (mm/mm)

Gambar 5.13 Kurva tegangan - regangan aktual beton pasca bakar 600°C
 85

-*— Beton pasca bakar suhu 600

C
a Beton pasca bakar suhu 400
C
-♦— Beton Suhu Normal

0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035

REGANGAN (mm/mm )

Gambar 5.14 Kurva tegangan - regangan aktual perwakilan variasi suhu

 86

Daerah descending menumt Hognestad berbentuk garis lums setelah

tegangan maksimum dicapai, kelandaian daerali descending dipilih garis lums

karena ada kesesuaian antara perhitungan dan pengamatan dalam penelitian kuat

desak kolom, walaupun menumt Suhendro B, bila diperhatikan perilaku beton

serat setelah tercapainya tegangan maksimum (post peak behavior) beton serat

masih dapat mempertahankan tegangan yang cukup besar ( sekitar 60% tegangan

maksimumnya) meskipun telah terjadiregangan yang cukup besar.

Sebagai catatan bahwa pada penelitian ini untuk perhitungan, nilai

regangan dibatasi pada angka 0,0035 mm/mm sesuai dengan angka pada SK-SNI

untuk semua kondisi beton.

5.2.3 Tegangan Desak Beton

x> -

i •
30 -

25 - 4k

i •

CO

s 2° 1
2
<
O |» Tegangan
I
S 15 -
UJ

10 -

5 -

0- •

BETON NORMAL BETONPASCABAKAR400 °C BETONPASCABAKAR600 °C

Gambar5.15 Tegangan desak betonhasil penelitian.

 87

Tegangan desak beton serat bendrat dan fly ash dari berbagai kondisi suhu

dan waktu pembakaran pada penelian ini dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Pada penelitian ini, tegangan desak sepuluh benda uji pada masing -

masing suhu diambil satu benda uji dari masing-masing variasi suhu yang
dianggap mewakili seperti pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Nilai Tegangan Desak Beton

Jenis Beton Kode Benda Uji Tegangan Desak
(MPa)

Beton Suhu Normal A7 30,861427

Pasca Bakar
400°C CI 25,193659
Pasca Bakar
600°C B9 23,05400934

Dari Gambar 5.15 dan Tabel diatas memberikan angka sebagai berikut :

• Benda uji pada suhu nonnal menunjukkan nilai 30,861427 MPa.

• Benda uji pada pasca bakar suhu 400 °C menunjukkan nilai 25,193659
MPa.

• Benda uji pada pasca bakar suhu 600 °C menunjukkan nilai 23,05400934
MPa.

Dari angka -angka diatas teriihat penurunan tegangan sebesar 18,36 %

dari suhu normal ke suhu pasca bakar 400°C dan 25,29 % kesuhu pasca bakar
600 C, hal tersebut menunjukkan semakin tinggi suhu dan lama pembakaran
maka nilai tegangan beton semakin turun (Gambar.5.15), hal ini menunjukkan
hasil yang sama dengan penelitian Joehansyah dan Budi Krisno (1997) pada beton
tanpa serat/biasa. Secara kasat mata penyebab penumnan ini adalah hancumya

beton dengan kondisi agregat lepas dan pecah, penyebab lain dari penurunan
 88

tegangan desak beton adalah suhu tinggi masuk lebih kebagian dalam benda uji

sehingga hilangnya kadar air yang juga menyebabkan terdekarbonisasi kalsium

karbonat padapasta semen menjadi bentuk kalsium oksida yang ikataimya sangat

lemah yang letaknya lebih dalam dan akibatnya kekuatan lekat antara pasta semen

dan agregat berkurang bahkan hilang sama sekali (Lin,W.M, 1996 ).

5.2.4 Tegangan Tarik.

Tegangan tarik beton serat bendrat dan fly ash dari berbagai kondisi suhu

dan waktu pembakaran pada penelian ini dapat dilihatpada Tabel 5.12.

Nilai tegangan tarik rata - rata dari 10 benda uji pada masing - masing
variasi suhu dan lama pembakaran hasil penelitian ini adalah:

• Beton suhu normal menunjukkan nilai 2,8872 Mpa.

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 2,6787 Mpa.

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 2,5352 Mpa.
Dilihat dari nilai - nilai diatas teriihat bahwa semakin tinggi suhu dan

lama pembakaran mengakibatkan turunnya tegangan tarik beton, hal ini

disebabkan karena lekatan antara pasta semen dan agregat mengalami penumnan
seiring dengan bertambahnya suhu.
 89

5.2.5 Faktor k2

0.48
|

0.47 1 1 it

0.46

5 0.45 i ♦ Nilai K2

0.44

0.43 1 <> -j
4
0.42
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 600 °C

Gambar 5.16 Nilai k2 beton suhu normal danpasca bakar hasil penelitian

Dalam penelitian ini untuk mencari nilai k2, peneliti menggunakan

persamaan (3.17). sedangkan sebagai pembanding nilai k2 menggunakan

pendekatan yang dikemukakan oleh SK-SNI (1991), Suhendro (1991) dan

Lorensten & Sudarmoko (1989). Dalam penelitian ini peneliti hanya menampilkan

satu benda uji pada masing-masing variasi suhu yang dianggap mewakili dari

selumh benda uji pada suhu yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.2.
 90

0.55 -i

j
i
0.5

f
0.45 , 1 j .
1 j ♦ PeneStian
Ia SK-SNI
4> t jA Sudarmoko

0.4
1 i i B Suhendro
I |
! j
i

0.35 1I
j

0.3 1 1 1 1 ! i ,
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 600 °C

Gambar 5.17 Perbandingan nilai k2

Tabel 5.2 Nilai k2

Jenis Beton Mutu beton SK-SNI Penelitian Sudarmoko Suhendro
(MPa)

Beton Suhu 30,861427 0,5 0,422944227 0,375 0,375

Normal

Pasca 25,19365938 0,5 0,429849882 0,375 0,375

Bakar
400°C

Pasca 23,05400934 0,5 0,470640644 0,375 0,375

Bakar
600°C

Nilai k2 hasil penelitian ini pada :

• Beton suhu normal menunjukkan nilai 0,422944227.

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 0,429849882.

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 0,470640644.
 91

Dari hasil penelitian ini menunjukkan baliwa semakin tinggi suhu dan

lama pembakaran mengakibatkan tegangan beton semakin rendah dan nilai k2

semakin tinggi (Gambar 5.16). Hal ini bisa dijelaskan bahwa bentuk kurva

tegangan desak berubah - ubah sesuai dengan tegangan yang terjadi, semakin

besar tegangan desak yang terjadi maka bentuk blok tegangan desak semakin

cembung, sedangkan jarak titik berat luasan terhadap serat tepi desak terluar ( k2)

dipengamhi oleh besar kecihiya kecembungan blok tegangan desak. Semakin

cembung blok tegangan desak maka nilai k2 semakin kecil. Hal ini menunjukkan
kesamaan dengan penelitian - penelitian terdahulu pada beton biasa. Pada

penelitian Sudarmoko dan Suhendro bentuk blok tegangan desak didekati

dengan persamaan parabola untuk semua kondisi suhu dan waktu pembakaran,
sehingga memberi nilai titik berat atau k2 sebesar 0,375 dari sisi serat atas kurva

tegangan desak dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tegangan desak yang
terjadi. Sedangkan bentuk kurva tegangan desak SK-SNI di idealisasikan menjadi
bentuk persegi panjang yang memberikan nilai k2 = 0,5 dari sisi serat atas
(Gambar 5.17).
 92

5.2.6 Faktor ki atau Beta (0)

Mencari faktor tinggi blok tegangan desak ke serat tepi atas (kO dengan

menggunakan persamaan (3.26). Hasil yang diperoleh seperti yang teriihat pada

Gambar 5.18 dan tercantum dalam Tabel 5.3.

0.96
j

<>
0.94

0.92

«ij 0.9 ♦ Nilai k1 [

0.88

0.86 <> •

0.84
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 6001

Gambar 5.18. Nilai ki hasil penelitian

 93

1.2

j
S- $- ^ 1 f
i

0.8 1 1 j 1 j

(♦PeneUtian j

<5 0.6 js SK-SNI

jASudarmoko
i B Suhendro

0.4

0.2

BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 6001

Gambar 5.19 Perbandingan nilai kj

Tabel 5.3 Nilai kj

Jenis Beton Mutu beton SK-SNI Penelitian Sudarmoko Suhendro
(MPa)

Beton Suhu 30,861427 1 0,845888454 0,75 0.75

Normal

Pasca 25,19365938 1 0,859699764 0,75 0,75

Bakar
400°C

Pasca 23,05400934 1 0,941281288 0,75 0,75

Bakar
600°C

Nilai ki hasil penelitianini pada :

• Beton suhu normal menunjukkan nilai 0,845888454.

" Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 0,859699764.

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 0,941281288.
 94

Angka - angka diatas menunjukkan kecenderungan semakin tinggi suhu

dan lama pembakaran mengakibatkan tegangan desak beton semakin rendah dan

nilai kt semakin besar ( Gambar 5.18), hal ini hampir sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ibrahim & Mac Gregor serta Attard & Steward pada beton

biasa/normal, yaitu semakin rendah tegangan beton maka nilai ki semakin besar.

Secara keselurulian nilai ky atau beta ( 3 ) ditentukan oleh besamya nilai k2 yang

terjadi, karena besamya nilai k! adalah 2 k2 ( persamaan 3.21 ). Semakin rendah

tegangan desak yang terjadi maka nilai k2 semakin besar besar.

Untuk penelitian dengan pendekatan rumusan Sudannoko, Suhendro dan

SK- SNI nilai ki besamya konstan karena nilai k2 juga konstan untuk semua

kondisi suhu dan waktu pembakaran( Gambar 5.19)

 95

5.2.7 Faktor fe

0.965

0.96 | 1 1 j 1 ^

0.955

0.95 <•

0.945
♦ Nilai K3

0.94

0.935

0.93 *.

0.925

BETON NORMAL BETONPASCA BAKAR400°C BETON PASCABAKAR6001

Gambar 5.20 Nilai k3 hasil penelitian

Faktor k3 mempakan faktor koreksi lebar blok tegangan desak. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

Portland Cement Assosiation (PCA) untuk beton tidak terkekang yang hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Sedangkan hasil dari Tabel 3.12 peneliti memperoleh angka untuk

penelitian ini dengan interpolasi sepertiteriihat dalam Tabel 5.4.

 96

Tabel 5.4 Nilai k3 hasil penelitian

Jenis Beton

(N/mm2)
Beton suhu normal 30,861427 0,93054659

Pasca bakar 400 ° C 25,19365938 0,95046235

Pasca bakar 600 °C 23,05400934 0,959765176

Dari data-data diatas dapat simpulkan bahwa faktor k3 menurun /semakin

kecil seiring dengan meningkatnya tegangan desak beton (Gambar 5.20)

5.2.8 Nilai kik_

0.92

0.9 , jj
1 , 1 t
0.88 j i S

0.86

♦ Nilai k1k3

0.84
j

0.82

0.8

4
0.78
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 600 °C

Gambar 5.21 Nilai kik3 hasil penelitian

 97

l._

1
i

•)

m
$ \ «
<•

0 8 -•
f
<•
i
j ♦ Penelitian
_

1
0.6 -
jas SK-SNI
jASudarmoko
B Suhendro

0.4

02 -

0 -

BETON NORMAL BETONPASCABAKAR 400 °C BETON PASCABAKAR 6001

Gambar 5.22 Perbandingan nilai kjk3

Faktor koreksi luas blok tegangan desak (k]k3) diperoleh dari faktor ki

yang mempakan faktor koreksi tinggi blok tegangan desak dikalikan dengan
faktor k3 yang mempakan faktor koreksi lebar blok tegangan desak dan hasil yang
diperoleh tercantum dalam Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Nilai k,k3

Jenis Mutu beton SK-SNI Penelitian Sudannoko Suhendro
Beton (MPa)

Beton 30,861427 0,93054659 0,787138616 0,697909942 0,697909942

Suhu
Normal

Pasca 25,19365938 0,95046235 0,877112258 0,712846762 0,712846762

Bakar
400°C

Pasca 23,05400934 0,959765176 0,903409001 0,719823882 0,719823882

Bakar
600°C
 98

Nilai kjk3 hasil penelitian ini pada:

• Beton suhu nonnal menunjukkan nilai 0,787138616

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 0,877112258

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 0,903409001

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan

lama pembakaran mengakibatkan tegangan beton semakin rendah dan nilai k(k3

semakin tinggi (Gambar 5.21). Hal ini terjadi juga pada hasil-hasil yang diperoleh
pada mmusan dari SK-SNI, Sudarmoko maupun Suhendro (Gambar 5.22) dan mi
menunjukkan kesamaan dengan penelitian - penelitian terdaliulu pada beton biasa
maupun beton serat.

5.2.9 Nilai Alpha (a)

Mencari nilai alpha (a) yaitu dengan membandingkan gaya yang

ditimbulkan oleh blok tegangan desak dengan diagram tegangan - regangan desak
aktual dengan menggunakan persamaan (3.25). Hasil nilai yang diperoleh seperti
tercantum pada Tabel 5.6.
 99

1.24
! !
1.22 i , <•

1.2

<1.18

j ♦ Isglai Alpha,
1.16

1.14

1.12

1.1
BETONNORMAL BETONPASCA BAKAR400 °C BETON PASCA BAKAR 600 °C

Gambar 5.23 Nilai alpha hasil penelitian

1.24
1

1.22 <•
T*

1.2

<•

1.18 r*

j♦ Penelitian
1.16 j• SK-SNI
jASudarmoko
I B Suhendro
1.14

ii
1.12
m .

i •

1.1

11
1.08 !

BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 6001

Gambar 5.24 Perbandingan nilai alpha

 100

Tabel 5.6 Nilai Alpha (a)

Jenis Mutu beton SK-SNI Penelitian Sudarmoko Suhendro
Beton (MPa)

Beton 30,861427 1,094760694 1,108784132 1,180544181 1,180544181

Suhu
Nonnal

Pasca 25,19365938 1,118191 1,188818599 1,20581044 1,20581044

Bakar
400°C

Pasca 23,05400934 1,129135044 1,222796283 1,217612044 1,217612043

Bakar
600°C

Nilai alpha (a) penelitian ini menghasilkan :

• Beton pada suhu normal menunjukkan nilai 1,108784132

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 1,188818599

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 1,222796283
Angka - angka diatas menunjukkan kecenderungan baliwa semakin tinggi
suhu dan lama pembakaran mengakibatkan tegangan beton menumn dan nilai a

semakin tinggi (Gambar 5.23), hal ini menunjukkan kecendemngan yang sama
dengan penelitian Ibrahim & Mac Gregor pada beton biasa/normal yaitu semakin
rendah tegangan beton maka nilai a semakin tinggi. Hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa pada beton besamya nilai a menunjukkan gambar yang bembah - ubah
sesuai dengan besamya tegangan desak beton, hal ini disebabkan karena setelah

mencapai tegangan desak maksimum penurunan tegangan yang terjadi cukup

tajam sehingga luasan yang terjadi menjadi lebih kecil maka semakin tinggi nilai
tegangan desak yang mengakibatkan perbedaan penambahan luasan daerah beton

desak dengan luasan blok tegangan semakin besar sehingga nilai a semakin kecil.
 101

Hal tersebut juga terjadi pada nilai-nilai yang diliasilkan oleh Sudarmoko,
Suliendro dan SK-SNI walaupun perbedaan tidak terlalu besar untuk setiap
kondisi suhu dan waktu pembakaran seperti yang ditunjukkan padaGambar 5.24.

5.2.10 Momen Nominal

410
!

405 iy 1

400

395 ♦ MlaiZ

390 1 1 j 1
i

i j
I |
I 1
385 1 j 1

380
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 600°C

Gambar 5.25 Nilai Z (lengan momen) hasil penelitian

Mencari besar momen nominal yang dihasilkan dengan mmus (3.23) untuk
momen SK-SNI, rumus (3.18 ) untuk momen nominal penelitian, rumus (3.41 )
untuk momen nominal Sudarmoko dan mmus (3.31 ) untuk momen nominal dari

Suhendro dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.7.

 102

410

405

400

A
E 395
E | ♦ PeneMan
• • SK-SNI

5 jASudarmoko
Z 390 4i I B Suhendro

a
385

380

I
375 i
BETON NORMAL BETONPASCABAKAR 400 °C BETONPASCABAKAR 600 °C

Gambar 5.26 Perbandingan nilai Z (lengan momen)

350

300
)

_,250
<

I ♦ Nilai Momen Nominal

£200
S
O

150

100
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400°C BETON PASCA BAKAR 6001

Gambar 5.27 Nilai momen nominal hasil penelitian

 103

350

300
„ !
•
A

250

11 j ♦ Penelitian
i1
$ j« SK-SNI
4• | ASudarmoko
O i B Suhendro
3 200
2

150

100

BETON NORMAL BETONPASCABAKAR 400 °C BETONPASCABAKAR600 "C

Gambar 5.28 Perbandingan nilai momen nominal

Tabe 5.7 Nilai Momen Nominal

Jenis Beton Penelitian SK-SNI Sudarmoko Suhendro

Ml M2 M3 M4
(Nmm) (Nmm) (Nmm) (Nmm)

Beton Suhu 244889742,9 238614410,2 291761769,7 304136644,8

Normal

Pasca Bakar 218492880,3 232663196,6 276645218,4 286082613,5

400°C

Pasca Bakar 208553440,3 229655696,3 269056736,3 277144161,5

600°C

Nilai Momen Nominal hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Beton suhunormal menunjukkan nilai 244889742,9 Nmm.

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 218492880,3 Nmm.

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 208553440,3 Nimn.
 104

Angka - angka diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan lama

pembakaran maka nilai momen nominal semakin kecil, hal ini disebabkan karena

lengan momen ( Z ) semakin kecil/pendek seiring dengan kenaikan suhu dan lama
pembakaran (Gambar 5.25. dan 5.26).

Pada mmus yang digunakan dalam SK-SNI, Sudannoko, Suhendro dan

Penelitian besamyamomen nominal dipengamhi oleh :

a. Besamya tegangan desak yang terjadi.

b. Jarak titik berat (k2) daerah beton desak terhadap serat tepi desak terluar.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar tegangan desak yang terjadi
maka total gaya desak semakin besar pula, sedangkan jarak titik berat daerah
tegangan desak terhadap serat tepi desak terluar (k2) mempengamhi besar lengan
momen (Z), karena semakin kecil nilai k2 maka lengan momen (Z) bertambah
besar. Hal tersebut terjadi juga pada penelitian Sudarmoko, Suhendro dan SK-SNI

(Gambar 5.27. dan 5.28). Dari kedua hal tersebut menyebabkan momen nominal
yang terjadi bembah - ubah (Gambar 3.4).

5.2.11 Rasio Momen Nominal

Rasio momen nominal dicari dengan membandingkan antara momen

penelitian dengan hasil momen dari masing-masing momen usulan. Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 5.8.
 105

1,04 i
i

1,02
i
1
I

< 1
1 y 1 j,
z
s
o

g 0,98
_•
O
£ i ♦ Nilai Rasio Mn
O
03
0,96
<
_:

<

Z 0,94 <*

0,92

4
0,9
BETON NORMAL BETONPASCABAKAR400 °C BETONPASCABAKAR600 °C

Gambar 5.29 Nilai rasio momen nominal hasil penelitian

1,3

1,25

1,2 i __ ,

1 •
1,15

1,1
| ♦ Peneliiian
1,05 j* SK-SNI
i*
jASudarmoko j
Sg , m _,s. I B Suhendro
1

0,95 _ _

0,9 1 I , 4

0,85

0,8
BETON NORMAL BETON PASCA BAKAR 400 °C BETON PASCA BAKAR 6001

Gambar 5.30 Perbandingan nilai rasio momen nominal

 106

Tabel 5.8 Nilai Rasio Momen Nominal

1

Jenis Beton Penelitian SK-SNI j Sudarmoko Suhendro

M1/M2 M2/M2 M3/M2 M4/M2

j
Beton Suhu 1,026299052 1 1,222733235 1,274594625
Normal

Pasca Bakar 0,939095153 1 1,189037297 1,229599772

400°C

Pasca Bakar 0,908113509 1 1,171565699 1,206781134

600°C

Nilai rasio momen nominal hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Beton suhu normal menunjukkan nilai 1,026299052

• Beton pasca bakar suhu 400°C menunjukkan nilai 0,939095153

• Beton pasca bakar suhu 600°C menunjukkan nilai 0,908113509
Angka - angka diatas menunjukkan pengurangan momen dari liasil

penelitian sebesar 0,00908 - 0,00986 %dibanding dengan momen SK-SNI (Tabel

5.8) dan menunjukkan nilai rasio momen nominal semakin rendah seiring dengan
kenaikan suhu dan lama pembakaran. Penyebaran nilai rasio momen nominal

terhadap tegangan beton menunjukkan kecendemngan menurun secara linier

sesuai dengan kenaikan suhu dan lama pembakaran. Hal tersebut dapat dililiat
pada Gambar 5.29.

Dari grafik rasio momen nominal dapat teriihat bahwa nilai rasio momen

nominal yang terjadi menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu besar, pembahan
besamya tegangan desak yang terjadi mengakibatkan nilai rasio momen nominal

menjadi bembah-ubah. Semakin besar tegangan desak yang terjadi maka rasio
 107

momen nominal semakin besar pula (Gambar 5.30). Adapun rekapitulasi hasil

hasil perhitungan dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.13 dan 5.14.

Angka-angka pada penelitian ini hanya beriaku pada penelitian ini saja.
 108

Tabel 5.9 Konstanta a dan b beton serat bendrat danfly ash liasil penelitian
Jenis beton Nosampel Tegangan (Mpa) a b

A6 23,3968 2,13 - 1,13

A3 23,93984 1,95 -0,95
A2 25,33070 2,17 - 1,17
A8 25,93144 1,92 -0,92
Suhu nonnal A5 28,9785327 2,25 - 1,25
A9 29,2474 1,9 - 0,9
AI 29,42005 2,14 - 1,14
A7 30,8622 2,04 - 1,04
A4 33,7946 2,19 - 1,19
A10 34,35575 1,735 - 0,735
C6 22,61757 1,41 - 0,41
CI 25,19360 1,94 - 0,94
C9 26,09720 1,675 - 0,675
Pasca bakar C7 28,06165 1,83 -0,83
T = 400°c C3 28,07810 1,815 -0,815
t = 3jam C4 28,3790 2,025 - 1,025
C8 28,76568 1,465 - 0,465
CIO 29,67873 1,055 - 0,055
C5 33,84228 1,82 -0,82
C2 34,66785 1,985 - 0,985

B6 16,44019 1,045 - 0,045

B5 16,7286 1,295 - 0,295
Bl 21,4577 0,95 0,05
Pasca bakar B4 21,9788 1,29 -0,29
T = 600°c B9 23,0540 1,73 - 0,73
T = 4 jam B7 26,8234 2,115 -1,115
B3 30,7383 2,035 - 1,035
B2 31,7267 1,72 - 0,72

1 B8 34,3080 1,685 - 0,685

 109

Tabel 5.10 Regangan pada saat tegangan maksimum (eo) pada beton serat bendrat
8cfly ash dalam berbagai variasi suhu
Jenis Tegangan eo = 2.4 x 10"* 80 = eo = 0.00078 (fc)1'4 Hasil
beton penelitian
(Mpa)
\f\u (mm /mm)
(mm / mm)
V dm V 5000
(mm /mm) (mm /mm)

23,3968 0,0012979 0,0010815 0,0017154 0,002538206

23,93984 0,0011742 0,0010941 0,0017253 0,001813115
25,33070 0,0013504 0,0011254 0,0017498 0,002215608
Suhu 25,93144 0,0013664 0,0011386 0,0017601 0,002236842
normal
25.93144 0.0013664 0.0011386 0.0017601 0,003091691

29,2474 0,00145114 0,001209 0,0018139 0,002086667

29,42005 0,0014554 0,0012128 0,00181658 0,00174146
30,86142 0,0014906 0,0012422 0,0018384 0,002602007
33,7946 0,00155987 0,0012998 0,0018806 0,0025182
34,35575 0,0015727 0,0013106 0,0018884 0,001527595
22,61757 0,0012761 0,0010634 0,0017010 0,003473371
25,19360 0,0013468 0,0011223 0,0017474 0,003198542
26,09720 0,0013707 0,0011423 0,0017629 0,002475248
Pasca 28,06165 0,0014214 0,0011845 0,0017952 0,002876254
bakar
28,07810 0,0014218 0,0011848 0,0017955 0,00266335
T =
28,3790 0,0014294 0,0011911 0,0018002 0,003003344
400°c
28,76568 0,0014391 0,0011992 0,0018063 0,003376195
t= 3jam
29,67873 0,0014618 0,0012181 0,0018205 0,003040428
33,84228 0,0015609 0,0013008 0,0018813 0,004061773
34,66783 0,0015798 0,0013165 0,0018926 0,002560000

16,44019 0,0010879 0,0009066 0,0015706 0,004598007

16,7286 0,0010974 0,0009145 0,0015774 0,004053872
Pasca 21,4577 0,0012429 0,0010358 0,0016787 0,002334875
bakar
21,9788 0,0012579 0,001048 0,0016888 0,003647019
T =
600°c
23,0540 0,0012883 0,0010736 0,0017091 0,002973333

t=4jam 26,8234 0,0013897 0,0015808 0,001775 0,003053813

30,7383 0,0014876 0,0012397 0,0018365 0,003390728
31,7267 0,0015113 0,0012594 0,0018511 0,003024899
34,3080 0,0015716 0,0013097 0,0018877 0,003005302
 110

Tabel 5.11 Tegangan beton serat bendrat &fly ash dalam berbagai variasi suhu
Jenis beton No. sampel Beban (P) Luas (A) Tc (Mpa)
(kN) (mm2)
AI 510 17671,45 29,41930402

A2 445 17907,86 25,33090609

A3 415 17671,45 23,93923758

A4 525 15836,76 33,79304858

Suhu normal A5 475 19359,27 25,01180

A6 450 19606,67 23,39607899

A7 535 17671,45 30,86142676
A8 480 18869,19 25,93118624
A9 505 17600,84 29,24774499
A10 590 17506,90 34,35398843
CI 435 17600,84 25,19360
C2 605 17789,46 34,66785
C3 490 17789,46 28,07810
Pasca bakar C4 490 17600,84 28,3790
T - 400ec C5 575 17319,79 33,84228
t = 3jam C6 390 17577,33 22,61757
C7 480 17436,62 28,06165
C8 500 17718,61 28,765568
C9 450 17577,33 26,09720
CIO 520 17860,45 29,67873
Bl 370 17577,33 21,4577
B2 550 17671,45 31,7267
B3 535 17742,21 30,7383
B4 380 17624,36 21,9788
Pasca bakar B5 290 17671,45 16,7286
T = 600°c B6 285 17671,45 16,4401
t = 4jam B7 465 17671,45 26,8234
B8 590 17530,36 34,3080
B9 405 17907,83 23,0540
 Ill

Tabel 5.12 Tegangan tarik hasil penelitian

Jenis beton No P D L Kuat tarik Rata - rata
2F kuat tarik
(kN) (mm) (mm)
(Mpa)
1 210 151,2 301 2,9375

2 232 151 304,6 3,2115

3 209 151,2 300 2,9332

4 182 150,3 302,7 2,5467

Suhu normal 5 185 149,5 299,1 2,6338 2,8872

6 177 150 302,4 2,4841

7 211 150,1 302,2 2,9613

8 210 150 301,1 2,9610

9 214 150,4 300,3 3,0164

10 227 150 302,3 3,1869

1 200 147,8 301,8 2,8544

2 206 149,3 299,3 2,9348

3 182 150,5 303 2,5408

4 183 149,7 302,6 2,5718

Pasca bakar 5 220 145 303 3,1878
T = 400°c 6 192 147 302,7 2,7469 2,6787

t = 3 jam 7 162 148,8 300,8 2,3041

8 152 148,8 298,2 2,1807

9 192 148,3 299,4 2,7528

10 190 148,1 301 2,7133

1 210 149,4 301,6 2,9669

2 185 149,2 300,5 2,6268

3 173 150 300,8 2,4409

Pasca bakar 4 185 148 301 2,6437
T = 600°c 5 208 149 301 2,9525 2,5352
t = 4jam 6 185 149 299,3 2,6409
7 160 149,3 300,5 2,2703
8 111 150 298,3 1,5792

9 190 150,4 298,3 2,6960

 112

Tabel 5.13 Konstanta tegangan regangan beton serat bendrat sebelum dan sesudah dibakar hasil penelitian
Momen Nominal
Jenis beton Teg (Mpa) k3 a (mm) c( mm) 1(2 ki kik» a Z(mm) Rasio Mn
(Mpa)
Beton Normal 30.861427 0,93054659 89.8193386 106.6738 0.4229442 0.8458885 0,787138616 1.108784132 404.882933 244889742,9 1,026299052
Pasca Bakar
0,95046235 110.025816 129.44214 0.4298499 0.8596998 0,877112258 1.188818599 394.359313 0.939095153
400°C 25.19365938 218492880.3
Pasca Bakar
0,959765176 120.237397 141.45576 0.4706406 0.9412813 0,903409001 1.222796283 383.42517 0.908113509
600°C 23.85400934 208553440.3

Tabel 5.14 . Perbanding an Nilai ki, k.i, ki, kik3 masing - masing penelitian
Jenis Teg k3 k, kj k,k3 ki k2 k,k3 k, k2 k,k3 k,
beton (MPa)
Penelitian Penelitian Penelitian Sudarmoko Sudarmoko Sudarmoko Bambang Bambang Bambang SK-
SNI
Suhendro Suhendro Suhendro
Suhu Normal 30.861427 0,93054659 0,845888454 0,422944227 0,787138616 0,75 0,375 0,697909942 0.75 0,375 0,697909942 1

Pasca Bakar 25,19365938 0,75 0,375 0,712846762 0,75 0,375 0,712846762 1

0,95046235 0,859699764 0,429849882 0,877112258
400°c

Pasca Bakar 23,85400934 0,75 0,375 0,719823882 0,75 0,375 0,719823882 1

0,959765176 0,941281288 0,470640644 0,903409001
600°c
 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penambahan suhu dan lama pembakaran pada beton serat bendrat dan fly

ash akan membawa dampak perubalian kuat desak, momen nominal dan beberapa
sifat stniktural lainnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Bertambahnya suhu dan lama pembakaran pada beton serat bendrat dm fly

ash menyebabkan penurunan pada tegangan desak, terutama pada

pembakaran suhu 600°C, akan tetapi pada pembakaran suhu 400°C , tegangan
desak beton serat bendrat dan fly ash menunjukkan penurunan yang relative

kecil dengan suhu nonnal.

2. Kuat tarik beton serat bendrat dan fly ash menunjukkan bahwa semakin

tinggi suhu dan lama pembakaran mengakibatkan turuimya tegangan tarik

beton, hal ini disebabkan karena lekatan antara pasta semen dan agregat

mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya suhu dan lama

pembakaran

3. Regangan beton serat bendrat dan fly ash semakin besar seiring dengan

kenaikan suhu dan lama pembakaran.

113
 114

4. Besar kecilnya nilai kj ditentukan oleh bentuk diagram tegangan-regangan

desak beton, semakin tinggi tegangan beton maka nilai kj cendemng semakin
kecil.

5. Nilai a yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan nilai yang semakin

rendah terhadap kenaikan tegangan desak beton. Hal ini sesuai dengan
penelitian Ibrahim dan Mac Gregor pada beton nonnal.

6. Nilai momennominal semakin rendah seiring dengan kenaikan suhudan lama

pembakaran dan sebanding dengan penurunan tegangan desak beton serat

bendrat danfly ash.

7. Nilai rasio momen nominal semakin rendali seiring dengan kenaikan suhu

lama pembakaran. Hal ini beriaku juga pada beton serat bendrat dm fly ash
pada suhu normal, pada pembakaran suhu 400°C maupun padasuhu 600°C.

6.2 Saran - Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini

adalali:

1. Pembuatan dan perawatan benda uji yang teliti dan seksama sehingga
diperolehbenda uji sesuai dengan rencana.

2. Pembakaran benda uji hams diusahakan ada jarak/ruang antara masing -

masing benda uji agar didapat suhu yang sama pada semua benda uji didalam

variasi suhu dan lama pembakaran yang sama.

3. Alat yang digunakan sangat mempengaruhi data yang diperoleh untuk

digunakan sebagai perhitungan sehingga pada saat pengujian sebaiknya
 115

digunakan alat yang mampu membaca tegangan-regangan pada daerah

descending.

4. Pada pembacaan dial saat pengujian dianjurkan lebih teliti dan cermat karena

akan berpengaruh pada keakuratan hasil-hasil yang dicapai.

5. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan perbandingan serat

danfly ash yang berbeda sehingga diperolehdata-data yang lebih beragam.

6. Sebaiknya dibuat benda uji berbentuk balok sehingga diperoleh data untuk

mengetahui distribusi tegangan dan regangan beton serat bendrat danfly ash

yang sebenarnya terjadi, baik desak maupun tarik agar diperoleh kepastian

dalam perencanaan maupun analisis beton serat bendratdanfly ash.

 DAFTAR PUSTAKA

1. Ferguson, Phil M. 1981, Dasar ~ dasar beton bertulang, edisi ke

etnpat,terjemahan Budianto S, Ir. dan Kris setianto, Ir. PT Erlangga,
Jakarta

2. Wahyudi L, Ir. dan Rahim SA, fr. M. Eng. 1997, Struktur beton bertulang,
PT Gramedia, Jakarta

3. Hansen TC. 1976, Textbook ofconcrete technologi, kutipan Tugas Akhir

Johansyah M, dan Krisno Budi. 1997. FTSP UII, Yogyakarta
4. Nawy. 1990, Beton bertulang suatu pendekatan dasar, terjemahan S
Bambang, Ir, MSc. PT Eresco, Bandung

5. K Tjokrodimulyo, Ir. ME. 1992, Teknologi beton, Jurasan Teknik Sipil

UGM, Yogyakarta

6. Sudarmoko, Ir. MSc. 1991, Kuat lentur beton serat dengan model skala
penuh, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta

7. Suhendro bambang, Ir. MSc. DR 1998, Betonfiber lokal, konsep, aplikasi

dan permasalahannya, PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta
8. Sudewo Erry, Ir. 1991, Pemanfaatan abu terbang dalam industri semen,
PAU Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta

9. T Dwi Laksono dan BS Lutfi. 1999, Pengaruh fly ash pada diagram
tegangan - regangan desak beton terkekang dan implikasinya terhadap
blok tegangan, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil FTSP UII, Yogyakarta
10. Triatmodjo B, Ir. DR. CES DEA. 1992, Metode numerik, Beta offset,
Yogyakarta
11. Nur Cahyani IE dan Wahyuning E. 2000, Diagram tegangan regangan

desak beton mutu tinggi tak terkekang dan implikasinya terhadap blok

tegangan desak, Tugas AkhirJunisan Teknik Sipil FTSP UII, Yogyakarta

 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Kaliurang Km. 14,4 Tclp. 95330 Yogyakarta

KARTU PESERTA TUGAS AKHIR

No. Nama No. Mhs. N.I.R.M Bidang Studl

i—a ! --} rr ffpr r ' {* i '•r\ !

f^uj \ stl \"OS( > 85 310 211 TSo

JUDUL TUGAS AKHIR:

•ANAJ.ISA DIAGRAM TKGA^GAN - RLGANGAN BE FG.>
^f.R-vnYfvfvfmAnWG:W^

id, HAVipoDo. M_l *J" I )

Dosen Pembimbing 1 [K. t\ATh_{(rR

Dosen- Pembimbing II :

IK. H.TAD,lTjl5DIN BM ARIS. MS,

fufyhmi alriiinlifrt-fr L_i#-*<#-<,

 CATATAN -KONSULTASI

No. Tanggal Konsultasi ke : KETERANGAN Paraf

^Y"k 9c/c^ ' lir^r

)U\

') 11 i
ps

/_y#f 2<2EI
 islam a LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK
" - i)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

ttJttmMOX Jin. Kaliurang Km. 14,4 telp. (0274) 895707, 895042 Fax. (0274) 895330 Yogyakarta.

DATA PEMERIKSAAN
BERAT VOLUME AGREGAT KASAR " SSD

Di periksa oleh
Jenis benda uji
iNama benda uji 1.

2.
Asal

Kcperluan Penefcfr'o^
TA Tanggal

ALAT-ALAT

1. Tabling silinder ( 0 15 x t 30 ) cm
2. Timbangan leap. 20 kg
3. Tongkat penumbuk 0 16 panjang 60 cm
4. Scrok / sckop , lap dll.

BENDA UJI 1 BENDA UJI II

Herat tabling ( W« ) Kg
4r£ Kg 4t%
Kg
Berat tabling + Agregat ( W2 ) /£•• K* ••/#!'
nr'
Volume tabling V* .n. d . t 0,00-5-3 0,00 -T3
W2 - \V,

RiM*flt vnlnini* — t/m3 t/m3

•T/ 3 0 0
V

Berat volume rata-rata U4f t/m'

Yogyakarta, « J<*& ^OC /

Mengetahui
Laboratorium BKT FTSP UII,
 fCISLAM >\ LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

~ici!!t&iUl&l j|n, Kaliurang Km. 14,4 tolp. (0274) 095707, 095042 Fax. (0274) 095330 Yogyakarta.

DATA PEMERIKSAAN

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Jenis benda uji Di periksa oleh

Nama benda uji
Asal

Kcperluan JtoeCt'h ' a i

__t Tam>gal

ALAT-ALAT

1. Gelas ukur kap 1000 ml

2. Timbangan ketelitian 0.01 gram
3. Piring , Sendok , Lap, dan Iain-lain

blnda i ji "i " BK.N'DA I'JI II

Berat agregat ( W )
______

Volume air ( Vj )
S2o Cc
Volume air + Agregat ( V2 )
Cc"
Berat jenis ( BJ
L(oo
W
= ...z,<.
v? - V, y/sh
7 /SV

Berat jenis rata - rata

-2 ,C-1-. C,r
C /"-1

Catalan :

Yogyakarta, ___/.fa^J^PI
Mengetahui
Laboratorium BKT FTSP Ull
 islam ^ LABORATORIUM BAHAN KONSTRl'KSI TKKMK
<

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

'1_^/t___y/_5'/ Jin. Kaliurang Km. 14,4 telp. (0274) 895707, 895042 Fax. (0274) 895330 Yogyakarta.
DATA PL iVI _ RIKS A AN

BERAT JEMS AGREGAT KASAR

Jenis benda uji Di periksa oleh

Nama benda uji
Asal

Keperluan
anggal

ALAT-ALAT

i. Gelas ukur kap J000 ml

2. Timbangan kefeiitian 0.01 gram
3. Piring , Sendok , Lap, dan Iain-lain

BENDA UJI I BENDA UJI II

Berat agregat ( VV ) Gram

fGO Gram

Volume air ( Vj ) Cc Cc
STOO
Volume air + Agregat ( V2) Cc Cc
6to
Berat jenis ( BJ )
foo <foO
W

v2 - V. &5b ~ <SDO £sro - soo

Berat jenis rata - rata

A'L7 r«yc^
A

Catatan

Yogyakarta, JLJU^^°0±.
Mengetahui
Laboratorium BKT FTSP Ull,
 islam ^ LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI TEKiNIK
- ik. o
4— FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
r_ fe__ 1
UJ ^ Yr m
>
z
IT w
-
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
P.. l\\ >
-^zUlt&ZJI&l JIn. Kaliurang Km. 14,4 telp. (0274) 895707, 895042 Fax. (0274) 895330 Yogyakarta.

DATA PEMERIKSAAN

MODULUS HALUS BUTIR PASIR

Jenis benda uji Di periksa oleh

Nama benda uji
Asal

Keperluan F&ldcfrGl
r-4 Tanggal :

Snringan Berat tertinggal Berat tertinggal Berat kumulatif

gram %

No 0 lubang mm I n I 11 I II

1 40

2 20

10
i
4 4.75
4.7 /o,sr "".;i?~""" J^T" /*? "
> 2.36
&hiS ?6# ^/?? 3fH 7,sr? 3, 8 /
6 1.18
3_ _? /_?£;3 _2<d,9-j tS,4 ^,Y 1^1?'
7 0.600
3cy33 2j,f ^-yj Wr&(
8 0.300
.__
_ _ _ _ _ _
*&•_? •2_TVt?? #/.-S3
0.1 50
*22__ /vr '_?-* 9^3
10 P a n
lGrS7L
Jumlah SlJ^oq QQ'f, <?>j

Jumlali rata - rata

MODULUS HALUS BUTIR- — X 100%= „?, 0_3 V

100

Yogyakarta,
if . /_,£ 4<>oA
Mengetahui
Laboratorium BKT FTSP UII,
 z a-, oo */"> •— ._ oo oo r^r^r-c>_)v-ii_nfsr-r-r^i'oh^Tf_t.^-ir- r*» oo^t^r^,— >^so^^^t^v^^-^__.vcrorS-^r.
5 ""t o c* r- r*-i fp -- o ^ O N c « o t ^ r ^ r ^ r ^ v p f ^ o o - N ^ L - ' ^ - ^ , ^ \ o > ^ i - - ' r^OMOrr^-rj-oocnr--»nooO'rrr^_fncoo--,o\v-_
3
>
_
>.
c/l <
o
Q) w
CD
<=>dd>cic>'::>c>d> odddooodddoo°o0dd d dddd0ddddddddd°ddddd
CD
2
Q. 1 Z -»^)'t^rt-iA -Tic^r-oem ooai/ifN-inr-iA^»wcio <n >ntt(N'Of^o>oooor-v_)Mw-t»j.(S(>*tciooO'tr1 v->
3 nrtTfin-MW-' 00_>r-r^(SOv0000vr*-j--• h « 'T m N O v0 •~'^CN00(NV0<^Or^Tj-(N00^t<>\0*nOf^'n<N m
OITi00'-|^0vN\C r^r--O,nOif^r--f**)^0<N^0O^000«riCNf0 •<* \£) —' vOc^c^t---»/"ir*"iC-»00C>f*'t00vo^---,mwr)--'Cr\ vi
O 3_• C J i - ' W ^ ^ v O C \ ' t i A ' / l O n --'-C<NO'Or-C7N,^t'f^-<4-ro—•
_jov^Tfooi^^oor^-- for^^t^^r^1- O^oor^ooun\ot^^r^r^r<^»
v£> C-l Vi 00 ^vOt^in_>0«C^C^ro^O»nr^r^O_>r^---_>-0»i"i -—
\o
z
_j W
-<5 wnr^-— o o o o o * n « n ^ ^ r t - ^ < ^ r ^ . r ^ ^ < _ N r ^ o o - ^ , n - - o o o o r ^ ^ ^ ^ ^ ^ o o r ^ c > -—
0 OrH^(STt,t,ri,Ouoo<>o,-,(Sfn^,n,-|ooo\0'-fSfn^,noc ^c^^*nr~ON-—r«-iv'ir-osO'«fr,'C^<N*noOr-ia\w o
w
dddddddd ddddddddddddddddd d <5<5c><5<^<^<^d><^<6d>c><5c><Sc><DC><^<S ~
z
5 m
< <^^^c^om^<^occ^^or^ooTr^o:£^^QO^^r^oc^oc^^_>o3
0 M oo^t--aNas'*0'Ar-fSt--a\ — Q00\0<n — 2r-o\o;.^-CN«n-- T f r ^ r ^ r s r ^ r ^ ^ c o o o o r - o ^ ^ £ c ^ _ i ^ r r v o ^ 5 ^ c ^ ~ o £ :
z T ^r^C<\0Ot^^O^r^^Ch0GV0r<iO©^2TrO~<>r^C^V^^Qr^00Tr^^00
_) —4 >.
< c^^vcoot^^\or^ror^^oo~©r^c^TrrfSt^^Qooo^^t^oe^
0 \^^'«GOCo^o^r^_Of^^'^Tt-^co-NC^™t^f^o<N'--' ^^r^c^c<iu^Ovo!oo^c^^r^cvio.r^<>^rnoo,«l'OOC,«*-<3- !
W <-><->__• c. <n c. rj-iniri\0-;r--r--oooNONT— -— ~-.-~.--i -- --i— r.r.-Hr-«^"-.^H^^M(^)N^)',,f^r^«Nr^^^NntN^^N,1
I
-
O)
0)
CC
<
CD z
1-
(I)
»—i 3
»"5 z
00 _3 co <
o !_?^^-5_0O~rn--r^^O<S^v000--C^^V0Q02>—
^oooo1-!—- —> o '-* -- M M f . r . N - ^ n r t f n A '2t ^ t t Q ' n ^^^vo^^vor^r^r^r-i^oooo^oo^osONc-Sj--;
en to
w °dddd°dd dddddddddddd°d0dd d cia>d>c^^<zi<6c><^<z>c><^c5<^G<5d>c>c>d>
«< JL
3 H M
ro Q
I- Z (N -- —
n u
— _0\_T*-v^rn--*O >^<>r^00rn00Cnu^(N--'>rit^-iA,O00f^00 fS 'rt'rfM'/imOOOM^^MWI^M^tOOOO'tM
Z _
o 3z .-.-.^^.-Hf^^,—, oovcr--f^(NOvooo<>(^i--'r-—• Tt m n o _) --•>noso0fs,_>f^0fn'*r^o0'*-a,._)*nor^w-)fs
z r . m o 0 — »_iO>M^) fnr^Ov^^(^ir--fn_)(N_)0,000'/~iONrr» Tf VO'^^f^C^t^^r^r^COCNf^00<_.r^'^rnw^>--'a\
z 0 a\r_^\__1^_>CK^Mn^Om«^<NO^r^CArf-->-«tr*-)--' \. (S <n CO ^_>r^^vOOM<Nc_Nr^)\0<nf^r-OvOrS--'S_.,»_>»n
m >-
S Q £ <C K
_
0! 3 _
<
o
H- >~t OOOOOOOO O O - - -~-----i^-i--.--.--.--.(Solf^r>.cSr-. r-4 M(nmMMM^^^TtTri"rt'0'nviyoy5^ls;ts;
w dddddddd ddddddddddddddddd d dddddddddddddddddddd
_J
o
z o
z
_
3 ^ _>S_SSS^M»M»_ooo^r-^i^r^r-coONO«r^f^^^-3r--0^
CM <.
0 _•
r~
-J •—
l_ m > 0_SS^^M°5r-S^^«ooor^^^^OMD<^Oi^^^oOTt-Hco^r^o>CB
*H < *!
«/) 0
o
«< W OM^NHr'^^^^_vdr^ccod^^^«««^^^«^^^"""^^"^M
H
B
z
1
|
o U_c_JWaJwJ1W^°r-^?r-^™--r-^r-i---- ^<n'n^<^coccoor^^^. ^vodNKOO<^mor-t^ — r ^ ^ u ^ - n o o c h a ; ^ ^ ^
^ i o H oiS_ll§l = s22„„SR!.!.gSR5KS.535?KsKKS..Pi.SS__S§S§228SR?S
3 o
© 8SSoo^P5Po88oS555^Pooo5ooooppHp5pop5 5pq55ppSpp5 5pp^o
— r4mu-iK00t>dodddddddd°dddddddooooooooooooooooooooooooo o
§ —*
•
T3
•c
H .C
00
w 5 o - . - s - a a ss 5 5 r S5 s s ps _ at a s 2 a s a 3 5 5 * s S s a s s 2 g g SS§ ?, S 1 5 2 3 S 5 2 §
</j (N E
_i
a• s o2SSSa82SS-2a---S-8-|2^^
 oo in as
r- cs o so
S o~ o2? ^
oo ^
as |nON--.CSincS«nro__--<--. --1 i—i
co VO CS
—« CO CO ji ro ro cs in os co in so r*- ~ - - —• ro *n J, >0 m M
O _ f^ w (S
<S
On
(N
r-
tJ-
o
(N
Tf
*0
co
•n t^- o >n m ro CO
CO
in ^ is r- oo
^V r-^ -+• r_ Tf —• Tf ro oo cs «n co co g <r> o\ o
t_rTfcoosootnr--ooccI*; cc so —• © r- en in so
co r-~ © ' M M 00 rs VO «n 2^ i- oo 2—* £OO •* r-- -j- r— oo <n
- S 8 fS -- -j-
r-^<Nvo-n©r--oNoo---}.ONr:U
r- 00 Tf
r-
o •n 00
l^» ^vl ij-. _!
-- ^ rr> •- on as on oo oo
0) oo^^«!_asC?,ri'^
—• cs cs
so
r^ON — ro<nr^o\.--.for^o\>--«£!-C^©cor--©cosOON]S ' ' *—
»nvcv_>sor--r-.r-,r--.CO
On
do©"©
CO r-- t-» r- as as
ooooood dd odd©©©©© d odd0' ©ddddddd000
cd d ©
COOOONONCSrocOCS
>•_ _t _ _ _ . _ , -^ 0 _^ tN CN M M vo eo Tf CO *n Tf —_i
<rt _ [s -H vo as tS Tf t^ Os
Tf r- ~ r-» r- as 00
O ON 00 Tf as t— co — ro so X -- CS Tf -—i
,t_r'tTj'TrfNirih- NO NO ro CS -- as -j- r~- «n - Tf
r-- cc © in CO on 00 f- SO
r- cs oo —< »n
- . .r-^ ©
__. in o r*- rs 00
r- r-- »n cs --> »n
__ -_) "* r-
>n co CO
t*- cs -- cs on co as
rorsoo—<cCTfr»mTfoo — r- in cs o
OO CO in <N c>
rs Tf cs cs so t >0 C\ (N Tf v£>
r- o 00 co Cs sO ©
O N fl m Tf in
o — TfTfmsor-»coOi—- CO CO as co so *n »n t—
CS
© © © © O -j- «n o Tf so CA
cs 00
CS cS cs cs CS CS
CO rs r-^ co as r-- r- *n -n-
©©©©©©©©'©©dd ©©©©©©' Tf Tf in «n so SO - ' co «n r- as
© d © © © © ©©©©©'©odd© © ©
v)<s_?av~<N<^a\mo
< s ^ - * ^ - o o o \ r - . - . — .SO
-
iJJRfSS
\D
S t ooso_t-r-.<Nr--asasoos__
n ^ P X " ??2Sl^K^_r^r^0><Nf^rtiri00 CC|
CO O »n 00 ON © __.
CN o
vO as CO H
VO
CO
"t^O^-OvOOOt r-j co -— so as as »n
_-^jt-^r^f^)Osot^oo CO as SO
in\o---<toeoo^r-- vo uo CN
CO •* r*% V> co vo 00 vO — '*
00 00 VO Os •n
CO r- r- in
>n <N o
C* *T) ~ •** as oo «n 1-^ rf as *n 00 CO -- 00 -- •I-
.5 vo
r^r--cosotnoo_, .*•.-*-
C^l CO © CO
Ov (N rj o r> •* © v,J 00
-r oo cs
->__;__;__;
r> —> vo 3 Os CO © -3- 00
»n IN
"^
C3 'tMOO'tTfVO'rt'-'fSt^
rs cs co 'tT^^io^is^oood
O ©-—•—* cs (si co ** «n vo so r^
CO
0)
_
CD
9° «_*) __» vn _• 00 vo vo co -* r-. CN CO so ON
© r-> csj © © © oo as r^ g co co ©
>n r—
Jf>ro__-->--irovOcSTt-corj-
CO CO <N w-i (N (N ^ (N ^o y -- © (N
CO •n s;> _J ON co >n co Tf _. a ;__, vo co <N
t- o >n
ro cs r- as r- © -j- cov-s^ro-^-cotnin©
i-"^-ooasoo<nr-oo S_ ^
00 ^ __ SO
00 -r "*
~ CO <N wo CO f— *-- ONr*-co»nvo»n 8 r*l ON O
'55 ©asasr^cor--©vo
VO -^r <N (N 00
co "^ ^ -1-
— CN — ^nCo on JO r-- in
os ^ >n cn
cn VO «n
c>
C,3
r-.
r-- ON
^._:i0^t^r~ooTto'<-ioo(^.f;2!^5-H
©t°^~"<^irir^1^©
GO _, q o - - r - - _ r ) . - Os —
a ^_. CM
v- ^ CN
- CO
CO in
wmroM't'tTfTtin
f- Ov r—I
CO r-
r^©cor-©cosoaN^:05C_'
oo oo as
"co © ° © © © © © ©©©©©©© © © © d d © © ©
E _
COOOONOSCNCOCOCNCN-- OvCNcOONCS<S<N00sOr--
cn © as © --. »n co tj- iS «n Tf co in ^ --< 00 CO i—i r—« CO VO
vo .
CD r- © wo <n -*• N t h- - , |^ o as oo
<n r- r- on -r oo as © CO CO
•"*• <n ^n r-> co r*~ so so as on r- 00 CO (N 00 C5 uo o
J_ cs --i as tj- r-, uo
CD
K Q £ < <Nvo\Otnr--ooso'nco(N
r-- rs r- <n
oo —
oo
co ^- r- *n
— vnr--©in©r--cor-- cs oo oo so tj- »n
»n
>n
-rj-
«n
r--
co
r- *n
00
o «n -^ r-- co
vO r^* «n <n ©
r - c s — cNOsocas©-«cN 3; cs rs so co -* s -Tf i? UO (N © r-> © Tf — co CO OS
© -"• CS CO
©•—
©0©©©©0©
•••
*NcocoTf<nr- ooas©--ri-^v-1^>r--_^g_-rj
_i i vo» « ^ '*»' i-i t vj u> ng i—i _; ©
00
CO
©
CO
•**
•^
SO
Os co tJ- ro so VN VO (N 0O rt v
r-- CO as oo r- "n rt- ro
•- - (N (N (N CO
<^c>ci<z>d>cicz><zi<d><5 © © o © © © © ' © " © © CO ^ —• co »n r- as
© O* © <=>
oo r-~ »n rr <s
ON ON Os C7n Os CO so tJ- ro r- r- r- r- so so so
oo co co co oo oo t-- r- r-- r- r- r- oo as © ^- cs c<-»
© •— CS CO ^f vO r- 00 Os © --. rv» -—• cs co Tf tn
on oo r-~ vo *n co Tf in vo co cs »—• r— o ON oo r-vo«nTfcocscs--'©oso6
^t on -^- as •<3-
2 ^ _r ° ° °^ cc r-- vo in Tf co co co co oo cs r-
•d- as -«*• on tj- oo co <Nr-csr~-csr~-csr^csvo — vo --* vo •—• vo —<
co cs ^ on r-- 00 CO 00 CO CS •—• On CO so in co
-. so -. 'vo
" **• CO -- © oo i-* »n Tf ro © so co © r-- Tf
CS©ONt~-sOTfcO—'©00 »n Tf cs —♦ as oo cs
vo co © oo in cs as --QOTf--«ooincsassocsbs " co © r- " © ON
t~- >n co © oo •n cs on so oo -— Os SO Tf f s o s r — i n c s o c o i n c o - - • co
_> •—• (-jn vo Tf cs as r-~ in cs © co as *n <—; vo cs oo T f O N i n > — ' r - c o o O T f © s o - —•—• Tf cs on <n co
*n -— r- co oo © so —• r- co av Tf • r-- co as Tf
© vo cs CO —; © -^ H
SO ON
6 " -- (S ri Tf rf «n «n vo sb r^ cs" ro CO TfTfinsdvor^Kodasos © d ™
CO CO On Os —•
in in in vn in t~~- On -- ro Tf ON SO Tf ON -- CO CS CO co co rf r- wo cs as co co CO •—• oo
9 9 9 9 9 9 2: 00 vo © cs r-- as © as r-- cs — <—• «n Tf
socoTfcoincsoNsoco
w w ta w w w oo SO co _ . . . . vo co vo >n cs so as Os --*
cscsv oTf--aNvoTfcs
--. Tf
oo -*• ^ C n ^ ^ ir-
_ ^r-
r^>r~-c o
! _ 'co
^ x v , t ^ :~~
^ 000
0'*oo: JTf
r ~r-
~< co
^voc sin
cs inooo
o r- o pS2 co cs Tf r-- cs © CO
-- Tf 00 CS SO
© . -
© Tf o ^vo©cSTfvoONOinvor^ON~TfvOCO^TfvOo
ON
CS CO co ro co
Tf On c*-) o Tf © so rs . . ON Os «n co
in
cs
cs
so
-- in Tf .—> co rs Tf Tf in in in so vo r- oo oo as o
© —
— ^ co Tf »n -- Tf CO —•
© © © © ©
ON
8 8 © © © © ©
©
©
©
©
©
©
©
© ©
CS CO
© ©
.9 jC c •— cs co in r- oo
© © © © © ©_©©©©© 8 Q
•-a oo ° <o<Dc><zi<D'd'<^<d>'d>c> d> <d> <5 d c> <5 <d> <d> <d> d d>
« n 2
W E csoocsr-cooNin — oocson-— >n-— r— ly~>c") r^r--inr-) inTfTfvnso-—< co in r- in Tf r- © in r- co
—• ^ c - J ^ - ^ r o c o T f t n • n s O r ^ o o c o _ ^ _ ^ 0 ' ^ ' ^ ^ , ^ ^ l ^ v o r - - ^ - O N - - CS Tf v> r-> © Tf oo Tf «n
E cs cs cs cs cs cs CO co Tf Tf Tf «n «n
© © © o © o © o © o © o ©
o ^ CS ro Tf Tf in so r-^ oo as §©©o©o©©o©©o©©o©o©©o©©m
^r^c^Tf^^or-coaso^cscoTfinvor^ooa^©-----.
CSCS<ScsCSCSCSrsrscScOrorororocococorocOTfTf-3-
 fO 00 Tf CO ON VO 1— r~- r- vO r~- --.
ro
as vo ^ 2, 00
r-
CS
CO
on
CS
o
Os
ON
wo
so
SO P £ So i**.
.. M-iONoorj^ro\i^i
00 r- 1-~1
r~- CO
woTfwor--c©r-Tfr--rsoc
"^~t'^--,Tfso\Oco©Tf
WO rs vo o WO ro O —• so Tf t~- r^ rs on
i= "- R a. _j ^_^ % i tt >-,
*
cs in in CO r- o
5 § o o WO CO 00 r- VO r»
Tf CO Os Tf -- vo _2 00 oo
VO
o
so
CS
r-
wo o
WO Tf cs vO o Tf $ oo
oo m as rs ;£ Tf o wo r- Tf wo n* ON r-* CO OO Tf 00 —• Os —
r- on © cs !__
r-
r»
C7s
00
00
o
00 r-
CO VO —'
©
ON
—'
WO
Tf
* r- Tf —•WOCOOSONTfONTf
<D O © r— t— ^ ^ so oo CO vo _> Os ~"Tfl—
rs ONi—WOC--—*
CO
cs cs cs CS CO CO CO CO CO Tf -» ~ •* t wo wo wo wo WO VO SO SO ~
r- -
r- ~
r- CO 00 00 ON
© © © d ° ooooooooo o d d c5 ^ d a> <=> <d> ci <zi d> <d> d>
_
co © © © © © © ©odd
CS cs Tf vo 00 -_
vo CO wo 00 __
CO vo on rs Tf oo cs Oseovo-— TfOs — WO
Tf 00 WO Os »n
\o
"^ —. !-! CO O so 00 00 f» —t Os © rs cs
cs so -_i
On CO cs -— CO —i •—• 00
CO wo o CO t-* SO so o WO SO ON wo _
00 WO 00 wo © co r-- Tf OO CO 00 CO Tf ©
o vO vo ro r-- ro si) so
co 00 so _ so wo
WO •—• r~- o o 00 cs Tf
WO <;s -— CO Tf CS WO •—' Tf r-> oo CO Tf r- rs i-i
WO ro On rs ON as cs ON ON SO rs co —< vo CO
00 - - - - -
t-» -
so -
so M Tf O r- WO VI SO ON © wo wo On so as Vo
WO CO ro VO WO r- vO CS r- r- as o
r*i
CNTfvov-iTfvocsr--owo SO 00 co —• r— — ro Tf O CO Os o oo
•n cs --'Osr^sococo- ~ ON vo Os
o
o
©
3 cn © -~- —. rscOTfwo
go^Nt_?-~,--rscOTfwowovoooas
oo as
cs -- -- — - OS
co
00
Tf
-
so
co
VO
as
t~- ON
"
i—« CS
r- ©
Tf
©
o
so
i— W0 ON Os © r- -— cs
rs —" CS ON
o © O O © O © © © r- 00 O CS o rs vo ON
CS cs cs cs cs rs cs CO CO CO CO CO eo Tf Tf wo wo WO
©©©©©©©©© WO vO
©©©©©©©©'©odd©©© © d © © o © o © © ©©©©©©©
Tf i—'vocsr^ONONso 00 -- vo so wo Os t—«
as oo wo © so rs rs CO CS rs •_
CS 00 as
CS SO . . . , - — r-~ o on rs cs
woosasosTfcor--r*-(,~-r--sor--
-- Tf
rs oo © cs © so rs
CS cor-TfTfOvcsini—icorSTfTf
o^--'©corsr--co_<J«l._;
co --
rOTfcoTf--4r^csrs
©Tfrs-—cocsTfoo
rs cs
so
as 00
rs
o
00
ON
VO
as r----sococooNr--w^soas
.A^2S?0M,foo«ONSf^vo2;i; © rs wo r-- —
"-• --r--f--Q_)©ONOsvo ~
r_i w r" rs so r- r- VO r-
SS 00 — vjn so oo as so on CS * CO r-
Os ^esr~-roTf©woTfr--voTfs5
co r~- *~ cs © on o Tf Tf
coorsrswor----'sowoTf>n'--'
CC^rtiNOs.lNCCtON^hScJ^^
c
co i—i r» co © wo CO so ON
vO
WO
CO
Tf 8 WO Tf as
cocor-cowo--'©socoas
iriviffiH-ohoohM
© __,o__
f - r s s o r s s o — wo"~tsorsr^'~'r~* ^^d©'-«eseseOTfTf,,_.._,v,-_^_,,
WO wo so so r-~ 00 OS X. O
o '—' -~" cs
>— i-i co __
rs rs co co
csrscscscscscsrs cs cs CO
CO
I
0
a:
X
co CO 00 Tf 00 ,_-, wo rs _, __onno-- r--r--sot---- co
03
t-
^
Zt
ro Tf
vo Tf
ON
--
Tf
in
Os
Tf
On
vo - ay in
§ 2;
S . _ VO Tt- fT\ IICl |--_ *^\ »-^l ^TV 1/-\ —"•
r~- co
woTfwor-cor--Tfr-.
wo VO vo co
P gg 2 «
r- os
vo
co
©
Tf
Tf S ^ -• CO _^vor-wovog?'— r-
w-i -<t 00
—• wo rs vo o
o o o o o o r - v o T f r - WO
CS--sOO)TfCOOOTf—i
-. sO
„
wo co
CO Tf
Tf
vO
I— t-
t/5 Tf -i VO
wo r^ rf so —
—' CO r— vjTJ
CD g CO wo
00 WO ON CS
^Soso^^^ — -r^-^^^^^S^^fTfcS^O^-J
2-(Nt>OhOOO^n^ -a
WO
r-
CS
Tf
ON
Tf r-
co
—'
CO
<n
00
CO ON
0O
ON
--
Tf
Os
ON
--.
Tf
w Po© © ,_. -^
cs rs rs rs cs cs CO CO Tf Tf
r-- on ©
CO CO CO
--. Tf so co © co so Tf r-- on -~i wo r- •—'
WO WO WO WO w*i so so f~:
15 N (N n, OO
° © © °' d 3 © d d ©' © © © © © © © © ©' © © © © ©©©©©©
OO
d
00 CO Os
©
© Tf ro in
E
_.
o
cs rs Tf so 00 _
CO WO
SO CO WO CO •— oo rs w-i on co so -—• Tf Os •— wo -- so --• so rs
Tf Tf 00 wo Os SO —
—1 ON SO -t —* GO
on © rs © wo co
CD O
CO
O v_>
00
VO
o
CO
Tf
r-»
VO
ro
o
00
VO
00
* wo oo rs wo r*- Tf oo co oo co
©
©
cs
Tf
rs
o
co
co
r»
oo
so
so
rs
co
«n
©
wo so
so wo •—
i—*
r~- cc
in vo
r- r- on o
Os co cs cs ro Tf rs wo —• Tf on r-- oo oo Tf r- rs i-* •—< rs rs ro i—i
_
ffi D > < CO
wo
SO
CO
wo
Os
r-
r-
V»
00
ON Tf SO WO
so
Tf
vo co i-* wo WO SO ON © WO WO OS so ON wo r-- 1—
CO CO vO
wo so oo co — r- -—< CO © CO ON Tf CS CO © 00
WO w-> CS •—• Os f- os cs •— rs Tf Tf ON OO 00 On sO r~i r- o o -~
I- O cs CO
© -h *-* CS CO Tf wo on © —• rs Tf _
SO _
so .
t-» ~
© r- — cs -—•
O O o O o © © © © P S ^ " rsTfsor~-oo©cswor- © CS SO ON CO
•— -— i—• i— cs cs cs rs rs cs cs cs cs ro co co co co Tf Tf Tf Tf
©©©o©o©'o©" wo wo wi i/i so
© © o
©©o©©o©ooo©©o ©©'©'©'©©©©©© © o d d © © © © ©
1-4
z vo rs r- ro ON f) *4_t
so rs co Tf cr\ wo •— wo r- oo OO ON r- rOTfvOt--ON
3 >—• co Tf so r- on ^T rs Tf in r- 00 o cs CO
rs
co
co
Tf
wo
uo
so
vo " •—' rs co Tf wo
rs
co
Tf
on
wo
o
r—
—
oo
cs
so
oo
co
on
as
©
•— CO Tf
o >o
—• rs co Tf VN V0 S ON rs CO W1 so r-» CO o
W V-J i— cs
t^ ON
l_A so ro
r- Tf r- co •n cs °: so 00 wo co Tf —• CC WO
wo cs as "- 00 >S Tf —
r- wo co © oo so £ -- r- Tf rs S 00 ^ > w
oo \o co — on r-- Tf
5
CJ r~- wo cS CO wo cs _-« _/ (-( i-j w > f_^ i-1 _ so co
so co © r- co © H* -^ Tf © r» Tf — r~- Tf —
0\ co r- —• Tf co rs
-• g cri CO vO Tf
00 cor--©Tfcc — vNasrsso©coC;-— wo CO CS t> © Tf 00 f—• wo rt\
<.:> r» w^ On Tf sO©TfOscor--CSSO oo cs r- Tf on co r- rs -
o *-«
o
Tf
so
co
rs
co
on
r--
vn rs »
00 & ^r—
* ^i
So <* r~-
CO
Tf ©
rs
f-.
so
rr,
—•
©
W1
so
rs ON 00 WO —; CO Tf © co © so ro On
O __
00
__;
WO r— (**- co © so co i CS 00 WO —
© i-t --I cs" CO CO <i S
M0*nvoi<^co< &o~; ^2,^ ^
CS CO Tf Tf WO vo so K
^ U 2 Z S ^ S S ^ 2 CO
5_CO On" on"
2S<N © © <—• rs
H «
CO C, C-j CO
o wo ON Tf On *0 vn TfTf,_--<ONON0000TfSOt--
__, ii, wo __ i—t Tf on rs as vo
9 9 9 9 9 9 9 wi © wo as
wo
00
o
w-1-rrs_-.-h__v0r_r-)poas_. ~* rs ° -- COTfTfWlTfOOSOWO.-, n_^ _. ^>i © r- oo —
w w w w On rs cococsaN©soTfwoTf©S —
CO so cs vO ON
CO Os ON
© Tfr--Tfror--vovoaN
- • "^
CS "• —' --TfV-)0O©CS vO 00 © 00 © CO Tf
ro CS CS CS CO ro co co Tf Tf WO W1 SO _ . . . .. ^
nn o
cS \o
»n -h « OS -
I-- r- 00 00 ONONONO©rSescOTtTfvO
CO ^f 00 rs s0 1—« wo o o o o ©
© © © C,3 c^ CO e>
CO Tf Vf) < > o © © © © _?_?___,_-c^_*'r'- — -- —
cs © o © © 8 © © o © © © © ©
o o
8
n
JS "- ^ cs Tf wo r~- Os © o o © © © © © © o © © © © © © ©
©
©©©o©©©©©©
o o
o © © © o © ©
z
Tf 00 Tf 00 Tf Os Tf CSONOn TfrosOr^OsONTf co ro cs r- co co cs oo r~ •—
w S © Tf wo ON
>— *—• rs cs ro co Tf ooooono — csroTfwor- r-j Tf so CO ON cs wo
__r-_T__rs(fNrvjr.J(NfNrvt ro ro co ro ro Tf -f
©©©©©©__ ©__ © © © © © © © © © © © © © © © © © © © o © o © ©©©ooo©©©
© •—i rs c-, Tf in so r~~ c o o n © — r s c o T f w o v o r ^ o o O N © - - - e s c o T f w o v o r - - - o o © -- r-i co Tf r- oo on ©
•—iT—icsrScsrscscSrscscsrscococococococococo Tf Tf
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 6
510 537 0.001776969 32.8275329 0.70565046 0.952822847 32.19878876 0.70565046 0.952822847

520 617 0.002041694 33.47121002 0.810775296 0.993343567 33.56810742 0.810775296 0.993343567

525 761 0.0025182 33.79304858 1 1 33.79304858 1 1

0.00271456 32.77925712 1.077976336 0.97

0.00291092 31.76546566 1.155952673 0.94

0.00310728 30.75167421 1.233929009 0.91

0.00330364 29.73788275 1.311905346 0.88

0.0035 28.72409129 1.389881682 0.85

 cocowoi—'sorsosf-ON ON CO co vo r- wo r-- eo eo r*» WO ON WO ON WO eo CO On Os
Tf_fco©wooNinooo----co ON ON QO WO WO
OO 00 cN SO _ ON - CO ON
© r~- WO wo as —
CO CO — 00 Tf V~l r~-t^woTfoorsoo©
O rs so wo so r-- ©asONoo«n©csr--w-i co co rs r- r-- r- oo wo oo
WO vO
©rsr---Tfsor-cscot-~ os wo co r-- so © oo CS ON
£r£}vo — ooTfmeo 00 ro t*- ©
vo r- CO as vo as r~- ON _ ONcOeoTfr-TfcocOi')
wo Tf so Os .—1 © o vp 00 r~- i—• r~- i—< r*"1 © r- on © .
wo r-
so ©-- © r*- oo CO so cs so wo On 00 CO CO on o cs rs S
— TfsO--TfeOTf--.--.vo Tf UO CO co © CO VO ON
rs CO Tf so r-- — so eo r-- © • CS ON
© wo — 00ON--.cSTfwoso .,. ,-* <-, in r-- as rs wo oo ;,-, o o o o o
CD o o o o © © 1—1
©
COTfTfTfTfTfWOW-lWO^ so so
CO © © © © © © o © © © © © © © © © © © ©
CO
©©©©©©"©'©'©odd o © © © © © © © ©
Q.
wo r-- vo r- ON SO as
wo
Tf
as in O CO _^^^^l^S_:^S_
r^woTfcsas--irSTfON Tf
.CO
_:^a
On
:_*^«J_^^ONro-r---- rs r-- eo wo CO CM f— CO O)
cs as VO r- CO r» as o f- m cm o f-
CO Tf o r-
as r» wo -' - • •- __ -jj- q-, CM ID CO — tO
CO t > VO Tf rs r-
co CO wn Os wo — CO CO to o> CO CO
Tf Tf . - so — © CO Tf rs CO vf> CS ON __ OO _"* °° O Tf
<.,> oo CO r- o r- — wo © VO ON WO ON Tf wo wo rs co Ov IN
cs
r- wo CO cs Os o sO CS ON t"- Tf - N n io (O
rs
cs CO Tf
— CO Tf — wo Tf on r-~ wo wo CO co t*- CS ON VO $ O. N-
" »0 N * O (M IO 5
o N h 00 ON © .— . — cs r~- CO ON CS eo Tf
. O O CD CM O IO CM
© O o o o © © O © © O — — — wo r- -- wo E2 — _ f^ o cm m t- o co
' \ ' \ • ; ' ' • ' • ' —• CS rs CS rs rs cs rs CO •fl V) VO (^
© © © © ©©©©©©©©©'©>©©'©©' o o o o o o o o o o d d d d d d d d o o o •— —
o o o o dodo
cs 00 ro r» CO wo wo —
Tf CO so -^ 00 CO r- ro —-' i--
WO —
— coONf-vowo--.^
cs f- r-
t n l; o r- Tf ON cs ON ""woeoeseoos — :i ^SrH«SrDQO!?;0ONH,vlM,J,vo
ON © r- ~ °*
X
r-
CO
rs
On
r-
vO
CO CO
Tf •* O £ rs cs CI r- On co oo oo so r-~ r- 25 ON ©
SO eo
^
oo r—
vo CO t-*
vn
vn
CO so L, on — eo wo r--
r-* — t— !? <n o CS CO Tfr SO ro Tf Tf eo WO i—i CS ___ j—n r-_ —* r- eo
r-> vO 00 Os 00 as r- Ov
r- VO ON © ' - vO Zj ro CO rs ON so rs wo r- wo •—> ZT 00
CO
cs CO
wo co
^ Tf © »n --i
Tf CO CO 00 cs ON
so CO On wo CO so vo r-- — On co rs wo fp, 00
rs as *cr> 8Ov rs Tf '__! oo oo r- f- r- vo
CO CO "Tf 00 V0 WO rs
ON
£ -•
vo «
eo s
i_j -*
© vo in
o WO
r-*
-• -r - oo
rs vo ©
" ©- r- as >£
oc| co cs
©
as cs rs r~~ rs r-- rs
O Tf r~- cs vO — VO
so — Tf 00 © —' o cs r- CO
rs so . vo es r- ON wo o VO rs Tf r~- on rs
© © © —
— — rs rs CO eo Tf Tf vo wo ^ so VO r- r-- r- 00 ON ON
O rsidwfn'tiri^vbr^o.0^
ON
© cs m Tf wo
rs cs IN IN cs cs rs
X
oo CO WO i—i on r~ on as co co vo vo rs on vo r- —
© On wo Os wo co co as os CO SO ON
vo © co — — co r- _
vO wo Tf on rs vo rs On 0O »n vo
cs <—•
wo wo as — 00 Tf W0 wo Tf 00 CS
— eoeocSTfcor~-cs©r- f- Tf © on as oo wo © cs r*- wo co co rs r- r- rs
eo rs — rs vo wo r~> oo wo oo Tf Tf vO CS CO
vo — t ~ - r - - r - - v o © c s r - ' — • so r- rs co t-- ON Tf i—i WO © ON wo eo r-» vo Os vo
—• ON © i—i i/n VO co r- co wo © — ^ §co rs on o r~- oo CO r- O
Tf wo co r^ rs Tf oo vo © r- wo •Tf SO ON -- 1~. _ f~ _» CO
so r-- r-* oo on so OS t-- On © ON © VO CO C5 r- as co
- - Tf co CO eo vo © — © r-- oo co so cs so wo ON 00 00 ro CO
on vo oo wo as — © © «n — _ _^ Tf CO Tf — — so cs eo r-- r-* v>
Tf wo eo co © eo rs rs r- — vo- eo r*- o Tf __ — CO
Tf so r- ON © —' CS Tf UO — 00 OS i—• CS Tf wo so o o
ON
ON
r*- as — co wo r-~ as' rs co wo ***_ i»*Tv
ON ^^t
CS i^\
VO n/N ^ «*^
rs vO
© — — —• cs cs cs cs cs CO VO so
cs cS co ro co co co Tf Tf Tf Tf Tf WO WO WO r- 00 00 ON On
©©©©©©©©©'©'©'©"© © © © d c <^C>CO>C>C>C><DC>'d><Z>C> © © o o o o o o o o
in r-- \o r^ ^, ON Tf ON VO CO WO CO
io •* \_ m S T f Q C f - O O r - T f O N t - - - ONTfONCO ON ON ON CO ^-1
r-- — __ ,—i __^
vo vo os a\ ;£ oo^os-joNr-woTfcsas- rsTfos co vo as r-^ eo r-- wo rs CS *o <"> fO
I-. vo rs r-
CO — 00 Tf Tf Tf Tf Tf
wo r- © co Os CS CS 00 CO 0O Tf r- vo CS c>
CD in * t^ ov 2 r- — wo — wo©Tfcorsvorsm- Tfco — cot?©
oo vo rs o vc. cs wo 00
» OV Tf ui » — -- © vo Tf — WO ON WO
_
x a £ < CO CO WO co C. S - — cowOOO©TfONVO
. . - . „ _ . ~ v, ^ --.
— ©CNOseOTf
- . Tf r^ cs ro 00 CO VfJ ON CO Vf)
cn •* oo o S CO eo r~-©eocoror~- — woovoonwoon o r- wo wo rs 00 — ** — cs CO «n
CO VO eo © r-. co cs On CO rs r~- rs ON r-~ o
o£2„a ©f~~-wo-—ooTf-—.©wo'*fcsr~>i—"cscscs
vowosor-r-ooasodZ^kirn^Cosn ~ rs vo wo
cscoTfwovor-cooN
wo WO rs Tf r--
CO
cs
so
ON
00
VO VO
00
Tf
VfJ
00
rs
CS
On
so
WO
o
© © © © ©©©©©©©©© Tf rs wo r-
cs rs rs eo CO CO CO Tf Tf WO WO vO r- ©
© © © © © -J
©©©©©©©©©©' ©o'ddd© ©©©©©©©©©©©©odddddd© © © © ©
TfosTfOscooocooocsr-csr--- so — sowo Tf oo co r- cs so Tf on eo 00 CS t
r- •—' DO
eor~-rsso^-wo©TfaN— - * -cs
•- r- — .._
so_ ?
© -_ •
oo
^-1 VO wo as Tf cS r-
__
0 > 0 0 " , - , ^ M _ i rCO
i
wo
wo

^
___
__
__,

— r~. rs rs co co Tf Tf Tf
r--
vo
co
cs
cs
wo
oo
r-
cs
Tf
co
Os
on
co
VO
wo
Tf

co
—
©

©r--Tf
f~-rS00TfONW0—-sorSwo
wo —
—
vocsr--coosTf©Tf

-sovor->r-»ooeo
ooworsoNvoco II TfcSONsOeo©r-.^*—
VO
rs
r—
•

- - -
oo
©

- - "^ so
CO
I"-

CS 00
Os
CO
Tf
©

Tf
©
f-

ON _J
VO
co
t*-

CO
co
vo
CS

Tf
vo
cs
00

Tf
rs
oo
CO

WO
on
co
ON Tf

vo
CO
c>

VO
VfJ

r-
vO
ON

r-
Tf
CS
r--

r-
es

CO
00
CO
00

00
wo
ON
CO

ON
rs
vo
ON

ON
ON
o
wo

o
CO

Tf
on so cs on wo SO CO ON so CS VO wo rs 00 WO 00 wo
rs on WOrSOOwo—'QOTfr-GOO 00 — COVDON — Tf^T: on cs Tf r- © o
H
r~-
vo
©
—
co
vo
wo
—
co
vo
—
rs
CO
r-
vooN--iTfr--aNcswor--
rs r-- co CO 00 Tf ON Tf
~ 518
o __;
wo --1 vo i—'VOrsr--r: r-~ co oo co on ©
CO
wo
so
O
00
wo —•

Tf
SO
vo ON
^o rs
© -— rs CO CO Tf Tf wo wo vo r- r-- oo oo on — "^-I^-l^^'*'^ — ^vovor^r-cocoaN^ ©-_--_<V|fNJCOCOTf
rscsrscsrsrscsr-*
wowowowoinwowovor^cooN-s)--"cscoTfinscr~-cooN cs ci in so oo CS Tf WO
9 O 9 9 9 9 r n OV r*\ r~- ^1- Ov CO Tf o
vo *n
vn *n
m
Oft c o
Ov
o
r-~ r-
*n
IN
rs © oo
r- cs so © —
w w U4 w w w Ov Ov vn r-^ Tf c> o
t>
c> oo wo — ""
ov •* •^r IN C'J (N '^- *n r-
o o
o 5 _. „ IN VO r~ Ov t f~ O d
« i^ •* IN
m c CI o d
rf wo 00 —
r- IN v-i vf) o
•*
IN r- vn
7—
vn (.i
<->
o
O
o
!->
O
o
i2
o
o 8 o
8o
o O <•> <> o
o
o
o
o
o
o
o
o
o o o o
©
CI f^ Ov 0\ Ov vO o p O O o © o 8 o S o o o
o
o 8 8 8 ©
r^ r^> -t VO 00 o o O o o © o o o o o o
•—
o o o © o © ©
i/5 in Z <
f— WOONONONCe,TfWOONTfON--'TfWOWOONTf
W E f-~- <^i "i
©—•rscowor-ONr— cosoccrswooocsoowo
S cscscscsrsrsrscocococOTfTfTfwowoso
© © © ©©©©©© 0©0©©©Q©©©0©©©©©©©©© ©©©©©©
Tf wo vo t-. oo as © — csroTfwosor---oooN©--'rscoTfinsor~--ooas —' CS CO Tf WO SC
csrsr^lcScsr-tcsrsrscscocococococorocoroeo Tf Tf Tf Tf Tf Tf
 rs cs cs on Tf
sOsorsvo — Tfvocor-- CO —• ON f— Tf
ON — CO CS ON Tf CS Tf — OS f— -— Tf Tf rs co rs Tf wo wo rs -. P~ ON Tf CO
co co rs r-^ co rs vp r- f- © — eo oo © rs Tf r-. ^_ as
— Tf VO r- o> os
oo vo — co co cs on — co co r-- ON WO rs on co wo © co wo Q
— © oo © CS i—i WO r-t CS WO wo
r- -i On ro
ON rs Tf - -- wo oo wo cc i£ rs p» wo eo
— VO Tf — — vo vo © ON Tf co CO Tf
WO
CS
Tf
Tf
©
©
so
—
© Tf r~- co Tf wo on wo on JT: — 00 P» eo
co vo Tf wo 2. wo co Tf rs © o r-- f- ro vo oo r-- co •—•
co rs oo vo Tf co — wo r- L: co on as vo
—' cs eo o» -- - -
cs --
wo -r -
rs ro wo . " O cs Tf so
On wo co rs r- oo rs JX Tf wo vo on © © © © ©
0 © © © © — rs rs cs rs rs eo ro co ro CO Tf Tf
Tf
Tf
vo
Tf
ON
Tf
—• © co r- Os co I- — ^ © VO CO Os
co VO vo vo so r-- r- oo °°. ON ON ON ON
© © © © d ©
co © © © odd©0 odd©
a.
©©©© — — — 00 CO 00 — WO — WO cs 00 ro ro r- co On — r~- eo
vo vo vo CO CO CO Os WO 00 CO 00 W0 CO
r- p- co oo © © — rs rs ro
-J-^^vo-tnoo-t VO ON — Tf ON On —
—' Tf vo VO P- ""• wo wo - - -
Tf so SO 00 Os — co wo as rs wo — eo wo
co 00 «—< co On p- as — - rs p- Tf rs rs rs so r-- oo as so on
vo —
00 © — © © r- vo co cs rs en © p- rs as so
Tf CO cs
- i—i wo — p» © -3-©ccTfoor-Tf — oor-vof''"1 - © -
wor-oaNTfascoaNrs corscorsccwovoos CS CO CO — oo as cc p- vo ___
On — W O C *rs
--rS
eor Ooo
_ C r©O - H, -_'Nr-i'—' ccoNvop-esp-Tfo
vp-— r— o — r-~woTfo O Tf 1_- . _
ON vo — *—'f--woco__
VO 00 00 00 CO
o O — — rsrocOTfinvo _ o - -"- wo so ^
OcoONcssosorscs
TfWOSOOO© — COWO
vO — cs vo vO
qoqqoooqo <=> Ci ^ ~ ~ — -- -- — — — — rs cs ^ CSrSCSCSCOCOCOCOCOTfTfTf
p- © — in On co CO Tf co
©©°©d©©'©©©©0'0'o© wo wo VO r— O — <N ">
oooooo —. —;
VO
•n »n
O
r-~
IN
—•
IN o, « fj « 5 ._ _: ~ 9> ^? CO rs ON CO ON W0 00 p- Tf 00 ON r
- oo S vo © p* 00
rs
^52 Tf
CO p-
VO
o
s
O ©
CO Tf o CO eo wo eo CO tf
Tf VO OS Tf — ON CS CO vo o o 00 8 so SO SO ON
CS vo CO CO Tf © eo Tf wo
^ Tf CO CO WO J^ CO
Tf
en as * vo p-
wo
p- ON
p-
Tf
wo vo vo
WO VO ON
p-
00
Tf rs CO S
wo WO SO o
• 00 o ^ 00 ^ p- -—
WO o Tf wo • ' o — CO o CO eo VO ON rs wo 00
O -j __; __; __; rs Tf
Tf Tf i—i
so P» CO Os
rs rs co co Tf wo wo so" —t r— 1—1
© —-.
cs ro i~-. _
'" ' ' ' *""' cs rs rs rs cs rs cs CS cs rs
CS CS CS On Tf ,-.
Os — oo rs on >g ooTfsovocsvo — Tfsorop-eowoes — *^T,"r£c£l,[*"l/'>f,rv'~"' (7vr-TfrscorsTfin vo rs p- on Tf co
^;£r:02s___^:r:_•.^:_^_'---^
co oo cs r- oo >5 ©essop~p-ONwoTfsop- r— © co oo © rs Tf p. -—
— Tf vo — wo £ P- Os On co ON wo Tf ~^ 00
— -•
rs CO A
COSO — COOCCSON —
~* ~~ WO cs cs — wo
wo co rs __ oo wo
_ ON CO — — ON £J © r~- Tf cs On CO rs p- CO p-
r s wo wo p» on cs vo co cs p- wo eo
o co on as — p. £* CS vo — so Tf — wo vO O p- SO ON
v o r s e o © w O T f © s o p~
e o e O T f © c S T f © - - i .oo
_
p- _ eo Tf vo as vo ON ^ — oo r- co
CO Tf W0 Tf WO <C wo co Tf rs © CO eo co rs oo t— «n r- oo as as so "
— cs ro Tf vo p: on — rs wo r- co cs CO
p-
WO
ro
p-
wo
00
coi—• eo co rs p^ oo rs
Tfvooo©rsTfsoas
—•• vo —< co on Tf wo so as
© © © © © p © _. -_ __ -_ ,__
cs rs CS rs rs CO
— Tf SO 00 © © vo oo on
CO COCOCOTfTfTfTfTf wo wo vo wo vo On ON On Os
© d © © © °
© © © © d o © © © © o odd©
cowor-cocovooorsTf Tf 00 CS vo 00 CO CO
©©©© — — wo — vo so rs CO — r- ro oo eo
TfTfwovowoNovor--t--oooo ON © ©
ro Os wo CO eo oo wo co -^ rs
vo — p- Tf so —« W0 00 Tf SO ON « Tf *
as ~
as ,_. .._
so . _ - . vo r- wo vo r- os r- cs r--
so
Tf
so CO ON —I CO WO ON CS vo — eo vo [r ©
T f © w o c s c o c o — coas r~~ as i—i co oo
rs rs cs so C- CO On V0 ON Tf co rs __ r-
r-- SO o r- so co
Tfco — Tf — wo — P - © Tf © 00 Tf P- Tf 00 co rs ro
cm
co
ON
eo
so
©
eo
I--
eo
i—i
o so © © 00 vo © so Ij so
wor~-©asTfasooaNcs on — vo r- CO oo c> 00 On SO r^ cs r— Tf © r-- 00 wo CO © Tf
so
Tf
On
WO ON
— CO
SO
Os
—
__ oo r- wo !i rs
so — p - © — p - v o T f © '-^ (TO Os
-^ as
l-M On CO «n 00 oo oo oo © CO ON
••—t*«- _*N rf\ ^^ i^Tv
—• r- vo vo —•
© — — eseocoTfuoso
©©©©©©©©©
on 2 o — vo vo r- oo d — <^ Tf in vo © — WO ON CO
rs
oo
vo
Tf
vo
co
©
rs
rs
oo
_ , ^ rs rs ^ rs rs rs CS CO CO CO CO CO Tf Tf Tf Tf WO vo so r* oo oo
ci(zS'd>c><c>cSci<oci oo©©©©©©©©©' © © © © © d © © © ©©©©©©©©©"©
socooNvocscovo--r~-.Tf so rs on wo —• CO ON SO CO ON VO CO ON VO
SOcOCsvOcoOnvOcoOnsO co as vo rs On so rs On
Os so rs On so co — © as r- vo vo co cs — as co r-- vo Tf co —
oo r»
rs
vo Tf co —
wo oo — Tf r-
on r- vo I_j co rs as oo r- wo Tf r- © co wo 00 — Tf [- © ro wo co — Tf r-- © eo Tf r-. © eo vo co
cs wo oo T f r — © c S V 0 0 0 — Tf wo r~- oo on © rs eo Tf so r- co on — rs co vo vo
ro~fS(^iU~»^)r^ON©--CSA WOVO00ON© — rO Tf — cs Tf wo vO f~-
rs — © os ON 00 " eo cs rs " ON 00 _ VO Tf
Oasccr-voinTfrocors — S ONOOr-VOVOWOTfro oo co oo r- tvhtvr,-hf-t>-ts't--r^[*»vcivo so vO vO so vo
ONONOsaNONONaNONONaN*^ OOOOOOOOCOOOCOCO ON <-* CO W0 r~- on — vo r- on — co wo t— Os --*
—• e o v o r - O s — eowor--ONrr cowor~-ON--.cowOr^ co as Tf as Tf ON VO
wo©vo©vo---so — so--'1: rsr~-rsr~-coooco_c
© wo — vq^-,r--csr--rsr--co
o — — csI rsi co" co Tf Tf" vo" © © — — cS cS co vo wo" so" vb K K oo oo
vosdr^r^odcoaNos"
wowoinwowowooswoTfONwo so Tf on — -ir-wooooooNsooovocoaNr*^TfoorsTf
9 9 r-corsvors^ — p; rs©wor~-asr--rs©rsrsrsON _CvOr-wovorsvocovoinTfcocs
OCOVOCOrSco©sOeoco©ONcowo©©vO
rs wo co co so "
00 __-
eo .
— ._
On ~ - -vv
r-- av 00TfsOWOTfcSV0CO TfaNCCsowooNcOTf — coTf — T f © c s cs wo on rs so
W rs co rs 00 00
COCOTf — cswo — rovooo
O — ©ONSOTfwo — — — —
©
CO
cs
CO
wo
CO
vo
1^1
©cs<nr-
o IN — -^-r- — Tfco- r-©TfasTf — wowowoTfr^Tfr-oococococs — o
Tf
^
Tf w o w o v o s o v o s o r - - r - c o c o o o Os©© — rscoTfsooo©rswor-.ON--f*-, Q
-— Q OC wo eo Tf © © o ©
© © © o o y s . ' Q O o © © © © © © © © P^T^IT!''-• i—i >—* —••—'rscsrscscs
©
vo
so
as
ON
—
co
—
co
r-
On
c*-.
so
©
©
-
o
©
©
©
8 8 8
o 8 o ©©©©0©©©©©©©©y_ © © o © ©
© o o o ©p©©©©op©o©o©c5o ©pop©
— rs Tf" wo K as o © © © © o o o o o o
vpsOTfcSTfONTfr-ON ON on VO wo Tf eo r—
©r->COTfWOSOCO©--'
rscsrsrsrscsescoeococo
© o © ©©©©OO©© O00©©©©©©©©©0©00©0©0©©© © © © © ©
--" cs co © — cs c. Tf wo vo r-~ 00 On O -•cScOTfWOVOr--COON©--.cScOTfwovOr-OOas© <— cS ro Tf wo
<— -— c^jrsrsrsr-lcScscSrsrsrorocococorocoeoroeoTf Tf Tf Tf Tf Tf
 Tf oo wo wo — ro P- vo Tf
so ON so vo Tf ro CO wo Tf ro
SO rs p- VI rf g rs Tf on IT wo so ON vo — 00 P- 00
P-eocop-p-eocoTfON coosTfTfr~-p-co — .-.wo
rf 2 vo Tf cs £ — Os P- ON Tf
§8 - . COTf©TfCO©© — X?ON
WO o cs wo - © -- CO CO P- wo
P* Tf — 00 Tf
——
O 00 £ P- rs vo ^ - © co vo Tf
CO
p-
p-
Os
Os
P- OS VO ^J ON © Tf P- CS —
*
wo
eo i—• - - Tf
CS
CO
vo
P-
ON
CO
WO
cs
CO
CO
—
"-
T f T f i n p - e s v o v o T f — osvo
csasvoworsp-rs©?5r-.
o oo rs P- co CO © on - ^ r- - eo co
—
—
i—*
©
P- cs vo
00
wo
wo
CO
SO
CO ON ON vo
CO
— CS P- © vo VO VO CO J_? —
CD 00 Tf ON ON
on co vo wo
vo o vo VO Tf
=> S CO Tf — co wo so p-
00 WO vo SO rs eo — — vo p- rs OS - ^
CD o o o o 8 P^~r___!~__:--;-fS Os — CS CO WO P- On —< o ro NO CO
CO o © o © o
rs rs rs rs rs en eo co Tf Tf Tf WO WO wo wo vO vO tf VO P- 00 cc
o©©©ooo©©©o'©ddd©dd © © © © © © © © © © © ©'©' d o" o © © ©
co
0-
—. Os rs rs cs 00 SO oo
P-
eo vo —
_,. oo so rs ro wo p- I—.
P- p- cs cs CO ON 00 --
sO as cs p- 00 P- vn
P- wo as ,+ rs — as vo Tf rs
tf
eo
Tf
Tf WO SO en Tf rs CS „_, cc rs on Tf vo so
wo rs CO CI Tf Tf o oo n 2 ">
©
CO
Tf
sj-J
ON
CO
cs
WO
CO SO
VO O
p-
cs
vo
wo eo
so CS
o
CO
Tf
ON
ON
VO p-
vo
VO a>
o " " ^ Tf"
° S « 3
II
P- rs 00 p- vo
Tf so CO so P- o cs
Tf wo ro en so
rs CO 00 vo sO vo r~ wo
CO
Tf Tf wo SO so p- 00
3 O vo wo ..
00 _ vo vo o Tf X VO
©
o o CO o CN O o o
_____ _ ^ " ^ v o v o p - c o a s © IN <"> O ro Tf p~ ON CO vf>
. IN CO CO CO CO CO Tf Tf Tf Tf WO
o © ©
vn wo so VO
O © O © © © ©
© o © o CO o ci>zi<z>d><5<d-<d>di ° d o o © © O © © o © © © © © © © © O © O d ° d <=>
Os co Tf vop- Os eo vri — vO 00 --.
asaNp-coTfTfONoooNin ro — eo so vo CO •—* as rs p~ rs wo wo — wo vo oo co Tf m
Tf0OsOso©___Tfcs 00 WO CS 00 © 00 CS © CS
—.
rsp-voocc©©vo
—
1-1
vo — ©Onvo
r-csavwoTf'~''---- CO vo p» Os Tf rs rs rs wo CO
so ,—i
p- as ONTfSO© — ONWOTfP-O?--.
Tfaswop-©wowo. . . .<n
. vo on so vo — ON p~ 00 © Tf cs ON vo ON vo — P- rs P- wo co • -- ^
to _, -i wo ro oo co Tf vo as vo
NO — Tf CO CS Tf __ _ ., CO Tf 00
ON
CO so
rSTfwomcOsOoooo^T—. — o WO O ~ On © On o~ wo O © CO © — W0 Tf p-
oo wo as eo __
00 . .
CS ro p- eo rs on co co co — CO wo 00
© co — rs so - s a o rs o Tf©rsp- — p-wo©--socoeovocovorsvop-p~
co i—« vo eo eo i—i P- —• vo on co •—• ro co
CO ,
Tf rs
vo Tf
Tf
^ (N cc vs. n 2; S< £
Tf — on © so *•_
so CO Tf
s tf On CO ON
__._.*, cs OP-wo©aNcop-assooop- on p*. co rs wo oo ©
WO
Tf
00 00
ro 00
W0
P-
—
vo
COTfi—«
-— p- on
vo
—
p-
00
—i
wo
eo
p-
Tf
oo
© CO CO — so Os en p- .
_~. p~:p — asso—•oN©Tf©wo^-p-cs ' VO Tf Tf © ON Tf CO CO CO — CO 00 CO p- so p- p-
Tf cs
CO
rS ON — Tf © vO 00
O __; __; __;
p-^ p^ co od as a> O O — — rseseOTfTfvovosoP-cood ON o co Tf" Tf wo so r*-
—-1
cs rs rs co rn cs CO 00 ON o o
cs rs cs CO
rs cs cs cs rs cs cs cs cs eo eo
co
<D
t_:
CO Tf 00 WO wo sO — P~ so Tf __ Tf p- ro Tf
0 SO cs P- wo Tf rs Tf as " eo CO vo -i __ _,
P-coeop-P-eocoTfaNTfrocoONTfTfp-r- CO —
WO Tf p- — oo rs on ON P-. ON Tf P-WO--Tfp-rOTf©Tf00© © —
r- O CS
Os ON
eo SO Tf rs ^ P- Tf — 00 t t 00 o 00 © co so Tf eo ON CS — wo — Tf Tf wo p- cs vo vo Tf —
P-COCOWOCCOOOON - — rs Tf © eo P- co VO P- On cs On vo vO X_
p- ON Tf VO CS P- cs ©
X vo p- cs — in P- On W0 — rs so wo © CO — CS P- Tf
'55 C)
Tf
CO
ON
VO
(7s
vo ON
—
—
Tf
P-
©
—
vo
P»
—•
Tf
co
.
as co
co eo co —• © On oo oo wo
,
TfTfTfWO©TfcO©
© wo vo vo
wo
eo
so
co Tf
so vo Tf CS Tf so On 00 wo — I— wo p- rs Tf 00 — 00 On —
WO NO 00 co ^ vo P- ON
Oi—>rNeo__,voP~aN
rs © — CO
CO an 3 o o O o
wo so p» ON — rs ro vo p- on — co eo p- on rs ro
— — — cs rs cs rs cs cs cs co co ro co co co Tf Tf VO WO CO 00 00 On On
© O © © © ©
Ov o - vo d © © © © © © © © © © © ©OOOOO©©©©©©©
Ov u"i r*v f^
co vo — eo CO so cs co wo r*- — r-
Tf rs — . . - , . as p- — as
cs cs coasoO — vOaseSP»00P- VO P^ Tf cs
CS — ON SO Tf CS VO CS so co OP~COCOaNTfTfOTfP- © Tf ON V0
Tf — vovOeOTfescs Tf co a> CO CS ON Tf WO
J« 8O 2S ^ tN 2^
0 sO P- VO © wo p- vo as eo rs Tf cs
sO co Tf so CS Tf — 00 V0 P- cs vo Tf P- — CO CO © Tf _
j_ in as o o — OO ON wo cs © on vo rs oo
D £ < OS ON © ON © P- W0 CO CO ON p~ SO ON — p- ©
O oo as p- — wo l;
££ 2vo
K> ,x
3_o oo
CS co CO CS CO " — CO ON
co co 00 so cs ON rs
00
co
ON
co
VO
—*
On
CO
co
WO
ro
Tf
i—i
cs
© 00
eo
eo
WO
so
wo
O eo P*
WO
vO
CC
Tf
—
P-
—
p-
ON Tf
so
ON
—
©
so
Tf
Tf
P»
—
CO vo
. —.
vo
VO
CC
© S 3 CO
00 00 ON © — CS £j °> r_ on
S _•
o©o©© — —
]_!, Tf
— ^1 —
Tf
—
wo vo
— —
p-
--,
0O
--
ON
—
©
rs
WO
cs
VO
rs
P-
CO
On
CO
r—
Tf
co
Tf
so
Tf
on
-^
rs
wo
Tf
wo
oo
vo
cs
VD VO P-
CN ^.S
P-
rr
£ ^
Tf
©©©©©©©©©©©© ©o©o©©©©
oo p- vo Tf rs sOTfcS — ONCCvOTfroP-P-P-P- SO so so SO so so VO VO VO wo vo Tf Tf Tf Tf Tf rO co eo co co co eo rs
as ON On ON On ocoocccooop-p-p-p-p- co as — rs eo -• WO VO - oo as © WO vp P^ 00 Os © •—• rs co Tf vo vo P-
© i— rs co Tf P- co on © -— rs co cs — " ON 00 vo vo ro rS rs eo co • ~ ON 00 • so vo Tf Tf
as oo p- vo wo CS — © © ON CO P- CO ro 0O co cs so
esp-csp-csp-rsp- — vo — so VO —
— so — so©wo©vo©vo
Tf as Tf as Tf TfOSTfONTfCOCOOO cs © on p- wo © cs
-—"©COP-WOTfcS — ON CO - - — O Tf
ccvowocncsziaNp-vOTfeo — ©oo Tf — CO Tf —
vO CO © P- Tf ,_ P- Tf — 00 '~ -* " •- © P- CO © P- Tf ^-t vo CS ON sO eo —•
vo rs © co vo eo — cs os p- vo - • — --
P- W0 eo © 00 _ ^ - —* VO CS CO Tf On P-eooOTf©vo--p-cooNTf©so
VO Tf —
cs oq Tf as vo
on P» so
co
VO — P- CO 00 ©sq — p-eoONTf© vp rs co ©i ©" f—> cs rs ro ro Tf Tf
d — — rs" rs Tf" Tf wo" wo vo vd P~ 00 00 ON ON 'nsosop-P^coas'aN©©" — — CO CO Os' ON d ©
rs cs rs
rs rs cs rs co co
wo wo vo vo in OOVOCCTfP-TfVOP- Os vo — CO vo P- p- rs co rs P~ — P- WO Os — P-TfTfvoTf rsvo_ CO Tf CO on p-
© © © ©
9 9 SO so co vo rs rs
vo
Tf
cs
wo
vo
rs P-
—
Tf
wo
rs
as
•—' —* V0 — V0 ON Tf ON VO ON — Tf — ©©o0WO0C™ Tf CO © Tf ©
w ti w w pa lq O L, © © P- P- TT TT P- Tf P- — Tf oooococowowocowo'noo
. — CS VO Tf V0 ON Tf
CS
—
ON
VO
ON
VO
On
cs
co
©cor-iTfOTfp-^
^fTj--_-_l/~,vowor^
On rs co oo ©
Tf Tf co rs -—i i±! — ^ Tf vo p- on — co wo p- On WO so © co so ON cS vo ON CO V0 SO © sO -—• as vo cs rs co en
rs
00
©
P-
o
Tf
Tf
«/o
cs
©
CO -— CO VO CO cs cs rs rs rs CO CO en CO Tf vo wo vo vo so so SO P- P- 00 Os ON
eo — P- vo rs © © © © © © o © © © © © © © — — © © © © © ©
Oir. — rsrscoTfvovop-X-,00
8Tf Tf 00 ON © © © o © © © © © © © © © O O © © © t_> ©©OOO©©© ©©ooo
co eo VO vo © © © O O © © © © O O © © © O O © © © © ©©©©©©©© o o o © ©
-— rs Tf vn P-" © d> c> cd c> ci d> d> C> <D C> C> d> o d> d>
© © © © © © © © di<Dci<d>d>c>c><d> © © © © ©
OsONP-C>CAaNP---©CN00P^aNONcor~-P-V0sOONON©rOON©
uj S v O P - O O O s O - — ' r S T f v O P - 0 0 © - — r o s O O O O e s v o o O ' - — sOvO — P-
s --< r—. f— -—cScSrscscsrscseor^iroror^iTfTfTfTfin'nwosOsO
© © © O 0©©©0©000000©000©p©000000 000000©©©©000©0©OVO
o i_. rsc^(Tf>nvoP~coosO-- r-ico-fvoscP-oooNO--'cscoTfvoso
—" — — — — -— — —•< cs rs CS cS CS CS r-l rs rs rs co eo ro ro ro eo co
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 10
0.002781606 1.069023266 29.93558396 1.069023266 0.97
0.002961205 1.138046532 29.00974116 1.138046532 0.94
0.003140804 1.207069798 28.08389836 1.207069798 0.91
0.003320403 1.276093064 27.15805555 1.276093064 0.88
0.0035 1.345115681 26.23221275 1.345115681 0.85
 p~ Tf —
Ov ON 00 CO
© © © © ©
0
co
a.
a>
0
c_
I
O)
0
I-
55
CO
CO Os
o o
_
SO
"co Tf </-t
vn
"~l
o CO
E "~'
_.
o
__
0
_
ffi Q £ <
co
I-
•c
o
Z
 VO Tf — vo eo — cs Tf oo cs as on — wo wo P- — CS ON ON wo as
© O rs CS wo — cs P* ._, p- on © WO wo 00 VO p- ON
P- ™ VO VO VO ON — P- eo 00 Tf as — on co Tf cs co co
CO i— On © p- vo © vo rs as vo £ vO Tf
-- p- - On © wo P-
- 00 so © P- © P- — 00 VO © CO ro ON ON CO
eo Tf wo
rs oo co — Tf — o
© - 2 © in © WO © — sOTfvO©ON©.-w CO O Tf Tf OS —• — P- L_ so wo
rs
Tf .—. 00
00 Osp-p-inrsvo©- — P- CO 00 <^ r^ ^ r~* tt
Tf ca oo
CM ON oo Os ON 00
8 2 © On co
e o r s c O T f © i n — — vo
P- 00 O rs
© —
P-ON
r S v o O s p - - eo
— cSTfvOOs-
—
cOTf
co © as —' vO £ F-. — © — 00
ro
00 wo Tf Tf ©
© PI rs eo co eo eo Tf Tf Tf WO VO WO
rs WO CO o cs
00
wo
00
oo
CO On
°- tf
On ON ON
© © ©
0 c>ddddddddddd © © © © d © d d © o" d d d © © © © ©
CO ©©©©©©©©"©©o"
CO
— p- CO 00 ON ON i vo
m 2v Tf 00 CO P* CS Tf TfvooorOTf—'OsTfOs
^ I_ vo -r
eo WO P- as I Tf CO Tf P- ON CS CO ON p- so
CS Tf 00 C5 eo © SO CO ON so — voONTfeop-P-p-sOTf **K
: srs Go
£ Tf as p- p- p- o vo OO Tf —
Si tf co On vo cs ON wo © Tf •^ ~ — — Tf..----
vo _£ — ^ 2
eo vo © ON © —
CO wo p-
so V0 CO
WO CO
Tf Cn
vo ON Tf On eo co — vo -- © CS Tf vo
rs 2 Tf )o S vo
—
rs
rs CO
00
so
cs
©
so
CO
si
00 VO vo en cs _
wo
eo
cs
CO
o
ro
OO
CO
so Tf
ON
WO
SO
WO CO ON
ON
00
SO
rS
WO CS ON
Tf © WO
V0
VO P- g CO O
»
^ O
r "
i—
oo
eo
eo
VO CS ON vo
eo CO Tf WO
P» — wo — Tf — p- rs eo — oo rs — 2 rs Tf Os en 00
_"
© © © o o © ^ <* 2. — PJ — CO 00 © — ro Tf __ cs 2 p- b? rs vo
__ So ^ cs
Tf
rs
ON
W0 © VO —
o cs rs rs CS CS rscncococoeoeOTf ^ 5 ^ Tf w! wo vo so
CO P- © Tf
© © © © © © © d ° °" d ©©©©©©©'©>©'© d © ©" © d © © © ©" © © o © d <=> d © © ©©oo©©
r- p- — rs
--.___;_-;
Tf vo
rs Tf ,—,
WO Tf 00 CO SO Tf WO P-
p-
--.
00 00 -~«
— ONVOVOVOP-COVOONp-ONr—.
Tf ro Tf — 00 p- VO Tf P- CO —-1 00 WO ro vo ON
o p» rs ro rs
ON K Tf Tf ON
VO
eo -*
— O s v O T f T f s o c s - CS © Tf so JQ VO — o wo wo Tf
CO
On
Ov vo © r-
Tf & ro vO Tf as ON
cseseovop~esp-©©wovoP-__;p^cNvo vo wo ON rs ON
On
IN O
Tf
— p- vo On co P- CO o p- esTf__cs©corsoN©oCP-p--iroOTfp-
ON©Tfwop-p-OCONrocorSP^___r--NOOs v_J p- vo vo
vo co co wo Tf rs —• Tf 00 CO CO wo 00 CO
o Ov esvo©ONp-eoONrsoO"^^*'1'*~,""~ —- '— ' Tf
00 IN
IN
VO
—" P- ©
p- P-
8 P«-
Tf
00 tf 3
wo rs
00
wo
Tf
rs wo eo eo ©©eovop-cOTfp-p-
_'
V0 O
_ (_1
WO 5? On —
v_ _J o
o
Tf
o
Tf
wo
wo
o tf SO
as
Tf co cs sq © wo on wo ON Tf
O
Os
vo
CO 00 CO
eOTfcOTf©Tf — vOeo *>. X ^ -*. £ - '"
—
f- vo rs o rs eo Tf SO p-
© © — — rs cs* cs co CO
Tf
Tf wo
© © —• cS rs vo vo vo P- 00 oo o i—» 1—• cs CO Tf V0 wo VO
vo vo vO SO r- P- 00 00 as r-*
rs CS rs rs rs rs cs cs rs cs
I
0
or
CO ro ro —i p- oo — — p^voTf — r-- — socoi—>eSTf i—i wo WO WO p- — rs Os Os wo vo
0 Tf 00 Os vp©rseowo©©rsrswo — rsr-vecs VO WO 00 vo P~ On On eo p-
so wo so — ON © ON P- vo © vo cs On On rs so vo Tf
00 © P-
ON'-'©TfV0P-rO00TfOS — ONCOTf© ON 00 Tf SO — 00 WO © oo © as CO ON — ON _? __ *"* P-
"* ^
r-
ONON©«nwo©vop^covo©p- ON 00 ON CS
co rs oo
00 — 00 Tf p-. CO ON 00 O © — so ~
_ -" -. Tf On On Tf co
© ~ 2 o oo vo ©
— -- VO Tf so P- © V0 © © Tf
, CS © CO Tf Tf ON -"- Tf © Tf — Tf Tf
'55 wo © 2 vo — so
vo © — -~ as p- p- vo — p- ro co ON 00 SO Tf © ON CO Tf _ __
co —• CO ^ VO
top„„„„„_§
P- CO ©
©
P-
xr\
CO
—
©
—
CS
vo
co
vo
wo
©
P- On
CS
—
VO ON
Tf
p-
VO
eo
i—'
i-i
CO
vO
Tf
00
SO
©
ON
8
— Tf
-^ — © — oo 00 VO Tf © so Tf
en © rs rs cs cs rs rs eo co
cs vo oo © rs wo 00 i-H Tf SO ON
eo co Tf Tf vo vo wo vo wo so vq P P P 00 00 M 00 On on ON Os
© ddddddddd © © © d © © © © © © © © © © © © d © c> c> <z> <d> c>
"co 8
c> c> d c> d d © © © d ©
E
CO 00 as as wo On Tf 00 Tf
Tf — CO CO p- cs Os WOCOCOTf — ONTfON — CO
CO
Tf
WO
VO 00 © OO ro Tf s eo vo
CO VO CO
SO
ON
CS
vo
ON vo
P- s ONTfeOP-P-P-VOTf- ^ 12
<s & t^ 2^ CO ON ^
on rs
©
oo
so
co
CC
cs
Tf
p- CO
0 P- — 00
8 co cs as " © ON © —
X Q £ < CO
CO rs
o
CO
P- ON vo
CO —
SO
Tf
vo eo
CO
rs
eo
O co so VO Tf —
© CS Tf wo rs S
L^ CO g<2 owo *2
rx wo P- VO CS CO
© so — wo —
vo
—
cs
rs
vo
cs
eo
—
cs
s Tf Tf vo cs as wo
_
CO CO CO eo p- ro co so
CO c> CO vo Tf o
©
vO
vo eo
eo
eo
CO rs
wo eo
vo
oo
— Tf i—i r- cs co -—
t: © s oo -• o o r
on 00 00 co so sO
t- eo CO Tf wo SO
p- O — L. Os CO WO Tf Tf rs cs Tf —
©©©©©©©
O o o O o
© © © ©
©

CO
©

Tf
©

vo
©

so
o

p-
©

GO
©

as
©

©
rs
©
cs
o

CO
cs
©
*t rs
P-
CS
00
CS
©
©
CO
©
—
CO
d
co
CO
Tf
©

so
© © ©
t5S|
& d & d
£? V0 00 — WO
vi
ON
wo WO SO so vo p- p- co as
©©©©ooo©'©
Tf ON wo vo
P- Tf cs ON vo eo 00 WO CS On vo Tf — 1— 00 Tf —.
- . © so co © worsONvorsONVoes
WO CO © co so 00 CO
^ © P-
Tf so
CO
ON
©
rs
P-
Tf
Tf
p-
00
oo
O
rs
CO
wo
vo
oo
00 — Tf VO CO © eo SO ""
1-" Tf 00 — Tf 00 — Tf P- — Tf P. ©TfP-©COP-©COP^©COVO©COTf
I'l SO
•^ ON
VjM co
( -| so
\^ ON
v>-\ ^ os rs wo as rs vo _,. v - . - , , -
co, ©_^ vo cs — 00Tf©p-eoOssO CS 00 WO — P- . © _ P- co © so Tf
sO CS CO WO i— P- 3 vDroONWorsoOTf--ip-ON--. rs Tf >n p- ~ ~"-TfWOP-COO cs eo wo p- oo © rs eo —• co vo vo
— eo Tf SO 00 Os IT eOTfvop-ON — rs^ >_, i - co rs --• © P- vo vo Tf
On CO P- SO wo Tf ^r CO CS i—i © ON as oo p~ _
cocs — ©OsOsoOP-VOvo CO so Tf rs P~ vo CO ON p- WO co — On p- Tf CS © 00 VO Tf
P~ WO CO — ON P- vo CO — O s p ^ T f c S O C O v O T f wo — P- co 00 Tf © vq rs COVOTfCSONP-vOTf
vo — p- co CO Tf P wo — vo rs oo Tf © V0 -—< P- Tf©SOCSP-COONCS
vOrsp-eoOswo — vorso© O
© — — rs" rs eo" Tf Tf" vo vo vo vb p-" cc" co as
—•
on"
— cs rs co vo vb so P-P-COOnOn©©—•
CS CS
vo wo VO WO WO CO P- P- co co co co co P- ro P- P- P- P- p- co p- coroP-p-Tf— cowo
ro VO vo ro
9 9 9 9 9 rs vo vo CO IN Tf
vOvOrorocorOcOVOco
vo
co co vO eo VO VO vo VO VO ro coensOvOeoOvOco
vo VO ro ro ro eOcovOcnencorosocoONTf oo O vo VO vn ro vo vococovovOeoOvoco
U4 w w
_-=" CO ty r^j
O
C ) r-
ro VO
IN
V.O
Tf < > 00
rs vo rs rs ro
O
ro
C'l
ro
O
vf>
on
VI ro ro
no
ro
OO
eoeosOcovOcocovOeoP-CO
•—1 eo so as
SO ON — WO © ©
VO v(J VO vo ro vo V0eorosovO0NrSTfp~
tf
CO
CO
vo
VO
ro
ro
() vo
\0
— o - g IN O O O o O rr,
< >
Tf
ro
Tf Tf Tf vo vo vo vo vp vo P- P- © O
CI
O
rs
Ov
00
Ov
ro
O
O
VO
IN
00
IN
vo
ro
—
o
— in oo ©
©
SO
co
VO
so
CO
as
—
cs
I) r> II <-> o CI o c > f 1 o o C5 c5 © © © © © O
CO \l> ro
o
vr> 8 <~> c) o d O o o o © © © © ri ~
O O O cs
Q
rs
©
cs cs rs eo
so CO vo ro VO o o o o
o o o o
o o 8 o o © © © © ° ° o O
o 8
O
O
o O
O
O
o
O
O
o
O
O
-- CO Tf SO ON © © © ©©©©©©©© ©do© o o O O o O O ©©©©©o©©
as Tf Os Tf nn if 00 V0 SO — CO Ttn\nMO°NOtNO Tf©©oooNasoowovop-csTfcovo — ©©ininovoinvoworsvo
E
•— CS cs CO CO Tf Tf in SO SS^22__:^_2 VOVOP-P-OOONO-— rsrovovOP^ONi—•eovovOQO —
__ __-_ ___
msOONcoOcs
^-.rsr-irscSr>4cSPlcsencocororOTfTfTfTfwosOsO
© © o o ©©©©©©p©©©©©©©© ©©©©©©©©©©©©©©©VO
O ^ ooas© — csroTfwosop-ooas©--rs sOP-OOON© — escOTfvoNOP--QO_N©©
--.--•rsrsrscScscSP*cscscscococo rOCOCOCOTfTfTfTfTfTfTfTfTfTfVOWO
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 13
I I 00035 | | | | 24.86058324 | 1.677316294 [ 0.85
 VOP-cOTfCOCOP-rOOO Tf cs vo — vo vo
•^ p- so On Tf —• CO VO
^
ON ^P-: ^
p-r j
ON_P-
2_ w - i _rp _*^_^_- - - - . CS Tf On P- P- P^ £> r-. © ON CO Tf
Os ro
sOwoco©Tf
seSTfONVOOTfccin
CS--1 — C S P - O s O O P - w , -
CO. Tf —
—
p- rs P- CO
Oes© — © P- VO On J_J
o
CO

vo — ;__
ON
wo ON so _s
S Tt — vo —
co rs

co
cs
oo

vo
—i
co

rs
ro
co
3 p3 00 P- P-
eo
—

_ CO
as
©

vo
wo
as
on
Tf P-
cs on cs
ON Tf vo °5
co S
-•--••--•
vo IN Tf OOOTfTfP- co oo rs co CO Tf
P- — © wo wo oo rs so >£ on vo p- P- — 00 V0
VO vo vq cs wo © eo £
rs © wo p- p- 2 *
o in ON CO © — — 00 CO T> CS © P- Tf r-. 2 9,
,, tf
__, „
CO CO ON © - -- CO 5 ON P- Tf — Tf SO © rs oo vo wo JO
Tf in
oo© — cowop-asocsTfcs p~as©csTfvor-os
V0 Tf VO
22 ro — rs vo ro CS Tf Tf ,-. — ^
o O o p — — — — — --.fScsrs,,-: rS co co COCOTfTfTfTfTfTf WO P- 00 ©
0
wo wo P- ^ 00 CO 00 as on °^
oo©©©©©©'©"©"©©©©© © © © dddddddd © © ©©©©©©© d o
CO © o © © d © °
CO
a. rO CO Tf VO -j-vOTfcsrs — vocs Tf rs vo on
— vo — vo ^!.sOwoTfON0O©eo vO vo CO OS CO i—i rs vo oo — cs — vo vo rs
P~ vo rs co
sO
—
vo vo
SO

p-
CO
ON
VO
vo
so

©
CO
wo
cS

-_
rs vo
53 2
CO
Tf

O
cs

P-
p-
sO
Os

00
as
so
vo

WO 00
rs vo
cs cS
en cs
._ _

O
on
rs
• •
_P-SOWOTf
If
co 3
p-
so
Tf
ON
rs
co
as
vO
O — — — cs p-

CO
rs

CO CO co rs — oo vo Tf Tf ©
OOssOONp-Tf.
TfCO—'sOOcOP-VO©
Tf
CO
ON
vO
VO
Tf
V0
on

00
—
©

©
.
i-i
•- •- - -

p~ p- —
©
CO
Tf

ON
00
ON

VO
CS
VO

so
©
00
vo

—
VO
Tf
SO

Os
GO
ON
so

CO Tf ON
©
vo
-—
eo
rs
rs
co
Os © O P-^d-rSrOTf^p-.^ON^
On © rn so vOP-P*esp-oo — Tfp-. VO
CO
eo
W0
O NOwovOP-eoco©co©
O
cs
vo
vo
P-
©
CS
rs
©
co
WO
as
© © © o _ . —•_-. — covo P-ON©cSTfvop-©es p^ on — en vo p-
rsrsrscsesesesroeocoro coeOTfTfTfTfTfvowo
© © © ©" ©©©©©©© O" © °
vo wo so vo vo vo VO P- P- P- CO CO
ddddddddddd ©©©©©©©©©"©'©©dd© ©oddddd©
CO SO P- 00 00 SO p~ _
CS •—' ON CO CO ON CS Os I— vo Tf vo — rSTfcovoTfvovovoTf
WO o o o vo VO — TfOSCOVOCOOSTfCS
v•. >»i (-j _,-, -x cn en . -,
00 S ON Tf © so - x> — © --. r-* Tf CO On —
rs rs vo On © V0 so Co © p- co © p-p-oorsaN©co;£
IN Tf — Tf
rs
©
ON P- ro — SO 00 P- — eo wo vo _2 oo Tf —. p.
—
rs
Tf
rs
as
Tf
eo
CO
vo
On
vo
wo
On rs © eo ro 3 wo©oocop-p-p-_2
rs CO vo p- vO eo oO vo ON Os — vo rsoo rs
GO Tf eo CO
SO
vo
00
rs
00
rs
tf
p-
SO so P-
eo
WO
©
vo 00
_. -,
ON
©
CS VO P-
rt. Tf oo
)fZ rs © p- vo
eo eo vo
co
p-
as
—
p-
P-
so
Tf
as
-^
eo
wo vo Tf co rs CO 2 8
© vo so Tf P- ~ ON - P- Tf -* so Os CS V0 00 Tf Tf
co rs
Tf 00 On CO p- 00 00 p- rs co vo cc as co P- CO Tf —
• I Tf V0 00 V0 p- rs
rs cs ON — CO ~ © P- CO GO 00 Tf CO vq rs oo ^ os vo cs rs o p~ co
© © — — rs rs co
'—'
TfWOWOVoKp^COONON.--.- —
©d — rs'^co'coTf" vo" vo i£ P P 0O CO © — — cs eo Tf i vo cs vb p^ oo rs °<
cs cs cs rs rs rs eo eo eo
C?
eo
co
vOP-eoTfoOOOP-eocCTfcssO — wo VO ON ON ON WO Tf — p. P- SO ON Tf
wo — © — cs © — so©rSeo — oo p- sO <N —i
ON eo
ON p~ P- ON p- cs rs Tf on
CS
Tf
Tf
00 _£ cs P- 00 Tf so SO © ON CO Tf eo vo <•> 00 VO
CS
CO so
rs
sO
—
wo
—
co
cs
©
p-
Tf
8— ©
- r. s ©
_. .,.... rs P-
©
Tf r- —
Tf
CO
00
WO
WO
OO
p-
WO
p-
ON
vo
so
Tf
on
i-l
rs
so
eo
—
rs
cs
00
—
CO
8 CO wo ON
— ON VO CS Tf
— sop-©
P- cs vo ro
P- so ON 2 CO ON P- © VO ON P~ Tf Os VO
o
VO
ON Tf p»
oo rs so
vo *<t oo ^; p- oo eo as
—
—-
vo
CS
©
Tf
vo
wo
rs
vo oo©
—" ON
—
CO ©
cowop-ON©csTfes
— oo ? S
ON —i CO
r- 00 CO P- Tf WO
©
Tf
ON
SO
Tf
CO
Tf
CO
VO
ON
o
© © © O © rs ro co
©
Tf
• SO P- ON en Tf P ~ R o CS
: ^ "*: ** WO vo P- oo 00 OO 00 00 00 ON ON
© © © © © <z><z>dddddddd © © © dddddddd ©©©©©©d© ©©©©ooooo©©"
__
CO eo Tf WO vO Tf rs CS —-.
Tf Os p- co as VO i—i Tf CS CO Tf vo vo co
sO wo Tf ON rs vo co --.
cs — wo 00 WO so 00 CO CS CS 00
o
8 ON
CO O P-
£?£_<? © p* Tf cs as so on
CS V0 CO Tf
co
eo
©
co
eo
co
vo
co rs — Tf © © 00 vo VO CS — VO p-
0 eo vo CO rs P- ON
— CO wo - as so as p- Tf - 00 c. ON vO CO rs eo eo Tf On
WO Tf so as co so as rs SO ON SO ON eo P- TfOOi—VO©COP-WO© 00
X Q £ < vo WO SO so TfasTf©vo©.~.,—«,— cNjt^-sj-^ CO CO CO rs CO rs O p- so co
co VO rs
VO
SO
Tf
ON
CS On
©COONONP-vovOTfeoeo--'eowo!_r eo
as
vo
vo vO vO
Os
CS
CS
co
Tf
Tf as
so
W0 WO
r^
3 vo CO ON O —
©
CO
rs
rs
CO
ro
©
Tf tf
O ON © CO
©^- ^ t i * ) i t ^ P O O O N - CSCOWOSOP-ON©
P-P-CSP-CO — TfP-©vosOco©f^ vo vo 3 © CO ©
C_)
cs WO
p-
o cs 00 ui
CS
i—t
CS
Os
00
V0
ON
V0
o O o o o O © © --i-_ .-___ .^-. — — r-jpipicscsrsr-jm as © rs P- © CS CO VO
c srscsrsrsrsrseococoeo CO CO Tf Tf Tf Tf rs vo oo cs vo
Tf wo vo wo VO WO so so VO vo vo P P P oo oo
© © © © © O © © O © ©
© © o d d © ©'©©©©'©©© © © © © © © © © © © © © © © © © © o d d d d d
VO V0 CO cs — QoONoOP-sOvoTfeors — ON CO P- VO VO Tf CO rs __
" CO 00 00 CO vO as co
p-p-p-p-p-p-p-p-p- O sv
vo vo vo vo SO VO sO vo vo VO wo
© —
"' P
P~
00
Tf
OS
— sO
rs
co
co
O P- Tf —
•—
P»
rs
Tf
ro
—
Tf
00
& ON © Tf
CS
Tf
CO
o rs vo CO 00 P- Tf CS SO CO
On cs wo CO WO 00 CJ rs vo 00 rn — Tf p- © CS
ON CS Tf CO WO CO Tf 00
CO
SO 'n
— Tf SO CO CO VO Tf O On P-
•- — — ON • — - 00 CO ON WO — P-
©
CO
00
CO
vo
Tf
ro —
sq rs P- eo
On p- Tf
vo
rs o X p-
CO
<n
Tf
CO
eo CO
i—• p- CS O vo cs as vo — vo °*
g
5
GO On ON
^J CS CO CO Tf wo wo vb vb p-' cc" on as" ©
— i— —• rs
© r—1
rs
rs
cs
rs
CO
rs
rs
CS rs rs cs
© © —
VOV0WOWOWOV0VO__ — VOP-COTf >n ~-l
IN 00 Tf VO IN ro
vo p- oo on cs x.; ro
9 9 9.. 9 9 Tf
V0 ON so ro 00 J_* VO
00
ro
<•>
oo
ro
IN
IN
IN
IN
•n
VO
vo
ro
r~~
CI
00
w ta w w w w w , „ 1-"
© P- P- P- CO __ vo OV Ov >n IN
VO
00 Tf Tf Tf ro
V0 i—i p- ro VO vo X cs eo vo p- as ^ Tf vo 00 c>
IN
Tf VO OO <">
Tf so so P- P- CO Tf IN IN IN ro
ro
ro ro ro
V0 ON CO P- Tf vo CO
8o © © © © © S <.J c > <"> < > < >
o O c J o c-> O
•_
o vo as •— rs oo vo as <.) v ) < > o < >
o <•'•> <-> t > CI o
CO rs so On vo V0 © <_> o
o
O o O o o o o O
.3 ON rs co Tf vo o
© o o o o o o o o o o
P- CS 00 Tf P-WOr<•^ONWOTfa^asVO — ONTf ONP-SOP-TfTfVOSOTfONTfP-TfCC
w S CO Tf Tf WO TfvovOvoP-CCCCON© — — en TfwosOP-ooON©--'rsmwosoooON
_^__1r^__-__l__1__,__,fNfvJrs)r^
S csrsrsrsrvjc-icocoeOe^iC^ieocnen
O © © © www.vw^ OO
- O
-O ©
-- -©
--©_©_ _©_©_ ©_ ©_ _
© -
© 00000©©0©0©Q©000 o © © © o p © o o o
w ^Sr-00rj\°^M^^^s0h00(>O"MM'tLOV0hC0v>O^NfN't^^P* Tf V0 VO P- CO ON
a **- ^^-^-M^^r^^-f^^^-^^-p^f^irsptcsrscscspirscoeocococOcococococOT^ Tf Tf Tf Tf Tf Tf
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 15
550 417 0.001369908 32.02490447 0.896774194 0.964813319 33.14518561 0.896774194 0.964813319
560 444 0.001458607 32.60717546 0.95483871 0.986533195 33.89134995 0.95483871 0.986533195
570 449 0.001475033 33.18944645 0.965591398 0.990011516 34.01084416 0.965591398 0.990011516
580 459 0.001507884 33.77171744 0.987096774 0.996458273 34.23231597 0.987096774 0.996458273
590 465 0.001527595 34.35398843 1 1 34.35398843 1 1
0.001922076 33.32336877 1.258236594 0.97
0.002316557 32.29274912 1.516473189 0.94
0.002711038 31.26212947 1.774709783 0.91
0.003105519 30.23150982 2.032946378 0.88
0.0035 29.20089016 2.291182972 0.85
 y-j V0 ON vo —I vo _, CS CO —t Tf cO
>y vo oo
__ Os
_ 0rs wo
_ £rt. P* On rO © VO
^ vo wo p; — —
cs — vo rs — __» P~ ON i—I V0 Tf
rs co rs p- os — ro ON Tf Tf
0 vo p- © cs vo o o o © ©
vq vo p- p- p- rs vo cc rs vb
CO oo oo cc os as
CO d d d d d d © © © ©
0_
rs 00 p» VO ON SO Tf Tf —
CO vO Tf p~ 00 CO WO CO 00 VO eo — ON
CO Tf CO rs no
cs c > lO CO o
co p- — vo --
VO On CO CO p~ ON
Tf vo rs VO vo SO ON 00 00 P- _
C.N Tf
O eo V0 CO C N vo rs p-
— CO vo p- OS
CO V0 vo
CO VO oo p- eo no oo © © © © -
oo ON
ro CO 00 O0 SO Tf CS _
eo WO ON 00 ON
p- CO VO On On ON as On
Tf Tf wo rs vo ON rs so On On On ON On
WO WO vO vo VO vo P- P"; P-; CO OO 00 Os ON © — CS ro
O © © © © o © © © © ©©'©'©' © © o
oo so wo wo oo so vo Tf cs CO vo
VO 00 00 ^ On CS 00 CO
vo on es " vo
as
as
vo
VO vo vo Tf 8 CO OS CS O ON
rs
P-
- - P- 00 vo vO . - CO o Tf rs © © Tf
oo co rs Tf _ . ON On ^ ., N
_ rs ro WO © — p. C"
on
^"
rs
^
wo
rs VO ON VO On
on in
CS 00
as vo ,— _, __ co so ON rs so
Tf
wo
CO
so
vo
© vo Tf
o
ON
00 p-
r? 00 Tf p- co © so
©
as
— — — wo — co eo co co oo ro Os wo — p~ rs ro
vq rs vo >-* wo vq cs wo © Tf oo <_; o vo cs Os so CO o 00 sq Tf rs
wo wo" vb vb CO CO Tf wo VO
P^ CO CO ON ON ON i—i — so SO
M^^^ r_,Mp- oo Ov ON ©
__,__,fSrxJ —( N
© fSi_i--, CO
63
CO
0 <
CC _
_
co
0 05
Jtvoro — •*P-P-vO_J CO CO ON ON 00 Tf —
Os CO
_ t^i
to rr\
on ***i
rs *+• __• ^—« ~•*
ON CS vo on rs rs oo ON vo — vo rs CO _>
vo wo co " Tf wo Tf ci t^- —-1 On 00 as rs vo p- ON CO 0
CO co On CS CO VO Tf co cs P- as © ©
vo © p. On O vo wo — - vo vo vo ©
co © ;— P~ cs cS rs TfrSTfcovo—'voso
vo
00 so co so 8 vo p-
w ON VO Tf p^ vo vo Os cc wo © eo rs rs vo
© P; P- P- rs Tf CO eo P~ Tf cs rf rs vo — oo co
eo co _ — vo rs — P- ON vo
*_v,C0 — TfP-OS — Tf rs On rs Tf CO rs P- on
oo © eo vo oo as rs ro wo oo O rs wo p- CO ON Tf Tf
ra CO CO © O — — — — cSCS rs co eo co CO CO Tf Tf Tf Tf P* © rs wo vo 00
p- wo wo wo wo W0 ^ VO vo p- p* p- 00 CO ON as
E O CO VO p- ©©©©©odd ©odd ©oo©©'oddd
eo © ° © © © d © 00000 —; -i
cs ON
_ © Tf cs p-
— —
w
Oh
0 On co rs
-J o Tf 00 P- VO 00 _ Tfp^oOP^rococOvo — so rs 00 p- wo p- as so Tf Tf eo vo
S «
_
co M Tf rs © P- ^ eop
VO — -T
Tff c o
- s
vO_ Tfp-oo©eo ro Tf eo cs 00 Tf T* Tf — vo —
VO rs eo rs rs vo rs vo en co on rs
C/5 VO vo On on rs Tf vo — ON 00
ID^< eo
so
vo
cs
rs
p*
00
—
vo
-I
co rs vo rs © © en vo r^ vi ~
SO — SO
vOcsP- — eowovop-^—vovo
CO — Tf —. Tf —
©
CO
©
on cs p- co ©
rs rs © so 00 P* en °J cooocoos© — ooasosoo©
rs Os cs P- © CS VO P-
Tf — - t? _, 2 COOOCSVOOOONCOONCOP-VO
CO
on
vO
as
- © © — 1—• cs rs rs cs
— —-r
coeorocOTfTfTfTfTfvowowo^
** ' ^^ CO
T ' I wo
"J 1
p $
I —• \J\
-
——.
s
—T-
s
VJJ
.<§ VO
-_
= VO so
~" covooNrsvooNrsvo
so P-
On On
© © © P-P-P-OOOOOOOnOn © --.
© © ©" © © ddddddddd © © © ©©©©©©©©"©©odd — —
P- vo vo CO CS Os 00 P- VO Tf en — „ vo on
vo p-
— eSeOTfvosOvOP-
as co . -SO WO Tf P
ON
rr _n $
CO _
CO cs CI
P~ WO CO cs 0 00 vf) eo
— ON so Tf
Tf rs O VO CO © 00
CO P- 1—' 00 CS VN ON CO © Tf 00
VO CO CS vo _ Tf P- —, V0
VO w.
ON .-,
CO _
as 00 00 00 p- STJ so co rs
P- vo V0 vo VO Tf co co rs — — >? 00 00 00 00 00 00 CO 00
OsasONONCNONONONONON as as on — ON
wo eo — ON p» WO CO
;__; On P- WO Tf
—
©
ON
vo
P- V0 vo eo — Os
en 00 Tf © no rs p- ON WO SO CS 00 CO
rs rs eo" vo vo vb © — — cs rs ^coTfvovovbvbp-'p^coos'aN0.© —
CO 00 Tf Ov ON
© vo — r~ WO 0 eo so — wo 10 r";~vovoTf — — csTfcsp- csvoooeooo — sovosOTfvo
T vo
VO ro
ro <i\ Tf rs 00 Tf >n
Tf r- Ov Ov VO vo rs >n M ^ ^ ^ ^ ^ I ^ ^ I O ^ ^ ^ ^ f ^ i N O N ^ O N - - Tfvocop-asSoN
00 "n ro 0
rs IN ro Tf r^ 00
8 0 0
©On©©©,— csciro eo Tf Tf V0 P» P- 00 CjN _ © i—« rs co rs 00
_
T £ o
0
0 8 8 0 r> c> r> cs cs rs rs cs © cs
"J
8
8 8 0 O 0 0 0 0 0 0 © © © © © © © © © ro ro ro
.s J 0 0 0 © 0 0 0 0 0 0
©
d
©
©
© 0 © © © © © © ©
©000©©©©00©©'©0©00©d©
(/) rs 0- CQ U4
w I ^vivii^^^^v^^Z^^^'^^^ONP-ONcoONTfr^.ONincS — ON — eowosOOOCssOcop-
Q"vooc2^!._._:_^^^^^So-^^voxGN^r,1ovooo6N^voo.
cscscScsr^csrornrorncnri-.^TfTfTfTfTfvnvowowo'nvOvOvOvoP-
r>©©©©©©©©©©
OON© — CSrOTfVOsOP-00
— — rscscsrscscscsr-irs
 SO CO co Tf CO 00 _, in oo
© wo co r- o cs On co Tf cS cs wo cs vo
— CO ro CO ro vO Tf __
©
ON
vo
©--.--.
ro on vo
p.
on
-_. P
^ 2? °ro*
?
© eo co rs on sO On co VO ON P-
'— CO so CO ON vO
00
as
ON
V0 ON
cs so so
OD ON ON wo vo — p- p. cs rs oo vo _. CS 00
Tf CO — CS Tf p- OO VO WO Tf
eo 00
so sO co cs r- P- co
_2 £*
co
CO CO CO VO CO P-
Tf CS vo © g P- — co VO O CS eo
os
00
p.
—
co
so
so
Tf
wo
CS
rs v» wo o 00 rs —
OO
vo
iN
co
. •
©
w
—
,-
—
SO Os ON —< SO Tf 9_ <__ t-
CO 00 — p- eo Tf "- ON —
00 —
CM ro
~
©
cs
rs
©
©
vq
©
©
co
©
Tf
©
—
p-
cs
1—1 _
On
cc
Tf
©
©
cs
ro
cs
rX 00
r~
P-
00
os
oo
On
wo
©
Tf
co
rs
rs
On
co
rs
co
vo
vo
00
so
00
SO
ON
00
CS
V0
ON
ON
CO
eo
CO
—
wo
vo
V0
. ^w
Tf
eo
o
WO
rs Tf — en
vo co O — © 00
WO ro - VO
IN ro
in ro
2 _, Svo in
ro
s !8
V0
in ro
S
)S
S
0 - - rs rs 0- rs 00 On —. cs
d rs cs en CO CO CO Tf Tf Tf
so
Tf
co on — rs Tf
tf " CO
© CO Tf vo OO © — p oo
Tf O oo oo
OO wo ro
wo
© © © © © ©' p- p- p- p- p- 00 OO 00 oo c- OO 2 (N 3-
^
wo vo
CO © © © ©
© © o d d © © ©©©©©o"©"©'©'
sO so so _ eo wo
SS
» 00 *S C<
ov OV
co © d <=> o o o o o d d d o "
a. o o o o o o o-'' o -• ° d d
m vp ro — Ov ro
VO O IN t- — — vo ov r- r- Ov Ov Tf ^_ 00
—« IN Ov [^ Ov —- 00 — cs __ p-
t-. „ ov ^ Tf i*o vo
o —' Ov o IN
On eo cs so p- rs Tf 00 Tf £ vo ^!^J_9SVCt_:<noo
oo
Tf
ro

»n
Ov
vn

o
ro
—' o
-
vn Tf »n
n »
Tf 00 Tf p- 00
. . N rs p- oo rs Tf oo
—- ro vo vo Jr 00 © —
cs ©
Os co _ SO
Tf
VO P-
cs
—
vo
vo
0O
—
VD
Tf —
© on __ m
P~ On ^ © 8
wo
as
si worsTf — eovoasso
VD
O
Tf

CO
Tf
P-
— — ON ^ P- Tf «_> —
r>
O
ro
-—
»n
ro
r*.
Tf
in
vo
vo
r- rs
oo
eo
as
wo
©
On
SO
On
so CO —
vo
CO
Os
vo
cs
ON
so
CO
vo © wo — vo eo ^
wi J ! 2
rs 00
vo
-
—
—
P-
Tf
oo
cs
WO
vo VO
o d d ^
vo £
P- r
ON t r.
CS ?_
-• ^_
-- - CO vo
Itf
© 1— - - • •— i—* rs co wo t) CO so CS ©__ on OO
Tf © ro vo LI oo Tf p- VO
S3 o" o © © © ©' © ©• odd©©©©©
-^ — cs rs rs cs cs
© © © © ©
co
d
en
d
en
d
en
d
Tf
d d
Tf Tf Tf ^
© © °
CO
Tf vo wo
© © d ©
OO
wo
—
so
eo
vo
vo
vo
CO
vo
00 --•
©©©ddddd00
Tf CS oo VO CO — vo en
— CO © — — oo vo eo vo vo rs co VO P- VO 00 ON
00 © — 2s cs _* ^ ^ vo
on rs vo rs — so ro © .„8 2 00 00 VD P- CO © rs Tf eo eo Tf as © 12 ON SO VD V0 m ^ ^ ^, p~Tfooas Os — Tf so p~ ___ p- —
On 00 On On cs vo 22 ON Tf — P- p- -_| 00 VO wo so — ^ vo _? ° £* "- co vo vo . -
Js _T> m © wo ^gcOCOONSOTfCOTfSO —• wo eo oo wo
P. © P-
t- CO P- - 00 — £ <o P- ON — — V0 ON CS
oo
00
-
VO W0 P-
© as -
oo
i .
>n
I W
co
" **_-
©
^
vo
\- t
oo
T^|-
co
Ul
oo
Tf — co —i rs
p- _T> o
vo eo Tf p- eo cs . . -1 r- ~- so rs rs eo
p- © co — vo
p^ oo vo p- — cs vO wo © co © cs ON
vo co Tf as rs rs On i— Tf oo on VO
rs rs WO — V0 CO Tf © vo vo vo asp-vop-TfONONr; en as co — co P- — rs
wo cs vo ro Tf cs eo Tf so On vo w .- vo oo wo as
ON VO CO © P* eo ©
— vo © r s p - r s s o r s s o — so — P- ro Tf On vo © vo rs ©
rs — P- © WO 00 ©
rs so cs
WO CS wo cs On eo ©
— rs co" 00 cc vb vb co co on
•""™ r—' *~* i—^ i—' "—• r*J
evi /-_ *•>_ ^^» ai eo Tf Tf vo vb
rsr scsese srsrseses
co
0
CC
0
SO 00 eo
H __ VO CO vo
— vo
VO CO
CO S CO § CO
rs Tf g os
wo
VO
rs
ON
vo
ro
CO
as
—
©
P*- ro
© _
vo Tf —
so
ro
rs
vo
co
co
vo CS VD vo -^ rs oo
'55 on© — — p.-_p-rZ^_; vo rs 12 ©
© co CO ON ON wo wo — p* p- rs © P- — ON eo _ _ vo eo cs
© — 00
co TfCO —
rrs nci r~r\
CSTfp-C__p.TJ.
vr\ »_-. »>_. i—' __.
vo © g p: —• CO vo
vo
©
VO
cs
Tf
_. as
_.
f^ ?o — so
p-
- oo so
Tf pi en
vo o V0 Tf p- p. J> _-. vo
ro
on
as
as
—
»_ . S
C_^ ™
i—i
co -- P- P oo 00 OS Tf rs rs SO 0O OS P| ON CO ©
— Tf so © ©
5CwococcvocsTf — p-
© wo co
CO — Co ro wo
© co fr
rQ ^ On wo co ON CO CO so 00 V0 ON P- CO
co
—
—
vo
--•
SO
vo
— - -
p- rs
vq co
© ( - v r l t ^ T t O Nr
fsl N
onf j on
S © 00 VO cs wo rs
—
rs
vo
co
ig O ^
__ VO «p.
"co 00 2 — — rs
rs
cs
-•
°T CS CS
00
rs
©
eo
CS
eo
CO
CO
V0
CO
VO 00
co ro
ON —
ro
p. p, p. p. CO 00 00 oo
CS Tf SO
vo vo
. Tf
VO
vo
vo
S s; - vo co 00 VO
vo Os ro
ON
— eo wo .
co
Tf
rs
SO
so
00 _
ON
—
P-
CO
Tf
VO
©
*—'
p-
CO
-^"
oo V
—-, vj
rs
en
Tf
E d d d d © ©ooooddddd 0©©©>©'©©d°
W0 VO VO VO vo vo
0O OO ^ ON ON
r> o . vo ©©©©©©©"©'©)©© d d d d d d ° ro ro
Ov VI M [s
0 Os VO co wo P- — on ro p-
rs vo — vO On p. p. vo ON Tf __ cc oo co — rs
_ rs co Tf i-. ON __p-rs-— rs — co \o Tf ._
Tf — vo cs Tf
ON Tf ON — w. © rs ON VO CO On _» vo _? _•
gS ss p-
g_
co
x a £ <
SO CO
,
WO ©
On eo
—
ON
—
vo
©
©
WO
eo
Tf
oo u
Os
M ^
© On CO
Tf
CS
OO
VO
O
P-
— Tf
Tf
©
as

©
vo
CS
Tf
oo
Tf
SO
so
ON
Tf
rs
CO
ON
cs
Os Sv'?;„!C!_2___=_rP
vo
eo
o

CO
CO
ON

Tf
** — ©
Tf
wo
r~> CO so
p- so vo
On so 8 5§
CO vo oo rs P-
p- i—t co VO CO _- _? Tf VO p. VO — COTf — p-p-Tf rs <N
CS OO
oo it ^
eo wo VO rs vo NO
vo vo on rs so r^; — V0©WOi— VOCOON
cS co so ON co *Ll O0 — P- - — vo on nr
>—«
©
eo
©
p-
©
o© —— rs^Tj-gptbo'c^
Tf
P- 00 ON © CS £2. Tf SO P-
—
-
on
p.
-
© cs co vo
00
00
VO
—
©
CO
co
V0
oo so CS P* Tf p. vo
© ©
CS rs rs en co *^ en en en eO Tf Tf Tf Tf Tf vo VO VO
00 — eo wo 00 © CS wo
© odd odd © © © ©do © d © ©" © ° wo so so SO so P- P- p.
© © © © © © © © © © © © o © © ©
00 P- W0 Tf SO Tf
Os ON on as V0 Tf eo r~* p- p- vO vo VO vo so so vo
00 00 00 00 00 00 P- p- p- VO V0 Tf Tf Tf Tf
© — rs co , P P P 00 OS i—i rs co Tf wo vo P- ro CO CO
vO P- 00 ON Tf vo vo ro rs — P^ VO V0 Tf
CS eo Tf r> cs f3 r* q ™ M <^ m
ON 00 P SO KN co rs — © ON
-_• —voTfoorooo
so CO cs cs © as co CO CO cs
vo p- co as © — cs
Tf ON Tf ON Tf Tf ON 00 coooe
roooococs — as oo vo vo co
rs
rs
p- cs p- cs p- CS csso — VO—'VOr-SO
VO — VO
vo — so
P; so vo Tf Tf eo CS
00 so WO CO CS VO Tf P~ - .
VO Tf co — ©oop-woTfes — CO vo
© vo © vo © vo ©
V0 CO © P- Tf rs
© CO © P- Tf —' CO Tf — CO VO cs cs on so
wo CO on p- so Tf m —• ©
CS ON vO — ON VO Tf CO o p- Tf
P~ V0 CO © CO rs wo CS
rs © oo — 00 VO P- wo
— 00 wo rs On vo co
wo — P- CO 00 as
Os -^ vq cs co VO Tf
rs o — 00 vo Tf — on p-
SO CS o vO cs 00 CO ON wo "-; vq cs co Tf on wo
Tf Tf VO VO vo vb P-" oo 00 Os' -j^ — ^© ,_rs_cs
i_co ,co
w Tf
^J vo vO vO P-
v)H^^j(— P- CO ON ON
r-OOONON © o — —
—
rs CO CO Tf Tf V0
rs rs cs CS rs rs CS cs
P; p oo oc cn on d
W rs „ CD
w S Tf vo vo P-
vOwoTfTfvOTfwovop-cO — CScowoONrssoON
COOsO — rScOTfvovOP-ON©'—'CScovovOP-
V0 ON Tf ON Tf P- 00 ON Tf ON
ON © rs CO P- ON
s — — cseseseNcsrsrsrsrsrorororomroco CO Tf Tf Tf
vo
Tf Tf Tf
o
'JO
pi
«n
VO
vo
VD
VO
ON
>n vo vO so so r-
©©©©©©©©©© §©©©©oo©©©©
ft- 5 ©
*—
©
rs
O
ro
©
Tf
©
>n co os 2 =: M ^ vo so P- 00 Cs — cscoTfinvop-coos©
©
i—•
©
cs
©
co
O
Tf
©
•n
©
sO
©
p-
©
CO
©
On 8 © o © © o O O © © O
rs CO Tf in so © —• PI rn
csrsrsrsrsrsrsrscscNjr-.
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 3
40 809 0.002722073 31.14985131 0.899888765 0.964752828 30.60842393 0.899888765 0.964752828
50 899 0.003024899 31.72670041 1 1 31.72670041 1
0.003119919
30.7748994 1.031412685 0.97
0.003214939
29.82309839 1.062825369 0.94
0.00330996
28.87129738 1.094238054 0.91
0.00340498
27.91949636 1.125650738 0.88
0.0035
26.96769535 1.157063423 0.85
 P- Tf so P- — CO — eo — vo vo — «. wo vo ON Tf CS i—i . — i v o r - i e o - - — vovoTfTf
vo CS eo © ro , . -. Tf cs wo P- © co °°, vo cs as ON SO COP-SOON — ONTfVO—-• • ~
sO — P- _
vo rs as oo .—.
00 SO , , _-,
o 00 p-
vo i—i vo vo -*• -
so
--
cs wo CS ON © P~ P- 00 ro eo CJ so eo CO VO p- P- eo eo Tf — p- i/o vo — on Tf
Tf
rs
VD
co
—
so
— — WO p^ en ON
vo Tf °2 wo vo eo vo cs CS so v^ o On
£ 8
00 © CS CO P- Os JT © Tf Tf On
VO P- VO Tf cs vo
oo rs eo VO so wo CO
— 00 P- Tf —
WO VO — Tf CO _ _. „ v
_fWOCO©rSCOVOP-ON — , , Tf
OOp —
. .
•A
00
-i (N (N rs — — — -
rs
<N| 2
vo
S
°R
P
p,
Os
WO
p~
CS
CS
eo

wo
W0
WO
VO 00

eovo — TfONP- — Tf vo eo . ,
cOCOvOi—iOOTfcoOOP-P-co
vo SO 00 © — ON
©
—

Tf
co
ON
SO
SO
00
P~ P- CS Tf P-
CSTfVOP-OO
, .
—
WO
Tf
ON
eo

eo
SO
ON
O
ON §§°°
o
rs °i cs CO o Tf
0
co ©odd ©'©oddd© d d ^ d
co CO
<^>dddddddddddd
CO m eo Tf Tf Tf Tf VO VO
o © ©
wo
©
vo so sO
oooooodo'ddddd
oo
rs
GO 00 00 00 as ON
©
ON
©
la
d
co
Q.
00 CO wo WO _-, VO CO WO V0 VO 00 00
CO —i CS p- £i P- VO so CS CO ro __ ro 00 wo
On m SO eo Lj oo cs wo vo
p- p- 00 CO vo
v^ CO © 00 Tf
-- vo £ so 00 CS WO
O CO V0 so vo — ©
ro 00 vO Tf P- oo WO £ © —• _r co s£ __ VD CS WO P- CS
IZ O CO WO 00 CS CS so
p- ON 00 00
OSTf rs CO
S rS — 5 On — vp — VO — — CO
CO 'ON
'
VO rs CO © — Tf Os © cs — —1 so wo
Tf fO o_> i-* --, cn
vo
OO
p-
vO
vO
eo
as
CO
vo
ON
00 © ^ CO — © co P-- —• CS CO wo —
—
_
•"- eo
©
Tf
WO
cs
Tf
cs
Tf
rs
oo
ON SO oo vo r o i—< vo o
I 5 2 2 5_
CO
CS oo — CS
CS °. — CO Tf — . . Tf — ,-!,-. V0 © CO On wo rs 3
o
© CO —
ro ro vo wo ©P- — ON^__>
On CO CO Tf vq p: © On CO Os cS CS eo P- © — wo rs
o © © © P o ^ - - — rs ro wo vo j^; on ro' !n £ £ "1 2 vo rs oo Tf
cs r s cs rs cs (N (N ^ (N
© o © © © © © © © © © 00 Os
©©odd © © ° © ©©©©©© d d
VO Tf vo vo so __ vOONTfP-TfrOi—ii—«0000 VOV00000 — VO -, _-, P~ SO Tf CS ON vo ^_ 00 VO VO
Svnna;JS2_2_J:^_!0N b\'0S1csTfcnTf-as"6dTfONbN'§§SgSS
__ _i CO —-'f^^rnrnc-^iy^^-OrvsiroSO-—'~_:_:
_eoeorO00WO©00
SeoSfC^^'-- SO
P-
VO
CS
Tf
ON
CS
p-
vo wo vo
vo CO cs
Tf
Tf
wo
Tf
vo
p-
00
CS
eo
00
Tf
ro On — rs oo
— o
rs oo
00
CO
—
—
Tf
- *
rs
o
O 00
vO
vo
so
ON
Os
Tf
co
©
i—i
8_
rs
_.
ON
—
wo ON cs
cs
p-
rs
©
Tf
wo
vo
rs
oo
eo
vo
i—i
ON On •—> —. cs vO 2:eooNp-.TfTfaNONcsp-p- rs cs CO Tf p- co rs
00 wo CS © wo P- _*. vn ro ro rvi .-tv fs r~\ ,—* _j. VO wo vo ^2 — VO sO Tf wo CO ro CO wo P- i—i vo vo vo eo ON _g
— — WO On P~
rs XJ ©CSON©©--.©Tf CO P- ro Tf wo Tf
CC Tf — — CO Os
eo wo so rs co
vO
Tf
ro
ON
rs ON '-_: £_ 00 © p- rs Tf Tf CO VO 00 CO Tf ON
CO P- WO CS P- CS On wo vo vO CS On co P- -—
-—
ON
WO © VO p. —
d
p. vo rs cs sO 1 i vo rs as Tf sq
— — esi eo eo Tf Tf SO K P 00 CO On ON o© — __,^_;rscoco3TfvovovDwop-"222_!oN ON©© — — cSrOTfTf 00" ON ON © ©
—'CSCSCSCSCSCSCSCS rs rs cs rs rs rs co co
CO
0
k
cc
I
CO X
0
r-
p-Tfvop- —
vo rs . .
r-cc — eo — vovq —
co ©
VO wo
— — VD wo Tf Tf vo 00 00 vO —<
eo Tf Tf rs vo p- wo rs
vO —i P- so cs as 00 -—
00 so 00 —
oo p- vo rs vo (N ON O ' — ON Tf VO — Tf O CS © CO — vo p- CO
SO 00 V0 P- P- Tf i—i p. V0 ©
55 vo i—• vo vo CO
3 2 CO VO VO ON Tf WO P- ©
so
.00
-—
P-
on
CO
Tf
cs
CO Tf rs cs
oo © cs CO — vO 00 © vo wo r-- as O VO On CO vo vO
co 00 ON © _
© Tf ON — — ro Tf p- _ VOP-WOTfPlsOTfON Vf) oo oo Tf eo
co P- V0 PI V0 ON P- — Tf on p- T f i n c o e o e n - eoso
— Tf CO as on oo so
©CSrOWOP-Os- CSTfvO — OOTfroOOP-P-cO--. eo wo
vo ON vo o
8 ©
©©© — — — — — « rs rs cs cs rsrocoeoeoenTfTfTfTfTfTfvo
WO SO CO o — © p- as
wo vo vo wo wo so VO so
S> CO vo 00 o cs Tf 8
p- p- CO 00 oo oo oo ON as as ON
0©0©00©o"©"o'o©© ddddddddddddd
E © © © © d © © © © © © © o o © © © © o
o o ©
©
in in r^
0 CO CO WO vo CO
»• i VOj
-* V0
«# i V0i
•* CO
\*j 00
uu QC
t»y ,_ m CO CO
co rn co 00 vo co ro
_
co
CO
ON
©
i—
CO
©
CS
vo
WO
P~
CO
Tf
sO
©
ON
2 ss -_-
mvoiNr-r-.ooooroinJ2--.vo —
„
so rn 00 — so Tf p-
©ON--ip-ON0000
CO © 00 Tf VO OO vo in in
—
_ £K
_• oo
"-
ro
56
°o
-
cs
VO
vo
rs
so
o CO
vo
p-
vo vo S
^©COWOOOCSCSVO-
— P- WO WO CS cs
wo
CS
vo

vo
PJ
00
00
—

CO
00
—

CO
—
00
V0 Tf cs oo © cs — o cs © — Tf ON
x a ~t < so cs — co aowgNvowoTfinp-vOP-ONsOiias
ONVOWOTfWOP-VOP^ONVO — on©cs — — vowoco©eOTf
r-
v-* Tf co ©_-> p-
r- ^ P ^ ^ P - ' - r o - oovoco — coos__" — as
co
vo
as
co
Tf
—
oo
co
©
vo T? * 3 00
^©
oo
— wo © co p- — rs co vo --i Tf © WO
cs
Tf
rs
Tf 00
. , __ — rs P _-,_n'_,0©as©00- O N © p - r * o — cs
WO © CO On © — VO . . VO P- wo cs P~ eo
rs cs Tf wo © » S 2 2
— S
co ro Tf Tf vo
--rorovntnr- — 2 o — iNrOTfmvo
ON
vO
00
CO
ON
ON
Tf P-P-V0Tfp~©CO00 CO VO
© © © © •~'--—•—-—.^h_-„' .INCNINrSINlNCN vo oo rs SO CS 00
© © © ©" © o © d d o" ©
CO CO Tf © s vo vo r- P- CO CO
d d d d d d d o © © d d d d d d
CS Tf so oo VO 00
on oo p- vo eo cs
cs ^ CS Tf vo wo Tf co rs -. On 00 00 P-sOV0TfTfrorS — ON CO P- VO VO W0 Tf co cs cs ON CO CO
P- vo 00 co oo ro oo V_ p- rs p- csp-csp-esp-csp- <^ 1^ — vo —
Tf On Tf Os ON Tf On co 0O 00 CO cs — on oo vq Tf CS ^Z vo — vo •—• VD — vo
00 VO wo ro >_-
© «, p- V0 Tf 3
r_ eo
_^J
I—*
© on p- vDTfm — ©oop-vo ON CO O Ov t— vo S ro —
_ Tf ON Tf ON VO Tf p. cs vO _> vo ©VO©W0©TfONTf Os CO CO
ON co 00 eo ro f- <N r-.
© WO © VO >—• rs co co On „-
co CO eo P- P- rs oo Tf vo © vo — £" rs CO eo OSTf©wo — so — p- m on Tf o in —^ vo rs r—
p. — so © ^ p- co --• vo V0 © Tf ON ^ CO rs p- — vo — "n o Tf
Tf ON CO CO ^ cs r- Tf VO Tf — CO ^ en —i — VO ~
Tf cs as p- ^ ON
vq x; VO CO ON Tf © vo rs p- ^ on wo © SO CS ON WO ^ iS rs oq •^
©
ON vo
00 vo in o r- in r? o f- «n
Tf © vo — *; CO CO Tf © Tf o m —i O
fO Tf Tf" VO ^ cs rs f' ro ^ Tf wo so sb p^ co as" rs cs m"
so" sb K CO On ON -• — -— — — --.
cs cs cs
vo K K oc *
IN IN IN IN °.
V0 ro oo ^-. IN VO oo —-
IN Tf Ov
COCOOO — WOOOTfp-TfOOVOP-ONP-VOcOWO VOCSvOvOOOCOOOON.-. —--.
v_> IN Tf •n r^ r- r- <-> OV ©TfP-GNi—•COP-OsTfSOCSP-CSOOVO'— ©
IN ro esoop-eowocOwo©i;as —
W 00 00 Tf Tf ro eo CO CO
ro Tf r- Tf r^ CI Tf r- ^ ^ Sw
^o^ ^ S S r ^ ^ ^ r ^ ^ ^ONWO©VOONWOONCOP-Tf-—
asrSso©Tfco —
^ooTfp^QooNON^ © — Tp^coONso — — cn^ —
fcoeOTfro — TfP
- - I - 1 t -<' _/ •—• 1—• *') -— CO WO
ro ro ro vo ON o ON
O _> CJ CJ o o o 3 o o ©
8 o © ^SSrororo
P ^Q
^^-0
-0©^-
"-^-
^-^
-^-^
--^-
^-'^
^^ —"
-^ »ooas©©cscOTf^
X. P- o
o o o o o 8 O o o o o 8 ro
© ©©©©©©©©
rs cs cs cs cs rs CO eo
1 _ s Ov o
O
o
o
o
o
o
o
o
o
o
O
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
©
o
©
o
ro
o
o
o
©©©©©©
d d
o o ©
d
© ©
d d d d d d d d
©
d
©
d
©
d
©
d
o
d
o
d © © o © © ©
o © ©
~ oo a ro
w in a, m W
TfcorsTfcsvocovoTfvowop-ONON©.— coTfr^ CO r-j © QCONONTfOOTfVOOOTf
w S rS
Tf
Tf
wo
Tf
so
CO
P-
Tf
00
Tf
ON ©-—I r s c o T f w o s o P - o o o N © — ' cs ro vo vo p- oo on
ON
Tf
CO
so
00
p-
CS
as
On
p
CS
cs
CS
co V O O O O T f W O O O - - ' — P-
00
r?N
oo
ro
P-
00
ro
Tf
P-
©
WO
vo
i— -— i—.-___-_. ,—L , — , _ _ - ^ - . r s r s r s c s r - * r > ) r s r - v i c s e o
3 en en en ro Tf Tf Tf TfTfinvowowovovDvo vD P- p- CO ON ON
o©oo©©©©© © © © © 0©©©00©©©©0©©©000
r-_ fVN n\ Tf wo vo P- P-COOs© — eScOTfwovoP-QOONO — rSr-.
 Tabel Normalisasi Teg - Reg Page 5

1024 0.003390728 30.73834432 30.73834432 1 1

0.003412583 29.81619399 1.006445311 0.97
0.003434437 28.89404366 1.012890622 0.94
0.003456291 27.97189333 1.019335933 0.91
0.003478146 27.049743 1.025781245 0.88
0.0035 26.12759267 1.032226556 0.85
 SO 00 Tf CS Tf TfcocoON — Tfeowoes
co eo ON cS vo Tf vO P- CS o ^ — CC P~ On so —
•/ j tt oo rs — in vo © Tf — WO Tf Tf Tf WO ' -
rsp-csco©
P- CO
V0P-TfON©TfONTl-p-_J
CO On
—
Tf
cOTfvoos
CO ©
wo ©

ON
00
Tf
Tf

Tf
so
CO
p.

Os
P-
CS
00

SO
Tf
CS
P-
If Tf
CO

00
Tf

V0
V0

P-
OO
ON
—*
ON
wo
Tf
00
©

CO
CS
CS

p-
©
CS VO Tf vo — vo
CO P- VO Tf — VO so P- sO © CS Tf 00 P- CS vo
CD rs rs © rs P- P- vo rs so — VO vO © so rs oo as
— co in . On —. co wo 00 © CS © © — © © o © ©
CS CS CS CS eo VO 00 © CO VO 00
0 cs eo re, ro Tf VO vo vO vo VD vo vD vo p- p- p- p* CO CO 00 ON
CO ©©©do' ©dodo dd© © © © © d © © d © d © © © © © © © ©' ©
co
a.
so P- — P- W0 00 Tf CS V0 — rs wo rs ,_
— P- p- CS -*
CO — CO eo — co —i as CS SO 00 — Tf p- as ON 00 P- VO eo
as © — CO p- — — ^f
VD ON VO ro oo 00 cs vo vo JiJ
00 ON 00 Tf CO -1 ON VO P^ WO CO i— WO
Tf oo CO >—' CO ON Tf
On 00 On 00 P- cS (is — as — cs )Q CS vo CS P^ CS so eo eo On Tf on
so — © rs — o vo ON Tf ON Tf On WO
CO CO —i wo WO — CO 00 00 © SO co ON CS CO eo CS Tf
P- Tf P~ P, © CO ON p- cS — vo co CO VO P-
vo rs on vo rs
— Tf CO co wo on rs p P- — vo rn p- rs © vo oo — vo rs on ON ON 00 00 00
p- p- — CO CO -—• ©
wo OO — so On p- Tf P- 00 VO © VO ON p- wo p» Tf Tf -— —
vo © ON WO © ~~ 00 NO VO CO Tf V0 — ©
CO wo p~ ~
P- © CO oo vo rs ON — © ON
s © — — 2 ft 2 r: <n — ro vo P- CO CO vO 00 — Tf _
vo _
On eo SO — VO Tf
00
"
CS
rs
no
as .
eocoeoeoeoTfTfTfTfwowo wo vo so so vo vq - oo co - © —
©©©©©©o© cs rs co
Go^oddddd o © o © © o © d © © © © ©'
— cOOOVOeocovop-ONoOcovocS
p~vb?orsKKw^U^p,^^ CO Tf OS ON ON SO CO
co vo vo — © CS -_-_,r^_-.0IVOTfcO —
VO^OOVOCO-
i-H
_a vo —* ^_N nr>
CN-
e-. h-*
ONONCSP-
vn vn *^i r—i
P- VO Tf — cs vo
ON
Tf
i—i
CO
CO
-—•
Os 00 00 Tf p. OO CO 00
ON CO P- P- VO rs © ro _. ,. ., ,., rs On ~
ON rs eo w ,,.
vs l~

p-
eo
CO

Tf
00

p»
CO

vo oo
_
©

p~
rs —

as
Tf V0
©
©00ON00i—icOP-©cO
—
oo
_ . . CS
P- rs Tf
eo vo
ON
on 3§ rs
P~
wo

co
P-
wo

i—i
Tf
wo

00 00
Tf CO V0 Tf CO Tf
eOCOVOVOTfOOON©
p ft
^ Os". VD
— Os VO CO © WO Tf — P- P- P,
8 8 s
-. _ CO © ON VO — rs — ©csp. — vo°^
i—i — p- rs so — vo on Tf ON V0 —i eo p CO VO — ON eo SO
© © — — Z! ro" p-' co co as — — — © o
TfTfinvoNovbvbp^p^oooo'aNONON'— 2Z-n^-J_C2 — J_22^i£^cr^0000as cs cs cs cs ^
ON
—
CO
—
co
0
a:
CO
0
SO CO — Tfcowoes_,p-eo
r- CO CO ON P-eop-asTf^-icop-ONSO—«OssOTf
CO cs — wo vo
T f s o p - c s c S ^ r s - vo L_! CO 00 CO 00 ON
i—• © Os Tf ON VD © ^ ™ wo ZZ co as
'55 vo p» Tf as
CO ON
Tf<_NTfP*©0--.p, co co ro 2? p- — Tf
00
cs O
vo ON
P-
Tf
00
VO
00
_.
o
co csp-cseo©—«oOTf ON ON © °> ON 00 rs rs so
_ Tf vo — VO Tf
w eo P- wo Tf —« wo V0 CO
© Tf
cs
p-
CS
co
© CS ©
CO
P-
Tf
P-
VO
WO
ON W0 V-J <—' CS Tf CO p- CS VO ON 8 IN
— CO vo P- ON — P- Os i—. ro vo
cs vo — vo vo © vp cs O vo
00 © cs ©© — covooooco vo 00 rs •n Ov VO
ro rs rs rs CS cs co co eo co Tf W0 V0 sqvovovovosop^p- p- p- GO 00 00 Ov
E ©©©oooodddo'd o o © © o o © © © dddddddd © © © o o o
_.
o
z
0 p- vo P- __
— ON ON rs wo P- wo 00 Tf cs W0 ,__ _
P- CO — co
f—•
p- rs —. rs VO 00 — Tf p- ON V0 CO
-Q P- ON © —
ON
so ON vo so $ ON 00 Tf CO —' ON vo — ©
vO Tf ON
CO Tf
— rs >S rs co eo ON
WO vO O on p- © <s
cs vo
wo iR oo
oo CS eo CO
I- K Q £ < wo p- p- rs — sn
so
v co
CO
m J-*
C*
_• co
CO
m VO P- CO © vo oo vo rs on
Os p- P- —
vo CO P- CS — VO ON P-
P- Tf
P_
Tf
P* 2
St1 P- V0 P- Tf Tf
ro vo P- Os cs
Tf
vo © 00 VO V0 cs 00 so SO en cs © Tf O^ Tf
Tf V0 — © -• ~ — © ON
rs
rs
CS
vO
CS
p»
cs
Os
cs
rs Tf VO 00 ON eo vo P- eo eo {D so
m CO CO eo CO CO Tf Tf Tf Tf vo vo . vo 0O CO ON
©©©©©©©©
c>io<z^<r)dddddddd d © ° © o © © © o © o odd
Tf CO eo P- Tf CO CS P- — co Tf — p- ro so en ON rs CO wo -_
Tf © P- CO ON v * , ,_,,
VD©cOP-©TfCO — VD vO P- P-
-
00
CO
00
P-
oo
—
on
Tf
-
CO
- ••>--.
vo
o_ J c-n
CS 8 o
rs
CO
rs
p-
rs
©© — — .,, CS CO CO Tf Tf Tf V0
_ _J CO CO CO
_ ON
W\ CO
\AJ P-
l^- V0
SU VO Tf
VI TT ^J CS
CS — © ON 00 P- so
" ' — O Os 00 P- so V0 ro S rs r~>
cs CO ON 00 p- VT)
©cop---'voascojj; — Tf CO — W0 ON CO P- vo 2 ro P-
CO p- Tf 00 cs vr> CO Tf 00
Tfcoesvo — osp-so
00
p-
SO
vo
WO CO
co i—i
?
as
s
__
p-
» 8 8
Tf —
r- vo Tf cs —
Tf CS — ^> r_ r>
CO
p-
-
VO
o
eo O
VO
00
vo
vo
CO
Tf
rs
rs
CO
CO
vo CO p- CO ON VO o CO Tf ON
W0 — P- CO 00 Tf vq rs p- ro on vo © VO rs
vq cs co
©O — rsrscoeOTfvowo sO p- P~ CO On ON © ©
© —• — cs rs eo Tf vo vo vb sb P-' co co" on on cs rs rs CS
Tf CS WO vooNoop>coasasp-p-
Ov so — escoONsOTfescs CSP-P-ONVO — P-CO
r*. o oo 1^
VO -*
Tf _*
IN OOvOTfr-iwoCO p-ONTf — eo©eSTfvOP- oOP-rSi—'1—' — © ©
o r~
o
00
ro
00
Ov COP-V0©00vOSOTfCS©00Tfv_
Tf Tf r- Tfas00©VDCS00Tf
IN Ov •n
ro T f T f c n a N v o a s s o © T f c o — csiy
ro o o ©P-CSP-P-OOOOONVO
r- Ov in IN Ov VOrSOsTfvOVOrocO CO Tf p^
00 Ov
soeovOTf — oovors©
o o ro Tf •n vn VOP~ — ONON©^-iCSCOTfV0VO ON r—. Tf VO ON
O C >
Tf P- ©
"0
o 8 O o o o o o o o o ©©©©oo©©©©©©
rSeocoeoroTfTfTf
8© © © © © © ©
e s <_> o o o o o o o o o o p©0-©©©©©0©00 © © © © © o p
-C o
;_J Tf
o o o o o o O o o o d© ddddddddd ©©©©"©©©©
(/) IN tu 04
Tf Tf LZ OsONONP-COTfTfcSOOOOVCOC TfTf'nTfVOOGCSP-VOCOvOP-OOONOOCOTf
in cc ;__; ;_; s
^_o o
j^o © cSTfvooo©rscowop-ON
cs cS P* rs rs co co co co co eo
minp-ON — p-ccoo — cosoONcsvoascooo
TfTfTfTfininvoinvovovosop-P-p^oooo
© o o o © © o © o © ©
p- oc as Tf vo so P-
 Tf so as rs P- — Tf 00 __ VO — Tf CO CO _+ P- VO P- ON VO ON
" ' ~
©
Tf
ON
ON
VO
— ©
N_J
© p- co £
O_J ,>. on rj VO ro cs
'_ i—i
_? £
r-
S
-^
r*
o 00 O VO Tf Tf
- °°
P_ l~-
P- O vo rs
rs co On t> eo eo 21 Tf CS Tf OS vo J^ Tf vo
ON p^
8 cs Lr
ON JT CO ON
wo rs rs © en CO
as g as p- £& Tf
00
CO
co
vo
so so
p-
O © © © ©
© — — — cs cs rs CO CO Tf Tf
__
Tf
v,
vo.
V? m '^vo
WO
wo -
0
O) d d d d d d d © © © d d ^ d d © © © © © © © © ©
co
00 VO CO
<J> O Tf ^r_IM:>II!0,,rnv0T:,"^^"*^^rr',,^
rsp-X-ONp-woTf — O P- Tf Tf
cs Tf p- as —
_ >_,
SO ,,
VO — co p~ ._ Tf — as co co
—-1
o — 1—1 on cs p
vo p- 00 P- — 00 £ CS oo en p-
©vOTfcS
SO so ©
— — cs©
CS VO
vo
CS
so
VO
eo
ON
as I—. Tf in vo no zJ p- wo wo CO — Tf CO
Tf P- Tf GO Tf CO !* © cs as cs -
eo Tf o VO SO CS On — WO 00
•—' Tf V0 CS Tf os __ Tf
CO Tf as vo eo CS CS O P~ CO
OO cs WO 00 WO WO Tf SO On 00 vo i—' P- CO •—
o en —
S § - - -5 - 5 CO
cs
so
cs
00
CS
O
CO
©
Tf
co
Tf
vo
Tf
ON
Tf
CS
wo vo
WO CO
vo
cs
vo oo
00
r--
vo
co on
Tf
©
ON
©
Tf
—
© © © © © © © © o © © d d o©©o©©©© ©" © d ©
V0 — ON P- — ON 00 Tf vo — 00 so VO _ eo — — Tf Tf wo vo
— vo p- © Tf VO P* cs cs © -~i on vo on cs rs Tf
SO ON P- Tf o vo rs °
VO- ^W0 2
© - ON
ON -
ON ON W0 Tf — p, CO
. © Tf eo cs ON CS © vO SO ^ Tf CS —
_ oo on eo © p- — v_->
ON P- „ VO — £* VO
P- vo ,F1 —*
—
ON
cs
VD
cs
V0
cs
VO
cs
—
vo
sOrorooososOeovo
P- on m — ^ • - - vo P wo ©
<-'TfCOCSP-CS—• —
— p- © CO '_J ON © CS Tf CS i- v_ <^ i^
_:
© sO
WO P- CO
vc __ «n wo Tf
rs ro p- Tf .. _. — IP oo oo vo en oo vo _r ?_• on 00 P- sO
— CO Tf © Tf ON vo cs *" © cs rs ^ VO ^ Tf ON Tf
so -- vO
-—• f—« rs eo cncoTfTf'invovbvbp-
° — — CS co eo vo vb r: vb _, vo Tf- Tf
CD
0
CC
CO
0
00 __ vo — Tf co oo _. t— wo p- ON SO ON CO ON VO CO VO
© _. P- Tf —• p- p-
V0 Tf ov S >n --
p- oo O ro SO CO wo 00
00 ^ 00 © Tf K t» O SO
Tf
P- On
P~
co Tf cs Tf as
© ON . vo ro SO
•n
in S
p •*
m
so ON WO
P-
ON ON P- WO
ro ON vo WO On as so on ^ wo rs ON o
CS o rn
ro Ov L ro On Tf co wo p-
co VO P- WO 00 00 Tf O ON 00
vo © • ^ so On rs Tf
<* r? o P- O O
vo ©
00 CO VO SO
SO O ro SO ON Tf CO
ro po ,_. p — — — rs cs rs ro ro Tf Tf Tf "! m WO VO so VO vO P-
p- CO
00 00 00 ON
d d d d d d d dodo o ° o*
E ©©©©©© © © © ©
0 P^ oo wo ro p- On co so Tf P» Tf P- CO Tf
_

—
©
©
V0
©
WO
Tf
—
CS
00
£ 2 a s W0 Tf — CO © P- Tf Tf Tf P- SO
CO
vo
p-
i—i
—
ON
—
O0
vo
eo
ro wo p- oo p- —
oo rs © — - " " - - © s5 Tf CS —• — cs © vo vo co
© .. 00 © © WO © —'
X Q £ < On — Tf vo wo vo 'Q p- m Tf co Os SO p- © p- — VO Tf
CS
cs
V0
ON
CS
cS
VO
On
ON
ON
Tf P- Tf 00 Tf eo r^r co Tf VO P^ ON WO WO 00 00 Tf ON SO
_ co Tf cs rs —
— Tf WO CS Tf os 2 oo rs W0 ON CS ON — P- eO i—i CO — ©
O WO 00 — Tf VO 00 -o CO SO
© © — — — — °i cs rs -" Tf Tf WO WO wo VO
©' © © © © d ° © © © o © o © ' © ©*©©©"©' d © ©©©©©©©
00 P* VO Tf CS Os p- SO Tf cs i—'OsoOsOTfrop-p-p-p-.
CO CO 00 OO CO OOP-P-p-P-^ - -- -• -
VO P- CO ON © © ON 00 vo vo Tf co
CO CS f— © O „ CO ro 00 ro cO rs P- p- cs p~ rs
Tf ON Tf ON Tf ONTfONTfoOeooOrooO CO CS — ON 00 vo vo co rs O ON P SO
X ON P- SO Tf ro © vO co Tf — oo Tf — oo L_
V£ CO SO CO — --K
Tf ^^.1
rs r"fl.
as r-_
p- 1/N
vo *h-I
rs 1^
P-
vo
VO
—
CO
P-
'
CO 00
_ R 2 "'
i—J P^ CO ON
ro ON V0 — so rs co ON VO
00
d — — cs cs" — rs rs eo" co vo vb
vo vo vb vb P- 00 CC ON
a,
Tf Tf CO WO P- p- CO wo P-
vo eo —< rs vo P- <^ ^ P- "2 •nTfiNr-iNoOTfrstooiN
wo p~ p- rs oinooor-.inooooTfr--
o ON V0 d SO ON P- W0 rsiroinvOOO'—OvnTfoo o ro ;2 r- o
oo eo oo as — Os eo © 00 vO r-inroooroovin^--—-ro
p vo so -»
S
\u
©
wo
—
eo
co
rs
eo
en
—
ro ro wo °0 O JU oorooovoinTft—ovr— in
^S-»S«NiN- VO — O IN —'
IN
Tf
IN ro ro ro ro
•a
"C o o O O O
© © o O O O O O O
,<3 3 d d
O
:_! vo
© O O o d d d d d d d d d
en
CO rs tu U4
!NOviNoooor--r^vo<Noor~vn|--iNTfr-.inTfTf ON eo p- rs p- vo ro
ro r^-i ©
Oror^ovcivnoo--'TfvoovrNvnov<Nvoovror^ Ci VI CJN in o si) Tf
© CS
^_--^-.^— rsiNiNrorororOTfTfTfinininvovo P- P- P- 00 Os On On
—
O O O O O O o O o o O O © © O vo
OOOOOOOO Tf
^-> -^ ^- irv vO t^- 0C Tf in vo f- oo ov rs eo WO sO P» on CrN ON
e>J Cvl C-l CS C-J r-i r. ^j C-J <~~t