Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN STUNTING DAN CARA PENCEGAHANNYA

Oleh: Safrina,SE

Pernah dengar stunting Sebagian orang mungkin asing dengan istilah tersebut, Stunting
adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, Di
Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak
Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan
(growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, Hal ini
disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth
faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan
otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan
keberhasilan pendidikan, Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan
menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan kesenjangan dimasyarakat.

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mengatakan
"Ajarkan ke anak-anak kita, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil
yang direncanakan." "Berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar
anaknya tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga
dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen.
Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus menurun
hingga 23,6 persen, Dari data yang sama, diketahui pula stunting pada balita di Indonesia pun
turun menjadi 30,8 persen. Adapun pada Riskesdas 2013, stunting balita mencapai 37,2 persen,
Perlu diketahui bahwa riskesdas memang dirilis setiap lima tahun sekali. Sedangkan stunting
adalah kondisi gagal tumbuh yang antara lain disebabkan gizi buruk, Anak dikatakan stunting
ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik pertumbuhan standar dunia. Atau dalam
bahasa yang lebih umum adalah kuntet. Dari Riskesdas 2018 itu, sangat pendek mencapai 6,7

Penurunan angka stunting di Indonesia adalah kabar baik, tapi belum berarti sudah bisa
membuat tenang. Maklum, bila merujuk pada standar WHO, batas maksimalnya adalah 20
persen atau seperlima dari jumlah total anak balita.

"Stunting diyakini akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan,


dan memperlebar ketimpangan. Situasi ini jika tidak diatasi segera maka dapat dipastikan
Indonesia tidak mampu bersaing menghadapi tantangan global pada masa depan," kata seorang
juru bicara Konsepsi-NTB, Dr Muh Taqiuddin,

Penyebab Stunting

Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-
faktor berikut:

1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama


2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak
6. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan
7. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal
(setelah melahirkan)
8. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
9. Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan
makanan saat ini tidak memadai, Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu
seorang.Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi lain terkait
kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas
dan kematian akibat infeksi.

Gejala Stunting

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda

Mencegah Stunting

Mencegah Stunting akibat asupan gizi yang kurang dapat dilakukan dengan memenuhi
kebutuhan gizi yang sesuai, Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana jalan yang
paling tepat agar kebutuhan gizi dapat tercukupi dengan baik.

Pencegahan Stunting bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini :

 Berikan anak gizi seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dan untuk
perkembangan otak anak.
 Melakukan aktivitas fisik, minimal olah raga 30 menit setiap hari.
 Jangan biarkan anak tidur larut malam agar anak mendapat istirahat yang cukup.

Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari
pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun, Jika
pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki
efek jangka pendek dan efek jangka panjang

Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi


kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran, Sedangkan gejala
jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan osteoporosis.
Oleh karena itu, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000
hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil,
Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga
dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya, , pada saat bayi telah lahir, penelitian
untuk mencegah Stunting menunjukkan bahwa, konsumsi protein sangat mempengaruhi
pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan, Anak yang mendapat asupan protein
15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi
dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori Anak usia 6 sampai
12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan.

Sementara anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat
badan, Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia pertama kali
mencicipi, "Ternyata hormon pertumbuhan itu kerjanya pukul 00.00 sampai 01.00 malam. Dia
(hormon) bekerja kalau tidur nyenyak. Dengan cara itu anak bisa tinggi," Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013, sekitar 37,2 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun
mengalami stunting. Kementerian Kesehatan dengan dukungan Millennium Challenge Account-
Indonesia (MCA-I), melalui Program Hibah Compact Millennium Challenge Corporation (MCC)
melakukan Kampanye Gizi Nasional Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM).
Salah satu intervensi dalam program PKGM adalah tentang perubahan prilaku masyarakat, yang
dilakukan dalam program Kampanye Gizi Nasional (KGN). Program KGN di wilayah OKI dilakukan
dengan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian
pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan,
bagaimana tekstur yang baik, berapa banyak yang harus diberikan, termasuk pengetahuan pentingnya
ASI Eklusif.

Banyaknya anak stunting akan memengaruhi kualitas generasi muda Indonesia di masa
mendatang, maka dari itu orang tua wajib memperhatikan tumbuh kembang anak sebelum
terlambat.

Sumber: promkes.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai