DI SUSUN OLEH :
1. Novita Sari (19010008)
Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini telah mengalami perubahan akibat dari kemajuan
teknologi dan industri. Kebiasaan merokok, obesitas, makan makanan junkfood dan konsumsi
kafein merupakan salah satu gaya hidup yang tidak bisa dihindari. Dampak dari gaya hidup yang
buruk tersebut menyebabkan timbulnya penyakit, salah satunya yaitu penyakit refluks
gastroesofageal atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) (Syam et al. 2013).
Prevalensi GERD di Asia secara umum lebih rendah dibandingkan dengan negara barat,
namun demikian data terakhir menunjukkan bahwa prevalensinya semakin meningkat (Syam et al.
2013). Peningkatan ini disebabkan oleh karena adanya perubahan gaya hidup yang meningkatkan
seseorang terkena GERD, seperti merokok dan juga obesitas. Prevalensi GERD secara gender tidak
ada perbedaan yang signifikan secara statistik dengan rasio laki-laki/perempuan adalah 1:1,03.
Prevalensi GERD secara signifikan lebih tinggi pada usia 30-70 tahun dibandingkan pada mereka
yang berusia 18-29 tahun, dan kelompok usia 50-59 tahun memiliki prevalensi tertinggi.
Penyakit refluks gastroesofageal atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu
keadaan patologis dimana cairan lambung dengan berbagai kandungannya mengalami refluks ke
dalam esofagus. Penyakit ini terjadi akibat lower esophageal sphincter yang berada di antara
esofagus dan lambung tidak berfungsi dengan baik (Sudoyo et al. 2006). Menurut dr. Andi, Sp.Kj
bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan risiko dua sampai empat kali lipat dari
penyakit GERD. Beberapa peneliti percaya bahwa bahan kimia otak yang disebut cholecystokinin
(CCK), yang telah dikaitkan dengan panik dan gangguan pencernaan, mungkin memainkan peran
dalam timbulnya GERD pada orang dengan gangguan kecemasan. Faktor lain yang memungkinkan
dan berkontribusi adalah ketika orang cemas mereka cenderung memicu atau memperburuk refluks
asam lambung ke kerongkongan
Penderita GERD mengalami gejala yang dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup,
sehingga diperlukan diagnosis yang tepat agar pemberian terapi adekuat. Anamnesis yang cermat
merupakan cara utama untuk menegakkan diagnosis GERD. Mengetahui keluhan utama dari
anamnesis merupakan suatu hal yang sangat penting, karena keluhan utama tersebut yang menjadi
alasan mengapa pasien tersebut datang dan meminta bantuan kepada dokter. Keluhan utama dapat
memberikan suatu gambaran bagi dokter ke mana arah penyakit yang diderita sehingga alur
anamnesis dapat berjalan dengan baik dan dokter dapat menyimpulkan dan menentukan diagnosis
dengan tepat (Gleadle dan Safitri. 2006)
B. Tujuan Intruksional Umum
pengunjung dapat memahami tentang GERD ansietas dan cara perawatannya di rumah.
kembali tentang :
E. Media
a. Leaflet
b. Banner GERD ansietas
F. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan :
akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
rumah
penyuluh.
3. 10 menit Evaluasi :
4. 5 menit Penutup :
memperhatikan
H. Pengorganisasian
RINCIAN TUGAS
Pemateri: Bertugas memberikan penjelasan tentang materi yang akan disampaikan kepada audien.
Observator: Bertugas mengobservasi jalanya kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan.
I. Setting tempat
Moderator
Pemateri
Observator
Dokumentasi
Fasilitator
Peserta
J. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
disampaikan
c. Evaluasi Akhir
iv. Menjelaskan kembali hubungan GERD ansietas dengan kecemasan dan panik
1. Pengertian GERD
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan suatu gangguan di mana isi lambung
mengalami refluks secara berulang ke bagian esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala
dan/atau komplikasi yang mengganggu kualitas hidup (Syam et al. 2013).
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan GERD menurut dr. Andi, Sp.Kj (2011) meliputi :
a. Perubahan Gaya Hidup :
1) Tidak merokok
2) Tidak minum alkohol
3) Diet rendah lemak
5. Pencegahan GERD
4. Hindari konsumsi susu terutama pada waktu jam tidur (meningkatk sekresi asam
lambung)
9. Makan secara perlahan dan kunyah secara menyeluruh untuk mengu sendawa
10. Pertahankan posisi tegak selama 1 atau 2 jam setelah makan, memungkinkan
11. Naikan kepala ke tempat tidur kurang lebih 45º
12. Hindari mengangkat beban berat, mengedan, dan bekerja dengan membungkuk
DAFTAR PUSTAKA
http://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/20/14584232/
Hubungan.GERD.dan.Ganggua n.Panik
https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety- disorders/index.shtml
http://sehatmagazine.blogspot.co.id/2017/02/hubungan-penyakit-gerd-dan-
serangan.html
Yusuf, Ismail. 2009. Diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Secara Klinis.
PPDS Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009.